bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerahsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...lkpj...
TRANSCRIPT
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.29
BAB III
KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH
Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan tata kelolapemerintahan
yang baik merupakan tuntutan akuntabilitas pengelolaan setiap entitas
pemerintahan. Hal ini berarti setiap aspek pengelolaan pemerintahan harus
dilaksanakan berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.
Untuk mewujudkan kondisi ini, sejalan dengan dinamika regulasi yang
berlaku, maka setiap pemerintahan harus terus melakukan berbagai upaya
pembaruan khususnya dalam pengelolaan keuangan, antara lain pemutakhiran
produk perundang-undangan, penataan kelembagaan, pembenahan sistem dan
prosedur, dan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia di bidang
pengelolaan keuangan. Pada bidang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah
Kota Semarang telah berupaya untuk mematuhi semua aspek transparansi dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan. Laporan Keuangan sebagai bentuk
akuntabilitas pengelolaan keuangan, disusun dengan memaksimalkan upaya
pemenuhan prinsip-prinsip penyajian laporan dan kesesuaian dengan standar
akuntansi pemerintahan.
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
yang terakhir kali diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa
Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan
RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri
setiap tahun. Untuk penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015 telah diatur dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015.
Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih
dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat
target pencapaian kinerja terukur dari program yang akan dilaksanakan oleh
Pemerintah Kota untuk setiap urusan Pemerintahan Daerah disertai proyeksi
pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan
yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. KUA juga memuat kondisi
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.30
ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah,
kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi
pencapaiannya yang memuat langkah- langkah konkrit dalam pencapaian target
yang ditetapkan. Dokumen KUA ini memuat kebijakan penganggaran dari rencana
program dan kegiatan yang tercantum dalam RKPD Tahun 2015 yang merupakan
penjabaran tahun kelima dari RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015.
A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah
diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta ditegaskan dalam Permendagri
Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015, Anggaran Pendapatan Daerah Kota
Semarang tahun 2015, terdiri dari:
1. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 1.107.053.257.000,-
2. Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.306.428.964.000,-
3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. 850.342.315.000,-
Total Pendapatan Daerah sebesar Rp. 3.263.824.536.000,-
1. Kebijakan Pendapatan
Secara umum, kebijakan pendapatan daerah diarahkan untuk terus
mendorong peningkatan pendapatan dengan pokok-pokok kebijakan sebagai
berikut:
a. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan
ekstensifikasi obyek pajak dan retribusi yang tidak bertentangan dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. Optimalisasi penerimaan pendapatan dari pemanfaatan aset daerah dan hasil
pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;
c. Peningkatan kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan
mengoptimalkan pengelolaan BUMD;
d. Penataan performance budgeting melalui penataan sistem penyusunan dan
pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian kinerja
secara efisien, efektif dan berkesinambungan;
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.31
e. Optimalisasi Dana Perimbangan dengan memperhatikan ketentuan dalam
Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD
Tahun 2015, sebagai berikut:
1) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan
Presiden tentang Dana Alokasi Umum DaerahProvinsi, Kabupaten, dan
Kota Tahun Anggaran 2015.
2) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggarkan sesuai Peraturan
Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun Anggaran 2015.
3) Sisa DAK, untuk target kinerja yang telah tercapai dapat digunakan untuk
mendanai bidang yang sama atau bidang yang sesuai dengan prioritas
nasional sesuai dengan petunjuk teknis tahun 2015 atau tahun
sebelumnya dan target kinerja kegiatan DAK yang belum tercapai,
dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2015 untuk mendanai kegiatan
yang sesuai pada bidang DAK yang sama sesuai prioritas nasional dengan
menggunakan petunjuk teknis tahun anggaran sebelumnya.
4) Penganggaran pendapatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau
(DBHCHT) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai
Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2015
5) Pendapatan pada pos Bagi Hasil Pajak yang berasal dari Pajak Rokok pada
KUA ini belum diperhitungkan karena belum terdapat informasi resmi
dari kementrian terkait mengenai alokasi ke daerah Tahun Anggaran
2015. Jika informasi resmi tentang pagu alokasi Pajak Rokok telah
ditetapkan, maka pagu alokasi tersebut dapat langsung ditampung
dan/atau disesuaikan pada saat proses pembahasan RAPBD dengan
mengacu pada Permendagri No. 37 Tahun 2014 tanpa perlu melakukan
perubahan Nota Kesepakatan KUA dan PPAS.
f. Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari Bantuan Keuangan
Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari Bantuan Keuangan
Provinsi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.
Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah Kota Semarang pada tahun 2015
diarahkan pada optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan
intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah yang menitikberatkan pada :
a. Optimalisasi potensi pendapatan dengan tetap tidak memberatkan
masyarakat.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.32
b. Melaksanakan online sistem pembayaran dan pelaporan pajak daerah (Pajak
Restoran dan Pajak Hiburan).
c. Menjaga iklim investasi yang kondusif.
d. Pemutakhiran data spasial peta blok PBB (Kelurahan Bulusan)
e. Mudah diterapkan dan dilaksanakan.
f. Tidak merusak lingkungan.
g. Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif maupun materinya serta
optimalisasi aset dan kekayaan Pemerintah Kota.
Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah ini diharapkan akan meningkat
sejalan dengan perkembangan yang terjadi sesuai akselerasi aktivitas
perekonomian dan memberikan akuntabilitas yang obyektif dan proporsional
pada pembangunan yang akan dilaksanakan serta berupaya meningkatkan
pengembangan perekonomian di daerah.
2. Target dan Realisasi Pendapatan
Upaya-upaya dalam mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2015,
dapat ditempuh dengan :
a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya
membayar pajak dan retribusi sesuai dengan kemampuan dan potensi yang
dimiliki berdasarkan ketentuan yang berlaku;
b. Meningkatkan kualitas pelayanan, sistem dan prosedur administrasi
pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat, sederhana dan akuntabel;
c. Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber
pendapatan sesuai kewenangan dan potensi yang dimiliki Pemerintah Kota
dengan tetap memerhatikan aspek keadilan, kepentingan umum dan
kemampuan masyarakat;
d. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan
daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan
peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;
e. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah;
f. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam memberikan
kontribusi kepada pendapatan Pemerintah Kota.
Secara umum di Tahun 2015 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota
Semarang telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan realisasinya
melampaui target. Namun masih terdapat jenis pendapatan yang realisasinya
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.33
belum mencapai target. Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2015
sebagai berikut :
Target Pendapatan Rp. 3.263.824.536.000,-
Realisasi Pendapatan Rp. 3.390.172.448.717,- -
Selisih lebih Rp. 126.347.912.717,-
Realisasi Pendapatan mencapai 103,87 %dari target Pendapatan Tahun 2015.
Target dan Realisasi pendapatan secara rincian adalah sebagai berikut :
NO JENIS
PENDAPATAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH
PERSENTASE
REALISASI 2014
1. Pendapatan Asli Daerah.
1.107.053.257.000 1.244.594.020.738 137.540.763.738 112,42 1.158.137.854.383
2. Dana Perimbangan
1.306.428.964.000 1.270.371.271.674 (36.057.692.326) 97,24 1.274.767.390.279
3. Lain-lain Pendapatan yang Sah.
850.342.315.000 875.207.156.305 24.864.841.305 102,92 752.881.422.793
Jumlah Pendapatan Daerah.
3.263.824.536.000 3.390.172.448.717 126.347.912.717 103,87 3.185.786.667.455
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
a) Pendapatan Asli Daerah
Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan pendapatan yang berasal dari
pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang
dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.
Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :
Target Rp. 1.107.053.257.000,-
Realisasi Rp. 1.244.594.020.738,- _
Selisih Lebih Rp. 137.540.763.738,-
Realisasi PAD mencapai 112,42% dari target PAD Tahun 2015.
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. Pendapatan Pajak Daerah
783.000.000.000 816.208.853.784 33.208.853.784 104,24 791.764.929.686
2. Pendapatan Retribusi Daerah
103.340.009.000 89.728.179.483 (13.611.829.517) 86,83 110.310.402.783
3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan
9.306.898.000 10.530.576.700 1.223.678.700 113,15 8.036.099.560
4. Lain-lain PAD yang Sah
211.406.350.000 328.126.410.771 116.720.060.771 155,21 248.026.422.354
Jenis PAD 1.107.053.257.000 1.244.594.020.738 137.540.763.738 112,42 1.158.137.854.383
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
Rincian Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :
1) Pajak Daerah :
Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah
(Perda) Kota Semarang.Pengelolaan Pajak dilakukan oleh SKPD Dinas
Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang.
Adapun Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun 2015 adalah :
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.34
Target Rp. 783.000.000.000,-
Realisasi Rp. 816.208.853.784,- -
Selisih lebih Rp. 33.208.853.784,-
Realisasi Pajak Daerah mencapai 104,24% dari target Tahun 2015.
Rincian Pajak Daerah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. Pajak Hotel 50.000.000.000 55.445.095.950 5.445.095.950 110,89 50.589.695.464
2. Pajak Restoran 65.600.000.000 78.155.642.554 12.555.642.554 119,14 62.752.745.542
3. Pajak Hiburan 15.000.000.000 15.728.927.946 728.927.946 104,86 14.670.566.132
4. Pajak Reklame 25.000.000.000 25.910.827.083 910.827.083 103,64 22.505.204.858
5. Pajak Penerangan Jalan
163.500.000.000 185.505.501.940 22.005.501.940 113,46 163.497.269.631
6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C
100.000.000 120.188.240 20.188.240 120,19 25.199.840
7. Pajak Parkir 9.000.000.000 9.574.487.370 574.487.370 106,38 7.508.343.122
8. Pajak Air Tanah 4.750.000.000 5.543.419.678 793.419.678 116,70 4.873.574.208
9. Pajak Sarang Burung Walet
50.000.000 0 (50.000.000) 0 0
10. Pajak BPHTB 235.000.000.000 232.877.793.324 (2.122.206.676) 99,10 254.336.964.060
11. Pajak PBB 215.000.000.000 207.346.969.699 (7.653.030.301) 96,44 211.005.366.829
PAJAK DAERAH 783.000.000.000 816.208.853.784 33.208.853.784 104,24 791.764.929.686
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
2) Retribusi Daerah
Retribusi Daerahadalah PAD yang tarifnya telah diatur dengan Perda dan
pemungutan Retribusi ini berhubungan dengan pelayanan yang diberikan
oleh Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Pendapatan Retribusi dan
Pemungutannya dilakukan oleh SKPD penghasil.
Target dan Realisasi Retribusi Daerah adalah :
Target Rp.103.340.009.000,-
Realisasi Rp. 89.728.179.483,- _
Selisih kurang Rp. (13.611.829.517,-)
Realisasi Retribusi Daerah mencapai 86,83% dari target Tahun 2015.
Rincian Penerimaan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. DINAS KESEHATAN
3.376.469.000 3.564.854.400 188.385.400 105,58 12.279.939.000
Retribusi Pelayanan Kesehatan
3.376.469.000 3.564.854.400 188.385.400 105,58 12.279.939.000
2. DINAS BINA MARGA
43.055.000 45.000.000 1.945.000 104,52 42.800.000
Retr. Ijin Persewaan Alat Berat
43.055.000 45.000.000 1.945.000 104,52 42.800.000
3. DINAS PSDA & ESDM
153.262.000 1.140.000 (152.122.000) 0,74 105.025.000
Retr. Ijin Persewaan Alat Berat
153.262.000 1.140.000 (152.122.000) 0,74 105.025.000
4. DINAS KEBAKARAN
74.800.000 183.897.500 109.097.500 245,85 82.682.500
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.35
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
Retr.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran
63.050.000 115.147.500 52.097.500 182,63 64.682.500
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
11.750.000 68.750.000 57.000.000 585,11 18.000.000
5. DINAS TATA KOTA & PERUMAHAN
33.660.454.000 24.061.757.000 (9.598.697.000) 71,48 32.662.155.200
Retr.Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Myt
581.948.055 696.904.000 114.955.945 119,75 842.654.000
Retr.Penggantian Biaya Cetak Peta
1.481.864.063 1.586.986.500 105.122.437 107,09 1.461.821.300
Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah
1.094.025.000 840.697.500 (253.327.500) 76,84 948.947.700
Retr. Ijin Mendirikan Bangunan
23.217.044.472 15.811.316.600 (7.405.727.872) 68,10 23.696.254.200
Retr. Ijin Gangguan / Keramaian
7.285.572.410 5.125.852.400 (2.159.720.010) 70,36 5.712.478.000
6. PENERANGAN JALAN & P. REKLAME
10.398.067.000 5.887.733.480 (4.510.333.520) 56,62 6.168.304.625
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
10.398.067.000 5.887.733.480 (4.510.333.520) 56,62 6.168.304.625
7. DISHUB KOMINFO
13.034.800.000 11.620.435.250 (1.414.364.750) 89,15 12.308.012.845
Retr. Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum
3.700.000.000 2.804.290.000 (895.710.000) 75,79 2.783.789.500
Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor
6.244.051.000 6.119.204.000 (124.847.000) 98,00 6.468.913.470
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
1.376.286.000 1.364.420.750 (11.865.250) 99,14 1.233.912.375
Retr. Terminal 1.037.140.000 645.988.500 (391.151.500) 62,29 798.725.000
Retr.Tempat Khusus Parkir
610.523.000 617.382.000 6.859.000 101,12 911.147.500
Retr. Ijin Trayek 66.800.000 69.150.000 2.350.000 103,52 111.525.000
8. BADAN LINGKUNGAN HIDUP
303.560.000 331.900.000 28.340.000 109,34 338.050.000
Retr.Hasil Sewa Laboratorium Air
303.560.000 331.900.000 28.340.000 109,34 338.050.000
9. DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN
11.135.511.000 14.384.499.286 3.248.988.286 129,18 14.664.628.000
Retr.Pelayanan Persampahan
10.197.310.000 14.059.141.286 3.861.831.286 137,87 13.610.750.000
Retr. Penyedotan Kakus
168.670.000 199.358.000 30.688.000 118,19 203.378.000
Retr. Sewa Lapangan Simpang Lima
769.531.000 126.000.000 (643.531.000) 16,37 850.500.000
10. D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA
1.636.170.000 1.641.669.500 5.499.500 100,34 1.755.557.150
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
698.760.000 698.850.000 90.000 100,01 818.357.650
Retr.Tempat Rekreasi & Olah Raga
937.410.000 942.819.500 5.409.500 100,58 937.199.500
12. DINAS TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI
1.500.000.000 3.694.595.700 2.194.595.700 246,31 1.631.172.000
Retr. Perpanjangan Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing
1.500.000.000 3.694.595.700 2.194.595.700 246,31 1.631.172.000
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.36
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
12. DINAS PARIWISATA & KEBUDAYAAN
5.586.950.000 4.955.301.700 (631.648.300) 88,69 4.880.453.350
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
1.133.003.000 780.255.200 (352.747.800) 68,87 1.257.088.000
Retr.Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/ Villa
438.000.000 417.400.000 (20.600.000) 95,30 376.800.000
Retr.Tempat Rekreasi & Olahraga
4.015.947.000 3.757.646.500 (258.300.500) 93,57 3.246.565.350
13. SEKRETARIAT 798.627.000 899.573.000 100.946.000 112,64 904.163.000
Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah
109.495.000 118.700.000 9.205.000 108,41 115.600.000
Retr.Tempat Penginapan / Villa
689.132.000 780.873.000 91.741.000 113,31 788.563.000
14. D P K A D 6.045.887.000 4.037.436.321 (2.008.450.679) 66,78 2.632.670.402
Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah
6.045.887.000 4.037.436.321 (2.008.450.679) 66,78 2.632.670.402
Retr.Sewa Aset Tanah
434.238.000 2.245.739.139 1.811.501.139 517,17 969.702.328
Retr. SPBU Pandanaran
3.353.900.000 0 (3.353.900.000) 0 0
Retr.Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Anggrek
20.884.000 20.884.932 932 100,00 18.986.302
Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Achmad Dahlan
180.203.000 180.203.250 250 100,00 160.182.000
Retr.Kerjasama Lantai dasar Pertokoan Simp.5
242.037.000 349.609.000 107.572.000 144,44 155.381.750
Retr.Kerjasana Bengkok Pujasera Ngaliyan
34.625.000 41.000.000 6.375.000 118,41 42.003.990
Retr.Kerjasana PT. NARPATI
580.000.000 0 (580.000.000) 0 0
Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong
0 0 0 0 132.668.032
Retr.Sewa Lahan Tk. Roti Purimas
0 0 0 0 53.746.000
Retr.Sewa Lapangan Golf
1.200.000.000 1.200.000.000 0 100,00 1.100.000.000
15. DINAS KELAUTAN & PERIKANAN
62.647.000 85.076.625 22.429.625 135,80 66.535.295
Pemakaian Kekayaan Daerah
28.476.000 48.570.000 20.094.000 170,56 29.641.500
Retr. Tempat pelelangan Ikan
34.171.000 36.506.625 2.335.625 106,84 36.893.795
16. DINAS PASAR 15.529.750.000 14.333.309.721 (1.196.440.279) 92,30 18.631.633.416
Retr. Pelayanan Pasar
9.887.871.000 10.406.375.343 518.504.343 105,24 13.824.452.709
Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah
5.641.879.000 3.926.934.378 (1.714.944.622) 69,60 4.807.180.707
RETRIBUSI DAERAH
103.340.009.000 89.728.179.483 (13.611.829.517) 86,83 109.153.781.783
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang dipisahkan :
Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah PAD yang
berasal dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota
Semarang pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.37
Pendapatan ini dikelola dan diterima melalui Sekretariat Daerah Kota
Semarang.
Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah :
Target Rp. 9.306.898.000,-
Realisasi Rp. 10.530.576.700,- -
Selisih lebih Rp. 1.223.678.700,-
Realisasi HPKD mencapai 113,15% dari target Tahun 2015.
Rincian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah sebagai
berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Perusahaan Daerah RPH & BHP
99.057.023 0 (99.057.023) 0,00 40.263.443
2 Perusahaan Daerah Percetakan
181.627.616 69.361.514 (112.266.102) 38,19 186.582.943
3 Perusahaan Daerah Bank Pasar
339.229.079 91.006.744 (248.222.335) 26,83 191.206.550
4 Perusahaan Daerah Bpr / BKK
1.186.984.282 1.035.606.835 (151.377.447) 87,25 934.594.286
5 Bank Jateng Cabang Semarang
7.500.000.000 9.334.601.607 1.834.601.607 124,46 6.683.452.338
JUMLAH 9.306.898.000 10.530.576.700 1.223.678.700 113,15 8.036.099.560
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
4) Lain-lain PAD yang Sah :
Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari 7
(tujuh)Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan
Kota, RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial, Pemuda dan Olah
raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kelautan dan
Perikanan dan Dinas Pertanian
Target Rp. 211.406.350.000,-
Realisasi Rp. 328.126.410.771,-
Selisih lebih Rp.116.720.060.771,-
Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 155,21% dari target Tahun 2015.
Lain – lain PAD yang Sah dapat dirinci sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. DINAS KESEHATAN KOTA
28.416.980.000 29.224.121.000 807.141.000 102,84 14.971.508.000
Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP
28.416.980.000 29.224.121.000 807.141.000 102,84 14.971.508.000
2. RUMAH SAKIT UMUM
116.483.143.000 118.549.358.953 2.066.215.953 101,77 108.862.750.734
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.38
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
Pendapatan BLUD RSUD Kota Semarang
116.483.143.000 118.549.358.953 2.066.215.953 101,77 108.862.750.734
3. DISHUB KOMINFO
24.550.547.000 23.498.212.750 (1.052.334.250) 95,71 16.668.845.275
Fasilitas Umum 251.867.000 251.869.250 2.250 100,00 245.384.775
Penr.lain2 BLU 24.298.680.000 23.246.343.500 (1.052.336.500) 95,67 16.423.460.500
4 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL
643.900.000 871.900.000 228.000.000 135,41 0
Pendapatan Denda Administrasi Kependudukan
643.900.000 871.900.000 228.000.000 135,41 0
4 D P K A D 40.806.735.000 154.961.698.693 114.154.963.693 379,75 106.739.200.151
Pelepasan Hak Atas Tanah
0 0 0 0,00 4.247.676.530
Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant. Yg tdk terpakai
100.000.000 1.931.938.925 1.831.938.925 1931,94 795.290.500
Jasa Giro Kas Daerah
8.000.000.000 30.346.141.136 22.346.141.136 379,33 23.279.308.915
Rekening Deposito pada Bank
32.706.735.000 56.044.693.347 23.337.958.347 171,36 53.782.838.186
Plat Ijin Reklame 0 0 0 0 6.856.000
Denda Pajak 0 8.600.484.283 8.600.484.283 0 0
Lain-lain DPKAD 0 57.912.212.531 57.912.212.531 0 24.549.806.948
Bunga Pinjaman Dana Bergulir
0 126.228.471 126.228.471 0 77.423.072
5 DINAS KELAUTAN & PERIKANAN
17.145.000 22.265.000 5.120.000 129,86 15.810.500
Penjualan Hasil Perikanan
17.145.000 22.265.000 5.120.000 129,86 15.810.500
6 DINAS PERTANIAN
487.900.000 998.854.375 510.954.375 204,73 768.307.694
Penjualan Hasil Pertanian
24.800.000 82.213.500 57.413.500 331,51 28.136.800
Penjualan Hasil Peternakan
463.100.000 916.640.875 453.540.875 197,94 740.170.894
PENERIMAAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH
211.406.350.000 328.126.410.771 116.720.060.771 155,21 248.026.422.354
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
b) Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari Pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.
Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah :
Target Rp. 1.306.428.964.000,-
Realisasi Rp. 1.270.371.271.674,- -
Selisih kurang Rp. (36.057.692.326,-)
Realisasi Dana Perimbangan mencapai 97,24% dari target Tahun 2015.
Rincian Dana Perimbangan adalah sebagai berikut :
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.39
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. Bagi Hasil Pajak 125.281.000.000 95.124.155.500 (30.156.844.500) 75,93 137.759.893.153
2. Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam
2.200.000.000 1.738.332.174 (461.667.826) 79,02 3.031.059.126
3. Dana Alokasi Umum.
1.126.847.634.000 1.126.847.634.000 0 100,00 1.104.739.473.000
Dana Alokasi Khusus
52.100.330.000 46.661.150.000 (5.439.180.000) 89,56 29.236.965.000
Dana Perimbangan
1.306.428.964.000 1.270.371.271.674 (36.057.692.326) 97,24 1.274.767.390.279
Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
1) Bagi Hasil Pajak :
Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi
dan Bangunan, Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan
Pajak Penghasilan Pasal 21, DBHCHT dan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal
29.
Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah :
Target Rp.125.281.000.000,-
Realisasi Rp. 95.124.155.500,- -
Selisih kurang Rp. (30.156.844.500,-)
Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 75,93% dari target Tahun 2015.
Adapun Rincian Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. Bagi Hasil Pajak Bumi & Bangunan
18.500.000.000 15.042.001.500 (3.457.998.500) 81,31 18.569.293.102
2. Bagi Hasil dari PPH OPDN & Pasal.21
90.000.000.000 66.219.562.200 (23.780.437.800) 73,58 99.186.447.967
3. Bagi Hasil Cukai Rokok
9.500.000.000 6.580.684.800 (2.919.315.200) 69,27 6.441.892.797
4. PPH Pasal 25/29
7.281.000.000 7.281.907.000 907.000 100,01 13.562.259.287
Bagi Hasil Pajak
125.281.000.000 95.124.155.500 (30.156.844.500) 75,93 137.759.893.153
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) :
Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam adalah dana yang berasal dari
Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan
minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.
Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah :
Target Rp. 2.200.000.000,-
Realisasi Rp. 1.738.332.174,- -
Selisih kurang Rp. (461.667.826,-)
Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 79,02 % dari target Tahun 2015.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.40
Rincian Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam adalah
sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 20145 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Bagi Hasil dari Eksplorasi & Eksploitasi
2.200.000.000 1.738.332.174 (461.667.826) 79,02 3.031.059.126
Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam
2.200.000.000 1.738.332.174 (461.667.826) 79,02 3.031.059.126
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
3) Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari pendapatanAPBN yang
dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar
daerah dalam rangka mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan
desentralisasi.
Target Rp. 1.126.847.634.000,-
Realisasi Rp. 1.126.847.634.000,- -
Selisih Rp . 0,-
Atau realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 100% dari target Tahun 2015.
4) Dana Alokasi Khusus
Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada daerah tertentu yang bertujuan untuk membantu
mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan
prioritas nasional.
Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah :
Target Rp. 52.100.330.000,-
Realisasi Rp. 46.661.150.000,- -
Selisih Kurang Rp. (5.439.180.000),-
Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 89,56% dari target Tahun 2015.
c) Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah
Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang
berasal dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
Target dan Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah :
Target Rp. 850.342.315.000,-
Realisasi Rp. 875.207.156.305,-
Selisih lebih Rp. 24.864.841.305,-
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.41
Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 102,92% dari
target lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2015.
Rincian Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya
392.158.000.000 432.645.344.655 40.487.344.655 110,32 399.557.971.017
2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
355.298.952.000 355.298.952.000 0 100,00 283.917.499.000
3. Bantuan Keuangan dari Propinsi
82.155.340.000 66.532.836.650 (15.622.503.350) 80,98 69.405.952.776
4 Dana Insentif Daerah
20.730.023.000 20.730.023.000 0 100,00 0
Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah
850.342.315.000 875.207.156.305 24.864.841.305 102,92 752.881.422.793
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah
Lainnya (DBHP & PD)
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi adalah dana yang berasal dari pendapatan
APBD Provinsi yang dialokasikan kepada kabupaten/kota se Provinsi yang
bersangkutan berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan
daerah. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan
Pemerintah Daerah lainnya adalah :
Target Rp. 392.158.000.000,-
Realisasi Rp. 432.645.344.655 ,-
Selisih lebih Rp. 40.487.344.655,-
Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya
mencapai 110,32% dari target Tahun 2015.
Rincian Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya
adalah sebagai berikut :
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1. Pajak Kendaraan Bermotor
110.000.000.000 143.012.429.266 33.012.429.266 130,01 128.647.152.000
2. BBNKB 140.000.000.000 117.200.774.862 (22.799.225.138) 83,71 139.354.094.076
3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor
100.000.000.000 119.988.102.162 19.988.102.162 119,99 107.170.327.744
4. P2 & PAP 158.000.000 167.180.027 9.180.027 105,81 165.592.525
5. Bagi Hasil Pajak Rokok
42.000.000.000 52.276.858.338 10.276.858.338 124,47 24.220.804.672
Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya
392.158.000.000 432.645.344.655 40.487.344.655 110,32 399.557.971.017
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.42
2) Dana Penyesuaian
Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah
dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang terdiri dari Dana Tambahan Penghasilan Guru
Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Tunjangan Profesi.
Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus adalah :
Target Rp. 355.298.952.000,-
Realisasi Rp. 355.298.952.000,-
Selisih Rp. 0,-
Dana Penyesuaian mencapai 100,00% dari target Tahun 2015.
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut:
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Tambahan Penghasilan Guru PNSD & Tunj.Prof
355.298.952.000
355.298.952.000 0 100,00 283.839.175.240
Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus
355.298.952.000 355.298.952.000 0 100,00 283.839.175.240
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
3) Bantuan Keuangan Provinsi
Bantuan keuangan provinsi adalah bantuan dalam penggunaannya dan teknis
penganggarannya dibedakan bantuan keuangan yang bersifat umum atau
khusus. Bantuan ini diberikan provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka
pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.
Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah :
Target Rp. 82.155.340.000,-
Realisasi Rp. 66.532.836.650,- _
Selisih kurang Rp.(15.662.503.350,-)
Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 80,98% dari target Tahun 2015.
Adapun rincian dari Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut:
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I
82.155.340.000 66.532.836.650 (15.622.503.350) 80,98 69.405.952.776
Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I
82.155.340.000 66.532.836.650 (15.622.503.350) 80,98 69.405.952.776
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.43
4) Dana Insentif Daerah
Dana Insentif Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang bertujuan
memberikan reward kepada pemerintah daerah atas penilaian capaian
kinerja-nya di atas rata-rata nasional, dan digunakan dalam
rangkapelaksanaan fungsi pendidikan yang menjadi urusan / kewenangan
daerah. Dana Insentif Daerah diberikan kepada Dinas Pendidikan Kota
Semarang
Target dan Realisasi Dana Insentif Daerah adalah :
Target Rp. 20.730.023.000,-
Realisasi Rp. 20.730.023.000,- _
Selisih Rp. 0,-
Dana Insentif Daerah mencapai 100 % dari target Tahun 2015.
Adapun rincian dari Dana Insentif Daerah adalah sebagai berikut:
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Dana Insentif Daerah
20.730.023.000 20.730.023.000 0 100,00
0
Dana Insentif Daerah
20.730.023.000 20.730.023.000 0 100,00 0
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
3. Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah
Dalam upaya mengoptimalisasi mengelola pendapatan daerah Pemerintah
Kota Semarang sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan
yang timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut :
a. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD
a) Permasalahan Pajak Daerah
1) Adanya Wajib Pajak yang belum membayar sesuai ketentuan yang
berlaku.
2) Kurangnya kesadaran dan transparansi Wajib Pajak dalam
melaporkan besaran pajak yang seharusnya dibayar.
3) Keterbatasan SDM Pemeriksa Pajak yang memenuhi kriteria
pemeriksa pajak.
4) Kesulitan dalam pemungutan Pajak Daerah yang obyek pajaknya
yang subyek pajaknya sulit diketemukan.
5) Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) tidak
tercapai dikarenakan adanya penurunan jumlah transaksi tanah
dan atau bangunan yang pada tahun 2014 terjadi transaksi
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.44
sebanyak 13.305 transaksi dan di tahun 2015 terjadi 12.794
transaksi. Kemungkinan hal ini terjadi karena pelemahan
pertumbuhan ekonomi secara nasional
6) Dalam pembayaran PBB terealisasi sebesar Rp.215.303.165.681,-
melebihi jumlah target Rp.215.000.000.000,-. Namun pada tahun
2015 telah dipisahkan antara penulisan rekening pokok pajak dan
denda pajak sehingga tidak memenuhi target. Hal ini terjadi karena
adanya penurunan tingkat kepatuhan pembayaran Pajak Bumi dan
Bangunan yang ditunjukan pada tahun 2014 dari 496.124 lembar
SPPT PBB yang diterbitkan, terbayar 359.191 SPPT PBB (72,39%).
Sedangkan pada tahun 2015 dari 502.895 lembar SPPT PBB yang
terbayar sejumlah 317.350 SPPT (63,10%).
7) Pajak Sarang Burung Walet realisasinya mencapai 0% dikarenakan
sulitnya menemui wajib pajak (Pemilik) sehingga tidak pernah
diterbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah(SPTDT) Pajak
Sarang Burung Walet.Akan tetapi tetap dianggarkan mengingat
adanya potensi perkembangan bisnis sarang burung walet di Kota
Semarang.
b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Dilaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan pemasangan
on line system (pembayaran dan pelaporan melalui sistem
elektronik) terhadap Wajib Pajak Restoran dan Pajak Hiburan serta
akan dilakukan terhadap obyek pajak yang lain.
2) Melaksanakan pemeriksaan secara periodik setiap Triwulan dan
penungguan terhadap obyek pajak tertentu yang ditengarai dalam
membayar pajaknya tidak sesuai dengan yang seharusnya.
3) Mengusulkan kepada Kantor Diklat Kota Semarang untuk
penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan
terkait pengelolaan dan pemeriksaan pajak daerah.
4) Melaksanakan Yustisi Pajak Daerah bagi Wajib Pajak yang
melanggar ketentuan yang berlaku.
5) Melakukan updating Pajak Daerah secara rutin dan berkelanjutan.
6) Berusaha mencari informasi pemilik sarang burung wallet dengan
melakukan pendataan melalui kerjasama dengan masyarakat
sekitar serta koordinasi dengan Asosiasi Sarang Burung Walet.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.45
b. Permasalahan Retribusi Daerah
Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi
permasalahan dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi Daerah
bersangkutan. Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai
berikut :
Dinas PSDA dan ESDM
Permasalahan :
Peralatan yang di miliki dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang masih belum
bisa mencukupi untuk kebutuhan internal Pemerintah Kota Semarang dalam
hal ini Dinas PSDA dan SKPD lain yang membutuhkan. Sehingga untuk
kebutuhan eksternal pelayanan masyarakat yang akan menyewa belum bisa
dilayani secara maksimal , hal ini dikarenakan jumlah peralatan terbatas,
kondisinya sudah tua dan ada beberapa peralatan yang rusak.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Penambahan peralatan/mesin baru dengan penganggaran di tahun 2016
perubahan dan perbaikan peralatan supaya berfungsi dengan optimal.
Dinas Tata Kota dan Perumahan
Permasalahan :
1) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan
Daerah khususnya rumah sewa dikarenakan :
a. Tingkat kepatuhan dari penghuni untuk memenuhi kewajibannya
masih kurang dan biasanya pembayaran sewa saat dilakukan
penagihan selalu digunakan keperluan lain seperti bayar sekolah.
b. Keterbatasan petugas penagih, dimana petugas penagih melakukan
penagihan siang hari dan banyak penghuni rumah sewa yang
bekerja, sehingga saat melakukan penagihan kurang efektif.
2) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Ijin Mendirikan
Bangunan dikarenakan :
a. Wajib Retribusi IMB yang masuk pada TA 2015 sebanyak 2.128
pemohon sebagian besar nilai retribusinya kecil (rata-rata sekitar
Rp.10.000,- per meter).
b. Banyak berkas yang berhenti karena persyaratan belum lengkap,
terutama terkait persyaratan rekomendasi dari instansi lain.
c. Proses IMB yang masih rumit dan tidak sesuai SPM, sehingga
masyarakat enggan mengurus IMB.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.46
d. Dalam memproses IMB belum memanfaatkan IT secara maksimal
sehingga efisien dan efektifitas masih kurang.
e. Banyak berkas yang masuk dalam kondisi pengecekan di lapangan
terdapat banyak pelanggaran, sehingga berkas tidak bisa diproses.
f. Personil yang menangani sangat terbatas.
3) Tidak tercapainya Target Pendapatan Retribusi Ijin Gangguan (HO)
dikarenakan :
a. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Ijin
Gangguan dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang
Retribusi Perijinan Tertentu bahwa permohonan daftar ulang bagi
pemohon Ijin Gangguan tidak dikenakan pembayaran retribusi
kembali.
b. Pemberlakuan peraturan baru/edaran mengenai persyaratan yang
harus dilengkapi dalam permohonan Ijin Gangguan menjadi
hambatan bagi pengajuan penerbitan Ijin Gangguan maupun daftar
ulang Ijin Gangguan, karena belum didukung peraturan teknis
pelaksanaannya di daerah.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Tingkat intensitas pembinaan kepada penghuni rumah susun perlu
ditingkatkan, dalam rangka meningkatkan kepatuhan dalam memenuhi
kewajibannya dan dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi setiap
bulannya.
2) Sosialisasi berkaitan dengan perijinaan (KRK, IMB, HO dan Pelayanan
Pemakaman) pada 8 kecamatan setiap tahunnya yang sudah
dilaksanakan mulai tahun 2011 sampai sekarang. Sosialisasi
dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan SKPD terkait yaitu
BPPT.
3) Perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap bulan terhadap prosedur
perijinan yang berlaku melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian.
Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame
Permasalahan:
1) Banyak ijin Titik Reklame yang tidak diperpanjang lagi.
2) Beberapa permohonan Ijin Penyelenggaraan Reklame masih dalam
proses, hal tersebut karena adanya ketidaksesuaian antara ijin yang
diajukan dengan kondisi fisik yang ada di lapangan.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.47
3) Mekanisme perijinan reklame terlalu panjang, sehingga memperlambat
pemasukan retribusi reklame.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Menyusun Raperda tentang Reklame, yang pada saat ini sudah masuk di
Badan Legislatif DPRD.
2) Penyederhanaan mekanisme perijinan penyelenggaraan reklame.
3) Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian dalam Penyelenggaraan
Reklame.
Dinas Perhubungan, Komunikasi& Informatika
Permasalahan :
1) Tidak tercapainya target pendapatan parkir tepi jalan umum
dikarenakan setelah ditinjau ke lapangan banyak ditemukan titik parkir
ditempat larangan parkir dan realisasi di lapangan titik-titik baru
belum efektif, sehingga belum ada peningkatan pendapatan secara
signifikan.
2) Tidak tercapainya target pengujian kendaraan bermotorkarena
Kendaraan yang terdaftardalam data base tidak semuanya melakukan
uji laik di Kota Semarang, dikarenakan ada kendaraan yang sudah tidak
beroperasi lagi (usang) dan melakukan uji di daerah lain.
3) Tidak tercapainya target retribusi pemakaian kekayaan daerah (sewa
gedung parkir SCJ Johar) karena ada keterlambatan pembayaran yang
seharusnya dibayar bulan Desember 2015 baru dibayar tanggal 19
Januari 2016.
4) Tidak tercapainya target retribusi terminal karena realisasi retribusi
Terminal Mangkang dicatat ke dalam pendapatan BLU UPTD Terminal
Mangkang, sehingga mengurangi retribusi Terminal secara
keseluruhan.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Parkir
a. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan parkir
tepi jalan umum pada tahun 2015 dengan mencari titik baru telah
membuahkan hasil, jumlah titik parkir pada 2014 sebanyak 1.089
titik bertambah menjadi 1.127 titik (meningkat 38 titik)
b. Untuk mengoptimalkan retribusi parkir tepi jalan umum pada
tahun 2015 telah dilaksanakan penjajakan penerapan parkir
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.48
meter. Dan pada tahun 2016 akan dilaksanakan DED Parkir Meter
di Kota Semarang.
2) Untuk meningkatkan pendapatan pengujian kendaraan bermotor akan
dilakukan updating data kendaraan, sehingga kendaraan yang
melakukan uji sesuai dengan potensi yang riil.
3) Melaksanakan sosialisasi kepada pihak penyewa agar dilaksanakan
pembayaran sewa secara tepat waktu .
4) Pada saat perencanaan penganggaran agar dipisahkan antara retribusi
terminal dan penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah
( penerimaan lain-lain BLU ).
Dinas Kebersihan dan Pertamanan
Permasalahan
Tidak tercapainya retribusi sewa Lapangan Simpang Lima karena di tahun
2015 Lapangan Pancasila Simpanglima sedang dalam tahap rehabilitasi
yaitu penataan jalur bunga sehingga belum dapat digunakan.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Mempercepat proses rehabilitasi penataan jalur bunga pada Lapangan
Simpang Lima sehingga dapat difungsikan kembali guna meningkatkan
retribusi.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Permasalahan :
1) Retribusi Pemakaian kekayaan daerah tidak dapat memenuhi target
dikarenakan sewa lahan TBRS (WONDERIA) belum dibayar oleh PT.
Semarang Arsana Rekreasi Trusta (SMART).
2) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa tidak memenuhi
target dikarenakan terhambat dengan ditutupnya median jalan
sehingga mengurangi pengunjung yang akan menginap.
3) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga tidak memenuhi target
dikarenakan terhambat dengan ditutupnya median jalan sehingga
mengurangi pengunjung yang akan rekreasi.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Pihak Pemerintah Kota Semarang sudah melakukan penagihan
terhadap Sewa lahan di TBRS (WONDERIA) oleh PT. Semarang Arsana
Rekreasi Trusta (SMART) akan tetapi sampai dengan saat ini belum
dilakukan pembayaran.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.49
2) Meningkatkan pengunjung yang menginap diPesanggrahan dengan
cara memperbanyak event-event yang dilaksanakan di sekitar
Pesanggarahan tersebut sehingga mendorong masyarakat untuk
menginap.
3) Menyusun Perda tentang kenaikan tarif retribusi jasa usaha dan sudah
melalui proses pembahasan di Pansus DPRD
Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah :
Permasalahan :
1) Kerjasama pengelolaan SPBU Pandanaran sudah berakhir dan tidak
diperpanjang lagi, sedangkan denda terhadap keterlambatan
Rp.3.353.900.000,- sampai dengan selesainya perjanjian belum
dipenuhi.
2) Kerjasama dengan PT.Narpati tidak mencapai target dan capaiannya
0% dikarenakan sampai dengan saat ini Pihak PT.Narpati belum
memenuhi kewajibannya yaitu membayar retribusi. Sedangkan
PT.Narpati menuntut sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang saat
ini masih proses di Kanwil Pertanahan Jawa Tengah.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan proses hukum sampai
dengan tingkat Kasasi dan saat ini telah ada putusan kasasi dari MA
(Mahkamah Agung). Sesuai putusan MA tersebut dimenangkan oleh
pihak Pemerintah Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang telah
melayangkan surat teguran piutang tahun 2014 sebanyak 2 (dua) kali
dan tahun 2015 telah menagih kembali namun sampai dengan saat ini
belum ada respon. Disisi lain Pemerintah Kota juga telah memasukkan
dalam daftar kerugian daerah yang selalu akan ditagih dengan
melakukan koordinasi dengan Pengadilan dan Kejaksaan untuk
melaksanakan eksekusi penagihan.
2) Pemerintah Kota Semarang sudah melakukan penagihan sebanyak
2 ( dua ) kali, tapi sampai dengan saat ini PT.Narpati belum melakukan
pembayaran. Berdasarkan Hasil dialog Pj.Walikota dengan jajaran
Badan Pertanahan Nasional antara lain tentang TPA Jatibarang.
Disarankan untuk merubah permohonan dari Hak Pengelolaan Lahan
(HPL) ke Hak Pakai (HP) terlebih dahulu. Tetapi berdasarkan
pengajuan HPL yang sudah diserahkan dari Kantor Wilayah Pertanahan
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.50
Provinsi Jawa Tengah ke BPN Kota Semarang hingga sekarang belum
diserahkan kepada Pemerintah Kota Semarang.
Dinas Pasar :
Permasalahan :
Tidak tercapainya Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dikarenakan :
1) Jumlah PKL yang digunakan sebagai acuan penyusunan target
Pendapatan pada kenyataannya sudah banyak berkurang karena
adanya kegiatan penertiban PKL.
2) Banyak Kelurahan kekurangan personel didalam penarikan retribusi.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Updating data PKL pada tahun 2015 sebagai bahan untuk merevisi
target di 177 kelurahan
2) Personel Dinas Pasar diperbantukan dalam penarikan retribusi di
kelurahan-kelurahan yang tidak mempunyai petugas juru pungut.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan :
Perusda Percetakan
Adanya PPn kurang bayar dari tahun 2010-2013, pihak Perusda Percetakan
selama ini menganggap bahwa pajak yang dikenakan adalah pajak diatas
Rp.1.000.000,- sedangkan di bawah Rp.1.000.000,- tidak dikenakan pajak .
Pajak dari tahun 2010-2013 mencapai Rp.227.054.928,- yang ditutup dengan
perolehan laba tahun 2014. Adapun laba tahun 2014 Rp.347.732.368,-
sehingga Perusda Percetakan hanya dapat menyetorkan deviden
Rp.69.361.561,-
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Semua penjualan akan dikenakan PPn sesuai dengan ketentuan yang berlaku
(dari yang semula penjualan dibawah Rp.1.000.000,- tidak dikenakan pajak
PPn)
Perusda RPH dan BHP
Penyalahgunaan keuangan yang dilakukan oleh Pegawai RPH dan BHP
berdampak pada laba operasional Perusda RPH dan BHP Kota Semarang
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) Telah dilakukan proses hukum kepada bendahara yang bersangkutan.
2) Melakukan perekrutan SDM yang mempunyai kompentensi di bidang
keuangan.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.51
3) Melakukan pengendalian melalui monitoring perolehan pendapatan
secara harian
4) Untuk meningkatan pendapatan maka pemotongan hewan yang semula
hanya dilaksanakan pada malam hari, akan ditingkatkan lagi menjadi
pemotongan di malam hari dan siang hari khususnya untuk babi dan
sapi
PD. BPR Bank Pasar
PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2015 karena :
1) Adanya biaya jasa pengabdian direktur yang harus dibayarkan secara
langsung dan tidak boleh diambilkan dari dana kesejahteraan pegawai.
2) Adanya biaya sistem yang harus dibayar langsung oleh BPR Bank Pasar
dan tidak boleh disusutkan
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
1) Memperkecil suku bunga pinjaman kepada pihak ketiga
2) Membuat produk-produk baru yang lebih inovatif seperti Tabungan
Tahta (Tabungan Arisan Hadiah Jutaan)
3) Memperkuat Tim Market (pemasaran)
PD. BPR BKK Kota Semarang
PD BPR BKK Kota Semarang tidak mencapai target di tahun 2015 karena
persaingan pasar yang cukup ketat.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Dengan memperkuat Tim market (pemasaran) sehingga pendapatan usaha
bisa mencapai target yang direncanakan.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahannya tingginya penerimaan denda disebabkan karena
masyarakat kurang tertib dan disiplin dalam melakukan permohonan
administrasi kependudukan sehingga sesuai Peraturan Walikota Nomor 3
Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 2A Tahun
2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008
tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan maka setiap
penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui
batas waktu pelaporan.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Melaksanakan kegiatan
sosialisasi kebijakan kependudukan, yaitu memberikan pelayanan langsung
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.52
baik dengan mobil keliling maupun pelayanan pada kelurahan serta
pembebasan denda akta kelahiran pada kegiatan HUT Kota Semarang ke
468.
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi
Penerimaan lain-lain BLU tidak memenuhi target karena pengoperasian
koridor baru BRT belum tersosialisasi secara penuh pada masyarakat
sehingga masyarakat belum menggunakan armada tersebut. Hal tersebut
mengakibatkan pendapatan tiket BRT berkurang
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Kedepan akan dilakukan sosialisasi dan promosi untuk menarik animo
masyarakat, agar masyarakat memaksimalkan penggunaan armada BRT.
e. Pendapatan Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak tidak mencapai target dikarenakan :
1) Transfer triwulan IV tahun 2015 belum disalurkan sampai dengan 31
Desember 2015 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan
kekurangan tersebut di tahun 2016 sesuai PMK Nomor
241/PMK.07/2014 dengan mekanisme kurang bayar.
2) Realisasi penerimaan pajak pusat tidak tercapai sehingga realisasi bagi
hasil pajak kepada daerah juga tidak tercapai, karena bagi hasil pajak
perhitungannya berdasarkan realisasi penerimaan pajak pusat.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut:
Perlu meningkatkan upaya dalam rangka optimalisasi penerimaan Bagi Hasil
Pajak yaitu dengan implementasi perjanjian kerja sama antara Pemerintah
Kota Semarang dengan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I
tentang Optimalisasi Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21 dan PPH WPOPDN
Pasal 25/29).
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) tidak mencapai
target dikarenakan :
1) Transfer triwulan IV tahun 2015 belum disalurkan. sampai dengan 31
Desember 2015 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan
kekurangan tersebut di tahun 2016 sesuai PMK Nomor
241/PMK.07/2014 dengan mekanisme kurang bayar.
2) Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan drastis Rp.35.000
per barel, sehingga realisasi menjadi sangat rendah ( tidak tercapai ).
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.53
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Terkait dengan harga minyak mentah dunia, Pemerintah Kota sifatnya hanya
menerima, namun untuk kebenaran data selalu diadakan koordinasi dengan
Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
Dana Alokasi Khusus tidak mencapai target karena :
Tidak tercapainya pendapatan dari DAK khususnya untuk DAK tambahan
yang terdiri dari Program Prioritas Percepatan Kabinet Kerja (P3K2) dan
Urusan Daerah (UD) hanya 80% adalah karena :
1) Adanya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena gagal lelang.
2) SKPD kurang cepat menyerap dana DAK sehingga keharusan
penyerapan 75% sampai dengan tahap III tidak dapat dipenuhi.
Tercapainya pendapatan DAK tergantung capaian kinerja SKPD
pelaksana DAK.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
SKPD pelaksana DAK harus dipacu untuk merencanakan dan melaksanakan
kegiatan tepat waktu sehingga penyerapan bisa lebih cepat dan minimal
penyerapan 75% yang merupakan syarat pengajuan pencairan tahap
selanjutnya dapat dipenuhi.
f. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah
Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi tidak mencapai target dikarenakan :
Khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) tidak tercapai
target anggaran pendapatan karena masyarakat beralih pada pembelian
mobil murah, sehingga realisasi pendapatan BBNKB menjadi lebih kecil.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
Terkait dengan daya beli dan selera masyarakat dalam pembelian mobil
murah, Pemerintah berupaya memonitor ketepatan data.
Bantuan Keuangan dari Propinsi
Realisasi Dana Bantuan Keuangan dari Propinsi terserap sebesar 80,98%
dari target yang ditetapkan, hal tersebut disebabkan karena :
1) Bantuan hibah tidak dapat dilaksanakan karena adanya Undang-
undang Nomor 23 tahun 2014
2) Gagal lelang, terutama untuk kegiatan yang bersifat fisik .
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.54
3) Khusus untuk Dinas Pendidikan, bantuan keuangan masuk dalam APBD
Perubahan 2015 sehingga tidak cukup waktu pelaksanaan karena
perubahan APBD ditetapkan pada tanggal 23 Oktober 2015.
Solusi yang diupayakan sebagai berikut :
1) Memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat terkait dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang berkaitan dengan
persyaratan penerima hibah harus berbadan hukum.
2) SKPD melaksanakan kegiatan lebih responsif dan perencanaan
pelaksanaan lebih baik dan tepat waktu. sehingga dapat mengantisipasi
adanya gagal lelang dan penyerapan anggaran optimal.
3) Memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar
penetapan APBD Provinsi lebih awal baik murni maupun perubahan,
sehingga Pemerintah Kota tidak terkendala dalam pelaksanaan proses
lelang serta terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan.
B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Pengelolaan Belanja Daerah Pemerintah Kota Semarang disusun berdasarkan
prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian target kinerja terukur yang
ditetapkan untuk meningkatkan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan
anggaran guna peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Orientasi
anggaran berbasis kinerja adalah pencapaian keluaran dan hasil (output dan
outcome) dari masukan (input) yang dimanfaatkan untuk pencapaian target
kinerja Pemerintah Kota Semarang dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)
sesuai tugas pokok, fungsi dan kewenangan yang dimiliki.
Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan
Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri
dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian
atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan
Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan
ketentuan perundang-undangan.
1. Kebijakan Belanja Daerah
Kebijakanbelanja daerah pada tahun 2015disusun dengan memperhatikan
ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.55
Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran
2015. Kebijakan belanja di tahun 2015 diarahkan pada:
a. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan
Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, dengan
peningkatan proporsi belanja program dan kegiatan yang berdampak
langsung kepada publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar,
disamping tetap menjaga pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan.
b. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahun 2015
yang tercantum dalam RKPD Tahun 2015 yang memerhatikan pencapaian
target indikator sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMD 2010-2015,
capaian Millenium Development Goals (MDG’s) dan Standar Pelayanan
Minimal (SPM).
c. Pada tahun 2015, dialokasikan belanja daerah untuk mendukung
pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2015.
Penganggaran Belanja Daerah tahun 2015 terdiri dari belanja tidak langsung dan
belanja langsung.
a. Belanja Tidak langsung.
Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait
secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja
tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja
hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tak
terduga. Kebijakan untuk belanja tidak langsung di tahun 2015, diarahkan pada
hal-hal sebagai berikut:
1) Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dianggarkan dengan
berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan
Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Di tahun 2015
gaji PNSD disusun dengan memperhatikan antisipasi adanya kenaikan
gaji berkala, kenaikan, accress dan kenaikan tunjangan beras;
2) Tambahan Penghasilan PNS di tahun 2015 direncanakan naik rata-rata
sebesar 100% dengan berpedoman pada ketetapan tentang tambahan
penghasilan bagi PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah Kota
Semarang. Melalui kenaikan TPP ini, diharapkan akan meningkatkan
kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota
Semarang terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.56
3) Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk
kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat yang tidak dapat
diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh Pemerintah.
Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan
memertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2014 dan kemungkinan
adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi
sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah.
4) Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan
berdasarkan Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012
tentang TataCara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan,
Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi
Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas
Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara
Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan
Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial
Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.
b. Belanja Langsung.
Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung
dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Langsung terdiri dari belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Rencana belanja langsung
ditahun 2015adalah sebesarRp. 1.874.761.855.000. Belanja Langsung pada tahun
anggaran 2015 diarahkan melalui kebijakan sebagai berikut:
1) Penganggaran belanja langsung diimplementasikan melalui program
dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan Sapta Program yang
sejalan dengan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 dalam rangka
pencapaian target-target kinerja dalam RPJMD Tahun 2010-2015,
Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Millenium Development Goals
(MDG’s);
2) Penganggaran Belanja Langsung disusun berdasarkan target capaian
kinerja yang jelas dan terukur yang bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan
efisiensi penggunaan anggaran;
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.57
3) Penganggaran Belanja Langsung disusun dengan memerhatikan asas
kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam rangka pencapaian
sasaran program dan kegiatan secara efektif dan efisien;
4) Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan
prioritas pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan prioritas
pembangunan di provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan
kebijakan dan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan
Nasional di tahun 2015;
5) Pekerjaan pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses
pengadaan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
2. Kebijakan Pembangunan Daerah
Anggaran belanja APBD harus diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas
pelayanan publik secara lebih efisien dan efektif serta responsif terhadap
kebutuhan dan potensi wilayah Kota Semarang.Selain itu anggaran belanja APBD
diarahkan untuk memenuhi prioritas daerah yang telah ditetapkan dalam RKPD
Tahun 2015 serta untuk memenuhi target-target kinerja yang ada di RPJMD Kota
Semarang Tahun 2010-2015.
Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan sasaran
pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan sasaran pembangunan di
Provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan prioritas dan sasaran
pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional di tahun 2015.Untuk
mencapaisinergi tersebut dilakukan melalui proses komunikasi, konsultasi, dan
koordinasi dengan pemangku kepentingan serta Kementerian dan SKPD terkait di
Provinsi dengan mengedepankan keberhasilan bersama dalam pencapaian sasaran
pembangunan
Selaras dengan prioritas pembangunan daerah Kota Semarang sebagaimana
tercantum dalam kebijakan umum RPJMD Kota Semarang 2010-2015, maka
prioritas program pembangunan merupakan upaya pemantapan pencapaian visi
Kota Semarang yaitu “Terwujudnya Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, yang
Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera” melalui pemantapaan pelaksanaan tujuh
agenda pokok prioritas pembangunan Kota Semarang dalam SAPTA PROGRAM.
Pada tahun 2015 prioritas pembangunan Kota Semarang adalah sebagai berikut:
1). Penanganan Kemiskinan dan Pengangguran
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.58
a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin.
b. Pemantapan pemberdayaan ekonomi warga miskin.
c. Pemantapan penurunan angka pengangguran.
2). Penanganan rob dan banjir
a. Peningkatan dan pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian
banjir dan rob.
b. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai serta Konservasi Kawasan Hulu dan
Hilir.
3). Peningkatan pelayanan publik
a. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan yang bersih dan akuntabel
dengan optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi.
b. Peningkatan Perekonomian Daerah berbasis potensi unggulan lokal.
c. Peningkatan antisipasi pra bencana, saat tanggap darurat dan
penanggulangan pasac bencana alam.
4). Peningkatan infrastruktur
a. Peningkatan aksesbilitas, kualitas dan kuantitas sarana prasarana
infrastruktur wilayah.
b. Peningkatan kualitas dan kuantitas utilitas wilayah.
5). Pengarusutamaan gender
a. Pemantapan kota layak anak.
b. Peningkatan kualitas partisipasi perempuan dalam pembangunan.
6). Peningkatan Pelayanan Pendidikan
a. Pemantapan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 tahun.
b. Peningkatan mutu Pendidikan Formal dan Luar Sekolah.
7). Peningkatan Pelayanan Kesehatan.
a. Pemantapan aksesbilitas dan derajat kesehatan masyarakat.
b. Pemantapan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.
3. Target dan Realisasi Belanja Daerah
Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah
Anggaran Rp. 4.358.328.271.526
Realisasi Rp. 3.018.858.152.493 _
Selisih kurang Rp. (1.339.470.119.033)
Kurang 30,73 % dari Anggaran Belanja Tahun 2015
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.59
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Belanja Tidak Langsung
1.683.530.502.900 1.361.662.523.163 (321.867.979.737) 80,88 1.232.457.912.913
2 Belanja Langsung
2.674.797.768.626 1.657.195.629.330 (1.017.602.139.296) 61,96 1.729.518.776.473
Belanja 4.358.328.271.526 3.018.858.152.493 (1.339.470.119.033) 69,27 2.961.976.689.386
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut :
a. Belanja Tidak Langsung
Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah :
Anggaran Rp.1.683.530.502.900,-
Realisasi Rp.1.361.662.523.163,- _
Selisih kurang Rp. (321.867.979.737,-)
Atau kurang 19,12% dari Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun 2015.
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Belanja Pegawai
1.508.021.694.600 1.323.678.903.513 (184.342.791.087) 87,78 1.178.286.258.488
2 Belanja Bunga
0 0 0 0 250.000.000
3 Belanja Subsidi
0 0 0 0 0
4 Belanja Hibah
80.633.775.000 34.097.478.825 (46.536.296.175) 42,29 44.933.676.000
5 Belanja Bantuan Sosial
4.875.000.000 1.998.500.000 (2.876.500.000) 40,99 6.301.500.000
6 Belanja Bagi Hasil
0 0 0 0 0
7 Belanja Bantuan Keuangan
984.262.000 865.658.275 (118.603.725) 87,95 870.104.900
8 Belanja Tidak terduga
89.015.771.300 1.021.982.550 (87.993.788.750) 1,15 1.816.373.525
Belanja Tidak Langsung
1.683.530.502.900 1.361.662.523.163 (321.867.979.737) 80,88 1.232.457.912.913
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
Pemerintah Kota Semarang dalam Realisasi Belanja Daerah diupayakan
menghindari adanya pelampauan. Realisasi kurang dari target belanja apabila
target sasaran output terpenuhi berarti terjadi efisiensi. Adapun selisih kurang
Belanja pada Belanja Tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut :
a) Belanja Pegawai :
Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai,
pegawai yang cuti dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada
setiap SKPD dengan selisih terkecil di SKPD Kecamatan Semarang Selatan
dan terbesar di SKPD BKD.
b) Belanja Bunga :
Belanja Bunga tidak dianggarkan.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.60
c) Belanja Subsidi
Belanja subsidi tidak dianggarkan.
d) Belanja Hibah
Selisih kurang terjadidikarenakan adanya pengendalian pemberian hibah
berdasarkan Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai perubahan
Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah. Serta ketentuan pasal 298 ayat (5) huruf d Undang-Undang
Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka organisasi kemasyarakatan
yang diperbolehkan untuk menerima hibah adalah organisasi
kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Sehingga dikarenakan
peraturan tersebut, maka SKPD pengelola Hibah lebih berhati-hati dalam
mengajukan pencairan Hibah.
e) Belanja Bantuan Sosial :
Selisih kurang terjadi dikarenakan belanja bantuan sosial diberikan sesuai
dengan ketentuan Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai perubahan
Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah
dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah.
Kebijakan Pemerintah dalam pemberian bantuan sosial diberikan secara
selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak
wajib dan tidak harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan
tertentu serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan
mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.
f) Belanja Bantuan Keuangan :
Bantuan keuangan merupakan bantuan kepada partai politik yang
diberikan kepada 9 partai politik dengan jumlah suara sebanyak 656.683
suara, dengan nilai Rp1.325,00 per suara. SKPD pengelola bantuan
keuangantersebut adalahBadan Kesbangpolinmas, Adapun Partai
Golongan Karya dan Partai Persatuan pembangunan tidak dicairkan
karena tidak ada pengajuan dari Kesbangpolinmas untuk kedua partai
tersebut disebabkan karena kelengkapan persyaratan yang kurang
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.61
lengkap yaitu tidak dikeluarkan surat Pengesahan dari Kementerian
Hukum dan HAM kepada kedua Partai tersebut.
g) Belanja Tidak Terduga :
Belanja Tidak Terduga digunakan sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk
restitusi sedangkan sisanya dicadangkan apabila terjadi bencana alam.
b. Belanja Langsung
Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah :
Anggaran Rp. 2.674.797.768.626,-
Realisasi Rp. 1.657.195.629.330,- -
Selisih kurang Rp.(1.017.602.139.296,-)
Atau kurang sebesar 38,04 % dari target Belanja Langsung Tahun 2015:
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Belanja Pegawai
159.188.977.295 133.048.408.412 (26.140.568.883) 83,58 133.988.263.889
2 Belanja Barang dan Jasa
1.166.259.301.809 838.106.540.994 (328.152.760.815) 71,86 808.370.385.171
3 Belanja Modal
1.349.349.489.522 686.040.679.924 (663.308.809.598) 50,84 787.160.127.413
Belanja Langsung
2.674.797.768.626 1.657.195.629.330 (1.017.602.139.296) 61,96 1.729.518.776.473
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut :
a) Belanja Pegawai :
Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena :
Sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing SKPD. Kurang
Belanja Langsung Pegawai terdapat pada beberapa SKPD yaitu RSUD, Dinas
PJPR, Dishubkominfo, Disnakertrans dan Sekretariat DPRD.
b) Belanja Barang dan Jasa :
Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena :
1) Adanya beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa
SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang tidak dapat dicairkan SP2D (
Surat Perintah Pencairan Dana) nya . Hal tersebut disebabkan karena
adanya keterlambatan pengajuan SPM (Surat Perintah Membayar) dari
SKPD pengampu kegiatan.
2) Belanja barang jasa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang
dilaksanakan.
3) Pemakaian telepon, listrik, dan air disesuaikan dengan kebutuhan
kedinasan.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.62
4) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan
bangunan kantor, dan pengadaan dan penyediaan peralatan gedung
kantor disesuaikan dengan harga pasar dan menyesuaikan dengan E-
Catalog.
5) Adanya kegiatan yang dilaksanakan tetapi target dan penyerapan
belanjanya tidak mencapai 100% dan ada beberapa kegiatan yang tidak
dilaksanakan atau 0% .
Kurang Belanja Barang dan Jasa terdapat pada SKPD Dinas Pendidikan, RSU,
Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, Sekretariat DPRD, DPKAD,
Dishubkominfo, DKK dan Dinas PJPR.
Belanja Modal :
Pada belanja modal selisih kurang belanja disebabkan karena :
1) Pembelian barang modal memiliki kualitas dan kuantitas dan
pelaksanaannya di bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan.
2) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu dengan
melakukan perbandingan harga yang menguntungkan bagi pemerintah
daerah yaitu melalui mekanisme lelang.
3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.
4) Kegiatan yang tidak mencapai 100% terdiri dari SKPD : Dinas Pendidikan,
RSU, Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, DPKAD, PJPR, DTKP ,Satpol
PP, kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan
Semarang Barat, Kecamatan Gunungpati, Kecamatam Banyumanik,
Kecamatan Ngaliyan sedangkan kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%)
yaitu dari SKPD : Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Dinas
Tata Kota dan Perumahan dan Dinas Pasar, BLH, Dinas Koperasi,
Dinsospora, Kecamatan : Mijen, Genuk, Gunungpati. Semarang Barat,
Semarang Tengah, Satpol PP.
4. Permasalahan dan Solusi
Permasalahan belanja Daerah yang timbul dalam pelaksanaan. Tahun
Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :
a) Mekanisme pembayaran atas pekerjaan yang belum selesai, yang Berita
Acara Penyelesaian Pekerjaan-nya (BAPP) diperkirakan akan terjadi
sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Pekerjaan yang belum
selesai tersebut adalah pekerjaan-pekerjaan yang masih dalam tahap
penyelesaian dan belum dilakukan Serah Terima Barang/Jasa,
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.63
sementara batas akhir penyampaian Surat Perintah Membayar (SPM)
ke DPKAD sudah berakhir. Hal ini mengindikasikan masih cukup besar
prosentase pekerjaan pada instansi pemerintah kota Semarang yang
belum dilaksanakan atau setidak-tidaknya yang belum diselesaikan
pengerjaannya serta belum dilakukan pencairan anggarannya.
b) Permasalahan pembebasan pada pertanahan masih banyak tanah
sengketa di masyarakat harga negosiasi yang dikehendaki masyarakat
dan kemampuan keuangan pemerintah belum mencapai sepakat
sehingga memerlukan waktu lama penyelesaiannya, maka pembebasan
belum dapat diselesaikan semua
c) Beberapa program dan kegiatan dari pusat yang ditetapkan belum
diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan tepat waktu
sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan
waktu dan kondisi di lapangan.
Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah sebagai berikut :
a) Disusun Peraturan Walikota tentang Perubahan APBD Tahun 2016
sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015
Tentang Pedoman Penyusunan APBD 2016.
b) Permasalahan pembebasan tanah diselesaikan dengan komunikasi dan
pendekatan persuasif kepada masyarakat serta tokoh-tokoh
masyarakat selain dengan musyawarah mufakat.
c) Melakukan koordinasi dan komunikasi dalam rangka sinkronisasi
program dan kegiatan dengan Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dari
pusat.
C. PEMBIAYAAN DAERAH
Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk
menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang
bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Pembiayaan dalam struktur
APBD merupakan akibat dari penerapan surplus/defisit anggaran. Pembiayaan
untuk menutup defisit anggaran disebut sebagai penerimaan pembiayaan, sedang
pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut pengeluaran
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.64
pembiayaan. Sehingga penyusunan anggaran pembiayaan daerah akan
dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran.
1. Penerimaan Pembiayaan
a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan
Sumber penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2015
bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SilPA) dan
pencairan Dana Cadangan. Penganggaran SiLPA didasarkan pada
penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan
perkiraan realisasi anggaran di tahun anggaran 2014.
Penerimaan pembiayaan di tahun 2015 direncanakan akan dianggarkan dari
pencairan dana cadangan yang akan dipergunakan untuk mendukung
pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2015,
baik yang berbentuk hibah maupun belanja langsung program dan kegiatan
pada SKPD terkait.
b. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan
Anggaran Rp.1.136.190.735.526,-
Realisasi Rp.1.073.208.844.976,- _
Selisih kurang Rp. (62.981.890.550,-)
Atau kurang 5,54 % dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 2015.
Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SILPA) Tahun 2014, yaitu sebesar Rp.1.073.208.844.976,- dan
Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp.62.981.890.550,-.
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)
1.073.208.844.976 1.073.208.844.976 0 100 912.721.021.842
2 Pencairan Dana Cadangan
62.981.890.550 0 (62.981.890.550) 0 0
3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
0 0 0 0 0
4 Penerimaan Pinjaman Daerah
0 0 0 0 0
5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah
0 0 0 0 0
6 Penerimaan Piutang Daerah
0 0 0 0 0
Penerimaan Pembiayaan
1.136.190.735.526 1.073.208.844.976 (62.981.890.550) 94,46 912.721.021.842
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.65
2. Pengeluaran Pembiayaan
a. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan
Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali
baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran
berikutnya. Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan
tertentu sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah.
Untuk tahun anggaran 2015, tidak ada pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan.
b. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan
Anggaran Rp. 41.687.000.000,-
Realisasi Rp. 41.686.874.742,- -
Selisih kurang Rp.(125.258,-)
Atau kurang sebesar 0,00033 % dari Target Tahun 2015.
NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN
TASE REALISASI 2014
1 Pembentukan Dana Cadangan
0 0 0 0 25.439.914.000
2 Penyertaan Modal (Bank Jateng)
41.686.000.000 41.686.000.000 0 100 8.339.000.000
3 Penyertaan Modal (Dana Bergulir UKM, LKM,dan Koperasi
0 0 0 0 0
4 Penyertaan Modal (PDAM)
0 - 0 0 10.000.000.000
5 Penyertaan Modal BPR/BKK
0 - 0 0 1.000.000.000
6 Penyertaan Modal Bank Pasar
0 0 0 0 0
7 Penyertaan Modal (Perusda Percetakan)
0 0 0 0 0
8 Penyertaan Modal Perusda RPH dan BHP
0 0 0 0 1.500.000.000
9 Pembayaran Pokok Utang
1.000.000 874.742 (125.258) 0,00 1.816.665.353
10 Pengembalian Sisa Dana DPPID
0 0 0 0 0
Pengeluaran Pembiayaan
41.687.000.000 41.686.874.742 (125.258) 100,00 48.095.579.353
Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015
Keterangan :
Sisa anggaran pada pembayaran pokok utang Pemerintah Kota Semarang pada
tahun 2015 yang merupakan pembayaran denda bunga hutang pada pinjaman
kepada Bank Dunia dengan Nomor SLA-768/DP3/1994.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.66
D. SISA LEBIH PERHITUNGAN TAHUN 2015
1. Kebijakan SILPA Tahun Berjalan.
Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan
pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan
RAPBD. Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah
memanfaatkan untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang
dibutuhkan dan/atau pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan
terjadi negatif maka pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus
pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan
program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume
program dan kegiatannya.
2. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2015.
Mendasarkan hal tersebut di atas maka perhitungan anggaran Tahun 2015
pada sisa kas (Sisa perhitungan) sebagai berikut :
a. Realisasi Pendapatan Rp. 3.390.172.448.717,-
Realisasi Belanja Rp. 3.018.858.152.493,- _
Surplus Anggaran Rp. 371.314.296.224,-
b. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp. 1.073.208.844.976,-
Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp. 41.688.874.742,- _
Defisit Pembiayaan Rp. 1.031.519.970.234,-
c. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2015 Rp 1.420.834.266.458,-
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2015 sebesar Rp1.420.834.266.458,-
terdiri dari :
1) Over Target Pendapatan sebesar Rp.126.347.912.717,-
2) Sisa kegiatan dari Dana Perimbangan/Transfer sebesar Rp.299.731.409.188,-
yang berasal dari dana – dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan
ketentuan tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan
yang lain maupan sisa dana yang bersifat umum atau bebas penggunaannya
untuk mendanai program dan kegiatan. Dengan rincian sebagai berikut :
a) Alokasi DBHCHT yang belum dilaksanakan di tahun 2015 akan
dianggarkan kembali dalam APBD 2016 sebesar Rp.7.174.708.594,-
b) Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah
dianggarkan kembali di tahun 2016 sebesar Rp.5.644.500.000,-
c) Dana Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah dianggarkan
kembali di tahun 2016 sebesar Rp. 154.105.503.896,-
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.67
d) Dana Alokasi Khusus yang dianggarkan kembali di tahun 2016 sebesar
Rp.96.726.233.638,- terdiri dari :
a. Silpa DAK reguler sebesar Rp.81.847.044.247,- dengan rincian :
- Bidang PendidikanRp.79.969.299.423,-(sudah dianggarkan kembali
tahun 2016)
- Bidang lain Rp.1.877.744.824 terdiri dari :
Air Minum Rp.869.168.543,- , Sanitasi Rp.18.855.119,- , Lingkungan
Hidup Rp.39.725.550,- , Keluarga Berencana Rp.750,-
Keselamatan Angkutan Darat Rp.11.606.800,-, Perumahan dan
Pemukiman Rp.14.959.000,- , Infrastruktur Jalan Rp.635.717.002,- ,
Kehutanan Rp.155.616.000,- , Dinas Pasar Rp.74.752.940,- , DKK
Rp.57.343.120,-
Belum dapat di anggarkan kembali karena sisa tersebut adalah sisa
pagu/ efisiensi sehingga untuk menganggarkan kembali menunggu
PMK yang mengatur Silpa efisiensi.
b. DAK tambahan sejumlah Rp. 14.879.189.391 ,- merupakan kegiatan
yang gagal lelang atau tidak dilaksanakan (0%) terdiri dari :
- Program Percepatan Pembangunan Kabinet Kerja (P3K2) sebesar
Rp.6.879.189.391,-
- Program Urusan Daerah (UD) sebesar Rp.8.000.000.000,-
e) Dana Bantuan Keuangan total Silpa sampai dengan 2016 sebesar
Rp.21.477.845.590,- terdiri dari Silpa tahun 2015 sebesar
Rp.20.920.345.590 dan Silpa tahun 2014 sebesar Rp. 557.500.000.
perincian dari Silpa tersebut disebabkan karena :
Belum dapat dicairkannya SP2D atas pengajuan SPP tahun 2015 sebesar
Rp. 16.531.351.091,-
Efisiensi atas pagu dengan nilai kontrak sebesar Rp.4.388.994.499,- Silpa
tersebut merupakan silpa umum yang dapat digunakan untuk program
dan kegiatan yang lain dan Silpa ini sudah termasuk Silpa yang berasal
dari efisiensi kegiatan.
- Silpa tahun 2014 yang harus dianggarkan kembali sebesar
Rp.557.500.000, namun di tahun 2016 baru dianggarkan sebesar
Rp.27.500.000. Sisanya sebesar Rp.530.000.000 belum di anggarkan di
tahun 2016 karena masih menunggu solusi dari provinsi terkait UU
Nomor 23 tahun 2014.
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015
Hal.68
f) Dana Insentif Daerah.
Silpa Dana Insentif Daerah sebesar Rp.5.214.474.450 ,- dengan perincian
sebagai berikut :
- Adanya SP2D yang belum dapat dicairkan di tahun 2015 sebesar
Rp.2.527.502.250
- efisiensi sebesar Rp.2.686.972.200,- belum bisa dianggarkan
menunggu petunjuk dari Kemenkeu.
g) Pajak Rokok.
Silpa pajak rokok sampai dengan tahun 2015 sebesar Rp.9.388.143.020,-
belum dianggarkan kembali di tahun 2016 terdiri dari :
- Silpa 2015 Rp. 4.784.229.184,- dengan perincian sebagai berikut :
Adanya SP2D yang belum dapat dicairkan di tahun 2015 sebesar
Rp.1.526.152.788,-
efisiensi sebesar Rp.3.258.076.396,- .
- Silpa 2014 sebesar Rp. 4.603.913.836,-
3) SP2D yang belum dapat dicairkan tahun 2015 sebesar Rp.47.483.678.871,-,
diluar SP2D yang berasal dari dana perimbangan .
antara lain di Dinas Pendidikan, DKK, RSUD, Dinas Bina Marga, PSDA dan ESDM,
Dinas Tata Kota dan Perumahan, Bappeda, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan
Informasi, Sekretariat DPRD, DPKAD dan Kantor Diklat.
4) Kegiatan yang tidak dilaksanakan yang disebabkan gagal lelang dan atau tidak
dilaksanakan sebesar Rp.102.443.035.100,- antara lain di Dinas Bina Marga,
Dinas PSDA dan ESDM, Dinas Kebakaran, Dishubkominfo, RSUD, DTKP, Dinas
PJPR, BLH, Disdik, Dinkes, Dinas Pasar, Dinsospora, Sekretariat DPRD, BPBD,
Dinas Koperasi, KPU Kota, Perusda Percetakan, Kantor Satpol PP, Kecamatan
Mijen, Kecamatan Genuk, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Semarang Barat,
dan Kecamatan Semarang Tengah.
5) Sisa belanja sebesar Rp.826.828.230.583,-.Sisa belanja tersebut terdiri dari :
- Kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%) diluar gagal lelang sebesar
Rp.232.161.232.394,- .
- Sisa Belanja yang disebabkan karena kinerja Fisik dan Keuangan tidak
mencapai 100% sebesar Rp. 392.547.909.830,- .
- Efisiensi yaitu Kinerja fisik tercapai 100 % namun keuangan tidak mencapai
100% sebesar Rp.202.119.088.358 ,-.