bab iii deskripsi wilayah gambaran umum kabupaten...

28
51 BAB III DESKRIPSI WILAYAH A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara 1. Letak Gografis Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu kabupaten di propinsi Kalimantan Timur yang Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak pada posisi antara 115°26’28” Bujur Timur sampai dengan 117°36’43” Bujur Barat, dan antara 1°28’21” Lintang Utara sampai dengan 1°08’06” Lintang Selatan, dengan batas administratif sebelah utara Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Timur, dan Kota Bontang, sebelah timur Selat Makasar, sebelah selatan Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan, kemudian sebelah barat Kabupaten Kutai Barat. Gambar 3.1 peta Kabupaten Kutai Kartanegara Sumber: Profil Kab. Kutai Kartanegara 2013

Upload: hoangmien

Post on 13-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

51

BAB III DESKRIPSI WILAYAH

A. Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara

1. Letak Gografis

Kabupaten Kutai Kartanegara sebagai salah satu kabupaten di propinsi

Kalimantan Timur yang Secara geografis Kabupaten Kutai Kartanegara terletak

pada posisi antara 115°26’28” Bujur Timur sampai dengan 117°36’43” Bujur

Barat, dan antara 1°28’21” Lintang Utara sampai dengan 1°08’06” Lintang

Selatan, dengan batas administratif sebelah utara Kabupaten Malinau, Kabupaten

Kutai Timur, dan Kota Bontang, sebelah timur Selat Makasar, sebelah selatan

Kabupaten Penajam Paser Utara, dan Kota Balikpapan, kemudian sebelah barat

Kabupaten Kutai Barat.

Gambar 3.1 peta Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber: Profil Kab. Kutai Kartanegara 2013

52

2. Pembagian Wilayah Administratif

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki luas wilayah 27.263,10 km2 dan

luas perairan kurang lebih 4.097 km2. Wilayah administrasi di Kabupaten Kutai

Kartanegara dibagi menjadi 18 kecamatan dan 227 desa/kelurahan diantaranya

Kecamatan Samboja, Kecamatan Muara Jawa, Kecamatan Sanga-sanga,

Kecamatan Loa Janan, Kecamatan Loa Kulu, Kecamatan Muara Muntai,

Kecamatan Muara Wis, Kecamatan Kota Bangun, Kecamatan Tenggarong,

Kecamatan Sebulu, Kecamatan Tenggarong Seberang, Kecamatan Anggana,

Kecamatan Muara Badak, Kecamatan Marang Kayu, Kecamatan Muara Kaman,

Kecamatan Kenohan, Kecamatan Kembang Janggut, dan Kecamatan Tabang.

Ibukota dari Kabupaten ini adalah Tenggarong. Dari 18 kecamatan tersebut

terbagi kembali menjadi desa/kelurahan sebanyak 237 desa/kelurahan. Untuk

lebih jelasnya dapat dillihat pada Tabel 3.1 sebagai berikut:

Tabel 3.1 Kecamatan Kabupaten Kutai Kartanegara

No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah

Desa/Kel. Km2 Persen 1. Samboja 1045,9 3,51 23 2. Muara Jawa 754,5 2,53 8 3. Sanga-sanga 233,4 0,78 5 4. Loa Janan 644,2 2,16 8 5. Loa Kulu 1405,7 4,71 15 6. Muara Muntai 928,6 3,11 13 7. Muara Wis 1108,2 3,71 7 8. Kota Bangun 1143,7 3,83 21 9. Tenggarong 398,1 1,33 14 10. Sebulu 859,5 2,88 14 11. Tenggarong

Seberang 437 1,46 18

12. Anggana 1798,8 6,03 8

53

No Kecamatan Luas Wilayah Jumlah

Desa/Kel. Km2 Persen 13. Muara Badak 939,09 3,15 13 14. Marang Kayu 1165,7 3,91 11 15. Muara Kaman 3410,1 11,43 20 16. Kenohan 1302,2 4,36 9 17. Kembang Janggut 1923,9 6,45 11 18. Tabang 7764,50 34,64 19 Kabupaten 27.263,10 100,00 237 Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka Tahun 2013

Di antara 18 kecamatan di Kabupatern Kutai Kartanegara, kecamatan

Tabang dan Muara Kaman memiliki wilayah yang paling luas, masing-masing

34,64 persen dan 11,43 persen dari luas wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara.

Dan yang wilayah pling kecil adalah kecamatan Sanga-sanga dan Tenggarong

masing-masing 0,78 persen dan 1,33 persen dari luas wilaya Kabupaten Kutai

Kartanegara.

3. Keadaan iklim

Iklim wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara sangat dipengaruhi oleh iklim

tropis basah yang bercirikan curah hujan cukup tinggi dengan penyebaran merata

sepanjang tahun, sehingga tidak terdapat pergantian musim yang jelas. Iklim di

Kabupaten Kutai Kartanegara dipengaruhi oleh letak geografinyayakni iklim

hutan tropika dengan suhu udara rata-rata 260C, dimana perbedaan antara suhu

terendah dengan suhu tertinggi mencapai 50– 70C.Jumlah curah hujan wilayah ini

berkisar 2.000-4.000 mm/tahun dengan jumlahhari hujan rata-rata 130-150

hari/tahun. Curah hujan terendah yaitu dari 0 –2.000 mm/tahun tersebar di

wilayah pantai dan semakin meningkat ke wilayahpedalaman atau kearah barat.

54

4. Daerah Aliran Sungai (DAS)

Berdasarkan data yang ada, wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara

memiliki 31 sungai besar dan kecil, Dari sungai-sungai tersebut yang tersebar dan

terpanjang adalah Sungai Mahakam sebagai Wilayah Sungai Strategis Nasional

dengan DAS meliputi DAS Mahakam, DAS Semboja, DAS Senipah, dan DAS

Semoi. Aliran Sungai Mahakam yang lebar dan tenang memberikan pengaruh

yang sangat besar terutama bagi kegiatan sosial ekonomi masyarakat.

potensi air sungai yang mengalir sepanjang sungai dan anak sungai

Mahakam ini dapat diakibatkan oleh penggunaan wilayah Kabupaten Kutai

Kartanegara yang merupakan kawasan hutan, sehingga sangat berpotensi untuk

daya resap air (infiltrasi) di wilayah ini dan selanjutnya menghasilkan

volume/debit air yang sangat besar di daerah hulu. Bagi kepentingan sosial

ekonomi dan sanitasi masyarakat, sungai/anak sungai Mahakam hingga saat ini

dimanfaatkan sebagai air baku bagi penyediaan air minum penduduk di sepanjang

wilayah yang dilaluinya. Sedangkan lebar dan dalamnya sungai dijadikan sarana

esensial bagi kegiatan transportasi air sebagai transportasi lokal maupun antar

wilayah (transportasi regional). Tabel 3.2 berikut merupakan nama sungai yang

berada di Kabupaten Kutai Kartanegara.

55

Tabel 3.2 Nama Sungai di Kabupaten Kutai Kartanegara

Sumber: Kutai Kartanegara Dalam Angka, 2013

B. Topografi

Berdasarkan Kutai Kartanegara Dalam Angka 2013, wilayah Kabupaten

Kutai Kartanegara sebagian besar bergelombang dan berbukit dengan kemiringan

landai sampai curam. Daerah kemiringan datar sampai landai dengan ketinggian

antara 7 – 25 m dpl terdapat di beberapa bagian yaitu pada kawasan pantai dan

sebagian besar Daerah Aliran Sungai Mahakam. Berikut ini merupakan data

ketinggian setiap kecamatan di Kabupaten Kutai Kartanegara yang diukur dari

permukaan laut. Berdasarkan data tersebut, dapat dilihat bahwa menurut luas

wilayahnya sebagian besar wilayah Kecamatan Sebulu termasuk ke dalam kelas

ketinggian 7 – 25 m dan 25 – 100 m.

Wilayah yang tergolong ke dalam kelas ketinggian 7 – 25 m memiliki sifat

berupa permukaan tanah datar sampai landai, kadang tergenang, kandungan air

No.

Nama Sungai Panjang Lebar (meter)

Kedalaman (Meter) Seluruhnya Yang dapat

dilayari 1 Sungai Mahakam 920 823 100-800 5-12 2 Sungai Loa Haur 120 80 10-30 2-4 3 Sungai Jembayan 180 112 20-80 2-6 4 Sungai Kedang Rantau 132 132 30-100 2-4 5 Sungai Sabintulung 15 15 6-15 2-4 6 Sungai Pela 10 10 8-15 3-10 7 Sungai Kahala 77 77 2-6 3-4 8 Sungai Batangan Muntai 10 10 4-8 3-6 9 Sunagi Bongan 20 20 3-5 2-4 10 Sungai Kedang Kepala 319 266 40-150 3-10 11 Sungai Kelinjau 15 10 20-75 3-10 12 Sungai Belayan 319 319 15-150 3-10 13 Sungai Kedang Pahu 144 98 20-75 2-10

56

tanah cukup baik, dapat diairi dan tidak ada erosi, sehingga sangat cocok untuk

pertanian lahan basah.

C. Demografis

Kependudukan

Berdasarkan hasil pencacahan Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk

Indonesia adalah 237.105.051orang, terdiri dari 119.264.896 laki-laki dan

117.840.155 perempuan. Penyebaran penduduk di Indonesia masih bertumpu di

Pulau Jawa, sedangkan Provinsi Kalimantan Timur hanya menempati posisi ke-18

yakni sebesar 1,49 persen penduduk (3.527.334 orang) yang tinggal di wilayah

Kalimantan Timur.

Sementara itu, dari hasil pelaksanaan pencacahan SP2010 di Kabupaten

Kutai Kartanegara dapat diketahui jumlah penduduk sebanyak 626.286 orang,

terdiri dari 329.992 laki-laki dan 296.294 perempuan dimana Kecamatan

Tenggarong, Tenggarong Seberang, Loa Janan, Sambojadan Loa Kulu merupakan

5 kecamatan dengan jumlah penduduk terbesar yakni 96.077 orang, 61.293 orang,

55.889orang, 54.700 orang dan 39.866 orang sedangkan Kecamatan Muara Wis,

Tabang dan Kenohan merupakan 3 kecamatan dengan jumlah penduduk terkecil

yakni 8.506 orang, 9.651 orang dan 9.847 orang.

Dari hasil tersebut masih tampak bahwa penyebaran penduduk Kutai

Kartanegara masih bertumpu di Kecamatan Tenggarong yakni sebesar 15,34

persen. Hal ini dikarenakan Kecamatan Tenggarong merupakan ibu kota

kabupaten yang tentunya menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian,

57

sehingga penduduk lebih cenderung untuk bertempat tinggal di kecamatan

tersebut. Dapat dilhat pada tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.3 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan

dan Jenis Kelamin

No

Kecamatan

Laki-Laki

Perempuan

Laki-laki + Perempuan

Sex Ratio

1 Samboja 29.108 25.592 54.700 113,74

2 Muara Jawa 17.684 16.151 33.835 109,49 3 Sanga-Sanga 9.152 8.459 17.611 108,19 4 Loa Janan 28.674 27.215 55.889 105,36 5 Loa Kulu 20.803 19.063 39.866 109,13

6 Muara Muntai 9.046 8.176 17.222 110,64 7 Muara Wis 4.465 4.041 8.506 110,49 8 Kota Bangun 16.374 14.962 31.336 109,44 9 Tenggarong 50.375 45.702 96.077

110,22

10 Sebulu 19.351

17.149 36.500 112,84

11 Tenggarong Seberang

32.874 28.419 61.293 115,68

12 Anggana 17.442 15.347 32.789 112,84 13 Muara Badak 20.897 18.944 39.841 110,31 14 Marang Kayu 12.328 11.188 23.516 110,19 15 Muara kaman 18.070 15.898 33.968 113,66 16 Kenohan 5.205 4.642 9.847 112,13 17 Kembang

Janggut 12.976 10.863 23.839

119,45

18 Tabang 5.168 4.483 9.651 115,28 Kab.Kutai Kartanegara 329.992 296.294 626.286

111,37

Sumber: Sensus Penduduk 2010 Kab. Kutai Kartanegara

58

Sex ratio penduduk Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 111,37 yang

berarti jumlah penduduk laki-laki di wilayah Kutai Kartanegara 11 persen lebih

banyak dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Angka ini lebih tinggi jika

dibandingkan dengan angka nasional diamana sex rationya sebesar 101, yang

artinya jumlah penduduk laki-laki hanya 1 persen lebih banyak dibandingkan

jumlah penduduk perempuan.1

D. Pendidikan

Fasilitas pendidikan di Kabupaten Kutai Kartanegara diantaranya adalah

TK, SD, SMP, SMU/SMK yang tersebar diseluruh kelurahan di Kabupaten Kutai

Kartanegara. Jumlah Taman Kanak-Kanak di Kabupaten Kutai Kartanegara secara

keseluruhan sebanyak 284 unit, Sekolah Dasar secara keseluruhan memiliki

jumlah sebanyak 460 unit yang tersebar di 18 Kecamatan. Untuk Sekolah

setingkat SLTP memiliki jumlah sebanyak 126 unit yang tersebar di 18

Kecamatan. Sedangkan Jumlah SMU di Kabupaten Kutai Kartanegara sebanyak

48 unit , sedangkan SMK sebanyak 37 unit Untuk lebih jelasnya data jumlah

fasilitas sekolah, di Kabupaten Kutai Kartanegara terlihat pada Tabel 3.4 sebagai

berikut:

1 Sex ratio penduduk Kab. Kutai Kartanegara 2010. http://www.kutaikartanegara.com/download/Hasil%20Sensus%20Penduduk%202010%20-%20Kabupaten%20Kutai%20Kartanegara.pdf. Diakses pada tanggal 30 september 2016

59

Tabel 3.4 Jumlah Fasilitas pendidikan Negeri/Swasta yang tersedia di

Kabupaten Kutai Kartanegara

No. Nama Kecamatan

Jumlah Sarana Pendidikan

Umum

TK SD SLTP SMA SMK

1 Samboja 38 41 10 6 5

2 Muara Jawa 10 22 5 2 2

3 Sanga-Sanga 4 16 3 1 2

4 Loa Janan 34 30 9 2 5

5 Loa Kulu 19 30 11 2 3

6 Muara Muntai 15 17 5 1 2

7 Muara Wis 6 11 4 1 -

8 Kota Bangun 18 37 7 3 2

9 Tenggarong 18 45 14 7 8

10 Sebulu 20 26 6 2 1

11 Tenggarong Seberang 1 32 9 3 3

12 Anggana 13 21 6 1 -

13 Muara Badak 24 28 10 4 2

14 Marang Kayu 19 24 8 5 1

15 Muara Kaman 16 33 9 3 -

16 Kenohan 2 14 4 1 1

17 Kembang Janggut 12 19 4 2 -

18 Tabang 15 14 2 2 -

JUMLAH 284 460 126 48 37

60

E. Kondisi Sosial

Tingkat Kesejahteraan Penduduk

Indikator tingkat kesejahteraan penduduk di Kabupaten Kutai Kartanegara

dapat dilihat dari angka kemiskinan, indikator kesehatan, indikator pendidikan

dan indikator tenaga kerja

1. Kemiskinan

Untuk angka kemiskinan, berdasarkan data yang diperoleh dari

survey Komite Penanggulangan Kemiskinan Kabupaten Kutai Kartanegara

tahun 2005 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kutai Kartanegara

cenderung mengalami penurunan, dimana tahun 2001 masih sebesar

85.400 orang (19,75 % dari jumlah penduduk) menurun menjadi 75.400

orang (16,39 % dari jumlah penduduk) pada tahun 2002. Kemudian pada

tahun 2003 jumlah penduduk miskin menurun lagi menjadi sebanyak

72.900 orang (14,96 % dari jumlah penduduk). Pada tahun 2004 jumlah

penduduk meningkat menjadi 75.404 orang (13,94 % dari jumlah

penduduk). Tahun 2005 jumlah penduduk miskin menurun menjadi 70.385

orang atau sebesar 12,84 % dari jumlah penduduk.2

2. Kesehatan

indikator kesehatan yang mengalami peningkatan, diantaranya:

a. Menurunnya angka kematian bayi dari 39 per seribu kelahiran

hidup pada tahun 2003 menjadi 33,8 per seribu kelahiran hidup

pada tahun 2004.

2 RPJMD Kabupaten. Kutai Kartanegara 2005-2010

61

b. Prevalensi gizi buruk pada anak balita juga mengalami

penurunan dari 1,7 per seribu balita pada tahun 2003 menjadi

0,6 per seribu balita tahun 2004.

c. Kinerja pelayanan kesehatan juga mengalami peningkatan hal ini

ditandai dengan meningkatnya pertolongan persalinan dengan

menggunakan tenaga kesehatan dari 69,2% tahun 2003 menjadi

83,5 % tahun 2004.

d..Kondisi kesehatan lingkungan juga mengalami peningkatan

ditandai dengan meningkatnya masyarakat pengguna air bersih

dari 51,74 % tahun 2003 menjadi 64,8% tahun 2004.

e. Angka Harapan Hidup pada tahun 2004 adalah 64 tahun. Khusus

untuk persebaran tenaga kesehatan di Kabupaten Kutai

Kartanegara cenderung belum merata dimana jumlah tenaga

kesehatan lebih banyak berada di daerah perkotaan. Hal ini

diantaranya dapat dilihat dari data di Kecamatan Loa Janan

jumlah tenaga dokter mencapai 11 orang, perawat 27 orang,

bidan 27 orang, ahli kesehatan masyarakat 1 orang, dan sanitasi

3 orang, sementara di Kecamatan Tabang hanya memiliki 4

orang dokter, 6 orang perawat, dan 3 orang bidan

F. Kondisi perekonomian

Nilai PDRB Kutai Kartanegara tahun 2010 mencapai Rp 29,084 trilyun

(mengalami peningkatan sebesar 3,37 persen dibandingkan tahun sebelumnya,

yang sebesar Rp 28,051 trilyun di tahun 2009). Jika minyak bumi dan gas alam

(migas) dikeluarkan dari penghitungan PDRB, maka nilai PDRB Kutai

Kartanegara juga mengalami peningkatan sebesar 12,2 persen. Tahun 2009,

PDRB tanpa migas mencapai Rp 9,3triliun dan meningkat menjadi Rp 10,4triliun

di tahun 2010. Ada empat sektor dominan yang berpengaruh tinggi terhadap

62

PDRB dengan migas yaitu sektor Pertambangan (berperan 77,5% terhadap

ekonomi Kutai Kartanegara), sektor Pertanian, Peternakan, Kehutanan &

Perikanan (7,36%), sektor Bangunan (4,7%), dan sektor Perdagangan, Hotel &

Restoran (4,7%).

Tabel 3.5 PDBR Kabupaten Kutai Kartenegara Tahun 2005-2010 (Juta)

Lapangan Usaha

2005

2006

2007 2008 2009 2010

Pertanian 2.058.335 2.067.586 2.075.552 2.058.509 2.071.810 2.141.619 Pertambangan dan penggalian

22.942.467

21.971.922

20.604.464

643.901

667.118

700.938

Industri Pengolahan

573.981 598.78 633.305 667.11 667.118 700.938

Listrik, Gas, dan Air Bersih

17.431 19.000 20.715 22.671 25.136 26.549

Perdagangan, Hotel dan Restorsan

855.914 979.981 1.056.532 1.179.238 1.236.77 1.380.289

Pengangkutan dan Komunikasi

162.564 175.023 186.174 198.953 212.145 229.623

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

188.026 184.714 189.491 200.148 208.742 221.304

Jasa-Jasa

276.357

313.912

354.499 401.306

426.962 459.983

PDRB Dengan Migas

28.008.486 27.299.950 26.203.219 27.427.692

28.051.628 29.084.100

PDRB Tanpa Migas

6.650.958 7.437.449

8.148.206 8.678.089 9.288.655 10.421.950

Sumber: Badan Koordinasi Penanaman Modal Kab. Kutai Kartanegara

Perekonomian Kabupaten Kutai Kartanegara tahun 2010 tumbuh lebih

tinggi dibandingkan dengan tahun 2009. Pertumbuhan ekonominya sebesar 3,88

persen di tahun 2010, dan 2,08 persen tahun 2009. Di tahun 2010, hampir semua

63

sektor mengalami percepatan pertumbuhan, kecuali Sektor Listrik, Gas & Air

Bersih.

G. Profil Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kab. Kutai Kartanegara

SKPD Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai

Kartanegara mempunyai TUGAS melaksanakan kewenangan Desentralisasi

dan Tugas Dekonsentrasi di bidang perkebunan dan Kehutanan yang dalam

pelaksanaannya SKPD Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Kutai

Kartanegara mempuyai fungsi sebagai berikut :

1. Perumusan kebijakan teknis di bidang perkebunan dan kehutanan sesuai

dengan rencana strategis Pemerintah daerah

2. Perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis dibidang

perkebunan dan kehutanan

3. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis

pengembangan perkebunan dan kehutanan

4. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis

produksi perkebunan

5. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis

Usaha perkebunan

6. Perumusan, perencanaan, pembinaan dan pengendalian kebijakan teknis

perlindungan perkebunan dan kehutanan

7. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan

8. Pelaksanaan Unit Pelaksana Teknis Dinas

9. Pembinaan Kelompok Jabatan FungsionaL

64

Dengan diberlakukannya UU No. 22 Tahun 1999 tentang Otonomi

Daerah dan No. 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan

Daerah serta kemudian ditetapkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah serta kemudian ditetapkan UU No. 33 Tahun 2004

tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan

Daerah maka Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara berusaha untuk

dapat meningkatkan Kesejahteraan masyarakat guna mewujudkan

masyarakat Kabupaten Kutai Kartanegara yang madani yaitu hidup

mandiri, penuh kreativitas dan sejahtera lahir batin.

Dalam era otonomi seperti saat ini Kabupaten Kutai Kartanegara

juga turut menggeliat dan bangun untuk membangun daerahnya dengan

dukungan potensi yang ada. Akselerasi pembangunan dipacu terus melalui

Program GERBANG RAJA dengan lebih menitikberatkan pembangunan

menuju kepada masyarakat sejahtera.

Kegiatan Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan merupakan

Kegiatan yang pada dasarnya berbasisnya sumberdaya domestic yang

dapat diperbaharui (renewable resources). Selain itu Sub Sektor

Perkebunan dan sektor kehutanan tidak saja memberikan kontribusi yang

berarti bagi pembangunan secara umum maupun Devisa Negara dan

Pendapatan Asli Daerah (PAD) tetapi juga merupakan sumber kehidupan

bagi sebagian besar penduduk khususnya yang tinggal di pedesaan.

Memperhatikan peranan sub sector Perkebunan dan sektor

kehutanan, tantangan dan peluang yang dihadapi serta tuntutan

65

pembangunan yang semakin transparan pada era otonomi daerah saat ini,

maka arah pengembangan sub sektor Perkebunan dan sektor kehutanan

lima tahun kedepan adalah menumbuhkan dan memantapkan agribisnis

untuk mewujudkan perkebunan yang tangguh, maju dan efisien yang

berbasis pada Kawasan Unggulan Ekonomi (KUE) melalui Pemamfaatan

Potensi Sumber Daya Alam,Sosial Budaya dan Teknologi yang

berwawasan lingkungan untuk mengantisipasi berbagai perubahan dan

perkembangan pasar dunia, mengingat produk - produk perkebunan yang

dihasilakan sebagian besar untuk tujuan ekspor.

Secara nasional Sub Sektor Perkebunan juga telah memberikan

Kontribusi dalam menekan kesejahtraan structural dan Spasial melalui

Peningkatan Pendapatan Petani dan Penyebaran Setra Produksi

Perkebunan.

Sehubungan dengan hal - hal tersebut, maka Kebijakan

Pembangunan Perkebunan di Kabupaten Kutai Kartanegara berdasarkan

Propeda diarahkan pada terciptanya kondisi yang kondusif untuk tumbuh,

berkembang dan berdayanya Sistem Perekonomian yang memberikan

peluang bagi segenap pelaku ekonomi secara proposional yang terkait

secara fungsional sehingga membentuk kekuatan ekonomi iliyah yang

sinergis dengan sektor lainya.

Mengacu pada kenyataan tersebut, maka diperlukan beberapa

Program Pembangunan Perkebunan dan Kehutanan diantaranya

Peningkatan Kualitas dan Kuantitas Komoditas Andalan / Unggulan

66

Daerah yang dilakukan antara lain dengan menata berbagai kegiatan yang

berkaitan dengan kawasan andalan yang dikaitkan dengan Program

Pengembangan Agroindustri dan Agribisnis.

Visi

" Terwujudnya Perkebunan Yang Tangguh Dan Hutan

Lestari, Menuju Masyarakat Sejahtera Dan Berkeadilan "

Misi

1. Memanfaatkan sumber daya lahan untuk pembangunan perkebunan

dan kehutanan secara efektif dan efisien dengan tetap memperhatikan

aspek keseimbangan yang berwawasan lingkungan lestari.

2. Meningkatkan usaha pelayanan Publik dalam rangka pembangunan

perkebunan dan kehutanan.

3. Mengembangkan perkebunan dan kehutanan yang berpihak pada

program pengentasan kemiskinan dan kesetaraan gender.

4. Mengembangkan perkebunan dan kehutanan yang inovatif dan kreatif

5. Mengoptimalkan fungsi perkebunan dan kehutanan sebagai fungsi

ekonomi, ekologi, sosial, pendidikan dan lingkungan sehingga

bermanfaat bagi kepentingan masyarakat.

6. Pembangunan Perkebunan dan kehutanan yang berorientasi agribisnis,

agroindustri dan agroforestry dengan produk komoditas yang mampu

bersaing pada pasar global (global market).

67

7. Pembangunan perkebunan dan kehutanan yang menitik beratkan pada

usaha-usaha Intensifikasi, Diversifikasi, Ekstensifikasi dan

Rehabilitasi.

8. Pemberdayaan kelembagaan kelompok tani dan keluarga tani menuju

masyarakat yang sejahtera.

9. Meningkatkan Partisipasi masyarakat dalam pembangunan perkebunan

dan kehutanan dengan mengembangkan jejaring kerjasama kemitraan

serta kebijakan pengembangan pola kemitraan.

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Dinas Perkebunan dan Kehutanan

Sumber: Profil Dinas Perkebunan dan Kehutanan 2015

68

H. Profil Dinas Kelautan dan Perikanan Kab. Kutai Kartanegara

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara juga

berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis operasional di bidang

Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan kebijakan operasional,

pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang Kelautan dan

Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No

12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai

Kartanegara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008

Nomor 12).

Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kutai Kartanegara

merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara yang bertugas untuk

melaksanakan kewenangan desentralisasi dan dekonsentrasi di bidang

Kelautan dan Perikanan.

Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai Kartanegara

dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara No

12/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Kutai

Kartanegara (Lembaran Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2008

Nomor 12). Berdasarkan Peraturan Bupati Kutai Kartanegara Nomor 41

Tahun 2008 pasal 4, Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Kutai

Kartanegara juga berfungsi untuk merumuskan kebijakan teknis

operasional di bidang Kelautan dan Perikanan serta melaksanakan

69

kebijakan operasional, pemberian bimbingan dan pembinaan di bidang

Kelautan dan Perikanan.

Selain itu, instansi ini juga memiliki fungsi untuk memberikan

perizinan dan pelaksanaan pelayanan umum sesuai dengan lingkup

tugasnya. Kemudian melakukan pembinaan terhadap UPTD maupun

pengelolaan urusan ketatausahaan Dinas Kelautan dan Perikanan.

Cabang Tingkat Kecamatan

Dari 18 Kecamatan se-Kutai Kartanegara, Dinas Kelautan & Perikanan

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki 13 Cabang Dinas di tingkat

kecamatan sebagai berikut:

1. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan

Tenggarong/Tenggarong Seberang

2. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara

Kaman/Sebulu

3. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kota Bangun

4. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Wis

5. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Muntai

6. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kenohan

7. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Kembang

Janggut/Tabang

8. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Marang Kayu

9. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Badak

70

10. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Anggana/Sanga-

Sanga

11. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Muara Jawa

12. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Samboja

13. Cabang Dinas Kelautan & Perikanan Kecamatan Loa Kulu/Loa

Janan

Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD)

Adapun Visi dan Misi dari Dinas Kelautan dan perikanan Kabupaten

Kukar sebagai berikut:

VISI Dan MISI

Pembangunan kelautan dan perikanan yang telah dilakukan selama

ini telah membawa hasil yang cukup menggembirakan . Perubahan tatanan

global serta nasional yang berkembang dinamis menuntut percepatan

pembangunan kelautan dan perikanan nasional secara nyata untuk mampu

menyesuaikan dan memenuhi tantangan lingkungan strategis yang

bergerak cepat. Dokumen Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kelautan

dan Perikanan tahun 2010-2015 merupakan penjabaran dari visi dan Misi

Dinas Keluatan dan Perikanan yang didasarkan pada tugas dan fungsi

Dinas Kelautan dan Perikanan. Dengan mempertimbangkan potensi,

kondisi, permasalahan, tantangan dan peluang yang ada di Dinas Kelautan

dan Perikanan, maka Visi yang hendak dicapai dalam periode 2010–2015

adalah :

71

” Menjadikan Kutai Kartanegara sebagai Penghasil Produk Kelautan dan

Perikanan yang Bernilai Tambah dan Berdaya Saing Tinggi menuju

Masyarakat Perikanan yang Sejahtera”

Visi tersebut diatas mengandung beberapa pengertian, yang pertama

adalah Nilai Tambah. Yang dapat diartikan sebagai jumlah nilai akhir dari suatu

produk kelautan dan perikanan yang bertambah pada setiap tahapan produksi.

Peningkatan nilai tambah suatu produk kelautan dan perikanan dapat dilakukan

melalui perubahan bentuk (form utility), perubahan tempat (place utility),

perubahan waktu (time utility) dan perubahan kepemilikan (potition utility).

Kedua adalah Daya Saing yang berarti kemampuan dari masyarakat

kelautan dan perikanan untuk menunjukan keunggulan dalam hal tertentu, dengan

cara memperlihatkan situasi dan kondisi yang paling menguntungkan, hasil kerja

yang lebih baik, lebih cepat atau lebih bermakna dibanding dengan yang lain.

Yang ketiga Kesejahteraan, berbicara mengenai kesejahteraan masyarakat

kelautan dan perikanan berarti berbicara tentang:

1. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang berpenghasilan /

berpendapatan

2. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang bekerja dan

memiliki kesempatan kerja

3. Masyarakat Kelautan dan Perikanan yang sehat, memperoleh

pendidikan dan merasakan keamanan/ketentraman.

Memperhatikan visi serta perubahan paradigma dan kondisi yang akan

dihadapi pada masa yang akan datang, maka dalam upaya mewujudkan visi

72

pembangunan Dinas Kelautan dan perikanan Kutai Kartanegara Tahun 2010-

2015, misi pembangunan sebagai berikut:

1. Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

2. Meningkatkan Daya Saing dan Nilai tambah Produk Hasil kelautan dan

Perikanan

3. Menjaga Daya Dukung dan Kwalitas Lingkungan Sumberdaya Kelautan

dan Perikanan Melalui Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang

berwawasan lingkungan.

Tujuan Dan Sasaran Jangka Menengah

Tujuan dan sasaran pembangunan daerah mempunyai peran penting

sebagai rujukan utama dalam perencanaan pembangunan Dinas keluatan dan

perikanan secara keseluruhan. Rumusan tujuan dan sasaran merupakan dasar

dalam menyusun pilihan-pilihan strategi pembangunan kelautan dan perikanan

dan sarana untuk mengevaluasi pilihan tersebut. Tujuan adalah pernyataan-

pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan untuk mencapai visi,

melaksanakan misi dengan menjawab isu strategis Dinas kelautan dan perikanan

dan permasalahan pembangunan dinas kelautan dan perikanan. Sasaran adalah

hasil yang diharapkan dari suatu tujuan yang diformulasikan secara terukur,

spesifik, mudah dicapai, rasional, untuk dapat dilaksanakan dalam jangka waktu 5

(lima) tahun ke depan.

Visi dan misi pembangunan Kelautan dan Perikanan Kutai Kartanegara

2010-2015 dijabarkan ke dalam tujuan dan sasaran, sebagai berikut

73

Tabel 3.5 Sasaran Visi dan Misi

MISI TUJUAN S A S A R A N

Mengoptimalkan Pemanfaatan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan

Meningkatkan produksi kelautan dan perikanan

Meningkatnya produksi kelautan dan perikanan

Meningkatnya Pendapatan Nelayan, pembudidaya dan pengolah hasil perikanan

Meningkatnya Tenaga Kerja sektor kelautan dan perikanan

Meningkatkan Daya Saing dan Nilai tambah Produk Hasil kelautan dan Perikanan

Meningkatnya Kualitas dan Keanekaragaman produk kelautan dan perikanan

Meningkatnya ketersediaan produk kelautan dan perikanan

Meningkatnya Branding Produk kelautan dan perikanan di pasar luar negeri

Menjaga Daya Dukung dan Kwalitas Lingkungan Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Melalui Pembangunan Kelautan dan Perikanan yang berwawasan lingkungan.

Terwujudnya Pengelolaan lingkungan Sumberdaya ikan secara berkelanjutan

Terwujudnya pengelolaan kawasan konservasi kelautan dan perikanan secara berkelanjutan

Meningkatnya luasan kawasan yang bebas illegal fihing

Sumber: Profil Dinas kelautan dan perikanan 2013

74

Struktur Organisasi

Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikanan digambarkan seperti

diagram Alur seperti dibawah ini:

Gambar 3.3 Struktur Organisasi Dinas Kelautan dan Perikana

Sumber: Profil Dinas kelautan dan perikanan 2013

KEPALA BIDANG KEPALA BIDANG

PERIKANAN

KEPALA BIDANG

PERIKANAN

KEPALA

KEPALA BIDANG

KASUBAG

PENYUSUN

AN

KASUBAG

KEUANGA

N

KASUBAG

UMUM &

KEPEGAW

KASI TEKNOLOGI

PENANGKAPAN

KASI SARANA

DAN PRASARANA

TANGKAP

KASI TOPP

KASI TEK.

BUDIDAYA DAN

KASI SARANA

DAN PRASARANA

BUDIDAYA

KASI

PEMBERDAYAAN

KASI REHABILITASI

KONSERVASI KDP

KASI

PENGAWASAN

KASI

PENGENDALIAN

KASI TEK. DAN

PENGAWASAN

KASI

PELAYANAN

KASI PENG.

USAHA DAN

PROMOSI

Ir. A.S. Syafiuddin Muslik, S.Pi, M.Si Fadly, S.Pi Ir. M. Yasin

Akhmadiansyah, SE,

M.Si

Indra Saputra, S.Pi

Drs. Muzazi

Sabar Handoyo, S.Pi

Asli Husaini, S.Pi

Ir. Noor Lely

Samsuddin, SE, M.Si

Kuntari, S.Sos

Syahrul, S.Pi

H. Fitri Handoko, ST,

MM

Helda, S.Pi

Faturahman, S.Pi

Ir. Armeinadi H.

SEKRETARIS

Ir. Dadang S.

Supriatman

Munarto, SP

19671203199

Neni Triani,

SE

Dina

Marini, SE

UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS

18 KECAMATAN

75

I. Profil Badan lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara

Tugas Pokok Dan Fungsi

Badan Lingkungan Hidup Daerah merupakan unsur pendukung

Pemerintah Daerah, dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang berada

dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekretaris

Daerah.

Badan Lingkungan Hidup Daerah melaksanakan tugas dibidang

penanganan Lingkungan Hidup.

Adapun Tugas Dan Fungsi Badan Lingkungan Hidup Daerah :

a. Perumusan kebijakan teknis dalam bidang pengelolaan, pengendalian

dan pencegahan pencemaran, kerusakan, pemulihan serta pelestarian

lingkungan hidup.

b. Perencanaan program penaatan, pengaturan, perlindungan,

pengendalian dan pencegahan pencemaran kerusakan, pemulihan serta

pelestarian lingkungan hidup.

c. Pengkoordinasian pelaksanaan pengelolaan dan pengendalian

lingkungan hidup, pencegahan pencemaran/kerusakan, pemulihan

serta pelestarian lingkungan hidup.

d. Melaksanakan pencegahan, pengendalian, penanggulangan

pencemaran dan atau kerusakan lingkungan, pengelolaan limbah dan

berbahaya dan beracun.

76

e. Melaksanakan penaatan hukum dan penyelesaian sengketa lingkungan

dengan pengembangan sistem manajemen lingkungan, pelaksanaan

AMDAL dan pengembangan teknologi ramah lingkungan.

f. Pembinaan dan pengkoordinasian baku mutu lingkungan hidup dan

penetapan pedoman atau kriteria tentang pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup.

g. Pembinaan, pelayanan, pengawasan, pengendalian, monitoring,

evaluasi dan pelaporan penyelenggaraan pengendalian lingkungan

hidup, dan

h. Penyelenggaraan urusan kesekretariatan Badan

V I S I :

Dalam mengantisipasi tantangan ke depan menuju kondisi yang

diinginkan, Badan Lingkungan Hidup Daerah Kabupaten Kutai Kartanegara

sebagai organisasi yang berada dalam jajaran Pemerintah Kabupaten Kutai

Kartanegara perlu secara terus menerus mengembangkan peluang dan inovasi

baru. Perubahan tersebut harus disusun dalam tahapan yang terencana, konsisten

dan berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan Akuntibilitas Kinerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil atau manfaat.

Sehubungan dengan itu Badan Lingkungan Hidup Kab. Kutai Kartanegara

harus mempunyai visi sebagai cara pandang jauh kedepan tentang kemana Badan

Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara akan diarahkan dan apa yang

akan dicapai agar dapat eksis, antisipatif dan inovatif.

77

Sejalan dengan Visi Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara, yaitu :

"Menuju Terwujudnya Masyarakat Kutai Kartanegara yang Sejahtera dan

Berkeadilan".

Maka Visi Badan Lingkungan Hidup Daerah Kab. Kutai Kartanegara

adalah

"Terwujudnya Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dalam

Pengelolaan Sumber Daya Alam dan

Pembangunan yang Berwawasan Lingkungan."

M I S I :

a. Peningkatan penyelenggaraan pelayanan publik di Bidang

Lingkungan Hidup.

b. Peningkatan fungsi koordinasi, pembinaan dan pengawasan dalam

perencanaan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang

berkelanjutan.

c. Penguatan fungsi pengendalian pencemaran dan kerusakan

lingkungan hidup dalam rangka fungsi pelestarian lingkungan

hidup.

d. Meningkatkan advokasi dan ketaatan para pihak terhadap peraturan

perundang-undangan di Bidang Lingkungan Hidup.

e. Peningkatan upaya pencegahan dan pemulihan terhadap kerusakan

sumber daya alam dan lingkungan hidup.

78

Susunan organisasi badan lingkungan hidup daerah kabupaten kutai

kartanegara terdiri dari

a.KEPALA

b.SEKRETARIS MEMBAWAHKAN

1. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

2. Sub Bagian Keuangan

3. Sub Bagian Penyusunan Program

c.Bidang pengendalian dampak lingkungan kegiatan ekonomi, membawahkan

1. Sub Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan

2. Sub Bidang Pengelolaan Limbah Domestik dan Limbah B3

d. Bidang pengendalian lingkungan hidup, membawahkan

1. Sub Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan

2. Sub Bidang Tata Lingkungan

e. Bidang konservasi linkungan hidup, membawahkan

1. Sub Bidang Pengendalian Kerusakan Lingkungan

2. Sub Bidang Pemulihan Lingkungan

f. Bidang penegakan dan advokasi hukum lingkungan, membawahkan

1. Sub Bidang Advokasi Hukum Lingkungan

2. Sub Bidang Penegakan Hukum Lingkungan

g. Kelompok jabatan fungsional

h. Unit pelaksana teknis badan (uptb)