bab iii metode penelitian 3.1 setting dan karakteristik...

17
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa Kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 47 siswa, yang terdiri atas 25 siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Siswa kelas V ini hasil belajarnya masih rendah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada materi pokok “Cerita Pendek Anak”. Dari 47 siswa terdapat 27 siswa mendapatkan nilai dibawah 65 atau belum mencapai KKM yang ditentukan. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur antara 9 tahun sampai 11 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/ nyata. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai wiraswasta. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik adalah suatu metode mengajar berdasarkan pengalaman karena siswa dapat bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan memperagakannya, baik secara lisan maupun tertulis.. Variabel bebasnya yaitu metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dan variabel terikatnya yaitu hasil belajar siswa. 3.2.1 Variabel Bebas Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik. Aspek yang diukur dalam pembelajaran ini 35

Upload: hoangthu

Post on 29-May-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian

Penelitian dilakukan di SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara

Kabupaten Jepara. Subyek dari penelitian tindakan kelas siswa Kelas V

SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Semester II Tahun

Pelajaran 2011/2012 dengan jumlah siswa 47 siswa, yang terdiri atas 25

siswa perempuan dan 22 siswa laki-laki. Siswa kelas V ini hasil belajarnya

masih rendah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, khususnya pada

materi pokok “Cerita Pendek Anak”. Dari 47 siswa terdapat 27 siswa

mendapatkan nilai dibawah 65 atau belum mencapai KKM yang

ditentukan. Karakteristik siswa kelas V ini adalah berumur antara 9 tahun

sampai 11 yang merupakan menuju tahap berpikir konkrit/ nyata. Sebagian

besar orang tua siswa bekerja sebagai wiraswasta.

3.2 Variabel Penelitian

Variabel penelitian tindakan kelas ini ada dua yaitu variabel bebas dan

variabel terikat. Metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

adalah suatu metode mengajar berdasarkan pengalaman karena siswa dapat

bertindak dan mengekspresikan perasaan dan pendapat dengan

memperagakannya, baik secara lisan maupun tertulis.. Variabel bebasnya

yaitu metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik dan variabel

terikatnya yaitu hasil belajar siswa.

3.2.1 Variabel Bebas

Dalam penelitian ini variabel bebasnya adalah metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik. Aspek yang diukur dalam pembelajaran ini

35

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

36

meliputi menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik (membaca

dan berbicara), memilih partisipan (membaca dan berbicara), menyusun

tahap-tahap peran (berbicara dan mendengarkan), menyiapkan pengamatan

(mendengarkan dan menulis), pemeranan (berbicara dan membaca),

diskusi dan evaluasi (berbicara dan menulis), pemeranan ulang (berbicara

dan membaca), diskusi dan evaluasi tahap dua (berbicara dan menulis),

serta mengambil pengalaman dan kesimpulan (menulis, membaca,

berbicara, dan mendengarkan).

3.2.2 Variabel Terikat

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil

belajar. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah

menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat

mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari. Hasil

belajar yang diperoleh dari tes tertulis.

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan dalam dua siklus yang

dipergunakan adalah model Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2006:

98) dan Daryanto (2011: 182) terdapat tiga tahap rencana tindakan,

meliputi: Perencanaan, Pelaksanaan tindakan dan pengamatan/observasi,

dan Refleksi. Rincian prosedur tindakan dapat digambarkan pada bagan

sebagai berikut:

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

37

Perencanaan

Siklus I Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan

Pengamatan

Refleksi

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian

Berdasarkan skema di atas penelitian akan dilaksanakan melalui

Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian menyusun suatu

perencanaan mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam

pelaksanaan pembelajaran. Setelah perencanaan akan dilaksanakan

tindakan dengan suatu pengamatan mengenai jalannya tindakan dalam

pembelajaran, setelah tindakan akan dilaksanakan refleksi berdasarkan

hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan

kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan

dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada

Siklus I.

SIKLUS I

1. Perencanaan

Perencanaan pada penelitian tindakan kelas ini meliputi:

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

38

1) Penulis merancang dan merencanakan pembelajaran Bahasa

Indonesia kelas V dengan cara meyusun RPP pokok bahasan

“Cerita Pendek Anak“.

2) Menentukan cerita anak yang akan diperankan dan diidentifikasi.

3) Menentukan lamanya waktu dalam kegiatan pembelajaran.

4) Menetapkan teknik pembelajaran.

5) Kesimpulan dan evaluasi.

6) Pemantapan dan tindak lanjut.

2. Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan

a) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan pada siklus I terdiri dari 3 pertemuan, yaitu

sebagai berikut:

1) Pertemuan I

Fase 1 menghangatkan suasana dan memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi

b. Siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan

diperankan.

Fase 2 Memilih Partisipan (membaca dan berbicara)

c. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran

dalam cerita.

Fase 3 Tahap-Tahap Peran (berbicara dan mendengarkan)

d. Siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan

ceita pendek anak.

Fase 4 Pengamatan (mendegarkan dan menulis)

e. Siswa mempersiapkan mengamati dan menghayati

jalannya cerita.

Fase 5 Pemeranan (berbicara dan membaca)

f. Siswa memerankan cerita pendek anak.

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

39

Fase 6 Diskusi dan Evaluasi (berbicara dan menulis)

g. Siswa mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, latar, tema,

dan amanat) yang ditemukan.

h. Siswa melakukan tanya jawab mengenai unsur cerita yang

telah ditemukan.

i. Siswa berdiskusi dikelas mengenai jalan cerita yang yang

telah diperagakan dan diamati.

j. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa.

Fase 7 Pemeranan Ulang (berbicara dan membaca)

k. Melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang

didiskusikan.

Fase 8 Diskusi dan Evaluasi Tahap Dua (berbicara dan

menulis)

l. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam

cerita yang perlu di contoh dan perlu ditinggalkan.

Fase 9 Mengambil Pengalaman dan Kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendegarkan)

m. Siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah

diperankan dan diamati dengan runtut serta

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

2) Pertemuan II

Fase 1 Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta

Didik (membaca dan berbicara)

a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi

b. Siswa diberi arahan oleh guru tentang cerita yang akan

diperankan.

Fase 2 Memilih Partisipan (membaca dan berbicara)

c. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran

dalam cerita

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

40

Fase 3 Tahap-Tahap Peran (berbicara dan mendengarkan)

d. Siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan

cerita pendek anak.

Fase 4 Pengamatan (mendegarkan dan menulis)

e. Siswa mempersiapkan mengamati dan menghayati

jalannya cerita.

Fase 5 Pemeranan (berbicara dan membaca)

f. Siswa memerankan cerita pendek anak.

Fase 6 Diskusi dan Evaluasi (berbicara dan menulis)

g. Siswa mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, latar, tema,

dan amanat) yang ditemukan.

h. Siswa melakukan tanya jawab mengenai unsur cerita yang

telah ditemukan.

i. Siswa berdiskusi dikelas mengenai jalan cerita yang yang

telah diperagakan dan diamati.

j. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa.

Fase 7 Pemeranan Ulang (berbicara dan membaca)

k. Melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang

didiskusikan.

Fase 8 Diskusi dan Evaluasi Tahap Dua (berbicara dan

menulis)

l. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam

cerita yang perlu di contoh dan perlu ditinggalkan.

Fase 9 Mengambil Pengalaman dan Kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendegarkan)

m. Siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah

diperagakan dan diamati dengan runtut serta

memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

41

3) Pertemuan III

Fase 1 Menghangatkan Suasana dan Memotivasi Peserta Didik

(membaca dan berbicara)

a. Membuka pelajaran meliputi apersepsi dan motivasi

b. Siswa diberi arahan oleh guru tenatang cerita yang akan

diperankan.

Fase 2 Memilih Partisipan (membaca dan berbicara)

c. Beberapa siswa maju ke depan kelas untuk membagi peran

dalam cerita.

Fase 3 Tahap-Tahap Peran (berbicara dan mendegarkan)

d. Siswa mempersiapkan untuk memperagakan/memerankan

cerita pendek anak.

Fase 4 Pengamatan (mendegarkan dan menulis)

e. Siswa mempersiapkan mengamati dan mengahayati

jalannya cerita

Fase 5 Pemeranan (berbicara dan membaca)

f. Siswa memerankan cerita pendek anak.

Fase 6 Diskusi dan Evaluasi (berbicara dan menulis)

g. Siswa mengidentifikasi unsur cerita (tokoh, latar, tema,

dan amanat) yang ditemukan.

h. Siswa melakukan tanya jawab mengenai unsur cerita yang

telah ditemukan.

i. Siswa berdiskusi dikelas mengenai jalan cerita yang yang

telah dilihat dan diamati.

j. Siswa dan guru bersama-sama membahas mengenai hasil

diskusi siswa.

Fase 7 Pemeranan Ulang (berbicara dan membaca)

k. Melakukan pemeranan ulang sesuai hasil yang

didiskusikan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

42

Fase 8 Diskusi dan Evaluasi Tahap Dua (berbicara dan

menulis)

l. Siswa dibimbing oleh guru untuk menemukan sikap dalam

cerita yang perlu di contoh dan perlu ditinggalkan.

Fase 9 Mengambil Pengalaman dan Kesimpulan (menulis,

membaca, berbicara, dan mendegarkan)

m. Siswa menceritakan kembali isi cerita yang telah

diperankan dan diamati dengan runtut dan memperhatikan

penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan.

4) Tindak lanjut

Tindak lanjut dari pelaksanaan pembelajaran, setelah

mengidentifikasi unsur cerita berupa laporan dalam

mengidentifikasi dan menceritakan kembali isi cerita.

5) Pemantapan

Siswa didorong untuk menginternalisasikan konsep,

pengetahuan dan keterampilan yang baru saja diperoleh

dalam kegiatan sehari-hari dan menyisipkan pesan moral dari

cerita yang telah perankan dan diamati.

6) Evaluasi

Guru membagikan soal tes tertulis berupa tes pilihan ganda

dan uraian untuk dikerjakan secara individu pada akhir

pembelajaran, sebagai sarana pengukuran tingkat penguasaan

materi dan tingkat keberhasilan belajar siswa.

b) Observasi

Dalam tahap ini dilakukan observasi atau pengamatan oleh

guru tentang jalannya proses kegiatan belajar mengajar secara

menyeluruh dari kegiatan awal, inti dan akhir yang dilaksanakan

pada pertemuan I, II, dan III yang dibantu oleh pengamat untuk

melakukan monitoring pelaksanaan pembelajaran.

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

43

3. Refleksi

Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera menganalisa

pelaksanaan PTK setelah kegiatan belajar mengajar berakhir, sebagai

bahan refleksi. Selanjutnya peneliti mengadakan refleksi dalam

pelaksanaan pembelajaran dan kekurangan serta hambatan dalam

pelaksanaan pembelajaran, dan bila melalui metode bermain peran

berbasis kecerdasan linguistik hasil belajar siswa masih rendah atau

masih kurang dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia tentang materi

“Cerita Pendek Anak” di Sekolah Dasar Negeri 2 Panggang

Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara Tahun Pelajaran 2011/2012,

yang dapat dilihat dari kriteria pencapaian indikator kinerjanya. Maka,

sebagai tindakan dalam merefleksi dilakukan dalam bentuk tindakan

pengulangan (remidi), pemantapan (pengayaan) terhadap proses

belajar mengajar selanjutnya sampai pada hasil dan tujuan yang telah

dirumuskan berhasil.

SIKLUS II

Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan seperti

pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan

alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian

sehingga terdapat kemungkinan pembelajaran dilakukan kurang dari tiga

pertemuan. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan dan

kekurangan pada siklus sebelumnya.

3.4 Teknik Dan Instrumen Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada

siswa kelas V SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

44

setelah menggunakan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik

adalah:

3.4.1 Observasi

Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif

adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamat sebagai

instrument. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah

laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2002: 4). Metode ini

digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik pada proses pembelajaran.

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

untuk meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas V

SDN 2 Panggang Kecamatan Jepara Kabupaten Jepara setelah

menggunakan metode bermain peran berbasis kecerdasan linguistik:

a. Lembar Observasi

Lembar observasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas

ini berupa lembar observasi pada praktik pembelajaran terhadap

implementasi/pelaksanaan metode bermain peran berbasis kecerdasan

linguistik pada setiap kegiatan pembelajaran. Untuk mendapatkan data

observasi yang valid digunakan juga kisi (terlampir) sebagai triangulasi

beserta kisi-kisi observasi pada tabel 3.1 dan lembar obeservasi

(terlampir).

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

45

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Observasi

Penerapan Metode Bermain Peran Berbasis Kecerdasan Linguistik

Aspek Indikator No

Item

Jumlah

Item

Melakukan

kegiatan

pembelajaran

sesuai dengan

tahapan

pelaksanaan

metode bermain

peran berbasis

kecerdasan

linguitik.

a. Menghangatkan suasana dan

memotivasi peserta didik

(membaca dan berbicara)

b. Memilih partisipan/peran

(membaca dan berbicara)

c. Menyusun tahap-tahap peran

(berbicara dan mendegarkan)

d. Menyiapkan pengamatan

(mendegarkan dan menulis)

e. Pemeranan

(berbicara dan membaca)

f. Diskusi dan evaluasi

(berbicara dan menulis)

g. Pemeranan ulang

(berbicara dan membaca)

h. Diskusi dan evaluasi tahap dua

(berbicara dan menulis)

i. Mengambil pengalaman dan

kesimpulan

(menulis, membaca, berbicara,

dan mendegarkan)

1, 2

3, 4

5,6

7, 8

9, 10,

11

12,13,

14

15,

16,

17,18,

19

2

2

2

2

3

3

1

1

3

Jumlah 19

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

46

3.4.2 Tes

Tes hasil belajar siswa untuk mengetahui sejauh mana kemampuan

siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam

pembelajaran Bahasa Indonesia.

a. Data Pra siklus

Data pra sikus ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan

siswa dalam pembelajaran. Dilihat dari data sekunder yang diperoleh dari

rata-rata nilai ulangan harian siswa hanya 60,60 pada mata pelajaran

bahasa Indonesia.

b. Soal Tes

Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa

dalam pembelajaran. Test ini diberikan setelah akhir pembelajaran.

Adapun kisi soal evaluasi dapat dilihat pada tabel 3.2.

Tabel 3.2

Kisi-Kisi Butir Soal Bahasa Indonesia Materi Cerita Pendek Anak

Standar

Kompetensi

Kompetensi

Dasar

Indikator Item Pada

Tes

Jumla

h Item

Memahami

cerita tentang

peristiwa dan

cerita pendek

anak yang

disampaikan

secara lisan.

Mengidentifi

kasi unsur

cerita

(tokoh, tema,

latar,

amanat).

1. Menjelaskan tokoh-

tokoh cerita dan

sifatnya.

Pilihan ganda

item

1,2,3, 4, 7, 8,

6

2. Menentukan latar

cerita dengan

mengutip kalimat atau

paragraf yang

mendukung.

Pilihan ganda

item

5,6

2

3. Menentukan tema

cerita.

Pilihan ganda

item

9

1

4. Menentukan amanat

yang terkandung

dalam cerita

Pilihan ganda

item

10

1

5. Menceritakan kembali

isi cerita

Isian item 1 1

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

47

Menulis soal bentuk pilihan ganda sangat diperlukan keterampilan dan

ketelitian. Hal yang paling sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan

ganda adalah menuliskan pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh

yang tingkat kerumitan atau tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya

relatif sama dengan kunci jawaban. Oleh karena itu, untuk memudahkan dalam

penulisan soal bentuk pilihan ganda, maka dalam penulisannya perlu mengikuti

langkah-langkah berikut, langkah pertama adalah menuliskan pokok soalnya,

langkah kedua menuliskan kunci jawabannya, langkah ketiga menuliskan

pengecohnya.

Soal bentuk pilihan ganda merupakan soal yang telah disediakan pilihan

jawabannya. Peserta didik yang mengerjakan soal hanya memilih satu jawaban

yang benar dari pilihan jawaban yang disediakan. Soalnya mencakup: (1) dasar

pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal (stem), (3) pilihan jawaban yang

terdiri atas: kunci jawaban dan pengecoh.

Kaidah penulisan soal pilihan ganda adalah seperti berikut ini:

1) Materi

a. Soal harus sesuai dengan indikator. Artinya soal harus menanyakan

perilaku dan materi yang hendak diukur sesuai dengan rumusan indikator

dalam kisi-kisi.

b. Pengecoh harus berfungsi.

c. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar. Artinya, satu soal

hanya mempunyai satu kunci jawaban.

2) Konstruksi

a. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas. Artinya,

kemampuan/materi yang hendak diukur/ditanyakan harus jelas, tidak

menimbulkan pengertian atau penafsiran yang berbeda dari yang

dimaksudkan penulis. Setiap butir soal hanya mengandung satu

persoalan/gagasan

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

48

b. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan

yang diperlukan saja. Artinya apabila terdapat rumusan atau pernyataan

yang sebetulnya tidak diperlukan, maka rumusan atau pernyataan itu

dihilangkan saja.

c. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat kata, kelompok kata,

atau ungkapan yang dapat memberikan petunjuk ke arah jawaban yang

benar.

d. Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

Artinya, pada pokok soal jangan sampai terdapat dua kata atau lebih yang

mengandung arti negatif. Hal ini untuk mencegah terjadinya kesalahan

penafsiran peserta didik terhadap arti pernyataan yang dimaksud. Untuk

keterampilan bahasa, penggunaan negatif ganda diperbolehkan bila aspek

yang akan diukur justru pengertian tentang negatif ganda itu sendiri.

e. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

Artinya, semua pilihan jawaban harus berasal dari materi yang sama

seperti yang ditanyakan oleh pokok soal, penulisannya harus setara, dan

semua pilihan jawaban harus berfungsi.

f. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama. Kaidah ini

diperlukan karena adanya kecenderungan peserta didik memilih jawaban

yang paling panjang karena seringkali jawaban yang lebih panjang itu

lebih lengkap dan merupakan kunci jawaban.

g. Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan “Semua pilihan jawaban

di atas salah” atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”. Artinya

dengan adanya pilihan jawaban seperti ini, maka secara materi pilihan

jawaban berkurang satu karena pernyataan itu bukan merupakan materi

yang ditanyakan dan pernyataan itu menjadi tidak homogen.

h. Pilihan jawaban yang berbentuk angka atau waktu harus disusun

berdasarkan urutan besar kecilnya nilai angka atau kronologis. Artinya

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

49

pilihan jawaban yang berbentuk angka harus disusun dari nilai angka

paling kecil berurutan sampai nilai angka yang paling besar, dan

sebaliknya. Demikian juga pilihan jawaban yang menunjukkan waktu

harus disusun secara kronologis. Penyusunan secara unit dimaksudkan

untuk memudahkan peserta didik melihat pilihan jawaban.

i. Gambar, grafik, tabel, diagram, wacana, dan sejenisnya yang terdapat

pada soal harus jelas dan berfungsi. Artinya, apa saja yang menyertai

suatu soal yang ditanyakan harus jelas, terbaca, dapat dimengerti oleh

peserta didik. Apabila soal bisa dijawab tanpa melihat gambar, grafik,

tabel atau sejenisnya yang terdapat pada soal, berarti gambar, grafik, atau

tabel itu tidak berfungsi.

j. Rumusan pokok soal tidak menggunakan ungkapan atau kata yang

bermakna tidak pasti seperti: sebaiknya, umumnya, kadang-kadang.

k. Butir soal jangan bergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Ketergantungan pada soal sebelumnya menyebabkan peserta didik yang

tidak dapat menjawab benar soal pertama tidak akan dapat menjawab

benar soal berikutnya.

3) Bahasa/budaya

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa

Indonesia. Kaidah bahasa Indonesia dalam penulisan soal di antaranya

meliputi: a) pemakaian kalimat: (1) unsur subyek, (2) unsur predikat, (3)

anak kalimat; b) pemakaian kata: (1) pilihan kata, (2) penulisan kata, dan

c) pemakaian ejaan: (1) penulisan huruf, (2) penggunaan tanda baca.

b. Bahasa yang digunakan harus komunikatif, sehingga pernyataannya

mudah dimengerti warga belajar/peserta didik.

c. Pilihan jawaban jangan yang mengulang kata/frase yang bukan

merupakan satu kesatuan pengertian. Letakkan kata/frase pada pokok

soal.

Page 16: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

50

Berdasarkan uraian kaidah penulisan soal pilihan ganda diatas, maka

peneliti akan mengunakannya sebagai acuan dalam penyusunan untuk lembar

uji validasi pakar/ahli. Aspek-aspek yang akan peneliti gunakan ke dalam

lembar uji validasi pakar/ahli terdapat dalam tabel berikut:

Tabel 3.3. Kisi-kisi Lembar Uji Validasi Pakar/Ahli

No. Aspek Kaidah Penulisan Soal Pilihan Ganda (Multiple Choice Test)

1. Materi

a. Soal sesuai dengan indikator.

b. Pengecoh jawaban berfungsi.

c. Setiap soal mempunyai satu jawaban yang benar.

2. Konstruksi

a. Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.

b. Pokok soal dirumuskan secara jelas dan tegas.

c. Pokok soal tidak memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.

d. Pilihan jawaban homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

e. Pokok soal tidak mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda.

3. Bahasa/budaya

a. Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia.

b. Bahasa yang digunakan pada setiap soal komunikatif

c. Pilihan jawaban tidak mengulang kata/frase yang bukan merupakan satu kesatuan

pengertian.

3.5 Indikator Kinerja

Dengan melihat latar belakang permasalahan dan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa, maka di pergunakan indikator sebagai

berikut:

3.5.1 Indikator Proses

Indikator proses dalam penelitian ini merupakan indikator

ketercapaian dalam proses pembelajaran terhadap

Page 17: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/784/4/T1_292008016_BAB III.pdfdi. SD Negeri 2 Panggang Kecamatan Jepara ... Pelajaran

51

implementasi/pelaksanaan metode bermain peran berbasis

kecerdasan linguistik yang digunakan. Penulis memberikan patokan

75% dari jumlah keseluruhan kegiatan dari kegiatan metode bermain

peran berbasis kecerdasan linguistik diterapkan dalam

pembelajaran.

3.5.2 Indikator Hasil

Indikator hasil dari penelitian ini adalah ketecapaian KKM pada

hasil belajar siswa. Peneliti menetapkan minimal 75% dari jumlah

keseluruhan siswa mencapai kentuntasan belajar siswa dengan

memperoleh nilai ≥65 sesuai dengan KKM.

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan

menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis

deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes

tertulis dan deskriptif kualitatif yaitu berupa kata-kata atau penjelasan

yang diperoleh dari lembar observasi. Kemudian hasilnya dianalisis

dengan indikator kinerja, yaitu membandingkan nilai siklus I dan nilai

siklus II. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.