bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...
TRANSCRIPT
50
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
Setiap penelitian yang akan dilakukan, terlebih dulu harus ditentukan
metode yang akan digunakan sehingga tujuan dari penelitian tersebut dapat
dicapai. Metode sangat berhubungan dengan prosedur, alat dan desain penelitian
yang memudahkan dalam melakukan penelitian.
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada program pendampingan anak yang
berkonflik dengan hukum di Jl. Jakarta No. 29 Kebon Waru Bandung
RUTAN (Rumah Tahanan) Kelas I Bandung. Pendampingan ini
diselenggarakan oleh LSM Kalyanamandira yang berada di Jl.
Kliningan 3 No 9B
2. Subjek penelitian
Penelitian yang akan dilakukan harus memiliki populasi dan
sampel. Populasi dan sampel adalah hal terpenting ketika seorang
peneliti akan mengadakan penelitian karena populasi dan sampel
merupakan objek atau subjek yang nanti dijadikan sebagai sumber data
dalam penelitian
Menurut Arikunto (2006:145) menjelaskan bahwa:
Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh
peneliti. Jika kita berbicara tentang subjek penelitian, sebetulnya
kita berbicara tentang unit analisis, yaitu subjek yang menjadi
pusat perhatianatau sasaran peneliti. Dalam penelitian ini,
responden adalah orang yang dimintai memberikan keterangan
suatu fakta atau pendapat.
Responden penelitian adalah orang yang dapat merespon,
memberikan informasi tentang data penelitian. Sedangkan sumber data
adalah benda, hal atau orang dan tempat dimana peneliti mengamati,
membaca, atau bertanya tentang data. Subjek penelitian diambil
dengan maksud dan tujuan untuk dapat meneliti lebih jauh sehingga
51
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
peneliti dapat memperoleh informasi dalam melakukan penelitian
evaluatif program pedampingan pada anak konflik hukum di Rutan
kebon waru, bandung.
Sebagai sumber informasi yaitu koordinator tim pendamping dan
salah satu anggota tim pendamping yang dapat memberikan informasi
atau data tentang dirinya serta bagaimana pengalamannya yang
berkaitan dengan pelakasanaan pendampingan di Rutan kebon waru
Bandung, yang meliputi penyediaan sumber pendukung, implementasi,
dan hasil dari pelaksanaan pendampingan di Rutan kebon waru ,
bandung. Maka yang menjadi subjek penelitiannya terdiri dari 22 anak
konflik hukum, koordinator tim pendamping, 1 orang tim pendamping
(fasilitator), dan 1 orang praktisi dari LAHA (lembaga advokasi hak
anak) yang ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program
pendampingan.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan rancangan yang dibuat guna
memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang terjadi saat ini,
dan ciri dari desain penelitian yaitu mendeskripsikan kejadian atau
peristiwa yang bersifat faktual, dilakukan secara survey, bersifat mencari
informasi faktual dan dilakukan secara mendetail, mengidentifikasi
masalah atau untuk mendapatkan justifikasi keadaan dan praktek yang
sedang berlangsung, mendeskripsikan subjek yang sedang dikelola oleh
kelompok orang tertentu dalam waktu yang bersamaan
1. Menentukan fokus penelitian
Fokus pada penelitian ini adalah mengevaluasi program
pendampingan terhadap anak konflik hukum. Fokus ini di tentukan
berdasarkan permasalahan yang dialami oleh anak konflik hukum
selama berada di rutan Kebon Waru dimana peneliti sebelumnya
melakukan penelitian mengenai proses pelaksanaan pendampingan
terhadap anak konflik hukum, untuk itu fokus penelitian selanjutnya
adalah mengevaluasi program pendampingan setelah penulis
52
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melakukan observasi di tempat pelaksanaan program pendampingan,
penulis juga mendapat informasi ternyata ada anak yang sudah lebih
dari dua kali keluar-masuk Rutan Kebon Waru, informasi tersebut
yang menguatkan penulis untuk melakukan penelitian evaluatif
program pendampingan terhadap anak konflik hukum di Rumah
Tahanan Kebon Waru Bandung yang diselenggarakan oleh LSM
Kalyanamandira
2. Menentukan teori yang digunakan
Teori yang digunakan oleh penulis yaitu konsep penelitian
evaluatif, konsep program, konsep pendampingan, konsep anak konflik
hukum, dan konsep pendidikan luar sekolah
3. Menentukan sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah 22 orang anak konflik
hukum, koordinator pendampingan, 1 orang fasilitator/tim
pendamping, dan 1 orang praktisi dari LAHA (Lembaga Advokasi Hak
Anak)
4. Menentukan instrumen penelitian dan teknik pengumpulan data
Instrumen yang digunakan oleh penulis untuk melakukan
penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak konflik
hukum yaitu wawancara yang digunakan untuk mewawancarai
koordinator tim pendamping, fasilitator/pendamping, dan praktisi dari
LAHA. Teknik wawancara digunakan karena dirasa cocok untuk
mengetahui penyediaan sumber pendukung dan implementasi dari
program pendampingan. Selain itu, untuk mengetahui perkembangan
peningkatan kemampuan keterampilan warga belajar sebelum dan
setelah mengikuti program pendampingan (pengolahan limbah plastik)
digunakan format Pre test dan post test serta lembar observasi.
5. Rencana analisis data
Setelah penulis memperoleh data yang dibutuhkan dalam
penelitian mengenai penelitian evaluatif program pendampingan
53
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
terhadap anak konflik hukum, kemudian data tersebut akan disajikan
dan dianalisis pada BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
6. Rencana mencapai tingkat kepercayaan dan kebenaran penelitian
Agar data yang diperoleh peneliti pada penelitian mengenai
penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak konflik
hukum valid dengan permasalahan yanng akan diteliti, maka dilakukan
pengumpulan data melalui beberapa narasumber seperti yang telah
ditentukan di sumber data
7. Mempersiapkan laporan penulisan dan penyelesaian penelitian
Laporan yang dikerjakan peneliti dari hasil penelitian di lapangan
mengenai penelitian evaluatif program pendampingan terhadap anak
konflik hukum di Rumah Tahanan Kebon Waru Bandung sesuai
dengan teori-teori yang telah dikemukakan pada BAB II
C. Metode penelitian
Melalui penelitian manusia dapat menggunakan hasilnya. Secara
umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan untuk
memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah. Penelitian yang
dilakukan tidak terlepas dari metode dan alat yang digunakan dalam
mengumpulkan data.
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Menurut
Surakhman (1994: 139) menjelaskan bahwa metode adalah cara utama
yang digunakan untuk mencapai tujuan, misalnya untuk menguji
serangkaian hipotesis atau penelitian dengan menggunakan teknik serta
alat-alat tertentu.
Penelitian ini dikategorikan sebagai penelitian evaluasi dengan
menggunakan metode studi kasus (case studies). Studi kasus bertujuan
untuk; (1) menghasilkan deskripsi detail dari suatu fenomena; (2)
mengembangkan penjelasan-penjelasan yang dapat diberikan dari studi
kasus itu; dan (3) mengevaluasi fenomena-fenomena (D. Gall & P. Gall,
2003:439). Studi kasus sering digunakan untuk menyelidiki unit sosial
54
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
yang kecil seperti keluarga, klub sekolah dan kelompok remaja atau
“gang” (Jacobs, Razavieh, 1999:416-417). Sedangkan Robert Stake
mengemukakan, bahwa sebagai suatu bentuk penelitian, studi kasus
diartikan dengan perhatian dalam kasus perorangan bukan dengan metode
dari inquari yang digunakan (D. Gall & P. Gall, 2003:435). Beberapa
referensi menunjukkan bahwa studi kasus merupakan bagian dari
penelitian kualitatif.
Metode yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
penelitiannya adalah metode penelitian kualitatif dengan penguatan
prosentase. Bogdan dan Taylor (Moleong, 2007:3) mengemukakan bahwa
metodelogi kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati.
Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian
naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi alamiah (natural
setting) peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif disini lebih
dispesifikasi lagi dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu
lebih menjelaskan, menggambarkan melalui pendeskripsian,
pengembangan secara sistematis, faktual, dan akurat.
Hal ini peneliti ingin memperoleh gambaran secara mendalam
tentang pelaksanaan pendampingan (penyediaan sumber pendukung,
implementasi dan hasil) di Rutan Kebon Waru Bandung. Sebagaimana
salah satu alasan menggunakan pendekatan kualitatif adalah pengalaman
para peneliti dimana metode ini dapat digunakan untuk menemukan dan
memahami apa yang tersembunyi sehingga sulit untuk dipahami secara
memuaskan.
D. Definisi Operasional
Dalam pemahaman yang tepat maka penelitian diperlukan definisi
operasaional yang berisi mengenai judul serta fokus dari penelitian yang
dilaksanakan
55
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Studi Evaluasi
Studi evaluasi difokuskan pada suatu kegiatan dalam suatu unit
tertentu. Kegiatan tersebut dapat berbentuk program, proses, ataupun
hasil kerja, sedangkan unit dapat berupa tempat, organisasi, ataupun
lembaga. Penelitian ini dapat menilai manfaat atau kegunaan,
sumbangan dan kelayakan dari suatu kegiatan dalam satu unit.
2. Program
Program dapat diartikan menjadi dua istilah yaitu program dalam
arti khusus dan program dalam arti umum. Pengertian secara umum
dapat diartikan bahwa program adalah sebuah bentuk rencana yang
akan dilakukan. Program pendidikan luar sekolah dapat diartikan
sebagai kegiatan yan disusun secara terencana dan memiliki tujuan,
sasaran, isi dan jenis kegiatan, pelaksana kegiatan, proses kegiatan,
waktu, fasilitas, alat-alat, biaya, dan sumber-sumber pendukung
lainnya.
3. Pendampingan
Pendampingan bahwa yang didampingi adalah satu pihak yang
memiliki kelemahan atau kekurangan sehingga perlu didampingi. Hal
ini dapat dikatakan seperti menyertai dan menemani secara dekat,
bersahabat dan bersaudara serta hidup bersama dalam suka dan duka,
bahu membahu dalam menghadapi kehidupan untuk mencapai tujuan
bersama yang diinginkan.
4. Anak Konflik Hukum
Anak Konflik Hukum adalah anak yang disangka, di dakwa
maupun dipidana dalam masalah hukum
5. Keterampilan
Keterampilan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas. Dalam
penelitian ini keterampilan yang dimaksud adalah kemampuan dalam
mempelajari sesuatu dengan baik.
56
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6. Pengolahan Limbah Plastik
Pengolahan limbah plastik berarti mengolah sampah berbahan
dasar plastik yang tidak berguna lagi menjadi sesuatu yang bermanfaat
7. Rutan
Rumah tahanan atau juga sering disebut Rutan adalah tempat
Tempat tersangka/terdakwa ditahan sementara sebelum keluarnya
putusan pengadilan yang berkekuatan hukum
E. Instrumen penelitian
Menurut Suharsimi Arikunto (2000:134), instrumen pengumpulan data
adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sitematis dan
dipermudah olehnya. Dalam setiap penelitian, instrumen merupakan
sesuatu yang mempunyai kedudukan sangat penting, karena instrumen
akan menentukan kualitas data yang dikumpulkan. Semakin tinggi kualitas
instrumen, semakin tinggi pula hasil evaluasinya (Arikunto dan Jabar,
2008:92). Dengan demikian kualitas suatu penelitian/evaluasi ditentukan
oleh paling tidak empat kriteria berikut ini:
1. Sahih (valid), yaitu mengukur apa yang semestinya diukur
(measure what it should measure).
2. Keterandalan (reliable), yaitu instrumen tersebut bisa digunakan
kapanpun dengan hasil yang kurang lebih sama.
3. Practicable, yaitu instrumen tersebut mudah digunakan, mudah
dimengerti, praktis, dan tidak rumit.
4. Ekonomis, yaitu instrumen tersebut tidak banyak membuang uang,
waktu, dan tenaga dalam penyusunannya.
Selanjutnya Nasution (1988) menyatakan:
“Dalam penelitian kualitatif, tidak ada pilihan lain dari pada
menjadikan manusia sebagai instrumen penelitian utama.
Alasannya adalah bahwa, segala sesuatunya belum mempunyai
bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian,
hipotesis yang digunakan, bahkan hasil yang diharapkan, itu
semuanya tidak dapat ditentukan secara pasti dan jelas
sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu dikembangkan sepanjang
57
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tidak pasti dan tidak
jelas, tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri sebagai
alat satu-satunya yang dapat mencapainya”
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang dapat membantu
untuk memperoleh data dalam penelitian. Teknik pengumpulan data dalam
penelitian ini dilakukan dengan melalui:
1. Observasi
Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang
sangat lazim dalam metode penelitian kualitatif. Observasi hakikatnya
merupakan kegiatan dengan menggunakan pancaindera, bisa
penglihatan, penciuman, pendengaran, untuk memperoleh informasi
yang diperlukan untuk menjawab masalah penelitian. Hasil observasi
berupa aktivitas, kejadian, peristiwa, objek, kondisi atau suasana
tertentu, dan perasaan emosi seseorang. Observasi dilakukan untuk
memperoleh gambaran nyata suatu peristiwa atau kejadian untuk
menjawab pertanyaan penelitian. Bungin (2007: 115-117)
mengemukakan beberapa bentuk observasi, yaitu: 1). Observasi
partisipasi, 2). observasi tidak terstruktur, dan 3). observasi kelompok.
Berikut penjelasannya:
a. Observasi partisipasi adalah (participant observation) adalah
metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun
data penelitian melalui pengamatan dan penginderaan di mana
peneliti terlibat dalam keseharian informan.
b. Observasi tidak terstruktur ialah pengamatan yang dilakukan
tanpa menggunakan pedoman observasi, sehingga peneliti
mengembangkan pengamatannya berdasarkan perkembangan
yang terjadi di lapangan.
c. Observasi kelompok ialah pengamatan yang dilakukan oleh
sekelompok tim peneliti terhadap sebuah isu yang diangkat
menjadi objek penelitian.
58
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Observasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu observasi
partisipan/partisipasi, dimana peneliti ikut terlibat dalam pelaksanaan
program pendampingan yang dilaksanakan di Rutan Kebon Waru
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara
penanya dengan yang ditanya atau diwawancara dengan menggunakan
alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
Walaupun wawancara adalah proses percakapan yang berbentuk tanya
jawab dengan tatap muka, wawancara adalah suatu proses
pengumpulan data untuk suatu penelitian. Beberapa hal dapat
membedakan wawancara dengan percakapan sehari-hari, antara lain:
a. Pewawancara dan responden biasanya belum saling mengenal
sebelumnya
b. Responden selalu menjawab pertanyaan
c. Pewawancara selalu bertanya
d. Pewawancara tidak selalu menjuruskan pertanyaan kepada
suatu jawaban, tetapi harus selalu bersifat netral
e. Pertanyaan yang ditanyakan mengikuti panduan yang telah
dibuat sebelumnya. Pertanyaan panduan ini dinamakan
interview guide
Selama penelitian, peneliti melakukan teknik wawancara dengan
pengelola LSM Kalyanamandira dan beberapa praktisi yang ikut
membantu selama pelaksanaan pendampingan dan dapat dipercaya
serta dipertanggungjawabkan. Wawancara dilakukan untuk
memperoleh data mengenai program pendampingan yang
dilaksanakan dilihat dari penyediaan sumber pendukung,
implementasi program, dan hasil pelaksanaan program setelah warga
belajar mengikuti pelaksanaan program pendampingan.
59
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tes
Suharsimi Arikunto (2010 : 266) mengemukakan pendapat
mengenai tes bahwa tes digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya
sesuatu ataupun besarnya kemampuan suatu objek yang diteliti.
Menurut zainal arifin (2009:125) tes di bagi dalam dua bentuk yaitu :
a. Bentuk uraian objektif
Tes objektif sering disebut tes dikotomi karena jawabannya antara
benar atau salah dan skornya antara 1 atau 0. Jawaban untuk tes
objektif hasilnya akan sama karena kunci jawabannya sudah jelas
dan pasti. Tes objektif terdiri dari beberapa bentuk, yaitu :
1) Benar-salah, merupakan bentuk tes yang mengandung 2
kemungkinan jawaban, yaitu benar atau salah.
2) Pilihan-ganda, merupakan tes dengan soal tes bentuk pilihan-
ganda terdiri atas pembawa pokok persoalan dan pilihan
jawaban.
3) Menjodohkan, bentuk tes menjodohkan terdiri atas kumpulan
soal dan kumpulan jawaban yang keduanya dikumpulkan pada
dua kolom yang berbeda, yaitu kolom sebelah kiri menunjukan
persoalan, dan kolom sebelah kanan menunjukan kumpulan
jawaban.
4) Jawaban singkat dan melengkapi, merupakan tes yang masing-
masing menghendaki jawaban dengan kalimat dan atau angka-
angka yang hanya dapat dinilai benar atau salah.
Pada penelitian evaluatif terhadap program pendampingan ini
instrumen tes yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman
dan aplikasi warga belajar terhadap alat dan bahan yang akan
diberikan dan setelah diberikan, maka instrumen tes yang digunakan
dan dianggap sesuai adalah jenis tes objektif, dalam tes objektif dipilih
tes pilihan ganda, karena menurut penulis tes ini yang paling tepat
untuk digunakan dengan subjek penelitiannya adalah anak konflik
hukum sebagai warga belajar program pendampingan.
60
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. Skala sikap
Sikap merupakan suatu kecenderungan tingkah laku untuk berbuat
sesuatu dengan cara, metode, teknik, dan pola tertentu terhadap dunia
sekitar, baik berupa orang-orang maupun berupa objek-objek tertentu.
Saifuddin Azwar (2010 : 95) mengungkapkan skala sikap sebagai
berikut :
“Metode pengungkapan sikap dalam bentuk self-report yang
hingga kini dianggap sebagai paling dapat diandalkan adalah
dengan menggnakan daftar pernyataan-pernyataan yang harus
dijawab oleh individu yang disebut sebagai skala sikap.”
Hamid Darmadi (2011:104) dalam bukunya mengatakan bahwa
ada beberapa bentuk skala yang dapat digunakan untuk mengukur
sikap, antara lain:
a. Skala Likert
Skala Likert ini telah banyak digunakan oleh para peneliti guna
mengukur persepsi atau sikap seseorang. Skala ini menilai sikap
atau tingkah laku yang diinginkan oleh para peneliti dengan
mengajukan beberapa pertanyaan kepada responden, kemudian
responden diminta memberikan pilihan jawaban atau respons
dalam skala ukur yang telah disediakan, misalnya sangat setuju
(SS), setuju (S), tidak setuju (TS), dan sangat tidak setuju (STS).
b. Skala Thurston
Skala thurston tidak jauh berbeda dengan skala likert hanya saja
skala thurston menilai sikap dengan cara mempresentasikan
statemen tentang topik yang disusun dari yang tidak favorit, netral,
dan sangat tidak disenangi.
c. Skala Guttman
Skala guttman sering pula disebut sebagai teknik komulatif, yang
artinya ketika responden setuju item no2 maka artinya responden
setuju item no1. Jika responden setuju item no3 maka di asumsikan
bahwa responden tersebut setuju item no 1 dan no 2. Skala ini
menunjukan tingkatan.
61
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Skala Rating
Pada skala rating ini, penilai atau rater diasumsikan bahwa mereka
adalah orang-orang yang mengetahui benar tentang tingkah laku
individual tersebut.
e. Skala Simentis (Semantic Differential Technique)
Skala sikap dengan menggunakan skala simentis ini dikonstruksi
dengan memilih kata-kata sifat yang berpasangan contohnya jelek-
baik, aktif-pasif, tajam-tumpul, senang-sedih, sulit-mudah dll.
Skala sikap merupakan kumpulan pertanyaan-pertanyaan mengenai
tingkah laku, dalam hal ini penulis akan meneliti mengenai sikap
warga belajar setelah mengikuti program pendampingan dan yang
menjadi subjek penelitian dengan teknik pengumpulan data melalui
skala sikap yaitu anak konflik hukum yang mengikuti program
pendampingan.
5. Studi Kepustakaan
Menurut Subana (2005:77) studi kepustakaan merupakan salah
satu kegiatan penelitian yang mencakup “Memilih teori,
mengidentifikasi literatur atau kepustakaan dan menganalisis
dokumen, serta menerapkan hasil analisis sebagai landasan teori bagi
penyelesaian masalah dalam penelitian yang dilakukan”.
Dalam hal ini studi kepustakaan digunakan sebagai bahan acuan
yang membantu peneliti memperkaya teori-teori dan konsep yang
berkaitan dengan penelitian.
6. Studi Dokumentasi
Menurut Arikunto (2006:158) dokumentasi adalah mencari dan
mengumpulkan data mengenai hal-hal berupa catatan, transkip, buku,
surat kabar, majalah, notulen, rapot, agenda dan sebagainya. Studi
dokumentasi yang dilakukan peneliti sebagai pelengkap dalam
mengumpulkan data yaitu berupa dokumentasi pelaksanaan kegiatan
baik itu berupa foto, agenda kegiatan maupun catatan-catatan yang
bersangkutan dengan pelaksanaan kegiatan.
62
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7. Triangulasi
Dalam teknik pengumpulan data, triangulasi diartikan sebagai
teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai
teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada yang artinya
peneliti menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda
untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Peneliti
menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan
dokumentasi untuk sumber data yang sama secara serempak.
G. Langkah-langkah pengumpulan data
Langkah-langkah pengumpulan data meliputi : (1) tahap pra lapangan
atau tahap persiapan, (2) tahap pelaksanaan, dan (3) tahap pelaporan.
Langkah-langkah yang di tempuh sebagai berikut :
1. Tahap persiapan
Tahap persiapan atau juga disebut sebagai tahap pra lapangan yang
dilakukan peneliti sebagai berikut :
a. Peneliti melakukan observasi di berbagai tempat baik itu PKBM,
LSM maupun organisasi yang menyelenggarakan kegiatan di jalur
pendidikan luar sekolah dengan bantuan dan rekomendasi dari
berbagai pihak.
b. Peneliti menentukan fokus penelitian yang sekiranya tidak
menyulitkan peneliti dalam proses pelaksanaan penelitian
c. Peneliti menentukan strategi supaya dipermudah dalam
mendapatkan data dan informasi yang diperlukan dalam
pelaksanaan penelitian
d. Mempersiapkan diri dalam beradaptasi dengan lingkungan
pelaksanaan penelitian dan mempersiapakan alat-alat yang
dibutuhkan dalam pelaksanaan penelitian berupa buku catatan,
camera digital, flashdisk dan lain sebagainya
63
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan adalah tahap yang dilakukan untuk menggali
informasi secara menyeluruh dan lebih mendalam. Pada tahap ini
peneliti melakukan:
a. Peneliti mulai menggali informasi data dengan melakukan
wawancara sehingga memperoleh informasi serta data yang
diperlukan Dalam tahapan ini peneliti melakukan wawancara
kepada beberapa pengelola LSM Kalyanamandira selaku petugas
yang bertanggung jawab dalam program pendampingan terhadap
anak konflik
b. Peneliti melakukan observasi ke lokasi atau tempat kegiatan
bersama tim pendamping dari LSM Kalyanamandira maupun
praktisi yang ikut berpartisipasi dalam program pendampingan.
c. Peneliti melakukan wawancara secara mendalam kepada responden
maupun pelaksana pendampingan terkait pelaksanaan program
pendampingan
d. Agar memudahkan peneliti dalam mendapatkan informasi lebih
akurat peneliti ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan program
pendampingan meskipun hanya sesekali
3. Tahap pelaporan
Tahap pelaporan merupakan tahapan terakhir peneliti dalam
melakukan penelitian. Pada tahap ini peneliti mengolah data dan
informasi secara jelas dan sesuai ketentuan penelitian
H. Analisis Data
Bogdan dalam buku sugiyono (2011:244) menyatakan bahwa analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh
dari hasil wawancara, catatan dilapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga
dapat dipahami dan temuannya dapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dalam penelitian evaluatif terhadap program pendampingan
pada anak konflik hukum dilakukan dengan mencari data,
mengorganisasikan data, menganisis data yang di dapat melalui
64
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
wawancara, observasi, tes, skala sikap, studi dokumentasi serta triangulasi,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan yang dapat di pahami oleh orang lain maupun penulis.
Berikut tahapan-tahapan penulis dalam melakukan analisis data
1. Melakukan seleksi data
2. Mengklasifikasikan data sesuai dengan kebutuhan penelitian
3. Mengolah data yang diperoleh melalui wawancara sebagai berikut:
a. Data wawancara yang diperoleh di masukkan kedalam kolom
dengan format kolom yaitu: no, pertanyaan, pihak yang
diwawancara dan deskripsi jawaban
no Pertanyaan sumber Deskripsi jawaban
b. Mendeskripsikan semua hasil jawaban
4. Mengolah data yang diperoleh melalui test (pre test dan post test),
sebagai berikut:
a. Data tes yang diperoleh dimasukan kedalam tabel dengan format
kolom yaitu : nomor, nama, hasil pre tes, hasil post tes, selisih hasil
yang diperoleh.
No Nama Hasil pre tes Hasil post tes Selisih
Catatan: hasil selisih adalah hasil post tes (–) hasil pre tes
b. Mendeskripsikan hasil dari pre tes dan post tes yang telah
diperoleh.
5. Mengolah data yang diperoleh melalui skala sikap (likert) sebagai
berikut:
a. Data skala sikap yang diperoleh di masukkan kedalam tabel
dengan format kolom yaitu: nomor, nama, aspek (+) dan (-), skor,
menentukan skala, dan diberi keterangan
65
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No
Aspek
Skor Skala Ket. Motivasi Harapan Kerjasama Ketekunan
(+) (-) x (+) (-) x (+) (-) x (+) (-) x
b. Kriteria perhitungan jawaban
Pilihan Jawaban Skor
SS = Sangat Setuju 5
S = Setuju 4
RR = Ragu-Ragu 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono
c. Rumus yang digunakan untuk mengetahui prosentase dari data
skala likert ini sebagai berikut:
Maka didapatkan nilai untuk batas atas dan batas bawah sebagai
berikut:
Kriteria rentang sikap
Tabel 3.2 Rentang Sikap
No. Rentang Sikap
1. 0 – 1,5 Negatif
2. 1,5 – 2,5 Netral
3. 2,5 – 4 Positif
Sumber: Sugiyono
6. Mengolah data yang diperoleh dari observasi (keterampilan) sebagai
berikut:
a. Data yang diperoleh dimasukkan kedalam tabel dengan format
kolom yaitu: nomor, nama, aspek, jumlah ( ∑ ), prosentase (%).
66
Daniati, 2013
STUDI EVALUASI PROGRAM PENDAMPINGAN PADA ANAK KONFLIK HUKUM MELALUI KETERAMPILAN PENGOLAHAN LIMBAH PLASTIK DI RUTAN KELAS I KEBON WARU Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
No Nama
Aspek Jumlah
(∑)
Prosentase
(%) Menyiapkan
alat
Menyiapkan
bahan Membuat
Desain
warna
Catatan: Jumlah (∑) didapat dari jumlah seluruh aspek yang
diperoleh (1-4)
Tabel 3.4 Kriteria Observasi
Pilihan Jawaban Skor
ST = Sangat Terampil 4
T = Terampil 3
KT = Kurang Terampil 2
STT = Sangat Tidak Terampil 1
Sumber: sugiyono
b. Menghitung prosentase (%) pada Observasi
Jumlah Skor individu =
x 100
c. Data observasi lainnya (tanpa dihitung) disajikan berupa deskripsi
7. Melakukan analisis data, data yang telah dideskripsi, diprosentasekan,
dan di jumlahkan kemudian dianalisa untuk menafsirkan jawaban yang
diberikan responden.
8. Melakukan penarikan kesimpulan, dari data yang telah dianalisis
kemudian disimpulkan.
9. Memberikan saran-saran agar program tersebut kedepannya dapat
lebih baik lagi.