bab iii metode penelitian a. desain penelitianeprints.peradaban.ac.id/643/4/42115020_bab3.pdf ·...

13
33 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah non-eksperimental depskriptif, karena tidak adanya perlakuan terhadap subyek penelitian yang digunakan dan tidak terdapat manipulasi, hanya dipaparkan peristiwa yang terjadi, sehingga tidak terdapat hubungan sebab akibat didalamnya. Hanya mendeskripsikan dan menggambarkan ada atau tidaknya hidrokuinon pada krim malam pemutih wajah. B. Subjek Penelitian Subjek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah 6 sampel yang berbentuk kosmetika yaitu krim malam pemutih wajah yang berada di Klinik Kecantikan daerah Kabupaten Brebes. C. Pengumpulan Sampel 1. Sampel Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah krim malam pemutih wajah yang berada pada Klinik kecantikan di Kabupaten Brebes. 2. Teknik Sampling Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel pada populasi dilakukan secara random tanpa 33

Upload: others

Post on 23-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 33

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Desain Penelitian

    Desain penelitian ini adalah non-eksperimental depskriptif, karena

    tidak adanya perlakuan terhadap subyek penelitian yang digunakan dan

    tidak terdapat manipulasi, hanya dipaparkan peristiwa yang terjadi,

    sehingga tidak terdapat hubungan sebab akibat didalamnya. Hanya

    mendeskripsikan dan menggambarkan ada atau tidaknya hidrokuinon pada

    krim malam pemutih wajah.

    B. Subjek Penelitian

    Subjek Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    6 sampel yang berbentuk kosmetika yaitu krim malam pemutih wajah yang

    berada di Klinik Kecantikan daerah Kabupaten Brebes.

    C. Pengumpulan Sampel

    1. Sampel

    Sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah krim

    malam pemutih wajah yang berada pada Klinik kecantikan di Kabupaten

    Brebes.

    2. Teknik Sampling

    Simple Random Sampling, dikatakan simple (sederhana) karena

    pengambilan anggota sampel pada populasi dilakukan secara random tanpa

    33

  • 34

    memperhatikan jenjang yang ada dalam populasi. Cara ini dilakukan

    apabila populasi dianggap homogeny (Sugiono., 2016).

    D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

    1. Variabel Penelitian

    a. Variabel bebas

    Variabel bebas dalam penelitian ini adalah krim malam

    pemutih wajah yang beredar di Klinik kecantikan Kabupaten Brebes.

    b. Variabel terikat

    Variabel terikat dalam penelitian ini adalah senyawa aktif

    hidrokuinon pada krim malam pemutih wajah yang beredar di Klinik

    kecantikan Kabupaten Brebes.

    2. Definisi Operasional

    Berdasarkan variabel penelitian sebagaimana tertera diatas,

    definisi operasional sebagai berikut:

    Tabel 3.1 Definisi Operasional

    No. Variabel Definisi Operasional

    1. Hidrokuinon Hidrokuinon adalah bahan kimia yang sering

    dijumpai pada beberapa produk kosmetika terutama

    pada krim malam pemutih wajah.

    2. Krim malam Krim malam adalah salah satu sediaan salep berupa

    krim untuk dioleskan pada daerah kulit sebagai

    pengobatan maupun pemulihan yang sering di

    resepkan oleh dokter untuk pasien pada klinik

    kecantikan.

    3. Klinik

    kecantikan

    Klinik kecantikan adalah suatu klinik penyedia jasa

    pelayanan estetika kulit dan yang berhubungan

    dengan kulit oleh dokter di Kabupaten Brebes.

  • 35

    E. Fasilitas yang diperlukan

    1. Waktu dan Tempat Penelitian

    Penelitian ini dilakukan pada bulan 20-25 Juli 2019 di

    Laboratorium Kimia Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan

    Teknologi Universitas Peradaban Bumiayu.

    2. Alat dan Bahan

    a. Alat

    Alat yang dibutuhkan dalam penelitian ini:

    Spektrofotometer Uv-vis Hitachi U-2000, Timbangan Analitik

    digital 4 digit, Penangas air, Oven, Pipet volume, Kertas saring

    Whatman no.41, Aluminium foil, Plat tetes, Termometer, Mikropipet

    10 µL, Plat tetes dan Lampu UV254, Chamber, Labu ukur dan

    Alat-alat gelas yang umum di laboratorium.

    b. Bahan

    Bahan yang dibutuhkan dalam penelitian ini:

    Floroglusin (Phloroglusinol 1%), Natrium Hidroksida 0,5 N,

    Etanol 70%, Reagent Benedict, Feri klorida (FeCl3 1%), pH universal,

    Plat silika gel GF-254 (KLT), Metanol, Kloroform, Aquadest, Batu

    Es dan Sampel Penelitian berupa Krim Malam pada Klinik

    Kecantikan di Kabupaten Brebes dengan pemberian kode sampel A,

    B, C, D, E dan F, serta bahan baku pembanding yang digunakan yaitu

    Hidrokuinon dengan Kode Hq.

  • 36

    F. Prosedur Penelitian

    1. Penyiapan dan Pengambilan Sampel

    Dalam Penelitian ini yang perlu disiapkan yaitu 6 buah sampel

    krim malam pemutih wajah dengan kode sampel A, B, C, D, E dan F yang

    akan diambil dari beberapa Klinik kecantikan di Kabupaten Brebes dan

    bahan baku pembanding yaitu hidroquinon dengan kode Hq.

    2. Pembuatan NaOH 0,5N

    Timbang secara seksama NaOH seberat 1 gram, lalu larutkan

    dengan aquadest kedalam gelas beaker secukupnya hingga homogen dan

    tercampur sempurna, lalu masukkan kedalam labu ukur 50 mL

    tambahkan dengan aquades sampai tanda batas hingga tepat 50 mL

    (Dimodifikasi Anonim., 2014a).

    3. Pembuatan Floroglusin (Phloroglusinol 1%)

    Timbang secara seksama Phloroglusinol seberat 100 mg, lalu

    larutkan dengan etanol 70% sebanyak 5 mL kedalam gelas beker.

    Masukkan didalam labu ukur 10 mL, dan selanjutnya tambahkan

    etanol 70% sampai tanda batas hingga tepat 10 mL (Dimodifikasi Carissa.,

    2015).

    4. Pembuatan FeCl3 1%

    Timbang secara seksama seberat FeCl3 1 mg, lalu larutkan dengan

    aquadest sebanyak 5 mL kedalam gelas beaker. Masukkan didalam

    labu ukur 10 mL, dan selanjutnya tambahkan aquadest sampai tanda

    batas hingga tepat 10 mL.

  • 37

    5. Analisis Kualitatif

    a. Metode reaksi warna

    Ambil hidrokuinon murni dan sampel A, B, C, D, E dan F

    lalu letakkan pada plat tetes. Masing–masing sampel yang akan

    diujikan kemudian direaksikan dengan FeCl3 1% dan reagent

    benedict pada tabung reaksi. Hasil identifikasi positif apabila

    dengan FeCl3 1% akan menghasilkan warna endapan hijau

    kehitaman dan reagent benedict akan menghasilkan warna merah

    bata (Dimodifikasi Carissa., 2015).

    b. Pengujian pH sampel

    i. Pembuatan larutan uji hidrokuinon

    Timbang secara seksama sampel uji dan Hq seberat 300 mg,

    lalu masukkan kedalam gelas beker, bungkus menggunakan

    aluminium foil, tambahkan 10 mL etanol 70% dan kocok hingga

    tercampur sempurna. Dinginkan dalam es selama 15 menit dan

    kemudian saring dengan kertas saring Whatman no.41

    (Dimodifikasi Anonim., 2011).

    ii. Test uji sampel

    Simpan larutan uji pada plat tetes, masing–masing

    diberikan kertas pH universal. Kemudian periksa pH larutan

    uji sampel tersebut, apabila sampel menunjukkan pH asam maka

    sampel mengandung senyawa hidrokuinon (Susan dkk., 2015).

  • 38

    c. Kromatografi Lapis Tipis

    i. Ambil 10 mL eluen yang digunakan yaitu Metanol : Kloroform

    (1:1), masukkan kedalam chamber dan tutup. Jenuhkan eluen

    dengan memasukkan kertas saring kedalam eluen selama

    30 menit.

    ii. Timbang sampel krim A, B, C, D, E dan F sebanyak 500 mg,

    larutkan menggunakan etanol 70% sebanyak 4 mL serta

    timbang hidrokuinon sebanyak 500 mg dan dilarutkan pada

    etanol 70% sebanyak 4 mL.

    iii. Campuran tersebut dihomogenkan diatas penangas air suhu 60 °C

    selama 10 menit. Masukkan ke dalam es sampai terpisah lemak

    dan lilin dengan fase cair lalu saring, Hasil saringan dapat

    digunakan untuk analisis KLT. Siapkan plat silika gel GF-254

    dengan ukuran 1 x 10 cm lalu diaktifkan dengan cara dipanaskan

    di dalam oven pada suhu 105 °C selama 1 jam.

    iv. Totolkan sampel dengan pembanding yang sudah dilarutkan

    pada plat KLT, menggunakan pipa kapiler / mikropipet

    berujung runcing (10 µL) dan bervolume (10 µL), pentotolan

    dilakukan pada batas garis yang telah dibuat yaitu, bagian atas

    dan bawah dengan ukuran 1 cm pada plat KLT menggunakan

    pensil.

  • 39

    v. Masukan plat silika gel GF-254 (KLT) yang telah ditotolkan

    ke dalam chamber yang berisi eluen hingga pelarut naik ke

    atas sampai tanda garis yang sudah ditentukan pada plat KLT.

    vi. Angkat plat KLT dari chamber dan baca bercak noda

    menggunakan lampu UV254, hitung nilai Rf (Dimodifikasi

    Roslinda dkk., 2015).

    6. Analisis Kuantitatif

    a. Pembuatan larutan baku hidrokuinon 100 ppm.

    Timbang hidrokuinon murni sebanyak 10 mg kemudian

    larutkan pada etanol 70% masukkan kedalam gelas beker. Lalu

    pindahkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 100 mL,

    tambahkan etanol 70% sampai tanda batas hingga volume tepat

    100 mL dan larutan digojok sampai tercampur rata. Sehingga

    akan didapatkan konsentrasi baku induk hidrokuinon sebesar

    100 ppm dalam etanol 70% (Dimodifikasi Sarah., 2014).

    b. Pembuatan seri larutan baku hidrokuinon.

    Dari konsentrasi 100 ppm tersebut dapat dibuatkan lagi

    larutan baku hidrokuinon seri konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm dengan

    cara mengambil 0,1; 0,2; 0,3; 0,4 dan 0,5 mL larutan baku

    hidrokuinon 100 ppm. Masukkan ke dalam labu takar 10 mL,

    tambahkan etanol 70% hingga batas tanda volume tepat 10 mL

    (Dimodifikasi Susan dkk., 2015).

  • 40

    c. Penentuan panjang gelombang maksimum (λmax) hidrokuinon

    Ambil sebanyak 5 mL larutan baku hidrokuinon konsentrasi

    3 ppm, masukkan kedalam tabung reaksi dengan menambahkan 1 mL

    pereaksi Phloroglusinol 1% dan 1 mL NaOH 0,5 N. Lalu panaskan

    kedalam penangas air pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan

    tersebut kemudian didinginkan kedalam air bersuhu 25°C dan

    tambahkan etanol 70% sampai volume 10 mL didalam labu

    takar. Larutan tersebut digojok hingga tercampur rata atau

    homogen. Selanjutnya pembacaan absorbansi larutan tersebut pada

    spektrofotometri visibel dengan panjang gelombang (λ) 400-800 nm

    yang akan diperoleh hasil panjang gelombang maksimum (λmax)

    (Dimodifikasi Sarah., 2014).

    d. Pembuatan kurva baku hidrokuinon.

    Ambil larutan baku hidrokuinon yang sudah dibuat dengan

    konsentrasi 1, 2, 3, 4 dan 5 ppm masing-masing sebanyak 5 mL.

    Masing-masing masukkan ke dalam tabung reaksidan tambahkan

    pereaksi Phloroglusinol 1%, larutan NaOH 0,5 N sebanyak 1 mL, lalu

    panaskan kedalam penangas air dengan suhu 70°C selama 50

    menit. Larutan tersebut kemudian didinginkan kedalam air suhu

    25°C, lalu campuran larutan tersebut ditambahkan etanol 70%

    sampai volumenya 10 mL kedalam labu takar. Masing-masing

    larutan selanjutnya dilakukan pembacaan absorbansinya dengan

    menggunakan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang

  • 41

    maksimum (λmax). Hasil absorbansi yang telah diperoleh pada

    masing-masing konsentrasi diplotkan kedalam persamaan regresi

    linier sehingga akan diperoleh persamaan kurva baku yaitu Y = bx + a

    (Dimodifikasi Sarah., 2014).

    e. Penetapan kadar hidrokuinon dalam sampel.

    Timbang sampel krim A, B, C, D, E dan F sebanyak 10 mg,

    kemudian larutkan kedalam 100 mL larutan etanol 70%. Saring

    menggunakan kertas saring kedalam labu takar 10 mL, tambahkan

    etanol 70% hingga tanda batas, sehingga didapatkan larutan dengan

    konsentrasi 100 ppm. Kemudian larutan tersebut di pipet

    menggunakan pipet volume sebanyak 0,3 mL dan masukkan

    kedalam labu takar 10 mL, tambahkan etanol 70% hingga tanda

    batas, sehingga didapatkan larutan dengan konsentrasi 3 ppm.

    Larutan tersebut kemudian diambil sebanyak 5 mL dan masukkan

    kedalam tabung reaksi lalu tambahkan pereaksi Phloroglusinol 1%

    dan larutan NaOH 0,5 N sebanyak 1 mL. Panaskan dalam

    penangas air pada suhu 70°C selama 50 menit. Larutan tersebut

    didinginkan kedalam air dengan suhu 25°C. Tambahkan etanol 70%

    kedalam campuran tersebut hingga volume 10 mL menggunakan

    labu takar. Selanjutnya dilakukan pembacaan absorbansinya dengan

    menggunakan spektrofotometri visibel pada panjang gelombang

    maksimum (λmax). Masing–masing pengukuran sampel dilakukan

    pengulangan sebanyak 3 kali (Dimodifikasi Sarah., 2014).

  • 42

    G. Diagram Alir

    1. Analisis Kualitatif

    pH>7

    pH

  • 43

    2. Analisis Kuantitatif

    Gambar 3.2 Diagram alir analisis kuantitatif

    Larutan Baku

    Hidrokuinon

    100 ppm

    10 mg

    Hidrokuino

    n murni

    Etanol

    70%

    ad.100 mL

    Larutan Seri Baku

    Hidrokuinon

    1, 2, 3, 4 dan 5 ppm

    0,1; 0,2; 0,3; 0,4

    dan 0,5 mL

    Larutan Baku 100

    ppm Etanol

    70% ad.10

    mL

    Larutan Seri

    Baku dan

    Sampel

    Berwarna

    1 mL

    Phloroglucinol

    1% dan NaOH

    0,5N

    5 mL

    Larutan Seri

    Baku

    Pemanasan

    70°C

    Pendinginan dalam

    air 25°C

    Etanol

    70% ad.10

    mL

    Larutan

    Sampel

    100 ppm

    10 mg

    Sampel Krim

    0,3 mL

    Larutan

    Sampel 100

    Larutan Sampel

    3 ppm

    Larutan Berwarna

    Ungu Kompleks

    Pengukuran Absorbansi

    Hidrokuinon

    5 mL Larutan

    Sampel 3 ppm

    Pengukuran Kadar

    Sampel

    λ Konsentrasi Sampel

    Etanol

    70%

    ad.100 mL

  • 44

    H. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data sendiri bertujuan untuk menyusun data hasil

    pengujian sehingga dapat mudah dipahami dalam pembacaan hasil.

    Sebelum melakukan teknik analisis data kuantitatif terlebih dahulu maka

    lakukan teknik analisis data kualitatif untuk mengetahui keberadaan

    hidrokuinon dalam sampel. Pengujian yang dapat dilakukan berupa uji

    warna, uji pH dan pengujian KLT dengan menghitung nilai Rf yaitu:

    Rf = Jarak tempuh komponen

    Jarak tempuh eluen

    Sampel krim yang mengandung senyawa hidrokuinon setelah

    dilakukan pengujian secara kualitatif kemudian telah di analisis

    menggunakan Spektrofotometri Uv-vis dan hasil data hidrokuinon yang

    telah dilakukan pengujian menggunakan metode Spektrofotometri Uv-vis

    akan dipaparkan hasilnya berdasarkan pada analisa kurva kalibrasi

    dengan persamaan regresi linier yaitu:

    Y = bx + a

    Keterangan:

    Y = Absorbansi

    x = Konsentrasi

    b = Koefisien regresi (yang menyatakan slope “kemiringan”)

    a = Tetapan regresi ( yang menyatakan intersep)

  • 45

    Sampel akan mendapatkan 3 kali perlakuan pada masing-masing

    sampel yang sudah disiapkan. Sampel yang diujikan ada 6 merek yang

    mewakili produk krim malam pemutih wajah yang ada di klinik

    kecantikan. Dimana nama masing-masing merek krim malam pemutih

    wajah ini akan diinisialkan menggunakan huruf A, B, C, D, E dan F.

    Setelah ditemukan nilai absorbansinya maka dilakukan perhitungan kadar

    rata-rata ppm yaitu:

    ( ) …………………(1)

    Setelah ditemukannya hasil K dalam kadar (µg/mL) maka, hasil

    tersebut diubah ke dalam (mg/mL) untuk mendapatkan hasil kadar (%)

    dengan rumus sebagai berikut:

    Mencari (%) = ( )

    . 100% …………(2)

    Keterangan:

    K = Kadar Hidrokuinon dalam Sampel (µg/mL)

    X ppm = Konsentrasi sampel (µg/mL)

    BS = Bobot Sampel

    Fp = Faktor Pengenceran