bab iii gambaran umum daerah irigasi way...

14
42 BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY RAREM 3.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Lampung Utara Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di Provinsi Lampung. Letak Geografis wilayah Lampung Utara terletak pada : 104 o 30’ – 105 o 08’ Bujur Timur dan 4 o 34’ – 5 o 06 Lintang Selatan dengan luas wilayah administrasi 2.725,63 km 2 atau 272.563 ha atau sekitar 7,72 % dari total wilayah Provinsi Lampung dengan mata pencaharian pokok penduduknya sebagai petani. Secara administrasi Kabupaten Lampung Utara terbagi menjadi 16 kecamatan dan 203 desa/kelurahan definitif dan persiapan. Kabupaten Lampung Utara berbatasan dengan : Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat 3.2 Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Utara a. Topografi Pada umumnya bentuk medan topografi Kabupaten Lampung Utara terbagi atas 2 bagian : Sebelah barat lebih kurang 7 % dari luas Lampung Utara merupakan rangkaian pegunungan bukit barisan yang terdiri dari lereng-lereng yang curam atau terjal dengan ketunggiannya bervariasi antara 450 – 1500 m dari permukaan laut yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan primer/sekunder.

Upload: duongkhanh

Post on 06-Feb-2018

218 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

42

BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY RAREM

3.1 Kondisi Geografis dan Administratif Kabupaten Lampung Utara

Kabupaten Lampung Utara merupakan salah satu dari 10 kabupaten/kota di

Provinsi Lampung. Letak Geografis wilayah Lampung Utara terletak pada :

104o30’ – 105o08’ Bujur Timur dan 4o34’ – 5o06’ Lintang Selatan dengan luas

wilayah administrasi 2.725,63 km2 atau 272.563 ha atau sekitar 7,72 % dari total

wilayah Provinsi Lampung dengan mata pencaharian pokok penduduknya sebagai

petani. Secara administrasi Kabupaten Lampung Utara terbagi menjadi 16

kecamatan dan 203 desa/kelurahan definitif dan persiapan.

Kabupaten Lampung Utara berbatasan dengan :

• Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Way Kanan

• Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Lampung Tengah

• Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Tulang Bawang

• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Lampung Barat

3.2 Kondisi Fisik Kabupaten Lampung Utara

a. Topografi

Pada umumnya bentuk medan topografi Kabupaten Lampung Utara terbagi

atas 2 bagian :

Sebelah barat lebih kurang 7 % dari luas Lampung Utara merupakan

rangkaian pegunungan bukit barisan yang terdiri dari lereng-lereng yang

curam atau terjal dengan ketunggiannya bervariasi antara 450 – 1500 m

dari permukaan laut yang umumnya ditutupi oleh vegetasi hutan

primer/sekunder.

Page 2: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

43

Sebelah timur lebih kurang 93 % dari luas Kabupaten Lampung Utara

terbentang dataran yang sebagian besar tertutup vulkanis awan gelap dan

terbentang sawah serta perkebunan dataran rendah.

b. Iklim

Iklim dan curah hujan di kabupaten Lampung Utara dipengaruhi oleh kondisi

morfologi alam, sehingga temperatur dan kelembaban di daerah ini rendah

rata-rata 30o dan pada musim penghujan bertiup angin barat laut sedangkan

pada musim ke marau bertiup angin musim tenggara yang kering.

c. Geologi

Pada bagian utara terdapat lapisan sedimen vulkanis dari celah (fisaves

errution) yag mengalami pelipatan di zaman peistosin tuan yang menghasilkan

lapisan minyak bumi di dalam 4 seri lapisan palembang (palembang bed).

Lapisan ini terdapat di Kotabumi yang ditandai dengan singkapan endapan

tulfa masam.

Data tentang endapan mineral di Kabupaten Lampung Utara belum banyak

ditemukan sehingga potensi endapan bahan tambang belum banyak diketahui.

Dari literatur dan peta geologi dapat di inventarisir adanya bahan-bahan

tambang (endapan mineral) diantaranya : minyak bumi terdapat pada lapisan

palembang-bed, terakumulasi sebagai lanjutan dari endapan minyak bumi di

daerah palembang yakni sebelah timur Kotabumi.

d. Penggunaan Lahan

Pola penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Utara terdiri dari perumahan,

pekarangan, sawah, tegalan, kebun campuran, perkebunan, kehutanan serta

perairan tawar. Diamati dari penggunaan lahannya daerah ini memiliki

karakteristik yang berorientasi pada kegiatan pertanian. Penggunaan lahan di

Kabupaten Lampung Utara tahun 2005 dapat dilihat dalam tabel III-1.

Page 3: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

44

Tabel III-1

Penggunaan lahan di Kabupaten Lampung Utara

No. Penggunaan Lahan Luas (Ha) Persentase (%)

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Perumahan dan Pekarangan Sawah Tegal / Kebun Ladang / Huma Hutan Rakyat Kolam, Tambak dan Rawa Tanah tidak diusahakan Hutan Negara Perkebunan, dll

19.269 15.583 23.459 44.200 10.003 2.957 1.802 40.106 115.184

7.07 5.72 8.61 16.22 3.67 1.08 0.66 14.71 42.26

J u m l a h 272.563 100.00

Sumber : Lampung Utara Dalam Angka, 2005

e. Hidrologi

Kabupaten Lampung Utara terdapat potensi yang tinggi untuk perkembangan

di sektor pertanian. Sebagian besar sungai-sungainya mengalir dari arah barat

yang berbukit-bukit menuju ke arah timur yang landai, yang sangat potensial

untuk pengembangan irigasi. Sungai-sungai yang dimaksud antara lain :

• Way Rarem dengan panjang lebih kurang 53 km

• Way Sesah

3.3 Kondisi Daerah Irigasi Way Rarem

Kondisi Daerah Irigasi Way Rarem ditinjau dari :

1. Kondisi Ketersediaan air

2. Kondisi fisik Jaringan Irigasi

3. Kondisi Manajemen Pembagian Air

4. Kondisi Kelembagaan

5. Kondisi Sosial-Ekonomi-Budaya

Page 4: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

45

3.3.1 Kondisi Ketersediaan Air

Kondisi ketersediaan air Daerah Irigasi Way Rarem tergolong cukup kritis

dengan kemampuan waduk menampung air sejumlah 72.4 juta m3, daerah

irigasi ini hanya mampu mengairi areal seluas 14.590 ha. Hal ini terjadi

karena kerusakan lahan daerah aliran sungai way rarem yang terjadi oleh

penebangan hutan-hutan lindung dan pengolahan pertanian yang tidak

mengikuti kaidah-kaidah konservasi.

3.3.2 Kondisi Fisik Jaringan Irigasi

a. Bangunan Utama

Bangunan utama pada Daerah Irigasi Way Rarem adalah berupa bendungan

yang dapat menahan air dalam tampungannya sebesar 72,4 juta m3. Kapasitas

tampungan tersebut tidak sepenuhnya dapat dimanfaatkan untuk memasok

kebutuhan air irigasi, namun hanya sebesar 56,9 juta m3 saja yang disebut

dengan tampungan efektif. Sedangkan sisanya yang sebesar 15,5 juta m3

adalah merupakan tampungan yang disediakan untuk menampung sedimen

yang masuk kedalam waduk. Oleh karena itu umur waduk biasanya sangat

ditentukan oleh berapa lama tampungan sedimen tersebut akan penuh.

Secara umum kondisi bangunan utama ini masih cukup baik, hanya pintu di

intake mengalami kebocoran sehingga pengukuran debit tidak/kurang akurat.

Bendungan Way Rarem dapat dilihat pada gambar III.1. di bawah ini :

Page 5: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

46

Gambar 3.1 Bendungan Way Rarem

Sumber : Dokumentasi Studi

b. Saluran Pembawa

Panjang saluran pembawa D.I. Way Rarem pada jaringan utama secara

keseluruhan adalah 220 km. Saluran pembawa pada jaringan utama adalah

saluran yang berfungsi membawa air dari bangunan pengambilan/utama

sampai ke petak sawah. Saluran ini dibagi menjadi saluran induk dan saluran

sekunder. Saluran Induk sepanjang 63,5 km; sepanjang 34 km membawa air

dari intake sampai Bangunan pengambilan pertama (BR.3) mempunyai

kapasitas pengaliran debit 22.22 m3/detik. Selanjutnya kapasitas saluran makin

ke hilir semakin berkurang dengan adanya pengambilan pada bangunan

bagi/sadap. Dengan kapasitas saluran sekunder terkecil 0,28 m3/detik.

Selanjutnya dari jaringan utama air didistribusikan secara proporsional oleh

jaringan tersier yang mempunyai saluran pembawa sepanjang 387 km.

Kondisi saluran pembawa tersebut di atas secara umum sudah sangat menurun

fungsinya hal ini terutama akibat banyaknya endapan lumpur dan kebocoran

di sepanjang saluran terutama pada bagian saluran yang belum di “lining”. Hal

ini tentu sangat mempengaruhi efisiensi pemberian air irigasi. Gambar III.2 di

bawah ini menunjukkan saluran dan bangunan bagi yang akan membagi air ke

saluran tersier dan kuarter untuk mengairi petak sawah.

Page 6: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

47

Gambar 3.2 Gambar Fisik Jaringan Irigasi Way Rarem

Saluran Sekunder Sidomukti

Bangunan Bagi/Sadap

Saluran Tersier Saluran Kuarter

c. Bangunan Bagi/Sadap

Bangunan bagi di sepanjang saluran pembawa pada jaringan utama secara

keseluruhan berjumlah 14 buah di sepanjang saluran induk dan 25 buah di

sepanjang saluran sekunder. Sedangkan Bangunan Sadap ada sebanyak 23

buah di saluran induk dan 219 buah di sepanjang saluran sekunder. Beberapa

bangunan bagi tampak sudah kurang optimal dipandang dari fungsinya, sebab

banyak pintu air yang telah mengalami kebocoran.

Page 7: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

48

d. Gorong-gorong Pembawa

Di Saluran induk hanya ada 2 buah gorong pembawa. Kondisi bangunan ini

masih cukup baik, dalam arti masih berfungsi sesuai dengan rencana.

e. Bangunan Silang

Terdapat bermacam jenis Bangunan Silang di sepanjang saluran pembawa

pada jaringan utama. Jenis dan jumlah bangunan silang yang terdapat di D.I.

Way Rarem adalah sebagai berikut :

- Siphon : 20 buah

- Jembatan : 179 buah

- Gorong-gorong Pembuang : 44 buah

- Saluran Silang : 2 buah

Dari bangunan silang tersebut di atas kondisi yang paling parah adalah siphon,

karena bangunannya tertutup (“sub surface”) sehingga adanya sedimen dan

kebocoran sulit untuk dideteksi.

3.3.3 Kondisi Manajemen Pembagian Air

Kondisi manajemen pembagian air di daerah irigasi Way Rarem cukup

memprihatinkan. Pengaturan pintu air untuk “intake” memang

dilaksanakan sesuai dengan rencana pemberian air per dua mingguan.

Namun pengaturan di pintu-pintu sadap terlihat kurang berjalan. Hal ini

dapat diketahui dari kondisi pintu-pintu air yang kurang terawat dan

banyak yang macet dan juga masih terjadi pencurian air. Dengan

kenyataan demikian dapat diperkirakan bahwa manajemen pembagian air

di daerah irigasi ini belum berjalan sesuai dengan rencana.

3.3.4 Kondisi kelembagaan

Secara administrasi daerah irigasi Way Rarem berada di antara dua

wilayah Kabupaten yakni Kabupaten Lampung Utara dan Kabupaten

Page 8: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

49

Tulang Bawang. Oleh karena itu daerah irigasi Way Rarem berada di

bawah pengelolaan Dinas Pengairan Propinsi Lampung yang secara

representatif dijalankan oleh Balai PSDA Way Mesuji-Tulang Bawang

dan Proyek O&P Irigasi Way Rarem. Proyek O&P Irigasi Way Rarem

langsung berada dibawah Dinas Pengairan Propinsi cq. Sub-Dinas Operasi

dan Pemeliharaan yang dibiayai oleh Pemerintah Daerah Propinsi

Lampung dengan sumber dana APBD, sedangkan Balai PSDA Way

Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi dan

Rawa Andalan Lampung, yang dibiayai oleh pemerintah pusat dengan

sumber dana APBN.

A. Unit Pelaksana Teknis

Daerah irigasi Way Rarem mempunyai organisasi pelaksana yang

terdiri atas 5 UPT (Unit Pelaksana Teknis), yakni :

1. UPT. Pekurun

2. UPT. Sidomukti

3. UPT. Tata Karya

4. UPT. Daya Murni

5. UPT. Pulung Kencana.

B. Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)

Di tingkat jaringan tersier, Operasi dan Pemeliharaannya diserahkan

kepada organisasi Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A). Di tingkat

lahan usaha tani masih ada lembaga lain yang terkait secara langsung

dalam praktek bercocok tanam yakni dari Dinas Pertanian tanaman

pangan. Lembaga ini mempunyai petugas penyuluh lapangan (PPL)

yang langsung berinteraksi dengan petani, jadi aplikasi pola tanam dan

jadwal pemberian air disosialisasikan melalui para PPL ini.

Page 9: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

50

3.3.5 Kondisi Sosial-Budaya

Sebagian besar penduduk merupakan transmigran asal Jawa dan Bali.

Dengan demikian kondisi sosial-budaya masyarakat petani di daerah

irigasi ini tidak terlalu asing dengan praktek kultur pertanian padi. Oleh

karena itu sebagian masyarakat masih sering membawa praktek pertanian

dari daerah asalnya, seperti misalnya : masyarakat yang berasal dari Jawa

membawa kultur “Pranoto Mongso”, sedangkan masyarakat dari Bali

membawa kultur pertanian “Subak”.

Kedua kultur tersebut di atas merupakan praktek pertanian tradisional yang

dipelajari turun temurun di daerah asal mereka. Hal itu tidak terlepas dari

sistem budaya mereka yang dulunya dekat dengan alam. Kultur “Pranoto

Mongso” pada prinsipnya merupakan pemahaman musim dalam kaitannya

dengan cara bercocok tanam. Daerah irigasi Way Rarem merupakan

daerah irigasi teknis yang dilengkapi dengan sarana tampungan berupa

waduk buatan, tentu akan mempunyai kaidah tersendiri yang berbeda

dengan irigasi non-teknis. Dengan demikian kultur “Pranoto Mongso”

mempunyai potensi menimbulkan konflik di daerah irigasi Way Rarem.

Sedangkan kultur “Subak” merupakan sistem pola tata air dengan prinsip

keadilan. Dengan demikian kultur “Subak” ini justru sangat mendukung

praktek pertanian irigasi teknis.

3.4 Program Pengelolaan Irigasi (Water Resources and Irrigation Sector

Management Program)

Water Resources and Irrigation Sector Management Program (WISMP) yaitu

Program pengelolaan sektor irigasi dan sumber daya air yang merupakan Program

Pengelolaan Irigasi Partisipatif. Pengelolaan Irigasi Partisipatif merupakan

pelaksanaan irigasi berdasarkan partisipasi petani yang dimulai sejak ide pertama

hingga keputusan akhir, pada kegiatan perencanaan, konstruksi, peningkatan,

Page 10: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

51

operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi. Kepemilikan jaringan irigasi dan tanggung

jawab atas berfungsinya sistim irigasi secara tepat, sebenarnya tetap berada pada

Pemerintah.

Berbagai permasalahan dan tantangan pembangunan yang dihadapi pemerintah

saat ini seperti kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya masih rendah

mempengaruhi kemampuan dalam mengelola sumber daya air. Kondisi pelayanan

dan penyediaan infrastruktur mengalami penurunan kuantitas dan kualitas yang

akan mempengaruhi perbaikan kesejahteraan rakyat.

Berdasarkan permasalahan dan tantangan tersebut di atas disusun program

kegiatan WISMP dengan sasaran meningkatnya pelayanan kepada masyarakat

dalam pengelolaan sumberdaya air melalui penyelenggaraan otonomi daerah dan

kepemerintahan daerah sesuai Undang-Undang No. 32 tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah, Undang-Undang No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah dan Undang-

Undang No. 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, serta penyempurnaan

kebijakan tentang Irigasi.

Program ini akan dilaksanakan dalam jangka waktu sepuluh tahun ( 2005 - 2015)

dengan menyelenggarakan proses peningkatan kapasitas kelembagaan dinas di

provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Aceh,

Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Nusa Tenggara

Timur, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai

penyempurnaan pengaturan dan perencanaan di sektor ini, serta untuk

meningkatkan kemampuan manajemen dan keberlanjutan pendanaan dari

instansi-instansi yang bersangkutan, serta peningkatan fisik prasarana dan sarana

sumberdaya air dan irigasi.

Program WISMP akan dilaksanakan dari tahun 2005 hingga 2015 dengan tiga-

tahap APL (Adjustable Program Loan) Bank Dunia. Tahap I APL disebut

WISMP I (2005 – 2009), tahap II APL disebut WISMP II (2010 – 2013) dan tahap

III APL disebut WISMP III (2013 – 2015)

Page 11: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

52

Tujuan Program WISMP Tahap I adalah untuk memulai proses peningkatan

kemampuan pengelolaan jaringan irigasi partisipatif pada 13 propinsi dan 70

kabupaten meliputi :

(i) Peningkatan kemampuan pengaturan untuk pengelolaan jaringan irigasi agar

perkumpulan petani pemakai air berpartisipasi dalam pengelolaan irigasi

sesuai dengan kemampuannya.

(ii) Peningkatan kemampuan untuk memperbaiki kinerja pengelolaan dan

lembaga pengelola sumber daya air.

(iii) Mencapai keberlanjutan fiskal dalam pendanaan irigasi, dan

(iv) Pengembangan kemampuan lokal yang berkelanjutan untuk peningkatan

kemampuan yang berkesinambungan

Program WISMP Tahap I dibagi menjadi 2 komponen utama yaitu: pengelolaan

sektor sumber daya air wilayah sungai dan pengelolaan irigasi partisipatori.

Kegiatan pengelolaan sektor wilayah sungai dilaksanakan oleh pemerintah pusat

dan 12 pemerintah propinsi, sedangkan komponen pengelolaan irigasi partisipatori

dilaksanakan terutama oleh pemerintah kabupaten salah satunya dilaksanakan di

Kabupaten Lampung Utara di wilayah UPT Sidomukti Daerah Irigasi Way

Rarem.

Pelaksanaan program WISMP Tahap I di wilayah UPT Sidomukti Daerah Irigasi

Way Rarem telah dimulai pada tahun 2006 yang terdiri dari :

(i) Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

(ii) Revitalisasi / penyegaran kembali organisasi perkumpulan petani penakai air

(P3A/GP3A)

(iii) Penyuluhan dan penyebaran informasi

(iv) Penyusunan Rencana Teknis yaitu :

Penyusunan Rencana Tata Tanam Global

Penyusunan Rencana Tata Tanam Detail

Penyusunan rencana rehabilitasi dan up grading

Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Pengelolaan Irigasi (AKNPI)

Penyusunan Angka Kebutuhan Nyata Operasi & Pemeliharaan (AKNOP)

Page 12: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

53

Pengembangan kapasitas yang dilakukan dalam program Water Resources and

Irrigation Sector Management Program pada tahun 2006 di UPT Sidomukti

adalah :

(i) Penyegaran kembali/Revitalisasi organisasi perkumpulan petani penakai air

(P3A/GP3A). Revitalisasi ini merupakan usaha pemerintah untuk

mewujudkan kelembagaan P3A dan GP3A yang mandiri dan otonom.

Pemerintah memfasilitasi dan memberi peluang P3A/GP3A agar menjadi

berstatus hukum dengan akte notaris dan memiliki rekening bank atas nama

GP3A dan P3A sehingga dapat mewakili kepentingan seluruh anggotanya

untuk berhubungan dengan pihak luar, menyalurkan aspirasi dalam

memanfaatkan sumber daya air dan pengelolaan air irigasi dengan azaz

kedaulatan dan kemandirian dalam bidang sosial ekonomi.

(ii) Mengadakan Pelatihan Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi

Pelatihan ini merupakan pelatihan teknis irigasi. Pelatihan teknis irigasi

diarahkan kepada peningkatan dan penguasaan keterampilan praktis di

bidang keirigasian seperti : tata cara pemadatan tanah, pembacaan alat ukur

debit yang sederhana, cara membagi air antar blok kuarter, cara penelusuran

jaringan dan menghitung angka kebutuhan nyata pengelolaan irigasi serta

menghitung angka kebutuhan nyata operasi & pemeliharaan.

(iii) Penyuluhan dan Penyebaran Informasi

Dalam kegiatan ini dijelaskan kegiatan pelaksanaan program WISMP di

Daerah Irigasi Way Rarem yang mencakup UPT Sidomukti Tahun 2006 dan

UPT Tata Karya Tahun 2007 yang masuk dalam wilayah Kabupaten

Lampung Utara.

UPT Sidomukti telah dilaksanakan revitalisasi organisasi GP3A/P3A yang

telah berbadan hukum dan telah melakukan penghitungan anggaran biaya

Page 13: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

54

bersama dengan koordinator program sebagai pelaksana program WISMP,

dalam hal ini Dinas Pengairan untuk pengelolaan irigasi dan operasi

pemeliharaan.

Dalam kegiatan penyuluhan ini disampaikan bahwa pada tahun 2008 sampai

2009, pemerintah melalui kegiatan Program WISMP akan mengalokasikan

dana sesuai dengan perhitungan biaya di atas. Dana tersebut diberikan

dengan kontrak pekerjaan antara GP3A/P3A dengan pemerintah

Organisasi Unit Pelaksana Teknis Sidomukti, memiliki 4 (empat) Gabungan

Perkumpulan Petani Pemakai Air yaitu GP3A Sasana Tani Boga, GP3A Tirto

Mulyo, GP3A Karya Bakti Luhur, GP3A Tirta Mertani dan masing-masing GP3A

membawahi beberapa P3A. Kewenangan pengelolaan irigasi untuk GP3A yaitu

melaksanakan pengelolaan irigasi di jaringan tersier di wilayahnya.

Ada pun P3A yang menjadi anggota GP3A Sasana Tani Boga adalah :

1. P3A Yekti Rahayu Desa Sido Mukti, Luas areal 134 Ha, jumlah anggota 165.

2. P3A Rejo Mulyo Desa Sido Mukti, Luas areal 123.5 Ha, jumlah anggota 128.

3. P3A Karya Tani Desa Sido Mukti, Luas areal 130 Ha, jumlah anggota 128

P3A yang menjadi anggota GP3A Tirto Mulyo adalah :

1. P3A Suka Mandiri Desa Sido Mukti, Luas areal 236 Ha, jumlah anggota

P3A 141 Orang.

2. P3A Suka maju Desa Sido Mukti, Luas areal 275 Ha, jumlah anggota 198.

3. P3A Suka Makmur Desa Sido Mukti, Luas areal 280 Ha, jumlah anggota 84

P3A yang menjadi anggota GP3A Karya Bakti Luhur adalah :

1. P3A Karya Remaja Desa Semuli Jaya, Luas areal 315.24 Ha, jumlah anggota

P3A 264 Orang

2. P3A Karya Tani Mukti Desa Semuli Raya, Luas areal 204.5 Ha, jumlah

anggota P3A 142 Orang.

Page 14: BAB III GAMBARAN UMUM DAERAH IRIGASI WAY …digilib.itb.ac.id/files/disk1/609/jbptitbpp-gdl-zailifahmy-30420-4... · Mesuji-Tulang Bawang berada di bawah koordinasi Proyek Irigasi

55

3. P3A Tunas Harapan Desa Gedung Nyapah, Luas areal 215.5 Ha, jumlah

anggota P3A 115 Orang.

P3A yang menjadi anggota GP3A Tirta Martani adalah :

1. P3A Sumber Arum Desa Peraduan Waras, Luas areal 143 Ha, jumlah anggota

P3A 56 Orang

2. P3A Sido Makmur Desa Peraduan Waras, Luas areal 54 Ha, jumlah anggota

P3A 64 Orang

3. P3A Sido Asih Desa Peraduan Waras , Luas areal 81Ha, jumlah anggota 99

Tanggungjawab dan kewenangan GP3A adalah :

1. Sebagai Koordinator kegiatan pengelolaan sistem irigasi partisipatif yang

dilaksanakan P3A;

2. Sebagai Koordinator pengelolaan IPI (Iuran Pengelolaan Irigasi) yang

dikumpulkan oleh P3A;

3. Membantu pemecahan permasalahan yang dihadapi oleh P3A yang berada di

wilayahnya;

4. Membimbing dan mengawasi para anggota P3A agar mematuhi semua

peraturan yang ada hubungannya dengan pengelolaan irigasi.