bab iii kebiasaan merokok bagi mahasiswa uin sunan …digilib.uinsby.ac.id/154/4/bab...

24
55 BAB III KEBIASAAN MEROKOK BAGI MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian 1. Deskrisi Umum UIN Sunan Ampel Surabaya Untuk mempermudah penyajian data dalam penelitian yang berjudul BUDAYA MEROKOK BAGI MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL SURABAYA DALAM BERSOSIALISASI DIKAMPUS,maka peneliti lebih dulu akan menguraikan letak geografis dan demografis kampus UIN sunan Ampel Surabaya yang merupakan lokasi penelitian. KampusUIN Sunan Ampel Surabaya yang letaknya sangat strategis karena berada ditengah kota yang menghubungkan antara Surabaya dan kota-kota yang lainnya misalnya Sidorajo, Mojokerto, pasuruan. Dengan kata lain merupakan pintu gerbang Kota Surabaya dari arah Selatan. Disamping itu tidak jauh dari pemukiman kelurahan Jemur Wonosari Wonocolo Surabaya yang banyak menyediakan jasa penginapan (kost dan kontrakan) yang sangat bermanfaat bagi mahasiwa yang tempat tinggalnya jauh dari kampus. 55

Upload: dodan

Post on 07-Mar-2019

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

55

BAB III

KEBIASAAN MEROKOK BAGI MAHASISWA UIN SUNAN AMPEL

SURABAYA

A. Deskripsi Umum Obyek Penelitian

1. Deskrisi Umum UIN Sunan Ampel Surabaya

Untuk mempermudah penyajian data dalam penelitian yang

berjudul BUDAYA MEROKOK BAGI MAHASISWA UIN SUNAN

AMPEL SURABAYA DALAM BERSOSIALISASI DIKAMPUS,maka

peneliti lebih dulu akan menguraikan letak geografis dan demografis

kampus UIN sunan Ampel Surabaya yang merupakan lokasi penelitian.

KampusUIN Sunan Ampel Surabaya yang letaknya sangat strategis

karena berada ditengah kota yang menghubungkan antara Surabaya dan

kota-kota yang lainnya misalnya Sidorajo, Mojokerto, pasuruan. Dengan

kata lain merupakan pintu gerbang Kota Surabaya dari arah Selatan.

Disamping itu tidak jauh dari pemukiman kelurahan Jemur Wonosari

Wonocolo Surabaya yang banyak menyediakan jasa penginapan (kost dan

kontrakan) yang sangat bermanfaat bagi mahasiwa yang tempat tinggalnya

jauh dari kampus.

55

56

Menurut letak geografis Wilayah kampus UIN Sunan Ampel

Surabaya menempati area ± 8 hektar dan dikelilingi pagar tembok yang

dibatasi oleh:

Sebelah Barat : berbatasan dengan Jl. A. Yani

dan Rel Kereta Api tepatnya di

depan Polda Jatim

Sebelah Utara : berbatasan dengan Pabrik Kulit

dan perumahan Penduduk Jemur

Wonosari

Sebelah Timur : berbatas dengan pemukiman

penduduk Jemur Wonosari

Sebelah Selatan : berbatas dengan PT Gelvano.

Visi IAIN Sunan Ampel:

Menjadi Pusat kajian dan pengembangan Ilmu Pendidikan Islam

yang berkualitas.

Misi IAIN Sunan Ampel :

a. Mengembangkan wacana ilmu kependidikan yang relevan,

dengankemajuan di masa kini dan mendatang.

b. Mengantarkan mahasiswa menjadi tenaga pengajar yang

memilikiwawasan keIslaman yang mendalam, berakhlak mulia, cerdas

dan terampildalam melaksanakan tugas pengabdiannya.

57

c. Mengantarkan mahasiswa menjadi tenaga kependidikan yang

mampumenggerakkan roda pembaharuan pendidikan Islam.

Tujuan :

a. Menyiapkan mahasiswa agar menjadi anggota masyarakat yang

memiliki akhlaqul karimah, kemampuan akademik, profesional,

mampu menerapkan, mengembangkan, menciptakan ilmu ilmu agama

islam dan seni yang dijiwai oleh nilai nilai keislaman

b. Menyebar luaskan ilmu ilmu keislaman serta mengupayakan

penggunaannya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dan

memperkaya kebudayaan nasional.

Lembaga pendidikan memerlukan pengembangan, peningkatan

mutu dan penyesuaian dengan situasi dan kondisi yang ada, demikian

prioritas utama kegunaan proses belajar mengajar di UIN Sunan Ampel

Surabaya dengan meningkatkan efisiensi dalam mendayagunakan semua

fasilitas yang tersedia. Dalam hal ini hubungan personalia dan struktur

organisasi di akademik, agar semua kegiatan lebih terarah dan masing-

masing petugas dapat menjalankansesuai dengan kemampuannya.

2. Sejarah berdirinya Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya

Jauh sebalum kemerdekaan,umat islam indonesia sudah

mempunyai lembaga pendidikan islam yang khas,yang disebut pondok

pesantren dan selanjutnya bermunculan pula pendirian lembaga lembaga

pendidikan formal yang berbentuk madrasah.

58

Mereka yang telah menyelesaikan pendidikanya di Madrasah dan

pondok pesantren, apabila ingin memperdalam ilmu pengetahuan yang

lebih tinggi mereka harus ke luar negeri,misalnya ke Mekkah, Madinah

(Saudi Arabia ),Kairo ( Mesir ), Bashra (Irak) dan Islamabad (pakistan)

Laju pekembangan pendidikan agama Islam di Indonesia tidak

terlepas dari perkembangan situasi dan kondisi politik pemerintahan

yangpada saat itu.dengan perpindahanya pusat pemerintahan republik

Indonesia dari Jakarta ke Yogyakarta pada tahun 1946 ,maka sekolah

tinggi islam (STI) berpindah pula ke Yogyakarta bersama pendiri dan

pengasuhnya.dan selanjutnya pada tanggal 22 maret 1948 sekolah tinggi

Islam (STI) diubah bentuknya dan berkembang menjadi Universitas Islam

Indonesia (UII).

Dari Universitas Islam Indonesia kemudian pemerintah

meresmikan fakultas agama yang dimilikinya menjadi Perguruan Tinggi

Agama Islam Negeri (PTAIN) berdasarkan peraturan pemerintah No.34 /

1950 berdasarkan itu pula pemerintah meresmikan fakultas lainya menjadi

Universitas Gajah Mada (GAMA) berdasarkan peraturan pemerintah No

37 /1950

Pada tahun 1957 berdasarkan penerapan Menteri Agama Republik

Indonesia maka didirikan Akademi Dinas Ilmu Agama (ADIA) dengan

maksud untuk memenuhi kebutuhan tenaga ahli dibidang pendidikan

agama dan urusan Agama dan di Lingkungan Departemen Agma

Republik Indonesia.

59

Selaras dengan perkembangan Ilmu Pengetahuaan khususnya ilmu

Agama Islam dan makin mendesaknya pembukaan fakultas fakultas

lainnya,maka berdasarkan peraturan Presiden No.11 / 1960 pada bulan

Mei 1960,PTAIN di Yogyakarta dan AIDA (Akademi Dinas Ilmu Agama)

di Jakarta dijadikan menjadi satu Perguruan tinggi yang disebut ―Al –

jami‘ah Al- Islamiyah Al-hukumiyah‖ atau ―Institut Agama Islam Negeri‖

yang disingkat menjadi IAIN berkedudukan di Yogyakarta dan dipimpin

oleh Rektor yang pertama Prof.Mr.RHA.Sunarjo.

Tahun 1970 di Indonesia telah berdiri 14 institut agama Islam

Negeri.atas saran Prof.KH.Syaifuddin Zuhri yang pada saat itu menjabat

sebagai menteri Agama Republik Indonesia dan 14 Institut Agama Islam

Negeri tersebut diberi nama dengan nama nama para Mujahidin atau

pahlawan Islam yang berjuang didaerah masing masing masing.

3. Perkembangan IAIN Sunan Ampel Fakultas Dan Jurusan

Berdirinya IAIN sunan Ampel Surabaya Yang sekarang menjadi

UIN Sunan Ampel Surabaya dimulai tahun 1961 yang timbul atas gagasan

para tokoh masyarakat Jawa timur untuk memiliki perguruan tinggi agama

Islam Negeri yang bernaung dibawah lingkungan Departemen agama

Republik Indonesia.untuk mewujudkan cita cita tersebut maka para ulama‘

dan tokoh masyarakat Jawa Timur pada tahun itu juga mengadakan

pertemuan pertama di Jombang, Jawa Timur.dalam pertemuan tersebut

juga dihadiri oleh Prof.RHA.Sunarjo, (Rektor) IAIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta

60

Dalam pertemuan tersebut menghasilkan beberapa keputusan,

antara lain :

a. Membentuk panitia pendirian IAIN.

b. Mendirikan Fakultas Syari‘ah di Surabaya

c. Mendirikan Fakultas Tarbiyah di malang

Selanjutnya pada 9 oktober 1961,dengan SK Menteri Agama

Republik Indonesia No 17 tahun 1961 dibentuklah sebuah yayasan yang

diberi nama ― Yayasan badan waqaf kesejahteraan fakultas Syari‘ah dan

Fakultas Tarbiyah cabang surabaya‖ yang bertugas antara lain :

a. Mengadakan persiapan pendirian IAIN Sunan Ampel dan fakultas –

fakultas,antara lain Fakultas Syari‘ah di Surabaya dan Fakultas

Tarbiyah di Malang.

b. Menyediakan lokasi tanah untuk membangun kampus IAIN seluas 8

hektar lebih yang terletak di Jl.Jend.A.Yani No 117 Surabaya.

c. Menyediakan perlengkapan perkuliahan,sarana dan prasarana

administrasi ,sarana transportasi khususnya kendaraan mobil untuk

dua orang pemimpin fakultas Syari‘ah Surabaya dan Fakultas

Tarbiyah Malang.

Pada periode tahun 1966-1970,Institut Agama Islam Negeri Sunan

Ampel tumbuh dengan pesatnya sehingga berhasil membuka delapan belas

fakultas yang tersebar ditiga provinsi, yaitu: Jawa timur, Kalimantan

timur, Nusa Tenggara Barat.

61

Namun pada akhir periode 1971-1975 akreditasi kualitas fakultas

dilingkungan Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel mulai

dilaksanakan dan hasilnya ada 55 fakultas,yaitu di Bangkalan, Lumajang,

Sumbawa, dan Bima dengan terpaksa ditutup kembali dan dihubungkan

dengan fakultas sejenis yang didomislinya berdekatan dengan Fakultas –

fakultas tersebut.

Selanjutnya seiring dengan perkembangan zaman,maka diterbitkan

keputusan presiden No 11 tahun 1997 dan mempunyai beberapa fakultas

fakultas dibeberapa daerah :

a. Fakultas Tarbiyah Malang

b. Fakultas tarbiyah Jember

c. Fakultas tarbiyah Pamekasan

d. Fakultas tarbiyah Tulungagung

e. Fakultas ushuluddin kediri

f. Fakultas syari‘ah ponorogo

g. Fakultas tarbiyah Mataram

h. Fakultas Syari‘ah Mataram

Disamping penyelenggaraan pendidikan program sarjana (S1) di

semua fakultas,juga menyelenggarakan program Pascasarjana (S2)

konsentrasi didirosah Islamiyah yang didasarkan pada KMA No 286/1994

(diresmikan oleh Menteri Agama tanggal 2enam November 1994 )

sebagai upaya pengembangan IAIN Sunan Ampel Surabaya.kemudian

menyusul dibukanya konsentrasi pemikiran Islam dan pendidikan Islam

62

berdasarkan SK Rektor Nomor25 / HK 005 / SK/P/98,Tanggal 12 maret

1998dan Ekonomi Islam yang diresmikan pada tabggal 8 agustus 2000

berdasarkan SK Rektor nomor 068/HK 005 /SK/P/2000.kemudian

menyusul konsentrasi pendidikan agama islam (GPAIS),pendidikan guru

Ibtidaiyah (PGMI),Tafsir Hadist,Syari‘ah,Dakwah dan pendidikan bahasa

arab.

Pada tanggal 28 februari 2001 diresmikan pula Program Doctor

(S3) dengan konsentrasi Ilmu Keislaman oleh Menteri Agama Islam

Republik Indonesia (Keputusan Dirjen Kelembagan Agama Islam

Departemen Agama No.E / 250 / 2001,tanggal 26 september 2001

4. Periode Rektor UIN Sunan Ampel

IAIN sunan Ampel atau UIN sunan Ampel yang berdiri sejak tahun

19 enam lima sudah mengalami pergantian rektor sebagai berikut :

a. Rektor 1 : Prof.Tengku H. M.Ismail Ja‘qub SH,MA(1965 -1972)

b. Rektor II : Prof.KH.M.Syafi‘i A.Kariem(1972 -1974)

c. Rektor III : Drs.H.Marsekan Fatawi(1975-1987)

d. Rektor IV : Drs.H.Bisri Affandi,M.A(1987-1992)

e. Rektor V :Drs.KH.Abd.Jabbar Adlan(1992 - 2000)

f. Rektor VI : Prof. Dr. H. M. Ridlwan Nasir,MA(2000 - 2009)

g. Rektor VII : Prof.Dr.H.Nur Syam,M.Si(2009 - 2011 )

h. Rektor VIII : Prof. Dr.H.Abd. A‘la,M.ag(2011 - sekarang )38

5. Transformasi IAIN ke UIN Sunan Ampel Surabaya

38

IAIN sunan Ampel wisuda ke enam puluh tujuh tahun 2012 Hal 17-26

63

Dalam konteks pendidikan tinggi agama Islam (PTAI) di

Indonesia, tranformasi menjadi UIN Sunan Ampel Surabaya meruapakan

upaya realistis oleh pihak IAIN surabaya untuk menjawab tantangan yang

dihadapi pendidikan tinggi Islam atas pengaruh globalisasi yang terjadi

ditengah masyarakat sederet kepentingan bersambung satu sama lain

dibalik mendesaknya transformasi kelembagaan ini,khususnya dalam

berhadapan dengan globalisasi.pada satu sisi transformasi ini penting

dalam kerangka kepentingan bernegosiasi terhadap tantangan ekonomi dan

kultural. Pada sisi lain, transformasi kelembagaan pendidikan tersebut

memiliki arti signifikan dalam rangka pengintegarisan keilmuan umum

dan islam serta penghapusan dikotomi antara keduanya yang sering

mengemuka di dunia akademik.

Dalam kaitan demikian ini, penyelenggara pendidikan oleh UIN

sunan Ampel Surabaya dibangun diatas semangat peneguhan dan

penyemaian nilai nilai islam moderat sebagai aktualisasi dan doktrin islam

sebagai rahmatan lil alamin.sebagai identitas islam di Indonesia yang

sudah mengalami kristalisasi dari proses yang panjang,semagat ini

senantiasa menjadi orientasi layanan pendidikan tinggi islam oleh UIN

suna Ampel Surabaya dan mejadi pembeda UIN Sunan Ampel Surabaya

deangan lembaga lembaga lain.

Dengan semangat orientasi diatas, UIN Sunan Ampel Surabaya

berupaya secara serius untuk mengembangkan layanan pendidikan tinggi

islam model Indonesia untuk mencapai standart Internasional.melaui

64

penciptaan layanan pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing

nasional dan internasional, UIN Sunan Ampel Surabaya berketatapan hati

untuk bersaing dengan lembaga lembaga pendidikan lainnya diberbagai

kawasan didunia untuk mencapai word-class universiti.39

B. Deskripsi Hasil Penelitian

Penyajian data dalam BAB ini, berdasarkan pada kegiatan

pengumpulan data yang telah dilakukan penulis, yang telah digali melalui

tahapan wawancara kepada beberapa mahasiswa merokok di UIN Sunan

Ampel Surabaya.

Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya memiliki

banyak mahasiswa yang datang dari berbagai kota di jawa timur (Pasuruan,

Gresik, Lamongan, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan lain lain) dan di

kampus tersebut juga tempat mahasiswa mencari ilmu sekaligus bertukar

penegalaman dengan mahsiswa dari kalangan ras lain (Jawa, Madura, Melayu,

dan lain lain). Dari observasi dan wawancara secara mendalam yang dilakukan

peneliti,terkait dengan budaya merokok yang sudah menjadi kebiasaan di

kampus tersebut dan banyak pula dijumpai hal hal menarik .terutama

bagaimana budaya merokok dilingkungan kampus bisa karena dianggap

mempunyai peran penting walaupun secara tidak langsung ada juga sebagian

mahasiswa yang merasa terganggu.

39

Desain akademik Uin sunan Ampel Surabaya, ( IAIN Sunan Ampel Press), Hal 9

65

1. Kebiasaan Merokok Bagi Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

UIN Sunan ampel telah mendeklarasikan visinya sebagai pusat

pengembangan islamic studies yang bertaraf internasional, menuntut

upaya lebih serius dan menyeluruh dalam tiap aspek tri darma pendidikan

tinggi yang selama ini dijalankan .maka pembenahan yang terus dijalankan

baik dalam aspek menejemen,kurikulum,sarana dan prasarana merupakan

bagian integral dari upaya mencapai visi tersebut.

Kampus Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya

memiliki banyak mahasiswa yang datang dari berbagai kota di jawa timur

(Pasuruan, Gresik, Lamongan, Jombang, Mojokerto, Sidoarjo dan lain

lain) dan di kampus tersebut juga tempat mahasiswa mencari ilmu

sekaligus bertukar penegalaman dengan mahsiswa dari kalangan ras lain

(Jawa, Madura, Melayu, dan lain lain). Dari observasi dan wawancara

secara mendalam yang dilakukan peneliti,terkait dengan budaya merokok

yang sudah menjadi kebiasaan di kampus tersebut dan banyak pula

dijumpai hal hal menarik .terutama bagaimana budaya merokok

dilingkungan kampus bisa karena dianggap mempunyai peran penting

walaupun secara tidak langsung ada juga sebagian mahasiswa yang merasa

terganggu, seperti pendapat dari informan di bawah ini:

karena teman teman saya rata rata semua merokok, menurut

saya merokok mempunyai peranan penting, karena dengan rokok

bisa dijadikan alat sebagai tali silaturahim atau bisa juga

menambah keakraban,coba anda lihat dan perhatikan ketika sesama

perokok kumpul maka yang ada di sana saling menghargai.

Maksudnya, apabila ada dua orang atau lebih yang sama sama

66

suka rokok dan salah satunya tidak punya rokok maka yang ada

disana saling menyuguhkan rokok‖.40

Dari pemaparan informan diatas, dapat dilihat bahwa rokok tidak

hanya memiliki sisi negatif saja, disisi pergaulan rokok juga memiliki efek

positif dalam pergaulan yang mana mahasiswa menjadikan rokok sebagai

sarana untuk berinteraksi antar mahasiswa. Jadi bagi para pecandu rokok,

merokok bukanlah hal yang negative saja, melainkan ada satu sisi

positifnya, apalagi ketika bertemu dengan teman yang sama-sama pecandu

rokok, maka perbincangan mereka akan jadi semakin akrab. Buat mereka

para pecandu rokok, interaksi bisa dilakukan melalui media sebatang

rokok, missal dalam contoh pemaparan informan, perkenalan untuk

mencari teman akan jadi sangat mudah bilah dilakukan dengan hanya

menawarkan sebatang rokok pada orang yang tidak dikenal sebelumnya,

berawal dari sanalah maka perkenalan dimulai dan interaksi pun terjadi

dan timbulah keinginan untuk sosialisasi menggunakan media rokok.

Informan lain memaparkan bahwa rokok dapat membantu

kejernian fikiran dalam berbicara atau berinteraksi ketika bersosialisasi,

seperti yang dipaparkan oleh informan berikut:

Saya merokok karena teman teman saya rata rata semua

merokok. Menurut saya sebagai perokok, merokok jelas

mempunyai peranan penting dalam bersosialisasi. Karena dengan

merokok kita bisa bersosialisasi dengan teman dan bisa nyambung

bila berbicara. Kalau di bilang ganggu ya g‖ juga tapi kalau uang

kuliah si pernah habis gara gara rokok.41

40

Wawancara dengan faris ahmad tgl 17 Juni 2014 41

Wawancara dengan faris ahmad tgl 19 Juni 2014

67

Melihat pemaparan dari semua informan akhirnya peneliti merasa

menyimpulkan dengan hasil yang di dapat jadi menurut peneliti mengenai

budaya merokok bagi mahasiswa UIN (Universitas Islam Negeri)

merupakan suatu hal yang lumrah karena budaya atau kebiasaan merokok

merupakan suatu hal yang sangat penting ketika bersosialisasi dengan

teman.

Perilaku merokok merupakan simbol bahwa mereka telah matang,

punya kekuatan, bisa menjadi pemimpin dan memiliki daya tarik pada

lawan jenis. Adanya faktor kepuasan dari merokok yaitu berupa

keyakinan dan perasaan menyenangkan dapat membuat perilaku merokok

semakin kuat. Salah seorang informan memaparkan:

Aku ngrokok yo sak‘enakku mas, terserah orang mau

bilang apa, yang penting aku dapat rokok itu beli sendiri, tidak

minta sama mereka, dan rokok itu buat saya adalah sebuah teman

setia yang selalu menemani saya disaat apapun.42

Masa remaja adalah masa dimana mereka mulai memisahkan diri

dari orangtua dan bergabung pada kelompok sebaya. Apalagi kebutuhan

untuk diterima sering kali membuat remaja berbuat apa saja agar dapat

diterima dalam kelompok. Salah satu informan memaparkan. Rokok sudah

menjadi hal umum, contoh mahasiswa memilih merokok bukan karena

pengalihan masalah dari beban pelajaran, namun kebanyakan ditanyakan

untuk gaya hidup (gaya-gayaan), kalau tidak merokok tidak gaul, seperti di

jalanan, terminal, sering di jumpai remaja merokok, padahal baru

memasuki usia awal produktif.

42

Wawancara dengan Haqi tgl 23 Juni 2014

68

Semua teman saya merokok, dan andai saya tidak merokok

pada waktu kumpul-kumpul dengan teman-teman, ya saya malu.

Sebenarnya si saya tidak terlalu candu dengan rokok, hanya saja

karena penghormatan untuk teman-teman saya yang pecandu rokok

saya menghormati mereka dengan ikut ngrokok pas pada waktu

kumpul bareng.43

Perilaku individu disebabkan oleh pengaruh lingkungan, individu

dan kelompok. Jadi, perilaku merokok bukan hanya proses meniru, namun

ada penguatan dari teman sebaya dan keluarga bila sama-sama merokok.

2. Latar Belakang Mahasiswa Merokok Ketika Bersosialisasi Di

Kampus.

Berdasar observasi yang peneliti lihat dilapangan (kampus UIN

Sunan Surabaya) banyak dijumpai oleh peneliti dalam hal perilaku

mengkonsumsi rokok ketika bersosialisasi dengan teman sesama

mahasiswa dengan fenomena sudah ada maka peneliti ingin melakukan

penggalian data mengenai latar belakang mahsiswa yang merokok ketika

bersosialisasi dengan teman yang lain. Mahasiswa bernama Robi

menyatakan:

Saya merokok sejak kuliah, bagi saya merokok sangat

berperan penting dalam bersosialisasi terhadap sesama mahasiswa

ketika karena rokok sebagai magnet,buktinya ketika saya

membawa rokok dan saya menawarkan kepada mereka,maka

teman teman yang lain itu kumpul dan karena rokok enak dan

menurut saya harganya juga relatif terjangkau dan meskipun

dikemasan rokok ada larangannya saya tetap ngerokok, rokok bagi

saya mempunyai makna kejantanan apalagi ketika kumpul sama

teman yang tidak merokok, saya merasa saya yang paling lebih

dari yang lain.44

43

Wawancara dengan Rian tgl 27 Juni 2014 44

Wawancara dengan Athiudin Robi tgl 7 Juni 2014

69

Dari pemaparan mahasiswa diatas dapat disimpulkan bahwasanya

seorang pecandu rokok memang sulit untuk dihilangkan dan kebiasaan

merokok itu terjadi sudah sejak waktu yang lama, dari sanalah tercipta

kebiasaan yang terjadi secara berulang dan hingga sekarang hal semacam

itu sudah menjadi budaya, selanjutnya yaitu mereka menganggap rokok itu

sebagai simbol atau lambing dari seorang laki-laki, sehingga ketika

mereka tidak merokok, mereka akan dianggap bukan laki-laki dan

sebenarnya paradigma berfikir seperti inilah yang sebenarnya harus

diubah. Salah seorang informan mengatakan bahwa:

saya merokok sejak umur tujuh belas tahun, itupun masih

belajar dan ngumpet ngumpet takut ketahuan ibu dan bapak, bagi

saya merokok mempunyai peran penting ketika didalam kampus

apalagi ketika kumpul sama teman teman dikantin dan ada kopinya

juga rasanya seperti masalah hilang semua dan merokok juga bisa

mencairkan suasana yang serius jadi nyantai dan rileks, alasan saya

merokok karena dengan merokok saya mendapatkan ketenagan

ketika ada masalah maka jalan satu satunya ya merokok dan rokok

buat saya telah menjadi teman, merokok juga mempunyai arti

kejantanan dan kedewasaan‖45

Ingin dianggap jantan dan gaul, para remaja cenderung menilai

merokok dapat membuatnya terlihat maco dan gaul, ini merupakan

kesalahan persepsi dikalangan remaja. Apalagi untuk laki-laki menilai

dengan merokok akan membuatnya di kagumi oleh wanita, padahal

merokok terdapat berbagai efek negative yang didapatinya nanti. Biasanya

laki-laki remaja juga karena mencoba untuk merokok karena alasan ingin

tahu bagaimana rasanya merokok, ingin melepaskan diri dari kebosanan

45

Wawancara dengan Nurul Hidayat tgl 7 Juni 2014

70

bahkan karena merasa tidak nyaman dengan. Sekali mencoba untuk

merokok maka akan sulit untuk melepaskannya

Pernyataan dari Nurul Hidayat tersebut dikuatkan lagi oleh Moch

Akram dalam pemaparanya seputar rokok:

Saya merokok sejak duduk di bangku kelas dua SMP,

merokok bagi saya sangat berperan penting ketika berbicara atau

sharing dengan teman karena dengan merokok selalu menciptakan

suasan yang nyaman dan penuh keakraban di antara kita, rokok

buat saya merupakan suatu alat untuk menunjang saya dalam

mengerjakan tugas, karena setiap saya mengerjakan tugas, saya

selalu ditemani oleh rokok dan kopi, karena buat saya itu bisa

menjadikan otak saya lebih fresh untuk berfikir.46

Merokok dijadikan sebagai teman untuk segalah hal, itulah

pernyataan dari salah seorang informan nyang bernama Akram, rokok

dijadikan teman disaat ia berada dalam situasi yang membosankan, itu bisa

saja karena ia tidak mempunyai teman untuk cerita atau curhat dan rokok

juga dijadikan sebuah inspirasi dalam mengerjakan tugas, karena ia

menganggap dengan merokok, maka ia akan bisa dan bisa cepat untuk

menyelesaikan tugasnya dan sugesti atau kepercayaan seperti itu memang

terjadi pada Akram. Salah seorang informan juga memaparkan

pernyataanya seputar rokok, ia memaparkan bahwasanya:

Keluarga saya mulai dari Kakek, Ayah dan saudara laki-

laki saya semua merokok, jadi mungkin saya sudah terbiasa dengan

suasana yang penuh dengan asap rokok, menurut saya larangan

didalam kemasan rokok tidak menjadikan saya berhenti untuk

merokok, ya mungkin merokok sudah menjadi kebiasaan saya

sejak kecil. Bagi saya merokok itu bisan membuat fikiran tenang

dan bisa mendapatkan inspirasi baru.47

46

Wawancara dengan Moch Akram tgl 17 Juni 2014 47

Wawancara dengan Hanafi tgl 20 Juni 2014

71

Merokok,karena lingkungan sangat memberi pengaruh pada anak-

anak dan para remaja, dengan melihat apa yang dilakukan orang lain si

anak ingin mencoba untuk meniru apa yang dilakukan orang lain tersebut.

Dalam proses mencari jati diri dan belajar hidup bersosial dengan orang

lain si anak cenderung melihat kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh

orang sekitarnya, baik dari keluarga, kerabat, bahkan tetangganya

sekalipun. Namun sangat disayangkan apabila si anak meniru kebiasaan-

kebiasaan buruk yang dapat berefek negative

Selanjutnya informan bernama Hadi ini juga memaparkan

pernyataanya seputar rokok lebih dalam lagi. Ia memaparkan bahwasanya:

Saya merokok ya karena memang saya bisa merasakan

enaknya merokok mas, kalau menurut orang lain yang tidak

perokok ya mungkin menurut mereka merokok hanya buang-buang

uang saja, mereka mengataka begitu lantara mereka memang tidak

bisa merasakan enaknya merokok. Buat saya, merokok juga bisa

sebagai teman untuk mengerjakan tugas kuliah, merokok buat saya

juga sebagai teman disaat saya lagi termenung, dan saya kira

merokok itu masih lumrah, selagi tidak meminum minuman keras

dan narkoba. Saya merokok juga bukan karena apa-apa, saya

merokok karena saya menganggap rokok itu enak, itu saja. Pertama

memang saya kenal rokok dari teman dan selanjutnya saya sendiri

yang memperkenalkan diri saya ke rokok, hehehehe.48

C. Konfirmasi Fenomena Menggunakan Teori (Analisis)

Dengan mencermati fenomena kebiasaan merokok dikalangan

mahasiswa, maka peneliti dalam hal ini menggunakan teori yang menurut

peneliti sesuai dengan hasil research yang peneliti lakukan. Teori yang peneliti

gunakan sebagai analisis antara lain sebagai berikut:

TEORI INTERAKSIONISME SIMBOLIK HERBERT BLUMER

48

Wawancara dengan Hadi tgl 21 Juni 2014

72

Pokok-pokok pendekatan interaksi simbolik adalah masyarakat terdiri

dari individu-individu yang memiliki kedirian mereka sendiri (yakni membuat

indikasi untuk diri mereka sendiri), tindakan individu itu merupakan suatu

konstruksi dan bukan sesuatu yang lepas begitu saja, yakni keberadaannya

dibangun oleh individu melalui catatan dan penafsiran situasi dimana dia

bertindak, sehingga kelompok atau tindakan kolektif itu terdiri dari beberapa

susunan tindakan individu yang disebabkan oleh penafsiran individu/

pertimbangan individu terhadap setiap tindakan yang lainnya. 49

Blumer

menentang teori sosiologi (khususnya fungsionalisme struktural ) yang

melihat perilaku individu ditentukan oleh kekuatan eksternal skala besar.

Blumer memasukkan teori yang memusatkan pada faktor sosial-struktural dan

sosial kultural. Blumer mengutarakan tentang tiga prinsip utama

interaksionisme simbolik, yaitu tentang:

1. pemaknaan (meaning)

2. bahasa (language)

3. pikiran (thought).

Interaksionisme simbolik melihat posisi bahasa lebih sebagai

seperangkat ide yang dipertukarkan kepada pihak lain secara simbolik.

Perbedaan penggunaan bahasa pada akhirnya juga menentukan perbedaan cara

berpikir manusia tersebut.50

49

Zeitlin. Irving M, Memahami Kembali Sosiologi, (Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press : 1995) Hal 66 50

Zeitlin. Irving M, Memahami Kembali Sosiologi, (Yogyakarta, Gadjah Mada

University Press : 1995) Hal 43

73

Dari penelitian yang peneliti dapatkan dilapangan (kampus UIN sunan

ampel surabaya ) bahwa kegiatan merokok mempunyai makna sebagai suatu

kegiatan untuk mengakrabkan perssahabatan dan merokok juga bisa sebagai

alat untuk ajang silaturahim dan bagi sebagian mahasiswa berperpendapat

bahwa merokok juga beramakna kajantanan diri dan ada yang berpenda[at

merokok juga mempunyai makna bahwa orang yang merokok mempunyai

kelebihan tersendiri atau bisa juga dikatakan mempunyai karismatik tersendiri

dari pada teman teman yang tidak merokok.

Pada penerapan teori interaksionalisme simbolik dalam penelitian ini

(kebiasaan Merokok Bagi Mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya dalam

bersosialisasi di Kampus) adalah penjelasan bahwa Dalam teori

interaksionalisme simbolik di jelaskan bahwa―simbol adalah objek sosial yang

dipakai untuk mempresentasikan apapun yang disetujui orang yang akan

mereka representasikan.misalnya tindakan fisik seperti (kepalan tinju,kedipan

mata) semua dapat menjadi simbol. maka peneliti akan menghubungkan

dengan objek kajian yang akan diteliti. bahwa peneliti akan membahas tentang

interaksi atau perilaku mahasiswa ketika merokok yang menjadi simbol dalam

berinteraksi dan bersosialisasi adalah sebuah benda fisik yaitu Rokok dan

tidakan fisiknya yaitu merokok. Peneliti ingin menegetahui simbol simbol apa

saja yang ada ketika mahasiswa sebagai Aktor ketika Merokok.

Dari pemeparan atau jawaban dari beberapa informan diatas peneliti

memberikan memberikan asumsi bahwa budaya merokok yang terjadi

dikampus UIN Sunan Ampel Surabaya merupakan suatu hal yang biasa terjadi

74

karena dalam bersosialisasi dikampus mahasiswa UIN sunan ampel

mempunyai anggapan bahwa dengan merokok mereka bisa mendapatkan

teman sebanyak banyaknya dan menambah keakraban.

Dalam kehidupan sehari hari baik dalam lingkup sekitar kampus

maupun diluar lingkup kampus kegiatan merokok tidak bisa ditinggalkan

karena merokok sudah menjadi rutinitas sehari hari meskipun harus berhenti

maka sangat sulit apalagi bagi mahasiswa yang sudah kecanduan atau

ketagihan.

Merokok juga tidak mengganggu aktifitas mahsiswa selama dikampus

tetapi ada juga juga beberapa mahsiswa yang tidak merokok merasa terganggu

karena asapnya dan merokok sangat berperan penting dalam bersosialisasi

karena dengan merokok mempunyai daya pikat tersendiri untuk mencari

teman maupun menambah keakraban dalam pertemanan.

Meskipun dalam kemasan rokok telah tertulis bahaya atau dampak

merokok bahkan dalam kemasan yang terbaru ada gambar damapk bahaya

merokok tapi mahasiswa (informan) tidak menghiraukan bahkan dari salah

satu informan berpendapat kemasan itu hanya untuk menakut nakuti saja

kalaupun ada informan tetap merokok.

Mengenai latar belakang mahasiswa UIN Sunan Ampel Surabaya

peneliti berasumsi bahwa makna yang terkandung dalam rokok sangat erat

dengan kejantanan dan kedewasaan dan memang ternya benar karena diiklan

iklan yang selalu menjadi gambaran iklan rokok yaitu orang orang yang sudah

dewasa seperti iklan dji,sham,shu , clas mild dan iklan iklan rokok yang lain

75

atau di reklamae dijalan telah diumumkan bahwa dalam ada tulisan 17 belas

tahun ke atas itu membuktikan bahwa orang yang merokok merupakan orang

yang sudah dewasa.

Manusia ditopang oleh kemampuan berfikir yang membedakan

interaksionisme simbolik dengan behaviorisme yang menjadi akarnya.

Kemampuan berfikir memungkinkan orang untuk bertindak secara reflektif,

mengonstruksi dan mengarahkan apa yang mereka lakukan. Begitupula

dengan kebiasaan merokok bagi mahasiswa UIN Sunan Ampel dalam

bersosialisasi di Kampus yakni mereka bertindak secara reflektif dan

mengarahkan apa yang mereka lakukan yaitu berupa melakukan kegiatan

merokok dikampus. Kemampuan berfikir dibentuk oleh interaksi sosial.

Kemampuan berfikir manusia berkembang pada saat masa kanak-kanak dan

dipoles saat masa sosialisasi dewasa.

Dalam interaksi sosial orang mempelajari makna dan simbol yang

memungkinkan mereka menggunakan kemampuan berfikir tersebut. Seperti

yang dilakukan oleh Mahasiswa UIN Sunan Ampel dalam memaknai symbol

rokok, ada yang memaknai sebagai symbol kejantanan, ada yang memaknai

sebagai teman diwaktu bingung dan ada yang memaknai sebagai sumber

inspirasi. Makna dan simbol memungkinkan orang melakukan tindakan dan

interaksi.

Seperti halnya pemaknaan tiap individu mengenai rokok berbeda-beda,

para pecandu rokok memaknai rokok sebagai barang yang bisa menumbulkan

manfaat baginya dan sebaliknya untuk orang yang merasa terganggu dengan

76

keberadaan asap rokok akan merasa rokok itu tidak ada manfaatnya sama

sekali. Orang mampu mengubah makna dan simbol yang mereka gunakan

dalam tindakan dan interaksi berdasarkan tafsir mereka dalam situasi tersebut.

Jalinan pola tindakan dengan interaksi ini kemudian menciptakan kelompok

dan masyarakat. Dalam fenomena ini, kelompok kelompok terbentuk karena

kesamaan, pecandu rokok akan berkelompok dengan sesama pecandu rokok

dan sebaliknya orang yang anti rokok akan berkelompok pada orang yang anti

rokok pula.

D. Temuan-Temuan

No Temuan Lapangan Keterangan

1 Rokok dianggap sebagai symbol

kejantanan.

Rokok bagi sebagian pecandu

dianggap sebagai lambing dari

kejantanan laki-laki. Barang laki-laki

mana yang tidak merokok, maka

mereka dianggap tidak jantan atau

banci. Paradigma seperti inilah yang

menjadi salah satu factor banyaknya

kalangan remaja yang menjadi

pecandu rokok.

2 Rokok dianggap sebagai teman. Kegiatan merokok bagi mahasiswa

UIN Sunan Ampel merupakan

kegiatan untuk bersosialisasi sehari

hari baik didalam kampus maupun

77

diluar kampus, kebiasan merokok

merupakan suatu hal yang sulit

ditinggalkan kalaupun bisa itu

membutuhkan waktu yang lama

karena sudah menjadi pecandu berat.

3 Rokok dianggap bisa

memperbanyak teman.

Bagi mahasiswa UIN Sunan Ampel

Surabaya merokok mempunyai

makna suatu kegiatan untuk

memperbanyak teman dan rokok

sebagai alat untuk menambah

keakraban ketika sedang berinteraksi

atau bisa juga merokok dijadikan

sebagai alat untuk sosialisasi antar

teman untuk mmenambah keakraban.

4 Rokok sebagai proses

sosialisasi.

merokok bagi mahasiwa UIN Sunan

Ampel Surabaya sangat berperan

penting ketika bersosialisasi

(melakukan proses sosial), karena

dengan merokok secara tidak

langsung menambah keakraban dan

merokok selalu menciptakan suasana

yang sangat nyaman ketika

bersosialisasi (melakukan proses

78

sosial), apalagi ketika mempunyai

kesamaan sebagai pecandu rokok.

5 Factor penyebab banyaknya

laki-laki remaja yang menjadi

pecandu.

Merokok bagi mahasiswa

kebanyakan dipengaruhi faktor dari

lingkungan sekitar tempat tinggal dan

merokok tidak mempunyai pengaruh

buruk terhadap kegiatan belajar

dikampus justru dengan merokok bisa

memperlancar semuanya misalnya

seperti ketika banyak tugas dari dosen

dengan merokok tugas tersebut jadi

ringan karena bagi mahsiswa dengan

merokok pikiran jadi rileks.