bab iii lg

21
22 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan maka jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Maka menggunakan tiga kelas yaitu dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas yang sengaja diberi seperangkat perlakuan yaitu model TGT dan model PBL. Sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan tersebut. Pada akhir penelitian dilakukan tes untuk melihat hasil belajar matematika siswa pada tiga sampel. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group Only Design sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut: Tabel 4. Rencana eksperimen Kelas Perlakuan Tes akhir

Upload: anna-katory

Post on 27-Jul-2015

78 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab iii lg

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dipaparkan maka jenis

penelitian ini adalah eksperimen semu. Maka menggunakan tiga kelas yaitu

dua kelas eksperimen dan satu kelas kontrol. Kelas eksperimen adalah kelas

yang sengaja diberi seperangkat perlakuan yaitu model TGT dan model PBL.

Sedangkan kelas kontrol tidak diberi perlakuan tersebut. Pada akhir penelitian

dilakukan tes untuk melihat hasil belajar matematika siswa pada tiga sampel.

Rancangan penelitian yang digunakan adalah Randomized Control Group

Only Design sebagaimana ditunjukkan pada tabel berikut:

Tabel 4. Rencana eksperimen

Kelas Perlakuan Tes akhirEksperimen X1

X2

T

Kontrol X3 TKeterangan :

X1 = Model TGTX2 = Model PBLX3 = Model Konvensional T = Tes Akhir setelah diberikan perlakuan

Page 2: Bab iii lg

23

B. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang didasarkan

pada sifat-sifat yang didefinisikan dan diamati. Adapun definisi operasional

variabel yang ada dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Model pembelajaran TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif

yang setiap kelompoknya terdiri dari 3-4 siswa yang heterogen dimana

dalam pembelajarannya terdapat game akademik yang sesuai dengan

tujuan pembelajaran yang dimainkan secara berkelompok. Namun sebelum

adanya game, guru telah menjelaskan tentang materi dan aturan

permainan. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam

pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat rileks

disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama,

persaingan sehat dan keterlibatan belajar.

2. Model pembelajaran PBL adalah rangkaian aktivitas pembelajaran yang

menekankan pada proses pemecahan masalah yang berkaitan dengan

pembelajaran. Proses pemecahan masalah dilakukan oleh siswa yang

difasilitasi guru yang dimulai dari permasalahan, dari permasalahan

tersebut menentukan arah pembelajaran dalam kelompok. Dalam PBL

siswa berperan aktif dan kolaboratif dengan anggota kelompoknya karena

siswa menyelidiki sendiri, menemukan masalah sendiri, dan

menyelesaikan permasalahan dibawah bimbingan guru.

3. Pembelajaran konvensional disebut juga pembelajaran biasa adalah

pembelajaran yang biasanya dilakukan oleh guru dalam mengajar. Dalam

pembelajaran konvensional, gurulah yang berperan aktif dalam

Page 3: Bab iii lg

24

penyampaian materi pembelajaran. Guru memberikan informasi

menerangkan suatu konsep, memberikan kesempatan siswa bertanya, guru

memberikan contoh soal dan siswa diminta mengerjakan soal secara

individu maupun berkelompok

4. Hasil belajar merupakan tolak ukur yang digunakan untuk menentukan

tingkat keberhasilan siswa dalam mengetahui dan memahami suatu mata

pelajaran. Hasil belajar sangat tergantung dari peranan guru dalam

pembelajaran tersebut. Siswa dikatakan telah mengerti mengenai materi

yang telah diajarkan atau belum dapat dilihat dari hasil tes yang diperoleh

siswa.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Sesuai dengan judul

dalam penelitian ini, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Batanghari Tahun Pelajaran

2014/2015 yang terbagi dalam 5 kelas yaitu kelas VIII1, VIII2, VIII3, VIII4,

dan VIII5 dengan jumlah siswa 143 siswa

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah Cluster Random Sampling

yaitu pengambilan sampel yang dilakukan secara acak hingga setiap kasus

atau elemen dalam populasi memiliki kesempatan yang sama besar untuk

diambil sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan tiga kelas, dari tiga

Page 4: Bab iii lg

25

kelas tersebut diambil dua kelas sebagai kelas eksperimen dan satu kelas

sebagai kelas kontrol. Kelas sampel I adalah kelas yang menggunakan

model TGT dan kelas sampel II adalah kelas yang menggunakan model

PBL kelas sampel III adalah kelas yang menggunakan konvensional yang

digunakan dalam SMP Negeri 3 Batanghari.

Penentuan kelas dilakukan dengan undian yang langkah-

langkahnya:

a. Membuat daftar nama kelas.

b. Memberi kode pada nama kelas dengan angka.

c. Menulis kode pada selembar kertas yang berukuran 2 X 2 cm.

d. Menggulung kertas kemudian di tempatkan pada kaleng dan dikocok.

e. Mengambil kertas gulung dan membukanya.

D. Instrumen Penelitian

Suatu penelitian memerlukan suatu alat untuk memperoleh data yang

akan diteliti yang disebut dengan instrumen penelitian. Instrumen penelitian

dalam penelitian ini adalah tes.

Tes digunakan untuk mengukur hasil belajar matematika. Tes yang

digunakan berupa butiran soal. Soal yang digunakan tentu saja harus dibuat

sebaik mungkin, sehingga diperlukan adanya acuan sebagai dasar pembuat

soal yaitu kisi-kisi soal. Dalam penelitian ini bentuk tesnya yaitu dengan

essay.

Page 5: Bab iii lg

26

E. Uji Instrumen Penilaian

Sebelum tes diberikan ke siswa perlu diuji cobakan terlebih dahulu

untuk melihat validasi dan reliabilitas.

1. Validitas

Validitas yang digunakan adalah validitas isi (content validity)

yakni sebuah tes dikatakan memiliki validitas isi apabila mengukur tujuan

khusus tertentu yang sejajar dengan materi atau isi pelajaran yang

diberikan, serta sesuai dengan kisi-kisi instrumen serta indikator sebagai

tolak ukur dan nomor butir pertanyaan yang telah dijabarkan dari

indikator. Dimana ada 2-3 orang validator (tim ahli atau guru mata

pelajaran) yang akan menentukan valid tidaknya instrumen tersebut.

2. Reliabilitas

Tinggi rendahnya reliabilitas, secara empirik ditunjukkan oleh

suatu angka yang disebut koefisien reliabilitas. Pada awalnya, tinggi

rendahnya reliabilitas dicerminkan oleh tinggi rendahnya korelasi antara

dua distribusi skor dari dua alat ukur yang parallel yang dikenakan pada

sekelompok individu yang sama.

Sugiyono (2011:183) menyatakan bahwa “untuk pengujian

reliabilitas instrumen, dapat dilakukan secara eksternal maupun internal.

Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan test-retest (stability),

equivalent, dan gabungan keduanya.” Pengunakan pengujian reliabilitas

dengan internal consistency, dapat diuji dengan menganalisis konsistensi

butir-butir yang ada pada instrument dengan teknik tertentu. Digunakan

rumus:

Page 6: Bab iii lg

27

r11=[ kk−1 ] [1−

∑ si2

st2 ]

Keterangan :r11 = reliabilitas tesk = jumlah soal

∑ si2

= jumlah varian dari skor soals2

1 = varians total

Untuk mencari varian digunakan rumus :

st2=

∑ x2−(∑ x )2

NN

Keterangan :st

2= varian total

(∑ x )2= jumlah data yang dikuadratkan

∑ x2= jumlah kuadrat data

N = banyak data

Setelah diketahui reliabilitas tes baru disebarkan besarnya koefisien

korelasi. Sugiyono (2011:257) menyatakan sebagai berikut:

Tabel 5. Makna Koefisien Korelasi

Angka korelasi Makna0,00 - 0,199 Sangat rendah0,20 – 0,399 Rendah0,40 – 0,599 Sedang0,60 – 0,799 Kuat0,80 – 1,000 Sangat kuat

Tingkat reliabilitas tes yang akan diharapkan adalah yang

memenuhi kriteria cukup, tinggi sampai sangat tinggi sesuai dengan

interpertasi korelasi di atas. Jika tes yang digunakan memenuhi kriteria

yang diharapkan, maka tes tersebut diberikan kepada sampel.

Page 7: Bab iii lg

28

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data di dalam penelitian ini, sesuai dengan

kebutuhan akan data yang diperlukan dalam penelitian, maka teknik

pengumpulan datanya adalah dengan metode dokumentasi dan metode tes.

1. Metode dokumentasi

Metode dokumentasi adalah cara penelitian yang digunakan pada

penguraian dan penjelasan terdahulu melalui sumber-sumber dokumen.

Menurut Arikunto (2010:274) yang dimaksud “metode dokumentasi yaitu

mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip,

buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan

sebagainya.” Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk

mengetahui keadaan siswa seperti jumlah siswa yang menjadi populasi

atau sampel penelitian, kondisi siswa sebelum melakukan penelitian

langsung, dan profil sekolah.

2. Metode tes

Menurut Arikunto (2010:266) “untuk mengukur ada tidaknya serta

besarnya objek yang diteliti, digunakan tes.” Metode tes dalam penelitian

ini digunakan untuk pengumpulan data penelitian mengenai hasil belajar

siswa yang menggunakan model pembelajaran TGT, PBL, dan

konvensional. Tes akan diberikan pada awal dan akhir dari seluruh materi

pembelajaran (pretest dan posttest)

G. Teknik Analisis Data

Page 8: Bab iii lg

29

Menurut Sugiyono (2011:147) “dalam penelitian kuantitatif, analisis

data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber

data lain terkumpul.” Kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan

data berdasarkan variabel dari seluruh responden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data dari setiap

variabel yang diteliti, memerlukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang

telah diajukan.

Budiyono (2013:141) menyatakan “Uji hipotesis merupakan prosedur

yang berisi sekumpulan aturan yang menuju kepada suatu keputusan apakah

akan menerima atau menolak hipotesis mengenai parameter sebelumnya.”

Uji hipotesis merupakan salah satu uji statistik parametik maka

sebelum melakukan uji hipotesis sampel yang diteliti harus berasal dari

populasi yang berdistribusi normal dan homogen. Berikut akan dijelaskan

cara pengujian normalitas dan homogenitas data. Namun sebelum itu

dilakukan terlebih dahulu uji keseimbangan untuk mengetahui kemampuan

dari kelas eksperimen dan kelas kontrol.

1. Uji Keseimbangan

Sebelum melakukan analisis data terlebih dahulu dilakukan uji

keseimbangan. Uji keseimbangan untuk mengetahui kemampuan dari kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Data untuk uji keseimbangan adalah hasil

ulangan harian siswa sebelumnya. Uji keseimbangan dilakukan untuk

mengetahui apakah kedua kelas (kelas treatment dan kelas kontrol) dalam

keadaan seimbang dan data untuk uji keseimbangan adalah normal dan

homogen. Pada uji ini digunakan uji anova, menurut Budiyono (2013:183) :

Page 9: Bab iii lg

30

a. Hipotesis

H0 : μ1=μ2=μ3 (rataan hasil belajar tiga kelas)

H1 : paling sedikit ada dua rataan yang tidak samab. Uji statistik

Fhitung=RKARKG

danFtab = F(a:k-1, N - k)

c. KriteriaTolak H0 jika Fhit > F(a,k-1,k(n-1)) dengan α = 0,05

d. Langkah-langkah 1. Menentukan N

N = ∑ n=n1+n2+n3

2. Menentukan G

G = ∑T=T 1+T 2+T 3

3. Menentukan JKA, JKG, JKT

JKA = ∑J

T J2

n j

−G2

N

JKG = ∑i . j

X i . j2 −∑ j

T j2

n j

JKT =

∑I . JX i . j

2 −G2

N

4. Menentukan derajat kebebasan masing-masing jumlah kuadratdKA = k – 1dKG = N – kdKT = N – 1

5. Menentukan rataan kuadrat

RKA =

JKAdKA

RKG =

JKGdKG

6. Menentukan Fhit dan Ftab

7. Menarik kesimpulan

Tabel 6. Rangkuman Analisis Variansi

Sumber JK Dk RK Fhit Ftabel

Perlakuan JKA K – 1 RKA

F(α,k-1, k (n-1))

Page 10: Bab iii lg

31

RKARKG

Galat JKG N – k RKG

Total JKT N – 1

2. Uji Normalitas

Sugiyono (2011:24) menyatakan bahwa “sebelum pengujian

hipotesis dilakukan, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian

normalitas data.” Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan

liliefors. Sedangkan menurut Budiyono (2013:170) “uji normalitas dan

metode liliefors digunakan apabila data tidak dalam distribusi frekuensi

data bergolong.”

a. Uji statistik

Lhitung = maks ¿ F(zi) – S (zi), Ltabel = L (a, φ )b. Hipotesis

H0 = sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 = sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal

c. Kriteria Jika Lhitung < Ltabel maka H0 diterima

d. Langkah-langkah uji liliefors :1. Mengurutkan data dari terkecil sampai terbesar.

2. Menentukan zi=

x1−x

s dengan s=√ n∑( x1

2 )−∑ ( x1 )2

n( n−1)3. Menentukan F(zi)

F ( z1 )=P (Z≤zi ), dengan Z ~ N(0,1)4. Menentukan S(zi)

S(zi) = proporsi cacah z ≤ zi terhadap seluruh zi

5. Menentukan | F(zi) - S(zi)|6. Menentukan Lhitung = maks | F(zi) - S(zi)| dan Ltab= (a,n)7. Menarik kesimpulan

Tabel 7. Tabel untuk mencari Lmaks

XI zi F(zi) S(zi) F(zi) - S(zi)

(sumber : Budiyono 2013)

Page 11: Bab iii lg

32

3. Uji Homogenitas

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan variabel

TGT (x1) PBL (x2) konvensional (x3), hasil belajar (y) serta menggunakan

uji homogenitas untuk mengetahui variansi-variansi dari sejumlah populasi

sama atau tidak.

Uji homogenitas ini menggunakan uji Bartlett. Menurut Irianto

(2010:279) “uji Bartlett memanfaatkan semua informasi yang ada serta

dapat digunakan untuk kelompok yang mempunyai jumlah sampel (n)

sama maupun berbeda.” Bentuk uji Bartlett menurut winer (dalam

Budiyono, 2013:174) adalah sebagai berikut:

a. H0 : σ 12=σ2

2=σ32=. .. .. . .=σ k

2

H1 : tidak semua variansi sama b. Uji statistik

χ

2=2303r (f log RKG - ∑ f 1 log s1

2 )χ2- χ2 (k - 1 )c. Kriteria

Jika maka χ2hitung < χ2

tabel , H0 diterima d. Langkah-langkah

1) Menentukan fj = (nj - 1) masing-masing sampel dengan nj = banyak nilai (ukuran) sampel ke-j dan j = {1,2,3,….}

2) Menentukan jumlah fj atau ∑ f j

3) Menentukan SSJ

SSJ=∑ X j2−

(∑ x j)2

n j

=(n j−1 )s12 ,

dengan

s j2=

∑ j=1

n( x j−x )

n−1

4) Menentukan log s j2

dan f1 log s j2

5) Menentukan RKG, RKG =

∑ SSJ

∑ f j

6) Menentukan f. log RKG

Page 12: Bab iii lg

33

7) Menentukan c =

1+1

3(k−1) (∑ 1f j

−1f )

8) Menentukan χ2hitung dan menentukan χ2

tabel

9) Membandingkan χ2hitung dan menentukan χ2

tabel

10) Menentukan kesimpulan Tabel 8. Tabel untuk mencari χ2

hitung

sampel fj SSJ s j2

Log s j2

fj Log s j2

X1

X2

X3

Jumlah(sumber: Budiyono 2013)

4. Uji Anova Satu Arah

Menurut Irianto (2010:246) “anova merupakan analisis statistik

yang dapat memberikan informasi tentang perbedaan antara kelompok satu

dengan kelompok lain dalam satu populasi maupun antar populasi.”

Perhitungan anova didasarkan pada variansi walaupun tujuannya menguji

beberapa perbedaan rata-rata. Sedangkan Budiyono (2013:183)

menjelaskan bahwa “prosedur uji anova bertujuan untuk menguji ada atau

tidaknya perbedaan efek beberapa perlakuan (faktor) terhadap variabel

terikat.” Anova yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Hipotesis

H0 : μ1=μ2=μ3 (rataan hasil belajar antara model TGT,PBL dan konvensional sama)

H1 : paling sedikit ada dua rataan yang tidak samab. Uji statistik

Fhitung=RKARKG

danFtab = F(a:k-1, N - k)

c. KriteriaTolak H0 jika Fhit > F(a,k-1,k(n-1)) dengan α = 0,05

d. Langkah-langkah1. Menentukan N

N = ∑ n=n1+n2+n3

2. Menentukan G

Page 13: Bab iii lg

34

G = ∑T=T 1+T 2+T 3

3. Menentukan JKA, JKG, JKT

JKA = ∑J

T J2

n j

−G2

N

JKG = ∑i . j

X i . j2 −∑ j

T j2

n j

JKT =

∑I . JX i . j

2 −G2

N

4. Menentukan derajat kebebasan masing-masing jumlah kuadratdKA = k – 1dKG = N – kdKT = N – 1

5. Menentukan rataan kuadrat

RKA =

JKAdKA

RKG =

JKGdKG

6. Menentukan Fhit dan Ftab

7. Menarik kesimpulan

Tabel 9. Rancangan Analisis Varian

Sumber JK Dk RK Fhit Ftabel

Perlakuan JKA K – 1 RKA

RKARKG

F(α,k-1, k (n-1))

Galat JKG N – k RKG

Total JKT N – 1

5. Uji Scheffe’

Metode Scheffe digunakan sebagai tindak lanjut dari analisis

variansi satu arah. Untuk mengetahui perbedaan rerata antar kolom

menggunakan metode scheffe. Budiyono (2013:215) menarik kesimpulan

bahwa langkah-langkah dalam menggunakan metode ini adalah:

a. Mengidentifikasi semua pasangan komparasi reratab. Merumuskan hipotesis yang bersesuaian dengan komparasi tersebut

Page 14: Bab iii lg

35

c. Menentukan tingkat signifikansid. Mencari harga statistik uji F dengan rumus sebagai berikut:

1) Komparasi Rataan antar KolomUji scheffe untuk komparasi rataan antar kolom adalah :

F i− j=(X i−X j )2

RKG ( 1ni

+ 1n j

)Dengan:F i− j = Nilai Fobs pada pembandingan kolom ke-i dan ke-jX i = Rataan pada kolom ke-iX j = Rataan pada kolom ke-jRKG = Rataan kuadrat galatni = Ukuran sampel kolom ke-in j = Ukuran sampel kolom ke-j

e. Menentukan daerah kritis dengan formula berikut:DK={F | F> (k−1 ) Fα ; k−1, N −k }f. Menentukan keputusan uji untuk masing-masing komparasi gandag. Menentukan kesimpulan dari keputusan uji yang ada

6. Uji Gain

Uji Gain ini dilakukan untuk melihat efektifitas dari model

pembelajaran TGT, PBL dan konvensional. Menurut Nuraeni dkk (2010)

Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

g= skor posttest− skor pretestskor maksimum − skor pretest

Efektivitas model pembelajaran merupakan suatu ukuran yang

berhubungan dengan tingkat keberhasilan dari suatu proses pembelajaran.

Kriteria efektivitas dalam penelitian ini mengacu pada

a. Ketuntasan belajar, pembelajaran dapat dikatakan tuntas

apabila sekurang-kurangnya 75% dari jumlah siswa telah

memperoleh nilai ≥72 dalam peningkatan hasil belajar.

Page 15: Bab iii lg

36

b. Model pembelajaran dikatakan efektif meningkatkan hasil

belajar siswa apabila secara statistik hasil belajar siswa

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara pemahaman

awal dengan pemahaman setelah pembelajaran (gain yang

signifikan)