bab iii metode penciptaan a. implementasi teoritik · penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm...

12
25 BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik 1. Tematik Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang pencipta karya seni menggambarkan latar belakang yang kompleks. Seperti pengalaman hidupnya, pengamatan terhadap objek atau bentuk-bentuk yang dikenalnya. Secara psikologi langkah pertama lahirnya karya seni adalah pengamatan peristiwa sesungguhnya bukan peristiwa yang lepas dan berdiri sendiri, karena ketika orang mengamati objek, maka akan ada dorongan dan rangsangan. Selanjutnya orang akan menangkap suatu objek secara pribadi sesuai dengan pengalamnnya. Biasanya objek benda atau hal yang menimbulkan ide dalam kelahiran suatu karya seni. Konsep kegelisahan penulis dalam lingkup seni rupa akan diimplementasikan ke dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan konsep tersebut didukung dengan adanya kajian-kajian dari beberapa sumber mengenai kegelisahan. Dengan diwujudkannya gagasan tersebut, diharapkan karya yang diciptakan dapat menjadi sarana bercerita ataupun luapan emosi, dan diharapkan proses berkaryanya dapat menjadi terapi yang dapat mengurangi atau meredakan rasa kegelisahan. Melalui karya yang diciptakan ini juga diharapkan dapat menjadi cara untuk menghibur diri dan sebagai bentuk

Upload: others

Post on 16-Oct-2019

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

25

BAB III

METODE PENCIPTAAN

A. Implementasi Teoritik

1. Tematik

Gagasan atau ide merupakan hal yang harus dimiliki seorang pencipta

karya seni dalam proses penciptaan karya seni. Subjektifitas dari seorang

pencipta karya seni menggambarkan latar belakang yang kompleks. Seperti

pengalaman hidupnya, pengamatan terhadap objek atau bentuk-bentuk yang

dikenalnya. Secara psikologi langkah pertama lahirnya karya seni adalah

pengamatan peristiwa sesungguhnya bukan peristiwa yang lepas dan berdiri

sendiri, karena ketika orang mengamati objek, maka akan ada dorongan dan

rangsangan. Selanjutnya orang akan menangkap suatu objek secara pribadi

sesuai dengan pengalamnnya. Biasanya objek benda atau hal yang

menimbulkan ide dalam kelahiran suatu karya seni.

Konsep kegelisahan penulis dalam lingkup seni rupa akan

diimplementasikan ke dalam suatu bentuk karya seni rupa. Perwujudan konsep

tersebut didukung dengan adanya kajian-kajian dari beberapa sumber mengenai

kegelisahan. Dengan diwujudkannya gagasan tersebut, diharapkan karya yang

diciptakan dapat menjadi sarana bercerita ataupun luapan emosi, dan

diharapkan proses berkaryanya dapat menjadi terapi yang dapat mengurangi

atau meredakan rasa kegelisahan. Melalui karya yang diciptakan ini juga

diharapkan dapat menjadi cara untuk menghibur diri dan sebagai bentuk

Page 2: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

26

introspeksi diri, mengingat kegelisahan yang timbul merupakan akibat dari

kekurangan yang ada dalam diri penulis.

Karya yang ditampilkan merupakan sebuah ilustrasi, yang mana dalam

visualisasinya penulis ingin mengajak penikmatnya untuk dapat juga

merasakan kegelisahan yang dirasakan oleh penulis. Demi terwujudnya hal

tersebut, perlu adanya unsur-unsur visual yang mendukung. Setiap karya yang

dibuat, menampilkan figur manusia gundul dan tanpa pakaian yang merupakan

bentuk dari kemurnian dan kejujuran atas pengalaman yang diilustrasikan

dalam karya. Serta mata terpejam sebagai wujud bahwa penulis benar-benar

meresapi dan merasakan kegelisahannya untuk diilustrasikan. Penulis mencoba

menggunakan gaya surealis dalam karya yang ditampilkan, karena proses

berimajinasi dengan gaya surealis untuk menyampaikan suatu gagasan melalui

bentuk yang mengandung filosofi terbilang lebih menarik menurut penulis.

2. Konsepsi

Konsep yang dipilih yaitu mengenai kegelisahan pribadi dalam lingkup

seni rupa. Suasana kegelisahan yang ditampilkan tidak lugas atau tidak secara

apa adanya. Namun, konsep mengenai kegelisahan ini ditampilkan dengan

diwakili oleh figur dan bentuk yang terkait dengan konsep. Figur manusia

dengan bahasa tubuhnya dan objek-objek pendukung yang ditampilkan

memiliki makna yang berhubungan dengan kegelisahan pribadi. Gagasan

tersebut akan diimplementasikan dalam bentuk karya seni rupa dua dimensi,

yaitu dalam bentuk seni grafis cetak tinggi yang menggunakan teknik

hardboardcut.

Page 3: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

27

Unsur-unsur seni rupa akan dikomposisikan sedemikian rupa untuk

mewujudkan suatu karya seni grafis. Selanjutnya akan dijelaskan masing-

masing unsur rupa yang ada dalam karya-karya ini.

a. Garis

Garis bermacam sifatnya seperti panjang, pendek, lurus, melengkung,

halus/tipis, tebal, dan lainnya. Garis juga ada yang semu dan nyata. Dalam

karya ini terdapat beberapa contoh garis yang telah disebutkan di atas.

Misalnya, pada karya 1 terdapat garis nyata yang digunakan dalam membuat

bentuk pusaran yang berputar-putar di atas kepala. Sedangkan garis semu,

digunakan sebagai pembatas suatu warna tanpa adanya sebuah garis nyata

yang membatasi atau tanpa adanya gradasi dalam perbedaan warna, garis

semu ditampilkan dalam pantulan cahaya pada kaca jam pasir yang terdapat

pada karya 5.

Gambar 6. Contoh garis nyata

(Sumber : Dokumentasi Fadil Azis Algoffar, 2017)

Garis nyata pada

bentuk pusaran

Page 4: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

28

Gambar 7. Contoh garis semu

(Sumber: Dokumentasi Fadil Azis Algoffar, 2017)

b. Bidang

Bidang terbagi menjadi bidang geometrik dan biomorfik. Bidang

geometrik yang digunakan di dalam karya seperti persegi, lingkaran, oval

dan segitiga. Sedangkan bidang biomorfik terbentuk dalam objek lain

seperti figur manusia dan objek pendukung lainnya. Dalam karya yang

dibuat olet penulis terdapat unsur bidang geometrik dan biomorfik dalam

beberapa karyanya, seperti pada karya 1 terdapat bidang geometrik

lingkaran yang diterapkan dalam memvisualkan bentuk jam. Kemudian

pada karya 3 terdapat bidang biomorfik yang diterapkan dalam

memvisualkan awan-awan.

Garis semu yang

terbentuk karena dua

warna yang berbeda

Page 5: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

29

Gambar 8. Contoh bidang geometris pada bentuk jam

(Sumber: Dokumentasi Fadil Azis Algoffar, 2017)

Gambar 9. Contoh bidang biomorfik pada bentuk-bentuk awan

(Sumber: Dokumentasi Fadil Azis Algoffar, 2017)

c. Warna

Dalam karya ini penulis hanya memunculkan hitam dan putih dalam

unsur pewarnaan, yang mana warna putih dimunculkan dari warna dasar

kanvas dan warna hitam dari tinta hasil proses mencetak. Dalam proses

pencetakan penulis hanya menggunakan warna hitam, sesuai dengan konsep

Page 6: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

30

kegelisahan, yang mana rasa gelisah merupakan salah satu bentuk dari

kesuraman. Selain itu penulis mencetak karya grafis hanya menggunakan

warna hitam karena ingin memunculkan detail dari efek cukilan yang

dihasilkan. Terdapat juga beberapa karya (karya 4, karya 5, karya 6) yang

mana di dalamnya memunculkan sebagian besar berupa blok warna hitam

yang sangat kuat, guna mendukung konsep karya yang berada dalam suatu

tempat yang gelap. Warna putih dalam karya ini dimunculkan dari warna

dasar kanvas dan bentuk dari bagian hardboard yang telah dicukil.

d. Tekstur

Terdapat dua jenis tekstur yaitu tekstur nyata dan tekstur semu. Dalam

karya ini hanya terdapat jenis tekstur semu. Tekstur semu yang ditampilkan

misalnya pada karya 3, kesan kasar dapat dirasakan pada latar yang berbatu

dan tebing-tebing di sekitar objek utama. Kesan kasar yang muncul tercipta

dari efek cukilan yang memperhatikan wujud dari sebuah latar berbatu dan

tebing. Dalam karya ini, unsur gelap dan terang juga turut mendukung

munculnya dan memperkuat efek tekstur semu.

Gambar 10. Tekstur semu pada latar berbatu dan tebing yang terkesan kasar

(Sumber: Dokumentasi Fadil Azis Algoffar, 2017)

Page 7: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

31

e. Ruang

Ruang sering dikaitkan dengan bidang, keluasan, dan batas, namun

terkadang ruang bersifat tidak terbatas dan tidak terjamah. Seperti dalam

karya ini, beberapa karya (karya 4, karya 5, karya 6) menggunakan unsur

ruang yang bersifat tidak terbatas. Menyesuaikan dengan konsep yang mana

dalam implementasinya diilustrasikan dalam suatu tempat yang gelap

(kegelapan). Latar tempat dalam karya memberi kesan seperti dalam suatu

ruang yang tidak terbatas dan tidak terjamah.

f. Cahaya dan Bayang-bayang

Unsur cahaya pada karya dua dimensional merupakan ilusi yang

diakibatkan oleh pembubuhan atau penambahan warna terang pada bagian

tertentu. Karya-karya yang diciptakan ini juga terdapat unsur cahaya dan

bayang-banyang di dalamnya. Seperti dalam karya 1, penulis membubuhkan

warna terang pada wajah yang menghadap ke atas, kemudian memberikan

efek warna gelap pada bagian bawah wajah (dagu dan leher), sehingga

menghasilkan efek adanya sumber cahaya yang menerangi wajah dan efek

bayang-bayang pada dagu dan leher yang tidak terkena cahaya.

Page 8: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

32

Gambar 11. Cahaya pada wajah dan bayang-bayang pada dagu dan leher

(Sumber: Dokumentasi Fadil Azis Algoffar, 2017)

B. Implementasi Rupa

1. Media

Media yang digunakan untuk merefleksikan kehelisahan penulis ke

dalam karya seni grafis adalah hardboard sebagai bahan utama atau master

plate yang nantinya akan dicetak pada sebuah bidang kosong berupa kanvas

menggunakan tinta cetak berbasis minyak.

Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai

bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

hardborad merupakan medium yang mudah untuk dicukil dan cukup mudah

untuk membuat detail suatu objek. Selain itu, dengan harga yang cukup

terjangkau, penulis dapat menghemat pengeluaran untuk menghasilkan suatu

karya seni. Penulis pun sudah cukup terbiasa dengan penggunaan hardboard

Page 9: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

33

sebagai bahan utama dalam proses pembuatan karya seni grafis sejak

menempuh perkuliahan Studio Grafis I.

Sedangkan penulis menggunakan kanvas sebagai bidang cetak berukuran

100cm x 130cm. Menurut penulis kanvas merupakan medium yang mudah

untuk ditemukan. Alasan penulis menggunakan kanvas sebagai bidang cetak

juga adalah mengingat ukuran hardboard sebagai master plate yang cukup

besar, dan membandingkan dengan jika mencetak pada sebuah kertas yang

ukuannya pun besar, menurut penulis kertas akan rentan sobek dan tidak

menjamin untuk tingkat keamanannya setelah proses mencetak bahkan setelah

proses penyajian.

2. Proses

Adapun proses dalam pengerjaan karya seni grafis cetak tinggi dengan

menggunakan teknik cukil hardboard adalah sebagai berikut:

1. Sumber Ide

Adanya gagasan untuk mengangkat kegelisahan pribadi, berawal dari

pengamatan, perenungan, dan penghayatan penulis pada sebuah

permasalahan. Penulis mengamati bahaimana masalah tersebut dapat terjadi

dan bagaimana sumber permasalahannya. Merenungkan atas permasalahan

yang terjadi, apakah kegelisahan yang timbul akibat ulah diri penulis, atau

penulis yang dirugikan sehingga merasakan suatu kegelisahan. Penulis pun

menghayati perasaan dan permasalahan yang dialami sehingga dapat

memunculkan ide atau gagasan untuk mengilustrasikannya ke dalam karya

seni grafis.

Page 10: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

34

2. Interpretasi

Gagasan untuk mengangkat rasa gelisah yang dialami penulis ini

selanjutnya perlu dilakukan interpretasi berupa pengolahan ide dan aspek-

aspek visual untuk menjadi suatu karya seni grafis. Pada tahap ini juga perlu

dilakukan pencarian referensi terkait konsep kegelisahan yang hendak

dibuat. Selain referensi, penulis juga harus mempertimbangkan faktor-faktor

keseluruhan seperti unsur visual, media, hingga hasil yang ingin dicapai.

3. Pembuatan karya

a. Setelah melakukan interpretasi, penulis membuat suatu sketsa pada

sebuah bidang kertas terkait perasaan gelisah yang dialami. Sketsa ini

digunakan sebagai acuan sebelum dipindahkan ke astas bidang

hardboard untuk dicukil.

b. Menyiapkan kanvas. Dalam hal ini penulis menggunakan kanvas yang

telah dispanram guna mencegah hasil yang tidak sesuai saat proses

mencetak. Setelah dispanram, kemudian kanvas diblok secara halus

dengan menggunakan cat akrilik agar dapat menutup pori-pori dan

mengurangi tekstur pada kanvas. Tujuannya agar pada saat proses

mencetak, gambar yang dihasilkan dapat sesuai dengan master plate,

atau agar hasil cetakan tidak menimbulkan efek tekstur kanvas.

c. Mulai pengerjaan cukilan pada hardboard yang telah disketsa. Dalam

pengerjaan cukilan, penulis harus memperhatikan berbagai hal, seperti

bagian mana saja yang harus dicukil dan mana yang tidak, karakter

cukilan, hingga ketelatenan saat mencukil. Hal tersebut guna

mendapatkan efek dan detail, atau hasil yang ingin dicapai. Penunlis

Page 11: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

35

menggunakan alat cukil merk Sakura karena kualitas barang yang cukup

bagus.

d. Kemudian proses pemberian tinta cetak pada permukaan hardboard

yang telah dicukil. Dalam tahap ini penulis menggunakan roll khusus

seni grafis agar mudah rata pada permukaan hardboard. Saat proses

pemberian tinta, penulis harus memperhatikan ketebalan tintanya, tidak

boleh terlalu tipis dan tidak boleh terlalu tebal. Karena apabila terlalu

tipis dikhawatirkan akan sulit tercetak pada bidang kanvas, dan tidak

boleh terlalu tebal agar tinta yang diberikan tidak masuk ke dalam

celah/bagian yang telah dicukil, yang sehingga akan menyebabkan

berkurangnya detail hasil cetakan.

e. Saat proses mencetak juga sangat diperlukan pertimbangan teknik

terlebih dahulu guna menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Saat

proses mencetak, penulis perlu membuat mal-malan (acuan cetak) pada

lantai untuk mengindari bergesernya master plate atau bergesernya

bidang cetak. Selain itu pentingnya acuan cetak juga untuk mencegah

tidak sesuainya posisi yang diharapkan pada hasil cetak. Pada proses ini,

penulis menggunakan centong nasi berbahan kayu untuk menggosok

bagian bekalang kanvas agar gambar telah dicukil pada hardboard dapat

tercetak dengan baik. Jika dirasa tinta sudah tercetak dengan rata pada

bidang kanvas, angkat kanvas secara perlahan.

f. Tahap terakhir, tunggu hingga tinta yang telah yang telah tercetak pada

kanvasmengering. Kemudian tulis keterangan karya berupa edisi, teknik,

Page 12: BAB III METODE PENCIPTAAN A. Implementasi Teoritik · Penulis menggunakan hardboard berukuran 90cm x 120cm sebagai bahan utama dalam pembuatan karya seni grafis cetak tinggi ini karena

36

judul, nama seniman, serta tahun pembuatan pada sisi bagian bawah

karya.

3. Penyajian

Dalam dunia seni rupa, penyajian suatu karya seni adalah salah satu hal

yang perlu diperhatikan. Sebab apabila penyajian suatu karya seni kurang

diperhatikan, maka dampak yang ditimbulkan adalah karya menjadi kurang

menarik untuk disajikan, serta yang seharusnya karya tersebut ‘enak’ untuk

dilihat bisa menjadi kurang ‘enak’ untuk dilihat, bahkan dapat membuat

penikmat seni menjadi tidak tertarik untuk melihat dan mengapresiasi karya

tersebut. Penyajian suatu karya juga menjadi suatu hal yang penting untuk

kelayakan pajang, terlebih dalam suatu pameran. Oleh karena itu, penulis pun

memperhatikan soal penyajian karya. Karya seni grafis yang telah dibuat,

disajikan dengan menggunakan kanvas yang telah dispanram. Penulis

menggunakan spanram dengan pertimbangan kelayakan pajang/pamer, yaitu

spanram dengan ketebalan samping minimal 5cm.