bab iii metode penelitian 3.1....
TRANSCRIPT
26
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Setting dan karakteristik Subyek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Sepakung 03 Banyubiru Semarang
semester II tahun pelajaran 2014/ 2015.
Subyek penelitian ini adalah siswa-siswi kelas 5 SD Negeri Sepakung 03
Banyubiru Semarang sebanyak 20 siswa., yang terdiri 10 siswa laki-laki dan 10
siswa perempuan. 70% siswa berasal dari Desa Sepakung. 80% orang tua siswa
bermata pencaharian sebagai petani. Kondisi fisik SD Negeri Sepakung 03
Banyubiru Semarang yaitu memiliki 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang
perpustakaan, 1 lapangan, 1 kamar mandi. Sedangkan kondisi fisik ruang kelas 5
yaitu memiliki 10 meja siswa, 20 kursi siswa, 1 meja guru, 1 kursi guru, 1 papan
tulis (white board), 1 penghapus.
3.2.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel dalam penelitian terdiri dari veriabel bebas berupa pembelajaran
berbasis CTL refleksi dan variabel terikat berupa hasil belajar IPA.
Pembelajaran berbasis CTL refleksi adalah pembelajaran IPA dengan KD
6.1 mendeskripsikan sifat-sifat cahaya melalui langkah-langkah menulis 3 sumber
cahaya, mengemukakan peristiwa positif tentang cahaya, mengemukakan
peristiwa negatif tentang cahaya, menulis cerita peristiwa positif tentang cahaya,
menulis cerita negatif tentang cahaya, menggarisbawahi istilah penting dari teks
sifat- sifat cahaya, membuat tabulasi antara sumber, peristiwa, dan sifat cahaya,
merumuskan definisi sumber dan sifat cahaya, dan merefleksi sumber cahaya,
peristiwa yang berhubungan dengan cahaya, dan sifat-sifat cahaya.
Hasil belajar adalah total skor yang diperoleh dari skor tes, skor sikap dan
skor keterampilan.
26
27
3.3.Prosedur Penelitian
PTK yang dilaksanakan dalam penelitian ini menggunakan model spiral,
yang dikemukakan oleh C. Kemmis dan Mc Taggart (1988), yang prosedur
penelitiannya dengan 2 siklus, dan setiap siklus/ penelitiannya terdiri atas tiga
langkah, yaitu perencanaan, tindakan dan observasi, serta refleksi. Secara rinci
ditunjukkan dalam gambar 3.1 berikut ini :
Gambar 3.1
Model Spiral menurut C. Kemmis dan Mc. Taggart
Prosedur yang dilakukan dalam PTK terdiri dari 2 siklus, dengan catatan
apabila dalam siklus 2 sudah mencapai tujuan. Namun jika pada siklus 2 masih
belum mencapai tujuan penelitian, maka diteruskan ke siklus berikutnya sampai
tujuan tercapai. Tahapan penelitian dari setiap siklus adalah sebagai berikut:
1. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Pada tahap ini langkah-langkah yang dilakukan adalah:
1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam pembelajaran IPA
semester I dan semester II (pada saat observasi) tahun pelajaran
2014/2015.
2) Menganalisis permasalahan dalam pembelajaran IPA semester I dan
semester II (pada saat observasi) tahun pelajaran 2014/2015.
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA dengan KD
6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. (lampiran 1)
28
4) Menyusun perangkat RPP yakni materi, media, instrumen tes dan non
tes.
5) Membuat lembar observasi tindakan CTL refleksi (lampiran 10) untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis CTL
refleksi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan observasi
Pada tahap ini, guru mengimplementasikan tindakan pembelajaran
berbasis CTL refleksi dengan KD 6.1 Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya
yang sesuai dengan RPP yang telah disiapkan yakni terdapat kegiatan
awal, inti, dan penutup. RPP secara rinci dapat dilihat pada lampiran 1.
Dalam implementasi tindakan dilakukan observasi pelaksanaan
pembelajaran berbasis CTL refleksi.
c. Tahap Refleksi
Pada tahap ini, yang dilakukan adalah merefleksi pelaksanaan
pembelajaran IPA berbasis CTL refleksi dengan menunjukkan kelebihan
dan kelemahan yang diperoleh dalam pembelajaran. Selanjutnya
merefleksi hasil belajar melalui hasil pengukuran proses dan hasil belajar.
Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis
CTL dan pengukuran hasil belajar IPA diperoleh kesimpulan hal-hal apa
saja yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dalam perencanaan pada
siklus berikutnya, baik melalui perancangan RPP IPA dengan KD 6.1
mendeskripsikan sifat-sifat cahaya maupun dalam pengukuran
implementasi dan observasi.
2. Siklus 2
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan pada siklus 2 dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada dalam siklus 1.
2) Menganalisis permasalahan dalam pembelajaran yang dilakukan pada
siklus 1.
29
3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) IPA dengan KD
6.2 Membuat suatu karya/ model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya. (lampiran 2)
4) Menyusun perangkat RPP yakni materi, instrumen tes dan non tes.
(lampiran 2)
5) Membuat lembar observasi tindakan CTL refleksi (lampiran 10) untuk
mengamati aktivitas guru dan siswa dalam pembelajaran berbasis CTL
refleksi.
b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan observasi
Pada tahap ini, guru mengimplementasikan tindakan pembelajaran
berbasis CTL refleksi dengan KD KD 6.2 Membuat suatu karya/ model,
misalnya periskop atau lensa dari bahan sederhana dengan menerapkan
sifat-sifat cahaya yang sesuai dengan RPP yang telah disiapkan yakni
terdapat kegiatan awal, inti, dan penutup. RPP secara rinci dapat dilihat
pada lampiran 2. Dalam implementasi tindakan dilakukan observasi
pelaksanaan pembelajaran berbasis CTL refleksi.
c. Tahap Refleksi
Pada tahap refleksi dalam siklus 2 adalah sama seperti pada siklus 1.
Pada tahap ini yang dilakukan adalah merefleksi pelaksanaan
pembelajaran IPA berbasis CTL refleksi dengan menunjukkan kelebihan
dan kelemahan yang diperoleh dalam pembelajaran. Selanjutnya
merefleksi hasil belajar melalui hasil pengukuran proses dan hasil belajar.
Berdasarkan hasil analisis terhadap pelaksanaan pembelajaran berbasis
CTL refleksi dan pengukuran hasil belajar IPA diperoleh kesimpulan hal-
hal apa saja yang perlu diperbaiki atau disempurnakan dalam perencanaan
pada siklus berikutnya, baik melalui perancangan RPP IPA dengan KD
KD 6.2 Membuat suatu karya/ model, misalnya periskop atau lensa dari
bahan sederhana dengan menerapkan sifat-sifat cahaya, maupun dalam
pengukuran implementasi dan observasi.
30
3.4. Jenis Data, Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
hasil belajar pada semester I tahun pelajaran 2015/2015 dan data primer yang
diperoleh dari skor tes, skor sikap, dan skor keterampilan.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknis tes
dan nontes. Teknik tes yang digunakan dalam penenlitian ini adalah tes formatif
yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian. Teknik nontes yang
digunakan dalam penelitan ini berupa unjuk kerja sikap dan keterampilan siswa.
Instrumen penelitian berupa butir-butir soal tes, rubrik penilaian sikap, dan
rubrik penilaian keterampilan.
1) Butir-butir tes
Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
tes formatif yang disajikan dalam bentuk pilihan ganda dan uraian, yang dapat
dilihat di lampiran 1 dan 2 (RPP siklus 1 dan 2). Sebelum dibuat instrumennya
maka sebelumnya disusun kisi-kisi soal. Kisi-kisi merupakan deskripsi
kompetensi dan materi yang akan disajikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi
adalah utnuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam
penulisan soal. Untuk kisi-kisi soal lebih jelasnya dapat dilihat di lampiran 1
dan 2 (RPP siklus 1 dan 2).
2) Rubrik penilaian sikap dan keterampilan
Alat yang digunakan untuk mengukur sikap dan keterampilan dalam
penelitian ini adalah dengan rubrik penilaian sikap dan keterampilan, yang
dapat dilihat pada lampiran 1 dan 2 (RPP siklus 1 dan 2).
3.5 Uji Instrumen Penilaian
Uji Validitas Instrumen
Sebuah instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mendapatkan data itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan
untuk mengukur apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2011:348). Teknik yang
digunakan untuk mengetahui kesejajaran adalah teknik korelasi product moment
31
yang dikemukakan Pearson (Arikunto, 2006:170). Rumus korelasi product
moment dengan angka kasar adalah sebagai berikut:
Keterangan:
rxy = Koefisien korelasi pearson
x = Variabel bebas
y = Variabel terikat
n = Jumlah data
Uji validitas dilakukan dengan menggunakan bantuan SPSS 22,0. Ada
berbagai pendapat tentang kriteria tinggi rendahnya validitas setiap butir
instrumen. Kriteria validitas intrumen menurut Sugiyono (2011:373) menyatakan
bahwa suatu item instrumen dianggap valid jika memiliki koefissien corrected
item to total correlation ≥ 0,374 apabila jumlah siswa sebanyak 28. Sebelum
instrumen tes formatif pada siklus 1 dan siklus 2 diberikan, maka sebelumnya
perlu dilakukan uji coba terlebih dahulu. Uji coba instrumen butir soal formatif
untuk siklus 1 dan siklus 2 dilakukan pada 28 siswa di SDN Kauman Kidul Kota
Salatiga. Butir soal terdiri dari 25 butir dan berbentuk soal pilihan ganda. Hasil uji
validitas siklus 1 dengan bantuan SPSS 22,0 disajikan melalui tabel 3.1 di
halaman berikut:
32
No
Urut
No Butir
Soal
corrected item to
total correlation Kriteria
1 1 -,350 Tidak Valid
2 2 -,078 Tidak Valid
3 3 ,020 Tidak Valid
4 4 ,559 Valid
5 5 ,573 Valid
6 6 ,587 Valid
7 7 ,453 Valid
8 8 ,475 Valid
9 9 ,508 Valid
10 10 ,564 Valid
11 11 ,587 Valid
12 12 ,518 Valid
13 13 ,504 Valid
14 14 ,573 Valid
15 15 ,420 Valid
16 16 -,018 Tidak Valid
17 17 ,418 Valid
18 18 ,564 Valid
19 19 ,532 Valid
20 20 ,453 Valid
21 21 -,187 Tidak Valid
22 22 ,490 Valid
23 23 ,564 Valid
24 24 ,518 Valid
25 25 ,453 Valid
Sumber: Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 3.1 nampak bahwa butir soal nomor 1, 2, 3, 16, dan 21
corrected item to total correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal
tidak valid, maka 5 butir soal nomor 1, 2, 3, 16, dan 21 dibuang dan tidak
digunakan dalam penelitian.
Distribusi hasil uji validitas butir soal pada siklus 2,secara rinci dapat
disajikan melalui tabel 3.2 di halaman berikut.
Tabel 3.1
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 1
33
Sumber: Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 3.2 nampak bahwa butir soal nomor 16, 17, 19 dan 20
corrected item to total correlation di bawah 0,374. Berdasarkan klasifikasi
validitas, apabila corrected item to total correlation ≤ 0,374, artinya butir soal
tidak valid, maka 4 butir soal nomor 16, 17, 19 dan 20 dibuang dan tidak
digunakan dalam penelitian. Oleh karena penelitian membutuhkan 20 butir soal,
maka butir soal nomor 10 tidak dipergunakan dalam penelitian, meski soal
tersebut valid , karena validitasnya rendah yaitu di bawah 0,40. Lebih jelasnya
No
Urut
No Butir
Soal
Koefisien
corrected
item to total
correlation
Kriteria
1 1 ,689 Valid
2 2 ,751 Valid
3 3 ,648 Valid
4 4 ,503 Valid
5 5 ,405 Valid
6 6 ,357 Valid
7 7 ,489 Valid
8 8 ,705 Valid
9 9 ,381 Valid
10 10 ,357 Valid
11 11 ,409 Valid
12 12 ,705 Valid
13 13 ,503 Valid
14 14 ,381 Valid
15 15 ,419 Valid
16 16 -,024 Tidak Valid
17 17 ,174 Tidak Valid
18 18 ,771 Valid
19 19 -,409 Tidak Valid
20 20 -,296 Tidak Valid
21 21 ,517 Valid
22 22 ,381 Valid
23 23 ,751 Valid
24 24 ,411 Valid
25 25 ,419 Valid
Tabel 3.2
Distribusi Uji Validitas Instrumen Butir Soal Siklus 2
34
perhitungan uji validitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2 dapat
dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7.
Reliabilitas Instrumen
Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa
kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama
(Sugiyono, 2011:348).
Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini meliputi soal pilihan
ganda untuk tes formatif siklus 1 dan siklus 2. Untuk menentukan koefisien
reliabilitas dengan KR20 (Sugiyon, 2011: 359) adalah:
Uji reliabilitas tes dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS
22,0 dan intrepetasi terhadap koefisien reliabilitas yang dinyatakan dalam
Cronbach’s Alpha. Seperti yang terdapat dalam buku Evaluasi Proses dan Hasil
Belajar yang ditulis oleh Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:92) yang
tersaji melalui tabel 3.3 berikut:
Tabel 3.3
Indeks Reliabilitas
No Indeks Interpretasi
1 0,80 – 1,00 sangat reliabilitas
2 0,60 - 0,80 reliabilitas
3 0,40 - 0,60 cukup reliabel
4 0,20 – 0,40 agak reliabel
5 < 0,20 Kurang reliabel Sumber: Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:88)
Keterangan:
k = jumlah item dalam instrumen
pi = proporsi banyaknya subjek yang menjawab pada item 1
qi = 1-pi
st2 = varians total
35
Hasil uji reliabilitas butir soal berbentuk soal pilihan ganda, yang terdiri
dari 25 butir soal, dilakukan pada siswa kelas 5 SDN Kauman Kidul Kota
Salatigasejumlah 28 siswa. Adapun hasil yang diperoleh pada siklus 1 adalah
Cronbach’s Alpha sebesar 0,848, artinya reliabilitas butir soal sangat reliabelitas,
sehingga instrumen butir soal siklus 1 digunakan dalam penelitian. Hasil uji
reliabilitas instrumen butir soal siklus 2 diperoleh Cronbach’s Alpha sebesar 0,865,
artinya reliabilitas butir soal siklus 2 sangat reliabilitas, sehingga butir soal dapat
digunakan dalam penelitian. Untuk lebih jelasnya distribusi reliabilitas instrumen
butir soal siklus 1 dan siklus 2, secara rinci disajikan melalui tabel 3.4 berikut.
Tabel 3.4
Distribusi Uji Reliabilitas Instrumen Butir Soal Siklus 1 dan Siklus 2
Sumber: Olahan SPSS
Berdasarkan tabel 3.4 nampak bahwa besarnya Cronbach’s Alpha butir
soal untuk siklus 1 sebesar 0,848; dan pada siklus 2 sebesar 0,865. Besarnya
Cronbach’s Alpha yang diperoleh, berada diantara indeks 0,80-1,00, maka butir
soal yang di uji cobakan termasuk sangat reliabel. Dengan demikian, instrumen
butir soal untuk siklus 1 dan siklus 2, dapat digunakan dalam penelitian. Lebih
jelasnya perhitungan uji reliabilitas tes formatif pilihan ganda siklus 1 dan siklus 2
dapat dilihat di lampiran 6 dan lampiran 7
Tingkat Kesukaran Soal
Menurut Slameto dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:82),
tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang
menjawab betul suatu butir soal. Tingkat kesukaran soal adalah peluang untuk
menjawab benar suatu soal pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya
dinyatakan dalam bentuk indeks. Indeks tingkat kesukaran (P) dapat dihitung
dengan rumus seperti berikut ini.
No
Urut Siklus
Jumlah
Butir Soal
Cronbach’s
Alpha
Interpretasi
1 1 25 ,848 Sangat reliabilitas
2 2 25 ,865 Sangat reliabilitas
36
Keterangan
B = Jumlah peserta didik yang menjawab betul
N = Jumlah peserta didik
P = Proporsi peserta didik yang menjawab dengan benar
Menurut Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83),
tingkat kesukaran pada umumnya dinyatakan dalam bentuk proporsi yang
besarrnya berkisar 0,00-1,00. Untuk menentukan tingkat kesukaran butir soal
dapat menggunakan tingkat kesukaran yang dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut
ini.
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
0,01 – 0,25
0,26 – 0,75
0,76 – 1,00
Sukar
Sedang
Mudah Sumber: Aiken dalam Wardani Naniek Sulistya dan Slameto (2012:83)
Tingkat kesukaran butir soal siklus 1 dan siklus 2 dilakukan dengan
analisis butir soal. Hasil analisis butir sooal siklus 1 terdiri dari 25 soal,
terdapat 23 butir soal tingkat kesukaran sedang, dan terdapat 2 butir soal
tingkat kesukaran mudah. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran butir
soal siklus 1 disajikan melalui tabel 3.6 berikut.
Tabel 3.6
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 1
Nomor Butir Soal Interpretasi
3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,
18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25 Sedang
1, 2 Mudah Sumber: Olah data primer
Tabel 3.5.
Rentang Nilai Tingkat Kesukaran
37
Hasil analisis butir soal siklus 2 terdiri dari 25 butir soal, terdapat 23 butir
soal tingkat kesukaran soal sedang, dan terdapat 2 butir soal tingkat kesukaran
mudah. Secara rinci, besarnya tingkat kesukaran butir soal siklus 2 disajikan
melalui tabel 3.7 berikut.
Tabel 3.7
Distribusi Tingkat Kesukaran Butir Soal Siklus 2
Nomor Butir Soal Interpretasi
1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16,
17, 18, 21, 22, 23, 24, 25 Sedang
19, 20 Mudah Sumber: Olah data primer
Lebih jelasnya penghitungan tingkat kesukaran butir soal siklus 1 dan siklus 2
dapat di lihat di lampiran 6 dan 7.
3.6 Indikator Kinerja
Indikator keberhasilan yang akan dicapai dalam penelitian ini, apabila
hasil belajar IPA siswa dikatakan tuntas dengan KKM ≥ 80, mencapai minimal
75% dari seluruh siswa pada siklus 1, dan pada siklus 2, seluruh siswa (100%)
mencapai hasil belajar berdasarkan ketuntasan belajar.
3.7 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data menggunakan teknik diskriptif komparatif, yaitu teknik
analisis data yang dipergunakan untuk membandingkan hasil belajar IPA
berdasarkan ketuntasan hasil belajar dengan KKM ≥ 80, skor rata-rata, skor
minimum, dan skor maksimum pra siklus, siklus 1 dan siklus 2.