bab iii deskripsi wilayah studi - digilib.itb.ac.id · penentuan besarnya konstanta pasang surut...
TRANSCRIPT
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-1
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH STUDI
3.1. Administrasi dan Geografi
Lampulo merupakan wilayah yang terletak di dareah muara aliran sungai Krueng
Aceh terletak tidak jauh dari ibukota Banda Aceh atau tepatnya berada pada koordinat
050 34
’ 45
’ LU dan 95
0 19
’ 30
’ BT. Sedangkan Kota Banda Aceh terletak pada posisi
050 30
’ 45
’ – 05
0 35
’ 16
’ dan 95
0 16
’ 15
’ – 95
0 22
’ 35
’ BT dan memilki luas wilayah
seluas 61,36 km2. Secara geografis kota Banda Aceh mempunyai batas-batas sebagai
berikut :
Sebelah Utara : Selat Malaka
Sebelah Timur : Samudera Indonesia
Sebelah Selatan : Kabupaten Aceh Besar
Sebelah Barat : Kabupaten Aceh Besar
Wilayah kampung Lampulo merupakan salah satu dari kota administratif Banda
Aceh. Kota Banda Aceh terdiri dari 9 kecamatan yang memliki 20 kelurahan dan 69
desa (enam puluh sembilan ) desa, Wilayah Kampung Lampulo merupakan sebuah
wilyah kampung yang berada di wilayah kecamatan Kuta Alam, Kota Banda Aceh
Propinsi Naggroe Aceh Darussalam.
Selanjutnya dilakukan survey lapangan berupa topografi, batimetri, pasang surut, arus
tetap dan bergerak serta pengambilan sampel sedimen. Posisi dari masing-masing titik
survey tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-2
7
5
43
2
LAMPULO
KAMPUNG
1N
BM.01
X= 757383.668Y= 617056.772
Z= +1.709
CP.01
X= 757410.577
Y= 617042.632Z= +1.789
KOMPLEK PERUMAHAN
BARU
4
3
Gambar 3. 1 Peta survei lapangan.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-3
3.2. Kondisi Fisik Teknis
3.2.1 Topografi dan Bathymetri
Pada pelaksanaannya kerapatan titik detail akan sangat bergantung pada skala peta
yang akan dibuat, selain itu keadaan tanah yang mempunyai perbedaan tinggi yang
ekstrim dilakukan pengukuran lebih rapat.
Perhitungan topografi dilakukan di lapangan dan penggambaran konsep (draft) juga
dilakukan di lapangan. Koordinat yang digunakan adalah koordinat lokal yang ada
atau dipasang di lokasi. Setelah pekerjaan lapangan selesai maka koordinat vertikal
(sumbu-z) harus diikatkan pada LLWL yang diperoleh dari analisis pasang surut. Peta
yang akan dihasilkan adalah peta situasi dengan interval kontur 0,5 meter. Kedalaman
atau ketinggian muka air yang dicatat disesuaikan terhadap Chart Datum (CD).
Dalam hal ini, CD adalah ketinggian muka air terendah (LLWL) diambil sebagai
ketinggian nol (0) pada peta topografi.
Survey topografi dan bathymetri dilakukan dari bagian paling barat pelabuhan sampai
bagian paling timur dari pelabuhan dengan jangkauan sekitar 400m menjauhi pantai
ke arah daratan. Peta topografi dan bathymetri hasil survei lapangan disajikan pada
Gambar Lampiran.
Berdasarkan hasil survey terlihat bahwa kondisi topografi dan kemiringan lereng
permukaan tanah di sekitar rencana PPS relatif datar yang sebagian besar berupa
lahan tambak. Ketinggingan lahan yang ada berkisar 0 – 2 m LWS. Sedangkan hasil
pengukuran dan pemetaan batimetri pada perairan di sekitar PPS Lampulo didapat
bahwa kondisi batimetri pada umumnya mempunyai kemiringan sedang. Walaupun
demikian, kondisi batimetri di bagian timur muara Krueng Aceh relatif lebih landai
dibandingkan dengan kondisi batimetri di bagian barat. Garis pantai di sisi barat
muara relative lebih maju dibandingkan dari garis pantai sisi timur.
Kemiringan batimetri laut sekitar perairan Lampulo relatif landai, berkisar 0,5 – 1,5 %
sedangkan batimetri pada bagian timur muara lebih landai dari bagian barat, masing-
masing ± 0,8 % dan ± 1 % dan untuk kedalaman alur sungai cukup bervariasi, di
muara berkisar 1,5 – 2,0 m, di depan TPI berkisar 2,0 - 3,0 m.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-4
3.2.2 Hidro oceanografi
A. Pasang Surut
Seperti diketahui, pasang surut terjadi karena gaya pembangkit pasang surut yang
timbul akibat gerakan bumi, bulan dan matahari. Masing–masing gaya merupakan
komponen harmonik yang menentukan karakteristik pasang surut di suatu perairan
tertentu.
Berdasarkan pengamatan bahwa muka air pasang surut berubah secara periodik dan
merupakan penjumlahan gelombang-gelombang harmonik, fluktuasi muka air pasang
surut dapat dinyatakan :
( )∑=
−+=N
i
iit tZiYY1
0 cos αω (3-1)
dimana:
Yt = tinggi muka air pada waktu t
Y0 = tinggi duduk tengah rata-rata dari basis
N = jumlah komponen pasang surut.
Zi = Ampli tudo komponen i
ω = kecepatan sudut komponen i = (2π)/Ti
Ti = Periode komponen i
αi = beda fase komponen i
t = waktu
Pengaruh lain yang harus diperhitungkan adalah pengaruh perputaran nodal bulan
yang mengakibatkan koreksi pada amplitudo dan beda fase. Sehubungan dengan hal
tersebut maka persamaannya menjadi :
( )∑=
−+++=N
i
iiiiit uVotHifYY1
0 cos αω (3-2)
dimana :
fi = koreksi nodal untuk amplitudo
Hi = Amplitudo komponen I ; Hi = Zi / fi
Voi = suku koreksi nodal untuk beda fase i
gi = beda fase komponen i
= αi + (Voi + ui )
Tiap-tiap Komponen mempunyai periode dan kecepatan sudut tertentu yang besarnya
selalu tetap dan dapat ditentukan secara teoritis. Besarnya amplitudo dan beda fase
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-5
masing-masing komponen tidak dapat ditentukan secara teoritis melainkan harus
dihitung berdasarkan data pengamatan pasang-surut di perairan yang bersangkutan.
Bila keadaan geografis tempat tersebut tidak berubah, besarnya amplitudo dan beda
fase komponen (Hi dan Gi) akan tetap pula dan disebut “konstanta pasang-surut” dari
perairan tersebut. Penentuan besarnya konstanta pasang surut dari data pengamatan
disebut analisis harmonik pasang surut dan dapat dilakukan dengan 3 metode :
• Metode Admiralty.
• Metode Kuadrat Terkecil (Least Square)
• Metode Analisis Harmonik.
Dalam laporan ini metode yang digunakan adalah metode kuadrat terkecil (least
square). Metode kuadrat terkecil pada prinsipnya adalah memperkirakan persamaan
pendekatan sedemikian hingga antara persamaan pendekatan dan data yang ada
memiliki selisih kuadrat terkecil. Proses pengolahan data pasut dapat dilihat pada
Gambar 3.2 berikut ini :
Gambar 3. 2 Metode pengolahan data pasang surut.
Pengukuran/pengamatan pasang surut yang dilakukan dari tanggal 30 September – 14
Oktober 2006. Dari hasil pengamatan tersebut selanjutnya dianalisis dengan metode
kuadrat terkecil diperoleh hasil penguraian pasang surut berupa parameter amplitudo
Sumber Daya
Least Square
Komponen Pasut
Tipe pasut
Forecasting Pasut 16 hari
Forecasting Pasut 20 Tahun
Perbandingan Antara Hasil
Forecasting dan
Elevasi referensi Pasut Probabilitas Kejadian
Dari Setiap Elevasi
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-6
dan beda fase dari masing-masing komponen pasang surut, seperti yang terlihat pada
Tabel 3.1 berikut :
Tabel 3. 1 Konstanta Utama Pasang Surut di Sekitar PPS Lampulo
Parameter So M2 S2 N2 K2 K1 O1 P1 M4 MS4
A(dm) 10.166 3.392 3.234 0.933 3.349 0.627 0.666 0.357 0.178 0.082
BedaAFasa 3.56 -57.18 59.43 16.60 81.84 -47.17 58.62 55.86 -11.06
Dengan didapatkan nilai amplitudo dari komponen pasang surut, dapat ditentukan tipe
pasang pasang surut yang terjadi pada lokasi proyek berdasarkan bilangan Fomzal
yang didapat. Bilangan Fomzal dapat ditulis :
195.0234.3392.3
627.0666.0
22
11=
+
+=
+
+=
SM
KOF
Untuk pasang surut di lokasi perairan Lampulo, besarnya bilangan Formzal adalah
0,195, maka tipe pasang surut yang terjadi termasuk ke dalam harian ganda (semi
diurnal).
Untuk meramalkan elevasi muka air pasang surut ini digunakan prinsip penjumlahan
trigonometrik dari masing-masing nilai amplitudo dan beda fase yang telah
didapatkan sebelumnya. Untuk melihat kecocokan antara elevasi muka air peramalan
dengan pengamatan, maka dilakukan perbandingan antara keduanya, yang dapat
dilihat pada Gambar 3.3.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-7
0
2
4
6
8
10
12
14
16
18
20
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Jam Ke-
Tin
gg
i M
uka A
ir (
cm
)
Pengamatan Peramalan
Gambar 3. 3 Perbandingan pasang surut hasil pengamatan dan peramalan.
Secara detail elevasi muka air penting lokasi ini disajikan pada Tabel 3.2 sebagai
berikut:
Tabel 3. 2 Elevasi Acuan Pasang Surut
Elevasi Acuan Terhadap Peilschaal
(cm)
Terhadap LWS (cm)
HWS (Highest Water Spring) 216.739 228.661
Mean High Water Spring (MHWS) 162.245 174.166
Mean High Water Level (MWHL) 135.890 147.811
Mean Sea Level (MSL) 101.661 113.582
Mean Low Water Level (MLWL) 67.462 79.384
Mean Low Water Spring (MLWS) 40.805 52.727
LWS (Lowest Water Surface) -11.922 0.000
Tunggang pasang 228.661
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-8
B. Arus
Arus yang terjadi di sekitar Pelabuhan Perikanan Samudra Lampulo merupakan
interaksi yang saling mempengaruhi dari arus akibat gelombang, pasang surut, dan
arus akibat angin. Pengamatan arus dilakukan selama 48 jam terus menerus dengan
interval waktu 1 jam pada dua lokasi (posisi A dan B, lihat gambar 2-1), yang
dilakukan pada tanggal 6 Oktober sampai 7 Oktober 2006. Pada setiap pengamatan
diambil 3 sampel arus yang mewakili masing-masing kedalaman yaitu 0.2 d, 0.6 d,
0.8 d, dimana d = kedalaman. Dari masing-masing pengukuran akan diperoleh
kecepatan dan arah dominan arus.
Di titik A kecepatan arus berkisar antara 0,051 m/det (arah (3200, 300
0,310
0) ke arah
Barat Laut) s.d. 0,172 m/det (arah (2400,210
0,180) ke arah Selatan-Barat Daya). Di
titik B kecepatan arus berkisar antara 0,094 m/det (arah 2900,260
0,270
0, ke arah
Barat-Barat Laut) s.d. 0,319 m/det (arah (3100,280
0,300
0) ke arah Barat-Barat Laut).
Hasil lengkap pengukuran arus pada dua lokasi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-9
Tabel 3. 3 Hasil Perhitungan Kecepatan Arus
No Kec.Rata2 No Kec.Rata2
(m/det) 0,2D 0,6D 0,8D (m/det) 0,2D 0,6D 0,8D
0 0.1371 310 330 300 0 0.14575 270 240 280
1 0.09385 290 320 300 1 0.1717 210 260 240
2 0.0506 320 300 310 2 0.09385 290 260 270
3 0.0852 300 320 340 3 0.14575 280 250 270
4 0.11115 130 110 120 4 0.09385 240 210 260
5 0.1025 250 230 160 5 0.1198 210 250 280
6 0.1025 270 240 220 6 0.1198 230 260 280
7 0.05925 240 220 190 7 0.1025 200 240 270
8 0.0506 110 130 120 8 0.09385 250 200 260
9 0.0679 180 210 160 9 0.14575 300 270 290
10 0.07655 160 180 110 10 0.12845 270 290 310
11 0.0852 150 130 160 11 0.1198 320 270 280
12 0.16305 170 150 140 12 0.1544 340 300 280
13 0.11115 240 270 250 13 0.24955 280 260 290
14 0.0852 230 210 250 14 0.31875 310 280 300
15 0.1717 150 130 160 15 0.30145 60 30 10
16 0.14575 330 360 310 16 0.2928 10 40 20
17 0.1025 310 340 320 17 0.2928 30 10 50
18 0.1025 360 290 340 18 0.2236 50 20 10
19 0.1025 350 390 370 19 0.2236 40 10 30
20 0.14575 350 290 360 20 0.21495 60 110 80
21 0.14575 290 370 350 21 0.16305 270 290 310
22 0.09385 330 360 370 22 0.11115 260 290 270
23 0.09385 360 390 370 23 0.1025 320 280 310
24 0.1025 160 130 140 24 0.12845 320 280 260
25 0.12845 110 190 160 25 0.12845 270 290 310
26 0.1198 150 130 110 26 0.14575 250 280 310
27 0.1371 170 140 120 27 0.14575 300 270 240
28 0.09385 190 170 160 28 0.1544 290 250 270
29 0.1025 140 180 160 29 0.1371 280 310 290
30 0.12845 90 110 120 30 0.19765 290 260 310
31 0.12845 160 190 140 31 0.1717 300 280 330
32 0.11115 170 140 160 32 0.19765 290 310 270
33 0.12845 290 340 360 33 0.189 260 280 310
34 0.1198 330 350 320 34 0.1544 280 300 290
35 0.14575 360 290 370 35 0.12845 310 260 240
36 0.1371 350 290 370 36 0.1717 280 250 270
37 0.1198 320 350 330 37 0.1717 260 290 310
38 0.11115 330 350 310 38 0.1371 290 260 280
39 0.12845 300 340 360 39 0.14575 240 270 220
40 0.1025 340 310 330 40 0.19765 240 270 290
41 0.09385 320 350 370 41 0.19765 270 310 290
42 0.12845 350 290 340 42 0.12845 50 80 30
43 0.14575 290 360 340 43 0.1025 30 20 50
44 0.09385 140 160 190 44 0.1025 60 40 20
45 0.09385 130 160 140 45 0.19765 70 80 50
46 0.09385 170 150 140 46 0.1544 40 20 50
47 0.09385 190 190 200 47 0.09385 60 20 10
48 0.14575 190 170 210 48 0.12845 50 30 10
49 0.14575 210 190 230 49 0.1025 60 40 30
50 0.1717 240 210 180
51 0.1025 170 190 210
Arah (o) Arah (o)
Titik A Titik B
Keterangan: 00 utara, searah jarum jam
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-10
Grafik vektor kecepatan arus rata2 & arah vs waktu
Lampulo - Aceh
Pada Kedalaman 0.2 D
0.00
0.10
0.20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52 53
Waktu (jam ke -)
Ke
ce
pa
tan
aru
s r
ata
-ra
ta (
m/d
t)
Gambar 3. 4 Grafik vektor kecepatan arus rata-rata dan arah vs waktu Lampulo-Aceh
pada kedalaman 0.2 D di Titik A.
4A
Grafik vektor kecepatan arus rata2 & arah vs waktu
Lampulo - Aceh
Pada Kedalaman 0.6 D
0.00
0.10
0.20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Waktu (jam ke -)
Ke
ce
pa
tan
aru
s r
ata
-ra
ta (
m/d
t)
Gambar 3. 5 Grafik vektor kecepatan arus rata-rata dan arah vs waktu
Lampulo-Aceh Pada Kedalaman 0.6 D di Titik A
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-11
Grafik vektor kecepatan arus rata2 & arah vs waktu
Lampulo - Aceh
Pada Kedalaman 0.8 D
0.00
0.10
0.20
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51
Waktu (jam ke -)
Kec
ep
ata
n a
rus r
ata
-rata
(m
/dt)
Gambar 3. 6 Grafik vektor kecepatan arus rata-rata dan arah vs waktu
Lampulo-Aceh pada kedalaman 0.8 D di titik A.
0,8D
Grafik vektor kecepatan arus rata2 & arah vs waktu
Lampulo - Aceh
Pada Kedalaman 0.2 D
0.00
0.10
0.20
0.30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Waktu (jam ke -)
Kec
ep
ata
n a
rus r
ata
-ra
ta (
m/d
t)
Gambar 3. 7 Grafik vektor kecepatan arus rata-rata dan arah vs waktu
Lampulo-Aceh pada kedalaman 0.2 D di titik B.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-12
Grafik vektor kecepatan arus rata2 & arah vs waktu
Lampulo - Aceh
Pada Kedalaman 0.6 D
0.00
0.10
0.20
0.30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Waktu (jam ke -)
Kecep
ata
n a
rus r
ata
-rata
(m
/dt)
Gambar 3. 8 Grafik vektor kecepatan arus rata-rata dan arah vs waktu
Lampulo-Aceh pada kedalaman 0.6 D di titik B.
Grafik vektor kecepatan arus rata2 & arah vs waktu
Lampulo - Aceh
Pada Kedalaman 0.8 D
0.00
0.10
0.20
0.30
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50
Waktu (jam ke -)
Ke
ce
pa
tan
aru
s r
ata
-ra
ta (
m/d
t)
Gambar 3. 9 Grafik vektor kecepatan arus rata-rata dan arah vs waktu
Lampulo-Aceh pada kedalaman 0.8 D di titik B.
C. Angin
Data angin yang digunakan diambil dari stasiun angin yang dekat dengan daerah
pantai Lhoong yaitu stasiun Blang Bintang. Hal ini dimaksudkan agar data yang
diambil dapat merepresentasikan kejadian yang sebenarnya terjadi di daerah perairan
Lampulo.
Berdasarkan data sekunder yang ada, kecepatan angin pada daerah ini termasuk dalam
katagori rendah yaitu kecepatan rata-rata tahunan sekitar 3.47 knot. Hal Ini dapat
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-13
dipahami mengingat perbedaan suhu di kawasan ini relatif kecil. Dibawah ini dapat
dilihat Tabel 2-4 yang merupakan prosentasi kejadian angin pada tahun 1994-1995
serta tahun 1999 – 2006, yang sekaligus diplot gambar windrose untuk setiap
bulannya dan tahunan seperti gambar di bawah ini.
Gambar 3. 10 Windrose Januari (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 4 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Januari
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
8.602 100.000
NE3.450
%18.280 53.047 20.072
11.470 1.792
2.867 36.783
2.867 13.486
0.717 17.428
E1.299 6.093 3.226
SE4.167 20.430 9.319
2.151 29.256
SW0.224
S7.034 14.337 5.735
0.000 0.000
0.000 0.941
0.000 0.941
0.000 0.224
W0.941 0.000 0.000
%
N0.224 0.717 0.000 0.000 0.941
0<v≤2.5 2.5<v≤5Arah
Kecepatan (Knott)5<v≤7.5 7.5<v≤10
NW0.941 0.000 0.000
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-14
Gambar 3. 11 Windrose Februari (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 5 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Februari
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
5.34
100.00
26.68
23.52
0.59
0.99
%
22.3311.46 8.30 0.40
2.17
2.57 16.21 5.93 1.98
0
6.92 13.04 3.56 0
0.20 0.40 0
0
0.20 0.79 0 0
0.59 1.58 0
N
NW
W
%
SW
S
SE
E
NE
16.21 53.75 24.11 5.93
18.38
2.57 2.77 0 0
0.99 7.51 6.32 3.56
2.17
ArahKecepatan (Knott)
0<v≤2.5 2.5<v≤5 5<v≤7.5 7.5<v≤10
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-15
Gambar 3. 12 Windrose Maret (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 6 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Maret
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
3.95
E1.37
%40.00
SW
%
N8.79 2.26
NW4.60 3.55 0.97
0.32
0.650.00
2.58
4.19 0.32
0.00 0.00
11.69
0.00 9.11
0.00 7.82
2.02
1.94
4.19
20.40
15.24
W3.55
S5.56 5.16
2.02 0.00
SE8.79 9.68 3.23
NE4.92 9.03 3.23
37.42 10.65 11.94 100.00
1.94 23.63
10.08
3.23
6.75<v≤9Kecepatan (Knott)
0<v≤2.25Arah
2.25<v≤4.5 4.5<v≤6.75
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-16
Gambar 3. 13 Windrose April (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 7 Prosentase Total Kejadian Angin bulan April
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
Arah
2.67 100.00
NE2.79
%45.00 44.00 8.33
6.67 1.33
0.67 20.46
0.67 5.46
0.33 11.13
E1.79 1.33 1.67
SE7.13 11.67 1.00
0.67 17.46
SW1.79
S9.79 5.33 1.67
0.33 0.00
0.00 14.79
0.33 16.46
0.00 2.13
W8.46 6.67 1.00
NW6.79 6.67 1.33
%
N6.46 5.33 0.33 0.00 12.13
0<v≤2 2<v≤4 4<v≤6 6<v≤8Kecepatan (Knott)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-17
Gambar 3. 14 Windrose Mei (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 8 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Mei
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
0<v≤2.8%
N3.87 2.90 0.00 0.00 6.77
NW7.74 9.68 0.32
0.32 5.16
W13.23 21.61 1.94
0.00 17.74
0.00 36.77
0.00 16.45
SW3.23
S4.84 10.32 1.29
1.29 0.32
SE5.48 5.48 0.00
0.00 3.87
E0.97 1.29 0.00
0.00 10.97
0.00 2.26
0.32 100.00
NE2.26
%41.61 54.19 3.87
1.61 0.00
Arah0<v≤2.5 0<v≤2.6 0<v≤2.7
Kecepatan (Knott)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-18
Gambar 3. 15 Windrose Juni (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 9 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Juni
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
4.815 100.000
NE2.731
%33.333 48.519 13.333
1.852 0.370
0.000 5.324
0.000 1.991
0.000 4.954
E1.991 0.000 0.000
SE1.620 3.333 0.370
0.741 14.583
SW3.472
S4.954 6.296 2.593
3.333 1.852
0.000 16.806
3.704 43.102
0.370 9.028
W9.769 22.222 7.407
NW4.583 11.481 0.741
%
N4.213 0.000 0.000 0.000 4.213
6.75<v≤9Kecepatan (Knott)
Arah0<v≤2.25 2.25<v≤4.5 4.5<v≤6.75
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-19
Gambar 3. 16 Windrose Juli (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 10 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Juli
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
3.584 100.000%
22.581 61.649 12.186
0.000 0.717
E0.717
NE0.358 0.358 0.000
0.717 0.000
0.358 11.470
0.000 3.226SE
1.075 2.151 0.000
S2.151 7.885 1.075
4.659 1.075
32.975 9.677W
10.753
SW1.792
0.000 4.301
0.000 14.695
1.792 55.197
1.434 8.961
0.000 1.434
NW3.584 10.753 0.358
N2.151 2.151 0.000
%ArahKecepatan (Knott)
0<v≤2.5 2.5<v≤5 5<v≤7.5 7.5<v≤10
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-20
Gambar 3. 17 Windrose Agustus (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 11 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Agustus
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
0<v≤2.25 2.25 <v≤ 4.5 4.5 <v≤ 6.75%
N4.794 2.867 0.000 0.000 7.661
Kecepatan (Knott)
6.75 <v≤ 9Arah
NW3.360 5.735 1.075
1.075 10.170
W6.228 20.430 16.129
0.717 10.887
3.226 46.013
0.358 15.547
SW1.927
S4.435 8.244 2.509
3.943 3.226
SE0.851 5.376 0.000
0.000 1.210
E0.851 1.075 0.358
0.000 6.228
0.000 2.285
5.376 100.000
NE1.210
%23.656 47.670 23.297
0.000 0.000
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-21
Gambar 3. 18 Windrose September (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 12 Prosentase Total Kejadian Angin bulan September
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
2.593 100.000
NE0.880
%32.222 45.185 20.000
1.111 0.000
0.000 9.769
0.000 0.509
0.000 1.991
E0.509 0.000 0.000
SE3.843 5.926 0.000
0.000 4.954
SW1.991
S3.843 1.111 0.000
2.593 0.741
0.000 19.028
2.593 54.954
0.000 5.324
W10.880 25.185 16.296
NW7.917 8.148 2.963
%
N2.361 1.111 0.000 0.000 3.472
6<v≤8Kecepatan (Knott)
Arah0<v≤2 2<v≤4 4<v≤6
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-22
Gambar 3. 19 Windrose Oktober (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 13 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Oktober
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
2.25<v≤4.5 4.5<v≤6.75 6.75<v≤9
0.358 0.000
NW7.661 8.961 1.792
2.151 1.075
SE4.077 8.244 2.867
%
N3.360 4.301 0.358 0.000 8.020
Kecepatan (Knott)Arah
0<v≤2.25
0.000 18.414
W10.529 17.563 4.301 1.075 33.468
0.000 1.568
S6.586 4.659 0.000 0.358 11.604
SW1.210
1.434 16.622
E2.643 1.434 0.358 0.358 4.794
0.358 5.511
%37.993 47.670 10.753 3.584 100.000
NE1.927
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-23
Gambar 3. 20 Windrose November (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 14 Prosentase Total Kejadian Angin bulan November
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
0.370 8.472
%41.481 39.630 15.926 2.963 100.000
NE4.028
31.435
E2.917 1.852 2.593 2.593 9.954
0.000 2.176
S7.361 5.556 1.481 0.000 14.398
SW1.435
0.000 8.843
W4.398 6.296 2.593 0.000 13.287
N7.361 3.333 0.741
7.731 17.407 6.296
%
0.000 11.435
0<v≤2.5 2.5<v≤5 5<v≤7.5
0.000
Arah
0.741 0.000
NW6.250 2.593 0.000
1.852 2.222
SE
7.5<v≤10Kecepatan (Knott)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-24
Gambar 3. 21 Windrose Desember (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 15 Prosentase Total Kejadian Angin bulan Desember
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
3.687 100.000
NE1.843
%23.041 55.300 17.972
8.295 0.922
0.922 39.631
1.382 14.286
0.461 11.521
E2.304 5.991 4.608
SE3.687 23.502 11.521
0.922 17.051
SW1.843
S4.608 10.599 0.922
0.922 0.000
0.000 1.843
0.000 6.452
0.000 2.765
W2.304 4.147 0.000
NW1.843 0.000 0.000
%
N4.608 1.843 0.000 0.000 6.452
6.75 <v≤ 9Kecepatan (Knott)
Arah0<v≤2.25 2.25 <v≤ 4.5 4.5 <v≤ 6.75
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-25
Gambar 3. 22 Windrose Tahunan (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 16 Prosentase Total Kejadian Angin Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
%
N4.286 2.593 0.090 0.000 6.970
0<v≤2.75 2.75<v≤5.5 5.5<v≤8.25
NW4.769 6.574 0.241
W6.970 16.375 3.046
1.930 0.422
0.030 11.614
0.241 26.632
0.030 4.135SW
1.753
S5.703
11.429 2.835
0.060 15.9278.263 1.900
18.822
0.302 6.849
0.030 9.051
100.000
NE2.416
%31.755 55.066 12.274
5.036 1.568
0.211
8.25<v≤11Kecepatan (Knott)
Arah
0.905
E1.512 2.865 2.171
SE4.346
Dari gambar windrose di atas pola angin terbagi dalam dua musim, dari bulan Mei
sampai bulan Oktober angin banyak bertiup dari arah Barat, sedangkan mulai bulan
November sampai bulan April pola angin cenderung didominasi oleh dua arah, yaitu
dari Selatan dan Timur (South East).
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-26
D. Gelombang
Daerah bangkitan gelombang (fetch) berasal dari Barat, Barat laut, Utara, dan Timur
laut. Dalam hal ini tidak dilakukan pengukuran gelombang secara langsung, sehingga
tinggi dan periode gelombang dipeoleh melalui peramalan, atau sering disebut
hindcasting sebagai forecasting dari data angin.
Hasil forecasting gelombang tersebut di atas dalam bentuk time series kejadian
gelombang sebagai hasil dari data angin belum dapat digunakan dalam perencanaan.
Perencanaan membutuhkan tinggi gelombang (termasuk periode) yang biasanya
didasarkan pada pengetahuan fenomena statistik seperti perode ulang. Dalam
pekerjaan ini, gelombang rencana yang digunakan didasarkan pada analisis nilai
ekstrem dari data gelombang maksimum tahunan sebagai hasil forecasting
gelombang.
Setelah tinggi gelombang rencana diperoleh untuk periode ulang tertentu, selanjutnya
dianalisis periode gelombang yang dipakai. Untuk mendapat periode gelombang
tersebut digunakan grafik hubungan antara tinggi gelombang dan periode gelombang.
Distribusi gelombang untuk lokasi ini menunjukkan bahwa gelombang relatif kecil
dengan kejadian didominasi dari tenggara dan barat daya. Gambar-gambar dibawah
ini adalah hasil perhitungan untuk waverose bulanan selama 12 bulan dan waverose
tahunan.
Gambar 3. 23 Waverose Januari (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-27
Tabel 3. 17 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan januari
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
0,52 < v ≤ 0,7 0,7<v≤0,875 0,875<v≤1,05Arah
0 < v ≤0,1750 0,1750 < v ≤0,35 0,35 < v ≤ 0,52Tinggi (m)
NW
N 3.7037 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
W 3.7037 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
S
0.0000
0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.00003.7037 0.0000 0.0000
0.00000.0000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
SW
SE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
NE 31.4815 25.9259 18.5185 3.7037 5.5556 3.7037
3.7037
3.7037
3.7037
0.0000
%
0.0000
0.0000
0.0000
88.8889
25.925942.5926% 100.00003.70375.55563.703718.5185
Gambar 3. 24 Waverose Februari (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 18 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Februari
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
13.1579 25.0000 3.9474 100.0000% 23.6842 22.3684 11.8421
21.0526 6.5789 1.315873.6842
NE 15.7895 18.4211 10.5263
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00002.6316
W 2.6316 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00006.5789
NW 5.2632 1.3158 0.0000
%
N 15.7895 1.3158 0.0000 0.0000 0.0000 0.000017.1053
0,7<v≤0,875 0,875<v≤1,05Tinggi (m)
Arah0 < v ≤0,1750 0,1750 < v ≤0,35 0,35 < v ≤ 0,52 0,52 < v ≤ 0,7
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-28
Gambar 3. 25 Waverose Maret (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 19 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Maret
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
2.7972 4.8951 2.0979 100.0000% 53.8462 16.7832 19.5804
2.7972 3.4965 0.699342.6573
NE 18.1818 10.4895 6.9930
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.000015.3846
W 9.7902 4.8951 0.6993
0.0000 0.0000 0.000018.1818
NW 12.5874 3.4965 2.0979
%
N 22.3776 0.0000 0.0000 1.3986 0.0000 0.000023.7762
0,8967 < v ≤ 1,1209 1,1209<v≤1,3451Arah
Tinggi (m)0 < v ≤0.2242 0,2242 < v ≤0.4484 0.4484 < v ≤0,6726 0,6726< v ≤ 0,8967
Gambar 3. 26 Waverose April (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-29
Tabel 3. 20 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan April
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
2.5974 3.2468 1.2987 100.0000% 0.0000 40.9091 10.3896
1.9481 0.0000 0.649420.1299
NE 10.3896 6.4935 0.6494
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.6494 0.000030.5195
W 23.3766 4.5455 1.9481
0.6494 0.0000 0.000027.2727
NW 20.7792 3.8961 1.9481
%
N 19.4805 1.9481 0.0000 0.6494 0.0000 0.000022.0779
0,7<v≤0,875 0,875<v≤1,05Tinggi (m)
Arah0 < v ≤0,1750 0,1750 < v ≤0,35 0,35 < v ≤ 0,52 0,52 < v ≤ 0,7
Gambar 3. 27 Waverose Mei (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 21 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Mei
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
1.1134<v≤1.3918 1.3918<v≤1.6701Tinggi (m)
0 < v ≤0.2784 0.2784 < v ≤0.5567 0.5567< v ≤ 0.8351 0.8351 < v ≤ 1.1134
0.5102 0.0000 0.5102 100.0000% 89.7959 6.1224 3.0612
0.0000 0.0000 0.51025.6122
NE 4.5918 0.5102 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
0.5102 0.0000 0.000057.1429
W 50.5102 3.5714 2.5510
0.0000 0.0000 0.000027.5510
NW 25.0000 2.0408 0.5102
%
N 9.6939 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00009.6939
Arah
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-30
Gambar 3. 28 Waverose Juni (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 22 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Juni
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
5.0847 0.0000 0.5650 100.0000% 52.5424 28.8136 12.9944
0.0000 0.0000 0.00006.2147
NE 3.3898 2.2599 0.5650
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
5.0847 0.0000 0.565064.4068
W 27.6836 19.7740 11.2994
0.0000 0.0000 0.000024.2938
NW 16.3842 6.7797 1.1299
%
N 5.0847 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00005.0847
0.8967<v≤1.1209 1.1209<v≤1.3451Tinggi (m)
Arah0 < v ≤0.2242 0.2242 < v ≤0.4484 0.4484< v ≤ 0.6726 0.6726 < v ≤ 0.8967
Gambar 3. 29 Waverose Juli (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-31
Tabel 3. 23 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Juli
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
1.3918<v≤1.6701Tinggi (m)
Arah0 < v ≤0.2784 0.2784 < v ≤0.5567 0.5567< v ≤ 0.8351 0.8351 < v ≤ 1.1134
%
N 4.8780 0.4878 0.0000 0.0000 0.0000 0.00005.3659
1.1134<v≤1.3918
NW 16.0976 2.9268 0.4878 0.0000 0.0000 0.000019.5122
W 43.4146 15.6098 8.2927 4.8780 1.9512 0.487874.6341
SW 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00000.0000
NE 0.4878 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00000.4878
% 64.8780 19.0244 8.7805 4.8780 1.9512 0.4878 100.0000
Gambar 3. 30 Waverose Agustus (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 24 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Agustus
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
2.2346 0.0000 1.1173 100.0000% 44.6927 43.5754 8.3799
0.0000 0.0000 0.00001.1173
NE 1.1173 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
3.9106 0.0000 1.117370.9497
W 26.2570 14.5251 25.1397
0.0000 0.5587 0.558716.7598
NW 10.0559 3.9106 1.6760
%
N 11.1732 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.000011.1732
Arah0 < v ≤0.2242 0.2242 < v ≤0.4484 0.4484< v ≤ 0.6726 0.6726 < v ≤ 0.8967 0.8967<v≤1.1209 1.1209<v≤1.3451
Tinggi (m)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-32
Gambar 3. 31 Waverose September (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 25 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan September
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
11.4833 2.3923 0.9569 100.0000% 49.2823 22.4880 13.3971
0.0000 0.0000 0.00001.9139
NE 0.9569 0.9569 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
10.0478 2.3923 0.956970.3349
W 28.2297 17.7033 11.0048
1.4354 0.0000 0.000023.9234
NW 16.2679 3.8278 2.3923
%
N 3.8278 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00003.8278
0,7<v≤0,875 0,875<v≤1,05Tinggi (m)
Arah0 < v ≤0,1750 0,1750 < v ≤0,35 0,35 < v ≤ 0,52 0,52 < v ≤ 0,7
Gambar 3. 32 Waverose Oktober (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-33
Tabel 3. 26 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Oktober
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
5.6497 3.3898 0.5650 100.0000% 33.8983 50.2825 6.2147
1.6949 0.0000 0.56507.9096
NE 2.2599 3.3898 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
5.6497 1.1299 1.694951.9774
W 15.8192 27.6836 0.0000
2.8249 0.0000 0.000028.2486
NW 11.2994 14.1243 0.0000
%
N 4.5198 6.7797 0.0000 0.5650 0.0000 0.000011.8644
0,5694<v≤ 0,7118 0,7118 <v≤ 0,8541Tinggi (m)
Arah0 < v ≤ 0.1424 0.1424 < v ≤0.2847 0.2847 < v ≤ 0,4271 0,4271< v ≤ 0,5694
Gambar 3. 33 Waverose November (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 27 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan November
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
10.2041 5.1020 1.0204 100.0000% 44.8980 38.7755 0.0000
3.0612 3.0612 1.020419.3878
NE 7.1429 5.1020 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.00000.0000
20.4082
5.1020 2.0408 0.000032.6531
SW
0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
W 8.1633 17.3469 0.0000
NW 13.2653 7.1429 0.0000
%
N 16.3265 9.1837 0.0000 2.0408 0.0000 0.000027.5510
Arah0,7118 <v≤ 0,85410 < v ≤ 0.1424 0.1424 < v ≤0.2847 0.2847 < v ≤ 0,4271 0,4271< v ≤ 0,5694 0,5694<v≤ 0,7118
Tinggi (m)
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-34
Gambar 3. 34 Waverose Desember (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 28 Prosentase Total Kejadian Gelombang bulan Desember
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
0,5694<v≤ 0,7118 0,7118 <v≤ 0,8541Tinggi (m)
Arah0 < v ≤ 0.1424 0.1424 < v ≤0.2847 0.2847 < v ≤ 0,4271
9.0909 2.2727 2.2727 100.0000% 25.0000 54.5455 6.8182
9.0909 2.2727 2.272747.7273
NE 2.2727 31.8182 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.000025.0000
W 4.5455 13.6364 6.8182
0.0000 0.0000 0.00002.2727
NW 2.2727 0.0000 0.0000
%
N 15.9091 9.0909 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000
0,4271< v ≤ 0,5694
25.0000
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-35
Gambar 3. 35 Waverose Tahunan (tahun 1994-1995 serta tahun 1999-2006)
Tabel 3. 29 Prosentase Total Kejadian Gelombang Tahunan
Tahun 1994 s/d 1995 serta Tahun 1999 s/d 2006
1.3435 0.2921 0.0584 100.0000% 0.0000 23.3645 7.0678
1.1874 0.7634 0.084820.1018
NE 6.7854 6.1069 5.1739
0.0000 0.0000 0.00000.0000
E 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SE 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
S 0.0000 0.0000 0.0000
0.0000 0.0000 0.00000.0000
SW 0.0000 0.0000 0.0000
2.4597 0.1696 0.508949.8728
W 18.0662 14.7583 13.9101
0.0000 0.0848 0.084820.5259
NW 13.0619 4.7498 2.5445
%
N 7.7184 1.3571 0.2545 0.1696 0.0000 0.00009.4996
0.8967<v≤1.12090.6726 < v ≤ 0.8967Arah
0 < v ≤0.2242 0.2242 < v ≤0.4484 0.4484< v ≤ 0.6726Tinggi (m)
1.1209<v≤1.3451
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-36
Tinggi gelombang signifikan rata-rata adalah 0.47 m dengan rincian pada Tabel 3-30
berikut:
Tabel 3. 30 Hasil Perhitungan Gelombang
Tahun Hs (m) Ts (s) H1/10 (m)
1994 0.296908 2.756158 0.503562
1995 0.333382 2.933307 0.570094
1999 0.378772 3.089565 0.667911
2000 0.547205 3.826934 0.779783
2001 0.538013 3.762206 0.849219
2002 0.547205 3.826934 0.779783
2003 0.596046 4.023009 0.810733
2004 0.561679 3.847449 0.888225
2005 0.550377 3.853561 0.782636
2006 0.346582 2.966038 0.608277
Rata-rata 0.469617 3.488516 0.724022
Tinggi gelombang maksimum untuk periode ulang 200 tahun adalah sebesar 2.105 m
dengan perincian untuk beberapa periode (Tr) sebagai berikut.
Tabel 3. 31 Tinggi Gelombang Maksimum untuk
Periode Ulang Tertentu
2 1.232185511 2 3.635725918
5 1.432880448 5 4.029441957
10 1.565757959 10 4.290116234
25 1.733649047 25 4.619478873
50 1.858200247 50 4.863818894
100 1.981831781 100 5.106354747
200 2.105012204 200 5.348005627
H (m) dengan data
angin maksimumTr (Tahun)Tr (Tahun)
H (m) dengan data
angin rata-rata
3.2.3 Geoteknik
Kondisi tanah pada lokasi Rencana PPS berdasarkan hasil penyelidikan tanah dengan
uji sondir, boring log, dan hasil uji laboratorium menggambarkan bahwa lapisan tanah
permukaan asli di laut sampai bibir pantai berupa pasir halus dengan konsistensi lepas
sampai medium. Di bagian darat lapisan pasir ini sudah tertutupi oleh lanau lempung
yang banyak mengandung organik. Bisa dipastikan bahwa lapisan permukaan di
bagian darat bukan tanah asli. Tanah asli berupa pasir halus baru dijumpai – 3.5m.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-37
Semakin ke bawah konsistensi tanah semakin terlihat mengeras/kaku. Meskipun
demikian di bawah seabed dari kedalaman -22m sampai akhir pemboran (-30m)
konsistensi tanah kembali melunak, yang diwakili oleh nilai SPT rata-rata antara 12-
16, dimana jenis tanah pada lapisan ini cenderung lanau kelempungan.
Hasil penyelidikan tanah akan disajikan pada Lampiran
3.2.4 Sedimen
Posisi rencana PPS Lampulo berhubungan dengan sungai dan laut, maka angkutan
sedimen baik dari sungai maupun dari laut. Informasi awal mengenai sedimen di
sekitar PPS adalah pasir campur clay. Kondisi ini merupakan fenomena kombinasi
sedimen dari laut dan sungai. Dari laut juga merupakan kombinasi sedimen yang
digerakkan oleh gelombang dalam arah sejajar pantai, terutama pada musim barat
serta sedimen yang digerakkan oleh pasang surut dalam arah tegak lurus pantai.
Dengan mengacu pada informasi yang ada, jenis sedimen pada perairan lampulo
adalah seperti gambar dan tabel berikut.
Tabel 3. 32 Index Properties No 1
Water Content (%) = 25.57
Wet Density (t/m3) = 1.900 Va = 0.061 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.742
Total Volume = 1.000 Vw = 0.387 Ww = 0.387
RESUME
Vs = 0.552 Ws = 1.513
Dry Density (γd) = 1.513
Porosity (n) = 0.45
Void Ratio (e) = 0.81
Saturated deg (Sr) = 86
Air
Water
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-38
Gravel
d.10 = 0.2900
d.30 = 0.4600
d.60 = 0.6900
Cu = 2.379
Cc = 1.057
2
96
Clay Silt Sand
3
0
2.742
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
2.72
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Pe
rce
nt
fine
r by w
eig
ht
Gambar 3. 36 Grain Size Analysis No 1
Water Content (%) = 34.43
Wet Density (t/m3) = 1.840 Va = 0.022 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.702
Total Volume = 1.000 Vw = 0.471 Ww = 0.471
RESUME
Vs = 0.507 Ws = 1.369
Dry Density (γd) = 1.369
Porosity (n) = 0.49
Void Ratio (e) = 0.97
Saturated deg (Sr) = 95
Air
Water
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Gambar 3. 37 Index Properties No 2
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-39
Gravel
d.10 = 0.0070
d.30 = 0.0180
d.60 = 0.0880
Cu = 12.571
Cc = 0.526
54
3
2.702
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
56.52
0
43
Clay Silt Sand
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Perc
en
t fine
r b
y w
eig
ht
Gambar 3. 38 Grain Size Analysis No 2
Water Content (%) = 33.43
Wet Density (t/m3) = 1.840 Va = 0.028 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.698
Total Volume = 1.000 Vw = 0.461 Ww = 0.461
RESUME
Vs = 0.511 Ws = 1.379
Dry Density (γd) = 1.379
Porosity (n) = 0.49
Void Ratio (e) = 0.96
Saturated deg (Sr) = 94
Air
Water
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Gambar 3. 39 Index Properties No 3
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-40
Gravel
d.10 =
d.30 = 0.0077
d.60 = 0.1500
Cu = #DIV/0!
Cc = #DIV/0!
29
0
2.698
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
29.06
0
71
Clay Silt Sand
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Pe
rce
nt
fin
er
by w
eig
ht
Gambar 3. 40 Grain Size Analysis No 3
Water Content (%) = 31.50
Wet Density (t/m3) = 1.850 Va = 0.038 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.709
Total Volume = 1.000 Vw = 0.443 Ww = 0.443
RESUME
Vs = 0.519 Ws = 1.407
Dry Density (γd) = 1.407
Porosity (n) = 0.48
Void Ratio (e) = 0.93
Saturated deg (Sr) = 92
Air
Water
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Gambar 3. 41 Index Properties No 4
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-41
Gravel
d.10 = 0.0115
d.30 = 0.0260
d.60 = 0.1400
Cu = 12.174
Cc = 0.420
0
52
Clay Silt Sand
47
1
2.709
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
47.93
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Perc
en
t fine
r by w
eig
ht
Gambar 3. 42 Grain Size Analysis No 4
Water Content (%) = 29.31
Wet Density (t/m3) = 1.880 Va = 0.042 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.735
Total Volume = 1.000 Vw = 0.426 Ww = 0.426
RESUME
Vs = 0.532 Ws = 1.454
Dry Density (γd) = 1.454
Porosity (n) = 0.47
Void Ratio (e) = 0.88
Saturated deg (Sr) = 91
Air
Water
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Gambar 3. 43 Index Properties No 5
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-42
Gravel
d.10 = 0.0920
d.30 = 0.1770
d.60 = 0.2300
Cu = 2.500
Cc = 1.481
0
93
Clay Silt Sand
7
0
2.735
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
6.97
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Perc
en
t fin
er
by w
eig
ht
Gambar 3. 44 Grain Size Analysis No 5
Water Content (%) = 37.33
Wet Density (t/m3) = 1.840 Va = 0.008 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.727
Total Volume = 1.000 Vw = 0.500 Ww = 0.500
RESUME
Vs = 0.491 Ws = 1.340
Dry Density (γd) = 1.340
Porosity (n) = 0.51
Void Ratio (e) = 1.04
Saturated deg (Sr) = 98
Air
Water
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Gambar 3. 45 Index Properties No 6
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-43
Gravel
d.10 = 0.0110
d.30 = 0.0330
d.60 = 0.1650
Cu = 15.000
Cc = 0.600
0
56
Clay Silt Sand
43
1
2.727
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
44.19
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Perc
en
t fin
er
by w
eig
ht
Gambar 3. 46 Grain Size Analysis No 6
Water Content (%) = 35.46
Wet Density (t/m3) = 1.850 Va = 0.013 Wa = 0.000
Specific Gravity = 2.717
Total Volume = 1.000 Vw = 0.484 Ww = 0.484
RESUME
Vs = 0.503 Ws = 1.366
Dry Density (γd) = 1.366
Porosity (n) = 0.50
Void Ratio (e) = 0.99
Saturated deg (Sr) = 97
Solid
DATA INPUT DATA OUTPUT
Air
Water
Gambar 3. 47 Index Properties No 7
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-44
Gravel
d.10 = 0.0097
d.30 = 0.0185
d.60 = 0.0720
Cu = 7.423
Cc = 0.490
58
3
2.717
Finer # 200 % =
Gravel % =
Sand % =
Silt % =
Clay % =
Spesific gravity =
60.98
0
39
Clay Silt Sand
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
0.001 0.01 0.1 1 10
Diameter (mm)
Perc
en
t fin
er
by w
eig
ht
Gambar 3. 48 Grain Size Analysis No 7
Gambar 3. 49 Parameter sedimen layang
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-45
3.3 Sosial Perikanan
3.3.1 Kondisi Umum Daerah
A. Penduduk
Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2000, jumlah penduduk Kota Banda
Aceh sebesar 221.050 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk (1990-2000) sebesar
1,78 persen.
Dibandingkan dengan pasca Tsunami jumlah penduduk tahun 2000 tersebut sangat
menurun. Jumlah penduduk Kota Banda Aceh yang memiliki 9 wilayah kecamatan
mengalami penurunan jumlah penduduk sebagai akibat adanya Tsunami tahun 2004
yaitu dari 221.050 jiwa (2000) menjadi 174.433 jiwa (2005). Pasca Tsunami jumlah
penduduk terbanyak diantara 9 kecamatan terdapat di kecamatan Kuta Alam yaitu
sebanyak 35.033 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 18.758 jiwa dan perempuan
16.275 jiwa. Populasi terbanyak berikutnya menyusul kecamatan Baiturrahman
sebanyak 33.582 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 17.564 dan perempuan 16.018
jiwa
B. Pendidikan dan Tenaga Kerja
Tingkat pendidikan penduduk berumur 5 tahun keatas pasca Tsunami berturut-turut
yang tertinggi adalah pendidikan SLTA sebanyak 76.107 orang, SLTP sebanyak
23.491 orang, Universitas 21.433 orang, dan sisanya mempunyai status yang berbeda
seperti tidak tamat SD, tidak pernah sekolah, dan lainnya.
Berdasarkan struktur jumlah penduduk yang terdiri laki-laki sebanyak 92.255 orang
dan perempuan sebanyak 82.178,lebih lanjut menunjukkan bahwa jumlah penduduk
yang berumur diatas 40 tahun berjumlah sebanyak 35.356 orang dan sisanya dibawah
40 tahun sebanyak 139.077 orang. Berdasarkan struktur penduduk menurut umur
dapat diperhitugkan kondisi tenaga kerja produkstif di NAD dengan menggunakan Uji
40% (the Forty Percent Test) sebesar 39,73% %. Berdasarkan uji tersebut
menunjukkan bahwa nilai U-40% sebesar 39,73% %. yang berarti penduduk wilayah
ini memiliki struktur penduduk pada usia kerja produktif
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-46
• Dependency Ratio :
Tidak seluruh penduduk yang berdomisili di wilayah Kota Banda Aceh NAD
memiliki kemampuan untuk menghasilkan (produktif), bahkan terdapat
sejumlah penduduk yang menjadi beban/tanggungan penduduk lain.
Pembangunan pelabuhan PPS Lampulo yang direncanakan dapat menjadi
solusi untuk mengurangi beban/tanggungan penduduk lain dengan
terciptanya lapangankerja baru.
Dependency Ratio diukur dengan dengan formula berikut.
iaKerjaPendudukUs
rjaluarUsiaKePendudukDiDR = , dimana (3-3)
PUK dengan batasan usia 15 tahun keatas
Berdasarkan data yang tersedia, menunjukkan bahwa besarnya tingkat
Dependency Ratio penduduk NAD (2005) mencapai sebesar 3,45. Apabila
nilai Dependency Ratio penduduk NAD menunjukkan nilai yang semakin
besar, maka tingkat beban yang harus ditanggung setiap penduduk produktif
juga semakin besar atau semakin buruk. Untuk itu Dependency Ratio
penduduk NAD juga sebagai indikator terhadap permasalahan yang harus
diselesaikan dengan pembangunan yang berkelanjutan termasuk
pembangunan PPS Lampulo.
• Tingkat Pengangguran Terbuka :
Jumlah penduduk yang sedang mencari pekerjaan di Kota Banda Aceh NAD
perlu memperoleh perhatian. Pembangunan pelabuhan PPS Lampulo juga
diharapkan dapat menyelesaikan permasalahan bagi penduduk yang mencari
pekerjaan atau pengangguran terbuka (unemployment). Dalam konsep labor
force approach, angkatan kerja dikelompokkan menjadi angkatan kerja yang
belum bekerja dan sedang/ingin mencari pekerjaan. Indikator jumlah
penduduk yang sedang mencari pekerjaan dihitung dengan membandingkan
penduduk yang ingin mencari kerja dengan jumlah angkatan kerja. Secara
matematis dengan formula berikut
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-47
%100xAK
PPTPT = (3-4)
Berdasarkan data yang tersedia ,menunjukkan bahwa besarnya tingkat
pengangguran terbuka (laki-laki) mencapai13,09%, sedangkan tingkat
pengangguran terbuka (perempuan) mencapai 22,78%. Dengan demikian
secara keseluruhan tingkat pengagguran terbuka mencapai 35,87% dan
merupakan jumlah tingkat pengangguran terbuka yang relatif besar. di NAD
(2005)
Kualitas pembangunan SDM di NAD dapat ditunjukkan oleh 3 macam indicator yaitu
Indeks Pembangunan Manusia (IPM), Indeks Kemiskinan Manusia (IKM) dan Indeks
Pembangunan Jender (IPJ) Kota Banda Aceh.
Dalam rangka lebih mendorong peningkatan kualitas pembangunan SDM perlu
diketahui kondisinya baik sebelum Tsunami maupun pasca Tsunami. Menurut BPS
(2002) menunjukkan bahwa Indikator IPM sebesar 70,5 %, IKM sebesar 12,5% dan
IPJ sebesar 57,5%. Biro pusat statistic menyimpulkan kualitas pembangunan SDM
tergolong sedang, Selanjutnya berdasarkan data yang tersedia menyebutkan bahwa
jumlah penduduk miskin di Kota Banda Aceh 226.000 (10,25%). Garis kemiskinan
per kapita per bulan sebesar Rp.112.540,-. Sedangkan besarnya konsumsi per kapita
per bulan diperhitungkan sebesar Rp. 583.000,-
C. Kondisi Perekonomian
Pemulihan ekonomi Nasional ternyata belum mampu menghilangkan luka-luka akibat
krisis yang berkepanjangan. Dalam tahun 2002 upaya Pemerintah untuk keluar dari
krisis ekonomi telah menunjukkan hasil yang cukup membesarkan hati, meskipun
tidak berlangsung secepat yang diharapkan. Berbagai perkembangan yang terjadi dan
kemajuan yang dicapai dalam tahun 2002 cukup memberikan harapan bagi percepatan
pemulihan ekonomi di tahun 2003. Dari sisi eksternal, prospek perekonomian dunia
pada tahun 2003 diperkirakan lebih baik namun disertai oleh meningkatnya
ketidakpastian. Dari sisi internal, berbagai kendala struktural khususnya yang terkait
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-48
dengan situasi politik dan keamanan, penegakan hukum, otonomi daerah serta
perburuhan, yang tahun lalu telah menyebabkan sector riil kurang responsive terhadap
perbaikan kondisi ekonomi, pada tahun 2003 masih membayangi percepatan
pertumbuhan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi Propinsi Nagroe Aceh Darussalam tergambar dalam PDRB.
Pada tahun 2004 terdapat dua sector penting yang mengalami penurunan yaitu
pertambangan menurun 19,87% dan industri pengolahan menurun sekitar 4,46%.
Namun apabila sector pertambangan kususnya komoditi minyak dan gas bumi
dikeluarkan dari perhitungan PDRB, maka terlihat bahwa perekonomian NAD
mengalami pertumbuhan sejak tahun 2002 dan pada tahun 2004 mengalami
pertumbuhan sebesar 2,71%
Ditengah berbagai tantangan yang harus dihadapi, Pemerintah memandang prospek
pertumbuhan ekonomi tahun 2003 lebih baik dari tahun sebelumnya. Melihat
perkembangan kondisi makro ekonomi terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 3,5 – 4 persen dapat dicapai. Hasil perhitungan BPS menunjukkan PDB
Indonesia pada semester I tahun 2003 secara akumulatif meningkat sebesar 3,62
persen. Kondisi perekonomian Nasional secara tidak langsung mencerminkan
perekonomian daerah. Walaupun pada tahun 2002 pertumbuhan ekonomi Aceh lebih
baik pada tahun 2001, namun di tahun 2003 pertumbuhan ekonomi Aceh relatif
mengalami perlambatan. Dikhawatirkan, pertumbuhan ekonomi yang melambat ini
berdampak buruk terhadap penyediaan lapangan kerja sehingga menambah angka
pengangguran.
Pertumbuhan ekonomi Aceh tahun 2002 tanpa migas mencapai 3,16 persen. Walau
mengalami peningkatan dari tahun 2001 yang sebesar 1,56 persen namun
pertumbuhan ini terlalu kecil untuk memulihkan kondisi perekonomian yang terpuruk
akibat krisis yang terjadi. PDRB perkapita berdasarkan harga berlaku pada tahun 2002
mencapai 4,69 juta atau naik 12,85 persen disbanding tahun 2001, namiun dilihat dari
harga konstan maka PDRB perkapita mengalami kenaikkan 2,57 persen atau hanya
sebesar 1,53 juta rupiah.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-49
Selama tahun 2002 secara umum kondisi perekonomian Indonesia menunjukkan
perkembangan positif yang ditandai dengan semakin stabilnya kondisi makro
ekonomi. Walaupun kondisi keamanan dan iklim investasi belum kondusif, namun
kinerja pertumbuhan perekonomian selama tahun 2002 masih lebih baik jika
dibanding dengan tahun sebelumnya. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi pada
tahun 2002 merupakan sepercik sinar cerah bagi bangsa Indonesia untuk segera pulih
dari keterpurukkan ekonomi yang telah merusak perekonomian Indonesia selama
beberapa tahun terakhir ini.
Pada tahun 2002 perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 3,66 persen. Laju
pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan ekonomi tahun
2001 yang hanya sebesar 3,44 persen.. Sementara itu PDB per kapita Indonesia atas
dasar harga berlaku tahun 2002 tercatatsebesar Rp. 7.594,3 ribu, lebih tinggi
disbanding tahun 2001 yang hanya sebesar Rp.6.938,2 ribu.
Krisis ekonomi yang dialami Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah ikut
melemahkan pondasi ekonomi Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Pada tahun 1998
perekonomian Aceh terpuruk hingga -5,78 persen. Daya beli masyarakat turun drastis
karena laju inflasi nyaris mencapai 80 persen. Hampir semua sektor ekonomi tumbuh
negatif, kecuali pertanian, listrik dan air minum, pengangkutan dan komunikasi serta
sektor jasa-jasa.
Pada tahun 2001 dari seluruh sektor ekonomi hanya sektor industri pengolahan yang
masih mengalami kontraksi sebesar 4,57 persen. Namun secara keseluruhan
perekonomian Aceh semakin membaik walau pertumbuhannya sedikit melambat.
Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2001 hanya sebesar 1,56 persen. Sedangkan
perekonomian Nasional telah mampu tumbuh diatas 3 persen. Selanjutnya pada tahun
2002 sektor industri pengolahan telah mulai tumbuh positif sebesar 3,48 persen.
Pertumbuhan sektor ini turut mendukung perekonomian Aceh secara keseluruhan
pada tahun 2002 yang mencapai 3,16 persen walaupun masih terdapt 2 sektor yang
mengalami kontraksi yakni sektor listrik dan air minum -1,31 persen serta sektor
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-50
keuangan, persewaan dan jasa perusahaan 6,75 persen. Terkontraksinya sektor ini
tidak begitu berpengaruh pada pertumbuhan secara keseluruhan karena kedua sektor
ini dalam sumbangannya terhadap perekonomian Aceh sangat kecil, yaitu masing-
masing 0,31 persen dan 1,90 persen.
Pada tahun 2003 secara umum perekonomian Aceh tumbuh 3,04 persen. Angka ini
jauh lebih rendah dari angka prediksi sebelumnya yakni mencapai 4,06 persen.
Melemahnya pertumbuhan pada tahun 2003 ditunjukkan oleh rendahnya pertumbuhan
sektor pertanian yang diperkirakan hanya tumbuh 2,96 persen, sedangkan pada
awalnya sektor diprediksikan mampu tumbuh sebesar 4,36 persen. Sektor
pertmbangan dan penggalian yang pada awalnya diprediksikan tumbuh diatas 10
persen hanya mampu tumbuh 3,41 persen.
Pada tahun 2002, PDRB per kapita ditinjau berdasarkan harga berlaku sebesar Rp.
4.686.448 mengalami kenaikan sebesar 12,85% dibandingkan dengan tahun 2001
yang PDRB per kapita sebesar Rp.2.152.931. Demikian juga dengan pendapatan
regional per kapita pada tahun 2002 sebesar Rp.4.284.817 juga mengalami kenaikan
dibandingkan dengan tahun 2001 sebesar 13,22 %pendapatan reghional per kapita
tahun 2001 sebesar Rp. 3.784.661.
Pembangunan sektor kelautan dan perikanan merupakan salah satu sektor
pembangunan yang berbasis pada sumber daya alam. Oleh karena itu, pembangunan
sektor ini diarahkan untuk mengoptimalkan pemanfaatn potensi seumber daya
perikanan. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya perikanan dan kelautan untuk
meningkatkan pendapatan dan taraf hidup nelayan dan petani ikan, meningkatkan
ekspor hasil perikanan serta meningkatkan konsumsi ikan bagi masyarakat.
Sumbangan sektor perikanan terhadap pembentukan PDRB non migas Aceh (2002)
atas dasar harga berlaku sebesar 6,55 persen. Konstribusi tahun 2002 ini sedikit lebih
kecil dari tahun 2001 yang tercatat sebesar 6,62 %.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-51
Diluar komoditi minyak dan gas perekonomian Propinsi NAD mengalami
pertumbuhan sejak tahun 2002 sampai dengan tahun 2004, masing-masing skitar 6,88
% (2002), sekitar 3,67 % (2003) dan sekitar 2,71 % pada tahun 2004.
Konstribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar
Harga Berlaku Kota Banda Aceh meningkat dari Rp. 67705,76 juta ( 2000) menjadi
Rp. 87949,28 juta (2004), tetapi dibandingkan dengan peranannya terhadap sektor
pertanian menunjukkan pada periode yang sama menurun dari 5,56 persen menjadi
4,78 persen. Sedangkan Konstribusi sektor perikanan terhadap Produk Domestik
Regional Bruto Atas Dasar Harga Kontan Tahun 2000 Banda Aceh meningkat dari
Rp. 67705,76 juta ( 2000) menjadi Rp. 80254,03 juta (2004), tetapi dibandingkan
dengan peranannya terhadap sektor pertanian menunjukkan pada periode yang sama
menurun dari 5,58 persen menjadi 5,35persen.
Sementara iu Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar yang berlaku
di Kota Banda Aceh meningkat dari Rp.1218509,86 Juta (2000) menjadi Rp
1838024,55 juta, dan pada periode yang sama Pendapatn Regional per Kapita
meningkat dari Rp. 4975820,73 juta menjadi Rp.7018956,75 juta Sedangkan Produk
Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Pasar konstan tahun 2000 di Kota Banda
Aceh meningkat dari Rp.1218609,86 Juta (2000) menjadi Rp 1499842,15 juta, dan
pada periode yang sama Pendapatan Regional per Kapita meningkat dari Rp.
4975820,73 juta menjadi Rp.5620315,16 juta
D. Sosial Kemasyarakatan
Mayoritas penduduk Kota Banda Aceh memeluk agam Islam baik senbelum maupun
pasca Tsunami. JUmlah penduduk yang memeluk agama lain seperti Kristen, Budha
dan Hindu relatif sedikit dibandingkan dengan yang memeluk agama Islam.
Total penduduk pasca Tsunami yang beraga Islam di Kota Banda Aceh sebanyak
174.433 orang, Protestan 668 orang, Katolik 515 orang, Budha 2598 orang, Hindu 48
orang, sisanya 28 orang memiliki kepercayaan lainnya. Kerukunan dan saling
menghargai antar umat beragama terjalin dengan baik dan harmonis. Bagi yang
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-52
beragama Islam dan mempunyai pekerjaan sebagai nelayan, ketekunan sebagai umat
beragama ditunjukkan dengan ketaatan melaksanakan ibadah seperti libur tidak
melaut setiap hari jumat untuk melaksanakan sholat. Dalam kehidupan masyarakat
yang agamis juga terdapat sebuah adagium yang telah menyatu dengan
kepribadiannya yang klazim disebut Hadih Maja yaitu :
• Adat bak Po Teumeureuhom
• Hukum bak Syiah Kuala.
• Qonun bak Putroe Phang
• Reusam bak Laksamana
Adat bagi masyarakat Aceh adalah merupakan kesepakan yang harus ditaati, dan
bagaikan ketentuan hukum yang berlaku bagi semua pihak. Ketentuan ini mencakup
kedalam sendikehidupan bermsyarakat dan ketentuan duniawiyah yang berada
ditangan pemimpin (raja). Sejalan dengan perkembangan dan kemajuan zaman
adakalanya mulai memudar dan duitinggalkan oleh sebagaian masyarakat khususnya
di Kota Banda Aceh.
3.3.2 Kondisi Umum Perikanan
A. Armada Penangkapan
(1) Armada penangkap perahu tanpa motor mulai tahun 1994 mengalami
penurunan yang sangat tajam pada waktu yang bersamaan armada
penangkap perahu dengan motor tempel mengalami kenaikan; tetapi mulai
tahun 1998 mengalami penurunan yang lebih besar; sedangkan untuk
perahu tanpa motor tetap mengalami penurunan yang lebuh tajam.
(2) Untuk armada kapal motor mulai tahun 1994 mengalami kenaikan dan
mulai tahun 1998 mengalami kenaikan yang lebih besar, tetapi walaupun
begitu total produksi mulai tahun 1998 malah menurun.
(3) Kenaikan motor tempel dan kapal motor berhasil meningkatkan kenaikan
produksi sampai dengan tahun 1998 tetapi setelah itu produksi mengalami
penurunan. Hal ini dikarenakan kenaikan tersebut terjadi di Selat Malaka
dimana sumber daya ikan telah mengalami over fishing (pemanfaatan telah
mencapai 112,38 % dari TAC). Kapal-kapal tersebut ukurannya sangat kecil
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-53
dan sekitar 70% daerah operasi di pantai timur tidak dapat menjangkau ke
ZEEI dan perairan laut bebas dengan target Tuna dan Cakalang yang lebih
potensial.
(4) Sebagian besar armada tanpa motor sekitar 70% beroperasi di pantai barat
dan karena kondisi perairannya maka daerah operasinya terbatas pada
daerah pantai dan di duga telah melampaui TAC nya.
Gambar 3. 50 Grafik perkembangan armada penangkapan dan perkembangan
produksinya provinsi NAD.
(5) Arah Kebijakan
Kebijakan yang ditempuh dengan kondisi seperti tersebut ialah : (1) Jumlah
perahu tanpa motor dan motor tempel secara bertahap dikurangi direlokasi ke
kegiatan ekonomi lain yang lebih baik; (2) Untuk perahu motor operasi
diarahkan ke ZEEI dengan target fresh tuna sashimi ditangkan dengan Hand
Line dengan bantuan rumpon; (3) Untuk kapal motor diarahkan ke ZEEI dan
laut bebas dengan target Fresh Tuna Sashimi ditangkap dengan Long Line dan
Hand Line; (4) Sebagian kapal motor diarahkan tumbuh menjadi kapal Purse
Seiner dengan bantuan rumpon dengan target penangkapan ikan Cakalang
sebagai bahan baku industri pengalengan
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-54
B. Perikanan Budi Daya
(1) Perkembangan Budidaya di Indonesia dan juga di Provinsi NAD dapat dibagi
menjadi 2 yaitu era pakan alami yang mempertahankan bentuk trophic level
dan era pakan buatan yang merubak bentuk trophic level (Surawijaya, EH,
2006). Dalam era pakan alami menggunakan teknologi ekstensif dimana
kesuburan tanah menjadi faktor pembatas dengan produktifitas yang rendah
tetapi limbah sedikit dengan demikian kelestarian lingkungan tetap terjaga.
Dengan perkembangan teknologi artificial breeding dan teknologi pakan
buatan maka budidaya berkembang ke era pakan buatan dengan merubah
bentuk trophic level yaitu memilih teknologi intensif dimana oksigen menjadi
pembatas dan diatasi dengan menaikkan kadar oksigen sehingga produktifitas
adalah tinggi tetapi limbah sangat banyak yang menyebabkan kerusakan
lingkungan.
(2) Untuk mengatasi problem tersebut dan menghasilkan produktifitas yang lebih
tinggi baik untuk total produksi maupun target ikan budidaya perlu
menerapkan era pakan buatan dan mengembalikan bentuk trophic level yaitu
akuakultur berbasis trophic level dimana oksigen sebagai pembatas dan limbah
dimanfaatkan sebagai pakan ikan berbasis trophic level yang lebih rendah
yaitu ikan-ikan : (1) Phitoplankton Feeder, (2) Bakteria Harvester Feeder dan
Filter Feeder (Molusca dan Tilavia), (3) Pheriphyton Feeder (Puntius dan
Osteocilus), (4) Detritus Feeder (Mugil), (5) Rumput laut. Ikan dan rumput
laut dengan trophic level yang lebih rendah tersebut dikembangkan di: (1)
Kolam penampungan budidaya, (2) Saluran pembuangan/Kanal dan sungai,
(3) Di muara dan pesisir. Dengan teknologi berbasis trophic level ini maka
produktifitas sangat tinggi dan lingkungan menjadi terpelihara. Alur
pemanfaatan nutrien menurut Surawijaya, EH (2006) seperti pada Gambar
3.51
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-55
Tabel 3. 33 Keunggulan dan kelemahan dari berbagai era budidaya
Era Budidaya Teknologi Pembatas Produktifitas Lingkungan
1. Era pakan alami
dengan
mempertahankan
bentuk trophic
level
Aqua Culture
Teknologi
Ekstensif
Kesuburan lahan
sebagai pembatas
Produktifitas rendah
Limbah sedikit dan
lingkungan
terpelihara
2. Era paka buatan
dan merubah
bentuk trophic
level
Aqua Culture
Teknologi
Intensif
Oksigen sebagai
pembatas dan
limbah sangat
banyak
Produktifitas tinggi Limbah sangat
banyak
mengakibatkan
kerusakan
lingkungan
3. Era pakan buatan
dan
mengembalikan
bentuk trophic
level
Aqua Culture
Teknologi
Berbasis trophic
level
Oksigen sebagai
pembatas dan
limbah
dimanfaatkan
Produktifitas sangat
tinggi
Limbah minimal
dan lingkungan
terpelihara
(3) Arah Kebijakan Perikanan Budidaya
a. main objektif : (1) penyediaan pangan protein dan pengentasan kemiskinan
“pro por”, (2) penyediaan lapangan kerja “pro job”, (3) memberikan
pertumbuhan ekonomi “pro growth”
b. Proses produksi : (1) Budidaya berbasis trophic level, (2) ikan berbasis
pellets untuk target ikan budidaya diutamakan untuk ekspor, (3) ikan
berbasis limbah diutamakan untuk konsumsi domestik
c. Subsistem Produksi : (1) Artificial Breeding, (2) Menentukan spesies yang
dijadikan terget unggulan atau eksport, (3) Menentukan dan menyediakan
ikan yang berbasis trophic level lebih rendah
d. Prosesing dan pemasaran : (1) Pertahankan kesegaran dan kualitas produk,
(2) meningkatkan value change, value edit, dan daya saing produk.
e. Adanya perusahaan sebagai pusat kewirausahaan yang dapat
melaksanakan fungsi profit oriented dan PSO
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-56
Gambar 3. 51 Alur pemanfaatan nutrien akuakultur berbasis trophic level.
(sumber Surawijaya th 2006)
Keterangan:
PF : Phitoplankton Feeder
BH : Bacteria Harvester
FF : Filter Feeder
PeF : Phitoplankton Feeder
DF : Detritus Feeder
C : Energi Pakan yang dimakan
P : Produksi daging ikan
R : Energi Metabolisme
U : Energi Urin
F : Energi Feces
3.3.3 Kondisi Sosial Ekonomi Nelayan
Dalam rangka rencana relokasi dan pengembangan Pelabuuhan Perikanan Lampulo
menjadi Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, maka perlu diketahui persepsi
masyarakat. Data sekunder digunakan untuk menilai persepsi masyarakat terhadap
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-57
pembangunan Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo. Data sekunder diperoleh
dengan menyebarkan questioner kepada masyarakat dan nelayan khususnya.
A. Kondisi Responden masyarakat umum dan nelayan
• Jumlah responden 16 orang
• Rata-rata berumur mempunyai usia produktif antara 26-40
• Pendidikan bervariasi mulai tidak tamat SD, tamat SD, tamat SLTP dan
tamat SLTA.
• Komposisi Umur Responden
Tabel 3. 34 Komposisi Umur Responden Masyarakat Nelayan
Nomor Kisaran Umur Jumlah responden Prosentase
1
2
3
< 25 tahun
25-40 tahun
40 tahun keatas
4
8
4
25
50
25
Jumlah 16 100
• Anggota Rumah Tangga Responden
Rumah tangga yang disurvei pada umumnya sudah berkeluarga dan
mempunyai anak terbanyak >5 orang (57%), kecuali 2 orang tidak punya
anak (14%).
Tabel 3. 35 Komposisi Anggota Rumah Tangga Responden
Nomor Kelompok ( orang ) Responden Prosentase (%)
I.
- 1
- 2
- 3
II
- 1
- 2
Anak
- 1-5
- >5
- Tidak Ada
Isteri
- 1 orang
- Belum menikah
4
9
3
13
3
25
56,25
18,75
81,25
8,75
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-58
B. Responden Nelayan memberikan informasi sebagai berikut :
• Pendidikan bervariasi mulai dari tidak tamat Sekolah Dasar , tamat SD,
tamat SLTP, dan tamat SLTA, sebagian besar responeden berpendidikan
SLTP sebesar 51%
• Para responden menganut agama Islam dan karena itu setiap hari Jumat
mereka tidak melaut
• Kelompok umur yang terdata sebagian besar berumur antara 25- 40 tahun
dan sebagaian kecil diatas 40 tahun dan dibawah 25 tahun.
• Jumlah penghasilan dalam satu bulan atau 26 hari melaut berkisar antara
Rp. 1. 160.000 – Rp. 2.000.000,-
• Penghasilan nelayan pada umumnya berbeda dengan nelayan /ABK
terampil dan ABK kapal Besar, dimana penghasilannya dapay mencapai
Rp.5.000.000 per bulan.
• Jumlah penghasilan yang diperoleh untuk menghidupi jumlah keluarga yang
berbeda dan umumnya antara 3-5 orang
C. Persepsi masyarakat dan nelayan terhadap relokasi PPP Lampulo menjadi
PPS Lampulo.
Persepsi responden baik nelayan maupun masyarakat pada umumnya
mendudukung terhadap relokasi PPP Lampulo menjadi PPS Lampulo serta
berharap dapat direalisasikan dalam waktu tidak terlalu lama. Beberapa alasan
yang dikemukakan, sebagai berikut :
• Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan/masyarakat
• Diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup nelayan/ masyarakat
• Diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran.
• Dan terdapat sejumlah responden nelayan yang menyatakan setuju
dbangun PPS Lampulo, tetapi tidak mengemukakan alasannya.
D. Sistem Bagi Hasil
Sistem bagi hasil selalu menjadi acuan bagi usaha penangkapan yang menjadi
kesepakatan antara pemilik modal/kapal dengan para ABK yang melaut. Sistem
komposisi bagi hasilbisa berbeda antar daerah dengan daerah lain, tetapi bagi hasil
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-59
merupakan kesepakatan yang telah dianggap sebagai keputusan yang saling
menguntungkan. Sistem bagi hasil pada dasarnya memisahkan antara biaya
eksploitasi dengan total hasil tangkapan. Biaya eksploitasi dapat ditanggung oleh
pemilik, ditanggung bersama pemilik kapal dan nelayan. Pola perhitungan bagi
hasil, sebagai berikut :
(1) Biaya ditanggung bersama :
• Biaya eksploitasi seperti es, solar, oli, surat-surat kapal, belanja kapal.
• Biaya angkut, biaya pemasaran.
(2). Biaya ditanggung pemilik :
Biaya docking termasuk pengeluaran pembelian spare part.
(3). Pemilik mendapat satu bagian dari hasil bersih
Nelayan mendapat sisanya sebanyak 2 bagian yang kemudian dibagi kepada
ABK di perahu motor yang bersangkutan.
E. Kelembagaan di Lampulo
Di wilayah PPP Lampulo terdapat dua kelembagaan yang berbeda yaitu yang
bersifat adat dan yang bersifat modern.
(1). Kelembagaan Adat.
Kelembagaan Adat merupakan kelembagaan yang berisafat adat dengan
pola adat dan berlaku bagi warga setempat dan biasanya terjadi secara
turun temurun. Oleh karena itu lembaga ini bisa berbeda antara satu
wilayah dengan wilayah lain.
Wilayah Lhok merupakan satu wilayah yang dapat berupa desa
pantai/pesisir, kumpulan desa pantai/pesisir (pemukiman), satu wilayah
kepulauan atau kecamatan. Wilayah Lhok dipimpin oleh satu panglima
yang disebut Panglima Laot Lhok. Panglima Laot Lhok . Panglima Laot
Lhok dapat bertingkat dan dapat sampai pada tingkat Panglima Laot
Kabupaten/Kota, dan Panglima Laot Propinsi. Beberapa tugas/fungsi
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-60
Panglima Laot mempunyai cakupan yang realtif luas tetapi lebih bersifat
pada terselenggarannya kepentingan adat setempat, seperti :
• Memelihara dan mengawasi terselenggaranya ketentuan hukum adat
maupun adat Laot.
• Melaksanakan tugas pengawasan serta mengkoordinasikan pada
tingkatan kewenangannya panglima demi terselenggaranya
kegiatan/usaha penangkapan dilaut.
• Sebagai pemimpin yang mempersatukan dan menyelesaikan
permesalahan-permasalahan yang timbul diantara angota masyarakat
nelayan dan atau kelompok di lingkungannya.
• Menyelenggarakn upacara yang berkaitan dengan upacara adat Laot.
• Setiap panglima pada tingkatannya menjadi menjadi mediator baik
antara pihak masyarakat adat/nelayan dengan penyelenggara
pemerintahan maupun antar panglima Laot dengan panglima Laot di
wilayah lain.
• Membantu program pemerintah demi tercapainya tujuan
pembangunan perikanan khususnya dan pembengunan Indonesia
pada umunya.
• Dapat menjadi tumpuan bagi nelayan untuk mendapat modal tanpa
bunga.
(2). Kelembagaan Perikanan diluar kelembagaan adat
Kelembagaan ini bersifat modern dan menjadi bagian dari kelembagaan
pemerintah yang menjadi bagian (langsung/tidak langsung) dari lembaga
pemerintahan lainnya yang mendukung dan mendorong bagi tercapainya
program pemerintah khususnya pada sektor perikanan, seperti Perum PPS
F. PERMASALAHAN YANG DIHADAPI
Permasalahan utama yang dihadapi dalam upaya mengembangkan Potensi
Sumberdaya Perikanan dan Kelautan serta usaha mengatasi yang dilakukan adalah :
1. Penangkapan
• Kurang sosialisasi tentang pembatasan ukuran mata jaring (mesh size)
menyebabkan muncul konflik nelayan pantai.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-61
• Masih terbatasnya industri perikanan yang mengolah produksi hasil
tangkapan nelayan.
• Sistem pemasaran yang tertutup, terutama untuk ekspor karena belum
memiliki Pelabuhan Perikanan Resmi.
2. Pengembangan Budidaya
• Besarnya biaya untuk konstruksi tambak disamping perlunya alat berat dalam
pembuatan tanggul dan saluran irigasi tambak menyebabkan terbatasnya
usaha ini.
• Budidaya di Keramba dihadapi masalah menyangkut modal investasi,
ketersediaan dan benih/benur ikan/udang disamping kemampuan SDM yang
masih minim.
3. Infrastruktur (Sarana dan Prasarana)
• Masih terbatasnya sarana/prasarana penunjang kelancaran proses hasil
tangkap seperti Pelabuhan Pendaratan ikan yang cukup memadai.
• Masih Terbatasnya Aksesebilitas dari tempat labuh kapal ikan ke tempat
pemasaran maupun ke tempat proses selanjutnya.
G. KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
Secara administrasi pemerintahan Kota Banda Aceh terdiri dari 8 kecamatan definitif
dan 50 Desa/Kelurahan. Sebagian besar desa/kelurahan yang ada di Kota Banda Aceh
memiliki wilayah pantai dengan sumberdaya alam yang sangat besar khususnya
sektor perikanan dan kelautan.
1. Kebijakan Bidang Perikanan dan Kelautan
• Menciptakan iklim yang kondusif bagi segenap lapisan masyarakat untuk
memanfaatkan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan secara rasional
dan berkelanjutan dalam rangka pemberdayaan masyarakat, terutama
masyarakat pesisir pantai dan pulau-pulau kecil.
• Menempatkan kawasan laut dan sektor perikanan sebagai salah satu sumber
pertumbuhan ekonomi daerah melalui pemanfaatan pusat-pusat pertumbuhan
wilayah sekitarnya.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-62
• Meningkatkan pengelolaan sumberdaya kelautan dan perikanan secara ramah
lingkungan, rasional dan berkelanjutan dalam rangka pelestarian berbagai
potensi kelautan dan pantai.
• Memelihara dan meningkatkan daya dukung serta kualitas lingkungan
perairan laut, pesisir dan gugusan pulau-pulau di wilayah pesisir dan pantai.
2. Visi, Misi dan Strategi Pembangunan Perikanan dan Kelautan 2015
Visi
“PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN
DAN KELAUTAN SECARA OPTIMAL YANG BERWAWASAN
LINGKUNGAN UNTUK MENSEJAHTERAKAN MASYARAKAT
NELAYAN / PETANI IKAN”.
Misi
Meningkatkan kemandirian dan kesejahteraan masyarakat nelayan/petani ikan
melalui :
• Pengembangan kegiatan ekonomi kerakyatan berbasis sumberdaya lokal.
• Peningkatan kualitas SDM aparat dan masyarakat nelayan/petani ikan.
• Memberdayakan masyarakat pesisir dan pantai, untuk mengelola dan
mengembangkan sumberdaya perikanan dan kelautan secara efisien.
• Penguatan kelembagaan sosial ekonomi masyarakat nelayan/petani ikan.
• Pemupukan modal berusaha.
• Peningkatan kualitas produk perikanan.
• Penjalinan jaringan pemasaran yang baik.
• Peningkatan pelayanan keamanan dalam berusaha.
H. STRATEGI
Strategi pembangunan perikanan dan kelautan Kota Banda Aceh diarahkan kepada
pengembangan Agribisnis Kelautan dan Perikanan secara berkelanjutan yang
bercirikan usaha ekonomi yang tangguh, mandiri, melalui peningkatan SDM dengan
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Menetapkan batas Wilayah Kerja Laut Daerah sesuai Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1999.
Tugas Akhir • Penyusunan Master Plan dan Detail Desain Pengembangan
Pelabuhan Perikanan Samudera Lampulo, Banda Aceh, NAD
Andi Widyanto (15002083)
Rika Afriana (15002085) III-63
2. Menetapkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kelautan dan Perikanan.
3. Memanfaatkan sumberdaya, sarana dan SDM secara efisien dan efektif.
4. Mengembangkan kerjasama horizontal dengan pihak terkait yang memiliki
visi dan misi dalam pengembangan kelautan dan perikanan.
5. Pembinaan, penertiban alat tangkap dan pembatasan mesh size lebih
ditekankan pada perairan yang sudah optimal (padat tangkap) sedangkan pada
daerah yang belum optimal masih terus dikembangkan.
6. Pengembangan usaha budidaya perikanan sebagai upaya untuk peningkatan
produksi, pendapatan masyarakat nelayan/petani ikan dan mengurangi tekanan
terhadap eksploitasi sumberdaya perikanan yang berlebihan.
7. Pemanfaatan lahan kritis untuk usaha pertambakan udang dan ikan.
8. Menarik minat investor ke Kota Banda Aceh dengan memberikan gambaran
dan data tentang potensi daerah dibidang perikanan dan kelautan serta
kemudahan prosedur.
9. Meningkatkan sarana dan prasarana pelayanan serta memberikan rasa aman
dalam berusaha dengan cara melakukan koordinasi dengan instansi terkait,
disamping memfungsikan lembaga-lembaga dalam bidang Perikanan.
10. Perbaikan lingkungan hutan mangrove dan pengembangan jaringan informasi
yang berkaitan dengan fishing ground.
I. ASPIRASI MASYARAKAT SETEMPAT
Baik nelayan maupun masyarakat pada umumnya mendukung terhadap relokasi PPP
Lampulo menjadi PPS Lampulo serta berharap dapat direalisasikan dalam waktu tidak
terlalu lama. Beberapa alasan yang dikemukakan, sebagai berikut :
• Diharapkan dapat meningkatkan pendapatan nelayan/masyarakat
• Diharapkan dapat meningkatkan taraf hidup nelayan/ masyarakat
• Diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran.