bab iii gambaran umum dan internalisasi nilai...

24
39 BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK ISLAM TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA KELAS III MAN KENDAL A. Gambaran Umum 1. Visi dan Misi Pengembangan MAN Kendal Visi : Mewujudkan MAN model yang menghasilkan keluaran yang unggul, baik intelektual maupun moral dan terpakai di masyarakat. Misi : 1. Mengajarkan materi agama dan akhlakul karimah. 2. Mengajarkan pengetahuan umum IPA, IPS dan Bahasa. 3. Mengajarkan keterampilan yang dapat menciptakan lapangan kerja sendiri di masyarakat. 4. Memberikan yang mempunyai daya saing tinggi di bursa tenaga kerja di dalam atau di luar negeri. Tujuan : 1. Menghasilkan output yang memiliki akhlakul mahmudah, berilmu, beriman dan ikhlash. 2. Mengupayakan peserta didik yang memiliki tingkat keberhasilan ilmiah yang tinggi baik regional maupun nasional. 3. Menumbuh kembangkan secara optimal bakat dan keterampilan yang dimiliki peserta didik 4. Menjadikan pusat keunggulan sehingga tercipta persaingan yang sehat dan mandiri. 1 2. Sejarah Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Kendal diawali dengan terbitnya SK Menteri (K.H. Moch. Dahlan) nomor 14 tahun 1960 tanggal 4 Februari 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah Persiapan IAIN AL- 1 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Upload: phungtuong

Post on 15-Feb-2018

217 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

39

BAB III

GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI-NILAI AKHLAK

ISLAM

TERHADAP TINGKAH LAKU SISWA KELAS III MAN KENDAL

A. Gambaran Umum

1. Visi dan Misi Pengembangan MAN Kendal

Visi : Mewujudkan MAN model yang menghasilkan keluaran yang

unggul, baik intelektual maupun moral dan terpakai di

masyarakat.

Misi : 1. Mengajarkan materi agama dan akhlakul karimah.

2. Mengajarkan pengetahuan umum IPA, IPS dan Bahasa.

3. Mengajarkan keterampilan yang dapat menciptakan lapangan

kerja sendiri di masyarakat.

4. Memberikan yang mempunyai daya saing tinggi di bursa

tenaga kerja di dalam atau di luar negeri.

Tujuan : 1. Menghasilkan output yang memiliki akhlakul mahmudah,

berilmu, beriman dan ikhlash.

2. Mengupayakan peserta didik yang memiliki tingkat

keberhasilan ilmiah yang tinggi baik regional maupun

nasional.

3. Menumbuh kembangkan secara optimal bakat dan

keterampilan yang dimiliki peserta didik

4. Menjadikan pusat keunggulan sehingga tercipta persaingan

yang sehat dan mandiri.1

2. Sejarah

Berdirinya Madrasah Aliyah Negeri Kendal diawali dengan terbitnya

SK Menteri (K.H. Moch. Dahlan) nomor 14 tahun 1960 tanggal 4 Februari

1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah Persiapan IAIN AL-

1 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

40

Jami`ah di Kendal yang di ketuai oleh K.H.A. Abdulchamid, sekretaris K.

Achmad Selamet dengan susunan pelindung Muspida Kabupaten Kendal.

Diikuti dengan SK Menteri Agama (K.H. Moch. Dahlan) nomor 153 tahun

1969 tanggal 8 Nopember tahun 1969, tentang perubahan status Sekolah

Persiapan IAIN Kendal menjadi Sekolah Persiapan Negeri IAIN Al-Djami`ah

di bawah pembinaan IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Melalui SK Menteri Agama (H.A. Mukti Ali) nomor 38 tahun 1974

tanggal 21 mei tahun 1974, pembinaan Sekolah Persiapan IAIN AL- Djami`ah

Kendal di alihkan dari IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta kepada IAIN

Walisongo Semarang. Sejak tanggal 16 Maret 1978 SPN IAIN AL-Djami`ah

Kendal berubah fungsi menjadi Madrasah Aliyah Negeri Kendal, yang

diperkuat dengan turunnya SK Menteri agama (H.A. Mukti Ali) nomor 17

tahun 1978 tentang Susunan Organisasi dan tata kerja Madrasah Aliyah

Negeri.

Madrasah ini sejak 1989 merupakan satu-satunya MAN di Jawa

Tengah yang ditunjuk menjadi pengelola Workshop Keterampilan melalui

proyek UNDP. Bidang keterampilan yang dikelola meliputi Keterampilan

Elektronika, Tata Busana, Otomotif Motor dan Otomotif Mobil. Masing-

masing bidang keterampilan ini dilaksanakan dalam dua proses pembelajaran,

yaitu intrakurikuler dan ekstrakurikuler, dengan kualifikasi semi-skil worker

atas dasar kerja sama dengan Balai Latihan Kerja Industri Semarang.

Di samping hal di atas, berdasarkan surat keputusan Direktur

Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama tanggal

20 februari 1998 nomor F.IV/PP.00.6/KEP/17.A/98 Madrasah Aliyah Negeri

Kendal ditetapkan sebagai satu di antara Madrasah Aliyah Negeri Model

(percontohan) di Jawa Tengah, selain MAN Magelang.2

3. Struktur Organisasi

Yang dimaksud dengan struktur organisasi dalam hal ini merupakan

susunan yang menunjukkan hubungan hirarki antara seorang kelompok satu

2 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

41

dengan lainnya dan mempunyai hubungan kerja sama atas kewajiban dan

tanggung jawab guna mencapai suatu tujuan yang telah di tetapkan. Adapun

struktur organisasi MAN Kendal penulis lampirkan dalam bagian lampiran-

lampiran.

4. Letak Geografis

Madrasah Aliyah Negeri Kendal merupakan satu-satunya madrasah

aliyah negeri yang ada di Kabupaten Kendal. Letak Madrasah ini di jalan raya

barat kelurahan Bugangin Kecamatan Kota Kendal, Kabupaten Kendal.

Lokasinya terbagi menjadi dua bagian, yaitu utara dan selatan, dipisahkan oleh

perumahan penduduk dan persawahan sepanjang lebih kurang 300 meter.3

5. Keadaan guru, Karyawan Dan Siswa

a. Guru

Guru MAN Kendal keseluruhannya dapat dilihat dalam tabel

berikut.4

Tabel. 1

Keadaan Guru Menurut Golongan

No Golongan Jumlah

1 PNS 60

2 Guru tidak tetap 12

3 Guru bantu/kontrak 4

jumlah 76

b. Karyawan

Karyawan MAN Kendal dapat dilihat dalam tabel berikut.5

3 Dokumentasi dan observasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 4 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 5 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

42

Tabel. 2

Keadaan karyawan menurut golongan

No Golongan

Jumlah

1 PNS 15

2 Pegawai tidak tetap

7

Jumlah 22

c. Siswa

Animo masyarakat yang mempercayakan pendidikan putra-putrinya

di MAN Kendal semakin tahun mengalami kenaikan yang sangat

membanggakan.

Pada tahun 2004 / 2005

1) Telah terdaftar sebanyak 728 siswa terdiri dari 332 siswa asal SLTP dan

396 siswa asal MTs.

2) Siswa yang lulus seleksi dan di terima sebanyak 432 siswa dengan

perincian sebagaimana tabel berikut:6

Tabel. 3

Jumlah siswa lulus seleksi dan asal sekolah

Pada tahun 2004/2005

Asal

Sekolah

L

P

Jumlah

MTs

115

120

235

SLTP

103

94

197

Jumlah

218

214

432

6 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

43

3) Jumlah keseluruhan siswa dan lokalnya sebagaimana terlihat dalam tabel

berikut.7

Tabel. 4

Jumlah keseluruhan siswa bedasarkan

kelas dan lokal

No Kelas Lokal Jumlah

1 I 9 432

2 II 9 425

3 III 9 415

Jumlah 27 1.272

Jumlah tersebut, yaitu 1.272, 631 diantaranya siswa dan 641 siswi.

Lokal kelas III, terdiri dari 4 lokal IPA, 4 lokal IPS dan 1 lokal Bahasa.8

6. Sarana Dan Prasarana

Keadaan sarana dan prasarana MAN Kendal terbagi dalam dua

lokasi, yaitu MAN Kendal selatan dan MAN Kendal utara sebagai berikut:9

a. Luas tanah m²

1) MAN Kendal Selatan : + 5.493 m² (hak milik)

2) MAN Kendal Utara : + 10.500 m² (hak guna bangunan)

b. Luas Bangunan

1) RKB : 29 lokal (9 x 8) m²

2) Perpustakaan : 2 lokal (13 x 8) m² dan (9 x 8) m²

3) Laborat IPA : 2 lokal @(12 x 8) m²

4) Laborat Bahasa : 2 lokal (9 x 8) m² dan (13 x 8) m²

5) Komputer : 1 lokal (13 x 8) m²

6) Gudang : 2 lokal @ (5 x 8) m²

7) Workshop : 4 lokal @ (12 x 10)m²

7 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 8 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 9 Dokumentasi dan observasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

44

8) PSBB : 1 unit 2 lantai

9) Musholla : 3 lokal @ (3 x 5) m²

10) Ruang BP : 2 lokal (3 x 4) m²

11) Ruang Kantin Pembayaran : 2 lokal @ (4 x 9) m²

12) Ruang UKS : 2 lokal @ (3 x 4) m²

13) Ruang Toilet/WC : 22 lokal @ (2 x 2) m²

14) Ruang OSIS : 1 lokal (6 x 4) m²

15) Ruang Kantor Guru : 2 lokal (15 x 9) m² dan (15 x 8) m²

16) Ruang Kantor TU / Kepala : 1 lokal (13 x 8) m²

b. Jumlah Meubeler

1) Kursi Siswa : 1.272 buah

2) Meja Siswa : 636 buah

3) Kursi Guru : 98 buah

4) Kursi TU : 20 buah

5) Meja TU : 20 buah

B. Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap Tingkah laku Siswa

Kelas III Di MAN Kendal

1. Tahapan Dalam Proses Internalisasi nilai-Nilai Akhlak Islam Terhadap

Tingkah Laku Siswa Dan Upaya-Upaya Yang Dilakukan

a. Tahap Pengenalan Dan Pemahaman

Untuk memberikan pengenalan dan pemahaman kepada peserta didik

terhadap materi nilai-nilai akhlak dalam Islam dan menjadikan peserta didik

dapat menghargai pentingnya suatu nilai bagi dirinya, di MAN Kendal

dilakukan lewat proses belajar mengajar di kelas.

Tambahan jam pelajaran di kelas untuk siswa kelas III dengan materi

husus yang telah disusun dalam sebuah buku oleh salah satu guru di MAN

Kendal,10 guru tersebut adalah Bapak Sunardi, dengan judul Studi Akhlak

Komprehensif; Tinjauan Kritis Terhadap Akhlak Pribadi Dan Akhlak

Publik.

10 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

45

Buku tersebut merupakan salah satu realisasi dari upaya-upaya dalam

membentuk siswa yang islami qurani dan sunni. Demikian ungkapan Kepala

MAN Kendal.11 Sebenarnya telah disusun juga sebelumnya sebuah buku

dengan penyusun yang sama yaitu Aktualisasi Ajaran Islam Dalam

Kehidupan Sehari-Hari; Studi Islam Komprehensif, namun buku ini tidak

digunakan sebagai materi dalam pengajaran dikelas sebagai penambahan

jam pelajaran, karena memang saat itu belum ada program penambahan jam

pelajaran untuk kelas III.

Adapun materi yang dimuat dalam buku Studi Akhlak Komprehensif;

Tinjauan Kritis Terhadap Akhlak Pribadi dan Akhlak Publik tersebut terdiri

dari:12

1) Pendahuluan, yang memuat pengertian akhlaq, sumber akhlaq, ruang

lingkup akhlaq, posisi akhlaq dalam keseluruhan ajaran Islam dan

karakteristik akhlaq.

2) Akhlak Terhadap Allah, meliputi taqwa kepada Allah, cinta kepada

Allah, syukur, muroqobah dan muhasabah dan taibat.

3) Akhlak Terhadap Rasulullah, meliputi mencintai dan memuliakan Rasul,

mengikuti dan mentaati Rosul dan mengucapkan solawat dan salam.

4) Akhlak Pribadi, meliputi jujur, amanah istikomah, iffah, mujahadah,

sajaah, tawaduk, hayak, sabar dan al-afwu.

5) Akhlak bermasyarakat, meliputi tata cara bertamu dan menerima tamu,

berhubungan dengan tetangga, berhubungan dengan masyarakat,

pergaulan pria dan wanita, mengucapkan dan menjawab salam, khplwat

dan tata cara membina ukhuwah Islamiyah.

6) Akhlak bernegara, meliputi tata cara bermusyawarah, menegakkan

keadilan, amar makruf nahi munkar dan hubungan baik pemimpin dan

yang dipimpin.

Materi dalam buku Studi Akhlak Komprehensif; Tinjauan Kritis

Terhadap Akhlak Pribadi dan Akhlak Publik tersebut diajarkan beralokasi

11 Sunardi, Studi Akhlaq Komprehensif (tinjauan Kritis Terhadap Akhlaq Pribadi Dan Akhlaq Publik), Kendal: PAI Development centre MAN Kendal. 2004) hlm. Ii.

12 Ibid.

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

46

waktu satu jam pelajaran dalam satu minggu dan dinamai pelajaran Aplikasi

Agama.13

Adapun proses belajar mengajar di kelas tidak jauh berbeda dengan

mata pelajaran-mata pelajaran lain, hanya pada mata pelajaran aplikasi

agama yang materinya telah disusun dalam satu buku dan disajikan secara

sistematis itu, waktu yang ada lebih banyak digunakan dengan strategi

melalui pendekatan, metode dan teknik yang mampu menggugah kesadaran

siswa untuk mengambil materi-materi yang dibahas guna dimanfaatkan

dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran mata pelajaran aplikasi agama ini siswa berusaha

disentuh diajak untuk memikirkan fenomena-fenomena yang terjadi atau

pengalaman-pengalaman, diajak untuk mengidentifikasi masalah-masalah

yang ada dalam masyarakat kemudian diajak untuk memecahkan masalah

tersebut. Dalam pemecahan masalah ini diusahakan sedapat mungkin dari

pihak siswa yang memberikan pemecahan, sehingga anak atau siswa

memiliki gambaran aku arep melaku nganggo coro koyok iki14 (saya akan

berjalan dengan cara-cara sepeti ini)

Untuk mencapai usaha di atas, digunakan beberapa metode yang

digunakan secara variatif diantaranya metode ceramah, tanya jawab dan

diskusi. Metode ceramah, disampaikan materi nilai-nilai akhlak Islam

dengan materi yang berupa akhlak sesuai pembahasan. Materi yang dibahas

dikaitkan dengan pengalaman-pengalaman, pengetahuan siswa, fakta, atau

fenomena-fenomena yang muncul.

Sedangkan tahap tanya jawab, siswa diberikan kesempatan untuk

mengajukan pertanyaan yang nantinya jawaban dilemparkan kepada siswa

dikelas sebelum ahirnya mendapat penjelasan dari jawaban tersebut oleh

guru. Sedangkan pertanyaan-pertanyaan untuk siswa dari guru tersebut

bersifat subjektif. Pertanyaan-pertanyaan tersebut telah dikaitkan dengan

pengalaman-pengalaman atau fakta-fakta yang ada.

13 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 14 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

47

Sedangkan diskusi sebelumnya telah didahului dengan penugasan

terhadap siswa yang berupa penelitian terhadap fenomena-fenomena

dilingkungan masyarakat sekitar masing-masing siswa. Seperti pemuda yang

nongkrong diwaktu maghrib, bagaimana peserta jamaah di masjid dan

pengajaran ibu-ibu.

Motivasi keagamaan, selalu mendapatkan perhatian dari guru

sehingga siswa sering medapatkan penekanan adalah mengenai motifasi

agama dengan tujuan agar perilaku siswa lebih banyak dimotifasi dari ajaran

agama Islam. Sehingga mampu terjadi penyeleksian terhadap pilihan

perilaku mana yang akan diambil dan mana yang harus ditinggalkan.15

Pendidikan agama Islam, termasuk pelajaran aplikasi agama ini

merupakan salah satu dari tahapan atau bagian yang harus dilalui dalam

proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam.

Selain proses belajar mengajar dalam pelajaran Aplikasi Agama

tersebut, upaya pengenalan dan pemahaman serta menjadikan peserta didik

menghargai pentingnya suatu nilai bagi peserta didik sendiri, dilakukan pula

dalam proses belajar mengajar dikelas untuk mata pelajaran-mata pelajaran

agama, karena memang dalam mata pelajaran Agama materi-materi yang

terdapat didalamnya sarat akan nilai-nilai.

b. Tahap Penerimaan

Tahap ini, yaitu siswa bukan hanya memahami dan menghargai

pentingnya suatu nilai, tetapi menerima dan menjadikannya sebagai

kerangka acuan dalam perbuatan, cita-cita dan pandangannya.

Untuk dapat sampai pada tahap penerimaan ini diperlukan

pengembangan situasi lingkungan sekolah. Lingkungan kelas III di MAN

Kendal (MAN Kendal selatan), baik lingkungan sosial maupun lingkungan

fisik, semuanya merupakan hasil dari terbentuknya sebuah keterpaduan dari

dikembangnya aspek-aspek yang memiliki peran penting dalam penciptaan

lingkungan sekolah.

15 Observasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas IPA 4 dan wawancara dengan Bp.

Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

48

Aspek-aspek yang dikembangkan tersebut, merupakan upaya yang

dilakukan di luar jam pelajaran dengan tujuan memberikan pengalaman-

pengalaman kepada siswa, supaya siswa dapat merasakan dari

dilaksanakannya suatu nilai, supaya siswa menjadi terbiasa dengan nilai-

nilai tertentu dan lain-lain.16

Adapun aspek-aspek tersebut yakni kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler keagamaan, lingkungan, keteladanan dan pembiasaan.

Mengingat pentingnya aspek-aspek tersebut dalam internalisasi nilai-nilai

akhlak Islam, masing-masing dari aspek-aspek tersebut penulis letakkan

pembahasannya dalam bagian yang membahas tentang aspek-aspek yang

perlu dikembangkan dalam internalisasi nilai-nilai akhlak Islam.

c. Tahap Pengintegrasian

Kalau pada tahap penerimaan di atas, pelajar belum menjadikan nilai

sebagai bagian terpadu dari sistem kepribadiannya. Sedangkan tahap

pengintegrasian ini, pelajar diharapkan telah menjadikan nilai yang diterima

dan diyakininya sebagai bagian dari sistem kepribadiannya.

Tahap pengintegrasian ini merupakan tahap akhir dalam tahapan

proses internalisasi nilai yang diharapkan ketercapaiannya setelah siswa

melewati tahap pengenalan dan pemahaman dan tahap penerimaan. Dengan

begitu, upaya yang dilakukan demi tercapainya tahap pengintegrasian ini

disebut optimalisasi tahap pengenalan dan pemahaman dan tahap

penerimaan.

Setelah dilakukan upaya-upaya dalam tahap pengenalan dan

pemahaman dan penerimaan dengan tujuan siswa dapat melalui tahapan-

tahapan tersebut, perilaku siswa yang sesuai dengan nilai-nilai akhlak Islam

telah tampak kemajuannya.

Melalui pengamatan berkali-kali, sehari-harinya musholla Sekolah

terlihat selalu ramai dengan siswa yang hendak melakukan shalat dluha pada

jam istirahat dan shalat dzuhur berjamaah pada pukul 12.00 WIB,

16 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

49

penampilan siswa tidak menunjukkan perbedaan siswa dari keluarga kaya

atau miskin dan sikap bergaul atau bergurau terlihat tidak berlebihan

sehingga tidak berkesan ugal-ugalan.17

Disamping itu kemajuan sikap siswa juga terlihat dengan sikap

mereka terhadap para guru yang tetap menjaga nilai-nilai etika, mulai ada

kesadaran untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan sekolah, ketertiban,

keamanan dan keindahan. Ketika datang Peringatan Hari-Hari Besar Islam

(PHBI) siswa cukup bersemangat ikut menyukseskannya, begitupun juga

dalam perlombaan cabang-cabang lomba Islami, bantuan untuk teman-teman

yang tertimpa musibah dan lain-lain. Semuanya itu tidak membutuhkan

campur tangan yang menyusahkan dari dewan guru.18

2. Strategi, Pendekatan dan Metode Internalisasi Nilai-Nilai Akhlak Islam

Terhadap Tingkah Laku Siswa Kelas III di MAN Kendal

a. Strategi

Strategi yang digunakan di MAN Kendal dalam internalisasi nilai-

nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa adalah strategi transinternal

yang merupakan cara untuk mengajarkan nilai dengan jalan melakukan

transformasi nilai dilanjutkan dengan transaksi dan transinternal.

Yang dilakukan dalam strategi ini adalah selain guru memberikan

pengenalan dan pemahaman nilai-nilai akhlak Islam di dalam jam belajar

dengan metode-metode tertentu, guru juga memberikan contoh-contoh

teladan yang searah dengan nilai-nilai akhlak Islam.

Upaya-upaya yang dilakukan bukan hanya berhenti pada proses

belajar mengajar di kelas yang lebih menitik beratkan pada aspek kognitif,

tetapi sampai pada upaya-upaya yang dilakukan di luar kelas melalui cara

guru dalam berucap, bersikap dan bertindak.

b. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan di MAN Kendal dalam internalisasi

nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas III terdiri dari 4

17 Observasi pada tanggal 2,3,4,6, agustus 2005. 18 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

50

(empat) model pendekatan yaitu pendekatan penghayatan, rasional, efektif

dan kharismatik.

1) Pendekatan penghayatan

Sebagai kegiatan yang melibatklan siswa kedalam kegiatan empirik

yang disertai dengan keterlibatan aspek efektifnya dilakukan lewat

kegiatan-kegiatan yang melibatkan siswa secara langsung.

Kegiatan-kegiatan tersebut ada yang bersifat wajib bagi seluruh

siswa seperti membaca asma`ul husna setiap hari pada saat awal jam

belajar atau jumat bersih dan ada pula yang bersifat sukarela seperti

kegiatan khitobah atau kaligrafi. Selain penugasan-penugasan dari

pendidik kepada siswa untuk meneliti fenomena-fenomena di lingkungan

masyarakat sekitar masing-masing siswa kaitannya dengan nilai-nilai

akhlak dalam Islam dan dihadapkannya siswa dengan adanya contoh-

contoh yang bisa menjadi teladan serta penciptaan situasi lingkungan.19

Diadakannya kegiatan-kegiatan tersebut, diharapkan dapat

memberikan pengalaman-pengalaman yang dapat menjadi pelajaran

berarti bagi siswa dan siswa bisa merasakan segi-segi positif dari

dilaksanakannya kegiatan-kegiatan tersebut. Yang akhirnya akan terjadi

proses mental untuk mengambil makna dari pelaksanakan kegiatan-

kegiatan tersebut. Pemaknaan terhadap pelaksanaan dari kegiatan-kegiatan

tersebut itulah sebenarnya disebut dengan penghayatan itu sendiri.

Untuk maksud tersebut, siswa banyak dilibatkan dalam kegiatan-

kegiatan. Demi terciptanya lingkungan yang sehat, bersih, indah, rapid an

aman, setiap satu bulan sekali diadakan kegiatan jumat bersih dimana

seluruh siswa diharuskan mengikuti kerja bakti membersihkan seluruh

lingkungan sekolah dan mentaati tata tertib yang ada.

Terdapat pula kegiatan shalat dluha dan dzuhur berjama`ah, PHBI,

kelompok-kelompok kegiatan Islami, panyaluran zakat dan lain-lain.

Bahkan dalam setiap harinya sekolah MAN Kendal tidak pernah sepi dari

19 Observasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas IPA 4 dan wawancara dengan Bp.

Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

51

adanya kegiatan-kegiatan siswa.20seperti pembacaan asma`ul husna,

kelompok kasidah, pelatihan kaligrafi, khitobah dan lain-lain.

2) Pendekatan Rasional

Sebagai lembaga yang bukan hanya mengembangkan disiplin ilmu-

ilmu Agama, MAN Kendal dalam rangka internalisasi nilai-nilai akhlak

Islam juga menggunakan pendekatan rasional.

Selain siswa dilibatkan dalam kegiatan-kegiatan empirik, siswa juga

diberikan penyampaian-penyampaian tentang baik dan buruk dalam

pandangan Islam dengan disertakan alasan-alasannya, akibat-akibat yang

ditimbulkannya serta dalil-dalilnya dalam agama.

Di samping itu, siswa juga disodori dengan lingkungan yang

mencerminkan sikap rasional melalui sikap dan perilaku para pendidik,

adanya pengembangan disiplin ilmu-ilmu pengetahuan alam, sosial bahasa

dan bidang skill, serta lingkungan benda.21 Seperti kedisiplinan, ketika

guru menyampaikan materi kedisiplinan, disampaikan pula anjuran-

anjuran agama tentang kedisplinan tersebut, yakni kedisiplinan sama

dengan istikomah dan orang yang tidak disiplin atau istikomah tidak

memiliki keteraturan hidup sehari-hari. Selanjutnya guru harus

menunjukkan sebagai sosok yang memiliki kedisiplinan dihadapan siswa.

Dalam menerima dan meyakini suatu kebenaran untuk selanjutnya

melahirkan sikap yang sesuai dengan kebenaran tersebut bukan hanya

ditentukan oleh factor-faktor lain yang kadang kurang memperhatikan

aspek rasionalitasnya.

3) Pendekatan Efektif

Untuk mewujudkan internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam

terhadap tingkah laku siswa dalam hal ini nilai datang dari luar diri siswa

melalui proses penyesuaian diri dengan lingkungan, dilakukan lewat

pemanfaatan lingkungan baik lingkungan sosial maupun lingkungan fisik.

20 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005 21 Observasi Proses Belajar Mengajar Di Kelas IPA 4 dan wawancara dengan Bp.

Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

52

Lingkungan memiliki posisi yang penting dalam internalisasi nilai-

nilai, lingkungan di MAN Kendal dikembangkan kearah terciptanya

lingkungan yang sesuai dengan nilai-nilai akhlak dalam Islam. Baik

lingkungan yang tercipta dari siswa sendiri sebagai pelaku maupun dari

dewan guru sebagai pelaku dan lingkungan benda didalam lingkungan

sekolah.

Harapannya yaitu siswa menjadi terbiasa dengan lingkungan yang

selalu disaksikan dan dirasakannya dalam setiap harinya dan terjadi

penyesuaian dengan lingkungan tersebut.22 Lingkungan MAN Kendal

yang bersih, aman, tertib,guru maupun siswa melakukan shalat dluha dan

dzuhur berjamaah, serta kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler keagamaan

seperti PHBI, kelompok kasidah, kaligrafi dan lain-lain, semuanya bila

telah terbiasa dilakukan, dilihat dan dirasakan faedahnya maka ketika

suatu saat siswa menemukan lingkungan yang berbeda akan timbul

perasaan yang mengganjal atau ada sesuatu yang kurang, sehingga siswa

akan berusaha untuk merubahnya.

4) Pendekatan Kharismatik

Kepala sekolah dan dewan guru berusaha untuk menjadi sosok yang

memiliki kharisma dihadapan siswa melalui upaya untuk menjadi

seseorang layak untuk diteladani.

Dengan adanya kharisma tersebut, contoh-contoh teladan dari guru

akan dapat memberikan pengaruh bagi siswa dalam berbuat, bertindak dan

bersikap. Guru yang memiliki kharisma adalah guru yang memiliki

penguasaan materi bidang studi memadai, disiplin, bertanggung jawab dan

mampu menunjukkan sebagai sosok yang baik di mata siswa sehingga

segala ucapan dan tindakan akan menjadi senjata yang ampuh bagi guru

untuk turut serta mewujudkan proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam

Islam.

Seperti kharisma yang dimiliki kepala sekolah MAN Kendal, berkat

kharisma tersebut, bagian humas MAN Kendal tidak berani meminjamkan

22 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005

Page 15: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

53

dokumen kepada penulis dengan alasan tidak enak.23 Hal itu menunjukkan

adanya kharisma kepala sekolah sehingga staf-staf atau dewan guru tidak

berani bertindak semaunya.

Di MAN Kendal, diupayakan dewan guru dapat menunjukkan

sebagai guru yang baik dihadapan siswa sehingga dapat menjadi guru yang

diidolakan oleh para siswa atau bahkan istimewa, sehingga mampu

manjadi teladan bagi siswa.24

c. Metode

Metode yang digunakan dalam internalisasi nilai-nilai akhlak Islam

di MAN Kendal adalah metode refleksi. Metode yang menggunakan

penggabungan antara metode deduktif dan induktif.

Proses belajar mengajar guru menyampaikan materi-materi akhlak

dalam Islam dengan jalan menguraikannya untuk dapat dipahami oleh siswa,

selanjutnya guru memperintahkan kepada siswa untuk mencari contoh-

contoh kasus yang ada dalam kehidupan nyata sesuai dengan pembahasan.

Kadangkala guru mengemukakan terlebih dahulu contoh-contoh konkret

dalam kehidupan kemudian siswa disuruh untuk menarik simpulan-simpulan

dari contoh-contoh kasus tersebut. Misalnya, guru mengajarkan materi

tentang sabar, langkah pertama guru devinisi pengertian sabar,

kedudukannya dalam ajaran Islam lalu siswa diminta mencari contoh sikap

sabar dan selanjutnya di suruh menyimpulkan.

Dalam hal ini digunakan juga variasi metode. Sedangkan variasi

metode yang digunakan adalah ceramah, Tanya jawab, diskusi, penugasan

dan pemecahan masalah (problem solving)

C. Aspek-Aspek Yang Perlu Dikembangkan Dalam Internalisasi Nilai-Nilai

Akhlak Islam

1. Kegiatan Ekstrakurikuler Keagamaan

Kegiatan ekstrakurikuler keagamaan yang memiliki muatan

internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam terhadap tingkah laku siswa dalam

23 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005 24 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005

Page 16: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

54

tulisan ini dikelompokkan kedalam kegiatan harian, mingguan, bulanan dan

tahunan.25

Adapun kegiataan harian terdiri dari:

- Berdo`a diawal dan diakhir jam belajar ditambah dengan pembacaan

Asma’ul husna setelah berdo`a pada awal masuk jam belajar.

- Sholat dzuhur berjamaah dan sholat duha

Sedangkan kegiatan mingguan adalah:

- Grup Rebbana

- kelompok Qiro’ah

- Pelatihan Kaligrtafi

- Kegiatan Khitobah

Sedangkan Kegiatan bulanan di MAN Kendal yang dilakukan dalam

jangka waktu bulanan adalah jum`at bersih. Kegiatan jum`at bersih ini

dilakukan satu bulan sekali pada jum`at minggu pertama dalam setiap

bulannya. Yang dibersihkan adalah semua lingkungan di dalam Madrasah

termasuk masjid, ditambah dengan membersihkan jalan menuju madrasah dari

jalan raya.

Dan kegiatan tahunan adalah:

- PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)

- Pembacaan yasin dan tahlil

- Penyembelihan hewan qurban

- Zakat fithrah

- Perlombaan

- Shalat Idul adha bersama26

2. Penciptaan Suasana Lingkungan

Penciptaan suasana lingkungan merupakan bagian integral dari

internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam terhadap tingkah laku siswa.

Penanaman nilai-nilai akhlak akan gagal tanpa dibarengi lingkungan yang

25 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005 26 Wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005

Page 17: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

55

sesuai dengan nilai-nilai yang hendak ditumbuh kembangkan dalam diri

peserta didik.

Dalam penciptaan lingkungan yang kondusif, yakni situasi

lingkungan yang mampu menunjang terjadinya proses internalisasi nilai-nilai

akhlak dalam Islam dapat dilihat dari beberapa hal atau sudut pandang yang

kesemuanya akan membentuk sebuah keterpaduan demi terciptanya situasi

lingkungan. Beberapa hal tersebut merupakan penentu terhadap bagaimana

dan seperti apa sebuah lingkungan kaitannya dengan internalisasi nilai-nilai

akhlak dalam Islam. Adapun penciptaan situasi lingkungan terhadap kelas III

di MAN Kendal dilihat dari beberapa sudut pandang adalah sebagai berikut:27

a. Kegiatan-Kegiatan

Kegiatan-kegiatan yang telah disebutkan, baik kegiatan harian,

mingguan, bulanan atau tahunan akan memberikan andil terhadap

terciptanya suasana lingkungan yang Islami. Suasana Islami ini akan

menunjang terhadap proses internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam

dalam diri siswa. Seperti sholat dhuhur berjamaah, berdoa yang diikuti

dengan pembacaan Asmaul Husna setiap hari akan menciptakan lingkungan

yang Islami di madrasah.

b. Tata Tertib

Sebagai MAN model atau percontohan di Jawa Tengah, MAN Kendal

memiliki tata tertib guru, pegawai dan siswa.

Tata tertib tersebut, baik tata tertib guru, pegawai dan siswa memuat

aturan-aturan yang mengatur banyak hal. Selain mengatur tentang atribut,

diatur juga dalam tata tertib tersebut memuat aturan tentang kewajiban,

kerajinan, kerapihan dan kelakuan. Lebih jelasnya, sebagaimana dalam

lampiran.28

c. Lingkungan Benda.

Pengkondisian lingkungan benda di MAN Kendal dikondisikan

dengan tulisan-tulisan baik latin atau arab, khot atau kaligrafi dan gambar-

27 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 28 Dokumentasi, dikutip tanggal 6 agustus 2005

Page 18: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

56

gambar yang kesemuanya itu memiliki muatan atau pesan-pesan niali-nilai

akhlak dalam Islam. Pengkondisian lingkungan benda tersebut meliputi

bagian-bagian yang ada di dalam komplek lingkungan MAN Kendal kelas

III baik di dalam ruangan maupun diluar ruangan29.

Berdasarkan observbasi yang dilakukan penulis,30 ditemukan kata-

kata Kebajikan merupakan Investasi Abadi yang ditulis di taman tepatnya di

dinding taman bagian tepi. Dinding taman tersebut menutupi sebuah kantin

yang berada di belakang taman tersebut.

Yang menarik dari pemandangan tersebut, dinding taman tersebut

searah dan menghadap lurus dengan pintu gerbang utama sehingga siapapun

yang memasuki pintu gerbang utama MAN Kendal utara, sudah dapat

dipastikan pertama kali yang akan disaksikannya adalah tulisan tersebut

dengan jelas karena kata-kata tersebut ditulis dengan ukuran besar dan

berwarna ke emasan sehingga warna tidak gelap.

Di kelas sebagai tempat yang lebih banyak ditempati siswa dalam

sehari-harinya tidak lepas dari pengkondisian suasana kelas dengan adanya

kaligrafi-kaligrafi, yang terdapat pada semua ruang kelas III MAN Kendal.

Kaligrafi tersebut berisikan kutipan-kutipan ayat Quran, seperti QS. 29:48

yang berada diruang kelas III IPA 2, atau hadits-hadits Nabi Muhammad

SAW seperti:

المسلم من سلم المسلمون من لسانه ويده Yang terdapat di ruang kelas IPS 3.

Disamping itu terdapat juga do`a-do`a yang dipasang diruang kelas

seperti do`a Nurbuat yang terdapat diruang kelas IPA.1, gambar-gambar

tokoh Islam seperti gambar walisongo yang terdapat di ruang kelas IPA.2

atau ayat kursi sebagaimana yang terdapat di ruang kelas bahasa.

Penciptaan lingkungan yang bersihpun tidak luput dari perhatian

serius, hal ini terlihat dengan tidak adanya kotoran-kotoran atau sampah-

sampah yang berserakan di ruang-ruang atau di luar ruang, tidak adanya

29 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 30 Observasi Pada tanggal 2 agustus 2005

Page 19: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

57

coretan-coretan. Untuk tetap menjaga kebersihan tersebut telah disediakan

tong-tong sampah disetiap sudut ruangan baik ruangan kelas, kantor, toilet,

aula serta tempat-tempat tertentu yang banyak dilalui orang atau siswa.

Untuk menunjukkan pentingnya aspek estetik dilingkungan kelas III

MAN Kendal terdapat dua taman yang tertata rapi, dan adanya kaligrafi-

kaligrafi disemua ruangan kelas III yang juga mengandung pesan-pesan

estetis,31sehingga nilai-nilai keindahan ikut mewarnai lingkungan MAN

Kendal.

3. Keteladanan

Peneladanan dalam hal ini adalah bagaimana pihak-pihak yang layak

untuk di teladani memperlihatkan sikap atau tingkah laku sehingga mampu

mempengaruhi pihak yang pantas meneladaninya.

Di sebuah institusi pendidikan atau sekolah, pihak yang layak untuk

di teladani adalah guru dan pihak yang layak meneladani adalah siswa. Selain

itu Kepala sekolah juga merupakan sosok yang layak diteladani oleh dewan

guru, murid atau karyawan. Sebagai pihak yang layak di teladani memiliki

kewajiban untuk memberikan teladan yang baik melalui perilaku dan sikap

sehari-hari terutama di kompleks Madrasah termasuk di kelas.

Di MAN Kendal, guru dan karyawan telah di wajibkan untuk

menjunjung tinggi kehidupan dan pergaulan sesama berdasarkan ukhuwah

Islamiyah dan pengamalan akhlakul karimah dengan penuh keikhlasan dan

kejujuran. Selain itu di wajibkan juga melaksanakan dan mengamalkan 7 K

(kekeluargaan, keamanan, ketertiban, keindahan, kebersihan, kerukunan dan

ketentraman) khususnya di lingkungan Madrasah.32

Berdasarkan pengamatan beberapa kali yang dilakukan oleh

penulis33, terdapat beberapa guru yang baru saja mengambil air wudlu untuk

menlaksanakan shalat dhuha. Pemandangan tersebut terlihat sepanjang jam

belajar sekolah, karena dewan guru memiliki kesempatan yang berbeda, ada

yang pada saat istirahat, awal masuk jam belajar atau pertengahan. Terlihat

31 Observasi pada tanggal 6 agustus 2005 32 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005 33 Observasi pada tanggal 2,3,6 agustus 2005

Page 20: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

58

juga para guru yang terlihat keramahannya, menggunakan seragam sesuai

ketentuan dan masuk kelasa tepat waktu.

Kepala sekolah, sebagai pihak yang sangat dibutuhkan

peneladanannya, sehingga akan memberikan wibawa sebagai pemimpin, telah

menunjukkan keseriusan, kesungguhan dan keikhlasan sebagai seorang

pemimpin. Tiap kali istirahat kepala sekolah selalu menyempatkan diri

berkeliling mengontrol setiap kelas. Ketika terdapat guru yang berhalangan

hadir, kepala sekolah menyempatkan untuk mengisi dengan motifasi-motifasi

belajar dengan menyertakan nilai-nilai akhlak dalam Islam, bimbingan dan

mau’idzoh.

Kewibawaan Kepala sekolah dan loyalitas para guru atau karyawan

terlihat ketika penulis berniat meminjam dokumen untuk di kopi, yang

bersangkutan yaitu Bapak Machrus tidak memperkenannya dengan alasan

tidak enak dengan Kepala sekolah. Padahal jarak penjual jasa foto kopi sekitar

50 (lima puluh) meter dari MAN Kendal.34

4. Pembiasaan

Pembiasan merupakan salah satu usaha dalam proses pendidikan

yang dapat membetuk karakter atau tradisi bagi pesera didik. Dengan adanya

pembiasan diharapkan siswa menjadi terbiasa dengan sesuatu yang telah

dibiasakan tersebut, terjadi pengalaman-pengalaman yang mampu

memberikan pelajaran berarti dan ahirnya menjadi habit bagi yang

melakukannya kemudian menjadi ketagihan, dalam arti dapat memunculkan

perasaan yang berbeda ketika berada atau bertemu dengan sesuatu yang

kontras dengan sesuatu yang telah menjadi sebuah kebiasan bagi siswa.

Usaha pembiasaan, dilakukan lewat dua hal yaitu bagaimana terjadi

pembiasan diri siswa hubungannya diri sendiri dan bagaimana terjadi

pembiasan pada diri siswa hubungannya dengan keadaan lingkungan.

Untuk mencapai pembiasaan pada bagian pertama, diupayakan lewat

aturan tata tertib siswa MAN Kendal yang banyak mengatur tentang kerajinan,

kerapihan dan kelakuan, anjuran sholat dluha dan shalat jamaah, serta lewat

34 Dokumentasi pada tanggal 6 agustus 2005

Page 21: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

59

kegiatan-kegiatan seperti jumat bersih atau penyaluran zakat fithrah.

Disamping itu diadakan juga iuran sukarela ketika terdapat siswa yang sakit

atau tertimpa musibah.

Sedangkan untuk mencapai pembiasaan yang kedua yakni

bagaimana dapat terjadi pembiasan dalam diri siswa hubungannya dengan

lingkungan adalah dengan upaya penciptaan lingkungan sekolah yang bersih,

indah, aman, tertib, rindang dan sehat. Penciptan lingkungan tersebut

ditujukan agar siswa menjadi terbiasa dengan lingkungan semacam itu,35yang

tentunya akan mempengaruhi tingkah laku siswa.

D. Evaluasi

Untuk mengetahui sejauh manakah nilai-nilai akhlak dalam Islam

tertanam dalam kepribadian siswa dalam hal ini di MAN Kendal tidak dilakukan

melalui tes tertulis atau lisan, melainkan dilakukan melalui pengamatan yang

hasilnya berupa nilai bagus, cukup dan kurang.

Sebagimana ungkapan bapak Sunardi bahwa36 yang lebih ditekankan

pada pengamatan ini, bagaimana setiap guru terutama masing-masing wali kelas

menunjukkan perhatian terhadap siswa sehingga selain merasa selalu diamati,

siswa juga merasa diperhatikan. Memberikan perhatian terhadap perkembangan

sikap dan perilaku siswa ini tidak lepas dari peran serta guru BP yang memiliki

konsentrasi lebih banyak terhadap perkembangan sikap dan perilaku peserta

didik.

Penekanan yang lebih ditujukan pada pemberian perhatian dari para

guru terutama wali kelas kepada peserta didik, mengingat wali kelas memiliki

kepentingan terhadap penilaian sikap dan perilaku siswa untuk mendapatkan

keputusan tentang sikap dan perilaku siswa, termasuk kategori bagus, cukup

atau kurangkah sikap dan perilaku siswa tersebut. Pemberian perhatian tersebut

ditunjukkan dengan usaha-usaha penyadaran terhadap sikap dan perilaku

peserta didik yang terlihat kurang sesuai melalui kesempatan-kesempatan

tertentu baik dalam sebuah forum atau secara langsung dengan siswa yang

35 Wawancara dengan Bp. Asmawi dan observasi pada tanggal 2 agustus 2005 36 Wawancara dengan Bp. Sunardi pada tanggal 3 agustus 2005

Page 22: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

60

memiliki sangkut paut dengan perilaku yang kurang sesuai tersebut. Evaluasi

lewat pengamatan terhadap perkembangan sikap dan perilaku peserta didik

melalui pemberian perhatian tersebut dapat dilakukan.

Jadi evaluasi lewat pengamatan tidak dilakukan secara langsung,

tetapi melalui pemberian perhatian yang secara otomatis akan dapat dilakukan

pula pengamatan dan penilaian terhadap sikap dan perilaku siswa.

E. Faktor-Faktor Penunjang dan Penghambat Internalisasi Nilai-Nilai

Akhlak Islam Terhadap Tinngkah Laku Siswa Kelas III di MAN Kendal

Setelah dilakukan observasi, wawancara dandokumentasi, diperoleh

data tentang faktor-faktor penunjang dan penghambat internalisasi nilai-nilai

akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas III di MAN Kendal sebagai

berikut:

1. Faktor-Faktor Penunjang

Yang dimaksud dengan faktor-faktor penunjang ialah segala sesuatu

yang memiliki peran mempermudah, membantu atau memiliki nilai lebih

usaha internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas

III di MAN Kendal.

Adapun faktor-faktor penunjang tersebut sebagai berikut:37

a) Adanya penambahan jam mata pelajaran dengan materi tersendiri;

b) Berada di lingkungan komplek Islamic center;

c) Kompleks tersendiri, yakni terpisah dengan kelas I dan II, sehingga

mempermudah untuk pengkondisian situasi lingkungan;

d) Kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler, tata tertib, situasi lingkungan sekolah,

keteladanan dan pembiasaan secara bersama-sama telah mengarah pada

internalisasi nilai-nilai akhlak dalam Islam terhadap tingkah laku siswa;

e) Rata-rata orang tua wali siswa adalah petani agraris sehingga sikap

kesederhanaan lebih mewarnai keberadaan siswa; dan

f) Disiplin ilmu yang dikembangkan, pembekalan skill, kegiatan-kegiatan

ekstrakurikuler, tata tertib, situasi lingkungan sekolah, keteladanan dan

pembiasaan semuanya memiliki posisi yang potensial terhadap

37 Observasi dan wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.

Page 23: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

61

maksimalnya penggunaan strategi, pendekatan dan metode yang dipakai

internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa.

2. Faktor-Faktor Penghambat

Jika yang dimaksud dengan faktor-faktor penunjang di atas yaitu

segala sesuatu yang memiliki peran mempermudah, membantu atau memiliki

niali lebih dalam upaya internalisasi nilai-niali akhlak dalam Isam terhadap

tingkah laku siswa, maka faktor-faktor penghambat yakni sesuatu yang

memiliki peran memperlambat, mempersulit atau menghambat jalannya

proses internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa.

Adapun faktor-faktor penghambatnya sebagai berikut:38

a) Kopleks tersendiri tersebut, selain memiliki kelebihan juga memiliki

kekurangan, yaitu berkurangnya intensitas bertemunya nilai-nilai, dan

siswa kurang memiliki motifasi untuk menunjukkan sebagai siswa yang

pantas memberikan teladan kepada adik kelas.

b) MAN Kendal berada di lingkungan penduduk sehingga mendorong untuk

membolos.

c) Diantara dari banyak hal yang memiliki posisi penting dalam upaya

internalisasi nilai-nilai akhlak Islam terhadap tingkah laku siswa kelas III

di MAN Kendal kurang mendapat perhatian serius dari sekolah. Seperti

aspek keteladanan yang memiliki posisi penting, tidak termuat dalam tata

tertib dan kewajiban guru dan pegawai secara jelas.

d) Tidak semua dewan guru dan pegawai memiliki perhatian yang serius

dalam hal internalisasi nilai-nilai akhlak Islam ini.

Faktor-faktor penunjang dan penghambat tersebut, sekalipun faktor-

faktor penunjang lebih banyak jumlahnya, bukan berarti dapat menghilangkan

pengaruh dari faktor-faktor yang merupakan penghambat. Tetapi hanya

memperbesar kemungkinan menangnya pengaruh dari faktor-faktor yang

merupakan penunjang.

38 Observasi dan wawancara dengan Bp. Asmawi pada tanggal 2 agustus 2005.

Page 24: BAB III GAMBARAN UMUM DAN INTERNALISASI NILAI …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/24/jtptiain-gdl-s1... · 1969 tentang pengangkatan Panitia Pendiri Sekolah ... diperkuat

62

Sehingga dengan begitu perlu adanya usaha terus-menerus untuk

selalu mengembangkan faktor-faktor penunjang tersebut dan menekan

seminimal mungkin faktor-faktor penghambatnya demi berhasilnya tujuan

yang diinginkan.