bab iii metode penelitianrepository.upi.edu/25849/6/t_ips_1402444_chapter 3.pdf · kompetensi inti...

38
84 Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III METODE PENELITIAN Pada bab metode penelitian penulis akan menyajikan tahapan-tahapan proses penelitian yang akan dilaksanakan peneliti. Berikut susunan atau sistematika penelitian, diawali dengan desain penelitian, pastisipan, populasi dan sample, instrument penelitin, prosedur penelitian, dan analisis data yang dianggap perlu untuk penelitian ini. A. Desain Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa survey mengenai pengaruh penggunaan variasi model pembelajaran Discovery- inquiry based learning, Problem based learning, dan Project based learning terhadap ketercapaian kompetensi inti pada mata pelajaran IPS dalam kurikulum 2013 di SMP kota Bandung, dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Berikut adalah gambaran penelitian kuantitatif menurut Suriasumatri dalam Kuntjojo (2009 hlm. 14): Gambar 3.1 Metoda Ilmiah

Upload: others

Post on 11-Dec-2020

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

84

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

Pada bab metode penelitian penulis akan menyajikan tahapan-tahapan

proses penelitian yang akan dilaksanakan peneliti. Berikut susunan atau

sistematika penelitian, diawali dengan desain penelitian, pastisipan, populasi dan

sample, instrument penelitin, prosedur penelitian, dan analisis data yang dianggap

perlu untuk penelitian ini.

A. Desain Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini berupa survey

mengenai pengaruh penggunaan variasi model pembelajaran Discovery-

inquiry based learning, Problem based learning, dan Project based

learning terhadap ketercapaian kompetensi inti pada mata pelajaran IPS

dalam kurikulum 2013 di SMP kota Bandung, dan jenis penelitian ini

adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Berikut adalah gambaran penelitian

kuantitatif menurut Suriasumatri dalam Kuntjojo (2009 hlm. 14):

Gambar 3.1

Metoda Ilmiah

Page 2: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

85

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian deskriptif adalah usaha mengungkapkan suatu masalah

atau keadaan berdasarkan temuan fakta, sehingga bersifat

mengungkapkan fakta dan memberikan gambaran secara obyektif tentang

keadaan yang sebenarnya terjadi dari objek yang diteliti. Hal ini

dimaksudkan untuk menghasilkan deskripsi beberapa aspek dari populasi

yang dipelajari oleh penulis dan memerlukan informasi dari subjek yang

dipelajari. Penelitian survey menyelidiki populasi (semesta) dengan

menseleksi dan menyelidiki sampel-sampel yang ditarik dari populasi

untuk menemukan peristiwa relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan

antar variabel-variabel (Kerlinger, 1973 hlm. 410). Serupa dengan

Kerlinger, Singarimbun dan Effendi (1995) menyatakan bahwa, penelitian

survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan

mengumpulkan data mengenai faktor-faktor yang berkaitan dengan

variabel penelitian.

Jenis penelitian ini berdasarkan tingkat ekplanasinya adalah

penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2006) menyatakan bahwa,

penelitian tingkat ekplanasi (level of exlpanation) adalah tingkat

penjelasan. Maksud dari penelitian ini ialah mencoba menjelaskan

kedudukan variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu

variabel dengan variabel yang lain. Untuk penelitian kuantitatif ini, pasti

ada hipotesis penelitian sebagai dugaan sementara yang akan diuji

kebenarannya oleh penulis. Menurut Hartarik (2012 hlm. 55) Hipotesis

dibangun oleh kerangka teori dan kerangka pemikiran sebagai kesimpulan

akhir dari kajian teori. Selain cara tersebut dapat juga diperoleh dari

pengalaman amatan dilapangan yang kemudian menghasilkan suatu

hipotesis kerja. Pengujian hipotesis merupakan pengkajian menggunakan

angka-angka atau secara statistika, apakah hipotesis tersebut didukung

oleh data atau tidak.

Babbie (1973 hlm. 57) mengemukakan bahwa rancangan penelitian

survey memiliki tiga tujuan umum, yaitu deskripsi, eksplanasi, dan

Page 3: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

86

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

eksplorasi. Tujuan deskriptif adalah untuk melakukan pembuktian

deskriptif mengenai populasi, yakni menemukan distribusi dari karakter-

karakter atau atribut-atribut tertentu.

B. Partisipan

Penelitian ini direncanakan akan berjalan selama 6 bulan. Penelitian

ini dimulai pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2016. Pada

waktu yang telah ditentukan tersebut penulis akan melaksanakan sejumlah

aktivitas penelitian di sekolah-sekolah tingkat SMP di Kota Bandung

yang menerapkan kurikulum tahun 2013.

Partisipan dalam penelitian ini adalah guru dan peserta didik di

sekolah yang menerapkan kurikulum tahun 2013. Hal ini diputuskan

karena, guru berpengalaman secara langsung mengajarkan mata pelajaran

IPS dengan menggunakan metode-metode pembelajaran kepada peserta

didik. Sehingga peneliti berasumsi bahwa guru dan peserta didik

merupakan orang yang tepat untuk menjadi partisipan untuk pengambilan

data dalam penelitian ini.

Adapun data sebagai informasi penelitian ini dibagi menjadi dua

yakni data primer dan data sekunder:

1. Data primer

Data Primer adalah data yang diperoleh dari responden secara

langsung yang dikumpulkan melalui survey lapangan dengan

menggunakan teknik pengumpulan data yang diperoleh secara

langsung dari peserta didik. Adapun pengertian data primer menurut

Marzuki, (2002 hlm. 55) data primer adalah data yang diperoleh

langsung dari sumber yang diamati dan dicatat untuk pertama

kalinya.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung baik

dari buku literature, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang dimiliki

oleh instansi bersangkutan seperti dokumen dari sekolah, dinas

Page 4: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

87

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan kota Bandung atau media lain. Pengertian data sekunder

menurut Umi Narimawati (2008 hlm. 94) bahwa data sekunder

merupakan data yang sudah tersedia sehingga kita tinggal mencari

dan pengumpulkan data.

C. Populasi, Sample dan Variable Penelitian

1. Populasi

Secara bahasa populasi berasal serapan dari bahasa Inggris

population yang berarti sekumpulan individu. Menurut Sugiyono

(2007 hlm.55) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulan. Populasi penelitian merupakan sekumpulan objek

penelitian dapat berupa manusia, dokumen-dokumen, dan hal lain

sebagainya yang dianggap sebagai objek penelitian dengan jumlah

yang sangat besar. Karena jumlah populasi penelitian ini terlalu

banyak untuk diteliti secara satu demi satu maka harus diambil sample

penelitian. Populasi dari penelitian ini adalah para peserta didik di

SMP Negeri kota Bandung yang menerapkan kurikulum 2013, yakni

peserta didik dari SMP Negeri 2 Bandung, SMP Negeri 4 Bandung,

SMP Negeri 5 Bandung, dan SMP Negeri 13 Bandung.

2. Sampel

Tidak jauh berbeda dengan populasi, sampel penelitian berasal

dari serapan bahasa Inggris yakni sample, yang artinya contoh

sebagian dari populasi. Sampel penelitian merupakan sebagian dari

keseluruhan jumlah yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono

(2006 hlm. 56) sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi. Apabila populasi besar, dan peneliti tidak

mungkin mempelajari semua yang ada populasi. Telah disinggung

oleh penulis sebelumnya pengambilan sampel penelitian hal ini

Page 5: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

88

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikarenakan ada keterbatasan dana, tenaga dan waktu untuk meneliti

jumlah populasi yang banyak, maka peneliti dapat menggunakan

sampel yang diambil dari populasi tersebut. Oleh karena itu sampel

yang akan diambil dari populasi harus betul-betul representative atau

dapat mewakili keseluruhan populasi penelitian. Untuk lebih

memudahkan memahami populasi dan sampel perhatikan gambar di

bawah berikut:

Gambar 3.2

Logika Populasi dan Sampel

Jika kita perhatikan gambar di atas ada gambar lingkaran besar

berwarna biru yang lambangkan dengan huruf “N” kapital adalah

menggambarkan populasi, dan ada lingkaran kecil berwarna abu-abu

di dalam lingkaran besar warna biru, yang dilambangkan dengan huruf

“n” kecil menggambarkan sampel atau sebagian karakteristik dari

populasi yang dijadikan contoh untuk objek penelitian. Babbie (1973)

mengatakan sampling is the process of selecting observations yang

artinya sampling adalah proses seleksi dalam kegiatan observasi.

Proses seleksi yang dimaksud Babbie adalah proses untuk

mendapatkan sampel untuk objek penelitian yang dibutuhkan.

Berikut adalah teknik penentuan sampel dikemukakan oleh

Zikmund (1994 hlm. 359), sebagai berikut:

N n

N : Populasi

n : Sampel

Page 6: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

89

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Mendefinisikan populasi target.

b. Menseleksi sebuah sampling frame.

c. Menentukan metode sampling.

d. Penentuan prosedur untuk menyeleksi uni-unit sampling.

e. Penentuan ukuran sampel.

f. Menseleksi unit-unit sampling aktual.

g. Melaksanakan pengumpulan data.

Untuk mengambil sampel penelitian ini, penulis menggunakan

teknik penarikan sampel probabilitas, yakni suatu teknik dalam

penarikan sampel yang mendasarkan diri bahwa setiap anggota

populasi memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi

sampel penelitian (Prasetyo dan Jannah, 2008 hlm. 122).

Untuk pemilihan sekolah yang akan menjadi sampel penelitian

menggunakan teknik non probabilitas. Hal ini dilakukan karena

jumlah populasi sekolah sebagai pilot projek penerapan kurikulum

2013 hanya berjumlah 4 sekolah untuk tingkat SMP Negeri. Tujuan

penulis sebagai peneliti adalah melihat pengaruh penggunaan variasi

model pembelajaran kurikulum 2013 terhadap ketercapaian

kompetensi inti pada pembelajaran IPS di SMPN Kota Bandung,

sehingga didapat sampel sebanyak 4 sekolah, yakni SMPN 2, SMPN

4, SMPN 5, dan SMPN 13. Berikut adalah tabel SMP Negeri yang

ditetapkan menjadi sampel penelitiaan:

Tabel 3.1

Populasi Penelitian

No Nama Sekolah Kelas Jumlah

Peserta didik

1 SMPN 2 Bandung VII 324 Orang

VIII 324 Orang

IX 395 Orang

Page 7: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

90

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2 SMPN 4 Bandung VII 376 Orang

VIII 338 Orang

IX 302 Orang

3 SMPN 5 Bandung VII 435 Orang

VIII 435 Orang

IX 435 Orang

4 SMPN 13 Bandung VII 270 Orang

VIII 425 Orang

IX 464 Orang

Total 4523 Orang

Sumber: Data primer diolah (2016)

Untuk menentukan peserta didik yang menjadi sampel penelitian

tiap sekolah peneliti menggunakan proportional random sampling.

Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan yang sama kepada

semua peserta didik untuk menjadi sampel penelitian. Random

sampling sendiri ialah pengambilan sampel secara acak. Berdasarkan

hasil studi awal ke lapangan didapat jumlah siswa kelas VII, VIII, dan

IX yaitu sebanyak 4523 orang, untuk menentukan jumlah sample yang

diambil dari masing-masing sekolah, peneliti menggunakan tabel

Isaac dan Michael (Sugiyono, 2012, hlm. 131). Jika jumlah populasi

yang didapat adalah 1552 orang maka sampel yang diambil adalah

283 orang responden Berikut adalah rumus dan tabel Issac dan

Michael untuk penentuan sampel penelitian:

Rumus penghitungan sampel penelitian:

Keterangan:

= Taraf kesalahan (1%, 5%, 10%)

Page 8: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

91

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

= Jumlah populasi

= Proporsi dalam populasi (0,5)

= 1 – P (1 – 0,5 = 0,5)

= Drajat kebebasan (0,5)

Berdasarkan jumlah sekolah yang telah di tetapkan menjadi

sampel penelitin. Berikut adalah rincian pengambilan sampel peserta

didik dari masing-masing sekolah yang akan menjadi responden

dalam penelitian ini.

Tabel 3.2

Distribusi Sampel

No Nama Sekolah Distribus Sample Jumlah

Sample

1 SMPN 2 Bandung 324 x 283 =

1522

60 orang

2 SMPN 4 Bandung 338 x 283 =

1522

63 orang

3 SMPN 5 Bandung 435 x 283 =

1522

81 orang

4 SMPN 13 Bandung 425 x 283 =

1522

79 orang

Total 283 Orang

Sumber: Data primer diolah (2016)

Berdasarkan perhitungan pengambilan sampel (responden)

secara rinci, maka jumlah sampel peserta didik (responden) yang

diambil dari ke-empat sekolah tersebut berjumlah 283 orang

responden. Setiap sampel (reponden peserta didik) dari masing-

masing sekolah akan diambil secara acak atau teknik random

sampling.

Page 9: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

92

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Variable Penelitian

Variabel di dalam suatu penelitian merupakan atribut dari

sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu

dengan lainnya dalam kelompok tersebut. Hatch dan Farhady (1982)

mengungkapkan variabel didefinisikan sebagai atribut seseorang atau

objek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain

atau satu objek dengan objek yang lain. sedangkan menurut Sugiyono

(2009, hlm. 38) variabel penelitian pada dasarnya adalah segala

sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian

ditarik kesimpulannya.

Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstruk

(constructs) atau sifat yang akan dipelajari. Dalam penelitian ini

menggunakan dua variabel, yaitu:

a. Variabel Bebas (Independen)

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat) (Sugiyono, 2014 hlm 39). Berikut adalah

yang menjadi variabel independent dalam penelitian ini: Model

Pembelajaran (X1), discovery-inquiry based learning (X2),

problem based learning dan discovery-inquiry based learning

(X3), problem based learning, dan project based learning (X4).

b. Variabel Terikat (Dependen)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2014

hlm 39). Berikut adalah yang menjadi variabel dependen dalam

penelitian ini: kompetensi inti (Y)

Page 10: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

93

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.3

Variable Yang Digunakan

Variabel Laten Notasi Variabel Indikator Notasi

Model

Pembelajaran

X Discovery/Inqiury

Based Learning

X1

Problem Based

Learning

X2

Project Based

Learning

X3

Kompetensi Inti Y Spiritual Y1

Sosial Y2

Pengetahuan Y3

Keterampilan Y4

Sumber: Dikembangkan oleh Peneliti (2016)

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

1. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik untuk pengumpulan data dalam penelitian ini

yakni menggunakan kuesioner dan dokumentasi:

a. Angket (kuisioner)

Metode kuesioner ialah suatu cara pengumpulan data

menggunakan sejumlah pertanyaan tertutup yang tertulis kepada

responden dengan harapan responden memberikan respon

dengan memberikan jawaban yang dibutuhkan oleh penulis

selama melakukan penelitian ini. Menurut Mardalis (2008 hlm.

66) angket atau kuesioner adalah teknik pengumpulan data

melalui formulir-formulir yang berisi pertanyaan-pertanyaan

yang diajukan secara tertulis pada seseorang atau sekumpulan

orang untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan dan informasi

yang diperlukan oleh peneliti.

Page 11: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

94

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi ialah suatu cara pengumpulan data

menggunakan berbagai dokumen seperti foto, video, berkas,

arsip dan lain-lain yang dibutuhkan sebagai data penelitian.

Menurut Arikunto (2012 hlm. 158) metode dokumentasi yaitu

pengumpulan data dimana peneliti menyelidiki benda-benda

tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-

peraturan, dan sebagainya.

2. Instrumen Penelitian

Dalam suatu penelitian pastilah dibutuhkan suatu instrumen

penelitian, dimana instrumen ini sebagai alat bantu peneliti dalam

mengukur penelitian yang sedang berjalan. Instrumen penelitian

merupakan suatu alat ukur dalam penelitian, yaitu suatu alat yang

digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk

angket penelitian.

E. Skala Pengukuran

Pengukuran adalah aturan pemberian angka untuk objek penelitian

sehingga angka ini mewakili kualitas objek tersebut. Ada beragam skala

pengukuran yang dapat digunakan oleh peneliti dalam merancang skala

pengukuran pada penelitian perilaku misalnya; skala thurstone, skala

guttman, dan skala likert.

Skala yang akan digunakan oleh peneliti pada penelitian ini adalah

skala Likert, peneliti beranggapan skala ini lebih cocok untuk di terapkan

dalam penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti. Skala likert

menggunakan beberapa butir pertanyaan untuk mengukur perilaku

individu dengan merespon 5 titik pilihan pada setiap butir pertanyaan,

sangat setuju, setuju, tidak memutuskan, tidak setuju, dan sangat tidak

setuju (Likert dalam Budiaji, 2013). Kemudahan penggunaan skala Likert

ini menyebabkan skala Likert lebih banyak digunakan oleh peneliti.

Page 12: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

95

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Namun kemudahan dalam penyusunan skala likert sebagai alat ukur

perilaku individu perlu diperhatikan dengan hati-hati untuk menghindari

kesalahan dalam analisis data. Agar tidak terjadi kesalahan tafsir dan

membingungkan para responden dalam menjawab angket yang diberikan

oleh peneliti, sehingga responden memberikan jawaban yang bukan

jawaban yang ingin diberikan oleh responden. Berikut adalah skala

penilaian dalam skala Likert:

Tabel 3.4

Skala Penilaian

Skor 1 2 3 4 5

Keterangan Sangat

tidak

setuju

Tidak

setuju

Netral Setuju Sangat

setuju

F. Prosedur Penelitian

Penelitian kuantitatif pelaksanaannya berdasarkan prosedur yang

telah direncanakan sebelumnya. Adapun prosedur penelitian ini terdiri dari

tahapan-tahapan kegiatan sebagai berikut (Kuntjojo, 2009 hlm. 12):

a. Identifikasi permasalahan

b. Studi literatur.

c. Pengembangan kerangka konsep

d. Identifikasi dan definisi variabel, hipotesis, dan pertanyaan

penelitian.

e. Pengembangan disain penelitian.

f. Teknik sampling.

g. Pengumpulan dan kuantifikasi data.

h. Analisis data.

i. Interpretasi dan komunikasi hasil penelitian.

Page 13: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

96

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

G. Analisis Data

Analisis data diartikan sebagai upaya pengolahan data penelitian

menjadi informasi yang dibutuhkan oleh peneliti dalam penelitian,

sehingga karakteristik atau sifat-sifat dari data penelitian tersebut dapat

dengan mudah dipahami oleh penulis maupun orang lain sebagai pembaca

dan bermanfaat untuk menjawab masalah-masalah yang berkaitan dengan

kegiatan penelitian. Teknik analisis data penelitian juga dapat diartikan

sebagai cara melaksanakan analisis terhadap data penelitian, dimana

tujuannya adalah untuk mengolah data tersebut menjadi informasi yang

dibutuhkan peneliti dalam penelitian, sehingga karakteristik atau sifat-sifat

dari data penelitian tersebut dapat dengan mudah dipahami peneliti dan

pembaca lainnya. Hal ini juga bermanfaat untuk menjawab masalah-

masalah yang berkaitan dengan kegiatan penelitian yang sedang

dilakukan, baik yang berkaitan dengan deskripsi data penelitian maupun

untuk membuat induksi, atau menarik kesimpulan tentang karakteristik

populasi berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari sampel. Program

yang digunakan untuk mengolah data atau menganalisis data, peneliti

menggunakan program IBM SPSS Ver. 21, IBM SPSS AMOS Graphic

Ver21 dan program Microsoft Exel 2010 untuk tabulasi data.

H. Definisi Oprasional

1. Model Pembelajaran

Model pembelajaran merupakan bentuk pembelajaran yang

tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.

Model pembelajaran merupakan prosedur yang sistematis dalam proses

penerapan pembelajaran aktif di dalam kelas. Model pembelajaran juga

dapat diartikan sebagai pendekatan atau strategi dalam melaksanakan

pembelajaran.

Model pembelajaran yang dianjurkan dalam kurikulum 2013 ini

ada tiga yakni: Discovery-inquiry based learning, Problem based

learning dan Project based learning, dimana ketiga model

Page 14: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

97

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran ini mengakomodir teknik belajar kontruktivistik.

Dimana peserta didik harus mampu mengembangkan pemahamannya

sendiri terkait materi pembelajaran yang sedang ia pelajari. Ketiga

model pembelajaran ini berorientasi pada siswa, semua kegiatan

bertumpu pada siswa. Pendidik bertugas mengarahkan dan mengawasi

peserta didik dalam kegiatan belajar. Hal ini bertujuan melatih siswa

agar mampu belajar sendiri sebagai mana seorang peneliti yang

melakukan penelitian untuk mengungkap kebenaran yang diinginkan.

Kelak kemampuan ini sangat berguna untuknya dimasa yang akan

datang.

2. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai

Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki oleh setiap peserta

didik untuk dinyatakan lulus pada setiap tingkat kelas (jenjang

pendidikan) atau program pendidikan. Kompetensi inti dalam

kurikulum 2013 terbagi menjadi empat kompetensi/aspek yakni: (1)

Aspek Spiritual, (2) Aspek Sikap Sosial, (3) Aspek Pengetahuan, dan

(4) Aspek Keterampilan. Ke-empat aspek ini dimunculkan pada

kurikulum 2013 setelah sebelumnya tidak terakomodir oleh pendidik

pada kurikulum KTSP. Hal ini dimunculkan secara baku dalam

perkembangan maupun tujuan proses pembelajaran kurikulum baru

ini. Empat aspek tadi merupakan tujuan yang harus dicapai dalam

setiap proses pembelajaran di sekolah.

I. Instrumen Penelitian

Intrumen penelitian membantu peneliti dalam mengumpulkan data-

data akurat yang diperlukan untuk penelitian itu sendiri. Intrumen dalam

penelitian ini berbentuk angket pertanyaan tertutup. Data-data yang

berhasil dikumpulkan melalui angket (instrumen penelitian) kemudian

akan diolah untuk mendapatkan jawaban untuk menjawab rumusan

Page 15: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

98

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

masalah dan hipotesis yang telah dirumuskan oleh peneliti. Instrumen

penelitian adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena dalam

maupun sosial yang diamati, secara spesifik semua fenomena ini disebut

variabel penelitian. Instumen-instrumen yang digunakan untuk mengukur

variabel dalam ilmu alam sudah banyak tersedia dan telah teruji validitas

dan reliabilitasnya (Sugiyono, 2014 hlm. 102). Berikut adalah tabel kisi-

kisi instrumen penelitian ini:

Tabel 3.5

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variable Sub Variable Deskriptor No Item

Model

Pembela-

jaran

Discovery-inquiry based

learning

1. Pengamatan terhadap

pokok bahasan

2. Kerjasama

3. Membuat dugaan-dugaan

yang akan diuji

4. Menguji dugaan-dugaan

yang telah dibuat

sebelumnya

5. Membuat kesimpulan

6. Evaluasi

1,2,3,4,5,6

Problem based learning

1. Diawali dengan masalah

sebagai topik

pembelajaran

2. Menantang peserta didik

untuk memecahkan

masalah

3. Permasalah dapat

ditinjau dari berbagai

perspektif ilmu dan

berbagai sumber

4. Peserta didik diberi

kebebasan untuk

memberikan solusi

(pemecahan masalah)

dan diungkapkan

5. Kerjasama

6. Evaluasi

7,8,9,10,11

,12

Project based learning 1. Diawali dengan masalah

sebagai topik

pembelajaran

2. Menantang peserta didik

13,14,15,

16,17,18,1

9

Page 16: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

99

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk membuat desain

proyek yang akan

dikerjakan

3. Terampil dalam

menerapkan pengetahuan

kedalam proyek sebagai

pemahaman

4. Peserta didik diberi

kebebasan untuk

berkreasi dalam proyek

5. Kerjasama

6. Menghasilkan produk

dan ditampilkan

7. Evaluasi

Frekuensi model 1. Dari ketiga model diatas,

model pembelajaran

mana yang paling sering

yang digunakan oleh

guru?

2. Dari ketiga model

pembelajaran diatas

menurut anda mana yang

paling disukai atau

memudahkan anda

dalam belajar?

20

21

Pembela-

jaran

Saintifik

Mengamati 1. Membaca

2. Mendengarkan

3. Menyimak

4. Memperhatikan

1,2,3,4

Menanya 1. Mengajukan pertanyaan 5

Mengump

ulkan

informasi/

eksperime

n

1. Melakukan eksperimen

2. Membaca sumber lain

selain buku teks

3. Mengamati objek/

kejadian/

4. Aktivitas dalam belajar

5. Wawancara dengan

narasumber

6,7,8,9,10

Mengasosi

asikan/

mengolah

informasi

1. Mengolah informasi dari

hasil eksperimen dan

informasi

2. Pengolahan informasi

sampai mencari solusi

11,12

Mengkom

unikasikan

1. Menyampaikan hasil

pengamatan,

2. Menyimpulkan hasil

analisis secara lisan,

tertulis, atau media

lainnya

13,14

Page 17: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

100

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kompe-

tensi Inti

Spritual Menghargai

dan

menghayati

ajaran

agama yang

dianut.

1. Berdoa sebelum dan

sesudah menjalankan

sesuatu.

2. Menjalankan ibadah

tepat waktu.

3. Memberi salam pada saat

awal dan akhir presentasi

sesuai agama yang

dianut.

4. Mengucapkan syukur

ketika berhasil

mengerjakan sesuatu.

5. Menjaga lingkungan

hidup di sekitar rumah

tempat tinggal, sekolah

dan masyarakat.

6. Memelihara hubungan

baik dengan sesama

umat ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa.

7. Bersyukur kepada Tuhan

Yang Maha Esa sebagai

bangsa Indonesia.

8. Menghormati orang lain

menjalankan ibadah

sesuai dengan agamanya.

1,2,3,4,5,6,

7,8

Sosial Jujur 1. Tidak menyontek dalam

mengerjakan

ujian/ulangan.

2. Mengungkapkan

perasaan apa adanya.

3. Menyerahkan kepada

yang berwenang barang

yang ditemukan.

4. Mengakui kesalahan atau

kekurangan yang

dimiliki

9,10,11,12

Disiplin 1. Datang tepat waktu.

2. Patuh pada tata tertib

atau aturan

bersama/sekolah

3. Mengerjakan/mengumpu

lkan tugas sesuai

4. Mengikuti kaidah

berbahasa tulis yang baik

dan benar

13,14,15,

16

Tanggung

Jawab

1. Melaksanakan tugas

individu dengan baik.

2. Menerima resiko dari

tindakan yang dilakukan.

3. Mengembalikan barang

yang dipinjam.

4. Mengakui dan meminta

maaf atas kesalahan yang

dilakukan

17,18,19,

20,21

Page 18: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

101

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

5. Menepati janji.

Toleransi 1. Tidak mengganggu

teman yang berbeda

pendapat.

2. Menerima kesepakatan

meskipun berbeda

dengan pendapatnya.

3. Dapat menerima

kekurangan orang lain.

4. Dapat mememaafkan

kesalahan orang lain.

22,23,24,

25

Gotong

Royong

1. Terlibat aktif dalam

bekerja bakti

membersihkan kelas atau

sekolah.

2. Aktif dalam kerja

kelompok.

3. Memusatkan perhatian

pada tujuan kelompok.

4. Tidak mendahulukan

kepentingan pribadi.

5. Mendorong orang lain

untuk bekerja sama demi

mencapai tujuan

bersama.

26,27,28,

29,30

Sopan dan

Santun

1. Menghormati orang yang

lebih tua.

2. Tidak berkata-kata kotor,

kasar, dan takabur.

3. Mengucapkan terima

kasih setelah menerima

bantuan orang lain.

4. 3S (salam, senyum,

sapa).

5. Meminta ijin ketika akan

memasuki ruangan orang

lain atau menggunakan

barang milik orang lain.

31,32,33,

34,35

Percaya Diri 1. Mampu membuat

keputusan dengan cepat.

2. Tidak mudah putus asa.

3. Tidak canggung dalam

bertindak.

4. Berani presentasi di

depan kelas.

5. Berani berpendapat,

bertanya, atau menjawab

pertanyaan.

36,37,38,

39,40

Page 19: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

102

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pengeta-

huan

Proses 1. Mengerjakan tugas yang

diberikan

2. Berfikir kritis

3. Aktif

41,42,43

Rencana 1. Wawancara

2. Pekerjaan rumah atau

tugas yang dikerjakan

secara individu atau

kelompok sesuai dengan

karakteristik tugas.

44

45

Keteram

pilan

Perencanaan 1. Menentukan Proyek.

2. Merancang langkah-

langkah penyelesaian

proyek dari awal sampai

akhir.

3. Menyusun jadwal

pelaksanaan proyek

46,47,48

Pelaksanaan 1. Menyelesaikan proyek

dengan difasilitasi dan

dipantau guru.

2. Mempresentasikan/mem

publikasikan hasil

proyek

49,50

Laporan

Proyek

1. Evaluasi proses

2. Evaluasi hasil

51,52

Sumber: Dikembangkan oleh Peneliti

1. Uji Validitas

Validitas menunjukkan kevalidan atau absahan suatu instrumen.

Jadi pengujian validitas itu mengacu pada ke-efektifan suatu

instrumen dalam menjalankan fungsinya yakni menggali informasi

yang real sesuai kondisi dilapangan. Azwar dalam Matondang (2009,

hlm. 89) menyatakan bahwa validitas berasal dari kata validity yang

mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Semakin

tinggi validitas suatu intrumen penelitian maka akan semakin tepat

sasaran terhadap sesuatu yang harus diukur. Langkah uji validitas ini

dilaksanakan untuk meminimalisir pertanyaan pertanyaan yang tidak

valid. Hal ini sejalan dengan yang diungkapkan oleh Arikunto (2002,

hlm. 144) Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-

tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen. Suatu instrumen

dapat dikatakan valid jika mampu mengungkapkan data penelitian

Page 20: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

103

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

secara tepat. Intensitas tinggi atau rendahnya validitas

menggambarkan data penelitian tidak menyimpang dari yang

diharapkan atau yang ingin diteliti.

Cara yang digunakan untuk menguji validitas menurut

Matondang (2009, hlm. 90-91) ada 3 macam yakni:

a. Validitas Isi menunjukkan sejauh mana pertanyaan, tugas

atau butir dalam suatu tes atau instrumen mampu mewakili

secara keseluruhan dan proporsional perilaku sampel yang

dikenai tes tersebut.

b. Validitas Konstruk adalah validitas yang mempermasalahkan

seberapa jauh butir-butir tes mampu mengukur apa yang

benar-benar hendak diukur sesuai dengan konsep khusus atau

definisi konseptual yang telah ditetapkan. Validitas konstruk

biasa digunakan untuk instrumen yang dimaksudkan

mengukur variabel konsep.

c. Validitas Empiris atau Kriteria bahwa validitas ditentukan

berdasarkan kriteria, baik kriteria internal maupun kriteria

eksternal. Validitas empiris diperoleh melalui hasil uji coba

tes kepada responden yang setara dengan responden yang

akan dievaluasi atau diteliti.

Untuk menguji kevalidan instrumen ini dilakukan dengan uji

korelasi rank Spearman dan Kendall Tau. Berikut adalah teknik uji

korelasi yang dikembangkan oleh Spearman. Metode ini mengukur

keeratan hubungan berdasarkan rangking atau urutan dari setiap data

sehingga disebut rank correlation coefficient. Berikut adalah rumus

yang digunakan untuk menghitung korelasi Spearman rank (Wahana

Komputer dalam Andriani dan Irianti, 2011):

Page 21: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

104

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Rumus Korelasi Rank Spearman:

Sumber: ( Andriani dan Irianti, 2011)

Korelasi rank Spearman merupakan uji statistik yang dapat

digunakan untuk menguji hipotesis asosiatif dari dua variabel, bila

datanya bersifat skala ordinal atau ranking. Metode statistik ini adalah

uji statistik yang pertama kali dikembangkan berdasarkan ranking.

Awal mula metode korelasi rank Spearman ini dikembangkan dan

diperkenalkan oleh Spearman pada tahun 1904. Nilai statistik dalam

metode ini dikenal dengan rho, yang disimbolkan dengan huruf “ ”.

Metode korelasi rank Spearman merupakan untuk ukuran asosiasi dari

sekurang-kurangnya dua variabel yang berskala ordinal sehingga

objek-objek yang diteliti dapat di ranking secara berurut dalam dua

rangkaian. Kesimpulannya metode ini adalah metode yang dapat

digunakan untuk skala data ordinal atau rangking dan bebas distribusi.

Selanjutnya pengaruh variasi penggunaan model pembelajaran

kurikulum 2013 terhadap ketercapaian kompetensi inti pada mata

pelajaran IPS diolah dan dianalisis menggunakan koefesien Spearman

( ) yang digunakan pada analisis korelasi tersebut sebagai berikut:

adalah koefisien korelasi rank, kompetensi inti (Y) adalah variabel

terikat, dan model pembelajaran kurikulum 2013 adalah variabel

bebas, “d” adalah selisih rank antara variabel bebas dan variabel

terikat, “n” adalah banyaknya pasangan rank. Sama halnya dengan

Spearman korelasi Kendall Tau juga digunakan untuk mencari

hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila

datanya berbentuk ordinal atau ranking. Kelebihan teknik ini bila

digunakan untuk menganalisis sampel yang jumlah anggotanya lebih dari

Page 22: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

105

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

10 (Sugiyono dalam Wresniwati, 2012) . Berikut adalah rumus dasar

yang digunakan:

Keterangan:

δ = Koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1< 0 <1)

∑A = Jumlah ranking atas

∑B = Jumlah rangking bawah

N = Jumlah anggota sampel

Untuk pengujian validitas instrumen penelitian, penulis

menggunakan program excel dalam penyusunan dan pengelompokan

data, dan memasukan data-data tersebut ke dalam program IBM SPSS

21 for windows. Dibawah berikut adalah hasil uji validitas angket

model pembelajaran yang dipersepsikan oleh peserta didik.

Tabel 3.6

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang Model

Pembelajaran Discovery Based Learning (X1)

No item rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

1 0,325 0,432 Tidak Valid

2 0,632 0,432 Valid

3 0,375 0,432 Tidak Valid

4 0,445 0,432 Valid

5 0,594 0,432 Valid

6 0,550 0,432 Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

δ = ∑𝐴−∑𝐵

𝑁(𝑁−1)

Page 23: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

106

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang Model

Pembelajaran Problem Based Learning (X2)

No item rxy Rtabel (5%) (N=27) Keterangan

7 0,565 0,432 Valid

8 0,585 0,432 Valid

9 0,569 0,432 Valid

10 0,679 0,432 Valid

11 0,621 0,432 Valid

12 0,511 0,432 Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Tabel 3.8

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang Model

Pembelajaran Project Based Learning (X3)

No item rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

13 0,609 0,432 Valid

14 0,802 0,432 Valid

15 0,529 0,432 Valid

16 0,519 0,432 Valid

17 0,802 0,432 Valid

18 0,608 0,432 Valid

19 0,441 0,432 Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Tabel 3.9

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang

Ketercapaian Kompetensi Spiritual (Y1)

No item rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

1 0,697 0,432 Valid

2 0,718 0,432 Valid

Page 24: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

107

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3 0,782 0,432 Valid

4 0,704 0,432 Valid

5 0,557 0,432 Valid

6 0,726 0,432 Valid

7 0,593 0,432 Valid

8 0,438 0,432 Valid

9 0,165 0,432 Tidak Valid

10 0,380 0,432 Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Tabel 3.10

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang

Ketercapaian Kompetensi Sosial (Y2)

No item rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

11 0,558 0,432 Valid

12 0,682 0,432 Valid

13 0,221 0,432 Tidak Valid

14 0,055 0,432 Tidak Valid

15 0,000 0,432 Tidak Valid

16 0,482 0,432 Valid

17 0,496 0,432 Valid

18 0,705 0,432 Valid

19 0,539 0,432 Valid

20 0,591 0,432 Valid

21 0,529 0,432 Valid

22 0,585 0,432 Valid

23 0,565 0,432 Valid

24 0,635 0,432 Valid

25 0,347 0,432 Tidak Valid

26 0,616 0,432 Valid

27 0,474 0,432 Valid

28 0,458 0,432 Valid

29 0,553 0,432 Valid

30 0,503 0,432 Valid

31 0,706 0,432 Valid

32 0,419 0,432 Tidak Valid

33 0,487 0,432 Valid

Page 25: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

108

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

34 0,462 0,432 Valid

35 0,528 0,432 Valid

36 0,575 0,432 Valid

37 0,656 0,432 Valid

38 0,579 0,432 Valid

39 0,322 0,432 Tidak Valid

40 0,399 0,432 Tidak Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Tabel 3.11

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang

Ketercapaian Kompetensi Pengetahuan (Y3)

No item rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

41 0,691 0,432 Valid

42 0,622 0,432 Valid

43 0,616 0,432 Valid

44 0,642 0,432 Valid

45 0,622 0,432 Valid

46 0,637 0,432 Valid

47 0,806 0,432 Valid

48 0,801 0,432 Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Tabel 3.12

Hasil Uji Validitas Angket Persepsi Peserta Didik Tentang

Ketercapaian Kompetensi Keterampilan (Y4)

No item rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

49 0,783 0,432 Valid

50 0,712 0,432 Valid

51 0,686 0,432 Valid

52 0,739 0,432 Valid

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Page 26: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

109

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Secara keseluruhan, berdasarkan uji validitas menggunakan

program SPSS Ver. 21 for windows hampir semua item pertanyaan

dalam angket dinyatakan valid. Hanya beberapa item pertanyaan yang

dinyatakan tidak valid. Untuk item pertanyaan yang nilai rxy telampau

jauh lebih kecil dari nilai Rtabel didrop dari item pertanyaan dan

sedangkan item pertanyaan yang nilai rxy lebih kecil dari nilai Rtabel

namun mendekati kalimat pertanyaannya diperbaiki oleh peneliti.

2. Reliabilitas

Sebagaimana gambaran terhadap seseorang yang reliabel adalah

orang yang tingkah lakuknya konsisten, dapat diandalkan stabil dan

dapat diramalkan demikian juga suatu alat ukur. Reabilitas suatu alat

ukur berkaitaan dengan aspek kemantapan yaitu dapat diandalkan dan

hasilnya dapat diramalkan, aspek ketetapan, dan aspek homogenitas

(Isaac dan Michael dalam Sunarti 2012). Reliabilitas adalah sesuatu

instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik (Arikunto,

2002, hlm. 154 ).

Reliabilitas merupakan tingkat kepercayaan terhadap suatu

pengukuran, maksudnya apabila dilakukan beberapa kali pengukuran

terhadap kelompok yang sama, maka diperoleh hasil yang relatif

sama.

Uji reliabilitas di dalam penelitian ini dilakukan dengan

menggunakan Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan

program IBM SPSS Ver. 21 for windows. Dibawah berikut adalah

rumus formula Alpha Cronbach:

Rumus formula Alpha Cronbach:

α =

Page 27: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

110

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Keterangan :

α = koefisien reliabilitas alpha

k = jumlah item

Sj = varians responden untuk item I

Sx = jumlah varians skor total

Berikut adalah indikator pengukuran reliabilitas menurut Sekaran

(2000, hlm. 312) yang dibagi menjadi tiga tingkatan reliabilitas dengan

kriterianya sebagai berikut :

Tabel 3.13

Tingkatan Reliabilitas

(Jika alpha atau r hitung:)

No Alpha Keterangan

1 0,8 – 1,0 Reliabilitas baik

2 0,6 – 0,799 Reliabilitas diterima

3 Kurang dari 0,6 Reliabilitas kurang baik

Dan dibawah berikut adalah tabel hasil uji reabilitas angket

penelitian ini terhadap variabel X1, X2, X3, Y1, Y2, Y3, dan Y4,

menggunakan program IBM SPSS Ver. 21 for window:

Tabel 3.14

Uji Realibilitas

Variabel rxy Rtabel (5%) (N=22) Keterangan

X1 0.733 0,432 Reliabel

X2 0.773 0,432 Reliabel

X3 0.780 0,432 Reliabel

Y1 0.778 0,432 Reliabel

Y2 0.750 0,432 Reliabel

Y3 0.785 0,432 Reliabel

Page 28: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

111

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Y4 0.802 0,432 Reliabel

Sumber: Data primer diolah IMB SPSS Ver. 21(2016)

Dari tabel di atas dapat kita ambil kesimpulan bahwa semua

variabel penelitian dinyatakan reliabel.

J. Teknik Analisis Data

Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara menerjemahkan

data angka-angka yang dihasilkan berdasarkan hasil dari sampel penelitian

di sekolah. Suatu kesimpulan atau data dari sampel yang akan

diberlakukan untuk populasi memiliki peluang kesalahan dan kebenaran

yang dinyatakan dalam bentuk presentase. Bila peluang kesalahan 5%

maka taraf kepercayaan 95%, bila peluang kesalahan 1% maka taraf

kepercayaannya 99% (Sugiyono, 2012, hlm. 201). Data berupa angka

tersebut dianalisis dan dideskripsikan oleh peneliti menjadi kata-kata agar

para pembaca memahami hasil penelitian di lapangan.

K. Analisis Data Dengan Strultural Equation Model (SEM)

Analisis data hasil pengujian merupakan proses penyederhanaan

data hasil penelitian ke dalam bentuk data penelitian yang dapat lebih

mudah untuk dibaca dan dipahami oleh para pembaca. Berikut adalah

variabel penelitian dan metode yang digunakan dalam analisis data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis Structural Equation Modeling (SEM)

Analisis SEM merupakan analisis multivariat yang bersifat

kompleks, karena melibatkan sejumlah variabel independen dan

dependen yang saling berhubungan membentuk model. Pada SEM

tidak dapat dikatakan ada variabel dependen dan independen karena

sebuah variabel independen dapat menjadi dependen pada hubungan

yang lain (Santoso dalam Vaulla dkk. 2014, hlm. 2).

Page 29: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

112

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Terdapat dua tipe variabel laten dalam SEM yaitu endogen dan

eksogen. Variabel laten endogen adalah variabel laten yang minimal

pernah menjadi variabel tak bebas dalam satu persamaan, meskipun

dalam persamaan lain (di dalam model tersebut) menjadi variabel

bebas. Variabel laten eksogen adalah variabel laten yang berperan

sebagai variabel bebas dalam model. SEM merupakan gabungan dari

analisis jalur, analisis faktor konfirmatori dan analisis regresi. Secara

garis besar sistem persamaan struktural terdiri dari model struktural

dan model pengukuran (Prihandini dan Sunaryo, 2011).

Menurut Ghozali (2005, hlm. 2) model persamaan struktural

atau yang lebih dikenal dengan (Structural Equation Modeling/SEM)

merupakan gabungan dari dua metode statistik yang terpisah yaitu

analisis faktor (factor analysis) dan analisis jalur (path analysis).

Model persamaan struktural umum terdiri dari dua bagian:

a. bagian pengukuran, yang menghubungkan observed variabel

ke laten variabel melalui model konfirmatori faktor;

b. bagian struktural, yang menghubungkan antar laten variabel

melalui persamaan simultan.

Menurut Ferdinand dalam Wiryawan (2008, hlm. 69) untuk

membuat permodelan SEM yang lengkap perlu dilakukan langkah-

langkah berikut ini :

a. Pengembangan Model Teoritis

Langkah pertama yang harus dilakukan adalah

mengembangkan sebuah model penelitian dengan dukungan

teori yang kuat melalui berbagai telaah pustaka dari sumber-

sumber ilmiah yang berhubungan dengan model yang sedang

dikembangkan. Tanpa dasar teoritis yang kuat, SEM tidak dapat

digunakan. SEM tidak digunakan untuk membentuk sebuah

teori kausalitas yang sudah ada teorinya. Karena itu

pengembangan sebuah teori yang berjustifikasi ilmiah

Page 30: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

113

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merupakan syarat utama menggunakan permodelan SEM

(Ferdinand, dalam Wiryawan, 2008, hlm. 69).

b. Pengembangan Diagram Alur (Path Diagram)

Dalam langkah kedua ini, modal teoritis yang telah dibagun

pada tahap pertama akan digambarkan dalam sebuah path

diagram, yang akan mempermudah untuk melihat hubungan-

hubungan kausalitas yang ingin diuji. Dalam path diagram

hubungan antar konstruk akan dinyatakan melalui anak panap.

Anak panah yang lurus menunjukkan sebuah hubungan kausal

yang langsung antar satu konstruk dengan konstruk lainnya.

Sedangkan garis lengkung antar konstruk dengan anak panah

pada setiap ujungnya menunjukkan korelasi antar konstruk-

konstruk yang dibangun dalam path diagram yang dapat

dibedakan dalam 2 kelompok yaitu (Wiryawan 2008, hlm. 69):

1) Konstruk Eksogen (Exogenous Construct), yang dikenal

dengan source variable atau independent variable yang tidak

diprediksi oleh variabel-variabel yang lain dalam model.

Konstruk eksogen adalah konstruk yang dituju oleh garis

dengan satu ujung panah.

2) Konstruk Endogen (Endogenous Construct), yang

merupakan faktor-faktor yang diprediksi oleh satu atau

beberapa konstruk. Konstruk endogen dapat memprediksi

satu atau beberapa konstruk endogen lainnya, tetapi

konstruk endogen hanya dapat berhubungan kausal dengan

konstruk endogen.

Page 31: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

114

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.3

Diagram Alur SEM

Sumber: Dikembangkan oleh Peneliti (2016)

c. Konversi Diagram Alur ke dalam Persamaan

Setelah teori atau model teoritis dikembangkan dan

digambarkan dalam sebuah diagram alur, peneliti dapat mulai

mengkonversi spesifikasi model tersebut ke dalam rangkaian

persamaan. Persamaan yang dibangun akan terdiri dari

(Wiryawan, 2008, hlm. 71):

1) Persamaan Struktural (Structural Equation), persamaan ini

dirumuskan untuk menyatakan hubungan kausalitas antar

berbagai konstruk. Persamaan struktural pada dasarnya

dibangun dengan pedoman berikut ini :

2) Persamaan Spesifikasi Model Pengukuran (Measurement

Model)

Pada spesifikasi model ini peneliti menentukan variabel

mana mengukur konstruk mana serta menentukan serangkaian

Variabel endogen = variabel eksogen + variabel endogen +

error ..... (1)

Model

Pembelajaran

Discovery-

inquiry based

learning

(X1)

Project based

learning

(X3)

Problem based

learning

(X2)

Kompetensi

Inti

Spiritual

(Y1)

Sosial

(Y2)

Pengetahuan

(Y3)

Keterampilan

(Y4)

Page 32: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

115

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

matrik yang menunjukkan korelasi yang dihipotesakan antar

konstruk atau variabel.

d. Pemilihan Matriks Input dan Teknik Estimasi Model

SEM menggunakan input data yang hanya menggunakan

matriks / kovarians atau matriks korelasi untuk keseluruhan

estimasi yang dilakukan. Matriks kovarian digunakan karena

memiliki keunggulan dalam menyajikan perbandingan yang

valid antara populasi yang berbeda atau sampel yang berbeda,

yang tidak dapat disajikan oleh korelasi. Hair et.al., (dalam

Wiryawan, 2008, hlm. 72) menganjurkan agar menggunakan

matriks varian / kovarians pada saat pengujian teori sebab lebih

memenuhi asumsi-asumsi metodologi dimana standar error yang

dilaporkan akan menunjukkan angka yang lebih akurat

dibandingkan menggunakan matriks korelasi. Hair et.al., (dalam

Wiryawan, 2008, hlm. 72) menemukan bahwa ukuran sampel

yang sesuai adalah antara 100-200 sampel untuk teknik

maksimum Likelihood Estimation. Teknik estimasi ini dipilih

bila ukuran sampel adalah kecil (100-200) dan asumsi

normalitas dipenuhi.

e. Kemungkinan Munculnya Masalah Identifikasi

Problem identifikasi pada prinsipnya adalah problem

mengenai ketidakmampuan dari model yang dikembangkan

untuk menghasilkan estimasi yang unik. Salah satu solusi untuk

problem identifikasi ini adalah dengan memberikan lebih

banyak konstrain pada model yang dianalisis dan ini berarti

mengeliminasi jumlah estimated coefficients. Oleh karena itu

sangat disarankan bila setiap kali estimasi dilakukan muncul

problem identifikasi maka sebaiknya model dipertimbangkan

ulang antara lain dengan mengembangkan lebih banyak

konstruk (Wiryawan, 2008, hlm. 73).

Page 33: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

116

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Evaluasi Kriteria Goodness of Fit

Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap kesesuaian

model melalui telaah terhadap berbagai kriteria goodness of fit.

Untuk itu tindakan pertama yang dilakukan adalah mengevaluasi

apakah data yang digunakan dapat memenuhi asumsi-asumsi

SEM. Bila asumsi ini sudah dipenuhi, maka model dapat diuji

melalui berbagai cara uji yang akan diuraikan pada bagian ini.

Pertama-utama akan diuraikan di sini mengenai evaluasi atas

asumsi-asumsi SEM yang harus dipenuhi (Wiryawan, 2008,

hlm. 73):

1) Asumsi-asumsi SEM

Asumsi-asumsi yang harus dipenuhi dalam prosedur

pengumpulan dan pengolahan data yang dianalisis dengan

permodelan SEM adalah sebagai berikut :

a) Ukuran Sampel, ukuran sampel yang harus dipenuhi

dalam permodelan ini adalah minimum adalah 100 dan

selanjutnya menggunakan perbandingan 5 observasi

untuk setiap estimated parameter. Karena itu bila kita

mengembangkan model dengan 20 parameter, maka

minimum sampel yang harus digunakan adalah

sebanyak 100 sampel.

b) Normalitas dan Linearitas, sebaran data harus dianalisis

untuk melihat apakah asumsi normalitas dipenuhi

sehingga data dapat diolah lebih lanjut untuk

permodelan SEM ini. Normalitas dapat diuji dengan

melihat gambar histogram data atau dapat diuji dengan

metode-metode statistik. Uji normalitas ini perlu

dilakukan baik untuk normalitas terhadap data tunggal

maupun normalitas multivariat dimana beberapa

variabel digunakan sekaligus dalam analisis akhir. Uji

linearitas dapat dilakukan dengan mengamati

Page 34: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

117

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sctatterplots dari data yaitu dengan memilih pasangan

data dan dilihat pola penyebarannya untuk menduga

ada tidaknya linearitas.

c) Outliers, outliers adalah observasi yang muncul dengan

nilai-nilai ekstrim baik secara univariat maupun

multivariat yaitu yang muncul karena kombinasi

karakteristik unik yang dimilikinya dan terlihat sangat

jauh berbeda dari observasi-observasi lainnya. Dapat

diadakan treatmentkhusus pada outliersini asal

diketahui bagaimana munculnya outliers itu.

d) Multicolinearity dan Singularity, Multikolinearitas

dapat dideteksi dari determinan matriks kovarians.

Nilai determinan matrikskovarians yang sangat kecil

(extremely small) memberi indikasi adanya problem

multikolinearitas atau singularitas. Setelah asumsi SEM

dilihat, hal berikutnya adalah menentukan kriteria yang

akan digunakan untuk mengevaluasi model dan

pengaruh-pengaruh yang ditampilkan dalam model

melalui uji kesesuaian dan uji statistik.

Dalam analisis SEM tidak ada alat uji statistik tunggal

untuk mengukur atau menguji hipotesa mengenai model

(Hair et.al., dalam Wiryawan, 2008, hlm. 74). Berikut ini

beberapa indeks kesesuaian dan cut-off valuenya untuk

digunakan dalam menguji apakah sebuah model dapat

diterima atau ditolak:

a) Chi Square Statistic. Model yang diuji dipandang baik

atau memuaskan apabila nilai Chi-square nya rendap.

Semakin kecil nilai X² semakin baik model itu dan

diterima berdasarkan probabilitas dengan cut-off value

sebesar p > 0,05 atau p > 0,10 (Ferdinand dalam

Wiryawan, 2008, hlm. 75).

Page 35: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

118

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b) The Root Mean Square Error of Approximation /

RMSEA merupakan sebuah indeks yang dapat

digunakan untuk mengkompensasi chi-square statistic

dalam sampel yang besar (Ferdinand dalam Wiryawan,

2008, hlm. 75). Nilai RMSEA menunjukkan nilai

goodness of fit yang dapat diharapkan bila model

estimasi dalam populasi Hair et.al., (dalam Wiryawan,

2008, hlm. 75). Nilai RMSEA yang kecil atau sama

dengan 0,08 merupakan indeks untuk dapat diterimanya

model yang menunjukkan sebuah close fit dari model

tersebut berdasarkan degrees of freedom (dalam

Wiryawan, 2008, hlm. 75).

c) Goodness of Fit Index / GFI, merupakan ukuran non

statistical yang mempunyai rentang nilai antara 0 (poor

fit) sampai dengan 1,0 (perfect fit). Nilai yang tinggi

dalam indeks ini menunjukkan sebuah better fit.

d) Adjusted Goodness of Fit Index / AGFI, Tingkat

penerimaan yang direkomendasikan adalah bila AGFI

mempunyai nilai sama dengan atau lebih besar dari

0.90 (Ferdinand dalam Wiryawan, 2008, hlm. 75).

e) CMIN / DF, adalah The Minimum Sample Discrepancy

Function yang dibagi dengan degree of freedomnya.

CMIN / DF merupakan statistik chi-square dibagi DF

nya sehingga disebut X² - relatif. Nilai X² - relatif

kurang dari 2.0 atau 3.0 adalah indikasi dari acceptable

fit antara model dan data (Ferdinand dalam Wiryawan,

2008, hlm. 75).

f) Tucker Lewis Index / TLI, merupakan Incremental

Index yang membandingkan sebuah model yang diuji

terhadap sebuah baseline model, dimana nilai yang

direkomendasikan sebagai acuan diterimanya sebuah

Page 36: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

119

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

model adalah ≥ 0.95 (Hair et.al., dalam Wiryawan,

2008, hlm. 76) dan nilai yang mendekati 1

menunjukkan a very good fit (Ferdinand dalam

Wiryawan, 2008, hlm. 76).

g) Comparative Fit Index / CFI, rentang nilai sebesar 0-1,

dimana semakin mendekati 1, mengindikasikan tingkat

fit yang paling tinggi – a very good fit (Ferdinand

dalam Wiryawan, 2008, hlm. 75).

Dibawah berikut adalah tabel indeks yang dapat

digunakan untuk menguji kelayakan sebuah model:

Tabel 3.15

Indeks Pengujian Kelayakan Model

Goodness of fit index Cut-of Value

– Chi-square

Significancy Probability ≥ 0.05

RMSA ≥ 0.08

GFI ≥ 0.90

AGFI ≥ 0.90

CMIN/DF ≥ 2.00

TLI ≥ 0.95

CFI ≥ 0.95

(Sumber: Ferdinand dalam Wiryawan, 2008, hlm. 77)

2) Uji Reliabilitas dan Variance Extract

Reliabilitas adalah ukuran konsistensi dari indikator

dalam mengindikasikan sebuah konstruk. Pada dasarnya uji

reliabilitas (reliability) menunjukan sejauh mana suatu alat

ukur yang dapat memberikan hasil yang relatif sama apabila

Page 37: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

120

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dilakukan pengukuran kembali pada subyek yang sama.

Ada dua cara yang dapat digunakan yaitu dengan melihat

construct reliability dan variance extracted, yang kedua hal

ini memiliki Cut Off Value yaitu masing-masing minimal

0.70 dan 0.50. Meskipun demikian nilai-nilai cut off value

tersebut bukan angka mati. Hasil perhitungan dari pengujian

construct reliability dan variance extracted diuraikan pada

bagian berikut (Wiryawan, 2008, hlm. 77);

a) Construct Reliability

b) Variance Extracted

3) Interpretasi Modifikasi Model

Langkah terakhir adalah menginterpretasikan model

dan bagi model yang tidak memenuhi syarat pengujian

dilakukan modifikasi. Perlunya suatu model dimodifikasi

dapat dilihat dari jumlah residual yang dihasilkan oleh

model. Modifikasi perlu dipertimbangkan bila jumlah

residual lebih dari 5% dari semua residual kovarians yang

dihasilkan oleh model. Bila ditemukan nilai residual > 2,58

maka cara modifikasi adalah dengan mempertimbangkan

untuk menambah sebuah alur baru terhadap model yang

diestimasi tersebut (Hair et.al., dalam Wiryawan, 2008, hlm.

79). Indeks modifikasi memberikan gambaran mengenai

mengecilnya nilai chi-square atau pengurangan nilai chi-

square bila sebuah koefisien diestimasi. Hal lain yang perlu

diperhatikan adalah dalam memperbaiki tingkat kesesuaian

modelnya, dimana hanya dapat dilakukan bila ia

mempunyai dukungan dan justifikasi yang cukup terhadap

perubahan tersebut secara teoritis (Ferdinand Wiryawan,

2008, hlm. 79).

Page 38: BAB III METODE PENELITIANrepository.upi.edu/25849/6/T_IPS_1402444_Chapter 3.pdf · Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia

121

Agung Wiradimadja, 2016 Pengaruh Penggunaan Variasi Model Pembelajaran Kurikulum 2013 Terhadap Ketercapaian Kompetensi Inti Pada Mata Pelajaran Ips Di Smp Negeri Kota Bandung Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

L. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan program IBM

SPSS AMOS Ver. 21. Dalam Pengujian hipotesis penelitian ini,

penerimaan atau penolakan H0 dilakukan dengan membandingkan nilai

C.R yang harus lebih besar atau sama dengan 1.96 (≥1.96), dan nilai P (p

value) dengan signifikasi kurang dari atau sama dengan 0.05 (≤0.05). Jika

nilai C.R ≥ 1.96 maka Ho diterima. Tetapi jika nilai C.R < 1.96 maka Ho

ditolak. Selanjutnya hasil dari pengujian hipotesis ini akan menjawab

fenomena pro dan kontra yang terjadi di kalangan para guru terkait

penggunaan variasi model – model pembelajaran kurikukum 2013.

Seperti yang telah peneliti ungkapkan sebelumnya pada bab 2

mengenai hipotesis ini, peryataan hipotesis pada bab sebelumnya akan

peneliti kembangkan pada bab ini. Berikut adalah hipotesis penelitian yang

dikembangkan peneliti untuk dilakukan pengujian lebih lanjut:

Peryataan Hipotesis:

: Ada pengaruh variasi penggunaan model pembelajaran

kurikulum 2013 (Discovery-inquiry based learning, Problem

based learning, dan Project based learning) terhadap

ketercapaian kompetensi inti pada pembelajaran IPS dalam

kurikulum 2013 di SMP Negeri di Kota Bandung.

: Tidak ada pengaruh variasipenggunaan model pembelajaran

kurikulum 2013 (Discovery-inquiry based learning, Problem

based learning, dan Project based learning) terhadap

ketercapaian kompetensi inti pada pembelajaran IPS dalam

kurikulum 2013 di SMP Negeri di Kota Bandung.