bab iii dsr mekanika tanah pada geologi
DESCRIPTION
dasar geologi teknik pada teknik sipil. modul kuliah Wisim ST, MTTRANSCRIPT
![Page 1: Bab III Dsr Mekanika Tanah Pada Geologi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/55cf932e550346f57b9c72ce/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB III
DASAR-DASAR MEKANIKA TANAH
PADA GEOLOGI
3.1 Pendahuluan
Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa tanah (soil )
pada umumnya merupakan massa kuarter, yang seringkali
mengalami aksi pembuatan sipil basah, sipil gedung dan sipil
kering di atasnya. Tanah, yang ragam jenisnya cukup bervariasi,
mempunyai sifat-sifat fisika maupun mekanika seperti halnya
batuan yang merupakan sumber utama bahan penyusunnya.
Gaya-gaya dan tegangan yang bekerja pada tanah, baik yang
secara alamiah maupun buatan, mempunyai status tertentu.
3.2 Klasifikasi Jenis Tanah
3.2.1 Klasifikasi jenis tanah berdasarkan cara terbentuknya.
1) Tanah pelapukan (residual soil ).
Tanah pelapukan terjadi apabila hasil pelapukan batuan
berupa tanah tidak tererosi/terangkut dan diendapkan di
tempat lain, melainkan terakumulasi di tempat asalnya.
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap derajat
pelapukan dan sifat-sifat hasil pelapukan antara lain adalah
iklim (suhu dan curah hujan, waktu, tipe batuan asal,
drainase, tumbuh-tumbuhan dan aktifitas bakteri).
2) Tanah endapan/sedimen (sedimentary soil ).
Pertama-tama terjadilah pelapukan baik secara fisik
maupun kimiawi, tentunya dengan berbagai derajat
pelapukan, pada batuan dasar yang merupakan sumber GEOLOGI TEKNIK III - 1
![Page 2: Bab III Dsr Mekanika Tanah Pada Geologi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/55cf932e550346f57b9c72ce/html5/thumbnails/2.jpg)
utama dari tanah endapan. Umumnya material material
berukuran lanau, pasir dan kerikil terbentuk oleh
pelapukan fisik, sedangkan material berukuran lempung
terbentuk oleh pelapukan kimiawi dari batuan dasarnya.
Selanjutnya hasil pelapukan tersebut tererosi/terangkut ke
tempat lain dengan sarana : air, angin, es, gaya gravitasi,
ataupun organisme. Kemudian terjadilah
pengendapan/sedimentasi di tempat lain tersebut, dan
terbentuklah tanah endapan/sedimen di tempat itu.
a. Tanah endapan dengan air sebagai sarana transportasi :
Tanah endapan aluvial, dengan ukuran material
berupa bongkah, kerakal, kerikil, pasir, lanau, sampai
lempung.
Tanah endapan danau, umumnya dengan material
berukuran pasir, lanau, atau lempung.
Tanah endapan marin, umumnya berupa partikel-
partikel halus (lempungan/lumpur) yang terbawa ke
dasar laut, yang tentunya belum terpadatkan
menjadi batuan sedimen marin.
b. Tanah endapan dengan es sebagai sarana transportasi :
“Boulder clay ”, berupa campuran antara kerakal,
kerikil, pasir, lanau dan lempung.
“ Varied clay “, hanya terdiri atas material berukuran
lempung saja.
c. Tanah endapan dengan angin sebagai sarana
transportasi :
Gumuk pasir pantai
Tanah lus (loess ) berukuran lanau yang bisa cukup
tebal dan subur.
GEOLOGI TEKNIK III - 2
![Page 3: Bab III Dsr Mekanika Tanah Pada Geologi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/55cf932e550346f57b9c72ce/html5/thumbnails/3.jpg)
d. Tanah endapan dengan gaya gravitasi sebagai sarana
transportasi :
Tanah endapan koluvial (colluvial deposit ), dengan
ukuran material berupa bongkah, kerakal, kerikil,
pasir, lanau, sampai lempung.
3) Tanah timbunan (embankment soil ).
Tanah timbunan yang sering disebut pula sebagai “fill “,
sebenarnya merupakan tanah endapan/sedimen tetapi
yang dibuat oleh manusia, di gali dari tempat pengambilan
(borrow area) di lokasi lain, kemudian ditimbun dengan
proses tertentu (biasanya dengan cara pemadatan
setempat. Sebagai contoh antara lain : Tanggul banjir,
tanggul pantai, tanggul saluran, timbunan inti kedap air
bendungan, tanah timbunan untuk badan jalan, timbunan
untuk dasar bangunan rumah/gedung dan sebagainya.
3.2.2 Klasifikasi jenis tanah berdasarkan sifat kohesi-nya
1) Tanah berkohesi (cohesive soil ).
Tanah berkohesi adalah tanah yang memiliki sifat kohesi
(=c) yang biasa dinyatakan dalam satuan tegangan (mis.
Kg cm-2). Ukuran butir dari jenis tanah ini adalah ukuran
lanau dan lempung (< 0,06 mm), sedangkan salah satu
sifat dari tanah ini yang bisa ditentukan dengan test
lapangan adalah konsistensi-nya (CEGM-IAEG).
2) Tanah tak berkohesi (cohesionless/non cohesive soil)
Tanah tak berkohesi adalah tanah yang tidak memiliki sifat
kohesi (=c) tersebut di atas. Ukuran butir dari jenis tanah
ini bervariasi antara ukuran bongkah, kerakal, kerikil
sampai pasir halus (<0,06 mm). Salah satu sifat dari tanah
GEOLOGI TEKNIK III - 3
![Page 4: Bab III Dsr Mekanika Tanah Pada Geologi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/55cf932e550346f57b9c72ce/html5/thumbnails/4.jpg)
ini yang dapat ditentukan dengan test lapangan adalah
kepadatan relatif (relative density)-nya (CEGM-IAEG).
3) Tanah campuran (tanah berkohesi + tanah tak berkohesi)
Jenis tanah ini merupakan campuran antara tanah
berkohesi dengan tanah yang tak berkohesi. Oleh karena
itu, ukuran butir maupun sifat-sifat dari tanah ini,
merupakan campuran antara ukuran butir dan sifat-sifat
tanah tersebut masing-masing seperti tertulis pada 1) dan
2).
3.2.3 Klasifikasi jenis tanah berdasarkan komposisi kimianya.
1) Tanah anorganik (inorganic soil )
Tanah anorganik adalah segala jenis tanah menurut
klasifikasi-klasifikasinya tersebut di atas, yang tidak
merupakan / mengandung bahan organik. Ukuran butir dari
jenis tanah ini meliputi seluruh ukuran butir tanah yang
kita kenal, dari ukuran bongkah sampai ke lempung.
2) Tanah organik (organic soil )
Tanah organik adalah segala jenis tanah menurut
klasifikasi-klasifikasi tersebut di atas, yang mengandung
cukup banyak (merupakan) bahan organik. Ukuran butir
dari jenis tanah ini umumnya adalah ukuran halus, lanau
dan lempung, yaitu lebih kecil daripada 0,06 mm.
3.2.4 Klasifikasi jenis tanah berdasarkan tingkat konsolidasinya.
Klasifikasi jenis tanah berdasarkan tingkat konsolidasinya
ini, sering disebut pula sebagai berdasarkan sejarah
tegangan (stress history) nya. Sebenarnya angka yang
digunakan sebagai dasar dari klasifikasi ini adalah suatu
GEOLOGI TEKNIK III - 4
![Page 5: Bab III Dsr Mekanika Tanah Pada Geologi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/55cf932e550346f57b9c72ce/html5/thumbnails/5.jpg)
rasio yang disebut OCR (over consolidation ratio). Angka
OCR adalah merupakan perbandingan antara “tegangan
konsolidasi maksimum masa lampau” (σ vm¿ dengan
“tegangan vertikal efektif” (σ vo) dari tanah terkonsolidasi.
Klasifikasi ini hanya berlaku untuk tanah sedimen yang
berukuran butir lempung saja.
1) “Normally” sampai “lightly consolidated clay”
Jenis tanah lempung sedimen ini didasarkan pada angka
OCR yang lebih kecil daripada 4 tetapi lebih besar daripada
1.
2) “Medium consolidated clay”
Jenis tanah lempung sedimen ini ditentukan berdasarkan
angka OCR yang lebih kecil daripada 10 tetapi lebih besar
daripada (atau sama dengan) 4.
3) “Heavily over consolidated clay”
Tanah lempung sedimen jenis ini penentuannya dilakukan
berdasarkan angka OCR yang lebih besar daripada (atau
sama dengan) 10.
3.3 Sifat-Sifat Umum Tanah
Definisi penting tentang sifat-sifat fisika tanah.
Berat isi tanah (“Unit weight” atau “density” : γ=
perbandingan antara berat tanah total dengan berat isi
seluruhnya (total).
Berat isi butir (unit weight of grain :γ s = perbandingan
antara berat butir dengan isi butir.
Berat isi air (unit weight of water : γw) = perbandingan
antara berat air dengan isi (volume) air.
GEOLOGI TEKNIK III - 5
![Page 6: Bab III Dsr Mekanika Tanah Pada Geologi](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082401/55cf932e550346f57b9c72ce/html5/thumbnails/6.jpg)
Berat isi kering (Dry density : γ d) = perbandingan antara
berat butir dengan volume tanah seluruhnya (total) = γ1+w
Kadar air (“Moisture content” atau “water content”: w)=
perbandingan antara berat air yang terkandung
di dalam tanah dengan berat butiran (bagian yang padat)
dari tanah tersebut, dalam % = e ∙SrG
Angka pori (void ratio : e)= perbandingan antara volume
pori dengan volume butiran tanah, tanpa satuan = γw ∙G (1+w)
γ−1
Porositas (porosity : n ) = perbandingan antara volume pori
dengan volume tanah total (seluruhnya), dalam % atau
tanpa satuan = e1+e
Gravitasi spesifik (specific Gravity : G)= perbandingan
antara berat isi butiran tanah dengan berat isi air, tanpa
satuan.
Derajat kejenuhan (Degree of saturation : Sr) =
perbandingan antara volume air pori dengan colume pori,
dalam %.
GEOLOGI TEKNIK III - 6