bab iii hasil dan pembahasan a. hasil penelitian
TRANSCRIPT
56
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Era modern dan globalisasi saat ini telah menjadi pendorong
pesatnya perkembang teknologi dan informasi. Pesatnya perkembangan
teknologi informasi ini telah merebak di seluruh dunia. Tidak hanya di
negara maju saja, namun negara berkembang pun telah terpacu untuk
mengembangkan teknologi informasi di dalam masyarakatnya. Hal tersebut
menyebabkan teknologi informasi memiliki kedudukan yang penting bagi
kemajuan sebuah bangsa. Kebutuhan masyarakat dunia pun mengalami
perkembangan, dan teknologi informasi pun memegang peranan penting di
masa kini maupun di masa yang akan datang. Teknologi informasi
membawa keuntungan dan kepentingan yang besar bagi negara-negara di
dunia khususnya Indonesia.
Selanjutnya teknologi informasi telah menjadi salah satu favorit
dalam hal praktik bisnis di kalangan masyarakat, seperti kegiatan jual-beli
pada beberapa macam situs-situs internet ataupun account sosial media yang
dijadikan sarana bisnis. Perdagangan dengan menggunakan sarana internet
tentunya sangat memberikan kemudahan dan efisiensinya sangat tinggi
dalam kegiatan bisnis ataupun transaksi jual beli melalui internet, atau biasa
disebut jual-beli online. Dari paparan tersebut, teknologi informasi kini telah
memiliki peranan penting khususnya dalam urusan jual beli di kalangan
57
masyarakat, baik untuk masa kini maupun di masa mendatang. Teknologi
Informasi diyakini membawa keuntungan dan kemudahan bagi kehidupan
manusia. Namun, keberhasilan teknologi informasi tersebut secara
bersamaan menyebabkan berbagai permasalahan yang tidak mudah
ditemukan jalan keluarnya.
Hal tersebut diperkuat dengan munculnya kejahatan-kejahatan baru
dalam bidang teknologi informasi dan internet, atau lebih dikenal dengan
sebutan cybercrime. Pada dasarnya cybercrime meliputi semua tindak
pidana yang berkenaan dengan sistem informasi, sistem informasi
(information system) itu sendiri, serta sistem komunikasi yang merupakan
sarana untuk penyampaian/pertukaran informasi kepada pihak lainnya. Sala
satu bentuk cybercrime yang paling marak terjadi di Polda Jawa Tmur
adalah penipuan melalui situs jual beli online.
Berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Subbag Renmin Siber
Polda Jawa Tmur. Berikut kasus penipuan online yang ditangani
berdasarkan data laporan masyarakat yang diterima oleh Polda Jawa Timur
tahun 2018-2020 mengenai tindak pidana penipuan online yakni:
Tahun Jumlah kasus
2018 66
2019 69
2020
(sampai bulan agustus) 47
Sumber : Data diperoleh Subbag Renmin Siber
Polda Jawa Timur
58
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwasannya terdapat peningkatan
kasus tindak pidana penipuan online . Kenaikan ini terlihat dari jumlah kasus
yang ditangani tiap tahunnya menunjukan pertambahan jumlah dari tahun
2018 dengan satu kasus kemudian pada tahun 2019 meningkat dari jumlah
sebelumnya yakni tiga kasus dalam satu tahun.
Skema dari penipuan yang marak terjadi dalam transaksi elektronik
sering terjadi dalam situs internet, ruang obrolan, iklan, dan email, yang
dimana para pelaku memiliki peran dalam menawarkan produk/ barang
kepada calon korban dimana produk/ barang tersebut sesungguhnya tidak
pernah ada, berkomunikasi dengan adanya sifat menjerumuskan korban
hingga menimbulkan kerugian dengan mengambil atau memindahkan
dana korban, aset, atau barang lainnya tanpa sepengetahuan korban ke
dalam penguasaan pelaku. 1
Makna di atas, mengartikan penipuan melalui media elektronik yang
terhubung ke jaringan internet memiliki pengertian yang hampir sama dengan
penipuan biasa namun penipuan dalam transaksi eletronik ini menggunakan
salah satu atau lebih komponen media dan komponen yang ada dalam internet
seperti situs, ruang obrolan dan email2. Undang-undang Nomor 11 Tahun
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik UndangUndang ITE belum
mengatur secara khusus tentang tindak penipuan melalui media eletronik
maka pasal yang secara khusus yang bisa digunakan ialah pasal 378 KUHP
dimana bisa disimpulkan bahwa siapapun dengan maksud menguntungkan
diri sendiri atau pihak lain dengan melawan hukum, dan juga mejerumuskan
1 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.
25 Agustus 2020 2 Budhijanto D. 2017. Revolusi Cyberlaw Indonesia Pembaharuan dan Revisi Undang undang
Informasi dan Transaksi Elektronik 2016. PT Refika Aditama.
59
orang lain untuk menyerahkan segala aset yang dimilikinya, dan
menghilangkan piutang akan dipidana penjara paling lama 4 tahun.
Hingga saat ini modus penipuan online juga semakin bertambah,
dengan banyaknya marketplace di Indonesia seperti Shopee, Tokopedia,
Jdi.id dan lain-lain yang menawarkan berbagai macam promo-promo gratis
ongkir,dikson 90%, vocher belanja, hingga cashback untuk menarik minat
konsumen, membuka peluang para pelaku tindak pidana penipuan online
untuk melancarkan aksinya. Saat ini Promo uang kembali atau cashback
tengah jadi primadona penggila belanja online. Seiring dengan
berkembangannya transaksi jual beli online, skema cashback kian hari juga
semakin populer. Banyak pelaku industri digital menawarkan cashback
untuk setiap pembelian barang atau jasa salah satunya Tokopedia.
Biasanya cashback yang diberikan Tokopedia dengan kisaran mulai dari
3% hingga 5% dari harga produk3. Bahkan disaat-saat tertentu seperti
perayaan hari jadi Tokopedia memberikan cashback besar-besaran Hal ini
tentunya memberikan banyak keuntungan terutama pada sisi konsumen.
Ada dua laporan kasus penipuan cashback yang terjadi di
Tokopedia yang masuk di Polda Jatim:
Pertama, kasus yang ditangani Polda Jatim pada Juli 2019. Empat
orang menjadi tersangka, antara lain S alias SHB (23) warga Blitar,
ZNH (32) warga Tulungagung, dan CDP (30) serta AR (41) warga
Malang. Menurut Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim AKBP
Arman Asmara, pelaku diduga melakukan pembelian kupon
(voucher) Indomaret dengan nominal Rp 1 juta dan dijual
3 Tokopedia . “Apa itu fitur cashback”. https://www.tokopedia.com/help/article/ diakses tanggal
11 Mei 2020 pukul 23.40
60
Rp1.010.000 di Tokopedia. Modus yang dilakukan pelaku dengan
berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Dengan menggunakan
akun yang dibuat sendiri, mereka melakukan transaksi palsu.
Tersangka S adalah pemilik dan pengguna akun Tokopedia dengan
nama “Mr Crab” yang berperan sebagai penjual bekerja sama dengan
tersangka lainnya CDP, ZNH, dan AR yang berperan sebagai
pembeli. Dari situ, S mendapatkan keuntungan 10 ribu, sedangkan
ketiga pelaku lainnya mendapatkan keuntungan cashback 10% dari
nilai voucher atau sebesar Rp 100 ribu. Aksi penipuan itu pun
terendus oleh Tokopedia dan akun Mr Crab akhirnya dibekukan dan
dilaporkan ke Polda Jatim. Polisi menyita sejumlah barang bukti
berupa buku rekening bank, handphone, dan laptop, lalu 940
lembar voucher Rp 50 ribu, 960 lembar voucher Rp 25 ribu, dan 100
lembar voucherRp 100 ribu.4
Kedua, terjadi pada Oktober 2019 juga ditangani oleh Polda Jatim.
Tiga tersangka asal Surabaya, yaitu Ramses Lawrenzo dan Hansel
Boedi Supriyanto warga Dukuh Pakis, serta Kenno Kent warga
Mulyorejo. Terungkap kerika Tim Siber Ditreskrimsus Polda Jatim
berpatroli siber di dunia maya dan mendapati sebuah grub WhatsApp
yang mencurigakan bernama “Chuanchuanchuan”. Wakil Direktur
Reskrimsus Polda Jatim, AKBP Arman Asmara, mengatakan,
kelompok ini berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Mereka
membuat order fiktif ke salah satu toko di Tokopedia yang dikelola
oleh salah satu pelaku. Paketan yang dibeli berupa kardus dibungkus,
tapi isinya kosong. Itu hanya sebagai syarat, agar data pengiriman bisa
terdata oleh sistem marketplace dan uang dari konsumen dapat
dicairkan. Tujuan mereka merekayasa pembelian untuk memperoleh
laba dari kembalian uang yang dipromokan oleh Tokopedia. Mereka
beraksi selama 5 bulan di Surabaya. Setiap kali transaksi, para pelaku
bisa meraup keuntungan mulai Rp 100—300.000. Polisi menyita uang
tunai sebesar Rp 32 juta.5
Kedua kasus di atas para pelaku penipuan dijerat Pasal 35
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE dengan ancaman 12
tahun penjara dan denda Rp 12 miliar.
Kalo masalah kasus Tokpedia masuknya ke LPB (laporan pihak
yang di rugikan yaitu Tokpedia) rata-rata kasus yang masuk ada
4 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.
25 Agustus 2020 5 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.
25 Agustus 2020
61
beberapa yang modusnya sama, Karena Polda tidak bisa langsung
menemukan kasus tersebut sendiri di lapangan melainkan adanya
laporan dari pihak yg di rugikan yang sebab yang tau kerugian
seperti akumulasi pembilian suatu akun yang tidak beres,
pemanipulasian rating dll yang dapat mendeteksi adalah pihak
Tokpedia sendiri. Tokpedia juga mempunyai SOP bahwa pihak
yang dapat menerima cashback adalah yang memenuhin
kententuan. Mungkin seperti ini : Saya punya akun tokopedia ,
berarti saya punya satu keberuntungan untuk mendapatkan
cashback, nhaa namun para pelaku kejahatan menyiasati hal
tersebut dengan membuat sebanyak banyaknya akun untuk
mendapatkan cashback dari tokopedia tersebut, Jadi mereka
memanipulasi datanya (itu ada pada pasal 35 ite). Untuk kasus
penipuan online Tokopedia yang pernah masuk ke kita (Polda
Jatim) itu sama sama di jerat dengan Pasal 378 KUHP dan 35
Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang ITE karena
modusnya sama mbak mereka memanipulasi data.6
Mekanisme Polda Jatim dalam penindakan terhadap kasus tindak
pidana penipuan online cashback di Tokopedia cenderung sama dengan SOP
penyidikan pada umumnya, namun untuk kasus penipuan online cashback di
Tokopedia ini masuknya ke LPB (laporan pihak yang di rugikan yaitu
Tokopedia) Karena polda tidak bisa langsung menemukan kasus tersebut
sendiri di lapangan melainkan adanya laporan dari pihak yg di rugikan sebab
yang mengetahui kerugian seperti akumulasi pembelian suatu akun yang
tidak beres, pemanipulasian rating dan lain-lain yang dapat mendeteksi adalah
pihak Tokpedia sendiri.
B. Penegakan Hukum Terhadap Kasus Tindakan Pidana Penipuan Online
Cashback Di Tokopedia Oleh Polda Jatim Dalam Hukum Pidana Positif
Indonesia.
6 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.
25 Agustus 2020
62
Dengan maraknya penipuan online berdampak pada penegakan
Hukum. Penegakan hukum dilaksanakan sesuai dengan sistem hukum yang
berlaku, yaitu melalui pemidanaan yang bertujuan untuk mencegah
dilakukannya tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi
pengayoman masyarakat; menyelesaikan konflik yang ditimbulkan tindak
pidana; memulihkan keseimbangan; mendatangkan rasa damai pada
masyarakat; memasyarakatkan dengan mengadakan pembinaan sehingga
menjadi orang baik dan membebaskan rasa bersalah pada terpidana.
Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan narasumber yaitu Ipda
Fatmawati Sianturi, S.H selaku Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jatim
memberikan pernyataan terkait dengan penegakan hukum pidana terhadap
tindak pidana penipuan bisnis online, yaitu sebagai berikut:
Menurut Ipda Fatmawati Sianturi, S.H proses penegakan hukum
sebagai pelaksanaan keputusan-keputusan pengadilan. Lalu dalam
pengertian yang tergolong sempit tersebut jelas mengandung
kelemahan, karena pelaksanaan perundang-undangan atau
keputusan pengadilan, bisa terjadi justru menganggu kedamaian
dalam pergaulan hidup masyarakat. Penegakan hukum
dilaksanakan sesuai dengan sistem hukum yang berlaku, yaitu
melalui pemidanaan yang bertujuan untuk mencegah dilakukannya
tindak pidana dengan menegakkan norma hukum demi
pengayoman masyarakat; menyelesaikan konflik yang ditimbulkan
tindak pidana; memulihkan keseimbangan; mendatangkan rasa
damai pada masyarakat; memasyarakatkan dengan mengadakan
pembinaan sehingga menjadi orang baik dan membebaskan rasa
bersalah pada terpidana. Tindak pidana online yang dilakukan
selama ini telah dilakukan secara global dan dilakukan dengan
mudah karena adanya perkembangan tekniologi yang semakin
maju maka berkembang pula modus kejahatan dalam
penyalahgunaan teknologi satu jenis tindak pidana di bidang cyber
adalah penipuan berupa bisnis online dalam internet.7
7 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi, S.H.
25 Agustus 2020
63
Menurut Soejono Soekanto penegakan hukum bukan semata-mata
berarti pelaksanaan perundang undangan. Walaupun dalam kenyataan
Indonesia kecenderungannya adalah demikian.Sehingga pengertian law
enforcement begitu populer. Bahkan ada kecenderungan untuk hukum
mengartikan penegakan sebagai keputusan pelaksanaan keputusan
pengadilan. Pengertian yang sempit ini jelas mengandung kelemahan, sebab
pelaksanaan peundang-undangan atau keputusan pengadilan, bisa terjadi
justru menganggu kedamaian pergaulan hidup dalam masyarakat.8
Machmud mengatakan bahwa “penegakan hukum berkaitan erat dengan
ketaatan bagi pemakai dan pelaksana peraturan perundangundangan, dalam
hal ini baik masyarakat maupun penyelenggara negara yaitu penegak
hukum”.9
Dari beberapa pendapat atau pernyataan sebelumnya dapat dipahami
bahwa penegakan hukum merupakan upaya yang bertujuan untuk
meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum dalam masyarakat. Hal
tersebut dapat dilakukan dengan menertibkan fungsi, tugas dan wewenang
lembaga-lembaga yang bertugas menegakkan hukum menurut proporsi ruang
lingkup masingmasing, serta didasarkan atas sistem kerjasama yang baik dan
mendukung tujuan yang hendak dicapai.
Kasus yang ditangani Polda Jatim pada Juli 2019. Empat orang
menjadi tersangka, antara lain S alias SHB (23) warga Blitar, ZNH (32)
8 Soerjono Soekanto. 1983.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum. Jakarta.
Rajawali. Hal.65 9 Shahrul Machmud. 2012. Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia. Yogyakarta. Graha Ilmu.
Hal. 132.
64
warga Tulungagung, dan CDP (30) serta AR (41) warga Malang. Menurut
Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim AKBP Arman Asmara, pelaku
diduga melakukan pembelian kupon (voucher) Indomaret dengan nominal Rp
1 juta dan dijual Rp1.010.000 di Tokopedia. Modus yang dilakukan pelaku
dengan berperan sebagai penjual sekaligus pembeli. Dengan menggunakan
akun yang dibuat sendiri, mereka melakukan transaksi palsu.10
Tersangka S adalah pemilik dan pengguna akun Tokopedia dengan
nama “Mr Crab” yang berperan sebagai penjual bekerja sama dengan
tersangka lainnya CDP, ZNH, dan AR yang berperan sebagai pembeli.
Dari situ, S mendapatkan keuntungan 10 ribu, sedangkan ketiga pelaku
lainnya mendapatkan keuntungan cashback 10% dari nilai voucher atau
sebesar Rp 100 ribu. Aksi penipuan itu pun terendus oleh Tokopedia dan
akun Mr Crab akhirnya dibekukan dan dilaporkan ke Polda Jatim. Polisi
menyita sejumlah barang bukti berupa buku rekening bank, handphone,
dan laptop, lalu 940 lembar voucher Rp 50 ribu, 960 lembar voucher Rp 25
ribu, dan 100 lembar voucherRp 100 ribu.11
Kedua, terjadi pada Oktober 2019 juga ditangani oleh Polda Jatim.
Tiga tersangka asal Surabaya, yaitu Ramses Lawrenzo dan Hansel Boedi
Supriyanto warga Dukuh Pakis, serta Kenno Kent warga Mulyorejo.
Terungkap kerika Tim Siber Ditreskrimsus Polda Jatim berpatroli siber di
dunia maya dan mendapati sebuah grub WhatsApp yang mencurigakan
bernama “Chuanchuanchuan”. Wakil Direktur Reskrimsus Polda Jatim,
AKBP Arman Asmara, mengatakan, kelompok ini berperan sebagai penjual
10 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020 11 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
65
sekaligus pembeli. Mereka membuat order fiktif ke salah satu toko di
Tokopedia yang dikelola oleh salah satu pelaku. Paketan yang dibeli berupa
kardus dibungkus, tapi isinya kosong. Itu hanya sebagai syarat, agar data
pengiriman bisa terdata oleh sistem marketplace dan uang dari konsumen
dapat dicairkan. Tujuan mereka merekayasa pembelian untuk memperoleh
laba dari kembalian uang yang dipromokan oleh Tokopedia. Mereka beraksi
selama 5 bulan di Surabaya. Setiap kali transaksi, para pelaku bisa meraup
keuntungan mulai Rp 100—300.000. Polisi menyita uang tunai sebesar Rp 32
juta. 12
Atas perbuatannya tersangka dijerat dengan Pasal 35 Jo Pasal 51 ayat
1 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11 Tahun 2008
Informasi dan Transaksi Elektronik. Dan. Undang – undang yang menjerat
entang praktik kejahatan ini dapat digolongkan sebagai penipuan yang
terdapat dalam Pasal 378 KUHP menguntungkan diri sendiri atau orang lain
dengan memakai nama palsu atau martabat palsu. Pasal 378 KUHP tersebut
berbunyi:
“Barang siapa dengan maksud hendak menguntungkan diri sendiri atau
orang lain dengan melawan hak, baik dengan memakai nama palsu atau
keadaan palsu, baik dengan akal dan tipu muslihat, maupun dengan
karangan perkataan-perkataan bohong, membujuk orang supaya
memberikan sesuatu barang, membuat utang atau menghapuskan piutang,
dihukum karena penipuan, dengan hukuman penjara selama-lamanya
empat tahun.”
Pasal 35 menyatakan:
12 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
66
Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap
seolah-olah data yang otentik.
Upaya penegakkan hukum, seperti halnya pada tindak pidana penipuan
online dapat ditempuh atau dilakukan dengan menggunakan sarana hukum
pidana (penal) maupun dengan menggunakan sarana pendekatan preventif
(non-penal) Pencegahan dan Penanggulangan Kejahatan (PPK). Hal tersebut
diwujudkan oleh Polda Jatim sebelum dilakukan tindak lebih lanjut.
a. Upaya Represif dan Preventif
Upaya penegakan tindak pidana penipuan online oleh Polda Jatim
dalam tindak pidana penipuan online upaya secara Represif dan Preventif .
Upaya ini di lakukan oleh Polda Jatim untuk menangani terkait kasus
tindak pidana penipuan yang berbasis online khususnya tindak pidana
penipuan online cashback di Tokopedia.
Setiap proses penyidikan itu SOP nya sama seperti menerima
laporan, melakukan Bap. Pertama kami tidak melakukan langsung
atas laporan polisi, karena rata rata kejahatan ite itu anymos (belum
tau siapa pelakunya) biasanya untuk mengurangi premin total Kita
melakukan dumas dulu atau pengaduan, seteah pelapor melakukan
pengaduan maka dilakukan proses siapa penyidik yang ditunjuk,
baru nanti di undang namanya BAI (berita acara introgasi), setelah
itu ditanyakan saksi-saksi kalo ada lalu melakukan pemeriksaan
saksi. Nha untuk Tokopedia karena dia perusahaan besar
mempunyai legal maka yang melakukan pelaporan adalah legalnya
yang sudah ditunjuk. Setelah sudah dilakukan penyedikandan
sudah tau siapa pelakunya baru di naikan ke laporan polisi. Setelah
naik kelaporan polisi maka dilakukan proses selanjutnya yaitu di
lakukan pilar untuk melakukan penangkapan lalu setelah itu kita
dapat tersangkanya dari hasil profiling tim, meakukan upaya paksa
penangkapan. Yang tentunya harus berdasarkan pendapat baa ahli
lalu untuk kejahatan ite macem macem tapi untuk penipuan onine
67
kita cuma perlu menggunakan ahli pidana dan ahli ite, setelah
sudah lengkap baru kita naik ke gelar penetapan tersangka, karena
seorang melakukan pelaporan kita tidak langsung periksa sebagai
tersangka jadi saksi dulu. Setelah itu baru dilakukan BAP kepada
tersangka lalu dilakukan pemrosesan sampai siap kita melakukan
tahap 1 ke kejaksaan.13
Penanganan kasus tindak pidana penipuan online cashback di
Tokopedia yang dilakukan Polda Jatim yaitu dengan cara melakukan sidik
dan lidik. Pada proses lidik itu sendiri seperti menerima laporan
pengaduan dari masyarakat kemudian dapat dilakukan penanganan lebih
lanjut oleh pihak Kanit Unit I subdit V siber. Sedangkan proses sidik
merupakan proses telah di terimanya laporan dari pengaduan dan dapat
dikoordinasikan guna memeriksa terhadap laporan korban apakah dapat di
lakukan pemeriksaan lebih lanjut atau tidak. Jika dapat dilakukan maka
pihak penyidik dapat terjun langsung ke lapangan guna dilakukan tindakan
penyelidikan yang sesuai aturan atau prosedur penyidik kepolisian pada
wilayah hukum Polda Jatim.
Adapun proses penyidikan perkara tindak pidana penipuan online
cashback di Tokopedia oleh Polda Jatim adalah sebagai berikut :
Laporan Polisi adalah laporan tertulis yang dibuat oleh petugas Polri
tentang adanya pemberitahuan yang disampaikan oleh seseorang karena
hak atau kewajiban berdasarkan undang-undang bahwa akan, sedang, atau
telah terjadi peristiwa pidana. Ketentuan tentang Laporan Polisi diatur
dalam Perkap 12 tahun 2009 tanggal 30 Oktober 2009 tentang pengawasan
13 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
68
dan pengendalian perkara pidana di lingkungan Kepolisian Negara
Republik Indonesia.
Pada kasus tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia
yang ditangani oleh Ditreskrimsus Polda Jatim. Melalui Legal nya
Tokopedia melakukan pelaporan kepada Polda Jatim, dimana terlapor
pemilik dan pengguna akun Tokopedia dengan nama “Mr Crab” yang
berperan sebagai penjual bekerja sama dengan tersangka lainnya CDP,
ZNH, dan AR yang berperan sebagai pembeli. Dari situ, S mendapatkan
keuntungan 10 ribu, sedangkan ketiga pelaku lainnya mendapatkan
keuntungan cashback 10% dari nilai voucher atau sebesar Rp 100 ribu.
Modus yang dilakukan pelaku dengan berperan sebagai penjual sekaligus
pembeli. Dengan menggunakan akun yang dibuat sendiri, mereka
melakukan transaksi palsu.
Untuk kepentingan penyidikan Ditreskrimsus Polda Jatim
mengeluarkan Surat Perintah Kepada Penyidik/penyidik pembantu yang
memuat perintah melaksanakan penyidikan tindak pidana dalam perkara
dugaan tindak pidana dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum
melakukan manipulasi, penciptaan, perubahan, penghilangan, pengrusakan
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dengan tujuan agar
Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik tersebut dianggap
seolah-olah data yang otentik. sebagaimana dimaksud dalam Pasal 35 Jo
Pasal 51 ayat 1 UU RI No 19 Tahun 2016 tentang perubahan UU No 11
Tahun 2008 Informasi dan Transaksi Elektronik.
69
Surat perintah tugas sekurang-kurangnya memuat dasar penugasan,
identitas petugas, jenis penugasan, lama waktu penugasan, dan pejabat
pemberi perintah.
Kegiatan penyidikan dilaksanakan secara bertahap meliputi:
penyelidikan, pengiriman SPDP, upaya paksa, pemeriksaan, gelar perkara,
penyelesaian berkas perkara, penyerahan berkas perkara ke penuntut
umum, penyerahan tersangka dan barang bukti dan penghentian
Penyidikan.
Dalam kasus tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia
dapat ditangani dengan upaya dimana pelaku diproses secara hukum
sebagaimana melewati proses-proses pemeriksaan yang tertera dalam
KUHAP dengan tujuan akhir yakni pemberian sanksi guna mendapatkan
efek jera hal tersebut dinamakan Upaya represif.
Upaya represif, lebih menekankan pada tindakan yang dilakukan
penegak hukum setelah terjadi suatu tindak pidana. Upaya represif
dilakukan dengan menindaklanjuti laporan terkait tindak pidana yang
termasuk pada penipuan online, kemudian memberikan sanksi hukum
yang tegas terhadap pelaku sesuai dengan pasal terkait guna
memberikan efek jera dan sesuai dengan rasa keadilan didalam
masyarakat. Upaya penanggulangan tindak pidana penipuan online
tercantum dalam Undang-undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang
perubahan atas Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik. Secara spesifik, upaya untuk penanggulangan
70
tindak pidana penipuan online diatur dalam Pasal 28 ayat (1) UU ITE,
yang menjelaskan “Setiap Orang yang dengan sengaja dan tanpa hak
menyebarkan berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan
kerugian konsumen dalam Transaksi Elektronik, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp
1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah)”14
Tergantung pasal yang di terapkan pada khasus Tokopedia (35 jo
51 ITE) terkait manipulasi data. Rata2 digunakan untuk mencari
sedikit selisih keutungan tapi dilihat dulu kali berapanya dia
membuat akun akun yg digunakan untuk memanipulasi data untuk
memperoleh keuntungan itu, kalo sanksi yang di dapat itu nanti
putusannya di pengadilan.15
Mengenai sanksi yang didapatkan oleh pelaku penipuan online
cashback di Tokopedia, sanksi pidana dan denda telah diatur dalam Pasal
378 KUHP dan Pasal 35 jo 51 ITE . Sanksi pidana ini juga bergantung
pada pasal yang dilanggar, kemudian bagaimana cara kepolisian dalam
menentukan pasal ini ditentukan dalam gelar internal yang sebelumnya
telah dijelaskan diatas.
Perlindungan hukum preventif, merupakan perlindungan yang
diberikan oleh Pemerintah dengan tujuan mencegah sebelum terjadinya
pelanggaran. Hal ini terdapat dalam peraturan perundang-undangan
dengan maksud untuk mencegah suatu pelanggaran serta memberikan
rambu-rambu atau batasan-batasan dalam melakukan suatu kewajiban. .
14 Hendy Sumadi, 2015, Kendala Dalam Menanggulangi Tindak Pidana Penipuan Transaksi
Elektronik Di Indonesia, Jurnal Wawasan Hukum, Vol. 33, No. 2, hlm 184 15 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
71
Pada dasarnya, Upaya preventif lebih menekankan pada
pencegahan sebelum terjadinya tindak pidana atau hal-hal
yang dilakukan sebelum terjadinya suatu tindak pidana.
Pencegahan dilakukan dengan sosialisasi kepada masyarakat
tentang berbagai bentuk penipuan yang sering terjadi di
lingkungan masyarakat terutama yang sering tergiur dengan
berbagai promo ataupun cashback di berbagai situs pembelanjaan
online seperti Tokopedia selain itu juga dapat dilakukan
pemberitaan melalui media dalam menyampaikan himbauan
kepada masyarakat terkait tentang tindakan penipuan jual beli
online yang semakin merebak terjadi di lingkungan masyarakat.
Himbauan tersebut disampaikan melalui postingan-postingan di
beberapa media social Polda Jatim yaitu diantaranya Instagram
Polda Jatim. Hal tersebut dilakukan agar masyarakat dapat lebih
waspada dan terhindar dari segala bentuk modus penipuan jual beli
online dan mengurangi meningkatnya tingkat kejahatan penipuan
jual beli online di Jawa Timur, dan juga koordinasi antar lembaga
dalam merumuskan rangka penegakan Undang-undang seperti
dilakukannya berbagai aksi sosial atau gerakan.16
Selain itu Pihak Kepolisian Daerah Jawa Timur sebagaimana
merupakan upaya penindakan menggunakan jalur pidana sebagai upaya
penanggulangan kejahatan, upaya preventif yang lebih mampu melakukan
penangan terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan penipuan
online cashback di Tokopedia
Bentuk implementasi penyidikan oleh Polda Jatim sebagai bentuk
tindakan preventif yaitu bekerjasama dengan berbagai ahli untuk
melakukan sosialisasi tentang cyber crime sebagai tindak pidana penipuan.
Polda Jatim melakukan kerjasama dengan ahli diberbagai bidang, seperti
ahli teknologi dan informasi khususnya Internet, ahli Komputer dan
penanganannya, dengan Internet Service Provider (ISP) atau penyedia jasa
internet, dengan penyidik negara lain untuk berbagi informasi dan alat
16 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
72
bukti dalam hal penyidikan tindak pidana bidang ITE dan sesuai dengan
Undang-undang ITE bekerjasama dengan antar instansi penegak hukum,
untuk menangani tindak pidana penipun online. Kerjasama bertujuan
untuk melakukan sosialisasi maupun dalam proses penemuan dan
penanganan alat bukti (bukti-bukti digital).
Upaya pihak kepolisan dalam melakukan upaya penanggulangan
preventif atau penanggulangan melalui jalur non-penal lebih mampu
melakukan penangan terhadap faktor-faktor penyebab terjadinya
kejahatan, tidak hanya akan menyembuhkan atau membina para terpidana
(penjahat) saja, tetapi penanggulangan kejahatan dilakukan juga dengan
upaya penyembuhan masyarakat. Dari kebijakan tersebut upaya
penanganan dengan melibatkan masyarakat dan pemerintah serta
kerjasama terfokus baik daerah maupun pusat tergambar jelas merupakan
bagian dan kunci penting guna memperkecil tingkat kejahatan, bila efektif
dan sinergis berjalan maka penanganan dan jumlah korban akan dapat
berkurang dan tertangani. Upaya preventif yang merupakan upaya
bagaimana kita melakukan suatu usaha yang positif, serta bagaimana kita
menciptakan suatu keadaan yang ekonomi, lingkungan, dan kultur
masyarakat yang sejahtera, juga bagaimana meningkatkan kesadaran dan
partisipasi masyarakat bahwa keamanan dan ketertiban merupakan
tanggung jawab.
Penegakan preventif adalah upaya yang dilakukan untuk menjaga
kemungkinan akan terjadinya tindak pidana, merupakan upaya
73
pencegahan, penangkalan, dan pengadilan sebelum tindak pidana itu
terjadi, maka sasaran utamanya adalah mengenai faktor kondusif antara
lain berpusat pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi sosial seara
langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan tindak pidana. Tujuan
utama dari upaya preventif adalah memperbaiki kondisi sosial tertentu.
Menurut teori ketiga dari Hoefnagels yaitu mempengaruhi pandangan
masyarakat mengenai tindak pidana dan pemidanaan lewat media massa
(influencing view on crimand punishment with mass media) merupakan
tindakan preventif, berupa pemberitahuan terhadap masyarakat melalui
media massa seperti media elektronik dan media cetak mengenai suatu
larangan, pelanggaran atau mengenai suatu tindak pidana. Upaya
penanggulangan yang dilakukan dengan upaya preventif yang bertujuan
untuk mencegah terjadinya tindak pidana yang timbul. Upaya ini meliputi
peningkatan kondisi tata ekonomi, sosial, politik, dan budaya yang
semakin meningkat.17 Kebijakan ini lebih bersifat tindakan
pencegahan sebelum terjadinya kejahatan. Barda Nawawi
menjelaskan bahwa untuk mencegah suatu tindak pidana kejahatan,
maka sasaran utamanya adalah menangani faktor-faktor kondusif
penyebab terjadinya kejahatan. Faktor-faktor itu antara lain, berpusat
pada masalah-masalah atau kondisi-kondisi sosial yang secara
17 Barda Nawawi Arief. 1996. Bunga Rampai Kebijakan Hukum Pidana. Bandung. Penerbit: PT.
Citra Aditya Bakti. Hal 40.
74
langsung atau tidak langsung dapat menimbulkan atau menumbuhkan
kejahatan.18
C. Bagaimana kendala yang dihadapi Polda Jawa Timur dalam penegakan
tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia?
Menurut seorjono soekanto dengan teori efektivitas hukum ada lima
faktor yang mempengaruhi keberhasilan penegakan hukum yakni faktor
hukum, faktor penegak hukum, faktor sarana dan prasarana, faktor
masyarakat dan faktor kebudayaan.
Kendala-kendala yang ditemui Polda Jawa Timur dalam penegakan
tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia adalah sebagai berikut :
1) Kendala Internal
a. Faktor sarana atau fasilitas
Faktor sarana atau fasilitas, yang mendukung dapat
mempermudah aparat penyidik dalam mengungkap tindak pidana
penipuan online cashback di Tokopedia (pengolahan alat bukti/ data
elektronik). Sarana atau fasilitas tersebut antara lain, mencakup tenaga
manusia yang berpendidikan dan trampil, organisasi yang baik,
peralatan yang memadai, keuangan yang cukup, fasilitas umum yang
memudahkan dan seterusnya. Jika hal-hal itu tidak tepenuhi, maka
mustahil penegakan hukum akan mencapai tujuannya19.
Insyaallah gak terlalu banyak kendala juga, karena kita kan
sudah banyak tempat tempat koordinaasi untuk melakukan
18 Barda Nawawi Arief, 2007, Tindak Pidana Mayantara (Perkembangan Kajian Cyber Crime
di Indonesia). Jakarta: Grafindo, hlm. 46 19 Soerjono Soekamto,Loc.cit, hal. 37
75
proviling nya apalagi untuk data yang dari Tokopedia itu
akurat dan lengkap.20
Terbatasnya jumlah personil tenaga ahli antara Negara
Indonesia dan china sangatlah berbeda jauh dalam jumlah
personilnya. Lebih ironis lagi laporan tingkat kejahatan siber di
Indoensia semakin meningkat, dengan keterbatasan personil dan
tenaga ahli di pihak kepolisisan Indonesia maka penyelesaian kasus
tersebut tidak bisa diselesaikan dengan cepat. Akibatnya dirasakan
langsung oleh pihak korban atau kejahatan siber. Kualitas fasilitas
teknologi informasi di Indonesia memang sudah cukup baik, namun
tidak sebanding dengan jaminan keamanan oleh para pengguna.
Keterbatasan tenaga ahli pada pihak kepolisian memang merupakan
faktor yang sangat besar, dengan jumlah anggota ahli yang terbatas ini
pengungkapan dan penyidikan kasus kejahatan dunia maya tidak bisa
diselesaikan dengan waktu yang cepat, sehingga akan membuat para
pelaku lebih leluasa dalam beraksi. 21
b. Upaya dalam menghadapi kedala Internal yang ada
Pengupayaan yang dilakukan oleh penyidik Polda Jawa Timur
adalah dapat mengoptimalkan antara pihak penyidik dengan pihak
perbankan, dalam membantu proses pembuktian yang di lakukan oleh
pelaku tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia,
20 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020 21 Barda Nawawi Arief. 2007. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan Hukum Pidana dalam
Penaggulangan Kejahatan, Jakarta. Kencana. hlm. 237
76
sehingga dalam hal ini penyidik dapat dengan mudah mendapatkan
sesuatu yang mereka inginkan yang sesuai kebutuhan yang ada pada
pelaku walau ijin sampai pemblokiran saja, karena Bank pun harus
tetap menjaga kerahasiaan bank yang berdasarkan aturan pada pasal 1
ayat (28) Undang-undang No. 10 Tahun 1998 Tentang Perbankan. Ijin
pemblokiran ini dilakukan secara tertulis dari pihak penyidik kepada
pihak Bank. Perbuatan ini dilakukan demi mendapatkan bukti yang
konkrit dari pelaku.
“Upaya untuk mengatasi hambatan peraturan
perundang-undangan yang berbenturan dengan kepentingan
penyelidikan, polisi mencari bukti selain dari bank dan
membuat MoU yang merupakan surat perjanjian atau
kerjasama lintas instansi seperti dengan pihak bank.
Berdasarkan aturan pada pasal 1 ayat (28) Undang-undang No.
10 Tahun 1998 Tentang Perbankan bank juga harus teteap
menjaga kerahasiaan nya, sehingga dengan tanpa adanya MoU
akan sulit untuk kerjasama dengan pihak bank maupun dengan
pihak lain. Upaya mengatasi hambatan peraturan perundang-
undangan yang berbenturan dengan kepentingan penyelidikan
dengan membuat MoU pun terhambat karena pada
kenyataannya adanya MoU yang merupakan surat perjanjian
atau kerjasama lintas instansi seperti dengan pihak bank,
belum ditaati oleh pihak bank dengan alasan melindungi
kerahasiaan nasabah.”22
Faktor sarana dan prasarana dapat dikatakan sebagai tulang
punggung penegak hukum terhadap tindak pidana cybercrime. Sebab
eksistensinya merupakan penopang keberhasilan untuk menemukan
suatu kebenaran materil. Oleh karena itu jalinan kerja sama harmonis
antara lembaga penegak hukum dengan beberapa pakar spesialis
22 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
77
dibidangnya seperti ahli forensik, fakar telematika serta dana
operasional yang menandai adalah merupakan faktor pendukung guna
mengadili dan memidana atau pun mempersempit ruang gerak pelaku
tindak pidana cybercrime khususnya tindak pidana penipuan online
2) Kendala Eksternal
a. Faktor Hukum
Hukum mengatur masyarakat secara patut dan bermanfaat
dengan menetapkan apa yang diharuskan ataupun yang dibolehkan
dan sebaliknya. Hukum dapat mengkualifikasikan sesuatu perbuatan
sesuai dengan hukum atau mengkualifikasikannya sebagai melawan
hukum. Yang dimaksud dengan hukum adalah segala sesuatu yang
menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa, yaitu apabila dilanggar akan mendapatkan sanksi yang
tegas dan nyata. Hukum adalah suatu peraturan tertulis yang dibuat
oleh yang berwenang yang bersifat memaksa guna dapat mengatur
kehidupan yang damai ditengah masyarakat.
Meskipun eksistensi pengaturan tindak pidana cybercrime
tidak hanya dalam undang-undang No 11 Tahun 2008 tentang
Informasi dan Transaksi Elektronik, tetapi juga terdapat didalam
Undang-undang khusus lainnya di luar KUHP, namun masih terdapat
bentuk bentuk tindak pidana cybercrime yang belum mendapatkan
pengaturan, khususnya yang menyangkut penyalahgunaan teknologi
seperti khasus penipuan cashback di Tokopedia . Salah satu asas
78
dalam hukum pidana menentukan bahwa tiada perbuatan yang dapat
dihukum pidana dan diancam dengan pidana jikalau hal itu terlebih
dahulu belum dinyatakan dalam suatu aturan perundang undangan
(asas legalitas).
Jika melihat faktor hukum yang ada, saat ini para aparat
penegak hukum memang menggunakan KUHP, KUHAP, UU
ITE dan UU terkait lainnya sebagai dasar hukum dalam
menjerat para pelaku penipuan berbasis e-commerce, namun
dalam implementasinya dengan banyaknya pasal yang ada
diterapkan kepada pelaku mengakibatkan banyak terjadi
multitafsir bagi aparat penegak hukum sehingga dalam
implementasinya diperlukan satu pasal yang khusus mengatur
tindak pidana penipuan berbasis e-commerce yang dapat
dimasukkan ke dalam Undang-Undang ITE.23
Sebagai contoh dalam Pasal 28 Ayat (1) UU ITE menyatakan
bahwa “Setiap Orang dengan sengaja, dan tanpa hak menyebarkan
berita bohong dan menyesatkan yang mengakibatkan kerugian
konsumen dalam Transaksi Elektronik.” Sementara Pasal 378 KUHP
menyatakan bahwa “Barang siapa dengan maksud untuk
menguntungkan diri sendiri atau orang lain secara melawan hukum,
dengan memakai nama palsu atau martabat palsu, dengan tipu
muslihat, ataupun rangkaian kebohongan, menggerakkan orang lain
untuk menyerahkan barang sesuatu kepadanya, atau supaya memberi
utang maupun menghapuskanpiutang, diancam karenapenipuan
dengan pidana penjara paling lama empat tahun”.
23 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
79
Dari rumusan-rumusan Pasal 28 Ayat (1) UU ITE dan Pasal 378
KUHPidana tersebut, dapat kita ketahui bahwa keduanya mengatur
hal yang berbeda. Pasal 378 KUHPidana mengatur penipuan,
sementara Pasal 28 Ayat (1) UU ITE mengatur mengenai berita
bohong yang menyebabkan kerugian konsumen dalam transaksi
elektronik. Tapi, rumusan Pasal 28 Ayat (1) UU ITE tidak
mensyaratkan adanya
Maka pengaturan atas tindak pidana cybercrime yang masih
belum terakomodir dalam perundang undangan dimaksud sifatnya
cukup penting. Menurut Muladi bahwa secara oprasional perundang-
undangan pidana mempunyai kedudukan strategis terhadap sistem
peradilan pidana. Sebab hal tersebut memberikan defenisi tentang
perbuatan-perbuatan yang dirumuskan sebagai tindak pidana.
Mengendalikan usaha-usaha pemerintah untuk memberantas kejahatan
dan memidana sipelaku, memberikan batasan tentang pidana yang
dapat diterapkan untuk setiap kejahatan . dengan perkataan lain
perundang-undangan pidana yang menciptakan legislated environment
yang mengatur segala prosedur dan tata cara yang harus dipatuhi
didalam berbagai perangkat sistem peradilan pidana24
b. Faktor Masyarakat
Penegakan hukum berasal dari masyarakat, dan
bertujuan untuk mencapai kedamaian dalam masyarakat. Oleh
karena itu, dipandang dari sudut tertentu, maka masyarakat
dapat mempengaruhi penegakan hukum tersebut. dan
24 Muladi,1995,Kapita Selekta Peradilan Pidana. Semarang. Badan Penerbit UNDIP. Hal. 23.
80
bertujuan untuk mencapai kedamaian masyarakat, karena
dapat mempengaruhi penegakan hukum itu sendiri.25
Persoalan penegakan hukum terhadap tindak pidana penipuan
online ini merupakan suatu persoalan yang sangat rumit. Masyarakat
atau konsumen tidak menyadari bahwa dirinya menjadi korban dari
kejahatan atau bahkan menjadi pelaku tindak pidana penipuan itu
sendiri.
Tidak kalah penting dengan faktor faktor yang lain, faktor
budaya hukum masyarakat ini juga memiliki pengaruh dan
memainkan peranan penting dalam proses penegakan hukum terhadap
tindak pidana cybercrime. Pluralisme budaya hukum ditengah
masyarakat merupakan fenomena yang unik dan mengandung resiko
yang potensial, sehingga sering kali menempatkan posisi dan profesi
aparat penegak hukum kedalam kondisi dilematis yang pada
gilirannya dapat menimbulkan ambivalensi dalam pelaksaanan
peranan aktualnya.
c. Faktor Kebudayaan
Sebagai suatu sistem, maka hukum mencakup struktur,
substansi dan kebudayaan. Struktur mencakup wadah ataupun bentuk
dari system tersebut yang umpamanya mencakup tatanan lembaga-
lembaga hukum formal, hubungan antara lembaga-lembaga tersebut,
hak-hak dan kewajiban dan seterusnya. Substansi mencakup isi norma
25 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
81
hukum beserta perumusannya maupun acara untuk menegakkannya
yang berlaku bagi pelaksana hukum maupun pencari keadilan.
Kebudayaan (sistem) hukum pada dasarnya mencakup nilai-nilai
mana merupakan konsepsi-konsepsi abstrak mengenai apa yang
dianggap baik (sehingga dianut) dan apa yang dianggap buruk
(sehingga dihindari)26.
d. Faktor teknologi
Dalam penegakan penipuan tindak pidana penipuan
online cashback di Tokopedia ini kami tidak mendapat kendala
yang sulit yang diakibatkan oleh kemajuan teknologi ya mbak,
karena kasus ini bukan kasus yang terlalu ekstrim seperti
peretasan server tokopedia atau pembobolan data pengguna.27
Menegenai kemajuan Teknologi khususnya Teknologi Informasi
yang ada saat ini. Kemajuan teknologi mempengaruhi dalam
menemukan alat bukti khususnya mengenai data elektronik dalam
pembuktian tindak pidana penipuan online cashback di Tokopedia.
e. Upaya dalam menghadapi kedala Eksternal yang ada
(1) Membantu Dalam Penyempurnaan Ketentuan Hukum (Undang-
undang)
Melakukan kerjasama dengan berbagai ahli di bidang-bidang,
seperti ahli teknologi dan informasi khususnya Internet, ahli
Komputer dan penanganannya, dengan Internet Service
Provider (ISP) atau penyedia jasa internet, dengan penyidik
26 Soerjono Soekanto. Sosiologi: Suatu Pengantar. Op.cit, hal 59. 27 Wawancara dengan Panit Unit I Subdit V Siber Polda Jawa Timur. Ipda Fatmawati Sianturi,
S.H. 25 Agustus 2020
82
negara lain untuk berbagi informasi dan alat bukti dalam hal
penyidikan tindak pidana bidang ITE yang bertujuan untuk
terciptanya hukum cyber yang sempurna.
Menjalin kerjasama dengan Negara lain, untuk berbagi
informasi dan alat bukti dalam hal penyidikan tindak pidana
bidang Informasi dan Transaksi Elektronik.
(2) Sosialisasi dan Pelatihan Untuk Masyarakat, diharapkan agar
masyarakat lebih memahami pentingnya mengetahui tindak
kejahatan cyber crime diberbagai bidang. Dengan demikian
masyarakat dapat membantu kinerja kepolisian dalam hal
memberikan informasi apabila ada kejahatan terkait disekitar
mereka dan masyarakat tidak enggan melaporkan kasus tindak
pidana cyber crime yang dialaminya.