bab iii metode penelitian 3.1 desain...

15
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Peneliti akan melakukan jenis penelitian eksperimen. Dan eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design) yang dipilih untuk melakukan penelitian ini. Peneliti akan menggunakan Nonequivalent Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok eksperimen dan kontrol dilakukan tes awal (pretests). Kedua kelompok mendapatkan perlakuan berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran Discovery Learning (Discovery Learning) dan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional dan diakhiri dengan tes akhir untuk masing-masing kelompok. Tabel 3.1 Desain Penelitian Eksperimen O 1 X 1 O 2 Kontrol O 3 X 2 O 4 Keterangan : E : Kelas Eksperimen. K: Kelas Kontrol. O 1 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen. O 2: Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen. O 3 : Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol. O 4 : Tes Akhir (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol. X 1 :Penerapan model pembelajaran Discovery Learning. X 2 :Penerapan model pembelajaran konvensional.

Upload: dophuc

Post on 31-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Peneliti akan melakukan jenis penelitian eksperimen. Dan

eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design) yang dipilih untuk

melakukan penelitian ini. Peneliti akan menggunakan Nonequivalent

Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok eksperimen dan kontrol

dilakukan tes awal (pretests). Kedua kelompok mendapatkan perlakuan

berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran

Discovery Learning (Discovery Learning) dan kelompok kontrol

menggunakan model pembelajaran konvensional dan diakhiri dengan tes

akhir untuk masing-masing kelompok.

Tabel 3.1

Desain Penelitian

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Keterangan :

E : Kelas Eksperimen.

K : Kelas Kontrol.

O1: Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen.

O2: Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen.

O3: Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol.

O4: Tes Akhir (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol.

X1:Penerapan model pembelajaran Discovery Learning.

X2:Penerapan model pembelajaran konvensional.

Page 2: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2 Variabel Penelitian

Nazir (2003:152) menyatakan definisi operasionalisasi variabel

sebagai berikut :

“Operasionalisasi variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada

variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan

kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk

mengukur konstruk atau variabel tertentu.”

Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis,

indikator, ukuran serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam

penelitian sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat

dilakukan secara tepat.

Menurut Sugiyono (2012:2) variabel adalah segala sesuatu bentuk apa

saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil

menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada

karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap (Nawawi,

1985 :141).

Sedangkan menurut Margono (2004: 118), “Populasi adalah seluruh

data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang

kita tentukan.”

Muhidin (2010:1) mengemukakan bahwa populasi

(population/universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau

unit analisis yang memiliki cirri kharakteristik tertentu yang dijadikan objek

penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian

Page 3: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jadi populasi adalah data keseluruhan dari sebuah objek yang akan

diteliti dan menjadi perhatian kita. Maksud dari menjadi perhatian disini

adalah menjadi inti dari apa yang akan kita teliti. Masalah yang akan kita

pecahkan.

Sugiyono (2001: 56) menyatakan bahwa,“Sampel adalah sebagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jadi sampel

merepresentasikan sejumlah populasi.

Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil

menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Sambas Ali

Muhidin, 2010:2)

Sedangkan sampel menurut Suharsimi Arikunto (1998 :117) adalah

adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat

mewakili seluruh populasi.

Jadi sampel adalah suatu bagian dari populasi yang dapat mewakili

seluruh populasinya. Suatu sampel haruslah representatif atau biasa disebut

sampel representative. Sampel reperesentatif adalah sampel yang benar-benar

dapat mewakilinya populasinya.

Maka dalam penelitian ini penulis mengambil peserta didik kelas X

AP 1 untuk kelas eksperimen dan X AP 3 untuk kelas kontrol kelas kontrol.

Tabel 3.2

Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

No Kelas Kelas Eksperimen/Kontrol Jumlah Siswa

1 X AP 1 Kelas Eksperimen 40 siswa

2 X AP 3 Kelas Kontrol 40 siswa

Page 4: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu

dilakukan dalam penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan

data dapat dilakukan dengan cara kombinasi secara langsung atau tidak

langsung. Dalam penelitian ini , data diperoleh melalui teknik tes.

Sudjana (2006: 35) mengemukakan bahwa :

“Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang

diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik

dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam

bentuk perbuatan (tes tindakan).”

Tes yang digunakan pada saat pretest dan posttest adalah mengenai

Tata Cara Menerima Panggilan Telephone. Pemilihan soal denganbentuk

pilihan ganda ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik

dapat memahami materi. Selain itu, peneliti juga melakukan pretest berupa

penanganan telephone masuk untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat

menangani telephone dengan baik dan benar.

3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian

Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu materi Tata

Cara Menerima Panggilan Telephone. Kemudian instrumen tersebut di uji

coba kepada peserta didik XI AP di SMKN 3 Bandung. Hal ini dilakukan

untuk mengetahui dan mengukur seberapa layak instrumen tersebut dapat

digunakan untuk pengambilan data. Di bawah ini adalah langkah-langkah

untuk menguji instrument.

3.4.1.1 Uji Validitas Instrumen

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan

suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang

hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan

kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto,

1999: 65).

Page 5: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Oleh karena itu untuk mengetahui instrumen penelitian ini valid atau

tidak maka dilakukan analisis validitas empirik untuk mengetahui validitas

tiap butir soal.

Menurut Sugiyono (2012: 121), “Hasil penelitian yang valid bila

terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang

sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen

yang valid berarti instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur.”

Instrumen tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan

pemahaman konsep siswa berupa soal pilihan ganda yang akan dijadikan

posttest. Selain itu peneliti memberikan soal lain kepada siswa untuk

membuat surat yang baik dan benar juga lipatannya. Soal pretest diberikan

kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal yang

dimiliki siswa dari tiap kelas. Kemudian soal postest diberikan kembali

kepada siswa kelas eksperimen untuk mmengetahui kemampuan siswa setelah

diberikan perlakuan (treatment). Adapun langkah-langkah untuk menganalisis

instrumen sebagai berikut :

(Suharsimi Arikunto, 2011: 72)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X : Skor tiap item X

Y : Skor tiap item Y

N : Jumlah responden

Page 6: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur

seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang

konsisten (Husain Umar, 2002:113)

Arikunto (2011: 86) mengatakan bahwa :

“Suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil

yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila

hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.Maka suatu tes dikatakan

memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat terpercaya,

konsisten dan produktif.”

Uji reliabilitas perlu diperlukan untuk menguji ketepatan alat ukur.

Peneliti menggunakan software Microsoft Excel 2010 untuk mengetahui

reliabilitas dalam penelitian ini. Adapun rumus yang dipakai sebagai berikut:

(Arikunto, 2011: 109)

Keterangan:

= Reliabilitas Instrumen

k = Banyaknya Pernyataan ∑

2 = Jumlah varian butir

2 = Varian total

3.4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen

Menurut Arikunto (2011:207) “Bilangan yang menunjukan sukar dan

mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran suatu butir

soal adalah proporsi dari keseluruhan peserta didik yang menjawab benar

pada soal tersebut”.

Page 7: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu

mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :

Sumber: Arikunto(2011:100)

Keterangan :

P : Indeks Kesukaran

B : Banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar

Js : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes

3.4.1.4 Daya Pembeda Instrumen

Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus

sebagai berikut:

𝐷𝑃 = ��𝐴 − ��𝐵

𝑆𝑀𝐼

Sumber: Arikunto(2008:210)

Keterangan :

DP = Daya Pembeda

= Rata-rata skor peserta didik kelompok atas

= Rata-rata skor peserta didik kelompok bawah

SMI = Skor Maksimum Ideal

3.5 Teknik Analisis Data

3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu

Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil

belajar peserta didik. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pretest)

sebelum pembelajaran dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran

dilaksanakan.

Page 8: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.5.2 Perhitungan N-Gain

Setelah nilai hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran,

maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar peserta

didik yaitu dengan perhitungan N-Gain.Hal ini dilakukan dengan rumus

sebagai berikut:

G = 𝑆𝑓 − 𝑆𝑖

Dengan G sebagai gain, 𝑆𝑓 sebagai skor tes awal dan 𝑆𝑖 sebagai skor

tes akhir. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan

pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:

Kemudian peneliti akan melakukan uji beda terhadap 2 rata-rata gain

yang didapatkan menggunakan Microsoft Excel 2010 Uji T (Two-sample

Assuming Equal Variances).

3.5.3 Uji Persyaratan Analisis Data

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahu apakah hipotesis dalam

penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis menggunakan teknik

uji statistik yang sesuai dengan data yang diperoleh. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan membandingkan nilai pada kemampuan awal (pretest)

dengan nilai pada kemampuan akhir (posttest) siswa antara kelas eksperimen

dengan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas

distribusi data dan uji homogenitas sebagai syarat untuk menggunakan

statistik parametik, yakni dengan menggunakan uji-t. Langkah-langkah

pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :

3.5.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah

berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal

Page 9: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

menjadi syarat menentukan persamaan uji-t yang digunakan. Uji

normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors Test

Menurut Ating dan Sambas (2006: 289). Langkah-langkah uji

Liliefors Test sebagai berikut :

a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali,

meskipun ada data yang sama.

b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu

(frekuensi harus ditulis).

c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya.

d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik

(observasi).

e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table

z

f. Menghitung Theoretical Proportion.

g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion,

kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara

kedua proporsi.

h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi

Di bawah ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian

normalitas data:

Tabel 3.3

Tabel Distribusi Pembantu Untuk Perngujian Normalitas

X F Fx 𝑺𝒂 (𝑿𝒊) Z 𝑭𝒂 (𝑿𝒊) 𝑺𝒂(𝑿𝒊)-

𝑭𝒂 (𝑿𝒊)

𝑺𝒂(𝑿𝒊)-

𝑭𝒂 (𝑿𝒊)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Keterangan :

Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar

Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul

Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk

sebelumnya

Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, 𝑆𝑛 (𝑋𝑖) = fk/n

Page 10: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kolom 5 : Nilai Z, formula, 𝑍 =Xi− ��

S

Dimana : �� = ∑ 𝑋𝑖

𝑛 dan S =

√∑ 𝑋𝑖 −

(∑ 𝑋𝑖)2

𝑛

𝑛−1

Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif

Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z

pada label distribust normal.

Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical

Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan

kolom (6)

Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda

positif. Tandai selisih mana yang paling besar

nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.

Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara 0,886

√𝑛.

Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :

D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi

normal.

D hitung ≥ D tabel, maka HO ditolak, artinya data tidak

berdistribusi normal.

3.5.3.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada

penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak

untuk taraf signifikaasi α. Perhitungan uji homogenitas akan dilakukan

menggunakan software Microsoft Excel 2010, Uji F (F Test Two-Sample for

Variances).

Page 11: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Criteria uji F adalah apabila nilai Fhitung<nilai Ftabel, maka varians data

tersebut homogen. Tetapi apabila Fhitung>nilai Ftabel, maka varians data tersebut

tidak homogen.

3.5.4 Pengujian Hipotesis

Untuk memperoleh kesimpulan dilakukan uji hipotesis yang merup

akan jawaban sementara atas masalah. Pengujian hipotesis dilakukan untuk

mengetahui apakah hipotesis penelitian yang dilakukan diterima atau ditolak.

Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai rata-rata di kelas

eksperimen dan kelas kontrol.

Menurut Sigit Nugroho (2007:112-113), pengujian hipotesis dapat

dilakukan dengan cara-cara di bawah ini:

1. Nyatakan Hipotesis

Buat dala bentuk 𝐻𝑜 dan 𝐻1. hipotesis tandingan 𝐻1digunakan

untuk menentukan arah pengujian.

2. Pilih Taraf Pengujian

Nilaiα ini akan menentukan peluang-peluang tipe kesalahan I

dari pengujian.

3. Hitung Statistik

Contoh dan cari nilai digaan parameter-parameternya. Satu atau

lebih statistic diperlukan untuk melakuakn pengujian.

4. Hitung Statistik Ujinya

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis nol disebut

sebagai statistic uji. Statistik ini akan menghasilka nilai tertentu

pada sebaran yang digunakan untuk menguji, seperti normal, t

dan lain sebagainya. Perhitungan ini akan memerlukan asumsi-

asumsi tertentu tentang populasi yang dipelajari.

5. Tentukan Daerah Penerimaan dan Daerah Kritis dari Statistik

Uji

Gunakan taraf pengujian α dan parameter yang diduga seperti

dipelukan untuk memperoleh nilai uji satu atau dua arah dari

table sebaran yang sesuai.

6. Tolak Atau Tidak Ditolak Hipotesis Nol

Jika nilai statistik uji hasil hitungan berada di dalam daerah

penerimaan, hipotesis nol jangan ditolak,; jika nilai tersebut

berada dalam daerah kritis, tolak hipotesis nol tersebut.

Page 12: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui

adakah perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan

model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran … .

Peneliti akan menggunakan rumus di bawah ini untuk uji t:

𝑡 =𝑋1 − 𝑋2

√(𝑛1 − 1 )𝑆1

2 – ( 𝑛2 − 1 )𝑆2 2

𝑛1 + 𝑛2 − 2 (

1𝑛1

+ 1

𝑛2)

Sumber: Sugiyono (2013:273)

Keterangan:

X1 : Rata-rata skor gain kelompok eksperimen

X2 : Rata-rata skor gain kelompok kontrol

n1 : Jumlah peserta didik kelas eksperimen

n2 : Jumlah peserta didik kelas kontrol

S1 2 : Standar deviasi skor kelompok eksperimen

S2 2 : Standar deviasi skor kelompok kontrol

3.6 Skenario Pembelajaran

Di bawah ini langkah-langkah penerapan model pembelajaran

Discovery Learning dan model pembelajaran konvensional:

Page 13: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.4

Skenario Pembelajaran

Model Pembelajaran Discovery

Learning

(Kelas Eksperimen)

Model Pembelajaran Konvensional

(Kelas Kontrol)

1. Tahap Persiapan

a. Guru membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

b. Guru menyiapkan materi yang

akan dibahas.

c. Menyiapkan soal-soal untuk

pretest dan posttest.

1. Tahap Persiapan

a. Guru membuat Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP).

b. Guru menyiapkan materi yang

akan dibahas.

c. Menyiapkan soal-soal untuk

pretest dan posttest.

1. Pelaksanaan

a. Pendahuluan

a) Guru mengkondisikan

kelas dan memeriksa

kehadiran siswa.

b) Apersepsi.

c) Guru memberikan pretest

kepada siswa.

1. Pelaksanaan

a) Guru mengkondisikan

kelas dan memeriksa

kehadiran siswa.

a) Apersepsi.

b) Guru memberikan

pretest kepada siswa.

c) Guru menyampaikan

Page 14: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

d) Guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yang

akan dicapai kepada

siswa.

a) Guru menjelaskan

langkah-langkah model

pembelajaran Discovery

Learning.

b. Kegiatan inti

a) Guru membentuk

kelompok 4-5 orang

secara heterogen.

b) Guru memberikan

stimulan bagi siswa agar

siswa tertarik dengan

materi yang akan

diajarkan.

c) Guru meminta siswa

untuk mencari informasi

sebanyak-banyaknya

mengenai materi.

d) Siswa mengungkapkan

tujuan pembelajaran

yang akan dicapai

kepada siswa.

b. Kegiatan inti

a) Guru menjelaskan materi

tentang Surat Bisnis.

b) Guru melaksanakan tanya

jawab kepada siswa ketika

penjelasan berlangsung

c) Guru memberikan soal

latihan.

Page 15: BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitianrepository.upi.edu/21101/6/S_PKR_1103699_Chapter3.pdf · DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG ... soal

Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

informasi yang diperoleh

bersama kelompoknya.

e) Guru meluruskan apabila

ada kesalahan.

2. Penutupan

a) Guru bersama siswa membuat

kesimpulan mengenai materi

pembelajaran yang dipelajari.

b) Guru memberikan posttest

bagi siswa.

3. Penutupan

a) Guru bersama siswa membuat

kesimpulan mengenai materi

pembelajaran yang dipelajari.

b) Guru memberikan posttest

bagi siswa.