bab iii analisa dan perancangan sistemeprints.umm.ac.id/64501/4/bab iii.pdf27 bab iii analisa dan...

25
27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi dini rawan, digunakan metode pengembangan sistem pakar ESDLC (Expert System Development Life Cycle). Terdapat 6 (enam) tahapan yang dilakukan yaitu penilaian (assessment), akuisisi pengetahuan (knowledge acquisition), perancangan (design), pengujian (test), dokumentasi (documentation) dan pemeliharaan (maintenance). Gambar 3.1. Metode pengembangan sistem [32] 3.1.1 Penilaian (Assessment) Pada tahapan penilaian, dilakukan analisa permasalahan stunting serta kebutuhan sistem. Hasil akhir dari tahapan ini berupa daftar kebutuhan fungsional dan non fungsional sistem [33].

Upload: others

Post on 29-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

27

BAB III

ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM

3.1 Metode Pengembangan Sistem

Dalam pengembangan aplikasi deteksi dini rawan, digunakan metode

pengembangan sistem pakar ESDLC (Expert System Development Life Cycle).

Terdapat 6 (enam) tahapan yang dilakukan yaitu penilaian (assessment), akuisisi

pengetahuan (knowledge acquisition), perancangan (design), pengujian (test),

dokumentasi (documentation) dan pemeliharaan (maintenance).

Gambar 3.1. Metode pengembangan sistem [32]

3.1.1 Penilaian (Assessment)

Pada tahapan penilaian, dilakukan analisa permasalahan stunting serta

kebutuhan sistem. Hasil akhir dari tahapan ini berupa daftar kebutuhan fungsional

dan non fungsional sistem [33].

Page 2: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

28

a) Analisa Permasalahan Stunting

Besarnya angka stunting di Kabupaten Tapin yakni sebesar 20,10%,

menjadikan Kabupaten Tapin salah satu lokus (lokasi khusus) penganganan

stunting. Kecamatan Bakarangan merupakan salah satu wilayah dengan angka

stunting tertinggi di Kabupaten Tapin dengan persentase 44,35%. Oleh sebab

itu perlu dilakukan penanganan stunting sedini mungkin, sehingga dapat

menghindari resiko stunting pada anak. Hal tersebut juga selaras dengan

keinginan para ibu Balita di Kecamatan Bakarangan. Sebanyak 125 orang ibu

balita di Kecamatan Bakarangan menginginkan sebuah aplikasi yang dapat

mereka gunakan untuk mengevaluasi potensi terjadinya stunting pada anak.

Oleh sebab itu, dilakukan penelitian untuk mengembangkan aplikasi deteksi

dini rawan stunting di platform android dengan pengetahuan yang bersumber

dari Ahli Gizi Kecamatan Bakarangan.

b) Spesifikasi Kebutuhan Fungsional Sistem

Kebutuhan fungsional merupakan sekumpulan proses-proses atau layanan apa

saja yang harus disediakan oleh sistem. Termasuk bagaimana nantinya sistem

akan bereaksi terhadap masukkan tertentu serta bagaimana perilaku sistem

terhadap situasi tertentu. Spesifikasi kebutuhan sistem pada aplikasi deteksi dini

rawan stunting terbagi menjadi 4 fungsi. Fungsi yang pertama adalah proses

deteksi dini. Pada menu deteksi dini pengguna dapat mengevaluasi faktor-faktor

yang menjadi penyebab risiko stunting pada anak balitanya. Adapun spesifikasi

kebutuhan fungsional fungsi tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Spesifikasi fungsi deteksi dini rawan stunting

No Fungsi Deskripsi

1 Nama Fungsi Deteksi dini rawan stunting

2 Prioritas Sedang

3 Pemicu Pengguna mengevaluasi resiko stunting

pada balita

4 Kondisi awal Pengguna membuka aplikasi

5 Alur normal

1. Aplikasi menampilkan menu utama

Page 3: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

29

2. Pengguna memilih menu deteksi dini

rawan stunting

3. Aplikasi menampilkan halaman deteksi

4. Pengguna menjawab pertanyaan yang

disediakan

5. Aplikasi menampilkan halaman rawan

stunting atau aman stunting.

6. Pengguna memilih tombol saran.

7. Aplikasi menampilkan halaman saran.

6 Alur alternatif Tidak tersedia alur alternatif untuk

melakukan deteksi dini rawan stunting.

7 Kondisi akhir Pengguna melihat saran.

Fungsi yang kedua pada aplikasi adalah informasi mengenai stunting. Adapun

spesifikasi kebutuhan fungsional informasi stunting dapat dilihat pada Tabel

3.2.

Tabel 3.2. Spesifikasi informasi stunting

No Fungsi Deskripsi

1 Nama Fungsi Informasi stunting

2 Prioritas Sedang

3 Pemicu Pengguna ingin mengetahui informasi

mengenai stunting secara umum

4 Kondisi awal Pengguna membuka aplikasi

5 Alur normal

1. Aplikasi menampilkan menu utama

2. Pengguna memilih menu informasi

stunting

3. Aplikasi menampilkan informasi

stunting

6 Alur alternatif Tidak tersedia alur alternatif untuk menu

informasi stunting

Page 4: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

30

7 Kondisi akhir Pengguna melihat informasi mengenai

stunting

Fungsi ketiga pada aplikasi adalah tips dan trik. Menu ini berisi informasi

mengenai pemberian makanan yang sehat dan bergizi untuk balita. Adapun

spesifikasi kebutuhan fungsional tips dan trik dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Spesifikasi fungsi tips dan trik

No Fungsi Deskripsi

1 Nama Fungsi Tips dan trik

2 Prioritas Sedang

3 Pemicu Pengguna ingin mengetahui tips dan trik

mengenai pemberian makanan yang sehat

dan bergizi

4 Kondisi awal Pengguna membuka aplikasi

5 Alur normal

1. Aplikasi menampilkan menu utama

2. Pengguna memilih menu tips dan trik

3. Aplikasi menampilkan menu tips dan

trik

4. Pengguna memilih tips dan trik dari

menu yang tersedia

5. Aplikasi menampilkan informasi dari

tips dan trik yang dipilih

6 Alur alternatif Tidak tersedia alur alternatif untuk menu

tips dan trik

7 Kondisi akhir Pengguna melihat informasi tips dan trik

yang disajikan

Fungsi keempat pada aplikasi adalah petunjuk. Menu ini berisi informasi

mengenai petunjuk penggunaan aplikasi. Adapun spesifikasi kebutuhan

fungsional tips dan trik dapat dilihat pada Tabel 3.4.

Page 5: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

31

Tabel 3.4. Spesifikasi fungsi petunjuk

No Fungsi Deskripsi

1 Nama Fungsi Petunjuk

2 Prioritas Rendah

3 Pemicu Pengguna ingin mengetahui cara

penggunaan aplikasi

4 Kondisi awal Pengguna membuka aplikasi

5 Alur normal

1. Aplikasi menampilkan halaman utama

2. Pengguna memilih menu petunjuk

3. Aplikasi menampilkan petunjuk

penggunaan aplikasi

6 Alur alternatif Tidak tersedia alur alternatif untuk menu

petunjuk

7 Kondisi akhir Pengguna melihat petunjuk penggunaan

aplikasi

c) Spesifikasi Kebutuhan Non Fungsional Sistem

Kebutuhan non fungsional merupakan kebutuhan mengenai kualitas sistem.

Aspek ini penting untuk mendukung kesuksesan perangkat lunak yang

dikembangkan. Adapun kebutuhan non fungsional aplikasi deteksi dini rawan

stunting adalah sebagai berikut :

1. Reliability

Sistem aplikasi harus tersedia dan dapat beroperasi tanpa gangguan, seperti

gangguan jaringan. Oleh sebab itu sistem dibuat tanpa akses jaringan

internet.

2. Performance

Aplikasi memiliki fungsionalitas yang baik, dimana semua menu dan

tombol yang disajikan dapat berjalan sebagaimana mestinya.

3. Usability

Aplikasi mempunyai tampilan antarmuka yang menarik dan dapat diterima

serta digunakan.

Page 6: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

32

3.1.2 Akuisisi Pengetahuan (Knowledge Acquisition)

Tahapan akuisisi pengetahuan dilakukan untuk memasukkan pengetahuan

pakar dan menaruh pengetahuan tersebut kedalam basis pengetahuan (dalam bentuk

representasi pengetahuan) [34]. Hasil akhir tahapan ini berupa basis pengetahuan

yang menjadi dasar dalam pembuatan sistem. Adapun hasil pembentukan materi

pengetahuan pakar dan representasi pengetahuan tersebut sebagai berikut :

a) Membentuk Materi Pengetahuan

Pada proses pembentukan materi pengetahuan, dilakukan wawancara atau

berdiskusi kepada pakar yaitu Ahli Gizi Kecamatan Bakarangan. Selain

bersumber dari Ahli Gizi, materi juga bersumber dari studi kepustakaan yang

disarankan oleh pakar. Adapun hasil dari proses pembentukan materi

pengetahuan, didapatkan faktor-faktor yang dapat menyebabkan anak menjadi

stunting, khususnya untuk wilayah kerja Puskesmas Bakarangan antara lain :

1. Jarak Kelahiran

Faktor ini memiliki hubungan yang besar dengan kasus stunting di wilayah

kerja Puskesmas Bakarangan. Jarak kelahiran yang terlalu dekat

berpengaruh dengan kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas

Bakarangan. Jika anak terdahulu berusia 0-23 bulan saat ibu kembali

melahirkan, maka memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan janin

terhambat karena sistem reproduksinya yang terganggu dan belum kembali

sempurna. Sehingga rahim belum siap untuk terjadinya implantasi embrio.

Selain itu, dikhawatirkan perhatian terbagi dan ibu tidak memberikan gizi

sesuai dengan usia anaknya.

2. Inisiasi Menyusui Dini (IMD)

IMD salah satu faktor penting untuk mencegah anak mengalami stunting.

Di wilayah kerja puskesmas Bakarangan, mayoritas anak stunting

dikarenakan tidak diberikan IMD, yaitu dimana bayi harus diletakkan secara

tengkurap didada tanpa ada penghalang (kulit ke kulit). Bayi akan secara

alami mencari sumber ASI. ASI yang keluar pada saat pertama kelahiran

mengandung kolostrum. Kolostrum kaya akan antibody dan zat penting

Page 7: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

33

untuk pertumbuhan usus dan ketahanan terhadap infeksi yang sangat

dibutuhkan anak nantinya.

3. ASI Eksklusif

Pemberian ASI Eksklusif minimal dilakukan saat usia anak 0-6 bulan. WHO

menyebutkan bahwa ASI Eksklusif adalah pemberian ASI saja tanpa

tambahan makanan (termasuk susu formula) dan minuman, kecuali vitamin,

mineral atupun obat yang diberikan atas anjuran dokter. ASI eksklusif dapat

meningkatkan pencapaian pertumbuhan, perkembangan dan kesehatan yang

optimal serta menurunkan resiko kejadian stunting. Hal ini karena ASI

mempunyai biovailabilitas yang tinggi sehingga dapat diserap dengan baik

dalam pembentukan tulang anak. Anak yang mengalami stunting di wilayah

kerja puskesmas Bakarangan mayoritas disebabkan karena tidak diberikan

ASI Eksklusif minimal usia 0-6 bulan. Pada usia 0-6 bulan, anak harus

terpenuhi gizi nya dengan gizi yang didapatkan pada ASI ibu.

4. Waktu Pemberian MP-ASI Pertama

Waktu pemberian MP-ASI pertama juga sangat berpengaruh dengan

kejadian stunting di wilayah kerja puskesmas Kecamatan Bakarangan. MP-

ASI pertama harus diberikan tepat waktu. Kebutuhan gizi tambahan dalam

bentuk MPASI ini harus segera terpenuhi saat anak sudah menginjak usia 6

bulan. MP-ASI bertujuan untuk mencukupi kebutuhan gizi anak, karena

ASI sudah tidak dapat memenuhi kebutuhan anak yang berusia 6 bulan.

Selain itu, usia anak yang kurang dari 6 bulan dan sudah mendapatkan MP-

ASI pertama, maka dapat menimbulkan gangguan pada tubuh anak, seperti

gangguan pencernaan. Usus anak dapat terluka sehingga penyerapan

makanan atau gizi selanjutnya tidak dapat bekerja dengan baik.

b) Representasi Pengetahuan

Tahapan ini merupakan tindak lanjut dari tahapan sebelumnya, yaitu tahapan

membentuk materi pengetahuan. Setelah didapatkan pengetahuan mengenai

faktor-faktor penyebab anak mengalami stunting, akan direpresentasikan

pengetahuan yang didapatkan sehingga menjadi basis pengetahuan. Basis

pengetahuan merupakan kunci utama dari aplikasi yang dibangun.

Page 8: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

34

Tabel 3.5. Faktor-faktor penyebab rawan stunting

Kode Faktor Nilai CF Pakar

K01 IF Ibu memberikan ASI Eksklusif

dimasa 0-6 bulan

-0.8

K02 IF Ibu memberikan Makanan

Pendamping ASI pertama kali

saat anak berusia kurang dari 6

bulan atau lebih dari 7 bulan

0.8

K03 IF Anak mendapatkan Inisiasi

Menyusui Dini serta ASI yang

keluar pertama kali saat baru

dilahirkan

-0.5

K04 IF Anak terdahulu berusia 0-23

bulan saat anak ini dilahirkan

0.6

Adapun pembobotan yang akan diberikan pengguna saat melakukan konsultasi

kepada sistem dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Nilai certainty factor pengguna

Nilai Pada

Aplikasi

Nilai

Pada Sistem Deskripsi

0 -1,0 Pasti Tidak

1 -0,8 Hampir Pasti Tidak

2 -0,6 Kemungkinan Besar Tidak

3 -0,4 Mungkin Tidak

4 -0,2 Tidak Tahu

5 0 Tidak Tahu

6 0.2 Tidak Tahu

7 0,4 Mungkin

8 0,6 Kemungkinan Besar

9 0,8 Hampir Pasti

10 1,0 Pasti

Nilai CF pakar dan pengguna akan dihitung telebih dahulu sebagaimana

persamaan 2.3. Setelah itu dilakukan kombinasi nilai CF hasil perhitungan

Page 9: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

35

persamaan 2.3 menggunakan persamaan 2.4 jika CF dari kedua faktor bernilai

positif. Menggunakan persamaan 2.5 jika salah satu nilai CF bernilai negatif

dan menggunakan persamaan 2.6 jika kedua nilai CF bernilai negatif. Sehingga

tidak terdapat hasil yang berbeda walaupun nilai CF bersifat negatif atau positif,

karena persamaan yang digunakan juga berbeda.

3.1.3 Perancangan (Design)

Perancangan berfungsi sebagai cetak biru sehingga dapat memudahkan

proses implementasi maupun pengujian aplikasi. Terdapat delapan buah

perancangan yang digunakan yaitu perancangan arsitektur sistem, use case

diagram, activity diagram, Entity Relationship Diagram (ERD), sequence diagram,

antarmuka serta rancangan pengujian yang akan dilakukan. Adapun perancangan

tersebut sebagai berikut :

a) Arsitektur Sistem

Secara umum, aplikasi deteksi dini rawan stunting mempunyai empat fungsi

yaitu deteksi dini rawan stunting, informasi stunting, petunjuk serta tips dan

trik. Fungsi-fungsi ini dapat diakses melalui halaman utama aplikasi. Adapun

gambaran arsitektur sistem yang dibuat, dapat dilihat pada Gambar 3.3.

Gambar 3.2. Arsitektur sistem

Page 10: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

36

b) Use Case Diagram

Berdasarkan kebutuhan fungsional sistem, dibuatlah use case diagram untuk

mendeskripsikan interaksi antara pengguna dengan sistem. Rancangan use case

diagram dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.3. Use case diagram

Use case diagram pada Gambar 3.4. menjelaskan bahwa aktor (pengguna)

memiliki 4 (empat) fungsi yang dapat dilakukan pada sistem. Fungsi-fungsi

tersebut yaitu melakukan deteksi dini rawan stunting, melihat informasi

stunting, menu tips dan trik dan menu petunjuk. Terdapat fungsi include pada

use case deteksi dini rawan stunting terhadap use case menampilkan hasil

deteksi. Hal ini karena use case menampilkan hasil deteksi tidak dapat berjalan

tanpa use case sebelumnya. Begitupun dengan use case saran yang tidak dapat

berjalan tanpa use case sebelumnya.

c) Activity Diagram

Diagram aktivitas menggambarkan alur kerja dari fungsi-fungsi yang tersedia

pada sistem. Pada aplikasi ini, tersedia 4 (empat) fungsi yaitu deteksi dini rawan

stunting, petunjuk, informasi stunting serta tips dan trik. Adapun diagram

aktivitas pada fungsi deteksi dini rawan stunting dapat dilihat pada Gambar 3.4.

Page 11: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

37

Gambar 3.4. Activity diagram deteksi dini rawan stunting

Pada Gambar 3.4, terdapat aktivitas-aktivitas yang dilakukan pengguna dan

sistem untuk melakukan proses deteksi dini rawan stunting. Fungsi ini

merupakan fungsi utama yang dimiliki oleh aplikasi. Selain itu, juga terdapat

fungsi lain yaitu informasi stunting. Pada fungsi ini, pengguna dapat

mengetahui apa itu stunting dan informasi terkait lainnya. Adapun diagram

aktivitas fungsi informasi stunting dapat dilihat pada Gambar 3.5.

Page 12: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

38

Gambar 3.5. Activity diagram informasi stunting

Fungsi lain yang terdapat pada aplikasi yaitu fungsi petunjuk. Tujuan utama

fungsi ini adalah memberikan informasi mengenai cara pengunaan aplikasi.

Adapun diagram aktivitas untuk fungsi petunjuk terdapat pada Gambar 3.6.

Gambar 3.6. Activity diagram petunjuk

Pada aplikasi, pengguna juga disediakan informasi mengenai pemberian

makanan yang sehat dan bergizi untuk balita. Adapun diagram aktivitas pada

fungsi tips dan trik dapat dilihat pada Gambar 3.7.

Page 13: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

39

Gambar 3.7. Activity diagram tips dan trik

d) Entity Relationship Diagram (ERD)

Untuk membuat aplikasi deteksi dini rawan stunting, membutuhkan sebuah

basis data yang dapat menyimpan aturan-aturan yang dibuat. Basis data yang

digunakan dalam pembuatan aplikasi haruslah bersifat offline, sehingga

pengguna dapat menggunakan aplikasi tanpa harus terhubung dengan jaringan

internet. Oleh sebab itu, digunakan SQLite sebagai basis data pada aplikasi.

Adapun perancangan basis data dapat dilihat pada Gambar 3.8.

Gambar 3.8. Entity Relationship Diagram (ERD)

Terdapat tiga buah entitas yang digunakan untuk membuat aplikasi. Entitas

faktor bertujuan untuk menyimpan faktor-faktor atau aturan yang berhubungan

Page 14: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

40

dengan anak rawan stunting. Entitas jawaban bertujuan untuk menyimpan

jawaban yang diberikan oleh pengguna. Dan yang terakhir adalah Entitas saran,

bertujuan untuk menyimpan saran yang akan diberikan.

e) Sequence Diagram

Diagram ini bertujuan untuk menggambarkan urutan interaksi antar objek

secara berurutan dalam sekali proses. Pada aplikasi ini, terdapat empat buah

proses. Adapun gambaran sequence diagram proses deteksi dini rawan stunting

dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.9. Sequence diagram proses deteksi dini rawan stunting

Berikut penjelasan dari sequence diagram pada Gambar 3.9 :

1. Pengguna memilih menu deteksi dini rawan stunting terlebih dahulu pada

halaman menu utama. Controller akan memanggil halaman deteksi.

Page 15: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

41

2. Pengguna memilih jawaban dan memilih tombol selanjutnya. Jawaban akan

tersimpan pada basis data. Proses ini terus berulang hingga halaman deteksi

selesai.

3. Selanjutnya controller akan memanggil halaman hasil deteksi rawan

stunting. Pada halaman ini akan dilakukan perhitungan nilai CF pengguna

dan CF pakar, lalu dikombinasikan. Jika menghasilkan nilai CF gabungan

positif, maka anak rawan stunting dan halaman ini akan langsung

ditampilkan kepada pengguna. Akan tetapi jika menghasilkan nilai CF

gabungan negative, maka anak aman stunting dan akan memanggil halaman

aman dan menampilkannya kepada pengguna.

4. Pengguna mendapatkan hasil deteksi. Pengguna dapat memilih tombol

saran.

Sequence diagram untuk proses lainnya yaitu informasi stunting. Proses ini

bertujuan untuk memberikan informasi mengenai stunting kepada pengguna.

adapun aliran interaksi pada proses ini dapat dilihat pada Gambar 3.10.

Gambar 3.10. Sequence diagram proses informasi stunting

Berdasarkan sequence diagram pada Gambar 3.10 diuraikan sebagai berikut :

1. Pengguna memilih menu informasi stunting pada halaman utama.

Page 16: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

42

2. Controller akan memanggil halaman informasi stunting.

3. Pengguna dapat melihat informasi stunting yang tersedia pada sistem.

Selain itu, juga tersedia fungsi tips dan trik yang dapat digunakan pengguna

untuk melihat informasi seputar pemberian makanan yang baik, sehat dan

bergizi untuk anak. Rancangan interaksi pada proses tips dan trik dapat dilihat

pada Gambar 3.11.

Gambar 3.11. Sequence diagram proses tips dan trik

Adapun penjelasan dari sequence diagram pada Gambar 3.11 :

1. Pengguna memilih menu tips dan trik pada halaman utama.

2. Controller akan memanggil halaman daftar tips dan trik. Pada halaman

daftar tips dan trik, tersedia beberapa pilihan tips dan trik. Pengguna dapat

memilih tips dan trik yang ingin dilihat.

3. Controller akan memanggil halaman informasi tips dan trik yang dipilih oleh

pengguna.

Page 17: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

43

Proses terakhir pada aplikasi ini yaitu petunjuk. Pada proses ini, pengguna

disajikan informasi penggunaan aplikasi. Adapun sequence diagram untuk

proses petunjuk dapat dilihat pada Gambar 3.12.

Gambar 3.12. Sequence diagram proses petunjuk

Pada Gambar 3.12, dijelaskan sebagai berikut :

1. Pengguna memilih menu petunjuk pada halaman utama.

2. Controller akan memanggil halaman petunjuk

3. Pengguna dapat melihat informasi cara penggunaan aplikasi pada halaman

petunjuk.

f) Antarmuka

Antarmuka merupakan elemen penting dalam perancangan sebuah aplikasi.

Antarmuka menggambarkan tampilan yang akan didapatkan oleh pengguna

ketika berinteraksi dengan sistem. Berikut adalah perancangan antarmuka pada

aplikasi deteksi dini rawan stunting.

Page 18: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

44

Gambar 3.13. Rancangan antarmuka menu utama

Pada Gambar 3.13, aplikasi memiliki beberapa menu seperti deteksi dini rawan

stunting, informasi stunting, tips dan trik, petunjuk serta tombol untuk

memudahkan pengguna keluar dari aplikasi. Setelah pengguna memilih menu

deteksi dini rawan stunting, sistem akan menampilkan halaman deteksi.

Pengguna harus memilih salah satu dari pernyataan yang diberikan seperti

Gambar 3.14.

Gambar 3.14. Rancangan antarmuka deteksi

Page 19: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

45

Setelah memberikan jawaban pada halaman deteksi, pengguna akan

mendapatkan hasil deteksi berupa kesimpulan dari hasil perhitungan metode

certainty factor. Jika hasil kesimpulan menunjukkan anak aman dari stunting,

akan menampilkan antarmuka sebagaimana Gambar 3.15.

Gambar 3.15. Rancangan antarmuka aman stunting

Jika anak terdeteksi rawan stunting, maka sistem akan menampilkan halaman

anak rawan stunting seperti yang terdapat pada Gambar 3.16.

Gambar 3.16. Rancangan antarmuka rawan stunting

Page 20: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

46

Pengguna dapat melihat saran yang diberikan setelah mendapatkan hasil

deteksi, baik itu ketika anak terdeteksi aman maupun rawan stunting. Adapun

perancangan untuk antarmuka saran yang diberikan, dapat dilihat pada Gambar

3.17.

Gambar 3.17. Rancangan antarmuka saran

Terdapat fungsi tips dan trik yang disajikan untuk pengguna. fungsi ini akan

memuat informasi tips dan trik mengenai pemberian MP-ASI, ketika anak sulit

makan, menyimpan MP-ASI dengan benar, strategi makan yang sehat serta

resep MP-ASI sebagaimana yang terdapat pada Gambar 3.18.

Gambar 3.18. Rancangan antarmuka menu tips dan trik

Page 21: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

47

Setelah pengguna memilih salah satu dari daftar tips dan trik yang disajikan

pada Gambar 3.18, maka sistem akan memberikan isi dari tips-dan trik tersebut.

Fungsi lain yang dimiliki oleh aplikasi adalah menu informasi stunting. Fungsi

ini bertujuan untuk mengedukasi pengguna mengenai stunting. Adapun

rancangan antarmuka informasi stunting, seperti pada Gambar 3.19.

Gambar 3.19. Rancangan antarmuka informasi stunting

Untuk memudahkan pengguna menjalankan aplikasi, maka disajikan halaman

petunjuk. Rancangan antarmuka petunjuk dapat dilihat pada Gambar 3.20.

Gambar 3.20. Rancangan antarmuka petunjuk

Page 22: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

48

Gambar 3.20 menunjukkan rancangan antarmuka petunjuk penggunaan

aplikasi. Informasi mengenai petunjuk penggunaan aplikasi didapatkan setelah

pengguna memilih menu petunjuk pada halaman menu utama.

g) Pengujian

Perancangan pengujian merupakan hal yang penting untuk dipersiapkan guna

memudahkan tahapan pengujian yang dilakukan. Adapun skenario pengujian

yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pengujian fungsional,

pengujian kebenaran, pengujian kegunaan (usability) dan pengujian keakuratan

aplikasi. Pengujian fungsional dilakukan dengan cara black box testing dengan

teknik equivalence partitioning dimana persentase keberhasilannya dihitung

sebagaimana persamaan 3.1 [35] .

Persentase Keberhasilan = jumlah skenario berhasil

jumlah skenariox100%

…(3.1)

Adapun tabel instrumen pengujian black box testing yang akan digunakan dapat

dilihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Instrumen pengujian black box testing

No Nama Pengujian

1 Pengujian tombol menu “Deteksi dini rawan stunting”

2 Pengujian tombol menu “Informasi stunting”

3 Pengujian tombol menu “Tips dan trik”

4 Pengujian tombol menu “Petunjuk”

5 Pengujian tombol menu “Keluar”

6 Pengujian tombol “Saran”

7 Pengujian tombol menu “Pemberian MP-ASI”

8 Pengujian tombol menu “Ketika anak sulit makan”

9 Pengujian tombol menu “Menyimpan MP-ASI dengan aman”

10 Pengujian tombol menu “Strategi makan yang sehat”

Page 23: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

49

11 Pengujian tombol menu “Resep MP-ASI”

12 Pengujian tombol menu resep MP-ASI “Nasi tim ayam bayam merah”

13 Pengujian tombol menu resep MP-ASI “Nasi dan perkedel lele”

14 Pengujian tombol menu resep MP-ASI “Abon ikan patin”

15 Pengujian tombol menu resep MP-ASI “Bubur ubi jalar kangkung”

Pengujian kebenaran aplikasi dilakukan dengan cara menerapkan sebuah

contoh kasus lalu dihitung secara manual. Hasil perhitungan manual akan

dibandingkan dengan hasil perhitungan pada aplikasi. Dan untuk mengetahui

nilai kegunaan aplikasi, dilakukan pengujian kegunaan dengan metode System

Usability Scale (SUS). Adapun instrumen pengujian yang digunakan untuk

mengetahui kegunaan aplikasi dapat dilihat pada Tabel 3.8.

Tabel 3.8. Instrumen pengujian System Usability Scale [30]

No Pernyataan Skala

1 Ibu-ibu berfikir akan lebih sering menggunakan aplikasi ini 1 s/d 5

2 Ibu-ibu menemukan bahwa tampilan aplikasinya sederhana 1 s/d 5

3 Ibu-ibu bisa menggunakan aplikasi ini 1 s/d 5

4 Ibu-ibu berfikir membutuhkan pendamping untuk

menggunakan aplikasi ini

1 s/d 5

5 Ibu-ibu menemukan setiap fungsi terintegrasi dengan baik 1 s/d 5

6 Ibu-ibu berfikir ada banyak yang tidak sesuai pada aplikasi

ini

1 s/d 5

7 Ibu-ibu berfikir bisa mempelajari cara penggunaan aplikasi

ini

1 s/d 5

8 Ibu-ibu berfikir aplikasi ini sulit untuk digunakan 1 s/d 5

9 Ibu-ibu merasa yakin untuk dapat menggunakan aplikasi

ini

1 s/d 5

10 Ibu-ibu perlu belajar banyak hal untuk dapat menggunakan

aplikasi ini

1 s/d 5

Page 24: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

50

Pengujian keakuratan atau validitas sistem juga dilakukan untuk mengetahui

apakah sistem sudah berjalan dengan baik. Pengujian ini dilakukan dengan cara

membandingkan hasil deteksi pada aplikasi dengan analisis dari Ahli Gizi.

Untuk mengetahui nilai validitasi aplikasi, digunakan teknik single decision

threshold (one feature) dengan model seperti Gambar 3.22.

Gambar 3.21. Model pengujian single

decision threshold (one feature)

Berdasarkan Gambar 3.22, terdapat empat buah perbandingan sebagai berikut:

1. TP (True Positive) dengan kondisi jika hasil analisis Ahli Gizi dan sistem

menghasilkan hasil rawan stunting.

2. TN (True Negative) dengan kondisi jika hasil analisis Ahli Gizi dan sistem

menghasilkan hasil aman stunting.

3. FP (False Positive) dengan kondisi jika hasil analisis Ahli Gizi menyatakan

anak aman stunting, tetapi sistem memutuskan anak rawan stunting.

4. FN (False Negative) dengan kondisi jika hasil analisis Ahli Gizi

menyatakan anak rawan stunting, tetapi sistem memutuskan anak aman

stunting.

5. Validasi merupakan tingkat akurasi sebuah sistem [36]. Nilai ini dihitung

dari persamaan 3.2.

Keakuratan = TP+TN

TP+TN+FP+FNx100%

…(3.2)

Adapun lembar pengujian keakuratan atau validitas sistem yang digunakan

dapat dilihat pada Gambar 3.22.

Page 25: BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEMeprints.umm.ac.id/64501/4/BAB III.pdf27 BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode Pengembangan Sistem Dalam pengembangan aplikasi deteksi

51

Gambar 3.22. Lembar pengujian validitas sistem