bab iii hasil penelitian dan analisis a. hasil...

34
49 BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil Penelitian 1. Penerapan Sanksi Pidana Bagi Terdakwa Dalam Tindak Pidana Yang Menyebabkan Matinya Orang Lain Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Oleh Hakim Pengadilan Negeri Salatiga. Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan perkara kealpaan yang menyebabkan matinya orang lain, sehingga tampak bagaimana penerapan sanksi pidana antara Pasal 359 KUHP dan Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ bagi terdakwa yang menyebabkan matinya orang lain pada kecelakaan lalu-lintas oleh Hakim Pengadilan Negeri Salatiga. a. Putusan I Putusan nomor : 98/Pid.B/2009/PN. Sal. Nama : Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi Tempat/tanggal lahir : Kab. Semarang / 7 Februari 1978 Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Desa Sraten Rt. 01 / Rw. II, Kec. Tuntang, Kab. Semarang. Agama : Islam Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SD Dakwaan : Bahwa terdakwa Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi pada hari Senin tanggal 8 Juni 2009 sekira jam 22.45 WIB, bertempat di jalan umum tepatnya Jl. Solo-Semarang/ Jl. Fatmawati didepan warung makan Sate Waris Blotongan Sidorejo Kota Salatiga

Upload: halien

Post on 28-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

49

BAB III

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

A. Hasil Penelitian

1. Penerapan Sanksi Pidana Bagi Terdakwa Dalam Tindak Pidana Yang

Menyebabkan Matinya Orang Lain Pada Kasus Kecelakaan Lalu

Lintas Oleh Hakim Pengadilan Negeri Salatiga.

Dalam penelitian ini, penulis akan memaparkan perkara kealpaan

yang menyebabkan matinya orang lain, sehingga tampak bagaimana

penerapan sanksi pidana antara Pasal 359 KUHP dan Pasal 310 ayat 4 UU

No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ bagi terdakwa yang menyebabkan

matinya orang lain pada kecelakaan lalu-lintas oleh Hakim Pengadilan

Negeri Salatiga.

a. Putusan I

Putusan nomor : 98/Pid.B/2009/PN. Sal. Nama : Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi Tempat/tanggal lahir : Kab. Semarang / 7 Februari 1978 Jenis kelamin : Laki-laki Kewarganegaraan : Indonesia Alamat : Desa Sraten Rt. 01 / Rw. II, Kec. Tuntang,

Kab. Semarang. Agama : Islam Pekerjaan : Swasta Pendidikan : SD Dakwaan :

Bahwa terdakwa Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi pada hari

Senin tanggal 8 Juni 2009 sekira jam 22.45 WIB, bertempat di

jalan umum tepatnya Jl. Solo-Semarang/ Jl. Fatmawati didepan

warung makan Sate Waris Blotongan Sidorejo Kota Salatiga

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

50

atau setidak-tidaknya di tempat lain yang termasuk dalam daerah

hukum Pengadilan Negeri Salatiga, karena kesalahannya

(kurang hati-hatinya) telah menyebabkan matinya orang lain.

Dengan kronologis sebagai berikut: Senin tanggal 8 Juni 2009

sekiranya jam 19.45 WIB terdakwa mengemudikan kendaraan

bermotor jenis pick up Nopol H-1707-RG berangkat dari Suruh

Kabupaten Semarang membawa ayam potong menuju ke batas

kota Salatiga, sesampainya di Jl. Fatmawati depan warung

makan Sate Waris Blotongan Sidorejo Kota Salatiga, terdakwa

melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari arah

Semarang menuju Solo mendahului mobil yang tidak terdakwa

kenal pula sejauh + 150 meter dengan menggunakan jalur jalan

yang sedang terdakwa lintasi. Dalam situasi yang tidak diduga

tersebut terdakwa bereaksi dengan melakukan pengereman

mendadak dalam kecepatan + 60 km/jam. Tanpa

memperhitungkan kondisi ban kendaraan yang telah gundul,

situasi/keadaan jalan yang cukup ramai, jalan licin karena

sedang hujan gerimis dan batas pandang tidak maksimal

sehingga kendaraan yang terdakwa kemudikan hilang

keseimbangan dan berbalik ke sisi kanan menyeberang masuk

jalur Semarang-Solo hingga kendaraan terbalik dan bersamaan

dengan itu melintas kendaraan berupa sepeda motor suzuki

dengan Nopol H-4287-KB, karena tidak menguasai akhirnya

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

51

pengendara motor tersebut hilang keseimbangan dan tidak bisa

mengendalikan laju kendaraan dengan baik hingga akhirnya

menghantam pick up Nopol H-1707-RG yang terdakwa

kemudikan, yang berakibat kendaraan sepeda motor dengan

pengemudi bernama Kusmojiarto terjatuh dari sepeda motor dan

terpelentang di jalan sekitar setengah meter dari trotoar hingga

jatuh terlentang. Akibat perbuatan terdakwa tersebut, korban

Kusmojiarto mengalami luka-luka sebelum akhirnya meninggal

tanggal 9 Juni 2009 jam 11.07 WIB sebagaimana hasil Visum Et

Repertum No.586/PW/P/VI/2009 tanggal 15 Juni 2009 yang

ditanda-tangani oleh Dr. Dion Sulistyo (Dokter Rumah Sakit

Panti Waluyo Surakarta). Perbuatan terdakwa sebagaimana di

atur dan di ancam pidana dalam Pasal 359 KUHP.

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tanggal 20 Oktober 2009, yang

pada pokok perkaranya berpendapat dan menuntut dengan memohon

agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Salatiga memeriksa, mengadili

dan menjatuhkan sebagai berikut:

a. Menyatakan terdakwa Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi bersalah

melanggar Pasal 359 KUHP.

b. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Muhamad Rifan bin

Slamet Riyadi dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 2 (dua)

bulan, dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan.

c. Untuk memperkuat dakwaan Jaksa Penuntut Umum mengajukan

barang bukti persidangan, berupa: 1 (satu) unit Kmb Pick Up

Nopol. H-1707-RG merk Mitsubishi warna hitam tahun 2005,

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

52

1 (satu) lembar STNK Nopol. H-1707-RG atas nama Budi SM,

1 (satu) lembar SIM B1 atas nama Muhamad Rifan dan 1 (satu)

unit sepeda motor merk suzuki RC 100 tahun 2002 Nopol. H-

4287-KB tahun 2002 warna hitam, 1 (satu) lembar STNK Nopol

H-4287-KB atas nama Kusmujiarto, 1 (satu) lembar SIM C atas

nama Kusmujiarto.

d. Menetapkan supaya terdakwa dibebani membayar biaya perkara.

Berdasarkan tuntutan pidana tersebut, selanjutnya Majelis

Hakim sebelum menjatuhkan putusannya memberikan pertimbangan

sebagai berikut :

a. Unsur barang siapa: menurut undang-undang menunjuk kepada

subjek hukum yaitu orang yang melakukan tindak pidana dan

dapat dipertanggung-jawabkan dalam keadaan sehat jasmani dan

rohani dalam persidangan yang dimaksud adalah terdakwa

Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi dimana terdakwa selaku subjek

hukum telah mampu bertanggung-jawab menurut hukum dan

perbuatannya tidak ditemukan adanya hal-hal yang dapat dinilai

adanya alasan pemaaf dan pembenaran.

b. Unsur kealpaan atau kelalaian; kurang hati-hati atau lalai, kurang

waspada, sembrono, teledor saat mengendarai/mengemudikan

kendaraan.

c. Unsur menyebabkan orang lain meninggal dunia; yaitu unsur yang

menjadi musabab langsung dari keadaan-keadaan karena kealpaan

dari terdakwa.

Hal-hal yang memberatkan ;

Bahwa terdakwa sebagai sopir yang telah berpengalaman selama 16 tahun lebih seharusnya memiliki kepekaan terhadap situasi jalan raya dan memiliki naluri sifat berhati-hatian yang sangat tinggi karena sudah tentu mengetahui akibatnya banyak orang yang cedera di jalan

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

53

raya atau nyawa melayang akibat perbuatan seperti yang dilakukan terdakwa.

Hal-hal yang meringankan :

a. Terdakwa masih muda sehingga diharapkan dapat memperbaiki kelakuannya di kemudian hari.

b. Terdakwa masih mempunyai tanggungan keluarga.

Putusan : Pada hari senin tanggal 26 Oktober 2009 oleh Hakim Pengadilan

Negeri Salatiga dibantu panitera pengganti dan dihadiri oleh penuntut

umum dalam Persidangan yang terbuka untuk umum dan dihadiri oleh

terdakwa.

Mengadili :

a. Menyatakan terdakwa Muhamad Rifan bin Slamet Riyadi telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana, karena kealpaannya menyebabkan matinya orang lain.

b. Menjatuhkan pidaha terhadap terdakwa tersebut diatas dengan

pidana penjara selama 1 (satu) tahun 2 (dua) bulan.

c. Menetapkan lamanya terdakwa berada dalam tahanan dikurangkan

seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan kepadanya.

d. Memerintahkan terdakwa tetap berada dalam tahanan.

e. Menyatakan barang-barang bukti, berupa:

1) 1 (satu) unit sepeda motor merk suzuki RC 100 tahun 2002

Nopol. H-4287-KB tahun 2002 warna hitam, 1 (satu) lembar

STNK Nopol H-4287-KB atas nama Kusmujiarto, 1 (satu)

lembar SIM C atas nama Kusmujiarto dikembalikan kepada

pemilik/Krisni Widayati bin Huri.

2) 1 (satu) unit Kmb Pick Up Nopol. H-1707-RG merk

Mitsubishi warna hitam tahun 2005, 1 (satu) lembar STNK

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

54

Nopol. H-1707-RG atas nama Budi SM, 1 (satu) lembar SIM

B1 atas nama Muhamad Rifan dikembalikan kepada pemilik

melalui terdakwa.

3) Membebankan terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp.1.000,-(seribu rupiah).

b. Putusan II

Putusan nomor : 111/Pid.B/2009/PN. Sal. Nama : Anat Partono bin Iskak Sudarsono Tempat/tanggal lahir : Salatiga / 26 Februari 1962 Jenis kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. Alamat : Perum Mojosongo Permai Rt. 02 Rw. II, Kel.

Mojosongo, Kec. Mojosongo, Kab. Boyolali. Agama : Islam. Pekerjaan : Swasta/sopir bis PO. Rajawali. Pendidikan : SMA. Dakwaan :

Bahwa terdakwa Anat Partono bin Iskak Sudarsono pada hari

Jumat tanggal 31 Juli 2009 sekira jam 13.45, bertempat di depan

penjagaan Batalyon 411 Jalan Veteran Kota Salatiga atau setidak-

tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk dalam daerah hukum

Pengadilan Negeri Salatiga karena kesalahannya (kurang hati-

hatinya) telah menyebabkan orang lain meninggal dunia. Dengan

kronologis sebagai berikut: Pada hari Jumat tanggal 31 Juli 2009

sekiranya jam 13.45 WIB terdakwa dengan mengemudikan bus

Rajawali Nopol AD-1560-CA berjalan dari arah Semarang menuju

Solo. Sesampainya di komplek Batalyon 411 Salatiga terdakwa

bermaksud mendahului kendaraan bermotor yang ada didepannya

dengan melanggar marka jalan bergaris lurus, dan ketika posisi

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

55

kendaraan yang dikemudikan terdakwa berada di sisi kanan marka

jalan terdakwa melihat ada kendaraan bermotor yang tidak dikenal

melaju dari arah berlawanan dan pada saat yang bersamaan sepeda

motor Yamaha Nopol H-6790-EV yang dikendarai oleh Nuryanti

(korban) berusaha mendahului kendaraan yang ada didepannya.

Dalam situasi tersebut terdakwa tidak dapat mengendalikan laju

kendaraanya hingga kemudian berusaha menghindar ke sisi kiri

marka, akan tetapi bagian samping kiri belakang bis yang

dikendarai terdakwa membentur sepeda motor Yamaha Nopol H-

6790-EV yang dikendarai Nuryanti hingga Nuryanti jatuh dari

sepeda motor dan terpental di jalan. Akibat perbuatan terdakwa

tersebut korban Nuryanti meninggal dunia sebagaimana visum et

repertum No.445/386/PA/07/2009 tanggal 3 Agustus 2009 yang

ditanda-tangani oleh Dr. Oriza Sativa dokter RSU Puri Asih Kota

Salatiga. Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan di ancam

pidana dalam Pasal 359 KUHP.

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tanggal 23 Oktober 2009, yang

pada pokok perkaranya berpendapat dan menuntut dengan memohon

agar Majelis Hakim Pengadilan Negeri Salatiga mengadili perkara ini

dan memutuskan, sebagai berikut:

a. Menyatakan terdakwa Anat Partono bin Iskak Sudarsono telah

terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan perpuatan pidana

“Karena Salahnya Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia”

sebagaimana tersebut dalam dakwaan melanggar Pasal 359

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

56

KUHP.

b. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Anat Partono bin Iskak

Sudarsono dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun 3 (tiga)

bulan dikurangi selama terdakwa berada dalam tahanan dengan

perintah terdakwa tetap berada dalam tahanan.

c. Menyatakan barang bukti, berupa:

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Yupiter Nopol H-6790-EV

beserta STNK dikembalikan kepada ahli waris

korban/Suyatman.

- 1 (satu) unit bus Rajawali Nopol AD-1560-CA.

- 1 (satu) lembar STNK bus Rajawali/PO. Rajawali Nopol

AD-1560-CA atas nama Krisdjanto alamat Jl. Ir. Juanda 133

Jebres Solo dikembalikan ke PO. Rajawali/Krisdjanto.

- 1 (satu) buah SIM BII Umum atas nama terdakwa Anat

Partono dikembalikan kepada terdakwa.

d. Menetapkan agar terdakwa Anat Partono bin Iskak Sudarsono

membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus

rupiah).

Berdasarkan tuntutan pidana tersebut, selanjutnya Majelis

Hakim sebelum menjatuhkan putusannya memberikan pertimbangan

sebagai berikut :

a. Unsur barang siapa; dalam perkara ini adalah subjek di dalam

tindak pidana atau sebagai dadeer (pelaku) yang mampu untuk

mempertanggung-jawabkan segala perbuatannya serta tampak

sehat baik jasmani maupun rohani, dalam hal ini adalah terdakwa

Anat Partono bin Iskak Sudarsono dengan identitas.

b. Unsur kealpaan atau kelalaian; undang-undang tidak memberi

penjelasan pengertian lebih lanjut mengenai apa yang dimaksud

dengan kealpaan, akan tetapi menurut hukum pidana, kealpaan

ditentukan 2 (dua) hal yaitu: tidak ada sifat hati-hati yang

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

57

diharuskan oleh hukum dan tidak ada sifat menduga-duga yang

diharuskan oleh hukum. Dalam hal ini terdakwa terlalu ceroboh

dan kurang berhati-hati.

c. Unsur menyebabkan orang lain meninggal dunia; yaitu unsur yang

menjadi musabab langsung dari keadaan-keadaan karena kealpaan

dari terdakwa.

Hal-hal yang memberatkan :

Perbuatan terdakwa telah menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Hal-hal yang meringankan : a. Terdakwa sopan dan belum pernah di hukum. b. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya sehingga

melancarkan jalannya persidangan serta menyesalinya. c. Terdakwa telah memberikan bantuan kepada keluarga korban

Nuryanti dan telah ada pernyataan perdamaian.

Putusan : Pada hari Rabu tanggal 28 Oktober 2009 oleh Hakim Pengadilan

Negeri Salatiga dibantu panitera pengganti dan dihadiri oleh penuntut

umum dalam Persidangan yang terbuka untuk umum dan dihadiri oleh

terdakwa.

Mengadili :

a. Menyatakan terdakwa Anat Partono bin Iskak Sudarsini terbukti

secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana

Karena Kealpaannya Menyebabkan Orang Lain Mati.

b. Menjatuhkan pidana atas diri terdakwa, oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 9 (sembilan) bulan.

c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

d. Memerintahkan agar terdakwa tetap di tahan.

e. Menetapkan barang bukti, berupa:

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

58

- 1 (satu) unit sepeda motor Yamaha Yupiter Nopol

H-6790-EV.

- 1 (satu) buah STNK Nopol H-6790-EV. Dikembalikan kepada

ahli waris korban/saksi Suyatman bin Nuryadi.

- 1 (satu) unit bus Rajawali Nopol AD-1560-CA.

- 1 (satu) lembar STNK bus Rajawali/PO. Rajawali Nopol

AD-1560-CA atas nama Krisdjanto alamat Jl. Ir. Juanda 133

Jebres Solo. Dikembalikan ke PO Rajawali/Krisdjanto.

- 1 (satu) buah SIM BII Umum atas nama terdakwa Anat

Partono, dikembalikan kepada terdakwa.

- Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya

perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

c. Putusan III

Putusan nomor : 140/Pid.B/2010/PN. Sal. Nama : Mohamad Muhlisin bin Juremi Tempat/tanggal lahir : Kab. Boyolali / 07 Desember 1979 Jenis kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. Alamat : Dusun Karangmojo RT.03 RW.01, Kel.

Karangmojo, Kec. Klego, Kab. Boyolali. Agama : Islam. Pekerjaan : Sopir. Dakwaan :

Bahwa terdakwa Mohamad Muhlisin bin Juremi (Alm) pada hari

Kamis tanggal 29 Juli 2010 sekira jam 22.35 WIB, bertempat di

Jalan Soekarno-Hatta perempatan Tingkir Kec. Tingkir, Kota

Salatiga atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Salatiga mengemudikan

kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan

kecelakaan sehingga menyebabkan orang lain meninggal dunia

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

59

dengan kronologis sebagai berikut: Pada hari Kamis tanggal 29

Juli 2010 sekiranya jam 22.30 WIB terjadi kecelakaan lalu lintas

diperempatan tingkir dari arah Solo menuju Suruh antara truk

Nopol AD-1485-JD dikemudikan oleh terdakwa dengan sepeda

motor honda Nopol H-3206-QB dari arah Salatiga menuju Solo.

Pada saat itu lampu menyala hijau detik ke 26, kecepatan 40

km/jam, tidak berhenti karena lampu hijau. Pada saat truk akan

belok sepeda motor sudah bergerak dari arah Salatiga. Sepeda

motor korban sempat mengerem namun kendaraan yang

dikendarai terdakwa tidak bisa menghindar dan terjadilah

kecelakaan. Terdakwa sudah mengerti bahwa lampu hijau

diperempatan tingkir bisa menyala bersama-sama dari arah Solo

dan dari arah Semarang. Karena terdakwa ingin mendahului maka

segera berbelok. menurut pasal 112 ayat 1 UU No. 22 Tahun 2009

ditegaskan bahwa :

“pengemudi kendaraan yang akan berbelok atau berbalik arah wajib mengamati situasi lalu lintas di depan, disamping dan dibelakang kendaraan serta memberikan isyarat lampu petunjuk arah atau isyarat tangan berlaku ketika jalur lurus sama-sama lampu menyala hijau.” Akibat perbuatan terdakwa tersebut korban Adi Supriyanto

meninggal dunia sebagaimana visum et repertum No.370/1486

tanggal 29 Juli 2010 yang ditanda-tangani oleh Dr. Yenni di RSU

Salatiga, setelah mengalami perawatan penderita di rujuk ke RS.

Dr. Oen Solo Baru Sukoharjo kemudian meninggal dunia

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

60

dipertegas dalam visum et repertum No. 948/A/SB/RM/VIIV2010

tanggal 20 Agustus 2010 ditandatangani Dr. Dhian Prasetyo A dan

diketahui Dr. Wibowo Sadajana M.Kes.

Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan di ancam pidana

dalam Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu

Lintas dan Angkutan Jalan.

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum tanggal 29 Nopember 2010, yang

pada pokok perkaranya memohon agar Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Salatiga mengadili dan memutuskan perkara ini, sebagai berikut:

a. Menyatakan terdakwa Mohamad Muhlisin bin Juremi (Alm) telah

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melalukan tindak

pidana “Karena Kelalaiannya Mengemudikan Kendaraan

Bermotor Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas Yang

Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia” diatur dan diancam

pidana menurut Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagaimana dalam dakwaan

tunggal.

b. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Mohamad Muhlisin bin

Juremi (Alm) dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan

dengan perintah terdakwa tetap ditahan.

c. Menetapkan barang bukti, berupa:

- 1 (satu) unit kendaraan bermotor truk Nopol AD-1485-JD.

- STNK kendaraan bermotor jenis truk Nopol AD-1485-JD atas

nama Rohmad K. Alamat Karangmojo RT.03 RW.01

Karangmojo Klego Boyolali Tahun 1991, warna kuning, No.

Ka: FEII9003103, No. Sin: Ad34COY3103. Dikembalikan

kepada pemiliknya yang berhak.

- SIM B-1 atas nama Mohamad Muhlisin yang dikeluarkan oleh

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

61

Satlantas Polres Purwodadi. Dikembalikan kepada terdakwa.

- 1 (satu) sepeda motor Honda Nopol H-3206-QB.

- STNK sepeda motor Nopol H-3206-QB atas nama Adi

Supriyanto alamat Jl. Imam Bonjol 89 RT.03 RW.01 Sidorejo

Lor Salatiga Tahun 2007 warna hitam biru No. Ka:

MH1JB51137K894393, No. Sin: JB51E1882015.

- SIM C atas nama Adi Supriyanto yang dikeluarkan Polres

Salatiga. Dikembalikan kepada ahli waris korban Adi

Supriyanto.

d. Menetapkan supaya terdakwa dibebani biaya perkaran sebesar

Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Berdasarkan tuntutan pidana tersebut, selanjutnya Majelis

Hakim sebelum menjatuhkan putusannya memberikan pertimbangan

sebagai berikut :

a. Unsur setiap orang; dalam perkara ini adalah siapapun juga yang

dapat menjadi subjek hukum dan mampu bertanggungjawab dalam

hal ini adalah pelaku dari tindak pidana, sesuai dengan fakta yang

terungkap dipersidangan baik melalui keterangan saksi-saki dan

keterangan terdakwa sendiri menunjuk kepada pelalku dari tindak

pidana ini yaitu Mohamad Muhlisin bin Juremi (Alm).

b. Unsur kesalahan/kelalaian : kekuarang hati-hatian atau lalai,

kurang waspada, sembrono atau teledor. Kealpaan ditentukan 2

(dua) hal yaitu tidak ada sifat hati-hati dan tidak ada sifat

menduga-duga yang diharuskan oleh hukum. Dalam hal ini

terdakwa terlalu ceroboh dan kurang berhati-hati.

c. Unsur menyebabkan orang lain meninggal dunia; yaitu unsur yang

menjadi musabab langsung dari keadaan-keadaan karena kealpaan

dari terdakwa.

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

62

Hal-hal yang memberatkan :

Perbuatan terdakwa meresahkan masyarakat.

Hal-hal yang meringankan :

a. Terdakwa menyesali perbuatannya.

b. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya.

c. Terdakwa belum pernah di hukum.

Putusan :

Pada hari Senin tanggal 6 Desember 2010 oleh Hakim Pengadilan

Negeri Salatiga dibantu panitera pengganti dan dihadiri oleh penuntut

umum dalam Persidangan yang terbuka untuk umum dan dihadiri oleh

terdakwa.

Mengadili :

a. Menyatakan terdakwa Mohamad Muhlisin bin Juremi (Alm)

terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak

pidana “Karena Kelalaiannya Mengemudikan Kendaraan

Bermotor Mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas yang

Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia”.

b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa tersebut, dengan pidana

penjara selama 5 (lima) bulan.

c. Memerintahkan agar lamanya terdakwa di dalam tahanan

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

d. Menetapkan agar terdakwa tetap berada dalam tahanan.

e. Menetapkan agar barang bukti, berupa:

- 1 (satu) unit kendaraan bermotor truk Nopol AD-1485-JD.

- STNK kendaraan bermotor jenis truk Nopol AD-1485-JD atas

nama Rohmad K. Alamat Karangmojo RT.03 RW.01

Karangmojo Klego Boyolali Tahun 1991, warna kuning, No.

Ka: FEII9003103, No. Sin: Ad34COY3103. Dikembalikan

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

63

kepada pemiliknya yang berhak.

- SIM B-1 atas nama Mohamad Muhlisin yang dikeluarkan oleh

Satlantas Polres Purwodadi. Dikembalikan kepada terdakwa.

- 1 (satu) sepeda motor Honda Nopol H-3206-QB.

- STNK sepeda motor Nopol H-3206-QB atas nama Adi

Supriyanto alamat Jl. Imam Bonjol 89 RT.03 RW.01 Sidorejo

Lor Salatiga Tahun 2007 warna hitam biru No. Ka:

MH1JB51137K894393, No. Sin: JB51E1882015.

- SIM C atas nama Adi Supriyanto yang dikeluarkan Polres

Salatiga. Dikembalikan kepada ahli waris korban Adi

Supriyanto.

- Membebankan biaya perkara kepada terdakwa sebesar

Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

c. Putusan IV

Putusan nomor : 185/Pid.B/2010/PN. Sal. Nama : Sutomo bin Purwo Martono Tempat/tanggal lahir : Klaten / 25 nopember 1961 Jenis kelamin : Laki-laki. Kewarganegaraan : Indonesia. Alamat : Tombol RT.01 RW.08 Desa Dalangan, Kec.

Tulung, Kab. Klaten. Agama : Islam. Pekerjaan : Swasta. Dawaan :

Bahwa terdakwa Sutomo bin Purwo Martono pada hari Rabu

tanggal 24 Nopember 2010 sekira jam 04.30 WIB, bertempat di Jalan

Osamaliki dekat LPK Aquarius Jetis, Kel. Sidorejo Lor, Kec. Sidorejo,

Kota Salatiga atau setidak-tidaknya di suatu tempat lain yang termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Salatiga karena kelalaiannya

telah menyebabkan orang lain meninggal dunia dengan kronologis

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

64

sebagai berikut: Terdakwa dengan mengemudikan bus Rosalia Indah

Nopol AD-1490-DA warna putih kombinasi jurusan Jakarta-Solo

melintas di Jl. Osamaliki di depan LPK Aquarius Salatiga dengan

kecepatan + 60-70 km/jam, dalam keadaan situasi jalan yang menurun

dan menikung. Bus yang dikemudikan terdakwa berjalan terlalu ke

kanan hingga melebihi garis marka jalan ±1,5 meter dan saat itu

terdakwa juga tidak membunyikan klakson. Dari arah berlawanan

muncul sepeda motor Honda Nopol AD-2867-TE warna hitam merah

yang dikendari Suparno. Karena terdakwa saat mengemudikan tidak

memperharikan kondisi jalan yang menurun dan menikung serta tidak

membunyikan klakson dan tidak mengurangi kecepatan sehingga bus

yang dikemudikan terdakwa menabrak sepeda motor yang dikendarai

korban Suparno hingga jatuh terpental diatas trotoar. Akibat perbuatan

terdakwa, korban meninggal dunia di RSUD Kota Salatiga sesuai

dengan visum et repertum No.370/2139 tanggal 24 Nopember 2010

yang ditanda-tangani oleh Dr. Lina Nur Irmawati.

Perbuatan terdakwa sebagaimana di atur dan di ancam pidana

dalam Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 tentang LLAJ.

Tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang pada pokok perkaranya

berpendapat dan menuntut dengan memohon agar Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Salatiga mengadili perkara ini dan memutuskan,

sebagai berikut:

a. Menyatakan terdakwa Sutomo bin Purwo Martono secara sah dan

meyakinkan telah terbukti melakukan perbuatan pidana “yang

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

65

mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya

mengakibatkan kecelakaan lalu lintas mengakibatkan orang lain

meninggal dunia” sebagaimana tersebut dalam dakwaan

melanggar Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009.

b. Menjatuhkan Pidana terhadap terdakwa Sutomo bin Purwo

Martono dengan pidana penjara selama 8 (delapan) bulan

dikurangi selama terdakwa dalam tahanan dengan perintah

terdakwa tetap ditahan.

c. Menyatakan barang bukti, berupa:

- 1 (satu) unit mobil bus Nopol AD-1490-DA warna putih.

- 1 (satu) lembar STNK AD-1490-DA atas nama Suroso/ PO.

Bus Rosalia Indah dikembalikan kepada Suroso/ PO. Rosalia

Indah.

- SIM BI Umum atas nama Sutomo dikembalikan kepada

terdakwa.

- 1 (satu) unit sepeda motor Honda Nopol AD-2867-TE.

- 1 (satu) lembar STNK Nopol AD-2867-TE atas nama

Suparno.

- 1 (satu) lembar SIM C atas nama Suparno, dikembalikan

kepada istri korban atas nama Sri Martini.

d. Menetapkan agar terdakwa Sutomo bin Purwo Martono membayar

biaya perkara sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Berdasarkan tuntutan pidana tersebut, selanjutnya Majelis

Hakim sebelum menjatuhkan putusannya memberikan pertimbangan

sebagai berikut :

a. Unsur setiap orang; dalam perkara ini adalah subjek di dalam

tindak pidana atau sebagai dadeer (pelaku) yang mampu untuk

mempertanggung-jawabkan segala perbuatannya serta tampak

sehat baik jasmani maupun rohani, dalam hal ini adalah terdakwa

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

66

Sutomo bin Purwo Martono dengan identitas.

b. Unsur mengemudikan kendaraan bermotor; setiap kendaraan yang

digerakkan oleh peralatan mekanik berupa mesin selain kendaraan

yang berjalan diatas rel, sedangkan yang dimaksud kealpaan ialah

kekuarang hati-hatian atau lalai, kurang waspada, sembrono atau

teledor. Kealpaan ditentukan 2 (dua) hal yaitu tidak ada sifat hati-

hati yang diharuskan oleh hukum dan tidak ada sifat menduga-

duga yang diharuskan oleh hukum. Dalam hal ini terdakwa

menjadi sopir Bus Rosalia Indah sudah lama dan mempunyai SIM

B I Umum, tindakan terdakwa terlalu ceroboh dan kurang berhati-

hati.

c. Unsur karena kelalaiannya mengakibatkan orang lain meninggal

dunia; yang dimaksud dengan kealpaan/kelalaian dalam hal ini

undang-undang tidak memberi penjelasan pengertian lebih lanjut

mengenai apa yang dimaksud dengan kealpaan, akan tetapi

menurut hukum pidana diharuskan oleh hukum pidana, kealpaan

ditentukan 2 (dua) hal sebagai berikut: tidak ada sifat hati-hati

yang diharuskan oleh hukum dan tidak ada sifat menduga-duga

yang diharuskan oleh hukum. Dalam unsur ini tidak dimaksud

sama sekali oleh terdakwa atas kematian tersebut akibat dari

kurang hati-hatinya atau lalainya terdakwa.

Hal-hal yang memberatkan :

Perbuatan terdakwa sudah menyebabkan orang lain meninggal dunia.

Hal-hal yang meringankan :

a. Terdakwa sopan dan belum pernah di hukum.

b. Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya sehingga

melancarkan jalannya persidangan serta menyesalinya.

c. Terdakwa telah memberikan bantuan kepada keluarga korban

Suparno dan telah terjadi perdamaian.

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

67

Putusan :

Pada hari Rabu tanggal 26 Januari 2011 oleh Hakim Pengadilan Negeri

Salatiga dibantu panitera pengganti dan dihadiri oleh penuntut umum

dalam Persidangan yang terbuka untuk umum dan dihadiri oleh

terdakwa.

Mengadili :

a. Menyatakan terdakwa Sutomo bin Purwo Martono terbukti secara

sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Karena

Kelalaiannya Mengakibatkan Orang Lain Meninggal Dunia.

b. Menjatuhkan pidana atas diri terdakwa, oleh karena itu dengan

pidana penjara selama 6 (enam) bulan.

c. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani terdakwa

dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan.

d. Memerintahkan agar terdakwa tetap di tahan.

e. Menetapkan barang bukti, berupa:

- 1 (satu) mobil bus Nopol AD-1490-DA warna putih.

- 1 (satu) lembar STNK Nopol AD-1490-DA atas nama

Suroso/PO. Rosalia Indah.

Dikembalikan kepada Suroso/PO. Rosalia Indah.

- SIM BI Umum atas nama terdakwa Sutomo, dikembalikan

kepada terdakwa.

- 1 (satu) unit sepeda motor Honda Nopol AD-2867-TE.

- 1 (satu) lembar STNK Nopol AD-2867-TE atas nama

Suparno.

- 1 (satu) lembar SIM C atas nama Suparno.

Dikembalikan kepada istri korban atas nama Sri Martini.

f. Membebankan kepada terdakwa untuk membayar biaya perkara

sebesar Rp. 2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah).

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

68

2. Pertimbangan Hakim Dalam Menerapkan Sanksi Pidana Dalam

Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Yang Menyebabkan Matinya Orang

Lain.

Didalam putusan dapat dilihat pertimbangan Hakim dalam

menjatuhkan pidana terhadap para pelaku/terdakwa pada kasus kecelakaan

lalu lintas didalam faktanya sebagai berikut :

1. Pada Putusan I dan II: Menimbang berdasarkan keterpenuhan

unsur, yaitu unsur barang siapa, unsur kelalaian dan unsur yang

menyebabkan orang lain meninggal dunia, dan hal-hal yang

memberatkan dan meringankan.

2. Pada Putusan III dan IV: Sama dengan Putusan I dan II Hakim

menimbang berdasarkan keterpenuhan unsur, yaitu unsur barang

siapa, unsur kelalaian dan unsur yang menyebabkan orang lain

meninggal dunia, dan hal-hal yang memberatkan dan

meringankan.

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan Hakim Pengadilan

Negeri Salatiga yaitu Prasetya Nugroho, SH., M.Kn hal-hal yang menjadi

pertimbangan hakim dalam pemidanaan terhadap terdakwa dalam perkara

kecelakaan lalu lintas pada pokoknya adalah hal yang meringankan dan

memberatkan terdakwa, yaitu:56

a. Faktor yang meringankan hukuman, sebagai berikut: 1) Terdakwa belum pernah di hukum, hal ini membuktikan bahwa

terdakwa bukan merupakan seorang penjahat kambuhan/residivice. 2) Terdakwa mengakui secara terus terang atas perbuatannya. 3) Terdakwa bersikap sopan dalam persidangan. 4) Terdakwa menyesali perbuatannya.

56 Hasil wawancara pada saat penelitian tanggal 23 Mei 2012

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

69

5) Terdakwa mempunyai tanggungan keluarga. 6) Terdakwa sebagai satu-satunya sumber kehidupan keluarga. 7) Usia terdakwa masih muda. 8) Terdakwa telah lanjut usia. 9) Adanya perdamaian antara terdakwa dengan keluarga korban. 10) Terdakwa juga mengalami cacat dan luka fisik. 11) Kesalahan terdakwa dinilai bukan unsur kesengajaan melainkan

unsur kealpaan. b. Faktor yang memberatkan hukuman, sebagai berikut:

1) Terdakwa sudah pernah di pidana dalam kasus yang sama. 2) Terdakwa memberikan keterangan yang berbelit-belit sehingga

menyulitkan jalannya pemeriksaan. 3) Terdakwa berlaku tidak sopan dalam persidangan. 4) Terdakwa tidak menyesali perbuatannya. 5) Terdakwa hendak melarikan diri. 6) Terdakwa tidak memiliki SIM yang sah dan sesuai peruntukannya. 7) Terdakwa tidak meminta maaf kepada keluarga korban. 8) Belum adanya bantuan dari terdakwa kepada keluarga korban. 9) Terdakwa mengemudikan kendaraan dalam keadaan mabuk. 10) Terdakwa tidak mengontrol kondisi kendaraan sebelum

dikemudikan. 11) Terdakwa dalam mengemudikan kendaraannya tidak mematuhi

peraturan (melihat situasi dan kondisi jalan dan/atau berkendara di jalan raya).

Penjatuhan pidana bagi terdakwa dalam kasus kecelakaan lalu

lintas yang menyebabkan matinya orang lain pada awalnya mengacu pada

Pasal 359 KUHP seiring perkembangan di bidang hukum diganti dengan

Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009. Secara filosofis hakim tidak

mengetahui, akan tetapi secara pasal mengetahui dan menyimpulkan

bahwa antara Pasal 359 KUHP dan Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun

2009 intinya sama tentang kelalaian hanya berbeda dalam penjatuhan

pidananya saja.57 Selain itu, setelah diundangkannya UU No. 22 Tahun

2009 tidak secara spesifik mempertajam bahwa hakim harus menghukum

57 Hasil wawancara dengan Prasetya Nugroho, SH, M.Kn selaku Hakim Pengadilan Negeri Salatiga yang pernah memutus kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan matinya orang lain pada 23 Mei 2012.

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

70

pelaku lebih berat lagi karena konsideran mengandung pengertian yang

umum. Yang paling terpenting yaitu bagaimana terjadinya (kasuitis) atau

kejadian di lapangan yang menentukan bagaimana nantinya hakim akan

menjatuhi pidana.58

Berdasarkan ditemukannya beberapa kasus kecelakaan lalu lintas

sebelum diberlakukannya UU No. 22 Tahun 2009 terdapat kecenderungan

penjatuhan pidana lebih ringan. Menurut Prasetya Nugroho, SH, M.Kn

menyatakan sebenarnya inti dari Pasal 359 KUHP dan Pasal 310 ayat 4

UU No. 22 Tahun 2009 adalah sama, dari sisi perubahan hanya berubah

pasalnya saja dan undang-undang tidak menentukan batas minimal

penjatuhan pidana hanya batas maksimal. Akan menjadi tidak adil untuk

pelaku apabila dalam kasus kecelakaan lalu lintas (kelalaian) dijatuhi

pidana yang lebih berat hanya karena adanya perubahan Undang-undang.

Sedangkan kesalahannya sama atau tidak jauh berbeda dengan pelaku

dalam perkara kasus kecelakaan lalu lintas yang diadili sebelum adanya

perubahan Undang-undang. Jadi selama materi perbuatannya sama,

meskipun terdapat perubahan Undang-undang tetap menggunakan

pertimbangan yang sama dalam penjatuhan pidana.59

Apabila terdapat kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan

matinya orang lain terjadi sebelum ada perubahan undang-undang dan

dipidana sesudah terjadi perubahan peraturan maka hakim dalam

menjatuhkan pidana mendasarkan pada ketentuan lama dengan merujuk

pada ketentuan baru (Pasal 359 KUHP jo Pasal 310 ayat 4 UU No. 22

58 Ibid. 59 Hasil wawancara hakim Pengadilan Negeri Salatiga pada 29 Mei 2012.

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

71

Tahun 2009).60

Ditinjau segi pemidanaan terutama dalam kasus kecelakaan lalu

lintas yang menyebabkan matinya orang lain hakim tidak terpengaruh oleh

perubahan pasal yang semula menggunakan Pasal 359 KUHP menjadi

Pasal 310 ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009. Penjatuhan pidana sangat

tergantung pada posisi perkara, dalam hal ini hakim bebas menentukan

berat dan ringannya hukuman (diskresi hakim).61

Penjatuhan sanksi pidana dalam kasus kecelakaan lalu lintas yang

menyebabkan matinya orang lain setelah berlakunya UU No. 22 Tahun

2009, di pidana penjara dan tidak ada denda karena melihat dari materi

perbuatan yaitu kelalaian. Walaupun dalam Pasal 310 ayat 4 UU No. 22

Tahun 2009 terdapat kemungkinan penjatuhan pidana kumulatif, pidana

denda tidak pernah. Kecuali jika pelaku dalam kasus kecelakaan lalu lintas

perbuatannya adalah hal yang seharusnya dapat dia sadari sebelumnya

untuk dapat dicegah, seperti: secara sadar kendaraan yang dikemudikan

tidak layak jalan atau secara sengaja melanggar rambu lalu-lintas maka

pada pelaku dapat dikenakan pidana kumulatif.62

60 Hasil wawancara Adhi Satrija Nugroho, SH selaku hakim Pengadilan Negeri Salatiga pada 29 Mei 2009.

61 Ibid. 62 Hasil wawancara Adhi Satrija Nugroho, SH selaku hakim Pengadilan Negeri Salatiga

pada 29 Mei 2009.

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

72

B. Analisis

1. Perubahan Undang-undang Dalam Perkara Kecelakaan Lalu Lintas

Yang Menyebabkan Mati

Perkara-perkara kecelakan lalu-lintas yang menyebabkan

korbannya meninggal dunia, sebelum adanya perubahan undang-undang,

dalam menjatuhi pidana hakim mengacu pada Pasal 359 KUHP, dan

setelah adanya perubahan undang-undang mengacu pada Pasal 310 Ayat 4

UU no.22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Selain

memiliki perbedaan bentuk sanksi pidana, dari kedua pasal tersebut juga

berbeda inti yang terkandung didalamnya. Dalam Pasal 359 KUHP yang

bunyinya,

“ Barang siapa karena kesalahanya (kealphaanya) menyebabkan orang lain mati, diancam dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana kurungan paling lama satu tahun “

Dapat dilihat bahwa didalam Pasal tersebut tidak terdapat

pembatasan kesalahan/kelalaian atas jenis perbuatan yang dilakukan

terdakwa. Jadi didalam Pasal 359 KUHP mengatur segala kesalahan

(kealphaan) atas apapun perbuatan yang dilakukan termasuk kealphaan

yang berkaitan dengan kecelakan lalu-lintas menyebabkan matinya orang

lain. Seiring perkembanganya muncul UU no.22 Tahun 2009 LLAJ

menggantikan UU no.14 Tahun 1992 LLAJ, yang didalamnya terdapat

Pasal 310 Ayat 4 yang berbunyi,

(4) Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan Kecelakaan Lalu Lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

73

penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp12.000.000,00 (dua belas juta rupiah).”

Pasal tersebut mengatur tentang kealphaan berkaitan dengan

perbuatan yang menyebabkan korban meninggal dunia khususnya pada

perkara kecelakaan lalu-lintas yang mengakibatkan matinya orang lain.

Mengapa kelalaian dalam hal kecelakaan lalu-lintas pengaturanya lebih

spesifik dikarenakan kelalaian adalah hal yang semestinya bisa dihindari

karena dalam berlalu-lintas telah ada peraturan dan rambu-rambu lalu-

lintas yang dimaksudkan untuk mengatur tertib lalu-lintas termasuk

menghindari bahaya kecelakaan. Setelah ada Pasal 310 Ayat (4) UULAJ

No.22 Tahun 2009 maka jika sanksinya dibandingkan dengan Pasal 359

KUHP dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Pasal 310 Ayat (4) sanksinya lebih berat karena ancaman pidana

penjaranya lebih berat jika dibandingkan dengan Pasal 359 KUHP

yaitu dalam Pasal 310 Ayat (4) ancaman pidananya 6 tahun penjara

sedangkan pada Pasal 359 KUHP hanya 5 tahun penjara.

b. Dalam Pasal 310 Ayat (4) memungkinkan pidana kumulatif berupa

pidana penjara dan denda, tetapi Pasal 359 KUHP berupa pidana

alternatif, yaitu pidana penjara atau pidana kurungan.

c. Sementara itu Pasal 310 Ayat (4) dapat juga dipandang lebih ringan

dari Pasal 359 KUHP karena menurut Pasal 310 Ayat (4)

dimungkinkan hanya dijatuhi pidana denda, sedangkan menurut Pasal

359 KUHP tidak mungkin dijatuhkan pidana denda.

d. Memperhatikan perbuatan yang diatur dalam Pasal 310 Ayat (4)

adalah khusus berkaitan dengan kealphaan dalam berlalu lintas yang

menyebabkan matinya orang lain dan Pasal 359 KUHP mengatur

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

74

kealphaan dalam segala perbuatan, maka Pasal 310 Ayat (4)

merupakan “Lex Specialist” dan Pasal 359 KUHP merupakan “Lex

Generalis”, sehingga untuk penerapanaya mendasarkan pada asas

preverensi “Lex Specialist derogat Lex Generalis”.

2. Penerapan Sanksi Pidana Bagi Terdakwa Dalam Tindak Pidana

Yang Menyebabkan Matinya Orang Lain Pada Kasus Kecelakaan

Lalu Lintas Oleh Hakim Pengadilan Negeri Salatiga.

Sebelumnya yang perlu diketahui bahwa didalam persidangan

hal-hal yang mesti dipertimbangkan hakim adalah :

- keterpenuhan unsur

- terbukti atau tidaknya perbuatan

- unsur kesalahan pelaku

- tujuan pemidanaan

- faktor yang memberatkan dan meringankan

maka selanjutnya dapat dilihat didalam putusan apakah hakim telah

memutus berdasarkan pertimbangan sesuai dengan tersebut diatas :

a. Putusan I dan II :

Dalam putusan I dan II peristiwa terjadi sebelum

diundangkanya UULAJ No.22 Tahun 2009 dan diputus setelahnya, tetapi

pada penjatuhan pidananya hakim masih mengacu pada Pasal 359 KUHP,

jelas bahwa hakim menerapkan ketentuan dalam Pasal 1 ayat 2 KUHP

yaitu “Bilamana ada perubahan dalam perundang-undangan sesudah

perbuatan dilakukan, maka terhadap terdakwa diterapkan ketentuan yang

paling menguntungkanya.” (dalam hal ini Pasal 359 KUHP dianggap lebih

menguntungkan dari Pasal 310 Ayat 4 UULAJ). Dalam ke dua putusan

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

75

tersebut tidak dicantumkan tujuan pemidanan secara eksplisit, hanya

terkandung didalamnya seperti kalimat “ dipandang sudah tepat dan

telah memenuhi rasa keadilan “. Dalam wawancara hakim mengatakan

jika pelaku dalam kasus kecelakaan lalu lintas perbuatannya adalah hal

yang seharusnya dapat dia sadari sebelumnya untuk dapat dicegah, seperti:

secara sadar kendaraan yang dikemudikan tidak layak jalan atau secara

sengaja melanggar rambu lalu-lintas maka pada pelaku dapat dikenakan

pidana kumulatif. Akan tetapi bila melihat kronologis kejadian dalam

putusan I dan II pidana kumulatif tidak pernah dijatuhkan dimana pelaku

dalam kedua putusan tersebut semestinya dapat mencegah dan menyadari

bahwa kendaraan yang dikemudikan tidak layak jalan seperti ban yang

telah gundul dan melanggar marka jalan.

Tujuan pemidanaan didalam kedua putusan tersebut adalah

lebih kepada pembalasan terhadap perbuatan pelaku. Dalam penjatuhan

pidana dapat dilihat hakim telah menimbang berdasarkan keterpenuhan

unsur dalam Pasal 359 KUHP, terdakwa telah terbukti karena kelalaianya

telah menyebabkan kematian orang lain. Dari kedua kasus tersebut di atas

dapat penulis jelaskan bahwa majelis hakim dalam mengambil keputusan,

sebagai berikut:

- Walaupun kasus yang dihadapi oleh majelis hakim ini sama yaitu

tindak pidana kelalaian/kealpaan sebagaimana diatur dalam Pasal

359 KUHP, tetapi dalam penjatuhan pidana terdapat perbedaannya.

Perbedaan penjatuhan pidana didasarkan pada tingkat kelalaiannya

dari terdakwa, porsi perkara dan individualisasi pidana.

Page 28: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

76

- Putusan hanya mengandung tujuan pemidanaan. Tujuan dari

pemidanaan tidak terungkap secara eksplisit (dengan jelas) dan

tidak selalu dicantumkan.

b. Putusan III dan IV

Dalam kedua perkara dalam putusan III dan IV telah diputus

berdasarkan ketentuan dalam Pasal 310 Ayat (4) UULAJ No.22 Tahun

2009. Memperhatikan dari uraian kasus ini, dalam putusan juga tidak

tercantum tujuan pemidanaan yang tidak tampak secara eksplisit dan

hanya terkandung didalamnya yaitu adanya kalimat “telah cukup

memenuhi rasa keadilan serta sesuai dengan kadar perbuatan yang

dilakukan oleh terdakwa” dan “dipandang sudah tepat dan

memenuhi rasa keadilan”. Walaupun didalam hasil wawancara

hakim mengatakan bahwa akan menjadi tidak adil untuk pelaku

apabila dalam kasus kecelakaan lalu lintas (kelalaian) dijatuhi pidana

yang lebih berat hanya karena adanya perubahan Undang-undang.

Sedangkan kesalahannya sama atau tidak jauh berbeda dengan pelaku

dalam perkara kasus kecelakaan lalu lintas yang diadili sebelum

adanya perubahan undang-undang. Akan tetapi bila melihat dari

penjatuhan pidana kepada terdakwa didalam kedua putusan tersebut

yang cenderung lebih ringan jika dibanding dengan saat hakim masih

mengacu pada Pasal 359 KUHP, penulis merasa belum cukup apabila

dikatakan telah memenuhi rasa keadilan serta sesuai dengan kadar

perbuatan yang dilakukan oleh terdakwa terutama karena telah

menyebabkan matinya orang lain.

Page 29: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

77

2. Pertimbangan Hakim Dalam Menerapkan Sanksi Pidana Terhadap

Terdakwa Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas Yang Menyebabkan

Matinya Orang Lain.

Hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dan wawancara

dengan hakim terkait dengan kasus kecelakaan lalu lintas yang

menyebabkan matinya orang lain dalam tulisan ini, maupun studi

kepustakaan dari dokumen yang terkait maka penulis berpendapat bahwa

sebelum menetapkan atau menjatuhkan putusan terhadap terdakwa dalam

tindak pidana hakim terlebih dahulu mempertimbangkan beberapa hal.

Seperti: fakta-fakta pada persidangan, pertimbangan yuridis dan non

yuridis, individualisasi pidana, keadaaan dan latar belakang keluarga

terdakwa serta hal-hal lain yang terkait dalam tindak pidana yang

dilakukan terdakwa.

Dari keempat putusan kasus kecelakaan lalu lintas tersebut

penjatuhan hukuman bagi para terdakwa sangat tergantung pada proses

hukumnya. Hakim dalam menjatuhkan hukuman bagi para pelaku

didasarkan pada pembuktian dan keyakinan dari hakim, selain dari hal-hal

yang memberatkan dan meringankan. Hal ini, menjadi tolok ukur dari

berat ringannya bagi pelaku/terdakwa.

Adapun analisis hasil wawancara dengan hakim Pengadilan Negeri

Salatiga, akan penulis paparkan sebagai berikut :

1. Berdasarkan hasil dari wawancara langsung dengan hakim Pengadilan

Negeri Salatiga, hakim mengatakan bahwa inti dari Pasal 359 KUHP

Page 30: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

78

dan Pasal 310 Ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan adalah sama dan hanya berbeda penjatuhan pidananya

saja. Pendapat penulis : Memang Pasal 359 KUHP dan 310 Ayat 4

sama-sama mengatur tentang kealpaan, akan tetapi intinya berbeda.

Pasal 359 KUHP mengatur segala hal yang disebabkan kealpaan atau

kelalaian, sedangkan Pasal 310 Ayat 4 UU No. 22 Tahun 2009 tentang

Lalu Lintas dan Angkutan Jalan mengatur tentang kealpaan yang

menyebabkan kecelakaan lalu-lintas saja, jadi sifatnya lebih spesifik

dan terfokus.

2. Hakim menjelaskan bahwa setelah diundangkannya UU No.22

Tahun2009 tidak secara spesifik mempertajam bahwa hakim harus

menghukum pelaku lebih tinggi atau lebih keras lagi. Yang penting

bagi hakim adalah bagaimana terjadinya peristiwa (kasuistis) atau

kejadian dilapangan yang menjadikan pertimbangan hakim dalam

menjatuhi pidana. Hakim mengatakan bahwa jika terdapat kasus

kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan matinya orang lain terjadi

sebelum adanya perubahan undang-undang dan diputus setelah adanya

perubahan undang-undang maka hakim menerapkan undang-undang

yang baru karena hakim mengacu pada asas lex specialist derogate lex

generalist (peraturan yang khusus mengesampingkan peraturan yang

umum). Menurut penulis pendapat hakim tersebut seolah

mengesampingkan Pasal 1 Ayat 2 KUHP dimana pasal tersebut yang

semestinya menjadi acuan bagi hakim dalam memutus perkara yang

Page 31: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

79

terjadi sebelum diundangkan undang-undang baru dan diputus

setelahnya dan pendapat hakim tersebut tidak sesuai dengan putusan I

dimana pada prakteknya hakim memutus perkara dengan tetap

mengacupada Pasal 1 Ayat 2 KUHP.

3. Pengaruh Perubahan Undang-Undang Dalam Menerapkan Sanksi

Pidana Terhadap Terdakwa Pada Kasus Kecelakaan Lalu Lintas

Yang Menyebabkan Orang Lain Meninggal Dunia.

Didalam KUHP telah diatur mengenai tindak pidana

kealpaan/kelalaian yang menyebabkan kematian orang lain, akan tetapi

dalam hal kealphaan/kelalaian yang menyebabkan kecelakaan lalu-lintas

yang berakibat kematian orang lain telah diatur lebih spesifik didalam UU

No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan didalam Pasal

310 ayat 4.

Sesuai yang telah dijelaskan di bab-bab sebelumnya bahwa inti

dari Pasal 359 KUHP dan 310(4) UULAJ no.22 Tahun 2009 adalah

berbeda walaupun sama-sama mengatur tentang kelalaian, selain itu

bentuk pidananya pun berbeda. Dalam Pasal 359 KUHP bentuk pidanaya

alternatif, sedangkan dalam Pasal 310 (4) bentuk pidanaya kombinasi

(alternatif dan kumulatif). Dari perbedaan tersebut tentu memiliki maksud

dan tujuan, terlebih Pasal 310(4) UULAJ adalah lex specialist dari Pasal

359 KUHP. Dalam Bab ii telah dijelaskan tentang teori perubahan

undang-undang bahwa hukum harus selalu mengikuti perkembangan, dan

bila ada perubahan undang-undang, maka undang-undang sebelumnya

Page 32: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

80

dianggap tidak lagi adil bila masih diterapkan, dengan kata lain munculnya

Pasal 310 Ayat 4 UULAJ menggantikan Pasal 359 KUHP dalam memutus

perkara kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan mati tentu bermaksud

karena Pasal 359 KUHP dianggap tidak lagi adil jika diterapkan dalam

tindak pidana kelalaian didalam kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan

kematian orang lain. Tujuan dari UULAJ no. 22 Tahun 2009 tertulis

secara jelas dalam dalam Pasal 3 UULAJ No.22 Tahun 2009 :

a. terwujudnya pelayanan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan yang aman, selamat, tertib, lancar, dan terpadu dengan moda angkutan lain untuk mendorong perekonomian nasional, memajukan kesejahteraan umum, memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa, serta mampu menjunjung tinggi martabat bangsa; b. terwujudnya etika berlalu lintas dan budaya bangsa; dan c. terwujudnya penegakan hukum dan kepastian hukum bagi masyarakat.

Dari tujuan diatas dapat dilihat bahwa adanya Pasal 310(4) UULAJ

sudah tentu inti dari tujuanya adalah menciptakan keamanan berlalu-lintas.

Mengapa mesti ada pengaturan khusus tentang kelalaian yang terpesifik

pada kecelakaan lalu lintas saja, dikarenakan dalam berlalu lintas yang

paling berpotensi terjadi akibat kecelakaan. Diharapkan adanya pasal

tersebut dapat lebih mengurangi angka kecelakaan lalu-lintas yang

berpotensi akan hilangnya nyawa. Akan tetapi bila melihat pada faktanya,

melihat pada putusan-putusan hakim, seolah tidak ada pengaruh dari

perubahan undang-undang. Pertimbangan-pertimbangan yang dipakai

hakim dalam memutus sebelum dan setelah adanya perubahan undang-

undang kurang lebih sama, seolah tidak tampak maksud dan tujuan dari

Page 33: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

81

perubahan undang-undang. Ditinjau dari segi penjatuhan pidana terhadap

terdakwa setelah adanya perubahan undang-undang cenderung lebih

ringan.

Setelah diundangkannya UU No. 22 Tahun 2009 didalam

prakteknya memang tidak secara spesifik mempertajam hakim

menghukum pelaku/terdakwa lebih berat, yang lebih difokuskan adalah

akibat dari pemidanaan itu sendiri. Oleh karena itu, penjatuhan pidana

dalam kasus kecelakaan lalu lintas yang menyebabkan matinya orang lain

terhadap pelaku/terdakwa tidak selalu sama tetapi disesuaikan dengan

materi perbuatannya yang merupakan murni kelalaian/kealpaan.

Penjatuhan pidana terhadap terdakwa adalah kebebasan hakim

(diskresi hakim) akan tetapi seperti yang dijelasakan dalam bab

sebelumnya bahwa hakim harus memperhatikan tiga faktor yang

sebaiknya diterapkan secara poporsional sesuai tujuan hukum yaitu

keadilan, kepastian dan kemanfaatan. Ketiga hal tersebut adalah untuk

bersama dalam arti bahwa keadilan bukan hanya dalam porsi hakim tapi

harus sesuai dengan tuntutan keadilan didalam masyarakat, kepastian

untuk masyarkat akan suatu hukum yang tegas hingga menimbulkan suatu

kemanfaatan dalam kehidupan bersama.

Seperti yang tercantum dalam bab ii mengutip dari UU No. 48

Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman dalam Pasal 5 Ayat 1 :

“Hakim dan Hakim konstitusi wajib menggali, mengikuti dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan yang hidup didalam masyarakat”.

Page 34: BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS A. Hasil …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/2665/4/T1_312005020_Bab III... · melihat ada mobil yang tidak terdakwa kenal melintas dari

82

Bahwa pada intinya pertimbangan hakim dalam kasus

kecelakaan lalu-lintas yang menyebabkan mati ukuran yang dilihat dan

dipertimbangkan bukan pada berat atau ringanya pidana yang dijatuhkan

akan tetapi tujuan dari pemidanaan itu sendiri harus sesuai dengan porsi

keadilan didalam masyarakat, memberi kepastian pada masyarakat bahwa

dari pemidanaan dapat berakibat efek jera bagi pelaku hingga memberi

rasa aman di masyarakat, dan tercipta suatu kemanfaatan dari pemidanaan

yaitu tertib berlalu lintas.