bab iii metode penelitian 3.1 setting -...

18
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kopeng 02 yang terletak di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang. Masing-masing kelas memiliki 1 ruang kellas. Masing-masing kelas diampu oleh seorang guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru olahraga dan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai pukul 07.00 dan berakhir pada pukul 12.10, kecuali pada hari jumat dan sabtu dimulai pukul 07.20 sampai dengan 11.00 Jumlah siswa pada kelas V adalah 23 orang yang terdiri dari 10 orang siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Kondisi social ekonomi orang tua murid SD Negeri Kopeng 02 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar bekerja sebagai petani. Kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan sangat kurang selain itu saranan dan prasarana sekolah juga minim. Namun tidak mengurangi semangat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ini. Kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton. Guru masih mendominasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Bagi siswa, kegiatan pembelajaran dirasakan kurang menarik. Sehingga membuat siswa merasa jenuh dan sulit untuk menerima materi. Untuk SDA sendiri, bias dikatakan rata-rata dan tidak terlalu menonjol. Karena berada dilokasi pedesaan, siswa sendiri memiliki pola pikir sederhana, tidak seperti siswa pada sekolah-sekolah kota. Perkembangan

Upload: phungdung

Post on 07-Jun-2019

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

9

33

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Kopeng 02 yang terletak

di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Masing-masing kelas memiliki 1 ruang kellas. Masing-masing kelas diampu

oleh seorang guru kelas, 1 guru agama Islam, 1 guru agama Kristen, 1 guru olahraga

dan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai pukul 07.00 dan berakhir pada

pukul 12.10, kecuali pada hari jumat dan sabtu dimulai pukul 07.20 sampai dengan

11.00

Jumlah siswa pada kelas V adalah 23 orang yang terdiri dari 10 orang siswa

laki-laki dan 13 orang siswa perempuan. Kondisi social ekonomi orang tua murid

SD Negeri Kopeng 02 masih tergolong rendah, yaitu sebagian besar bekerja

sebagai petani. Kesadaran dan perhatian mereka terhadap pendidikan sangat kurang

selain itu saranan dan prasarana sekolah juga minim. Namun tidak mengurangi

semangat para guru dalam melaksanakan tugas di sekolah ini.

Kegiatan pembelajaran berlangsung secara monoton. Guru masih

mendominasi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Bagi siswa, kegiatan

pembelajaran dirasakan kurang menarik. Sehingga membuat siswa merasa jenuh

dan sulit untuk menerima materi. Untuk SDA sendiri, bias dikatakan rata-rata dan

tidak terlalu menonjol. Karena berada dilokasi pedesaan, siswa sendiri memiliki

pola pikir sederhana, tidak seperti siswa pada sekolah-sekolah kota. Perkembangan

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

10

kegiatan pembelajaran juga bias dikatakan sedikit lambat. Hal ini sangat

berpengaruh pada hasil belajar siswa. Sudah bias ditebak, hasil belajar siswa juga

menjadi kurang maksimal.

3.2 Variabel yang diteliti dan definisi operasional

Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilain dari orang,

obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan kemuidan ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2011:38).

Variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini terdiri dari variabel terikat dan

variabel bebas.

3.2.1 Variabel Bebas

Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab

perubahannya atau timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2008). Variabel bebas (X)

dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Kooperatif tipe Group

Investigation (GI).

3.2.2 Variabel Terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono 2011:64). Variabel terikat (Y) dari

penelitian ini adalah hasil belajar mata pelajaran IPA siswa kelas 5 SD N Kopeng

02 Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang.

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

11

3.2.3 Definisi Operasional

Group Investigation adalah model pembelajaran dengan system kerja

kelompok untuk melakukan investigasi kelompok. Kemudian siswa

mempresentasikannya dengan kelompok lain. Model pembelajaran tipe Group

Investigation (GI) ini diterapkan dalam pembelajarn IPA kelas 5 SD N Kopeng 02

semester II. Khususnya pada Standar Kompetensi 5. Memahami gaya, gerak, energi

serta fungsinyayang akan dilaksanakan dengan langkah-langkah mengidentifikasi

murid dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan diberikan, melaksanakan

investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir serta

melakukan evaluasi.

3.3 Rancangan Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan model Penelitian tindakan dari

Kurt Lewin yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Mc Taggart dalam Arikunto

(2010:131) bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 4 komponen pokok, yaitu :

a). perencanaan atau planning, b). Tindakan atau acting, c). pengamatan atau

observing, dan d). refleksi atau reflecting. Hubungan antara kelompok komponen

tersebut menunjukan sebuah siklus atau kegiatan berulang. “siklus” inilah yang

menjadi salah satu ciri utama dari penelitian tindakan kelas yaitu bahwa penelitian

tindakan harus dilaksanakan dalam bentuk siklus.

Prosedur penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus yang masing –

masing siklus meliputi 4 tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan,

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

12

pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan dilakukan dengan mengadakan

pembelajaran yang di dalam satu siklus terdiri dari 2 kali tatap muka yang masing

– masing 2 x 35 menit. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada gambar

dibawah ini :

Adapun prosedur Penelitian Tindakan Kelas ini secara rinci diuraikan sebagai

berikut :

3.3.1 Siklus I

3.3.1.1 Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi langkah – langkah sebagai berikut :

1. Membuat RPP yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe GI pada mata

pelajaran IPA.

2. Menyiapkan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran.

3. Menyiapkan soal tes yang akan digunakan setelah dilaksanakan pembelajaran.

4. Menyiapkan lembar penilaian.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

13

5. Membuat lembar observasi.

3.3.1.2 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran IPA dengan Standart Kompetensi 5. Memahami gaya, gerak, energy dan

fungsinya dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group

Investigation (GI).

3.3.1.3 Tahap Observasi

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observasi mencakup

aktifitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamatan. Guru dan pengamat

mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan

hambatan atau kendala yang dihadapi siswa maupun guru.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajaran atau pada tahap pelaksanaan

tindakan. Observasi diarahkan pada point – point yang telah ditetapkan dalam

indicator – indicator.

1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah :

a. Penampilan guru didepan kelas

b. Cara menyampaikan materi pelajaran

c. Cara pengelolaan kelas

d. Cara penggunaan alat pelajaran

e. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran

f. Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok

g. Waktu yang diperlukan guru dalam mengajar

2. Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah :

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

14

a. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA

b. Antusias siswa dalam kerja kelompok

c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA

d. Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal

e. Kerjasama dalam kelompok

f. Kreatifitas siswa dalam menyimpulkan hasil kerja kelompok

g. Keberanian siswa dalam melakukan presentasi

3.3.1.4 Refleksi

Peneliti dan guru secara bersama – sama membahas hasil pembelajaran.

Mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus I. selanjutnya

penyempurnaan pada siklus II.

3.3.2 Siklus II

3.3.2.1 Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi langkah – langkah sebagai berikut :

1. Membuat RPP yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe GI pada mata

pelajaran IPA

2. Menyiapkan media yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran

3. Menyiapkan lembar penilaian

4. Membuat lembar observasi

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

15

3.3.2.1 Tahap Pelaksanaan Tindakan

Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP mata

pelajaran IPA dengan Standart Kompetensi 5. Memahami gaya, gerak, energy dan

fungsinya. Dengan menerapkan model pembelajaran Group Investigation (GI).

1. Pertemuan Pertama

Adapun kegiatan yang dilakukan meliputi :

a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi

b. Apersepsi oleh guru berkaitan dengan materi yang akan diberikan

c. Pembentukan kelompok belajar

d. Penjelasan singkat tentang materi yang diberikan

e. Siswa menerima tugas kelompok

f. Melakukan investigasi kelompok

g. Menulis hasil kerja kelompok

h. Melakukan presentasi

i. Siswa bersama guru membuat kesimpulan pembelajaran hari ini

2. Pertemuan Kedua

a. Pembelajaran dimulai dengan doa dan absensi

b. Apersepsi yang diberikan berkaitan dengan materi yang akan diberikan

c. Mengulang pembelajaran pada pertemuan pertama secara singkat

d. Pembentukan kelompok belajar

e. Pelaksanaan investigasi kelompok

f. Melakukan presentasi hasil kelompok

g. Pemberian pekerjaan rumah

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

16

h. Guru menutup pelajaran

3.3.2.3 Tahap Observasi

Observasi dilakukan selama tindakan berlangsung. Observasi mencakup

aktivitas siswa dan aktivitas guru dengan lembar pengamat. Guru dan pengamat

mengamati dampak pelaksanaan. Apakah telah sesuai dengan rencana dan

hambatan atau kendala apa yang dihadapi siswa maupun guru.

Tahap ini dilakukan pada proses pembelajran taua pada tahap pelaksanaan

tindakan. Observasi diarahkan pada point – point yang telah ditetapkan dalam

indikator – indikator.

1. Indikator keberhasilan guru yang akan dicapai adalah :

a. Penampilan guru didepan kelas

b. Cara menyampaikan materi pelajaran

c. Cara pengelolaan kelas

d. Cara penggunaan alat pelajaran

e. Suara guru dalam menyampaikan pelajaran

f. Cara guru menyampaikan bimbingan kelompok

g. Waktu yang diperlukan guru dalam mengajar

2. Indikator keberhasilan siswa yang ingin dicapai adalah

a. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran IPA

b. Antusias siswa dalam kerja kelompok

c. Keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA

d. Ketepatan dan kecepatan dalam mengerjakan soal

e. Kerjasama dalam kelompok

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

17

f. Kreatifitas siswa menyimpulkan hasil kerja kelompok

g. Keberanian siswa melakukan presentasi

3.3.2.4 Refleksi

Peneliti dan guru secara bersama – sama membahas hasil pembelajaran.

Mengkaji ulang tentang kekurangan dan kelebihan pada siklus I. selanjutnya

penyempurnaan pada siklus I akan diperbaiki di siklus II.

3.4 Jenis Data

1. Data Kuantitatif

Data kuantitatif diwujudkan dengan hasil belajar IPA yang diperoleh dari siswa.

2. Data Kualitatif

Diperoleh dari data yang dilakukan pada penelitian ini adalah metode observasi,

tes, catatan lapangan.

3.4.1 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah:

Analisis kuantitatif

a. Teknik analisis data yaitu menggunakan data kuantitatif sederhana

menggunakan analisis diskriptif. Untuk mengetahui keberhasilan tiap siklus

yang telah digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu dengan

ketuntasan belajar siswa dengan pencapaian KKM=65. Hasil belajar dapat

diukur apabila setiap siswa telah mencapai nilai KKM=65 maka dinyatakan

tuntas dan berhasil.

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

18

Untuk mengetahui hasil belajar IPA dianalisis dengan cara menghitung

ketuntasan belajarnya sebagai berikut:

Menghitung ketuntasan belajar

Presentase= jumlah siswa yang tuntas belajar x 100%

Jumlah siswa

Dikatakan tuntas belajar secara klasikal jika 100% populasi kelas tuntas

telah belajar.

b. Data kualitatif berupa data hasil observasi aktifitas siswa dan aktifitas guru

dalam pembelajaran kontekstual serta hasil catatan lapangan dan angket

dianalisis dengan deskriptif kualitatif. Data kualitatif dipaparkan dalam kalimat

yang dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.

tabel 3.1

Kisi-kisi instrument penelitian

no Variabel Indikator Sumber Data Alat/Instrumen

1 Aktifitas

siswa dalam

pembelajaran

tentang jenis

pesawat

sederhana

dengan

menggunakan

model

1. Kesiapan dalam

belajar

2. Menjawab

pertanyaan

3. Aktif dalam

perumusan masalah

sementara

4. Aktif dalam diskusi

1. Siswa

2. Foto

1. Lembar

observasi

2. Catatan

lapangan

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

19

pembelajaran

grup

investigation

dengan media

gambar

5. Mengerjakan

lembar kerja siswa

6. Melaporkan hasil

kerja kelompok

7. Menyimpulkan hasil

kerja kelompok

8. Melakukan refleksi

2 Keterampilan

guru dalam

pembelajaran

tentang jenis-

jenis pesawat

sederhana

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

grup

investigation

dengan media

gambar

1. Mengemukakan

tujuan

pembelajaran

2. Melakukan

apersepsi

3. Membimbing

siswa merumuskan

masalah

4. Membimbing

siswa dalam

diskusi kelompok

5. Membimbing

siswa dalam

mengerjakan

lembar kerja

1. Guru

2. foto

1. observasi

2. catatan

lapangan

3. wawancara

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

20

6. Membimbing

siswa dalam

melaporkan hasil

kerja kelompok

7. Melakukan

evaluasi

8. Menggunakan

media secara

efektif dan efisien

9. Mengelola waktu

10. Melakukan refleksi

3 Hasil belajar

siswa

terhadap

materi

tentang jenis-

jenis pesawat

sederhana

dengan

menggunakan

model

pembelajaran

frup

1. ketetapan hasil

diskusi

2. kelancaran

mengerjakan

lembar kerja

3. kelancaran mencari

sumber materi

4. indikator dari KD

1. siswa 1. lembar

observasi

2. tes tertulis

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

21

investigation

dengan media

gambar

3.5 Teknik Analisis instrument

3.5.1 Analisis Validitas Instrumen

“Validitas adalah ketetapan atau kecermatan suatu instrument dalam

mengukur apa yang diukur” (Duwi Priyatno, 2010:90). Uji valididtas sering

digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau skala,

apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang

ingin diukur. Uji validitas yang digunanakan adalah uji valididtas item. Validitas

item ditujukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor

total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor item dengan skor

total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapatkan skor koefisien korelasi

yang digunakan untuk mengukur tingkat valididtas suatu item dan untuk

menentukan apakah suatu item layak digunakan atau tidak.

Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,

biasanya digunakan uji signifikan 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika

berkorelasi signifikan terhadap skor total. Atau jika melakukan penilaian langsung

terhadap koefisien korelasi, bias digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30.

Menurut Azwar (1999) semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,30

daya pembedanya dianggap memuaskan. Tetapi Azwar mengatakan bahwa bila

jumlah item belum mencukupi kita bias menurunkan sedikit batas kriteria 0,30

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

22

menjadi 0,25 tetapi menurunkan sedikit batas kriteria dibawah 0,20 sangat tidak

disarankan. Untuk pembahasan ini dilakukan uji signifikan koefisien korelasi

dengan kriteria menggunakan r kritis pada taraf signifikan 0,05 (signifikan 5% atau

0,05 adalah ukuran standart yang sering digunakan dalam penelitian).

Pada program SPSS teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji

valididtas adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson (produk Moment

Pearson) dan Corrected Item-Total Correlation.

Berdasarkan soal tes yang diujikan pada siswa SD Negeri Kopeng 02 maka

hasilnya diolah dengan menggunakan program SPSS versi 16 for windows dan hasil

analisisnya dapat dilihat pada lampiran.

Beikut ini adalah tabel hasil uji validitas instrument siklus I dan siklus 2.

Tabel 3.2

Hasil Uji validitas Instrumen Tes Siklus I dan siklus 2

Siklus Bentuk Soal No Item Soal Valid Tidak Valid

1 Pilihan

Ganda

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,

15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,2

5,26,27,28,29,30, 31, 32, 33, 34,

35

1, 3, 5, 6, 7,

10, 12, 13,

14, 15, 16,

17, 18, 19,

20, 21, 22,

23, 24, 25,

26, 27, 28,

29, 30, 31,

32, 33, 34, 35

2, 4, 8, 9,11

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

23

2 Pilihan

Ganda

1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,

15,16,17,18,19,20,21,22,23,24,2

5,26,27,28,29,30

1,2,3,4,5,6,

7,8,10,11,1

2,13,14,15,

16,17,18,20

,21,23,25,2

6,27,28,29,

30,34

9,19,22,24,3

1,32,33,35

Berdasarkan tabel diatas menunjukan bahwa setelah dilakukan analisis dari

35 soal tes siklus 1 terdapat 5 item soal yang corrected item total correlation <0,2

yang telah dianalisis diperoleh hasil 8 item soal tes yang corrected item to total

correlation <0,2 sehingga item tidak valid.

3.5.2 Analisis Reliabilitas Instrumen

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat

ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut

diulang. Ada beberapa metode pengujian reliabilitas diantaranya metode tes ulang,

formula belah dua dari Spearman Brown, formula Rulon Formula Flanagan,

Chronbach’s Alpha, metode formula KR-20, KR-21 dan metode Anova Hoyt.

Dalam SPSS akan dibahas uji yang sering digunakan mahasiswa adalah dengan

menggunakan metode Chronbach’s Alpha.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

24

Untuk pengujian biasanya menggunakan batasan tertentu seperti 0,6.

Menurut SEkaran (1992), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik sedangkan

0,7 dapat diterima dan 0,8 adalah baik.

Hasil perhitungan uji reliabilitas yang telah dilakukan, dapat dilihat pada

lampiran. untuk lebih jelasnya disajikan dalam tabel dibawah ini :

Tabel 3.3

Hasil Uji reliabilitas Instrumen tes Siklus 1 dan Siklus 2

Siklus Bentuk soal Koefisiensi alpha Kriteria

1 Pilihan ganda O, 947 Reliabilitas Baik

2 Pilihan ganda 0, 954 Reliabilitas Baik

3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal

Agar dapat memeperoleh kualitas soal yang baik selain memenuhi valididtas

dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut.

Persoalan yang penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah

penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar

(Sudjana, 2011:137)

Analisis taraf kesukaran soal dalam penelitian ini menggunakan Tabel Rose

dan Stanley dengan kriteria berikut ini:

Tabel 3.4

Tabel Rose dan Stanley

Presentase Option

Kategori

2 3 4 5

16 0,16n 0,213n 0,24n 0,256n Mudah

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

25

50

84

0,50n

0,84n

0,667n

1,20n

0,75n

1,26n

0,80n

1,344n

Sedang

Sukar

Keterangan:

1. Option 2 adalah bentuk benar-salah

2. Option 3,4,5 adalah bentuk pilihan ganda

3. N adalah 27% dari banyaknya siswa yang mengikuti tes

Dalam menghitung indeks kesukaran soal, dapat menggunakan rumusan

sebagai berikut:

SR+ST

Keterangan:

1. SR adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok rendah

2. ST adalah siswa yang menjawab salah dari kelompok tinggi (Sudjana, 2011:138-

139)

3.5.3.1 Taraf Kesukaran Soal Siklus 1

Setelah melakukan penghitungan dengan menggunakan tabel Rose dan

Stanley diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus I yang disajikan dalam tabel

berikut :

Tabel 3.5

Taraf Kesukaran Soal Siklus 1

Tingkat Kesukaran Item Soal Jumlah

Mudah 3, 5,12,13,30 5

Sedang 1,7,10,14,17,21,26,28,31,34,35 11

Sukar 15,16,18,25 4

Page 18: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting - repository.uksw.edurepository.uksw.edu/bitstream/123456789/7925/4/T1_292010152_BAB III.pdfdan 1 guru mulok. Proses belajar mengajar dimulai

26

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh 5 soal dalam kategori mudah, 11 soal dalam

kategori sedang, dan 4 soal dalam kategori sukar.

3.5.3.2 Taraf kesukaran Soal Siklus II

Setelah melakukan perhitungan dengan menggunakan tabel Rose and stanly

diperoleh hasil taraf kesukaran soal siklus II yang disajikan dalam tabel berikut :

Tabel 3.6

Taraf Kesukaran Soal Siklus II

Tingkat Kesukaran Item Soal Jumlah

Mudah 1,2,3,4 3

Sedang 5,6,7,8,11,12,13,17,21,25 10

Sukar 10,14,16,29,30,34 6

Berdasarkan tabel tersebut diperoleh 3 soal dalam kategori mudah, 10 soal dalam

kategori sedang, dan 6 soal dalam kategori sukar.