bab iii kebijakan umum pengelolaan keuangan daerahsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...lkpj...

40
LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan tata kelolapemerintahan yang baik merupakan tuntutan akuntabilitas pengelolaan setiap entitas pemerintahan. Hal ini berarti setiap aspek pengelolaan pemerintahan harus dilaksanakan berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas. Untuk mewujudkan kondisi ini, sejalan dengan dinamika regulasi yang berlaku, maka setiap pemerintahan harus terus melakukan berbagai upaya pembaruan khususnya dalam pengelolaan keuangan, antara lain pemutakhiran produk perundang-undangan, penataan kelembagaan, pembenahan sistem dan prosedur, dan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia di bidang pengelolaan keuangan. Pada bidang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Kota Semarang telah berupaya untuk mematuhi semua aspek transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan. Laporan Keuangan sebagai bentuk akuntabilitas pengelolaan keuangan, disusun dengan memaksimalkan upaya pemenuhan prinsip-prinsip penyajian laporan dan kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan. Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang terakhir kali diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri setiap tahun. Untuk penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015 telah diatur dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015. Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat target pencapaian kinerja terukur dari program yang akan dilaksanakan oleh Pemerintah Kota untuk setiap urusan Pemerintahan Daerah disertai proyeksi pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. KUA juga memuat kondisi

Upload: vuliem

Post on 07-May-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.29

BAB III

KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan tata kelolapemerintahan

yang baik merupakan tuntutan akuntabilitas pengelolaan setiap entitas

pemerintahan. Hal ini berarti setiap aspek pengelolaan pemerintahan harus

dilaksanakan berdasarkan prinsip transparansi dan akuntabilitas.

Untuk mewujudkan kondisi ini, sejalan dengan dinamika regulasi yang

berlaku, maka setiap pemerintahan harus terus melakukan berbagai upaya

pembaruan khususnya dalam pengelolaan keuangan, antara lain pemutakhiran

produk perundang-undangan, penataan kelembagaan, pembenahan sistem dan

prosedur, dan peningkatan profesionalisme sumber daya manusia di bidang

pengelolaan keuangan. Pada bidang Pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah

Kota Semarang telah berupaya untuk mematuhi semua aspek transparansi dan

akuntabilitas pengelolaan keuangan. Laporan Keuangan sebagai bentuk

akuntabilitas pengelolaan keuangan, disusun dengan memaksimalkan upaya

pemenuhan prinsip-prinsip penyajian laporan dan kesesuaian dengan standar

akuntansi pemerintahan.

Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang

Pengelolaan Keuangan Daerah Pasal 34 ayat (1) dan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah

yang terakhir kali diubah dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang

Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah pasal 83 mengamanatkan bahwa

Kepala Daerah menyusun rancangan Kebijakan Umum APBD (KUA) berdasarkan

RKPD dan pedoman penyusunan APBD yang ditetapkan Menteri Dalam Negeri

setiap tahun. Untuk penyusunan APBD Tahun Anggaran 2015 telah diatur dengan

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2015.

Dalam penyusunan APBD Pemerintah sesuai mekanismenya maka terlebih

dahulu disusun Dokumen KUA. Dokumen KUA merupakan dokumen yang memuat

target pencapaian kinerja terukur dari program yang akan dilaksanakan oleh

Pemerintah Kota untuk setiap urusan Pemerintahan Daerah disertai proyeksi

pendapatan daerah, alokasi belanja daerah, sumber dan penggunaan pembiayaan

yang disertai dengan asumsi yang mendasarinya. KUA juga memuat kondisi

Page 2: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.30

ekonomi makro daerah, asumsi penyusunan APBD, kebijakan pendapatan daerah,

kebijakan belanja daerah, kebijakan pembiayaan daerah, dan strategi

pencapaiannya yang memuat langkah- langkah konkrit dalam pencapaian target

yang ditetapkan. Dokumen KUA ini memuat kebijakan penganggaran dari rencana

program dan kegiatan yang tercantum dalam RKPD Tahun 2015 yang merupakan

penjabaran tahun kelima dari RPJMD Kota Semarang Tahun 2010-2015.

A. PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Permendagri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan

Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, serta ditegaskan dalam Permendagri

Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2015, Anggaran Pendapatan Daerah Kota

Semarang tahun 2015, terdiri dari:

1. Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp 1.107.053.257.000,-

2. Dana Perimbangan sebesar Rp. 1.306.428.964.000,-

3. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah Rp. 850.342.315.000,-

Total Pendapatan Daerah sebesar Rp. 3.263.824.536.000,-

1. Kebijakan Pendapatan

Secara umum, kebijakan pendapatan daerah diarahkan untuk terus

mendorong peningkatan pendapatan dengan pokok-pokok kebijakan sebagai

berikut:

a. Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah melalui intensifikasi dan

ekstensifikasi obyek pajak dan retribusi yang tidak bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan;

b. Optimalisasi penerimaan pendapatan dari pemanfaatan aset daerah dan hasil

pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan;

c. Peningkatan kontribusi BUMD terhadap Pendapatan Asli Daerah dengan

mengoptimalkan pengelolaan BUMD;

d. Penataan performance budgeting melalui penataan sistem penyusunan dan

pengelolaan anggaran daerah yang berorientasi pada pencapaian kinerja

secara efisien, efektif dan berkesinambungan;

Page 3: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.31

e. Optimalisasi Dana Perimbangan dengan memperhatikan ketentuan dalam

Permendagri Nomor 37 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan APBD

Tahun 2015, sebagai berikut:

1) Penganggaran Dana Alokasi Umum (DAU) dialokasikan sesuai Peraturan

Presiden tentang Dana Alokasi Umum DaerahProvinsi, Kabupaten, dan

Kota Tahun Anggaran 2015.

2) Penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) dianggarkan sesuai Peraturan

Menteri Keuangan tentang Alokasi DAK Tahun Anggaran 2015.

3) Sisa DAK, untuk target kinerja yang telah tercapai dapat digunakan untuk

mendanai bidang yang sama atau bidang yang sesuai dengan prioritas

nasional sesuai dengan petunjuk teknis tahun 2015 atau tahun

sebelumnya dan target kinerja kegiatan DAK yang belum tercapai,

dianggarkan dalam APBD Tahun Anggaran 2015 untuk mendanai kegiatan

yang sesuai pada bidang DAK yang sama sesuai prioritas nasional dengan

menggunakan petunjuk teknis tahun anggaran sebelumnya.

4) Penganggaran pendapatan Dana Bagi Hasil Cukai Hasil Tembakau

(DBHCHT) dianggarkan sesuai Peraturan Menteri Keuangan mengenai

Alokasi Sementara DBH-Pajak Tahun Anggaran 2015

5) Pendapatan pada pos Bagi Hasil Pajak yang berasal dari Pajak Rokok pada

KUA ini belum diperhitungkan karena belum terdapat informasi resmi

dari kementrian terkait mengenai alokasi ke daerah Tahun Anggaran

2015. Jika informasi resmi tentang pagu alokasi Pajak Rokok telah

ditetapkan, maka pagu alokasi tersebut dapat langsung ditampung

dan/atau disesuaikan pada saat proses pembahasan RAPBD dengan

mengacu pada Permendagri No. 37 Tahun 2014 tanpa perlu melakukan

perubahan Nota Kesepakatan KUA dan PPAS.

f. Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari Bantuan Keuangan

Peningkatan pendapatan daerah yang bersumber dari Bantuan Keuangan

Provinsi, baik yang bersifat umum maupun bersifat khusus.

Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah Kota Semarang pada tahun 2015

diarahkan pada optimalisasi penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan

intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah yang menitikberatkan pada :

a. Optimalisasi potensi pendapatan dengan tetap tidak memberatkan

masyarakat.

Page 4: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.32

b. Melaksanakan online sistem pembayaran dan pelaporan pajak daerah (Pajak

Restoran dan Pajak Hiburan).

c. Menjaga iklim investasi yang kondusif.

d. Pemutakhiran data spasial peta blok PBB (Kelurahan Bulusan)

e. Mudah diterapkan dan dilaksanakan.

f. Tidak merusak lingkungan.

g. Penyesuaian pendapatan baik mengenai tarif maupun materinya serta

optimalisasi aset dan kekayaan Pemerintah Kota.

Kebijakan perencanaan Pendapatan Daerah ini diharapkan akan meningkat

sejalan dengan perkembangan yang terjadi sesuai akselerasi aktivitas

perekonomian dan memberikan akuntabilitas yang obyektif dan proporsional

pada pembangunan yang akan dilaksanakan serta berupaya meningkatkan

pengembangan perekonomian di daerah.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

Upaya-upaya dalam mencapai target pendapatan daerah pada tahun 2015,

dapat ditempuh dengan :

a. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk memenuhi kewajibannya

membayar pajak dan retribusi sesuai dengan kemampuan dan potensi yang

dimiliki berdasarkan ketentuan yang berlaku;

b. Meningkatkan kualitas pelayanan, sistem dan prosedur administrasi

pemungutan pajak dan retribusi daerah yang cepat, sederhana dan akuntabel;

c. Meningkatkan upaya intensifikasi dan ekstensifikasi sumber-sumber

pendapatan sesuai kewenangan dan potensi yang dimiliki Pemerintah Kota

dengan tetap memerhatikan aspek keadilan, kepentingan umum dan

kemampuan masyarakat;

d. Meningkatkan pengendalian dan pengawasan atas pemungutan pendapatan

daerah untuk terciptanya efektifitas dan efisiensi yang diikuti dengan

peningkatan kualitas, kemudahan, ketepatan dan kecepatan pelayanan;

e. Meningkatkan pengelolaan dan pemanfaatan aset daerah;

f. Mengoptimalkan kinerja Badan Usaha Milik Daerah dalam memberikan

kontribusi kepada pendapatan Pemerintah Kota.

Secara umum di Tahun 2015 Realisasi Pendapatan Pemerintah Kota

Semarang telah mencapai target, bahkan beberapa pendapatan realisasinya

melampaui target. Namun masih terdapat jenis pendapatan yang realisasinya

Page 5: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.33

belum mencapai target. Adapun Target dan Realisasi Pendapatan Tahun 2015

sebagai berikut :

Target Pendapatan Rp. 3.263.824.536.000,-

Realisasi Pendapatan Rp. 3.390.172.448.717,- -

Selisih lebih Rp. 126.347.912.717,-

Realisasi Pendapatan mencapai 103,87 %dari target Pendapatan Tahun 2015.

Target dan Realisasi pendapatan secara rincian adalah sebagai berikut :

NO JENIS

PENDAPATAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH

PERSENTASE

REALISASI 2014

1. Pendapatan Asli Daerah.

1.107.053.257.000 1.244.594.020.738 137.540.763.738 112,42 1.158.137.854.383

2. Dana Perimbangan

1.306.428.964.000 1.270.371.271.674 (36.057.692.326) 97,24 1.274.767.390.279

3. Lain-lain Pendapatan yang Sah.

850.342.315.000 875.207.156.305 24.864.841.305 102,92 752.881.422.793

Jumlah Pendapatan Daerah.

3.263.824.536.000 3.390.172.448.717 126.347.912.717 103,87 3.185.786.667.455

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

a) Pendapatan Asli Daerah

Pendapatan Asli Daerah adalah penerimaan pendapatan yang berasal dari

pajak daerah, retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang

dipisahkan dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah.

Target dan realisasi Pendapatan Asli Daerah adalah sebagai berikut :

Target Rp. 1.107.053.257.000,-

Realisasi Rp. 1.244.594.020.738,- _

Selisih Lebih Rp. 137.540.763.738,-

Realisasi PAD mencapai 112,42% dari target PAD Tahun 2015.

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. Pendapatan Pajak Daerah

783.000.000.000 816.208.853.784 33.208.853.784 104,24 791.764.929.686

2. Pendapatan Retribusi Daerah

103.340.009.000 89.728.179.483 (13.611.829.517) 86,83 110.310.402.783

3. Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang dipisahkan

9.306.898.000 10.530.576.700 1.223.678.700 113,15 8.036.099.560

4. Lain-lain PAD yang Sah

211.406.350.000 328.126.410.771 116.720.060.771 155,21 248.026.422.354

Jenis PAD 1.107.053.257.000 1.244.594.020.738 137.540.763.738 112,42 1.158.137.854.383

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Rincian Pendapatan Asli Daerah sebagai berikut :

1) Pajak Daerah :

Pajak Daerah adalah PAD yang tarifnya diatur dengan Peraturan Daerah

(Perda) Kota Semarang.Pengelolaan Pajak dilakukan oleh SKPD Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD) Kota Semarang.

Adapun Target dan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah tahun 2015 adalah :

Page 6: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.34

Target Rp. 783.000.000.000,-

Realisasi Rp. 816.208.853.784,- -

Selisih lebih Rp. 33.208.853.784,-

Realisasi Pajak Daerah mencapai 104,24% dari target Tahun 2015.

Rincian Pajak Daerah adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. Pajak Hotel 50.000.000.000 55.445.095.950 5.445.095.950 110,89 50.589.695.464

2. Pajak Restoran 65.600.000.000 78.155.642.554 12.555.642.554 119,14 62.752.745.542

3. Pajak Hiburan 15.000.000.000 15.728.927.946 728.927.946 104,86 14.670.566.132

4. Pajak Reklame 25.000.000.000 25.910.827.083 910.827.083 103,64 22.505.204.858

5. Pajak Penerangan Jalan

163.500.000.000 185.505.501.940 22.005.501.940 113,46 163.497.269.631

6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C

100.000.000 120.188.240 20.188.240 120,19 25.199.840

7. Pajak Parkir 9.000.000.000 9.574.487.370 574.487.370 106,38 7.508.343.122

8. Pajak Air Tanah 4.750.000.000 5.543.419.678 793.419.678 116,70 4.873.574.208

9. Pajak Sarang Burung Walet

50.000.000 0 (50.000.000) 0 0

10. Pajak BPHTB 235.000.000.000 232.877.793.324 (2.122.206.676) 99,10 254.336.964.060

11. Pajak PBB 215.000.000.000 207.346.969.699 (7.653.030.301) 96,44 211.005.366.829

PAJAK DAERAH 783.000.000.000 816.208.853.784 33.208.853.784 104,24 791.764.929.686

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

2) Retribusi Daerah

Retribusi Daerahadalah PAD yang tarifnya telah diatur dengan Perda dan

pemungutan Retribusi ini berhubungan dengan pelayanan yang diberikan

oleh Pemerintah Kota Semarang. Pengelolaan Pendapatan Retribusi dan

Pemungutannya dilakukan oleh SKPD penghasil.

Target dan Realisasi Retribusi Daerah adalah :

Target Rp.103.340.009.000,-

Realisasi Rp. 89.728.179.483,- _

Selisih kurang Rp. (13.611.829.517,-)

Realisasi Retribusi Daerah mencapai 86,83% dari target Tahun 2015.

Rincian Penerimaan Retribusi Daerah adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. DINAS KESEHATAN

3.376.469.000 3.564.854.400 188.385.400 105,58 12.279.939.000

Retribusi Pelayanan Kesehatan

3.376.469.000 3.564.854.400 188.385.400 105,58 12.279.939.000

2. DINAS BINA MARGA

43.055.000 45.000.000 1.945.000 104,52 42.800.000

Retr. Ijin Persewaan Alat Berat

43.055.000 45.000.000 1.945.000 104,52 42.800.000

3. DINAS PSDA & ESDM

153.262.000 1.140.000 (152.122.000) 0,74 105.025.000

Retr. Ijin Persewaan Alat Berat

153.262.000 1.140.000 (152.122.000) 0,74 105.025.000

4. DINAS KEBAKARAN

74.800.000 183.897.500 109.097.500 245,85 82.682.500

Page 7: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.35

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

Retr.Pemeriksaan Alat Pemadam Kebakaran

63.050.000 115.147.500 52.097.500 182,63 64.682.500

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

11.750.000 68.750.000 57.000.000 585,11 18.000.000

5. DINAS TATA KOTA & PERUMAHAN

33.660.454.000 24.061.757.000 (9.598.697.000) 71,48 32.662.155.200

Retr.Pelayanan Pemakaman & Pengabuan Myt

581.948.055 696.904.000 114.955.945 119,75 842.654.000

Retr.Penggantian Biaya Cetak Peta

1.481.864.063 1.586.986.500 105.122.437 107,09 1.461.821.300

Retr. Ijin Pemakaian Kekayaan Daerah

1.094.025.000 840.697.500 (253.327.500) 76,84 948.947.700

Retr. Ijin Mendirikan Bangunan

23.217.044.472 15.811.316.600 (7.405.727.872) 68,10 23.696.254.200

Retr. Ijin Gangguan / Keramaian

7.285.572.410 5.125.852.400 (2.159.720.010) 70,36 5.712.478.000

6. PENERANGAN JALAN & P. REKLAME

10.398.067.000 5.887.733.480 (4.510.333.520) 56,62 6.168.304.625

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

10.398.067.000 5.887.733.480 (4.510.333.520) 56,62 6.168.304.625

7. DISHUB KOMINFO

13.034.800.000 11.620.435.250 (1.414.364.750) 89,15 12.308.012.845

Retr. Pelayanan Parkir Tepi Jalan Umum

3.700.000.000 2.804.290.000 (895.710.000) 75,79 2.783.789.500

Retr. Pengujian Kendaraan Bermotor

6.244.051.000 6.119.204.000 (124.847.000) 98,00 6.468.913.470

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

1.376.286.000 1.364.420.750 (11.865.250) 99,14 1.233.912.375

Retr. Terminal 1.037.140.000 645.988.500 (391.151.500) 62,29 798.725.000

Retr.Tempat Khusus Parkir

610.523.000 617.382.000 6.859.000 101,12 911.147.500

Retr. Ijin Trayek 66.800.000 69.150.000 2.350.000 103,52 111.525.000

8. BADAN LINGKUNGAN HIDUP

303.560.000 331.900.000 28.340.000 109,34 338.050.000

Retr.Hasil Sewa Laboratorium Air

303.560.000 331.900.000 28.340.000 109,34 338.050.000

9. DINAS KEBERSIHAN & PERTAMANAN

11.135.511.000 14.384.499.286 3.248.988.286 129,18 14.664.628.000

Retr.Pelayanan Persampahan

10.197.310.000 14.059.141.286 3.861.831.286 137,87 13.610.750.000

Retr. Penyedotan Kakus

168.670.000 199.358.000 30.688.000 118,19 203.378.000

Retr. Sewa Lapangan Simpang Lima

769.531.000 126.000.000 (643.531.000) 16,37 850.500.000

10. D. SOSIAL PEMUDA & OLAHRAGA

1.636.170.000 1.641.669.500 5.499.500 100,34 1.755.557.150

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

698.760.000 698.850.000 90.000 100,01 818.357.650

Retr.Tempat Rekreasi & Olah Raga

937.410.000 942.819.500 5.409.500 100,58 937.199.500

12. DINAS TENAGA KERJA & TRANSMIGRASI

1.500.000.000 3.694.595.700 2.194.595.700 246,31 1.631.172.000

Retr. Perpanjangan Ijin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing

1.500.000.000 3.694.595.700 2.194.595.700 246,31 1.631.172.000

Page 8: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.36

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

12. DINAS PARIWISATA & KEBUDAYAAN

5.586.950.000 4.955.301.700 (631.648.300) 88,69 4.880.453.350

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

1.133.003.000 780.255.200 (352.747.800) 68,87 1.257.088.000

Retr.Tempat Penginapan/ Pesanggrahan/ Villa

438.000.000 417.400.000 (20.600.000) 95,30 376.800.000

Retr.Tempat Rekreasi & Olahraga

4.015.947.000 3.757.646.500 (258.300.500) 93,57 3.246.565.350

13. SEKRETARIAT 798.627.000 899.573.000 100.946.000 112,64 904.163.000

Retr. Pemakaian Kekayaan Daerah

109.495.000 118.700.000 9.205.000 108,41 115.600.000

Retr.Tempat Penginapan / Villa

689.132.000 780.873.000 91.741.000 113,31 788.563.000

14. D P K A D 6.045.887.000 4.037.436.321 (2.008.450.679) 66,78 2.632.670.402

Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah

6.045.887.000 4.037.436.321 (2.008.450.679) 66,78 2.632.670.402

Retr.Sewa Aset Tanah

434.238.000 2.245.739.139 1.811.501.139 517,17 969.702.328

Retr. SPBU Pandanaran

3.353.900.000 0 (3.353.900.000) 0 0

Retr.Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Anggrek

20.884.000 20.884.932 932 100,00 18.986.302

Sewa Lahan Jembatan Ciputa-Achmad Dahlan

180.203.000 180.203.250 250 100,00 160.182.000

Retr.Kerjasama Lantai dasar Pertokoan Simp.5

242.037.000 349.609.000 107.572.000 144,44 155.381.750

Retr.Kerjasana Bengkok Pujasera Ngaliyan

34.625.000 41.000.000 6.375.000 118,41 42.003.990

Retr.Kerjasana PT. NARPATI

580.000.000 0 (580.000.000) 0 0

Retr.Sewa Lahan Sam Po Kong

0 0 0 0 132.668.032

Retr.Sewa Lahan Tk. Roti Purimas

0 0 0 0 53.746.000

Retr.Sewa Lapangan Golf

1.200.000.000 1.200.000.000 0 100,00 1.100.000.000

15. DINAS KELAUTAN & PERIKANAN

62.647.000 85.076.625 22.429.625 135,80 66.535.295

Pemakaian Kekayaan Daerah

28.476.000 48.570.000 20.094.000 170,56 29.641.500

Retr. Tempat pelelangan Ikan

34.171.000 36.506.625 2.335.625 106,84 36.893.795

16. DINAS PASAR 15.529.750.000 14.333.309.721 (1.196.440.279) 92,30 18.631.633.416

Retr. Pelayanan Pasar

9.887.871.000 10.406.375.343 518.504.343 105,24 13.824.452.709

Retr.Pemakaian Kekayaan Daerah

5.641.879.000 3.926.934.378 (1.714.944.622) 69,60 4.807.180.707

RETRIBUSI DAERAH

103.340.009.000 89.728.179.483 (13.611.829.517) 86,83 109.153.781.783

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

3) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah (HPKD) yang dipisahkan :

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan adalah PAD yang

berasal dari pembagian laba atas Penyertaan Modal Pemerintah Daerah Kota

Semarang pada Perusahaan Daerah atau Badan Usaha Milik Daerah.

Page 9: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.37

Pendapatan ini dikelola dan diterima melalui Sekretariat Daerah Kota

Semarang.

Target dan Realisasi HPKD yang dipisahkan adalah :

Target Rp. 9.306.898.000,-

Realisasi Rp. 10.530.576.700,- -

Selisih lebih Rp. 1.223.678.700,-

Realisasi HPKD mencapai 113,15% dari target Tahun 2015.

Rincian Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan adalah sebagai

berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Perusahaan Daerah RPH & BHP

99.057.023 0 (99.057.023) 0,00 40.263.443

2 Perusahaan Daerah Percetakan

181.627.616 69.361.514 (112.266.102) 38,19 186.582.943

3 Perusahaan Daerah Bank Pasar

339.229.079 91.006.744 (248.222.335) 26,83 191.206.550

4 Perusahaan Daerah Bpr / BKK

1.186.984.282 1.035.606.835 (151.377.447) 87,25 934.594.286

5 Bank Jateng Cabang Semarang

7.500.000.000 9.334.601.607 1.834.601.607 124,46 6.683.452.338

JUMLAH 9.306.898.000 10.530.576.700 1.223.678.700 113,15 8.036.099.560

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

4) Lain-lain PAD yang Sah :

Penerimaan Lain-Lain PAD yang Sah adalah penerimaan yang berasal dari 7

(tujuh)Satuan Perangkat Kerja (SKPD) Kota Semarang yaitu Dinas Kesehatan

Kota, RSUD, Dinas Perhubungan dan Kominfo, Dinas Sosial, Pemuda dan Olah

raga, Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, Dinas Kelautan dan

Perikanan dan Dinas Pertanian

Target Rp. 211.406.350.000,-

Realisasi Rp. 328.126.410.771,-

Selisih lebih Rp.116.720.060.771,-

Realisasi Lain-lain PAD yang Sah mencapai 155,21% dari target Tahun 2015.

Lain – lain PAD yang Sah dapat dirinci sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. DINAS KESEHATAN KOTA

28.416.980.000 29.224.121.000 807.141.000 102,84 14.971.508.000

Dana Kapitasi Jaminan Kesehatan Nasional pada FKTP

28.416.980.000 29.224.121.000 807.141.000 102,84 14.971.508.000

2. RUMAH SAKIT UMUM

116.483.143.000 118.549.358.953 2.066.215.953 101,77 108.862.750.734

Page 10: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.38

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

Pendapatan BLUD RSUD Kota Semarang

116.483.143.000 118.549.358.953 2.066.215.953 101,77 108.862.750.734

3. DISHUB KOMINFO

24.550.547.000 23.498.212.750 (1.052.334.250) 95,71 16.668.845.275

Fasilitas Umum 251.867.000 251.869.250 2.250 100,00 245.384.775

Penr.lain2 BLU 24.298.680.000 23.246.343.500 (1.052.336.500) 95,67 16.423.460.500

4 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL

643.900.000 871.900.000 228.000.000 135,41 0

Pendapatan Denda Administrasi Kependudukan

643.900.000 871.900.000 228.000.000 135,41 0

4 D P K A D 40.806.735.000 154.961.698.693 114.154.963.693 379,75 106.739.200.151

Pelepasan Hak Atas Tanah

0 0 0 0,00 4.247.676.530

Penj.Peralatan/ Perlengk.Kant. Yg tdk terpakai

100.000.000 1.931.938.925 1.831.938.925 1931,94 795.290.500

Jasa Giro Kas Daerah

8.000.000.000 30.346.141.136 22.346.141.136 379,33 23.279.308.915

Rekening Deposito pada Bank

32.706.735.000 56.044.693.347 23.337.958.347 171,36 53.782.838.186

Plat Ijin Reklame 0 0 0 0 6.856.000

Denda Pajak 0 8.600.484.283 8.600.484.283 0 0

Lain-lain DPKAD 0 57.912.212.531 57.912.212.531 0 24.549.806.948

Bunga Pinjaman Dana Bergulir

0 126.228.471 126.228.471 0 77.423.072

5 DINAS KELAUTAN & PERIKANAN

17.145.000 22.265.000 5.120.000 129,86 15.810.500

Penjualan Hasil Perikanan

17.145.000 22.265.000 5.120.000 129,86 15.810.500

6 DINAS PERTANIAN

487.900.000 998.854.375 510.954.375 204,73 768.307.694

Penjualan Hasil Pertanian

24.800.000 82.213.500 57.413.500 331,51 28.136.800

Penjualan Hasil Peternakan

463.100.000 916.640.875 453.540.875 197,94 740.170.894

PENERIMAAN LAIN-LAIN PAD YANG SAH

211.406.350.000 328.126.410.771 116.720.060.771 155,21 248.026.422.354

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

b) Dana Perimbangan

Dana Perimbangan adalah dana yang berasal dari Pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka

pelaksanaan Desentralisasi.

Target dan Realisasi Dana Perimbangan adalah :

Target Rp. 1.306.428.964.000,-

Realisasi Rp. 1.270.371.271.674,- -

Selisih kurang Rp. (36.057.692.326,-)

Realisasi Dana Perimbangan mencapai 97,24% dari target Tahun 2015.

Rincian Dana Perimbangan adalah sebagai berikut :

Page 11: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.39

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. Bagi Hasil Pajak 125.281.000.000 95.124.155.500 (30.156.844.500) 75,93 137.759.893.153

2. Bagi Hasil Bukan Pajak/ Sumber Daya Alam

2.200.000.000 1.738.332.174 (461.667.826) 79,02 3.031.059.126

3. Dana Alokasi Umum.

1.126.847.634.000 1.126.847.634.000 0 100,00 1.104.739.473.000

Dana Alokasi Khusus

52.100.330.000 46.661.150.000 (5.439.180.000) 89,56 29.236.965.000

Dana Perimbangan

1.306.428.964.000 1.270.371.271.674 (36.057.692.326) 97,24 1.274.767.390.279

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

1) Bagi Hasil Pajak :

Dana Bagi Hasil Pajak adalah dana yang berasal dari penerimaan Pajak Bumi

dan Bangunan, Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri dan

Pajak Penghasilan Pasal 21, DBHCHT dan Pajak Penghasilan Pasal 25 dan Pasal

29.

Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak adalah :

Target Rp.125.281.000.000,-

Realisasi Rp. 95.124.155.500,- -

Selisih kurang Rp. (30.156.844.500,-)

Atau realisasi Bagi Hasil Pajak mencapai 75,93% dari target Tahun 2015.

Adapun Rincian Bagi Hasil Pajak adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. Bagi Hasil Pajak Bumi & Bangunan

18.500.000.000 15.042.001.500 (3.457.998.500) 81,31 18.569.293.102

2. Bagi Hasil dari PPH OPDN & Pasal.21

90.000.000.000 66.219.562.200 (23.780.437.800) 73,58 99.186.447.967

3. Bagi Hasil Cukai Rokok

9.500.000.000 6.580.684.800 (2.919.315.200) 69,27 6.441.892.797

4. PPH Pasal 25/29

7.281.000.000 7.281.907.000 907.000 100,01 13.562.259.287

Bagi Hasil Pajak

125.281.000.000 95.124.155.500 (30.156.844.500) 75,93 137.759.893.153

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

2) Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam (BHBP / SDA) :

Bagi Hasil Bukan Pajak / Sumber Daya Alam adalah dana yang berasal dari

Penerimaan SDA Kehutanan, pertambangan umum, perikanan, pertambangan

minyak bumi, pertambangan gas bumi dan pertambangan panas bumi.

Target dan Realisasi BHBP / SDA adalah :

Target Rp. 2.200.000.000,-

Realisasi Rp. 1.738.332.174,- -

Selisih kurang Rp. (461.667.826,-)

Atau realisasi BHBP/SDA mencapai 79,02 % dari target Tahun 2015.

Page 12: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.40

Rincian Penerimaan Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam adalah

sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 20145 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Bagi Hasil dari Eksplorasi & Eksploitasi

2.200.000.000 1.738.332.174 (461.667.826) 79,02 3.031.059.126

Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam

2.200.000.000 1.738.332.174 (461.667.826) 79,02 3.031.059.126

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

3) Dana Alokasi Umum

Dana Alokasi Umum adalah dana yang berasal dari pendapatanAPBN yang

dialokasikan dengan tujuan untuk pemerataan kemampuan keuangan antar

daerah dalam rangka mendanai kebutuhan daerah dalam pelaksanaan

desentralisasi.

Target Rp. 1.126.847.634.000,-

Realisasi Rp. 1.126.847.634.000,- -

Selisih Rp . 0,-

Atau realisasi Dana Alokasi Umum mencapai 100% dari target Tahun 2015.

4) Dana Alokasi Khusus

Dana Alokasi Khusus adalah dana yang berasal dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada daerah tertentu yang bertujuan untuk membantu

mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai dengan

prioritas nasional.

Target dan Realisasi Dana Alokasi Khusus adalah :

Target Rp. 52.100.330.000,-

Realisasi Rp. 46.661.150.000,- -

Selisih Kurang Rp. (5.439.180.000),-

Realisasi Dana Alokasi Khusus mencapai 89,56% dari target Tahun 2015.

c) Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah

Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah pendapatan daerah yang

berasal dari sumber lain yang dilaksanakan sesuai dengan peraturan

perundang – undangan yang berlaku.

Target dan Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah :

Target Rp. 850.342.315.000,-

Realisasi Rp. 875.207.156.305,-

Selisih lebih Rp. 24.864.841.305,-

Page 13: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.41

Realisasi Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah mencapai 102,92% dari

target lain – lain Pendapatan Daerah yang sah Tahun 2015.

Rincian Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya

392.158.000.000 432.645.344.655 40.487.344.655 110,32 399.557.971.017

2. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

355.298.952.000 355.298.952.000 0 100,00 283.917.499.000

3. Bantuan Keuangan dari Propinsi

82.155.340.000 66.532.836.650 (15.622.503.350) 80,98 69.405.952.776

4 Dana Insentif Daerah

20.730.023.000 20.730.023.000 0 100,00 0

Lain – lain Pendapatan Daerah Yang Sah

850.342.315.000 875.207.156.305 24.864.841.305 102,92 752.881.422.793

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

1) Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemerintah Daerah

Lainnya (DBHP & PD)

Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi adalah dana yang berasal dari pendapatan

APBD Provinsi yang dialokasikan kepada kabupaten/kota se Provinsi yang

bersangkutan berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan

daerah. Target dan Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan

Pemerintah Daerah lainnya adalah :

Target Rp. 392.158.000.000,-

Realisasi Rp. 432.645.344.655 ,-

Selisih lebih Rp. 40.487.344.655,-

Realisasi Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah lainnya

mencapai 110,32% dari target Tahun 2015.

Rincian Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemerintah Daerah Lainnya

adalah sebagai berikut :

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1. Pajak Kendaraan Bermotor

110.000.000.000 143.012.429.266 33.012.429.266 130,01 128.647.152.000

2. BBNKB 140.000.000.000 117.200.774.862 (22.799.225.138) 83,71 139.354.094.076

3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor

100.000.000.000 119.988.102.162 19.988.102.162 119,99 107.170.327.744

4. P2 & PAP 158.000.000 167.180.027 9.180.027 105,81 165.592.525

5. Bagi Hasil Pajak Rokok

42.000.000.000 52.276.858.338 10.276.858.338 124,47 24.220.804.672

Bagi Hasil Pajak dari Propinsi dan Pemda Lainnya

392.158.000.000 432.645.344.655 40.487.344.655 110,32 399.557.971.017

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Page 14: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.42

2) Dana Penyesuaian

Dana penyesuaian adalah dana yang dialokasikan untuk membantu daerah

dalam rangka melaksanakan kebijakan tertentu sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang terdiri dari Dana Tambahan Penghasilan Guru

Pegawai Negeri Sipil Daerah dan Tunjangan Profesi.

Target dan Realisasi Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus adalah :

Target Rp. 355.298.952.000,-

Realisasi Rp. 355.298.952.000,-

Selisih Rp. 0,-

Dana Penyesuaian mencapai 100,00% dari target Tahun 2015.

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus dirinci sebagai berikut:

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Tambahan Penghasilan Guru PNSD & Tunj.Prof

355.298.952.000

355.298.952.000 0 100,00 283.839.175.240

Dana Penyesuaian & Otonomi Khusus

355.298.952.000 355.298.952.000 0 100,00 283.839.175.240

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

3) Bantuan Keuangan Provinsi

Bantuan keuangan provinsi adalah bantuan dalam penggunaannya dan teknis

penganggarannya dibedakan bantuan keuangan yang bersifat umum atau

khusus. Bantuan ini diberikan provinsi kepada kabupaten/kota dalam rangka

pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan keuangan.

Target dan Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi adalah :

Target Rp. 82.155.340.000,-

Realisasi Rp. 66.532.836.650,- _

Selisih kurang Rp.(15.662.503.350,-)

Bantuan Keuangan Provinsi mencapai 80,98% dari target Tahun 2015.

Adapun rincian dari Bantuan Keuangan adalah sebagai berikut:

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I

82.155.340.000 66.532.836.650 (15.622.503.350) 80,98 69.405.952.776

Bantuan Keuangan dari Propinsi Tk.I

82.155.340.000 66.532.836.650 (15.622.503.350) 80,98 69.405.952.776

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Page 15: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.43

4) Dana Insentif Daerah

Dana Insentif Daerah adalah dana yang bersumber dari APBN yang bertujuan

memberikan reward kepada pemerintah daerah atas penilaian capaian

kinerja-nya di atas rata-rata nasional, dan digunakan dalam

rangkapelaksanaan fungsi pendidikan yang menjadi urusan / kewenangan

daerah. Dana Insentif Daerah diberikan kepada Dinas Pendidikan Kota

Semarang

Target dan Realisasi Dana Insentif Daerah adalah :

Target Rp. 20.730.023.000,-

Realisasi Rp. 20.730.023.000,- _

Selisih Rp. 0,-

Dana Insentif Daerah mencapai 100 % dari target Tahun 2015.

Adapun rincian dari Dana Insentif Daerah adalah sebagai berikut:

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Dana Insentif Daerah

20.730.023.000 20.730.023.000 0 100,00

0

Dana Insentif Daerah

20.730.023.000 20.730.023.000 0 100,00 0

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

3. Permasalahan dan Solusi Pencapaian Pendapatan Daerah

Dalam upaya mengoptimalisasi mengelola pendapatan daerah Pemerintah

Kota Semarang sering mengalami berbagai permasalahan. Adapun permasalahan

yang timbul pada setiap optimalisasi pendapatan dan solusinya sebagai berikut :

a. Permasalahan Pendapatan dan Solusi pada PAD

a) Permasalahan Pajak Daerah

1) Adanya Wajib Pajak yang belum membayar sesuai ketentuan yang

berlaku.

2) Kurangnya kesadaran dan transparansi Wajib Pajak dalam

melaporkan besaran pajak yang seharusnya dibayar.

3) Keterbatasan SDM Pemeriksa Pajak yang memenuhi kriteria

pemeriksa pajak.

4) Kesulitan dalam pemungutan Pajak Daerah yang obyek pajaknya

yang subyek pajaknya sulit diketemukan.

5) Pajak Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) tidak

tercapai dikarenakan adanya penurunan jumlah transaksi tanah

dan atau bangunan yang pada tahun 2014 terjadi transaksi

Page 16: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.44

sebanyak 13.305 transaksi dan di tahun 2015 terjadi 12.794

transaksi. Kemungkinan hal ini terjadi karena pelemahan

pertumbuhan ekonomi secara nasional

6) Dalam pembayaran PBB terealisasi sebesar Rp.215.303.165.681,-

melebihi jumlah target Rp.215.000.000.000,-. Namun pada tahun

2015 telah dipisahkan antara penulisan rekening pokok pajak dan

denda pajak sehingga tidak memenuhi target. Hal ini terjadi karena

adanya penurunan tingkat kepatuhan pembayaran Pajak Bumi dan

Bangunan yang ditunjukan pada tahun 2014 dari 496.124 lembar

SPPT PBB yang diterbitkan, terbayar 359.191 SPPT PBB (72,39%).

Sedangkan pada tahun 2015 dari 502.895 lembar SPPT PBB yang

terbayar sejumlah 317.350 SPPT (63,10%).

7) Pajak Sarang Burung Walet realisasinya mencapai 0% dikarenakan

sulitnya menemui wajib pajak (Pemilik) sehingga tidak pernah

diterbitkan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah(SPTDT) Pajak

Sarang Burung Walet.Akan tetapi tetap dianggarkan mengingat

adanya potensi perkembangan bisnis sarang burung walet di Kota

Semarang.

b) Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Dilaksanakan kerjasama dengan pihak ketiga dengan pemasangan

on line system (pembayaran dan pelaporan melalui sistem

elektronik) terhadap Wajib Pajak Restoran dan Pajak Hiburan serta

akan dilakukan terhadap obyek pajak yang lain.

2) Melaksanakan pemeriksaan secara periodik setiap Triwulan dan

penungguan terhadap obyek pajak tertentu yang ditengarai dalam

membayar pajaknya tidak sesuai dengan yang seharusnya.

3) Mengusulkan kepada Kantor Diklat Kota Semarang untuk

penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan

terkait pengelolaan dan pemeriksaan pajak daerah.

4) Melaksanakan Yustisi Pajak Daerah bagi Wajib Pajak yang

melanggar ketentuan yang berlaku.

5) Melakukan updating Pajak Daerah secara rutin dan berkelanjutan.

6) Berusaha mencari informasi pemilik sarang burung wallet dengan

melakukan pendataan melalui kerjasama dengan masyarakat

sekitar serta koordinasi dengan Asosiasi Sarang Burung Walet.

Page 17: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.45

b. Permasalahan Retribusi Daerah

Upaya pengelolaan Retribusi Daerah secara optimal sering terjadi

permasalahan dan kendala yang dihadapi SKPD pengelola Retribusi Daerah

bersangkutan. Adapun permasalahan Retribusi Daerah setiap SKPD sebagai

berikut :

Dinas PSDA dan ESDM

Permasalahan :

Peralatan yang di miliki dinas PSDA dan ESDM Kota Semarang masih belum

bisa mencukupi untuk kebutuhan internal Pemerintah Kota Semarang dalam

hal ini Dinas PSDA dan SKPD lain yang membutuhkan. Sehingga untuk

kebutuhan eksternal pelayanan masyarakat yang akan menyewa belum bisa

dilayani secara maksimal , hal ini dikarenakan jumlah peralatan terbatas,

kondisinya sudah tua dan ada beberapa peralatan yang rusak.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Penambahan peralatan/mesin baru dengan penganggaran di tahun 2016

perubahan dan perbaikan peralatan supaya berfungsi dengan optimal.

Dinas Tata Kota dan Perumahan

Permasalahan :

1) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Pemakaian Kekayaan

Daerah khususnya rumah sewa dikarenakan :

a. Tingkat kepatuhan dari penghuni untuk memenuhi kewajibannya

masih kurang dan biasanya pembayaran sewa saat dilakukan

penagihan selalu digunakan keperluan lain seperti bayar sekolah.

b. Keterbatasan petugas penagih, dimana petugas penagih melakukan

penagihan siang hari dan banyak penghuni rumah sewa yang

bekerja, sehingga saat melakukan penagihan kurang efektif.

2) Tidak tercapainya Target pendapatan Retribusi Ijin Mendirikan

Bangunan dikarenakan :

a. Wajib Retribusi IMB yang masuk pada TA 2015 sebanyak 2.128

pemohon sebagian besar nilai retribusinya kecil (rata-rata sekitar

Rp.10.000,- per meter).

b. Banyak berkas yang berhenti karena persyaratan belum lengkap,

terutama terkait persyaratan rekomendasi dari instansi lain.

c. Proses IMB yang masih rumit dan tidak sesuai SPM, sehingga

masyarakat enggan mengurus IMB.

Page 18: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.46

d. Dalam memproses IMB belum memanfaatkan IT secara maksimal

sehingga efisien dan efektifitas masih kurang.

e. Banyak berkas yang masuk dalam kondisi pengecekan di lapangan

terdapat banyak pelanggaran, sehingga berkas tidak bisa diproses.

f. Personil yang menangani sangat terbatas.

3) Tidak tercapainya Target Pendapatan Retribusi Ijin Gangguan (HO)

dikarenakan :

a. Sesuai Peraturan Daerah Nomor 20 Tahun 2011 tentang Ijin

Gangguan dan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2012 tentang

Retribusi Perijinan Tertentu bahwa permohonan daftar ulang bagi

pemohon Ijin Gangguan tidak dikenakan pembayaran retribusi

kembali.

b. Pemberlakuan peraturan baru/edaran mengenai persyaratan yang

harus dilengkapi dalam permohonan Ijin Gangguan menjadi

hambatan bagi pengajuan penerbitan Ijin Gangguan maupun daftar

ulang Ijin Gangguan, karena belum didukung peraturan teknis

pelaksanaannya di daerah.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Tingkat intensitas pembinaan kepada penghuni rumah susun perlu

ditingkatkan, dalam rangka meningkatkan kepatuhan dalam memenuhi

kewajibannya dan dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi setiap

bulannya.

2) Sosialisasi berkaitan dengan perijinaan (KRK, IMB, HO dan Pelayanan

Pemakaman) pada 8 kecamatan setiap tahunnya yang sudah

dilaksanakan mulai tahun 2011 sampai sekarang. Sosialisasi

dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan SKPD terkait yaitu

BPPT.

3) Perlu adanya monitoring dan evaluasi setiap bulan terhadap prosedur

perijinan yang berlaku melalui kegiatan pengawasan dan pengendalian.

Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame

Permasalahan:

1) Banyak ijin Titik Reklame yang tidak diperpanjang lagi.

2) Beberapa permohonan Ijin Penyelenggaraan Reklame masih dalam

proses, hal tersebut karena adanya ketidaksesuaian antara ijin yang

diajukan dengan kondisi fisik yang ada di lapangan.

Page 19: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.47

3) Mekanisme perijinan reklame terlalu panjang, sehingga memperlambat

pemasukan retribusi reklame.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Menyusun Raperda tentang Reklame, yang pada saat ini sudah masuk di

Badan Legislatif DPRD.

2) Penyederhanaan mekanisme perijinan penyelenggaraan reklame.

3) Meningkatkan Pengawasan dan Pengendalian dalam Penyelenggaraan

Reklame.

Dinas Perhubungan, Komunikasi& Informatika

Permasalahan :

1) Tidak tercapainya target pendapatan parkir tepi jalan umum

dikarenakan setelah ditinjau ke lapangan banyak ditemukan titik parkir

ditempat larangan parkir dan realisasi di lapangan titik-titik baru

belum efektif, sehingga belum ada peningkatan pendapatan secara

signifikan.

2) Tidak tercapainya target pengujian kendaraan bermotorkarena

Kendaraan yang terdaftardalam data base tidak semuanya melakukan

uji laik di Kota Semarang, dikarenakan ada kendaraan yang sudah tidak

beroperasi lagi (usang) dan melakukan uji di daerah lain.

3) Tidak tercapainya target retribusi pemakaian kekayaan daerah (sewa

gedung parkir SCJ Johar) karena ada keterlambatan pembayaran yang

seharusnya dibayar bulan Desember 2015 baru dibayar tanggal 19

Januari 2016.

4) Tidak tercapainya target retribusi terminal karena realisasi retribusi

Terminal Mangkang dicatat ke dalam pendapatan BLU UPTD Terminal

Mangkang, sehingga mengurangi retribusi Terminal secara

keseluruhan.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Parkir

a. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan parkir

tepi jalan umum pada tahun 2015 dengan mencari titik baru telah

membuahkan hasil, jumlah titik parkir pada 2014 sebanyak 1.089

titik bertambah menjadi 1.127 titik (meningkat 38 titik)

b. Untuk mengoptimalkan retribusi parkir tepi jalan umum pada

tahun 2015 telah dilaksanakan penjajakan penerapan parkir

Page 20: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.48

meter. Dan pada tahun 2016 akan dilaksanakan DED Parkir Meter

di Kota Semarang.

2) Untuk meningkatkan pendapatan pengujian kendaraan bermotor akan

dilakukan updating data kendaraan, sehingga kendaraan yang

melakukan uji sesuai dengan potensi yang riil.

3) Melaksanakan sosialisasi kepada pihak penyewa agar dilaksanakan

pembayaran sewa secara tepat waktu .

4) Pada saat perencanaan penganggaran agar dipisahkan antara retribusi

terminal dan penerimaan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah

( penerimaan lain-lain BLU ).

Dinas Kebersihan dan Pertamanan

Permasalahan

Tidak tercapainya retribusi sewa Lapangan Simpang Lima karena di tahun

2015 Lapangan Pancasila Simpanglima sedang dalam tahap rehabilitasi

yaitu penataan jalur bunga sehingga belum dapat digunakan.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Mempercepat proses rehabilitasi penataan jalur bunga pada Lapangan

Simpang Lima sehingga dapat difungsikan kembali guna meningkatkan

retribusi.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata

Permasalahan :

1) Retribusi Pemakaian kekayaan daerah tidak dapat memenuhi target

dikarenakan sewa lahan TBRS (WONDERIA) belum dibayar oleh PT.

Semarang Arsana Rekreasi Trusta (SMART).

2) Retribusi Tempat Penginapan/Pesanggrahan/Villa tidak memenuhi

target dikarenakan terhambat dengan ditutupnya median jalan

sehingga mengurangi pengunjung yang akan menginap.

3) Retribusi Tempat Rekreasi dan Olahraga tidak memenuhi target

dikarenakan terhambat dengan ditutupnya median jalan sehingga

mengurangi pengunjung yang akan rekreasi.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Pihak Pemerintah Kota Semarang sudah melakukan penagihan

terhadap Sewa lahan di TBRS (WONDERIA) oleh PT. Semarang Arsana

Rekreasi Trusta (SMART) akan tetapi sampai dengan saat ini belum

dilakukan pembayaran.

Page 21: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.49

2) Meningkatkan pengunjung yang menginap diPesanggrahan dengan

cara memperbanyak event-event yang dilaksanakan di sekitar

Pesanggarahan tersebut sehingga mendorong masyarakat untuk

menginap.

3) Menyusun Perda tentang kenaikan tarif retribusi jasa usaha dan sudah

melalui proses pembahasan di Pansus DPRD

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah :

Permasalahan :

1) Kerjasama pengelolaan SPBU Pandanaran sudah berakhir dan tidak

diperpanjang lagi, sedangkan denda terhadap keterlambatan

Rp.3.353.900.000,- sampai dengan selesainya perjanjian belum

dipenuhi.

2) Kerjasama dengan PT.Narpati tidak mencapai target dan capaiannya

0% dikarenakan sampai dengan saat ini Pihak PT.Narpati belum

memenuhi kewajibannya yaitu membayar retribusi. Sedangkan

PT.Narpati menuntut sertifikat Hak Pengelolaan Lahan (HPL) yang saat

ini masih proses di Kanwil Pertanahan Jawa Tengah.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Pemerintah Kota Semarang telah melaksanakan proses hukum sampai

dengan tingkat Kasasi dan saat ini telah ada putusan kasasi dari MA

(Mahkamah Agung). Sesuai putusan MA tersebut dimenangkan oleh

pihak Pemerintah Kota Semarang. Pemerintah Kota Semarang telah

melayangkan surat teguran piutang tahun 2014 sebanyak 2 (dua) kali

dan tahun 2015 telah menagih kembali namun sampai dengan saat ini

belum ada respon. Disisi lain Pemerintah Kota juga telah memasukkan

dalam daftar kerugian daerah yang selalu akan ditagih dengan

melakukan koordinasi dengan Pengadilan dan Kejaksaan untuk

melaksanakan eksekusi penagihan.

2) Pemerintah Kota Semarang sudah melakukan penagihan sebanyak

2 ( dua ) kali, tapi sampai dengan saat ini PT.Narpati belum melakukan

pembayaran. Berdasarkan Hasil dialog Pj.Walikota dengan jajaran

Badan Pertanahan Nasional antara lain tentang TPA Jatibarang.

Disarankan untuk merubah permohonan dari Hak Pengelolaan Lahan

(HPL) ke Hak Pakai (HP) terlebih dahulu. Tetapi berdasarkan

pengajuan HPL yang sudah diserahkan dari Kantor Wilayah Pertanahan

Page 22: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.50

Provinsi Jawa Tengah ke BPN Kota Semarang hingga sekarang belum

diserahkan kepada Pemerintah Kota Semarang.

Dinas Pasar :

Permasalahan :

Tidak tercapainya Retribusi Pemakaian Kekayaan Daerah dikarenakan :

1) Jumlah PKL yang digunakan sebagai acuan penyusunan target

Pendapatan pada kenyataannya sudah banyak berkurang karena

adanya kegiatan penertiban PKL.

2) Banyak Kelurahan kekurangan personel didalam penarikan retribusi.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Updating data PKL pada tahun 2015 sebagai bahan untuk merevisi

target di 177 kelurahan

2) Personel Dinas Pasar diperbantukan dalam penarikan retribusi di

kelurahan-kelurahan yang tidak mempunyai petugas juru pungut.

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan

Permasalahan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan :

Perusda Percetakan

Adanya PPn kurang bayar dari tahun 2010-2013, pihak Perusda Percetakan

selama ini menganggap bahwa pajak yang dikenakan adalah pajak diatas

Rp.1.000.000,- sedangkan di bawah Rp.1.000.000,- tidak dikenakan pajak .

Pajak dari tahun 2010-2013 mencapai Rp.227.054.928,- yang ditutup dengan

perolehan laba tahun 2014. Adapun laba tahun 2014 Rp.347.732.368,-

sehingga Perusda Percetakan hanya dapat menyetorkan deviden

Rp.69.361.561,-

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Semua penjualan akan dikenakan PPn sesuai dengan ketentuan yang berlaku

(dari yang semula penjualan dibawah Rp.1.000.000,- tidak dikenakan pajak

PPn)

Perusda RPH dan BHP

Penyalahgunaan keuangan yang dilakukan oleh Pegawai RPH dan BHP

berdampak pada laba operasional Perusda RPH dan BHP Kota Semarang

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

1) Telah dilakukan proses hukum kepada bendahara yang bersangkutan.

2) Melakukan perekrutan SDM yang mempunyai kompentensi di bidang

keuangan.

Page 23: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.51

3) Melakukan pengendalian melalui monitoring perolehan pendapatan

secara harian

4) Untuk meningkatan pendapatan maka pemotongan hewan yang semula

hanya dilaksanakan pada malam hari, akan ditingkatkan lagi menjadi

pemotongan di malam hari dan siang hari khususnya untuk babi dan

sapi

PD. BPR Bank Pasar

PD BPR Bank Pasar tidak mencapai target di tahun 2015 karena :

1) Adanya biaya jasa pengabdian direktur yang harus dibayarkan secara

langsung dan tidak boleh diambilkan dari dana kesejahteraan pegawai.

2) Adanya biaya sistem yang harus dibayar langsung oleh BPR Bank Pasar

dan tidak boleh disusutkan

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

1) Memperkecil suku bunga pinjaman kepada pihak ketiga

2) Membuat produk-produk baru yang lebih inovatif seperti Tabungan

Tahta (Tabungan Arisan Hadiah Jutaan)

3) Memperkuat Tim Market (pemasaran)

PD. BPR BKK Kota Semarang

PD BPR BKK Kota Semarang tidak mencapai target di tahun 2015 karena

persaingan pasar yang cukup ketat.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Dengan memperkuat Tim market (pemasaran) sehingga pendapatan usaha

bisa mencapai target yang direncanakan.

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah

Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Permasalahannya tingginya penerimaan denda disebabkan karena

masyarakat kurang tertib dan disiplin dalam melakukan permohonan

administrasi kependudukan sehingga sesuai Peraturan Walikota Nomor 3

Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Peraturan Walikota Nomor 2A Tahun

2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2008

tentang Penyelenggaraan Administrasi Kependudukan maka setiap

penduduk dikenai sanksi administratif berupa denda apabila melampaui

batas waktu pelaporan.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut : Melaksanakan kegiatan

sosialisasi kebijakan kependudukan, yaitu memberikan pelayanan langsung

Page 24: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.52

baik dengan mobil keliling maupun pelayanan pada kelurahan serta

pembebasan denda akta kelahiran pada kegiatan HUT Kota Semarang ke

468.

Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi

Penerimaan lain-lain BLU tidak memenuhi target karena pengoperasian

koridor baru BRT belum tersosialisasi secara penuh pada masyarakat

sehingga masyarakat belum menggunakan armada tersebut. Hal tersebut

mengakibatkan pendapatan tiket BRT berkurang

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Kedepan akan dilakukan sosialisasi dan promosi untuk menarik animo

masyarakat, agar masyarakat memaksimalkan penggunaan armada BRT.

e. Pendapatan Dana Perimbangan

Dana Bagi Hasil Pajak tidak mencapai target dikarenakan :

1) Transfer triwulan IV tahun 2015 belum disalurkan sampai dengan 31

Desember 2015 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan

kekurangan tersebut di tahun 2016 sesuai PMK Nomor

241/PMK.07/2014 dengan mekanisme kurang bayar.

2) Realisasi penerimaan pajak pusat tidak tercapai sehingga realisasi bagi

hasil pajak kepada daerah juga tidak tercapai, karena bagi hasil pajak

perhitungannya berdasarkan realisasi penerimaan pajak pusat.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut:

Perlu meningkatkan upaya dalam rangka optimalisasi penerimaan Bagi Hasil

Pajak yaitu dengan implementasi perjanjian kerja sama antara Pemerintah

Kota Semarang dengan Kanwil Direktorat Jenderal Pajak Jawa Tengah I

tentang Optimalisasi Pajak Penghasilan (PPh Pasal 21 dan PPH WPOPDN

Pasal 25/29).

Dana Bagi Hasil Bukan Pajak (Sumber Daya Alam) tidak mencapai

target dikarenakan :

1) Transfer triwulan IV tahun 2015 belum disalurkan. sampai dengan 31

Desember 2015 dan rencana Pemerintah Pusat akan menyalurkan

kekurangan tersebut di tahun 2016 sesuai PMK Nomor

241/PMK.07/2014 dengan mekanisme kurang bayar.

2) Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan drastis Rp.35.000

per barel, sehingga realisasi menjadi sangat rendah ( tidak tercapai ).

Page 25: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.53

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Terkait dengan harga minyak mentah dunia, Pemerintah Kota sifatnya hanya

menerima, namun untuk kebenaran data selalu diadakan koordinasi dengan

Kementerian Keuangan Republik Indonesia.

Dana Alokasi Khusus tidak mencapai target karena :

Tidak tercapainya pendapatan dari DAK khususnya untuk DAK tambahan

yang terdiri dari Program Prioritas Percepatan Kabinet Kerja (P3K2) dan

Urusan Daerah (UD) hanya 80% adalah karena :

1) Adanya kegiatan yang tidak dapat dilaksanakan karena gagal lelang.

2) SKPD kurang cepat menyerap dana DAK sehingga keharusan

penyerapan 75% sampai dengan tahap III tidak dapat dipenuhi.

Tercapainya pendapatan DAK tergantung capaian kinerja SKPD

pelaksana DAK.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

SKPD pelaksana DAK harus dipacu untuk merencanakan dan melaksanakan

kegiatan tepat waktu sehingga penyerapan bisa lebih cepat dan minimal

penyerapan 75% yang merupakan syarat pengajuan pencairan tahap

selanjutnya dapat dipenuhi.

f. Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah

Dana Bagi Hasil Pajak Provinsi tidak mencapai target dikarenakan :

Khususnya Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB) tidak tercapai

target anggaran pendapatan karena masyarakat beralih pada pembelian

mobil murah, sehingga realisasi pendapatan BBNKB menjadi lebih kecil.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

Terkait dengan daya beli dan selera masyarakat dalam pembelian mobil

murah, Pemerintah berupaya memonitor ketepatan data.

Bantuan Keuangan dari Propinsi

Realisasi Dana Bantuan Keuangan dari Propinsi terserap sebesar 80,98%

dari target yang ditetapkan, hal tersebut disebabkan karena :

1) Bantuan hibah tidak dapat dilaksanakan karena adanya Undang-

undang Nomor 23 tahun 2014

2) Gagal lelang, terutama untuk kegiatan yang bersifat fisik .

Page 26: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.54

3) Khusus untuk Dinas Pendidikan, bantuan keuangan masuk dalam APBD

Perubahan 2015 sehingga tidak cukup waktu pelaksanaan karena

perubahan APBD ditetapkan pada tanggal 23 Oktober 2015.

Solusi yang diupayakan sebagai berikut :

1) Memberikan masukan kepada Pemerintah Pusat terkait dengan

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 yang berkaitan dengan

persyaratan penerima hibah harus berbadan hukum.

2) SKPD melaksanakan kegiatan lebih responsif dan perencanaan

pelaksanaan lebih baik dan tepat waktu. sehingga dapat mengantisipasi

adanya gagal lelang dan penyerapan anggaran optimal.

3) Memberikan saran dan masukan kepada Pemerintah Provinsi agar

penetapan APBD Provinsi lebih awal baik murni maupun perubahan,

sehingga Pemerintah Kota tidak terkendala dalam pelaksanaan proses

lelang serta terbatasnya waktu pelaksanaan kegiatan.

B. PENGELOLAAN BELANJA DAERAH

Pengelolaan Belanja Daerah Pemerintah Kota Semarang disusun berdasarkan

prestasi kerja yang berorientasi pada pencapaian target kinerja terukur yang

ditetapkan untuk meningkatkan akuntabilitas, efektifitas dan efisiensi penggunaan

anggaran guna peningkatan pelayanan dan kesejahteraan masyarakat. Orientasi

anggaran berbasis kinerja adalah pencapaian keluaran dan hasil (output dan

outcome) dari masukan (input) yang dimanfaatkan untuk pencapaian target

kinerja Pemerintah Kota Semarang dan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

sesuai tugas pokok, fungsi dan kewenangan yang dimiliki.

Belanja daerah dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan

Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang yang terdiri

dari urusan wajib, urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian

atau bidang tertentu yang dapat dilaksanakan bersama antara Pemerintah dan

Pemerintah Daerah atau antar Pemerintah Daerah yang ditetapkan dengan

ketentuan perundang-undangan.

1. Kebijakan Belanja Daerah

Kebijakanbelanja daerah pada tahun 2015disusun dengan memperhatikan

ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 37 Tahun 2014 tentang

Page 27: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.55

Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran

2015. Kebijakan belanja di tahun 2015 diarahkan pada:

a. Belanja daerah disusun untuk mendanai pelaksanaan urusan Pemerintahan

Daerah yang menjadi kewenangan Pemerintah Kota Semarang, dengan

peningkatan proporsi belanja program dan kegiatan yang berdampak

langsung kepada publik terutama dalam pemenuhan kebutuhan dasar,

disamping tetap menjaga pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintahan.

b. Belanja daerah disusun berdasarkan prioritas pembangunan tahun 2015

yang tercantum dalam RKPD Tahun 2015 yang memerhatikan pencapaian

target indikator sebagaimana yang ditetapkan dalam RPJMD 2010-2015,

capaian Millenium Development Goals (MDG’s) dan Standar Pelayanan

Minimal (SPM).

c. Pada tahun 2015, dialokasikan belanja daerah untuk mendukung

pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Tahun 2015.

Penganggaran Belanja Daerah tahun 2015 terdiri dari belanja tidak langsung dan

belanja langsung.

a. Belanja Tidak langsung.

Belanja Tidak Langsung merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait

secara langsung dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Kelompok belanja

tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga, belanja subsidi, belanja

hibah, belanja bantuan sosial, belanja bagi hasil, bantuan keuangan dan belanja tak

terduga. Kebijakan untuk belanja tidak langsung di tahun 2015, diarahkan pada

hal-hal sebagai berikut:

1) Gaji Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD) dianggarkan dengan

berpedoman pada ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan

Pemerintah tentang Peraturan Gaji Pegawai Negeri Sipil. Di tahun 2015

gaji PNSD disusun dengan memperhatikan antisipasi adanya kenaikan

gaji berkala, kenaikan, accress dan kenaikan tunjangan beras;

2) Tambahan Penghasilan PNS di tahun 2015 direncanakan naik rata-rata

sebesar 100% dengan berpedoman pada ketetapan tentang tambahan

penghasilan bagi PNS dan CPNS di lingkungan Pemerintah Kota

Semarang. Melalui kenaikan TPP ini, diharapkan akan meningkatkan

kinerja Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemerintah Kota

Semarang terutama dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat;

Page 28: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.56

3) Belanja Tidak Terduga merupakan anggaran penyediaan belanja untuk

kegiatan yang sifatnya tidak biasa/tanggap darurat yang tidak dapat

diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh Pemerintah.

Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan

memertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2014 dan kemungkinan

adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi

sebelumnya, di luar kendali dan pengaruh pemerintah daerah.

4) Penganggaran belanja hibah dan bantuan sosial dilaksanakan

berdasarkan Peraturan Walikota Kota Semarang Nomor 20 Tahun 2012

tentang TataCara Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan,

Pertanggungjawaban dan Pelaporan Serta Monitoring dan Evaluasi

Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan

Walikota Semarang Nomor 16 Tahun 2013 tentang Perubahan atas

Peraturan Walikota Semarang Nomor 20 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Penganggaran, Pelaksanaan, Penatausahaan, Pertanggungjawaban dan

Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial

Yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah.

b. Belanja Langsung.

Belanja Langsung merupakan belanja yang dianggarkan terkait langsung

dengan pelaksanaan program dan kegiatan. Belanja Langsung terdiri dari belanja

pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja modal. Rencana belanja langsung

ditahun 2015adalah sebesarRp. 1.874.761.855.000. Belanja Langsung pada tahun

anggaran 2015 diarahkan melalui kebijakan sebagai berikut:

1) Penganggaran belanja langsung diimplementasikan melalui program

dan kegiatan berdasarkan prioritas pembangunan Sapta Program yang

sejalan dengan RKPD Kota Semarang Tahun 2015 dalam rangka

pencapaian target-target kinerja dalam RPJMD Tahun 2010-2015,

Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan Millenium Development Goals

(MDG’s);

2) Penganggaran Belanja Langsung disusun berdasarkan target capaian

kinerja yang jelas dan terukur yang bertujuan untuk meningkatkan

akuntabilitas perencanaan anggaran dan memperjelas efektifitas dan

efisiensi penggunaan anggaran;

Page 29: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.57

3) Penganggaran Belanja Langsung disusun dengan memerhatikan asas

kepatutan, kewajaran dan rasionalitas dalam rangka pencapaian

sasaran program dan kegiatan secara efektif dan efisien;

4) Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan

prioritas pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan prioritas

pembangunan di provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan

kebijakan dan prioritas pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan

Nasional di tahun 2015;

5) Pekerjaan pengadaan serta biaya-biaya yang berkaitan dengan proses

pengadaan tersebut dilaksanakan dengan memperhatikan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

2. Kebijakan Pembangunan Daerah

Anggaran belanja APBD harus diprioritaskan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan publik secara lebih efisien dan efektif serta responsif terhadap

kebutuhan dan potensi wilayah Kota Semarang.Selain itu anggaran belanja APBD

diarahkan untuk memenuhi prioritas daerah yang telah ditetapkan dalam RKPD

Tahun 2015 serta untuk memenuhi target-target kinerja yang ada di RPJMD Kota

Semarang Tahun 2010-2015.

Dalam rangka mendukung tercapainya keterpaduan kebijakan dan sasaran

pembangunan Kota Semarang dengan kebijakan dan sasaran pembangunan di

Provinsi dan Nasional, dilakukan sinkronisasi dengan prioritas dan sasaran

pembangunan Provinsi Jawa Tengah dan Nasional di tahun 2015.Untuk

mencapaisinergi tersebut dilakukan melalui proses komunikasi, konsultasi, dan

koordinasi dengan pemangku kepentingan serta Kementerian dan SKPD terkait di

Provinsi dengan mengedepankan keberhasilan bersama dalam pencapaian sasaran

pembangunan

Selaras dengan prioritas pembangunan daerah Kota Semarang sebagaimana

tercantum dalam kebijakan umum RPJMD Kota Semarang 2010-2015, maka

prioritas program pembangunan merupakan upaya pemantapan pencapaian visi

Kota Semarang yaitu “Terwujudnya Semarang Kota Perdagangan dan Jasa, yang

Berbudaya Menuju Masyarakat Sejahtera” melalui pemantapaan pelaksanaan tujuh

agenda pokok prioritas pembangunan Kota Semarang dalam SAPTA PROGRAM.

Pada tahun 2015 prioritas pembangunan Kota Semarang adalah sebagai berikut:

1). Penanganan Kemiskinan dan Pengangguran

Page 30: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.58

a. Pemenuhan kebutuhan dasar warga miskin.

b. Pemantapan pemberdayaan ekonomi warga miskin.

c. Pemantapan penurunan angka pengangguran.

2). Penanganan rob dan banjir

a. Peningkatan dan pengoptimalan sarana dan prasarana pengendalian

banjir dan rob.

b. Rehabilitasi Daerah Aliran Sungai serta Konservasi Kawasan Hulu dan

Hilir.

3). Peningkatan pelayanan publik

a. Pemantapan Tata Kelola Pemerintahan yang bersih dan akuntabel

dengan optimalisasi pelaksanaan reformasi birokrasi.

b. Peningkatan Perekonomian Daerah berbasis potensi unggulan lokal.

c. Peningkatan antisipasi pra bencana, saat tanggap darurat dan

penanggulangan pasac bencana alam.

4). Peningkatan infrastruktur

a. Peningkatan aksesbilitas, kualitas dan kuantitas sarana prasarana

infrastruktur wilayah.

b. Peningkatan kualitas dan kuantitas utilitas wilayah.

5). Pengarusutamaan gender

a. Pemantapan kota layak anak.

b. Peningkatan kualitas partisipasi perempuan dalam pembangunan.

6). Peningkatan Pelayanan Pendidikan

a. Pemantapan pelaksanaan Wajib Belajar Pendidikan Dasar 12 tahun.

b. Peningkatan mutu Pendidikan Formal dan Luar Sekolah.

7). Peningkatan Pelayanan Kesehatan.

a. Pemantapan aksesbilitas dan derajat kesehatan masyarakat.

b. Pemantapan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular.

3. Target dan Realisasi Belanja Daerah

Target dan Realisasi Belanja Daerah adalah

Anggaran Rp. 4.358.328.271.526

Realisasi Rp. 3.018.858.152.493 _

Selisih kurang Rp. (1.339.470.119.033)

Kurang 30,73 % dari Anggaran Belanja Tahun 2015

Page 31: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.59

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Belanja Tidak Langsung

1.683.530.502.900 1.361.662.523.163 (321.867.979.737) 80,88 1.232.457.912.913

2 Belanja Langsung

2.674.797.768.626 1.657.195.629.330 (1.017.602.139.296) 61,96 1.729.518.776.473

Belanja 4.358.328.271.526 3.018.858.152.493 (1.339.470.119.033) 69,27 2.961.976.689.386

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Target dan Realisasi Belanja dapat dirinci sebagai berikut :

a. Belanja Tidak Langsung

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung adalah :

Anggaran Rp.1.683.530.502.900,-

Realisasi Rp.1.361.662.523.163,- _

Selisih kurang Rp. (321.867.979.737,-)

Atau kurang 19,12% dari Anggaran Belanja Tidak Langsung Tahun 2015.

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Belanja Pegawai

1.508.021.694.600 1.323.678.903.513 (184.342.791.087) 87,78 1.178.286.258.488

2 Belanja Bunga

0 0 0 0 250.000.000

3 Belanja Subsidi

0 0 0 0 0

4 Belanja Hibah

80.633.775.000 34.097.478.825 (46.536.296.175) 42,29 44.933.676.000

5 Belanja Bantuan Sosial

4.875.000.000 1.998.500.000 (2.876.500.000) 40,99 6.301.500.000

6 Belanja Bagi Hasil

0 0 0 0 0

7 Belanja Bantuan Keuangan

984.262.000 865.658.275 (118.603.725) 87,95 870.104.900

8 Belanja Tidak terduga

89.015.771.300 1.021.982.550 (87.993.788.750) 1,15 1.816.373.525

Belanja Tidak Langsung

1.683.530.502.900 1.361.662.523.163 (321.867.979.737) 80,88 1.232.457.912.913

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Pemerintah Kota Semarang dalam Realisasi Belanja Daerah diupayakan

menghindari adanya pelampauan. Realisasi kurang dari target belanja apabila

target sasaran output terpenuhi berarti terjadi efisiensi. Adapun selisih kurang

Belanja pada Belanja Tidak langsung dapat diuraikan sebagai berikut :

a) Belanja Pegawai :

Selisih kurang diakibatkan adanya pegawai pensiun, mutasi pegawai,

pegawai yang cuti dan meninggal. Kurang Belanja Pegawai terdapat pada

setiap SKPD dengan selisih terkecil di SKPD Kecamatan Semarang Selatan

dan terbesar di SKPD BKD.

b) Belanja Bunga :

Belanja Bunga tidak dianggarkan.

Page 32: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.60

c) Belanja Subsidi

Belanja subsidi tidak dianggarkan.

d) Belanja Hibah

Selisih kurang terjadidikarenakan adanya pengendalian pemberian hibah

berdasarkan Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai perubahan

Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah

dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah. Serta ketentuan pasal 298 ayat (5) huruf d Undang-Undang

Nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, sebagaimana telah

diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun

2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun

2014 tentang Pemerintahan Daerah, maka organisasi kemasyarakatan

yang diperbolehkan untuk menerima hibah adalah organisasi

kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia. Sehingga dikarenakan

peraturan tersebut, maka SKPD pengelola Hibah lebih berhati-hati dalam

mengajukan pencairan Hibah.

e) Belanja Bantuan Sosial :

Selisih kurang terjadi dikarenakan belanja bantuan sosial diberikan sesuai

dengan ketentuan Permendagri nomor 39 tahun 2012 sebagai perubahan

Permendagri nomor 32 tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah

dan Bansos yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah.

Kebijakan Pemerintah dalam pemberian bantuan sosial diberikan secara

selektif, tidak terus menerus/tidak mengikat (pemberian bersifat tidak

wajib dan tidak harus diberikan tiap tahun), kecuali dalam keadaan

tertentu serta memiliki kejelasan peruntukan penggunaannya dengan

mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah.

f) Belanja Bantuan Keuangan :

Bantuan keuangan merupakan bantuan kepada partai politik yang

diberikan kepada 9 partai politik dengan jumlah suara sebanyak 656.683

suara, dengan nilai Rp1.325,00 per suara. SKPD pengelola bantuan

keuangantersebut adalahBadan Kesbangpolinmas, Adapun Partai

Golongan Karya dan Partai Persatuan pembangunan tidak dicairkan

karena tidak ada pengajuan dari Kesbangpolinmas untuk kedua partai

tersebut disebabkan karena kelengkapan persyaratan yang kurang

Page 33: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.61

lengkap yaitu tidak dikeluarkan surat Pengesahan dari Kementerian

Hukum dan HAM kepada kedua Partai tersebut.

g) Belanja Tidak Terduga :

Belanja Tidak Terduga digunakan sesuai dengan kebutuhan yaitu untuk

restitusi sedangkan sisanya dicadangkan apabila terjadi bencana alam.

b. Belanja Langsung

Target dan Realisasi Belanja Langsung adalah :

Anggaran Rp. 2.674.797.768.626,-

Realisasi Rp. 1.657.195.629.330,- -

Selisih kurang Rp.(1.017.602.139.296,-)

Atau kurang sebesar 38,04 % dari target Belanja Langsung Tahun 2015:

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Belanja Pegawai

159.188.977.295 133.048.408.412 (26.140.568.883) 83,58 133.988.263.889

2 Belanja Barang dan Jasa

1.166.259.301.809 838.106.540.994 (328.152.760.815) 71,86 808.370.385.171

3 Belanja Modal

1.349.349.489.522 686.040.679.924 (663.308.809.598) 50,84 787.160.127.413

Belanja Langsung

2.674.797.768.626 1.657.195.629.330 (1.017.602.139.296) 61,96 1.729.518.776.473

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Keterangan kurang belanja pada Belanja Langsung sebagai berikut :

a) Belanja Pegawai :

Selisih kurang belanja pegawai disebabkan karena :

Sesuai dengan kegiatan yang dilaksanakan masing-masing SKPD. Kurang

Belanja Langsung Pegawai terdapat pada beberapa SKPD yaitu RSUD, Dinas

PJPR, Dishubkominfo, Disnakertrans dan Sekretariat DPRD.

b) Belanja Barang dan Jasa :

Pada belanja barang dan jasa selisih kurang disebabkan karena :

1) Adanya beberapa program dan kegiatan yang dilaksanakan oleh beberapa

SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah) yang tidak dapat dicairkan SP2D (

Surat Perintah Pencairan Dana) nya . Hal tersebut disebabkan karena

adanya keterlambatan pengajuan SPM (Surat Perintah Membayar) dari

SKPD pengampu kegiatan.

2) Belanja barang jasa disesuaikan dengan kebutuhan kegiatan yang

dilaksanakan.

3) Pemakaian telepon, listrik, dan air disesuaikan dengan kebutuhan

kedinasan.

Page 34: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.62

4) Pengadaan dan penyediaan ATK, komponen instalasi listrik/penerangan

bangunan kantor, dan pengadaan dan penyediaan peralatan gedung

kantor disesuaikan dengan harga pasar dan menyesuaikan dengan E-

Catalog.

5) Adanya kegiatan yang dilaksanakan tetapi target dan penyerapan

belanjanya tidak mencapai 100% dan ada beberapa kegiatan yang tidak

dilaksanakan atau 0% .

Kurang Belanja Barang dan Jasa terdapat pada SKPD Dinas Pendidikan, RSU,

Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, Sekretariat DPRD, DPKAD,

Dishubkominfo, DKK dan Dinas PJPR.

Belanja Modal :

Pada belanja modal selisih kurang belanja disebabkan karena :

1) Pembelian barang modal memiliki kualitas dan kuantitas dan

pelaksanaannya di bawah standar indeks harga yang sudah ditentukan.

2) Belanja modal pengadaannya dilakukan secara selektif yaitu dengan

melakukan perbandingan harga yang menguntungkan bagi pemerintah

daerah yaitu melalui mekanisme lelang.

3) Belanja modal pengeluarannya sesuai kebutuhan.

4) Kegiatan yang tidak mencapai 100% terdiri dari SKPD : Dinas Pendidikan,

RSU, Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, DPKAD, PJPR, DTKP ,Satpol

PP, kecamatan Semarang Selatan, Kecamatan Semarang Timur, Kecamatan

Semarang Barat, Kecamatan Gunungpati, Kecamatam Banyumanik,

Kecamatan Ngaliyan sedangkan kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%)

yaitu dari SKPD : Dinas Bina Marga, Dinas PSDA dan ESDM, RSUD, Dinas

Tata Kota dan Perumahan dan Dinas Pasar, BLH, Dinas Koperasi,

Dinsospora, Kecamatan : Mijen, Genuk, Gunungpati. Semarang Barat,

Semarang Tengah, Satpol PP.

4. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan belanja Daerah yang timbul dalam pelaksanaan. Tahun

Anggaran 2015 adalah sebagai berikut :

a) Mekanisme pembayaran atas pekerjaan yang belum selesai, yang Berita

Acara Penyelesaian Pekerjaan-nya (BAPP) diperkirakan akan terjadi

sampai dengan tanggal 31 Desember 2015. Pekerjaan yang belum

selesai tersebut adalah pekerjaan-pekerjaan yang masih dalam tahap

penyelesaian dan belum dilakukan Serah Terima Barang/Jasa,

Page 35: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.63

sementara batas akhir penyampaian Surat Perintah Membayar (SPM)

ke DPKAD sudah berakhir. Hal ini mengindikasikan masih cukup besar

prosentase pekerjaan pada instansi pemerintah kota Semarang yang

belum dilaksanakan atau setidak-tidaknya yang belum diselesaikan

pengerjaannya serta belum dilakukan pencairan anggarannya.

b) Permasalahan pembebasan pada pertanahan masih banyak tanah

sengketa di masyarakat harga negosiasi yang dikehendaki masyarakat

dan kemampuan keuangan pemerintah belum mencapai sepakat

sehingga memerlukan waktu lama penyelesaiannya, maka pembebasan

belum dapat diselesaikan semua

c) Beberapa program dan kegiatan dari pusat yang ditetapkan belum

diikuti dengan Petunjuk Pelaksanaan (Juklak) dengan tepat waktu

sehingga bila direalisasikan pelaksanaannya sering terbentur dengan

waktu dan kondisi di lapangan.

Solusi dalam Pengelolaan Belanja Daerah adalah sebagai berikut :

a) Disusun Peraturan Walikota tentang Perubahan APBD Tahun 2016

sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 52 Tahun 2015

Tentang Pedoman Penyusunan APBD 2016.

b) Permasalahan pembebasan tanah diselesaikan dengan komunikasi dan

pendekatan persuasif kepada masyarakat serta tokoh-tokoh

masyarakat selain dengan musyawarah mufakat.

c) Melakukan koordinasi dan komunikasi dalam rangka sinkronisasi

program dan kegiatan dengan Petunjuk Pelaksanaan (juklak) dari

pusat.

C. PEMBIAYAAN DAERAH

Pembiayaan daerah merupakan pembiayaan yang disediakan untuk

menganggarkan setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun berikutnya. Pembiayaan dalam struktur

APBD merupakan akibat dari penerapan surplus/defisit anggaran. Pembiayaan

untuk menutup defisit anggaran disebut sebagai penerimaan pembiayaan, sedang

pembiayaan yang dilakukan untuk memanfaatkan surplus disebut pengeluaran

Page 36: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.64

pembiayaan. Sehingga penyusunan anggaran pembiayaan daerah akan

dipengaruhi oleh kondisi surplus/defisit anggaran.

1. Penerimaan Pembiayaan

a. Kebijakan Penerimaan Pembiayaan

Sumber penerimaan pembiayaan daerah pada tahun anggaran 2015

bersumber dari sisa lebih perhitungan anggaran daerah (SilPA) dan

pencairan Dana Cadangan. Penganggaran SiLPA didasarkan pada

penghitungan yang cermat dan rasional dengan mempertimbangkan

perkiraan realisasi anggaran di tahun anggaran 2014.

Penerimaan pembiayaan di tahun 2015 direncanakan akan dianggarkan dari

pencairan dana cadangan yang akan dipergunakan untuk mendukung

pelaksanaan Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Semarang Tahun 2015,

baik yang berbentuk hibah maupun belanja langsung program dan kegiatan

pada SKPD terkait.

b. Target dan Realisasi Penerimaan Pembiayaan

Anggaran Rp.1.136.190.735.526,-

Realisasi Rp.1.073.208.844.976,- _

Selisih kurang Rp. (62.981.890.550,-)

Atau kurang 5,54 % dari Target Penerimaan Pembiayaan Tahun 2015.

Penerimaan Pembiayaan adalah berasal dari Sisa Lebih Perhitungan

Anggaran (SILPA) Tahun 2014, yaitu sebesar Rp.1.073.208.844.976,- dan

Pencairan Dana Cadangan sebesar Rp.62.981.890.550,-.

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Penggunaan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA)

1.073.208.844.976 1.073.208.844.976 0 100 912.721.021.842

2 Pencairan Dana Cadangan

62.981.890.550 0 (62.981.890.550) 0 0

3 Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

0 0 0 0 0

4 Penerimaan Pinjaman Daerah

0 0 0 0 0

5 Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0 0 0 0 0

6 Penerimaan Piutang Daerah

0 0 0 0 0

Penerimaan Pembiayaan

1.136.190.735.526 1.073.208.844.976 (62.981.890.550) 94,46 912.721.021.842

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Page 37: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.65

2. Pengeluaran Pembiayaan

a. Kebijakan Pengeluaran Pembiayaan

Pengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali

baik pada tahun anggaran berkenaan maupun pada tahun-tahun anggaran

berikutnya. Kebijakan pengeluaran pembiayaan dilaksanakan dengan tujuan

tertentu sehingga terdapat keseimbangan antara pendapatan dan belanja daerah.

Untuk tahun anggaran 2015, tidak ada pengeluaran pembiayaan yang dianggarkan.

b. Target dan Realisasi Pengeluaran Pembiayaan

Anggaran Rp. 41.687.000.000,-

Realisasi Rp. 41.686.874.742,- -

Selisih kurang Rp.(125.258,-)

Atau kurang sebesar 0,00033 % dari Target Tahun 2015.

NO URAIAN ANGGARAN 2015 REALISASI 2015 SELISIH PERSEN

TASE REALISASI 2014

1 Pembentukan Dana Cadangan

0 0 0 0 25.439.914.000

2 Penyertaan Modal (Bank Jateng)

41.686.000.000 41.686.000.000 0 100 8.339.000.000

3 Penyertaan Modal (Dana Bergulir UKM, LKM,dan Koperasi

0 0 0 0 0

4 Penyertaan Modal (PDAM)

0 - 0 0 10.000.000.000

5 Penyertaan Modal BPR/BKK

0 - 0 0 1.000.000.000

6 Penyertaan Modal Bank Pasar

0 0 0 0 0

7 Penyertaan Modal (Perusda Percetakan)

0 0 0 0 0

8 Penyertaan Modal Perusda RPH dan BHP

0 0 0 0 1.500.000.000

9 Pembayaran Pokok Utang

1.000.000 874.742 (125.258) 0,00 1.816.665.353

10 Pengembalian Sisa Dana DPPID

0 0 0 0 0

Pengeluaran Pembiayaan

41.687.000.000 41.686.874.742 (125.258) 100,00 48.095.579.353

Sumber : Data Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Semarang Tahun 2015

Keterangan :

Sisa anggaran pada pembayaran pokok utang Pemerintah Kota Semarang pada

tahun 2015 yang merupakan pembayaran denda bunga hutang pada pinjaman

kepada Bank Dunia dengan Nomor SLA-768/DP3/1994.

Page 38: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.66

D. SISA LEBIH PERHITUNGAN TAHUN 2015

1. Kebijakan SILPA Tahun Berjalan.

Kebijakan SILPA pada tahun berjalan bahwa SILPA tahun berjalan dijadikan

pedoman dasar untuk pengambilan kebijakan pada perhitungan penyusunan

RAPBD. Apabila menghasilkan SILPA tahun berjalan positif, pemerintah daerah

memanfaatkan untuk menambah program dan kegiatan sesuai skala prioritas yang

dibutuhkan dan/atau pengeluaran pembiayan. Dan apabila SILPA tahun berjalan

terjadi negatif maka pemerintah daerah mengurangi bahkan menghapus

pengeluaran pembiayaan yang bukan merupakan kewajiban daerah, pengurangan

program dan kegiatan yang kurang prioritas dan/atau pengurangan volume

program dan kegiatannya.

2. Realisasi Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2015.

Mendasarkan hal tersebut di atas maka perhitungan anggaran Tahun 2015

pada sisa kas (Sisa perhitungan) sebagai berikut :

a. Realisasi Pendapatan Rp. 3.390.172.448.717,-

Realisasi Belanja Rp. 3.018.858.152.493,- _

Surplus Anggaran Rp. 371.314.296.224,-

b. Realisasi Penerimaan Pembiayaan Rp. 1.073.208.844.976,-

Realisasi Pengeluaran Pembiayaan Rp. 41.688.874.742,- _

Defisit Pembiayaan Rp. 1.031.519.970.234,-

c. Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2015 Rp 1.420.834.266.458,-

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun 2015 sebesar Rp1.420.834.266.458,-

terdiri dari :

1) Over Target Pendapatan sebesar Rp.126.347.912.717,-

2) Sisa kegiatan dari Dana Perimbangan/Transfer sebesar Rp.299.731.409.188,-

yang berasal dari dana – dana yang sifatnya khusus dan sesuai dengan

ketentuan tidak dapat digunakan untuk membiayai program dan kegiatan

yang lain maupan sisa dana yang bersifat umum atau bebas penggunaannya

untuk mendanai program dan kegiatan. Dengan rincian sebagai berikut :

a) Alokasi DBHCHT yang belum dilaksanakan di tahun 2015 akan

dianggarkan kembali dalam APBD 2016 sebesar Rp.7.174.708.594,-

b) Dana Tambahan Penghasilan Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah

dianggarkan kembali di tahun 2016 sebesar Rp.5.644.500.000,-

c) Dana Tunjangan Profesi Guru Pegawai Negeri Sipil Daerah dianggarkan

kembali di tahun 2016 sebesar Rp. 154.105.503.896,-

Page 39: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.67

d) Dana Alokasi Khusus yang dianggarkan kembali di tahun 2016 sebesar

Rp.96.726.233.638,- terdiri dari :

a. Silpa DAK reguler sebesar Rp.81.847.044.247,- dengan rincian :

- Bidang PendidikanRp.79.969.299.423,-(sudah dianggarkan kembali

tahun 2016)

- Bidang lain Rp.1.877.744.824 terdiri dari :

Air Minum Rp.869.168.543,- , Sanitasi Rp.18.855.119,- , Lingkungan

Hidup Rp.39.725.550,- , Keluarga Berencana Rp.750,-

Keselamatan Angkutan Darat Rp.11.606.800,-, Perumahan dan

Pemukiman Rp.14.959.000,- , Infrastruktur Jalan Rp.635.717.002,- ,

Kehutanan Rp.155.616.000,- , Dinas Pasar Rp.74.752.940,- , DKK

Rp.57.343.120,-

Belum dapat di anggarkan kembali karena sisa tersebut adalah sisa

pagu/ efisiensi sehingga untuk menganggarkan kembali menunggu

PMK yang mengatur Silpa efisiensi.

b. DAK tambahan sejumlah Rp. 14.879.189.391 ,- merupakan kegiatan

yang gagal lelang atau tidak dilaksanakan (0%) terdiri dari :

- Program Percepatan Pembangunan Kabinet Kerja (P3K2) sebesar

Rp.6.879.189.391,-

- Program Urusan Daerah (UD) sebesar Rp.8.000.000.000,-

e) Dana Bantuan Keuangan total Silpa sampai dengan 2016 sebesar

Rp.21.477.845.590,- terdiri dari Silpa tahun 2015 sebesar

Rp.20.920.345.590 dan Silpa tahun 2014 sebesar Rp. 557.500.000.

perincian dari Silpa tersebut disebabkan karena :

Belum dapat dicairkannya SP2D atas pengajuan SPP tahun 2015 sebesar

Rp. 16.531.351.091,-

Efisiensi atas pagu dengan nilai kontrak sebesar Rp.4.388.994.499,- Silpa

tersebut merupakan silpa umum yang dapat digunakan untuk program

dan kegiatan yang lain dan Silpa ini sudah termasuk Silpa yang berasal

dari efisiensi kegiatan.

- Silpa tahun 2014 yang harus dianggarkan kembali sebesar

Rp.557.500.000, namun di tahun 2016 baru dianggarkan sebesar

Rp.27.500.000. Sisanya sebesar Rp.530.000.000 belum di anggarkan di

tahun 2016 karena masih menunggu solusi dari provinsi terkait UU

Nomor 23 tahun 2014.

Page 40: BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAHsatudata.semarangkota.go.id/adm/file/...LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015 Hal.29 BAB III KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN

LKPJ Walikota Semarang Akhir Tahun Anggaran 2015

Hal.68

f) Dana Insentif Daerah.

Silpa Dana Insentif Daerah sebesar Rp.5.214.474.450 ,- dengan perincian

sebagai berikut :

- Adanya SP2D yang belum dapat dicairkan di tahun 2015 sebesar

Rp.2.527.502.250

- efisiensi sebesar Rp.2.686.972.200,- belum bisa dianggarkan

menunggu petunjuk dari Kemenkeu.

g) Pajak Rokok.

Silpa pajak rokok sampai dengan tahun 2015 sebesar Rp.9.388.143.020,-

belum dianggarkan kembali di tahun 2016 terdiri dari :

- Silpa 2015 Rp. 4.784.229.184,- dengan perincian sebagai berikut :

Adanya SP2D yang belum dapat dicairkan di tahun 2015 sebesar

Rp.1.526.152.788,-

efisiensi sebesar Rp.3.258.076.396,- .

- Silpa 2014 sebesar Rp. 4.603.913.836,-

3) SP2D yang belum dapat dicairkan tahun 2015 sebesar Rp.47.483.678.871,-,

diluar SP2D yang berasal dari dana perimbangan .

antara lain di Dinas Pendidikan, DKK, RSUD, Dinas Bina Marga, PSDA dan ESDM,

Dinas Tata Kota dan Perumahan, Bappeda, Dinas Perhubungan, Komunikasi dan

Informasi, Sekretariat DPRD, DPKAD dan Kantor Diklat.

4) Kegiatan yang tidak dilaksanakan yang disebabkan gagal lelang dan atau tidak

dilaksanakan sebesar Rp.102.443.035.100,- antara lain di Dinas Bina Marga,

Dinas PSDA dan ESDM, Dinas Kebakaran, Dishubkominfo, RSUD, DTKP, Dinas

PJPR, BLH, Disdik, Dinkes, Dinas Pasar, Dinsospora, Sekretariat DPRD, BPBD,

Dinas Koperasi, KPU Kota, Perusda Percetakan, Kantor Satpol PP, Kecamatan

Mijen, Kecamatan Genuk, Kecamatan Gunungpati, Kecamatan Semarang Barat,

dan Kecamatan Semarang Tengah.

5) Sisa belanja sebesar Rp.826.828.230.583,-.Sisa belanja tersebut terdiri dari :

- Kegiatan yang tidak dilaksanakan (0%) diluar gagal lelang sebesar

Rp.232.161.232.394,- .

- Sisa Belanja yang disebabkan karena kinerja Fisik dan Keuangan tidak

mencapai 100% sebesar Rp. 392.547.909.830,- .

- Efisiensi yaitu Kinerja fisik tercapai 100 % namun keuangan tidak mencapai

100% sebesar Rp.202.119.088.358 ,-.