bab iii metode penelitian a. lokasi dan subjek...
TRANSCRIPT
22 Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di salah satu SMA dan MA di Provinsi Jawa
Barat. Adapun teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
ialah cluster sampling. Menurut Rozaini (2003), Pengambilan sampel
dilakukan terhadap sampling unit, dimana sampling unitnya terdiri dari satu
kelompok (cluster). Melalui teknik pengambilan sampel tersebut, diperoleh
sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu siswa kelas X IPA 1
sebanyak 18 orang dan kelas X IPA 3 sebanyak 37 orang.
B. Metode dan Desain Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode penelitian
quasi eksperimen dengan desain penelitiannya ialah pretest-posttest control
group design. Metode ini dipilih karena dalam penelitian ini peneliti
menggunakan kelompok kontrol tetapi tidak berfungsi sepenuhnya untuk
mengontrol variabel-variabel luar yang akan mempengaruhi hasil eksperimen.
Penggunaan metode ini ialah untuk mengetahui perbedaaan pengaruh model
pembelajaran PPOEW untuk mengurangi miskonsepsi pada suatu kelompok
berdasarkan pretest dan posttest dengan penggunaan model konvensional.
Ilustrasi dari desain yang digunakan adalah sebagai berikut:
Kelas kontrol O1 X O2
Kelas Eksperimen O1 K O2
Keterangan:
O1 = Pretest sebelum perlakuan diberikan.
X = Perlakuan berupa penerapan model pembelajaran PPOEW berbantuan
simulasi komputer.
K = Perlakuan berupa penerapan model konvensional.
O2 = Posttest setelah perlakuan diberikan.
23
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C. Definisi Operasional
1. Pembelajaran PPOEW Berbasis Simulasi Komputer
Pembelajaran PPOEW berbantuan simulasi komputer dalam
penelitian ini merupakan pembelajaran menggunakan bantuan media
simulasi komputer yang terdiri dari proses memprediksi, merencanakan,
mengamati, menjelaskan, dan menulis kesimpulan. Proses
pembelajarannya dilakukan secara individu, namun pada tahapan explain,
siswa diarahkan untuk berkelompok agar dapat saling berdiskusi diantara
anggota kelompoknya. Simulasi komputer digunakan untuk membantu
proses pembelajaran PPOEW pada topik Usaha dan Energi, terutama
untuk materi-materi tertentu yang siswanya banyak mengalami
miskonsepsi. Keterlaksanaan proses pembelajaran PPOEW berbantuan
simulasi dapat diidentifikasi menggunakan lembar observasi yang diisi
oleh observer. Observer disini bertugas mengamati proses pembelajaran
disertai dengan mengisi lembar observasi yang memuat tahapan-tahapan
pembelajaran yang menggunakan model PPOEW berbantuan simulasi
komputer. Melalui lembar observasi yang telah diisi oleh observer,
persentase keterlaksanaan model pembeajaran PPOEW dapat diketahui.
2. Miskonsepsi
Miskonsepsi merupakan perbedaan konsep yang dimiliki siswa
dengan konsep yang telah ditetapkan oleh ahli. Kategori miskonsepsi pada
penelitian ini, diperoleh dari hasil analisis jawaban siswa terkait topik
Usaha dan Energi menggunakan four-tier test yang dikembangkan dari
two-tier test. Tes yang berformat four-tier terdiri dari opsi soal dan alasan
siswa yang dipadukan dengan confidence rating. Penggunaan four-tier test
dapat lebih akurat menentukan mana siswa yang paham, tidak paham,
ataupun miskonsepsi, didasarkan pada tingkat keyakinan atas jawaban dan
alasan. Analisis dilakukan dengan melihat penurunan tingkat miskonsepsi
Usaha dan Energi pada kelas eksperimen. Penurunan miskonsepsi yang
dialami siswa dinyatakan dalam persentase yang diperoleh dari hasil
24
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pretest dan posttest setelah diberikan perlakuan yaitu penerapan model
PPOEW berbantuan simulasi komputer.
D. Prosedur Penelitian
Penilitian ini, secara garis besar terdiri dari empat tahap yaitu tahap
pendahuluan, tahap penyusunan instrumen dan pembelajaran, tahap
pelaksanaan, dan tahap akhir penelitian. Berikut ini disajikan penjelasan secara
lebih rinci terkait tahapan yang dilakukan dalam penelitian ini:
1. Tahap Pendahuluan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pendahuluan diantaranya:
a. Menentukan materi pembelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian.
b. Membuat storyboard simulasi pembelajaran.
c. Merumuskan masalah penelitian.
d. Menentukan metode penelitian yang akan digunakan.
2. Tahap Penyusunan Instrumen dan pembelajaran
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap penyusunan instrumen dan
pembelajaran ini diantaranya:
a. Membuat soal pilihan ganda terbuka disertai tingkat keyakinan sebagai
lagkah awal untuk mengembangkan soal berformat four-tier.
b. Mebuat kisi-kisi soal berformat four-tier dengan opsi pada alasan
diambil dari alasan siswa yang diambil dari pelaksanaan tahap 2.a.
c. Melaksanakan judgement instrumen.
d. Melakuan revisi hasil judgement.
e. Melakukan uji coba instrumen.
f. Menganalisis hasil uji coba instrumen.
g. Membuat RPP penelitian.
h. Merevisi simulasi komputer.
i. Membuat LKS PPOEW yang disingkronkan dengan simulasi komputer
yang dibuat.
25
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Tahap Pelaksanaan
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap pelaksanaan diantaranya:
a. Melakukan pretest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen.
b. Melaksanakan pembelajaran PPOEW berbantuan simulasi komputer
pada kelas eksperimen.
c. Observer mengamati pelaksanaan pemelajaran dengan mengisi lembar
observasi.
d. Melaksanakan pembelajaran model konvensional pada kelas kontrol.
e. Melaksanakan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
4. Tahap Akhir Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap akhir penelitian diantaranya:
a. Pengolahan data untuk melihat pengaruh dan efektifitas penggunaan
model PPOEW berbantuan simulasi komputer, serta persentase tingkat
miskonsepsi siswa.
b. Penyusunan laporan.
Prosedur penelitian dapat dilihat secara lebih mudah menggunakan
bagan alir pada Gambar 3.1.
26
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.1 Bagan Alir Prosedur Penelitian
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes yang diberikan merupakan tes berformat four-tier yang dapat
mendiagnosis miskonsepsi siswa. Four-tier test ini merupakan soal empat
tingkat yang terdiri dari soal pertanyaan pada tingkat pertama, tingkat
keyakinan memilih jawaban pada tingkat kedua, alasan memilih jawaban
27
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada tingkat ketiga, dan tingkat keyakinan memilih alasan pada tingkat
keempat. Adapun bentuk tes dengan format four-tier ini dapat dilihat pada
Gambar 3.2 dan lebih jelasnya pada Lampiran C.2.
Gambar 3.2 Bentuk Soal Dengan Format Four-tier
Penggunaan four-tier test ini dapat mengkategorikan siswa menjadi
lima kategori yaitu menguasai konsep, menguasai konsep sebagian,
miskonsepsi, tidak menguasai konsep, dan tidak dapat dikodekan.
Penggolongan siswa pada kategori menguasai konsep dilakukan ketika
siswa menjawab opsi dan alasan dengan benar serta siswa yakin terhadap
opsi dan alasan yang mereka pilih. Siswa digolongkan pada kategori
menguasai konsep sebagian ketika mereka memilih dengan benar pada
28
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
opsi dan atau alasan dengan tingkat keyakinan yang bervariasi.
Penggolongan siswa pada kategori miskonsepsi terjadi ketika mereka
memilih opsi dan alasan yang salah namun mereka yakin dengan opsi dan
alasan yang mereka pilih. Kategori tidak menguasai konsep terjadi ketika
siswa memilih opsi dan alasan dengan salah serta mereka yakin dan tidak
yakin terhadap opsi maupun alasan yang dipilih. Kategori tidak dapat
dikodekan terjadi ketika siswa tidak memilih satu, dua, tiga, atau semua
pertanyaan yang diajukan.
2. Lembar Observasi
Lembar observasi digunakan untuk mengetahui persentase
ketercapaian penggunaan model PPOEW berbantuan simulasi komputer
selama tindakan dilaksanakan. Lembar observasi disesuaikan dengan
tahapan-tahapan pada model pembelajaran yang disertai dengan opsi
keterlaksanaan “ya” dan “tidak”, sehingga observer dapat dengan mudah
menilai keterlakasanaan penerapan model pembelajaran selama proses
pembelajaran berlangsung, dengan membubuhi tanda ceklis pada kolom
yang sesuai.
Indikator baik, cukup, kurang dan gagal dari ketercapaian
pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengikuti pengelompokan seperti
pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Kategori Rentang
Baik Sekali 81% - 100%
Baik 61% - 80%
Cukup 41% - 60%
Kurang 21% - 40%
Gagal 0%-20%
Pembelajaran PPOEW dikatakan telah terlaksana apabila berada
pada kategori baik sekali maupun baik.
29
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
F. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan tes diagnostik miskonsepsi berformat four-tier ini
dikembangkan dari two-tier test yang juga digunakan untuk mendiagnosis
miskonsepsi pada topik usaha energi. Namun berdasarkan kajian literatur,
soal yang berformat two-tier belum dapat mengidentifikasi siswa yang
miskonsepsi dengan siswa yang memang tidak menguasai konsep. Sehingga
dikembangkanlah tes diagnostik untuk mengidentifikasi miskonsepsi
berformat four-tier yang dapat benar-benar menggolongkan siswa ke dalam
kategori miskonsepsi. Pengembangan four-tier test ini dimulai dengan
mencari alasan siswa untuk menjawab 15 soal pilihan ganda pada topik
Usaha dan Energi. Proses tersebut dilakukan dengan memberikan tes
sebanyak 15 soal dimana tes tersebut terdiri dari opsi, alasan terbuka, dan
tingkat keyakinan. Kemudian dari jawaban-jawaban terbuka siswa, dipilih
empat jawaban yang salah dan satu jawaban yang benar untuk dijadikan
sebagai option pada tingkatan kedua dalam tes berformat four tier.
1. Validitas
Validitas butir soal dilakukan untuk mengetahui butir-butir soal
mana saja yang menyebabkan soal secara keseluruhan disebut jelek
melalui validitas tes. Dengan mengetahui butir soal yang jelek, maka
pembuat soal tidak perlu mengganti semua soal yang telah dibuat dan
dikatakan memiliki validitas yang rendah. Agar validitas soal secara
keseluruhan menjadi baik, maka butir soal yang memiliki validitas rendah
harus diganti atau direvisi sehingga tercipta satu set instrumen yang
memiliki validitas tinggi. Cara yang dapat digunakan untuk mencari
validitas butir soal yaitu menggunakan rumus koefisien korelasi biserial
(Arikunto : 2015) sebagai berikut:
𝛾𝑝𝑏𝑖 =𝑀𝑃−𝑀𝑡
𝑆𝑡√
𝑝
𝑞 (3.1)
dengan:
𝛾𝑝𝑏𝑖 = Koefisien korelasi biserial
𝑀𝑃 = Rerata skor dari subjek yang menjawab betul dari butir yang
30
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dicari validitasnya
𝑀𝑡 = Rerata skor total
𝑆𝑡 = Standar deviasi
P = Proporsi siswa yang menjawab benar
Q = Proporsi siswa yang menjawab salah
Dengan kategori seperti pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Kategori Validitas Butir Saal
Kategori Rentang
Sangat Tinggi 0.81 – 1,00
Tinggi 0,61 – 0,80
Cukup 0,41 – 0,60
Rendah 0,21 – 0,40
Sangat Rendah 0,00 – 0,20
Berdasarkan analisis dari validitas butir soal menggunakan koefisien
biserial, maka diperoleh validitas untuk setiap opsi dan alasan pada soal
Usaha dan Energi yang berformat four-tier dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3. 3 Validitas Butir Soal Four-tier
Opsi Alasan
Soal validitas Kategori soal validitas kategori
1.1 0,41 Cukup 1.3 0,15 Sangat rendah
2.1 0,59 Cukup 2.3 0,52 Cukup
3.1 0,36 Rendah 3.3 0,17 Sangat rendah
4.1 0,42 Cukup 4.3 0,56 Cukup
5.1 0,29 Rendah 5.3 0,45 Cukup
6.1 0,30 Rendah 6.3 0,25 Rendah
7.1 0,40 Cukup 7.3 0,16 Sangat rendah
8.1 0,36 Rendah 8.3 0,05 Sangat rendah
9.1 0,31 Rendah 9.3 0,18 Sangat rendah
10.1 0,31 Rendah 10.3 0,60 Tinggi
11.1 0,47 Cukup 11.3 -0,12 Sangat rendah
31
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Opsi Alasan
12.1 0,51 Cukup 12.3 0,40 Cukup
13.1 0,16 Sangat rendah 13.3 0,11 Sangat rendah
14.1 0,71 Tinggi 14.3 0,66 Tinggi
15.1 0,24 rendah 15.3 0,63 tinggi
2. Reliabilitas
Reliabilitas dapat diartikan sebagai ajeg atau tetap. Maksud tetap
disini tidak selalu harus sama melainkan mengikuti perubahan secara ajeg.
Dengan kata lain kedudukannya harus sama. Misalnya kedudukan A lebih
tinggi dibandingkan dengan B, ketika dilakukan pengukuran ulang
meskipun hasilnya tidak sama tetapi kedudukan A tetap lebih tinggi dari
kedudukan B. Hal itulah yang dapat dikatakan ajeg atau tetap. Menurut
Arikunto Suharsimi (2015), pengukuran reliabilitas dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus K-R 20 sebagai berikut:
𝑟11 = (𝑛
𝑛−1) (
𝑆2−∑ 𝑝𝑞
𝑆2 ) (3.2)
dengan,
𝑟11 = Reliabilitas tes keseluruhan
P = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
Q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
N = Banyaknya item
S = Standar deviasi
Melalui penggunaan rumus K-R 20 untuk mencari reliabilitas
instrumen, diperoleh nilai reliabilitas sebesar 0,77 dan berada dalam
kategori tinggi.
3. Tingkat Kesukaran (TK)
Soal dikatakan baik apabila tidak terlalu mudah atau tidak terlalu
sukar. Soal yang terlalu mudah tidak akan merangsang siswanya untuk
mempertinggi usaha untuk memecahkannya dan soal yang terlalu sulit
juga akan membuat siswa merasa putus asa dan tidak memiliki semangat
32
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk mencoba memecahkannya. Dalam Arikunto (2015), rumus yang
dapat digunakan untuk mencari nilai indeks kesukaran adalah:
𝑃 =𝐵
𝐽𝑆 (3.3)
dengan
P = Indeks kesukaran
B = Banyak siswa yang menjawab benar
JS = Jumlah seluruh siswa yang melaksanakan tes
Dengan kategori seperti pada Tabel 3.4.
Tabel 3. 4 Kategori Indeks Kesukaran
Indeks kesukaran Kategori
0,00-0,30 Sukar
0,31-0,70 Sedang
0,71-1,00 Mudah
Melalui penggunaan rumus tersebut, maka diperoleh tingkat
kesukaran untuk setiap opsi dan alasan pada soal Usaha dan Energi yang
berformat four-tier dapat dilihat pada Tabel 3.5.
Tabel 3. 5 Tingkat Kesukaran Soal Four-tier
Opsi Alasan
Soal TK Kategori Soal TK Kategori
1.1 0,40 Sedang 1.3 0,20 sukar
2.1 0,23 Sukar 2.3 0,23 Sukar
3.1 0,10 Sukar 3.3 0,10 Sukar
4.1 0,23 Sukar 4.3 0,30 Sukar
5.1 0,17 Sukar 5.3 0,20 Sukar
6.1 0,63 Sedang 6.3 0,57 Sedang
7.1 0,70 Sedang 7.3 0,53 Sedang
8.1 0,63 Sedang 8.3 0,23 Sukar
33
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Opsi Alasan
9.1 0,53 Sedang 9.3 0,13 Sukar
10.1 0,27 Sukar 10.3 0,20 Sukar
11.1 0,70 Sedang 11.3 0,37 sedang
12.1 0,20 Sukar 12.3 0,20 Sukar
13.1 0,13 Sukar 13.3 0,30 Sukar
14.1 0,23 Sukar 14.3 0,37 Sedang
15.1 0,20 sukar 15.3 0,27 Sukar
4. Daya pembeda
Daya pembeda merupakan kemampuan soal untuk membedaka
antara siswa yang memiliki kemampuan tinggi dengan siswa yang
memiliki kemampuan rendah. Daya pembeda dapat ditunjukan melalui
angka yang disebut sebagai indeks diskriminasi. Dalam menentukan daya
pembeda, hal pertama yang harus dilakukan adalah membagi siswa
menjadi dua kelompok, yaitu kelompok atas dan kelompok bawah.
Adapun rumus yang dapat digunakan untuk mencari daya pembeda adalah:
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴−
𝐵𝐵
𝐽𝐵 (3.4)
Dimana,
BA = jumlah siswa kelompok atas yang menjawab soal dengan benar
BB = jumlah siswa kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar
JA = jumlah siswa kelompok atas
JB = jumlah siswa kelompok bawah
Dengan kategori seperti pada Tabel 3.6.
Tabel 3. 6 Kategori Daya Pembeda
Indeks Diskriminasi kategori
0,00-0,20 Jelek
0,21-0,40 Cukup
0,41-0,70 Baik
0,71-1,00 Baik Sekali
34
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Melalui penggunaan rumus tersebut, maka diperoleh tingkat
kesukaran untuk setiap opsi dan alasan pada soal Usaha dan Energi yang
berformat four-tier dapat dilihat pada Tabel 3.7.
Tabel 3. 7 Daya Pembeda Soal Four-tier
Opsi Alasan
soal DP kategori soal DP kategori
1.1 0,53 baik 1.3 0,27 cukup
2.1 0,33 cukup 2.3 0,33 cukup
3.1 0,20 jelek 3.3 0,07 jelek
4.1 0,33 cukup 4.3 0,47 baik
5.1 0,07 jelek 5.3 0,27 cukup
6.1 0,20 jelek 6.3 0,07 jelek
7.1 0,33 cukup 7.3 0,47 baik
8.1 0,33 cukup 8.3 0,07 jelek
9.1 0,40 cukup 9.3 0,27 cukup
10.1 0,13 jelek 10.3 0,40 cukup
11.1 0,33 cukup 11.3 0,07 jelek
12.1 0,27 cukup 12.3 0,27 cukup
13.1 0,13 jelek 13.3 0,07 jelek
14.1 0,47 baik 14.3 0,60 baik
15.1 0,27 cukup 15.3 0,53 baik
5. Judgement Instrumen
Judgement oleh ahli dilakukan untuk mengetahui relevansi soal
untuk digunakan sebagai instrumen dalam mengidentifikasi miskonsepsi
siswa. Soal di judgement pada kategori konstruksi, isi, serta kemampuan
soal untuk menjaring miskonsepsi. Format dan hasil judgemen dapat
dilihat pada Lampiran E.4.
35
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
G. Teknik Analisis Data
1. Keterlaksanaan Pembelajaran PPOEW berbantuan simulasi
komputer
Analisis data hasil observasi, langkah-langkah yang dilakukan
adalah sebagai berikut berikut.
a. Menghitung jumlah jawaban YA yang ditandai observer.
b. Menghitung prsentase keterlaksanaan pembelajaran berdasarkan
persamaan:
%𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑘𝑠𝑎𝑛𝑎𝑎𝑛 =𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑌𝑎
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 × 100% (3.5)
Indikator baik, cukup, kurang dan gagal dari ketercapaian
pembelajaran yang telah dilaksanakan, mengikuti pengelompokan seperti
pada Tabel 3.8
Tabel 3. 8 Kategori Keterlaksanaan Pembelajaran
Rentang kategori
81% - 100% Baik Sekali
61% - 80% Baik
41% - 60% Cukup
21% - 40% Kurang
0% - 20% Gagal
Pembelajaran PPOEW dikatakan telah terlaksana apabila hasil observasi
berada pada indikator baik sekali atau baik.
2. Uji Normalitas
Uji normalitas yang digunakan pada penelitian ini ialah
menggunakan chi-kuadrat (X2). Langakh-langkah yang dilakukan untuk
menguji normalitas menggunakan chi kuadrat adalah sebagai berikut:
i. Membuat tabel distribusi frekuensi,
ii. Menghitung rata-rata dan simpangan baku dari data yang akan diuji
normalitasnya,
iii. Menentukan nilai z, melalui persamaan:
𝑧 =𝑏𝑎𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑎𝑤𝑎ℎ−𝑟𝑎𝑡𝑎−𝑟𝑎𝑡𝑎
𝑆𝐷 (3.6)
36
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
iv. Mencari luas dibawah kurva dengan menggunakan tabel z.
v. Menghitung frekuensi harapan (fE) dengan cara mengalikan
frekuensi (f) dengan luas dibawah kurva.
vi. Menghitung nilai chi-kuadrat menggunakan persamaan:
𝜒2 = ∑(𝑓−𝑓𝐸)2
𝑓𝐸 (3.7)
vii. Membandingkan harga chi-kuadrat hitung dengan chi-kuadrat tabel
dengan ketentuan:
𝜒2ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 < 𝜒2
𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka data berdistribusi normal dan sebaliknya.
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji Bartlett.
Alasan dilakukannya uji Bartlett ialah karena sampel pada kelas kontrol
dan kelas eksperimen berasal dari populasi yang berbeda. Adapun
persamaan untuk menguji homogenitas kedua sampel menggunakan uji
Bartlett ialah sebagai berikut:
i. Varians gabuangan dari semua sampel,
𝑆2 =∑(𝑛𝑖−1)𝑆𝑖2
∑(𝑛−1) (3.8)
ii. Mencari harga B dengan rumus,
𝐵 = log 𝑆2 ∑(𝑛𝑖 − 1) (3.9)
iii. Uji Bartlett menggunakan statistik chi-kuadrat yaitu,
𝜒2 = (ln 10){𝐵 − ∑(𝑛 − 1) log 𝑠𝑖2} (3.10)
Jika 𝜒2 ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 ≥ 𝜒2 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙, maka Ho ditolak yang dalam hal ini
varians dari kedua populasi tidak sama.
4. Uji Hipotesis
Uji hipotesis menggunakan parametrik jika sampel berdistribusi
normal dan homogen. Uji parametrik untuk mengetahui signifikansi
perbedaan dua rata-rata dilakukan dengan menggunakan uji-t. Jika t hitung
> t tabel maka Ho ditolak sehingga Hi diterima, dengan
37
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Ho = tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara model PPOEW
berbantuan simulasi komputer dengan model konvensional dalam
mengurangi miskonsepsi siswa pada topik Usaha dan Energi.
Hi = terdapat perbedaan yang signifikan antara model pembelajaran
PPOEW berbantuan simulasi komputer degan model konvensional
dalam mengurangi miskonsepsi pada topik Usaha dan Energi.
5. Efetifitas Pembelajaran Dalam Menurunkan Miskonsepsi
Dalam menentukan efektifitas dari penerapan model
pembelajaran PPOEW digunakan N-gain <g> dengan analisis yang
berpusat pada seberapa besar penurunan miskonsepsi pada pretest dan
posttest untuk setiap siswa baik pada kelas kontrol maupun pada kelas
eksperimen. Pebriyanti, dkk. (2015, hlm. 95) mengemukakan bahwa
“Analisis N-gain <g> bertujuan untuk mengetahui bagaimana efektifitas
suatu model pembelajaran untuk mengatasi miskonsepsi siswa.” Adapun
perumusan N-gain menurut Hake (1999) adalah sebagai berikut
<g> = %𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−%𝑝𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡
100−%𝑝𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡 (3.11)
Tanda negatif pada perolehan nilai <g> menunjukan bahwa
terjadi penurunan miskonsepsi sebelum dan setelah diberi treatment.
Dengan kategori sebagai berikut:
a. Tinggi jika (<g>) ≥ 0,7
b. Sedang jika 0,7 > (<g>) ≥ 0,3
c. Rendah jika (<g>) < 0,3
6. Pengolahan Data Miskonsepsi Siswa
Miskonsepsi siswa dianalisis berdasarkan tiga kategori yang
ditentukan dari N-gain penurunan miskonsepsi. Kategori yang dimaksud
iala pengelompokan siswa berdasarkan nilai N-gain yang diperoleh,
apakah siswa berada pada kategori penurunan miskonsepsi yang tinggi,
sedang atau rendah. Pada setiap kategori dihitung berapa persentase
jumlah siswa pada masing-masing kelompok menggunakan persamaan
38
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.12, sehingga dapat diketahui penurunan miskonsepsi yang banyak
dialami siswa berada pada kategori tinggi, sedang, atau rendah.
%𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑀𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 =∑<𝑔> 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
∑ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖× 100% (2.12)
%𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑀𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 =∑<𝑔> 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑠𝑒𝑑𝑎𝑛𝑔
∑ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖× 100% (2.13)
%𝑃𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑛𝑎𝑛 𝑀𝑖𝑠𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 =∑<𝑔> 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
∑ 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖× 100% (2.14)
Setelah menetapkan ketiga kategori pengelompokan siswa, setiap
kategori dianalisis bagaimana penurunan miskonsepsinya dengan
membandingkan miskonsepsi pada saat pretest dan posttest. Penurunan
miskonsepsi yang dialami siswa dilihat dari lima subkonsep Usaha dan
Energi yaitu subkonsep usaha positif dan usaha negatif, gaya konservatif
dan non konservatif, perubahan energi, hubungan usaha dengan energi,
serta hukum kekekalan energi. Analisis juga dilakukan untuk melihat
penyebab dari penurunan miskonsepsi siswa yang tergolong tinggi, sedang
dan rendah sehingga diperoleh solusi untuk meningkatkan jumlah siswa
agar mengalami penurunan miskonsepsi pada kategori tinggi.
Dalam menentukan konsepsi siswa, maka jawaban siswa
diklasifikasikan sesuai dengan kriteria-kriteria pada Tabel 3.4. Perhitungan
konsepsi siswa tiap butir soal pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
baik pretest maupun posttest dapat disajikan dalam bentuk persentase
dengan menggunakan persamaan 3.15 sebagai berikut.
𝐾𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖 (%) =∑ 𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖
∑ 𝑘𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑝𝑠𝑖× 100% (3.15)
7. Rancangan Penggunaan LKS dan Simulasi Komputer
Pembelajaran dilakukan dengan berpusat pada siswa, dimana siswa
diminta untuk melakukan prediksi, perencanaan, observasi, menjelaskan,
dan menulis. Kegiatan tersebut dibantu dengan simulasi komputer yang
telah disingkronisasi dengan LKS, sehingga siswa dapat dengan mudah
39
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melaksanakan pembelajaran hingga dapat memahami konsep dengan
benar. Contoh LKS yang dibuat dapat dilihat pada Gambar 3.3.
Gambar 3.3 LKS PPOEW
Gambar 3.3 merupakan LKS yang digunakan siswa yang dapat
merepresentasikan pemikiran siswa sebelum menerima pembelajaran
hingga mengalami perubahan konsep setelah melaksanakan
pembelajaran. Pertama, guru membacakan suatu fenomena kemudian
siswa diminta untuk memprediksikan apa yang akan terjadi. Pada tahap
prediksi ini, siswa juga diminta untuk memberikan tingkat keyakinan
mereka dan alasannya sehingga dapat menjadi acuan bagi siswa setelah
melaksanakan pembelajaran apakah konsep yang selama ini mereka
pahami benar atau salah. Kemudian, setiap siswa diminta untuk
mengoperasikan simulasi komputer untuk mengetahui kebenaran konsep
dari hasil prediksi mereka. Simulasi pertama yang mereka observasi
dapat dilihat pada Gambar 3.4.
40
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.4a Simulasi Ketika Tidak Ada Gaya Gesek yang Bekerja
Gambar 3.4b. Simulasi Ketika Ada Gaya Gesek Bekerja
Melalui simulasi pada Gambar 3.4a, siswa dapat merumuskan
hubungan usaha dengan energi kinetik. Siswa dapat mengetahui berapa
energi kinetik awal dan energi kinetik akhir dari kotak yang ditarik, serta
dapat mengetahui berapa usah yang dilakukan oleh kotak melalui grafik
F terhadap s. Dari situ siswa akan memahami bahwa usaha itu sama
dengan perubahan energi kinetik. Sebagai bahan untuk memperkuat
keyakinan siswa, maka ditampilkan persamaan yang menyatakan bahwa
usaha sama dengan perubahan energi kinetik. Masssa beban pada
simulasi 3.4a dapat diubah sebagai bahan perbandingan dan menguatkan
41
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pemahaman siswa bahwa benar jika usaha sama dengan perubahan energi
kinetik.
Melalui simulasi pada Gambar 3.4b, siswa dapat memahami bahwa
gaya yang bekerja pada suatu benda dapat berlawanan dengan arah
perpindahannya. Kemudian guru menjelaskan bahwa gaya yang
berlawanan arah dengan perpindahan tersebut merupakan gaya gesek.
Sedangkan gaya tegangan tali yang menarik kotak searah dengan arah
perpindahan. Usaha yang dilakukan oleh gaya tegangan tali terhadap
kotak bernilai positif seperti yang diketahui pada simulasi 3.4a. oleh
sebab itu, ketika gaya yang bekerja searah dengan arah perpindahan
maka usaha yang dilakukannya akan benilai positif, sedangkan ketika
gaya yang bekerja berlawanan arah dengan perpindahan maka usahanya
akan bernilai negatif.
Simulasi kedua yang digunakan adalah untuk memahami konsep
perubahan energi serta efek gaya gesek terhadap energi. simulasi yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.5a dan 3.5b. Melalui simulasi
yang ditampilkan pada Gambar 3.5a juga dapat memberikan pemahaman
pada siswa ketika tidak ada gaya gesek maka energi mekaniknya akan
tetap.
Gambar 3. 5a Simulasi Tentang Perubahan Energi
42
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.5b. Simulasi Tentang Gaya-gaya Gesek Menghasilkan
Energi Panas
Melalui simulasi pada Gambar 3.5a ketika tidak ada gaya gesek
yang bekerja, siswa akan melihat bahwa energi mekanik sistem bernilai
tetap. Kemudian siswa juga akan menyadari bahwa ketika bola diam dan
berada di posisi awal, bola tersebut tidak memiliki energi kinetik tetapi
memiliki energi potensial maksimum. Ketika bola bergerak hingga
berada di posisi terendah, siswa juga akan melihat bahwa energi potensial
bola mejadi berkurang. Seiring dengan pengurangan energi potensial
bola, energi kinetik bola semakin meningkat hingga mencapai maksimum
pada posisi terendah. Oleh karena energi mekanik bola tidak berubah,
maka posisi terjauh yang pasti dicapai bola adalah posisi dimana sejajar
dengan posisi awal karena di posisi tersebut energi potensial akan
maksimum dan energi kinetik bola bernilai nol. Pada saat memilih ada
gaya gesek pada simulasi 3.5a, siswa masih dapat melihat bahwa terjadi
perubahan energi potensial menjadi energi kinetik dan sebaliknya. Ketika
ada gaya gesek, siswa akan melihat energi mekanik sistem menjadi
berkurang akibat gaya gesek. Dari sini siswa menyadari bahwa efek gaya
gesek terhadap energi adalah bersifat mengurangi. Berdasarkan
pembelajaran pertama pada simulasi 3.4b, siswa telah tahu bahwa gaya
gesek merupakan salah satu dari contoh gaya yang menghasilkan usaha
43
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
negatif. Melalui hubungan simulasi 3.5a dan 3.4a, siswa dapat
mnegetahui bahwa usaha yang bernilai negatif akan mengurangi energi
sistem.
Simulasi pada Gambar 3.5b menunjukan adanya perubahan energi
potensial menjadi energi kinetik. Selain itu, karena ada gaya gesek yang
bekerja maka uasaha oleh gaya gesek tersebut diubah menjadi energi
panas. Dari simulasi ini siswa dapat melihat bahwa energi mekanik
sistem berkurang sebesar peningkatan energi panas yang disebabkan
usaha oleh gaya gesek.
Masih berada pada simulasi kedua, simulasi ini menjelaskan hukum
kekekalan energi mekanik. Simulasi yang digunakan dapat dilihat pada
Gambar 3.6. Pada simulasi ini, siswa akan menemukan bahwa massa
tidak mempengaruhi energi kinetik bandul. Energi kinetik bandul hanya
dapat dipengaruhi oleh ketinggian awal bandul disimpangkan. Kombinasi
massa dan sudut simpangan dapat diobservasi oleh siswa sehingga
mereka mampu memahami hukum konservasi energi mekanik.
Gambar 3.6 Simulasi Mengenai Hukum Kekekalan Energi Mekanik
Simulasi ketiga yang digunakan berhubungan dengan hubungan
gaya konservatif dan non konservatif. Simulasi yang digunakan dapat
dilihat pada Gambar 3.7, 3.8a, dan 3.8b.
44
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.7 Simulasi Mengenai Analisis Energi Pada Lintasan yang Berbeda
Melalui simulasi 3.7, siswa dimunta untuk mengamati bagaimana
energi kinetik bola ketika berada pada posisi yang sama tetapi dengan
menempuh lintasan yang berbeda. Siswa akan memahami bahwa ketika
gaya yang bekerja hanya gaya konservatif, bagimanapun jalan yang
ditempuh, ketika berada di posisi yang sama maka energi kinetikya sama.
Gambar 3.8 Simulasi Gaya Konservatif
45
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Gambar 3.8b. Simulasi Gaya Non Konservatif
Agar siswa dapat mengobservasi bagaimana gaya konservatif dan
non konservatif, simulasi pada gambar 3.8a dan 3.8b digunakan. Ketika
hanya gaya konservatif yang bekerja, energi mekanik bola akan tetap.
Sehingga berlaku hukum kekekalan energi mekanik. Ketika berlaku
hukum kekekalan energi mekanik, berdasarkan observasi pada simulasi
3.6, bahwa massa tidak mempengaruhi kecepatan, karena yang
mempengaruhi kecepatan hanyalah posisi awal, maka pada kasus ini
siswa akan melihat dan sadar bahwa ketika hanya gaya konservatif yang
bekerja, bola besar maupun bola kecil akan jatuh secara bersama-sama.
Pada simulasi 3.8b, ketika ada gaya non konservatif yang bekerja,
dalam hal ini gaya gesek udara, bola kecil akan lebih terlambat ketika
sampai di posisi akhir karena efek gaya gesek yang berlawanan dengan
gaya berat cukup besar dirasakan. Berbeda dengan bola besar yang
merasakan efek gaya gesek lebih kecil dibansingkan dengan gaya berat,
sehingga bola besar akan jatuh lebih cepat hingga sampai di posisi akhir.
Setelah siswa melaksanan observe, tahapan selanjutnya ialah
explain. Pada tahapan ini siswa diminta untuk menjelaskan apa hasil
observasi mereka kemudian mereka diminta untuk mengecek kembali
prediksi yang awalnya mereka buat. Ketika siswa mengetahui bahwa
46
Dedah Siti Jubaedah, 2017 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PPOEW BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MENGURANGI MISKONSEPSI SISWA KELAS X PADA TOPIK USAHA DAN ENERGI Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
prediksi yang diberikan salah, siswa harus melakukan koreksi terhadap
konsep yang salah berdasarkan hasil observasi yang telah mereka
lakukan. Pada tahapan ini juga siswa diminta untuk saling bertukar
pikiran dengan teman-teman lainya agar terjadi diskusi dan terbentuk
konsep yang benar dalam pikiran mereka.
Tahap selanjutnya ialah write, dimana siswa diminta untuk
menyimpulkan hasil pembelajaran pada pertemuan saat itu. Melalui
kegiatan menulis ini, siswa akan dihindarkan untuk melupakan
pembelajaran yang telah dilaksanakan saat itu. Sehingga ketika siswa
lupa, siswa tinggal membuka kembali catatan yang telah mereka buat.
Pada akhir pembelajaran, beberapa siswa diminta untuk
membacakan kesimpulan dari pemelajaran saat itu. Hal tersebut
dilakukan untuk setiap pertemuan. Setelah itu, guru me-review kembali
dan menguatkan konsep siswa.