bab iii metode penelitian 3.1. setting dan karakteristik...
TRANSCRIPT
23
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan di SD Negeri Kutowinangun 01 Kecamatan
Tingkir Kota Salatiga. Subjek dari penelitian tindakan kelas adalah siswa kelas 4
SD Negeri Kutowinangun 01 Kecamatan Tingkir, Kota Salatiga Semester I
Tahun Pelajaran 2016/2017. Siswa kelas 4 berjumlah 38 orang, terdiri dari 21
siswa perempuan dan 17 siswa laki-laki. Karakteristik siswa kelas 5 ini adalah
berumur antara 9 tahun sampai 11 tahun yang merupakan tahap berpikir konkret,
siswa lebih menikmati pembelajaran yang menggunakan media konkret, dan alat
bantu lainnya. Alasan dilakukannya penelitian di SD Negeri Kutowinangun 01
Salatiga dilator belakangi oleh masalah yang dihadapi guru dalam melakukan
pembelajaran Matematika yang menyangkut materi Operasi Hitung Bilangan
Bulat.
Siswa kelas 4 memiliki hasil belajar yang secara rata-rata klasikal belum
memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (65) atau masih di bawah standar
ketuntasan minimal, siswa kelas 4 Sekolah Dasar Negeri Kutowinangun 01 yang
berjumlah 38 orang mengalami kesulitan dalam mempelajari materi matematika
pada pokok bahasan Operasi Hitung Bilangan. Hasil dan evaluasi harian juga
banyak yang masih berada di bawah standar. Dari catatan guru hanya 12 orang
siswa (31,6%) yang tuntas, namun sebagian besar siswa kelas 4 SD Negeri
Kutowinangun 01 yakni 26 orang siswa (68,4%) tidak tuntas.
Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi operasi hitung bilangan
bulat dimungkinkah oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya dalam
kegiatan belajar. Salah satunya adalah kebiasaan guru dalam menjelaskan
konsep operasi hitung bilangan tidak menggunakan pengalaman siswa sehari-hari
bahkan tidak menggunakan alat peraga, padahal kita tahu bahwa Matematika
24
adalah konsep abstrak yang tak mungkin bisa dimengerti dengan mudah oleh
anak usia SD. Untuk itu alat peraga diharapkan mampu menarik minat belajar
siswa, sehingga akan ada peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas 4 SD
Negeri Kutowinangun 01 Salatiga.
3.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
(Aqib, dkk, 2010: 2) menyatakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan
suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh
guru dilapangan. Senada dengan Aqib, dkk peneliti juga berpendapat bahwa
penelitian tindakan kelas dilakukan karena efektif dalam penggunaan waktu, baik
bagi guru, peneliti dan siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun, di samping itu
penelitian tindakan kelas juga dapat langsung memberikan dampak atau efek atas
hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan sehingga dapat langsung ditelaah
oleh peneliti.
Penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara individual ,mengharuskan
penulis berperan sebagai dua (2) figur, sebagai peneliti sekaligus sebagai praktisi.
Sebagai peneliti, penulis harus mampu bekerja pada jalur penelitiannya, yakni
jalur menuju perbaikan dengan langkah-langkah yang dapat dipertanggung
jawabkan dalam arti peneliti harus menjamin kesahihan sehingga mendukung
objektivitas penelitian yang dilakukan.
3.3. Waktu Penelitian
Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Juni tahun 2016 sampai September
2016 yang dilakukan secara bertahap. Tahapan ditempuh mulai dari tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap penyusunan.
25
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan meliputi tahap pembuatan judul, pembuatan proposal,
pembuatan instrument, permohonan izin dari sekolah serta survey disekolah yang
dijadikan target penelitian. Tahap ini dilakukan mulai 7 Juni hingga 2 Juli 2016
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah, meliputi uji
coba instrument, pengumpulan data dan pengambilan data. Tahap ini
dilaksanakan mulai dari 7 Juli hingga 4 Agustus
3. Tahap Penyusunan
Pada tahap penyusunan, yang dilakukan yaitu pengolahan data dan konsultasi
yang diikuti dengan penyusunan laporan serta persiapan ujian. Tahap ini
dilaksanakan mulai dari 8 Agustus – 5 September.
Tabel 3.1.
Jadwal Penelitian
Tahap persiapan Tahap pelaksanaan Tahap penyusunan
1. Pembuatan judul
(1 Februari 4 Maret 2016)
Uji coba instrumen
(7 Agustus 2016)
Pengolahan data
(9 Agustus 2016)
2. Pembuatan proposal Pengumpulan data
(8 Agustus 2016)
Konsultasi (10 Agustus-15
Agustus 2016)
3. Pembuatan instrumen Pengambilan data
(9 Agustus 2016)
Penyusunan laporan (8-15
Agustus 2016)
4. Permohonan ijin Persiapan Ujian (17 Agustus
-23 Agustus 2016)
Dari Tabel 3.1, dapat diamati bahwa ada 3 tahap dalam melakukan
penelitian, yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap penyusunan hasil
penelitian
3.4. Variabel yang Diteliti
Variabel adalah sesuatu yang menjadi pusat perhatian pada suatu
penelitian, karena variabel adalah hal yang mempengaruhi nilai sehingga nilai
dapat berubah. Dari definisi variabel sendiri, dapat disimpulkan bahwa variabel
yang akan diteliti adalah objek yang menjadi penelitian, yang nantinya akan
26
menjadi hasil dari penelitian tersebut. Macam-macam variabel dalam penelitian
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu:
1. Variabel Independen ( Variabel Bebas )
Variabel Independen (Independent Variable) Variabel independen
adalah variabel yang menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain.
Variabel independen juga sebagai variabel yang mendahului (antecedent
variable). Variable bebas pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di
kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 01 adalah alat peraga manipulatif (X). Alat
peraga manipulatif adalah alat peraga yang terbuat dari garis bilangan dan
manik-manik untuk menjelaskandan menanamkan konsep operasi hitung
bilangan bulat. Terlaksananya pembelajaran menggunakan alat peraga garis
bilangan dan manik-manik dapat ditinjau dari lembar observasi kegiatan guru.
2. Variabel Dependen ( Variabel Terikat )
Variabel Dependen (Dependent Variable) Variabel dependen adalah
variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel
dependen disebut juga variabel yang diduga sebagai akibat (presumed effect
variable). Variabel dependen juga dapat disebut sebagai variabel konsekuensi
(consequent variable).
Pada penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SD Negeri
Kutowinangun 01 Salatiga, variabel terikatnya adalah hasil belajar, karena
hasil belajar siswa bergantung pada variabel bebas. Hasil belajar matematika
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pencapaian akademik siswa kelas
4 SD Negeri Kutowinangun 01 Salatiga pada mata pelajaran matematika
khususnya pada materi operasi bilangan bulat. Hasil belajar matematika dapat
diukur melalui lembar soal pilihan ganda yang dikerjakan siswa kelas 4 SD
Negeri Kutowinangun 01 Salatiga di setiap akhir siklus.
27
3.5. Rencana Tindakan
Penelitian tindakan kelas akan dilaksanakan sebanyak dua siklus, yang
tiap siklusnya terbagi menjadi empat tahap: diantaranya: tahap perencanaan,
tahap pelaksanaan, tahap pengamatan dan tahap refleksi. Jenis penelitian yang
digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam
penelitian ini digunakan model Kemmis dan Mc. Taggart yaitu menggunakan
spiral refleksi diri.
Gambar 3.1
Alur pelaksanaan tindakan model Kemmis dan Mc.Taggart
28
3.6. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian ini dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas dengan
menerapkan pembelajaran menggunakan alat peraga garis bilangan dan manik-
manik. Kegiatan penelitian dilakukan dalam dua siklus yang deskripsinya tiap
siklusnya sebagai berikut:
3.6.1. Siklus I
1. Tahap Perencanaan (7 Juni 2016)
a. Meminta izin pada jam pelajaran matematika dengan materi operasi
hitung bilangan bulat.
b. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran.
c. Menyiapkan soal-soal evaluasi.
2. Tahap Pelakasanaan dan Observasi (7 Agustus 2016)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan
pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran.
Pelaksanaan tindakan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah dipersiapkan meliputi:
1. Pertemuan Pertama
a) Pra Pembelajaran
Pertama-tama, guru mengucapkan salam, menanyakan kabar siswa
dan tidak lupa memperkenalkan diri, memeriksa kehadiran siswa serta
memeriksa kesiapan belajar siswa.
b) Kegiatan Awal
Ketika hendak membuka pembelajaran guru menyampaikan
apersepsi; 2 buah mangga tambah 3 buah mangga berapa anak-anak?
Setelah dijawab anak-anak secara kompak, uru menyampaikan tujuan
mempelajari penjumlahan dan pengurangan serta hubungannya dengan
aktivitas manusia sehari-hari.
29
c) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru memberikan gambaran umum mengenai
operasi hitung bilangan bulat. Seperti “jika ayah Toni memiliki 5 ekor
kambing dan Ayah Reza memiliki 4 ekor kambing. Ada berapa ekorkah
semua kambing?” Siswa dengan bersemangat menjawab ada 9 ekor
kambingg. Setelah dijawab, guru menjelaskan bahwa manusia selalu
melakukan penjumlahan dan pengurangan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari, hanya saja, sering tidak disadari.
Guru meminta siswa membentuk kelompok yang masing-masing
harus terdiri dari 6-7orang, setelah siswa membentuk kelompok, guru
menerangkan apa saja yang akan dikerjakan oleh tiap-tiap kelompok.
Setelah mengulas pertanyaan, guru bertanya kembali mengenai apa
yang telah diketahui siswa tentang bilangan positif dan negatif. Ada
siswa yang bingung dan ada yang langsung menanggapi. Setelah
melihat reaksi siswa guru langsung memberikan gambaran mengenai
bilangan positif dan negatif dengan menggunakan konsep “memberi dan
pinjaman” maksudnya adalah, jika pernyataan menggunakan kata
memberi dan menanyakan jumlah, maka operasi hitung adalah
penjumlahan, sebaliknya, jika pernyataan guru adalah pinjaman dan
menanyakan sisa, maka operasi hitung adalah pengurangan. Dalam
menggunakan manik-manik, siswa harus mengerti dengan kedua istilah,
yaitu memberi dan pinjaman. Memberi sama artinya dengan
menggabungkan sementara pinjaman sama artinya dengan pemisahan.
Setelah siswa cukup jelas dengan manik-manik, guru menunjukkan
gambar garis bilangan. Guru hanya menyampaikan bahwa, tips
menggunakan garis bilangan adalah jika operasi hitung penjumlahan
arah objeknya ke kanan, sebaliknya jika operasi hitung pengurangan
maka arahnya ke kiri. Namun sebelum belajar menggunakan garis
bilangan guru meminta dengan sengaja siswa yang menuliskan letak
30
suatu bilangan pada garis bilangan yang telah disiapkan. Guru
mengamati apakah ada kesulitan bagi siswa untuk menuliskan bilangan
pada garis bilangan, dan ternyata beberapa siswa kesulitan menuliskan
letak suatu bilangan pada garis bilangan. Guru menjelaskan bahwa
langkah yang harus ditempuh untuk bisa mengerti konsep garis bilangan
harus mengetahui terlebih dahulu cara menuliskan letak bilangan garis
bilangan. Setelah berhasil memberikan solusi bagi siswa yang kesulitan,
guru langsung memberikan beberapa contoh soal, yang harus
diselesaikan pada papan tulis.
Siswa berlomba untuk mendapatkan kesempatan menjawab
pertanyaan yang guru sediakan, walaupun masih ada yang belum tepat,
baik dalam menggunakan garis bilangan dan manik-manik. Dari sepuluh
soal yang tidak terjawab dengan benar hanya 3 soal saja. Dengan
pemahaman siswa yang sebagian besar sudah mengerti, guru
memberikan LKS kepada kelompok dan meminta siswa melakukan
diskusi mengenai apa saja aktivitas yang melibatkan bilangan bulat.
Ketika selesai diskusi, guru melakukan evaluasi terhadap proses
belajar mengajar. Guru meminta siswa menuliskan kesulitan belajar
menggunakan alat peraga garis bilangan dan manik-manik.
d) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas sebagai tindak
lanjut dan penilaian. Untuk mengetahui perkembangan pemahaman
siswa guru mengoreksi pekerjaan siswa. Setelah mengoreksi guru
mengetahui masih sebagian besar belum begitu mengerti dengan
penjelasan guru, tetapi untuk melanjutkan guru belum bisa karena
alokasi waktu, guru hanya menyimpulkan bahwa pembelajan berjalan
sesuai rencana, walaupun masih banyak siswa yang kurang paham.
Untuk meninggalkan kelas, guru menyampaikan salam.
31
2. Pertemuan Kedua
a. Pra Pembelajaran
Di pertemuan kedua, guru datang lebih awal sehingga siswa sedikti
terkejut dan gembira karena guru mengucapkan salam lebih awal,
menanyakan kabar siswa, memeriksa kehadiran siswa serta memeriksa
kesiapan belajar siswa belajar serta memberikan motivasi belajar.
b. Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru bertanya,”hari ini kita belajar tentang
apa?” siswa menjawab dengan bermacam-macam jawaban, mereka
sudah tahu akan mempelajari Matematika hanya materi yang belum
diketahui, guru menegaskan akan melanjutkan materi yang belum
sepenuhnya dipahami oleh siswa pada pertemuan kemarin. Guru juga
menjelaskan apa tujuan mempelajari materi operasi hitung bilangan
bulat.
c. Kegiatan Inti
Setelah siswa menyimak penjelasan guru, guru meminta siswa
membentuk kelompok yang masing-masing terdiri dari 6-7 orang siswa,
setelah duduk pada kelompok masing-masing, guru merencanakan tugas
yang harus dikerjakan tiap-tiap kelompok agar materi tidak lewatt begitu
saja, setelah itu guru bertanya mengenai apa yang belum dipahami pada
pertemuan pertama dan bertanya seberapa pentingkah mempelajari
bilangan bulat. Siswa menanggapi pertanyaan guru, setelah siswa cukup
paham, guru menjelaskan bahwa hari ini akan mempelajari cara
menentukan nilai tempat menggunakan manik-manik, Guru meminta
salah satu siswa maju untuk mengerjakan contoh soal mengenai nilai
tempat, guru membimbing siswa mengerjakan soal tersebut, manik-
manik yang digunakan adalah 3 varian warna, yaitu merah, kuning dan
hijau. Sebelum menggunakannya, guru dan siswa terlebih dahulu
32
membuat kesepakatan bahwa merah untuk ratusan, hijau puluhan dan
kuning satuan.
Guru menjelaskan cara menggunanakan manik-manik dalam
menentukan nilai tempat. Setelah bisa menetukan nilai tempat guru
meminta siswa untuk membaca bilangan yang telah tertera pada papan
tulis serta cara menentukan nilai tempatnya menggunakan manik-manik,
ketika siswa terlihat secara umum telah mengerti guru meminta siswa
membandingkan bilangan menggunakan alat peraga manik-manik.
Setelah siswa berhasil mengerjakannya dalam kelompok, guru
meminta secara individu mengerjakannya dalam tugas individau sebagai
bentuk evaluasi. Guru meminta siswa menuliskan kesulitan belajar
menggunakan manik-manik dalam menentukan nilai tempat. Guru
memberikan penguatan mengenai penanaman konsep matematika
tentang nilai tempat dan cara membandingkan bilangan.
d. Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas sebagai tindak
lanjut dan penilaian. Untuk mengetahui perkembangan pemahaman
siswa guru mengoreksi pekerjaan siswa. Setelah mengoreksi guru
mengetahui masih sebagian besar belum begitu mengerti dengan
penjelasan guru, tetapi untuk melanjutkan guru belum bisa karena
alokasi waktu, guru hanya menyimpulkan bahwa pembelajan berjalan
sesuai rencana, walaupun masih banyak siswa yang kurang paham.
Untuk meninggalkan kelas, guru menyampaikan salam.
33
Contoh 1:
3 + (-5) = -2
1. Tempatkan objek pada skala angka nol yang menghadap kearah
bilangan positif.
2. Karena bilangan penjumlahan, Langkahkan objek kearah positif
sebanyak 3 langkah. Karena angka pertama adalah 3, yang berarti
operasi hitung dimulai dari angka (3).
3. Bilangan penjumlahan berikutnya adalah bilangan negatif, (-5), maka
langkahkan mobil kearah negatif sebanyak 5 langkah.
4. Hasilnya pada garis bilangan adalah (-2).
contoh 2:
-3 + 3 = 0
1. Ambil manik-manik berwarna merah sebagai anggota bilangan negatif
sebanyak 3 manik-manik.
2. Ambil manik-manik berwarna hijau sebanyak 3, sebagai anggota
bilangan positif.
3. Karena operasi hitung adalah penjumlahan, gabungkan manik-manik
tadi, berapakah anggota yang tidak memiliki himpunan(0).
4. 3 manik-manik merah dan 3 manik-manik hijau merupakan himpunan,
sedang anggota yang tersisa merupakan hasil dari operasi hitung
bilangan bulat (0, tidak ada sisa, semua berpasangan).
contoh 3:
34
6 – 4 = 2
1. Ambil 6 manik-manik berwarna hijau sebagai anggota bilangan
positif.
2. Ambil 4 manik-manik merah.
3. Gabungkan manik-manik, ambil manik-manik yang tidak berpasangan.
4. Manik-manik yang dipisahkan adalah hasil operasi hitung
pengurangan. 2 manik-manik hijau.
Contoh 4:
6 - (-2) = 8
1. Ambil 6 manik-manik berwarna hijau.
2. Ambil manik-manik berwarna berpasangan (hijau dan merah).
3. Pisahkan 2 manik-manik berwarna merah, karena operasi hitung
adalah pengurangan
4. Hasilnya adalah ada 8 manik-manik hijau.
e. Siswa melakukan latihan mengerjakan soal dan LKS.
f. Guru membantu siswa mengggunakan alat peraga.
g. Penggunaan waktu pada saat pembelajaran berlangsung kurang atau lebih
dari yang direncanakan.
35
h. Hasil evaluasi diakhir pembelajaran sebagai tingkat pemahaman siswa
tentang materi yang telah dipelajari.
3. Refleksi
Tahap bagi peneliti untuk merangkum secara menyeluruh kegiatan
penelitian yang telah dilakukan pada proses belajar mengajar berlangsung.
Tahap refleksi dilakukan setelah secara keseluruhan pembelajaran
berlangsung, peneliti merefleksikan apa yang telah dilakukan dan apa yang
belum dilakukan pada pelaksanaan pembelajaran. Peneliti mendiagnosis
sendiri kekurangan dan kelebihan serta masalah yang dihadapinya selama
pembelajaran sementara guru membantu memberikan solusi bagi
permasalahan yang dihadapi peneliti selama mengajar. Tahap refleksi
berlangsung 8 Agustus 2016, yakni setelah selesai siklus pertemuan
pertama dan kedua siklus ke-I. Terdapat beberapa kelebihan melakukan
pembelajaran menggunakan alat peraga manipulatif garis bilangan dan
manik-manik, yaitu:
a) Kelebihan
1. Penanaman konsep penjumlahan menjadi lebih mudah, karena jika
menggunakan garis bilangan, untuk operasi penjumlahan, siswa cukup
mengarahkan objek ke kanan, sementara untuk operasi pengurangan,
siswa mengarahkan objek ke kiri.
2. Siswa terlihat lebih aktif dalam diskusi kelompok, sehingga bisa
menyelesaikan masalah yang dihadapkan oleh guru.
3. Siswa bebas bertanya mengenai kinerja alat peraga manipulatif.
b) Kekurangan
1. Guru tidak sepenuhnya membimbing siswa dalam kerja kelompok.
2. Guru juga tidak menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran
untuk pertemuan berikutnya.
3. Siswa masih belum begitu mengenal manik-manik untuk melakukan
pembelajaran.
36
4. Siswa menganggap guru hanya melakukan praktek, sehingga tidak
beggitu menyimak penjelasan guru.
5. Alokasi waktu melebihi yang sudah ditetapkan.
Untuk itu, peneliti yang berperan sebagai guru berkomitmen bahwa di
siklus ke II nanti, peneliti harus lebih relaks dan memahami kebutuhan
siswa, agar siswa mampu leluasa untuk mengajukan pertanyaan, serta guru
juga harus tetap memantau secara menyeluruh proses pembelajaran
berlangsung agar bisa membimbing siswa, sehingga siswa tidak
mempunyai waktu untuk bermain-main dengan manik-manik.
Kelemahan peneliti sebagai guru sudah diketahui dan masalah yang
dihadapi siswa juga sudah sudah diketahui, untuk itu harapan peneliti pada
pelaksaan siklus II adalah hasil siswa sudah mampu mencapai indikator
yang ditetapkan.
3.6.2. Siklus II
1. Tahap Perencanaan (9 Agustus 2016)
a. Merancang Alat Peraga yang akan digunakan untuk mengajar
b. Menyiapkan soal-soal evaluasi.
2. Tahap Pelaksanaan dan Observasi (10 Agustus 2016)
Pelaksanaan tindakan merupakan implementasi kegiatan pembelajaran
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran. Langkah – langkah
pelaksanaan pembelajaran meliputi:
1. Pertemuan Pertama
a) Pra Pembelajaran
Ketika masuk ke ruang kelas, guru mengucapkan salam,
menanyakan kabar siswa dan tidak lupa memperkenalkan diri,
memeriksa kehadiran siswa serta memeriksa kesiapan belajar siswa.
37
b) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru bertanya,”apakah yang akan kita
pelajari hari ini?” siswa menjawab dengan bermacam-macam jawaban,
mereka sudah tahu akan mempelajari Matematika hanya materinya saja
yang belum diketahui, guru menegaskan akan melanjutkan materi yang
yang sudah pernah dipelajari.
c) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru memberikan penjelasan mengenai
keterkaitan antara materi sebelumnya, guru menanyakan sejauh mana
pemahaman siswa tehadap materi operasi hitung bilangan bulat dan
pernahkah melakukan penjumlahan bilangan negative sebelumnya. Guru
kembali merencanakan aktivitas yang siswa lakukan selama
menggunakan alat peraga manik-manik. Kali ini siswa harus lebih
memperhatikan penjelasan guru karena, operasi hitung adalah bilangan
negatif dan positif pada satu pertanyaan.
Seperti pada siklus I, guru pernah mengatakan bahwa jika bilangan
negatif arah operasi hitung yang dilakukan adalah ke kiri dan jika positif
ke kanan, siswa harus lebih berhati-hati, karena ada banyak lambing
bilangan yang tentunya membuat konsep terlihat lebih abstrak. Guru
memberikan penjelasan mengenai penjumlahan bilangan positif dengan
bilangan negatif menggunakan garis bilangan.
Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua bilangan
positif hingga puluhan, guru mengingatkan siswa pada materi nilai
tempat untuk bisa melakukan penjumlahan bilangan positif hingga
puluhan setelah itu guru memberikan LKS kepada siswa sebagai tugas
Guru mengecek tugas siswa, guru melakukan evaluasi terhadap proses
belajar mengajar. Guru meminta siswa menuliskan kesulitan belajar
menggunakan alat peraga garis bilangan.
38
d) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas sebagai tindak
lanjut dan penilaian. Untuk mengetahui perkembangan pemahaman
siswa guru mengoreksi pekerjaan siswa. Setelah mengoreksi guru
mengetahui masih sebagian besar belum begitu mengerti dengan
penjelasan guru, tetapi untuk melanjutkan guru belum bisa karena
alokasi waktu, guru hanya menyimpulkan bahwa pembelajan berjalan
sesuai rencana, walaupun masih banyak siswa yang kurang paham.
Untuk meninggalkan kelas, guru menyampaikan salam.
2. Pertemuan kedua
a) Pra Pembelajaran
Ketika masuk ke ruang kelas, guru mengucapkan salam,
menanyakan kabar siswa, memeriksa kehadiran siswa, memeriksa
kesiapan belajar siswa dan memberikan motivasi belajar.
b) Kegiatan Awal
Pada awal pembelajaran guru bertanya,”apakah yang akan kita
pelajari hari ini?” siswa menjawab dengan bermacam-macam jawaban,
kemudian guru menanyakan apa saja aktivitas yang dilakukan sebelum
berangkat ke sekolah serta apa saja yang ditemui pada perjalanan. Guru
juga meminta siswa menyimak dengan seksama, karena pembelajaran
yang dilakukan adalah kegiatan penelitian yang terakhir dan harus
menunjukkan peningkatan hasil belajar matematika siswa.
c) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru memberikan penjelasan mengenai
keterkaitan antara materi sebelumnya, bertujuan untuk memperkuat
pemahaman siswa agar siap dengan materi belajar yang baru. Guru
bertanya mengenai apa yang telah diketahui siswa tentang bilangan
positif dan negatif sejauh ini, setelah mendengar jawaban siswa, guru
merencanakan aktivitas yang harus dilakukan siswa selama
39
menggunakan alat peraga manipulatif garis bilangan dan manik-manik.
Siswa tampak telah mengerti dengan konsep penjumlahan menggunakan
alat peraga manipulatif, untuk itu guru memperdalam materi dengan
mempelajari penjumlahan hingga ratusan.
Guru memberikan contoh soal mengenai penjumlahan dua bilangan
positif hingga ratusan. Ketika ada siswa yang terlihat kebingungan, guru
mengingatkan siswa pada materi nilai tempat untuk bisa melakukan
penjumlahan bilangan positif hingga puluhan, penjumlahan hingga
puluhan mengharuskan untuk mengamati dengan jelas letak bilangannya
pada nilai tempat. Guru memberikan beberapa contoh soal dan meminta
siswa yang jarang, bahkan tidak pernah maju untuk mengerjakannya di
depan kelas.
Guru memberikan LKS kepada siswa sebagai bentuk latihan,
setelah selesai, guru mengecek tugas siswa. Guru melakukan evaluasi
terhadap proses belajar mengajar. Guru meminta siswa menuliskan
kesulitan belajar materi penjumlahan bilangan bulat hingga ratusan.
d) Kegiatan Penutup
Pada kegiatan penutup, guru memberikan tugas sebagai tindak
lanjut dan penilaian. Untuk mengetahui perkembangan pemahaman
siswa guru mengoreksi pekerjaan siswa. Setelah mengoreksi guru
mengetahui masih sebagian besar belum begitu mengerti dengan
penjelasan guru, tetapi untuk melanjutkan guru belum bisa karena
alokasi waktu, guru hanya menyimpulkan bahwa pembelajan berjalan
sesuai rencana, walaupun masih banyak siswa yang kurang paham.
Untuk meninggalkan kelas, guru menyampaikan salam.
40
Hasil Observasi secara tertulis
a. Pada siklus II, proses belajar mengajar terlihat lebih bermakna dan
menunjukkan ketertarikan menggunakan alat peraga.
b. Siswa terlihat lebih percaya diri untuk menyelesaikan pertanyaan di
depan kelas.
c. Guru sudah bisa membangun percakapan yang menarik dan lebih relaks
untuk menyampaikan materi.
d. Alokasi waktu sesuai dengan yang telah direncanakan
3. Refleksi (11 Agustus 2016)
Tahap bagi peneliti untuk merangkum secara menyeluruh kegiatan
penelitian yang telah dilakukan pada proses belajar mengajar
berlangsung khusus siklus II. Tahap refleksi dilakukan setelah secara
keseluruhan pembelajaran berlangsung, peneliti merefleksikan apa yang
telah dilakukan dan apa yang belum dilakukan pada pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti menemukan sendiri kekurangan serta masalah
yang dihadapi selama pembelajaran sementara guru membantu
memberikan solusi bagi permasalahan yang dihadapi peneliti selama
mengajar. Tahap refleksi berlangsung 11 Agustus 2016, yakni setelah
pertemuan pertama dan kedua pada siklus II selesai.
Peneliti melihat beberapa perkembangan terjadi dalam menyalurkan
materi kepada siswa, pada pertemuan pertama siklus ke II ini, guru
sudah mampu merangkul siswa, sehingga keadaan terlihat lebih santai
namun, ketegasan bagi peneliti untuk menguasai kelas tetap terjaga.
Tanya jawab berlangsung dengan baik, guru melempar pertanyaan dan
siswa menanggapi, selain itu siswa juga sudah tidak terlalu fokus untuk
bermain dengan manik-manik, melainkan mereka lebih memilih untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan guru.
41
Kelemahan-kelemahan seperti (1) guru tidak sepenuhnya
membimbing siswa dalam kerja kelompok, (2) Guru juga tidak
menyampaikan rencana pelaksanaan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya, (3) Siswa masih belum begitu mengenal manik-manik untuk
melakukan pembelajaran, (4) Siswa menganggap guru hanya melakukan
praktek, sehingga tidak begitu menyimak penjelasan guru, (5) Alokasi
waktu melebihi yang sudah ditetapkan, telah diselesaikan dalam
pelaksanaan tindakan siklus II penelitian. Ditemukannya solusi
merupakan sebab-akibat dari refleksi yang dilakukan bersama guru
kelas.
Hasil belajar siswa pada tes siklus II meningkat dan sudah mampu
mencapai indikator kinerja, dengan perhatian penuh kepada siswa,
pembelajaran menjadi lebih efektif. Pada saat pembelajaran
berlangsung, tampak siswa lebih tertarik mengikuti kegiatan belajar
mengajar, siswa juga antusias menjawab pertanyaan guru serta hasil
belajar meningkat signifikan setelah guru menerapkan rencana
pembelajaran yang disusun sesuai dengan masalah yang dihadapi pada
siklus I.
42
Tabel 3.2
Rekapitulasi nilai Kondisi awal, siklus I dan siklus II siswa kelas 4 SD Negeri
Kutowinangun 01
No. Nama Nilai
Pra siklus Siklus I Siklus II
1. Amelia 70 83 100
2. Archellia Rheina 40 70 87
3. Arya 47 80 87
4. Aswin 43 50 63
5. Atha 40 53 57
6. Cinta 50 70 90
7. Deni 50 73 90
8. Devina 53 90 93
9. Dimas Rafi 83 93 100
10. Dinda 50 73 90
11. Faiza Aska 77 87 90
12. Hendra 57 77 80
13. Hesta 60 67 80
14. Ivan Rafi 43 60 70
15. Ivan S 53 60 73
16. Keysha L. C. H 43 63 80
17. Lano 40 63 83
18. Lidwina 47 73 80
19. Lintar 40 56 73
20. Mahardika A. 40 60 83
21. Michelle 53 57 67
22. Nabella Agma 50 73 80
23. Nadine K. R. 40 63 70
24. Nafik Nur Anisa 60 77 83
25. Nanda 60 73 90
26. Nandita 63 73 87
27. Reina Naura 53 60 70
28. Rendy 80 80 97
29. Rheny Yanuarissa 70 70 83
30. Ridho Nauval 63 67 90
31. Sausan Salma W. 67 70 80
32. Septian 70 67 83
33. Thoriq 73 63 77
34. Tyas 67 70 87
35. Vicky 67 70 93
36. Widya Pangesti 63 83 97
37. Yuka 67 60 87
38. Zahra A 67 77 87
Nilai Tertinggi 83 93 100
Nilai rata-rata 56,7 67,5 83,1
Nilai Terendah 40 50 57
43
3.7. Cara Pengumpulan Data
3.7.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut;
a. Dokumentasi
Dokumentasi digunakan ketika mengumpulkan data tentang jumlah
siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 01 serta daftar nilai ulangan harian
Pelajaran Matematika. Peneliti menggunakan kamera untuk mengambil foto
dan menggunakan buku rekap nilai siswa kelas 4 SD milik wali kelas untuk
mengambil data nilai siswa pada pra siklus.
b. Observasi
Observasi langsung di dalam ruangan kelas ketika proses belajar
mengajar berlagsung, guna mengetahui suasana mengajar yang dilakukan
guru, supaya siswa tidak merasa canggung ketika melakukan penelitian di
dalam kelas. Observasi terhadap guru sebagai peneliti bertujuan untuk
mengetahui aktivitas guru dalam mengajar Matematika menggunakan alat
peraga manipulatif selama mangajar. Peneliti menggunakan lembar
observasi guru untuk menilai aktivitas guru selama proses pembelajaran
berlangsung.
c. Test
Soal test tertulis berupa pemberian soal tes yang digunakan untuk
mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran dan sebagai
pembanding peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus I dan siklus II, tes
diberikan setelah pembelajaran usai.
44
Tabel 3.3
Kisi-Kisi Soal Tes Matematika Siklus I kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 01
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator bentuk
soal
No
Soal
1 1.Memahami dan
menggunakan
sifat-sifat operasi
hitung bilangan
dalam
pemecahan
masalah
1.2.Mengurutkan
bilangan
Anggota
bilangan bulat
Siswa dapat
menyebutkan
masalah yang
terkait dengan
penerapan
bilangan bulat
positif dan
negatif.
pilihan
ganda
1,2,3,4
Siswa dapat
menentukan letak
bilangan bulat
pada garis
bilangan
pilihan
ganda
5,6,7,
8,9,10,
11,12,
13,
Operasi
penjumlahan
dan
pengurangan
bilangan bulat
Siswa dapat
menyelesai kan
penjumlahan
bilangan bulat
pilihan
ganda
14, 15,
16, 17,
18, 19,
20, 21.
Siswa dapat
menyelesai kan
pengurangan
bilangan bulat
pilihan
ganda
22, 23,
24, 25,
26, 27,
28, 29,
30
Tabel 3.4
Kisi-kisi Soal Tes Matematika Siklus II kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 01
No Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Materi Indikator bentuk soal No Soal
1 1. Memahami
dan
menggunakan
sifat-sifat
operasi hitung
bilangan dalam
pemecahan
masalah
1.2.
Mengurutkan
bilangan
Operasi
penjumlahan
bilangan bulat
hingga puluhan
Siswa dapat
menjumlah kan
bilangan bulat
positif dan
negatif.
pilihan
ganda
1,2,3,4
Menjumlah kan
dua bilangan
negatif.
pilihan
ganda
5,6,7, 8,
9,10, 11,
12, 13,
45
Menjumlah kan
dua bilangan
positif hingga
puluhan
pilihan
ganda
14, 15,
16, 17,
18, 19,
20, 21.
Mengurang kan
dua bilangan
positif dan
negatif hingga
puluhan.
pilihan
ganda
22, 23,
24, 25,
26, 27,
28, 29,
30
3.7.2. Alat Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini
adalah menggunakan lembar soal tes. Test merupakan suatu cara untuk
memperoleh informasi tentang berbagai aspek, dengan menggunakan
pengukuran yang menghasilkan suatu hasil deskripsi kuantitatif tentang
aspek yang diteliti. Jenis test yang digunakan adalah test hasil belajar
matematika, karena test ini mengukur tentang apa yang telah dipelajari pada
materi pelajaran matematika tersebut. Test juga dilakukan dua kali, yakni
test siklus I dan test siklus II.
Untuk mengumpulkan data tentang aktivitas guru, peneliti
menggunakan lembar observasi guru, sementara untuk mengumpulkan data
tentang jumlah siswa serta daftar nilai, guru menggunakan kamera sendiri
dan buku rekap nilai siswa milik wali kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 01.
3.7.3. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
1. Uji Validitas Instrumen
Sebelum soal diberikan kepada siswa, guru terlebih dahulu menguji
valid tidaknya suatu item atau soal menggunakan uji validitas instrumen.
Menurut Arikunto. (2009: 64), menyatakan validitas adalah suatu ukuran
yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesasihan suatua instrumen.
Data evaluasi yang baik sesuai dengan kenyataan agar dapat
memperoleh data yang valid, instrumen atau alat untuk mengevaluasinya
harus valid. Instrumen evaluasi dituntut untuk valid karena yang diinginkan
46
adalah data yang valid. Teknik untuk menghitung validitas instrument
adalah dengan melakukan uji validitas instrument pada software SPSS for
windows v.19.
Menurut Sugiyono (2012: 351), suatu item instrumen penelitian
dianggap valid jika memiliki koefisien corected item-total corelation (x)
≥0,2 uji coba item tes untuk ujicoba soal sebanyak 300 soal. Hasil uji
validitas soal Tabel 3.3:
Tabel 3.5 Kategori Validitas Soal
R < 0,20 Tidak ada validitas
0,20 ≤ r < 0,40 Validitas rendah
0,40 ≤ r < 0,60 Validitas sedang
0,60 ≤ r < 0,80 Validitas tinggi
0,80 ≤ r < 1,00 Validitas sempurna
Out put Uji Validitas Item Soal Siklus I
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
soal1 16.87 26.326 .000 .772
soal2 17.30 22.493 .749 .738
soal3 17.13 25.430 .153 .771
soal4 17.50 27.431 -.262 .791
soal5 17.23 25.357 .148 .771
soal6 17.30 24.631 .288 .764
soal7 17.33 23.126 .603 .747
soal8 17.30 25.045 .204 .769
soal9 17.27 24.409 .339 .762
soal10 17.33 24.437 .325 .762
soal11 17.23 25.495 .119 .773
soal12 17.37 22.102 .829 .733
soal13 17.23 25.357 .148 .771
soal14 17.33 24.092 .397 .758
soal15 17.20 25.200 .186 .769
soal16 17.73 27.168 -.267 .784
soal17 17.07 24.409 .436 .758
47
soal18 17.27 25.720 .071 .775
soal19 17.07 24.754 .348 .762
soal20 17.37 24.309 .351 .761
soal21 17.30 25.734 .066 .776
soal22 17.20 25.614 .099 .774
soal23 17.00 24.828 .400 .761
soal24 17.17 25.316 .169 .770
soal25 17.43 22.599 .725 .740
soal26 17.30 24.631 .288 .764
soal27 17.43 24.254 .366 .760
soal28 17.27 24.754 .267 .765
soal29 17.40 24.317 .350 .761
soal30 17.20 24.510 .334 .762
48
Out put Uji Validitas Item Soal Siklus II
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
soal1 15.67 23.954 .039 .765
soal2 15.87 20.809 .713 .726
soal3 15.90 25.128 -.201 .779
soal4 15.87 22.602 .313 .750
soal5 15.63 22.792 .305 .751
soal6 16.10 23.541 .154 .758
soal7 15.43 23.220 .359 .750
soal8 15.50 24.190 .009 .764
soal9 15.80 21.890 .468 .741
soal10 15.87 20.947 .681 .728
soal11 15.97 23.895 .048 .765
soal12 15.97 22.861 .270 .753
soal13 15.67 23.264 .189 .757
soal14 15.67 22.299 .406 .745
soal15 15.63 22.792 .305 .751
soal16 15.93 23.926 .040 .766
soal17 15.87 21.775 .493 .739
soal18 15.97 21.068 .680 .729
soal19 16.13 25.292 -.266 .777
soal20 15.97 24.309 -.038 .770
soal21 15.87 22.740 .283 .752
soal22 15.90 22.783 .277 .752
soal23 15.67 22.299 .406 .745
soal24 15.63 21.689 .567 .736
soal25 15.53 24.189 .003 .765
soal26 15.43 23.771 .169 .757
soal27 15.43 23.220 .359 .750
soal28 15.90 22.714 .291 .751
soal29 15.83 21.385 .579 .734
soal30 16.07 23.444 .166 .758
49
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas instrument dimaksudkan untuk mengetahui tingkat
keajegan instrument dari variabel yang hendak diukur. Arikunto, (1998: 86),
menyatakan reliabilitas berhubungan dengan masalah kepercayaan. Suatu
test dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan tinggi, jika test tersebut
dapat memberikan hasil yang tetap. Instrument yang baik adalah instrument
yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan.
Teknik menghitung reliabilitas instrument adalah melakukan uji instrument
pada aplikasi software SPSS for windows v.19.
Menurut Azwar. (2007: 14, 44), menyatakan reliabilitas mengacu pada
konsistensi atau kepercayaan hasil ukur yang mengandung makna
kecermatan pengukuran. Reliabilitas dinyatakan koefisien reliabilitas
dengan angkanya berada dalam rentang 0 sampai 1,00. Semakin tinggi
koefisien reliabilitas mendekati 1,00 maka semakin tinggi reliabilitasnya.
Kaidah untuk menentukan tingkat reliabilitas soal dapat ditentukan
berdasarkan kategori, yang disajikan pada Tabel 3.4:
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Data
Nilai Reliabilitas
0,90 ≤ . . . . Sangat reliabel
0,71 - 0,89 Reliabel
0,41 - 0,70 Cukup reliabel
0,21 - 0,40 Kurang reliabel
. . . ≤ 0,20 Tidak reliabel
50
3.8. Indikator Kinerja
Tolak ukur penelitian ini adalah bila hasil belajar matematika siswa
meningkat yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan hasil test belajar
matematika dan keaktifan siswa. Peningkatan hasil belajar siswa ditinjau dari
hasil test formatif dan observasi terhadap proses pembelajaran. Dalam
pembelajaran diharapkan hasil belajar matematika lebih dari atau sama dengan
80% siswa dapat memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu 65.
3.8.1. Teknik Analisis Data Penelitian
Analisis data yang digunakan adalah deskriptif komparatif yang meliputi
jumlah nilai rata-rata (mean), skor maksimal-minimal, persentase, diagram
batang dan tabel serta menggunakan statistik sederhana. Hasil analisis data
kualitiatif dapat menggambarkan aktivitas guru dalam kegiatan pembelajaran
yang diperoleh dari lembar observasi, sedangkan data kuantitatif digunakan
untuk menganalisis pencapaian hasil belajar matematika yang diperoleh dari
tes tertulis yang didesain dalam bentuk pilihan ganda.
Adapun penyajian data kuantitatif yang berupa hasil belajar kognitif siswa
dianalisis dan dipaparkan dalam bentuk persentase. Data hasil penelitian
dianalisis secara deskriptif untuk menguraikan setiap siklus dan
membandingkan dengan data siklus sebelumnya.
51