bab iii inti penelitian 3.1. gambaran umum objek ...thesis.binus.ac.id/doc/bab3/2011-2-00499-mc...
TRANSCRIPT
41
BAB III
INTI PENELITIAN
3.1. Gambaran Umum Objek Penelitian
3.1.1. Sejarah dan Perkembangan PT. Media Televisi Indonesia(MetroTV)
METRO TV adalah televisi berita 24 jam pertama di Indonesia yang mulai
mengudara pada tangggal 25 November 2000 Metro TV merupakan salah satu anak
perusahaan dari MEDIA GROUP yang dimiliki oleh Surya Paloh. Surya Paloh
merintis usahanya di bidang pers sejak mendirikan surat kabar harian PRIORITAS,
yang dibredel oleh pemerintah pada tgl. 29 Juni 1987 karena dinilai terlalu berani.
Pada tahun 1989, ia mengambil alih Media Indonesia, yang kini tercatat
sebagai surat kabar dengan oplah terbesar setelah Kompas di Indonesia. Oleh karena
kemajuan teknologi, Surya Paloh memutuskan untuk membangun sebuah televisi
berita mengikuti perkembangan teknologi dari media cetak ke media
elektronik.Metro TV bertujuan untuk menyebarkan berita dan informasi ke seluruh
pelosok Indonesia. Selain bermuatan berita, Metro TV juga menayangkan beragam
program informasi mengenai kemajuan teknologi, kesehatan, pengetahuan umum,
seni dan budaya, dan lainnya lagi guna mencerdaskan bangsa. Metro TV terdiri dari
70 % berita ( news ), yang ditayangkan dalam 3 bahasa, yaitu Indonesia, Inggris, dan
Mandarin, ditambah dengan 30 % program non berita (non news) yang edukatif.
Metro TV mulai mengudara pada tanggal 25 November 2000 dengan 12 jam
tayang.Dan sejak 1 April 2001 Metro TV sudah mulai mengudara selama 24
jam.Metro TV dapat ditangkap secara teresterial di 280 kota yang tersebar di
Indonesia, yang dipancarkan dari 52 transmisi. Selain secara teresterial, siaran Metro
41
42
TV dapat tangkap melalui televisi kabel di seluruh Indonesia, melalui Satelit Palapa
2 ke seluruh negara-negara ASEAN, termasuk di Hongkong, Cina Selatan, India,
Taiwan, Macao, Papua New Guinea, dan sebagian Australia serta Jepang.
Metro TV melakukan kerjasama dengan beberapa televisi asing yaitu
kerjasama dalam pertukaran berita, kerjasama pengembangan tenaga kerja dan
banyak lagi. Stasiun televisi tersebut adalah CCTV, Channel 7 Australia, dan Voice
of America (VOA). Selain bekerjasama dengan stasiun televisi Internasional, Metro
TV juga memiliki Internasional kontributor yang tersebar di Jepang, China, USA,
dan Inggris. Dengan kerjasama internasional ini Metro TV berusaha untuk
memberikan sumber berita mengenai keadaan dalam negeri yang dapat dipercaya
dan komprehensif kepada dunia luar dan juga hal ini mendukung Metro TV untuk
menjadi media yang secara cepat, tepat dan cerdas dalam mendapatkan beritanya.
Metro TV juga memiliki 19 buah mobile satellite untuk dapat menayangkan
secara live kejadian-kejadian yang berlangsung setempat. Peralatan tersebut berupa :
- 12 buah mobil SNG ( Satelite News Gathering )
- 7 buah mobil ENG ( Electronic News Gathering )
3.1.2 VISI dan MISI
Untuk menjadi stasiun televisi Indonesia yang berbeda dengan dan menjadi
nomor satu dalam program beritanya, menyajikan program hiburan dan gaya hidup
yang berkualitas. Memberikan konsep unik dalam beriklan untuk mencapai loyalitas
dari pemirsa maupun pemasang iklan.
MISI
Untuk membangkitkan dan mempromosikan kemajuan Bangsa dan Negara
melalui suasana yang demokratis, agar unggul dalam kompetisi global, dengan
43
menjunjung tinggi moral dan etika.
Untuk memberikan nilai tambah di industri pertelevisian dengan memberikan
pandangan baru, mengembangkan penyajian informasi yang berbeda dan
memberikan hiburan yang berkualitas
Dapat mencapai kemajuan yang signifikan dengan membangun dan menambah
asset perusahaan, untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan para karyawannya
dan menghasilkan keuntungan yang signifikan bagi pemegang saham.
3.1.3. LOGO & ARTI METRO TV
Gambar 3.1
LOGO 1 PT. MEDIA TELEVISI INDONESIA (METRO TV)
Sumber : www.metrotvnews.com
Logo Metro TV dirancang tampil dalam citraan tipografis sekaligus citraan
gambar. Oleh karena itu komposisi visualnya merupakan gabungan antara tekstual
(diwakili huruf – huruf : M-E-T-R-T-V) dengan visual (diwakili simbol bidang elips
emas kepala burung elang). Elips emas dengan kepala burung elang pada tempat
diposisi huruf ”O”, dengan pertimbangan kesamaan struktur huruf ”O” dengan elips
emas, dan menjadi pemisah bentuk – bentuk teks M-E-T-R dengan T-V. Hal itu
mengingat, dirancang agar pelihat akan menangkap dan membaca sekaligus
melafalkan METR –TV sebagai METROTV.Logo Metro TV dalam kehadirannya
secara visual tidak saja dimaksudkan sebagai simbol informasi atau komunikasi
Metro TV secara institusi, tetapi berfungsi sebagai sarana pembangun image yang
44
cepat dan tepat dari masyarakat terhadap institusi Metro TV.
Melalui tampilan logo, masyarakat luas mendapatkan gerbang masuk, mengenal,
memahami serta meyakini visi, misi serta karakter Metro TV sebagai institusi. Logo
Metro TV dalam rancang rupa bentuknya berlandaskan pada hal – hal sebagai
berikut :
•Simpel, tidak rumit
•Memberi kesan global dan modern
•Menarik dilihat dan mudah diingat
• Dinamis dan lugas
• Berwibawa namun familiar
•Memenuhi syarat – syarat teknis dan estetis untuk aplikasi print, elektronik
dan filmis
•Memenuhi syarat teknis dan estetis untuk metamoforsis dan animatif.
Selain menampilkan unsur simbol tks / huruf, Metro TV menampilkan juga
simbol gambar yaitu : Bidang Elips dan Kepala Burung Elang.
1. Bidang Elips Emas Sebagai latar dasar teraan kepala burung elang,
merupakan proses metamoforsis atas beberapa bentuk, yaitu :
a) Bola Dunia
Sebagai simbol cakupan yang global dari sifat informasi, komunikasi dan
seluruh kiprah operasional institusi Metro TV.
b) Telur Emas
Sebagai simbol bold yang tampil penuh kewajaran. Telur juga merupakan
simbol kesempurnaan dan merupakan image suatu bentuk (institusi) yang
secara struktur kokoh, akurat dan artistik sedangkan tampilan emas adalah
45
sebagai simbol puncak prestasi dan puncak kualitas.
c) Elips
Sebagai simbol citraan lingkar (ring) benda planet, tampil miring kekanan
sebagai kesan bergerak, dinamis.Lingkar (ring) planet sendiri sebagai simbol
dunia cakrawala angkasa, satelit sesuatu yang erat berkait dengan citraan dunia
elektronik dan penyiaran.
d) Elang
Simbol kewibawaan, kemandirian, keluasan penjelajahan dan wawasan.Simbol
kejelian, awas, tajam, tangkas namun penuh keanggunan gerak hidupnya
anggun.
GAMBAR 3.2
STRUKTUR ORGANISASI PT. MEDIA TELEVISI INDONESIA
(METRO TV)
Sumber : Data Internal Perusahaan
46
1. Pemimpin Redaksi : adalah orang yang bertanggung jawab terhadap mekanisme
dan aktivitas kerja keredaksian sehari-hari. Ia harus mengawasi isi seluruh rubrik
media massa yang dipimpinnya. Di surat kabar mana pun, Pemimpin Redaksi
menetapkan kebijakan dan mengawasi seluruh kegiatan redaksional. Ia bertindak
sebagai jenderal atau komandan. Pemimpin Redaksi juga bertanggung jawab atas
penulisan dan isi Tajuk Rencana (Editorial) yang merupakan opini redaksi (Desk
Opinion). Jika Pemred berhalangan menulisnya, lazim pula tajuk dibuat oleh
Redaktur Pelaksana, salah seorang anggota Dewan Redaksi, salah seorang
Redaktur, bahkan seorang Reporter atau siapa pun — dengan seizin dan
sepengetahuan Pemimpin Redaksi— yang mampu menulisnya dengan
menyuarakan pendapat korannya mengenai suatu masalah aktual.
2. Head Of Data Analysis :Bagian Riset, Pustaka, dan Dokumentasi memiliki tugas
sebagai berikut:
1. Mencari data-data, artikel, tulisan yang dibutuhkan untuk sebuah penulisan
oleh reporter, redaktur, redaktur pelaksana, dan Pemimpin Perusahaan.
2. Mencari dan menata buku-buku yang berkaitan dengan tugas dan kerja para
wartawan
3. Menata majalah, surat kabar, dan tabloid setiap hari dan menyimpannya
dengan baik sesuai aturan
47
4. Melakukan kerja sama dengan bagian riset dan dokumentasi perusahaan
lainnya seperti barter majalah, koran, tabloid, dan buku.
5. Mengusulkan suatu berita kepada redaksi bila dalam melaksanaan tugas
menemukan data-data atau informasi penting
3. Head Of News Secretary : Seorang Sekretaris Redaksi memiliki tugas sebagai
berikut:
1. Menata dan mengatur undangan dari instansi, perusahaan, atau lembaga yang
berkaitan dengan pemberitaan
2. Menghubungi sumber berita atau instansi untuk pendaftaran, konfirmasi, atau
pembatalan undangan, wawancara, dan kunjungan kerja
3. Menyimpan salinan kartu pers dan foto untuk mensuport kebutuhan kerja
para wartawan dalam meliput satu acara yang mengharuskan membuat tanda
pengenal seperti menyiapkan
4. Menyediakan peralatan kerja redaksi seperti tape, batu baterei, kaset, alat
tulis, dan note book
5. Menata keperluan keuangan redaksi: uang perjalanan, uang saku, uang rapat.
6. Mengatur jadwal rapat redaksi: rapat perencanaan, rapat cheking, rapat final.
4. Head Of News Services :Di bawah Pemred biasanya ada Redaktur Pelaksana
(Redaktur Eksekutif, Managing Editor). Tanggung jawabnya hampir sama
dengan Pemred, namun lebih bersifat teknis. Dialah yang memimpin langsung
aktivitas peliputan dan pembuatan berita oleh para reporter dan editor.
5. Wakil Pemimpin Redaksi Soft News: Menggantikan tugas pimpinan redaksi
dalam mengawasi berita-berita ringan. Membantu pimpinan redaksi dalam
pengecekan kelengkapan penerbitan yang membawahi :
48
- Head Of Current Afair :
Tugas :
1. Memastikan kelancaran produksi berita current affairs & documentary.
2. Memastikan seluruh kegiatan peliputan dan produksi berita baik current
affairs, Special event, documentary maupun infotainment berjalan lancer.
3. Mengembangkan program / produk yang dapat memberikan revenue bagi
perusahaan.
- Head Of News Magazine :
Tugas
1. Memastikan kelancaran Berita News Magazine dan keseluruhan data-data
untuk penayangan.
2. Memastikan keseluruhan persiapan penayangan News Magazine, mulai
dari konten dan topic yang akan di tayangkan.
3. Mecari ide dan konsep dalam setiap episode penayangan, hal ini lebih di
adakan kerjasama dengan tim produksi
6. Wakil Pemimpin Redaksi Berita Hard News :Menggantikan tugas pimpinan
redaksi dalam mengawasi berita-berita ringan. Membantu pimpinan redaksi
dalam pengecekan kelengkapan penerbitan yang membawahi
- Head Of News Production :
49
Adalah orang yang bertanggungjawab dalam pengawasan produksi penayangan
berita yang dimulai dari persiapan produksi sampai Pra Produksi, Proses
produksi, Paska Produksi.
- Head Of News Gathering :
Tugas :
1. Memastikan pasokan berita untuk setiap program berita, tersedia tepat
waktu dan tepat berita.
2. Memastikan proses peliputan berita oleh reporter, penulis berita dan
komentator sesuai dengan hasil rapat budget.
3. Memastikan ketepatan penempatan reporter, penulisan berita dan
komentator sesuai dengan topic liputan , baik untuk liputan yang bersifat
regular acara khusus.
4. Melakukan analisa terhadap laporan hasil liputan serta memberikan
masukan untuk hal – hal yang signifikan.
5. Melakukan pengawasan atas proses peliputan, baik untuk korlip / korkam
/ korda Live support / reporter / kameramen / koresponden / ENG live
report.
- Head Of News Talent : adalah orang yang bertanggungjawab dalam mengatur,
memilih, menjadwalkan pembaca berita yang akan membawakan acara berita
pada pelaksanaan produksi.
3.1.4. TARGET AUDIENCE
Target audience Metro TV adalah :
Gambar 3.3
50
Sumber: Data Internal Perusahaan
Keterangan:
M/F : Male / female ; Pria / Wanita
20+ : Umur di atas 20 tahun
Segment : Segmentasi dari pemirsa yang bisa dipilah-pilah berdasarkan
berbagai kategori seperti jenis kelamin, umur, domisili,
expenditure
Expenditur : Besarnya pengeluaran rata-rata per bulan oleh tiap individu untuk
memenuhi kebutuhannya dan tidak termasuk tabungan.
Expenditure terbagi dalam kelas-kelas:
A1 = di atas Rp 3.500.000 / bulan
A2 = Rp 2.500.001 – Rp 3.500.000 / bulan
B = Rp 1.750.001 – Rp 2.500.000 / bulan
C1 = Rp 1.250.001 – 1.750.000 / bulan
C2 = Rp 900.001 – Rp 1.250.000 / bulan
D = Rp 600.001 – Rp 900.000 / bulan
51
E = di bawah / sama dengan Rp 600.000 / bulan
3.1.5. BIRO - BIRO METRO TV
Untuk mempermudah koordinasi berbagai informasi antara kantor pusat
dengan daerah , saat ini Metro TV ada 6 kantor cabang biro yang terletak dikota –
kota besar, antara lain di daerah :
1. Biro Yogyakarta
2. Biro Medan
3. Biro Makasar
4. Biro Surabaya
5. Biro Bandung
6. Biro Pekan Baru
3.2. Profil Umum Program “8 Eleven Show”
Gambar 3.4 Logo 2. “8 Eleven Show”
Sumber: www.metrotvnews.com
Nama Program : “8 Eleven Show”
Audience : Dewasa, usia mulai 20 tahun
Hari /jam Tayang : Senin – Jumat, Pk.08.00-11.00 WIB
52
Genre :Variety Show1
IDE DASAR
1. Merancang tayangan tentang gaya hidup yang dileburkan dengan tayangan
berbasis berita ke dalam satu program
2. Menghadirkan tayangan berita pagi berbasis pemirsa yang bukan saja
informatif dan inspiratif tetapi juga menghibur.
3. Mengemas tayangan pagi dengan cara yang benar-benar berbeda, yaitu
menyampaikan berita dan informasi dengan memanfaatkan suasana café
dan dapurnya.
4. Melibatkan jejaring sosial seperti Twitter dan Facebook sebagai referensi
utama.
5. Menyatukan program-program yang sudah ada di METRO TV kedalam
satu tayangan pagi dengan format yang lebih lugas.
6. Menjadi wadah aspirasi dalam arti sebenarnya dgn menghadirkan mimbar
pemirsa baik langsung (hadir di studio) atau melalui teknologi (skype,
twitter dan facebook).
7. Mengajak pemirsa untuk menentukan beberapa topik untuk dibahas dalam
tayangan berikutnya.
1 Executive Producer dari acara “8 Eleven Show” mengatakan program ini bergenre newstainment. Namun dari beberapa referensi bentuk ini menyerupai variety show, oleh sebab itu peneliti memutuskan untuk menggunakan istilah variety show di dalam penelitian ini.
53
8. Menggambarkan Indonesia dengan menghadirkan laporan langsung dari
semua biro METRO TV di Indonesia.
FORMAT PROGRAM
1. Durasi tayangan 3 jam, 08.00-11.00 WIB.
2. Set tayangan utama memanfaatkan suasana café dan dapur, bisa diMETRO
TV atau juga dari tempat lain.
3. Jangan lupa livedari berbagai daerah untuk mengangkat isu terhangat dari
seluruh penjuru Indonesia
4. Pilihan topik berita dipilih dari perbincangan terhangat dari Media Massa
dan Internet seperti misalnya Trending Topics-nya Twitter.
5. Pengambilan angle kamera dibuat liar dan kreatif.
6. Narasumber dari berbagai kalangan. Mulai dari tokoh publik, politisi,
pejabat, selebritis dan yang lainnya.
7. Tayangan ini menggabungkan konsep buletin, talkshow dan hiburan ke
dalam satu program.
8. Talkshow dilakukan dengan memanfaatkan suasana café dan dapur,
misalnya : mewawancarai narasumber sambil memasak atau membuat
kopi.
9. Buletin merupakan intermezo dari bincang-bincang atau cooking activity.
Sifatnya lebih ke news flash, kalo bisa anchorless.
54
10. Hiburan bisa diformat ke dalam jokes2 yang segar dan berkelas atau juga
sekali-sekali menggunakan musik sebagai teaser in dan out
11. Musik yang dipilih adalah musik AB yang legend atau benar-benar hits dan
tetap memasukkan unsur-unsur news didalamnya.
12. Membutuhkan presenter yang lugas, bagian dari anchor METRO TV dan
bisa memasak.
CONTENT PROGRAM
1. Trending Topics yang berkembang di masyarakat baik dari Internet,
Interaktif dan juga Editorial Redaksi METRO TV (Most Popular Topics)
mulai dari politik populer sampai ke film yang lg diperbincangkan
2. Life is Good!, yaitu topik topik yang berhubungan dengan gaya hidup dan
kehidupan urban
3. Money and Business, yaitu topik seputar tips pengelolaan keuangan,
inspirasi bisnis, analisa market dan informasi aktual ekonomi
4. Food and Recipes, Parenting, Technology, Fashion, Healthy Living
5. Inspiration, yaitu topik-topik yang menginspirasi baik dari cerita individu
ataupun peristiwa
6. Public Issues, yaitu topik yang berhubungan dengan permasalahan dan
pencapaian publik dari berbagai daerah di Indonesia.
7. Indonesian’s Cultures and Showbiz
55
8. Informasi populer dari mancanegara terutama dunia barat dan mandarin,
yang disampaikan dengan bahasa Inggris dan Mandarin
9. Berbagai sisi lain dari kehidupan masyarakat
10. And Many of Jokes and Humors!
RUNDOWN ACARA
1. Segmen “Food Talks” : Perbincangan tentang topik apapun dan dengan
narasumber apapun, yang dilakukan di set kafe dan dapurnya. Misal,
mengundang tokoh politik atau pejabat negara seperti Mari Elka Pangestu
berbicara tentang Gilanya Harga Daging sambil mengajak beliau memasak.
Bisa juga mengajak Qori Sandiarova berbicara tentang kritikan tajam pada
dirinya sambil mencicipi cookies dan ditemani hot chocolate.
2. Segmen “Popular Topics” : Sajian informasi 10 berita paling populer hari ini
yang diambil dari Trending Topics-nya Twitter, Facebook Group Discussion,
Telefon Interaktif, dan juga informasi popular pilihan redaksi METRO TV.
Informasi yang dibahas tidak melulu politik tapi bisa menyentuh bidang
lainnya.
3. Segmen “Indonesia LIVE!” : Laporan livepartisipatif dari berbagai daerah di
Indonesia tentang isu terhangat di daerahnya masing-masing. Materinya bisa
saja tentang permasalahan publik hingga ke pencapaian yang membanggakan
atau peristiwa daerah yang “sangat” menarik. Misalnya laporan live dari
sekolah yang kondisinya memprihatinkan atau dari laboratorium tempat
mahasiswa melakukan percobaan tentang robotika
56
4. Segmen “Citizen Journalist” : Menayangkan video atau foto-foto amatir dari
pemirsa tentang topik-topik yang dianggap penting, menarik, atau bahkan
hanya sekedar lucu
5. Segmen “Your Money” : Informasi tentang Keuangan dan Bisnis Populer, Isu
dan Rumor Ekonomi dan Analisa Pasar Saham. Update pasar saham bisa
dilakukan kapan saja.
6. Segmen “Its About Life”, “Technolvaganza”, “Fashionista”, “Showbiz”,
“Healthy is Yours”, “Parenting” dibawakan tiap hari secara bergantian
tergantung pilihan produser dan permintaan pemirsa. Segmen ini bisa
dibawakan dalam bentuk perbincangan atau kumpulan paket-paket informasi.
7. Segmen “News Update” : Informasi terkini dan penting yang dibawakan
secara Anchorless 2dan diperlakukan sebagai intermezzo program.
8. Segmen “Your Real Aspiration” : Semacam mimbar bebas bagi pemirsa atau
penonton program untuk menyampaikan aspirasinya tentang apapun yang
dianggap menarik.
9. Segmen “Mandarin dan Western” : Berita dibawakan lebih casual
menggunakan bahasanya masing-masing.
10. Segmen “Laugh is Health” : Intermezzo sentilan-sentilan, homor atau jokes.
Formatnya perlu dipikirkan lebih lanjut.
2 Yang dimaksud dengan anchorless adalah berita dibawakan bukan oleh pembaca berita khusus tetapi disampaikan oleh pembawa acara tersebut.
57
TODAYS ISSUES
1. Kilasan isu-isu hari ini. Sumber dari Berita Terpopuler Yahoo.Com,
MSN.Com, MetroTVNews.Com, Twitter , Facebook Fan Page. Dibacakan
dengan durasi cepat, 30 detik per berita. Backsound Music High Tempo.
3.3. Pendekatan Penelitian
Pada dasarnya penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang bertujuan untuk
mengungkapakan sesuatu yang belum diketahui dengan metode sistematis dan
terarah. Agara tujuan penelitian ini untuk dapat mengeatahui bagaimana analisis
strategi produksi program variety show “8 Eleven Show” di METRO TV dalam
meningkatkan kualitas program, maka pemeliti menggunakan pendekatan kualitatif.
Penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskripstif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang
diamati. (Moleong, 2005: hal 3)
Penelitian kualitatif lebih menggunakan perspektif enemik. Pengumpulan
data berupa cerita rinci dari para informan dan diungkapkan apa adanya sesuai
dengan bahasa, pandangan informan. Penelitian ini berangkat dari penggalian data
berupa pandangan informan dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka (Hamidi,
2004: 14).Penelitian dengan pendekatan kualitatif merupakan prosedur pemecahan
masalah yang yang diselidiki dengan jalan menggambarkan keadaan pada saat
sekarang berdasarkan fakta-fakta yang nampak sekarang.Peneliti kualitatif tidak
menggunakan model-model matematik, statistik, atau komputer.Secara fundamental,
penelitian kualitatif bertujuan menganalisa suatu bentuk situasi, konten dan aksi
58
social dibandingkan membuatnya menjadi subjek yang matematis atau bentuk formal
lainnya (Lindlof and Taylor, 2002: 18). Proses penelitian dimulai dengan menyusun
asumsi dasar dan aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan
aturan berpikir yang akan digunakan dalam penelitian. Asumsi dan aturan berpikir
tersebut selanjutnya diterapkan secara sistematis dalam pengumpulan dan
pengolahan data untuk memberikan penjelasan dan argumentasi.
3.4. Jenis Penelitian
Peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif yang menyajikan gambaran
yang lengkap latar social dan hubungan dengan apa yang didapat dari penelitian.
Selain itu penelitian ini biasanya ditujukan untuk menghadirkan penjelasan yang
lebih terperinci mengenai gejala social sebagaimana yang telah dimaksudkan di
dalam sub bab permasalahan penelitian. (Malo, 1999: 37-38).
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang terbatas pada usaha
mengungkapkan suatu masalah atau keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya.
(Nawawi, 1996: 1996: 24).Penelitian deskriptif merupakan peneltian hanyalah
memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidka mencari ataumenjelaskan
hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri lain penelitian
deskriptif ialah bertitik berat pada observasi dan suasana ilmiah (naturalis setting)
peneliti bertindak sebagai pengamat. (Isssac and Michael, 1981: 46)
Karakteristik penelitian deskriptif, data yang dikumpulkan adalah berupa
kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka.Hal itu disebabkan oleh adanya
penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan
menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Pada penulisan laporan demikian,
59
penulis dalam menganalisa data yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin
dalam bentuk aslinya. (Moleong, 2005: 11).
Dengan demikian perilaku pengamat, pada kategori atau tahapan ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran secara deskriptif mengenai gejala-gejala
atau penampilan fisik reaksi, tindakan, serta situasi yang dilakukan oleh penulis
dalam kapasitasnya sebagai instrumen. Laporan penilitian akan berisi kutipan-
kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut
mungkin berasal dari wawancara, catatan lapangan, hasil rekaman dialog.
3.5. Metode Pengumpulan Data
Menurut Moleong, tehnik penelitian sebagai salah satu bagian penelitian
merupakan salah satu unsur yang sangat terpenting. Sedangkan menurut Loftland
sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,
selebihnya adalah data tambahan, seperti dokumen dan lain-lain. (Moleong, 2005:
11)
3.5.1. Data Primer
Data primer diperoleh dari pemahaman yang lebih mengenai permasalahan
bagaimana analisis strategi produksi program variety show“8 Eleven Show” di
METRO TV dalam meningkatkan kualitas, penelitian ini melakukan wawancara dan
jawaban terbuka sesuai dengan argumentasi informan seoerti Executive Produser,
News Produser dan Presenter. Wawancara dengan informan dari pihak Program “8
Eleven Show”METRO TV dilakukan setelah terjadi kesepakatan waktu dan tempat
60
antara informan dan peneliti melalui perjanjian yang bertempat di Studio METRO
TV, Jln. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya-Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
3.5.2. Data Sekunder
Untuk mencatat percakapan wawancara menggunakan alat Bantu berupa
perekam suara (tape recorder). Selain wawancara, penggunaan data sekunder lain
juga digunakan seperti : data tertulis di tempat penelitian atau data-data yang didapat
dari METRO TV tersebut dan melakukan observasi untuk memberikan kemudahan
bagi peneliti untuk menyempurnakan sebagai penelitian.
3.6. Metode Analisis Data
Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke
dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan
penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap hasil analistis,
menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi dimensi –dimensi
uraian. Sedangkan Bogdan dan Taylor mendefinisikan analisis data sebagai proses
yang terinci usaha formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis kerja
(ide) seperti yang disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan
pada tema dan hipotesis kerja itu. (Moleong, 2005: 280). Analisis datapada penelitian
ini adalah dengan melakukan tehnik deskriptif denganmelakukan model interaktif,
mulai dengan pengumpulan data (primer dan sekunder) reduksi data, penyajian data
(kategori dan coding), kesimpulan dan verifikasi data narasumber, maupun company
profile, struktur organisasi, table, dan grafik data. (Neuman, 1997: 427)
61
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber, yaitu wawancara, pengamatan yang dituliskan dalam catatan
lapangan, dokumen pribadi, dokumen Resmi, gambar, foto dan sebagainya.
(Moleong, 2005: 247)
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis (methode off
narrative analysis). Inti dari metode ini adalah kemampuannya untuk memahami
identitas dan pandangan dunia seorang dengan mengacu pada cerita-cerita (narasi)
yang ia dengarkan ataupun tuturkan di dalam aktivitasnya sehari-hari (baik dalam
bentuk gossip, berita, fakta, analisis dan sebagainya, karena semua itu dapat disebut
sebagai ‘cerita’). Fokus penelitian dari metode ini adalah “cerita-cerita yang
didengarkan” di dalam pengalaman kehidupan manusia sehari-hari.Di dalam cerita
atau narasi, kompleksitas cultural kehidupan masyarakat ditangkap dan dituturkan
dalam bahasa.Dalam arti ini cerita bukan hanya menjadi cerita saja, melainkan
menjadi bagian dari penelitian untuk memahami manusia dan dunianya secara tetap
membandingkan satu dengan data yang lainnya, dan kemudian secara tetap
membandingkan kategori lainnya. (Webster dan Metrova, 2007: 13)
Hasil wawancara mendalam terhadap informan, dikategorikan dalam kategori
analisis, yaitu:
1. Konsep dan perencanaan program “8 Eleven Show”
2. Segementasi, targeting dan positioning
3. Strategi produksi program “8 Eleven Show”
62
3.7. Metode Pemilihan Informan
Dalam metode penelitian kualitatif dengan menggunakan wawancara
mendalam selalu terkait dengan narasumber penelitian atau dalam penelitian
kualitatif disebut dengan informan. (Mulyana dan Solatun, 2008: hal 6). Menurut
Lexy Meleong, informan adalah orang yang diamnfaatkan untuk memberikan
informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Jadi, informan harus
mempunyai banyak pengalaman tentang latar penelitian. Ia berkewajiban secara
sukarela menjadi anggota tim dengan kebaikkan dan kesukarelaan tentang nilai-nilai,
sikap, bangunan, dan kebudayaan yang menjadi latar penelitian tersebut. (Moleong,
2005: 132).
Kegunaaan informan bagi peneliti adalah membantu agar secepatnya dan
tetap teliti mungkin dapat membemkan diri dalam konteks setempat terutama bagi
peneliti yang belum mengalami latihan etnografi, di samping itu pemanfaatan
informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu singkat banyak informan yang
terjaring. (Moleong, 2005: 132)
Dalam penelitian ini informan yang diambil berdasarkan jabatan strategis dan
krusial dalam produksi program-program acara yang ada di program “8 Eleven
Show”METRO TV. Jumlah Informan dalam yang akan digunakan dalam penelitian
berjumalah 3 orang yang tentu berkaitan secara langsung dengan proses produksi
program, mulai dari konseptor hingga news produser yang bertanggung jawab
langsung terhadap konten yang disiarkan. Pemilihan Informan, meliputi:
1. Executive Producer“8 Eleven Show”
Alasan penetapan informan ini karena beliau adalah seorang yang
mengepalai seluruh tim kerja program “8 Eleven Show”. Selaku
63
pimpinan teratas di program ini ia juga bertanggung jawab terhadap
segala sesuatunya yang berkaitan dengan program “8 Eleven Show”.
2. News Producer
Ia bertanggung jawab dalam pemilihan konten berita yang akan
menjadi suguhan utama di program “8 Eleven Show”.
3. Production Producer
Bertanggung jawab mengawasi seluruh proses produksi dan
pascaproduksi. Ia juga melakukan koordinasi dengan Executive
Producer dan News Producer untuk menduskusikan konten dan
kemasan program.
3.8. Keabsahan Penelitian
Banyak hasi lpenelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa
hal, yaitu subjektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian
kualitatif, alat penelitian yang diandalkan adalah wawancara dan observasi
mengandung banyak kelemahan ketika dilakukan secara terbuka dan apaagi tanpa
kontrol, dan sumber data kualitatif yang kurang credible akan mempengaruhi akurasi
dari penelitian. Oleh karena itu, dibutuhkan beberapa cara menentukan keabsahan
data, yaitu: (Bryman, 2008: hal 376)
A. Kredibilitas (Credibility), yaitu apakah proses dan hasil penelitian dapat
diiterima atau dipercaya. Penerapan derajat kepercayaan pada dasarnya
menggatikan konsep validitas internal dari non-kualitatif . Dalam menguji
64
keabsahan data peneliti menggunakan teknik observasi secara terus
menerus dan sungguh-sungguh, sehingga peneliti semakin mendalami
fenomena social yang diteliti seperti apa adanya. Peneliti juga melakukan
transkrip dari wawancara, kemudian coding ke dalam tahapan coding,
mulai dari open coding, axial coding dan selective coding, sehingga bisa
dianalisis dengan akurat.
B. Transferabilitas (Transferabilty), yaitu apakah hasil penelitian ini dapat
diterapkan pada situasi yang lain. Konsep validitas itu menyatakan bahwa
generalisasi suatu penemuan dapat berlaku atau diterapkan pada semua
konteks dalam populasi yang sama atas dasar penemuan yang diperoleh
pada sample yang secara representative mewakili yang populasi itu.
Dalam penelitian ini kualitas transferability menyajikan data deskriptif
lebih lengkap, misalnya melalui latar belakang informan, jawaban dari
pertanyaan wawancara, peran informan dalam perusahaan dan lain-lain.
C. Ketergantungan (Dependability), yaitu apakah hasil penelitian mengacu
pada kekonsistenan peneliti dalam mengumpulkan data, membentuk dan
menggunakan konsep-konsep ketika membuat interpretasi untuk menarik
kesimpulan. Pada penelitian ini dapat dikatakan dependability atau
ketergantungan pada penelitian in dilakukan secara cermatdan berhati-
hati menggunakan data yang dapat dipercaya. Serta secara konsisten
dapat mendapatkan data dari wawancara langsung ataupun observasi
langsung darilapangan. Kemudian penelitian ini ditarik kesimpulannya
dengan menggunakan metode penelitian yang tepat.
65
D. Konfirmabilitas (Confirmability), yaitu apakah hasil penelitian dapat
dibutktikan kebenarannya di mana hasil penelitian sesuai dengan data
yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini
dilakukan dengan memperlihatkan hasil penelitian pada informan yang
kemudian dikonfirmasikan oleh informan agar hasil dapat lebih objektif.
3.9. Kelemahan dan keterbatasan Penelitian
Setiap penelitian untuk pemula memiliki beberapa kelemahan dan
keterbatasan yang bisa membuat penelitian ini tidak sebagaimana yang diinginkan.
Keterbatasan dan kelemahan yakni:
1. Jawaban yang disampaikan informan terkadang ada beberapa yang
kurang konkrit dan ada beberapa istilah media yang tidak diketahui
peneliti.