bab iii metode penelitian 3.1 jenis, setting dan ... · kristen), 1 guru bahasa inggris, dan 1 guru...
TRANSCRIPT
24
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis, Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian
Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) sebagai upaya untuk meningkatkan motivasi belajar
Matematika siswa. Penelitian dilaksanakan di kelas 4 SDN Sidorejo Lor
01 Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018. SDN Sidorejo Lor 01
terletak di depan PLN Salatiga dan Indomaret. SDN Sidorejo Lor 01
memiliki sarana dan prasarana yang cukup baik. Sarana yang dimiliki
sekolah ini antara lain gedung sekolah yang terdiri dari 9 ruang kelas
untuk kelas 1-3 kelas paralel A dan B, ruang kantor, 1 ruang kepala
sekolah, ruang keagamaan, perpustakaan, mushola, UKS, toilet guru dan
siswa.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SD N Sidorejo Lor 01
Salatiga yang terdiri dari 35 anak terdiri dari 17 siswa perempuan dan 18
siswa laki-laki. Karakteristik siswa berasal dari latar belakang keluarga
yang berbeda-beda. Ada yang sangat mampu, ada yang cukup tetapi tidak
sedikit yang ekonomi orang tua siswa sangat lemah. Pekerjaan orang tua
siswa ada yang polri/ABRI 2, karyawan swasta 19, pedagang 3,
petani/buruh 10 dan almarhum 1.
Gambar 3.1 Presentase jenis pekerjaan orang tua siswa kelas 4
Polri/ABRI 6%
Karyawan Swasta
54% Pedagang
8%
Petani/Buruh 29%
Alm 3%
Pekerjaan Orang Tua
25
Jumlah guru dan karyawan di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga adalah
16 orang. Setiap kelas diampu oleh 1 guru kelas, 2 guru agama (islam dan
kristen), 1 guru bahasa inggris, dan 1 guru PJOK.
3.2 Variabel dan Definisi Operasional
Penelitian ini memiliki dua variabel yaitu variabel bebas (X) dan variabel
terikat (Y):
a. Variabel bebas (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran Think Pair Share (TPS) yaitu model pembelajaran yang
diterapkan dalam pembelajaran Matematika dengan kompetensi dasar:
KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR
3.8 Menganalisis sifat-sifat segi
banyak beraturan dan segi
banyak tidak beraturan
4.8 Mengidentifikasi segi banyak
beraturan dan segi banyak
tidak beraturan.
3.9 Menjelaskan dan
menentukan keliling dan
luas persegi, persegi
panjang, dan segitiga serta
hubungan pangkat dua
dengan akar pangkat dua.
4.9 Menyelesaikan masalah
berkaitan dengan keliling dan
luas persegi, persegi panjang,
dan segitiga termasuk
melibatkan pangkat dua
dengan akar pangkat dua.
melalui langkah-langkah:
1) Guru memberikan permasalahan terkait dengan bangun datar.
2) Siswa berpikir secara individu mengenai jawaban permasalahan.
3) Masing-masing siswa mengemukakan hasil pemikirannya kepada
pasangannya.
4) Setiap pasangan menshare hasil diskusi pasangan ke kelompok.
5) Masing-masing kelompok menshare hasilnya ke dalam diskusi
kelas.
6) Simpulan.
26
b. Variabel Terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah
motivasi belajar yaitu dorongan yang timbul baik secara internal
maupun eksternal sebagai daya penggerak siswa untuk melakukan
kegiatan dalam mencapai tujuan pembelajaran.
3.3 Prosedur Penelitian
Jenis Penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
menggunakan model spiral dari C. Kemmis dan MC. Taggart (1998)
dalam penelitian ini menggunakan prosedur penelitian dua siklus yaitu
siklus I dan II. Masing-masing siklus terdiri dari 3 langkah yaitu
perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan dan observasi (acting &
observing) serta refleksi (reflecting). Adapun tahap prosedur penelitian
yang akan digunakan seperti pada gambar 1 berikut ini :
Gambar 3.2 Bagan Prosedur PTK Model Spiral oleh Kemmis dan Mc
Taggar
Pada tahap perencanaan (planning) yang diperlu dilakukan adalah
merencanakan desain pembelajaran berdasarkan materi pembelajaran dan
model pembelajaran yang direncanakan. Juga, pada tahap ini dirancang
alat-alat peraga yang dapat mendukung berlangsungnya proses
pembelajaran dengan menerapkan metode Think Pair Share. Tahap kedua
yaitu tindakan (acting) dan observasi (observing), yaitu melaksanakan
perencanaan yang dibuat, sekaligus mengamati proses pelaksanaan
tersebut. Apakah pelaksanaan siklus ini telah sesuai dengan perencanaan
27
yang dimuat, termasuk kendala-kendala apa yang dihadapi selama proses
pelaksanaan di luar dari rencana yang dibuat. Selain itu didesain juga
lembar pengamatan (observasi) yang nantinya lembar observasi ini akan
digunakan sebagai salah satu alat ukur untuk melakukan analisis dan
evaluasi bagi perencanaan berikutnya. Kegiatan observasi ini dilakukan
pada saat tindakan diterapkan dalam kelas, sehingga antara pelaksanaan
tindakan dan pengamatan berlangsung dalam waktu yang sama. Penelitian
tindakan ini dilakukan dalam bentuk kolaborasi. Jika guru kelas telah
berperan sebagai pelaksana tindakan maka yang melakukan pengamatan
adalah peneliti. Ketiga, setelah dilakukan pelaksanaan, maka langkah
terakhir adalah melakukan refleksi (reflecting). Refleksi dimaksudkan
untuk menganalisis dan mengevaluasi hal-hal yang belum direncanakan
pada siklus I untuk selanjutnya dilakukan pada siklus II. Uraian
keseluruhannya dapat dilihat pada paparan di bawah ini:
3.3.1 Siklus I
3.3.1.1 Perencanaan (Planning)
Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu melaksanakan perencanaan
untuk proses pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar
Matematika pada materi pecahan campuran melalui kegiatan dengan
metode pembelajaran Think Pair Share (TPS). Adapun langkah–langkah
perencanaannya adalah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi masalah pembelajaran dalam Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, dan Indikator yang muncul.
b. Merencanakan tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi
masalah yang muncul
c. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yang sesuai
standar proses dengan komponen–komponen yang dalam kegiatan
pembelajarannya dirancang strategi yang meliputi kegiatan yang
bersifat mengamati, menanya, mengumpulkan informasi,
mengasosiasikan, mengkomunikasikan.
28
d. Menyiapkan instrumen observasi motivasi belajar dan angket motivasi
belajar, lembar observasi kinerja guru dan siswa dalam pembelajaran,
lembar evaluasi individual serta lembar kegiatan siswa. Selain itu
menyiapkan lembar tes untuk menilai hasil belajar siswa dengan
penerapan model pembelajaran Think Pair Share.
e. Mengembangkan bahan atau materi pembelajaran yang diambil dari
berbagai sumber yang dapat membantu siswa untuk memahami materi
pelajaran
f. Mengembangkan kebutuhan media atau alat pembelajaran yang akan
digunakan dalam proses pembelajaran
3.3.1.2 Penerapan Tindakan dan Observasi (Action and Observing)
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
dipersiapkan akan dilaksanakan dalam tiga tahap, yaitu: kegiatan awal,
kegiatan inti, dan kegiatan akhir/penutup.
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Salam pembuka dan doa bersama
2. Pengkondisian kelas (memeriksa kesiapan siswa sebelum
menerima materi)
3. Apersepsi dan motivasi mengenai penerapan konsep bangun
datar dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong
siswa mengungkapkan pengertian bangun datar dan jenis-jenis
bangun datar beserta sifatnya.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Guru menjelaskan materi mengenai bangun datar yaitu jenis-
jenis dan sifat-sifatnya.
29
4. Guru memberikan masalah berkaitan dengan jenis-jenis bangun
datar beserta sifat-sifatnya.
5. Guru meminta siswa untuk memikirkan secara individu atau
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan selama 5 menit
(Think)
6. Setelah itu siswa membentuk kelompok pasangan (berpasangan)
dengan teman sebangkunya (Pair)
7. Guru membagikan lembar kerja siswa pada tiap kelompok untuk
membantu siswa mengerjakan permasalahan yang dierikan guru.
8. Siswa bersama kelompok pasangannya saling bertukar pikiran
dan berdiskusi untuk mencari solusi menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru secara berkelompok selama 5
menit.
9. Selesai berdiskusi dengan pasangannya, semua kelompok
pasangan saling berbagi dengan kelompok pasangan yang lain
untuk menyelesaikan permasalahan tadi (Share).
10. Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjawab soal yang
telah diberikan oleh guru. Kelompok lain dapat memberikan
kritik dan saran kepada kelompok yang maju.
11. Guru memberikan umpan balik dari penyelesaian pesmasalahan
tadi dilanjutkan dengan kegiatan menyimpulkan dari pemecahan
masalah yang telah ditemukan siswa.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa didampingi oleh guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
2. Pemberian tindak lanjut
3. Guru menutup pelajaran
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal (10 menit)
1. Salam pembuka dan doa bersama
30
2. Pengkondisian kelas (memeriksa kesiapan siswa sebelum
menerima materi)
3. Apersepsi dan motivasi mengenai penerapan konsep bangun
datar dalam kehidupan sehari-hari.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti (50 menit)
1. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong
siswa mengungkapkan bangun-bangun datar.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Guru menjelaskan materi mengenai sifat-sifat bangun datar.
4. Guru memberikan masalah berkaitan dengan sifat-sifat bangun
datar.
5. Guru meminta siswa untuk memikirkan secara individu atau
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan selama 5 menit
(Think)
6. Setelah itu siswa membentuk kelompok pasangan (berpasangan)
dengan teman sebangkunya (Pair)
7. Guru membagikan lembar kerja siswa pada tiap kelompok untuk
membantu siswa mengerjakan permasalahan yang dierikan guru.
8. Siswa bersama kelompok pasangannya saling bertukar pikiran
dan berdiskusi untuk mencari solusi menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru secara berkelompok selama 5
menit.
9. Selesai berdiskusi dengan pasangannya, semua kelompok
pasangan saling berbagi dengan kelompok pasangan yang lain
untuk menyelesaikan permasalahan tadi (Share).
10. Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjawab soal yang
telah diberikan oleh guru. Kelompok lain dapat memberikan
kritik dan saran kepada kelompok yang maju.
31
11. Guru memberikan umpan balik dari penyelesaian pesmasalahan
tadi dilanjutkan dengan kegiatan menyimpulkan dari pemecahan
masalah yang telah ditemukan siswa.
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
1. Siswa didampingi oleh guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
2. Pemberian tindak lanjut
3. Guru menutup pelajaran
Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Awal
1. Salam pembuka dan doa bersama
2. Pengkondisian kelas (memeriksa kesiapan siswa sebelum
menerima materi)
3. Apersepsi dan motivasi:
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru mengulang sekilas materi pertemuan pertama dan kedua.
2. Siswa bertanya tentang materi yang belum mereka pahami.
3. Siswa menyebutkan jenih-jenis bangun datar.
4. Guru membagikan lembar evaluasi
5. Siswa mengumpulkan lembar evaluasi
6. Guru membimbing siswa selama proses mengerjakan evaluasi
jika ada kesulitan dalam butir-butir soal
7. Guru memberikan pujian kepada siswayang sudah baik dalam
mengerjakan tugas dan memotivasi siswa yang kurang untuk
lebih giat lagi dalam belajar,
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru mengulang materi yang sudah dipelajari
32
2. Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa pada saat
mengerjakan soal evaluasi.
3. Guru menutup pelajaran
Selama melakukan tindakan dilakukan pula observasi yang
dilakukan dalam siklus I yaitu mengamati motivasi belajar siswa serta
aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Selain lembar
observasi, juga diberikan angket yang harus diisi oleh siswa untuk menilai
tingkat motivasi belajar siswa. Angket dibagikan kepada siswa saat selesai
pembelajaran pada pertemuan kedua.
3.3.1.3 Refleksi (Refecting)
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan
tindakan. Jika masih ada kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran dan
hasilnya belum seperti yang diharapkan maka perlu adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
ini pada siklus kedua.
3.3.2 Siklus II
Setelah siklus pertama selesai, jika hasil tidak memenuhi indikator
pencapaian yang diharapkan, maka akan dilanjutkan ke siklus ke II.
Langkah-langkah pembelajaran pada siklus II, sama dengan siklus I, hanya
dilengkapi dengan revisi dari refleksi yang telah dilaksanakan pada siklus
I. Rinciannya sebagai berikut:
3.3.1.1 Perencanaan (Planning)
Melakukan perencanaan perbaikan tindakan pada pelaksanaan tindakan
berdasarkan refleksi pada siklus I, yaitu:
a. Merencanakan ulang strategi melaksanakan pembelajaran.
b. Merencanakan ulang pembagian kelompok/pasangan.
c. Merencanakan ulang langkah-langkah pembelajaran secara cermat.
33
3.3.1.2 Penerapan Tindakan dan Observasi (Action and Onserving)
Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Awal
1. Salam pembuka dan doa bersama
2. Pengkondisian kelas (memeriksa kesiapan siswa sebelum
menerima materi)
3. Apersepsi dan motivasi: mengenai keliling bangun datar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong
siswa mengungkapkan cara menentukan keliling bangun datar.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Guru menjelaskan materi mengenai cara menghitung keliling
bangun datar.
4. Guru memberikan masalah berkaitan dengan keliling bangun
datar.
5. Guru meminta siswa untuk memikirkan secara individu atau
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan selama 5 menit
(Think)
6. Setelah itu siswa membentuk kelompok pasangan (berpasangan)
dengan teman sebangkunya (Pair)
7. Guru membagikan lembar kerja siswa pada tiap kelompok untuk
membantu siswa mengerjakan permasalahan yang dierikan guru.
8. Siswa bersama kelompok pasangannya saling bertukar pikiran
dan berdiskusi untuk mencari solusi menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru secara berkelompok selama 5
menit.
9. Selesai berdiskusi dengan pasangannya, semua kelompok
pasangan saling berbagi dengan kelompok pasangan yang lain
untuk menyelesaikan permasalahan tadi (Share).
34
10. Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjawab soal yang
telah diberikan oleh guru. Kelompok lain dapat memberikan
kritik dan saran kepada kelompok yang maju.
11. Guru memberikan umpan balik dari penyelesaian pesmasalahan
tadi dilanjutkan dengan kegiatan menyimpulkan dari pemecahan
masalah yang telah ditemukan siswa.
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa didampingi oleh guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
2. Pemberian tindak lanjut
3. Guru menutup pelajaran
Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Awal
1. Salam pembuka dan doa bersama
2. Pengkondisian kelas (memeriksa kesiapan siswa sebelum
menerima materi)
3. Apersepsi dan motivasi: mengenai luas bangun datar.
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
b. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk mendorong
siswa mengungkapkan cara menentukan luas bangun datar.
2. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya.
3. Guru menjelaskan materi mengenai cara menghitung luas
bangun datar.
4. Guru memberikan masalah berkaitan dengan luas bangun datar.
5. Guru meminta siswa untuk memikirkan secara individu atau
mandiri untuk menyelesaikan permasalahan selama 5 menit
(Think)
6. Setelah itu siswa membentuk kelompok pasangan (berpasangan)
dengan teman sebangkunya (Pair)
35
7. Guru membagikan lembar kerja siswa pada tiap kelompok untuk
membantu siswa mengerjakan permasalahan yang dierikan guru.
8. Siswa bersama kelompok pasangannya saling bertukar pikiran
dan berdiskusi untuk mencari solusi menyelesaikan
permasalahan yang diberikan guru secara berkelompok selama 5
menit.
9. Selesai berdiskusi dengan pasangannya, semua kelompok
pasangan saling berbagi dengan kelompok pasangan yang lain
untuk menyelesaikan permasalahan tadi (Share).
10. Beberapa kelompok maju ke depan untuk menjawab soal yang
telah diberikan oleh guru. Kelompok lain dapat memberikan
kritik dan saran kepada kelompok yang maju.
11. Guru memberikan umpan balik dari penyelesaian pesmasalahan
tadi dilanjutkan dengan kegiatan menyimpulkan dari pemecahan
masalah yang telah ditemukan siswa.
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa didampingi oleh guru membuat kesimpulan dari materi
yang telah dipelajari
2. Pemberian tindak lanjut
3. Guru menutup pelajaran
Pertemuan Ketiga
a. Kegiatan Awal
1. Salam pembuka dan doa bersama
2. Pengkondisian kelas (memeriksa kesiapan siswa sebelum
menerima materi)
3. Apersepsi dan motivasi:
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
5. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran yang akan
dilakukan.
b. Kegiatan Inti
1. Guru mengulang sekilas materi pertemuan pertama dan kedua.
36
2. Siswa bertanya tentang materi yang belum mereka pahami.
3. Siswa menjelaskan cara menghitung keliling dan luas bangun
datar.
4. Guru membagikan lembar evaluasi
5. Siswa mengumpulkan lembar evaluasi
6. Guru membimbing siswa selama proses mengerjakan evaluasi
jika ada kesulitan dalam butir-butir soal
7. Guru memberikan pujian kepada siswayang sudah baik dalam
mengerjakan tugas dan memotivasi siswa yang kurang untuk
lebih giat lagi dalam belajar,
c. Kegiatan Akhir
1. Siswa bersama guru mengulang materi yang sudah dipelajari
2. Guru menanyakan kesulitan yang dialami siswa pada saat
mengerjakan soal evaluasi.
3. Guru menutup pelajaran
Selama melakukan tindakan dilakukan pula observasi yang
dilakukan dalam siklus I yaitu mengamati motivasi belajar siswa serta
aktivitas belajar siswa dan aktivitas guru dalam pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Selain lembar
observasi, juga diberikan angket yang harus diisi oleh siswa untuk menilai
tingkat motivasi belajar siswa. Angket dibagikan kepada siswa saat selesai
pembelajaran pada pertemuan kedua.
3.3.1.3 Refleksi (Refecting)
Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan
tindakan. Jika masih ada kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran dan
hasilnya belum seperti yang diharapkan maka perlu adanya perbaikan
dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Think Pair Share
ini pada siklus kedua.
37
3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.4.1 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik tes dan non tes. Tes adalah cara
yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS). Sedangkan
teknik non tes berupa wawancara yaitu tanya jawab yang dilakukan
dengan guru kelas IV untuk mengetahui keadaan proses pembelajaran.
Selanjutnya ada lembar observasi, yang digunakan untuk mengetahui
respon siswa dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share (TPS).
Selain observasi, teknik yang digunakan adalah angket yang diisi oleh
siswa, satu angket dalam satu siklus. Angket ini digunakan dengan tujuan
untuk mengetahui motivasi belajar siswa dan berfungsi untuk memvalidasi
data respon siswa dengan menggunakan pembelajaran Think Pair Share
(TPS). Selain itu teknik pengumpulan data yang digunakan lainnya adalah
dokumentasi. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengetahui
identitas siswa dan karakteristik sekolah. Pengumpulan data dalam
penelitian ini akan didokumentasikan dengan foto yang diambil selama
pembelajaran berlangsung untuk mengetahui tingkat motivasi belajar
siswa setelah menggunakan model pembelajaran Think Pair Share (TPS).
3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data
Adapun instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah
sebagai berikut:
1. Evaluasi dalam bentuk tes
Tes diberikan setelah pertemuan kedua dari masing-masing
siklus dilaksanakan. Tes dilaksanakan dengan maksud untuk
melihat bagaimana pengaruh model pembelajaran Think Pair
Share (TPS) dalam meningkatkan motivasi belajar siswa untuk
menjawab soal dengan benar. Instrumen tes disajikan dalam kisi-
kisi soal tes berikut ini:
38
Tabel 3.1
Kisi-kisi Soal
Kompetensi Dasar Indikator Soal Nomor
Soal
Jenis
Soal
3.8 Menganalisis
sifat-sifat segi
banyak
beraturan dan
segi banyak
tidak beraturan
4.2 Mengidentifikasi
berbagai bentuk
pecahan (biasa,
campuran,
desimal, dan
persen) dan
hubungan di
antaranya
Siklus I
3.8.1 Menyebutkan jenis-
jenis bangun datar
(segitiga, segi
empat, segi
banyak).
3.8.2 Menyimpulkan
sifat-sifat bangun
datar (segitiga, segi
empat, segi
banyak).
3.8.3 Membandingkan
sifat-sifat bangun
datar (segitiga, segi
empat, segi
banyak).
4.8.1 Membuat bangun
datar (segtiga, segi
empat, segi
15,18,
21,23,
24,25,
26,28,
29,30,
31,32
1,2,3,4,
5,6,7,8,
9,10,11,
12,13,
22,27,
33,37,
39
14,16,1
7,19,20,
40
34, 35,
36, 38
Pilihan
ganda
39
banyak).
3.9 Menjelaskan
dan menentukan
keliling dan luas
persegi, persegi
panjang, dan
segitiga serta
hubungan
pangkat dua
dengan akar
pangkat dua.
4.9 Menyelesaikan
masalah
berkaitan
dengan keliling
dan luas
persegi, persegi
panjang, dan
segitiga
termasuk
melibatkan
pangkat dua
dengan akar
pangkat dua.
Siklus II
3.9.1 Menentukan
keliling dan luas
bangun datar
(segitiga, segi
empat, segi
banyak).
4.9.1 Menyelesaikan
masalah berkaitan
dengan bangun
datar.
4,5,7,11
,12,14,
15,17,
19,20,
21,22,
23,24,
26,27,
29,30,
31,33,3
4,36,37,
38,39,4
1,47
1,2,3,6,
8,9,10,
13,16,
18,25,2
8,32,35,
40,42,4
3,44,45,
46,48,4
9,50
Pilihan
Ganda
2. Wawancara
Wawancara merupakan tanya jawab yang dilakukan dengan
peneliti mencatat jawaban dari responden atas pertnyaan peneliti
sebagai pewawancara.
40
Tabel 3.2
Kisi-Kisi Wawancara
No Pertanyaan
1. Materi atau bab apa dari mata pelajaran Matematika yang
sulit bagi anak-anak kelas IV?
2. Kesulitan atau kendala apa yang dialami oleh guru?
3. Kesulitan atau kendala apa yang dialami oleh siswa?
4. Solusi atau upaya apa yang telah dilakukan?
5. Model atau pendekatan apa yang telah dilakukan?
6. Media atau alat peraga apa yang telah digunakan dalam
kegiatan pembelajaran?
7. Bagaimana perilaku/respon siswa saat mengikuti
pembelajaran Matematika?
8. Berapa banyak siswa yang tuntas dan tidak tuntas pada
pembelajaran matematika ini?
9. Bagaimana antusias siswa dalam menjawab soal yang
diberikan oleh guru?
10. Sudahkan pembelajaran dikaitkan dengan dunia nyata?
3. Lembar Observasi
Lembar Observasi merupakan lembar untuk mengamati
kegiatan yang dilakukan guru dan siswa di dalam kelas sebelum
melaksanakan tindakan, saat pelaksanaan tindakan sampai akhir
tindakan. Instrumen ini digunakan untuk mengontrol proses
41
pembelajaran agar berlangsung sesuai kondisi yang diharapkan,
seperti keterlaksanaan RPP dan keterlaksanaan rencana tindakan.
Observasi yang dilakukan untuk mengamati motivasi
belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran Think
Pair Share (TPS) dan pelaksanaan guru mengajar selama kegiatan
pembelajaran berlangsung. Selain aktivitas siswa dalam mengikuti
pelajaran, lembar observasi ini juga digunakan untuk
mengobservasi aktivitas guru dalam melaksanakankegiatan
pembelajaran. Hasil observasi ini juga difungsikan sebagai sarana
untuk melakukan refleksi terhadap kegiatan pembelajaran. adapun
lembar observasi dapat dilihat pada kisi-kisi lembar observasi
berikut:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Lembar Observasi Guru
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati
Indikator No
Item
Kegiatan
Awal
Membuka
Pelajaran
a. Memberikan salam.
b. Memberikan apersepsi.
c. Penyampaian tujuan
pembelajaran
d. Guru menyampaikan
motivasi pada siswa agar
lebih semangat dalam
kegiatan pembelajaran
1
2
3
4
Kegiatan
Inti
Penyampaian
Materi dan
Strategi
Pembelajaran
Penggunaan
a. Menjelaskan tujuan
pembelajaran atau
kompetensi dasar yang
perlu dicapai.
b. Menyampaikan cakupan
materi dan penjelasan
5
6
42
uruaian kegiatan sesuai
silabus.
Model
Pembelajaran
TPS dan
Pemanfaatan
Sumber
Belajar
a. Dalam kegiatan ini, sudah
terjadi komunikasi 2 arah
antar guru dan siswa.
Guru menggali informasi
sebanyak-banyaknya
tentang kemampuan yang
dimiliki oleh siswa,
berkaitan dengan konsep
bangun datar.
b. Guru mengemukakan
masalah berkaitan bangun
datar. Guru kemudian
meminta siswa untuk
memikirkan secara
individu atau mandiri
untuk menyelesaikannya
selama 5 menit (Think).
c. Guru mendampingi siswa
membentuk kelompok
pasangan (berpasangan)
dengan teman
sebangkunya (Pair).
d. Guru mendampingi siswa
saat bersama kelompok
pasangannya saling
bertukar pikiran dan
berdiskusi untuk mencari
solusi menyelesaikan
permasalahan yang
7
8
9
10
43
diberikan guru
menggunakan alat peraga
yang telah disediakan
secara berkelompok
selama 5 menit.
e. Selesai berdiskusi dengan
pasangannya, guru
memimpin siswa untuk
saling berbagi dengan
kelompok pasangan yang
lain untuk menyelesaikan
permasalah tadi (Share).
11
Penilaian
Hasil Belajar
a. Beberapa kelompok maju
ke depan untuk
menjawab soal yang telah
diberikan oleh guru. Jika
ada masukan atau saran,
kelompok lain dapat
memberikan saran kepada
kelompok yang maju
b. Pemberian penghargaan
atas hasil yang dicapai
siswa.
12
13
Kegiatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Bersama dengan guru,
siswa menyimpulkan
hasil pembelajaran
b. Guru membimbing siswa
untuk membuat
rangkuman materi
c. Guru memberikan tindak
14
15
16
44
lanjut kepada siswa
d. Guru memberikan tes
17
Tabel 3.4
Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa
Tahapan
Kegiatan
Aspek yang
Diamati
Indikator No
Item
Kegiatan
Awal
Membuka
Pelajaran
a. Siswa siap menerima
pelajaran
b. Siswa dapat menjawab
pertanyaan apersepsi.
c. Siswa memahami tujuan
pembelajaran
d. Siswa memperhatikan
langkah-langkah
pembelajaran yang
disampaikan guru
1
2
3
4
Kegiatan
Inti
Penyampaian
Materi dan
Strategi
Pembelajaran
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
b. Siswa aktif
berkomunikasi dua arah
dengan guru bertanya
jawab untuk menggali
pengetahuan awal siswa
c. Siswa memperhatikan
masalah berkaitan dengan
konsep bangun datar
(jenis, sifat, keliling,
luas).
5
6
7
Penggunaan a. Siswa secara individu 8
45
Model
Pembelajaran
TPS dan
Pemanfaatan
Sumber
Belajar
atau mandiri untuk
menyelesaikannya selama
5 menit (Think).
b. Siswa membentuk
kelompok pasangan
(berpasangan) dengan
teman sebangkunya
(Pair).
c. Siswa bersama kelompok
pasanganya saling
bertukar pikiran dan
berdiskusi untuk mencari
solusi menyelesaikan
permasalahan yang
diberikan guru
menggunakan alat peraga
yang telah disediakan
secara berkelompok
selama 5 menit.
d. Siswa berbagi dengan
kelompok pasangan yang
lain untuk menyelesaikan
permasalah tadi (Share).
9
10
11
Penilaian
Hasil Belajar
a. Beberapa kelompok maju
ke depan untuk menjawab
soal yang telah diberikan
oleh guru. Jika ada
masukan atau saran,
kelompok lain dapat
memberikan saran kepada
kelompok yang maju
12
46
b. Mengerjakan tes evaluasi
untuk menilai hasil
belajar
13
Keguatan
Akhir
Mengakhiri
Pelajaran
a. Siswa memperhatikan
umpan balik dari
penyelesaian persoalan
tadi dilanjutkan dengan
kegiatan menyimpulkan
dari pemecahan masalah
yang telah ditemukan
siswa.
b. Siswa membahas bersama
guru hasil pembelajaran
c. Siswa membuat
rangkuman materi
d. Siswa mengerjakan tindak
lanjut dari guru
14
15
16
17
4. Lembar Angket Motivasi Belajar Matematika
Lembar angket digunakan untuk mempertoleh data
mengenai motivasi belajar Matematika siswa. Angket berisi
kumpulan pernyataan yang diberikan kepada siswa untuk
mengetaui motivasi siswa setelah menerima pembelajaran dengan
model Think Pair Share. Kisi-kisi angket motivasi belajar dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3.5
Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar
No Indikator Item
1. Adanya hasrat
dan keinginan
Ketika ada pelajaran ada hasrat kuat
dari dalam diri saya untuk
47
berhasil mendapatkan nilai yang baik.
Dalam setiap pembelajaran saya
selalu ingin mendapatkan nilai yang
terbaik.
Belajar dapat membantu saya
mengumpulkan informasi yang saya
butuhkan untuk hasil yang baik.
Saya ingin dapat menyelesaikan
setiap soal yangdiberikan oleh guru
2. Adanya
dorongan dan
kebutuhan
dalam belajar.
Saya senang belajar Matematika.
karena belajar membuat wawasan
saya lebih luas.
Saya mempunyai banyak pertanyaan
yang belum terjawab, membuat saya
giat belajar untuk mencari tahu.
Saat sedang pelajaran Matematika
saya selalu memiliki dorongan untuk
bertanya untuk rasa ingin tahu saya.
Saya memiliki dorongan belajar
Matematika ketika harus bekerja
kelompok untuk menyelesaikan soal
Matematika.
Belajar Matematika adalah hal
menyenangkan bagi saya karena
belajar memiliki banyak manfaat.
Saya merasa bahwa belajar
Matematika hanya akan membuang
waktu saja.
Saat di rumah saya lebih banyak
menggunakan waktu saya untuk
48
bermain daripada untuk belajar.
Guru selalu memberikan nasihat
sebelum pembelajarn dimulai
sehingga membangkitkan dorongan
untuk belajar Matematika.
Guru memberikan materi yang terlalu
mudah yang sudah saya ketahui, hal
itu yang membuat saya tidak
memiliki dorongan untuk belajar.
3. Adanya
harapan dan
cita-cita masa
depan.
Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran sebelum pembelajaran
dimulai sehingga saya terdorong
untuk mau belajar.
Guru mengaitkan pembelajaran
Matematika dengan masalah
kehidupan saya membuat saya
terdorong untuk belajar.
Contoh penerapan dalam kehidupan
sehari-hari terlalu mudah sehingga
membuat saya malas mempelajari.
4. Adanya
penghargaan
dalam belajar.
Guru selalu memberikan hadiah
ketika saya dan kelompok saya
berprestasi membuat saya termotivasi
belajar.
Guru memberikan pujian ketika saya
menjawab benar membuat saya giat
belajar.
Guru dan teman saya menertawakan
ketika saya menjawab keliru,
membuat saya menjadi malas untuk
49
belajar.
5. Adanya
kegiatan yang
menarik dalam
belajar.
Guru selalu punya model belajar
kreatif yang memacu saya giat belajar
seperti model kooperatif Think Pair
Share.
Cara guru menyajikan materi
matematika sangat membosankan
membuat saya mengantuk dan
menjadi malas untuk belajar.
Think Pair Share yang digunakan
sebagai model pengajaran guru
membuat saya malas untuk belajar
Matematika karena harus bekerja
sama dengan teman saya.
Cara guru menyajikan materi
Matematika membuat rasa ingin tahu
saya menjadi lebih tinggi untuk
belajar.
Saya senang dan menjadi semangat
dalam belajar Matematika karena
guru menggunakan metode
pembelajaran yang menarik.
Model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share yang guru berikan
monoton membuat saya malas untuk
belajar Matematika.
Model kooperatif tipe Think Pair
Share adalah cara belajar yang mudah
untuk meningkatkan hasil belajar,
karena itu saya menggunakannya
50
untuk menaikan hasil belajar saya
yang rendah.
Model kooperatif tipe Think Pair
Share hanya menyita waktu bagi
saya, saya tidak menggunakannya
karena tidak akan membantu
meningkatkan hasil belajar
Matematika saya.
Saat menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe Think
Pair Share ini terkadang teman saya
tidak mau membantu berfikir,
sehingga membuat saya malas
belajar.
Model pembelajaran kooperatif tipe
Think Pair Share yang telah
dirancang oleh guru memudahkan
mengerjakan tugas-tugas Matematika.
Metode bekerja berpasangan adalah
cara baru dalam belajar Matematika,
yang membuat pembelajaran menjadi
menyenangkan.
6. Adanya
lingkungan
belajar yang
kondusif
sehingga
memungkinkan
peserta didik
dapat belajar
Dalam proses pembelajaran guru
selalu menjelaskan langkah
pembelajaran yang harus dilakukan
siswa sampai akhir pengajaran.
Dalam pembelajaran guru selalu
memberikan kompetisi pada tiap
kelompok membuat saya semangat
untuk belajar.
51
dengan baik. Saya lebih senang mendengarkan
penjelasan langsung dari guru
daripada harus menyelesaikan soal
Matematika dalam kelompok yang
membuat nilai saya menjadi jelek.
Guru tidak mendampingi dan
bertanya ketika nilai saya dan
kelompok belajar saya jelek, yang
membuat saya malas belajar.
Guru membagi kelompok belajar
dalam pembelajaran Think Pair Share
di kelas secara adil dan tidak
membeda-bedakan siswanya sehingga
memudahkan saya dalam belajar.
Guru tidak menjelaskan dan
membimbing saya dalam belajar
Matematika sehingga saya tidak
memiliki semangat untuk maju dan
mau belajar.
Untuk mengukur skala motivasi digunakan pernyataan
skala menggunakan rumus Likert yang sudah dimodifikasi, yaitu
skala terdiri dari empat tingkat jawaban mengenai kesetujuan
responden terhadap suatu pernyataan. Pernyataan yang disediakan
peneliti dalam lembar angket motivasi terdiri dari 35 pernyataan.
52
Tabel 3.6
Skala Modifikasi Likert
Jawaban Favorable Unfavorable
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Data angket motivasi belajar siswa, dinilai dengan rumus di bawah
ini (Depdiknas, 2003):
∑
∑
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
≤59 % = Rendah
60-79 % = Sedang
≥80 % = Tinggi
3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen
3.5.1 Uji Validitas
Validitas suatu tes atau instrumen adalah instrumen yang dapat
digunakan untuk mengukur apa yang hendak di ukur. Sugiyono (2010)
Taraf validitas empiris suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas
( rxy).
Pada penelitan ini menggunakan batas minimal koefisien
korelasinya ≥ 0,20 untuk menyatakan bahwa item intrumen valid.
Penelitian ini menggunakan dasar teori dari Arikunto (2012:89) yang
menyatakan semua item yang mencapai koefisien minimal 0,20 daya
pembedanya dianggap sangat memuaskan. Kategori inilah yang digunakan
untuk menentukan apakah soal valid atau tidak. Validitas instrumen tes
53
dihitung menggunakan bantuan Software SPSS 16.0 for windows yaitu
dengan cara Analyze – Correlate – Bevariate.
Uji coba instrumen diterapkan pada 37 siswa kelas 4 SDN
Gendongan 01 Salatiga pada tanggal 24 Februari 2018. Dari hasil uji
validitas angket motivasi belajar, diketahui bahwa 20 item soal yang
dinyatakan valid, 10 item soal dinyatakan tidak valid. Berikut adalah tabel
valid dan tidak valid angket motivasi belajar:
Tabel 3.7
Hasil Uji Validitas Angket Motivasi
(Analyze-Scale-Reliability Analyze)
Valid Tidak Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,10,12,14,15,17,19,21,
25,26,27,29,30
9,11,13,16,18,20,22,23,24,28
Dari 40 item soal siklus I yang diujikan validitasnya berjumlah 30
item soal valid dan 10 item soal tidak valid. Adapun soal yang valid dan
tidak valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 3.8
Hasil Uji Validitas Soal
(Analyze-Scale-Reliability Analyze)
Valid Tidak Valid
1,2,3,4,5,6,7,8,11,13,16,17,18,19,20,
22,24,25,26,27,28,30,31,32,33,34,35
,36,37,38
9,10,12,14,15,21,23,29,39,40
Sedangkan dari 40 item soal siklus II yang diujikan validitasnya
berjumlah 30 item soal valid dan 10 item soal tidak valid. Adapun soal
yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
54
Tabel 3.9
Hasil Uji Validitas Soal
(Analyze-Scale-Reliability Analyze)
Valid Tidak Valid
1,2,3,4,5,6,7,10,11,12,13,14,15,1
6,17,18,19,20,21,22,23,24,27,31,
33,34,36,37,38,40
8,9,25,26,28,29,30,32,35,39
3.5.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas suatu tes adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu
menunjukkan konsistensi hasil pengukuranya yang diperlihatkan dalam
taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Ketentuan reliabilitas pada penelitian
ini mengacu pada pendapat Sekaran dalam Azwar (2010:98) menyatakan
bahwa reliabiliti kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat
diterima, dan di atas 0,8 adalah baik.
Jadi instrumen dapat dikatakan reliabel apabila nilai alpha > 0,7.
Reliabilitas suatu instrumen dapat dihitung menggunakan bantuan
Software SPSS 16.0 yaitu dengan cara Analyze – Scale – Reliability
Analysis kemudian untuk melihat hasilnya apakah instrument reliabel atau
tidak, dapat dilihat pada output hasil penghitungan, apabila nilai alpha ()
kurang dari 0,7 maka instrumen tersebut tidak reliabel.
Soal yang dinyatakan valid selanjutnya dilakukan uji reliabilitas.
Teknit yang digunakan untuk menguji reliabilitas instrumen menggunakan
teknik Reliability Coefficient Alpha menggunakan program SPSS 16.0 for
windows.
55
Tabel 3.10
Hasil Uji Reliabilitas Angket Motivasi
Berdasarkan tekhnik alpha, nilai reliabilitas yang diperoleh hasil
reliabilitas dapat diterima peneliti > 0,7 yaitu sebesar 0,730. Karena
instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan untuk penelitian yang
akan dilakukan di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga.
Tabel 3.11
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus I
Berdasarkan tekhnik alpha, nilai reliabilitas yang diperoleh hasil
reliabilitas dapat diterima peneliti > 0,7 yaitu sebesar 0,788. Karena
instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan untuk penelitian yang
akan dilakukan di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga.
Tabel 3.12
Hasil Uji Reliabilitas Soal Siklus II
Berdasarkan tekhnik alpha, nilai reliabilitas yang diperoleh hasil
reliabilitas dapat diterima peneliti > 0,7 yaitu sebesar 0,781. Karena
instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan untuk penelitian yang
akan dilakukan di SDN Sidorejo Lor 01 Salatiga.
56
3.6 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Analisis tingkat kesukaran soal betujuan untuk mengetahui soal-
soal yang baik, kurang baik dan soal yang jelek. Sehingga melalui analisis
soal kita dapat mengetahui soal kurang baik dan melakukan perbaikan.
Baik atau tidaknya butir-butir soal dapat dilihat dari tingkat
kesukaran soal. Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan
tidak terlalu sukar. Apabila terlalu mudah soal tersebut tidak merangsang
siswa untuk berusaha memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar
akan menyebabkan siswa putus asa dan tidak semangat untuk mencoba
lagi, maka sebaiknya soal harus sedang dan cukup.
Menurut Witherington (2012) berpendapat bahwa untuk
mengetahui sudah atau belum memadainya derajat kesukaran tes hasil
belajar dapat diketahui dari besar kecilnya angka yang menunjukkan
tingkat kesukaran. Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya
dalam soal ulangan yang diberikan disebut indek kesukaran. Besarnya
indek kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Soal dengan indek
kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indek
1,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu mudah. Didalam evsaluasi,indek
kesukaran diberi symbol P (proporsi). Dengan demikian maka soal dengan
soal P= 0,70 lebih mudah dibandingkan dengan P=0,20 sebaliknya soal
dengan P=0,30 lebih sukar daripada soal dengan P= 0,80.
Keterangan:
P= Indek kesukaran
B= banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar
JS= Jumlah seluruh siswa peserta tes
3.7 Indikator Kinerja
Upaya peningkatan motivasi belajar Matematika materi pecahan
siswa kelas 4 SDN Sidorejo Lor 01 Kota Salatiga tahun pelajaran
2017/2018 dikatakan akan berhasil apabila:
57
Munculnya motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Matematika 75%
dari total siswa dalam kelas lulus kriteria individual.
3.8 Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif
komparatif untuk data kuantitatif yaitu membandingkan nilai tes kondisi
awal, nilai tes setelah siklus 1, dan nilai tes setelah siklus 2. Data motivasi
siswa juga dianalisis dengan cara yang sama, yaitu dengan
membandingkan skor rata-rata keaktifan siswa pada siklus I dan siklus II.
Sedangkan untuk data kualitatif dianalisis menggunakan analisis deskriptif
kualitatif berdasarkan hasil observasi dan refleksi dari tiap-tiap siklus.
Analisis data terhadap hasil penelitian dijelaskan sebagai berikut:
a. Analisis data hasil penelitian yang tergolong data kuantitatif berupa
hasil belajar dengan cara persentase yaitu dengan menghitung
ketuntasan belajar siswa secara individual jika siswa tersebut mampu
mencapai skor minimal 70. Kegiatan pembelajaran siswa di kelas
dikatakan berhasil dan siswa memiliki hasil belajar yang baik jika
80% dari seluruh siswa mencapai nilai KKM yaitu ≥70
b. Data kualitatif diperoleh dari observasi aktivitas siswa serta guru
selama proses pembelajaran berlangsung dengan cara deskriptif.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dalam bentuk uraian,
tabel, hubungan antar kategori, grafik, matrik, chart, dan sejenisnya.
Tetapi hal yang paling sering digunakan dalam penelitian kualitatif
adalah dengan teks yang bersifat naratif.
c. Untuk mengukur skala motivasi digunakan skala menggunakan rumus
Likert yang terdiri dari 3 kategori yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa, digunakan
ketentuan yang dibuat oleh Depdiknas (2003) yaitu:
∑
∑
58
Dengan kriteria nilai sebagai berikut:
≤59 % = Rendah
60-79 % = Sedang
≥80 % = Tinggi