bab iii konsep pemberian hadiah dan hukuman …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. bab...

25
49 BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN DALAM PENDIDIKAN ISLAM A. Hakikat Pendidikan Islam 1. Definisi Pendidikan Islam Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti pendidikan. 1 Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. 2 Pendidikan merupakan proses pewarisan kebudayaan dan pengembangan potensi-potensi pada manusia. 3 Dalam pendidikan Islam, istilah pendidikan (tarbiyah) kadang- kadang disebut dengan al-ta‟lim dan al-ta‟dib. Menurut Al-Abrasy, Pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya, sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus 1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 1. 2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teori dan Parktis (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2000), hlm. 10. 3 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), hlm. 4.

Upload: haque

Post on 20-Feb-2018

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

49

BAB III

KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN

DALAM PENDIDIKAN ISLAM

A. Hakikat Pendidikan Islam

1. Definisi Pendidikan Islam

Istilah pendidikan semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu

“paedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.

Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan

“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam

bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang

berarti pendidikan.1 Pendidikan adalah segala usaha orang dewasa

dalam pergaulannya dengan anak-anak untuk memimpin

perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan.2

Pendidikan merupakan proses pewarisan kebudayaan dan

pengembangan potensi-potensi pada manusia.3

Dalam pendidikan Islam, istilah pendidikan (tarbiyah) kadang-

kadang disebut dengan al-ta‟lim dan al-ta‟dib. Menurut Al-Abrasy,

Pendidikan Islam adalah mempersiapkan manusia supaya hidup

dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, tegap jasmaninya,

sempurna budi pekertinya (akhlaknya), teratur pikirannya, halus

1 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 2002), hlm. 1.

2 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan: Teori dan Parktis (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2000), hlm. 10. 3 Hasan Langgulung, Asas-asas Pendidikan Islam (Jakarta: Pustaka Al-Husna, 1992), hlm.

4.

Page 2: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

50

perasaannya, mahir dalam pekerjaannya, manis tutur katanya baik

dengan lisan atau tulisan. Dari definisi tersebut dapat diartikan bahwa

pendidikan Islam adalah suatu proses edukatif yang mengarah kepada

pembentukan akhlak atau kepribadian.4

Pendidikan Islam juga

merupakan sistem pendidikan yang dapat memberikan kemampuan

seseorang untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita

Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai dan mewarnai corak

kepribadiannya.5

Menurut Abdurrahman An-Nahlawi, pendidikan Islam adalah

penataan individual dan sosial yang dapat menyebabkan seseorang

tunduk taat pada Islam dan menerapkannya secara sempurna di dalam

kehidupan individu dan masyarakat.6

2. Prinsip-prinsip Pendidikan Islam

Prinsip pendidikan dapat diartikan dengan kebenaran yang

universal sifatnya, yang dijadikan dasar dalam merumuskan perangkat

pendidikan. prinsip pendidikan diambil dari dasar pendidikan, baik

berupa agama ataupun ideologi negara yang dianut. Dasar pendidikan

Islam adalah Al-Qur‟an dan hadits-hadits Nabi SAW yang merupakan

sumber pokok ajaran Islam.

4 Ramayulis, Op. Cit., hlm. 3

5 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 10.

6 Abdurrahman An-Nahlawi, Prinsip-prinsip dan Metoda Pendidikan Islam, terjemahan

Herry Noer Ali (Bandung: CV Diponegoro, 1996), hlm. 41.

Page 3: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

51

Al-Syaibani memperluas lagi dasar tersebut mencakup ijtihad,

pendapat, peninggalan, keputusan-keputusan dan amalan-amalan para

ulama terdahulu dikalangan umat Islam. Berikut prinsip-prinsip

pendidikan Islam yang didasari oleh ajaran Islam:

a. Prinsip pendidikan Islam merupakan implikasi dari karakteristik

manusia menurut Islam

Ajaran Islam mengemukakan ciri-ciri manusia yang

membedakannya dengan makhluk lain yaitu:

1) Fitrah

Fitrah manusia adalah mempercayai adanya Allah SWT

sebagai Tuhan. Ini berarti manusia mempunyai potensi

aktualisasi sifat-sifat Tuhan ke dalam diri manusia yang harus

dipertanggung jawabkan sebagai amanah Allah dalam bentuk

Ibadah.

2) Kesatuan roh dan jasad

Dari segi jasad manusia memiliki dorongan untuk berkembang

dan mempertahankan diri serta berketurunan. Sedangkan dari

segi roh manusia mempunyai dua daya, yaitu daya berpikir

(aql) dan daya rasa (qalb). Dengan daya aql manusia

memperoleh ilmu pengetahuan, memperhatikan, dan

menyelidiki alam sekitar. Dengan daya qalb manusia berusaha

mendekatkan diri (taqarrub) dengan Tuhan.

Page 4: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

52

3) Memiliki karakter kebebasan berkemauan

Kebebasan berkemauan artinya manusia memiliki kebebasan

berkehendak dan memutuskan tingkah lakunya sendiri.

Kebebasan manusia meliputi berbagai dimensi seperti

kebebasan dalam beragama, berbuat, mengeluarkan pendapat,

memiliki, berpikir, berekspresi dan sebagainya.

b. Prinsip Pendidikan Islam adalah integral dan terpadu

Integral dan terpadu artinya Pendidikan Islam tidak mengenal

adanya pemisahan antara sains dan agama. Penyatuan antara kedua

sistem pendidikan adalah tuntunan akidah Islam. Implikasinya

dalam pendidikan adalah bahwa Pendidikan Islam tidak dibenarkan

adanya dikotomi pendidikan. Peserta didik harus menjadikan Islam

sebagai pedoman hidup yang dapat mengatur berbagai aspek

kehidupan manusia.

c. Prinsip Pendidikan Islam adalah seimbang

Seimbang artinya Pendidikan Islam harus seimbang terhadap

semua aspek kehidupan yaitu kehidupan duniawi dan kehidupan

ukhrawi (akhirat).

d. Prinsip Pendidikan Islam adalah universal

Prinsip ini maksudnya adalah pandangan yang menyeluruh pada

agama, manusia, masyarakat, dan kehidupan. Menurut Zakiah

Darajat, pendidikan Islam harus menumbuhkembangkan dimensi

fisik, akal, agama, akhlak, kejiwaan, rasa keindahan dan sosial

Page 5: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

53

masyarakat secara seimbang, serasi dan terpadu sehingga

membawa kebahagiaan di dunia dan akhirat.

e. Prinsip Pendidikan Islam adalah dinamis

Dinamis artinya pendidikan Islam tidak beku dalam tujuan-tujuan

kurikulum dan metode-metodenya, tetapi selalu berkembang sesuai

kebutuhan zaman, tuntutan perkembangan, dan perubahan sosial

dalam individu maupun masyarakat.7

Selain prinsip-prinsip di atas, Athiyah Al-Abrasyi mengemukakan

dasar-dasar pokok untuk pendidikan anak dalam rangka

Pendidikan Islam yaitu:

a. Tidak ada pembatasan umur untuk mulai belajar.

b. Tidak ditentukan lamanya seorang anak di sekolah.

c. Metode dalam memberikan pelajaran harus berbeda

(bervariasi)

d. Dua ilmu jangan dicampur adukkan, artinya masing-masing

guru memegang suatu subyek khusus, di mana ia mempunyai

spesialisasi sehingga dapat menguasai sepenuhnya.

e. Memperhatikan pembawaan anak dalam beberapa bidang mata

pelajaran.

f. Adanya permainan dan hiburan agar anak tidak merasa bosan.8

7 Ramayulis, Op. Cit., hlm. 8-16.

8 M. Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam terjemahan Bustami A.

Gani dan Djohar Bahry, (Jakarta: Bulan Bintang, 1990), hlm. 187-195.

Page 6: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

54

3. Tujuan Pendidikan Islam

Tujuan akhir pendidikan Islam pada hakikatnya adalah realisasi

dari cita-cita ajaran Islam itu sendiri, yang membawa misi bagi

kesejahteraan umat manusia sebagai hamba Allah lahir dan batin, di

dunia dan akhirat.9 Dengan demikian, tujuan akhir pendidikan Islam

adalah merealisasikan ubudiyah kepada Allah di dalam kehidupan

manusia, baik individu maupun masyarakat.10

Adapun tujuan Pendidikan Islam menurut para intelektual muslim

yaitu:

a. Ibnu Khaldun menyatakan bahwa Pendidikan Islam mempunyai 2

tujuan, yaitu tujuan keagamaan dan tujuan ilmiah. Tujuan

keagamaan ialah beramal untuk akhirat, sedangkan tujuan ilmiah

ialah tujuan yang bersifat keduniaan.

b. Al-Ghazali berpendapat bahwa tujuan Pendidikan Islam yang

paling utama adalah beribadah dan taqarrub kepada Allah.11

sebagaimana firman Allah SWT:

Artinya: “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan

supaya mereka mengabdi kepada-Ku”. (Q.S. Ad-Dzariyat: 56).

9 M. Arifin, Op. Cit., hlm. 40.

10 Abdurrahman An-Nahlawi, Op. Cit., hlm. 162.

11 Ramayulis, Op. Cit., hlm. 71-72.

Page 7: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

55

c. Al-Abrasy merumuskan tujuan Pendidikan Islam ke dalam lima

pokok yaitu:

1) Pembentukan budi pekerti atau akhlak mulia

2) Persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat.

3) Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi

pemanfaatannya.

4) Menumbuhkan rasa keikhlasan dalam mencari ilmu.

5) Mempersiapkan pelajar untuk suatu profesi dalam rangka

mencari rezeki.12

d. Abdurrahman Saleh Abdullah mengklasifikasikan tujuan

Pendidikan Islam dalam empat hal:

1) Tujuan pendidikan jasmani

Artinya tujuan Pendidikan Islam adalah membentuk manusia

yang sehat dan kuat jasmaninya serta memilki keterampilan

yang tinggi.

2) Tujuan pendidikan rohani

Tujuan ini diarahkan kepada pembentukan akhlak mulia,

ketaatan dan kepatuhan kepada Allah, dan mengikuti

keteladanan Rasulullah SAW.

3) Tujuan pendidikan akal

Aspek tujuan ini bertumpu pada pengembangan intelegensi

(kecerdasan) yang berada dalam otak.

12

M. Athiyah Al-Abrasy, Op. Cit., hlm. 1-4.

Page 8: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

56

4) Tujuan pendidikan sosial

Tujuan ini berkaitan dengan fitrah manusia sebagai khalifah

Tuhan di bumi yang mempunyai kepribadian yang utama dan

seimbang sehingga tidak mungkin manusia menjauhkan diri

dari kehidupan bermasyarakat.13

Beragamnya konsep tujuan Pendidikan Islam di atas

merupakan bukti adanya usaha dari para intelektual muslim untuk

menciptakan suatu sistem pendidikan yang baik bagi masyarakatnya.

Namun berkembangnya pemikiran tersebut tidak pernah melenceng

dari prinsip dasar dalam pengembangan Pendidikan Islam.14

4. Metode Pendidikan Islam

Metode adalah seperangkat cara, jalan dan teknik yang harus

dimiliki dan digunakan oleh pendidik dalam upaya menyampaikan dan

memberikan pengajaran kepada peserta didik untuk mencapai tujuan

pendidikan yang termuat dalam kurikulum yang telah ditetapkan.15

Para ahli telah merumuskan berbagai metode pendidikan

seperti metode ceramah, pembiasaan, keteladanan, tanya jawab,

diskusi, demonstrasi, karya wisata, pemecahan masalah, sosiodrama,

pemberian tugas, ganjaran dan hukuman, simulasi, dan lain-lain.

Metode mengajar dalam Pendidikan Islam sebenarnya dapat

mengadopsi metode yang umum dipakai dalam pengajaran asalkan

13

Abdurrahman Saleh Abdullah, Teori Pendidikan Menurut Al-Qur‟an, terj. M. Arifin

dan Zainuddin (Jakarta: Rhineka Cipta, 1990), hlm. 138-148. 14

Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hlm. 27. 15

Ramayulis, Op. Cit., hlm. 156.

Page 9: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

57

tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip yang mendasarinya yaitu Al-

Qur‟an dan Hadits. Tetapi akan lebih baik lagi bila pendidik

menggunakan metode-metode yang terdapat dalam Al-Qur‟an dan

Hadits karena keduanya merupakan sumber utama ajaran Islam.

Abdurrahman An-Nahlawi mengemukakan metode Qur‟an dan Hadits

yang bisa digunakan oleh pendidik diantaranya:

a. Metode hiwar (dialog) Qur‟ani dan Nabawi.

b. Metode kisah-kisah Qur‟ani dan Nabawi.

c. Metode amtsal (perumpamaan).

d. Mendidik dengan memberi teladan.

e. Metode pembiasaan diri dan pengamalan.

f. Metode ‟ibrah (pelajaran) dan mau‟idhah (peringatan).

g. Metode targhib (membuat senang) dan tarhib (membuat takut).16

Dalam Pendidikan Islam, suatu metode yang baik adalah bila

memiliki watak dan relevansi yang senada atau sejiwa dengan tujuan

Pendidikan Islam. Dalam memilih metode, seorang pendidik

hendaknya memperhatikan aspek nilai yang terkandung dalam tujuan

Pendidikan Islam yang hendak direalisasikan melalui metode

pendidikan tersebut yaitu:

a. Membentuk manusia didik menjadi hamba Allah yang mengabdi

kepada-Nya.

16

Abdurrahman An-Nahlawi, Op. Cit., hlm. 283-284.

Page 10: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

58

b. Bernilai edukatif yang mengacu kepada petunjuk Al-Qur‟an

maupun hadits.

c. Berkaitan dengan motivasi dan kedisiplinan sesuai ajaran Al-

Qur‟an yang disebut pahala dan siksaan (tsawab dan ‟iqab).17

B. Konsep Pemberiah Hadiah dalam Pendidikan Islam

1. Pengertian dan Tujuan Pemberian Hadiah

Pendidikan Islam memahami hadiah dengan istilah ganjaran

yang didefinisikan sebagai balasan yang baik maupun balasan yang

buruk. Dalam bahasa Arab, ganjaran diistilahkan dengan tsawab. Kata

tsawab berarti “pahala, upah, dan balasan”. Ganjaran (tsawab) dalam

pendidikan Islam adalah pemberian ganjaran yang baik terhadap

perilaku baik dari anak didik.18

Dalam Pendidikan Islam, ganjaran diistilahkan dengan tsawab

yang didapatkan dalam Al-Qur‟an dalam menunjukkan apa yang

diperbuat oleh seseorang dalam kehidupan ini atau diakhirat kelak

karena amal perbuatan yang baik.19

Allah SWT berfirman:

Artinya: “Maka Allah memberikan ganjaran kepada mereka di dunia

dan di akhirat dengan ganjaran yang baik. Dan Allah menyukai

orang-orang yang berbuat kebaikan”.(Q.S. Ali Imran: 148).

17

M. Arifin, Op. Cit., hlm. 72. 18

Armai Arief, Op. Cit., hlm. 126-127. 19

Abdurrahman Saleh Abdullah, Op. Cit., hlm. 221.

Page 11: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

59

Ganjaran (tsawab) juga bermakna sesuatu yang diperoleh

seseorang dalam hidup ini atau di hari akhirat sebab ia telah

mengerjakan amal saleh. Kebesaran ganjaran di akhirat berasal dari

kebesaran sumber ganjaran itu yaitu Allah. Inilah yang

menggambarkan kenapa Nabi Muhammad SAW hanya mengharapkan

ganjaran Allah semata. Namun karena ganjaran hari akhirat itu jauh,

terutama bagi anak-anak, maka ganjaran dalam hidup ini juga

diperlukan. Inilah yang memastikan pemberian ganjaran kepada anak-

anak yang kurang tertarik kepada ganjaran yang terlalu jauh (ganjaran

di akhirat). Mengingat pemberian ganjaran ini sangat dibutuhkan

dalam mendidik anak, maka guru harus menggunakan segala macam

cara untuk menjadikan ganjaran itu lebih menarik.20

Istilah lain dari ganjaran adalah targhib yaitu janji yang disertai

dengan bujukan dan membuat senang terhadap suatu maslahat,

kenikmatan, atau kesenangan akhirat yang pasti dan baik, serta bersih

dari segala kotoran yang kemudian diteruskan dengan melakukan amal

shaleh dan menjauhi kenikmatan selintas yang mengandung bahaya

atau perbuatan yang buruk.21

Dalam pembahasan yang lebih luas, baik ganjaran maupun targhib

mempunyai pengertian yang sama yaitu:

a. Alat pendidikan preventif dan represif yang menyenangkan dan

bisa menjadi pendorong atau motivator belajar bagi murid.

20

Hasan Langgulung, Manusia dan Pendidikan, Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan

(Jakarta: Al Husna Zikra, 1995), hlm. 41-42. 21

Abdurrahman An Nahlawi, Op. Cit., hlm. 412.

Page 12: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

60

b. Hadiah terhadap perilaku baik dari anak didik dalam proses

pendidikan.22

Ganjaran merupakan salah satu alat untuk mendidik anak-anak

supaya dapat merasa senang karena perbuatan atau pekerjaannya

mendapatkan penghargaan. Maksud pemberian ganjaran adalah agar

anak menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau

mempertinggi prestasi yang telah dicapainya. Jadi maksud pemberian

ganjaran yang terpenting bukanlah hasilnya, melainkan dengan

ganjaran itu mampu membentuk kata hati dan kemauan yang lebih

baik dan lebih keras pada anak itu.23

Seorang anak didik menganggap hadiah merupakan bukti tentang

penerimaan dirinya dalam berbagai norma-norma kehidupan (dalam

hal ini adalah kegiatan belajar) dan dengan mendapatkan hadiah, ia

menjadi tenang dan tenteram hatinya. Rasa tenang dan aman adalah

kebutuhan pokok anak didik dalam belajar.24

2. Bentuk-bentuk Ganjaran

Untuk menentukan ganjaran macam apakah yang baik

diberikan kepada anak didik merupakan hal yang sulit. Ganjaran

sebagai alat pendidikan banyak macamnya, diantaranya sebagai

berikut:

22

Armai Arief, Op. Cit., hlm. 127. 23

Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 182. 24

M. Arifin, Op. Cit., hlm. 217.

Page 13: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

61

a. Peringkat atau nilai

Pemberian peringkat dengan cara yang betul dan adil merupakan

hadiah yang tepat jika dikaitkan langsung dengan usaha siswa,

prestasi, dan kemampuan. Yang perlu diperhatikan oleh guru

dalam memberikan nilai sebagai hadiah atau imbalan hasil kerja

siswa adalah agar siswa mengetahui bagaimana cara memperoleh

nilai sebanding dengan jeri payah yang mereka lakukan.

b. Penghargaan

Hadiah ini dapat berupa hal yang mempunyai arti adanya perhatian

kepada siswa. Pemberian penghargaan hendaknya hanya diberikan

kepada siswa yang betul-betul menunjukkan prestasi gemilang.25

Bentuk penghargaan bisa berupa pujian atau piagam penghargaan.

Pujian dapat digunakan untuk meneguhkan gerak balas yang

dikehendaki. Guru boleh menyatakan kepuasannya terhadap

pencapaian murid-muridnya dengan ucapan seperti bagus,

cemerlang, dan lain sebagainya.26

c. Guru mengangguk-angguk tanda senang dan membenarkan suatu

jawaban yang diberikan oleh anak.

d. Ganjaran berupa kegiatan atau pekerjaan. Contohnya, “engkau

akan saya beri soal yang lebih sukar sedikit karena soal yang ini

terlalu baik atau mudah engkau kerjakan”.

25

Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: PT. Rhineka

Cipta, 1993), hlm.160-161. 26

Hasan Langgulung, Op. Cit., hlm. 42.

Page 14: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

62

e. Ganjaran berupa benda-benda yang menyenangkan dan berguna

bagi anak, seperti pensil, buku tulis, permen, dan lain-lain.

Hadiah pada dasarnya dapat berupa materi dan non materi, yang

berupa materi seperti barang atau benda dan yang non materi

tentunya lebih banyak lagi seperti nilai, penghargaa, pujian,

perhatian, kegiatan, pekerjaan, dan lain sebagainya.

3. Kaidah-kaidah Pemberian Hadiah atau Ganjaran

Memberikan ganjaran bukanlah soal yang mudah. Ganjaran

sebagai alat pendidikan jangan sampai bersifat seperti upah. Jika

ganjaran itu sudah bersifat seperti upah, ganjaran itu tidak lagi bernilai

mendidik. Anak mau bekerja giat dan berlaku baik karena

mengharapkan upah. Agar tidak terjadi hal yang demikian, pendidik

perlu memperhatikan syarat-syarat dalam pemberian ganjaran kepada

anak, diantaranya:

a. Guru harus mengenal betul-betul muridnya dan memahami

karakter murid sehingga mampu memberikan penghargaan dengan

tepat.

b. Ganjaran jangan sampai menimbulkan rasa cemburu atau iri hati

bagi anak yang lain.

c. Ganjaran hendaklah hemat.

d. Janganlah memberi ganjaran dengan menjanjikan lebih dahulu

sebelum anak-anak menunjukkan prestasi kerjanya.

Page 15: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

63

e. Pendidik harus berhati-hati memberikan hadiah, jangan sampai

hadiah yang diberikan berubah fungsi menjadi upah.27

f. Hadiah disesuaikan dengan kesenangan dan minat siswa.

g. Pada waktu menyerahkan hadiah hendaknya disertai dengan

penjelasan rinci tentang alasan mengapa yang bersangkutan

menerima hadiah tersebut.28

Dalam pemberian ganjaran, ada pertalian positif antara kesan

ganjaran dan penyebabnya. Ini menguatkan bahwa ganjaran di akhirat

lebih baik dari pada ganjaran dunia sebab langsung dari Allah. Seorang

guru yang ingin agar ganjarannya berkesan haruslah ia dihormati,

kalau tidak demikian maka murid tidak akan menganggap pujian itu

berkesan.29

Guru atau pendidik yang menginginkan pelaksanaan metode

ganjaran agar efektif, seharusnya memperhatikan dengan seksama

pelaksanaannya. Di dalam Al-Qur‟an, pribadi seorang „alim sangat

dihormati sebab ia selalu dihubungkan dengan Allah dan malaikat

(Ali-Imran (3): 18). Ganjaran yang diberikan oleh orang „alim itu

adalah lebih mulia dan berbobot unggul. Jadi haruslah guru itu

memiliki sifat-sifat „alim jika ganjarannya diinginkan lebih berkesan

dan efektif dalam mendidik para pelajarnya.30

27

Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 184. 28

Suharsimi Arikunto, Op. Cit., hlm. 166. 29

Hasan Langgulung, Op. Cit., hlm. 42. 30

Abdurrahman Saleh Abdullah, Op. Cit., hlm. 223.

Page 16: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

64

Seorang pendidik hendaknya menginsafi bahwa yang dididik

adalah anak, yang masih lemah kemauannya dan belum mempunyai

kata hati seperti orang dewasa. Dari mereka belumlah dapat dituntut

supaya mereka megerjakan yang baik dan meninggalkan yang buruk

atas kemauan diri sendiri. Untuk itu pujian atau ganjaran sangat

diperlukan bagi pembentukan kata hati dan kemauan. Tapi yang perlu

diperhatikan lagi oleh pendidik yaitu tujuan pendidikan ialah

membawa anak dalam pertumbuhannya menjadi manusia yang tahu

akan kewajiban, mau mengerjakan dan berbuat yang baik bukan

karena mengharapkan suatu pujian atau ganjaran. Maka dari itu dalam

memberikan ganjaran, pendidik hendaklah selalu ingat akan syarat-

syarat ganjaran dan janganlah sembarangan memberi ganjaran.31

C. Konsep Pemberian Hukuman dalam Pendidikan Islam

1. Pengertian dan Tujuan Pemberian Hukuman (‟iqab)

Dalam bahasa Arab, hukuman diistilahkan dengan “iqab” yang

berarti “balasan” sebagaimana dalam firman Allah:

31

Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 187.

Page 17: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

65

Artinya: (Ketentuan) yang demikian itu adalah karena Sesungguhnya

mereka menentang Allah dan Rasul-Nya; dan Barangsiapa menentang

Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya Allah Amat keras siksaan-

Nya.(Q.S. Al Anfal: 13).

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa kata “iqab” ditujukan

kepada balasan dosa sebagai akibat dari perbuatan jahat manusia.32

Istilah lain dari iqab dalam pendidikan Islam adalah tarhib yaitu

ancaman dengan siksaan sebagai akibat melakukan dosa atau

kesalahan yang dilarang oleh Allah, atau akibat lengah dalam

menjalankan kewajiban yang diperintahkan Allah. Dengan kata lain

tarhib adalah ancaman dari Allah yang dimaksudkan untuk

menumbuhkan rasa takut pada para hamba-Nya dan memperlihatkan

sifat-sifat kebesaran dan keagungan Ilahiyah, agar mereka selalu hati-

hati dalam bertindak serta melakukan kesalahan dan kedurhakaan.33

Baik iqab dan tarhib pada dasarnya mempunyai kesamaan maksud

yaitu sebagai hal yang kurang menyenangkan yang diperoleh

seseorang akibat kesalahan yang telah diperbuat.

Ada 3 kategori hukuman dalam syari‟at Islam yaitu hudud,

qishas, dan ta‟zir. Hudud dan qishas adalah hukuman yang telah

ditentukan oleh syari‟at yang wajib dilaksanakan karena Allah.

Sedangkan ta‟zir adalah hukuman yang tidak ditentukan oleh Allah

untuk setiap perbuatan maksiat yang di dalamnya tidak terdapat had

32

Arma‟i Arief, Op. Cit., hlm. 130. 33

Abdurrahman An Nahlawi, Op. Cit., hlm. 412.

Page 18: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

66

atau kafarah.34

Dari pengertian istilah tersebut, hukuman dalam

pendidikan bisa dikategorikan sebgai ta‟zir dimana guru mempunyai

hak untuk menentukan hukuman apa yang akan diberikan.

Dalam beberapa hal mungkin guru bisa memberikan ganjaran

apapun bentuknya untuk mengarahkan belajar-belajar muridnya secara

efektif. Akan tetapi pada suatu saat pemberian ganjaran justru tidak

efektif atau gagal menciptakan respon yang baik. Seorang pelajar yang

mungkin mendapat perhatian yang lebih bukannya akan memberi

respon atau menghargai sang pendidik terhadap penghargaan yang

diberikan, malah kadangkala sebaliknya yaitu terdapat problema-

problema pendidikan yang muncul. Dalam situasi seperti ini, hukuman

perlu diberikan kepada anak seperti pemberian nasihat untuk

mengingatkan anak didiknya berkenaan dengan akibat yang tidak baik

yang telah diperbuat oleh anak didik tersebut. Peringatan atau nasihat

itu akan membantu pribadi anak didik dalam mengevaluasi tingkah

lakunya sendiri.35

Hukuman ialah penderitaan yang diberikan atau ditimbulkan

dengan sengaja oleh seseorang (orang tua, guru, dan sebagainya)

sesudah terjadi suatu pelanggaran, kejahatan atau kesalahan. Hukuman

merupakan alat pendidikan untuk memperbaiki kelakuan dan budi

pekerti anak didiknya.36

34

Abdullah Nasih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, terjemahan Jamaluddin Miri

(Jakarta: Pustaka Amani, 2007), hlm. 303-308. 35

Abdurrahman Saleh Abdullah, Op. Cit., hlm. 224. 36

Ngalim purwanto, Op. Cit., hlm. 186.

Page 19: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

67

Berdasarkan definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa hukuman

memiliki tujuan perbaikan, bukan menjatuhkan hukuman pada anak

didik dengan alasan balas dendam. Dari itulah seorang pendidik dan

orang tua dalam menjatuhkan hukuman haruslah secara seksama dan

bijaksana, artinya ketika menjatuhkan hukuman tidak sekadar

menyakiti atau membuat jera anak.

2. Pandangan tokoh-tokoh pendidikan Islam mengenai hukuman

a. Ibnu Sina

Ibnu Sina berpendapat bahwa pendidikan anak-anak dengan

pembiasaan tingkah laku yang terpuji haruslah dimulai sejak

sebelum tertanam padanya sifat-sifat yang buruk, karena akan sulit

bagi anak melepaskan kebiasaan-kebiasaan tersebut bila sudah

menjadi kebiasaan dan tertanam dalam jiwanya. Sekiranya juru

didik terpaksa harus menggunakan hukuman, haruslah ia timbang

dari segala segi dan diambil kebijaksanaan dalam penentuan-

penentuan batas-batas hukuman tersebut. Ibnu Sina menasehatkan

supaya penghukum jangan terlalu keras dan kasar pada tingkat

permulaan akan tetapi haruslah dengan lunak dan lembut, dimana

dipergunakan cara-cara perangsang seperti manakut-nakuti. Cara-

cara keras, celaan, dan menyakitkan hati hanya dipergunakan kalau

perlu saja. Terkadang nasehat, dorongan, dan pujian itu lebih baik

pengaruhnya dalam usaha perbaikan.

Page 20: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

68

b. Al-Ghazali

Menurut Imam Ghazali, setiap anak harus dilayani dengan

layanan yang sesuai, diselidiki latar belakang yang meyebabkan ia

berbuat kesalahan serta mengenai umur yang berbuat kesalahan itu

sehingga mampu membedakan antara anak kecil dan besar dalam

menjatuhi hukuman dan memberikan pendidikan.

Al Ghazali tidak setuju dengan cepat-cepat menghukum

seorang anak yang salah, bahkan beliau menyerukan supaya

kepadanya diberikan kesempatan untuk memperbaiki sendiri

kesalahannya, sehingga ia menghormati dirinya dan merasakan

akibat perbuatannya. Sementara itu dipuji dan disanjung pula bila

ia melakukan perbuatan-perbuatan terpuji yang harus mendapatkan

ganjaran, pujian, dan dorongan.

c. Al-„Abdari

Menurut pendapat Al-„Abdari, sifat-sifat anak yang berbuat

salah itu harus diteliti dan satu pandangan mata saja terhadap anak

mungkin cukup untuk pencegahan dan perbaikan. Akan tetapi ada

anak-anak yang memang membutuhkan celaan dan pukulan

sebagai hukumannya. Dalam hal ini seorang juru didik tidak boleh

menggunakan tongkat kecuali kalau memang sudah putus asa dari

mempergunakan jalan-jalan perbaikan yang sifatnya halus, lunak

dan lembut. Jika terpaksa harus menjatuhkan hukuman atas anak

kecil, cukuplah kiranya diberi tiga pukulan ringan.

Page 21: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

69

d. Ibnu Khaldun

Ibnu Khaldun anti dengan menggunakan kekerasan dalam

pendidikan anak-anak. Menurutnya kekerasan dengan anak-anak

menumbuhkan kebiasaan-kebiasaan penakut, menjauhkan anak-

naka dari kegairahan belajar, keberanian bertindak, dan

menyebabkan ia senantiasa sengsara. Pendidikan Islam dalam

banyak hal sejalan dengan sistem pendidikan di zaman sekarang

yang berusaha ke arah perbaikan, dan menjauhkan cara-cara yang

keras, kasar dan sebaliknya mempergunakan cara-cara lunak dan

lembut dalam dalam hal pemberian hukuman.37

3. Bentuk-bentuk Hukuman dalam Pendidikan

Tingkat hukuman berbeda-beda karena perbedaan tingkat

manusia. Ada orang yang sudah cukup baginya isyarat dari kejauhan,

hatinya sudah bergetar dan perasaannya sudah kecut, dan akan

memperbaiki kesalahan yang dilakukannya. Tetapi ada pula orang

yang hanya bisa tergerak oleh marah yang jelas dan keras. Adakalanya

pula cukup dengan ancaman hukuman yang akan dilaksanakan nanti,

tetapi adapula yang harus didekatkan tongkat kepadanya sampai betul-

betul melihat di depan matanya. Dan adapula jenis orang yang harus

merasakan sengatan hukuman itu lebih dahulu untuk bisa kembali

baik.38

37

Athiyah Al Abrasyi, Op. Cit., hlm. 154-158. 38

Muhammad Quthb, Sistem Pendidikan Islam, terjemahan Salman Harun (Bandung: Al

Ma‟arif, 1993), hlm. 347.

Page 22: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

70

Pada dasarnya hukuman dapat dibedakan menjadi 2 jenis yaitu:

a. Hukuman preventif

Adalah hukuman yang dilakukan untuk mencegah terjadinya

pelanggaran. Contoh: perintah, pengawasan, larangan, dan

ancaman.

b. Hukuman represif

Adalah hukuman yang dilakukan karena adanya pelanggaran. Jadi

hukuman ini dilakukan setelah terjadi pelanggaran atau

kesalahan.39

Dari penjelasan di atas dapat dijabarkan lagi terkait bentuk-bentuk

hukuman dalam pendidikan diantaranya:

a. Hukuman bersifat fisik seperti : menjewer telinga, mencubit dan

memukul. Hukuman ini diberikan apabila anak melakukan

kesalahan, terlebih mengenai hal-hal yang harus dikerjakan anak.

b. Hukuman verbal seperti : memarahi, maksudnya mengingatkan

anak dengan bijaksana dan bila para pendidik atau orang tua

memarahinya maka pelankanlah suaranya.

c. Isyarat non verbal seperti : menunjukkan mimik atau raut muka

tidak suka. Hukuman ini diberikan untuk memperbaiki kesalahan

anak dengan memperingatkan lewat isyarat.

39

Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 189.

Page 23: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

71

d. Hukuman sosial seperti : mengisolasi dari lingkungan pergaulan

agar kesalahan tidak terulang lagi dengan tidak banyak bicara dan

meninggalkannya agar terhindar dari ucapan buruk.

4. Kaidah-kaidah Pemberian Hukuman

Hukuman adalah bukan tindakan yang pertama kali terbayang

oleh seorang pendidik, dan tidak pula cara yang didahulukan.

Nasehatlah yang paling didahulukan. Akan tetapi ketika hukuman itu

diperlukan, maka sang guru harus mengetahui kaidah-kaidah dalam

memberikan hukuman. Sebagai alat pendidikan, hukuman hendaklah:

a. Senantiasa merupakan jawaban atas suatu pelanggaran.

b. Sedikit banyaknya selalu bersifat tidak menyenangkan.

c. Selalu bertujuan ke arah perbaikan dan diberikan untuk

kepentingan anak itu sendiri.40

Adapun hukuman yang bersifat pendidikan (pedagogis), harus

memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Pemberian hukuman harus tetap dalam jalinan cinta, kasih dan

sayang.

b. Harus didasarkan pada alasan “keharusan”.

c. Harus menimbulkan kesan di hati anak.

d. Harus menimbulkan keinsyafan dan penyesalan kepada anak didik.

e. Diikuti pemberian maaf dan harapan serta kepercayaan.41

f. Hukuman harus ada hubungannya dengan kesalahan.

40

Ibid., hlm. 186. 41

Arma‟i Arief, Op. Cit., hlm. 131.

Page 24: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

72

g. Hukuman harus disesuaikan dengan kepribadian anak.

h. Hukuman harus diberikan dengan adil.42

Adapun hukuman berupa fisik, Athiyah al-Abrasyi

memberikan kriteria yaitu :

a. Sebelum anak berumur 10 tahun anak-anak tidak boleh dipukul.

b. Pukulan tidak boleh lebih dari 3 kali.

c. Diberikan kesempatan kepada anak-anak untuk tobat dari apa yang

ia lakukan dan memperbaiki kesalahannya.43

Sedangkan menurut Abdullah Nasih Ulwan, dalam memberikan

hukuman pukulan hendaknya mempertimbangkan syarat-syarat sebagai

berikut:

a. Pendidik tidak terburu menggunakan pukulan, kecuali setelah

menggunakan semua metode lembut, yang mendidik dan membuat

jera.

b. Pendidik tidak memukul ketika dalam keadaan marah, karena

dikhawatirkan menimbulkan bahaya terhadap anak.

c. Ketika memukul hendaknya menghindari anggota badan yang peka,

seperti kepala, muka, dada, dan perut.

d. Pukulan untuk hukuman, hendaknya tidak terlalu keras dan tidak

menyakiti, pada kedua tangan atau kaki dengan tongkat yang tidak

besar.

e. Tidak memukul anak sebelum ia berusia 10 tahun.

42

Ngalim Purwanto, Op. Cit., hlm. 192. 43

Athiyah Al Abrasyi, Op. Cit., hlm. 153.

Page 25: BAB III KONSEP PEMBERIAN HADIAH DAN HUKUMAN …repository.iainpekalongan.ac.id/1233/9/13. BAB III.pdf · dengan sempurna dan bahagia, mencintai tanah air, ... Islam adalah Al-Qur‟an

73

f. Jika kesalahan anak untuk pertama kalinya, hendaknya ia diberi

kesempatan untuk bertobat dari perbuatan yang telah dilakukan,

memberi kesempatan untuk minta maaf, dan diberi kelapangan dan

mengambil janji untuk tidak mengulangi kesalahannya.

g. Pendidik hendaknya memukul anak dengan tangannya sendiri, dan

tidak menyerahkan kepada orang lain.

h. Jika anak sudah menginjak dewasa dan pendidik melihat bahwa

pukulan sepuluh kali tidak juga membuatnya jera, maka boleh ia

menambah dan mengulanginya, sehingga anak menjadi baik

kembali.44

Dengan kaidah-kaidah diatas, diharapkan pendidik dapat

menerapkan metode hukuman dengan bijak sesuai kebutuhan siswa

sehingga tidak terjadi kasus kekerasan terhadap siswa melalui

hukuman.

44

Abdullah Nasih Ulwan, Op. Cit., hlm. 325-326.