bab iii metode penelitian 3.1 desain...
TRANSCRIPT
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Peneliti akan melakukan jenis penelitian eksperimen. Dan
eksperimen kuasi (Quasi Experimental Design) yang dipilih untuk
melakukan penelitian ini. Peneliti akan menggunakan Nonequivalent
Control Group Design dimana kelompok eksperimen maupun kelompok
kontrol tidak dipilih secara random. Kelompok eksperimen dan kontrol
dilakukan tes awal (pretests). Kedua kelompok mendapatkan perlakuan
berbeda, dimana kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran
Discovery Learning (Discovery Learning) dan kelompok kontrol
menggunakan model pembelajaran konvensional dan diakhiri dengan tes
akhir untuk masing-masing kelompok.
Tabel 3.1
Desain Penelitian
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Keterangan :
E : Kelas Eksperimen.
K : Kelas Kontrol.
O1: Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok eksperimen.
O2: Tes Akhir (setelah perlakuan) pada kelompok eksperimen.
O3: Tes Awal (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol.
O4: Tes Akhir (sebelum perlakuan) pada kelompok kontrol.
X1:Penerapan model pembelajaran Discovery Learning.
X2:Penerapan model pembelajaran konvensional.
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.2 Variabel Penelitian
Nazir (2003:152) menyatakan definisi operasionalisasi variabel
sebagai berikut :
“Operasionalisasi variabel adalah suatu definisi yang diberikan kepada
variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan
kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk
mengukur konstruk atau variabel tertentu.”
Operasionalisasi variabel diperlukan untuk menentukan jenis,
indikator, ukuran serta skala dari variabel-variabel yang terkait dalam
penelitian sehingga pengujian hipotesis dengan alat bantu statistik dapat
dilakukan secara tepat.
Menurut Sugiyono (2012:2) variabel adalah segala sesuatu bentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya”.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, baik hasil
menghitung ataupun pengukuran kuantitatif maupun kualitatif daripada
karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek yang lengkap (Nawawi,
1985 :141).
Sedangkan menurut Margono (2004: 118), “Populasi adalah seluruh
data yang menjadi perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang
kita tentukan.”
Muhidin (2010:1) mengemukakan bahwa populasi
(population/universe) adalah keseluruhan elemen, atau unit penelitian, atau
unit analisis yang memiliki cirri kharakteristik tertentu yang dijadikan objek
penelitian atau menjadi perhatian dalam suatu penelitian
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi populasi adalah data keseluruhan dari sebuah objek yang akan
diteliti dan menjadi perhatian kita. Maksud dari menjadi perhatian disini
adalah menjadi inti dari apa yang akan kita teliti. Masalah yang akan kita
pecahkan.
Sugiyono (2001: 56) menyatakan bahwa,“Sampel adalah sebagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Jadi sampel
merepresentasikan sejumlah populasi.
Sampel adalah bagian kecil dari anggota populasi yang diambil
menurut prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya (Sambas Ali
Muhidin, 2010:2)
Sedangkan sampel menurut Suharsimi Arikunto (1998 :117) adalah
adalah sebagian populasi yang diambil sebagai sumber data dan dapat
mewakili seluruh populasi.
Jadi sampel adalah suatu bagian dari populasi yang dapat mewakili
seluruh populasinya. Suatu sampel haruslah representatif atau biasa disebut
sampel representative. Sampel reperesentatif adalah sampel yang benar-benar
dapat mewakilinya populasinya.
Maka dalam penelitian ini penulis mengambil peserta didik kelas X
AP 1 untuk kelas eksperimen dan X AP 3 untuk kelas kontrol kelas kontrol.
Tabel 3.2
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
No Kelas Kelas Eksperimen/Kontrol Jumlah Siswa
1 X AP 1 Kelas Eksperimen 40 siswa
2 X AP 3 Kelas Kontrol 40 siswa
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4 Teknik dan Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data mengacu pada cara apa yang perlu
dilakukan dalam penelitian agar dapat memperoleh data. Teknik pengumpulan
data dapat dilakukan dengan cara kombinasi secara langsung atau tidak
langsung. Dalam penelitian ini , data diperoleh melalui teknik tes.
Sudjana (2006: 35) mengemukakan bahwa :
“Tes sebagai alat penilaian adalah pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan kepada peserta didik untuk mendapat jawaban dari peserta didik
dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam
bentuk perbuatan (tes tindakan).”
Tes yang digunakan pada saat pretest dan posttest adalah mengenai
Tata Cara Menerima Panggilan Telephone. Pemilihan soal denganbentuk
pilihan ganda ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh peserta didik
dapat memahami materi. Selain itu, peneliti juga melakukan pretest berupa
penanganan telephone masuk untuk mengetahui seberapa jauh siswa dapat
menangani telephone dengan baik dan benar.
3.4.1 Pengujian Instrumen Penelitian
Instrumen tes dibuat dengan mempelajari terlebih dahulu materi Tata
Cara Menerima Panggilan Telephone. Kemudian instrumen tersebut di uji
coba kepada peserta didik XI AP di SMKN 3 Bandung. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui dan mengukur seberapa layak instrumen tersebut dapat
digunakan untuk pengambilan data. Di bawah ini adalah langkah-langkah
untuk menguji instrument.
3.4.1.1 Uji Validitas Instrumen
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kesahihan
suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang
hendak diukur. Tes memiliki validitas yang tinggi jika hasilnya sesuai dengan
kriteria, dalam arti memiliki kesejajaran antara tes dan kriteria (Arikunto,
1999: 65).
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Oleh karena itu untuk mengetahui instrumen penelitian ini valid atau
tidak maka dilakukan analisis validitas empirik untuk mengetahui validitas
tiap butir soal.
Menurut Sugiyono (2012: 121), “Hasil penelitian yang valid bila
terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada objek yang diteliti, atau dengan kata lain instrumen
yang valid berarti instrument tersebut dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur.”
Instrumen tes yang diberikan kepada siswa adalah tes kemampuan
pemahaman konsep siswa berupa soal pilihan ganda yang akan dijadikan
posttest. Selain itu peneliti memberikan soal lain kepada siswa untuk
membuat surat yang baik dan benar juga lipatannya. Soal pretest diberikan
kepada siswa kelas eksperimen untuk mengetahui kemampuan awal yang
dimiliki siswa dari tiap kelas. Kemudian soal postest diberikan kembali
kepada siswa kelas eksperimen untuk mmengetahui kemampuan siswa setelah
diberikan perlakuan (treatment). Adapun langkah-langkah untuk menganalisis
instrumen sebagai berikut :
(Suharsimi Arikunto, 2011: 72)
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X : Skor tiap item X
Y : Skor tiap item Y
N : Jumlah responden
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.4.1.2 Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
konsisten (Husain Umar, 2002:113)
Arikunto (2011: 86) mengatakan bahwa :
“Suatu tes tersebut dikatakan dapat dipercaya jika memberikan hasil
yang tetap apabila diteskan berkali-kali, sebuah tes dikatakan reliabel apabila
hasil-hasil tes tersebut menunjukan ketetapan.Maka suatu tes dikatakan
memiliki reliabilitas yang tinggi apabila tes tersebut dapat terpercaya,
konsisten dan produktif.”
Uji reliabilitas perlu diperlukan untuk menguji ketepatan alat ukur.
Peneliti menggunakan software Microsoft Excel 2010 untuk mengetahui
reliabilitas dalam penelitian ini. Adapun rumus yang dipakai sebagai berikut:
(Arikunto, 2011: 109)
Keterangan:
= Reliabilitas Instrumen
k = Banyaknya Pernyataan ∑
2 = Jumlah varian butir
2 = Varian total
3.4.1.3 Uji Tingkat Kesukaran Instrumen
Menurut Arikunto (2011:207) “Bilangan yang menunjukan sukar dan
mudahnya suatu soal disebut indeks kesukaran. Tingkat kesukaran suatu butir
soal adalah proporsi dari keseluruhan peserta didik yang menjawab benar
pada soal tersebut”.
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu sukar dan tidak terlalu
mudah. Tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus :
Sumber: Arikunto(2011:100)
Keterangan :
P : Indeks Kesukaran
B : Banyak peserta didik yang menjawab soal itu dengan benar
Js : Jumlah seluruh peserta didik peserta tes
3.4.1.4 Daya Pembeda Instrumen
Untuk mengetahui daya pembeda tiap butir soal, digunakan rumus
sebagai berikut:
𝐷𝑃 = ��𝐴 − ��𝐵
𝑆𝑀𝐼
Sumber: Arikunto(2008:210)
Keterangan :
DP = Daya Pembeda
= Rata-rata skor peserta didik kelompok atas
= Rata-rata skor peserta didik kelompok bawah
SMI = Skor Maksimum Ideal
3.5 Teknik Analisis Data
3.5.1 Perhitungan Skor Tes Individu
Data yang telah diperoleh digunakan untuk mengukur hasil
belajar peserta didik. Data tersebut diperoleh dari tes awal (pretest)
sebelum pembelajaran dan tes akhir (posttest) setelah pembelajaran
dilaksanakan.
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3.5.2 Perhitungan N-Gain
Setelah nilai hasil pre-test dan post-test diperoleh dari hasil penskoran,
maka selanjutnya akan dihitung rata-rata peningkatan hasil belajar peserta
didik yaitu dengan perhitungan N-Gain.Hal ini dilakukan dengan rumus
sebagai berikut:
G = 𝑆𝑓 − 𝑆𝑖
Dengan G sebagai gain, 𝑆𝑓 sebagai skor tes awal dan 𝑆𝑖 sebagai skor
tes akhir. Untuk perhitungan nilai gain yang dinormalisasi dan
pengklasifikasiannya akan digunakan persamaan sebagai berikut:
Kemudian peneliti akan melakukan uji beda terhadap 2 rata-rata gain
yang didapatkan menggunakan Microsoft Excel 2010 Uji T (Two-sample
Assuming Equal Variances).
3.5.3 Uji Persyaratan Analisis Data
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahu apakah hipotesis dalam
penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis menggunakan teknik
uji statistik yang sesuai dengan data yang diperoleh. Pengujian hipotesis
dilakukan dengan membandingkan nilai pada kemampuan awal (pretest)
dengan nilai pada kemampuan akhir (posttest) siswa antara kelas eksperimen
dengan kelas kontrol. Proses pengujian hipotesis akan meliputi uji normalitas
distribusi data dan uji homogenitas sebagai syarat untuk menggunakan
statistik parametik, yakni dengan menggunakan uji-t. Langkah-langkah
pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
3.5.3.1 Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui kondisi data apakah
berdistribusi normal atau tidak. Kondisi data berdistribusi normal
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
menjadi syarat menentukan persamaan uji-t yang digunakan. Uji
normalitas yang digunakan adalah uji Liliefors Test
Menurut Ating dan Sambas (2006: 289). Langkah-langkah uji
Liliefors Test sebagai berikut :
a. Susunlah data dari kecil ke besar. Setiap data ditulis sekali,
meskipun ada data yang sama.
b. Periksa data, beberapa kali munculnya bilangan-bilangan itu
(frekuensi harus ditulis).
c. Dari frekuensi susun frekuensi kumulatimya.
d. Berdasarkan frekuensi kumulatif, hitunglah proporsi empirik
(observasi).
e. Hitung nilai z untuk mengetahui Theoretical Proportion pada table
z
f. Menghitung Theoretical Proportion.
g. Bandingkan Empirical Proportion dengan Theoretical Proportion,
kemudian carilah selisih terbesar didalam titik observasi antara
kedua proporsi.
h. Carilah selisih terbesar di luar titik observasi
Di bawah ini adalah tabel distibusi pembantu untuk pengujian
normalitas data:
Tabel 3.3
Tabel Distribusi Pembantu Untuk Perngujian Normalitas
X F Fx 𝑺𝒂 (𝑿𝒊) Z 𝑭𝒂 (𝑿𝒊) 𝑺𝒂(𝑿𝒊)-
𝑭𝒂 (𝑿𝒊)
𝑺𝒂(𝑿𝒊)-
𝑭𝒂 (𝑿𝒊)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan :
Kolom 1 : Susunan data dari kecil ke besar
Kolom 2 : Banyak data ke i yang muncul
Kolom 3 : Frekuensi kumulatif. Formula, fk = f + fk
sebelumnya
Kolom 4 : Proporsi empirik (observasi). Formula, 𝑆𝑛 (𝑋𝑖) = fk/n
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Kolom 5 : Nilai Z, formula, 𝑍 =Xi− ��
S
Dimana : �� = ∑ 𝑋𝑖
𝑛 dan S =
√∑ 𝑋𝑖 −
(∑ 𝑋𝑖)2
𝑛
𝑛−1
Kolom 6 : Theoretical Proportion (label z): Proporsi Kumulalif
Luas Kurva Normal Baku dengan cara melihat nilai z
pada label distribust normal.
Kolom 7 : Selisih Empirical Proportion dengan Theoretical
Proportion dengan cara mencari selisih kolom (4) dan
kolom (6)
Kolom 8 : Nilai mutlak, artinya semua nilai harus bertanda
positif. Tandai selisih mana yang paling besar
nilainya. Nilai tersebut Adalah D hitung.
Selanjutnya menghitung D tabel pada a = 0,05 dengan cara 0,886
√𝑛.
Kemudian membuat kesimpulan dengan kriteria :
D hitung < D tabel, maka H0 diterima, artinya data berdistribusi
normal.
D hitung ≥ D tabel, maka HO ditolak, artinya data tidak
berdistribusi normal.
3.5.3.1 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk memeriksa apakah skor-skor pada
penelitian yang dilakukan mempunyai variansi yang homogen atau tidak
untuk taraf signifikaasi α. Perhitungan uji homogenitas akan dilakukan
menggunakan software Microsoft Excel 2010, Uji F (F Test Two-Sample for
Variances).
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Criteria uji F adalah apabila nilai Fhitung<nilai Ftabel, maka varians data
tersebut homogen. Tetapi apabila Fhitung>nilai Ftabel, maka varians data tersebut
tidak homogen.
3.5.4 Pengujian Hipotesis
Untuk memperoleh kesimpulan dilakukan uji hipotesis yang merup
akan jawaban sementara atas masalah. Pengujian hipotesis dilakukan untuk
mengetahui apakah hipotesis penelitian yang dilakukan diterima atau ditolak.
Pengujian ini dilakukan dengan cara membandingkan nilai rata-rata di kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Menurut Sigit Nugroho (2007:112-113), pengujian hipotesis dapat
dilakukan dengan cara-cara di bawah ini:
1. Nyatakan Hipotesis
Buat dala bentuk 𝐻𝑜 dan 𝐻1. hipotesis tandingan 𝐻1digunakan
untuk menentukan arah pengujian.
2. Pilih Taraf Pengujian
Nilaiα ini akan menentukan peluang-peluang tipe kesalahan I
dari pengujian.
3. Hitung Statistik
Contoh dan cari nilai digaan parameter-parameternya. Satu atau
lebih statistic diperlukan untuk melakuakn pengujian.
4. Hitung Statistik Ujinya
Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis nol disebut
sebagai statistic uji. Statistik ini akan menghasilka nilai tertentu
pada sebaran yang digunakan untuk menguji, seperti normal, t
dan lain sebagainya. Perhitungan ini akan memerlukan asumsi-
asumsi tertentu tentang populasi yang dipelajari.
5. Tentukan Daerah Penerimaan dan Daerah Kritis dari Statistik
Uji
Gunakan taraf pengujian α dan parameter yang diduga seperti
dipelukan untuk memperoleh nilai uji satu atau dua arah dari
table sebaran yang sesuai.
6. Tolak Atau Tidak Ditolak Hipotesis Nol
Jika nilai statistik uji hasil hitungan berada di dalam daerah
penerimaan, hipotesis nol jangan ditolak,; jika nilai tersebut
berada dalam daerah kritis, tolak hipotesis nol tersebut.
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Uji statistik yang dilakukan dalam penelitian ini untuk mengetahui
adakah perbedaan hasil belajar antara kelas eksperimen yang menggunakan
model pembelajaran Discovery Learning dan model pembelajaran … .
Peneliti akan menggunakan rumus di bawah ini untuk uji t:
𝑡 =𝑋1 − 𝑋2
√(𝑛1 − 1 )𝑆1
2 – ( 𝑛2 − 1 )𝑆2 2
𝑛1 + 𝑛2 − 2 (
1𝑛1
+ 1
𝑛2)
Sumber: Sugiyono (2013:273)
Keterangan:
X1 : Rata-rata skor gain kelompok eksperimen
X2 : Rata-rata skor gain kelompok kontrol
n1 : Jumlah peserta didik kelas eksperimen
n2 : Jumlah peserta didik kelas kontrol
S1 2 : Standar deviasi skor kelompok eksperimen
S2 2 : Standar deviasi skor kelompok kontrol
3.6 Skenario Pembelajaran
Di bawah ini langkah-langkah penerapan model pembelajaran
Discovery Learning dan model pembelajaran konvensional:
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.4
Skenario Pembelajaran
Model Pembelajaran Discovery
Learning
(Kelas Eksperimen)
Model Pembelajaran Konvensional
(Kelas Kontrol)
1. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
b. Guru menyiapkan materi yang
akan dibahas.
c. Menyiapkan soal-soal untuk
pretest dan posttest.
1. Tahap Persiapan
a. Guru membuat Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP).
b. Guru menyiapkan materi yang
akan dibahas.
c. Menyiapkan soal-soal untuk
pretest dan posttest.
1. Pelaksanaan
a. Pendahuluan
a) Guru mengkondisikan
kelas dan memeriksa
kehadiran siswa.
b) Apersepsi.
c) Guru memberikan pretest
kepada siswa.
1. Pelaksanaan
a) Guru mengkondisikan
kelas dan memeriksa
kehadiran siswa.
a) Apersepsi.
b) Guru memberikan
pretest kepada siswa.
c) Guru menyampaikan
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d) Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yang
akan dicapai kepada
siswa.
a) Guru menjelaskan
langkah-langkah model
pembelajaran Discovery
Learning.
b. Kegiatan inti
a) Guru membentuk
kelompok 4-5 orang
secara heterogen.
b) Guru memberikan
stimulan bagi siswa agar
siswa tertarik dengan
materi yang akan
diajarkan.
c) Guru meminta siswa
untuk mencari informasi
sebanyak-banyaknya
mengenai materi.
d) Siswa mengungkapkan
tujuan pembelajaran
yang akan dicapai
kepada siswa.
b. Kegiatan inti
a) Guru menjelaskan materi
tentang Surat Bisnis.
b) Guru melaksanakan tanya
jawab kepada siswa ketika
penjelasan berlangsung
c) Guru memberikan soal
latihan.
Nita Alifanti, 2015 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN KORESPONDENSI KELAS X DI SMK NEGERI 3 BANDUNG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
informasi yang diperoleh
bersama kelompoknya.
e) Guru meluruskan apabila
ada kesalahan.
2. Penutupan
a) Guru bersama siswa membuat
kesimpulan mengenai materi
pembelajaran yang dipelajari.
b) Guru memberikan posttest
bagi siswa.
3. Penutupan
a) Guru bersama siswa membuat
kesimpulan mengenai materi
pembelajaran yang dipelajari.
b) Guru memberikan posttest
bagi siswa.