bab iii metode penelitian 3.1 model penelitian dan...
TRANSCRIPT
28
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Model Penelitian dan Pengembangan
Model penelitian yang akan dilakukan pada penelitian pengembangan
piramida cerdas ini menggunakan penelitian dan pengembangan R&D (Research
and Development) yang mengacu pada teori Borg and Gall. Metode penelitian dan
pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013:407). Pada
proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus
yang diawali dengan studi pendahuluan untuk menemukan suatu instrumen
pendidikan kemudian instrumen tersebut dikembangkan dalam situasi tertentu,
diuji, direvisi dan diuji kembali sampai ditemukan instrumen akhir yang dianggap
sempurna.
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Penelitian pengembangan media piramida cerdas menggunakan R&D
(Research and Development) atau metode penelitian dan pengembangan. Prosedur
penelitian dan pengembangan dalam membuat media piramida cerdas memiliki
beberapa tahapan-tahapan yang dapat dilihat pada gambar 3.1
pengembangan adalah metode yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk
tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono, 2013:407). Pada
proses pelaksanaan penelitian dan pengembangan ini membentuk suatu siklus
yang diawali dengan studi pendahuluan untuk menemukan suatu instrumen
pendidikan kemudian instrumen tersebut dikembangkan dalam situasi tertentu,
diuji, direvisi dan diuji kembali sampai ditemukan instrumen akhir yang dianggap
sempurna.
3.2 Prosedur Penelitian dan Pengembangan
Penelitian pengembangan media piramida cerdas menggunakan R&D
(Research and Development) atau metode penelitian dan pengembangan. Prosedur
29
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
(R&D) dari Brog and Gall (Sugiyono, 2014:298)
Dari 10 langkah penelitian, penelitian ini berhenti pada tahap yang ketujuh
yaitu revisi produk karena penelitian ini hanya digunakan untuk penelitian
pengembangan media pembelajaran guna menyelesaikan studi sarjana. Peneliti
atau pengembang dapat memilih dan menemukan langkah-langkah yang paling
tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses
pengembangan dan juga peneliti dapat melakukan modifikasi dari langkah-
langkah yang dikenalnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang terbaik
(Ardhana, 2002:9). Penjelasan langkah-langkah media piramida cerdas pada
gambar 3.1 adalah sebagai berikut:
3.2.1 Potensi dan Masalah
Penelitian yang dilakukan berangkat dari adanya suatu potensi dan
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan
memiliki nilai tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang
Potensi dan Masalah
Pengumpulan data
Desain Produk
Revisi Produk
Validasi Desain
Revisi DesainRevisi Produk Uji coba Produk
Uji coba Pemakaian
Produksi Masal
Gambar 3.1 Langkah-langkah penggunaan metode Research and Development
(R&D) dari Brog and Gall (Sugiyono, 2014:298)
Dari 10 langkah penelitian, penelitian ini berhenti pada tahap yang ketujuh
yaitu revisi produk karena penelitian ini hanya digunakan untuk penelitian
pengembangan media pembelajaran guna menyelesaikan studi sarjana. Peneliti
atau pengembang dapat memilih dan menemukan langkah-langkah yang paling
tepat bagi dirinya berdasarkan kondisi khusus yang dihadapi dalam proses
pengembangan dan juga peneliti dapat melakukan modifikasi dari langkah-
langkah yang dikenalnya berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang terbaik
(Ardhana, 2002:9). Penjelasan langkah-langkah media piramida cerdas pada
30
diharapkan dengan yang terjadi (Sugiyono, 2014:298). Berdasarkan hasil
observasi di SDN Tlogomas 1 Malang terdapat potensi dalam pengembangan ini
adalah media pembelajaran yang ada di sekolah. Media pembelajaran adalah alat
yang digunakan pendidik sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan materi
pembelajaran. Media di Sekolah Dasar hanya fokus pada satu materi pelajaran,
sehingga media ini belum mendukung untuk pembelajaran tematik. Media yang
baik adalah media yang dapat memberikan pengalaman bermakna untuk perserta
didik serta media yang dapat digunakan peserta didik secara mandiri/individual.
3.2.2 Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah dapat diidentifikasi, maka peneliti
mengumpulkan informasi dan data sebagai bahan untuk perencanaan produk yang
diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada. Informasi diperoleh dengan
melakukan analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara pada guru IV
SDN Tlogomas 1 Malang yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran
tematik, media yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan media yang tepat
untuk pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Informasi yang dikumpulkan
dapat digunakan sebagai bahan perencanaan untuk membuat media pembelajaran.
3.2.3 Desain Produk
Bedasarkan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah peneliti
membuat desain produk yang akan dikembangkan. Produk yang dihasilkan dalam
penelitian Research and Development (R&D) bermacam-macam (Sugiyono,
2014:300). Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa media tiga
dimensi. Desain produk dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan pada
didik serta media yang dapat digunakan peserta didik secara mandiri/individual.
Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah dapat diidentifikasi, maka peneliti
mengumpulkan informasi dan data sebagai bahan untuk perencanaan produk yang
diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada. Informasi diperoleh dengan
melakukan analisis kebutuhan melalui observasi dan wawancara pada guru IV
SDN Tlogomas 1 Malang yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran
tematik, media yang digunakan dalam proses pembelajaran, dan media yang tepat
untuk pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Informasi yang dikumpulkan
dapat digunakan sebagai bahan perencanaan untuk membuat media pembelajaran.
31
pengumpulan data. Desain media pembelajaran tematik yang akan dikembangkan
digambarkan dalam tahap berikut:
Gambar 3.2 Langkah-langkah pada tahap desain produk
Langkah-langkah dalam membuat desain produk, yaitu: pertama,
melakukan wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar dan observasi untuk
memenuhi analisa kebutuhan, mengetahui permasalahan yang dialami guru kelas,
sehinga dapat menentukan media apa yang akan dikembangkan. Kedua, setelah
mengetahui permasalahan yang ada di lapangan tahap selanjutnya menentukan KI,
KD, dan materi yang sesuai dengan pembelajaran apakah materi tersebut
membutuhkan adanya media atau tidak, sehingga media yang akan dikembangkan
dapat berfungsi dengan baik. Ketiga, menentukan jenis media yang sesuai,
pemilihan jenis media perlu dilakukan agar materi yang akan disampaikan melalui
Melakukan wawancara dan observasi untuk
menganalisis kebutuhan
Menentukan KI, KD, dan materi
Menentukan jenis media pembelajaran yang sesuai
Menyusun rancangan pembuatan media
Membuat media pembelajaran yang menarik
Gambar 3.2 Langkah-langkah pada tahap desain produk
Langkah-langkah dalam membuat desain produk, yaitu:
melakukan wawancara dengan guru kelas IV Sekolah Dasar dan observasi untuk
Menentukan jenis media pembelajaran yang sesuai
Menyusun rancangan pembuatan media
Membuat media pembelajaran yang menarik
32
media ini dapat diterima oleh peserta didik. Keempat, setelah menentukan jenis
media tahap selanjutnya adalah membuat rancangan media berupa tahap-tahap
pembuatan media dan cara kerja media. Kelima, tahap terakhir adalah membuat
media yang dapat menarik perhatian peserta didik dan dapat difungsikan dengan
baik pada proses pembelajaran.
Media piramida cerdas dirancang dalam bentuk piramida berbahan dasar
kayu jati belanda, setiap sisinya memiliki tingkatan yang dapat dilepas pasang dan
di lengkapi dengan gambar-gambar bertema cita-cita agar peserta didik dapat
memahami usaha yang harus dilakukan untuk meraih cita-cita serta menentukan
manfaat dari keberagaman individu. Media ini juga terdapat puzzle matematika,
potongan dari setiap puzzle berbentuk macam-macam bangun datar berguna untuk
mempermudah peserta didik untuk menentukan bangun datar yang memiliki sudut
siku-siku.
3.2.4 Validasi Desain
Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain
merupakan proses penilaian rancangan produk yang dikembangkan secara
rasional, guna melihat apakah lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono,
2014:302). Validasi desain media piramida cerdas membutuhkan kehadiran
beberapa pakar atau para ahli yang sudah berpengalaman dibidangnya untuk
menilai kelemahan dan kekuatan desain produk ini. Penilaian serta saran para ahli
diperlukan untuk dijadikan dasar pertimbangan untuk perbaikan media yang
dikembangkan.
kayu jati belanda, setiap sisinya memiliki tingkatan yang dapat dilepas pasang dan
di lengkapi dengan gambar-gambar bertema cita-cita agar peserta didik dapat
memahami usaha yang harus dilakukan untuk meraih cita-cita serta menentukan
manfaat dari keberagaman individu. Media ini juga terdapat puzzle matematika,
potongan dari setiap puzzle berbentuk macam-macam bangun datar berguna untuk
mempermudah peserta didik untuk menentukan bangun datar yang memiliki sudu
siku-siku.
Validasi Desain
Langkah selanjutnya adalah melakukan validasi desain. Validasi desain
merupakan proses penilaian rancangan produk yang dikembangkan secara
rasional, guna melihat apakah lebih efektif dari yang lama atau tidak (Sugiyono,
33
Validasi desain terdiri dari ahli media pembelajaran, ahli materi, dan ahli
pembelajan tematik. Ahli media pembelajaran adalah dosen yang sudah
berpengalaman mengajar dibidang media pembelajaran. Sedangkan ahli materi
adalah dosen yang berpengalaman dalam materi pembelajaran khususnya untuk
Sekolah Dasar. Guru kelas IV Sekolah Dasar ditunjuk sebagai ahli pembelajaran
tematik karena guru kelas lebih memahami karateristik peserta didik. Penilaian
dan saran yang diberikan baik kelebihan maupun kelemahan dari produk yang
dikembangkan. Kelemahan yang sudah diidentifikasi tersebut kemudian direvisi
dan dijadikan dasar perbaikan agar menghasilkan produk yang diharapkan.
3.2.5 Revisi Desain
Perbaikan desain produk dilakukan sesuai penilain dan saran dari
validator. Apabila ditemukan kelemahan dalam desain produk tersebut, maka
peneliti mencoba mengurangi kelemahan tersebut dengan cara melakukan
perbaikan desain media piramida cerdas agar dapat menghasilkan produk yang
efektif dalam pembelajaran. Sebaliknya, apabila semua aspek media pembelajaran
dan materi mendapat predikat baik maka tidak membutuhkan revisi atau dikatakan
valid dan desain produk tersebut dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji
coba produk.
3.2.6 Uji Coba Produk
Uji coba produk dilakukan setelah melakukan revisi atau perbaikan desain
dari validator. Dalam bidang pendidikan, desain produk ialah pengembangan
media pembelajaran dapat langsung diuji coba, setelah divalidasi dan direvisi oleh
validator (Sugiyono,2014:302). Uji coba produk bertujuan untuk mengetahui
dikembangkan. Kelemahan yang sudah diidentifikasi tersebut kemudian direvisi
dan dijadikan dasar perbaikan agar menghasilkan produk yang diharapkan.
Revisi Desain
Perbaikan desain produk dilakukan sesuai penilain dan saran dari
validator. Apabila ditemukan kelemahan dalam desain produk tersebut, maka
peneliti mencoba mengurangi kelemahan tersebut dengan cara melakukan
perbaikan desain media piramida cerdas agar dapat menghasilkan produk yang
efektif dalam pembelajaran. Sebaliknya, apabila semua aspek media pembelajaran
dan materi mendapat predikat baik maka tidak membutuhkan revisi atau dikatakan
valid dan desain produk tersebut dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya, yaitu uji
34
efektivitas dan kelayakan produk yang dikembangkan. Uji coba kelompok kecil
dilakukan dengan jumlah peserta didik 4 anak di kelas IV SDN Tlogomas 1
Malang dengan karateristik peserta didik yang berbeda-beda. Selama uji coba
produk, peneliti membuat catatan kelebihan dan kekurangan selama proses
pembelajaran berlangsung. Uji coba dilakukan untuk mengetahui kelayakan
ketika media digunakan. Selanjutnya uji coba kelompok besar dengan jumlah 33
peserta didik. Pada saat akhir uji coba kelompok kecil maupun kelompok besar,
peserta didik diberikan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap
penggunaan media piramida cerdas pada tema cita-citaku.
3.2.7 Revisi Produk
Revisi dilakukan apabila setelah melakukan uji coba kelompok kecil dan
besar terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Revisi dilakukan untuk
menyempurnakan produk yang dikembangkan.
3.3 Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan media piramida
cerdas adalah data kualitatif dan kuatitatif. Data kualitatif diperoleh dari kritik,
saran, tanggapan dan masukan-masukan dari ahli media pembelajaran, ahli materi,
ahli pembelajaran tematik Sekolah Dasar. Sedangkan data kuantitatif diperoleh
dari hasil penelitian ahli media pembelajaran, ahli materi, ahli pembelajaran
Sekolah Dasar melalui angket penilaian pada saat uji coba. Penilaian beberapa
para ahli yaitu berupa lembar penilaian angket media dan penilaian dari peserta
didik berupa angket respon peserta didik terhadap media.
peserta didik diberikan angket untuk mengetahui respon peserta didik terhadap
penggunaan media piramida cerdas pada tema cita-citaku.
Revisi Produk
Revisi dilakukan apabila setelah melakukan uji coba kelompok kecil dan
besar terdapat kekurangan yang harus diperbaiki. Revisi dilakukan untuk
menyempurnakan produk yang dikembangkan.
Jenis Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian pengembangan media piramida
cerdas adalah data kualitatif dan kuatitatif. Data kualitatif diperoleh dari kritik,
saran, tanggapan dan masukan-masukan dari ahli media pembelajaran, ahli materi,
35
3.4 Prosedur Uji Coba Produk Media Piramida Cerdas
Uji coba media piramida cedas dilakukan untuk mengetahui keefektifan
penggunaan media piramida cerdas pada pembelajaran tematik kelas IV Sekolah
Dasar. Penjelasan tahap uji coba produk sebagai berikut:
3.4.1 Desain Uji Coba
Desain uji coba produk yang dilakukan adalah validasi uji coba produk
untuk mengukur tingkat kelayakan media pembelajaran tematik yang
dikembangkan. Validasi uji coba produk dilakukan oleh validator dengan mengisi
angket validasi untuk menilai produk media yang telah dikembangkan, agar
peneliti memperoleh informasi atau data secara kualitatif dan kuantitatif. Desain
uji coba produk dilakukan dalam uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok
besar pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.
3.4.2 Subjek Uji Coba Ahli
Subjek Subjek validasi untuk pengembangan media piramida cerdas, yaitu
terdiri dari dosen ahli media pembelajaran, dosen ahli materi, dan ahli
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Penjelasan subjek validasi pada uji
coba media piramida cerdas dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3.1 Subjek Validasi Uji Coba Media Piramida Cerdas No Subjek uji coba Kriteria Nama1 Ahli media pembelajaran Lulusan S2 Ari Dwi Haryono, M. Pd2 Ahli materi Lulusan S2 Maharani Putri K, M.Pd3 Ahli pembelajaran tematik Lulusan S1 Suharnik, S.Pd
untuk mengukur tingkat kelayakan media pembelajaran tematik yang
dikembangkan. Validasi uji coba produk dilakukan oleh validator dengan mengisi
angket validasi untuk menilai produk media yang telah dikembangkan, agar
peneliti memperoleh informasi atau data secara kualitatif dan kuantitatif. Desain
uji coba produk dilakukan dalam uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok
besar pada peserta didik kelas IV Sekolah Dasar.
Subjek Uji Coba Ahli
Subjek Subjek validasi untuk pengembangan media piramida cerdas, yaitu
terdiri dari dosen ahli media pembelajaran, dosen ahli materi, dan ahli
pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Penjelasan subjek validasi pada uji pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar. Penjelasan subjek validasi pada uji pembelajaran tematik
36
3.4.3 Subjek Uji Coba Kelompok Kecil
Subjek uji coba kelompok kecil dilakukan dilakukan di SDN Tlogomas 1
Malang kelas IV dengan jumlah 4 peserta didik dengan karateristik yang berbeda-
beda. Uji coba produk kelompok kecil untuk mengetahui kelayakan media ketika
digunakan. Pada akhir uji coba peserta didik diberikan angket untuk mengetahui
respon peserta didik terhadap penggunaan media yang dikembangkan.
3.4.4 Subjek Uji Coba Kelompok Besar
Subjek uji coba kelompok besar dilakukan di SDN Tlogomas 1 Malang
kelas IV dengan jumlah 33 anak diambil dari sisa peserta didik yang belum
mengikuti uji coba pada kelompok kecil. Peserta didik yang mengikuti uji coba
kelompok kecil tidak dapat lagi mengikuti uji coba pada kelompok besar. Peserta
didik pada uji coba kelompok besar tetap diberikan angket untuk mengetahui
respon peserta didik terhadap media piramida cerdas.
3.5 Instrumen Pengumpulan Data
Penelitian pengembangan media piramida cerdas pada pembelajaran
tematik menggunakan instrumen pengumpulan adata sebagai berikut:
3.5.1 Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apa bila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti (Sugiyono, 2013:319). Wawancara dilakukan dengan guru kelas IV SDN
Tlogomas 1 Malang mengenai kesulitan guru yang dihadapi saat mengajar
Subjek Uji Coba Kelompok Besar
Subjek uji coba kelompok besar dilakukan di SDN Tlogomas 1 Malang
kelas IV dengan jumlah 33 anak diambil dari sisa peserta didik yang belum
mengikuti uji coba pada kelompok kecil. Peserta didik yang mengikuti uji coba
kelompok kecil tidak dapat lagi mengikuti uji coba pada kelompok besar. Peserta
didik pada uji coba kelompok besar tetap diberikan angket untuk mengetahui
respon peserta didik terhadap media piramida cerdas.
strumen Pengumpulan Data
Penelitian pengembangan media piramida cerdas pada pembelajara
tematik menggunakan instrumen pengumpulan adata sebagai berikut:
37
pembelajaran tematik, media pembelajaran yang digunakan pada pembelajaran
tematik saat ini, dan media yang tepat untuk pembelajaran tematik.
3.5.2 Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
memberikan seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab
(Sugiyono, 2013:199). Tujuan dari angket adalah untuk memperoleh penilaian
dari para ahli dan respon peserta didik terhadap media yang dikembangkan. Hasil
angket tersebut dianalisis untuk menentukan kelayakan media piramida cerdas
dan sebagai panduan dalam merevisi produk untuk menghasilkan produk yang
lebih baik dan valid. Sasaran angket ditujukan kepada ahli media pembelajaran,
ahli materi, ahli pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar, dan angket respon
peserta didik terhadap media yang dikembangkan.
3.5.3 Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang tidak hanya berpusat
pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2013:203).
Pada penelitian pengembangan piramida cerdas ini peneliti melakukan observasi
nonpartisipan yang dimana peneliti tidak terlibat dalam proses pembelajaran dan
hanya sebagai pengamat di kelas.
3.5.4 Dokumentasi
Dokumentasi merupakan pelengkap dari penggunan teknik pengumpulan
data wawancara dan obeservasi (Sugiyono, 2013:329). Dokumentasi yang
digunakan pada penelitian ini adalah kamera digital untuk mendokumentasikan
dari para ahli dan respon peserta didik terhadap media yang dikembangkan. Hasil
angket tersebut dianalisis untuk menentukan kelayakan media piramida cerdas
dan sebagai panduan dalam merevisi produk untuk menghasilkan produk yang
lebih baik dan valid. Sasaran angket ditujukan kepada ahli media pembelajaran,
ahli materi, ahli pembelajaran tematik kelas IV Sekolah Dasar, dan angket respon
peserta didik terhadap media yang dikembangkan.
Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data yang tidak hanya berpusat
pada orang, tetapi juga pada objek-objek alam yang lain (Sugiyono, 2013:203).
Pada penelitian pengembangan piramida cerdas ini peneliti melakukan observasi
nonpartisipan yang dimana peneliti tidak terlibat dalam proses pembelajaran dan
38
segala proses kegiatan ketika penggunaan media piramida cerdas di SDN
Tlogomas 1 Malang.
3.6 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang sangat penting dalam penelitian
yang harus dilakukan dengan kecermatan dan ketelitian. Oleh karena itu, data
yang diperoleh harus valid. Analisis data adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan
bahan-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono,2014:244). Analisis data bertujuan
untuk menginterpretasikan segala hasil penelitian dalam bentuk uraian/penjelasan
kemudian diinformasikan kepada masyarakat luas. Pemecahan masalah dilakukan
dengan teknik analisis data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan media piramida
cerdas ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis
kuantitatif.
3.6.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis kualitatif dalam penelitian dilakukan sebelum mamasuki
lapangan, selama di lapangan, dan setelah selesai di lapangan (Sugiyino,
2014:249). Data yang didapat kemudian dianalisis dengan mengelompokkan
informasi-informasi dari data kualitatif yang berupa tanggapan, kritik, dan saran
perbaikan yang terdapat pada angket. Hasil analisis data digunakan sebagai upaya
memperbaiki produk media piramida cerdas yang dikembangkan oleh peneliti.
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapang, dan
-bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono,2014:244). Analisis data bertujuan
untuk menginterpretasikan segala hasil penelitian dalam bentuk uraian/penjelasan
kemudian diinformasikan kepada masyarakat luas. Pemecahan masalah dilakukan
dengan teknik analisis data yang sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian pengembangan media piramida
cerdas ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif dan analisis
kuantitatif.
Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis kualitatif dalam penelitian dilakukan sebelum mamasuki
39
Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan
berlangsung secara terus menerus sampai datanya jenuh (Sugiyono,2014:243).
Data yang dianalisis diantaranya adalah data collection (pengumpulan data), data
reduction (reduksi data), display data (penyajian data), conclusion
drawing/verification (penyimpulan). Penjelasan langkah-langkah dalam teknik
analisis tersebut adalah sebagai berikut:
1) Data Collection (pengumpulan data)
Data ini diperoleh selama penelitian di SDN Tlogomas 1 Malang yaitu
berupa catatan lapangan peneliti saat melakukan observasi tentang penggunaan
media pembelajaran piramida cerdas dan aktivitas yang dilakukan oleh peserta
didik, baik faktor pendukung, penghambat, dan kesulitan saat proses pembelajaran
berlangsung.
2) Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Data yang sudah terkumpul melalui observasi kemudian dirangkum untuk
menemukan pokok-pokok atau fokus masalah.
3) Display Reduction (penyajian data)
Penyajian data dalam bentuk uraian singkat ataupun disajikan dalam
bentuk tabel dan penjelasan yang bersifat deskriptif. Hal ini untuk memudahkan
dalam memahami apa yang terjadi dan untuk merencanakan kegiatan selanjutnya.
Peneliti menyajikan data deskriptif dari hasil angket dan lembar observasi.
(pengumpulan data)
Data ini diperoleh selama penelitian di SDN Tlogomas 1 Malang yaitu
berupa catatan lapangan peneliti saat melakukan observasi tentang penggunaan
media pembelajaran piramida cerdas dan aktivitas yang dilakukan oleh peserta
didik, baik faktor pendukung, penghambat, dan kesulitan saat proses pembelajaran
berlangsung.
Data Reduction (reduksi data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak
perlu. Data yang sudah terkumpul melalui observasi kemudian dirangkum untuk
menemukan pokok-pokok atau fokus masalah.
40
4) Conclusion Drawing/verification (Penggambaran Kesimpulan)
Pada tahap ini peneliti menarik kesimpulan dari data yang diperoleh dari
kelas IV di SDN Tlogomas 1 Malang. Dengan demikian kesimpulan dalam
penelitian kualitatif adalah jawaban dari rumusan masalah atau merupakan temuan
baru yang sebelumnya belum pernah ada. Kesimpulan berupa data tentang
pengembangan media piramida cerdas pembelajaran tematik kelas IV Sekolah
Dasar.
3.6.2 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam pengembangan ini diperoleh dari nilai-nilai yang
diberikan validator terhadap produk media piramida cerdas. Data dari angket akan
di analisis untuk mendapatkan gambaran media yang dikembangkan. Angket yang
diberikan kepada para ahli sebagai validator dan respon peserta didik, yaitu
sebagai berikut:
1) Analisis Angket Validitas Ahli
Pada pengembangan media piramida cerdas ini validitas bertujuan untuk menguji
kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dan kesesuaian materi
berdasarkan KI/KD. Apakah media pembelajaran layak atau tidak, sehingga dapat
diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan penggunaan media tersebut.
Jawaban dari angket validasi ahli menggunakan skala likert, variabel yang
diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Skala likert yang digunakan terdiri
dari lima katagori yang disajikan pada tabel 3.2 sebagai berikut:
Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam pengembangan ini diperoleh dari nilai-nilai yang
diberikan validator terhadap produk media piramida cerdas. Data dari angket akan
di analisis untuk mendapatkan gambaran media yang dikembangkan. Angket yang
diberikan kepada para ahli sebagai validator dan respon peserta didik, yaitu
sebagai berikut:
Analisis Angket Validitas Ahli
Pada pengembangan media piramida cerdas ini validitas bertujuan untuk menguji
kelayakan media pembelajaran yang dikembangkan dan kesesuaian materi
41
Tabel 3.2 Kategori Penilaian Skala Likert No Skor Keterangan1 Skor 5 Sangat setuju/sangat sesuai/sangat layak/sangat menarik/sangat
bermanfaat/ sangat memotivasi.2 Skor 4 Setuju/sesuai/layak/menarik/bermanfaat/memotivasi.3 Skor 3 Cukup setuju/cukup sesuai/cukup layak/cukup menarik/cukup
bermanfaat/ cukup memotivasi.4 Skor 2 Tidak setuju/tidak sesuai/tidak layak/tidak menarik/tidak bermanfaat/
tidak memotivasi5 Skor 1 Sangat tidak setuju/sangat tidak sesuai/sangat tidak layak/sangat tidak
menarik/sangat tidak bermanfaat/sangat tidak memotivasi (Sumber : Sugiono, 2013:135)
Uji angket validasi ahli pada media piramida cerdas dalam pembelajaran
tematik dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah skor yang diberikan oleh
validator (ΣR) dengan jumlah skor ideal yang telah ditetapkan dalam angket
validasi media pembelajaran (N). Adapun rumusnya Arifin (dalam Asiani,
2014:58) sebagai berikut:
P =
x100%
Keterangan:
P = Persentase skor
∑R = Jumlah jawaban yang diberikan oleh responden atau validator
N = Jumlah skor maksimal/ideal
Kriteria validasi dan kualifikasi yang digunakan dalam validasi
pengembangan media disajikan pada tabel 3.3, yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.3 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Validasi Ahli No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan1. 81-100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu revisi.2. 61-80 % Baik Layak/tidak perlu revisi.3. 41-60 % Cukup baik Kurang layak/perlu revisi.4. 21-40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi.5. <20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/perlu revisi.
(Sumber: Arikunto, 2008:35)
Uji angket validasi ahli pada media piramida cerdas dalam pembelajaran
tematik dapat dilakukan dengan membandingkan jumlah skor yang diberikan oleh
validator (ΣR) dengan jumlah skor ideal yang telah ditetapkan dalam angket
validasi media pembelajaran (N). Adapun rumusnya Arifin (dalam Asiani,
2014:58) sebagai berikut:
P =
x100%
Keterangan:
= Persentase skor
= Jumlah jawaban yang diberikan oleh responden atau validator
N = Jumlah skor maksimal/ideal
42
Pengembangan media pembelajaran dinilai sangat valid dan valid atau
sangat baik oleh para ahli dan guru jika memperoleh skor ≥ 81% dan ≥ 61%.
2) Analisis Angket Validitas Peserta Didik
Data yang diperoleh dari hasil angket respon peserta didik kemudian
dianalisis menggunakan data kuantitatif untuk menguji keefektifan produk
berdasarkan respon peserta didik. Jawaban angket respon siswa menggunakan
angket skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua katagori yang dibuat dalam
bentuk pilihan ganda atau bentuk checklist ( √ ) yang disajikan pada tabel 3.4,
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Skala Guttman No Skor Keterangan1 Skor 1 Ya2 Skor 0 Tidak
(Sumber: Sugiyono,2010:139)
Presentase rata-rata tiap komponen dihitung menggunakan rumus, yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
P = Presentase skor
∑ᵪ = Jumlah jawaban yang diberikan oleh peserta didik
ᵪ = Skor maksimal ideal
Tabel 3.5 Tingkat Pencapaian dan Kualifikasi Respon Peserta Didik No. Tingkat Pencapaian Kualifikasi Keterangan1. 81-100 % Sangat baik Sangat layak/sangat valid/tidak perlu revisi.2. 61-80 % Baik Layak/tidak perlu revisi.3. 41-60 % Cukup baik Kurang layak/perlu revisi.4. 21-40 % Kurang baik Tidak layak/tidak valid/perlu revisi.5. <20 % Sangat kurang baik Sangat tidak layak/perlu revisi.
(Sumber: Arikunto, 2008:35)
angket skala Guttman yang digunakan terdiri dari dua katagori yang dibuat dalam
bentuk pilihan ganda atau bentuk checklist ( √ ) yang disajikan pada tabel 3.4
sebagai berikut:
Tabel 3.4 Kategori Penilaian Skala Guttman Skor Keterangan
Skor 1 YaSkor 0 Tidak
(Sumber: Sugiyono,2010:139)
Presentase rata-rata tiap komponen dihitung menggunakan rumus, yaitu sebagai berikut:
Keterangan:
= Presentase skor
= Jumlah jawaban yang diberikan oleh peserta didik
43
Media pembelajaran dinyatakan mendapatkan respon positif dari peserta
didik apabila presentase yang diperoleh dari angket respon peserta didik lebih dari
(≥) 61%. Dengan demikian, media piramida cerdas dapat dikatakan layak
digunakan untuk media pembelajaran tematik kelas IV SDN Tlogomas 1 Malang.