bab iii metode penelitian 3 -...

28
35 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian eksperimen semu (quasi eksperimental). Eksperimen semu merupakan penelitian yang mengembangkan eksperimen murni (true experimental). Penelitian ini menggunakan dua kelas. Kelas pertama sebagai kelompok eksperimen, sedangkan kelas kedua sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan kelompok kontrol yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Project Based Learning. Kedua kelompok selanjutnya dievaluasi untuk melihat ada atau tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua model pembelajaran tersebut ditinjau dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada kedua kelas tersebut. 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretes-posttes tak ekuivalen yang dikemukakan oleh John W. Best 1997 (dalam Arifin, 2012: 88). Desain ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan kelas yang ada, yang kira-kira homogen kondisi kelasnya. Terdapat pretes dan posttes dan adanya tindakan pada masing-masing kelompok dengan perlakuan atau cara yang berbeda. Gambar 3.1. Desain pretes-posttes tak ekuivalen dari John W. Best 1997 (dalam Arifin, 2012: 88) O 1 X O 2 ………………… O 3 X O 4

Upload: lydien

Post on 04-Apr-2019

218 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

35

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian

eksperimen semu (quasi eksperimental). Eksperimen semu merupakan penelitian

yang mengembangkan eksperimen murni (true experimental). Penelitian ini

menggunakan dua kelas. Kelas pertama sebagai kelompok eksperimen, sedangkan

kelas kedua sebagai kelompok kontrol. Kelompok eksperimen yaitu kelas yang

menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning. Sedangkan

kelompok kontrol yaitu kelas yang menggunakan model pembelajaran Project

Based Learning. Kedua kelompok selanjutnya dievaluasi untuk melihat ada atau

tidaknya perbedaan yang signifikan dari dua model pembelajaran tersebut ditinjau

dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA pada kedua kelas tersebut.

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian eksperimen semu ini menggunakan desain pretes-posttes tak

ekuivalen yang dikemukakan oleh John W. Best 1997 (dalam Arifin, 2012: 88).

Desain ini menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan

kelas yang ada, yang kira-kira homogen kondisi kelasnya. Terdapat pretes dan

posttes dan adanya tindakan pada masing-masing kelompok dengan perlakuan

atau cara yang berbeda.

Gambar 3.1. Desain pretes-posttes tak ekuivalen dari John W. Best 1997

(dalam Arifin, 2012: 88)

O1 X O2

…………………

O3 X O4

36

Penelitian ini menggunakan dua kelas yaitu sebagai kelompok eksperimen

dan kelompok kontrol. Kelas eksperimen dan kontrol akan diukur hasil belajarnya

terlebih dahulu untuk uji kesetaraan atau homogen, kemudian pada kelas

eksperimen akan diberikan perlakuan menggunakan model pembelajaran problem

based learning dan kelas kontrol akan diberikan perlakuan dengan model

pembeljaran project based learning. Selanjutnya dilakukan posttest pada masing-

masing kelompok/ kelas. Dari hasil posttest dapat diketahui hasil belajar IPA pada

siswa kelompok eksperimen problem based learning dan kelompok kontrol

project based learning setelah mendapat perlakuan. Desain atau rancangan yang

dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Rancangan Penelitian

Kelas/ Kelompok Kondisi Awal Perlakuan Kondisi Akhir

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O3 X2 O4

Keterangan:

X1 : model pembelajaran Problem Based Learning

X2 : model pembelajaran Project Based Learning

O1 : Pretest kelompok eksperimen

O2 : Posttest kelompok eksperimen

O3 : Pretest kelompok kontrol

O4 : Posttest kelompok kontrol

3.1.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas IVA dan kelas IVB, SD Negeri

Plumbon 01, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang. Alasan yang menjadi

pertimbangan peneliti memilih kedua kelas tersebut adalah karena kedua kelas

tersebut berada dalam satu SD paralel. Selain itu, dari keterangan masing-masing

guru kelas pada saat dilakukan observasi sebelum pemberian tindakan oleh

peneliti, diketahui bahwa kedua kelas hampir memiliki prestasi akademik dan

jumlah siswa yang sama. Dari hasil observasi, peneliti berpendapat bahwa kedua

37

kelas tersebut akan berpeluang memiliki tingkat varians data yang sama sehingga

dapat dikatakan homogen.

Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Februari 2016 sampai dengan bulan

April 2016 dan dilakukan secara bertahap.

Adapun tahapannya meliputi:

1. Tahap persiapan

Tahap ini mencakup judul, pembuatan proposal, pembuatan instrumen,

permohonan ijin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat

penelitian.

2. Tahap pelaksanaan

Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang

meliputi uji coba instrumen, pelaksanaan penelitian dan pengambilan data.

3. Tahap penyusunan

Pada tahap ini ada tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti

penyusunan laporan serta persiapan ujian.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Variabel penelitian menurut Sugiyono (2010: 2) pada dasarnya adalah

“segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik

kesimpulannya”. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel

bebas yang dilambangkan dengan X dan variabel terikat yang dilambangkan

dengan Y.

Variabel bebas menurut Sugiyono (2010: 4) merupakan “variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat)”. Menurut Slameto (2015: 198) variabel bebas atau

independent adalah “variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel

lain”. Sedangkan menurut Soesilo (2015: 41) pada umumnya diartikan “sebagai

suatu kondisi atau nilai yang jika muncul maka akan memunculkan (mengubah)

kondisi atau nilai yang lain”. Variabel bebas tersebut berupa treatmen (perlakuan)

38

yang akan dikenakan pada subjek penelitian untuk dinilai dampaknya (hasil

perubahannya). Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu

model pembelajaran Problem Based Learning (X1) dan model pembelajaran

Project Based Learning (X2).

Variabel terikat menurut Sugiyono (2010: 4) merupakan “variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Menurut

Slameto (2015: 198) adalah “variabel yang timbul sebagai akibat langsung dari

manipulasi dan pengaruh variabel bebas”. Sedangkan menurut Soesilo (2015: 42)

“merupakan suatu kondisi atau nilai yang muncul sebagai akibat adanya variabel

bebas”. Variabel terikat berupa informasi (data) tentang perubahan diri subjek

sebagai reaksi subjek terhadap keberadaan variabel bebas tersebut. Variabel

terikat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA (Y).

3.2.2 Definisi Operasional

Judul penelitian ini adalah “Perbedaan Penggunaan Model Pembelajaran

Problem Based Learning dan Project Based Learning Ditinjau Dari Hasil Belajar

Dalam Pembelajaran IPA Kelas IV SD N Plumbon 01 Semester II Tahun Ajaran

2015/2016”, maka definisi operasional yang perlu dijelaskan, yaitu:

1. Model Pembelajaran Problem Based Learning

Model pembelajaran Problem Based Learning adalah model pembelajaran

dengan menggunakan masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari sebagai

dasar untuk merangsang dan mengembangkan kemampuan berpikir siswa

dalam menemukan informasi, memecahkan masalah dan membangun

pengetahuannya sendiri sesuai dengan materi dan kegiatan pembelajaran.

Guru dapat membimbing siswa untuk mengorganisasi kegiatan belajar

yang akan dilakukan berhubungan dengan masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya. Setelah itu, peserta didik mulai melakukan penyelidikan

dengan bimbingan guru untuk memecahkan masalah dan mengembangkan

atau menyajikan hasil karya berdasarkan pemecahan masalah. Hasil karya

dapat berupa laporan yang nantinya akan dievaluasi bersama dengan Guru.

Dalam pembelajaran menggunakan model problem based learning dapat

39

merangsang siswa untuk bertindak aktif melalui penyelidikan pemecahan

masalah.

2. Model Pembelajaran Project Based Learning

Model pembelajaran Project Based Learning adalah model pembelajaran

yang menuntun siswa untuk bertindak aktif dan berpikir kritis untuk

mampu memecahkan masalah atau menyelesaikan tugas yang berkaitan

dengan masalah atau kehidupan nyata sehari-hari dan menciptakan suatu

karya nyata yang berguna bagi diri sendiri atau orang lain sesuai tingkat

usia atau kemampuan siswa. Siswa dapat diarahkan untuk merencanakan

langkah-langkah dalam penyelesaian proyek dan menyusun jadwal

pelaksanaan proyek. Selanjutnya siswa dapat menyelesaikan proyek

dengan pencarian informasi serta bimbingan guru untuk selanjutnya dapat

mempublikasikan hasil penyelesaian tugas yang telah dilakukan. Dalam

kegiatan mengkomunikasi akan dilakukan evaluasi bersama guru.

Kegiatan pembelajaran ini dapat merangsang siswa untuk membangun

pengetahuannya sendiri dari aktifitas yang telah dilakukan.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah hasil atau bukti keberhasilan siswa dalam mengikuti

proses pembelajaran yang sengaja dirancang berupa perubahan tingkah

laku atau kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa. Hasil belajar

sendiri meliputi pemahaman konsep (aspek kognitif), ketrampilan proses

(aspek psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Namun, pada

penelitian ini hasil belajar yang diteliti adalah hanya aspek kognitif.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2010: 61) adalah “wilayah generalisasi yang

terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek/ subyek yang dipelajari,

tetapi meliputi seluruh karakteristik/ sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek

40

yang diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV di SD N

Plumbon 01 yang meliputi kelas IVA dan IVB yang masing-masing berjumlah 20

siswa.

Pengertian sampel sendiri menurut Sugiyono (2010: 62) adalah “bagian

dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah nonprobability sampling jenis

sampling jenuh. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel yang

menggunakan seluruh anggota populasi sebagai sampel. Teknik pengambilan

sampel ini dipilih karena jumlah populasi yang relatif kecil.

Sampel penelitian ini adalah kelas IVA dan IVB SD N Plumbon 01.

Pertimbangan ini diambil atas dasar ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu. Sifat-sifat

yang dimaksud adalah memilih dua kelompok yang memiliki nilai rata-rata yang

seimbang pada mata pelajaran IPA dengan cara uji homogenitas. Berikut ini

disajikan tabel data siswa kelompok eksperimen dan kontrol sebagai sampel

penelitian.

Tabel 3.2

Data Siswa Kelas IV Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Kelas Kelompok Jenis Kelamin

Jumlah

Siswa Laki-laki Perempuan

IV A Eksperimen (SD N Plumbon 01)

10 10 20

IV B Kontrol

(SD N Plumbon 01)

9 11 20

Jumlah 19 21 40

Penelitian ini juga memiliki prosedur rancangan penelitian yang

didalamnya terdapat kegiatan uji kesetaraan guna mengetahui apakah terdapat

kesamaan diantara subyek penelitian tersebut. Prosedur rancangan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Membuat RPP dan kisi-kisi tes sesuai dengan materi dan SK KD yang

akan diteliti.

2. Menyusun instrumen tes uji coba berdasar kisi-kisi yang telah dibuat baik

pretest maupun posttest.

41

3. Mengujicobakan instrumen tes uji coba pretest dan posttest yang

berbentuk pilihan ganda.

4. Menganalisis data hasil instrumen tes uji coba pada kelas uji coba untuk

mengetahui validitas dan reabilitas instrumen.

5. Memilah butir soal atau instrumen yang valid untuk digunakan dalam

pelaksanaan pretest dan posttest.

6. Memberikan pretest pada kelompok eksperimen maupun kelompok

kontrol.

7. Peneliti juga melakukan uji normalitas, uji homogenitas serta uji t dari

hasil pretest kedua kelas untuk mengetahui keadaan awal kedua kelompok.

8. Memberi perlakuan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

sesuai RPP yang telah dibuat.

9. Memberi posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

10. Menganalisis hasil belajar yang diperoleh dari posttest melalui uji

normalitas, uji homogenitas serta uji t.

11. Menyusun laporan hasil penelitian.

Tabel mengenai data deskriptif statistik nilai pretest dari kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol, yang meliputi nilai maksimal, nilai minimal,

nilai rata-rata dan standar deviasi nilai hasil belajar IPA disajikan dalam tabel

berikut ini:

Tabel 3.3

Analisis Deskriptif Nilai Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok

Kontrol SD N Plumbon 01 Tahun Ajaran 2015/2016

Descriptive Statistics

N

Mini

Mum

Maxi

Mum Sum Mean

Std.

Deviation

Statis

tic

Statis

tic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic

EKSPERI MEN

20 60 85 1445 72.25 1.720 7.691

KONTROL 20 55 85 1420 71.00 1.940 8.675

42

Tabel 3.3 menunjukkan bahwa nilai pretest kelompok eksperimen dengan

jumlah data (N) sebanyak 20 anak mempunyai nilai minimum 60 dan nilai

maksimum 85. Sedangkan mean pada kelompok eksperimen yaitu 72,25 dan

standart deviation yaitu 7,691. Sedangkan hasil belajar IPA kelompok kontrol

dengan jumlah data (N) sebanyak 20 mempunyai nilai minimum 55 dan nilai

maksimum 85. Kelompok kontrol mempunyai mean yaitu 71,00 dan standart

deviation yaitu 8,675.

3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data tentang hasil belajar

siswa. Untuk mengumpulkan data dan keterangan-keterangan yang diperlukan

peneliti menggunakan teknik pengumpulan data tes dan nontes. Teknik tes

digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa sebelum dan sesudah

perlakuan. Jenis tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes tertulis

berbentuk pilihan ganda. Teknik pengumpulan data nontes menggunakan

instrumen observasi yang digunakan untuk mengetahui tindakan atau kegiatan

pembelajaran dan sintaks model pembelajaran yang dilaksanakan guru serta

aktivitas atau kegiatan siswa ketika mengikuti kegiatan pembelajaran.

3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data

3.4.2.1 Observasi

Observasi digunakan untuk mengetahui apakah pembelajaran dilaksanakan

sesuai dengan sintaks dan rencana pembelajaran. Observasi dilakukan pada kedua

kelompok saat pembelajaran berlangsung. Instrumen observasi yang digunakan

adalah butir-butir pernyataan. Kelompok eksperimen di kelas IVA diobservasi

berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran problem based learning dan

kegiatan dalam RPP. Sedangkan kelompok kontrol di kelas IVB diobservasi

berdasarkan langkah-langkah model pembelajaran project based learning dan

kegiatan dalam RPP. Selain tindakan guru, aktivitas siswa juga diobservasi untuk

mengetahui keaktifan atau respon siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran

sesuai dengan sintaks model pembelajaran yang digunakan. Berikut ini disajikan

43

tebel kisi-kisi lembar observasi tindakan guru dan aktifitas siswa dalam kegiatan

pembelajaran dengan model problem based learning dan project based learning.

Tabel 3.4

Kisi-kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning

No Aspek yang diamati

Nomor

Item Instrumen

Jumlah

Instru men

I Pra Pembelajaran

Kesiapan, perlengkapan guru dan media

pembelajaran 1, 2 2

2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan

Melakukan koordinasi kelas 3 1

Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran 4, 5, 6 3

Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah yang akan dipecahkan

Melakukan orientasi masalah dan memberi penjelasan

7, 8 2

3 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Fase 2: Mengorganisasi dan membimbing untuk kegiatan belajar

Mengorganisasi siswa untuk belajar 9, 10 2

Membimbing perencanaan pemecahan masalah 11, 12 2

Elaborasi

Fase 3: Membimbing penyelidikan pemecahan masalah

Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok

13, 14, 15 3

Fase 4: Membimbing penyelesaian dan penyajian hasil pemecahan masalah

Membimbing siswa menyajikan hasil karya 16, 17 2

Konfirmasi

Fase 5: Melakukan analisis dan penilaian dari pemecahan masalah

Membahas penyelesaian masalah, memberikan saran

dan tanggapan

18, 19, 20,

21 4

4 Penutup

Membuat kesimpulan dan penyampaian kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya

22, 23 2

Mengelola waktu dan menutup kegiatan

pembelajaran 24, 25 2

Jumlah 25

44

Tabel 3.5

Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengikuti

Pembelajaran dengan Model Pembelajaran

Problem Based Learning

No Aspek yang diamati

Nomor

Item

Instrumen

Jumlah

Instru

men

I Pra Pembelajaran

Kesiapan, perlengkapan siswa ketika akan mengikuti pembelajaran

1, 2 2

2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan

Siswa menjawab salam dari guru 3 1

Siswa antusias dan menyimak tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru 4, 5, 6 3

Fase 1: Mengorientasikan peserta didik pada masalah yang akan dipecahkan

Merespon dan aktif dalam merumuskan masalah 7, 8 2

3 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Fase 2: Mengorganisasi dan membimbing untuk kegiatan belajar

Tertib dan semangat mengikuti kegiatan kelompok 9, 10 2

Mampu memunculkan ide pemecahan masalah dan

berkerjasama 11, 12 2

Elaborasi

Fase 3: Membimbing penyelidikan pemecahan masalah

Melakukan penyelidikan individual maupun

kelompok 13, 14, 15 3

Fase 4: Membimbing penyelesaian dan penyajian hasil pemecahan masalah

Membuat laporan dan melakukan presentasi 16, 17 2

Konfirmasi

Fase 5: Melakukan analisis dan penilaian dari pemecahan masalah

Mengkomunikasikan hasil pemecahan masalah berupa laporan dan saling bertukar pendapat

18, 19, 20, 21

4

4 Penutup

Membuat kesimpulan dan menyimak penyampaian

kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya 22, 23 2

Memanfaatkan waktu dengan baik dan menghormati guru

24, 25 2

Jumlah 25

45

Tabel 3.6

Kisi-kisi Instrumen Observasi Tindakan Guru dalam Melaksanakan

Pembelajaran dengan Model Pembelajaran

Project Based Learning

No Aspek yang diamati

Nomor

Item Instrumen

Jumlah

Instru men

I Pra Pembelajaran

Kesiapan, perlengkapan guru dan media

pembelajaran 1, 2 2

2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan

Melakukan koordinasi kelas 3 1

Melakukan apersepsi dan menyampaikan tujuan

pembelajaran 4, 5, 6 3

Fase 1: Menentukan proyek yang akan dikerjakan

Menyampaikan tugas dan memberi penjelasan 7, 8 2

3 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Fase 2: Membuat rencana kegiatan dalam penyelesaian proyek

Mengelompokkan siswa secara heterogen 9 1

Membimbing siswa dalam perencanaan langkah-

langkah penyelesaian tugas/ proyek 10 1

Fase 3: Menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek

Membimbing siswa menyusun jadwal/ tahapan urutan penyelesaian tugas/ proyek

11, 12 2

Elaborasi

Fase 4: Menyelesaikan proyek sesuai rencana dan jadwal dengan bimbingan dan

pengawasan guru.

Membimbing siswa menyelesaikan tugas sesuai

rencana 13 1

Membimbing pencarian informasi dan penyelesaian

tugas 14, 15, 16 3

Fase 5: Menyusun dan melakukan presentasi hasil penyelesaian proyek.

Membimbing penyusunan proyek dan melakukan

presentasi 17

1

Konfirmasi

Fase 6: Melakukan evaluasi pengalaman belajar dan hasil penyelesaian proyek

Membahas penyelesaian tugas, memberikan saran

dan tanggapan

18, 19, 20,

21 4

4 Penutup

Membuat kesimpulan dan penyampaian kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya

22, 23 2

Mengelola waktu dan menutup kegiatan

pembelajaran 24, 25 2

Jumlah 25

46

Tabel 3.7

Kisi-kisi Instrumen Observasi Aktivitas Siswa dalam Mengikuti

Pembelajaran dengan Model Pembelajaran

Project Based Learning

No Aspek yang diamati

Nomor

Item Instrumen

Jumlah

Instru men

I Pra Pembelajaran

Kesiapan, perlengkapan siswa ketika akan mengikuti

pembelajaran 1, 2 2

2. Kegiatan awal pembelajaran / Pendahuluan

Siswa menjawab salam dari guru 3 1

Siswa antusias dan menyimak tujuan pembelajaran

yang disampaikan guru 4, 5, 6 3

Fase 1: Menentukan proyek yang akan dikerjakan

Memperhatikan tugas dan menyimak penjelasan guru 7, 8 2

3 Kegiatan Inti

Eksplorasi

Fase 2: Membuat rencana kegiatan dalam penyelesaian proyek

Siswa tertib berkelompok 9 1

Siswa merencanakan langkah-langkah penyelesaian

tugas/ proyek 10 1

Fase 3: Menyusun jadwal aktivitas penyelesaian proyek

Siswa aktif dan mampu menyusun jadwal/ tahapan urutan penyelesaian tugas/ proyek

11, 12 2

Elaborasi

Fase 4: Menyelesaikan proyek sesuai rencana dan jadwal dengan bimbingan dan

pengawasan guru.

Siswa menyelesaikan tugas sesuai rencana 13 1

Siswa melakukan pencarian informasi dan

penyelesaian tugas 14, 15, 16 3

Fase 5: Menyusun dan melakukan presentasi hasil penyelesaian proyek.

Siswa melakukan presentasi 17 1

Konfirmasi

Fase 6: Melakukan evaluasi pengalaman belajar dan hasil penyelesaian proyek

Siswa mengkomunikasikan dan aktif bertukar

pendapat dan memberi tanggapan hasil penyelesaian tugas

18, 19, 20,

21 4

4 Penutup

Membuat kesimpulan dan menyimak penyampaian

kegiatan pembelajaran pada pertemuan berikutnya 22, 23 2

Memanfaatkan waktu dengan baik dan menghormati

guru 24, 25 2

Jumlah 25

47

3.4.2.2 Tes

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini selain observasi adalah

instrumen tes berupa butir-butir soal. Tes yang digunakan untuk mengukur hasil

belajar IPA ketika pretest maupun posttest adalah tes tertulis berupa tes objektif

pilihan ganda.

Prosedur yang harus ditempuh dalam penyusunan tes hasil belajar IPA

ketika pretest maupun posttest adalah: (1) Menentukan standar kompetensi,

kompetensi dasar dan indikator yang akan digunakan dalam penelitian sesuai

dengan materi. (2) Menyusun kisi-kisi tes berdasarkan kompetensi dasar dan

indikator. (3) Menyusun butir tes/ soal berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat. (4)

Melakukan uji validitas dan reliabilitas instrumen untuk menentukan soal yang

akan digunakan. (5) Melakukan analisis tingkat kesukaran butir soal.

Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar IPA merupakan instrumen tes yang

belum duji validitas. Uji validitas dilakukan dengan diujicobakan pada kelas di

luar sampel/ subjek penelitian. Instrumen pretes diuji cobakan di kelas 4 SD N

Plumbon 02, sedangkan instrument posttest diuji cobakan di kelas 5 SD N

Plumbon 02. Uji validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian ini

digunakan untuk menguji instrumen setiap item soal yang nantinya akan diujikan

pada sekolah yang menjadi sampel/ subjek penelitian yaitu kelas IVA dan IVB SD

N Plumbon 01. Berikut ini disajikan tabel kisi-kisi instrument pretest dan posttest.

48

Tabel 3.8

Kisi-Kisi Instrumen Pretest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan

Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Standar

Kompetensi (SK)

Kompetensi

Dasar (KD) Indikator

Nomor Item

Instru

men

Jumlah

Instrumen

8.

Memahami

berbagai

bentuk

energi dan

cara

penggunaan

nya dalam kehidupan

sehari-hari.

8.1 Mendeskripsi

kan energi

panas dan

bunyi yang terdapat di

lingkungan

sekitar serta sifat-sifatnya

8.1.1 Mengidentifikasi sumber-sumber

energi panas.

1, 4, 5, 13, 22,

5

8.1.2 Mengidentifikasi

contoh kegiatan sehari-hari yang

menggunakan energi

panas.

15, 21,

28, 30

4

8.1.3 Mengidentifikasi cara perpindahan

panas.

2, 3, 11, 12, 19,

23, 24,

31, 32, 35

10

8.1.4 Mengidentifikasi

sumber-sumber bunyi

yang terdapat

dilingkungan sekitar.

6, 8, 10 3

8.1.5 Menyimpulkan

bahwa bunyi

dihasilkan oleh benda yang bergetar.

33, 38, 40 3

8.1.6 Mengidentifikasi

sifat bunyi dapat

merambat melalui benda padat, cair dan

gas.

7, 9, 25,

26, 27, 29

6

8.1.7 Mengidentifikasi

sifat bunyi dapat dipantulkan beserta

jenisnya (bunyi

pantul memperkuat bunyi asli, gaung,

gema).

14, 16,

17, 18, 20, 37

6

8.1.8 Mengidentifikasi

sifat bunyi dapat diserap

34, 36, 39 3

Jumlah Instrumen 40

49

Tabel 3.9

Kisi-Kisi Instrumen Posttest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan

Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Standar Kompetensi

(SK)

Kompetensi

Dasar (KD) Indikator

Nomor Item

Instrumen

Jumlah

Instrumen

11.

Memahami

hubungan

antara

sumber

daya alam

dengan

lingkungan,

teknologi,

dan

masyarakat

11.1

Menjelaskan hubungan

antara

sumber daya

alam dengan lingkungan

11.1.1 Mengidentifikasi pengelompokan

sumber daya alam.

1, 7, 10,

13, 20, 27, 33

7

11.1.2 Mengidentifikasi

jenis sumber daya

alam yang dapat diperbaharui

16, 18,

24, 31, 39

5

11.1.3Mengidentifikasi

manfaat sumber

daya alam yang dapat diperbaharui.

2, 6, 22,

29, 35,

36, 38

7

11.1.4Memberi contoh

kegiatan yang dapat menghemat atau

memelihara sumber

daya alam yang

dapat diperbaharui.

3, 8, 12,

25, 30

5

11.1.5Mengidentifikasi

jenis sumber daya

alam yang tidak dapat diperbaharui.

4, 9, 15,

21, 26

5

11.1.6Mengidentifikasi

manfaat sumber

daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

5, 11, 14,

23, 32,

34, 37

7

11.1.7 Memberi contoh

kegiatan yang dapat

menghemat atau memelihara sumber

daya alam yang tidak

dapat diperbaharui.

17, 19,

28, 40

4

Jumlah Instrumen 40

50

3.5 Uji Instrumen

3.5.1 Uji Validitas

Prosedur penyusunan tes yang telah dipaparkan sebelumnya menyatakan

bahwa, setelah melakukan uji coba maka langkah selanjutnya adalah menghitung

validitas. Menurut Sugiyono (2010: 348) menyatakan bahwa “instrumen yang

valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu

valid”. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur. Sedangkan menurut Gronlund 1985 (dalam Sukardi,

2008: 30) dapat diartikan sebagai “ketepatan interpretasi yang dihasilkan dari skor

atau instrumen evaluasi”.

Penggunaan instrumen yang valid diharapkan akan menghasilkan penelitian

yang valid juga. Uji validitas instrument pretes diuji cobakan pada siswa kelas IV

SD Negeri Plumbon 02 yang berjumlah 20 siswa. Sedangkan uji validitas

instrument posttest diuji cobakan pada siswa kelas V SD Negeri Plumbon 02 yang

juga berjumlah 20 siswa. Setelah instrumen diujikan kepada siswa, data yang

diperoleh diuji menggunakan SPSS 16.0 for Windows. Sesuai dengan nilai tabel r

product moment Sugiyono (2010: 373) memaparkan bahwa instrumen yang diuji

cobakan pada 20 siswa dapat dikatakan valid apabila correccted item total

correlation-nya >0,444 dilihat dari taraf signifikan 5%.

Langkah selanjutnya setelah dihitung atau diuji menggunakan SPSS maka

hasil yang diperoleh dibandingkan dengan nilai signifikansi pada tabel yang telah

ditentukan sebelumnya. Jika hasil r hitung lebih besar atau sama dengan (>) nilai r

pada tabel maka butir soal yang diuji dinyatakan valid. Berikut ini disajikan tabel

hasil perhitungan dari butir soal yang telah dinyatakan valid dan tidak valid.

51

Tabel 3.10

Data Validitas Instrumen Pretest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan

Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Indikator Butir

Instrumen Valid

Tidak Valid

Butir

Instrumen yang

Digunakan

dalam Instrumen

Pretest

8.1.1 Mengidentifikasi sumber-

sumber energi panas.

1, 4, 5,

13, 22,

1, 4,

22, 5, 13

- 1, 4, 22

8.1.2 Mengidentifikasi contoh kegiatan sehari-hari yang

menggunakan energi panas

15, 21, 28, 30

28, 30

15, 21 28, 30

8.1.3 Mengidentifikasi cara perpindahan panas.

2, 3, 11, 12, 19,

23, 24,

31, 32, 35

2, 3, 12,

24,

32

11, 19, 23,31,

35

2, 24, 32

8.1.4 Mengidentifikasi sumber-

sumber bunyi yang terdapat

dilingkungan sekitar.

6, 8, 10 8, 10 6 8, 10

8.1.5 Menyimpulkan bahwa bunyi

dihasilkan oleh benda yang bergetar.

33, 38, 40 38,

40

33 38, 40

8.1.6 Mengidentifikasi sifat bunyi

dapat merambat melalui benda padat, cair dan gas.

7, 9, 25,

26, 27, 29

7, 25,

26, 27

9, 29 7, 25, 27

8.1.7 Mengidentifikasi sifat bunyi dapat dipantulkan beserta

jenisnya (bunyi pantul

memperkuat bunyi asli, gaung,

gema).

14, 16, 17, 18,

20, 37

16, 17,

18,

37

14, 20 16, 17, 18

8.1.8 Mengidentifikasi sifat bunyi

dapat diserap

34, 36, 39 34,

36, 39

- 34, 39

Jumlah 40 27 13 20

52

Tabel 3.11

Data Validitas Instrumen Posttest IPA Kelas Eksperimen (IVA) dan

Kelas Kontrol (IVB) SD N Plumbon 01 Kecamatan Suruh,

Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2015/2016

Indikator Butir

Instrumen Valid

Tidak Valid

Butir

Instrumen yang

Digunakan

dalam Instrumen

Posttest

11.1.1 Mengidentifikasi

pengelompokan sumber daya alam.

1, 7, 10,

13, 20, 27, 33

1, 20,

27

7, 10,

13, 33

1, 20, 27

11.1.2 Mengidentifikasi jenis sumber daya alam yang dapat

diperbaharui

16, 18, 24, 31, 39

18, 31

16, 24,

39

18, 31

11.1.3 Mengidentifikasi manfaat sumber daya alam yang dapat

diperbaharui.

2, 6, 22, 29, 35,

36, 38

2, 6, 29,

36,

38

22, 35

2, 6, 29, 36

11.1.4 Memberi contoh kegiatan yang

dapat menghemat atau

memelihara sumber daya alam yang dapat diperbaharui.

3, 8, 12,

25, 30

3, 8,

12,

25, 30

- 12, 30

11.1.5 Mengidentifikasi jenis sumber daya alam yang tidak dapat

diperbaharui.

4, 9, 15, 21, 26

4, 9, 15,

21,

26

- 4, 15, 21, 26

11.1.6 Mengidentifikasi manfaat

sumber daya alam yang tidak

dapat diperbaharui.

5, 11, 14,

23, 32,

34, 37

5, 11,

14,

34

23,

32,

37

5, 14, 34

11.1.7 Memberi contoh kegiatan yang

dapat menghemat atau

memelihara sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui.

17, 19,

28, 40

19,

40

17,

28

19, 40

Jumlah 40 26 14 20

Hasil uji validitas instrumen uji coba pretest didapati 27 instrumen valid,

namun, peneliti hanya mengambil 20 instrumen yaitu 1, 2, 4, 7, 8, 10, 16, 17, 18,

22, 24, 25, 27, 28, 30, 32, 34, 38, 39, 40. Selain uji coba pretest, instrumen uji

53

coba posttest yang dinyatakan valid ada 26 instrumen, akan tetapi peneliti hanya

mengambil 20 instrumen yaitu 1, 2, 4, 5, 6, 12, 14, 15, 18, 19, 20, 21, 26, 27, 29,

30, 31, 34, 36, 40.

3.5.2 Uji Reliabilitas

Langkah selanjutnya setelah melakukan uji validitas adalah melakukan uji

reliabilitas. Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan

hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Menurut Sukardi (2008: 43) menyatakan

bahwa “instrumen dikatakan memiliki nilai reliabilitas tinggi apabila tes yang

dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur”.

Tujuan dalam meghitung reliabilitas soal/ instrument adalah untuk mengetahui

tingkat ketepatan dan keajegan. Semakin tinggi koefisien reliabilitas suatu tes

maka semakin tinggi pula keajegan atau ketepatannya. Uji reliabilitas dilakukan

dengan bantuan SPSS 16,0 for Windows, pengukuran uji reliabilitas dalam

penelitian ini menggunakan Croncbrach Alpha. Koefisien reliabilitas berdasarkan

nilai alfa menurut Wardani, dkk (2012: 346) adalah sebagai berikut:

Tabel 3.12

Rentang Indeks Reliabilitas

No Indeks Interpretasi

1 0,80 – 1,00 Sangat reliabel

2 < 0,80 – 0,60 Reliabel

3 < 0,60 – 0,40 Cukup reliabel

4 < 0,40 – 0,20 Agak reliabel

5 < 0,20 Kurang reliabel

Tabel hasil perhitungan reliabilitas instrumen pretest dan posttest

menggunakan SPSS 16.0 for Windows disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.13

Uji Reliabilitas Instrumen Pretest

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

.924 20

54

Tabel 3.14

Uji Reliabilitas Instrumen Posttest

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.936 20

Hasil uji reliabilitas instrumen yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

reliabilitas pretest maupun posttest memiliki interpretasi sangat reliabel karena

nilai Croncbach Alpha pretest maupun posttest menunjukkan angka lebih dari 0,8

yaitu 0,924 begitupun dengan reliabilitas posttest yaitu 0,936.

3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran

Analisis tingkat kesukaran dilakukan setelah uji validitas dan reliabilitas.

Namun, semua instrumen uji coba baik Instrumen uji coba pretest dan instrumen

pretest harus mengalami beberapa perubahan nomor. Berikut merupakan tabel

perubahan nomor dari instrument uji coba pretes maupun posttest ke nomor

instrument pretest maupun posttest.

Tabel 3.15

Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Pretest ke Instrumen Pretest

Nomor Instrumen Uji Coba Pretest

Nomor Instrumen

Pretest

Nomor Instrumen Uji Coba Pretest

Nomor Instrumen

Pretest

1 1 24 11

2 2 25 12

4 3 27 13

7 4 28 14

8 5 30 15

10 6 32 16

16 7 34 17

17 8 38 18

18 9 39 19

22 10 40 20

55

Tabel 3.16

Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Posttest ke Instrumen Posttest

Nomor Instrumen

Uji Coba Posttest

Nomor

Instrumen

Posttest

Nomor Instrumen

Uji Coba Posttest

Nomor

Instrumen

Posttest

1 1 20 11

2 2 21 12

4 3 26 13

5 4 27 14

6 5 29 15

12 6 30 16

14 7 31 17

15 8 34 18

18 9 36 19

19 10 40 20

Instrumen yang telah dinyatakan valid dan digunakan dalam instrument

pretest maupun posttest yang telah mengalami perubahan nomor kemudian

dihitung indeks tingkat kesukarannya (P). Menurut Wardani, dkk (2012: 338)

indeks tingkat kesukaran dapat dihitung dengan rumus berikut:

B

P = ----

N

Keterangan:

P = indeks tingkat kesukaran

B = jumlah peserta didik yang menjawab betul

N = jumlah peserta didik

Rentang nilai tingkat kesukaran dapat digunakan untuk menentukan

tingkat kesukaran butir soal. Tabel rentang nilai tingkat kesukaran menurut Aiken

1994 (dalam Wardani, dkk. 2012: 339) yaitu sebagai berikut:

Tabel 3.17

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

Rentang Nilai Tingkat Kesukaran

0,00 – 0,25 Sukar

0,26 – 0,75 Sedang

0,76 – 1,00 Mudah

56

Hasil analisis tingkat kesukaran instrumen uji coba pretest dan posttest

yang telah disusun menjadi instrument pretest dan posttes dapat disajikan tabel

tingkat kesukaran pada masing-masing instrumen sebagai berikut:

Tabel 3.18

Tingkat Kesukaran Instrumen Pretest

Tingkat

Kesukaran Nomor Instrumen/ Soal Jumlah

Sukar 4, 8, 9, 11 4

Sedang 1, 5, 10, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20 12

Mudah 2, 3, 6, 7 4

Jumlah Instrumen 20

Tabel 3.19

Tingkat Kesukaran Instrumen Posttest

Tingkat

Kesukaran

Nomor Instrumen/ Soal Jumlah

Sukar 4, 12, 13, 18 4

Sedang 1, 2, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 14, 15, 16, 17, 19 13

Mudah 3, 11, 20 3

Jumlah Instrumen 20

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data terdiri atas uji prasyarat dan uji hipotesis. Uji

prasyarat terdiri atas uji normalitas untuk menentukan apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak dan uji homogenitas untuk mengetahui tingkat

kesetaraan kelompok yang akan diteliti. Setelah dilakukan uji prasyarat kemudian

dapat dilaksanakan uji t (beda rata-rata) sebagai acuan untuk menguji hipotesis.

Sehingga dapat diketahui adanya perbedaan antara penggunaan model problem

based learning dan model project based learning terhadap hasil belajar siswa.

Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 for

Windows.

3.6.1 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas

mempunyai distribusi data yang normal atau tidak. Analisis uji normalitas data

dapat menggunakan Kolmogorov-Smirnov atau Shapiro-wilk kriterianya adalah

57

jika signifikansi hasil perhitungann >0,05 berarti data berdistribusi normal

sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan <0,05 berarti data berdistribusi tidak

normal. Dalam uji normalitas data ini menggunakan bantuan SPSS 16.0 for

Windows.

Hasil nilai pretest pada kelompok kontrol dan eksperimen, selanjutnya

akan dilakukan uji normalitas, homogenitas serta uji t dari hasil pretest sesuai

prosedur penelitian untuk mengetahui keadaan awal kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol. Berikut ini disajikan tabel perhitungan uji normalitas pada nilai

pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Tabel 3.20

Hasil Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Tests of Normality

KELOMPOK

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic Df Sig.

NILAI EKSPERIMEN .140 20 .200* .938 20 .215

KONTROL .128 20 .200* .956 20 .466

Tabel 3.20 menunjukkan bahwa nilai signifikansi dilihat dalam tabel

Shapiro-Wilk untuk hasl belajar IPA pada saat pretes pada kelompok eksperimen

menunjukkan angka sebesar 0,215 (0,215>0,05) dan kelompok kontrol

menunjukkan angka sebesar 0,466 (0,466> 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa

data kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada saat pretes berdestribusi

normal. Berikut ini disajikan Gambar 3.1 kurva uji normalitas hasil pretest

kelompok eksperimen dan Gambar 3.2 kurva uji normalitas hasil pretest

kelompok kontrol.

58

Gambar 3.2 Kurva Uji Normalitas Pretest Kelompok Eksperimen

Gambar 3.3 Kurva Uji Normalitas Pretest Kelompok Kontrol

Kedua gambar yaitu gambar 3.2 dan gambar 3.3, terdapat garis diagonal

yang menunjukkan keadaan ideal dari data yang mengikuti destribusi normal.

Titik-titik di sekitar garis adalah keadaan data yang diuji. Jika titik-titik berada

sangat dekat dengan garis atau bahkan menempel pada garis maka dapat

disimpulkan bahwa data mengikuti destribusi normal. Titik-titik yang ditunjukkan

pada kedua gambar hampir mendekati dan bahkan ada beberapa yang menempel

59

garis, maka seperti yang telah ditunjukkan dalam perhitungan menggunakan SPSS

16.0 for Windows maka, data kedua kelompok tersebut terdistribusi normal.

3.6.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varian bertujuan untuk mengetahui apakah varian kedua

kelompok homogen atau tidak. Dalam data nilai pretest uji homogenitas kedua

kelas harus memiliki varian yang sama (homogen) untuk dapat diberikan tindakan

dalam penelitian. Namun, untuk data nilai posttest disesuiakan dengan data nilai

yang ada karena keadaan kedua kelas telah mendapatkan tindakan atau perlakuan.

Acuan varian data kedua kelompok homogen adalah jika nilai probabilitas/

signifikansi > 0,05. Analisis uji homogenitas varian ini bisa dilakukan

menggunakan software SPSS 16.0 for Windows.

Hasil dari uji homogenitas data pretest hasil belajar IPA siswa kelas IVA

SD Negeri Plumbon 01 sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas IVB SD

Negeri Plumbon 01 sebagai kelompok kontrol disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 3.21

Hasil Uji Homogenitas Data Pretest Kelompok

Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

.359 1 38 .552

Hasil uji homogenitas pada tabel 3.21 menunjukkan signifikansi sebesar

0,552 (0,552 > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa kedua varians adalah sama

(kelompok kontrol dan kelompok eksperimen). Dfl= jumlah kelompok data - 1

atau 2 – 1 = 1 sedangkan df2= jumlah data- jumlah kelompok data atau 40 - 2 =

38.

60

3.6.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan untuk menguji signifikasi perbedaan mean/ rata-

rata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis data yang

digunakan adalah uji t. Agar kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka

syarat dari uji t adalah uji normalitas. Uji t yang digunakan adalah uji dua sampel

tidak berhubungan (Independent Samples T-Test). Hipotesis statistik dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : μ1 = μ2 artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara

penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan Project

Based Learning ditinjau dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA

kelas IV SD N Plumbon 01 tahun ajaran 2015/2016.

2. Ha : μ1 ≠ μ2 artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara penggunaan

model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based

Learning ditinjau dari hasil belajar dalam pembelajaran IPA kelas IV

SD N Plumbon 01 tahun ajaran 2015/2016.

Pengambilan keputusan hipotesis berdasarkan signifikansi adalah sebagai berikut:

1. Apabila sig > 0,05, maka Ho diterima dan Ha ditolak

2. Apabila sig < 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima

Kriteria pengujian hipotesis juga dapat dilakukan dengan melihat t tabel

dan t hitung. Menurut Sugiyono (2010: 97) bila harga t hitung lebih kecil atau

sama dengan (<) dari harga t tabel maka Ho diterima. Begitu pula sebaliknya, jika

harga t hitung lebih besar atau sama dengan (>) dari harga t tabel maka Ha

diterima. Harga t hitung adalah harga mutlak, jadi tidak dilihat (+) atau (-) nya.

Hasil uji t nilai pretest untuk mengetahui kondisi awal kedua kelompok

dalam penelitian ini setelah melakukan uji normalitas dan homogenitas disajikan

dalam tabel berikut:

61

Tabel 3.22

Hasil Uji t Data Pretest Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T Df

Sig.

(2-tailed)

Mean

Differen ce

Std.

Error

Differen ce

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

NI

LAI

Equal

varian ces

assumed

.359 .552 .482 38 .632 1.25000 2.59237 -3.99798 6.49798

Equal varian

ces not

assumed

.482 37.461 .632 1.25000 2.59237 -4.00046 6.50046

Hipotesis untuk kondisi awal kedua kelompok sebelum diberikan

perlakuan atau tindakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Ho : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest

kelompok ekperimen dengan rata-rata nilai pretest kelompok kontrol.

Ha : Terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest

kelompok eksperimen dengan rata-rata nilai pretest kelompok kontrol.

Nilai signifikansi pada tabel 3.22 menunjukkan angka 0,632 (0,632 >

0,05), maka Ho diterima, bahwa artinya tidak terdapat perbedaan yang signifikan

antara rata-rata nilai pretest kelompok eksperimen dengan rata-rata nilai pretest

kelompok kontrol. Selain melihat tingkat signifikansi 0,05, hasil uji t dari

perhitungan SPSS juga dapat dilihat dari t hitung dan t tabel.

Untuk mengetahui perbandingan t hitung dan t tabel, maka terlebih dahulu

menghitung dk. Dk adalah jumlah keseluruhan siswa dari kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen dikurangi dua (jumlah data). Dalam penelitian ini terdapat

62

40 siswa yang diteliti. Jadi, untuk mengetahui dk pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

dk = n1 + n2 – 2

= 20 + 20 – 2

= 38

Diketahui dk = 38 maka nilai t tabelnya 2,024. Nilai t hitung yang

diperoleh sebesar 0,482. Maka 0,482 < 2,024, jadi Ho diterima, yang berarti tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata nilai pretest kelompok

eksperimen dengan rata-rata nilai pretest kelompok kontrol. Sehingga kedua kelas

baik kelas eksperimen maupun kelompok kontrol dapat diberikan perlakuan untuk

penelitian.