bab iii - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/bab3/tsa-2010-0079 bab 3.pdfnama. pada tahun 1956...
TRANSCRIPT
25
BAB III
METODOLOGI
3.1. Latar Belakang
Universitas Negeri Manado (Unima) sebelumnya bernama Institut Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Manado (IKIP Manado). IKIP Manado pada awalnya berasal dari
Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) satu dari antara 4(empat) PTPG yang
didirikan pertama di Indonesia yaitu PTPG Batusangkar, PTPG Malang, PTPG
Bandung, PTPG Tondano, berdasarkan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia No. 2450/ KB/ 1955 tanggal 22 September 1955. Sebagai
Dekan PTPG Tondadno yang pertama adalah Prof. Mr. G. M. A. Inkiriwang (1955-
1956). Para mahasiswa PTPG berasal dari beberapa daerah di Indonesia Timur,
diantaranya Sulawesi Selatan, Maluku, Kalimantan, Papua, dan Sulawesi Utara.
Sebagian para lulusan PTPG Tondano kembali ke daerah asalnya, dan sebagian
besar lainnya menjadi dosen pada Perguruan Tinggi ini.
PTPG Tondano dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan
nama. Pada tahun 1956 PTPG dirobah menjadi Fakultas Keguruan Ilmu
Pendidikan (FKIP) UNHAS Makassar dan tetap dipimpin oleh Prof. Mr.
G.M.A.Ingkiriwang (1956-1958) sebagai Dekan FKIP Unhas. Dari tahun 1958-
1961 Prof. Drs. W.F.J.B.Tooy memimpin sebagai Dekan FKIP Unhas di Manado.
Masih dalam kepemimpinan Prof.Drs. W.F.J.B.Tooy, terjadi dua kali perubahan
26
nama yaitu tahun 1961 menjadi Unsuluteng Manado. Pada tahun 1963 berubah lagi
menjadi IKIP Manado Cabang Jogyakarta, dan Prof. Drs. W.F.J.B.Tooy menjabat
sebagai Dekan Koordinator IKIP Jogya sampai tahun 1965.
Tahun 1965 merupakan momentum penting karena IKIP Manado mulai
berdiri sendiri berdasarkan Surat Keputusan Menteri PITP Nomor 38 tanggal 8
Maret 1965 jo Kepres Nomor 275 tahun1965 tanggal 14 September 1965
berkedudukan di Manado. Sebagai Ketua Konsorsium ditunjuk Brigadir Jenderal
Soenandar Priyosoedarmo (1965-1966). Sejak tahun 1966 Prof. Drs. W.F.J.B.
Tooy kembali dipercayakan menjadi Rektor IKIP Manado sampai dengan tahun
1970. Antara tahun 1970-1971 E.Hampp, MA ditunjuk sebagai pejabat sementara,
dan Prof. Mr. G.M.A. Ingkiriwang tahun 1971-1973.
Tahun 1973-1982 IKIP Manado dipimpin oleh Prof. Drs. E.A. Worang
sebagai rektor. Dalam kurun waktu ini beberapa dosen ditugaskan studi doktor di
IKIP Bandung dan IKIP Malang. Pada tahun 1980 IKIP Manado membuka IKIP
Cabang Gorontalo dan kemudian berkembang menjadi IKIP Gorontalo sekarang
ini Universitas Negeri Gorontalo. Juga dibuka kegiatanExtension Course di
beberapa daerah seperti di Sulawesi Tengah, dan di Bolaangmongondow. Pada
masa kepemim[pinan Prof. Drs. E. A. Worang dan dibantu oleh DR. J. Turang
sebagai coordinator kegiatan, mulai dikembangkan kerjasama IKIP Manado
dengan seluruh PTN INITM dengan US-AID dan Washington State University.
Dengan dana LIS-AID merintis Desa-desa Percontohan “Pendidikan Lingkungan
Hidup Dengan Pendekatan Budaya Mapalus”, dan juga peluang untuk mengikuti
27
Program Pasca Sarjana di Universitas Dalam dan Luar Negeri bagi dosen-dosen
Unima.
Pada tahun 1983 IKIP Manado dipimpin oleh Rektor Prof. DR. A. E.
Sinolungan, SH pindah ke kampus baru, yaitu Kampus Tonsaru di Tondano
dengan lokasi lahan ± 270 Ha. Bekas Kampus Kleak diserahkan pada UNSRAT.
Sesuai Rencana Induk Pengembangan Tahun 1983 Kampus Tonsaru di bangun dan
dilengkapi dengan sejumlah prasarana dab sarana dasar kampus. Selajutnya sesuai
RIP Tahun 1993/1994, pembangunan prasarana dan sarana perkuliahan dan
penelitian dilanjutkan oleh Rektor Prof. DR. M. Wullur, MSc dan kemudian oleh
Prof. DR. J. Turang. Pada tahun 1996 oleh rector Prof. DR. J. Turang dirintis dan
dibuka program pascasarjana untuk 3(tiga) program studi, yaitu manajemen
pendidikan, bahasa Indonesia dan biologi, bagi dosen-dosen dan guru-guru di
Sulawesi utara dan daerah lainnya. Kemudian juga dibangun lokasi pemukiman
bagi para dosen dan karyawan yang sekaligus menjadi asrama-asrama mahasiswa.
Pembangunan perumahan ini di atas lahan seluas ± 30 Ha, dilaksanakan dengan
bekerja sama dengan PERUMNAS dan PT. BTN. Di samping itu, juga
dikembangkan kerjasama dengan universitas-universitas dalam negeri dan di luar
negeri, diantaranya yang telah di buat MOU (Memorandum of Understanding),
dengan Diken University, La Trobe University, dan Royal Melbourne Institute of
Technology di Australia. Sementara itu, juga dirintis beberapa prasarana penunjang
yang nantinya dapat menjadi sumber dana kemandirian, antara lain lapangan golf,
pembahasan dengan calon investor untuk pembangunan hotel, pengadaan
arboretum dan kebun binatang.
28
Pada tanggal 13 September 2000, IKIP Manado dikonversi menjadi
Universitas Negeri Manado berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 127
tahun 2000 dan diresmikan oleh Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia
Bapak Yahya Muhaimin pada tanggal 14 Oktober 2000 dengan 6 buah Fakultas,
dan mendapatkan perluasan mandat (wider mandate) dan melaksanakan dua fungsi
utama, yaitu menyelenggarakan program kependidikan dan program non
kependidikan.
Tahun 2000-2008, UNIMA dipimpin oleh Rektor Prof. Drs. J. L. Lombok, SH
mengadakan penyesuaian-penyesuaian perubahan sebagai satu universitas dengan
perluasan mandate tersebut dengan mengembangkan berbagai program studi non
kependidikan dengan tetap dalam kerangka wider mandate. Disamping program
studi strata 1 (S1) juga telah dibuka program Pascasarjana dengan 5 program studi,
dan pada tahun 2006 Unima disetujuoi untuk membuka dan menyelenggarakan
Fakultas Ekonomi. Dengan perluasan mandate institusional dan konstitusional
tersebut UNIMA sebenarnya mempunyai peluang besar berkembang untuk
memanfaatkan/melanjutkan hasil-hasil capaian sebelumnya.
Sejak tahun 2008, Unima dipimpin Prof. Dr. Ph. E.A. Tuerah, Msi, DEA
sebagai Rektor periode 2008-2012. Disamping tugas utama tersebut,Uniuma juga
dipercayakan untuk menyelenggarakan program sertifikasi guru, pendidikan
profesi, dan program peningkatan kualifikasi akademik guru. Juga lebih digalakkan
kerjasama kelembagaan dengan berbagai perguruan tinggi di luar negeri seperti
29
New Castle Australia, dan beberapa universitas di Perancis, dan kerjasama dengan
berbagai pemerintah daerah.
Dari catatan-catatan sejarah tersebut di muka, diperoleh petunjuk bahwa: (1)
Banyak gagasan/upaya terobosan masa lampau layak ditindak lanjut secara
berkelanjutan dan terencana, (2) dalam pengembangan UNIMA diperlukan
terobosan kreatif dan inovatif berjangka waktu ke depan dan terencana guna
memacu perkembangan UNIMA menuju UNIMA bertaraf nasional dan
internasional, dan mandiri, dan (3) pengembangan UNIMA hendaknya selalu
sejalan dengan kebutuhan local, regional INITM, nasional dan internasional
30
3.2. Struktur organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut diatas, Struktur Organisasi dan
Personalia Universitas Negeri Manado sebagai berikut :
31
• R e k t o r : Prof. Dr. Ph. E.A. Tuerah,
M.Si.DEA
• Pembantu Rektor I : Drs. Harold Lumapow, M.Pd.
• Pembantu Rektor II : Drs. J. Liando, M.Pd
• Pembantu Rektor III : Dra. Itje Pangkey, M,Si
• Pembantu Rektor IV : Dr. Arijani, M.Si
• Pembantu Rektor V : Prof. Dr. Sy. Pasandaran, M.Pd.
• Pembantu Rektor VI : Drs. Adensi Timomor SH. M.Si
• Dekan FMIPA : Dr. Rudi Repi, M.Pd
• Dekan FATEK : Dr.. J.P.A. Runtuwene, MS. DEA
• Dekan FIK : Drs. E. Areros,DEA
• Dekan FIP : Dra. Deitje A.Katuuk, M.Pd
• Dekan FBS : Drs. F. Dj. Rorong, M.Hum
• Dekan FIS : Dra. S.B. Kairupan, M. Si
• Dekan FEKON : Drs. F.S. Kawatu, M.Si
• Direktur Prog. Pascasarjana : Prof. Daniel C.Kambey, M.A, Ph.D
• Ketua Lemlit : Drs. Cosmas Poluakan, M.Si
• Ketua LPM : Drs. H. Sumual, M.Si
• Kepala Lembaga Pembinaan &
Pengembangan Aktivitas
Instruksional (LP2AI) : Dr. Jefry Tamboto, M.Pd
32
• Kepala Biro AAK : Drs.H.P. Tangkau
• Kepala Biro APKSI : Dra. P. Kawuwung
• Kepala Biro AUK : Drs. J. F. Kandori
• Kepala Pusat Komputer : Drs. Denny Maukar, M.Eng
• Ka. Percetakan & Penerbitan : Drs. V.R. Palilingan, ST
• Kepala Perpustakaan : Drs. H. Mongdong
• Ka. Klinik Kesehatan : dr. F. Tilaar
• Ketua PPL : Drs. Jemmy Sumakul,M.Pd
• Kepala UPT Pst Pelayanan
Instrumentasi Psikologi Bimb dan
Konseling (P2IPBK) : Dra. S.S.P. Siwu.M.Pd
• Kepala B K L N : Prof. Dr. M.I.J. Umboh, DEA
• Ka. Badan Literacy Center : Drs. M Wantalangi, MA
• Kepala Konsorsium & Sisdiksat : Prof. Dr. G.S. Lasut, M.Ed
• Kepala Balai Bahasa : Dr. Nihta Liando, MA
• Kepala Workshop : Drs. James Sumayku, M.Eng.
• Kepala Pengembangan IT Kampus : Andreas T. Danie SP
33
3.3. Visi dan Misi Kampus
VISI :
Menjadi lembaga pendidikan tenaga kependidikan dan non kependidikan yang
bermartabat, bermutu, unggul, dan kompetitif baik regional, nasional, maupun
internasional.
Misi Universitas Negeri Manado dirumuskan sebagai berikut :
1. Mewujudkan pendidikan yang mampu mengemban fungsi UNIMA sebagai
LPTK dalam menghasilkan Guru dan Tenaga Kependidikan yang memiliki
kompetensi dibuktikan dengan Sertifikat Pendidik.
Tujuan : Menghasilkan guru dan tenaga kependidikan yang memiliki kompetensi,
profesional, dan kompetitif dibuktikan dengan sertifikat pendidik.
2. Mewujudkan pendidikan yang mampu mengemban fungsi Wider Mandate
dengan menghasilkan tenaga non kependidikan yang memiliki kompetensi dan
daya saing.
Tujuan : Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan dan teknologi,
olahraga, dan seni.
34
3. Mewujudkan pelaksanaan otonomi pembangunan di bidang pendidikan melalui
pengelolaan pendidikan yang efisien, efektif, akuntabel, dan produktif melalui
tata kelola yang sehat (good governance).
Tujuan : Meningkatkan kapasitas dan mutu sumber daya, tata kelola
(governance), dan System manajemen.
4. Mewujudkan kapasitas penelitian yang inovatif dan bermutu dalam rangka
pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi terutama dibidang pendidikan
dan pengajaran, dan pemecahan masalah pembangunan nasional dan daerah.
Tujuan : Meningkatkan kualitas penelitian yang dapat menghasilkan karya
inovatif,hak paten,dan kompetitif.
5. Mewujudkan kapasitas dan mutu transfer teknologi dan seni dalam kerangka
pengabdian pada masyarakat dan penguatan revenue generating.
Tujuan : Meningkatkan mutu kegiatan pengabdian pada masyarakat melalui
penerapan teknologi baik teknologi pendidikan bagi kemajuan pembangunan
pendidikan maupun teknologi tepat guna yang bermanfaat bagi pembangunan
daerah dan kehidupan masyarakat.
6. Mewujudkan social responsibility dalam kerangka pemerataan
Pendidikan Tinggi di Indonesia.
35
Tujuan : Mendukung pembangunan masyarakat melalui perluasan partisipasi
masyarakat dalam pendidikan tinggi menuju pembentukan masyarakat yang
bermartabat, religius, demokratis, dan cerdas.
3.4.Pentingnya Rencana Pengembangan
Dengan langkah-langkah dan hasil-hasil yang telah di tempuh/dicapai masa
lampau, maka tahun 2009 tepat dan relevan dijadikan sebagai “Tahun Awal
Pengembangan UNIMA Terencana Jangka Panjang”. Rencana pengembangan
merupakan rumusan hasil analisis antisipatif, proyektif dan prospektif mengenai
perubahan-perubahan dan kemajuan-kemajuan kuantitatif dan terutama kualitatif
secara komprehensif sebagai universitas mandiri bertaraf internasional. Dalam
rencana pengembangan berisi Visi dan Misi, Tujuan dan Sasaran, arah kebijakan-
kebijakan dan program-program strategis dan operasional untuk pemecahan masalah-
masalah internal dan eksternal yang sinerjik dengan langkah-langkah dan upaya-
upaya kemajuan local, nasional, regional dan dunia internasional. Seluruh
komponen UNIMA berupaya dan bekerja keras mengembangkan usaha-usaha
kemandirian secara bersama yang layak, relevan, efisien, efektif, dan ekonomis.
Rencana pengembangan ini secara utuh meliputi rencana pengembangan jangka
panjang (2009 s/d 2025), rencana pengembangan jangka menengah (2015 s/d 2025),
dan rencana pengembangan jangka pendek dan tahunan (2009 s/d 2014). Rencana
pengembangan UNIMA ini di harapkan menjadi kerangka acuan, arah dan pedoman
bersama universitas dan seluruh fakultas, lembaga-lembaga, badan dan unit-unit
36
teknis pelaksana untuk mewujudkan kemandirian UNIMA yang bermutu dan andal
tingkat local, nasional, regional dan internasional.
3.5. Analisis SWOT Universitas Negeri Manado
3.5.1. Deskripsi Kekuatan
Perkembangan dan pengembangan Unima selama ini, telah menunjukkan
beberapa kekuatan sebagai berikut:
1) Tenaga pengajar (dosen).
Jumlah dosen seluruhnya adalah 854 orang, dengan kualifikasi pendidikan S3 =
7.38%; S2 = 57.14%; dan S1 = 35.48% (Grafik 1). Dilihat dari rasio kecukupan
jumlah dosen dan mahasiswa, menunjukkan bahwa rasio yang ada belum
mencapai angka yang ideal yaitu 1 : 12. Jumlah dosen berpendi9dikan S1
tampaknya masih cukup banyak disebabkan oleh pengangkatan dosen-dosen baru
yang berpendidikan S1 dan dosen-dosen senior yang belum mengikuti
pendidikan S1. Kondisi ini akan menjadi semakin baik terkait dengan kebijakan
institusi yang mengharuskan seluruh dosen muda (CPNS) mengikuti pendidikan
S2 sebagai syarat untuk menjadi PNS dan atau untuk kenaikan pangkat. Telah
diputuskan melalui Senat Universitas bahwa mulai tahun 2010 dosen yang belum
37
memenuhi kualifikasi pendidikan minimal S2 tidak akan diberi tanggungjawab
akademik baik mengajar, membimbing, dan atau menguji.
Gambar 3.2 Persentase jumlah dosen menurut tingkat pendidikan
Jumlah dosen yang mengikuti program pascasarjana menunjukkan
kecenderungan yang terus meningkat. Sampai dengan tahun 2008, jumlah dosen
yang sedang mengikuti program pendidikan bergelar untuk program S-2
berjumlah 93 orang, sedangkan S-3 berjumlah 63 orang. Sekalipun demikian,
minat dosen untuk mengikuti program pascasarjana di luar negeri masih perlu
terus dipacu dan ditingkatkan dengan memperkuat kemampuan berbahasa
35.48
57.14
7.38
S1 S2 S3
38
Inggeris. Pendidikan non gelar dilakukan melalui pelatihan-pelatihan dan atau
penataran-penataran. Lingkup kegiatan mencakup pertama peningkatan
kemampuan penguasaan bidang studi dan metodologi pengajaran. Kegiatan ini
dilakukan terintegrasi melalui pelatihan non gelar yang didanai melalui program
hibah kompetisi (lihat tabel 3), dan secara internal dilaksanakan pelatihan untuk
peningkatan kemampuan dasar dan keterampilan pembelajaran melalui kegiatan
PEKERIT bagi dosen-dosen muda dan yang baru diangkat, dan kegiatan Applied
Approach (AA) untuk keterampilan lanjutan.
2) Mahasiswa.
Dalam tiga tahun terakhir terjadi peningkatan jumlah mahasiswa baru.
Peningkatan ini didorong oleh kebijakan-kebijakan internal, yaitu (1)
meningkatkan usaha sosialisasi Unima, (2) membentuk panitia sosialisasi yang
bekerja secara tetap mempersiapkan usaha-usaha sosialisasi, (3) memperbaiki
sistem dan mekanisme sosialisasi, (4) memperbaiki sistem rekrutmen mahasiswa
baru terutama persyaratan dan mekanisme jalur Baku Bekeng Pande (B2P), (5)
meningkatkan partisipasi dosen, mahasiswa, dan pegawai dalam rekrutmen
mahasiswa, (6) memanfaatkan media-media komunikasi baik media cetak maupun
elektronik, (7) meningkatkan peran dan partisipasi ALUMNI IKIP Manado/Unima
yang tersebar di sekolah-sekolah, (8) meningkatkan kerja sama Unima dengan
pemerintah daerah terutama kabupaten dan kota di Sulawesi Utara, Sulawesi
Tengah, Maluku Utara, dan Papua dalam penerimaan mahasiswa tugas belajar
ataupun pemberian beasiswa, dan (9) meningkatkan fungsi Unima sebagai Panitia
3
Lokal To
diarahkan
tersebut,
ketat yait
persentas
menjadi 7
3) Kapasit
Pen
program
kemung
11,500
12,000
12,500
13,000
13,500
14,000
Thn
ndano dalam
n pada peni
sejak tiga ta
tu dengan s
e penerimaa
76%, di tahu
as program
nataan dan
m studi b
gkinan pem
2005 Thn 200
m penerimaa
ingkatan jum
ahun terakhi
semakin me
an adalah 8
un 2008 menj
Gambar 3.3. P
m studi.
pengemba
aik kinerja
mbukaan pr
06 Thn 2007 T
an mahasisw
mlah mahas
ir, penerima
eningkatkan
85%, dan ke
njadi 53.27%
Perkembangan ju
angan progr
a, relevans
rogram stud
Thn 2008
wa melalui S
siswa, tetap
an mahasisw
tingkat kek
eketatan me
%
umlah mahasisw
ram studi
sinya deng
di baru se
Series1
PMB. Sek
pi seiring de
wa baru dila
ketatan. Pad
eningkat pad
wa
diarahkan p
an kebutuh
esuai denga
1
kalipun strate
engan strate
akukan deng
da tahun 20
da tahun 20
pada evalua
han, maup
an kebutuh
39
egi
egi
gan
06
07
asi
un
han
40
0
5
10
15
20
25
KP 2 0 25 2
Non KP 0 8 11 3
D2 D3 S1 S2
perkembangan masyarakat, dan juga usulan pembukaan program studi yang
sudah off. Pada tahun 2007, Unima disetujui oleh Dirjen Dikti untuk membuka
Fakultas Ekonomi, dan secara operasional dilaksanakan tahun 2008. Secara
keseluruhan, grafik-1 memberi gambaran tentang jumlah program studi baik
strata 0 (S0), strata 1 (S-1) maupun strata 2 (S-2) untuk program studi
kependidikan dan non kependidikan. Sampai dengan tahun 2008, jumlah
program studi yang terakreditasi A adalah 16,63%, dan terakreditasi B sebesar
53.70% .
Gambar 3.4 Jumlah program studi menurut strata.
4) Tersedia lahan kampus yang sangat luas yaitu 300 ha,
41
5) Keterbukaan Unima dalam menjalin kerjasama antar kelembagaan instansi
Pemerintah daerah, perguruan tinggi di dalam dan di luar negeri, dan dengan
dunia usaha.
Tabel 3.1 Kerjasama kelembagaan dengan pemerintah daerah dunia usaha
No Provinsi Kabupaten/kota Keterangan
1 Sulawesi Utara 10 Pemda MoU
2 Papua 2 Pemda MoU (provinsi dan
1 Pemkab)
3 Papua Barat 1 Pemda MoU
4 Maluku Utara 1 Pemda MoU
5 Sulawesi Barat 1 Pemda Penjajakan
6 Kerja sama dengan PT di
Australia
3 Perguruan tinggi
7 Kerjasama dengan PT di
Perancis
3 Perguruan tinggi
8 Kerjasama dengan PT di
Amerika Serikat
3 Perguruan tinggi Tergabung dalam
USINTEC
9 Perguruan tinggi (LPTK) 12 Perguruan tinggi Tergabung dalam
42
ALPTKI
10 Kerjasama dengan lembaga-
lembaga keuangan
Bank BNI, BRI, Sulut
6) Keterlibatan Program Studi di Unima (58.33%) dalam rencana pengembangan
program dan penganggaran yang sifatnya kompetitif melalui program Due-like,
SP-4, Semi Que, dan TPSDP (tahun 2003-2007). Sejak tahun 2007 sampai
sekarang dilihat dalam tabel 3.2
Tabel 3.2 Daftar Program Hibah Kompetisi Unima
No Jenis Program
Hibah
Jurusan/Program Studi/PCPT Tahun
1 PHK PGSD-S1
berasrama
PGSD S-1 2007-2010
2 Lesson Study FMIPA 2008-sekarang
3 INHERENT K-0 Institusi 2007-sekarang
4 IM-HERE Institusi dan 3 Program studi 2009
5 Jardiknas PJJ Institusi 2007- sekarang
3.5.2. Deskripsi Kelemahan
43
Di samping beberapa kekuatan yang dikemukakan di atas, dari hasil analisis
sistuasi internal dapat dikemukakan beberapa kelemahan sebagai berikut:
1) Proses pendidikan belum cukup efisien ditandai dengan waktu studi mahasiswa
yang relatif lama yaitu 10.5 semester.
2) Sarana dan fasilitas fisik baik ruangan kuliah, laboratorium, peralatan dan
bahan, perpustakaan yang tersedia masih dalam rasio yang belum efisien. Data
penggunaan ruangan kuliah misalnya yaitu rata-rata 30 jam perminggu
menunjukkan rendahnya efisiensi pendayagunaan sumber daya yang tersedia.
3) Produktivitas dosen-dosen rendah dalam mengembangkan atau menghasilkan
produk-produk ilmiah di bidang pendidikan dan pengajaran, penelitian, dan
pengabdian pada masyarakat (seperti publikasi ilmiah, penulisan artikel, bahan
ajar, dan buku).
4) Pengembangan iklim akademik belum belum didukung oleh penyediaan
perangkat sistem akademik yang baik.
5) Fungsi-fungsi manajemen internal dan organisasi dalam melakukan
pengawasan, pembinaan, dan pengembangan masih belum cukup efektif.
6) Belum tersedia data base dan sistem informasi manajemen yang baik sehingga
pengambilan keputusan belum didasarkan pada data base.
7) Belum terbentuk suatu komuntias akademik baik berdasarkan kelompok
keahlian bidang ilmu maupun antar disiplin bidang ilmu.
8) Pengembangan dan fungsionalisasi monitoring dan evaluasi belum efektif dan
efisien.
44
9) Kapasitas sumber daya finansial masih belum cukup kuat. Sumber keuangan
Unima masih terbatas pada SPP dan block grant, dan belum berasal dari
sumber dana yang diperoleh melalui proyek riset dan fee layanan, royalties,
dana abadi ataupun profit investasi.
10) Kapasitas income generating institusi masih rendah, disebabkan oleh
pengelolaan asset Unima belum optimal, rendahnya produktivitas penelitian
inovatif yang memiliki daya saing, kerjasama kelembagaan kegiatan penelitian
dan kegiatan lainnya dengan dunia usaha ataupun stakeholders masih bersifat
individual, belum ada pedoman pengembangan income generating, dan Unima
belum memiliki unit transfer teknologi sebagai media yang menjembatani usaha
memperkuat revenue generating.
3.5.3. Deskripsi Peluang.
Kondisi dan perkembangan di lingkungan strategis perguruan tinggi
memberikan dampak berupa peluang-peluang sebagai berikut:
1) Kerangka Pengembangan Jangka Panjang Pendidikan Tinggi, yang meletakkan
dasar pengembangan perguruan tinggi berbasis kompetisi. Program-program
hibah kompetisi merupakan peluang bagi setiap perguruan tinggi untuk secara
kompetitif mendapatkan dana bagi pengembangan perguruan tinggi.
2) Desentralisasi pendidikan melalui otonomi perguruan tinggi memberikan
peluang bagi setiap perguruan tinggi untuk mengembangkan berbagai potensi,
mengelola, dan memanfaatkannya bagi pengembangan perguruan tinggi itu
sendiri.
45
3) Perkembangan regional dan global dengan didukung oleh kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi memberi peluang bagi setiap perguruan tinggi untuk
memperkuat aksesibilitas dalam membangun jarangan kerjasama (networking).
4) Tawaran-tawaran kerjasama kelembagaan baik perguruan tinggi di dalam dan
luar negeri, lembaga-lembaga keuangan, industri, dan lain sebagainya.
5) UU No 14 Tahun 2005 tentang peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru
memberi peluang terhadap peningkatan kapasitas enrollment Unima.
6) UU Nomor 9 tahun 2009 tentang Badan Huklum Pendidikan (BHP).
3.5.4. Deskripsi Ancaman.
Terdapat kondisi-kondisi eksternal di lingkungan Unima yang dapat menjadi
ancaman bagi perkembangan dan pengembangan Unima. Ancaman-ancaman tersebut
adalah sebagai berikut:
1) Berkembangnya perguruan tinggi bermutu baik swasta maupun negeri di
kawasan timur Indonesia akan semakin memperkuat tingkat persaingan.
2) Persaingan lulusan yang semakin ketat dalam merebut peluang pasar kerja baik
tenaga kerja dari dalam negeri maupun tenaga kerja dari luar negeri.
3) Usaha pemulihan ekonomi yang lambat akan mempengaruhi kemampuan
negara, daerah ataupun perguruan tinggi dalam mendukung penyelenggaraan
pendidikan yang bermutu.
46
3.6. Program, Kegiatan, Sasaran
Tabel 3.3 Program, Kegiatan, Sasaran tahun 2009-2014
No Program Kegiatan Sasaran
1 Perluasan Akses
Perguruan Tinggi
Pengembangan fakultas Pengusulan Fakultas Kedokteran
dan Fakultas Hukum
Pengembangan Program Studi Pengusulan PS S2 PGSD,
Pendidikan Sains, dan IPS.
Peningkatan program beasiswa Beasiswa bagi mahasiswa dari
”disadvantage group”
Pendidikan dan latihan melalui
Pusat Diklat Unima
Pembentukan Pusat Pendidikan dan
Latihan Unima
Pengadaan gedung Pusat
Pendidikan dan Latihan
2 Pemanfaatan ITK
untuk Pembelajaran
Jarak jauh
Pengembangan Pembelajaran
Berbasis ICT melalui Video
conference
Peningkatan kualifikasi pendidikan
guru di kabupaten dan kota.
3 Peningkatan
kualifikasi dan
Pendidikan Profesi Guru Guru-guru di Sulawesi Utara dan
penetapan pemerintah.
47
kompetensi guru Program S-1 Kependidikan Guru
dalam Jabatan
Guru-guru di kabupaten dan kota di
Sulawesi Utara dan daerah lain.
Sertifikasi guru Guru-guru di Sulawesi Utara
4 Standardisasi
Kurikulum
Standardisasi kurikulum program
studi
Seluruh PS telah memiliki
kurikulum standar isi
Seluruh matakuliah telah memiliki
SAP dan handout
Tersedia modul pem-belajaran
untuk sebagian besar matakuliah
Pengembangan Standard
Operation Procedure (SOP)
Tersedia SOP perkuliahan,
pembimbingan, laboratorium,
praktikum, PKL, dll
5 Pengembangan
sistem penjaminan
mutu
Peningkatan fungsi unit
penjaminan mutu
Terbentuk lembaga penjaminan
mutu
Pengembangan standar mutu
program studi
Tersusun standar mutu program
studi
6 Peningkatan mutu
proses perkuliahan
Penataan sistem perkuliahan,
perangkat perkuliahan, strategi
pembelajaran, dan sistem evaluasi
Terpenuhi standar perkuliahan,
SAP dan Handout, penggunaan
media ITK, dan evaluasi hasil
belajar.
48
Peningkatan suasana akademik
melalui penelitian kolaboratif.
Penelitian kolaboratif dosen dan
mahasiswa meningkat.
7 Pengembangan
Kompetensi Staf
Dosen
Peningkatan standar kualifikasi
pendidikan dosen.
80 % dosen berpendidikan S2 dan
S3.
Peningkatan ketrampilan
profesional staf dosen dalam
pembelajaran.
Pendidikan non gelar, pekerti, AA,
pelatihan komputer, bahasa
Inggeris, dll
8 Penguatan kapasitas
sumber daya
pendidikan.
Pengembangan laboratorium
dasar dan research terpadu
Tersedia gedung lab dasar dan riset
terpadu, peralatan dan bahan lab.
Pengembangan Pusat Sumber
Belajar
Tersedia gedung PSB, peralatan
dan media pembelajaran.
Pegembangan Pusat Kegiatan
Akademik
Pembangunan Auditorium
(bertahap 3 tahun).
Peningkatan dan perluasan daya
tampung Fakultas Ilmu
Pendidikan
Pembangunan gedung kuliah,
laboratorium, dan perkantoran FIP
(bertahap 3 tahun).
Pengembangan workshop, studio,
bengkel dan balai bahasa
Workshop dan bengkel Fakultas
Teknik, dan Balai Bahasa FBS,
49
ruang observasi dan demonstrasi
FIP.
Peningkatan infrastruktur. Perbaikan dan perluasan jalan
dalam kampus sepanjang 6.000 m.
Peningkatan fungsi Pusat
Komputer
Peningkatan fungsi pendidikan dan
pelatihan, pengolahan dan sumber
data.
Peningkatan Fungsi Sisdiksat Peningkatan fungsi pembelajaran
jarak jauh
Pemeliharaan dan perawatan
gedung perkuliahan
“face slip” gedung Kantor Pusat
dan pengecatan gedung-gedung.
9. Peningkatan mutu
Penelitian dan
Publikasi Ilmiah.
Peningkatan kemampuan dan
mutu penelitian dosen.
Peningkatan jumlah dan mutu
penelitian kompetitif.
Peningkatan kapasitas dan mutu
publikasi ilmiah.
Peningkatan jumlah publikasi
ilmiah dosen dalam jurnal ilmiah
10 Peningkatan fungsi
dan mutu Pengab-
dian pada
masyarakat.
Peningkatan mutu kegiatan
pengabdian pada masyarakat.
Peningkatan jumlah, mutu, dan
daya kompetitif kegiatan
pengabdian
Peningkatan kapasitas dan mutu
publikasi ilmiah.
Peningkatan jumlah publikasi
ilmiah dosen dalam jurnal-jurnal
50
ilmiah.
Peningkatan fungsi transfer
teknologi melalui pengabdian
pada masyarakat.
Peningkatan jumlah transfer
teknologi melalui pengabdian pada
masyarakat.
11 Pembinaan
kemahasiswaan
Peningkatan kemampuan
penalaran mahasiswa
Peningkatan jumlah karya ilmiah
dan kreativitas mahasiswa
Peningkatan kepemimpinan
mahasiswa.
Peningkatan keterlibatan
mahasiswa dalam kegiatan
organisasi kemahasiswaan.
Pembinaan bakat dan minat
mahasiswa
Peningkatan kegiatan olahraga,
kesenian, pencinta alam, dll.
Peningkatan kemampuan
ketahanan nasional mahasiswa
Menwa, Pramuka, dll
Pembangunan Rusunawa Bangunan gedung Rusunawa.
12 Pengembangan ITK
dalam pembelajaran
Peningkatan pembelajaran
melalui e-learning.
25% maka kuliah telah
menggunakan e-learning
Pengembangan e-librarry Otomasi layanan perpusta-kaan.
Peningkatan mutu pembelajaran
multi-media berbasis ITK
Penggunaan media berbasis ITK
dalam pembelajaran
Peningkatan kemampuan dan Pendidikan dan latihan komputer,
51
kapasitas pemanfaatan ITK oleh
dosen dan mahasiswa.
media pembelajaran dosen dan
mahasiswa.
Pengembangan dan
peningkatan sistem
penjaminan muitu
Penataan kelembagaan dan fungsi
sistem penjaminan mutu
Pembentukan lembaga penjaminan
mutu
14 Peningkatan sistem
dan fungsi
pendataan
Standarisasi data berbasis
teknologi informasi
Terbangun sistem pendataan
berbasis Teknologi informasi
Tersedia pangkalan data yang
standar.
15 Pengembangan tata
kelola layanan
umum
Pengembangan sistem Unima
sebagai BLU
Persetujuan Unima sebagai BLU
Sosialisasi BLU Unima Kesamaan persepsi seluiruh sivitas
akademika dan pegawai Unima
Implementasi BLU Unima Tersedia instrumen manajemen
BLU Unima
Penataan tata kelola BLU pada
unit-unit kerja.
16 Pengembangan Tata
Kelola
Kelembagaan
Penguatan hasil pengkajian
Unima menuju BHP
Memperkuat kriteria menuju BHP
Sosialisasi UU BHP Kesamaan persepsi seluruh civitas
52
Unima menuju BHP akademika dan pegawai Unima
mengenai BHP.
17 Pengembangan Tata
Kelola
Kelembagaan
Unima menuju BHP
Pengembangan sistem tata kelola
kelembagaan BHP Unima
Penyusunan draft BHP Unima,
model, bentuk, dan organisasi.
Pengusulan proposal BHP Unima.
18 Peningkatan
kapasitas institusi
dalam perencanaan
dan penganggaran
Pengembangan sistem
perencanaan berbasis evaluasi diri
Semua program studi memiliki
perencanaan berbasis evaluasi diri
Peningkatan kapasitas EPSBED
Program studi
EPSBED mencapai 90%
Peningkatan dan pemantapan
pelaksanaan sistem auditing
internal dan eksternal
Terlaksananya auditing internal dan
eksternal pada semua unit kerja
Peningkatan kapasitas institusi
berbasis program hibah
kompetisi
Meningkatnya jumlah program
hibah kompetisi yang diterima
19 Peningkatan
kemampuan staf
administrasi dan
tenaga pendukung
Peningkatan kapasitas dan
kompetensi manajerial staf
manajemen
Peningkatan jumlah staf mengikuti
pendidikan penjenjangan dan
latihan
Peningkatan kompetensi dan
keterampilan tenaga pendukung
Pelatihan bagi laboran, teknisi,
pustakawan, dll.
53
20 Pemantapan
pelaksanaan
institutional
regulation
Pengembangan kebijakan dasar
Unima
Tersusun kebijakan akademik
Unima
Penyusunan Pedoman
pelaksanaan program Peningkatan
Kualifikasi Guru
Tersusun pedoman pelaksanaan
program peningkatan kualifikasi
guru.
Penyusunan panduan akademik
pada semua fakultas dan program
studi
Semua program studi memiliki
panduan akademik.
Pengembangan sistem rekrutmen,
promosi, reward and punishment
Rekrutmen, promosi, reward and
punishment yang obyektif,
transparan, jujur dan benar.
Peningkatan fungsi monitoring
dan evaluasi
Berfungsinya secara efektif tim
monev internal Unima.
21 Pengembangan
Jaringan Informasi
dan Komunikasi
Berbasis Teknologi
Pengembangan dan pemantapan
data base terintegrasi (akademik,
kemahasiswaan, keuangan,
kepegawaian, sarana dan
prasarana) berbasis web.
Tersedia perangkat keras dan lunak
data base terintegrasi.
Otomasi sistem data dan kearsipan
(fisik amupun elektronik)
Pengembangan sistem jaringan
informasi dan teknologi berbasis
web.
Terbangun sistem jaringan
informasi dan teknologi berbasis
web.
54
22 Pencitraan publik Penguatan citra kelembagaan Penataan gedung rektorat Unima.
Peningkatan fungsi hubungan
Masyarakat
Peningkatan pemberitaan, dan
penataan model sosialisasi dan
promosi Unima.
Pengembangan jaringan
kerjasama kelembagaan
Perluasan dan Peningkatan mutu
kerjasama kelembagaan
3.7. Kerangka Pikir
Untuk menghasilkan Perencanaan Strategi IT diperlukan suatu kerangka
berpikir yang dimulai dari analisis terhadap Universitas Negeri Manado hingga
mendapatkan Perencanaan Strategi IT dengan peningkatan nilai, mengelola kinerja
dan pengurangan biaya IT managemen untuk jangka waktu 3 tahun (2010-2012).
Dalam kerangka pikir yang akan dikerjakan adalah mengutamakan pada
menganalisis dari Universitas Negeri Manado dari Visi dan misi, strategi yang akan
dilakukan. Dalam Perencanaan strategis IT disesuaikan dengan kebutuhan dari
Kampus untuk memenuhi segala hal yang menyangkut urusan dan kegiatan kampus,
termasuk bagian Manajemen, Administrasi, serta berbagai biro yang akan dibahas
dan diseusaikan strateginya perencanaan IT.
55
Perencanaan Strategi IT dibagi dalam beberapa tahap dengan perencanaan
ouput berupa alat-alat IT, jaringan infrastruktur, dan aplikasi IT. Dari perencanaan IT
ini akan analisis setiap kemungkinan untuk peningkatan nilai, pengelolaan kinerja dan
pengurangan biaya IT manajement dari Perencanaan Strategi IT ini.
3.8. Analisis rencana IT kampus
IT Kampus merupakan sebuah organisasi yang sangat kompleks baik secara
local, pengguna secara terpusat, layanan dan infrastruktur. Untuk membuat rencana
ini berhasil maka harus dianalisis seberapa penting kompleksitas yang ada. Beberapa
tindakan akan dalam pertanggungjawaban unit central IT. Beberapa tindakan secara
lokal di serahkan kepada penyedia layanan IT dalam koordinasi tertentu. Dalam
perencanaannya unit-unit menjamin distribusi layanan penyedia IT dapat dimonitor.
Karena distribusi ini, menurut University of wisonsin, Madison .(2008)
perencanaan bukan hanya untuk mendeskripsikan setiap tindakan IT dalam satu
tempat. Sebaliknya, menyediakan level yang lebih tinggi dari suatu visi, prinsip unuk
panduan, tujuan dan strategi yang dapat membawa kampus dalam satu koordinat
untuk pendekatan rencana yang strategi
Perencanaan Strategis IT kampus ini akan menjadi suatu panduan untuk setiap
usaha pengembangan untuk 1-3 tahun kedepan, kampus dan perencanaan unit dapat
melakukan pengelolaan dan pengembangan secara berkala untuk melihat dari prospek
tujuan apakah masih sejalan dengan teknologi yang ada atau perlu diadakan
56
penyesuaian untuk rencana selanjutnya. IT dapat berubah secara drastis untuk itu
diperlukan adanya peningkatan nilai, pengelolaan kinerja dan penghematan biaya
yang dapat dilakukan secara berkala. Dalam setiap perubahan IT managemen dapat
dijadikan peluang untuk dijadikan bahan pembelajaran untuk mengarah ke usaha
yang lebih baik.
3.9. Metodologi Perencanaan strategis IT Kampus
Gambar 3.5 Metodologi Rencana Strategi IT
Metodologi strategis perencanaan IT dibagi dalam 6 tahap/Fase :
1. Mengumpulkan Input
57
Cakupan tahap ini adalah untuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis, dan
sistem informasi, termasuk mengumpulkan setiap inputan yang dibutuhkan untuk
perencanaan strategi IT ini
2. Identifikasi Tujuan dan Strategi IT
Dalam hal ini akan diidentifikasikan tujuan dan strategi untuk perencanaan
strategis IT untuk diselaraskan dengan inputan yang didapat.
3. Pengembangan Charter
Pengembangan Charter menurut University of wisonsin, Madison .(2008) adalah
pengembangan yang memberikan gambaran yang jelas mengenai proyek dan
tujuannya, bersama dengan mengidentifikasi kewenangan dan sumber daya untuk
mencapai tujuan proyek. Ini menjelaskan harapan tim, menjaga tim terfokus dan
sesuai dengan prioritas organisasi.
4. Analisis Peningkatan Nilai, Pengelolaan kinerja dan pengurangan biaya
Manajemen IT dari strategi IT
Dalam tahap ini strategi IT yang telah dipilih dianalisis faktor-faktor yang dapat
meningkatkan nilai, pengelolaan kinerja dan pengurangan biaya dari manajemen IT
5. Analisis dan penentuan Prioritas
58
Setelah diadakan analisis terhadap manajemen IT tahap selanjutnya dilakukan
penentuan prioritas yang akan dilakukan, apakah keputusan untuk melaksanakan
semuanya atau bertahap, dalam tahap ini prioritas di pilih untuk perkembangan
selanjutnya
6. Implementasi
Tahap terakhir adalah menuangkan strategi yang dipilih ke dalam suatu rencana
implementasi dengan cakupan waktunya.
3.9.1. Mengumpulkan input
Tahap awal dari IS/Perencanaan Strategi IT adalah memahami proses bisnis dan
sistem informasi yang telah diterapkan serta tujuan akhir yang ingin dicapai untuk
jangka waktu tertentu. Tahapan ini merupakan tahap yang paling penting karena
merupakan dasar untuk tahap-tahap berikutnya.
3.9.2. Pengembangan perencanaan dan strategi kampus
Tahap ini akan mengembangkan pemahaman mengenai lingkungan bisnis secara
garis besar. Pada tahap ini perusahaan akan dibagi-bagi kedalam segmen bisnis,
59
fungsi bisnis, dan bisnis proses. Pengelompokan ini dimaksudkan untuk menentukan
ruang lingkup yang akan dibahas dalam penentuan strategi IS/IT.
Segmen bisnis dapat dibagi menjadi fungsi bisnis utama dan fungsi bisnis
sekunder. Fungsi bisnis utama adalah fungsi dasar dalam siklus hidup suatu produk
atau jasa, sedangkan fungsi bisnis sekunder adalah fungsi-fungsi yang umum.
Pembagian selanjutnya adalah menentukan proses-proses bisnis yang berjalan.
3.9.2.1. Analisis Lingkungan bisnis
1. Lingkungan bisnis eksternal dan internal (SWOT)
Analisis SWOT konsep metodologi yang luas yang berusaha untuk menjawab
pertanyaan tentang strategi dari dua perspektif flip: penilaian eksternal yang berkaitan
dengan peluang dan ancaman dalam lingkungan dan penilaian internal sementara
berhubungan dengan kekuatan dan kelemahan dalam organisasi (Karppi,I.,
Kokkonen, M. & Smith,L.K., (2001)). SWOT awal diajukan oleh para ahli di bidang
manajemen bisnis dan banyak digunakan di organisasi bahkan hari ini. Tujuan
analisis SWOT di strategis perencanaan adalah untuk memungkinkan organisasi untuk
memaksimalkan kekuatan dan peluang dan meminimalkan / menghindari kelemahan
dan ancaman. Dilihat analisis internal dari
kekuatan dan kelemahan organisasi sebagai cara untuk menciptakan strategi yang
mereka dapat memanfaatkan untuk menyoroti isu-isu tertentu yang mungkin perlu
diperbaiki (Karppi,I., Kokkonen, M. & Smith,L.K., (2001)).
60
Gambar 3.6. SWOT model ( Alfred Humprey,1960), illustrasi dari ( Kamp
Forestagsutveckling,2009)
1. Kekuatan berurusan dengan menyoroti aspek kekuatan organisasi; itu bisa
menjadi melihat sumber daya kapasitas organisasi dan kemudian mengalihkan
ke daerah tertentu sehingga secara efektif mencapai tujuannya.
2. Kelemahan berkaitan dengan pembatasan atau cacat dalam organisasi yang
dapat mengakibatkan organisasi tidak mencapai tujuannya.
3. Peluang menangkap situasi di lingkungan organisasi yang dapat
dikapitalisasi untuk mendukungnya.
4. Ancaman berkaitan dengan situasi yang menghancurkan yang dapat
melumpuhkan seluruh perusahaan dan meninggalkan cacat (Karppi,I.,
Kokkonen, M. & Smith,L.K., (2001)).
61
Tindakan yang harus dilakukan yang dapat disimpulkan dari keempat unsur
ini adalah:
Membangun kekuatan
Hilangkan kelemahan
Eksploitasi kesempatan
Mengurangi pengaruh ancaman
3.9.2.2. Analisis lingkungan IT
Perencanaan strategi IT belum lengkap tanpa adanya analisis mengenai
lingkungan IT itu sendiri. Pemahaman mengenai lingkungan sistem informasi dapat
digunakan sebagai dasar identifikasi tentang kesempata-kesempatan bisnis yang dapat
diberikan, dan pembentukan strategi yang lebih mudah dan tepat sararan sesuai
dengan keadaan organisasi IT. Hal-hal yang akan didapatkan pada tahap ini adalah:
1. Sistem aplikasi yang sedang digunakan.
2. Teknologi yang sudah diterapkan.
3. Organisasi dan manajemen IT.
Dalam hal ini kita menggunakan suatu peniliaian dengan KPI (key
performance index) dan CMM (compability Maturity Model) Cobit 4.0 dalam
membandingkan dengan kampus lain
KPI yang digunakan ini antara lain dengan memberikan indeks peniliaian
sistem aplikasi yang digunakan, teknologi yg diterapkan dan organisasi dan
Manajemen IT yang ada dari sudut pandang COBIT 4.0 dengan membandingkan
62
dengan kampus-kampus yang ada disekitaran UNIMA untuk mendapatkan
gambaran yang jelas akan apa yang harus dikerjakan dan pembandingan dengan
kampus lain.
COBIT menggunakan enam standar teknologi informasi global yang
digunakan sebagai sumber utama agar memastikan ruang lingkup, konsistensi,
dan kesejajaran di dalam pengembangan teknologi informasi. Keenam teknologi
informasi standar ini adalah (Saptadi, 2007):
1. Committee of Sponsoring Organisations of the Treadway Commission (COSO):
Internal Control—Integrated Framework, 1994 Enterprise Risk Mangement—
Integrated Framework, 2004
2. Office of Government Commerce (OGC®): Information Technology
Infrastructure Library® (ITIL®), 1999-2004
3. International Organisation for Standardisation: ISO/IEC 17799:2005, Code of
Practice for Information Security Management
4. Software Engineering Institute (SEI®): SEI Capability Maturity Model
(CMM®), 1993SEI Capability Maturity Model Integration (CMMI®), 2000
5. Project Management Institute (PMI®): Project Management Body of
Knowledge (PMBOK®), 2000
6. Information Security Forum (ISF): The Standard of Good Practice for
Information Security, 2003
COBIT didasari oleh analisis dan harmonisasi dari standar teknologi
informasi dan best practices yang ada, serta sesuai dengan prinsip governance
63
yang diterima secara umum. COBIT berada pada level atas, yang dikendalikan
oleh kebutuhan bisnis, yang mencakupi seluruh aktifitas teknologi
informasi, dan mengutamakan pada apa yang seharusnya dicapai dari pada
bagaimana untuk mencapai tatakelola, manajemen dan kontrol yang efektif.
COBIT Framework bergerak sebagai integrator dari praktik IT governance dan
juga yang dipertimbangkan kepada petinggi manajemen atau manager;
manajemen teknologi informasi dan bisnis; para ahli governance, asuransi dan
keamanan; dan juga para ahli auditor teknologi informasi dan kontrol. COBIT
Framework dibentuk agar dapat berjalan berdampingan dengan standar dan best
practices yang lainnya (Setiawan, 2008). Implementasi dari best practices harus
konsisten dengan tatakelola dan kerangka control Perguruan Tinggi, tepat dengan
organisasi, dan terintegrasi dengan metode lain yang digunakan. Standar dan best
practices bukan merupakan solusi yang selalu berhasil dan efektifitasnya
tergantung dari bagaimana mereka diimplementasikan dan tetap
diperbaharui. Best practices biasanya lebih berguna jika diterapkan sebagai
kumpulan pinsip dan sebagai permulaan (starting point) dalam menentukan
prosedur. Untuk mencapai keselarasan dari best practices terhadap kebutuhan
bisnis, sangat disarankan agar menggunakan COBIT pada tingkatan teratas
(highest level), menyediakan kontrol framework berdasarkan model proses
teknologi informasi yang seharusnya cocok untuk Perguruan Tinggi secara
umum. Prinsip yang mendasari COBIT Framework adalah untuk menyediakan
informasi yang diperlukan oleh Perguruan Tinggi untuk mencapai sasaran
64
Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi perlu mengelola dan mengontrol sumber
teknologi informasi (IT resource) dengan menggunakan
kumpulan proses untuk menyampaikan informasi yang diperlukan. Untuk
sebagian besar institusi, informasi dan teknologi yang mendukung kegiatan
Perguruan Tinggi merupakan aset yang berharga. Perguruan Tinggi yang sukses
biasanya memahami keuntungan dan kegunaan dari teknologi informasi untuk
mendukung kinerja Perguruan Tinggi. Perguruan Tinggi ini juga memahami dan
mengelola resikoresiko yang berhubungan, seperti peningkatan pemenuhan
pengaturan dengan banyaknya proses bisnis yang secara kritikal bergantung
terhadap teknologi informasi (Setiawan, 2008).
Kebutuhan akan jaminan dari nilai teknologi informasi, manajemen risiko yang
berkaitan dengan teknologi informasi dan meningkatnya kebutuhan kendali akan
informasi, sekarang telah dipahami sebagai elemen kunci didalam pengelolaan
Perguruan Tinggi yang baik (governance). Menurut (Saptadi, 2007), Nilai, resiko
dan kendali merupakan inti dari suatu tata kelola teknologi informasi (IT
governance). IT governance adalah struktur dan proses yang saling berhubungan
serta mengarahkan dan mengendalikan Perguruan Tinggi dalam pencapaian
tujuan Perguruan Tinggi melalui nilai tambah dan penyeimbangan antara resiko
dan manfaat dari teknologi informasi serta prosesnya (Institute of IT Governance
– USA). IT governance
mengintegrasikan dan melembagakan praktik yang baik ”Good Practice” untuk
memastikan bahwa teknologi informasi telah mendukung sasaran bisnis
65
Perguruan Tinggi pada khususnya di Perguruan Tinggi Swasta. IT governance
membuat Perguruan Tinggi untuk mengambil keuntungan penuh dari
informasinya sehingga memaksimalkan keuntungan, memanfaatkan kesempatan
dan mendapatkan keuntungan kompetitif (competitive advantage).
Untuk mencapai itu semua dibutuhkan sebuah framework untuk mengelola
teknologi informasi yang mendukung dan sesuai dengan Committee of
Sponsoring Organisations of the Treadway Commission (COSO) Internal
Control—Integrated Framework, kerangka kerja yang diterima secara luas untuk
tatakelola Perguruan Tinggi dan manajemen resiko. Untuk mendukung
kesuksesan Implementasi Teknologi Informasi, Information Technology
Governance Institute (ITGI) telah melakukan publikasi COBIT (versi 4.1).
Gambar 3.7 Adalah merupakan Framework Information Technology Control
Objectives.
Gambar 3.7 Framework IT Control Objectives
66
3.9.2.3.Identifikasi Tujuan dan Strategi IT
Pemahaman mengenai lingkungan bisnis dan lingkungan IT kemudian digunakan
untuk mendefinisikan target dan prospek IT yang akan dikembangkan. Pemberian
prioritas terhadap target dan prospek tersebut merupakan salah satu tujuan dari tahap
ini
Berdasarkan temuan awal dari, sejumlah Tujuan yang menyeluruh mulai
dianalisis, antara lain:
1. Dukungan komunikasi, kolaborasi dan inovasi di kampus.
2. Mempromosikan dan mendukung kepemimpinan layanan IT
3. Melakukan penilaian yang efektif.
4. Mengembangkan dan menerapkan model pendanaan berkelanjutan.
5. Menggabungkan kecepatan adaptasi teknologi dan inovasi
6. Mengembangkan dan menerapkan arsitektur IT dan infrastruktur umum
secara konsisten.
7. Membuat infrastruktur organisasi yang lebih efektif.
8. Mendukung inisiatif komputasi hijau.
67
3.9.3. Pengembangan Charter
Langkah ketiga dalam empat langkah Perencanaan IT adalah melakukan
pengembangan pada Charter. Setiap charter meliputi:
1. Inisiatif
2. latar belakang atau alasan
3. strategi dan tindakan untuk memajukan inisiatif
4. deskripsi dari apa yang keluar dari ruang lingkup untuk inisiatif
5. yang dari kampus akan memimpin upaya
6. timeline, indikator keberhasilan
7. sumber daya yang dibutuhkan untuk menangani inisiatif.
panduan langkah terakhir: untuk membuat dan melaksanakan rencana
spesifik
Contoh salah satu bentuk charter IT Kampus untuk perencanaan perancanangan
teknologi literature untuk mahasiswa :
68
IT Charter : E-learning Table 3.4 IT charter Universitas Ohio
Inisiatif Strategis: eLearning
Sesuai dengan Rencana Akademik, " lembaga dalam penggunaan teknologi untuk pengajaran, pembelajaran, penelitian, dan efektivitas keseluruhan "eLearning dapat membantu kebutuhan mahasiswa dan warga Ohio dan dunia luar. Kita dapat meningkatkan eLearning dengan memberikan target mendukung teknologi pembelajaran, sumber daya dan membangun sebuah organisasi yang dapat mendukung strategi pendanaan yang berkelanjutan
Untuk memastikan pertumbuhan; dengan merevisi kebijakan yang ada untuk memulai Elearning baru. Prosedur dan pedoman untuk menjamin bahwa Ohio State dapat memberikan kualitas, pendidikan kompetitif, yang memenuhi kebutuhan saat ini perlu di kembangkan, aturan tersebut diutamakan kepada mahasiswa akademik secara jelas dan tepat waktu, dan pada suatu tingkatan diberikan kesempatan untuk memilih dan melaksanakan suatu tingkat Course Management System (CMS).
Keuntungan :
• memenuhi sebagian besar tujuan eLearning pada Rencana Akademik
• menyediakan akses konsultasi untuk pelatihan dan peningkatan SDM
• mendukung universitywide instruksional staf teknologi
• memfasilitasi kesempatan untuk fakultas dan staf untuk mitra hibah
• memastikan kesempatan untuk mengeksplorasi baru dan muncul teknologi eLearning
• memberikan kenyamanan dan ketepatan secara akademis, rich-media, kesempatan bagi mahasiswa untuk
Biaya :
eLearning Dukungan Organisasi
• $ 736.500 untuk FY04 dan $ 635.000 untuk FY05 tahunan dana-dana
• $ 600.000 uang tunai lebih dari dua tahun
eLearning Kebijakan
• biaya waktu peserta dan dukungan untuk mengembangkan strategi, pedoman, kebijakan, rencana
• biaya minimal untuk berkomunikasi dan menyebarkan perubahan kepada masyarakat akademik
Enterprise Kursus Sistem Manajemen (
69
belajar
• menyediakan akses yang lebih baik untuk program yang dibutuhkan dengan bagian lebih sedikit tertutup
upgrade sistem CMS didanai):
• $ 572.000 tunai
• tingkat tahunan $ 468.000
Pemberi Izin/Penerima Charter
High Level:
• Rektor • Dekan
Middle Level :
• Kepala Urusan Akademik • Kepala Bagian Informasi • Kepala Bagian Bisnis dan Keuangan • Kepala Bagian Perencanaan • Fakultas dan Pembangunan TA • Peneliti Universitas • Kepala Perpustakaan Universitas
Beberapa Tindakan :
• CIO internal direalokasi $ 296.000 • Repurposed $ 676.000 dalam pendanaan tahunan dari Minyak untuk TELR untuk mendukung eLearning • OAA direalokasi $ 296.150 dalam tingkat dan $ 80.000 secara tunai untuk mendukung eLearning • CIO menerima $ 300.000 dalam bentuk tunai untuk Fakultas Pinjaman dan Program Investasi dalam tingkat FY04 • Permintaan untuk FY05: $ 25.000 dana tahunan dan $ 75.000 tunai untuk insentif eLearning • $ 468.000 dalam menilai dan $ 572.400 dalam bentuk tunai untuk tingkat perusahaan program sistem manajemen
70
3.9.4. Analisis Peningkatan Nilai, Pengelolaan kinerja dan pengurangan biaya
Manajemen IT dari strategi IT
Dari Hasil pengembangan charter adalah analisis akan hasil yang dicapai
untuk peningkatan nilai, pengelolaan kinerja dan pengurangan biaya IT manajemen
(Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-Croonenberg , Helmut. ( 2007));
3.9.4.1.Peningkatan Nilai Manajemen IT
Proses peningkatan nilai melalui beberapa tahap
1) Strategi IT-menggunakan IT dalam menciptakan Nilai
Beberapa bentuk strategi IT dalam menciptakan nilai adalah :
a) Memastikan IT strategi sesuai Visi dan Misi Organisasi
Dengan melakukan rangsangan pada :
i. Pertumbuhan internal dengan layanan Virtual
ii. Pertumbuhan internal dengan Inovasi
b) Menggunakan IT sebagai enabler dalam bisnis
c) Optimisasi bisnis proses dalam berbagai aspek caranya adalah :
i) Mengurangi biaya dengan memperkenalkan dan optimisasi ERP (
enterprise resourch planning)
ii) Memacu efesiensi dan menyenangkan user dengan layanan IT Solution
dan Mobile communication technology
71
d) Memperkuat Pendapatan ( dengan Customer Relation Manager)
e) Meningkatkan Pemasaran/Informasi Organisasi/perusahaan
2) Transformasi dari Organisasi/perusahaan - memastikan keuntungan dari IT dapat
tercapai
Transformasi dari Organisasi memiliki pengertian perubahan dalam segi IT
sehingga dapat memberikan keuntungan, transformasi untuk meningkatkan nilai IT
harus sangat signifikan dari sebelumnya. Dalam proses transformasi Organisasi perlu
diadakan Project Management office (PMO), PMO ini berfungsi untuk mengontrol
tranformasi dari IT dapat terkontrol
menurut Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-Croonenberg , Helmut. ( 2007)
proses peningkatan nilai dapat dilihat dari cost yang dikeluarkan dengan keuntungan
yang dikeluarkan menambah nilai suatu IT Manajemen, dapat dilihat dari gambar
tentang IT portofolio untuk perusahaan manufaktur.
72
Gambar 3.8. IT Peningkatan nilai portfolio dalam Perusahaan Manufaktur (Buchta , Dirk., Eul , Marcus.,
Schulte-Croonenberg , Helmut. ( 2007))
73
3.9.4.2. Pengelolaan Kinerja Manajemen IT
Pengelolaan kinerja dalam suatu organisasi dibagi beberapa tahap strategi, antara
lain ;
1) Membuat kerangka organisasi ( Framework )
a) Memisahkan Kebutuhan IT dan permintaan IT
i. Kebutuhan dan permintaan IT dipisah secara strukturisasi dalam
membuat kinerja lebih maksimal dan efesien
Gambar 3.9. Pemisahan IT permintaan dan IT persediaan (Buchta , Dirk., Eul , Marcus.,
Schulte-Croonenberg , Helmut. ( 2007) )
74
b) Centralisasi dan decentralisasi area dari tanggung jawab IT dan IT
struktur kontrol
i. pentingnya strategi dan sinergi kampus : IT strategi dan sinergi harus
dikontrol secara sentraly : ERP (enterprise resourch planning) dan
CRM
ii. Non sinergi : Laporan IT Management
iii. Yang tidak menggunakan strategi dan sinergi :mengelola PC
workstation dan proses pusat data
c) IT Proses Management dalam pengelolaan kinerja
1. Proses IT management dapat dikatakan best Best practise dalam
proses investigasi kebutuhan IT dengan menggunakan dua proses
i. Top down ( manajemen universitas secara keseluruhan) ,maksud
dari manajemen ini adalah dengan mengatur proses manajemen
dari kampus secara keseluruhan, manajemen diatur untuk
seluruhnya dalam pengelolaan kinerja
ii. Buttom up ( manajemen dari perspektif board steering dan
afiliasinya),maksud dari manajemen ini adalah dengan mengatur
proses manajemen organisasi dari board steering /pemimpin
pemegang saham organisasi dan setiap hubungannya dengan
pemimpin-pemimpin lain yang lebih mengurus organisasi secara
teknikal.
2) Integrasi rencana IT sesuai dengan rencana Organisasi
a) Merencanakan Operasi IT disesuaikan Proyek IT
75
i. Membuat perencanaan setiap Operasi Yang akan dilakukan yang
berhubungan dengan IT termasuk aplikasi dan sistem untuk
disesuaikan dengan Proyek yang akan dilakukan dalam pengelolaan
kinerja
b) Identifikasi pengurangan Biaya terhadap pengelolaan kinerja
i. Identifikasi pengurangan biaya terhadap pengelolaan kinerja ada
beberapa tahap, antara lain :
1. Alternatif nomor satu: Untuk mengurangi estimasi biaya untuk
operasi IT item. Investigasi dapat dilakukan dengan menentukan
apakah yang telah direncanakan sama seperti aplikasi SAP yang
dapat 'diproduksi' atau dibeli lebih murah.
2. Alternatif nomor dua: Untuk mengurangi biaya estimasi proyek IT.
Perusahaan dengan struktur kelompok dapat memeriksa apakah
proyek-proyek investasi di unit bisnis tumpang tindih dan apakah
proyek-proyek tertentu dapat dilakukan bersama-sama.Proyek ini
biaya dapat dikurangi secara keseluruhan melalui pembelajaran
efek kurva, menggunakan empiris nilai atau template efek, misalnya
dimana sebagian besar bekerja pada pengembangan produk baru
dilakukan dengan cara yang sama dengan beberapa unit usaha
Dampak dari masing-masing alternatif berbeda. Alternatif
pertama fondasi untuk perbaikan jangka menengah lebih. Namun,
dalam prakteknya tidak biasa bahwa perusahaan mampu mengubah
76
IT supply dalam waktu singkat. Oleh karena itu, dampak pada
anggaran tidak relevan untuk periode perencanaan. Alternatif
kedua lebih jangka pendek. Bagian dari proyek biaya yang
direncanakan secara paralel dieliminasi karena bersama kolaborasi
- dan ini terjadi selama periode perencanaan! Hal yang sama
berlaku untuk ketiga Alternatif: Jika proyek IT gagal setelah
proyek telah diprioritaskan; ini memiliki langsung berdampak pada
anggaran.Identifikasi juga dapat dilakukan dengan
pembandingan,yaitu :
i. Pembandingan historical: Dalam perusahaan - dalam kasus
decentral IT dalam unit bisnis - data sejarah dari masa lalu
dibandingkan dan divalidasi dengan melakukan dari perubahan
yang relevan dan analisis varians dan disesuaikan jika perlu.
Setiap lompatan harus dianalisis untuk mencegah kesalahan
pengembangan atau pengukuran kinerja
ii. pembandingan Eksternal: variabel Bandingkan dari perusahaan
lain memberikan manajer pandangan berbeda dari apa situasi
kompetitif di perusahaan sendiri mereka terlihat seperti - jelas
menggarisbawahi kekuatan dan kelemahan. Semakin
dibedakan biaya perhitungan dilakukan, semakin tepat hasil
temuan akan analisis. Perbaikan langkah-langkah bisa dimulai
dengan dua cara: Di satu sisi, perbaikan internal langkah-
77
langkah untuk dapat menunjuk kelemahan diidentifikasi. Di
sisi lain, beberapa kategori tidak memiliki jumlah untuk
mencapai efisiensi yang lebih besar dalam mereka sendiri
perusahaan dan oleh karena itu 'berdiri sendiri' optimasi bukan
merupakan pilihan. Untuk layanan ini, (selektif) outsourcing
untuk memperbaiki posisi biaya dapat dipertimbangkan
iii. pembandingan internal: ini merupakan bentuk khusus
pembandingan menyajikan sendiri di perusahaan besar dengan
kelompok-struktur dan beberapa internal atau eksternal bidang
IT. Di sini kualitas layanan dan biaya dalam perusahaan yang
sama dibandingkan dengan satu sama lain, memberikan
layanan yang sama katalog dan standar template untuk
merekam biaya dan kualitas yang digunakan. Proses ini
memungkinkan untuk memilih bisnis terbaik di kelas unit dan
saran perbaikan untuk lain.
3) Pengelolaan kinerja
a) Menyatukan tujuan IT dan KPI dari strategi Organisasi
i. Dalam pengelolaan kinerja ini tujuan dari IT suatu organisasi harus
jelas sehingga dapat diukur KPI ( key performance indicator ) dari
strategi organisasi tersbut. KPI merupakan kunci kinerja dalam
bentuk angka dari suatu organisasi tersebut. KPI ini yang
menentukan apakah kinerja IT Manajemen telah sesuai atau tidak
78
b) Merealisasikan kinerja IT dalam Organisasi
i. Setelah proses teoritis dan tahap-tahap dalam pengelolaan kinerja,
tahap akhir adalah dengan merealisasikan kinerja dari IT itu sendiri
dalam organisasi, proses kinerja yang baik akan menghasilkan
sangat bermanfaat dalam peningkatan nilai dan pengurangan biaya
manajemen IT
3.9.4.3. Pengurangan biaya Manajemen IT
Proses pengurangan biaya di bagi dalam 3 tahap, antara lain :
1. Optimasi IT-Mengurangi Biaya, tanpa Berkurangnya Pengembalian ;
Cara kerja dari Optimasi IT ini adalah dengan :
a) Pengurangan biaya melalui Aplikasi IT
Dalam proses pengurangan biaya melalui aplikasi IT dibutuhkan suatu
analisis harga antara lain :
1) kontribusi terhadap nilai perusahaan
2) teknologi yang cocok untuk komponen IT
3) biaya keseluruhan untuk perusahaan
4) keseimbangan antara investmen dan keuntungan
5) monitoring
b) Pengurangan biaya melalui IT infrastructure
79
Pengurangan biaya melalui IT infrastruktur dengan melakukan
beberapa solusi antara lain :
1) Standarisasi IT Infrastruktur
Menggunakan IT standarisasi dengan presentasi 50% akan
berdampak pada pengurangan biaya atau penghematan ser 20-30%
dalam 1-2 tahun (Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-Croonenberg
, Helmut. ( 2007))
2) Centralisasi IT infrastructure dan konsolidasi dengan
komputer center
Centralisasi dan konsolidasi dari komputer center,dengan
mengintegrasikan 4 komputer center dengan berbeda lokasi dalam
satu negara membuat penghematan biaya 30%
c) Melalui IT sourcing (memaksimalkan sumber dari luar) membuat
potensial penghematan
IT sourcing dalam suatu organisasi atau perusahaan dilakukan pada
bagian :
1) Standar bisnis : finance dan account,purchasing,logistic,HR
2) Software untuk bekerja
3) Operasi PC,LAN/WAN ( end-user computer)
80
4) Operasional komputer center/server
Bentuk penghematan adalah dengan menggunakan pengambilan
tenaga kerja dari luar (sourcing) yang dapat memfasiltasi masalah IT
dalam bidang-bidang diatas.
2. Memanfaatkan potensi IT dari dari segi efesiensi yang berhubungan dengan
Penyedia IT
Penyedia IT ini merupakan suatu perusahaan yang menjadi mitra dari
organisasi dapat berupa internet service provider atau penyedia aplikasi
bagi organisasi
a) Menyelaraskan strategi dengan penyedia IT
Strategi IT harus diselarakan dengan penyedia IT sehingan
pengurangan biaya dapat dilakukan, apabila terjadi kesalahan dalam
strategi dan pengimplementasian maka akan menimbulkan resiko yang
lebih besar.
b) Penetapan aturan strategis untuk kerjasama
Penetapan aturan strategis kerjasama dilakukan agar supaya tidak
terjadi suatu pembengkakan biaya dari kerjasama dan setiap aspek yang
membutuhkan layanan dari penyedia IT termasuk dalam perbaikan dan
pemanfaatan aplikasi maupun sistem IT dapat terjamin tanpa pengeluaran
biaya lebih. Perjanjian kerjasama berhubungan dengan :
81
i. Garansi dan pengelolaan dari aplikasi yang dipakai
ii. Kelebihan dari infrasrtruktur IT
iii. Terjaminnya mutu dan kesesuaian dengan strategi untuk
perkembangan selanjutnya
c) IT Outsourcing-Biaya Keuntungan dari Layanan Pihak Out
Prinsip utama dari tahap ini adalah bagaimana dapat memberikan
maintenance terhadap IT system dan produk yang telah ada dengan
melakukan minimalisasi terhadap IT Outsorcing dan Offshoring
Bidang yang dapat berkembang melalui IT Outsourcing sehingga
biaya dapat dikurangi :
a) IT manager dan staff
b) Bisnis departemen dan bisnis unit
c) Bagian purchasing
d) Public Relation
Dalam penggunaan IT Outsourcing untuk mendapatkan hasil yang
signifikan diperlukan beberapa langkah-langkah yang sangat penting
antara lain :
a) Menentukan tujuan IT Outsourcing terhadap perusahaan secara
tepat
82
Gambar 3.10 IT sourcing Menurut dirc buchta, marcus eul dan helmut shulte-croonenberg[ ] []
b) Mempersiapkan Staff untuk segala perubahan
c) Mempersiapkan segala bentuk kesiapan mengenai kontrak jangka
panjang dan segala bentuk perubahan dalam perusahaan
Dari Bagian ini bisa mendapatkan efektifitas dan effesiensi IT
83
Gambar 3.11. efesiensi IT dari tujuan yang ingin dicapai Menurut Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-
Croonenberg , Helmut. ( 2007)
3.9.5. Analisis dan penentuan Prioritas
Setelah strategi telah jelas, langkah selanjutnya adalah penyesuaian dan
penentuan prioritas, apa yang harus dikerjakan, analisis dan penentuan prioritas
terbagi dalam :
3.9.5.1. Analisis Prioritas Charter yang akan dilakukan
84
Mengimplementasi beberapa Charter secara bersamaan bisa besar, dan sedikit
tidak realistis. Mereka perlu untuk dianalisis secara berurutan kemudian diidentifikasi
hasilnya apakah dapat diterima ke kampus. Beberapa tahap yang harus dilakukan
adalah
a) analisis Apakah di antara prioritas yang tercantum dalam Kerangka Kerja
Strategis Kampus
b) analisis keuntungan dan dampak
c) analisis Apa sumber daya (manusia dan dana) yang diperlukan untuk memulai
d) analisis kolaborasi seberapa banyak langkah yang diperlukan untuk memulai
3.9.5.2. Analisis penggabungan untuk kesejaran charter prioritas dengan
strategi kampus
Penggabungan dari charter yang telah diprioritaskan dianalsis untuk diatur
berbagai tahap dan dikembangkan dalam bentuk tabel, pengukuran KPI ( Key
performance indicator), tahap-tahap pengimplementasian disesuaikan dengan tujuan
dan strategi.
3.9.6. Impelementasi
85
Pada tahap ini akan dibentuk rencana implementasi dari strategi sistem
informasi yang telah dipilih. Rencana implementasi dibangun dengan memperhatikan
unsur-unsur berikut:
1) Implementation projects
Proyek implementasi tidak hanya memuat proyek utama saja, tetapi memuat semua
rencana implementasi, yaitu target aplikasi, target teknologi dan target organisasi.
Portfolio implementasi yang dikembangkan harus memperhitungkan pula resiko
proyek, prioritas, dan ketersedian sumber daya.
2) Migration issues
Permasalahan yang mungkin terjadi dari migrasi data harus diperhitungkan dan
diselesaikan untuk menjamin kelancaran pada saat implementasi.
3) Project resources estimates
Perkiraan baik sumber daya manusia maupun peralatan harus jelas dan realistis dan
dapat dipertanggungjawabkan.
4) Project implementation scheduling
Jadwal perencaan proyek harus jelas, realistis dan dapat dijalankan. Asumsi dan
hambatan harus dijelaskan terlebih dahulu guna kelancaran implementasi.
5) Management involvement
86
Hal terpenting agar suatu proyek berhasil adalah dengan mendapatkan dukungan dari
pihak manajemen dari Kampus dan setiap pihak yang berkaitan dengan
pengembangan IT kampus.
3.10. Metode Penelitian
3.10.1. Jenis dan Metode Penelitian
Dalam melakukan analisis pada Universitas Negeri Manado ini, penulis
menggunakan metode deskriptif dengan melakukan penelitian terhadap masa depan
bisnis dan IT yang hendak dicapai dalam 3 tahun kedepan (2010-2012) yang
kemudian dibandingkan dengan teori Rencana Strategis IT yang telah disesuaikan
dengan teori peningkatan nilai,pengelolaan kinerja dan pengurangan biaya. Dengan
metode ini, hasil yang dicapai akan maksimal dan mencakup segala bidang serta akan
mendukung rencana visi dan misi Universitas Negeri Manado untuk kedepan
Metode perhitungan kualitas yang digunakan antara lain adalah KPI ( key
performance indicator) dan Balance ScoreCard. KPI dilakukan pada tahap ketiga dan
keempat sedangkan Balance ScoreCard dilakukan pada tahap ke empat dalam proses
Manajemen IT
KPI menurut dirc buchta, marcus eul, helmut shulte-croonenberg adalah hasil
dari indicator performance terhadap Visi strategi, IT strategi dan Tujuan IT
87
Gambar 3.12. KPI Manajemen Menurut Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-Croonenberg , Helmut. ( 2007)
Sedangkan menurut Stenzel, Joe. ( 2007) Balanced Scorecard adalah
perhitungan dengan ukuran kuantitatif yang berasal dari strategi organisasi. Langkah-
langkah yang dipilih untuk setiap organisasi scorecard merupakan alat bagi para
pemimpinnya untuk digunakan dalam berkomunikasi dengan karyawan dan
stakeholder eksternal hasil, dan faktor pendorong kinerja sehingga organisasi dapat
mencapai misi dan tujuan strategis. Metode Balance Scorecard terkandung dalam
empat bagian berbeda, namun terkait sesuai dengan perspektif Organisasi.
Perspektif itu terdiri atas :
1. Perspektif Customer
Ketika tindakan memilih untuk Pelanggan perspektif organisasi scorecard harus
menjawab tiga pertanyaan kritis dari hal tersebut, antara lain:
(1) apa yang menjadi target pelanggan saya, (2) apa nilai proposisi saya dalam
melayani mereka, dan (3) apa yang pelanggan harapkan dari saya atau permintaan
terhadap saya? Kedengarannya cukup sederhana, tapi setiap pertanyaan ini
menawarkan banyak tantangan. Sebagian besar organisasi menyatakan bahwa mereka
sebenarnya memiliki khalayak sasaran pelanggan, namun tindakan mereka
88
mengungkapkan suatu strategi"segala layanan diberikan semua kepada pelanggan".
Sebagai suatu strategi Michael Porter telah mendeskripsikan, kurangnya fokus
mencegah organisasi dari membedakan diri dari pesaing. Memilih dengan tepat
proposisi nilai tapi tidak menantang kebijakan kebanyakan perusahaan. Banyak akan
memilih salah satu dari tiga "disiplin" diartikulasikan oleh Treacy dan Wiersema
dalam "Disiplin Pemimpin Pasar"
1) Operational Excellence. Organisasi mengejar keunggulan operasional
fokus pada harga rendah, kenyamanan. Menyediakan representasi dari
operasional perusahaan yang sangat baik.
2) Produk Kepemimpinan. Produk didorong untuk menjadi pimpinan dalam
persaingan. Untuk menjadikan produk berkuasa, harus berinovasi
3) Customer Intimacy. Melakukan apa pun untuk memberikan solusi untuk
kebutuhan pelanggan yang berbeda-beda dan membantu mendefinisikan
pelanggan perusahaan yang memiliki pesanan khusus. Mereka tidak mencari
satu kali transaksi tetapi fokus pada hubungan jangka panjang dengan
membangun melalui pengetahuan mendalam akan kebutuhan pelanggan.
Terlepas dari nilai disiplin yang dipilih, pada tingkat korporasi
perspektif Pelanggan biasanya meliputi langkah-langkah secara luas
digunakan sekarang: kepuasan pelanggan, loyalitas pelanggan, pangsa pasar,
dan akuisisi pelanggan.
2. Perspektif Internal Proses
Menurut Stenzel, Joe ( 2007) Proses Internal perspektif scorecard adalah
mengidentifikasi proses kunci perusahaan dengan cara menguasainya dalam rangka
89
untuk terus menambahkan nilai bagi pelanggan, dan akhirnya pemegang saham.
Setiap pelanggan yang digariskan dalam Customer perspektif, biasanya
dideskripsikan mencakup efisiensi proses internal yang lebih spesifik dalam rangka
untuk melayani pelanggan dan memenuhi proposisi nilai. Tugas dari perspektif ini
adalah untuk mengidentifikasi proses-proses dan mengembangkan Tujuan dan
ukuran yang digunakan untuk melacak kemajuan. Untuk memenuhi kebutuhan
pelanggan dan harapan pemegang saham eksekutif seringkali harus mengidentifikasi
seluruhnya internal proses baru daripada memfokuskan upaya pada penambahan
peningkatan yang ada. Pengembangan produk, produksi, manufaktur, pengiriman,
dan pelayanan purnajual dapat diwakili dalam perspektif ini. Organisasi IT mengikuti
rute serupa dalam mengembangkan langkah-langkah untuk scorecard mereka sendiri.
Tantangannya terletak dalam menentukan proses internal organisasi harus dikuasai di
dalam rangka memenuhi hasil yang telah dijelaskan dalam perspektif Pelanggan.
3. Perspektif Tenaga kerja dan Pertumbuhannya
Menurut Stenzel, Joe ( 2007), Jika ingin CIO mencapai hasil yang ambisius
baik maka harus melihat dari perspektif tenaga kerja dan pertumbuhan dari
perusahaannya. Tujuan dan ukuran dalam Pembelajaran Karyawan dan perspektif
Pertumbuhan benar-benar harus seimbang dari tiga perspektif lainnya. Pada dasarnya
mereka adalah fondasi dari sebuah rumah Balanced Scorecard yang akan dibangun.
CIO yang mengidentifikasi tujuan, ukuran, dan inisiatif terkait dengan Pelanggan.
Perspektif Internal Proses dapat menemukan beberapa kesenjangan antara IT pada
suatu waktu tertentu. Arah yang diinginkan dan infrastruktur organisasi saat ini
90
membutuhkan keterampilan karyawan (modal manusia), sistem informasi (modal
informasi), dan lingkungan yang dibutuhkan untuk mempertahankan keberhasilan
(modal organisasi). Tujuan dan ukuran desain CIO dalam perspektif ini membantu
menutup kesenjangan internal IT dan memastikan kinerja berkelanjutan untuk masa
depan. Manajemen kinerja Keterampilan karyawan, kepuasan karyawan, ketersediaan
informasi, dan penyelarasan semua bisa memiliki tempat dalam perspektif ini.
Tindakan yang dikembangkan dalam beberapa perspektif benar-benar sangat
membantu semua tindakan dalam di IT scorecard. Dengan menganalogikan mereka
sebagai akar pohon yang pada akhirnya dijalankan melalui bagasi proses internal
untuk cabang-cabang hasil pelanggan, dan akhirnya kembali ke daun (keuangan).
Ketika membuat perspektif ini, organisasi IT harus menggunakan tiga modal utama
yaitu: manusia, informasi, dan organisasi. IT organisasi harus memastikan bahwa
budaya adalah sejalan dengan kebutuhan komunitas user-nya.
4. Perspektif Finansial
Menurut Stenzel, Joe. ( 2007), langkah-langkah Keuangan adalah komponen
penting dari Balanced Scorecard, terutama di dunia Industri. Tujuan dan langkah-
langkah dalam perspektif ini mengatakan apakah strategi eksekusi sudah detail,tujuan
dan ukuran untuk mencapai keuntungan finansial telah dicapai. Organisasi IT bisa
+memusatkan seluruh energi dan kemampuan untuk meningkatkan kepuasan+
pelanggan, kualitas pengiriman, tepat waktu, atau banyak hal, tetapi mereka memiliki
nilai terbatas tanpa indikasi efeknya pada keuangan perusahaan. Indikator keuangan
termasuk keuntungan, pertumbuhan pendapatan, dan pemanfaatan aset.
91
Sebagian besar organisasi IT menggunakan perspektif Keuangan untuk untuk
memberikan gambaran yang jelas tentang kondisi keuangan, memastikan efektivitas
mereka seimbang dengan efisiensi.
Gambar 3.13.Balance Score Card menurut Stenzel, Joe. ( 2007)
92
Gambar 3.14. CIO scorecard menurut Menurut Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-Croonenberg , Helmut.
( 2007)
Gambar 3.15. Untuk perspektif IT Scorecard menurut Buchta , Dirk., Eul , Marcus., Schulte-Croonenberg ,
Helmut. ( 2007)
93
3.10.2. Sumber Data
Data yang digunakan penulis dalam penelitian ini dibagi ke dalam dua
kelompok yaitu:
1. Data Primer
Yaitu data yang berasal dari sumber aslinya (tangan pertama). Data ini
diperoleh dengan melakukan pengamatan dan wawancara dengan pihak Universitas
Negeri Manado, baik dari Penanggung jawab IT kampus, staf-staf Unima termasuk
bagian perencana dan divisi IT/IS Unima serta bagian rektorat Unima untuk
mendapatkan gambaran umum dari sistem yang berjalan di Unima serta kebutuhan-
kebutuhan yang diperlukan
2. Data Sekunder
Merupakan data yang dapat diperoleh melalui dokumen yang terdapat dalam
kampus yang diteliti seperti infrastruktur yang ada, bangunan, struktur organisasi
universitas, visi dan misi, serta Keunggulan dan kekurangan yang ada
94
3.10.3. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Wawancara
Wawancara terstruktur harus "menggunakan kuesioner berdasarkan standar
yang ditentukan dan atau identik serangkaian pertanyaan dan kita merujuk kepada
mereka sebagai pewawancara-diberikan kuesioner " (Saunders, M., Lewis, P.,
Thornhill, A. (2007)). Wawancara terstruktur yang digunakan untuk mengumpulkan
data kuantitatif. Semi-terstruktur wawancara dilakukan dengan cara yang tidak
berurutan, pertanyaan juga dapat bervariasi tergantung pada aliran percakapan "(
Saunders, M., Lewis, P., Thornhill, A. (2007) p.312). Wawancara semi terstruktur
digunakan untuk mengumpulkan data kualitatif. Nara sumber diberi kesempatan
untuk berbicara dengan bebas tentang peristiwa, perilaku dan kepercayaan dalam
hubungannya dengan bidang topik, sehingga jenis interaksi ini kadang-kadang
disebut non-direktif "( Saunders, M., Lewis, P., Thornhill, A. (2007) p.312).
Penulis akan mengajukan sejumlah pertanyaan kepada pihak staff Unima
terutama bagian perencanaan dan bagian SI/IT Unima untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan sehubungan dengan penelitian yang dilakukan dengan tipe
wawancara terstruktur dan semi terstruktur.
95
2. Observasi
Saunders, M., Lewis, P., Thornhill, A. (2007) mengakui kenyataan bahwa
observasi merupakan aspek penting dari penelitian karena memiliki nilai tambah ke
data penelitian. Pengamatan pada dasarnya melibatkan pengamatan sistematis,
rekaman, deskripsi, analisis dan interpretasi perilaku masyarakat (Saunders, M.,
Lewis, P., Thornhill, A. (2007)). Ada dua jenis observasi yaitu; partisipan dan
observasi terstruktur dan karena kita
Menurut (Saunders, M., Lewis, P., Thornhill, A. (2007) hal 283), observasi
partisipan adalah peneliti menjadi bagian dari komunitas narasumber. Hal ini
memungkinkan peneliti untuk berbagi pengalaman mereka dengan tidak hanya
mengamati apa yang terjadi tetapi juga merasakan hal itu. Saunders, M., Lewis, P.,
Thornhill, A. (2007), menyatakan bahwa pengamatan peneliti melibatkan peserta
memilikiperan spesifik dan peran-peran ini adalah:
1) Peserta secara penuh;
2) Pengamat secara penuh;
3) Pengamat sebagai peserta;
4) Peserta sebagai pengamat;
Dalam penelitian saya, saya mengambil pendekatan peserta sebagai pengamat.
saya menjelaskan kepada koresponden identitas dan menjelaskan bagaimana
penelitian yang saya lakukan. Dengan melakukan ini, baik saya dan narasumber
menyadari sifat penelitian dan saya merasa bahwa ini membantu saya mengumpulkan
96
data lebih konkret. Terlepas dari alasan seperti waktu saya harus melakukan
penelitian dan akses organisasi, saya merasa bahwa pendekatan ini akan cocok karena
itu akan memungkinkan kita untuk memperdalam penelitian saya dengan
menanyakan menindaklanjuti pertanyaan dan klarifikasi dari hal-hal tertentu yang
dinyatakan selama wawancara.
3. Studi kepustakaan
Menurut Saunders, M., Lewis, P., Thornhill, A. (2007), tinjauan literatur akan
memberikan dasar pada penelitian yang dibangun di atas. Tinjauan literatur memiliki
berbagai tujuan, yang perlu dipenuhi untuk mendapatkan data yang paling relevan
dan akurat. Tujuan ini menurut Saunders, M., Lewis, P., Thornhill, A. (2007), adalah
untuk mereview penelitian yang paling relevan dan patut dicatat pada topik di tangan.
Dalam tulisan ini, kita akan menggunakan kajian literatur dalam rangka
mengumpulkan relevan dan akurat. Kerangka teoritis. Sumber untuk tinjauan literatur
akan dikumpulkan dengan menggunakan data dari laporan, tesis dan laporan
perusahaan, juga dari jurnal buku dan koran dari internet dan database yang dapat
dipercaya. Dengan mempelajari dan mengumpulkan data yang bersifat teoritis
berdasarkan literatur-literatur atau buku-buku acuan yang berhubungan dengan objek
penelitian dan pembahasan masalah diharapkan dapat memaksimalkan analisis
perencanaan strategi IT. Benchmark Yang dilakukan terhadap :
97
1. Binus University dari segi Infrastruktur, Aplikasi, Website, e-learning yang
sesuai dengan kebutuhan tapi masih masuk dalam tahap low-levelnya
2. UW Winconsin USA dari segi perencanaan
3. University of IOWA untuk pengembangan charter/inisiative
1.10.4. Flow Chart, Tahap-Tahap Penelitian, Timeline dan Metode yang
digunakan
1.10.4.1. FlowChart
Gambar 3.16 FlowChart
98
1.10.4.2. Tahap-tahap penelitian
Tahapan dari penelitian dimulai pada saat pengumpulan input, dari hasil input
yang didapat dilakukan analisis untuk menunjang dan menyesuaikan input yang
didapat untuk perancangan, dari hasil analisis input yang telah diteliti secara detail
dilakukan pembagian terhadap perencanaan yaitu pengembangan charter, pada
pengembangan charter perencanaan strategi IT mulai dikelompok-kelompokan, dari
hasil pengelompokan ini kemudian diadakan analisis terhadap segi pengingkatan
nilai, pengelolaan kinerja dan pengurangan biaya IT manajemen sehingga pada proses
selanjutnya tinggal mengatur dan memilih charter apa yang akan lebih dulu
dilakukan, mengingat perencananan yang akan dilakukan adalah 3 tahun rancangan,
sehingga yang dilakukan harus bertahap dan harus menentukan prioritas yang
diutamakan untuk kemudian diimplementasikan.
99
1.10.4.3. Timeline
Gambar 3.17 Timeline
Dalam timeline ini dapat dilihat proses Perencanaan sampai pada
implementasi berurutan membutuhkan 6 bulan untuk tahap perencanaan sampai pada
implementasi, dalam tahap implementasi diperlukan persetujuan dari pihak rektorat
untuk menentukan seberapa jauh perencanaan akan dilakukan mengingat dana yang
dibutuhkan. Proses perencananan selama 6 bulan ini memiliki tujuan untuk
penggunaan sampai 3 tahun mendatang.
100
1.10.4.4. Metode yang digunakan
Metode yang digunakan adalah dengan melakukan studi pustaka mengenai
perencanaan IT yang telah ada dan pengembangan IT Manajemen Peningkatan nilai,
pengelolaan kinerja dan Pengurangan biaya. Dari studi pustaka dilakukan Wawancara
Kepada Pihak Universitas Negeri Manado untuk mendapatkan gambaran yang lebih
jelas dalam rangka untuk mengumpulkan input dalam bentuk data sekunder, setelah
wawancara kemudian dilakukan observasi untuk mendapatkan gambaran secara nyata
dari Sistem yang berjalan serta perangkat-perangkat IT yang digunakan pada
Universitas Negeri Manado (data Primer), peneliti juga meminta segala bentuk
persetujuan untuk pengambilan data untuk dianalisis termasuk profil, Visi dan Misi
dari Universitas .
Dari Hasil ini maka analisis terhadap berbagai hal dapat dilakukan termasuk
analisis SWOT dan Cobit dalam tahap lingkungan eksternal, CSF dan KPI juga dapat
dianalisis dan ditentukan dalam pengembangan Charter, dan akhirnya semuanya itu
digabungkan kemudian dianalisis berdasarkan Peningkatan nilai, pengelolaan kinerja
dan Pengurangan biaya IT Manajemen sesuai dengan studi pustaka yang dilakukan
untuk membuat perencananan yang ada, yang kemudian disesuaikan dengan format
IT Manajemen untuk diimplementasikan pada langkah selanjutnya.