bab iii metode penelitian 3.1 alasan melakukan...
TRANSCRIPT
15
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Alasan Melakukan Penelitian
Energi biomassa merupakan salah satu energi alternatif yang terus dikembangkan
penggunaanya karena dapat mensubsitusi energi dari fosil seperti minyak bumi, gas dan
lain-lain. Energi biomassa sebagai energi alternatif bersumber dari biomassa yang
tersedia banyak di seluruh pelosok tanah air Indonesia. Hal yang terpenting dari
biomassa ini ialah bahan bakarnya dapat dibaharui atau dalam istilah populernya yaitu
terbarukan (renewable).
Kayu bakar merupakan salah satu dari energi biomassa dengan nilai kalori 4320
Kkal/kg (Yudanto dan Kusumaningrum, 2011). Kayu bakar dapat ditemukan di seluruh
pelosok Indonesia dan dapat dengan mudah diperoleh. Kayu mengandung selulosa dan
hemiselulosa. Pada kedua unsur ini tersimpan energi kimia yang merupakan energi
potensial yang bila dibakar akan menghasilkan energi panas yang dapat dimanfaatkan
untuk kegiatan rumah tangga dan usaha-usaha lain yang bersifat mekanis seperti mesin
perbangkit listrik bertenaga biomassa.
Beribu-ribu tahun lalu energi biomassa sudah banyak dimanfaatkan terutama untuk
rumah tangga seperti masak-memasak bahkan dengan perkembangan teknologi energi ini
digunakan pada mesin uap yang menggerakan kereta api. Setelah itu energi biomassa
diganti dengan energi fosil yaitu bensin, solar, minyak tanah, gas, dan lain-lain. Energi
yang berasal dari fosil dewasa ini candangannya makin menipis sehingga pengunaan
energi biomassa kembali mendapat perhatian karena energi ini bersifat terbarukan.
Dalam pemanfaatannya energi biomassa yang salah satu bentuknya yaitu kayu bakar
sampai saat ini masih bertahan pada cara-cara tradisional mengunakan tungku yang
efisiensinya kira-kira 10% bahkan kurang. Angka ini sangat memprihatinkan karena
16
banyak energi panas yang terbuang (Sugianto, 2009).
Kompor biomassa telah dibuat oleh UB dan dipasarkan dengan nama “kompor
biomassa UB-03”. Namun karena ada perasaan akan kurang optimalnya suhu dan umur
bahan bakar sehingga saya memutuskan untuk memodifikasinya. Berdasarkan
permasalahan di atas maka dipandang masih perlu penelitian untuk pengembangan
kompor biomassa mengunakan bahan bakar kayu bakar sebagai sumber energi
3.1.1 Eksperimen Penelitian
Eksperimen dalam penelitian bertujuan untuk mendapatkan hasil
pembakaran yang sempurna yaitu perbandingan jumlah bahan bakar dan udara
seimbang sehingga didapat kestabilan suhu. Gasifier yang digunakan sebagai prinsip
dari perancangan kompor dalam penelitian ini merupakan jenis gasifier yang sesuai
dengan karakteristik biomassa yang memiliki volatile matter tinggi, di mana
kompor yang dirancang diperuntukkan bahan bakar kayu. Prinsip tersebut
memanfaatkan perpindahan kalor dari api ke kayu di bawahnya sehingga kayu
mengalami flaming pyrolisis terlebih dahulu dibandingkan glowing pyrolisis.
Sebagai akibatnya, terjadi peristiwa devolatilisasi yang menyebabkan pelepasan
volatile matter dan pembentukan char dari biomassa. Volatile matter yang
dilepaskan oleh kayu tersebut kemudian dibakar dengan udara devolatilisasi (udara
primer) dalam jumlah terbatas sehingga menghasilkan gas pirolisis yang selanjutnya
mengalami proses pembakaran karena berkontakan dengan udara pembakaran (udara
sekunder).
3.2 Variabel Penelitian
Variabel penelitian yang digunakan dalam pengujian ini meliputi variabel tetap dan
variabel tidak tetap.
Variabel tetap pengujian berupa :
17
Massa air pada panci
Penetapan suhu stabil
Massa media bahan bakar (kayu lamtoro)
Berat bahan bakar
Variabel tidak tetap berupa :
Rasio antara laju alir devolatilisasi (udara primer) laju alir udara pembakaran (udara
sekunder)
3.3 Tempat dan Waktu penelitian
A. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilaksanakan di kontrakan peneliti, bertempat di gang manunggal,
desa mulyoagung kecamatan dau. Adapun alas an penelitian dilakukan di kontrakan
karena dekat dengan lokasi sumber bahan bakar utama, yaitu kayu lamtoro.
B. Waktu Penelitian
Waktu penelitian kurang lebih 3 bulan, dengan 27 kali pengujian. mulai Oktober sampai
November 2016.
3.4 Metode Modifikasi Kompor
Dalam modifikasi kompor biomassa UB-03 tetap mengutamakan pemodifikasian
pada saluran primer serta penggunaan metode aliran Primary Combustion dan Secondary
Combustion, yaitu
primary Combustion untuk menyalakan awal bahan bakar sehingga udara bersirkulasi
secara kontinu sehingga menghasilkan aliran udara turbulen dan membakar secara
kontinu. (Anonymous, 2015).
Secondary Combustion yaitu memanfaatkan sirkulasi udara panas didalam tungku
untuk mendapatkan efisiensi pembakaran dan menjadikan gas CO dan CO2
minimalisir. (Anonymous, 2012)
18
Berikut skema gambar kompor biomassa :
Gambar 3.1: Skema Kompor Biomassa
3.5 Tahap Preparasi Alat dan Bahan
Dalam tahap ini, prosedur yang dilakukan ialah menentukan dan menyediakan
berbagai alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian mencakup:
Menentukan dan menyediakan alat dan bahan untuk tahap preparasi bahan bakar.
3.5.1 Alat:
a) Penjepit ( untuk mengambil kayu )
penjepit berfungsi untuk memasukkan potongan kayu kedalam tungku bakar
dan mengatur posisi potongan kayu didalam tungku.
Secondary
Combustion
Primary
Combustion
19
Gambar 3.2: Penjepit
b) Korek api
korek api digunakan untuk menyalakan kayu yang sudah di beri spirtus.
Gambar 3.4: Korek api
20
c) Thermokopel Type K
Alat ini digunakan untuk mengetahui temperatur api dan air untuk
mendapatkan titik nyala api dan titik didih air
Gambar 3.5: Thermokopel Type K
d) Parang / Perkul
parang/perkul digunakan untuk memotong kayu sesuai ukuran yaitu ±15cm
agar bisa masuk kedalam tungku.
Gambar 3.6: Parang / Perkul
21
e) Tungku kompor Primer
Tungku kompor merupakan ruang pembakaran paling utama pada kompor
biomassa.
Gambar 3.7: Tungku pembakaran Primer
f) Saluran Udara Primer
Salura udara primer merupakan saluran utama penyuplai udara pada
kompor biomassa.
Gambar 3.8: Saluran Udara Primer
22
g) Timbangan digital
Timbangan digital digunakan untuk menimbang bahan bakar agar berat dari
bahan bakar kayu yang dimasukkan sama massanya.
Gambar 3.9: Timbangan Digital
h) Trypot Kamera
Trypot kamera berfungsi untuk stand kamera yang digunakan untuk
merekam setiap pengujian.
Gambar 3.10: Trypot Kamera
23
i) Panci
Digunakan untuk memasak air pada pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui waktu air mendidih.
Gambar 3.11: Panci
j) Spirtus
Spirtus berfungsi sebagai pemantik awal untuk penyalaan bahan bakar yang
ada pada kompor biomassa.
Gambar 3.12: Spirtus
24
3.5.2 Bahan:
1. Kayu Lamtoro (dipotong ± 15cm)
Gambar 3.12: Potongan kayu lamtoro
Kandungan
Nilai kalori : 19.250 kJ/kg
Nilai kalori arang : 48.400 kJ/kg
Kecepatan pembakaran : Waktu pembakaran menjadi abu
terlama yaitu 71,05 menit dengan kecepatan pembakaran terendah
yaitu 206,4 gram/detik.
3.6 Tahap Pengujian
A. Tahap preparasi bahan bakar
Tahap preparasi bahan bakar merupakan tahap persiapan sedemikian rupa
untuk biomassa yang digunakan.
25
1. Memotong kayu lamtoro sepanjang kurang lebih 15cm.
2. Menjemur potongan-potongan kayu selama 3 hari.
3. Memasukkan kedalam kantong kayu untuk disimpan.
B. Tahap Pengujian Kompor Biomassa
1. Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan untuk tahap pengujian.
2. Menyiapkan dan menimbang air sebanyak 1 L atau setara 1 kg air (suhu
ambien).
3. Menyiapkan kompor pada suhu ruang.
4. Menimbang dan memasukkan potongan kayu yang sudah diukur dan
ditimbang seberat 0.45kg
5. Meneteskan beberapa tetes cairan spirtus ke pucuk-pucuk kayu bagian atas
dan menyalakan api
6. Menyiapkan dan menjalankan alat pengukur waktu pada skala 00:00
untuk
menghitung waktu start up, dan merekamnya menggunakan kamera.
7. Mengatur pembukaan udara primer dan sekunder hingga lidah api stabil
dan tidak ada asap yang banyak keluar.
8. Meletakkan panci yang berisi air dan meletakkan termokopel ke bagian
tengah dalam api yang terbentuk.
9. Menghentikan perekaman video setelah api mati.
10. Mengulangi prosedur di atas dengan mendinginkan kompor hingga
kembali pada suhu ruang untuk rasio antara laju alir udara devolatilisasi
(udara primer) dan laju alir udara pembakaran (udara sekunder)
divariasikan.
26
3.7 Metode Penelitian
3.7.1 Pengambilan data
Metode pengambilan data dilakukan sesuai standar pengambilan data untuk
desain modifikasi, yaitu hasil dari modifikasi yang dilakukan terhadap saluran
primer pada kompor biomassa UB-03 yang mendapatkan 9 kategori modifikasi
yaitu (A1, A2, A3 / B1, B2, B3 / C1, C2, C3 ), dari kategori-kategori tersebut
kemudian di uji sebanyak 27 kali uji dengan variasi pencampuran dari 9 kategori
tersebut.
3.7.2 Analisis Data Menggunakan Metode RSM
RSM (Response Surface Method) merupakan metode Metode permukaan
respon (Response Surface Methodology) adalah suatu kumpulan dari teknik-
teknik statistika dan matematika yang berguna untuk menganalisis permasalahan
tentang beberapa variabel bebas yang mempengaruhi variabel tak bebas dari
respon, serta bertujuan mengoptimumkan respon. Dengan demikian, metodologi
permukaan respon dapat dipergunakan oleh peneliti untuk mencari suatu fungsi
pendekatan yang cocok untuk meramalkan respon yang akan datang dan
menentukan nilai-nilai variabel bebas yang mengoptimumkan respon yang telah
dipelajari (Gasperz, 1992).
Pada dasarnya analisis permukaan respon bertujuan untuk membantu peneliti
dalam melakukan improvisasi untuk mendapatkan hasil optimum secara tepat dan
efisien. Setelah daerah percobaan ditemukan, model respon dengan tingkat
ketepatan lebih tinggi dapat digunakan untuk mendapatkan nilai variabel
sebenarnya yang akan menghasilkan respon optimum. Metode ini memberikan
kemudahan dalam menentukan kondisi proses optimum baik pada sistem maupun
pada jarak faktor yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil yang sangat
27
memuaskan (Montgomery, 2001).
Pada dasarnya analisis permukaan respon adalah serupa dengan analisis
regresi yaitu menggunakan prosedur pendugaan parameter fungsi respons
berdasarkan kuadrat terkecil (Least Square Method). Perbedaanya dengan regresi
linear adalah dalam analisis respon diperluas dengan menerapkan teknik-teknik
metematik untuk menentukan titik-titik optimum agar dapat ditentukan respon
yang optimum (maksimum atau minimum) (Montgomery, 2001).
Pada metodologi permukaan respon, variabel bebas didefinisikan sebagai X1,
X2, ..., XK dan diasumsikan sebagai variabel kontinyu, sedangkan respon
didefinisikan sebagai variabel tak bebas Y yang merupakan variabel acak
(Montgomery, 2001). Pada kebanyakan permasalahan metode ini, hubungan
matematika menggambarkan respon percobaan dan variabel-variabel bebas tidak
diketahui, sehingga langkah pertama yang harus dilakukan adalah menentukan
perkiraan yang sesuai untuk hubungan matematika tersebut. Jika hubungan
matematika diketahui, maka dapat digunakan untuk menentukan kondisi operasi
paling efisien (Garsia and Philips,1995).
Menurut Garsperz (1992), biasanya tahap awal dirumuskan model regresi
polinomial dengan ordo yang rendah, misal berordo satu yang tidak lain
merupakan model regresi linier, dengan persamaan berikut :
Seringkali dalam kebanyakan masalah percobaan, tidak diketahui secara pasti
dimana lokasi maksimum yang diharapkan berada. Dengan demikian dapat
terjadi bahwa dugaan awal tentang kondisi optimum dari sistem akan berbeda
Y = β0 + β1x1 + β2x2 + … + β0xk + E
28
jauh dari kondisi optimum yang aktual. Untuk membantu kondisi tersebut dapat
digunakan prosedur dakian tercuram untuk mencari daerah respon maksimum dan
mendapatkan titik-titik optimum. Percobaan dibangkitkan sepanjang lintasan
dakian tercuram sampai tidak diperoleh lagi peningkatan respon yang diamati
(Gasperz,1992).
Rancangan komposit pusat merupakan salah satu rancangan percobaan di
dalam statistik. Pada metode permukaan respon, rancangan komposit pusat
digunakan untuk membangun model (polinomial) suatu fungsi matematis dari
variabel – variabel bebas(X1, X2, X3... Xn) terhadap respon (y) yang terbentuk
(Montgomery, 2001).Suatu rancangan percobaan untuk membangun model
polinomial harus memiliki paling sedikit tiga taraf dari setiap faktor yang
dicobakan agar parameter model dapat diduga. Pada Tabel disajikan beberapa
parameter rancangan komposit pusat.
3.8 Mencari Nilai Furnace Loading
Furnace Loading merupakan kemampuan suatu ruang bakar melepaskan kalor.
Berikut rumus untuk mencari Furnace Loading.
FL : Heat liberation : B x LHV
3.9 Diagram Alir
Secara garis besar tahapan-tahapan pelaksanaan peneliti yang dilakukan oleh peneliti
adallah seperti diagram alir sebagai berikut :
𝑱𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝑩𝑩 x GCV
Waktu Pembakaran
29
Pemotongan
Bahan Bakar kayu
Lama air mendidih
Preparasi Alat dan
Bahan
Modifikasi saluran primer dan sekunder
Pengujian
Suhu Waktu
Analisis dan Evaluasi Hasil
Penarikan Kesimpulan
Mulai
Data yang diperoleh sesuai yang diharapkan
( suhu dan efisiensi waktu lebih baik dari kompor UB-03) atau
tidak?
Selesai