bab iii akuntabilitas kinerjaneonatal emergensi komprehensif di rumah sakit) yang masih terbatas; 2)...

210
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 III - 1 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan dari kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan dalam pelaksanaan misi serta mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan. Untuk mengetahui dan melihat keberhasilan dalam pencapaian sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka dilakukan suatu pengukuran kinerja, yaitu suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi pemerintah. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja dalam rangka mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis daerah. Dalam rangka pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP), Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus melakukan perbaikan untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik dan menyusun Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dengan mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah serta peraturan pelaksananya yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Tahun 2014 merupakan tahun keempat dari pelaksanaan perencanaan jangka menengah Kabupaten Bangka Barat periode 2010-2015, dimana pada tahun ini telah ditetapkan beberapa target kinerja untuk menilai dan mengukur pelaksanaan pembangunan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah disesuaikan dengan kemampuan riil sumber daya yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Upload: dokhue

Post on 16-Feb-2018

229 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 1

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) adalah perwujudan dari

kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan

dan kegagalan dalam pelaksanaan misi serta mencapai sasaran dan tujuan yang

telah ditetapkan. Untuk mengetahui dan melihat keberhasilan dalam pencapaian

sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan, maka dilakukan suatu pengukuran kinerja,

yaitu suatu proses sistematis dan berkesinambungan untuk menilai keberhasilan

dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, kebijakan, sasaran

dan tujuan yang telah ditetapkan dalam mewujudkan visi, misi dan strategi instansi

pemerintah. Selanjutnya dilakukan pula analisis akuntabilitas kinerja yang

menggambarkan keterkaitan pencapaian kinerja dalam rangka mewujudkan sasaran,

tujuan, visi dan misi sebagaimana ditetapkan dalam rencana strategis daerah.

Dalam rangka pelaksanaan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP),

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat terus melakukan perbaikan untuk mencapai

tata kelola pemerintahan yang baik dan menyusun Laporan Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dengan mengacu pada Peraturan Presiden

Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah

serta peraturan pelaksananya yaitu Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan

Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk

Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja

Instansi Pemerintah.

Tahun 2014 merupakan tahun keempat dari pelaksanaan perencanaan

jangka menengah Kabupaten Bangka Barat periode 2010-2015, dimana pada tahun

ini telah ditetapkan beberapa target kinerja untuk menilai dan mengukur pelaksanaan

pembangunan dalam rangka mewujudkan visi dan misi yang telah disesuaikan

dengan kemampuan riil sumber daya yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten

Bangka Barat.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 2

3.1 METODOLOGI PENGUKURAN PENCAPAIAN KINERJA TAHUN 2014

Pengukuran capaian kinerja dilakukan dengan menggunakan metode

pembandingan capaian kinerja sasaran dengan target kinerja sasaran yang telah

ditetapkan. Metode pembandingan capaian kinerja sasaran tersebut dilakukan

antara rencana dengan realisasi kinerja (performance plan) yang selanjutnya

akan dilakukan analisis terhadap penyebab terjadinya celah kinerja (performance

gap). Metode ini digunakan untuk memberikan gambaran kepada pihak-pihak

eksternal tentang sejauh mana pelaksanaan visi misi Pemerintah Kabupaten

Bangka Barat dalam rangka mewujudkan tujuan dan sasaran yang telah

ditetapkan.

Dalam menentukan hasil evaluasi kinerja untuk setiap indikator sasaran,

masih digunakan metode pengukuran dengan skala ordinal, yaitu :

Tabel 3.1

Skala Ordinal Penilaian Capaian Kinerja

Nilai Capaian (%) Kategori

>85 s.d. 100 Sangat Baik

>70 s.d 85 Baik

>55 s.d 70 Cukup baik

≤55 Kurang baik

3.2 PENCAPAIAN INDIKATOR MAKRO

Secara umum, tujuan pembangunan daerah adalah untuk mewujudkan

kesejahteraan masyarakat yang pencapaiannya dituangkan dalam visi dan misi

pembangunan daerah. Adapun representasi ketercapaian tujuan pembangunan

daerah tersebut dituangkan dalam indikator makro pembangunan daerah,

dimana dalam pencapaiannya melibatkan seluruh pemangku kepentingan baik

pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 3

Tabel 3.2

Pencapaian Indikator Makro

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013/2014

Indikator Makro Daerah Target 2014 Realisasi Keterangan

(1) (2) (3) (4)

1. Angka Kriminalitas

(kasus/10.000 penduduk) 5,5 7,5

Tahun 2014, Polres

Bangka Barat

2. Laju pertumbuhan penduduk (%) 3,15 3,49 Tahun 2014, Dinas

Dukcapil

3. Angka Kematian Bayi

(per 1.000 KH) 9 5,74

Tahun 2014, Dinas

Kesehatan

4. Angka Kematian Ibu Melahirkan

(per 100.000 KH) 125 150

Tahun 2014, Dinas

Kesehatan

5. Pendapatan Perkapita (Rp) 14.478.814,30 -

14.518.819,90 14.332.068

ADHK, Tahun

2013, BPS

6. Kemiskinan (jiwa) 3.878 - 4.286 6.175 Tahun 2013, BPS

(%) 1,82 - 2,01 3,26 Tahun 2013, BPS

7. Pertumbuhan ekonomi (%) 6,45 – 6,74 5,56 Tahun 2013, BPS

8. IPM 72,10 -72,15 71,46 Tahun 2013, BPS

9. Angka Melek Huruf usia > 15 (%) 99,83 94,08 Tahun 2013, BPS

97,02 Tahun 2014, Dikpora

10. Angka rata-rata lama sekolah

(tahun) 6,95 7,09 Tahun 2013, BPS

11. Angka usia harapan hidup (tahun) 72 68,32 Tahun 2013, BPS

12. Prevalensi HIV (%) <0,5 0,01 Tahun 2014, Dinas

Kesehatan

Penjelasan untuk masing-masing pencapaian Indikator Makro Kabupaten

Bangka Barat Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

1. Pada tahun 2014 angka kriminalitas di Kabupaten Bangka Barat sebesar 7,5

kasus/10.000 penduduk. Angka tersebut jika dibandingkan dengan target di

tahun 2014 hanya mencapai 63,64%. Namun jika dibandingkan dengan tahun

2013 maka terjadi peningkatan kinerja, dengan angka kriminalitas 10,20

kasus/10.000 penduduk di tahun 2013.

Kasus kriminalitas/ganggungan keamanan dan ketertiban di Kabupaten

Bangka Barat yang terjadi sepanjang tahun 2014 yang terbanyak adalah kasus

pencurian, baik pencurian dengan pemberatan, pencurian dengan kekerasan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 4

maupun pencurian biasa yang mencapai 58 kasus. Selanjutnya kasus

terbanyak adalah perjudian yang mencapai 30 kasus.

Sumber : Polres Kab. Bangka Barat

Gambar 3.1

Perkembangan Angka Kriminalitas per 10.000 Penduduk

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

2. Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2014

sebesar 3,49%, yaitu meningkat sebanyak 7.018 jiwa dari jumlah penduduk

tahun 2013 yaitu 201.201 jiwa. Jika dibandingkan dengan laju pertumbuhan

penduduk pada tahun 2013, maka terdapat penurunan sebesar 1,9% dengan

laju pertumbuhan di tahun 2013 sebesar 5,4%. Laju pertumbuhan penduduk

di tahun 2014 tersebut disebabkan oleh mutasi/migrasi penduduk dan

kelahiran yang terjadi di sepanjang tahun 2014 di Kabupaten Bangka Barat.

3. Pada tahun 2014 Angka Kematian Bayi (AKB) di Kabupaten Bangka Barat

adalah sebesar 5,74 per 1.000 kelahiran hidup. Angka Kematian Bayi (AKB)

per 1.000 Kelahiran Hidup (KH) merupakan kematian yang terjadi pada bayi

sebelum mencapai usia satu tahun setiap 1.000 kelahiran hidup. Jumlah

kematian bayi yang dilaporkan di tahun 2014 sebanyak 23 kasus. Jika

dibandingkan dengan tahun 2013, maka angka kematian bayi di Kabupaten

Bangka Barat menurun, yaitu dari angka 8,46 per 1.000 kelahiran atau secara

absolute sebanyak 34 kematian bayi. Sementara jika dibandingkan dengan

Angka Kematian Bayi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2014

sebesar 6,97/1.000 KH dan target nasional (RPJMN) tahun 2014 sebesar

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 5

24/1.000 KH maka capaian Kabupaten Bangka Barat di tahun 2014 sangat

baik.

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.2

Perkembangan Jumlah dan Angka Kematian Bayi

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

4. Angka kematian ibu melahirkan per 100.000 kelahiran hidup (KH) merupakan

angka kematian yang terjadi pada ibu hamil, bersalin atau nifas. Target

indikator makro untuk angka kematian ibu di Kabupaten Bangka Barat pada

tahun 2014 yaitu 125 per 100.000 KH dengan realiasi 150 per 100.000 KH

dengan pencapaian kinerja sebesar 80%. Angka tersebut menurun dari tahun

2013 yaitu sebesar 124 per 100.000 kelahiran hidup. Secara absolut, angka

kematian ibu di tahun 2014 sebanyak 6 orang, yaitu meningkat 1 orang dari

tahun 2013 yaitu 5 orang sehingga kedepan perlu penanganan yang lebih

komprehensif. Angka kematian ibu melahirkan di tahun 2014 tersebut masih

cukup rendah jika dibandingkan dengan target RPJMN di tahun 2014 sebesar

118/100.000 KH dan MDG’s yaitu sebesar 102/100.000 KH.

Secara teori, faktor penyebab kematian ibu bisa disebabkan karena 4 terlalu

yaitu terlalu muda, terlalu tua, terlalu banyak dan terlalu sering serta 3

terlambat yaitu terlambat mengenali tanda bahaya, terlambat mencapai

tempat rujukan dan terlambat mendapat pertolongan yang tepat. Seluruh hal

tersebut dapat meningkatkan resiko kematian pada ibu dan bayi. Berdasarkan

tempat meninggal, kematian ibu di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 6

sebagian besar adalah di pelayanan rujukan/rumah sakit. Jika dibuat urutan

penyebab kematian ibu di Kabupaten Bangka Barat maka disebabkan

beberapa hal sebagai berikut :

1) Sarana dan prasarana untuk PONED (Pelayanan Obstetri Neonatus

Esensial Dasar yang berada di Puskesmas) dan PONEK (Pelayanan Obstetri

Neonatal Emergensi Komprehensif di rumah sakit) yang masih terbatas;

2) Koordinasi dan sistem rujukan yang menghubungkan PONED di Puskesmas

dan PONEK di Rumah Sakit belum optimal;

3) SDM yang terkait dengan pelayanan kesehatan ibu (maternal) secara rasio

penduduk belum mencukupi, serta pembinaan SDM di PONEK terhadap

PONED belum maksimal;

4) Kerja sama lintas sektor, tingkat pemberdayaan dan perilaku masyarakat

belum sepenuhnya mendukung dalam pelayanan kesehatan;

5) Belum ada penerapan reward dan sanksi dalam program penurunan AKI di

Kabupaten Bangka Barat.

Berdasarkan masalah di atas pemerintah Kabupaten Bangka Barat perlu

mencari strategi khusus untuk menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI)

terutama dari masalah yang paling mendasar yaitu koordinasi dan

pemahaman bersama tentang program penurunan AKI tersebut. Penurunan

angka kematian ibu menjadi tanggung jawab pemerintah daerah serta seluruh

pihak baik swata maupun masyarakat baik di sektor kesehatan maupun non

kesehatan. Untuk mengatasi permasalahan AKI, beberapa usaha yang dapat

dilakukan yaitu :

1) Revitalisasi pelayanan kesehatan ibu dengan membentuk tim

penanggungjawab multisektor pemerintah kabupaten, sehingga pelibatan

sektor lain yang diperlukan lebih memungkinkan;

2) Meningkatkan koordinasi dan pelaksanaan sistem rujukan berkelanjutan

yang menghubungkan PONED di Puskesmas dengan PONEK di Rumah

Sakit serta membuat aturan operasional/SOP yang memudahkan

pelaksanaan PONED, PONEK serta sistem rujukan tersebut berdasarkan

pertimbangan geografis;

3) Memenuhi SDM yang belum tersedia dan melakukan upaya peningkatan

kompetensi SDM tersebut serta melibatkannya dalam upaya penurunan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 7

AKI terutama pelibatan tenaga SpOG yang ada dipelayanan PONEK sebagai

pemimpin dan manajer program penurunan Angka Kematian Ibu serta

untuk membina pelayanan PONED di puskesmas dan jaringannnya;

4) Memonitor dan mengevaluasi fungsi pelayanan fasilitas PONED dan PONEK

secara berkesinambungan dan berkelanjutan;

5) Meningkatkan sarana dan prasarana untuk PONED dan PONEK, terutama

pelayanan rujukan (PONEK) sehingga dapat menyelesaikan masalah

obsetri dan ginekologi (kebidanan dan kandungan) secara paripurna;

6) Melakukan upaya sosialisasi, advokasi, koordinasi, mobilisasi serta

promosi kesehatan kepada masyarakat luas dalam upaya penurunan

angka kematian ibu;

7) Memberikan reward dan sanksi bagi tenaga kesehatan yang terlibat dalam

program penurunan AKI.

5. Untuk beberapa data statistik makro, pemerintah Kabupaten Bangka Barat

sangat tergantung dengan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) sehingga

realisasi pencapaian indikator yang mengacu dengan data BPS untuk tahun

2014 belum tersedia karena baru akan dipublikasikan di pertengahan tahun

2015. Data capaian yang digunakan untuk indikator makro yang dikelurakan

oleh BPS adalah data tahun 2013.

Capaian indikator pendapatan perkapita atas dasar harga konstan pada tahun

2013 adalah Rp.14.332.068,00 dari target yang ditetapkan di tahun 2013

sebesar Rp 14.173.587,64 – Rp 14.215.502,99. Meskipun jika dilihat dari

persentase kenaikan/pertumbuhannya dari tahun 2012 lebih rendah, namun

pencapaian di tahun 2013 mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan

pencapaian tahun 2012.

Tabel 3.3

Pendapatan Regional Per Kapita Atas Dasar Harga Konstan

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2013

Uraian 2011 r) 2012*) 2013**)

Pendapatan Regional Per Kapita 13.446.225 13.911.230 14.332.068

Persentase Kenaikan 3,33 3,46 3,03

Sumber : Badan Pusat Statistik

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 8

6. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik, pada tahun 2013 jumlah

penduduk miskin Kabupaten Bangka Barat sebanyak 6.175 jiwa yang

merupakan jumlah penduduk miskin terendah di wilayah Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung. Sementara jika dibandingkan dengan tahun 2012 dengan

jumlah penduduk miskin Kabupaten Bangka Barat sebanyak 6.893 jiwa, maka

mengalami penurunan sebanyak 718 jiwa. Namun jika dibandingkan dengan

target di tahun 2013 dengan jumlah penduduk miskin menjadi 4.305 - 4.759

jiwa, pencapaian tersebut belum dapat memenuhi target.

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 3.3

Posisi Relatif Penduduk Miskin Tahun 2013 (Jiwa)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

Tingkat kemiskinan Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2013 sebesar 3,26%

yaitu 6.175 jiwa berbanding 188.271 total jiwa penduduk Kabupaten Bangka

Barat (berdasarkan jumlah penduduk pertengahan tahun/BPS). Tingkat

kemiskinan ini lebih baik bila dibandingkan dengan tingkat kemiskinan

Kabupaten/Kota lain dalam Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maupun

tingkat kemiskinan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang mencapai 5,25%

serta tingkat kemiskinan nasional (11,37%).

Jika dibandingkan dengan tingkat kemiskinan tahun sebelumnya, maka terjadi

penurunan yaitu dari 3,72% di tahun 2012 menjadi 3,26% di tahun 2013.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 9

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 3.4

Posisi Relatif Tingkat Kemiskinan Tahun 2013 (%)

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan Nasional

7. Pertumbuhan ekonomi merupakan laju pertumbuhan yang dibentuk dari

berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung menggambarkan

tingkat perubahan ekonomi yang terjadi. Untuk melihat fluktuasi pertumbuhan

ekonomi secara riil dari tahun ke tahun tergambar melalui penyajian PDRB

atas dasar harga konstan (ADHK) . Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Bangka

Barat pada tahun 2013 sebesar 5,56%, menurun jika dibandingkan dengan

pertumbuhan ekonomi di tahun 2012. Penurunan tersebut sejalan dengan

pertumbuhan ekonomi di seluruh kabupaten/kota di lingkungan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yang juga mengalami penurunan dari tahun 2012.

Tabel 3.4

Laju Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan dengan Migas

Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (%)

No. Kabupaten/Kota 2010 2011r) 2012*) 2013**)

1 Bangka 5,08 6,56 6,05 5,61

2 Belitung 5,59 5,61 6,09 5,93

3 Bangka Barat 5,29 5,61 5,92 5,56

4 Bangka Tengah 5,19 6,48 5,97 5,20

5 Bangka Selatan 6,08 6,82 4,84 4,45

6 Belitung Timur 5,85 5,96 6,13 5,33

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 10

No. Kabupaten/Kota 2010 2011r) 2012*) 2013**)

7 Pangkalpinang 6,13 6,44 6,03 5,80

8 Kep. Bangka Belitung 5,99 6,50 5,73 5,29

Keterangan: r) angka revisi, *) angka sementara, **) angka sangat sementara

Sumber : Bangka Barat Dalam Angka

8. Pencapaian indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Bangka

Barat tahun 2013 adalah sebesar 71,46, dengan capaian kinerja 99,78% dari

target sebesar 71,62 - 71,69 di tahun 2013. Meskipun terjadi peningkatan

setiap tahun, namun jika dibandingkan dengan IPM kabupaten/kota lain di

lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung maka IPM

Kabupaten Bangka Barat tergolong masih cukup rendah. Begitu juga jika

dibandingkan dengan IPM Provinsi Kepulauan Belitung dengan nilai 74,29 dan

nasional sebesar 73,81.

Hal ini menunjukkan bahwa program dan kegiatan pembangunan yang

berkaitan dengan sektor pendukung IPM yaitu pendidikan dan kesehatan serta

ekonomi masyarakat belum terlaksana secara optimal untuk mengungkit IPM

di Kabupaten Bangka Barat.

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 3.5

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten/Kota

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2013

Jika dilihat dari perkembangan IPM Kabupaten Bangka Barat tahun 2010-

2013, maka mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan. Jika

dibandingkan dengan perkembangan IPM di 7 kabupaten/kota lain dalam

wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, selama empat tahun terakhir

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 11

Kabupaten Bangka Barat selalu menduduki peringkat ke 6. Hal ini menjadi

tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Bangka Barat untuk merumuskan

strategi dan program yang dapat meningkatkan kinerja khususnya di sektor-

sektor pendukung IPM.

Tabel 3.5

Perkembangan Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-2013

TAHUN

Angka Harapan

Hidup

(tahun)

Angka Melek

Huruf (persen)

Rata-rata Lama

Sekolah

(tahun)

Pengeluaran

Per Kapita

(ribu rupiah)

IPM

2010 67,78 92,86 6,87 627,09 70,07

2011 67,90 93,59 6,95 629,50 70,54

2012 68,02 93,85 7,02 632,42 70,94

2013 68,32 94,08 7,09 635,73 71,46

Sumber : Badan Pusat Statistik

9. Pada tahun 2013 Angka Melek Huruf di Kabupaten Bangka Barat berada

pada angka 94,08% dimana pencapaian tersebut masih dibawah target yang

ditetapkan sebesar 99,77% sehingga capaian kinerja yang diperoleh 94,30%.

Jika dibandingkan dengan tahun 2012 dengan angka 93,85% maka terjadi

peningkatan sebesar 0,23%. Jika dibandingkan dengan rata-rata Angka Melek

Huruf nasional maka pencapaian tersebut telah mendekati yaitu sebesar

94,1% di tahun 2013 yang merupakan hasil perhitungan dari Badan Pusat

Statistik (BPS).

Berdasarkan hasil perhitungan dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kabupaten Bangka Barat, Angka Melek Huruf Kabupaten Bangka Barat Tahun

2014 telah mencapai 97,02% sehingga jika dibandingkan dengan target

sebesar 99,83% maka capaian kinerja tahun 2014 adalah 97,19%.

10. Untuk angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Bangka Barat pada tahun

2013 sebesar 7,09 tahun. Angka ini jika dibandingkan dengan rata-rata lama

sekolah nasional di tahun 2013 sebesar 8,1 tahun masih cukup jauh

tertinggal.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 12

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 3.6

Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010 - 2013

11. Angka usia harapan hidup (AHH) yaitu rata-rata jumlah tahun harapan hidup

sekelompok orang yang lahir pada tahun yang sama, dengan asumsi kematian

pada usia masing-masing tersebut tetap konstan di masa mendatang. Target

pada tahun 2013 AHH adalah 71 tahun dan terealisasi 68,32 tahun dengan

capaian kinerja 96,23%. Usia harapan hidup dipengaruhi oleh gaya hidup yang

dijalani seseorang, semakin sehat gaya hidup seseorang maka semakin besar

usia harapan hidup orang tersebut. Angka Harapan Hidup merupakan alat

untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan

penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan khususnya.

Angka Harapan Hidup yang rendah di suatu daerah harus diikuti dengan

program pembangunan kesehatan, dan program sosial lainnya termasuk

kesehatan lingkungan, kecukupan gizi dan kalori termasuk program

pemberantasan kemiskinan.

Sumber : Badan Pusat Statistik

Gambar 3.7

Angka Harapan Hidup Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011 - 2013

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 13

12. Jumlah prevalensi kasus HIV pada penduduk 15-24 tahun, pada tahun 2014

target sebesar <0,5% dengan pencapaian sesuai target (kejadian sebanyak 4

kasus/0,01%). Prevalensi kasus HIV pada kelompok ini merupakan angka

kejadian yang menurut hasil pemeriksaan laboratorium dinyatakan positif HIV

pada populasi usia 15 – 24 tahun. Target tahun 2014 untuk prevalensi kasus

HIV sebesar <0,5 menurun dibanding tahun 2013 dengan tidak

diketemukannya kasus HIV pada populasi dewasa. Dengan demikian

pemerintah daerah serta seluruh masyarakat harus tetap waspada dan

menggalakkan usaha penemuan kasus HIV, mengingat Kabupaten Bangka

Barat merupakan jalur transit orang dan barang yang cukup ramai melalui

upaya meminimalisir resiko penularan dan penanganan pengidap HIV.

3.3 EVALUASI DAN ANALISIS PENCAPAIAN KINERJA SASARAN STRATEGIS

Berdasarkan RPJM Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-2015, di tahun

2014 telah ditetapkan 26 sasaran dan 143 indikator sasaran yang harus dicapai

sebagai pengukur keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan di Kabupaten Bangka Barat.

Dari 147 indikator sasaran yang telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 tersebut, terdapat indikator

yang menjadi Indikator Kinerja Utama (IKU) yang telah ditetapkan melalui

Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 30 Tahun 2012 tentang Indikator Kinerja

Utama Pemerintah Kabupaten Bangka Barat sebagaimana telah diubah dengan

Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 42 Tahun 2013. Perubahan tersebut

merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan akuntabilitas Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat sebagai tindak lanjut dari review terhadap Indikator

Kinerja Utama, baik di tingkat Pemerintah Daerah maupun tingkat Satuan Kerja

Perangkat Daerah yang dilakukan dengan memperhatikan capaian kinerja yang

berorientasi hasil (outcome) serta isu-isu strategis yang terjadi di lingkungan

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat. Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 42

Tahun 2013 memuat 105 indikator sebagai Indikator Kinerja Utama (IKU)

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 14

Hasil pengukuran atas Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten

Bangka Barat tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.6

Capaian Indikator Kinerja Utama

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

1. Penilaian Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah CC CC 111,78

2. Persentase cakupan pemeriksaan % 75 92,59 123,45

3. Persentase penyelesaian tindak

lanjut temuan hasil pengawasan % 80 75,22 94,03

4. Persentase penyelesaian tindak

lanjut pengaduan masyarakat yang

sudah ditangani

% 90 118,75 131,94

5. Penerapan pengelolaan arsip secara

baku % 62,50 46,88 75

6. Persentase pejabat eselon yang

telah lulus Diklat PIM %

- Eselon II 100 64,29 64,29

- Eselon III 85 76,42 89,91

- Eselon IV 100 61,94 61,94

7. Kontribusi Pendapatan Asli Daerah

terhadap pendapatan daerah % 6,41 44,47 69,73

8. Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

perizinan (Skala A-E)

Skala B B 100

9. Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

administrasi kependudukan (Skala A-

E)

Skala B B 100

10. Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

puskesmas (Skala A-E)

Skala C B 200

11. Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

rumah sakit daerah (Skala A-E)

Skala B B 100

12. Peringkat MTQ di tingkat propinsi

Kep. Bangka Belitung Peringkat 4 1 175

13. Cakupan Ustadz/ustadzah yang

memiliki sertifikat (TPA & TKA) %

Paket A 85 85 100

Paket B 15 15 100

Paket C 0 0 100

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 15

No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

Tidak Bersertifikat 0 0 100

14. Angka Kematian Bayi Bayi/1.000

KH 9 5,74 136,22

15. Angka Kematian Balita Balita/

1.000 KH 10 6,74 132,60

16. Persentase balita gizi buruk % 0,09 0,04 155,56

17. Rasio dokter/tenaga medis per

satuan penduduk Rasio 1 : 3.295 1 : 2.910 113,27

18. Rasio tenaga perawat per satuan

penduduk Rasio 1 : 694 1 : 692 100,32

19. Rasio tenaga bidan per satuan

penduduk Rasio 1 : 1.212 1 : 1.118 108,28

20. Angka kematian ibu melahirkan Ibu/

100.000 KH 125 150 80

21. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 % 98 87,78 89,57

22. Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani % 80 100 125

23. Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan

% 95 89,64 94,36

24. Cakupan pelayanan nifas % 90 90,04 100,04

25. Cakupan Neonatus dengan

komplikasi yang ditangani % 80 96,71 120,89

26. Cakupan kunjungan bayi % 90 95,25 105,83

27. Cakupan Desa/Kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) % 100 100 100

28. Cakupan pelayanan anak balita % 90 74,60 82,9

29. Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI pada anak usia 6-24

bulan keluarga miskin

% 100 93,28 93,28

30. Cakupan Balita gizi buruk mendapat

perawatan % 100 100 100

31. Cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat % 100 100 100

32. Cakupan peserta KB aktif % 75 76,23 101,6

33. Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit %

- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate

per 100.000 penduduk < 15

tahun

% ≥ 2.1 1,72 81,90

- Penemuan penderita pneumonia

balita % 80 45,74 57,18

- Penemuan pasien baru TBC BTA

positif % 100 32,59 32,59

- Penderita DBD yang ditangani % 100 100 100

- Penemuan penderita diare % 80 113,65 142,06

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 16

No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

34. Cakupan pelayanan kesehatan dasar

masyarakat miskin % 100 3,9 3,9

35. Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat miskin % 100 1,37 1,37

36. Cakupan pelayanan gawat darurat

level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

% 100 100 100

37. Cakupan Desa/Kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiologi < 24 jam

% 100 100 100

38. Cakupan desa siaga aktif % 70 92,19 131,7

39. Angka Melek Huruf (usia 15-44) % 99,83 97,02 97,19

40. Angka rata-rata lama sekolah Tahun 6,95 7,09 102,

41. Angka partisipasi kasar %

- SD/MI 107,55 110,07 102,34

- SMP/MTs 85 72,56 85,36

- SMA/MA/SMK 64,43 59,97 93,08

42. Angka Partisipasi Murni %

- SD/MI 94,96 94,14 99,14

- SMP/MTs 78,5 50,74 64,64

- SMA/MA/SMK 46,8 37,23 79,55

43. Rasio guru/murid Rasio

- SD/MI 1 : 19 1 : 18 106

- SMP/MTs 1 : 18 1 : 17 106

- SMA/MA 1 : 18 1 : 15 120

- SMK 1 : 18 1 : 15 120

44. Angka Putus Sekolah (SD,SMP,SMA) %

- SD 0,38 0,43 86,84

- SMP 0,9 1,68 13,33

- SMA 1,75 2,55 54,29

45. Rata-rata Nilai UN (SD,SMP,SMA)

- SD (sederajat) - - -

- SMP (sederajat) 6,34 5,46 86,12

- SMA (sederajat)

- IPA 7,49 4,43 59,15

- IPS 7,38 4,49 60,84

- SMK (sederajat) 6,33 5,82 91,94

46. Angka Melanjutkan Sekolah %

- SD ke SMP 93,55 75,75 80,97

- SMP ke SMA 113 100,69 89,11

47. Guru yang memenuhi kualifikasi %

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 17

No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

S1/D-IV

- SD 58,95 62,48 113,63

- SMP 73,96 84,04 112,99

- SMA 83,25 86,10 103,42

48. Guru yang bersertifikasi %

- SD sederajat 44,96 36,55 81,29

- SMP sederajat 46,48 29,11 62,63

- SMA sederajat 47,86 20,59 43,02

49. Rasio Lapangan olahraga per 1.000

penduduk 0,74 0,82 110,81

50. Rasio koleksi buku yang tersedia di

perpustakaan daerah Rasio jumlah

judul buku per

jumlah buku 0,45 0,456 103,33

51. Rasio pengunjung perpustakaan Rasio jumlah

pengunjung

per jumlah

populasi yang

harus dilayani

0,11 0,125 113,64

52. Produksi bijih timah per tahun Ton/ Tahun 10.000 7.737,52 77

53. Produksi logam timah per tahun Ton/ Tahun 10.000 5.600,31 56

54. Cakupan desa/kelurahan/dusun

berlistrik (PLN) %

- Desa/kelurahan 100 100 100

- Dusun 98 98,77 100,78

55. Cakupan Rumah Tangga Berlistrik

(PLN dan Non PLN) %

- PLN 88 84,6 96,1

- Non PLN 12 15,4 71,7

56. Cakupan fasilitas berlistrik (Non

PLN) %

- Fasilitas Umum 90 71,52 79,5

- Lampu jalan pedesaan 35 58,4 166,9

57. Kunjungan wisata Orang/

Tahun 10.106 21.038 208,17

58. Benda, Situs dan Kawasan Cagar

Budaya yang dilestarikan % 100 100 100

59. Produksi perikanan budidaya Ton/ Tahun 741 749,06 101,09

60. Produksi perikanan tangkap Ton/ Tahun 10.920 12.653 115,87

61. Produksi Pengolahan hasil perikanan Ton/ Tahun 1.858 1.134 61,05

62. Produktivitas hasil perkebunan

unggulan per hektar Ton/Ha

- Produktivitas sawit masyarakat 16 10,77 67,3

- Produktivitas karet masyarakat 4,15 3,7 89,2

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 18

No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

- Produktivitas lada masyarakat 1,45 1,38 95,2

63.

Produktivitas padi atau bahan

pangan utama lokal lainnya per

hektar

Ton/Ha

- Sawah

2,67 2,30 86,14

64. Pertumbuhan industri % 15 63,65 424,33

65 Ketersediaan pangan utama (Beras,

daging) % 18,27 12,5 68,42

66. Desa yang telah memenuhi

swasembada pangan (padi) Desa 1 1 100

67. Kerusakan Kawasan Hutan Ha 41.745 41.874,5 99,69

68. Kerusakan lahan/APL Ha 10.024 8.753,6 112,67

69. Prosentase jumlah usaha dan/atau

kegiatan yang mentaati persyaratan

administrasi dan teknis pencegahan

pencemaran air

PPA% 100 32,00 32,00

70. Cakupan Perusahaan/Badan Usaha

wajib AMDAL yang memiliki dokumen

AMDAL

% 100 77,78 77,78

71. Cakupan Perusahaan/Badan Usaha

wajib UKL/UPL yang memiliki

dokumen UKL/UPL

% 80 82,5 103,13

72. Cakupan Perusahaan/Badan Usaha

wajib SPPL yang memiliki dokumen

SPPL

% 80 100 125

73. Cakupan layanan sampah perkotaan % 100 100 100

74. Cakupan Penduduk berKTP per

satuan penduduk (usia wajib berKTP) % 90 81,45 90,5

75. Cakupan Penduduk berkartu

Keluarga (KK) per satuan penduduk

(wajib berkartu keluarga)

% 90 86,96 96,62

76. Cakupan bayi berakte kelahiran % 90 91,22 101,36

77. Cakupan Bangunan Ber IMB % 4 3,03 75,08

78. Cakupan usaha ber SIG % 70 63,06 90,08

79. Penyelesaian Kasus Tanah Negara % 100 67 67

80. Penyelesaian ijin Lokasi % 100 100 100

81. Tingkat partisipasi masyarakat dalam

pemilu Presiden dan Wakil Presiden % 74 71,07 96,04

82. Tingkat partisipasi masyarakat dalam

pilkada Gubernur % - - -

83. Tingkat partisipasi masyarakat dalam

pemilu DPR, DPD, DPRD % 72 75,23 104,49

84. Tingkat partisipasi masyarakat dalam

pilkada Bupati % - - -

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 19

No. INDIKATOR KINERJA UTAMA SATUAN TARGET REALISASI CAPAIAN

(%)

85. Konflik suku, agama, ras dan antar

golongan (SARA) Kasus 0 0 100

86. Cakupan sasaran PUS menjadi

peserta KB aktif % 84,25 82,69 98,15

87. Persentase Keluarga Sejahtera II s.d.

III+ % 89,14 88,41 99,18

88. Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh petugas terlatih di

dalam unit pelayanan terpadu

% 100 100 100

89. Persentase Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial yang

memperoleh bantuan sosial untuk

pemenuhan dasar

% 82 89 109

90. Tingkat partisipasi angkatan kerja % 65,61 63,48 96,75

91. Tingkat pengangguran terbuka % 4,04 3,03 125

92. Pertumbuhan koperasi aktif % 8 15,52 194

93. Pertumbuhan Usaha Mikro % 70 1,02 1,45

94. Pertumbuhan Usaha Kecil % 25 0,18 0,72

95. Pertumbuhan Usaha Menengah % 10 6,12 61,2

96. Tersedianya informasi peluang usaha

sektor/bidang usaha unggulan

sektor/

bidang 2 2 100

97. Cakupan rumah tangga pengguna air

bersih % 64 84,79 132,48

98. Persentase rumah tinggal bersanitasi % 82 76,01 92,70

99. Cakupan jalan berkondisi baik % 75 83,48 111,31

100. Cakupan Desa dan kelurahan yang

memiliki batas administrasi yang

jelas

% 100 100 100

101. Persentase ketersediaan fasilitas

keselamatan bidang darat dan laut % 73,97 73,97 100

102. Tersedianya unit pengujian kedaraan

bermotor bagi Kabupaten/Kota yang

memiliki populasi kendaraan wajib uji

minimal 4000 (empat ribu)

kendaraan wajib uji

% 60 60 100

103. Cakupan fasilitasi Desa mandiri % 50 48,33 96,66

104. Jumlah Desa memiliki pendapatan

asli desa terhadap APBDesa sebesar

10%

% 15 0 0

105. Fasilitasi pembentukan BUMDes Desa/

tahun 5 6 120

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 20

Selain sebagai Indikator Kinerja Utama, di dalam RPJMD juga telah

ditetapkan indikator kinerja sasaran sebagai pengukur keberhasilan pencapaian

sasaran yang telah ditetapkan melalui Penetapan Kinerja Pemerintah Kabupaten

Bangka Barat Tahun 2014. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pencapaian

kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat tahun 2014, maka diperoleh hasil

sebagai berikut :

a. Sasaran dengan kategori capaian sangat baik sebanyak 16 sasaran;

b. Sasaran dengan kategori capaian baik sebanyak 10 sasaran;

c. Sasaran dengan kategori capaian cukup baik tidak ada; dan

d. Sasaran dengan kategori capaian kurang baik tidak ada.

Tabel 3.7

Capaian Sasaran Pembangunan

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. TUJUAN DAN SASARAN CAPAIAN

SASARAN (%) KATEGORI

1 MENCIPTAKAN MASYARAKAT YANG BERAKHLAK MULIA, SEHAT DAN CERDAS

1.1 Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas pelayanan

kesehatan masyarakat

96,72 Sangat Baik

1.2 Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas pelayanan

pendidikan, pemuda dan olahraga

85,71 Sangat Baik

2 MEWUJUDKAN PERTUMBUHAN EKONOMI YANG STABIL, BERKESINAMBUNGAN DAN

BERWAWASAN LINGKUNGAN

2.1 Meningkatnya Produktivitas pertambangan 82,98 Baik

2.2 Meningkatnya produktivitas perkebunan dan

pertanian rakyat

74,69 Baik

2.3 Meningkatnya produktivitas kelautan dan perikanan 96,55 Sangat Baik

2.4 Berkembangnya destinasi wisata dan keragaman

budaya

154,08 Sangat Baik

2.5 Meningkatnya pertumbuhan industri dan

perdagangan

266,71 Sangat Baik

2.6 Meningkatnya ketahanan pangan utama daerah 78,16 Baik

2.7 Meningkatnya fungsi serta daya dukung hutan dan

lingkungan

108,96 Sangat Baik

3 MEWUJUDKAN PEMERINTAHAN YANG BERSIH DAN PROFESIONAL

3.1 Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur 96,41 Sangat Baik

3.2 Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang

akuntabel

82,03 Baik

3.3 Meningkatnya penerimaan dan kualitas pengelolaan

keuangan daerah

84,87 Baik

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 21

No. TUJUAN DAN SASARAN CAPAIAN

SASARAN (%) KATEGORI

4 MENINGKATKAN PELAYANAN PUBLIK YANG PRIMA.

4.1 Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan

administrasi publik

91,26 Sangat Baik

5 MENINGKATKAN SUASANA KEHIDUPAN YANG KONDUSIF DAN HARMONIS DALAM

BERMASYARAKAT

5.1 Terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam

kehidupan bermasyarakat

114,22 Sangat Baik

5.2 Meningkatnya penanganan pengaduan/laporan

korban kekerasan terhadap perempuan dan anak

100 Sangat Baik

5.3 Terpenuhinya pelayanan dasar Keluarga berencana 77,95 Baik

5.4 Meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat 104,09 Sangat Baik

6 MENINGKATKAN KUALITAS SDM DALAM PEMANFAATAN SDA

6.1 Tersedianya SDM yang mampu mengelola SDA 82,34 Baik

7 MENINGKATKAN ARUS INVESTASI DAN IKLIM USAHA KERAKYATAN

7.1 Meningkatnya peluang investasi dan usaha

ekonomi kerakyatan

78,78 Baik

8 MENINGKATKAN KETERSEDIAAN DAN KUALITAS INFRASTUKTUR WILAYAH

8.1 Meningkatnya ketersediaan energi listrik 106,14 Sangat Baik

8.2 Meningkatnya pelayanan air bersih dan sanitasi 112,59 Sangat Baik

8.3 Lancarnya aksesibilitas dan konektifitas dalam dan

antar daerah

111,31 Sangat Baik

8.4 Terciptanya penataan ruang yang berkualitas dan

mampu mendukung perencanaan dan

pembangunan daerah

83,33 Baik

8.5 Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan 133,34 Sangat Baik

9 MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTARA TOKOH AGAMA DAN MASYARAKAT DALAM

PEMBANGUNAN

9.1 Meningkatnya peran serta tokoh agama dan

masyarakat dalam pembangunan dan kehidupan

keagamaan

122,22 Sangat Baik

10 MEWUJUDKAN DESA MANDIRI

10.1 Terfasilitasinya pembentukan desa mandiri 72,22 Baik

Berikut uraian analisis evaluasi terhadap capaian kinerja sasaran tahun 2014.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 22

Sasaran strategis 1” Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan

masyarakat”

Capaian indikator kinerja Sasaran beserta target dan realisasinya, adalah sebagai

berikut.

Tabel 3.8

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan

Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013 TARGET 2014 REALISASI %

1 Persentase balita gizi buruk % 0,1 0,09 0,04 155,56

2 Angka Kematian Balita Per 1.000

KH 9 10 6,74 132,60

3 Rasio dokter/tenaga medis per

satuan penduduk rasio 1 : 3.689 1 : 3.295 1 : 2.910 113,23

4 Rasio tenaga perawat per satuan

penduduk rasio 1 : 592 1 : 694 1 : 692 100,29

5 Rasio tenaga bidan per satuan

penduduk rasio 1 : 1.163 1 : 1.212 1 : 1.118 108,41

6 Kualitas RSUD Kelas D C C 100,00

7 Akreditasi RSUD Akreditasi Terakreditasi Terakreditasi Terakreditasi 100,00

8 Penduduk yang sakit terjamin

pelayanan kesehatan % 100 100 100 100,00

9 Puskesmas Berstandar ISO 9001 :

2000 Jumlah 2 1 - 0

10 Persentase rumah tangga

Berprilaku hidup bersih dan sehat

(PHBS)

% 40,52 75 37,08 49,44

11 Persentase puskesmas yang

melaporkan dan melakukan

tatalaksana penyakit menular dan

tidak menular

% 100 100 100 100,00

12 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 95,05 98 87,78 89,57

13 Cakupan komplikasi kebidanan

yang ditangani % 110,17 80 100 125,00

14 Cakupan pertolongan persalinan

oleh tenaga kesehatan yang

memiliki potensi kebidanan

% 91,49 95 89,64 94,36

15 Cakupan pelayanan nifas % 90,06 90 90,04 100,04

16 Cakupan Neonatus dengan

komplikasi yang ditangani % 86,6 80 96,71 120,89

17 Cakupan Kunjungan Bayi % 98,97 90 95,25 105,83

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 23

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013 TARGET 2014 REALISASI %

18 Cakupan Desa/Kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) % 100 100 100 100,00

19 Cakupan pelayanan anak balita % 72,99 90 74,6 82,89

20 Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI anak usia 6-24

bulan keluarga miskin

% 93,28 100 93,28 93,28

21 Cakupan balita gizi buruk mendapat

perawatan % 100 100 100 100,00

22 Cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat % 100 100 100 100,00

23 Cakupan Peserta KB Aktif % 88,72 75 76,23 101,64

24 Cakupan penemuan dan

penanganan penderita penyakit

- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate

per 100.000 penduduk < 15

tahun

% ≥ 2 ≥ 2,1 1,72 81,90

- Penemuan penderita Pneumonia

Balita % 39,46 80 45,74 57,18

- Penemuan pasien baru TB BTA

positif % 41,37 100 32,59 32,59

- Penderita DBD yang ditangani % 100 100 100 100,00

- Penemuan penderita diare % 67,96 80 113,65 142,06

25 Cakupan pelayanan kesehatan

dasar masyarakat miskin % 31,19 100 3,9 3,90

26 Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat miskin % 35,96 100 1,37 1,37

27 Cakupan pelayanan gawat darurat

level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

% 100 100 100 100,00

28 Cakupan Desa/Kelurahan

mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan Epidemiologi < 24 jam

% 100 100 100 100,00

29 Cakupan desa siaga aktif % 85,94 70 92,19 131,70

30 Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

puskesmas (Skala A-E)

Skala B C B 200,00

31 Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

rumah sakit daerah (Skala A-E)

Skala C B B 100,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 24

Berdasarkan Tabel di atas, rata-rata angka capaian kinerja sasaran sebesar

96,72% dengan predikat Sangat Baik. Secara lengkap uraian capaian indikator

sasaran “meningkatnya kualitas dan aksesibilitas pelayanan kesehatan

masyarakat” adalah sebagai berikut :

1. Persentase balita gizi buruk, yaitu jumlah balita yang memiliki status gizi

menurut berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) dengan Z-score <-3 dan atau

dengan tanda-tanda klinis (marasmus, kwashorkor, dan marasmus-

kwasiorkor). Capaian kinerja pada tahun 2014 melebihi target, dari yang

ditargetkan sebesar 0,09% terealisasi 0,04% dg tingkat capaian 155,56% yang

berarti capaian kinerja Sangat Baik.

Capaian di Tahun 2014 ini meningkat jika dibandingkan dua tahun

sebelumnya dimana capaian pada Tahun 2013 sebesar 0,1% dan Tahun 2012

sebesar 0,12%.

Tabel 3.9

Jumlah Kasus Balita Gizi Buruk Tahun 2014

No. Kecamatan Anak Balita (0-4 Tahun) Balita Gizi

Buruk

L P L + P L + P

1 Muntok 2.739 2.674 5.413 3

2 Simpang Teritip 1.554 1.480 3.034 1

3 Kelapa 1.822 1.718 3.540 2

4 Jebus 1.096 1.039 2.135 0

5 Parit Tiga 1.812 1.760 3.572 2

6 Tempilang 1.479 1.402 2.881 1

Jumlah (Kabupaten) 10.502 10.073 20.575 9

Rasio Balita Gizi Buruk 0,04

Sumber : Dinas Kesehatan

Penemuan kasus balita gizi buruk yang terjadi di Tahun 2014 sebanyak 9

kasus menurun dari 2 tahun sebelumnya yaitu 19 kasus di Tahun 2013 dan

23 kasus di Tahun 2012. Walaupun terjadi penurunan kasus gizi buruk selama

2 (dua) tahun terakhir, namun tetap harus menjadi perhatian serius bagi

Kabupaten Bangka Barat, mengingat gizi balita merupakan salah satu penentu

kualitas manusia Kabupaten Bangka Barat di masa yang akan datang.

Permasalahan utama yang menjadi penyebab kasus gizi buruk di Kabupaten

Bangka Barat adalah akibat masih adanya masyarakat khususnya masyarakat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 25

ekonomi lemah yang kurang pengetahuan dan kesadarannya terhadap

masalah gizi di usia dini. Oleh karena itu peran promosi kesehatan untuk

meningkatkan pengetahuan dan memperbaiki perilaku masyarakat terkait

dengan masalah gizi khususnya gizi balita perlu dilakukan dengan melibatkan

stakeholder terkait. Jika dibandingkan dengan target Tahun 2015 yang

diharapkan persentase balita gizi buruk paling tinggi sebesar 0,08% dan

dengan memperhatikan capaian kinerja selama 3 (tiga) tahun terakhir,

dimungkinkan target tersebut akan dapat dicapai di Tahun 2015.

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.8

Perkembangan Balita Gizi Buruk di Kabupaten Bangka Barat (%)

Tahun 2011-2014

2. Angka kematian balita (AKABA) menunjukan kematian yang terjadi pada balita

(0 – 59 bulan) setiap 1.000 kelahiran hidup. Capaian kinerja Tahun 2014

melebihi target, dari target sebesar 10 kematian per 1.000 kelahiran hidup,

yang terjadi 6,74 kematian balita per 1.000 kelahiran hidup, dengan jumlah

kematin balita yang terjadi di Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2014

sebanyak 27 balita, sehingga persentase capaian kinerja sebesar 132,6%

(kategori sangat baik).

Tabel 3.10

Sebaran Jumlah Kematian Balita Tahun 2014

No. Kecamatan Jumlah Kelahiran Hidup Jumlah Kematian

Balita

1 Muntok 1.036 2

2 Simpang Teritip 609 8

3 Kelapa 697 5

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 26

No. Kecamatan Jumlah Kelahiran Hidup Jumlah Kematian

Balita

4 Jebus 434 2

5 Parit Tiga 702 5

6 Tempilang 527 5

Total 4.005 27

AKABA per 1.000 penduduk 6,74

Sumber : Dinas Kesehatan

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.9

Perkembangan Angka Kematian Balita Tahun 2012-2014

Angka kematian balita selama 3 (tiga) tahun terakhir relatif menurun.

Penurunan angka kematian balita ini menunjukkan berhasilnya

program/kegiatan yang dilaksanakan oleh SKPD terkait dalam menanggulangi

permasalahan kematian balita antara lain melalui deteksi dini tumbuh

kembang balita melalui upaya preventif dan promotif yang terus menerus

sehingga permasalahan kesehatan yang mungkin timbul pada balita dapat

diketahui lebih dini dan dapat diatasi sebelum berkembang lebih lanjut.

Jika dibandingkan dengan target Tahun 2015 yaitu 10 kematian per 1.000

kelahiran hidup, dan dengan melihat realisasi perkembangan capaian kinerja

selama 3 (tiga) tahun terakhir dimungkinkan bahwa target Tahun 2015 dapat

dicapai dengan tetap mempertahankan dan bahkan meningkatkan pelayanan

kesehatan khususnya untuk kesehatan balita baik yang bersifat preventif,

promotif maupun yang bersifat kuratif

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 27

3. Rasio Dokter per satuan penduduk menunjukan tingkat pelayanan yang dapat

diberikan oleh dokter dibandingkan jumlah penduduk yang ada. Pada Tahun

2014, rasio dokter per satuan penduduk di Kabupaten Bangka Barat adalah

1.: 2.910 dengan jumlah dokter 68 orang.

Tabel 3.11

Jumlah Dokter di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO UNIT KERJA DOKTER UMUM

L P L+P

1 2 3 4 5

1 Puskesmas…..

Muntok 1 5 6

Simpang Teritip 1 3 4

Kundi 3 - 3

Kelapa 1 2 3

Jebus - 4 4

Puput 1 2 3

Sekar Biru 1 4 5

Tempilang 3 1 4

Sub Jumlah I (Puskesmas) 11 21 32

1 RS Sejiran Setason 8 7 15

2 RSBT Muntok 2 1 3

Sub Jumlah I (Rumah Sakit) 10 8 18

Sarana Pelayanan Kesehatan Lain 8 9 17

Klinik di Institusi Diknakes/Diklat - - -

Klinik di Dinas Kesehatan Kab 1 - 1

Jumlah Kabupaten 30 38 68

Sumber : Dinas Kesehatan

Jika dibandingkan dengan target tahun ini sebesar 1 : 3.295 , maka capaian kinerja

adalah sebesar 113,23% yang berarti sangat baik. Realisasi Tahun 2014

meningkat dari 3 (tiga) tahun sebelumnya yaitu 1 : 3.689 Tahun 2013 dan 1 :

3.512 Tahun 2012, dan 1 : 4.623 di Tahun 2011. Jika dibandingkan dengan

standar nasional, angka tersebut masih di bawah target nasional, dimana target

nasional adalah sebesar 1 : 2.500. Peningkatan rasio dokter per satuan penduduk

ini dikarenakan upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah dalam

menyediakan dokter baik melalui penerimaan PNS maupun melalui kemitraan.

Perkembangan rasio dokter per satuan penduduk dari Tahun 2011-2014 disajikan

pada gambar di bawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 28

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.10

Perkembangan Rasio Dokter per Satuan Penduduk

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

Faktor penyebab peningkatan persentase capaian kinerja tersebut adalah

program dokter intresift (dokter yang ditugaskan oleh Kementerian Kesehatan

di daerah) di Bangka Barat sehingga terjadi penambahan jumlah dokter yang

cukup signifkan. Capaian indikator ini memang tidak bisa stabil selama

dokter/tenaga medis tersebut belum merupakan pegawai tetap di Kabupaten

Bangka Barat, karena tidak ada jaminan dokter diluar pemerintah akan

bertahan di Kabupaten Bangka Barat. Oleh karena itu Pemerintah Kabupaten

Bangka Barat juga harus melakukan upaya agar tenaga dokter/tenaga medis

tersebut tidak berpindah ke daerah lain. Strategi yang ditempuh dapat melalui

peningkatan kompetensi lewat pelatihan atau tugas belajar, memberikan

tunjangan/insentif khusus, memberikan jasa pelayanan kesehatan/jasa

medik, melengkapi sarana prasarana yang terkait/mendukung pelayanan

medik serta melibatkan dokter/tenaga medis.

4. Rasio tenaga perawat per satuan penduduk menunjukkan seberapa besar

ketersediaan tenaga perawat dalam memberikan pelayanan kepada

penduduk. Pada Tahun 2014 jumlah perawat sebanyak 286 orang, maka rasio

tenaga perawat per satuan penduduk adalah 1 : 692. Jika dibandingkan

dengan target Tahun 2014 sebesar 1 : 694 maka capaian kinerja adalah

sebesar 100,29% yang berarti sangat baik. Akan tetapi, angka ini menurun

jika dibandingkan dengan realisasi Tahun 2013 yaitu sebesar 1 : 592 dan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 29

Tahun 2012 sebesar 1 : 616. Menurunnya nilai rasio tenaga perawat per

satuan penduduk dari Tahun 2013 disebabkan karena pertambahan jumlah

penduduk yang diikuti dengan berkurangnya jumlah perawat dari 324 menjadi

286 ditahun 2014. Akan tetapi rasio tersebut secara umum masih dinilai baik

karena jika dibandingkan dengan target nasional standar Rasio tenaga

perawat per satuan penduduk adalah 1 : 800, artinya rasio tenaga perawat

persatuan penduduk di Kabupaten Bangka Barat sudah melebihi target

nasional. Yang mungkin perlu diperhatikan adalah apakah distribusi tenaga

perawat tersebut sudah merata keseluruh kecamatan atau bahkan desa di

Kabupaten Bangka Barat.

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.11

Perkembangan Rasio Perawat per Satuan Penduduk

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

5. Realisasi rasio tenaga bidan per satuan penduduk menunjukkan seberapa

besar ketersediaan tenaga bidan dalam memberikan pelayanan kepada

penduduk. Pada Tahun 2014 jumlah bidan sebanyak 177 orang, dengan rasio

tenaga bidan per satuan penduduk adalah 1 : 1.118. Jika dibandingkan

dengan target Tahun 2014 sebesar 1 : 1.212 maka capaian kinerja adalah

sebesar 108,28% yang berarti sangat baik. Realisasi rasio bidan per satuan

penduduk Tahun 2014 lebih baik dari Tahun 2013 dan 2012 dimana realisasi

Tahun 2013 sebesar 1 : 1.163 dengan jumlah bidan 134 orang dan 1 : 1.163

dengan jumlah bidan 165 orang pada Tahun 2012. Jumlah dan sebaran

tenaga bidan di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

disajikan pada tabel di bawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 30

Tabel 3.12

Distribusi Tenaga Bidan per Kecamatan

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO. UNIT KERJA BIDAN LOKASI

1 2 3 4

1 Puskesmas Muntok 23 Muntok

2 Puskesmas Simpang Teritip 17 Simpang Teritip

3 Puskesmas Kundi 10 Simpang Teritip

4 Puskesmas Kelapa 33 Kelapa

5 Puskesmas Jebus 21 Jebus

6 Puskesmas Puput 10 Parit Tiga

7 Puskesmas Sekar Biru 15 Parit Tiga

8 Puskesmas Tempilang 22 Tempilang

SUB JUMLAH PUSKESMAS 151

1 RS Sejiran Setason 22 Muntok

2 RSBT Muntok 2 Muntok

SUB JUMLAH RUMAH SAKIT 24

SARANA PELAYANAN KESEHATAN LAIN 2

JUMLAH DI KABUPATEN BANGKA BARAT 177

Sumber : Dinas Kesehatan

6. Ada tiga indikator yang berkaitan dengan kinerja RSUD yaitu akreditasi RSUD

Sejiran Setason, kualitas RSUD yang ditunjukkan dengan Tipe dan Indeks

kepuasan layanan masyarakat terhadap pelayanan RSUD. Target dari ketiga

indikator tersebut di Tahun 2014 berturut-turut adalah sebagai berikut : RSUD

terakreditasi, kualitas RSUD dengan tipe C dan Indeks Kepuasan Masyarakat

skala B. Dari ke 3 (tiga) target tersebut semuanya mencapai target. Akreditasi

RSUD pada tahun 2014 adalah pada 5 jenis yaitu pelayanan manajemen,

pelayanan medik, pelayanan keperawatan, gawat darurat, dan rekam medis.

Dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan, RSUD Sejiran Setason telah

memiliki 10 pelayanan spesialistik yaitu Spesialis Penyakit Dalam, Spesialis

Kesehatan Anak, Spesialis Bedah, Spesialis Obstetri dan Ginekologi, Spesialis

Patologi Anatomi, Spesialis Anestesiologi, Spesialis Syaraf, Spesialis THT,

Spesialis Penyakit Kulit dan Kelamin serta Spesialis Radiologi. Namun

demikian, dokter spesialis tersebut sebagian besar bukan dokter PNS daerah

namun mitra dari RSUD Sejiran Setason. Untuk Indeks Kepuasan Masyarakat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 31

terhadap pelayanan di RSUD Sejiran Setason, di tahun 2014 mendapat skala B

(baik).

7. Pada Tahun 2014 penduduk yang sakit terjamin pelayanan kesehatan adalah

100%. Hal ini didukung oleh adanya program Jaminan Kesehatan Rakyat

(Jamkesra) Kabupaten Bangka Barat yang menjamin biaya berobat bagi

masyarakat Kabupaten Bangka Barat. Program Jamkesra berlaku bagi seluruh

masyarakat yang memiliki KTP dan KK dengan domisili di Kabupaten Bangka

Barat.

8. Puskesmas yang berstandar ISO 9001 : 2000, indikator ini digunakan untuk

melihat ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan yang ada di Kabupaten

Bangka Barat, khususnya unit pelayanan dasar. Pada Tahun 2014 tidak ada

penambahan puskesmas yang berstandar ISO 9001 : 2000, sehingga dari

target yang ditetapkan sebanyak 1 unit tidak tercapai. Meskipun tidak ada

penambahan baru di Tahun 2014, akan tetapi target tersebut sebenarnya

sudah terealisasi di Tahun 2013 yaitu 2 (dua) unit yaitu Puskesmas Muntok dan

Puskesmas Sekar Biru. Dari 8 (delapan) unit puskesmas yang ada di Kabupaten

Bangka Barat artinya masih tersisa 6 unit puskesmas lagi yang harus menjadi

perhatian pemerintah daerah untuk meningkatkan pelayanan sehingga sesuai

dengan standar ISO 9001 : 2000.

9. Persentase rumah tangga yang berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),

menunjukan berapa persen rumah tangga di Kabupaten Bangka Barat yang

sudah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Ada 10 kriteria yang

digunakan dalam menilai perilaku hidup bersih dan sehat yaitu : memberikan

ASI eksklusif selama 6 bulan, berat badan anak ditimbang secara berkala,

menggunakan air bersih, selalu mencuci tangan, menggunakan jamban sehat,

membasmi jentik-jentik nyamuk, memakan sayuran dan buah-buahan setiap

hari, beraktivitas secara reguler setiap hari, tidak merokok didalam rumah.

Pada Tahun 2014 realisasi indikator persentase rumah tangga yang

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat adalah sebesar 37,08% dari

target 75%, sehingga persentase capaian kinerja hanya 49,44%. Meskipun

capaian ini meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2013 terealisasi

40,52%, namun perlu dilakukan upaya untuk terus meningkatkan PHBS di

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 32

masyarakat. Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan indikator PHBS

antara lain :

a. Meningkatkan koordinasi dan komunikasi lintas sektor dengan pihak-

pihak terkait seperti Camat, Kepala Desa, Dinas terkait, dan lain-lain.

b. Meningkatkan anggaran untuk pelaksanaan kegiatan PHBS tersebut

untuk mengubah perilaku masyarakat.

c. Meningkatkan kompetensi pelaksana kegiatan seperti kompetensi

penyuluh, bidan, dokter, tenaga gizi, dan tenaga sanitasi.

10. Persentase Puskesmas yang melaporkan dan melakukan tatalaksana penyakit

menular dan tidak menular merupakan persentase puskesmas yang

melaksanakan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular dan tidak

menular.

Realisasi di tahun 2014 sebesar 100 % sesuai dengan target yang ditetapkan,

dimana seluruh puskesmas telah melakukan penyuluhan dan pelatihan kepada

tenaga kesehatan tentang penyakit menular dan tidak menular serta telah

memiliki alat laboratorium untuk membantu pemeriksaan kesehatan. Capaian

tersebut sama dengan capaian 2 (dua) tahun sebelumnya yaitu 2013 dan

2012, dimana target dan realisasi persentase puskesmas yang melaporkan dan

melakukan tatalaksana penyakit menular dan tidak menular adalah sebesar

100%.

11. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 adalah persentase ibu hamil yang telah

memperoleh pelayanan antenatal 4 kali sesuai dengan standar di satu wilayah

kerja pada kurun waktu tertentu. Pelayanan antenatal sesuai standar paling

sedikit empat kali, dengan distribusi pemberian pelayanan minimal satu kali

pada triwulan pertama, satu kali pada triwulan kedua dan dua kali pada

triwulan ketiga umur kehamilan.

Pada Tahun 2014 target cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebesar 98% tidak

tercapai, realisasi hanya 87,78% sehingga persentase capaian kinerja adalah

sebesar 89,57%, yaitu dengan kategori sangat baik. Capaian ini menurun dari

2 (dua) tahun sebelumnya, dimana pada Tahun 2013 realisasi 95,05% dan

Tahun 2012 realisasi 95,67%.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 33

Tabel 3.13

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

IBU HAMIL

JUMLAH K4

JUMLAH %

1 2 3 4 7 8

1 Muntok Muntok 1.213 1.082 89,20

2 Simpang Teritip Simpang Teritip 517 468 90,52

3 Kundi 170 160 94,12

4 Kelapa Kelapa 810 694 85,68

5 Jebus Jebus 483 460 95,24

6 Parit Tiga Puput 521 446 85,60

7 Sekar Biru 300 266 88,67

8 Tempilang Tempilang 652 520 79,75

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.666 4.096 87,78

Sumber : Dinas Kesehatan

12. Cakupan Komplikasi Kebidanan yang ditangani merupakan persentase ibu

hamil, bersalin, nifas yang mendapatkan penanganan komplikasi kebidanan

yaitu jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah kerja pada kurun

waktu tertentu yang mendapat penanganan definitif sesuai dengan standar

oleh tenaga kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar rujukan (Polindes,

Puskesmas PONED, Rumah Bersalin, RSIA/RSB, RSU, RSU PONEK).

Pada Tahun 2014 dari target sebesar 80% realisasinya adalah sebesar 100%,

artinya realisasi melebihi target dengan persentase capaian sebesar 125%

(sangat baik). Dari bumil dengan komplikasi kebidanan sebanyak 933 bumil,

seluruhnya telah ditangani melalui tenaga kesehatan di fasilitas kesehatan.

13. Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki potensi

kebidanan merupakan persentase ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih yaitu jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga

kesehatan terlatih dalam kurun waktu tertentu di suatu wilayah.

Target cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di Tahun 2014

adalah 95% dengan realisasi 89,64% artinya belum mencapai target dengan

persentase capaian kinerja sebesar 94,36% namun masih dalam kategori

sangat baik. Realisasi Tahun ini menurun jika dibandingkan dengan 2 (dua)

tahun sebelumnya, Tahun 2013 realisasi indikator cakupan pertolongan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 34

persalinan oleh tenaga kesehatan 90 % dengan persentase capaian kinerja

sebesar 91,49% dan Tahun 2012 realisasi sebesar 93,55%.

Tabel 3.14

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

IBU BERSALIN/NIFAS

JUMLAH PERSALINAN DITOLONG NAKES

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6

1 Muntok Muntok 1.158 1.044 90,16

2 Simpang Teritip Simpang Teritip 495 446 90,10

3 Kundi 166 143 86,14

4 Kelapa Kelapa 772 697 90,28

5 Jebus Jebus 461 432 93,71

6 Parit Tiga Puput 496 451 90,93

7 Sekar Biru 279 258 92,47

8 Tempilang Tempilang 621 516 83,09

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.448 3.987 89,64

Sumber : Dinas Kesehatan

14. Cakupan Pelayanan Nifas merupakan persentase ibu nifas yang mendapatkan

pelayanan merupakan pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 jam

sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai standar.

Pada Tahun 2014 dari target sebesar 90% terealisasi 90,04% sehingga

persentase capaian kinerja adalah sebesar 100,04%. Realisasi dan persentase

capain tahun ini menurun dari Tahun 2013 dan Tahun 2012 yaitu di Tahun

2013 terealisasi sebesar 90,06% dan tahun 2012 sebesar 90,48%.

Tabel 3.15

Cakupan Pelayanan Nifas di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

IBU BERSALIN/NIFAS

JUMLAH MENDAPAT YANKES NIFAS

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6

1 Muntok Muntok 1.158 1.046 90,33

2 Simpang Teritip Simpang Teritip 495 451 91,11

3 Kundi 166 147 88,55

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 35

NO KECAMATAN PUSKESMAS

IBU BERSALIN/NIFAS

JUMLAH MENDAPAT YANKES NIFAS

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6

4 Kelapa Kelapa 772 702 90,93

5 Jebus Jebus 461 434 94,14

6 Parit Tiga Puput 496 447 90,12

7 Sekar Biru 279 254 91,04

8 Tempilang Tempilang 621 524 84,38

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.448 4.005 90,04

Sumber : Dinas Kesehatan

15. Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani merupakan cakupan

penanganan neonatal komplikasi merupakan jumlah neonatal dengan

komplikasi di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani

sesuai dengan standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh sarana

pelayanan kesehatan. Neonatus dengan penyimpangan dari normal yang dapat

menyebabkan kesakitan dan kematian. Komplikasi neonatus meliputi : Asfiksia,

Tetanus Neonatorum, Sepsis, Trauma Lahir, BBLR ( Berat Badan Lahir < 2500

gram ), sindroma gangguan pernapasan dan kelainan congenital).

Pada Tahu 2014, dari target 80% terealisasi sebesar 96,71% yang berarti

melebihi target dengan persentase capaian kinerja 120,89% (sangat baik).

Realisasi maunpun persentase capaian kinerja tahun ini meningkat jika

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dimana pada Tahun 2013 dari

target 80 % neonatal ditangani terealisasi 86,60 %, dan pada Tahun 2012 dari

target 62,19% terealisasi pada sebesar 24,41%. Hal ini dikarenakan semakin

baiknya pelayanan terhadap neonatus komplikasi serta meningkatnya

kesadaran ibu untuk memeriksa kesehatan bayinya ke sarana pelayanan

kesehatan.

Tabel 3.16

Penanganan Komplikasi Neonatal Tahun 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERKIRAAN

NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN

KOMPLIKASI NEONATAL

∑ %

1 2 3 4 5 6

1 Muntok Muntok 155 132,0 84,94

2 Simpang Teritip Simpang Teritip 69 60,0 86,58

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 36

NO KECAMATAN PUSKESMAS

PERKIRAAN

NEONATAL

KOMPLIKASI

PENANGANAN

KOMPLIKASI NEONATAL

∑ %

1 2 3 4 5 6

3 Kundi 22 22,0 99,77

4 Kelapa Kelapa 105 101,0 96,60

5 Jebus Jebus 65 65,0 99,85

6 Parit Tiga Puput 67 72,0 107,38

7 Sekar Biru 38 39,0 101,96

8 Tempilang Tempilang 79 90,0 113,85

JUMLAH (KAB/KOTA) 601 581 96,71

Sumber : Dinas Kesehatan

16. Cakupan kunjungan bayi merupakan cakupan pelayanan kesehatan bayi umur

1 – 12 bulan di sarana pelayanan kesehatan maupun di rumah, posyandu,

tempat penitipan anak, panti asuhan dan sebagainya melalui kunjungan

petugas. Pelayanan kesehatan tersebut meliputi deteksi dini kelainan tumbuh

kembang bayi (DDTK), stimulasi perkembangan bayi, MTBM, manajemen

terpadu balita sakit (MTBS) dan penyuluhan perawatan kesehatan bayi di

rumah menggunakan buku KIA yang diberikan oleh dokter, bidan dan perawat

yang memiliki kompetensi klinis kesehatan bayi. Setiap bayi memperoleh

pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada umur 1-3 bulan, 1 kali

pada umur 3-6 bulan, 1 kali pada umur 6-9 bulan dan 1 kali pada umur 9-12

bulan.

Pada Tahun 2014 dari target sebesar 90% terealisasi 95,25% dengan tingkat

capaian 105,83% yang artinya realisasi melebihi target (sangat baik).

Pencapaian tahun ini menurun jika dibandingkan dengan Pada Tahun 2013

yaitu terealisasi 98,97%. Hal ini dikarenakan tingkat kesadaran masyarakat

untuk memeriksakan kesehatan bayinya ke sarana pelayanan kesehatan

menurun, serta semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan di sarana

pelayanan kesehatan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 37

Tabel 3.17

Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Tahun 2014

NO KECAMATAN PUSKESMAS JUMLAH

BAYI

KUNJUNGAN NEONATAL 3 KALI

(KN LENGKAP)

JUMLAH %

1 2 3 4 5 6

1 Muntok Muntok 1.119 1048 93,66

2 Simpang Teritip Simpang Teritip 400 380 95,00

3 Kundi Kundi 139 146 105,04

4 Kelapa Kelapa 673 635 94,35

5 Jebus Jebus 435 494 113,56

6 Parit Tiga Puput 483 435 90,06

7

Sekar Biru 259 247 95,37

8 Tempilang Tempilang 577 506 87,69

JUMLAH (KAB/KOTA) 4.085 3.891 95,25

Sumber : Dinas Kesehatan

17. Indikator cakupan desa/kelurahan Universal Child Immunization (UCI)

merupakan desa/kelurahan dengan cakupan imunisasi dasar lengkap pada

bayi. Realisasi Tahun 2014 yaitu 100 % sesuai dengan target, yang disebabkan

meningkatnya kesadaran masyarakat tentang manfaat pentingnya imunisasi

bagi bayi, balita dan ibu hamil.

18. Indikator Pelayanan Anak Balita merupakan cakupan pelayanan kesehatan

anak balita dimana setiap anak umur 12–59 bulan memperoleh pelayanan

pemantauan pertumbuhan setiap bulan, minimal 8 x dalam setahun.

Pada Tahun 2014 dari target 90 % terealisasi sebesar 74,60 dengan tingkat

capaian 82,89% (baik). Walaupun masih di bawah taget terdapat kenaikan yang

besar dibandingkan dengn tahun 2013 dengan taget 60 % dan capaian

sebesar 21,64 %, hal ini dimungkinkan adanya upaya promotif yang kontinyu

dan berkesinambungan.

19. Indikator Cakupan pemberian makanan pendamping ASI anak usia 6-24 bulan

keluarga miskin merupakan pemberian makanan pendamping ASI pada anak

usia 6-24 bulan dari keluarga miskin selama 90 hari. Makanan pendamping ASI

berupa bubuk instan untuk bayi usia 6-11 bulan dan biskuit untuk anak usia

12-24 bulan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 38

Pada Tahun 2014 dari target sebesar 100% terealisasi 93,28%, yaitu dari 253

anak yang seharusnya dibantu, hanya sejumlah 236 anak yang diberikan

makanan pendamping ASI, hal ini dikarenakan ada bayi usia 6-11 bulan

keluarga miskin belum termasuk dalam pengadaan makanan pendamping ASI

pada tahun 2014.

20. Indikator Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan di tahun 2014 dapat

terealisasi sesuai dengan target yaitu 100%. Dari 9 kasus balita gizi buruk yang

ditemukan di tahun 2014, seluruhnya mendapatkan perawatan oleh layanan

kesehatan.

21. Indikator Cakupan Penjaringan Kesehatan Siswa SD dan Setingkat merupakan

pemeriksaan kesehatan umum, kesehatan gigi dan mulut siswa SD dan

setingkat melalui penjaringan kesehatan terhadap murid kelas 1 SD dan

Madrasah Ibtidaiyah yang dilaksanakan oleh tenaga kesehatan bersama guru

dan dokter kecil.

Pada Tahun 2014 dari target sebesar 100% terealisasi 100% artinya target

tercapai. Capaian ini sama seperi Tahun 2013 dan lebih baik dari Tahun 2012

dimana capaian hanya 94,055. Sama seperti Tahun 2013, pada Tahun 2014

dilaksanakan pemeriksaan kesehatan secara menyeluruh dan dilakukan juga

sweeping terhadap murid yang belum diperiksa.

22. Indikator Cakupan Peserta KB Aktif merupakan cakupan Pasangan Usia Subur

(PUS) yang menjadi peserta aktif KB di satu wilayah kerja pada kurun waktu

tertentu. Pasangan usia subur adalah wanita berusia 15-49 tahun dengan

status kawin. Pada Tahun 2014 dari target 75 % terealisasi sebesar 76,23 %.

Pencapaian ini mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013

dan Tahun 2012 yaitu realisasi pada tahun 2013 sebesar 88,72% dan Tahun

2012 sebesar 77,41%. Namun jika dibandingkan dengan Tahun 2011

mengalami kenaikan dimana Tahun 2011 realisasi hanya sebesar 74,43%.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 39

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.12

Perkembangan Cakupan Peserta KB Aktif Tahun 2011-2014

23. Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit di tahun 2014 yaitu :

a. Indikator cakupan penemuan dan penanganan Acute Flacid Paralysis (AFP)

rate per 100.000 penduduk < 15 tahun merupakan jumlah kasus AFP non

Polio yang ditemukan diantara 100.000 penduduk < 15 per tahun di satu

wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Kasus AFP adalah penderita

lumpuh layuh akut seperti gejala kelumpuhan pada polio yang terjadi pada

anak dibawah umur 15 tahun.

Pada Tahun 2014 dari target ≥ 2/100.000 anak usia dibawah 15 tahun

realisasinya adalah 1,72/100.000 yang artinya target tidak tercapai.

Capaian tahun ini menurun dari tahun 2013 yang menemukan 2 kasus

100.000 penduduk usia < 15 tahun. Secara program semakin banyak

ditemukan kasus ini semakin baik untuk dapat memastikan apakah suatu

wilayah sudah bebas polio atau belum. Karena dari pemeriksaan lanjutan

terhadap kasus AFP dapat diketahui apakah pada tubuh penderita tersebut

terdapat virus polio liar (virus penyebab penyakit polio) atau tidak.

b. Indikator persentase penemuan penderita pneumonia balita yaitu jumlah

balita dengan pneumonia yang ditemukan dan diberikan tata laksana

sesuai standar di sarana kesehatan di satu wilayah tertentu dalam waktu

satu tahun. Target tahun 2014 sebesar 80 % dengan realisasi sebesar

45,74% dengan capaian kinerja sebesar 57,18%. Hal ini disebabkan masih

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 40

rendahnya upaya penemuan kasus pneumonia balita di sarana kesehatan

oleh tenaga kesehatan. Penemuan yang rendah ini dikarenakan masih

rendahnya upaya promosi kepada masyarakat untuk melakukan

pemeriksaan jika ada gejala yang terkait pneumonia. Selain itu masih ada

perbedaan persepsi oleh tenaga kesehatan dalam menetapkan seorang

balita mengalami pneumonia. Namun demikian jika dibandingkan dengan

Tahun 2013 dan Tahun 2012 terjadi peningkatan realisasi yaitu 39,46% di

Tahun 2013 dan 19,24 di Tahun 2012. Perkembangan realisasi indikator

penemuan penderita pneumonia dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.18

Capaian Penemuan Penderita Pneumonia

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012-2014

Tahun Penderita

Pneumonia

Perkiraan

Pneumonia

Realisasi

(%)

Target

(%) %

2012 358 1861 19,24 60 150

2013 747 1919 38,93 100 38,93

2014 905 1919 45,74 80 57,18

Sumber : Dinas Kesehatan

c. Indikator persentase kasus baru TB paru (BTA positif) yang ditemukan yaitu

angka penemuan pasien baru TB-BTA Positif atau Case Detection Rate

(CDR) dimana persentasi jumlah penderita baru TB BTA positif yang

ditemukan dibandingkan dengan jumlah perkiraan kasus baru TB BTA positif

dalam wilayah tertentu dalam waktu satu tahun.

Target tahun 2014 yaitu 100% dengan realisasi sebesar 32,59%, sehingga

capaian kinerja yang diperoleh masuk dalam kriteria kurang baik. Hal ini

disebabkan masih kurang maksimalnya tenaga kesehatan dalam pencarian

kasus baru TB paru pada tingkat unit pelayanan kesehatan (UPK). Selain itu

tingkat pemahaman dan perhatian masyarakat terhadap penyakit TB paru

ini masih rendah serta kerjasama lintas program dan lintas sektor masih

lemah. Realisasi Tahun 2014 menurun dari Tahun 2013, dimana realisasi

Tahun 2013 sebesar 41,37%. Hal ini disebabkan masih kurang

maksimalnya tenaga kesehatan dalam pencarian kasus baru TB paru pada

tingkat UPK. Selain itu tingkat pemahaman dan perhatian masyarakat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 41

terhadap penyakit TB paru ini masih rendah serta kerjasama lintas program

dan lintas sektor masih lemah.

d. Indikator penderita DBD yang ditangani merupakan penderita BDB yang

ditemukan dan mendapatkan pengobatan sesuai standar disuatu wilayah

dalam kurun waktu tertentu. Target Tahun 2014 penderita DBD yang

ditangani sejumlah 100% dapat direalisasikan sesuai target, dimana dari

penemuan 95 kasus DBD semuanya ditangani sesuai standar. Capaian ini

sama dengan Tahun 2013 dan 2012, hanya terjadi perbedaan jumlah

kasus yang ditemukan yaitu 126 kasus di Tahun 2013 dan 184 kasus di

Tahun 2012. Dari data tersebut terlihat bahwa selama 3 (tiga) tahun

terakhir jumlah kasus terus menurun.

Sumber : Dinas Kesehatan

Gambar 3.13

Jumlah Penemuan Kasus DBD Tahun 2012-2014

e. Indikator kinerja jumlah kasus diare per 1.000 penduduk yaitu jumlah

penderita diare yang datang dan dilayani di sarana kesehatan dan kader di

satu wilayah tertentu dalam waktu satu tahun sesuai tata laksana kasus.

Pada Tahun 2014 dari target 80% terealisasi sebesar 113,65% artinya

tingkat capaian sebesar 142,06%. Keberhasilan pencapaian target ini

antara lain disebabkan semakin baiknya sistem pencatatan dan pelaporan

kasus diare yang lebih baik. Capaian Tahun 2014 ini lebih baik dari Tahun

2013 dimana jumlah penderita diare yang datang dan dilayani di sarana

kesehatan dan kader sebesar 67,96%.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 42

24. Indikator persentase cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat

miskin merupakan jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana

kesehatan strata pertama di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu

tertentu. Masyarakat miskin dimaksud adalah masyarakat sasaran program

pengentasan kemiskinan yang terdaftar sebagai peserta Jamkesmas atau PBI

JKN (sejak Tahun 2014), Tahun 2014 ditargetkan sebesar 100% seperti tahun

sebelumnya, namun realisasi hanya sebesr 3,9%.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan persentase capaian kinerja indikator

ini rendah. Pertama, masyarakat Bangka Barat lebih banyak memilih

menggunakan Jamkesra dibandingkan Jamkesmas / PBI JKN karena program

Jamkesra lebih fleksibel dan benefit (keuntungan) yang dirasakan lebih

banyak. Kedua, ada pasien PBI JKN yang terlewatkan tercatat oleh petugas

kesehatan ketika berobat. Ketiga, ada persepsi yang berbeda terhadap definisi

operasional indikator kinerja ini yaitu sebagai pembanding dari jumlah

kunjungan pasien masyarakat miskin di sarkes strata 1 (Puskesmas) adalah

jumlah seluruh masyarakat miskin di Kabupaten/Kota, oleh karena itu target

100 % terlalu tinggi sebab tidak mungkin seluruh masyarakat miskin sakit

pada periode tahun berjalan disamping itu hal ini menunjukkan keberhasilan

pembangunan kesehatan melalui upaya promotif (Promosi ) dan preventif (

Pencegahan ) karena hanya 3,9 % penduduk miskin yang sakit pada tahun

2014.

Upaya untuk meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien

masyarakat miskin tetap terus dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bangka

Barat terutama melalui program Jamkesra di tahun 2014 untuk meningkatkan

pelayan kesehatan Kesehatan terutama untuk masyarakat miskin di Fasilitas

Kesehatan Tingkat Pertama. Pemerintah Pusat melakukan terobosan dengan

memberkan dana belanja langsung ke rekening puskemas dalam bentuk dana

kapitasi yang mulai diterima puskesmas sejak bulan Agustus 2014, dana

tersebut diperuntukkan bagi petugas puskesmas secara keseluruhan baik

dalam bentuk jasa pelayanan sebagai pemacu semangat kerja maupun dalam

bentuk dukungan operasional puskesmas untuk meningkatkan pelayanan di

bidang kesehatan. Program baru ini dalam pelaksanaannya banyak menemui

kendala terutama dalam tata laksana keuangan karena memang berbeda

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 43

dengan tata laksana keuangan yang telah ada. Selain itu pemilahan pencatatan

pasien yang ada jaminan kesehatan pada saat pendaftaran di fasilitas

kesehatan harus lebih tertib dan rapi.

25. Persentase cakupan pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin

merupakan jumlah kunjungan pasien masyarakat miskin di sarana kesehatan

strata dua dan tiga di satu wilayah kerja tertentu pada kurun waktu tertentu.

Masyarakat miskin dimaksud adalah masyarakat sasaran program

pengentasan kemiskinan yang terdaftar sebagai peserta Jamkesmas / PBI JKN

(sejak Tahun 2014).

Tahun 2014 ditargetkan 100% dan hanya terealisasi sebesar 1,37%. Cakupan

pelayanan kesehatan rujukan masyarakat miskin ini sejalan dengan capaian

indikator pelayanan kesehatan dasar masyarakat miskin.

Upaya yang perlu ddilakukan oleh pemerintah Kabupaten Bangka Barat adalah

sosialisasi/edukasi ke msasyarakat (promotif) untuk menjelaskan bahwa

penyakit-penyakit tertentu tidak harus dirujuk ke sarkes strata 2 dan 3 tapi

cukup dilayani di sarana kesehatan dasar (puskesmas), karena selama tahun

awal pelaksanaan JKN ini masih banyak ditemukan kendala terutama akibat

peraturan yang lebih ketat untuk program JKN mengenai jenis-jenis penyakit

yang dapat diklaim melalui rujukan di sarkes strata 2 dan 3.

26. Persentase cakupan pelayanan gawat darurat level 1 yang harus diberikan

sarana kesehatan kab/kota yaitu pelayanan gawat darurat level 1 yang harus

diberikan sarana kesehatan kab/kota dibandingkan dengan seluruh sarana

kesehatan yang ada dalam kurun waktu tertentu pada suatu wilayah. Gawat

darurat level 1 merupakan tempat pelayanan gawat darurat yang memiliki

dokter umum berada ditempat 24 jam dengan kualifikasi GELS (General

Emergency Life Support) dan/atau ATLS (Advance Trauma Life Support) + ACLS

(Advance Cardiac Life Support) serta memiliki alat transportasi dan komunikasi.

Target tahun 2014 yaitu 8 puskesmas dan 1 RS Umum Daerah di Kabupaten

Bangka Barat dapat memberikan pelayanan gawat darurat level 1, realisasi

capaiannya sebesar 100 %.

Pencapaian kinerja indikator ini tidak terlepas dari peran penting dan fungsi

Puskesmas itu sendiri. Puskesmas merupakan sarana pelayanan kesehatan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 44

yang berperan sebagai pusat pelayanan, pusat pembangunan wawasan serta

pusat penggerak pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan. Secara fisik

sarana dan pra sarana puskesmas diwilayah Kabupaten Bangka Barat sudah

cukup memadai.

27. Indikator Cakupan desa/kelurahan mengalami KLB yang dilakukan

penyelidikan epidemiolagi < 24 jam Kejadian Luar Biasa (KLB) yang ditangani <

24 jam pada suatu desa/kelurahan di satu wilayah kerja dalam periode/kurun

waktu tertentu dapat terealisasi 100%. Hal ini menunjukan bahwa sistem

surveilans epidemiologi terhadap kasus KLB sudah berjalan dengan baik.

28. Cakupan Desa Siaga Aktif indikator ini menunjukan persentase desa yang

mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau Unit Kesehatan Berbasis

Masyarakat (UKBM) lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai

pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan

kegawatdaruratan, surveilance berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan

pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya

menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Target tahun 2014

adalah 70% dengan realisasi 92,19% artinya capaian sebesar 131,70% dengan

kriteria sangat baik. Jumlah desa siaga aktif meningkat selama Tahun 2012-

2014.

Desa siaga aktif ini memiliki peran dan fungsi yang strategis untuk mendukung

dan menopang pelaksanaan program desa mandiri yang merupakan salah satu

program unggulan Bangka Barat. Pada tahun 2013 Kabupaten Bangka Barat

mendapatkan penghargaan di Bidang Kesehatan sebagai kabupaten/kota

Sehat yaitu penghargaan Swasti Saba Padapa dengan 2 tatanan (permukiman,

sarana dan prasarana umum yang sehat serta tatanan kehidupan masyarakat

sehat yang mandiri).

Tabel 3.19

Jumlah Desa Siaga Aktif per Kecamatan

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No Kecamatan Puskesmas

Jumlah

desa/

kelurahan

Desa/kelurahan siaga

Pratama Madya Purnama Mandiri JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 Muntok Muntok 7 7 0 - 0 7 100,00

2 Simpang

Teritip

Simpang

Teritip 9 2 7 - 0 9 100,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 45

No Kecamatan Puskesmas

Jumlah

desa/

kelurahan

Desa/kelurahan siaga

Pratama Madya Purnama Mandiri JUMLAH %

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Kundi 4 2 2 - 0 4 100,00

4 Kelapa Kelapa 14 7 5 - 0 12 85,71

5 Jebus Jebus 11 4 6 - 0 10 90,91

6 Parit Tiga Puput 5 1 4 - 0 5 100,00

7 Sekar Biru 5 3 1 - 0 4 80,00

8 Tempilang Tempilang 9 7 1 - 0 8 88,89

Jumlah 64 33 26 0 0 59 92,19

Sumber : Dinas Kesehatan

29. Indeks kepuasan layanan masyarakat terhadap pelayanan puskesmas yaitu

suatu penilaian berupa indeks skala E – A terhadap pelayanan yang sudah

diberikan oleh puskesmas terhadap masyarakat dalam kurun waktu tertentu di

suatu wilayah.

Target Tahun 2014 indeks kepuasan masyarakat (IKM) mendapatkan nilai C.

Realisasi capaian indikator terhadap IKM yaitu mendapat nilai B yang artinya

indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan puskesmas di

Kabupaten Bangka Barat melebihi yang ditargetkan dengan tingkat capaian

sebesar 200% dengan nilai IKM pada rentang 62,51 – 81,25.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.20

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan

Aksesibilitas Pelayanan Kesehatan Masyarakat Tahun 2014

dibandingkan dengan Target 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014 TARGET 2015 %

1 Persentase balita gizi buruk % 0,04 0,08 150,00

2 Angka Kematian Balita Per 1.000

KH 6,74 10 132,60

3 Rasio dokter/tenaga medis per

satuan penduduk rasio 1 : 2.910 1 : 3.028 104,05

4 Rasio tenaga perawat per satuan

penduduk rasio 1 : 692 1 : 692 100,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 46

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014 TARGET 2015 %

5 Rasio tenaga bidan per satuan

penduduk rasio 1 : 1.118 1 : 1.154 103,22

6 Kualitas RSUD Kelas C C 100

7 Akreditasi RSUD Akreditasi Terakreditasi Terakreditasi 100

8 Penduduk yang sakit terjamin

pelayanan kesehatan % 100 100 100

9 Puskesmas Berstandar ISO 9001 :

2000 Jumlah 2 2 100

10 Persentase rumah tangga Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) % 37,08 75 49,44

11 Persentase puskesmas yang

melaporkan dan melakukan

tatalaksana penyakit menular dan

tidak menular

% 100 100 100,00

12 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 % 87,78 98 89,57

13 Cakupan komplikasi kebidanan yang

ditangani % 100 80 125,00

14 Cakupan pertolongan persalinan oleh

tenaga kesehatan yang memiliki

potensi kebidanan

% 89,64 95 94,36

15 Cakupan pelayanan nifas % 90,04 90 100,04

16 Cakupan Neonatus dengan

komplikasi yang ditangani % 96,71 80 120,89

17 Cakupan Kunjungan Bayi % 95,25 90 105,83

18 Cakupan Desa/Kelurahan Universal

Child Immunization (UCI) % 100 100 100,00

19 Cakupan pelayanan anak balita % 74,6 90 82,89

20 Cakupan pemberian makanan

pendamping ASI anak usia 6-24

bulan keluarga miskin

% 93,28 100 93,28

21 Cakupan balita gizi buruk mendapat

perawatan % 100 100 100,00

22 Cakupan penjaringan kesehatan

siswa SD dan setingkat % 100 100 100,00

23 Cakupan Peserta KB Aktif % 76,23 75 101,64

24 Cakupan penemuan dan penanganan

penderita penyakit

- Acute Flacid Paralysis (AFP) rate

per 100.000 penduduk < 15 tahun % 1,72 ≥ 2 86,00

- Penemuan penderita Pneumonia

Balita % 45,74 100 45,74

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 47

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014 TARGET 2015 %

- Penemuan pasien baru TB BTA

positif % 32,59 100 32,59

- Penderita DBD yang ditangani % 100 100 100,00

- Penemuan penderita diare % 113,65 100 113,65

25 Cakupan pelayanan kesehatan dasar

masyarakat miskin % 3,9 100 3,90

26 Cakupan pelayanan kesehatan

rujukan pasien masyarakat miskin % 1,37 100 1,37

27 Cakupan pelayanan gawat darurat

level 1 yang harus diberikan sarana

kesehatan (RS) di Kabupaten/Kota

% 100 100 100,00

28 Cakupan Desa/Kelurahan mengalami

KLB yang dilakukan penyelidikan

Epidemiologi < 24 jam

% 100 100 100,00

29 Cakupan desa siaga aktif % 92,19 85 108,46

30 Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

puskesmas (Skala A-E)

Skala B C 200,00

31 Indeks Kepuasan Layanan

Masyarakat terhadap pelayanan

rumah sakit daerah (Skala A-E)

Skala B B 100,00

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun

2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukan

pencapaian yang bervariasi dan secara rata-rata sebesar 98,13% (sangat baik).

Namun masih ada 3 (tiga) indikator kinerja yang masih memerlukan kerja keras

untuk memenuhi target karena pencapaian masih di bawah 50% sementara waktu

untuk mencapai target RPJM tersebut tinggal 1 (satu) tahun, yaitu Tahun 2015.

Indikator dengan predikat kurang baik tersebut yaitu Persentase rumah tangga

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) (37,08%), Penemuan penderita Pneumonia Balita

(45,74%) dan Penemuan pasien baru TB BTA positif (32,59%).

Sasaran strategis 2 adalah ”Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas pelayanan

pendidikan, pemuda dan olahraga”

Capaian indikator kinerja Sasaran beserta target dan realisasinya, adalah sebagai

berikut.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 48

Tabel 3.21

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan

Aksesibilitas Pelayanan Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1 Angka partisipasi kasar

- SD/MI % 113,05 107,55 110,07 102,34

- SMP/MTs % 94 85 72,56 85,36

- SMA/MA/SMK % 76,34 64,43 59,97 93,08

2 Angka Partisipasi Murni - SD/MI % 96,04 94,96 94,14 99,14

- SMP/MTs % 77,05 78,5 50,74 64,64

- SMA/MA/SMK % 42,63 46,8 37,23 79,55

3 Rasio ketersediaan

sekolah/ penduduk usia

sekolah

- SD/MI Rasio 1:173 1:308 1:181 170,17

- SMP/MTs Rasio 1:322 1:308 1:261 118,01

- SMA/MA/SMK Rasio 1:481 1:327 1:434 75,35

4 Rasio guru/murid - SD/MI Rasio 1:18 1 : 19 1:18 106

- SMP/MTs Rasio 1:23 1 : 18 1:17 106

- SMA/MA Rasio 1:15 1 : 18 1:15 120

- SMK Rasio 1:18 1 : 18 1:15 120

5 Angka Putus Sekolah

(SD,SMP,SMA)

- SD % 0,31 0,38 0,43 86,84

- SMP % 1,06 0,9 1,68 13,33

- SMA % 0,14 1,75 2,55 54,29

6 Rata-rata Nilai UN

(SD,SMP,SMA)

- SD (sederajat) 7,43 - - -

- SMP (sederajat) 6,39 6,34 5,46 86,12

- SMA (sederajat) - IPA 5,41 7,49 4,43 59,15

- IPS 5 7,38 4,49 60,84

- SMK (sederajat) 6,15 6,33 5,82 91,94

7 Angka Melanjutkan - SD ke SMP % 139,9 93,55 75,75 80,97

- SMP ke SMA % 155,68 113 100,69 89,11

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 49

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

8 Guru yang memenuhi

kualifikasi S1/D-IV

- SD % 58,76 58,95 62,48 113,63

- SMP % 82,82 73,96 84,04 112,99

- SMA % 83,17 83,25 86,10 103,42

9 Persentase sekolah yang

terakreditasi

* SD - Akreditasi A % 6,34 12,88 14,39 113,28

- Akreditasi B % 51,59 87,12 53,03 60,87

- Akreditasi C % 34,92 0 28,03 -

- Belum terakreditasi % 7,15 0 4,55 -

* SMP/MTs - Akreditasi A % 46,15 20,51 54,84 267,38

- Akreditasi B % 38,46 51,28 25,81 149,67

- Akreditasi C % 15,38 17,95 12,90 128,13

- Belum terakreditasi % 0 10,26 6,45 137,13

* SMA/MA/SMK - Akreditasi A % 40 45 47,37 105,27

- Akreditasi B % 60 45 36,84 81,87

- Akreditasi C % 0 0 0,00 100,00

- Belum terakreditasi % 0 10 15,79 42,10

10 Guru yang bersertifikasi - SD sederajat % 33,65 44,96 36,55 81,29

- SMP sederajat % 28,72 46,48 29,11 62,63

- SMA sederajat % 20 47,86 20,59 43,02

11 Tingkat penguasaan

Bahasa Inggris oleh siswa

lulusan sekolah

menengah (TOEFL 350)

%

13,64 7,51 4,33 57,66

12 Peringkat nilai Ujian

Nasional tingkat Provinsi

Babel

- SD sederajat Peringkat 6 - - -

- SMP sederajat Peringkat 4 2 4 0

- SMA /MA

IPA Peringkat 7 4 7 25

IPS Peringkat 7 4 7 25

- SMK Peringkat 6 3 6 0

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 50

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

13 Pertumbuhan

perpustakaan desa % - 43,75 45,31 103,57

14 Rasio koleksi buku yang

tersedia di perpustakaan

daerah

Rasio

jumlah judul

buku per

jumlah

buku

0,47 0,45 0,465 103,33

15 Rasio pengunjung

perpustakaan

Rasio

jumlah

pengunjung

per jumlah

populasi

yang harus

dilayani

0,019 0,11 0,125 113,64

16 Rasio Lapangan olahraga per 1.000

penduduk 0,82 0,74 0,82 110,81

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran “ Meningkatnya kualitas dan aksesibilitas

pelayanan pendidikan, pemuda dan olahraga” dengan 16 (enam belas) indikator

kinerja sasaran, memperlihatkan rata-rata tingkat capaian kinerja sasaran sebesar

85,71% dengan predikat Sangat Baik.

Pencapaian indikator kinerja sasaran tersebut, dengan uraian sebagai berikut :

1. Angka Partisipasi Kasar (APK)

Angka Partisipasi Kasar (APK) adalah proporsi anak sekolah pada suatu

jenjang tententu dalam kelompok usia yang sesuai dengan jenjang pendidikan

tersebut terhadap penduduk pada kelompok usia tertentu. Nilai APK untuk

menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum pada suatu tingkatan

pendidikan.

Capaian Angka Partisipasi Kasar Tahun 2014 pada tingkatan SD/MI dari

target 107,55% terealisasi 110,07% dengan tingkat pencapaian 102,34%

(sangat baik). APK diatas 100% tersebut menunjukan bahwa ada sejumlah

siswa SD yang memiliki usia kurang dari 7 tahun (masuk SD lebih awal) atau

usia lebih dari 12 tahun. Capaian APK SMP/MTs dari target 85% terealisasi

hanya 72,56% dengan tingkat capaian 85% (sangat baik), dan capaian APK

SMA/MA/SMK dari target 64,43% hanya terealisasi sebesar 59,97% . Nilai

APK dibawah 100% baik APK SMP/MTs maupun APK SMA/MA/SMK

menunjukkan bahwa masih ada penduduk usia 13-15 atau 16-18 tahun di

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 51

Kabupaten Bangka Barat yang tidak sekolah. Secara umum, keseluruhan

capaian APK SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK cenderung menurun selama

4 tahun terakhir seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.14

Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK)

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

2. Angka Partisipasi Murni (APM)

Angka Partisipsi Murni yaitu proporsi anak sekolah pada satu kelompok usia

tertentu yang bersekolah pada jenjang yang sesuai dengan kelompok usianya

terhadap seluruh anak pada kelompok usia tersebut. Manfaat APM adalah

untuk mengukur seberapa besar anak yang bersekolah tepat pada waktunya.

Sama halnya dengan APK, secara umum capaian APM untuk seluruh tingkatan

SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA/SMK dinilai kurang memuaskan, karena

seluruhnya tidak mencapai target kinerja di Tahun 2014. Capaian APM SD/MI

Tahun 2014 sebesar 94,14 % dari yang ditargetkan sebesar 94,96% dengan

tingkat capaian kinerja sebesar 99,14% (sangat baik), realisasi APM SMP/MTs

sebesar 50,74% dari yang ditargetkan sebesar 78,5% dengan tingkat capaian

kinerja sebesar 64,64% (cukup baik) dan APM SMA/MA/SMK terealisasi

sebesar 37,23 dari yang ditargetkan sebesar 46,8% dengan tingkat capaian

kinerja sebesar 79,55% (baik). Hal di atas menunjukkan bahwa persentase

siswa yang masuk sekolah tepat waktu untuk tingkat SD/MI sekitar 94,14%,

SMP/MTs sekitar 50,74% dan SMA/MA/SMK sekitar 37,23%. Sisanya yang

dikategorikan kedalam kriteria tidak tepat waktu bisa saja karena terlambat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 52

atau terlalu cepat masuk sekolah, karena pernah tidak naik kelas, atau karena

siswa-siswa yang mengikuti program paket A,B atau C. Selain itu, angka

tersebut bisa juga menunjukkan masih ada anak dengan usia sekolah yang

tidak bersekolah. Untuk perkembangannya dari Tahun 2011 s.d. Tahun 2014

cenderung mengalami penurunan, kecuali untuk SMP/MTs sempat naik pada

Tahun 2012 dan 2013 seperti terlihat pada Gambar di bawah ini.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.15

Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM)

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

3. Rasio ketersediaan sekolah/ penduduk usia sekolah

Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan tertentu

per jumlah penduduk usia pendidikan tertentu/jenjang sekolah tersebut. Rasio

ini mengindikasikan kemampuan untuk menampung semua penduduk usia

pendidikan masing-masing tingkatan. Ada 3 (tiga) tingkatan yang dihitung,

yaitu rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI, rasio

ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTs dan rasio

ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK.

Pada Tahun 2014 untuk rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia

sekolah SD/MI dari target 1 : 380 terealisasi sebesar 1 : 181 sehingga tingkat

capaian kinerja sebesar 170,17% (sangat baik). Rasio ketersediaan sekolah

per penduduk usia sekolah SMP/MTs dari target 1 : 308 terealisasi 1 : 261

dengan tingkat capaian kinerja 118,01% (sangat baik). Rasio ketersediaan

sekolah per penduduk usia sekolah SMA/MA/SMK dari target 1 : 327

terealisasi 1 : 434 dengan tingkat capaian kinerja sebesar 75,35% (baik).

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 53

Dengan demikian, hanya rasio ketersediaan sekolah untuk usia sekolah

SMA/MA/SMK saja yang tidak memenuhi target.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.16

Perkembangan Ketersediaan Sekolah per Penduduk Usia Sekolah

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

Dari Gambar di atas terlihat bahwa untuk rasio ketersediaan sekolah

dibandingkan penduduk usia sekolah jenjang SD/MI dan SMP/MTs cenderung

mengalami penurunan selama 4 (empat) tahun terakhir. Sedangkan untuk

rasio ketersediaan sekolah dibandingkan penduduk usia sekolah jenjang SMA/

MA/SMK cenderung mengalami kenaikan selama 4 (empat) tahun terakhir.

4. Rasio guru / murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan tertentu per jumlah

murid pendidikan jenjang tertentu tersebut. Rasio ini mengindikasikan

ketersediaan tenaga pengajar. Di samping itu juga untuk mengukur jumlah

ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran.

Secara rata-rata rasio guru/murid pada tahun 2014 di semua jenjang

pendidikan melebihi target, dan untuk tingkat SD/MI sudah melebihi SPM

yang mensyaratkan untuk di setiap SD/MI tersedia 1 (satu) orang guru untuk

setiap 32 peserta. Jika dilihat dari rasio ini menunjukkan bahwa Bangka Barat

memiliki jumlah guru yang cukup memadai, namun jika dilihat dari penyebaran

dan penempatan guru belum dapat dikatakan merata karena rasio guru /

murid untuk masing-masing jenjang pendidikan di kecamatan yang ada di

wilayah Kabupaten Bangka Barat masih bervariasi seperti ditunjukkan pada

Tabel di bawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 54

Tabel 3.22

Sebaran Rasio Guru/Murid di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. KECAMATAN SD

Rasio SMP

Rasio SMA

Rasio SMK

Rasio Guru Murid Guru Murid Guru Murid Guru Murid

1 Muntok 311 5.887 1:20 119 2.096 1:18 40 473 1:12 83 1.174 1:14

2 Simpangteritip 217 4.034 1:19 56 937 1:17 33 454 1:14 0 - -

3 Jebus 150 2.554 1:17 55 1.060 1:19 24 548 1:23 0 - -

4 Parittiga 210 4.663 1:22 71 1.103 1:16 23 286 1:12 47 623 1:13

5 Kelapa 250 3.748 1:15 71 1.219 1:17 32 747 1:23 35 623 1:18

6 Tempilang 208 3.254 1:16 54 731 1:14 47 548 1:12 10 193 1:19

Jumlah 1.346 24.140 1 : 18 426 7.146 1 : 17 199 3.056 1 : 15 175 2.613 1 : 15

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Demikian pula dengan perkembangan capaian untuk indikator rasio guru /

murid cukup bervariasi untuk masing-masing tingkatan, untuk SD/MI jika

dibandingkan dengan Tahun 2011 relatif meningkat, namun jika dibandingkan

dengan Tahun 2012 cenderung menurun. Untuk tingkat SMP/MTs, SMA/MA

dan SMK rasio guru / murid cenderung menurun selama 4 (empat) tahun

terakhir, walaupun dibandingkan dengan Tahun 2013 untuk semua tingkatan

pendidikan cenderung mengalami peningkatan.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.17

Perkembangan Rasio Guru/Murid di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2011-2014

5. Angka Putus Sekolah yaitu proporsi anak menurut kelompok usia sekolah yang

sudah tidak bersekolah lagi atau yang tidak menamatkan suatu jenjang

pendidikan tertentu.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 55

Indikator angka putus sekolah pada semua jenjang pendidikan pada tahun

2014 kinerjanya kurang memuaskan. Untuk tingkat SD/MI angka putus

sekolah dari target 0,38% yang terealisasi 0,43% dengan tingkat capaian

kinerja sebesar 86,84% (sangat baik), tingkat SMP/MTs dari target 0,9%

terealisasi 1,68% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 13,33% (kurang

baik) dan tingkat SMA/MA/SMK dari target 1,75% terealisasi 2,55% sehingga

tingkat capaian kinerja sebesar 54,29% (kurang baik), capaian kinerja tersebut

mengalami penurunan yang cukup signifikan jika dibandingkan dengan tahun

2013.

Perkembangan angka putus sekolah di semua jenjang pendidikan selama 4

(empat) tahun terakhir di Tahun 2014 seperti ditunjukkan pada Gambar di

bawah ini. Pemerintah daerah dalam hal ini SKPD terkait perlu mencari

penyebab tinggi nya angka putus sekolah di tahun ini, padahal Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat sendiri sudah menggratiskan pendidikan sampai

dengan jenjang SMA, namun jika dilihat kenyataan yang terjadi yaitu tingginya

angka putus sekolah, ternyata ada hal lain yang lebih mempengaruhi tingginya

angka putus sekolah di Kabupaten Bangka Barat dari pada biaya. Hal ini harus

menjadi perhatian yang serius bagi Pemerintah Daerah Kab. Bangka Barat,

harus ada kiat-kiat khusus untuk menarik kembali anak-anak putus sekolah

tersebut untuk dapat melanjutkan lagi sekolahnya baik melalui jalur formal

maupun informal.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.18

Perkembangan Angka Putus Sekolah di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2011-2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 56

6. Rata-rata nilai ujian nasional (UN) pada tahun 2014 dari semua jenjang

pendidikan hanya tingkatan SD sederajat yang memenuhi target kinerja, yaitu

dari target nilai UN sebesar 7 terealisasi 7,11 dengan tingkat capaian kinerja

101,57% (sangat baik). Sedangkan untuk tingkat SMP sederajat dari target

6,34 terealisasi 5,46 dengan tingkat capaian kinerja 86,125 (sangat baik) dan

untuk tingkat SMA IPA dari target 7,49 terealisasi 4,43 dengan tingkat capaian

kinerja sebesar 59,15% (cukup baik), SMA IPS dari target 7,38 terealisasi 4,49

dengan tingkat capaian kinerja sebesar 60,84% (cukup baik). Adapun untuk

SMK dari target 6,33 terealisasi 5,82 dengan tingkat caaian kinerja sebesar

91,94% (sangat baik).

Jika dibandingkan selama 4 (empat) tahun terakhir perkembangan nilai ujian

nasional cenderung menurun kecuali untuk tingkat SD seperti ditunjukkan

pada Gambar di bawah ini.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.19

Perkembangan Nilai Ujian Nasional

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

7. Angka melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, yaitu dari tingkat

SD ke SMP dan dari jenjang SMP ke SMA.

Pada Tahun 2014 Angka melanjutkan dari SD ke SMP dari yang ditargetkan

93,55% yang terealisasi hanya sebesar 75,75% dengan tingkat capaian kinerja

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 57

80,97% (baik). Angka melanjutkan dari SMP ke SMA dari yang ditargetkan

113% terealisasi sebesar 100,69% dengan tingkat capaian kinerja 89,11%

(sangat baik). Angka melanjutkan ini menurun jika dibandingkan dengan

Tahun 2013 baik dari SD ke SMP maupun dari SMP ke SMA seperti

ditunjukkan pada gambar di bawah ini.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.20

Perkembangan Angka Melanjutkan Pendidikan

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

8. Indikator guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV, merupakan salah satu

indikator untuk melihat kualitas tenaga pendidik. Penilaian dilakukan terhadap

3 (tiga) jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA sederajat. Pada Tahun 2014 dari

ke 3 (tiga) jenjang pendidikan tersebut indikator guru yang memenuhi

kualifikasi S-1/D-IV semuanya mencapai target. Pada jenjang pendidikan SD,

indikator guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV dari yang ditargetkan

sebesar 58,95% terealisasi 62,48% dengan tingkat capain kinerja 113,63%

(sangat baik). Persentase guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV bersumber

dari jumlah guru sekolah negeri dan swasta, tidak termasuk guru di bawah

urusan Kementerian Agama. Data lengkap jumlah guru SD dengan kualifikasi

pendidikan di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

disajikan pada Tabel.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 58

Tabel 3.23

Jumlah guru SD berdasarkan kualifikasi pendidikan berdasarkan kecamatan di

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO. KECAMATAN SD/SLB

SD SMP SMA SMK D1 D2 D3 D4 S1 S2

1 Mentok 0 0 57 13 3 37 4 0 197 0

2 Jebus 0 2 30 1 1 32 0 0 84 0

3 Parit Tiga 0 2 45 9 2 32 4 0 116 0

4 Kelapa 0 0 36 5 0 43 2 0 164 0

5 Simpang Teritip 1 0 37 4 0 31 1 0 143 0

6 Tempilang 0 0 18 5 0 48 0 0 137 0

TOTAL (1.346) 1 4 223 37 6 223 11 0 841 0

Persentase (%) 0,07 0,30 16,57 2,75 0,45 16,57 0,82 0,00 62,48 0,00 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Pada jenjang pendidikan SMP guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV dari

yang ditargetkan sebesar 73,96% terealisasi 84,04% dengan tingkat capain

kinerja 112,99% (sangat baik). Data lengkap jumlah guru SMP dengan

kualifikasi pendidikan di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014 disajikan pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.24

Jumlah guru SMP berdasarkan kualifikasi pendidikan berdasarkan kecamatan

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO. KECAMATAN SMP

SD SMP SMA SMK D1 D2 D3 D4 S1 S2

1 Mentok 0 0 3 1 4 0 13 0 97 1

2 Jebus 0 0 0 0 1 1 1 0 51 1

3 Parit Tiga 0 0 4 0 3 1 4 0 59 0

4 Kelapa 0 0 4 0 1 2 5 0 59 0

5 Simpang Teritip 0 0 5 0 0 3 4 0 44 0

6 Tempilang 0 0 5 0 0 0 3 0 46 0

TOTAL (426) 0 0 21 1 9 7 30 0 356 2

Persentase (%) 0,00 0,00 4,93 0,23 2,11 1,64 7,04 0,00 83,57 0,47

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Pada jenjang pendidikan SMA guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV dari

yang ditargetkan sebesar 83,25% terealisasi 86,10% dengan tingkat capain

kinerja 103,47 (sangat baik). Data lengkap jumlah guru SMA dengan

kualifikasi pendidikan di 6 (enam) kecamatan di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014 disajikan pada tabel di bawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 59

Tabel 3.25

Jumlah guru SMA berdasarkan kualifikasi pendidikan berdasarkan kecamatan

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO. KECAMATAN SMA/SMK

SD SMP SMA SMK D1 D2 D3 D4 S1 S2

1 Mentok 0 0 8 7 4 3 6 0 93 2

2 Jebus 0 0 0 0 0 0 1 0 23 0

3 Parit Tiga 0 0 1 0 1 0 6 0 62 0

4 Kelapa 0 0 1 0 0 0 1 0 64 1

5 Simpang Teritip 0 0 3 1 0 1 2 1 25 0

6 Tempilang 0 0 3 1 1 1 0 0 51 0

TOTAL (374) 0 0 16 9 6 5 16 1 318 3

Persentase (%) 0% 0% 4% 2% 2% 1% 4% 0% 85% 1%

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Jika dibandingkan dengan 3 (tiga) tahun sebelumnya, indikator guru yang

memiliki kualifikasi S-1/D-IV terus meningkat, kecuali Tahun 2012 yang

disebabkan karena adanya sejumlah guru yang pensiun pada tahun 2012.

Peningkatan persentase guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV di Tahun

2014 dikarenakan usaha mandiri para guru untuk meningkatkan jenjang

pendidikan mereka serta adanya bantuan pemerintah untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi melalui kegiatan APBD I dan APBN.

Perkembangan jumlah guru yang memenuhi kualifikasi S-1/D-IV di Kabupaten

Bangka Barat Tahun 2011-2014 disajikan pada gambar di bawah ini.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.21

Jumlah Guru yang Memenuhi Kualifikasi S-1/D-IV Tahun 2011-2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 60

9. Persentase Sekolah yang Terakreditasi, yaitu perbandingan antara sekolah

yang sudah terakreditasi terhadap jumlah seluruh sekolah untuk masing-

masing jenjang pendidikan. Akreditasi dilakukan oleh pemerintah dan/atau

lembanga mandiri untuk menentukan kelayakan program dan/atau satuan

pendidikan pada jalur pendidikan formal dan non-formal pada setiap jenjang

dan jenis pendidikan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan, sebagai

bentuk akuntabilitas publik yang dilakukan dilakukan secara obyektif, adil,

transparan, dan komprehensif dengan menggunakan instrumen dan kriteria

yang mengacu kepada Standar Nasional.

Pada Tahun 2014 untuk jenjang pendidikan SD dari akreditasi A,B,C dan yang

belum terakreditasi masing-masing terealisasi 14,39%; 53,03%; 28,03% dan

4,55%. Dari kriteria tersebut, yang mencapai target hanya untuk Akreditasi A

dengan pencapaian kinerja 113,28% dan selebihnya tidak memenuhi target.

Jika dibandingkan dengan realisasi 3 (tiga) tahun sebelumnya dengan

memperhatikan trendline indikator akreditasi untuk jenjang pendidikan SD,

dapat disimpulkan bahwa selama 4 (empat) tahun terakhir, SD dengan

akreditasi A cenderung terus meningkat, SD dengan akreditasi B dan C

cenderung menurun serta SD belum terakreditasi cenderung meningkat

walaupun garis penurunannya tidak terlalu tajam.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.22

Persentase Sekolah Terakreditasi Jenjang SD Tahun 2011-2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 61

Untuk jenjang pendidikan SMP sederajad dari akreditasi A,B,C dan yang belum

terakreditasi masing-masing terealisasi 54,84%; 25,81%; 12,90% dan 6,45%.

Semua indikator tersebut mencapai target bahkan tingkat pencapaian kinerja

semuanya di atas 100%.

Jika dibandingkan dengan realisasi 3 (tiga) tahun sebelumnya dengan

memperhatikan trendline pada gambar di bawah untuk indikator akreditasi

jenjang pendidikan SMP, dapat disimpulkan bahwa selama 4 (empat) tahun

terakhir, SMP dengan akreditasi A dan C cenderung terus meningkat,

sementara akreditasi B dan belum terakreditasi cenderung menurun. Sekolah

yang belum terakreditasi di tahun 2014 sebabkan adanya sekolah baru yaitu

SMP N 6 Muntok Satu Atap dan SMP N 4 Kelapa.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.23

Persentase Sekolah Terakreditasi Jenjang SMP Tahun 2011-2014

Untuk jenjang pendidikan SMA sederajad dari akreditasi A,B,C dan target yang

belum terakreditasi masing-masing terealisasi 47,37%; 36,84%; 0% dan

15,79% dengan 2 (dua) indikator yang mencapai target yaitu akreditasi A dan

C masing-masing dengan tingkat capaian kinerja masing-masing sebesar

105,27% dan 100%. Akreditasi yang tidak mencapai target disebabkan antara

lain keterbatasan dari tim penilai yang hanya membatasi kuota untuk masing-

masing kabupaten/kota, sehingga tidak seluruh sekolah dapat diajukan untuk

dilakukan penilaian akreditasi, demikian juga untuk sekolah-sekolah baru

belum bisa diusulkan untuk diajukan terkait dengan persyaratan standar

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 62

kompetensi kelulusan. Penilaian akreditasi meliputi 8 standar nasional

pendidikan yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,

standar tenaga pendidik, standar sarana prasarana, standar pengolahan, dan

standar pembiayaan, serta standar penilaian pendidikan, sehingga untuk

sekolah yang baru didirikan tidak akan memenuhi syarat untuk standar

kompetensi lulusan.

Jika dibandingkan dengan realisasi 3 (tiga) tahun sebelumnya dengan

memperhatikan trendline pada gambar di bawah ini untuk indikator akreditasi

jenjang pendidikan SMA, dapat disimpulkan bahwa selama 4 (empat) tahun

terakhir, SMA dengan akreditasi A cenderung terus meningkat, SMA dengan

akreditasi B cenderung menurun, SMA dengan akreditasi C tetap dan SMA

yang belum terakreditasi cenderung meningkat. Peningkatan persentase

sekolah yang belum terakreditasi di tahun 2014 dikarenakan munculnya

sekolah baru yaitu SMA 1 Parittiga, SMK 1 Tempilang, SMK Muhammadiyah

Muntok.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.24

Persentase Sekolah Terakreditasi Jenjang SMA Tahun 2011-2014

10. Guru yang bersertifikasi, merupakan salah satu indikator yang digunakan

untuk menilai kompetensi guru. Pada Tahun 2014 dari ke 3 (tiga) jenjang

pendidikan (SD, SMP dan SMA) seluruhnya tidak mencapai target. Untuk

jenjang SD dari target 44,96% dapat terealisasi 36,55% dengan tingkat

capaian sebesar 81,29% (sangat baik). Jenjang pendidikan SMP dari target

46,48 hanya dapat terealisasi 29,11% dengan tingkat capaian 62,63% (cukup

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 63

baik) dan jenjang pendidikan SMA dari target 47,86 hanya dapat terealisasi

20,59% dengan tingkat capaian sebesar 43,02% (kurang baik). Data

persentase guru yang bersertifikasi di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

disajikan pada Gambar di bawah ini (tidak termasuk guru dibawah naungan

Kementerian Agama).

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.25

Persentase Sertifikasi Guru Tahun 2014

Walaupun tidak berhasil mencapai target Tahun 2014, akan tetapi realisasi

tahun ini meningkat jika dibandingkan dengan Tahun 2013, yaitu untuk

jenjang pendidikan SD meningkat 6,45%, SMP meningkat 0,84% dan SMA

meningkat sebesar 1,23%. Perkembangan persentase guru yang bersertifikasi

dapat dilihat pada Gambar di bawah ini.

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar. 3.26

Perkembangan Persentase Guru yang Bersertifikasi

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 64

Peningkatan jumlah guru yang bersertifikasi tidak lepas dari upaya Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat dalam melaksanakan program sertifikasi guru yang

ditujukan untuk meningkatkan kompetensi guru yang ada di Kabupaten

Bangka Barat.

11. Tingkat penguasaan Bahasa Inggris oleh siswa lulusan sekolah menengah

(TOEFL 350) yaitu dengan menghitung persentase siswa yang yang memenuhi

nilai TOEFL 350.

Pada Tahun 2014 indikator ini tidak mencapai target yaitu dari target 7,51

yang terealisasi 4,33% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 57,66% (cukup

baik). Capaian ini jauh menurun jika dibandingkan dengan capaian pada tahun

2013 indikator tingkat penguasaan Bahasa Inggris oleh siswa lulusan sekolah

menengah dengan TOEFL diatas 350 dapat dicapai sebesar 13,64%.

Rendahnya capaian di tahun 2014 dikarenakan jumlah siswa yang mengikuti

tes TOEFL hanya sejumlah 115 orang siswa dan yang lulus dengan nilai 350

sebanyak 71 orang siswa.

12. Peringkat nilai rata-rata ujian nasional Kabupaten Bangka Barat di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung yaitu membandingkan nilai rata-rata ujian nasional

siswa-siswa lulusan Kabupaten Bangka Barat untuk setiap jenjang pendidikan

(kecuali SD) dengan nilai rata-rata siswa kabupaten/kota di Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung.

Pada Tahun 2014 indikator ini tidak mencapai target dari semua jenjang

pendidikan. SMP sederajad dari target peringkat 2 yang terealisasi adalah

peringkat 4, SMA sederajad (IPA) dari target peringkat 4 yang terealisasi

sebagai peringkat 7, SMA sederajad (IPS) dari target peringkat 4 yang

terealisasi sebagai peringkat 7 dan SMK dari target peringkat 3 yang

terealisasi sebagai peringkat 6.

Jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya maka capaian peringkat

nilai rata-rata ujian nasional Kabupaten Bangka Barat di Provinsi Kepulauan

Bangka Belitung terus mengalami penurunan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 65

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Gambar 3.27

Peringkat Nilai Rata-rata Ujian Nasional Kabupaten Bangka Barat

di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2011-2014

13. Indikator pertumbuhan perpustakaan desa dengan menghitung jumlah desa

yang memiliki perpustakaan desa dibagi dengan jumlah desa / kelurahan yang

ada di Kabupaten Bangka Barat.

Dari target yang ditetapkan di tahun 2014 sebesar 43,75% dapat terealisasi

sebesar 45,32% dengan tingkat capaian kinerja sebesar 103,57%. Capaian ini

meningkat 3,57% dari Tahun 2013 dimana pada Tahun 2013 dari 64 desa /

kelurahan yang telah memiliki perpustakaan desa sejumlah 23 desa (38,33%)

dan pada Tahun 2014 meningkat menjadi 29 perpustakaan yang tersebar di 6

kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bangka Barat seperti ditunjukkan pada

gambar di bawah ini.

Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Gambar 3.28

Jumlah Perpustakaan Desa di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 66

14. Pada Tahun 2014 dari target 5.550 judul buku / 12.300 eksemplar (0,45)

dapat terealisasi 6.388 judul buku per 13.734 jumlah eksemplar buku (0,47)

dengan tingkat capaian sebesar 103,57% (sangat baik). Capaian ini meningkat

3,57% dari Tahun 2013 yaitu dari target 0,36 terealisasi 0,47 dengan target

koleksi buku sebanyak 3.500 judul buku / 9.700 eksemplar buku pada tahun

2013, dapat terealisasi sebesar 5.314 judul buku / 11.299 eksemplar buku.

Pencapaian realisasi koleksi buku tinggi dikarenakan ada penambahan koleksi

buku dari bantuan APBN dan perpustakaan nasional.

15. Indikator rasio pengunjung perpustakaan dihitung dengan membagi jumlah

kunjungan ke perpustakaan dibagi jumlah penduduk di Kabupaten Bangka

Barat tahun bersangkutan.

Pada Tahun 2014 indikator ini memenuhi target yaitu dari target 0,11 dapat

terealisasi sebesar 0,13 dengan tingkat capaian kinerja sebesar 113,96%

didapat dari jumlah kunjungan 26.101 per 208.219 orang jumlah penduduk

Kabupaten Bangka Barat (data jumlah penduduk diperoleh dari Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil). Capaian ini meningkat dari Tahun 2013

sebesar 13,96% yaitu dari target 0,018 dapat terealisasi sebesar 0,019 atau

106,6% yang didapat dari 3.600 kunjungan / 3.836 jumlah penduduk.

Sumber : Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah

Gambar 3.29

Jumlah Pengunjung Perpustakaan Daerah Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2011 – 2014

16. Rasio Lapangan olahraga didapat denga menghitung jumlah lapangan

olahraga per 1.000 jumlah penduduk. Rasio lapangan olahraga tahun 2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 67

mencapai nilai 0,82 dengan target yang ditetapkan yaitu 0,74, sehingga

tingkat capaian 110,81%. Capaian ini sama dengan tahun 2013 yaitu

sebanyak 169 lapangan olahraga per 1.000 penduduk. Jumlah sarana

olahraga Tahun 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 3.26

Jumlah Sarana Olahraga di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

NO KECAMATAN

JUMLAH SARANA OLAHRAGA

ATLETIK SEPAK

BOLA

BOLA

VOLLY

VOLLY

PANTAI

BULU

TANGKIS BASKET RENANG

TENIS

LAP.

PANJAT

TEBING FUTSAL

1 MUNTOK 1 13 12 2 4 7 1 3 2 6

2 SIMPANG

TERITIP 0 9 5 0 4 2 0 0 0 1

3 JEBUS 0 8 7 0 5 3 0 0 0 0

4 KELAPA 0 15 7 0 3 0 1 0 0 4

5 TEMPILANG 0 9 2 0 3 0 0 0 0 1

6 PARITTIGA 0 12 7 0 5 5 0 1 0 1

TOTAL 1 66 40 2 24 17 2 4 2 13

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.27

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas dan

Aksesibilitas Pelayanan Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Tahun 2014

dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1 Angka partisipasi kasar

- SD/MI % 110,07 105,4 104,43

- SMP/MTs % 72,56 90 80,62

- SMA/MA/SMK % 59,97 65,43 91,66

2 Angka Partisipasi Murni

- SD/MI % 94,14 93 101,23

- SMP/MTs % 50,74 80,5 63,03

- SMA/MA/SMK % 37,23 50 74,46

3 Rasio ketersediaan sekolah/

penduduk usia sekolah

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 68

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

- SD/MI Rasio 1:181 1 : 342 188,95

- SMP/MTs Rasio 1:261 1 : 342 131,03

- SMA/MA/SMK Rasio 1:434 1 : 308 70,97

4 Rasio guru/murid

- SD/MI Rasio 1:18 1 : 20 111,11

- SMP/MTs Rasio 1:17 1 : 20 117,65

- SMA/MA Rasio 1:15 1 : 20 133,33

- SMK Rasio 1:15 1 : 20 133,33

5 Angka Putus Sekolah

(SD,SMP,SMA)

- SD % 0,43 0,4 92,50

- SMP % 1,68 1,22 62,30

- SMA % 2,55 1,7 50,00

6 Rata-rata Nilai UN

(SD,SMP,SMA)

- SD (sederajat) 7,11 7 101,57

- SMP (sederajat) 5,46 6,5 84,00

- SMA (sederajat)

- IPA 4,43 7,85 56,43

- IPS 4,49 7,5 59,87

- SMK (sederajat) 5,82 6,5 89,54

7 Angka Melanjutkan

- SD ke SMP % 75,75 91 83,24

- SMP ke SMA % 100,69 85 118,46

8 Guru yang memenuhi kualifikasi

S1/D-IV

- SD % 62,48 72,89 85,72

- SMP % 84,04 81 103,75

- SMA % 86,10 85,08 101,20

9 Persentase sekolah yang

terakreditasi

* SD

- Akreditasi A % 14,39 15,91 90,45

- Akreditasi B % 53,03 82,58 64,22

- Akreditasi C % 28,03 1,52 0,00

- Belum terakreditasi % 4,55 0 0,00

* SMP/MTs

- Akreditasi A % 54,84 40,54 135,27

- Akreditasi B % 25,81 56,76 45,47

- Akreditasi C % 12,90 2,7 -277,78

- Belum terakreditasi % 6,45 0 0,00

* SMA/MA/SMK

- Akreditasi A % 47,37 50 94,74

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 69

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

- Akreditasi B % 36,84 45 81,87

- Akreditasi C % 0,00 0 100,00

- Belum terakreditasi % 15,79 5 -115,80

10 Guru yang bersertifikasi

- SD sederajat % 36,55 26,9 135,87

- SMP sederajat % 29,11 31 93,90

- SMA sederajat % 20,59 19,11 107,74

11 Tingkat penguasaan Bahasa

Inggris oleh siswa lulusan

sekolah menengah (TOEFL 350)

% 4,33 8,99

48,16

12 Peringkat nilai Ujian Nasional

tingkat Provinsi Babel

- SD sederajat Peringkat - 2 -

- SMP sederajat Peringkat 4 2 0,00

- SMA /MA

IPA Peringkat 7 2 -150,00

IPS Peringkat 7 2 -150,00

- SMK Peringkat 6 2 -100,00

13 Pertumbuhan perpustakaan

desa Persentase 45,31

50 90,62

14 Rasio koleksi buku yang tersedia

di perpustakaan daerah

Rasio jumlah

judul buku per

jumlah buku

0,465 0,44 105,68

15 Rasio pengunjung perpustakaan Rasio jumlah

pengunjung per

jumlah populasi

yang harus

dilayani

0,125 0,13 96,15

16 Rasio Lapangan olahraga per 1.000

penduduk 0,82 0,75 109,33

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa realisasi sampai dengan tahun

2014 dibandingkan dengan rencana akhir RPJMD pada tahun 2015 menunjukan

pencapaian yang bervariasi dan cukup baik. Namun masih terdapat 2 (dua)

indikator kinerja yang masih memerlukan kerja keras untuk memenuhi target

karena pencapaian masih di bawah 50% sementara waktu untuk mencapai target

RPJMD tersebut tinggal 1 (satu) tahun. Indikator dengan predikat kurang baik

tersebut yaitu Tingkat penguasaan Bahasa Inggris oleh siswa lulusan sekolah menengah

(TOEFL 350) dan Peringkat Nilai Ujian Nasional Tingkat Provinsi Bangka Belitung.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 70

Sasaran strategis 3 adalah “Meningkatnya produktivitas pertambangan”.

Untuk mencapai sasaran tersebut di dukung oleh indikator-indikator kinerja

sasaran yaitu :

Tabel 3.28

Capaian Indikator Kinerja

Sasaran Meningkatnya Produktivitas Pertambangan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN TAHUN

2013

TARGET

2014 REALISASI %

1.

Jumlah/ luas lahan tambang

umum legal

- Darat

- Laut

Ha

Ha

Ha

127.585

70.454

57.131

129.116

71.985

57.131

127.669

70.544

57.125

98,9

97,9

99,9

2. Produksi bijih timah Ton 8.031,94 10.000,00 7.737,52 77

3. Produksi logam timah Ton 7.490,20 10.000,00 5.600,31 56

4. Pertambangan non timah yang

dikelola

Jenis 5 6 6 100

Dari indikator kinerja sasaran di atas dicapai rata-rata sebesar 82,98% atau baik.

Untuk Jumlah/luas lahan tambang umum legal yang terdata di tahun 2014 adalah

seluas 127.699 Ha. Luasan tersebut masih belum mencapai target yang

ditetapkan dalam perjanjian kinerja, dengan selisih pencapaian yaitu 1.447 Ha.

Luasan tambang umum legal dengan luas 127.699 Ha dibagi menjadi wilayah

darat seluas 70.544 Ha atau 55,25%, serta wilayah laut seluas 57.125 Ha atau

44,75%.

Untuk produksi bijih timah di tahun 2014 ditargetkan sebesar 10.000 ton, akan

tetapi terealisasi hanya sebesar 8.031,94 ton, dan untuk produksi logam juga

tidak mencapai target yang ditetapkan sebesar 10.000 ton dan hanya terealisasi

7.490,20 ton. Data yang disampaikan berdasarkan laporan produksi dari

perusahaan pengelola biji timah, namun berdasarkan prediksi dari Dinas Energi,

Sumber Daya dan Mineral Kabupaten Bangka Barat, pencapaian tersebut

harusnya dapat melebihi target, karena kurangnya kesadaran dari para

pengusaha untuk menyampaikan laporan produksinya. Data produksi biji timah di

tahun 2014 didapat dari laporan 3 perusahaan yaitu PT. Timah, tbk, PT. Bahari

Utama, dan PT. Sentra Tin Indo. Untuk data produksi logam timah di tahun 2014

didapat dari 2 laporan perusahaan yaitu yaitu PT. Timah, tbk dan PT. Bahari

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 71

Utama. Dari data perusahaan yang melaporkan hasil produksi biji maupun logam

timah, nilai ini sangat kecil padahal perusahaan yang terdaftar memiliki izin usaha

pertambangan (IUP) timah di Kabupaten Bangka Barat sebanyak 27 perusahaan.

Jenis tambang non timah yang baru dikelola di tahun 2014 ini yaitu pengelolaan

logam tanah jarang di Desa Air Putih Kecamatan Muntok. Pencapaian tersebut

sesuai dengan target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja yaitu terdapat 1

pengelolaan pertambangan non timah baru.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.29

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktivitas Pertambangan

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1.

Jumlah/ luas lahan tambang

umum legal

- Darat

- Laut

Ha

Ha

Ha

127.669

70.544

57.125

129.116

71.985

57.131

98,9

97,9

99,9

2. Produksi bijih timah Ton 45.234,62 50.000 90,5

3. Produksi logam timah Ton 36.390,95 50.000 73,8

4. Pertambangan non timah yang

dikelola Jenis 6 6 100

Pencapaian kinerja sasaran meningkatnya produktivitas pertambangan

hingga tahun 2014, jika dibandingkan dengan target RPJMD Kabupaten Bangka

Barat hingga tahun 2015 berjalan dengan baik. Dari 4 indikator yang dimiliki dari

sasaran “meningkatnya produktivitas pertambangan” hanya 1 indikator yang

pencapaian sampai dengan 2014 jika dibandingkan dengan pencapaian lima

tahunan masih dibawah angka 90% yaitu indikator “produksi logam timah”.

Untuk capaian jenis bahan tambang non timah yang telah dikelola di

Kabupaten Bangka Barat sebanyak 6 jenis pengelolaan yaitu kaolin di Desa

Kelabat Kecamatan Parittiga, pasir kuarsa di Desa Bakit Kecamatan Parittiga,

zirkon di Desa Semulut Kecamatan Parittiga, batu granit di Desa Air Putih

Kecamatan Muntok, bauksit di Desa Teluk Limau Kecamatan Parittiga, serta

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 72

logam tanah jarang di Desa Air Putih Kecamatan Muntok. Dari 6 jenis pengelolaan

jenis pertambangan non timah, terdapat 2 jenis pengelolaan yang belum memiliki

izin secara resmi dari pemerintah daerah yaitu pengelolaan bauksit dan logam

tanah jarang.

Sasaran strategis 4 adalah ”Meningkatnya produktivitas perkebunan dan

pertanian rakyat”

Capaian indikator kinerja sasaran kedelapan adalah sebagai berikut.

Tabel 3.30

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktivitas

Perkebunan dan Pertanian Rakyat Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Produktivitas hasil perkebunan

unggulan per hektar

- Produktivitas sawit masyarakat

- Produktivitas karet masyarakat

- Produktivitas lada masyarakat

Ton/tahun/Ha

Ton/tahun/Ha

Ton/tahun/Ha

15,91

3,99

1,39

16

4,15

1,45

10,77

3,70

1,38

67,3

89,2

95,2

2. Produktivitas padi atau bahan

pangan utama lokal lainnya per

hektar (sawah)

Ton/Ha 2,15 2,67 2,30 86

3. Penerapan pola kemitraan

pembangunan kebun rakyat

dengan perusahaan perkebunan

besar/ swasta

Ha 54,18 100 54,18 54,18

Dari indikator Kinerja sasaran diatas dicapai rata-rata sebesar 74,69% atau

masuk dalam pencapaian kinerja kategori baik. Di tahun 2014 pencapaian

Indikator Produktivitas hasil perkebunan unggulan terdiri dari produktifitas sawit,

karet dan lada yang ditanam oleh masyarakat semuanya mengalami penurunan

jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dan jika dibandingkan dengan

target yang telah ditetapkan dalam perjanjian kinerja, pencapaian yang ada di

tahun 2014 ini sangat jauh dari perencanaan. Pencapaian produktifitas sawit

masyarakat di tahun 2014 hanya 10,77 Ton/tahun/Ha, pengalami penurunan

produktifitas sebesar 47,7% dari tahun 2013 dengan tingkat produktifitas

mencapai angka 15,91 Ton/tahun/Ha. Pencapaian produktifitas karet masyarakat

di tahun 2014 juga mengalami penurunan yaitu sekitar 3,70 Ton/tahun/Ha,

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 73

pengalami penurunan produktifitas sebesar 7,8% dari tahun 2013 dengan tingkat

produktifitas mencapai angka 3,99 Ton/tahun/Ha. Untuk tanaman perkebunan

unggul jenis lada, pencapaian produktifitas di tahun 2014 hampir sama dengan

pencapaian yang terjadi di tahun 2013 yaitu berada pada angka 1,38

Ton/tahun/Ha. Akan tetapi pencapaian tersebut masih sangat jauh jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan di tahun 2014 yaitu sebesar 1,45

Ton/tahun/Ha.

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Gambar 3.30

Pencapaian Produktivitas Perkebunan Unggul Masyarakat

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

Secara umum menurunnya pencapaian indikator produktivitas perkebunan

unggul di Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 dikarenakan panjangnya periode

musim kemarau serta banyaknya tanaman produktif rusak karena serangan

organisme pengganggu tanaman (OPT).

Realisasi Indikator produktivitas padi atau bahan pangan utama lokal

lainnya yang dihasilkan dari padi (sawah) sebesar 2,3 Ton/Ha. Jika dibandingkan

dengan pencapaian di tahun 2013 terjadi peningkatan sebesar 0,15 Ton/Ha.

Akan tetapi jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam perjanjian

kinerja sebesar 2,67 Ton/Ha maka capaian pada tahun 2014 masih dibawah

rencana.

Pada tahun 2014 terdapat luasan sawah yang gagal panen (puso) yang

tersebar di 6 kecamatan dengan luasan sebesar 116 Ha. Kendala terbesar yang

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 74

dihadapi dalam pencapaian target produktifitas padi adalah bibit yang cocok

untuk tiap karakteristik tanah yang ada.

Tabel 3.31

Realisasi Luas Puso Padi Sawah Tahun 2014 (Ha)

NO. KECAMATAN BULAN

TOTAL 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12

1 Muntok 18 - - - - - - - - - - - 18

2 Simpangteritip - - - - - - - - - 10 - - 10

3 Jebus - - - - - - - - - - - 20 20

4 Kelapa - - - - - - - - - - - 7 7

5 Tempilang 4 - - - - 3 54 - - - - - 61

6 Parittiga - - - - - - - - - - - - -

JUMLAH 22 - - - - 3 54 - - 10 - 27 116

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Untuk indikator Penerapan pola kemitraan pembangunan kebun rakyat

dengan perusahaan perkebunan besar/ swasta, pencapaian di tahun 2014

sebesar 54,18 Ha. Pencapaian tersebut masih dibilang tidak optimal jika

dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam perjanjian kinerja sebesar

100 Ha. Perusahaan yang berkerjasama dengan Kabupaten Bangka Barat terkait

program revitalisasi perkebunan kelapa sawit pada tahun 2014 hanya terdapat 1

perusahaan yaitu PT Gunung Sawit Bina Lestari (GSBL). Luas lahan revitalisasi

yang ditetapkan sebesar 54,18 Ha diberikan kepada 43 orang petani dengan

luasan per orang antara 0,34 Ha sampai dengan 3,14 Ha.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.32

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktivitas Perkebunan

dan Pertanian Rakyat Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Produktivitas hasil perkebunan

unggulan per hektar

- Produktivitas sawit masyarakat

- Produktivitas karet masyarakat

- Produktivitas lada masyarakat

Ton/tahun/Ha

Ton/tahun/Ha

Ton/tahun/Ha

10,77

3,70

1,38

17

4,2

1,5

63,4

88,1

92

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 75

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

2. Produktivitas padi atau bahan

pangan utama lokal lainnya per

hektar (sawah)

Ton/tahun/Ha 2,30 3,16 72,8

3. Penerapan pola kemitraan

pembangunan kebun rakyat dengan

perusahaan perkebunan besar/

swasta

Ha 108,36 486,18 22,3

Jika dilihat dari akumulasi realisasi sampai dengan tahun 2014 dibandingkan

dengan target akhir RPJMD, maka sasaran meningkatnya produktivitas perkebunan

dan pertanian rakyat cukup baik kecuali indikator “Penerapan pola kemitraan

pembangunan kebun rakyat dengan perusahaan perkebunan besar/ swasta”

dengan pencapaian sampai dengan tahun 2014 masih dibawah angka 30%.

Pencapaian indikator Penerapan pola kemitraan pembangunan kebun rakyat

dengan perusahaan perkebunan besar/ swasta sampai dengan tahun 2014 jika

dibandingkan dengan target akhir RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-

2015 baru mencapai angka 22,3%. Target sampai dengan tahun 2015 yang

seharusnya pada angka 486,18 Ha baru berhasil dicapai sebesar 108,36 Ha

sampai dengan tahun 2014. Dalam hal ini pekerjaan rumah pada indikator

tersebut sangat besar dibebankan pada tahun 2015 sebagai tahun terakhir dalam

pencapaian target RPJMD yaitu seluas 377,82 Ha.

Terkait indikator produktifitas hasil perkebunan unggul, pencapaian di tahun 2014

sangat buruk jika dibandingkan dengan pencapaian beberapa tahun sebelumnya,

khususnya jenis tanaman kelapa sawit. Berangkat dari pencapaian produktifitas

hasil perkebunan unggul di tahun 2014, diharapkan pemerintah daerah mampu

untuk berbenah menangani persoalan yang ada dari berbagai aspek, sehingga

pencapaian indikator tersebut di tahun 2015 dapat diperbaiki, dan diharapkan

target yang telah ditetapkan untuk tahun 2015 dapat dicapai dengan baik.

Sasaran strategis 5 adalah “Meningkatnya produktivitas kelautan dan perikanan“

Hasil evaluasi capaian kinerja sasaran “Meningkatnya produktivitas kelautan dan

perikanan” dengan 5 (lima) indikator kinerja sasaran, memperlihatkan rata-rata

tingkat capaian kinerja sasaran sebesar 96,55% dengan predikat Sangat Baik.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 76

Nilai rata-rata capaian Tahun 2014 ini meningkat dari tingkat capaian rata-rata

Tahun 2013 yang sebesar 91,58%. Secara rinci uraian capaian kinerja sasaran

“Meningkatnya produktivitas kelautan dan perikanan“ adalah sebagai berikut:

Tabel 3.33

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Produktivitas Kelautan dan Perikanan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan bina kelompok

nelayan (yang dibina)

- Perikanan Budidaya

- Perikanan Tangkap

kelompok

kelompok

31

66

37

205

48

178

129,73

86,83

2. Produksi perikanan budidaya Ton 674 741 749.06 101,09

3. Produksi perikanan tangkap Ton 11.071 10.920 12.653 115,87

4. Produksi Pengolahan Hasil

Perikanan Ton 1.487 1.858 1.134 61,05

5. Luas kawasan konservasi

perikanan Ha 2.267 2.350 2.267 96,47

Tingkat Capaian Rata-Rata 96,55

Jika dilihat dari tabel di atas, rata-rata pencapaian indikator sasaran

meningkatnya produktivitas kelautan dan perikanan pada tahun 2014 adalah

sangat baik, kecuali pada indikator Produksi Pengolahan Hasil Perikanan dengan

tingkat capaian 61,05% (cukup baik). Keberhasilan pencapaian sasaran strategis

ini adalah sebagai hasil upaya-upaya yang telah dilakukan oleh Pemerintah

Daerah Kabupaten Bangka Barat khususnya SKPD terkait seperti dalam

melaksanakan program/kegiatan di Tahun 2014 dan tahun-tahun sebelumnya.

- Indikator Cakupan Bina Kelompok, yaitu jumlah kelompok nelayan/

pembudidaya ikan yang dibina dan pernah mendapatkan bantuan (akumulasi

sampai dengan Tahun 2014) dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten

Bangka Barat.

Tahun 2014 Dinas Kelautan dan Perikanan menargetkan 37 kelompok

pembudidaya ikan dan 205 kelompok nelayan yang mendapatkan pembinaan

dan pernah menerima bantuan. Dari target tersebut dapat terealisasi sebesar

48 kelompok untuk cakupan bina kelompok pembudidaya ikan dan 175

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 77

kelompok untuk cakupan bina kelompok nelayan. Sehingga tingkat capaiannya

adalah sebesar 129,73 % untuk cakupan bina kelompok pembudidaya ikan dan

86,83% untuk cakupan bina kelompok nelayan. Cakupan bina kelompok ini

meningkat jika dibanding Tahun 2013, dimana pada Tahun 2013 cakupan bina

kelompok pembudidaya ikan sebesar 31 kelompok dan cakupan bina kelompok

nelayan sebesar 66 kelompok nelayan, dengan peningkatan masing-masing

54,84 % dan 169,70%. Peningkatan ini dikarenakan pembinaan secara rutin

baik oleh SKPD terkait maupun oleh penyuluh perikanan dan adanya kegiatan

pemberian bantuan sebagai stimulan bagi pembudidaya ikan dan nelayan dalam

melakukan usaha perikanannya. Pada Tahun ini selain bantuan yang berasal

dari APBD Kab. Bangka Barat juga berasal dari pemerintah pusat.

- Produksi perikanan budidaya dan perikanan tangkap dengan menghitung

jumlah produksi baik produksi yang dihasilkan oleh pembudidaya ikan maupun

produksi yang dihasilkan dari hasil tangkapan nelayan.

Pada Tahun 2014 dari target sebesar 741 ton untuk perikanan budidaya dan

10.920 ton untuk perikanan tangkap dapat terealisasi 749,06 ton untuk

perikanan budidaya dan 12.653 ton untuk perikanan tangkap sehingga tingkat

capaian masing-masing adalah sebesar 101,09 untuk produksi perikanan

budidaya dan 115,87 untuk produksi perikanan tangkap. Data jumlah produksi

perikanan tangkap di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 di sajikan pada

Tabel di bawah ini

Tabel 3.34

Jumlah Produksi Perikanan Tangkap Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014 (ton)

Kecamatan Muntok

Simpang

Teritip Jebus Parittiga Kelapa Tempilang Total

Bulan

Januari 6,21 89,91 39,93 74,16 73,36 89,41 452,98

Februari 50,50 156,97 69,71 29,47 28,07 156,10 790,82

Maret 95,53 203,93 0,57 68,20 166,39 202,80 1.027,43

April 304,14 317,20 140,88 261,62 258,81 315,44 1.598,08

Mei 301,97 314,94 139,87 259,76 256,96 313,19 1.586,70

Juni 391,31 408,12 181,25 336,61 332,99 405,85 2.056,13

Juli 367,71 383,51 170,32 316,31 312,91 381,37 1.932,13

Agustus 207,57 216,49 96,15 178,56 176,64 215,29 1.090,70

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 78

Kecamatan Muntok

Simpang

Teritip Jebus Parittiga Kelapa Tempilang Total

Bulan

September 150,02 156,47 69,49 129,05 127,66 155,60 788,29

Oktober 123,29 128,59 57,11 106,06 104,92 127,87 647,84

November 78,74 82,13 36,47 67,74 67,01 81,67 413,76

Desember 51,05 53,24 23,65 43,91 43,44 52,95 268,25

Total 2.408,05 2.511,50 1.115,40 2.071,45 2.049,15 2.497,53 12.653,08

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan

Selama 4 (empat) tahun terakhir produksi perikanan Kabupaten Bangka Barat

terus meningkat, khususnya sejak Tahun 2013 akibat mulai maraknya usaha

pembudidayaan kerang yang dilakukan oleh masyarakat di Dusun Sukal, Desa

Belo Laut, Kecamatan Muntok. Pembudidayaan kerang ini sangat mendapatkan

dukungan oleh pemerintah Daerah melalui APBD, bahkan pada Tahun 2014 SKPD

terkait bersama DPRD berhasil mengusahakan pendanaan dari pusat untuk

mendukung pengembangan budidaya kerang di Kabupaten Bangka Barat.

Perkembangan terakhir dari SKPD terkait pembudidayaan kerang ini juga sudah

mulai berkembang jenisnya bukan hanya kerang darah saja tetapi juga jenis

kerang “ lokan” dan rencananya akan diupayakan Kabupaten Bangka Barat dapat

menetapkan kawasan Minapolitan dengan produk unggulan budidaya kerang

terutama setelah hasil pengujian laboratorium untuk kerang di Dusun Sukal oleh

kementerian Kelautan Tahun 2014 ternyata kadar Pb yang ditemukan masih

dalam batas aman untuk dikonsumsi manusia.

Adapun untuk perikanan tangkap upaya pemerintah daerah untuk terus

meningkatkan produksi perikanan Tahun 2014 adalah melalui peningkatkan

sarana perikanan dengan membangun tambatan perahu dan pemberian bantuan

sarana produksi berupa alat pangkapan ikan dan fasilitasi pengadaan sarana alat

bantu penangkapan ikan berupa bantuan permodalan tanpa bunga bekerja sama

dengan pihak perbankan serta penempatan rumpon di salah satu sentra produksi

perikanan tangkap yaitu Desa Air Nyatoh di titik koordinat S=0524140 E=

9797644. Data perkembangan produksi perikanan tangkap dan perikanan

budidaya disajikan pada Gambar di bawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 79

Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan

Gambar 3.31

Perkembangan Produksi Perikanan Budidaya dan Perikanan Tangkap

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

- Produksi Hasil Pengolahan Perikanan, yaitu jumlah produksi pengolahan hasil

perikanan tangkap, indikator ini baru muncul Tahun 2013 saat perubahan

RPJMD Tahun 2013 yang kemudian disyahkan oleh DPRD Tahun 2014.

Kemunculan indikator ini dengan maksud untuk lebih dapat menilai kinerja

sasaran.

Pada Tahun 2014, dari target sebesar 1.858 ton dapat terealisasi sebesar

1.134 ton dengan tingkat capaian sebesar 61,05% (cukup baik). Realisasi tahun

ini menurun jika dibanding dengan Tahun 2013 dimana dari target sebesar

1.442 ton dapat terealisasi sebesar 1.487 dengan tingkat capaian kinerja

sebesar 103,12% sehingga penurunan realisasi sebesar 23,72%.

- Luas kawasan konservasi perikanan, yaitu luas kawasan konservasi yang

ditetapkan dengan peraturan di tingkat kabupaten minimal dengan SK Bupati.

Sama halnya dengan indikator Produksi Hasil Pengolahan Perikanan, indikator

ini juga baru muncul Tahun 2013 saat perubahan RPJMD Tahun 2013 yang

kemudian disyahkan oleh DPRD Tahun 2014.

Pada Tahun 2014 target luas kawasan konservasi tidak mencapai target, dari

target sebesar 2.350 Ha dapat terealisasi sebesar 2.267 atau sebesar 96,74%

(sangat baik). Realisai sebesar 2.267 Ha tersebut adalah realisasi di Tahun

2013 karena tahun ini tidak ada penambahan kawasan konservasi perikanan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 80

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD (2015) dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.35

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Produktivitas Kelautan dan

Perikanan Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Cakupan bina kelompok

nelayan yang dibina :

- Perikanan Budidaya kelompok 48 40 120,00

- Perikanan Tangkap kelompok 178 235 75,74

2. Produksi perikanan budidaya Ton 749.06 741 101,09

3. Produksi perikanan tangkap Ton 12.653 12.409 101,97

4. Produksi Pengolahan Hasil

Perikanan Ton 1.134 1.600 70,88

5. Luas kawasan konservasi

perikanan Ha 2.267 2.450 92,53

Rata-rata tingkat capaian terhadap target RPJMD Tahun 2015 92,87

Berdasarkan Tabel 3. Terlihat bahwa dari 5(lima) indikator sasaran, rata-rata tingkat

capaian kinerja Tahun 2014 terhadap target kinerja Tahun 2015 adalah sebesar

92,87% dimana terdapat 3 (tiga) indikator sasaran yang telah melebihi target kinerja

RPJMD Tahun 2015 yaitu cakupan bina kelompok perikanan budidaya, produksi

perikanan budidaya dan produksi perikanan tangkap. Dengan melihat tingkat capaian

tersebut ada 2 (dua) indikator yang perlu mendapatkan perhatian lebih pemerintah

daerah Kabupaten Bangka Barat dalam mencapai sasaran “ Meningkatnya

produktivitas kelautan dan perikanan “ yaitu indikator cakupan bina kelompok

nelayan dan produksi pengolahan hasil perikanan.

Sasaran strategis 6 adalah “Berkembangnya destinasi wisata dan keragaman

budaya”.

Indikator kinerja, target dan realisasinya dapat digambarkan sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 81

Tabel 3.36

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Berkembangnya Destinasi Wisata dan

Keragaman Budaya Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN TAHUN

2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Kunjungan wisata Orang 9.216 10.106 21.038 208,17

2. Benda, Situs & Kawasan

Cagar Budaya yg

dilestarikan

% 100 100 100 100

Tingkat pencapaian rata-rata sasaran strategis Berkembangnya Destinasi

Wisata dan Keragaman Budaya Tahun 2014 sebesar 154,08%, hal tersebut

bermakna sangat baik dalam menunjang pencapaian visi dan misi Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat. Sasaran strategis ini terdiri dari dua indikator yaitu

kunjungan wisata yang ditargetkan sebesar 10.106 orang dengan realisasi 21.038

orang dan pencapaian sasarannya sebesar 208,17%, kemudian indikator benda,

situs & kawasan cagar budaya yang dilestarikan ditargetkan sebesar 100% dengan

realisasi sebesar 100% dan pencapaian sasarannya sebesar 100%.

Pada tahun 2014, indikator kunjungan wisata diperoleh dari data hunian hotel

dan kunjungan ke Pesanggrahan Menumbing yang terdiri dari wisatawan nusantara

dan wisatawan asing. Jumlah hunian hotel pada tahun 2014 sebanyak 9.507 orang,

sedangkan kunjungan ke Pesanggrahan Menumbing sebanyak 11.531 orang. Dari

data tersebut tidak dijelaskan jumlah masing-masing dari wisatawan nusantara dan

wisatawan asing yang ada. Selanjutnya indikator benda, situs & kawasan cagar

budaya yang dilestarikan didapat dari pemeliharaan dan perawatan terhadap 6 situs

bersejarah daerah yang dilindungi oleh undang-undang melalui Peraturan Menteri

Kebudayaan dan Pariwisata Nomor PM.13/PW.007/MKP/2010.

Dibandingkan dengan tahun 2013, dan dua tahun sebelumnya realisasi

kinerja dan capaian sasaran tahun 2014 untuk indikator kunjungan wisata

mengalami peningkatan yang signifikan, sementara indikator benda, situs & kawasan

cagar budaya yg dilestarikan selalu mencapai target yang diinginkan. Hal ini dapat

dilihat pada tabel dibawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 82

Tabel 3.37

Perbandingan Realisasi dan Capaian Sasaran Berkembangnya

Destinasi Wisata dan Keragaman Budaya Tahun 2011-2014

Indikator

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Realisasi Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

Sasaran Realisasi

Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

sasaran

1. Kunjungan

Wisata

6.468

orang

108,16

%

9.187

orang

153,63

%

9.216

orang

100,32

%

21.038

orang

208,17

%

2. Benda, Situs &

Kawasan Cagar

Budaya yg

dilestarikan

- - - - 100% 100% 100% 100%

Rata-rata Tingkat Capaian

Sasaran

108,16

%

153,63

%

100,16

%

154,08

%

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika

Berdasarkan tabel diatas, dapat dilihat bahwa kunjungan wisata pada tahun

2014 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dibandingkan dengan tiga tahun

sebelumnya. Realisasi dan capaian sasaran indikator kunjungan wisata setiap tahun

selalu meningkat terus. Jumlah kunjungan wisata pada tahun 2014 berjumlah

21.038 orang atau 2,2 kali lipat dari tahun 2013 dan 2,3 kali lipat dari tahun 2012

serta 3,3 kali lipat dari tahun 2011. Sementara itu dilihat dari capaian sasaran, tahun

2014 memiliki capaian sasaran yang paling tinggi yaitu 208, 17%. Capaian sasaran

tahun 2014 memiliki selisih diatas 100% jika dibandingkan dengan tahun 2011 dan

2013, sedangkan jika indikator tahun 2012 selisih tersebut hanya 54,54%, hal ini

dikarenakan capaian sasaran tahun 2012 realisasinya cukup tinggi yaitu 153,63%.

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa kunjungan wisata mengalami

trend yang terus meningkat. Hal ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 83

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika

Gambar 3.32

Perkembangan Jumlah Kunjungan Wisata Tahun 2011-2014

Berdasarkan gambar diatas menunjukan bahwa total jumlah kunjungan wisata

dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan dengan trend positif khususnya

tahun 2014. Peningkatan jumlah kunjungan wisata pada tahun 2014 dengan jumlah

sebesar 21.038 orang telah melebihi target yang ditetapkan pada tahun tersebut

yaitu sebesar 10.106 orang. Hal ini dipicu oleh beberapa program dan kegiatan yang

terus dilakukan oleh Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika

Kabupaten Bangka Barat diantaranya:

1) Program pengembangan pemasaran pariwisata yang dilakukan melalui tiga

kegiatan yaitu kegiatan peningkatan pemanfaatan teknologi informasi dan

media massa, kegiatan pelaksanaan promosi pariwisata di dalam dan luar

negeri , kemudian kegiatan fasilitasi penyelenggaraan lomba olahraga wisata.

2) Program pengembangan kemitraan dilaksanakan melalui dua kegiatan yaitu

kegiatan peningkatan peran serta masyarakat dalam pengembangan kemitraan

pariwisata dan kegiatan inventarisasi dan sosialisasi homestay.

3) Program pengembangan destinasi wisata yang dilaksanakan melalui tiga

kegiatan yaitu kegiatan pengembangan objek-objek wisata unggulan, kegiatan

peningkatan pembangunan sarana dan prasarana wisata serta kegiatan

pembebasan lahan kawasan pariwisata.

Peningkatan kunjungan wisata juga didukung oleh objek wisata yang menarik untuk

dikunjungi diantaranya wisata alam dan wisata sejarah yang telah dikenal oleh

wisatawan domestik maupun wisatawan manca negara.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 84

Tabel 3.38

Objek Wisata dan Daya Tarik Wisata di Kabupaten Bangka Barat

Alam Sejarah Budaya

- Pantai Tanjung Kalian

- Pantai Tanjung Ular

- Pantai Tungau

- Pantai Batu Rakit

- Pantai Pala

- Pantai Siangau

- Pantai Menggeris

- Pantai Bembang

- Pantai Mentiba

- Pantai Pasir Kuning

- Pantai Airmas

- Pantai Penganak

- Pantai Kedacak

- Pulau Nanas

- Batu Balai

- Surau Kampung Tanjung

- Batu Betangkup Kundi

- Air Panas Dendang

- Sumur Air Tawar di Pantai

Basun

- Sumur Dewa

- Pesanggrahan Menumbing

- Banka Tinwinning Bedriff

- Rumah Mayor Zhong Run

Hwang (Tjoeng A Tiam)

- Mesjid Jami’ Muntok

- Makam Kanjeng Pangeran

Pakoeningprang

- Kelenteng Kong Fuk Miau

- Pesanggrahan Muntok

- Benteng Kuta Seribu

- Makam Keramat H.

Khatamarrasyid

- Monumen Perang Dunia II

(Monumen Vivian Bullwinkel)

- Benteng Sungai Buluh

- Haul Kute Seribu

- Cap Gomeh

- Khataman Al Qur’an 1 Muharam

- Rabo Kasan

- Perang Ketupat

- Festival Malam 7 Likur

- Sembahyang Bulan

- Pesta Kampung Desa Kundi

- Pesta Kampung Desa Dendang

- Pesta Adat Suku Jering

- Pesta Desa Kacung

- Pesta Adat Terentang

- Pesta Adat Ranggi Asam

- Festival Dodol

- Pesta Adat Dusun Daya Baru

- Pesta Adat Desa Rajek Belar

- Pesta Desa Pusuk

- Pesta Desa Pangkal Beras

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika

Sementara itu realisasi dan capaian sasaran indikator benda, situs & kawasan

cagar budaya yang dilestarikan mencapai 100%. Ini menunjukan bahwa setiap target

yang sudah ditetapkan dapat dicapai dengan baik. Indikator ini dimasukan dalam

indikator RPJMD 2010-2015 mulai tahun 2013 atau tahun ke-3 RPJMD tersebut. Dua

tahun sebelumnya indikator ini belum dimasukan, namun seiring perjalanan waktu

Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika Kabupaten Bangka

Barat menetapkan bahwa benda, situs & kawasan cagar budaya perlu dilestarikan

karena dapat dijadikan objek wisata sejarah sehingga dapat meningkatkan target

indikator kunjungan wisata. Hal ini menunjukan bahwa indikator benda, situs dan

kawasan cagar budaya yang dilestarikan ini memiliki hubungan langsung dengan

indikator kunjungan wisata yaitu Pesanggrahan Menumbing yang menjadi tolak ukur

kunjungan wisata. Pada tahun 2014 ditargetkan 6 situs bersejarah yang dipelihara

dan dirawat yaitu 1) Masjid Jami’ Muntok, 2) Kelenteng Kong Fuk Miau Muntok, 3)

Rumah Mayor Muntok, 4) gedung BTW, 5) gedung Wisma Ranggam, dan 6) gedung

Pesanggrahan Menumbing. Jumlah situs yang dipelihara dan dirawat pada tahun

2014 sama dengan jumlah situs yang dipelihara dan dirawat pada tahun 2013. Untuk

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 85

mencapai target indikator ini dilakukan melalui program pengelolaan kekayaan

budaya yang dilaksanakan melalui kegiatan pemeliharaan situs bersejarah.

Berdasarkan penjelasan indikator sasaran dapat dilihat bahwa pencapaian

sasaran strategis berkembangnya destinasi wisata dan keragaman budaya pada

tahun 2014 mencapai 154,08%. Pencapaian sasaran ini merupakan pencapaian

tertinggi dari tiga tahun sebelumnya. Jika dibandingkan dengan tahun 2013 yang

memiliki indikator yang sama, pencapaian sasaran tahun 2014 memiliki selisih jauh

lebih tinggi yaitu 53,92%, begitu juga jika dibandingkan dengan tahun 2011 selisihnya

masih cukup tinggi yaitu 45,92% meskipun tahun 2011 hanya memiliki satu indikator

kinerja. Dari ke-3 tahun sebelumnya hanya tahun 2012 yang memiliki pencapaian

sasaran dengan selisih yang kecil terhadap 2014 yaitu hanya 0,45%, hal ini

dikarenakan capaian sasaran 2012 hanya memiliki satu indikator kinerja dan

pencapaian sasarannya pun cukup tinggi yaitu 153,63%.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.39

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Berkembangnya Destinasi Wisata dan

Keragaman Budaya Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Kunjungan wisata Orang 21.038 11.117 189,24

2.

Benda, Situs & Kawasan

Cagar Budaya yg

dilestarikan

% 100 100 100

Berdasarkan data tabel di atas, target akhir yang ditetapkan sampai tahun 2015

sebesar 11.117 telah dapat dilampaui. Hal tersebut ditunjang oleh pengembangan

pariwisata yang terus menerus dilakukan oleh pemerintah daerah melalui

pembangunan dan pengembangan destinasi wisata unggulan daerah.

Sasaran strategis 7 adalah “Meningkatnya pertumbuhan industri dan perdagangan”

Capaian indikator kinerja untuk sasaran tersebut adalah sebagai berikut.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 86

Tabel 3.40

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Pertumbuhan Industri dan Perdagangan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Pertumbuhan industri % 13,04 15 63,65 424,33

2. Pengembangan/Pembangunan

Pasar tradisional buah 11 11 12 109,09

Sasaran strategis meningkatnya pertumbuhan industri dan perdagangan

memiliki dua indikator kinerja yaitu pertumbuhan industri dan pengembangan /

pembangunan pasar tradisional. Indikator pertumbuhan industri ditargetkan pada

tahun 2014 sebesar 15% dari tahun 2013 yang terdiri dari peningkatan industri

berskala besar sebanyak 1 unit, peningkatan industri berskala menengah 3 unit dan

peningkatan industri berskala kecil 411 unit. Dari 3 komponen target yang ditetapkan

hanya industri berskala besar yang tidak terealisasi atau realisasinya 0 (nol),

sedangkan industri berskala menengah terealisasi sebanyak 1 unit dan industri

berskala kecil terealisasi sebanyak 661 unit sehingga secara keseluruhan realisasi

yang dicapai sebesar 63,65%. Berdasarkan realisasi dan target yang dicapai maka

capaian sasaran kinerja tahun 2014 sebesar 159,52%. Selanjutnya indikator

pengembangan/pembangunan pasar tradisional ditargetkan sebanyak 11 unit

sampai dengan tahun 2014. Dari target tersebut dapat direalisasi sebanyak 12 unit

sehingga capaian sasarannya sebesar 109,09 %.

Tabel 3.41

Perbandingan Realisasi dan Capaian Sasaran Indikator

Meningkatnya Pertumbuhan Industri dan Perdagangan 2011-2014

Indikator

Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Realisasi Capaian

Sasaran Realisasi

Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

sasaran

1. Pertumbuhan industri 46,26% 46,26% 13,04% 43,47% 63,65% 159,52%

2. Pengembangan/

Pembangunan Pasar

tradisional

9 unit 100% 11 unit 100% 12 unit 109,09%

Rata-rata Tingkat Capaian

Sasaran 73,13% 71,74% 134,31%

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 87

Pada tabel di atas dapat dilihat bahwa realisasi indikator pertumbuhan industri

tahun 2014 merupakan realisasi paling tinggi yaitu 63,65%. Jika dibandingkan tahun

2012 indikator ini memiliki selisih 17,39% sedangkan dengan tahun 2013 selisih

tersebut lebih besar yaitu 50,61%. Begitu juga sebaliknya jika dilihat dari capaian

sasaran, capaian sasaran indikator pertumbuhan tahun 2014 sangat tinggi yaitu

mencapai 159,52%. Dibandingkan tahun 2012 dan 2013 selisih capaian sasaran

lebih dari 100% yaitu 113,26% dengan tahun 2012 dan 116,05% dengan tahun

2013. Tingginya realisasi dan capaian sasaran tahun 2014 ini disebabkan oleh

tingginya pencapaian realisasi peningkatan industri berskala kecil yaitu 661 unit dari

target 411 unit, sementara industri berskala besar capaian realisasinya nol dan

capaian realisasi industri berskala menengah hanya 1 unit, namun dikarenakan

perhitungan pertumbuhan industri dilakukan dengan menjumlahkan keseluruhan

jenis industri sehingga meskipun industri berskala menengah dan industri berskala

besar tidak memenuhi target pengaruhnya sangat kecil.

Untuk melihat pertumbuhan dan jumlah industri pada tahun 2014

dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya dapat dilihat dari grafik pertumbuhan

dan jumlah industri di bawah ini, yang secara umum pertumbuhan dan jumlah industri

meningkat cukup tinggi. Jumlah industri sampai tahun 2014 telah terealisasi

sebanyak 1.701 unit industri. Jumlah ini merupakan jumlah kalkulasi dari tahun

sebelumnya ditambah dengan tahun 2014 sebanyak 662 unit industri. Dari jumlah

tersebut dapat dikatakan bahwa realisasi yang dicapai sudah melebihi target yang

ditetapkan pada tahun 2014 sebesar 1216 unit industri.

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

Gambar 3.33

Pertumbuhan dan Jumlah Industri di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2010-2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 88

Untuk mencapai target pertumbuhan industri yang telah ditetapkan, Dinas

Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Bangka Barat melalui

bidang industri menetapkan 2 (dua) program utama yaitu:

1) Program Pengembangan Industri Kecil dan Menengah yang dilaksanakan melalui

3 (tiga) kegiatan yaitu fasilitasi bagi industri kecil dan menengah terhadap

pemanfaatan sumberdaya, pelatihan makanan olahan hasil laut dan Fasilitasi

bagi Dewan Kerajinan Nasional (Dekranasda)

2) Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri dilaksanakan melalui

3(tiga) kegiatan yaitu pendataan IKM, pendamping penyelenggaraan workshop

dan pengadaan bantuan mesin dan peralatan teknologi industri.

Keterlaksanaan 6 (enam) kegiatan dari 2 (dua) program tersebut sangat membantu

menciptakan berkembangnya industri - industri khususnya industri kecil dan

menengah di Kabupaten Bangka Barat. Untuk melihat peningkatan jumlah industri,

Bidang Industri melakukan pendataan melalui kegiatan pendataan IKM. Adapun

jumlah IKM yang terdata pada tahun 2014 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.42

Peningkatan Jumlah Industri Kecil Menengah dan Besar

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

Industri Kecil Industri Menengah Industri Besar

Jenis Jumlah Jenis Jumlah Jenis Jumlah

1.Kerajinan Sandang

2.Pengolahan Makanan

3.Pengolahan Tahu/Tempe

4.Pengrajin Genteng/ Batako

5.Perbengkelan

6.Pertukangan Kayu

7.Air Minum Isi Ulang

8.Kerajinan Anyaman,

Gerabah / Keramik dsb.

47

373

27

14

93

55

28

24

1. Tin Solder PT.

Timah

Nusantara

1 - -

Total 661 1 -

Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM

Selanjutnya, indikator pengembangan/pembangunan pasar tradisional, dari

tabel di atas dapat kita lihat bahwa realisasi sampai tahun 2014 sebesar 12 unit

pasar. Dari realisasi tersebut capaian sasaran yang dicapai sebesar 109,09%.

Realisasi ini merupakan realisasi akumulasi dari 2 tahun sebelumnya yaitu tahun

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 89

2013 dan 2012. Berdasarkan realisasi tahun 2014, target yang ditetapkan dalam

RPJMD 2010-2015 sebesar 11 unit pasar telah dapat dijangkau bahkan melebihi

target yang ditetapkan yaitu lebih 1 unit pasar. Tercapainya target indikator ini

didukung oleh program yang dilaksanakan setiap tahun oleh SKPD terkait yaitu

program peningkatan efisiensi perdagangan dalam negeri yang dijabarkan dalam

kegiatan pengembangan pasar dan distribusi barang/produk serta kegiatan

pengembangan pasar daerah yang dilaksanakan di pasar tradisional Kecamatan

Jebus.

Capaian sasaran yang dihasilkan pada tahun 2014 untuk sasaran strategis

meningkatnya pertumbuhan industri dan perdagangan sebesar 104,76%, meskipun

capaian ini hanya memperhitungkan kondisi pada tahun 2014, namun persentase

capaian sasarannya lebih tinggi dari capaian sasaran dua tahun sebelumnya, yang

mana tahun 2012 capaian sasaran sebesar 73,13% dan tahun 2013 turun menjadi

71,74%. Sementara itu apabila dilihat dari capaian sasaran sampai dengan tahun

2014 (akumulasi dari tahun sebelumnya) maka nilai capaian sasaran ini semakin

tinggi yaitu sebesar 134,31%. Hal ini disebabkan karena akumulasi dari

pengembangan/pembangunan pasar tradisional telah melebihi target yang

ditetapkan yaitu target yang ditetapkan sebesar 11 unit pasar sementara realisasi

sudah mencapai 12 unit pasar.

Untuk pencapaian sampai dengan tahun 2014 dibandingkan dengan target RPJM

dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.43

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Pertumbuhan Industri dan

Perdagangan Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Pertumbuhan industri % 63,65 30 212,17

2. Pengembangan/ Pembangunan

Pasar tradisional buah 12 11 109,09

Sasaran strategis 8 adalah ”Meningkatnya katahanan pangan utama daerah”,

dengan capaian indikator kinerja untuk sasaran ke-8 adalah sebagai berikut.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 90

Tabel 3.44

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Ketahanan Pangan Utama Daerah Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Ketersediaan pangan utama

- Beras

- Daging

%

%

%

12,35

12,12

12,69

18,27

21,38

15,16

17,62

19,64

15,60

97,38

91,86

102,9

2. Desa yang telah memenuhi

swasembada pangan (padi) Desa 1 1 0 0

3. Tingkat ketesediaan:

- Energi perkapita 2.200

KKAL/hari % - 82 60 73,17

- Protein perkapita minimal

57 gram/hari % - 82 82 100,00

4. Pengembangan desa mandiri

pangan desa - 3 1 33,33

5. Ketersediaan informasi

pasokan, harga, akses pangan

dan pola konsumsi pangan

% - 80 83 103,75

6. Stabilitas harga dan pasokan

pangan % - 80 83 103,75

7. Skor Pola Pangan Harapan % - 80 87,5 109,38

8. Pengawasan dan pembinaan

keamanan pangan % - - 91,13 91,13

Secara rata-rata, capaian kinerja untuk “Sasaran Meningkatnya katahanan

pangan utama daerah” adalah sebesar 78,16% yang didukung oleh 8 indikator.

Realisasi dari indikator ketersediaan beras pada tahun 2014 sebesar

19,64% dari target 21,38% dengan tingkat capaian 91,86%. Jika dibandingkan

dengan tahun 2013, realisasi di tahun 2014 meningkat 7,5%. Ketersediaan beras

di tahun 2014 tersebut meningkat disebabkan antara lain adalah adanya

pembukaan sawah baru serta peningkatan mutu tanaman padi sehingga produksi

beras turut meningkat.

Untuk indikator ketersediaan pangan khusus daging di tahun 2014 terjadi

peningkatan capaian jika dibandingkan dengan tahun 2013. Dari persentase

ketersediaan daging lokal sebesar 12,69% di tahun 2013, meningkat menjadi

15,60% di tahun 2014 (tingkat capaian kinerja 102,9%) dengan produksi daging

sebesar 176.100,83 kg. Meskipun capaian tersebut melebihi target yang

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 91

ditetapkan, namun hal tersebut tetap menunjukkan bahwa Kabupaten Bangka

Barat masih memiliki ketergantungan terhadap daging yang berasal dari luar

daerah, baik dalam bentuk ternak/daging impor.

Sumber : Dinas Pertanian, Perkebunan dan Peternakan

Gambar 3.34

Perkembangan Ketersediaan Daging Lokal

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

Untuk indikator jumlah desa yang telah memenuhi swasembada pangan

khususnya padi di tahun 2014 tidak dapat dicapai sesuai dengan target. Dari 1

desa yang ditargetkan belum dapat direalisasikan disebabkan desa yang

rencanakan untuk dikembangkan menjadi desa swasembada pangan yaitu Desa

Pebuar, Kecamatan Jebus mengalami gagal panen yang disebabkan terkena

serangan penyakit serta benih padi yang yang tidak cocok dengan kondisi lahan.

Sesuai dengan Perubahan RPJMD Tahun 2010-2015, pada sasaran

”Meningkatnya ketahanan pangan utama daerah” terdapat 7 indikator baru yang

sebagian besar merupakan indikator SPM yaitu ketersediaan energi dan protein

perkapita, ketersediaan informasi pasokan, harga, akses pangan dan pola

konsumsi pangan, indikator stabilitas harga dan pasokan pangan dan Skor Pola

Pangan Harapan.

Pada indikator kinerja tingkat ketersediaan energi dan protein perkapita pada

tahun 2014 secara rata-rata terealisasi sebesar 71% dengan rincian masing-

masing adalah untuk capaian tingkat ketersediaan energi per kapita 2.200

Kkal/hari, dari target 82% realisasinya hanya sebesar 60%. Untuk tingkat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 92

ketersediaan protein per kapita minimal 57 gram/hari, dari target 82% dapat

terealisasi sesuai target. Pengukuran tingkat ketersediaan energi per kapita dan

protein per kapita tersebut adalah hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013, dikarenakan untuk perhitungan untuk

tahun 2014 baru akan disusun pada tahun 2015.

Berdasarkan hasil perhitungan Neraca Bahan Makanan, menunjukan bahwa

tingkat ketersediaan energi dan protein masih di bawah target nasional. Hal ini

tidak serta merta menggambarkan situasi pangan yang buruk di Kabupaten

Bangka Barat, karena kondisi di lapangan tingkat ketersediaan bahan pangan

sangat mencukupi (baik dari segi produksi maupun pasokan dari luar daerah).

Sepanjang tahun 2014 tidak ada laporan atas ketidaktersediaan bahan pangan

(tertentu) di tingkat konsumen/masyarakat. Jika dibandingkan dengan target

nasional SPM yaitu sebesar 90% maka belum mencapai target. Pencapaian

tersebut dikarenakan dalam perhitungan Neraca Bahan Makanan tingkat

produksi bahan pangan di Kabupaten Bangka Barat sangat rendah dan sangat

tergantung dengan pasokan dari luar daerah. Sementara data impor yang tidak

tersaji dengan lengkap karena keterbatasan data dari para pedagang, sehingga

jumlah ketersediaan bahan pangan dalam daerah menjadi kecil dan berimbas

pada hasil perhitungan ketersediaan energi dan protein.

Dalam rangka mendukung ketersediaan energi dan kalori tersebut dilakukan

kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan. Kegiatan

pemanfaatan pekarangan pada tahun 2014 adalah pemberian bantuan bibit

buah jambu biji dan jambu air bekerjasama dengan PKK di 6 (enam) Kecamatan,

bertujuan untuk menyediakan bahan pangan dari kelompok sayur dan buah

dalam rangka mendukung ketersediaan energi di tingkat rumah tangga

masyarakat.

Salah satu upaya pemerintah daerah melalui Badan Ketahanan Pangan

dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bangka Barat dalam rangka meningkatkan

ketersediaan bahan pangan di tingkat masyarakat dan merupakan salah satu

upaya penangangan daerah rawan pangan, maka dilaksanakan kegiatan

Pengembangan Desa Mandiri Pangan dimana bentuk kegiatan adalah

memberikan bantuan bibit jagung beserta sarana produksinya (pupuk dan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 93

insektisida). Diharapkan bantuan tersebut dapat meningkatkan produksi bahan

pangan dan menyumbang ketersediaan energi dari kelompok makanan sereal

selain beras.

Sehubungan dengan kegiatan pengembangan desa mandiri pangan pada

tahun 2014 ditargetkan 3 desa, namun karena keterbatasan SDM dan kesiapan

masyarakat maka difokuskan pada satu desa yaitu Desa Buyan Kelumbi,

Kecamatan Tempilang sehingga tingkat capaian kinerja hanya mencapai 33,33%.

Sementara untuk indikator ketersediaan informasi pasokan, harga, akses

pangan dan pola konsumsi pangan serta indikator stabilitas harga dan pasokan

pangan pada tahun 2014 dapat terealiasasi sebesar 83% dari target 80%. Pada

tahun 2014 penyediaan informasi pasokan dan harga bahan pangan terutama 13

bahan pangan telah dilaksanakan pelaporan mingguan secara berkala ke website

Panel Harga Badan Ketahanan Pangan Pusat mulai dari bulan Maret sampai

dengan Desember 2014. Data berkala mingguan yang disampaikan tersebut

merupakan data pasar tiap hari Senin di tingkat ibukota kabupaten yaitu di

Kecamatan Muntok. Selain itu informasi harga bahan makanan juga dilakukan

untuk melihat stabilitas harga dan pasokan pangan khususnya melalui kegiatan

Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi, yang dilakukan dengan berkoordinasi

dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM Kabupaten Bangka

Barat dalam rangka mendapatkan informasi harga. Data yang tersaji merupakan

rata-rata harga pasar di 6 Kecamatan yang ada di Kabupaten Bangka Barat yang

kemudian dianalisis dan dapat dikatakan stabil bila kenaikannya tidak sampai

5%. Meskipun ketersediaan pangan di Bangka Barat secara umum dipasok dari

luar, namun harga dan pasokan selama tahun 2014 dapat dikatakan stabil dan

beberapa komoditas hanya mengalami kenaikan pada saat puasa dan menjelang

Hari Raya Idul Fitri (bulan Juli s.d Agustus 2014).

Tingkat capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) pada tahun 2014 sangat

baik yaitu sebesar 109,38% yaitu dari target capaian skor PPH sebesar 80% dapat

terealisasi sebesar 87,5. Penghitungan dilakukan oleh Badan Ketahanan Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung melalui survey PPH di 6 Kecamatan di Kabupaten

Bangka Barat. Capaian nilai PPH tersebut telah mendekati target SPM Nasional

untuk indikator PPH tahun 2015 yaitu sebesar 90%.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 94

Peningkatan kesadaran dan pengetahuan masyarakat terhada pola makan

bergizi dan berimbang senantiasa dilakukan oleh Pemerintah Daerah yang

dilakukan oleh dinas teknis terkait (Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat)

melalui kegiatan posyandu maupun berbagai sosialisasi tentang gizi. Selain itu

Badan Ketahanan Pangan dan Pelaksana Penyuluhan Kabupaten Bangka Barat

terus mendorong kreatifitas melalui Kegiatan Lomba Menu Beragam, Bergizi,

Seimbang dan Aman (B2SA). Upaya pencapaian skor PPH ideal juga dilakukan

melalui kegiatan Pemanfaatan Pekarangan untuk Pengembangan Pangan.

Diharapkan masyarakat selain memenuhi kebutuhan energi dari makanan pokok

(beras), pola makan masyarakat juga seyogyanya dilengkapi dengan buah-buahan

untuk mendapatkan asupan kebutuhan zat gizi (vitamin dan mineral).

Sementara untuk indikator pengawasan dan pembinaan keamanan pangan

meskipun belum ditargetkan di tahun 2014, namun telah dilakukan kegiatan

pengawasan keamanan pangan melalui pengujian pestisida dan formalin

terhadap beberapa produk pangan segar, produk hortikultura serta produk

peternakan dan perikanan sebagai sample yang dilakukan di 6 kecamatan dalam

wilayah Kabupaten Bangka Barat dengan persentase sampel yang aman sebesar

91,13%.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.45

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Ketahanan Pangan Utama Daerah

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Ketersediaan pangan utama

- Beras

- Daging

%

%

%

17,62

19,64

15,60

21,99

25,09

18,90

80,13

78,28

82,54

2. Desa yang telah memenuhi

swaswembada pengan (padi) Desa 3 5 60

3. Tingkat ketesediaan:

- Energi perkapita 2.200

KKAL/hari % 60 85 70,59

- Protein perkapita minimal

57 gram/hari % 82 85 96,47

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 95

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

4. Pengembangan desa mandiri

pangan desa 1 5 20,00

5. Penguatan cadangan pangan

kabupaten % - 60 0

6. Ketersediaan informasi

pasokan, harga, akses

pangan dan pola konsumsi

pangan

% 83 90 92,22

7. Stabilitas harga dan pasokan

pangan % 83 90 92,22

8. Skor Pola Pangan Harapan % 87,5 90 97,22

9. Pengawasan dan pembinaan

keamanan pangan % 91,13 80 113,91

Pencapaian sasaran “Meningkatnya katahanan pangan utama daerah”

sampai dengan tahun 2014 jika dibandingkan target 2015 cukup baik, kecuali

untuk beberapa indikator khususnya indikator penguatan cadangan pangan

kabupaten dan pengawasan dan pembinaan keamanan pangan yang belum dapat

direalisasikan. Sampai dengan tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Bangka Barat

belum memiliki cadangan pangan yang dikelola sehingga indikator penguatan

cadangan pangan kabupaten tahun 2014 belum dapat direalisasikan. Meskipun

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah memiliki Gudang Cadangan Pangan

Pemerintah serta beberapa lumbung pangan masyarakat di 4 desa (Desa Tuik,

Desa Beruas, Desa Simpangyul dan Desa Buyan Kelumbi) yang dibangun melalui

Dana Alokasi Khusus, namun sampai saat ini belum terisi karena kegiatan

penunjang untuk pengisian minimal sebesar 100 ton ekuivalen beras di gudang

cadangan pangan pemerintah serta lumbung pangan masyarakat sesuai SPM

belum terlaksana. Meskipun indikator yang merupakan salah satu SPM Bidang

Ketahanan Pangan ini belum dapat terealisasi, namun secara nyata sampai

dengan saat ini ketersediaan bahan pangan di Kabupaten Bangka Barat tidak

memiliki permasalahan terkait ketersediaan pangan khususnya beras.

Sasaran Strategis 9 adalah ”Meningkatnya fungsi serta daya dukung hutan dan

lingkungan”

dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 96

Tabel 3.46

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Fungsi Peran Serta Daya Dukung

Hutan dan Lingkungan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Kerusakan kawasan hutan Ha 41.886,5 41.745 41.874,5 99,69

2. Kerusakan lahan/ APL Ha 9.924,6 10.024 8.753,6 112,67

3. Hutan tanaman rakyat Ha 139,12 50 115,17 230,4

4.

Prosentase jumlah usaha

dan/atau kegiatan yang

mentaati persyaratan

administrasi dan teknis

pencegahan pencemaran air.

% PPA 47,37 100 32,00 32,00

5. Cakupan layanan sampah

perkotaan % 100 100 100 100

6. DAS berkondisi kritis DAS 26 25,5 25,5 100

7. Cakupan perusahaan/ Badan

Usaha Wajib AMDAL yang

memiliki dokumen AMDAL

% 100 100 77,78 77,78

8. Cakupan perusahaan/ Badan

Usaha Wajib UKL/UPL yang

memiliki dokumen UKL/UPL

% 76,74 80 82,5 103,13

9. Cakupan perusahaan/ Badan

Usaha Wajib SPPL yang

memiliki dokumen SPPL

% 39,39 80

100 125

Dari indikator kinerja sasaran diatas dicapai rata-rata sebesar 108,96%

atau masuk dalam pencapaian kinerja kategori sangat baik. Adanya sasaran

“Meningkatnya fungsi serta daya dukung hutan dan lingkungan” di RPJMD

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-2015 dirasa sangat tepat sebagai salah

satu jawaban dari permasalahan terkait lingkungan yang ada. Pencapaian

indikator menurunnya tingkat kerusakan di kawasan hutan pada tahun 2014

masih dibawah target yang ditetapkan. Ditargetkan di tahun 2014 luasan

kawasan hutan yang masih mengalami kerusakan yaitu menjadi 41.745 Ha, atau

turun sebanyak 141,5 Ha dari kondisi terakhir pada tahun 2013. Akan tetapi

pencapaian pada indikator “menurunnya tingkat kerusakan di kawasan hutan”

pada tahun 2014 hanya berhasil sebesar 12 Ha, selisih 129,5 ha dari target.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 97

Kegagalan terhadap pencapaian indikator tersebut karena tidak dapat

dilaksanakannya kegiatan reboisasi/pemeliharaan dan pengkayaan vegetasi dari

anggaran dana alokasi khusus (DAK) dengan luasan reboisasi sebanyak 192,5 Ha.

Gagalnya pelaksanaan kegiatan reboisasi/pemeliharaan dan pengkayaan vegetasi

tersebut karena lokasi yang ditentukan sebelumnya berada dalam Izin Usaha

Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri (IUPHHK-HTI) PT. Bangun

Rimba Sejahtera. Pengurangan kerusahan di kawasan hutan di tahun 2014 hanya

berhasil seluas 12 Ha, yaitu dari pelaksanaan reklamasi kawasan hutan oleh

Dinas Kehutanan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Pencapaian indikator menurunnya tingkat kerusakan lahan/APL pada

tahun 2014 sangat baik dan jauh melampaui dari target yang telah ditetapkan.

Kerusakan lahan /APL untuk tahun 2014 mengalami penurunan sebesar 1.196

Ha yang diperolah dari capaian luas hutan adat seluas ± 396 Ha dan dari kegiatan

kebun bibit rakyat (KBR) oleh pihak kementerian Kehutanan melalui BPDAS

Baturusa Cerucuk seluas 800 Ha. Pelaksanaan kegiatan KBR di tahun 2014

disebar ke semua kecamatan di Kabupaten Bangka Barat, yaitu ;

KBR di Kecamatan Muntok oleh 3 kelompok tani seluas 150 ha

KBR di Kecamatan Simpangteritip oleh 1 kelompok tani seluas 50 ha

KBR di Kecamatan Kelapa oleh 3 kelompok tani seluas 150 ha

KBR di Kecamatan Jebus oleh 2 kelompok tani seluas 100 ha

KBR di Kecamatan Parittiga oleh 5 kelompok tani seluas 250 ha

KBR di Kecamatan Tempilang oleh 2 kelompok tani seluas 100 ha

Pencapaian indikator hutan tanaman rakyat di tahun 2014 sangat baik,

dengan luas 115,17 Ha. Dinas kehutanan Kabupaten Bangka Barat berhasil

memfasilitasi pengajuan proposal ke Kementerian Kehutanan untuk izin HTR dan

ditindaklanjuti dengan pelaksanaan verifikasi oleh kementerian kehutanan melalui

Balai Pengolahan dan Pemanfaatan Hutan Produksi (BP2HP) wilayah V Palembang

dengan luas 115,17 Ha serta langsung ditindaklanjuti dengan dikeluarkannya

Surat Keputusan Bupati Bangka Barat dengan Nomor :

188.45/444/2.02.02/2014 tertanggal 22 Oktober 2014 untuk KTH Air

Menduyung IV dan Nomor : 188.45/962/202.02/2014 tertanggal 28 Oktober

2014 untuk KTH Air Menduyung III.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 98

Pencapaian Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berkondisi kritis

tahun 2014 telah sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Target mengurangi

DAS yang berkondisi kritis sebesar 0,5 DAS dari 26 DAS yang berkondisi kritis di

Kabupaten Bangka Barat menjadi 25,5 DAS. Perbaikan 0,5 DAS dilaksanakan

pada DAS Rambat seluas 2,2 Ha.

Pelaksanaan terkait Pencegahan dan Pencemaran Air (PPA) berdasarkan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan

lingkungan hidup dan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang

Pengelolaan Kualitas dan Pengendalian Pencemaran Air. Pada tahun 2014

dilaksanaan kegiatan pengawasan terkait PPA kepada 25 Perusahaan yang ada di

Kabupaten Bangka Barat, dan hanya terdapat 8 perusahaan (32%) yang taat PPA.

17 perusahaan yang belum lolos terkait PPA, dilakukan teguran secara tertulis

agar dapat membuat instalasi pengolahan dan atau mengurus perizinan

pembuangan limbah cair.

Pencapaian cakupan layanan sampah perkotaan di Kabupaten Bangka

Barat adalah 100%. Layanan sampah perkotaan yang dimaksud adalah wilayah

kelurahan yang ada di Kecamatan Muntok yaitu Kelurahan Sungai Baru,

Kelurahan Sungai Daeng, dan Kelurahan Tanjung. Dalam pelaksanaan cakupan

layanan sampah perkotaan dilaksanakan dengan realisasi anggaran sebesar

Rp.7.547.154.720,00.

Pencapaian Cakupan perusahaan/Badan Usaha Wajib AMDAL yang

memiliki dokumen AMDAL di Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 yaitu 77,78 %.

Dari data yang dimiliki oleh SKPD teknis, jumlah perusahaan wajib AMDAL di

Kabupaten Bangka Barat berjumlah 18 perusahaan, dengan keterangan 14

perusahaan telah memiliki SK AMDAL, dan 4 perusahaan lainnya masih dalam

proses. Penambahan izin AMDAL oleh Pemerintah Kabupaten Bangka Barat hanya

1 yaitu PT. Sentra Tin Indo yang bergerak dibidang penambangan biji timah lepas

pantai.

Pencapaian Cakupan perusahaan/ Badan Usaha Wajib UKL/UPL yang

memiliki dokumen UKL/UPL di Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 yaitu 82,5 %.

Dari data yang dimiliki oleh SKPD teknis, jumlah perusahaan wajib UKP/UPL di

Kabupaten Bangka Barat berjumlah 40 perusahaan, dengan keterangan 33

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 99

perusahaan telah memiliki SK UKL/UPL, dan 7 perusahaan lainnya masih dalam

proses.

Pencapaian Cakupan perusahaan/ Badan Usaha Wajib SPPL yang memiliki

dokumen SPPL di Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 yaitu 100 %. Di tahun

2014 terdapat 62 izin SPPL baru yang diberikan kepada masyarakat yang memiliki

usaha.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.47

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Fungsi Peran Serta Daya Dukung

Hutan dan Lingkungan Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Kerusakan kawasan hutan Ha 41.874,5 41.533 99,2

2. Kerusakan lahan/ APL Ha 8.753,6 9.774 110,4

3. Hutan tanaman rakyat Ha 342,35 2.049 16,7

4. Prosentase jumlah usaha dan/atau

kegiatan yang mentaati persyaratan

administrasi dan teknis pencegahan

pencemaran air.

% PPA 32,00 100 32,00

5. Cakupan layanan sampah perkotaan % 100 100 100

6. DAS berkondisi kritis DAS 25,5 25 98

7. Cakupan perusahaan/ Badan Usaha

Wajib AMDAL yang memiliki

dokumen AMDAL

% 77,78 100 77,78

8. Cakupan perusahaan/ Badan Usaha

Wajib UKL/UPL yang memiliki

dokumen UKL/UPL

% 82,5 100 82,5

9. Cakupan perusahaan/ Badan Usaha

Wajib SPPL yang memiliki dokumen

SPPL

%

100 100 100

Pencapaian indikator menurunnya tingkat kerusakan di kawasan hutan

sampai dengan tahun 2014 sudah sangat baik. Jika dibandingkan dengan

pencapaian yang harus dicapai di tahun 2015 sebesar 41.553 Ha, pencapaian

sampai dengan tahun 2014 sudah berada pada posisi 99,2%. Sisa dari target

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 100

yang harus dituntaskan di tahun 2015 yaitu mengurangi tingkat kerusakan hutan

sebanyak 341,5 Ha.

Pencapaian indikator menurunnya tingkat kerusakan lahan/APL sampai

dengan tahun 2014 sangat baik dan telah melampaui target yang telah ditetapkan

sampai dengan tahun 2015. Keberhasilan pencapaian indikator menurunnya

tingkat kerusakan lahan/APL di Kabupaten Bangka Barat juga ditopang dengan

program kegiatan dari pihak Kementerian Kehutanan lewat kegiatan Kebun Bibit

Rakyat yang ditanam di lokasi lahan/APL yang mengalami kerusakan.

Pencapaian indikator hutan tanaman rakyat sampai dengan tahun 2014

jika dibandingkan dengan target sampai dengan tahun 2015 masih sangat minim,

yaitu masih pada angka 16,7%. Kecilnya pencapaian indikator hutan tanaman

rakyat disebabkan minimnya izin yang dikeluarkan oleh Kementerian Kehutanan

jika dibandingkan dengan proposal yang diajukan oleh Kabupaten Bangka Barat.

Kawasan hutan yang semula direncanakan untuk hutan tanaman rakyat oleh

pihak Kabupaten Bangka Barat, tidak jarang akhirnya ditetapkan sebagai kawasan

hutan tanaman industri oleh pihak Kementerian Kehutanan.

Pencapaian Indikator Daerah Aliran Sungai (DAS) yang berkondisi kritis

sampai dengan tahun 2014 adalah 25,5 DAS, dengan pengertian masih terdapat

25,5 DAS yang berkondisi ktiris di Kabupaten Bangka Barat. Kabupaten Bangka

Barat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2014 baru bisa mengurangi DAS

yang berkondisi kritis sebanyak 1,5 DAS. Sisa dari target terkait pengurangan DAS

yang berkondisi kritis untuk tahun 2015 yaitu 0,5 DAS, sehingga DAS yang

berkondisi kritis bersisa sebanyak 25 DAS. Diharapkan pencapaian indikator DAS

yang berkondisi kritis sampai dengan tahun 2015 nantinya dapat tercapai dengan

baik.

Pencapaian cakupan layanan sampah perkotaan di Kabupaten Bangka

Barat sampai dengan tahun 2014 dapat dipenuhi sesuai target (100%).

Peningkatan jumlah sarana dan prasarana layanan persampahan setiap tahunnya

diharapkan mampu untuk memenuhi penanganan pelayanan sampah yang setiap

tahun juga semakin meningkat beriring dengan bertambahnya penduduk di

daerah perkotaan.

Untuk pencapaian cakupan perusahaan/ Badan Usaha Wajib dokumen

lingkungannya sampai dengan tahun 2015 baik berupa dokumen AMDAL,

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 101

UKL/UPL, serta SPPL diprediksi dapat tercapai sesuai dengan target yang telah

ditetapkan dalam dokumen RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-2015.

Beberapa izin terkait dokumen lingkungan oleh perusahaan/ badan usaha yang

masih dalam proses diharapkan dapat diselesaikan di tahun 2015.

Sasaran Strategis 10 adalah ” Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur”

dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.48

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Tugas belajar pendidikan formal

untuk tenaga teknis

- S2 biaya APBD II Orang 2 1 1 100

- Cost sharing Orang/tahun 2 5 6 120

2. Tugas belajar pendidikan formal

untuk tenaga kesehatan

spesialis

orang 1 1 1 100

3. PPNS orang 6 1 1 100

4. Persentase pejabat struktural

yang telah lulus Diklat PIM

- Eselon II % 66,67 100 64,29 64,29

- Eselon III % 85,05 85 76,42 89,91

- Eselon IV % 96,37 100 61,94 61,94

5. Indeks kepuasan pegawai

terhadap pelayanan

kepegawaian dari BKD

skala B B B 100

Untuk mengukur keberhasilan pencapaian sasaran Meningkatnya Kualitas

SDM Aparatur, terdapat 5 indikator pendukung dengan pencapaian rata-rata sebesar

96,41%.

Indikator Tugas belajar pendidikan formal untuk tenaga teknis terdiri dari 2

jenis yaitu S2 yang dibiayai oleh APBD Kabupaten Bangka Barat dan cost sharing dari

kementerian/lembaga terkait. Target tugas belajar S2 tahun 2014 yang dibiayai oleh

APBD Kabupaten Bangka Barat adalah sebanyak 1 orang dan telah terealisasi 100%

yaitu Pegawai Negeri Sipil Pemerintah Kabupaten Bangka Barat yang bertugas belajar

S2 Ilmu Peternakan Universitas Gajah Mada. Untuk tugas belajar cost sharing, dari

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 102

target tahun 2014 sebanyak 5 orang, dapat terealisasi sebanyak 6 orang PNS yang

terdiri dari 1 orang Magister Ilmu Lingkungan UNPAD, 1 orang S2 Ilmu Akuntansi

Universitas Indonesia, 1 orang S2 Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dan 1

orang S2 Keperawatan Medikal Bedah Universitas Indonesia, 1 orang S2 Manajemen

Farmasi Universitas Gajah Mada, 1 orang Magister Pendidikan Kebutuhan Khusus

Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Indikator selanjutnya yaitu tugas belajar

pendidikan formal untuk tenaga kesehatan spesialis yang dibiayai dari APBD

Kabupaten Bangka Barat tercapai sebanyak 1 orang yang terealisasi 100% yaitu

spesialis Patologi Anatomi Universitas Sriwijaya.

Tabel 3.49

Daftar Pegawai yang Tugas Belajar Tahun 2014

NO. PERGURUAN TINGGI JURUSAN SUMBER DANA

1. Universitas Gajah Mada S2 Ilmu Peternakan APBD

2. UNPAD, Bandung S2 Magister Ilmu Lingkungan Cost Sharing Bappenas

& APBD

3. Universitas Indonesia S2 Ilmu Akuntansi Cost Sharing BPKP &

APBD

4. Universitas Gajah Mada S2 Manajemen Farmasi Cost Sharing Kemenkes

& APBD

5. Universitas Indonesia S2 Kesehatan Masyarakat Cost Sharing Kemenkes

& APBD

6. Universitas Indonesia S2 Keperawatan Medikal Bedah Cost Sharing Kemenkes

& APBD

7. Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung

S2 Magister Pendidikan

Kebutuhan Khusus

Cost Sharing Kemdikbud

& APBD

8. Universitas Sriwijaya Program Dokter Spesialis

Patologi Anatomi APBD

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Untuk Indikator Penyidik Pegawai Negeri Sipil pada tahun 2014 terealisasi

100%, dari 1 orang PPNS sesuai dengan yang ditargetkan yaitu 1 orang PPNS

Perikanan. Jika dibandingkan dengan target RPJMD, maka untuk jumlah PPNS di

Kabupaten Bangka Barat telah mencapai target

Persentase pencapaian indikator pejabat struktural yang telah lulus Diklat PIM

seluruhnya belum dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Pejabat struktural

Eselon IV yang telah lulus diklat PIM IV sebanyak 166 orang dari 268 pejabat eselon

IV atau 61,94% dari target 100%, pejabat struktural Eselon III yang telah lulus diklat

PIM III sebanyak 94 orang dari 123 pejabat eselon III atau 76,42% dari target 85%,

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 103

dan untuk pejabat struktural eselon II yang telah lulus diklat PIM II sebanyak 18 orang

dari 28 pejabat eselon II atau 64,29% dari target 100%.

Keseluruhan realisasi untuk pejabat eselon yang telah Diklat PIM di tahun

2014 tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2013. Pejabat

struktural yang telah menduduki eselon namun belum mengikuti Diklam PIM tersebut

belum dapat mencapai target dikarenakan sampai dengan tahun 2014, Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat belum memiliki sarana prasarana kediklatan yang memadai

sehingga untuk pelaksanaan Diklat PIM dilakukan di luar daerah yang secara tidak

langsung peserta Diklat PIM yang diusulkan dibatasi sesuai dengan kuota dari pihak

penyelenggara. Ditahun 2014, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat hanya

mengirimkan peserta diklat PIM III sebanyak 15 orang ke Badan Diklat Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung dan peserta diklat PIM IV sebanyak 12 orang. Sementara

untuk peserta diklat PIM II sebanyak 3 orang ke Badan Diklat Lembaga Administrasi

Negara di Jakarta.

Kendala dan hambatan dalam pencapaian indikator persentase pejabat

eselon yang telah lulus Diklat PIM antara lain adalah :

- Pelantikan yang tidak diimbangi dengan pelaksanaan pengiriman peserta diklat.

- Terbatasnya anggaran untuk pengiriman peserta diklat.

- Pelaksanaan diklat PIM II hanya dapat dilaksanakan oleh Badan Diklat Lembaga

Administrasi Negara sehingga peserta dibatasi.

- Pelaksanaan diklat tidak dapat dilaksanakan di Kabupaten Bangka Barat

dikarenakan belum layaknya sarana dan prasarana untuk pelaksanaan diklat.

Tabel 3.50

Jumlah Pejabat Eselon yang telah mengikuti Diklat PIM Tahun 2014

No. Eselon Jumlah Telah lulus

diklat PIM

Persentase

Capaian Kinerja

1. II.A 1 1 100%

2. II.B 27 17 62,96%

Total 28 18 64,29%

1. III.A 47 46 97,87%

2. III.B 76 48 63,16%

Total 123 94 76,42%

1. IV.A 242 159 65,70%

2. IV.B 26 7 26,92%

Total 268 166 61,94%

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 104

Untuk indikator indeks kepuasan pegawai terhadap pelayanan kepegawaian

pada tahun 2014 adalah Skala B dengan nilai 77,52 point yaitu kategori Baik.

Pencapaian tersebut sama dengan tahun 2013, namun nilai di tahun 2014

meningkat dari tahun 2013 dengan nilai 70,33 Point.

Tabel 3.51

Nilai Rata-rata Unsur Penilaian Indeks Kepuasan

Pelayanan Kepegawaian Tahun 2014

No. UNSUR PELAYANAN NILAI RATA-RATA

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

14.

Prosedur pelayanan

Persyaratan pelayanan

Kejelasan petugas pelayanan

Kedislipinan petugas pelayanan

Tanggung jawab petugas pelayanan

Kemampuan petugas pelayanan

Kecepatan pelayanan

Keadilan mendapatkan pelayanan

Kesopanan dan keramahtamahan petugas

Kewajaran biaya pelayanan

Kepastian biaya pelayanan

Kepastian jadwal pelayanan

Kenyamanan lingkungan

Keamanan pelayanan

3,107

3,087

3,087

3,047

3,100

3,047

2,960

3,493

3,107

3,113

3,247

3,047

3,107

3,127

Sumber : Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun 2014 dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD cukup baik dengan rata-rata sasaran sebesar 90,82%.

Seluruh indikator pendukung sasaran memiliki capaian di atas 80% kecuali untuk

persentase pejabat struktural yang telah lulus diklat PIM sebagaimana dapat dilihat

pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.52

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas SDM Aparatur

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Tugas belajar pendidikan formal

untuk tenaga teknis

- S2 biaya APBD II Orang 8 9 88,89

- Cost sharing Orang 13 15 86,67

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 105

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

2. Tugas belajar pendidikan formal

untuk tenaga kesehatan spesialis orang 4 5 80

3. PPNS orang 10 7 114,29

4. Persentase pejabat struktural yang

telah lulus Diklat PIM

- Eselon II % 64,29 100,00 64,29

- Eselon III % 76,42 100,00 89,91

- Eselon IV % 61,94 100,00 61,94

5. Indeks kepuasan pegawai terhadap

pelayanan kepegawaiaan skala B B 100

Sasaran Strategis 11 adalah ”Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang akuntabel”

dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.53

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang Akuntabel Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013 TARGET 2014 REALISASI %

1. Sistem Informasi Manajemen

Pemda buah 9 1 - 0

2. Penilaian Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah C C CC 111,78

3. Penilaian Laporan

Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah

Peringkat

Tingkat

Nasional

- 90 138 46,67

4. Cakupan pembahasan raperda

yang menjadi perda % 93,33 100 73,33 73,33

5. Persentase cakupan

pemeriksaan % 88,49 75 92,59 123,45

6. Persentase penyelesaian

tindak lanjut temuan hasil

pengawasan

% 73,36 80 75,22 94,03

7. Persentase penyelesaian

tindak lanjut pengaduan

masyarakat yang sudah

ditangani

% 100 90 118,75 131,94

8. Penerapan pengelolaan arsip

secara baku % 16,13 62,5 46,88 75

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 106

Sasaran Meningkatnya tata kelola pemerintahan yang akuntabel didukung

oleh 8 indikator sasaran dengan capaian rata-rata kinerja sasaran sebesar 82,03%,

dengan uraian masing-masing indikator sebagai berikut :

1. Salah satu indikator dalam pencapaiaan sasaran terwujudnya pemerintahan yang

bersih dan profesional yaitu tersedianya sistem informasi manajemen sebagai

penunjang kinerja yang berbasis sistem informasi. Indikator Sistem Informasi

Manajemen (SIM) Pemerintah Daerah pada tahun 2014 dari target 1 buah SIM

tidak terealisasi dikarenakan pada tahun 2013 telah terealisasi sebanyak 9 SIM

yang secara teknis menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi SKPD serta

beberapa jenis SIM yang berbasis web dan bersifat umum seperti Sistem

Informasi Lintas Satker serta Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum (JDIH) dan

Website Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan sebagai media

informasi khusus pelayanan perizinan dan investasi.

Tabel 3.54

Sistem Informasi Manajemen di Kabupaten Bangka Barat

No. JENIS SIM URL SKPD PENGGUNA

1 Sistem Informasi

Perencanaan Pembangunan

Daerah

sippda.bangkabaratkab.go.id BAPPEDA

2 Sistem Informasi Monitoring

dan Evaluasi

simonev.bangkabaratkab.go.id BAPPEDA

3 Sistem Informasi Manajemen

Arsip

simarsip.bangkabaratkab.go.id Kantor Arsip dan

Perpustakaan

4 Sistem Informasi Manajemen

Database Kelautan dan

Perikanan

sikp.bangkabaratkab.go.id Dinas Kelautan dan

Perikanan

5 Aplikasi Sistem Informasi

Manajemen Database

Pertambangan

simtambang.bangkabaratkab.go.id Dinas DESDM

6 Sistem Informasi Manajemen

Pengentasan Kemiskinan

simtaskin.bangkabaratkab.go.id BAPPEDA

7 Sistem Informasi Manajemen

Persediaan Barang

simpersediaan.bangkabaratkab. go.id DPPKA

8 Sistem Informasi Manajeman

Keuangan Daerah

Offline DPPKA

9 Sistem Informasi Manajemen

Objek Pajak (SISMIOP)

Offline DPPKA

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika

2. Pada tahun 2014 untuk penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat tahun 2013 mendapat predikat CC dengan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 107

nilai 55,89. Penilaian dilakukan secara desk evaluation yang dilakukan langsung

oleh Kementerian Pendayagunakan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi dan

jika dilihat dari hasil tersebut, maka terjadi peningkatan yang cukup signifikan jika

dibandingkan dengan hasil penilaian SAKIP tahun 2012 yang dilakukan pada

tahun 2013 oleh Inspektorat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dengan nilai

33,79. Jika dibandingkan antara target di tahun 2014 dengan predikat C (range

nilai >30-50) dengan capaian predikat CC (nilai 55,89), maka pencapaian kinerja

indikator Penilaian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebesar

111,78% atau sangat baik.

Berdasarkan hasil evaluasi SAKIP, dalam rangka perbaikan dan peningkatan

implementasi SAKIP Kabupaten Bangka Barat tahun 2014, pemerintah

Kabupaten Bangka Barat telah melakukan beberapa perbaikan yaitu :

a. Review terhadap dokumen perencanaan SKPD (Renstra SKPD) dan melakukan

penyelarasan dengan perubahan RPJMD Kabupaten Bangka Barat yang telah

ditetapkan melalui Peraturan Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 02

Tahun 2014;

b. Melakukan evaluasi terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP) SKPD tahun 2013 yang dilakukan oleh Inspektorat

Kabupaten Bangka Barat.

Berdasarkan Evaluasi LAKIP terhadap 30 SKPD di lingkungan Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013, secara umum akuntabilitas kinerja

SKPD mendapat nilai lebih baik dari evaluasi tahun sebelumnya dengan

penambahan SKPD yang mendapat nilai B dengan predikat Baik dari 1 (satu)

SKPD menjadi 2 (dua) SKPD dan SKPD yang mendapat nilai CC dengan

predikat cukup baik dari 19 (Sembilan belas) menjadi 24 (dua puluh empat)

SKPD;

c. Melakukan koordinasi secara rutin dengan seluruh SKPD melalui rapat

mingguan dan bulanan dalam rangka peningkatan kinerja SKPD.

d. Melakukan pengendalian dan evaluasi terhadap pelaksanaan hasil program

dan kegiatan tahun 2014 secara triwulanan.

3. Untuk indikator Penilaian Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD)

pada tahun 2013 LPPD Kabupaten Bangka Barat berada di peringkat 138 dari

target peringkat 90. Pencapaian tersebut mengalami peningkatan dari tahun

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 108

2012 dengan peringkat 148. Kendala dalam pencapaian target penilaian LPPD

adalah kesulitan pada SKPD dalam menyediakan data pendukung serta validitas

data yang disajikan. Dalam rangka peningkatan kualitas LPPD, terus dilakukan

koordinasi serta asistensi dengan BPKP Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka

Belitung.

4. Capaian Indikator Cakupan pembahasan raperda yang menjadi perda pada tahun

2014 terealisasi sebesar 73,33%. Target jumlah Raperda yang difasilitasi oleh

Sekretariat DPRD pada tahun 2014 sebanyak 15 Raperda, namun yang disahkan

oleh pihak legislatif sebanyak 11 Perda, yaitu :

a. Raperda Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014-

2034;

b. Raperda tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2011

tentang RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-2015;

c. Raperda Bangunan Gedung;

d. Raperda Perpustakaan;

e. Raperda Retribusi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Asing;

f. Raperda Kearsipan;

g. Raperda Izin Usaha Industri, Izin Perluasan dan Tanda Daftar Industri;

h. Raperda Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 tahun 2012 tentang

Barang Milik Daerah;

i. Raperda Izin Usaha Perkebunan;

j. Raperda Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2011 tentang

Retribusi Izin Gangguan;

k. Raperda Analisis Dampak Lalu Lintas

Jika dibandingkan dengan capaian tahun 2013 (93,33%), maka terjadi penurunan

yang disebabkan antara lain adalah :

- Faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan seperti kondisi politik yang tidak

menentu,

- Pelaksanaan kegiatan tergantung dengan jadwal yang ditetapkan oleh DPRD

sesuai dengan hasil rapat Badan Musyawarah DPRD,

- Pergantian anggota DPRD dengan berakhirnya jabatan anggota DPRD periode

2009-2014 dan dilantiknya anggota DPRD periode 2014-2019.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 109

5. Indikator Persentase Cakupan Pemeriksaan pada tahun 2014 dapat

direalisasikan sebesar 92,59% dari target 75%. Berdasarkan 135 objek

pemeriksaan dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang dilakukan

pada tahun 2014 yang terealisasi sebesar 125 objek pemeriksaan. Capaian

tersebut meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2013 yaitu 88,49% (139

objek pemeriksaan dalam PKPT dan yang terealisasi sebesar 123 objek

pemeriksaan).

6. Realisasi indikator kinerja persentase penyelesaian tindak lanjut temuan hasil

pengawasan adalah 75,22% yaitu dari 569 rekomendasi laporan hasil

pengawasan/pemeriksaan yang diselesaikan sebanyak 428 rekomendasi. Jika

dibandingkan dengan realisasi tahun 2013 yaitu sebesar 73,36% rekomendasi

yang dapat diselesaikan, maka terjadi peningkatan sebesar 1,86%). Pencapaian

tersebut tidak sesuai dengan target disebabkan oleh beberapa permasalahan

yaitu :

a. Laporan hasil audit dari BPK Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

terlambat diterima oleh Inspektorat Kabupaten Bangka Barat sehingga tidak

dapat segera ditindaklanjuti;

b. Kurangnya pemahaman objek pengawasan/pemeriksaan akan pentingnya

tindak lanjut temuan hasil pengawasan/pemeriksaan dilakukan sehingga

sangat berpengaruh terhadap kinerja objek tersebut;

c. Kurang responnya penanggung jawab penyelesaian tindak lanjut sehingga

temuan hasil pengawasan/pemeriksaan sering kali berulang terjadi pada objek

tersebut.

7. Persentase penyelesaian tindak lanjut pengaduan masyarakat yang sudah

ditangani, pada tahun 2014 mencapai 118,75%, yaitu dari 16 SPT pengawasan

khusus yang direncanakan telah terealisasi 19 SPT pengawasan khusus terkait

pengaduan dari masyarakat dan disposisi bupati, yang seluruhnya telah

ditindaklanjuti. Selain melaksanakan tindak lanjut pengaduan dari masyarakat,

Inspektorat Kabupaten juga melakukan pengawasan khusus seperti pengawasan

masa akhir jabatan Kepala Desa.

8. Untuk indikator Penerapan pengelolaan arsip secara baku, pada tahun 2014

dapat direalisasikan sebesar 46,88% dari target 62,5%. Dari jumlah keseluruhan

32 Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 110

Bangka Barat ditargetkan sebanyak 20 SKPD yang dapat menerapkan

pengelolaan arsip secara baku di tahun 2014. Namun berdasarkan monitoring

dan evaluasi yang dilakukan oleh Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah, hanya

15 SKPD yang telah menerapkan pengelolaan arsip dengan baik yaitu :

1) Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah;

2) Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan;

3) Kecamatan Muntok;

4) Kecamatan Simpang Teritip;

5) Kecamatan Kelapa;

6) Kecamatan Jebus;

7) Kecamatan Parit Tiga;

8) Kecamatan Tempilang;

9) Inspektorat;

10) Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Daerah;

11) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

12) Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral;

13) Dinas Kehutanan;

14) Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset;

15) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;

Belum tercapainya target kinerja yang ditetapkan disebabkan antara lain adalah

belum ditetapkannya petugas yang konsisten untuk mengelola arsip dan sarana

prasarana kearsipan di SKPD yang belum memadai.

Dalam rangka peningkatan pengelolaan kearsipan telah dilakukan pembinaan dan

peningkatan SDM pengelola kearsipan melalui berbagai program dan kegiatan

penunjang seperti Bimtek sistem pengolahan arsip, lomba kearsipan, asistensi

arsip desa, serta monitoring dan evaluasi kearsipan.

Realisasi akumulasi capaian indikator sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan

dengan rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 111

Tabel 3.55

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Tata Kelola Pemerintahan yang

Akuntabel Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Sistem Informasi Manajemen

Pemda buah 13 9 144,44

2. Penilaian Sistem Akuntabilitas

Kinerja Instansi Pemerintah CC CC 100

3. Penilaian Laporan Penyelenggaraan

Pemerintah Daerah

Peringkat

Tingkat

Nasional

138 80 27,50

4. Cakupan pembahasan raperda

yang menjadi perda % 73,33 100 66,67

5. Persentase cakupan pemeriksaan % 92,59 79 117,20

6. Persentase penyelesaian tindak

lanjut temuan hasil pengawasan % 75,22 90 83,58

7. Persentase penyelesaian tindak

lanjut pengaduan masyarakat yang

sudah ditangani

% 118,75 100 118,75

8. Penerapan pengelolaan arsip secara

baku % 46,88 75 62,51

Dalam rangka mendukung tercapainya tata kelola pemerintahan yang

akuntabel, terus dilakukan langkah-langkah reformasi birokrasi yaitu perbaikan dalam

elemen-elemen birokrasi baik kelembagaan, sumber daya aparatur, ketatalaksanaan,

akuntabilitas kinerja aparatur, pengawasan dan pelayanan publik. Pada tahun 2013

telah disusun Roadmap Reformasi Birokrasi Pemerintah Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014-2018 sebagai salah satu wujud komitmen pemerintah daerah serta

memberikan gambaran yang jelas atas perubahan yang dilakukan, fokus perubahan,

kegiatan yang akan dilaksanakan dan sasaran yang akan dicapai dalam pelaksanaan

reformasi birokrasi di Kabupaten Bangka Barat.

Hal-hal yang telah dilakukan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dalam

rangka reformasi birokrasi antara lain :

a. Kelembagaan

Perbaikan kelembagaan daerah melalui perubahan struktur organisasi di

lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat di tahun 2014 melalui 3

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 112

peraturan daerah yang ditetapkan pada tanggal 31 Desember 2013. Pokok-pokok

perubahan peraturan tentang organisasi dan tata kerja SKPD tersebut antara lain :

- Pembentukan lembaga dan atau struktur pada lembaga yang telah ada untuk

menaungi beberapa urusan kewenangan daerah yang belum terakomodir

secara maksimal pada peraturan daerah yang lama, seperti urusan Ketahanan

Pangan, perizinan bidang penanaman modal, perlindungan masyarakat,

penanggulangan bencana, persampahan, dan pengadaan barang (ULP dan

LPSE).

- Mensinkronkan tugas dan fungsi yang masih tumpang tindih dan yang belum

sesuai dengan nomenklatur yang telah dibuat.

- Menggabungkan dan atau memisahkan SKPD yang masih belum sesuai

dengan perumpunannya.

b. Ketatalaksanaan

Dalam hal ketatalaksanaan, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah

menerbitkan dua kebijakan yaitu :

- Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 54 tahun 2011 tentang

Penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di Lingkungan Pemerintah Daerah

Kabupaten Bangka Barat.

- Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 23 Tahun 2012 tentang Sistem Tata

Kerja dan Penyediaan Data Dinas Kabupaten Bangka Barat. Di dalam

peraturan ini diatur tentang tata laksana dalam hal perencanaan, tata laksana

dalam hal koordinasi, tata laksana dalam menjalankan kewenangan, tata

laksana dalam penyediaan data dinas dan tata laksana dalam pelaksanaan

pengendalian internal.

Selain ditetapkannya peraturan tersebut, mulai tahun 2013 juga telah disusun

Standar Operasional Prosedur (SOP) di seluruh SKPD dengan jumlah

diperkirakan 100 SOP yang dilanjutkan secara bertahap dan direviu di tahun

2014 sesuai dengan kebutuhan. Sementara dalam rangka menunjang

pelaksanaan E-Government dan keterbukaan informasi, telah dibuat Website

Kabupaten Bangka Barat dan beberapa Website SKPD serta sistem informasi

terpadu melalui jaringan internet yang terkoneksi ke seluruh SKPD dalam

lingkup Komplek Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 113

c. Perundang-undangan (Kebijakan/Regulasi)

Kabupaten Bangka Barat melalui Bagian Hukum Sekretariat Daerah Kabupaten

Bangka Barat telah melakukan penataan perundang-undangan dengan tujuan

agar perundang-undangan yang ditetapkan tidak bertentangan dengan aturan

yang lebih tinggi dan tidak ada tumpang tindih peraturan.

Tabel 3.56

Daftar Penerbitan Peraturan Daerah dan Peraturan Bupati

Tahun 2011-2014

No. Tahun Peraturan Daerah Peraturan Bupati

1. 2011 17 66

2. 2012 14 39

3. 2013 15 43

4. 2014 11 46

Sumber : Bagian Hukum Sekretariat Daerah

d. Pelayanan Publik

Dalam rangka peningkatan pelayanan publik di Kabupaten Bangka Barat,

beberapa hal yang telah dilakukan antara lain :

- Ditetapkannya Peraturan Daerah Nomor 2 Tahun 2010 tentang

Penyelenggaraan Pelayanan Publik Kabupaten Bangka Barat.

- Pembentukan Kantor Penyelenggaraan Terpadu Satu Pintu Kabupaten Bangka

Barat yang selanjutnya diubah menjadi Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan.

- Melakukan monitoring dan evaluasi pelayanan publik.

Tabel 3.57

Rekapitulasi Hasil Monitoring dan Evaluasi Pelayanan Publik

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. SKPD Jumlah Nilai Nilai Rata-rata

1. Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

732 81,33

2. Dinas Perindustrian, Perdagangan,

Koperasi dan UKM

630 70

3. Dinas Perhubungan, Pariwisata,

Kebudayaan dan Informatika

615 68,33

4. Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan

827 91,89

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 114

No. SKPD Jumlah Nilai Nilai Rata-rata

5. Kantor Arsip dan Perpustakaan

Daerah

687 76,33

6. Kecamatan Simpangteritip 712 79,11

7. Kecamatan Kelapa 587 65,22

8. Kecamatan Jebus 615 68,33

9. Kecamatan Tempilang 612 68

10. Kecamatan Parittiga 621 69

11. Kecamatan Muntok 639 71

12. RSUD Sejiran Setason 780 86,67

13. Puskesmas Muntok 647 71,89

14. Puskesmas Jebus 590 65,56

15. Puskesmas Puput 576 64

16. Puskesmas Sekar Biru 667 74,11

17. Puskesmas Kelapa 586 65,11

18. Puskesmas Tempilang 585 65

19. Puskesmas Simpangteritip 625 64,44

JUMLAH 1370 72,12

Sumber : Bagian Organisasi dan Kelembagaan Sekretariat Daerah

- Pelaksanaan program baik yang langsung berdampak pada publik maupun

lewat instrument yang memacu peningkatan pelayanan publik, yaitu antara

lain :

a. Program desa mandiri, yang bertujuan memberikan stimulan secara

langsung atau tidak langsung agar desa dapat mandiri melalui pembinaan

secara terpadu berbagai sektor dengan melibatkan seluruh SKPD.

b. Program Four In One, yang merupakan program yang masih terkait dengan

program desa mandiri, yaitu dengan memberikan 4 pelayanan secara

langsung kepada masyarakat dalam satu gedung pelayanan (sekretariat

desa mandiri, Posyandu, Poskamling dan perpustakaan desa).

c. Government Mobile, yaitu suatu program yang dimaksudkan untuk

memperpendek jarak layanan yang diberikan oleh SKPD dengan langsung

melayani masyarakat yang terpusat dalam satu lokasi di daerah tertentu.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 115

d. Mendekatkan pelayanan kepada masyarakat serta memperbaiki pelayanan

perizinan ke arah yang lebih cepat dan lebih murah dengan penerapan

PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan) serta peningkatan

kinerja pelayanan terpadu satu pintu melalui Kantor Penanaman Modal

dan Pelayanan Perizinan.

e. Pelaksanaan Bangka Barat Betason (B3), yang merupakan suatu wadah

pelayanan publik dalam bentuk pertemuan yang bersifat kekeluargaan dan

kebersamaan antara masyarakat dengan pimpinan daerah (bupati dan

wakil bupati) beserta jajaran SKPD teknis dalam rangka menjaring aspirasi

serta isu strategis yang berkembang di masyarakat. Kegiatan ini diangkat

dari semboyan Kabupaten Bangka Barat yaitu “SEJIRAN SETASON” yang

berarti wilayah negeri yang mempunyai warga yang berdasarkan

kekeluargaan dan kebersamaan.

- Melakukan Survei Indeks Kepuasan Masyarakat, yang bertujuan untuk

mengukur kepuasan masyarakat sebagai pengguna layanan dan

meningkatkan kualitas penyelenggaraan pelayanan publik. Sesuai dengan

semangat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,

kehadiran survei kepuasan masyarakat dimaksudkan untuk mendorong

partisipasi masyarakat sebagai pengguna layanan dalam menilai kinerja

penyelenggara pelayanan. Selain itu juga untuk mendorong penyelenggara

pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanan, serta menjadi lebih

inovatif dalam menyelenggarakan pelayanan publik.

Tabel 3.58

Rekapitulasi Hasil Survei Indeks Kepuasan Masyarakat

SKPD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. Satuan Kerja Skor IKM Kategori

1 Dinas Kesehatan 75,62 B / Baik

2 Puskesmas Muntok 78,06 B / Baik

3 Puskesmas Simpangteritip 74,88 B / Baik

4 Puskesmas Kundi 69,76 B / Baik

5 Puskesmas Jebus 79,52 B / Baik

6 Puskesmas Puput 80,34 B / Baik

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 116

No. Satuan Kerja Skor IKM Kategori

7 Puskesmas Sekar Biru 80,64 B / Baik

8 Puskesmas Kelapa 76,73 B / Baik

9 Puskesmas Tempilang 78,34 B / Baik

10 Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga 76,92 B / Baik

11 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

80,08 B / Baik

12 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 79,59 B / Baik

13 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan

dan Aset

74,44 B / Baik

14 Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan

80,1 B / Baik

15 Badan Kependudukan dan Keluarga

Berencana

78,15 B / Baik

16 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan

Linmas

75,56 B / Baik

17 RSUD Sejiran Setason 73,23 B / Baik

18 Sekretariat Daerah 70,03 B / Baik

19 Kecamatan Muntok 79,78 B / Baik

20 Kecamatan Simpangteritip 82,72 A / Sangat Baik

21 Kecamatan Jebus 72,7 B / Baik

22 Kecamatan Tempilang 79,53 B / Baik

23 Kecamatan Kelapa 74,38 B / Baik

24 Kecamatan Parittiga 76,71 B / Baik

Sumber : Bagian Organisasi dan Kelembagaan Sekretariat Daerah

- Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) yang merupakan unsur

pelaksana operasional dinas dengan tujuan untuk memperpendek jarak

layanan urusan pemerintahan yang bersifat teknis, antara lain :

a. UPTD Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana untuk Balai Penyuluh

Keluarga Berencana;

b. UPTD Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM untuk

Pengelolaan Pasar;

c. UPTD Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk Balai Latihan

Kerja;

d. UPTD Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika untuk

Pengelolaan Terminal;

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 117

e. UPTD Dinas Perikanan dan Kelautan untuk Balai Benih Ikan dan Pusat

Pelelangan Ikan;

f. UPTD Dinas Kehutanan untuk Satuan Pengelolaan Hutan Produksi;

g. UPTD Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di setiap kecamatan;

e. Manajemen Perubahan

Kabupaten Bangka Barat telah melakukan manajemen perubahan melalui

penerapan Program SEED (Self Effort Edufication Diagnose) dimana melalui

program ini diharapkan dapat mendiagnosa permasalahan secara mandiri dan

dicarikan solusinya. Program ini dilaksanakan melalui rapat pimpinan daerah

setiap hari Senin untuk membahas lebih mendalam hasil diagnosis dari Kepala

SKPD untuk dibahas bersama dan mencari solusi yang terbaik.

Sasaran Strategis 12” Meningkatnya penerimaan dan kualitas pengelolaan keuangan

daerah”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.59

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Penerimaan dan Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Kontribusi Pendapatan Asli

Daerah terhadap pendapatan

daerah

% 7,88 6,41 4,47 69,73

2. Opini BPK terhadap Laporan

Keuangan WDP WTP WTP 100

Pencapaian kinerja sasaran “Meningkatnya penerimaan dan kualitas

pengelolaan keuangan daerah” tahun 2014 terealisasi sebesar 84,86%, dengan 2

indikator pendukung yaitu :

1. Pada Tahun Anggaran 2014 Secara keseluruhan Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Kabupaten Bangka Barat terealisasi sebesar Rp 30.080.118.003,19 dari target

sebesar Rp.31.713.105.115,00 dalam APBD Tahun 2014. Realisasi PAD tersebut

menurun 33,66% jika dibandingkan dengan realisasi PAD tahun 2013 yaitu

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 118

sebesar Rp 45.341.617.077,60. Berdasarkan target yang ditetapkan dalam

indikator sasaran tersebut, pencapaian kinerja untuk indikator Kontribusi

Pendapatan Asli Daerah terhadap pendapatan daerah sebesar 69,73%.

Tabel 3.60

Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Menurut Jenis Pendapatan Tahun Anggaran 2014

NO. URAIAN REALISASI 2013

(Rp) TARGET 2014 (Rp)

REALISASI 2014

(Rp) %

1. Pendapatan Pajak

Daerah

19.232.744.325,47 10.395.000.000,00 11.201.299.824,25 107,7

2. Pendapatan Retribusi

Daerah

11.854.170.755,00 4.398.530.615,00 4.509.730.124,00 102,5

3. Pendapatan Hasil

Pengelolaan Kekayaan

Daerah yang

Dipisahkan

2.642.750.353,29 4.430.000.000,00 883.348.362,26 19,94

4. Lain-lain Pendapatan

Asli Daerah yang Sah

11.611.951.643,84 12.489.574.500,00 13.485.739.692,68 107,98

Total PAD 45.341.617.077,60 31.713.105.115,00 30.080.118.003,19 94,85

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Dari empat jenis Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2014 rata-rata

mencapai target, kecuali Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

dipisahkan terealisasi sebesar 19,94%. Rendahnya realisasi tersebut dikarenakan

deviden dari penyertaan modal Pemerintah Daerah pada PT. BPD Sumsel Babel

yang ditargetkan sebesar Rp 3.700.000.000,00, namun sampai dengan 31

Desember 2014 hanya terealisasi sebesar Rp 238.348.362,26 (6,44%). Realisasi

deviden dari penyertaan modal tersebut belum mencapai 100% pembagian

keuntungan dikarenakan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST)

dilaksanakan pada bulan Februari 2014.

Penurunan PAD secara umum disebabkan karena adanya beberapa kebijakan

seperti pengelolaan RSUD Sejiran Setason sebagai Badan Layanan Umum Daerah,

sehingga pendapatan retribusi yang diestimasikan lebih kurang 8 milyar tidak lagi

menjadi komponen PAD namun menjadi pendanaan operasional RSUD secara

langsung. Selain itu kebijakan yang terkait dengan Pajak Mineral Batuan Bukan

Logam yang tidak lagi memungut dari proyek-proyek yang didanai APBD turut

berpengaruh dari yang tadinya menyumbang kurang lebih sebesar 2,2 milyar turut

menyumbang turunnya PAD. Pembebasan biaya pembuatan KTP dan akta yang

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 119

terkait kependudukan sesuai dengan undang-undang yang berlakupun turut

mempengaruhi PAD Kabupaten Bangka Barat yang tadinya dari sektor ini mampu

menyumbang kurang lebih Rp 500 Juta rupiah dan yang terakhir adalah

menurunnya pendapatan dari pajak sarang burung walet.

2. Hasil evaluasi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI)

Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung terhadap Laporan Keuangan

Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2014 untuk laporan tahun 2013

memperoleh opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan paragraf penjelasan

dari target WTP (Wajar Tanpa Pengecualian).

Evaluasi terhadap laporan keuangan Kabupaten Bangka Barat tahun 2013 yang

dilakukan BPK RI perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun

2014 masih menemukan beberapa temuan, antara lain:

a. Hasil pemeriksaan atas sistem pengendalian intern pada Pemerintah

Kabupaten Bangka Barat tahun 2014 mengungkapkan 7 temuan pemeriksaan

dengan rincian sebagai berikut :

1) Persiapan Pemerintahan Kabupaten Bangka Barat menuju penerapan

Laporan Keuangan Berbasis Akrual belum memadai;

2) Pengelolaan pajak Bendahara Pengeluaran Pemerintah Kabupaten

Bangka Barat belum tertib;

3) Penatausahaan piutang pajak dan retribusi daerah pada tiga SKPD belum

memadai;

4) Pengelolaan persediaan Reagen pada Rumah Sakit Umum Daerah

Kabupaten Bangka Barat tidak tertib;

5) Pelaksanaan Sensus Barang Milik Daerah, Penatausahaan Aset Tetap, dan

pelaporan aset hilang belum optimal;

6) Pengelolaan dan penyajian pajak mineral bukan logam dan batuan belum

memadai;

7) Kesalahan penganggaran belanja modal.

b. Hasil pemeriksaan atas kepatuhan terhadap Perundang-undangan pada

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat tahun 2013 mengungkapkan 5 temuan

pemeriksaan dengan rincian sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 120

1) Pengelolaan kas oleh Bendahara Pengeluaran Dinas Pekerjaan umum

belum tertib;

2) Bendahara Pengeluaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terlambat

menyetorkan uang yang harus dipertanggungjawabkan (UYHD) ke Kas

Umum Daerah;

3) Surat Perjanjian Pinjam Pakai Barang Milik Daerah kepada Pemerintahan

Daerah belum sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

4) Penganggaran dan pelaksanaan belanja hibah tidak tertib;

5) Penggunaan dana hibah sebesar Rp 25.000.000,00 berindikasi

merugikan keuangan daerah.

Berdasarkan hasil evaluasi BPK RI terhadap laporan keuangan Kabupaten

Bangka Barat tahun 2013 diatas, dalam rangka perbaikan kinerja pengelolaan

keuangan daerah, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat pada tahun 2014 telah

menindaklanjuti temuan pemeriksaan tersebut dalam Rencana Aksi (Action Plan),

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menyiapkan formasi pegawai yang berlatar belakang pendidikan akuntansi

dan mempersiapkan sarana dan prasarana yang mendukung penerapan

akuntansi berbasis akrual;

b) Meningkatkan pengawasan oleh Kepala SKPD atas penatausahaan buku

pembantu pajak yang dikelola oleh bendahara pengeluaran;

c) Menerapkan penatausahaan piutang pajak dan retribusi yang tertib sesuai

dengan kebijakan akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat;

d) Meningkatkan pengawasan dalam pencatatan dan pelaporan administrasi

persediaan;

e) Meningkatkan pelaksanaan penatausahaan barang milik daerah yang

semakin handal dan optimal;

f) Meningkatkan pengawasan dalam pelaporan penatausahaan piutang pajak

mineral bukan logam dan batuan;

g) Meningkatkan pengawasan dalam melakukan penganggaran oleh TAPD agar

lebih cermat;

h) Meningkatkan pengawasan atas pertanggungjawaban fungsional bendahara

pengeluaran;

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 121

i) Lebih cermat dalam melakukan pengelolaan barang milik daerah,

mekanisme perencanaan penganggaran, serta pelaksanaan monitoring dan

evaluasi keuangan daerah dengan mempedomani peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Dari pelaksanaan tindak lanjut temuan diatas diharapkan pengelolaan keuangan

di Kabupaten Bangka Barat lebih optimal sehingga di tahun 2015 untuk

pemeriksaan Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dapat

memperoleh opini WTP tanpa paragraph penjelas sekaligus mendorong

pengelolaan keuangan dari berbasis kas menuju berbasis akrual sesuai dengan

amanat Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD sampai tahun 2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.61

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Penerimaan dan Kualitas

Pengelolaan Keuangan Daerah Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Kontribusi Pendapatan Asli

Daerah terhadap pendapatan

daerah

% 4,47 6,7 66,72

2. Opini BPK terhadap Laporan

Keuangan WTP WTP 100

Sasaran Strategis 13 adalah ” Meningkatnya kualitas pelayanan perizinan dan

administrasi publik”

Dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 122

Tabel 3.62

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perizinan dan Administrasi Publik Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Indeks kepuasan layanan masyarakat

terhadap pelayanan perizinan (skala A-

E)

Skala B B B 100

2. Indeks kepuasan layanan masyarakat

terhadap administrasi kependudukan

(skala A-E)

Skala B B B 100

3. Cakupan penduduk ber-KTP per satuan

penduduk (usia wajib ber-KTP) % 97,91 90 81,45 90,5

4. Cakupan penduduk berkartu keluarga

(KK) per satuan penduduk (wajib

berkartu keluarga)

% 82,82 90 86,96 96,62

5. Cakupan bayi berakte kelahiran % 87,65 90 91,22 101,36

6. Cakupan bangunan ber-IMB % 2,7 4 3,03 75,8

7. Cakupan bangunan ber-SIG % 55 70 63,06 90,08

8. Penyelesaian Kasus Tanah Negara % 0 100 67 67

9. Penyelesaian izin Lokasi % 0 100 100 100

Indeks kepuasan layanan masyarakat terhadap pelayanan perizinan yang

dilaksanakan oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten

Bangka Barat (KPMPP) adalah dengan mengacu pada Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor Kep.25/M.PAN/2/2004 tentang Pedoman

Umum Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat Unit Pelayanan Instansi

Pemerintah. Pada Tahun 2014, KPMPP melaksanakan Indeks Kepuasan Masyarakat

dengan kriteria responden adalah para pengguna layanan pada KPMPP. Pengguna

layanan didefinisikan sebagai orang yang sedang atau pernah (paling lama dua bulan

terakhir) mendapat pelayanan pada Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan

Perizinan dengan menggunakan pengukuran 14 (empat belas) unsur pelayanan. Hasil

dari survei Indeks Kepuasan Masyarakat atas pelayanan Kantor Penanaman Modal

dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Bangka Barat tersebut menggunakan sampling

dari pengguna layanan dengan berdasarkan pengukuran terhadap kualitas 14 unsur

pelayanan diperoleh hasil skor IKM sebesar 80,10, sehingga kinerja unit pelayanan ini

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 123

berada dalam skala pelayanan B dengan kategori Baik (nilai interval konversi indeks

kepuasan masyarakat 62,51 – 81,25).

Sementara untuk indeks kepuasan masyarakat terhadap pelayanan administrasi

kependudukan tahun 2014 sebesar 79,59 (skala B), yaitu lebih tinggi dibandingkan

tahun 2013 dengan nilai IKM sebesar 78,91. Keberhasilan pencapaian Indeks

kepuasan masyarakat terhadap pelayanan administrasi kependudukan tersebut

dikarenakan telah tersedianya media informasi dalam pengurusan administrasi

kependudukan dan pencatatan sipil. Waktu pelayanan yang diberikan telah jelas

sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) terhadap pelayanan pencatatan kelahiran

dengan jangka waktu pelaksanaan selama 6 hari dan pelayanan pencatatan dan

pembuatan KTP serta KK dengan jangka waktu pelaksanaan selama 1 hari.

Target cakupan penduduk ber-KTP per satuan penduduk (usia wajib ber-KTP)

pada tahun 2014 sebesar 90% dan terealisasi sebesar 81,45%. Capaian ini

berdasarkan jumlah penduduk yang melakukan perekaman KTP Elektronik sebanyak

114.107 jiwa dibandingkan dengan jumlah penduduk wajib KTP sebanyak 140.096

jiwa. Untuk realisasi capaian KTP adalah menggunakan data perekaman KTP

Elektronik dengan wajib KTP bersumber dari server SIAK Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil. Pencapaian tahun 2014 ini menurun jika dibandingkan tahun 2013

sebesar 97,91% dengan penduduk wajib KTP sebanyak 102.650 jiwa, dan terealisasi

sebesar 100.503 jiwa. Dari data Server AFIS KTP Elektronik tahun 2015 jumlah

perekaman KTP Elektronik di Kabupaten Bangka Barat sebesar 114. 107 jiwa dan

yang telah di distribusi sebanyak 105.664 (92,60%).

Belum tercapainya target tersebut dikarenakan antara lain :

1. Kesadaran masyarakat yang masih kurang dalam pembuatan KTP;

2. Adanya penduduk pendatang yang telah mengurus KK tetapi belum mengurus

KTP serta permasalahan teknis lain misalnya jumlah mutasi penduduk

(penduduk datang) yang pada tahun 2014 berjumlah 3.757 jiwa;

3. Masyarakat masih menganggap pembuatan KTP Elektronik memakan waktu

yang lama, sehingga enggan melakukan perekaman serta KTP manual masih

dianggap lebih berguna daripada KTP Elektronik (terutama bagi pemegang KTP

seumur hidup);

4. Pembatasan perekaman KTP Elektronik yang disebabkan adanya kuota yang

ditetapkan oleh Kementerian Dalam Negeri untuk masing-masing daerah.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 124

Secara teknis sampai 31 Desember 2014 Pemerintah Kabupaten Bangka Barat

masih mengeluarkan KTP Manual sebanyak 83.809 lembar. Selanjutnya mulai 1

Januari 2015, diganti dengan surat keterangan dan tidak mengeluarkan KTP manual.

Hal ini dilakukan untuk mengakomodir penduduk yang belum memiliki KTP Elektronik

(yang telah melaksanakan perekaman namun belum memegang KTP Elektronik).

Pencapaian indikator cakupan penduduk berkartu keluarga per satuan

penduduk (wajib berkartu keluarga) pada tahun 2014 belum mencapai target, dari

target 90% hanya tercapai sebesar 86,96% dengan capaian kinerja sebesar 96,62%.

Jumlah keluarga yang belum memiliki kartu keluarga pada tahun 2014 sebanyak

8.054 KK dan yang telah memiliki kartu keluarga sebanyak 53.732 KK dari 61.786

KK yang wajib memiliki kartu keluarga di Kabupaten Bangka Barat.

Indikator cakupan bayi berakte kelahiran pada tahun 2014 diperoleh melalui

jumlah bayi yang memiliki akte kelahiran sebanyak 2.920 jiwa dibandingkan dengan

jumlah bayi di Kabupaten Bangka Barat sebanyak 3.201 jiwa atau pencapaian

indikator sebesar 91,22%.Keberhasilan capaian cakupan bayi berakte Kelahiran

antara lain penerbitan akte yang sudah berdasarkan Keputusan Menteri Dalam

Negeri Nomor 24 Tahun 2013 yaitu gratis dan berdasarkan domisili serta adanya

MOU dengan RSUD Sejiran Setason terkait akte kelahiran dan akte kematian.

Capaian kinerja dari indikator meningkatnya cakupan bayi berakte kelahiran adalah

101,36% atau sangat baik.

Pada indikator cakupan bangunan ber-IMB di tahun 2014 capaian yang dapat

terealisasi sebesar 3,03% dari target 4%. Dari jumlah bangunan yang wajib ber-IMB

sebanyak 44.752 bangunan, yang sudah memiliki IMB berjumlah 1.359 bangunan.

Sedangkan untuk tahun lalu capaian realisasi 2,70% dari target capaian 3% dengan

jumlah IMB baru yang dikeluarkan di tahun 2013 sebanyak 211 izin. Dibandingkan

dengan tahun lalu capaian di tahun 2014 mengalami penurunan, karena dapat dilihat

dalam satu tahun orang membuat IMB di Kabupaten Bangka Barat hanya sebanyak

156 izin. Belum tercapainya target tersebut disebabkan masih minimnya kesadaran

dan pemahaman masyarakat akan pentingnya kepemilikan IMB serta belum adanya

sanksi yang jelas dan tegas terhadap masyarakat yang tidak mentaati peraturan

dalam hal kepemilikan IMB.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 125

Untuk cakupan bangunan ber-SIG di tahun 2014, yaitu dari target 70%

terealisasi sebesar 63,03%. Target bangunan yang wajib ber-SIG pada tahun 2014

yaitu 2.727 unit dan terealisasi sebanyak 2.366 unit. Jika dibandingkan dengan tahun

2013 sebesar 55%, maka capaian tahun 2014 mengalami peningkatan 8,03%.

Tabel 3.63

Data Perizinan yang dikeluarkan Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. Kecamatan IMB SIG Izin Trayek Izin Usaha

Perikanan

1. Muntok 103 134 6 1

2. Simpang Teritip 4 8 0 0

3. Tempilang 4 11 0 0

4. Kelapa 12 23 0 0

5. Jebus 9 15 0 0

6. Parittiga 24 35 1 0

Total 156 226 7 1

Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan

Selain itu untuk memberikan pelayanan yang lebih baik, Kantor Penanaman

Modal dan Pelayanan Perizinan Kabupaten Bangka Barat terus meningkatkan

kualitas pelayanan publik antara lain melalui :

1. Meningkatkan sumber daya dalam pelayanan perizinan dan investasi

2. Lebih melakukan pengembangan-pengembangan terhadap pelaku-pelaku

usaha mikro kecil dan menengah

3. Menyediakan sarana informasi perizinan dengan adanya website KPMPP

(KPMPP.bangkabaratkab.go.id).

4. Menyediakan sarana pengaduan masyarakat melalui teknologi BBM

(Blackberry messeger) dan bisa juga melalui SMS (Short Message Service).

5. Melaksanakan kegiatan pelayanan perizinan mobile, dimana kegiatan

perizinan dilakukan langsung terjun ke lapangan ke setiap Kecamatan se

Kabupaten Bangka Barat.

Pencapaian indikator penyelesaian izin lokasi sebesar 100% dikarenakan pada

tahun 2014 tidak ada pengajuan izin lokasi. Pada tahun 2014 ada 3(tiga) kasus

pertanahan yang ditangani, yaitu kasus tanah SMKN 1 Kelapa di Desa Dendang,

Kasus tanah gedung obat Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka Barat, dan Kasus Sdr.

Mino di Jembatan Kadur. Dari 3 (tiga) kasus tersebut, 2 (dua) kasus yang dapat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 126

diselesaikan, sedangkan 1(satu) kasus yaitu kasus tanah gedung obat Dinas

Kesehatan belum dapat diselesaikan. Kendala penyelesaian kasus tanah gedung

obat Dinas Kesehatan adalah belum dikeluarkannya persetujuan DPR RI terhadap

Kawasan Hutan yang masuk ke dalam kriteria DPCLS (Dampak Penting dengan

Cakupan Luas dan Strategis), serta minimnya surat-surat pendukung lahan yang

dikonflikkan.

Tabel 3.64

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perizinan dan

Administrasi Publik Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

1. Indeks kepuasan layanan

masyarakat terhadap pelayanan

perizinan (skala A-E)

Skala B B B

2. Indeks kepuasan layanan

masyarakat terhadap administrasi

kependudukan (skala A-E)

Skala B B B

3. Cakupan penduduk ber-KTP per

satuan penduduk (usia wajib ber-KTP) % 81,45 100 81,45

4. Cakupan penduduk berkartu keluarga

(KK) per satuan penduduk (wajib

berkartu keluarga)

% 86,96 100 86,96

5. Cakupan bayi berakte kelahiran % 91,22 95 96,02

6. Cakupan bangunan ber-IMB % 3,03 4 75,75

7. Cakupan bangunan ber-SIG % 63,06 75 84,08

8. Penyelesaian Kasus Tanah Negara % 67 100 67

9. Penyelesaian ijin Lokasi % 100 100 100

Sasaran Strategis 14 adalah ”Terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam

kehidupan bermasyarakat”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 127

Tabel 3.65

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Terciptanya Keamanan dan Kenyamanan dalam Kehidupan

Bermasyarakat Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan petugas

perlindungan masyarakat

(Linmas) 1 orang di setiap RT

1 orang di setiap

RT 116,57 100 170,58 170,58

2. Konflik suku, agama, ras dan

antar golongan (SARA) kasus 0 0 0 100

3. Tingkat partisipasi masyarakat

dalam pemilu Presiden dan

Wakil Presiden

% - 74 71,07 96,04

4. Tingkat partisipasi masyarakat

dalam pemilu DPR, DPD,

DPRD

% - 72 75,23 104,49

5. Cakupan penegakan

Peraturan Daerah dan

Peraturan Kepala Daerah

% 0 100 100 100

Untuk sasaran terciptanya keamanan dan kenyamanan dalam kehidupan

bermasyarakat dengan indikator konflik, suku, agama dan ras (SARA) tercapai 100%

dikarenakan pada tahun 2014 di Kabupaten Bangka Barat tidak terjadi koflik terkait

SARA. Hal tersebut dicapai dengan pelaksanaan beberapa kegiatan antara lain

Kegiatan Pembinaan Forum Kewaspadaan Dini Masyarakat di daerah, Kegiatan

Pembinaan Forum Kerukunan Umat Beragama, Kegiatan Tim Terpadu Penanganan

Gangguan Keamanan Dalam Negeri Kabupaten Bangka Barat dan Kegiatan Pelatihan

Terpadu Kontijensi Penanganan Konflik Sosial Kabupaten Bangka Barat. Meskipun

tidak terjadi konflik yang berbasis SARA namun pada tahun 2014 terjadi Konflik

Sosial berupa unjuk rasa sebanyak 2 (dua) kali yang disebabkan oleh penolakan

aktifitas/ beroperasinya kapal isap di wilayah laut Teluk Limau, Kecamatan Parittiga

dan penolakan aktifitas tambang di laut baik Tambang Inkonvensional Apung dan

kapal keruk di Pantai Pasir Kuning, Kecamatan Tempilang.

Untuk indikator Cakupan petugas perlindungan masyarakat (Linmas) 1 orang di

setiap Rukun Tetangga di mana pencapaian dari indikator tersebut sebesar 170,58%,

dari jumlah Linmas sebanyak 916 orang dengan jumlah Rukun Tetangga sebanyak

537. Pada tahun 2014 dilaksanakan kegiatan pelatihan dasar Linmas sebanyak 150

orang dengan harapan anggota Linmas memiliki bekal keterampilan dan pengetahuan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 128

yang cukup dalam pelaksanaan tugas di daerah mereka masing-masing serta kegiatan

Pengamanan Tak Langsung pada saat Pemilihan Umum Anggota Legislatif pada setiap

Tempat Pemungutan Suara (TPS).

Berdasarkan hasil Pemilu DPR, DPD, DPRD yang dilaksanakan pada tanggal 9

April 2014, tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu DPR, DPD, DPRD terealisasi

sebesar 78,22% dari target 72%. Jika dibandingkan dengan tingkat partisipasi

masyarakat dalam pemilu DPR, DPD, DPRD pada tahun 2009 sebesar 67,41%, maka

terjadi peningkatan yang cukup besar.

Sementara untuk indikator tingkat partisipasi masyarakat dalam pemilu

Presiden dan Wakil Presiden dengan target 74% dapat direalisasikan sebesar

71,07%. Dari Daftar Pemilih Tetap (DPT) sebanyak 123.790 orang, yang

menggunakan hak suaranya hanya sebanyak 87.983 orang. Belum tercapainya target

tersebut dikarenakan masih banyak masyarakat yang tidak berpartisipasi yaitu

sebanyak 35.807 orang dalam Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang

dilaksanakan pada tanggal 9 Juli 2014 dengan 379 Tempat Pemungutan Suara.

Dalam rangka pencapaian sasaran ini dilaksanakan dengan dukungan program

pendidikan politik masyarakat. Kegiatan yang menunjang program tersebut antara

lain:

1. Pembentukan Tim Verifikasi kelengkapan adiministrasi pengajuan permohonan

bantuan keuangan Partai Politik. Kegiatan ini merupakan fasilitasi terhadap

Partai Politik yang mendapat kursi di DPRD.

2. Pembekalan Pengajuan dan Pertanggungjawaban keuangan Parpol yang ada di

kursi DPRD. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan pemahaman Anggota

Legislatif tentang bantuan keuangan Parpol.

3. Pembentukan Tim Koordinasi Dukungan Kelancaran Pemilu Legislatif. Tujuan

dibentuk Tim ini untuk memantau keadaan politik Pemilu Legislatif agar tercipta

Pemilu yang JURDIL dan aman kondusif, serta meningkatnya kehidupan politik

yang demokratis.

4. Pembentukan Tim Koordinasi Dukungan Kelancaran Pemilu Presiden/Kepala

Daerah.

Cakupan tingkat penegakan Peraturan Daerah dan Peraturan Kepala Daerah

tercapai 100% yang dilaksanakan oleh Kantor Satuan Polisi Pamong Praja dan Linmas

melalui kegiatan Monitoring dan Evaluasi serta Penegakan Peraturan Daerah sebanyak

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 129

10 kali perbulan, namun pemberian sanksi kepada pelanggaran Peraturan Daerah

Kabupaten Bangka Barat masih bersifat pembinaan persuasif.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.66

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Terciptanya Keamanan dan Kenyamanan dalam

Kehidupan Bermasyarakat Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Cakupan petugas

perlindungan masyarakat

(Linmas) 1 orang di setiap RT

1 orang di

setiap RT 170,58

1 orang di

setiap RT 170,58

2. Konflik suku, agama, ras dan

antar golongan (SARA)

kasus 0 0 100

3. Tingkat partisipasi

masyarakat dalam pemilu

Presiden dan Wakil Presiden

% 71,07 74 96,04

4. Tingkat partisipasi

masyarakat dalam pemilu

DPR, DPD, DPRD

% 75,23 72 104,49

5. Cakupan penegakan

Peraturan Daerah dan

Peraturan Kepala Daerah

% 100 100 100

Sasaran Strategis 15 adalah ”Meningkatnya Penanganan Pengaduan/Laporan

Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak”

dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.67

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Penanganan Pengaduan/Laporan

Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh petugas

terlatih di dalam unit

pelayanan terpadu

% 100 100 100 100

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 130

Untuk pencapaiaan sasaran Meningkatnya Penanganan Pengaduan/Laporan

Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak tahun 2014 ini adalah 100% atau

dengan kategori sangat baik. Pencapaian ditunjang dari adanya penanganan

pengaduan oleh petugas Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan

Anak (P2TP2A) di dalam unit pelayanan terpadu. Dari jumlah seluruh pengaduan

tindak kekerasan sebanyak 45 kasus yang diterima oleh unit P2TP2A, terdapat 5

kasus yang dapat diselesaikan secara kekeluargaan dengan difasilitasi oleh petugas

P2TP2A sedangkan sisanya diproses secara hukum oleh aparat penegak hukum.

Indikator korban kekerasan yang mendapatkan penanganan pengaduan oleh

petugas terlatih di dalam unit pelayanan terpadu merupakan salah satu Standart

Pelayanan Minimal (SPM) yang ada di bidang Pemberdayaan perempuan dan

perlindungan anak dengan target di tahun 2014 sebesar 100%. Dengan melihat

capaian indikator daerah sampai dengan tahun 2014 sebesar 100% maka target

SPM yang ditetapkan tersebut telah terpenuhi.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.68

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Penanganan

Pengaduan/Laporan Korban Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

1. Cakupan perempuan dan anak

korban kekerasan yang

mendapatkan penanganan

pengaduan oleh petugas terlatih di

dalam unit pelayanan terpadu

% 100 100 100

Sasaran Strategis 16 adalah ” Terpenuhinya Pelayanan Dasar Keluarga Berencana”

dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 131

Tabel 3.69

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Terpenuhinya Pelayanan Dasar Keluarga Berencana Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan sasaran PUS menjadi

peserta KB aktif % 80,19 84,25 82,69 98,15

2. Rata-rata jumlah anak per keluarga Jiwa 0,90 2,3 2,07 110

3. Cakupan PUS yang istrinya di

bawah usia 20 tahun % 4,02 3,5 3,5 100

4. Rasio Petugas Lapangan Keluarga

Berencana/Penyuluh KB satu

petugas di setiap dua desa/kel

% 81,25 100 87,5 87,5

5. Cakupan pasangan usia subur yang

ingin ber-KB tidak terpenuhi % 10,4 5 7,5 50

6. Rasio Pembantu Pembina Keluarga

Berencana (PPKBD) 1 petugas

setiap desa/ kelurahan

% 100 100 100 100

7. Cakupan penyediaan alat dan obat

kontrasepsi untuk memenuhi

permintaan masyarakat

% 0 30 0 0

Sasaran terpenuhinya pelayanan dasar keluarga berencana didukung oleh 7 sasaran

dengan pencapaian 77,95% dengan kategori sangat baik, dengan rincian indikator

kinerja sebagai berikut :

1. Indikator cakupan Pasangan Usia Subur (PUS) menjadi peserta Keluarga

Berencana (KB) aktif pada tahun 2014 mencapai 82,69% dengan jumlah PUS

pada tahun 2014 sebanyak 38.756 orang dan yang menjadi peserta KB

sebanyak 32.047 orang. Pencapaian indikator cakupan PUS menjadi peserta KB

aktif pada tahun 2014 masih dibawah target yang telah ditetapkan dalam

perjanjian kinerja sebesar 84,25%. Jika di bandingkan dengan pencapaian PUS

yang menjadi peserta KB aktif di tahun 2013 sebesar 80,19% dengan jumlah

Pasangan Usia Subur di tahun 2013 berjumlah 36.337 orang dan jumlah peserta

KB sebanyak 29.140 orang, terjadi peningkatan sebesar 2,5%. Hal ini

ditunjukkan dengan adanya kenaikan jumlah PUS yang menjadi peserta KB aktif

di tahun 2014 sebesar 2.907 atau sekitar 9,98% dari tahun 2013. Jika

dibandingkan dengan target nasional tahun 2014 sebesar 65%, maka capaian

Kabupaten Bangka Barat telah melebihi target. Pencapaian ini didukung dengan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 132

adanya peningkatan pelayanan KB keliling di seluruh wilayah Kabupaten Bangka

Barat serta adanya penyebarluasan informasi tentang pelayanan KB sehingga

dapat meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melaksanakan program KB.

Sumber : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Grafik 3.35

Jumlah Pasangan Usia Subur (PUS) yang ber-KB dan tidak ber-KB

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2011-2014

2. Pencapaian indikator rata-rata jumlah anak per keluarga pada tahun 2014

sebesar 110%, dengan realisasi rata-rata anak per keluarga pada tahun 2014

sebesar 2,07 dari target 2,30. Jumlah anak di tahun 2014 sebanyak 110.367

orang di bandingkan dengan jumlah keluarga di tahun 2014 sebanyak 53.104

KK.

3. Cakupan PUS yang istrinya di bawah usia 20 tahun ditahun 2014 telah mencapai

target yaitu sebesar 3,5% atau sebanyak 1.372 orang. PUS yang istrinya di bawah

20 tahun merupakan salah satu indikator SPM bidang Keluarga Berencana yang

harus dipenuhi dengan target pencapaian di tahun 2014 sebesar 3,5% dan

sampai dengan tahun 2014 Kabupaten Bangka Barat telah mencapai target

nasional. Jika dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah PUS yang istrinya di

bawah usia 20 tahun pada tahun 2014 mengalami penurunan jumlah

dibandingkan dengan tahun 2013. Hal tersebut didukung dengan adanya

kegiatan Advokasi dan KIE tentang Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR) yang

dilaksanakan di sekolah-sekolah. Dalam kegiatan ini, para remaja diberikan

edukasi mengenai pentingnya kesehatan reproduksi remaja serta pemahaman

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 133

remaja tentang pentingnya pendidikan moral yang harus ditumbuhkan di dalam

lingkungan keluarga. Di dalam kegiatan ini juga dibentuklah PIK-KRR (Pusat

Informasi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Remaja) yang beranggotakan

siswa di sekolah tersebut yang nantinya para siswa yang terlibat di dalam

PIK_KRR ini akan menyebarkan informasi mengenai edukasi kesehatan

reproduksi remaja kepada sesama siswa lainnya.;

4. Rasio Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh KB satu petugas di

setiap dua desa/kelurahan tercapai 87,50% dari target yang ditetapkan 100%.

Jumlah Penyuluh Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) pada tahun 2014

berjumlah 28 orang yang terdiri dari 15 PNS dan 13 PHL. Di tahun 2014 ini

jumlah Petugas Lapangan Keluarga Berencana/Penyuluh KB ini mendapat

tambahan petugas sebanyak 2 orang dari jumlah awal di tahun 2013 sebanyak

26 orang. PLKB ini yang ditugaskan di 6 kecamatan dalam wilayah Kabupaten

Bangka Barat sehingga dengan melihat capaian yang ada, jumlah PLKB di

Kabupaten Bangka Barat sampai dengan saat ini masih belum cukup untuk

melayani seluruh desa yang ada (64 desa/kelurahan);

5. Capaian indikator cakupan PUS yang ingin ber-KB tidak terpenuhi pada tahun

2014 belum memenuhi target yang ditetapkan sebesar 5%, dengan realisasi

7,57% sehingga capaian kinerja 50%. Namun pencapaian ini lebih baik dari

tahun lalu, dimana dalam capaian di tahun 2014 ini terlihat penurunan sebesar

858 PUS, dari tahun 2013 berjumlah 3.792 PUS menjadi 2.934 PUS. Hal ini

dikarenakan adanya peningkatan kesadaran masyarakat untuk menggunakan KB

yang tidak hanya menggunakan alat dan obat yang dibiayai oleh Pemerintah

tetapi juga telah menggunakan alat dan obat secara mandiri;

6. Rasio Pembantu Pembina Keluarga Berencana (PPKBD) 1 petugas setiap desa/

kelurahan telah tercapai 100% pada tahun 2014 dengan jumlah kader bina

sebanyak 219 orang yang terdiri dari PPKBD sejumlah 64 orang dan Sub PPKBD

sebanyak 155 orang;

7. Cakupan penyediaan alat dan obat kontrasepsi merupakan salah satu SPM yang

harus dipenuhi yang mana didalam peraturannya dikatakan bahwa penyediaan

alat dan obat ini merupakan upaya penyediaan oleh Pemerintah Pusat (BKKBN)

sebesar 30% untuk Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I,

kekurangannya dipenuhi oleh pelayanan swasta sekitar 40% dan sekitar 30%

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 134

oleh Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota dan Pemerintahan Provinsi. Di

Kabupaten Bangka Barat, penyediaan obat dan alat kontrasepsi hanya

bersumber dari APBN melalui BKKBN saja hal ini dikarenakan tidak adanya

kegiatan penyediaan obat dan alat kontrasepsi yang dibiayai dengan

menggunakan dana APBD Kabupaten.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.70

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Terpenuhinya Pelayanan Dasar Keluarga

Berencana Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

1. Cakupan sasaran PUS menjadi peserta KB

aktif % 82,69 85 97,28

2. Rata-rata jumlah anak per keluarga Jiwa 2,07 2,25 108

3. Cakupan PUS yang istrinya di bawah usia

20 tahun % 3,5 3,5 100

4. Rasio Petugas Lapangan Keluarga

Berencana/Penyuluh KB satu petugas di

setiap dua desa/kel

% 87,5 100 87,5

5. Cakupan pasangan usia subur yang ingin

ber-KB tidak terpenuhi % 7,5 5 50

6. Ratio Pembantu Pembina Keluarga

Berencana (PPKBD) 1 petugas setiap

desa/ kelurahan

% 100 100 100

7. Cakupan penyediaan alat dan obat

kontrasepsi untuk memenuhi permintaan

masyarakat

% 0 30 0

Sasaran Strategis 17 adalah ” Meningkatnya kesejahteraan Sosial masyarakat”

dengan indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 135

Tabel 3.71

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Tingkat kesejahteraan

keluarga (keluarga sejahtera II

s.d III+)

% 88,76 89,14 88,41 99,18

2. Persentase Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial

yang memperoleh bantuan

sosial untuk pemenuhan dasar

% 77,97 82 89 109

Pencapaian dari sasaran meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat

adalah 104,09% atau sangat baik. Sasaran ini terdiri dari 2 (dua) indikator yaitu

Tingkat kesejahteraan keluarga (keluarga sejahtera II s.d III+) dan Persentase

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang memperoleh bantuan sosial untuk

pemenuhan dasar. Untuk capaian indikator tingkat kesejahteraan keluarga

mengalami penurunan dari tahun sebelumnya 88,76% di tahun 2013 menjadi

88,41% di tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh menurunnya kondisi perekonomian

Kabupaten Bangka Barat di Tahun 2014 khususnya di sektor pertambangan yang

disebabkan oleh adanya upaya penertiban tambang ilegal oleh aparat penegak

hukum serta berkurangnya area penambangan. Sektor pertambangan di Bangka

Belitung khususnya di Bangka Barat merupakan sektor penting bagi perekonomian

Kabupaten Bangka Barat di mana menjadi mata pencaharian yang paling dominan

ketimbang sektor lainnya. Walaupun tidak mencapai target tetapi jika dilihat dari

jumlah keluarga sejahtera di setiap tahapan mengalami peningkatan dari tahun

sebelumnya. Pada tahun 2014 jumlah keluarga sejahtera II sebanyak 18.386 KK

(naik sebesar 4,87%), jumlah keluarga sejahtera III sebanyak 27.301 (naik sebesar

8,44%) dan jumlah keluarga sejahtera III plus sebanyak 1.264 KK (naik sebesar

20,61%). Malahan untuk jumlah keluarga pra sejahtera di tahun 2014 mengalami

penurunan dari tahun 2013 sejumlah 92 orang atau 8,19%.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 136

Sumber : Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Grafik 3.36

Perkembangan Jumlah Keluarga Menurut Pentahapan Keluarga Sejahtera

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2013-2014

Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja urusan sosial

adalah melalui penetapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang dikeluarkan oleh

Kementerian Sosial. Sementara indikator SPM yang digunakan untuk mengukur

sasaran meningkatnya kesejahteraan sosial masyarakat yaitu Persentase

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang memperoleh bantuan sosial untuk

pemenuhan dasar. Jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial di Kabupaten

Bangka Barat di tahun 2014 adalah 11.239 jiwa. Jumlah PMKS di tahun 2014

mengalami peningkatan sekitar 5,02% dibandingkan dengan jumlah PMKS di tahun

2013 yang berjumlah 10.701 jiwa. Untuk mengatasi permasalahan tersebut,

Pemerintah Daerah telah memberikan bantuan sosial kepada para Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial diantaranya yaitu bantuan Beras Miskin kepada

4.744 KK; pembangunan Rumah layak huni sebanyak 35 unit serta bantuan jaminan

hidup kepada lansia sebanyak 20 jiwa dan orang cacat sebanyak 125 jiwa. Selain

jenis bantuan di atas dalam segi pemberdayaan sosial juga terdapat bantuan

pengembangan usaha yang diberikan kepada masyarakat miskin yang telah memiliki

usaha berupa bantuan peralatan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) dan Kelompok

Usaha Bersama (KUBE). Untuk tahun 2014, jumlah PMKS yang memperoleh

bantuan sosial pada tahun 2014 sebanyak 10.023 jiwa sehingga jika dibandingkan

dengan bantuan yang diberikan di tahun 2013 sejumlah 8.344 jiwa terjadi

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 137

peningkatan pemberian bantuan kepada PMKS yang membuat pencapaian

indikator Persentase Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial yang memperoleh

bantuan sosial untuk pemenuhan dasar sebesar 89%.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.72

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Tingkat kesejahteraan keluarga

(keluarga sejahtera II s.d III+) % 88.41 90 98,23

2. Persentase Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial yang

memperoleh bantuan sosial

untuk pemenuhan dasar

% 89 85 104,91

Sasaran Strategis 18 adalah ” Tersedianya SDM yang mampu mengelola SDA”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.73

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Tersedianya SDM yang Mampu Mengelola SDA Tahun 2013

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Tingkat partisipasi angkatan

kerja (TPAK) % 69,17 65,61 63,48 96,75

2. Tingkat pengangguran terbuka

(TPT) % 3,91 4,04 3,03 125

3. Penyerapan lulusan pasca

pendidikan dan pelatihan yang

bekerja/mandiri

% 20,83 45 16,1 35,78

4. Penempatan tenaga kerja

terdaftar % 14,08 22 15,8 71,82

Sasaran strategis tersedianya SDM yang mampu mengelola SDA terdiri dari 4

indikator sasaran. Keempat indikator sasaran tersebut adalah tingkat partisipasi

angkatan kerja, tingkat pengangguran terbuka, penyerapan lulusan pasca pendidikan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 138

dan pelatihan yang bekerja/mandiri, dan penempatan tenaga kerja terdaftar. Tingkat

partisipasi angkatan kerja pada tahun 2014 ditargetkan sebesar 65,61%, dari target

tersebut realisasi yang dapat dicapai sebesar 63,48% sehingga capaian sasaran

tahun 2014 sebesar 96,75%, ini berarti memiliki kategori baik untuk mendukung

capaian sasaran. Tingkat pengangguran terbuka pada tahun 2014 ditargetkan

sebesar 4,04%, sementara realisasi yang dicapai sebesar 3,03% dengan capaian

sasaran sebesar 125%, ini berarti memiliki kategori sangat baik untuk mendukung

capaian sasaran. Indikator tingkat pengangguran terbuka merupakan indikator yang

menurun/mengecil sehingga semakin kecil realisasi maka capaian sasaran akan

semakin tinggi atau semakin baik. Selanjutnya indikator penyerapan lulusan pasca

pendidikan dan pelatihan yang bekerja/mandiri ditargetkan sebesar 45% dengan

realisasi hanya mencapai 16,1% yang mengakibatkan capaian sasaran hanya sebesar

35,78% yang berarti kurang baik dalam mendukung capaian sasaran. Terakhir

indikator penempatan tenaga kerja terdaftar ditargetkan sebesar 22% dengan

realisasi sebesar 15,8% sehingga capaian sasaran yang dicapai sebesar 71,82% yang

memiliki kategori baik untuk mendukung capaian sasaran. Berdasarkan penjelasan 4

indikator sasaran dengan target yang dicapai maka capaian sasaran tersedianya SDM

yang mampu mengelola SDA sebesar 82,34% yang berarti baik dalam mendukung visi

misi Kabupaten Bangka Barat.

Kondisi realisasi dan capaian sasaran sampai tahun 2014 atau tahun ke-4

RPJMD 2010-2015 menunjukan angka realisasi yang fluktuatif untuk indikator tingkat

pengangguran terbuka dan tingkat partisipasi angkatan kerja, sedangkan indikator

penyerapan lulusan pasca pendidikan dan pelatihan yang bekerja/mandiri

realisasinya cenderung menurun. Sementara itu indikator penempatan tenaga kerja

terdaftar realisasinya cenderung meningkat. Hal ini dapat dilihat pada tabel di bawah

ini.

Tabel 3.74

Perbandingan Realisasi dan Capaian Indikator Sasaran

Tersedianya SDM yang Mampu Mengelola SDA Tahun 2011-2014

Indikator

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Realisasi Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

Sasaran Realisasi

Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

sasaran

1. Tingkat partisipasi

angkatan kerja* 69,3% 107,59% 69,3% 107,01% 65,16% 100% 63,48% 96,75%

2. Tingkat

pengangguran 3,64% 130,53% 3,64% 125,56% 3,91% 115,59% 3,03% 125%

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 139

Indikator

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014

Realisasi Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

Sasaran Realisasi

Capaian

sasaran Realisasi

Capaian

sasaran

terbuka*

3. Penyerapan

lulusan pasca

pendidikan dan

pelatihan yang

bekerja/mandiri**

0% 0% 42,86% 122,45% 20,83% 52,07% 16,1% 35,78%

4. Penempatan

tenaga kerja

terdaftar**

10,93% 68,31% 8,73% 48,5% 14,08% 70,4% 15,8% 71,82%

Rata-rata Capaian Sasaran 76,61% 100,88% 84,51% 82,34%

Sumber : * Badan Pusat Statistik

** Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Berdasarkan tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada tahun 2011 realisasi

TPAK mencapai 69,3%, persentase ini dapat dipertahankan kembali pada tahun

2012, namun sampai tahun 2014 terus menurun menjadi 63,48%. Capaian sasaran

pada tahun 2011 mencapai 107,59%, namun kondisi ini terus menurun bahkan

pada tahun 2014 capaian sasaran hanya mencapai 96,75%. Hal ini menunjukan

bahwa partisipasi angkatan kerja di Kabupaten Bangka Barat semakin menurun.

Sampai tahun 2014 tingkat realisasi TPAK sebesar 63,48% belum mencapai target

yang diharapkan yaitu 65,61%. Pada tahun 2011 realisasi tingkat pengagguran

terbuka mencapai 3,64%, kondisi ini berhasil dipertahankan pada tahun 2012,

namun pada tahun 2013 meningkat menjadi 3,79% dan menurun pada tahun 2014

menjadi 3,03%. Sementara itu dilihat dari capaian sasarannya semakin menurun, hal

ini disebabkan karena indikator ini memiliki target negatif dalam arti target tersebut

diharapkan semakin tahun semakin kecil. Berdasarkan tabel di atas, pada tahun

2011 capaian sasaran TPT sebesar 130,53% dan terus menurun sampai tahun 2013,

namun tahun 2014 capaian sasaran meningkat menjadi 125%. Sampai tahun 2014,

berdasarkan hasil realisasi yang dicapai sebesar 3,03% menunjukan bahwa target

yang ditetapkan sebesar 4,04% telah terlampaui. Guna mencapai target indikator

sasaran yang diharapkan, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi melaksanakan

program perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan. Belum

tercapainya target indikator TPAK yang diharapkan disebabkan oleh kurang

tersedianya lowongan pekerjaan baru, sehingga di tahun mendatang SKPD terkait

diharapkan dapat bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan yang ada untuk

perekrutan tenaga kerja.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 140

Indikator penyerapan lulusan pasca pendidikan dan pelatihan yang

bekerja/mandiri realisasinya cenderung terus menurun setiap tahunnya. Realisasi

tahun 2011 belum memiliki data sehingga realisasi dan capaian sasaran masih nol

(0). Pada tahun 2012 realisasi indikator ini mencapai 42,86%, namun terus menurun

bahkan pada tahun 2014 capaian realisasinya semakin buruk yaitu hanya mencapai

16,1%. Akibat terus menurunnya realisasi menyebabkan capaian sasaran yang

dihasilkan pun semakin menurun. Capaian sasaran tahun 2012 sebesar 122,45%

tetapi turun drastis pada tahun 2013 menjadi 52,07% dan memburuk pada tahun

2014 yang hanya sebesar 35,78%. Ketercapaian realisasi yang rendah pada tahun

2014 menyebabkan target yang diharapkan tidak tercapai. Untuk mendukung

pancapaian target indikator ini Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

melaksanakan program peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja.

Rendahnya realisasi terhadap target yang ditetapkan disebabkan oleh kurangnya

lowongan pekerjaan, tidak adanya dana untuk membuka usaha. Selanjutnya realisasi

indikator penempatan tenaga kerja terdaftar pada tahun 2011 sebesar 10,93% dan

turun menjadi 8,73% pada tahun 2012, namun meningkat kembali pada tahun 2013

menjadi 14,08% dan 2014 menjadi 15,8%. Dari sisi capaian sasaran, tahun 2014

memiliki capaian sasaran sebesar 71,82% dan merupakan capaian sasaran paling

tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Untuk lebih jelasnya capaian realisasi

ke-4 indikator ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

0

10

20

30

40

50

60

70

2011 2012 2013 2014

69.3 69.365.16 63.48

3.64 3.64 3.79 3.030

42.86

20.8316.1

10.93 8.7314.08

15.8

tingkat partisipasi angkatan kerja

Tingkat pengangguran terbuka

Penyerapan lulusan pasca pendidikan dan pelatihan yang bekerja/mandiri

Penempatan tenaga kerja terdaftar

Sumber : - Badan Pusat Statistik

- Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Gambar 3.37

Realisasi Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja, Tingkat Pengangguran Terbuka,

Penyerapan Lulusan Pasca Pendidikan dan Pelatihan yang Bekerja Mandiri, dan

Penempatan Tenaga Kerja Terdaftar di Kabupaten Bangka Barat 2011-2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 141

Berdasarkan penjelasan kondisi indikator tersebut dijelaskan bahwa sasaran

tersedianya SDM yang mampu mengelola SDA secara umum mengalami penurunan

meskipun pada tahun 2012 meningkat. Capaian sasaran tertinggi pada tahun 2012

yaitu sebesar 100,88%, sedangkan capaian sasaran terendah dicapai pada tahun

2011 hanya sebesar 76,61% sementara pada tahun 2014 sebesar 82,34%. Kondisi

ini menunjukan bahwa SKPD terkait perlu meningkatkan kinerja dalam rangka

mencapai target yang telah ditetapkan.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD di akhir

perencanaan tahun 2015, maka dapat dilihat pencapaiannya sebagai berikut.

Tabel 3.75

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Tersedianya SDM yang Mampu Mengelola SDA

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

1. Tingkat partisipasi angkatan kerja % 65,48 66,11 99,05

2. Tingkat pengangguran terbuka % 3,01 3,54 114,97

3. Penyerapan lulusan pasca pendidikan

dan pelatihan yang bekerja/mandiri % 16,1 50 32,2

4. Penempatan tenaga kerja terdaftar % 15,8 24 65,83

Sasaran Strategis 19 adalah ”Meningkatnya peluang investasi dan usaha ekonomi

kerakyatan ”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.76

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Peluang Investasi dan Usaha Ekonomi Kerakyatan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Pertumbuhan Usaha

- Pertumbuhan Usaha Mikro % - 70 1,02 1,45

- Pertumbuhan Usaha Kecil % 0,27 25 0,18 0,72

- Pertumbuhan Usaha

Menengah % 3,16 10 6,12 61,2

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 142

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

2. Pertumbuhan koperasi aktif % 10,9 8 15,52 194

3. Terselenggaranya fasilitasi

pemerintah daerah dalam rangka

kerjasama kemitraan antara

UMKMK tingkat Kabupaten

dengan pengusaha tingkat

Provinsi atau nasional

kali/tahun 1 1 0 0

4. Tersedianya informasi peluang

usaha sektor/bidang usaha

unggulan

sektor/

bidang - 2 2 100

Dapat dilihat bahwa indikator pertumbuhan usaha mikro dan usaha kecil

masih jauh dari harapan atau target yang ditetapkan. Pada tahun 2014 pertumbuhan

usaha mikro ditargetkan sebesar 70% sementara realisasi yang dicapai hanya 1,02%

dengan capaian sasaran 1,45%. Sedangkan pertumbuhan usaha kecil ditargetkan

sebesar 25% sementara realisasi yang dicapai hanya 0,18% dengan capaian sasaran

0,72%. Selanjutnya pertumbuhan usaha menengah ditargetkan sebesar 10% dengan

realisasi 6,12% dan capaian sasaran 61,2%. Koperasi aktif yang merupakan salah

satu indikator sasaran ini ditargetkan sebesar 8% dengan realisasi 15,52% sehingga

capaian sasaran yang dihasilkan sebesar 194%. Selanjutnya indikator

terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan

antara UMKMK tingkat Kabupaten dengan pengusaha tingkat Provinsi atau nasional

ditargetkan 1 kali dan tidak dapat direalisasikan sehingga capaian sasarannya 0%.

Untuk indikator tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan

ditargetkan sebesar 2 sektor dan terealisasi semua sehingga capaian sasarannya

sebesar 100%. Dari capaian sasaran indikator-indikator yang ada, capaian sasaran

rata-rata pada tahun 2014 dihasilkan sebesar 89,34% yang berarti sangat baik untuk

mendukung visi dan misi Kabupaten Bangka Barat.

Pada tahun 2014 realisasi pertumbuhan usaha mikro dan usaha menengah

mengalami peningkatan dari tahun 2013. Pada tahun 2013 realisasi pertumbuhan

usaha mikro sebesar 0% sementara pada tahun 2014 mencapai 1,02%, sehingga

capaian sasarannya juga meningkat dari 0% pada tahun 2013 menjadi 1,45% pada

tahun 2014. Selanjutnya pertumbuhan usaha menengah realisasi yang dicapai

sebesar 3,16% pada tahun 2013 meningkat menjadi 6,12% pada tahun 2014,

sehingga capaian sasaran juga meningkat dari 25,99% pada tahun 2013 menjadi

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 143

61,2% pada tahun 2014. Sedangkan realisasi pertumbuhan usaha kecil mengalami

penurunan yang cukup signifikan, dari 0,27% pada tahun 2013 menjadi 0,18% pada

tahun 2014. Penurunan realisasi ini menyebabkan capaian sasaran juga menurun.

Pada tahun 2013 capaian sasaran sebesar 1,1% dan pada tahun 2014 menjadi

0,72%. Dari ketiga indikator tesebut, belum ada satu pun yang dapat mencapai target

yang ditetapkan sampai dengan tahun 2014. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

kesadaran masyarakat untuk menekuni usaha-usaha yang mereka lakukan menjadi

mata pencaharian utama mereka. Namun demikian Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan Usaha Kecil Menengah terus melakukan usaha

peningkatan jumlah UMKM dengan melaksanakan program penciptaan iklim usaha

kecil menengah yang kondusif dan program pengembangan sistem pendukung usaha

bagi UMKM.

Tabel 3.77

Jumlah dan Pertumbuhan Usaha di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2011-2014

Jenis Usaha Jumlah Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014 2012 2013 2014

Usaha Mikro 36.465 38.418 38.418 39.360 5,36 - 1,02

Usaha Kecil 13.572 14.415 14.454 14.481 6,21 0,27 0,18

Usaha Menengah 67 95 98 104 41,79 3,16 6,12

Sementara, untuk indikator pertumbuhan koperasi aktif di Kabupaten Bangka

Barat mengalami peningkatan dari tahun 2013 sebesar 10,9% menjadi 15,52% pada

tahun 2014, dan dari target yang ditetapkan sebesar 8% telah terlampaui. Capaian

sasaran indikator ini pun mengalami peningkatan dari 136,25% pada tahun 2013

menjadi 194% pada tahun 2014. Tercapainya target yang ditetapkan dari indikator ini

karena didukung oleh program pengembangan kewirausahaan dan keunggulan

kompetitif UKM dan program peningkatan kualitas kelembagaan koperasi.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 144

48

6471

82

20

33.33

10.9415.49

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

2011 2012 2013 2014

Jumlah Koperasi pertumbuhan koperasi

Gambar 3.38

Jumlah dan Pertumbuhan Koperasi Aktif di Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2011-2014

Selanjutnya indikator terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam

rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK tingkat Kabupaten dengan pengusaha

tingkat provinsi atau nasional pada tahun 2014 tidak dapat direalisasi sehingga

capaian sasarannya 0%. Hal ini menyebabkan realisasi dan capaian sasaran lebih

kecil dari tahun 2013, sehingga capaian target pertahun sampai tahun 2014 belum

tercapai. Penyebab dari tidak terealisasinya indikator terakhir ini dikarenakan

kegiatan ini dialihkan menjadi kegiatan kerjasama dibidang homestay tentang

pengembangan homestay dengan Dinas Pariwisata Kabupaten Wonosobo. Indikator

tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan merupakan

indikator baru yang ditetapkan pada tahun 2014. Indikator ini ditargetkan sebesar 2

sektor dan dapat direalisasikan sesuai target sehingga capaian sasaran sebesar

100%. Tercapainya indikator ini didukung oleh program Peningkatan promosi dan

Kerjasama dengan Kegiatan Pengembangan Potensi Unggulan Daerah, Pameran Luar

Daerah yang Potensial APKASI di Jakarta dan Promosi Investasi di Yogyakarta.

Promosi dilakukan untuk 2 sektor/bidang yaitu pariwisata dengan sektor wisata

pantai dan sejarah serta sektor industri dengan fokus Kawasan Industri dan

Pelabuhan Terpadu (KIPT) Kabupaten Bangka Barat.

Berdasarkan penjelasan diatas, capaian sasaran meningkatnya peluang

investasi dan usaha ekonomi kerakyatan pada tahun 2014 sebesar 78,78% dengan

kategori baik. Capaian sasaran ini disebabkan oleh tingginya pertumbuhan koperasi

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 145

aktif dan pertumbuhan usaha menengah serta terlaksananya indikator baru yaitu

indikator tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan

meskipun indikator sasaran terselenggaranya fasilitasi pemerintah daerah dalam

rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK tingkat Kabupaten dengan pengusaha

tingkat provinsi atau nasional tidak terlaksana. Dengan demikian capaian sasaran

tersebut sangat baik guna mendukung visi dan misi Kabupaten Bangka Barat. Tidak

kalah penting yang harus menjadi perhatian pemerintah daerah ditahun mendatang

adalah untuk terus meningkatkan jumlah usaha mikro dan kecil serta mutu produk

yang berkualitas, melalui peningkatan kesadaran masyarakat baik dengan sosialisasi,

pelatihan maupun pembinaan dan pendampingan usaha.

Jika dibandingkan dengan target yang ditetapkan dalam RPJMD di akhir

periode, indikator pada pertumbuhan usaha mikro dan kecil masih terlihat cukup jauh

dari target yang ditetapkan, sedangkan indikator terselenggaranya fasilitasi

pemerintah daerah dalam rangka kerjasama kemitraan antara UMKMK tingkat

kabupaten dengan pengusaha tingkat provinsi atau nasional dan indikator

tersedianya informasi peluang usaha sektor/bidang usaha unggulan perlu komitmen

untuk mencapai target sampai tahun 2015, namun pertumbuhan usaha menengah

dan koperasi aktif telah dapat dicapai sesuai dengan yang diharapkan.

Tabel 3.78

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Peluang Investasi dan Usaha

Ekonomi Kerakyatan Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Pertumbuhan Usaha

- Pertumbuhan Usaha Mikro % 1,02 70 1,46

- Pertumbuhan Usaha Kecil % 0,18 25 0,72

- Pertumbuhan Usaha Menengah % 6,12 10 61,20

2. Pertumbuhan koperasi aktif % 15,52 8 194,00

3. Terselenggaranya fasilitasi

pemerintah daerah dalam rangka

kerjasama kemitraan antara

UMKMK tingkat Kabupaten

dengan pengusaha tingkat Provinsi

atau nasional

kali/

tahun 1 3 33,33

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 146

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

4 Tersedianya informasi peluang

usaha sektor/bidang usaha

unggulan

Sektor /

bidang 2 4 50,00

Sasaran Strategis 20 adalah ” Meningkatnya ketersediaan energi listrik”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.79

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Ketersediaan Energi Listrik Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN TAHUN

2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan desa/kelurahan/

dusun berlistrik (PLN)

- Desa/kelurahan % 100 100 100 100

- Dusun % 96,88 98 98,77 100,78

2. Ketersediaan energi listrik MW 20,351 20,351 20,351 100

3. Cakupan Rumah Tangga

Berlistrik

- PLN % 83,5 88 84,6 96,1

- Non PLN % 16,5 12 15,4 71,7

4. Cakupan fasilitas berlistrik

(Non PLN)

- Fasilitas Umum % 71,52 90 71,52 79,5

- Lampu jalan pedesaan % 50,19 35 58,4 166,9

Dari indikator sasaran kinerja di atas dicapai rata-rata sebesar 106,14% atau

masuk dalam pencapaian kinerja kategori sangat baik. Pencapaian indikator sasaran

terkait ketersediaan energi listrik sudah tercapai sejak tahun 2013 kemarin dengan

besaran kapasitas yaitu 20,351 MW. Dari data yang disampaikan, ketersediaan

energi listrik untuk Kabupaten Bangka Barat di tahun 2014 tetap sama yaitu 20,351

MW. Energi listrik di Kabupaten Bangka Barat saat ini dalam kondisi baik, dimana

terjadi surplus energi. Cakupan rumah tangga yang berlangganan listrik PLN

bertambah menjadi 84,6% di tahun 2014 dari 83,5% di tahun 2013. Akan tetapi

pencapaian di tahun 2014 belum bisa mencapai target yang ditetapkan dalam

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 147

perjanjian kinerja untuk tahun 2014 yaitu sebesar 88%. Dari total rumah tangga yang

ada di Kabupaten Bangka Barat di Tahun 2014 sebanyak 44.695 rumah tangga, yang

telah berlangganan listrik PLN sebanyak 37.803 rumah tangga. Dari pencapaian

tersebut secara tidak langsung jumlah rumah tangga yang memiliki listrik non PLN

masih bersisa sebanyak 6.892 rumah tangga atau 15,4% dari total rumah tangga

yang ada.

Terkait cakupan desa yang telah dialiri listrik PLN, sejak tahun 2013 kemarin

sudah tercapai 100% dengan arti 60 desa dengan 4 kelurahan di Kabupaten Bangka

Barat telah teraliri listrik PLN. Dalam hal ini pencapaian indikator cakupan desa yang

telah dialiri listrik PLN untuk tahun 2014 juga terealisasi sebesar 100%. Untuk

pencapaian indikator cakupan dusun yang telah dialiri listrik PLN di tahun 2014

mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2013. Di tahun 2013 masih terdapat 5

dusun yang belum teraliri listrik PLN yaitu Dusun Sadar Jaya Kecamatan

Simpangteritip, Dusun Kampak Kecamatan Jebus, Dusun Jompong Kecamatan

Parittiga, serta Dusun Limang dan Dusun Kabayan Kecamatan Kelapa. Di tahun 2014

dari 162 dusun yang ada di Kabupaten Bangka Barat masih tersisa dua dusun yang

belum teraliri listrik PLN yaitu Dusun Limang dan Dusun Kabayan di Kecamatan

Kelapa.

Pencapaian indikator cakupan fasilitas umum berlistrik non PLN di tahun 2014

tidak mengalami peningkatan dari pencapaian tahun 2012 yaitu sebesar 71,52%. Hal

tersebut terjadi karena semenjak tahun 2013 kegiatan untuk pemasangan fasilitas

umum berlistrik non PLN sudah tidak dilaksanakan. Akan tetapi secara nyata

pencapaian indikator sasaran tersebut secara sendirinya akan mengalami

peningkatan, karena jumlah fasilitas umum yang memerlukan pemasangan listrik non

PLN sebagai bilangan pembagi semakin tahun semakin kecil, karena semakin

banyaknya desa dan dusun yang teraliri listrik PLN.

Untuk pencapaian indikator cakupan fasilitas berlistrik non PLN pada lampu

jalan perdesaan, pada tahun 2014 dilakukan pemasangan sebanyak 45 titik yang

tersebar di 6 kecamatan dengan perincian 6 titik di Kecamatan Muntok, 8 Titik di

Kecamatan Simpangteritip, 12 titik di Kecamatan Jebus, 7 titik di Kecamatan

Parittiga, 10 titik di Kecamatan Kelapa, dan 2 titik di Kecamatan Tempilang. Total

keseluruhan lampu jalan perdesaan non PLN di tahun 2014 sudah mencapai angka

312 unit yang tersebar di seluruh wilayah Kabupaten Bangka Barat. Penambahan 45

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 148

titik lampu jalan perdesaan non PLN di tahun 2014 menambah realisasi sebesar

8,24% dari pencapaian 50,19% di tahun 2013 menjadi 58,43% di tahun 2014.

Tabel 3.80

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Ketersediaan Energi Listrik

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Cakupan

desa/kelurahan/dusun

berlistrik (PLN)

- Desa/kelurahan % 100 100 100

- Dusun % 98,75 100 98,75

2. Ketersediaan energi listrik MW 20,351 20,351 100

3. Cakupan Rumah Tangga

Berlistrik %

- PLN % 84,6 95 89

- Non PLN % 15,4 5 -108

4. Cakupan fasilitas berlistrik

(Non PLN)

- Fasilitas Umum % 71,52 90 79,5

- Lampu jalan pedesaan % 58,4 55 106

Pencapaian indikator cakupan desa yang telah dialiri listrik PLN sesuai dengan

target RPJMD Kabupaten Bangka Barat Tahun 2010-2015 dimana ditahun 2013

ditargetkan semua desa dan kelurahan yang ada di Kabupaten Bangka Barat telah

masuk aliran listrik dari pihak PLN dan pencapaiannya tepat sesuai dengan yang telah

ditentukan, begitu juga dengan pencapaian indikator ketersediaan energi listrik di

Kabupaten Bangka Barat yang telah berhasil dicapai yaitu sebesar 20,351 MW.

Untuk pencapaian indikator dusun yang telah dialiri listrik PLN, sampai dengan

tahun 2014 pencapaian sudah pada angka 98,75%, tersisa 2 dusun yang belum

teraliri listrik PLN yaitu Dusun Limang dan Dusun Kabayan Kecamatan Kelapa. Jika

dibandingkan dengan target sampai dengan tahun 2015 ditargetkan semua dusun

yang ada di Kabupaten Bangka Barat sudah teraliri listrik PLN, sehingga pekerjaan

rumah yang harus diselesaikan di tahun 2015 yaitu 2 dusun tersebut.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 149

Tabel 3.81

Capaian Persentase Desa/Dusun yang telah dialiri Listrik PLN

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

No. KECAMATAN

DESA / KELURAHAN DUSUN

Jumlah

Desa/Kel % Listrik PLN

Jumlah

Dusun % Listrik PLN

1. MUNTOK 7 100 17 100 %

2. SIMPANGTERITIP 13 100 34 100 %

3. JEBUS 11 100 26 100 %

4. PARITTIGA 10 100 30 100 %

5. KELAPA 14 100 28 92,86%

6. TEMPILANG 9 100 27 100 %

Sumber : Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral

Pencapaian indikator cakupan rumah tangga yang berlistrik PLN sampai

dengan tahun 2014 yaitu sebesar 84,6%. Tidak tercapainya target yang ditetapkan di

tahun 2014 sebesar 88% akhirnya menyebabkan semakin besarnya sisa target yang

yang harus dicapai dikarenakan target indikator cakupan rumah tangga yang berlistrik

PLN di tahun 2015 berada pada angka 95%. Sisa target di tahun 2015 harus dapat

dilaksanakan dengan baik, agar pencapaian indikator lima tahunan yang sudah

ditetapkan dapat tercapai.

Pencapaian indikator cakupan fasilitas umum berlistrik non PLN sampai

dengan tahun 2014 yaitu sebesar 71,52% dan tidak akan bertambah sampai dengan

tahun 2015. Dengan kata lain bahwa pencapaian indikator cakupan fasilitas umum

berlistrik non PLN sampai dengan tahun 2015 sebesar 90% akan sangat sulit

direalisasikan.

Pencapaian indikator cakupan fasilitas berlistrik non PLN pada lampu jalan

perdesaan justru bertolak belakang dengan pencapaian indikator cakupan fasilitas

umum berlistrik non PLN. Pencapaian indikator cakupan fasilitas berlistrik non PLN

pada lampu jalan perdesaan sampai dengan tahun 2014 yaitu sebesar 58,4% justru

sudah melebihi target yang ditetapkan sampai dengan tahun 2015 yaitu sebesar

55%.

Sasaran Strategis 21 adalah ”Meningkatnya pelayanan air bersih dan sanitasi”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 150

Tabel 3.82

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan rumah tangga pengguna

air bersih % 83,45 64 84,79 132,48

2. Persentase rumah tinggal

bersanitasi % 70,35 82 76,01 92,70

Sasaran meningkatnya pelayanan air bersih dan sanitasi di tahun 2014

memiliki rata-rata capaian kinerja sebesar 112,59% yaitu masuk dalam kategori

sangat baik.

Capaian cakupan rumah tangga pengguna air bersih adalah menggunakan

data rumah tangga yang memiliki akses terhadap air bersih. Indikator cakupan rumah

tangga pengguna air bersih mencerminkan bahwa masyarakat telah menjalankan

salah satu perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yaitu dalam menggunakan air

bersih. Target tahun 2014 yaitu sebesar 64% dan terealisasi 84,79%, sehingga

capaian kinerja indikator ini sebesar 132,48% atau sangat baik.

Sementara untuk indikator persentase rumah tinggal bersanitasi merupakan

rumah tangga yang memiliki sanitasi yang juga merupakan salah satu indikator

dalam perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Target tahun 2014 yaitu 82% dengan

realisasi 76,01%. Capaian tersebut dihitung dari cakupan rumah tangga yang

memiliki jamban sehat sebagai sanitasi dasar. Target tersebut belum dapat mencapai

target karena masih kurangnya kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup bersih

dan sehat khususnya untuk pemenuhan jamban sehat di tempat tinggalnya.

Meskipun demikian, jika dibandingkan dengan pencapaian di tahun 2013, maka

realisasi di tahun 2014 tersebut lebih baik dengan peningkatan 5,66%.

Jika dibandingkan dengan target tahun 2015, pencapaian indikator sasaran

Meningkatnya Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi maka pencapaian sampai dengan

tahun 2014 sangat baik dengan pencapaian kinerja sebesar 109,93%.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 151

Tabel 3.83

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Pelayanan Air Bersih dan Sanitasi

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

1. Cakupan rumah tangga pengguna air

bersih % 84,79 65 130,45

2. Persentase rumah tinggal bersanitasi % 76,01 85 89,42

Sasaran Strategis 22 adalah ”Lancarnya aksesibilitas dan konektifitas dalam dan

antar daerah”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.84

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Lancarnya Aksesibilitas dan

Konektifitas Dalam dan Antar Daerah Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN TAHUN

2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan jalan berkondisi baik % 76,90 75 83,48 111,31

Untuk sasaran lancarnya aksesibilitas dan konektifitas dalam dan antar daerah

didukung oleh satu indikator yaitu cakupan jalan berkondisi baik dengan capaian

indikator pada tahun 2014 yaitu 111,31%, dengan realisasi jalan berkondisi baik

sebesar 83,48%. Cakupan jalan berkondisi baik diambil dari data jalan yang

berkondisi baik ditambah dengan jalan yang berkondisi sedang yang terdiri dari jalan

kabupaten dan jalan desa.

Tabel 3.85

Data Jalan Berdasarkan Jenis dan Kondisi (km)

di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012-2014

NO. URAIAN TAHUN

2012 2013 2014

I Jenis Permukaan

a. Diaspal 543,112 587,790 687,1

b. Kerikil 248,925 246,905 -

c. Tanah 26,205 21,865 205,46

d. Tidak Dirinci 0,279 0,446 0,92

Jumlah I 818,521 857,006 893,48

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 152

NO. URAIAN TAHUN

2012 2013 2014

II Kondisi Jalan

a. Baik 400,683 402,577 635,92

b. Sedang 278,275 256,468 109,92

Jumlah Baik 678,958 659,045 745,84

c. Rusak 108,728 152,252 51,67

d. Rusak Berat 30,835 45,709 95,96

Jumlah Rusak 139,563 197,961 147,63

Jumlah II 818,521 857,006 893,47 Sumber : Dinas Pekerjaan Umum

Realisasi capaian indikator sasaran cakupan jalan berkondisi baik sampai dengan

tahun 2014 jika dibandingkan dengan rencana dalam RPJMD di tahun 2015 sudah

melebihi dari target yang ditetapkan. Dari target di tahun 2015 sebesar 80%, sampai

dengan tahun 2014 telah mancapai 83,48%, dan diharapkan sampai dengan tahun

2015 pencapaian untuk jalan berkondisi baik dapat lebih ditingkatkan lagi.

Tabel 3.86

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Lancarnya Aksesibilitas dan

Konektifitas Dalam Dan Antar Daerah Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Cakupan jalan berkondisi baik % 83,48 80 104,35

Sasaran Strategis 23 adalah ” Terciptanya penataan ruang yang berkualitas dan

mampu mendukung perencanaan dan pembangunan daerah”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.87

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Terciptanya Penataan Ruang yang Berkualitas dan

Mampu Mendukung Perencanaan dan Pembangunan Daerah Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Ketersediaan Dokumen

Penataan Ruang

- RTRW Dokumen 0 - 1 100

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 153

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

- RDTR Dokumen 1 1 1 100

- RTBL Dokumen - 1 - 0

2. Cakupan Desa dan kelurahan

yang memiliki batas

administrasi yang jelas

% 100 100 100 100

Rata-rata dari pencapaian sasaran strategis ”Terciptanya penataan ruang yang

berkualitas dan mampu mendukung perencanaan dan pembangunan daerah ” adalah

sebesar 100%. Sasaran ini terdiri dari dua indikator yaitu tersusunnya dokumen

penataan ruang berupa RTRW/RDTR/RTBL dan batas desa/kelurahan yang jelas

sebagai pendukung perencanaan pembangunan daerah. Untuk indikator

ketersediaan dokumen penataan ruang berupa RTRW seharusnya ditargetkan di

tahun 2013, namun baru dapat direalisasikan di tahun 2014 melalui Peraturan

Daerah Kabupaten Bangka Barat Nomor 01 Tahun 2014 tentang Rencana Tata

Ruang Wilayah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014-2034. Dokumen Rencana

Detail Tata Ruang (RDTR) yang ditargetkan 1 dokumen RDTR, dapat direalisasikan

100% yaitu penyusunan RDTR Kecamatan Muntok. Sementara untuk dokumen tata

ruang berupa RTBL belum dapat direalisasikan karena dokumen RDTR belum

ditetapkan/disahkan sesuai peraturan.

Adapun cakupan desa/kelurahan yang memiliki batas administrasi yang jelas di

tahun 2014 telah mencapai 100% dimana seluruh desa/kelurahan yang ada di 6

Kecamatan dalam wilayah Kabupaten Bangka Barat telah dilakukan pengukuran

batas desa. Sampai dengan tahun 2014 telah dilakukan pengesahan melalui Surat

Keputusan Bupati untuk batas beserta peta untuk seluruh kecamatan. Terakhir yaitu

untuk Kecamatan Muntok dan Kecamatan Simpangteritip.

Tabel 3.88

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Terciptanya Penataan Ruang yang Berkualitas dan

Mampu Mendukung Perencanaan dan Pembangunan Daerah

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

1. Ketersediaan Dokumen

Penataan Ruang

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 154

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA

s.d. 2015 %

- RTRW Dokumen 1 1 100

- RDTR Dokumen 2 2 100

- RTBL Dokumen 0 2 0

2. Cakupan Desa dan kelurahan

yang memiliki batas administrasi

yang jelas

% 100 100 100

Jika dilihat dari pencapaian sasaran terciptanya penataan ruang yang

berkualitas dan mampu mendukung perencanaan dan pembangunan daerah, sampai

dengan tahun 2014 hampir seluruhnya telah mencapai target kecuali untuk

ketersediaan dokumen RTBL. Untuk perbandingan dengan target sampai dengan

tahun 2015, diperkirakan indikator ketersediaan dokumen penataan ruang berupa

RTBL tidak dapat direalisasikan dikarenakan dokumen RDTR yang belum

disahkan/diperdakan meskipun dokumen telah disusun.

Sasaran Strategis 24 adalah ” Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.89

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perhubungan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN TAHUN

2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Persentase ketersediaan fasilitas

keselamatan perhubungan bidang

darat dan laut

% 60,25 73,97 73,97 100

2. Tersedianya unit pengujian kedaraan

bermotor bagi Kabupaten/Kota yang

memiliki populasi kendaraan wajib

uji minimal 4.000 (empat ribu)

kendaraan wajib uji

% 100 60 100 166,67

Capaian kinerja untuk sasaran Meningkatnya kualitas pelayanan perhubungan

yang terdiri dari 2 indikator di tahun 2014 sebesar 133,34%. Pencapaian tersebut

didukung oleh beberapa kegiatan pengadaan fasilitas keselamatan perhubungan baik

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 155

darat maupun laut. Dengan meningkatnya ketersediaan fasilitas keselamatan

perhubungan secara tidak langsung diharapkan dapat menurunkan angka

kecelakaan lalu lintas.

Tabel 3.90

Pengadaan Fasilitas Keselamatan Perhubungan bersumber dari APBD

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2012-2014

No. Fasilitas Keselamatan

Perhubungan 2012 2013 2014

1 Rambu-Rambu lalu lintas 75 buah 140 buah 100 buah

2 Marka Jalan 120 m1 5.700 m1 5.000 m1

3 Warning Light - 4 unit 10 unit

4 Pagar Pengaman Jalan 412 m1 888 m1 300 m1

5 Deliniator - 351 buah -

6 Traffic Cone - 130 buah -

7 Traffic Light 3 lks/simp 4 1 lks/simp 4 -

8 Median jalan - - -

9 Rambu Suar - 1 unit -

10 Rambu Pertama Penunjuk

Jurusan 4 buah - -

Sumber : Dinas Perhubungan, Pariwisata, Kebudayaan dan Informatika

Untuk indikator Tersedianya unit pengujian kedaraan bermotor bagi Kabupaten/Kota

yang memiliki populasi kendaraan wajib uji minimal 4.000 (empat ribu) kendaraan

wajib uji, di tahun 2014 dapat direalisasikan sebesar 100% dikarenakan Kabupaten

Bangka Barat telah memiliki alat uji KIR meskipun masih bersifat mobile.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.91

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Kualitas Pelayanan Perhubungan

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Persentase ketersediaan fasilitas

keselamatan bidang darat dan laut % 73,97 100 73,97

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 156

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

2. Tersedianya unit pengujian kedaraan

bermotor bagi Kabupaten/Kota yang

memiliki populasi kendaraan wajib uji

minimal 4.000 (empat ribu)

kendaraan wajib uji

% 100 100 100

Sasaran Strategis 25 adalah ”Meningkatnya peran serta tokoh agama dan masyarakat

dalam pembangunan dan kehidupan keagamaan”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.92

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Peran serta Tokoh Agama dan

Masyarakat dalam Pembangunan dan kehidupan Keagamaan Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN TAHUN

2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Peringkat MTQ di tingkat

Propinsi Kep. Bangka

Belitung

Peringkat 4 4 1 175

2. Cakupan ustad/ustadzah

yang memiliki sertifikat

(TPA&TKA)

- Paket A % 77,67 85 85 100

- Paket B % 15 15 15 100

- Paket C % 0 0 0 100

- Tidak Bersertifikat % 7,33 0 0 100

3. Perjalanan Rohani

- Haji Orang 12 6 6 100

- Umroh Orang 12 12 12 100

- Agama Lainnya Orang 4 4 3 75

Berdasarkan hasil pengukuran indikator kinerja sasaran Meningkatnya peran

serta tokoh agama dan masyarakat dalam pembangunan dan kehidupan keagamaan,

tergambar bahwa secara umum capaian kinerja dari 3 indikator kinerja dapat dicapai

sesuai dengan target yang telah ditetapkan. Pada tahun 2014, Kabupaten Bangka

Barat mendapatkan peringkat ke 1 serta medali terbanyak pada lomba MTQ tingkat

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Hal tersebut juga terlihat pada pencapaian

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 157

indikator cakupan ustad/ustadzah yang memiliki sertifikat (TPA & TKA) di tahun 2014

yang juga terealisasi 100%. Dari 900 orang ustad/ustadzah sampai dengan tahun

2014 ini sudah 765 orang yang memiliki sertifikat Paket A, dan 135 orang Paket B,

sementara yang belum bersertifikat di tahun 2013 seluruhnya telah memiliki sertifikat

tingkat A di tahun 2014. Namun jumlah ini sebenarnya bisa bertambah mengingat

ada pihak lain seperti BKPRMI yang juga menyelenggarakan pelatihan paket bagi para

Ustad/Ustadzah.

Dalam rangka pemberian penghargaan terhadap masyarakat yang telah secara

aktif berpartisipasi dalam pembangunan dan dianggap berprestasi, pada tahun 2014

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat telah memberangkatkan 6 orang untuk

mengikuti ibadah haji dan 12 orang untuk mengikuti ibadah umroh. Sementara

perjalanan rohani untuk agama lain, dari 4 orang yang ditargetkan, hanya terealisasi

sebanyak 3 orang yaitu dari agama Kristen Katolik telah diberangkatkan 1 orang ke

Yerusalem, 1 orang ke RRC China dari agama Kong hu cu, dan 1 orang agama Budha

ke Taiwan. Diharapkan melalui pemberian penghargaan tersebut dapat meningkatkan

semangat masyarakat dalam turut serta berpartisipasi dan melibatkan diri dalam

pembangunan dan kehidupan keagamaan. Dengan demikian pada tahun 2014

capaian kinerja untuk indikator perjalanan rohani hanya sebesar 91,67%. Kendala

utama pada kegiatan perjalanan rohani ini adalah dalam hal menentukan calon,

karena terkadang calon-calon yang sudah dijaring dari kecamatan setelah diverifikasi

banyak yang tidak sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan.

Realisasi akumulasi capaian sasaran sampai dengan tahun ini dibandingkan dengan

rencana dalam RPJMD dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.93

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Meningkatnya Peran serta Tokoh Agama dan

Masyarakat dalam Pembangunan dan kehidupan keagamaan

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Peringkat MTQ di tingkat

Propinsi Kep. Bangka Belitung Peringkat 1 4 175

2. Cakupan ustad/ustadzah yang

memiliki sertifikat (TPA&TKA)

- Paket A % 85 85 100

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 158

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

- Paket B % 15 0 -

- Paket C % 0 15 -

- Tidak Bersertifikat % 0 0 100

3. Perjalanan Rohani

- Haji Orang 18 30 60,00

- Umroh Orang 36 48 75,00

- Agama Lainnya Orang 10 15 66,67

Pencapaian sasaran meningkatnya peran serta tokoh agama dan masyarakat dalam

pembangunan dan kehidupan keagamaan sampai dengan tahun 2014 cukup baik

dan sampai dengan tahun 2015 diharapkan dapat direalisasikan sesuai dengan

target kecuali untuk indikator perjalanan rohani karena kegiatan penunjang untuk

indikator tersebut tidak boleh dilaksanakan sesuai dengan arahan hasil evaluasi

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Sementara untuk indikator cakupan

ustad/ustadzah yang memiliki sertifikat dapat direalisasikan sesuai dengan tahapan

target yang ditetapkan. Di tahun 2015 ustad/ustadzah yang sebelumnya memiliki

sertifikat B sebesar 15% diharapkan seluruhnya meningkat dan memiliki sertifikat C.

Sasaran Strategis 26 adalah ” Terfasilitasinya pembentukan desa mandiri”

Indikator kinerja serta target sebagai berikut :

Tabel 3.94

Capaian Indikator Kinerja Sasaran

Terfasilitasinya Pembentukan Desa Mandiri Tahun 2014

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN

TAHUN 2013

TARGET

2014 REALISASI %

1. Cakupan fasilitasi Desa mandiri % 31,67 50 48,33 96,66

2. Persentase Desa yang memiliki

Pendapatan asli desa terhadap

APBDesa sebesar 10%

% 0 15 0 0

3. Fasilitasi pembentukan BUMDes Desa 7 5 6 120

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 159

Di tahun 2014, capaian dari sasaran terfasilitasinya pembentukan Desa

Mandiri adalah sebesar 72,22% (baik). Jika di bandingkan dengan capaian sasaran di

tahun 2013 yang lalu, pencapaian dari sasaran terfasilitasinya pembentukan Desa

Mandiri ini mengalami peningkatan. Walaupun sebenarnya terdapat 1 (satu) indikator

kinerja sasaran yang hingga tahun 2014 tidak dapat terealisasi, yaitu Persentase

Desa yang memiliki Pendapatan Asli Desa terhadap APBDesa sebesar 10%. Sehingga

angka pencapaian dari sasaran tersebut belum dapat dikatakan baik dikarenakan

tenyata terdapat 1(satu) indikator yang sama sekali tidak dapat terealisasikan hingga

tahun 2014.

Capaian indikator cakupan fasilitasi Desa Mandiri sampai dengan tahun 2014

adalah sebesar 48,33% (29 desa) dari target yang telah ditetapkan sebesar 50% (30

desa). Adapun di tahun 2014 terdapat 11 Desa yang ditetapkan sebagai Desa

Mandiri melalui Keputusan Bupati Bangka Barat Nomor 188.45/80/1.22.01/2014

tentang Penetapan Lokasi Desa Mandiri di Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014.

Namun dari 11 (sebelas) Desa yang ditetapkan tersebut, terdapat 1 (satu) desa yang

mengundurkan diri untuk ditetapkan sebagai Desa Mandiri yaitu Desa Kapit,

Kecamatan Parittiga. Pada Tahun 2013, Desa Kapit juga pernah menolak untuk

dijadikan sebagai Desa Mandiri dengan alasan ketidaksiapan dengan sumber daya

manusia yang dimiliki oleh desa tersebut, sehingga sampai saat ini Desa Kapit sudah

2 (dua) kali menolak untuk dicanangkan menjadi Desa Mandiri. Sehingga dengan

menolaknya Desa kapit untuk dijadikan Desa Mandiri maka tingkat capaian cakupan

fasilitasi Desa Mandiri s.d. tahun 2014 tidak mencapai 100% yaitu sebesar 96,66%.

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Pemerintahan Desa

Grafik 3.39

Realisasi Fasilitasi Pembentukan Desa Mandiri s.d. Tahun 2014

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 160

Seperti yang tertuang di dalam Petunjuk Tekhnis mengenai Desa Mandiri

bahwa Desa Mandiri adalah desa yang aparatur dan masyarakatnya mampu

mengatasi permasalahan yang dihadapi, mampu memenuhi segala kebutuhannya

dan mampu membangun desanya dengan mendayagunakan seluruh potensi yang

ada di desa diantaranya potensi Sumber Daya Alam (SDA); Sumber Daya Manusia

(SDM); Sumber Daya Sarana/ Prasarana dan Sumber Daya Kelembagaan (Lembaga

Desa) yang dilaksanakan bersinergi untuk mencapai suatu tujuan.

Jika melihat pada definisi Desa Mandiri diatas tergambar dengan jelas

bagaimana desa tersebut dapat mandiri dengan pemanfaatan potensi yang ada di

desanya untuk mensejahterakan masyarakat yang ada di desa tersebut. Tetapi dalam

pelaksanaanya seolah-olah bertolak belakang dengan apa yang didefinisi dari Desa

Mandiri tersebut. Desa yang telah ditetapkan menjadi Desa Mandiri hingga saat ini

dianggap belum mampu secara optimal memanfaatkan potensi yang ada serta

terkesan pelaksanaan Desa Mandiri tersebut hanya sebatas momentum saja bukan

dilaksanakan sesuai dengan maksud dan tujuan dari Desa Mandiri.

Tabel 3.95

Daftar Desa yang Difasilitasi menjadi Desa Mandiri s.d. Tahun 2014

NO. KECAMATAN DESA POTENSI UNGGULAN TAHUN

PENETAPAN

1. Muntok Air Putih Perkebunan 2012

Belo Laut Kelautan dan Perikanan 2012

Air Belo Pertanian dan Peternakan 2013

Airlimau Perkebunan 2014

2. Simpangteritip Kundi Perkebunan 2012

Rambat Kelautan dan Perikanan 2012

Air Nyatoh Kelautan dan Perikanan 2013

Bukit Terak Kelautan dan Perikanan 2013

Sp.Gong Perkebunan 2014

3. Kelapa Tuik Pertanian 2012

Sinarsari Perkebunan 2012

Beruas Pertanian dan Peternakan 2013

Mancung Perkebunan 2014

Pusuk Kelautan dan Perikanan 2014

4. Jebus Air Kuang Bio Gas 2012

Rukam Perkebunan 2012

Ketap Perkebunan 2012

Pebuar Perkebunan dan Kehutanan 2013

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 161

NO. KECAMATAN DESA POTENSI UNGGULAN TAHUN

PENETAPAN

Tumbak Petar Pertanian dan Peternakan 2013

Sinarmanik Perindustrian (UKM) 2014

Sungai buluh Pertanian 2014

5. Tempilang Tanjungniur Kelautan 2012

Simpangyul Perkebunan 2012

Benteng Kota Kelautan dan Perikanan 2013

Buyan Kelumbi Perkebunan 2014

Air Lintang Kelautan dan Perikanan 2014

6. Parittiga Bakit Keluatan 2012

Kapit Perkebunan dan Kehutanan 2013/2014

Air Gantang Kelautan dan Perikanan 2014

Cupat Kelautan dan Perikanan 2014

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Pemberdayaan Masyarakat

Untuk capaian indikator desa yang memiliki pendapatan asli desa terhadap

APBDesa sebesar 10% hingga tahun 2014 belum dapat terealiasasi dikarenakan

belum optimalnya penggalian potensi sumber daya alam desa. Walaupun sampai

saat ini tidak ada Desa yang PADesnya mencapai 10%, namun pada tahun 2013

kemarin ada beberapa Desa yang memiliki PADes adalah Desa Mayang (2,07%);

Desa Tumbak Petar (4,25%); Desa Sinar Manik (5,07%); Desa Dendang (1,83%);

Desa Sinar Sari (2,26%); Desa Tempilang (8,26%); Desa Benteng Kota (5,54%)

dan Desa Sekar Biru (2,03%). Sumber PADes yang ada pada beberapa desa

tersebut di atas diantaranya berasal dari Jasa surat menyurat;pengelolaan

kekayaan desa; usaha kebun sawit; kompensasi usaha serta penyertaan modal

BUMDes. Sedangkan untuk data PADes tahun 2014 belum ada dikarenakan

evaluasi APBDes Tahun 2014 merupakan bagian dari laporan

pertanggungjawaban APBDes Tahun 2014 yang dilakukan oleh Badan

Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan Pemerintahan Desa masih dalam

proses penyusunan.

Pencapaian indikator fasilitasi pembentukan BUMDes pada tahun 2014

melebihi target yang telah ditetapkan yaitu sebanyak 6 desa dari yang di

targetkan di tahun 2014 sebanyak 5 desa dengan tingkat capaiaan 120%.

Pencapaian sampai dengan Tahun 2014 jumlah Desa yang telah difasilitasi

dalam pembentukan BUMDes adalah sejumlah 25 Desa.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 162

Tabel 3.96

Daftar Desa yang difasilitasi dalam Pembentukan BUMDes s.d. Tahun 2014

No. KECAMATAN Nama Desa Tahun Pelaksanaan

1 Muntok Desa Air putih 2012

Desa Belo Laut 2012

Desa Airbelo 2013

2 Simpangteritip Desa Kundi 2012

Desa Rambat 2012

Desa Bukitterak 2013

Desa Airnyatoh 2013

Desa Berang 2014

3 Jebus Desa Ketap 2012

Desa Air Kuang 2012

Desa Rukam 2012

Desa Tumbakpetar 2013

Desa Pebuar 2013

Desa SinarManik 2014

4 Parittiga Desa Bakit 2012

Desa Air gantang 2014

5 Kelapa Desa Tuik 2012

Desa Sinar sari 2012

Desa Beruas 2013

Desa Pusuk 2014

6 Tempilang Desa Tanjung Niur 2012

Desa Simpangyul 2012

Desa Bentengkota 2013

Desa Buyan kelumbi 2014

Desa Tempilang 2014

Sumber : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan, dan Pemberdayaan Masyarakat

Tabel 3.97

Capaian Indikator Kinerja Sasaran Terfasilitasinya Pembentukan Desa Mandiri

Tahun 2014 dibandingkan dengan Tahun 2015

INDIKATOR KINERJA SASARAN SATUAN CAPAIAN s.d.

TAHUN 2014

RENCANA s.d.

2015 %

1. Cakupan fasilitasi Desa mandiri % 48,33 65 74,35

2. Persentase Desa yang memiliki

Pendapatan asli desa terhadap

APBDesa sebesar 10%

% 0 16,66 0

3. Fasilitasi pembentukan BUMDes Desa 25 34 73,52

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 163

ANALISIS ATAS CAPAIAN KINERJA KEUANGAN TAHUN 2014

3.4.1 KEBIJAKAN UMUM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH

Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah menjadi tahapan yang

sangat krusial dalam memulai roda pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya

dalam mewujudkan pelayanan dan kesejahteraan kepada masyarakat. Diharapkan

dalam pelaksanaan pemerintahan akan lebih baik dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan, walaupun pendanaan yang

terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tersebut adalah dari

transfer pusat terutama untuk dana perimbangan seperti Dana Alokasi Umum.

Sampai dengan Tahun 2014, ketergantungan Pemerintah Kabupaten Bangka

Barat terhadap transfer dana pusat guna membiayai belanja semakin besar. Paket

undang-undang tentang pengelolaan keuangan daerah dan yang terakhir dengan

diterbitkannya Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, belum mampu mendorong Kabupaten Bangka Barat lepas dari

ketergantungan terhadap dana transfer dari pusat. Dengan disahkannya Undang –

Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, juga memberikan

pengaruh terhadap kebijakan umum pengelolaan keuangan daerah Kabupaten

Bangka Barat. Sampai dengan tahun 2014, Kebijakan umum pengelolaan keuangan

daerah Kabupaten Bangka Barat, masih sangat dipengaruhi oleh kebijakan umum

pengelolaan keuangan negara secara keseluruhan. Ini dikarenakan semua aturan

mengenai pengelolaan keuangan daerah masih terikat dengan kebijakan pemerintah

pusat, walaupun dalam aturan tersebut telah sedikit memberikan kebebasan daerah

untuk berkreasi dalam rangka pengelolaan keuangan daerah, namun tetap berpegang

pada dasar aturan yang telah ditentukan oleh pusat, terutama dalam hal pendapatan.

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

telah membatasi daerah dalam hal pendapatan daerah, ini semakin membuat daerah

yang potensi Pendapatan Asli Daerahnya kecil semakin sangat tergantung pada

alokasi dana perimbangan pusat dalam Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah,

dengan kata lain, pembangunan daerah tersebut sangat bergantung pada alokasi

dana pusat. Utamanya adalah terkait dengan Pajak Bumi Bangunan (PBB) Perdesaan

dan Perkotaan (P2) dan Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 164

Walaupun Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah yang kemudian telah diubah dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014

yang nantinya tentu akan bepengaruh pada Pemerintah Daerah pada tahun 2016 dan

Undang-undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Daerah, daerah (kabupaten/kota) telah membuka kran

otonomi daerah, daerah mempunyai kewenangan yang didasarkan pada azas otonomi

dalam wujud otonomi yang luas, nyata dan bertanggung jawab, serta azas tugas

pembantuan yang merupakan penugasan dari pemerintah provinsi untuk

melaksanakan sebagian urusan pemerintahan namun Otonomi tersebut belum

sepenuhnya dalam hal pengelolaan keuangan daerah khususnya pendapatan.

Sehubungan dengan hal di atas, penyusunan Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah menjadi tahapan yang sangat krusial dalam memulai roda

pemerintahan dan pembangunan setiap tahunnya dalam mewujudkan pelayanan dan

kesejahteraan kepada masyarakat dengan lebih baik melalui perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, pengendalian dan evaluasi pembangunan, walaupun

pendanaan yang terbesar dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah tersebut

adalah dari transfer pusat terutama untuk dana perimbangan seperti Dana Alokasi

Umum.

Melalui Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2013 tentang Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan

Daerah Nomor 10 Tahun 2014 tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2014 dan Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 51 Tahun

2013 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Bangka Barat Tahun Anggaran 2014 atas Peraturan Bupati Nomor 31 Tahun 2014

tentang Penjabaran Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten

Bangka Barat Tahun Anggaran 2014, Pemerintah Kabupaten Bangka Barat bersama

unsur legislatif telah menyusun dan menetapkan anggaran untuk Tahun Anggaran

2014. APBD Tahun 2014 dalam penyusunannya berpedoman kepada Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah diubah beberapa

kali dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor Nomor 21 Tahun

2011. Dalam Penyusun Anggaran Pendapatan Belanja Daerah Kabupaten Bangka

Barat Tahun 2014, juga berpedoman pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 165

27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun 2014.

Dalam pengelolaan keuangan daerah, Kabupaten Bangka Barat berpedoman

pada paket perundang-undangan yang utama yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara

2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

4. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan

Daerah

7. Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah.

8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 sebagaimana telah

diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2012

tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun

2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

9. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta

Penyampaiannya.

10. Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan

Keuangan Daerah.

11. Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 38 Tahun 2012 tentang Sistem dan

Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah.

12. Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 5 Tahun 2013 tentang Kebijakan

Akuntansi Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka Barat.

13. Peraturan Bupati Bangka Barat Nomor 33 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntansi

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat.

Selain paket perundang-undangan diatas, masih banyak lagi peraturan perundang-

undangan teknis yang menjadi dasar dalam pengelolaan keuangan daerah

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 166

Kabupaten Bangka Barat, baik Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Peraturan

Daerah dan Peraturan Bupati.

A. Pengelolaan Pendapatan Daerah

A. 1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009

tentang Pajak Daerah dan Retribusi daerah, telah memperkecil ruang gerak

pemerintah daerah dalam ekstensifikasi pendapatan daerah. Dimana dalam

undang-undang tersebut, daerah telah dibatasi dalam hal pemungutan

pendapatan daerah sesuai dengan yang telah ditentukan dalam undang-

undang tersebut.

Pemerintah Daerah lebih banyak dituntut untuk mencari terobosan

baru dalam Intensifikasi Pendapatan Daerah dimana diarahkan kepada

peningkatan pungutan yang telah ada obyek dan subyeknya, serta

penggalian potensi baru sebagai upaya optimalisasi peningkatan

pendapatan daerah.

Dalam intensifikasi pendapatan daerah ini, pemerintah daerah

dihadapkan pada dilema untuk menaikkan tarif pajak dan retribusi atau

lebih mengedepankan pertumbuhan yang akhirnya juga akan meningkatkan

pendapatan asli daerah.

Pada tahun 2014 terdapat penurunan realisasi Pendapatan Asli Daerah

yang lebih disebabkan karena karena adanya beberapa kebijakan seperti,

dijadikannya RSUD sebagai BLUD, sehingga penurunan pendapatan retribusi

kesehatan, selain itu kebijakan yang terkait dengan Pajak Mineral Batuan

Bukan Logam yang tidak lagi memungut dari proyek-proyek yang didanai

APBD. Pembebasan biaya pembuatan KTP dan akta yang terkait

kependudukan sesuai dengan undang-undang yang berlakupun turut

mempengaruhi PAD Kabupaten Bangka Barat yang. Selain itu, pada tahun

2014 ini masuk komponen pendapatan baru sebagai amanat undang-

undang yaitu Pajak Bumi dan Bangunan dari sektor Perkotaan dan Pedesaan

yang telah menjadi kewenangan Pemerintah Kabupaten berdasarkan

peraturan perundang-undangan, setelah sebelumnya BPHTB pada tahun

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 167

2013. Bagi hasil Pajak Rokok dari provinsi pun menjadi komponen

pendapatan yang baru pada tahun 2014, dimana berdasarkan peraturan

perundang-undangan bagi hasil pajak rokok tersebut digunakan untuk sektor

kesehatan. Tentu usaha ekstensifikasi dan intensifikasi pendapatan terus

digiatkan baik untuk pajak dan retribusi yang telah ada maupun untuk

pendapatan baru seperti PBB P2. Sumbangan pihak ketiga dari timah yang

dimasukkan dalam komponen hibah dari perusahaan yang bergerak dalam

timah terus mengalami penurunan dikarenakan tidak lagi dapat bersifat

dipaksakan termasuk dari PT Timah yang pada tahun 2014 ini tidak

terealisasi.

A. 2. Target dan Realiasasi Pendapatan

Pada Tahun 2014 Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menargetkan

pendapatan sebesar Rp.726.983.281.968,64 dan terealisasi

Rp.672.405.269.026,03 atau 92,49%.

Kontribusi Pendapatan Daerah masih didominasi oleh pendapatan yang

bersumber dari Dana Perimbangan yang ditargetkan sebesar

Rp.577.377.857.804,85 realisasinya sebesar Rp 548.372.707.906,00 atau

94,98% yang memberikan kontribusi sebesar 81,55%, sedangkan

Pendapatan Asli Daerah yang dianggarkan sebesar Rp 31.713.105.115,00

realisasinya sebesar Rp 30.080.118.003,19 atau 94,85% baru dapat

memberikan kontribusi sebesar 4,47%. Hal ini menunjukan bahwa

ketergantungan APBD Kabupaten Bangka Barat kepada Pemerintah Pusat

masih sangat besar. Laju pertambahan PAD sangat tidak seimbang dengan

laju pertambahan dana transfer. Gambaran rincinya dapat dilihat pada tabel

di bawah ini :

Tabel 3.98

Target dan Realisasi Pendapatan Daerah

Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 PENDAPATAN

1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 31.713.105.115,00 30.080.118.003,19 94,85 4,47

1.1.1. Hasil Pajak Daerah 10.395.000.000,00 11.201.299.824,25 107,76 1,67

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 168

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 4.398.530.615,00 4.509.730.124,00 102,53 0,67

1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang dipisahkan

4.430.000.000,00 883.348.362,26 19,94 0,13

1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah

Yang Sah

12.489.574.500,00 13.485.739.692,68 107,98 2,01

1.2. DANA PERIMBANGAN 577.377.857.804,85 548.372.707.906,00 94,98 81,55

1.2.1. Transfer Pemerintah Pusat Dana

Perimbangan

577.377.857.804,85 548.372.707.906,00 94,98 81,55

1.2.1.1. Bagi Hasil Pajak 33.000.000.000,00 33.953.528.279,00 102,89 5,05

1.2.1.2. Bagi Hasil Bukan Pajak / SDA 89.242.293.804,85 69.647.457.627,00 78,04 10,36

1.2.1.3. Dana Alokasi Umum 413.680.194.000,00 413.680.194.000,00 100,00 61,52

1.2.1.4. Dana Alokasi Khusus 41.455.370.000,00 31.091.528.000,00 75,00 4,62

1.3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG

SAH

117.892.319.048,79 93.952.443.116,84 79,69 13,97

1.3.1 Pendapatan Hibah 2.000.000.000,00 609.753.500,00 30,49 0,09

1.3.2 Pendapatan Dana Darurat 0,00 0,00 0,00 0,00

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Propinsi

dan Pemerintah daerah Lainnya

33.731.682.303,79 28.009.223.916,84 83,04 4,17

1.3.4 Dana Penyesuaian Pendidikan 51.191.776.745,00 37.517.801.000,00 73,29 5,58

1.3.5 Bantuan Keuangan dari Propinsi

atau Pemerintah Daerah Lainnya

30.968.860.000,00 27.815.664.700,00 89,82 4,14

Total Pendapatan 726.983.281.968,64 672.405.269.026,03 92,49 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

A.2.1. Pendapatan Asli Daerah

Secara keseluruhan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Bangka

Barat pada Tahun Anggaran 2014 terealisasi sebesar

Rp.30.080.118.003,19 dari target sebesar Rp 31.713.105.115,00

(94,85%) atau terjadi penurunan sebesar Rp 15.261.499.074,41

(33,66%) dibandingkan dengan realisasi Pendapatan Asli Daerah

Tahun Anggaran 2013 yang sebesar Rp 45.341.617.077,60.

Penurunan PAD secara umum disebabkan karena adanya beberapa

kebijakan seperti, dijadikannya RSUD sebagai BLUD, sehingga

pendapatan retribusi yang dapat mencapai lebih kurang 8 milyar tidak

lagi menjadi komponen PAD, selain itu kebijakan yang terkait dengan

Pajak Mineral Batuan Bukan Logam yang tidak lagi memungut dari

proyek-proyek yang didanai APBD turut berpengaruh dari yang tadinya

menyumbang kurang lebih sebesar 2,2 milyar. Pembebasan biaya

pembuatan KTP dan akta yang terkait kependudukan sesuai dengan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 169

undang-undang yang berlakupun turut mempengaruhi PAD Kabupaten

Bangka Barat yang tadinya dari sektor ini mampu menyumbang

kurang lebih Rp 500 Juta rupiah. Adapun rincian dari Pendapatan Asli

Daerah Kabupaten Bangka Barat, sebagai berikut :

Tabel 3.99

Target dan Realisasi Penerimaan PAD

Menurut Jenis Pendapatan Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 PENDAPATAN

1.1. PENDAPATAN ASLI DAERAH 31.713.105.115,00 30.080.118.003,19 94,85 100,00

1.1.1. Hasil Pajak Daerah 10.395.000.000,00 11.201.299.824,25 107,76 37,24

1.1.2. Hasil Retribusi Daerah 4.398.530.615,00 4.509.730.124,00 102,53 14,99

1.1.3. Hasil Pengelolaan Kekayaan

Daerah Yang dipisahkan

4.430.000.000,00 883.348.362,26 19,94 2,94

1.1.4. Lain-lain Pendapatan Asli

Daerah Yang Sah

12.489.574.500,00 13.485.739.692,68 107,98 44,83

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

a. Pos Pajak Daerah; pendapatan yang berasal dari Pajak Daerah

Tahun 2014 di targetkan sebesar Rp 10.395.000.000,00 dan

terealisasi sebesar Rp 11.201.299.824,25 (107,76%) dan

memberikan kontribusi 37,24% dari Pendapatan Asli Daerah

tahun 2014. Pencapaian prosentase realisasi nilai pajak paling

tinggi dari anggaran yang ditentukan untuk Tahun 2014 dicapai

oleh Pajak Mineral Batuan Bukan Logam yaitu 134,63%,

sebaliknya pencapaian realisasi pajak paling rendah adalah Pajak

Sarang Burung Walet yang realisasinya sebesar 92,58%.

Penurunan harga walet dipasaran cukup mempengaruhi

penadapatan dari pajak walet. Untuk pajak restoran dengan

diterapkannya kebijakan bahwa makan minum rapat ataupun

makan minum kegiatan yang didanai dari APBD dikenakan pajak

restoran, cukup dapat meningkatkan pajak restoran dari tahun

ketahun. Untuk PBB merupakan tahun pertama sejak PBB P2

dilimpahkan kepada daerah, dimana pendapatan kurang lebih Rp

1,2 milyar, masih diatas pencapaian PBB P2 sewaktu masih

kewenangan pusat dimana setiap tahunnya pencapaian PBB P2

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 170

kurang lebih sebesar Rp 1 milyar. Namun pencapaian PBB P2

dalam komponen PAD ini tidak seimbang dibanding sewaktu

pemerintah kabupaten masih mendapatkan bagi hasil dari PBB P2

sewaktu masih kewenangan pusat, dimana bagi hasil PBB P2

waktu itu dapat mencapat kurang lebih Rp 4 milyar s.d Rp 5

milyar. Diharapkan kedepan pendapatan dari PBB dan BPHTB

akan semakin meningkat dengan meningkatkan NJOP dari tanah

bangunan terutama di sektor perkotaan mendekati harga pasar,

selain itu dengan jalan pendataan obyek pajak baru yang masih

banyak potensinya. Pendapatan BPHTB pun diharapkan dapat

meningkat dengan jalan lebih meningkatkan kerjasama dengan

notaris yang ada dan pemeriksaan lapangan atas transaksi suatu

obyek pajak yang dikenakan BPHTB. Rincian Anggaran dan

realisasi pajak daerah selengkapnya dapat dilihat pada tabel di

bawah ini :

Tabel 3.100

Target dan Realisasi Pajak Daerah Tahun 2014

Menurut Jenis Pajak

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-busi

(%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real x100)

1 Pajak Hotel 100.000.000,00 117.147.680,00 117,15 1,05

2 Pajak Restoran 800.000.000,00 988.046.140,00 123,51 8,82

3 Pajak Hiburan 57.000.000,00 58.775.750,00 103,12 0,52

4 Pajak Reklame 323.000.000,00 316.813.635,25 98,08 2,83

5 Pajak Penerangan Jalan 6.700.000.000,00 7.148.230.049,00 106,69 63,82

6 Pajak Mineral Batuan

Bukan Logam

110.000.000,00 148.093.881,00 134,63 1,32

7 Pajak Air Tanah 30.000.000,00 32.684.078,00 108,95 0,29

8 Pajak Sarang Burung Walet 375.000.000,00 347.158.700,00 92,58 3,10

9 Pajak Bea Perolehan Hak

Atas Tanah & Bangunan

700.000.000,00 796.619.330,00 113,80 7,11

10 Pajak Bumi dan Bangunan 1.200.000.000,00 1.247.730.581,00 103,98 11,14

Pajak Daerah 10.395.000.000,00 11.201.299.824,25 107,76 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 171

b. Pos Retribusi Daerah; target penerimaan Tahun Anggaran

2014 sebesar Rp 4.398.530.615,00 dan terealisasi sebesar

Rp.4.509.730.124,00 (102,53%). Realisasi ini menurun

Rp.7.344.440.631,00 (61,96%) dibanding tahun 2013 yang

sebesar Rp 11.854.170.755,00. Penurunan itu lebih disebabkan

karena tidak masuk lagi pendapatan retribusi kesehatan dari

RSUD yang telah menjadi BLUD yang besarnya mencapai kurang

lebih Rp 8 milyar. Selain itu penurunan juga dari pendapatan

cetak KTP dan akta kependudukan yang telah digratiskan

berdasarkan undang-undang, yang tahun sebelumnya dapat

mencapai kurang lebih Rp 500 juta. Pendapatan dari IMB dan izin

gangguan pun semakin menurun. Salah satu penyebab adalah

dengan berlakunya izin gangguan selama usaha tersebut berjalan,

sehingga peningkatan retribusi Izin Gangguan murni dari usaha

baru yang muncul begitu juga dengan IMB, peningkatan retribusi

IMB tahun-tahun yang lalu lebih disebabkan karena tindakan

pengawasan dan tindakan pendataan sehingga banyak

masyarakat yang membuat IMB untuk bangunan yang telah ada.

Seiring dengan waktu retribusi IMB dan Izin Gangguan ini akan

menurun pada posisi ideal dimana pertumbuhan pendapatan dari

Retribusi IMB dan Izin Gangguan ini akan mengikuti atau

berbanding lurus dengan pertumbuhan ekonomi. Sebagai catatan,

piutang pemerintah daerah dari IMB dan Izin Gangguan ini cukup

besar sebagai dampak dari kebijakan tahun sebelumnya yang

tidak diimbangan dengan sistem dan prosedur yang menunjang.

Secara teori seharusnya retribusi tidak bisa menjadi piutang.

Anggaran dan realisasi Retribusi Daerah secara rinci dapat dilihat

pada tabel berikut:

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 172

Tabel 3.101

Target dan Realisasi Retribusi Daerah Tahun 2014

Menurut Jenis Retribusi

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real

x100)

1 Retribusi Pelayanan

Kesehatan

2.424.510.615,00 2.654.176.015,00 109,47 58,85

2 Retribusi Pelayanan

Persampahan / Kebersihan

130.000.000,00 129.675.000,00 99,75 2,88

3 Retribusi Penggantian

Biaya KTP & Akte Catatan

Sipil

40.345.000,00 40.345.000,00 100,00 0,89

4 Retribusi Pelayanan Parkir

di tepi jalan umum

115.500.000,00 101.225.200,00 87,64 2,24

5 Retribusi Pelayanan Pasar 95.000.000,00 94.331.000,00 99,30 2,09

6 Retribusi Pengujian

Kendaraan Bermotor

155.000.000,00 136.505.820,00 88,07 3,03

7 Retribusi Penjualan Hasil

Perikanan BBI

15.000.000,00 11.149.500,00 74,33 0,25

8 Retribusi Pemakaian

Kekayaan Daerah

70.000.000,00 30.720.000,00 43,89 0,68

9 Retribusi Pasar

Grosir/Pertokoan

235.440.000,00 240.195.900,00 102,02 5,33

10 Retribusi Tempat

Pelelangan

13.000.000,00 12.191.000,00 93,78 0,27

11 Retribusi Terminal 178.000.000,00 163.736.889,00 91,99 3,63

12 Retribusi Rumah Potong

Hewan

25.235.000,00 20.487.500,00 81,19 0,45

13 IMB 320.000.000,00 311.962.300,00 97,49 6,92

14 Retribusi Izin Gang-guan

Keramaian

555.000.000,00 533.802.500,00 96,18 11,84

15 Retribusi Izin Trayek 4.000.000,00 2.375.000,00 59,38 0,05

16 Retribusi Izin Usaha

Perikanan

500.000,00 937.500,00 187,50 0,02

17 Retribusi Izin Usaha

Kepariwisataan

22.000.000,00 25.914.000,00 117,79 0,57

Retribusi Daerah 4.398.530.615,00 4.509.730.124,00 102,53 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

c. Pos Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan/Bagian

Laba atas Penyertaan Modal pada Perusahaan BUMD; target

penerimaan pada Tahun Anggaran 2014 sebesar

Rp.4.430.000.000,00 dan dapat terealisasi sebesar

Rp.883.348.362,26 (19,94%). Realisasi tersebut turun sebesar

Rp.1.759.401.991,03 atau 66,57% dibanding tahun 2013 yang

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 173

sebesar Rp 2.642.750.353,29. Penurunan yang cukup drastis ini

lebih disebabkan karena kebijakan PT Bank Sumsel Babel sendiri

berdasarkan RUPS, dimana tidak ada lagi persekot dividen

sehingga deviden akan dibagikan setelah tahun anggara. Realisasi

pada tahun 2014 ini adalah kekurangan deviden pada tahun

2013, sedangkan deviden tahun 2014 akan dibagikan pada tahun

2015 sekaligus, dan hasil RUPS tersebut juga mengamanatkan

bahwa persentase laba yang dibagikan sebagai deviden juga

menurun sehingga ini mempengaruhi pendapatan deviden pemilik

saham termasuk pemerintah Kabupaten Bangka Barat. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat tabel di bawah ini:

Tabel 3.102

Target dan Realisasi Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang

Dipisahkan Tahun 2014 Menurut Bagian Laba atas Penyertaan

Modal pada Perusahaan Milik Daerah (BUMD)

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4

5

(4/3x

100)

6 (4/Tot

Real

x100)

1 Penyertaan Modal ke PT

BPD Sumsel Babel

3.700.000.000,00 238.348.362,26 6,44 26,98

2 Penyertaan Modal ke PT

BPR Syariah Bangka

Belitung

730.000.000,00 645.000.000,00 88,36 73,02

Jumlah 4.430.000.000,00 883.348.362,26 19,94 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

d) Pos lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah yang terdiri dari

penerimaan jasa giro dan penerimaan lain-lain; target yang

direncanakan sebesar Rp 12.489.574.500,00 dan terealisasi

sebesar Rp 13.485.739.692,68 atau 107,98%. Realisasi ini naik

16,01 % atau sebesar Rp 1.860.767.598,84 dibanding tahun

2013 yang sebesar Rp 11.624.972.093,84. Pendapatan pada

pos ini masih disumbangkan terbanyak dari pendapatan bunga

deposito yang ditempatkan pemerintah daerah dalam rangka

manjemen kas, namun penempatan deposito tersebut sama

sekali tidak mengganggu likuiditas maupun pembangunan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 174

Kabupaten Bangka Barat dan tentunya tidak bertentangan dengan

undang-undang ataupun peraturan yang berlaku.

Tabel 3.103

Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real

x100)

1 Penerimaan Jasa Giro 1.200.000.000,00 839.178.489,00 69,93 6,22

2 Pendapatan Bunga

Deposito

6.000.000.000,00 6.793.976.541,02 113,23 50,38

3 Penerimaan Lain-Lain

(Denda dan Pengembalian)

4.889.574.500,00 5.682.832.662,66 116,22 42,14

5 Hasil Penjualan Aset

Daerah yang Tidak

Dipisahkan

400.000.000,00 169.752.000,00 42,44 1,26

Jumlah 12.489.574.500,00 13.485.739.692,68 107,98 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

A.2.2. Pendapatan Dana Transfer

Pendapatan Transfer terdiri dari dana Perimbangan. Untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 3.104

Target dan Realisasi Pendapatan Transfer

Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4

5

(4/3x

100)

6 (4/Tot

Real

x100)

1

Transfer Pemerntah

Pusat/ Dana

Perimbangan

577.377.857.804,85 548.372.707.906,00 94,98 85,45

2 Transfer Pemerntah

Pusat/ Dana Penyesuaian

51.191.776.745,00 37.517.801.000,00 73,29 5,85

3 Transfer Pemerntah

Provinsi

64.700.542.303,79 55.824.888.616,84 86,28 8,70

Jumlah 693.270.176.853,64 641.715.397.522,84 92,56 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 175

a. Dana Perimbangan

Dana Perimbangan terdiri dari bagi hasil pajak, yaitu bagi

hasil pajak pusat dan bagi hasil sumber daya alam serta Dana

Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Pos

Pendapatan Dana Perimbangan pada Tahun Anggaran 2014

dianggarkan sebesar Rp 577.377.857.804,85 dan terealisasi

sebesar Rp 548.372.707.906,00 (94,98%) dengan rincian

sebagai berikut :

1) Bagi Hasil Pajak

Realisasi Bagi Hasil Pajak Tahun 2014 direncanakan sebesar

Rp.33.000.000.000,00 dapat terealisasi sebesar

Rp 33.953.528.279,00 (102,89%) atau turun sebesar

Rp.3.578.733.982,00 (9,54%) dari realisasi Tahun 2013 yang

sebesar Rp 37.532.262.261,00. Penurunan ini sudah dapat

diperkirakan dikarenakan tidak laginya PBB P2 di urus oleh

Pemerintah Pusat, sehingga Pemerintah Kabupaten Bangka

Barat, tidak lagi mendapatkan bagi hasil PBB dari P2 yang

cukup besar pada tahun-tahun sebelumnya dimana berkisar

Rp 4 milyar s.d Rp 5 milyar. Untuk bagi hasil PPh diharapkan

kedepan Pemerintah Pusat perlu mengatur bahwa pajak

penghasilan yang dibayar oleh pegawai ataupun masyarakat

mengikuti KTP yang bersangkutan bukan mengikuti tempat

terdaftarnya perusahaan tempat pekerja pegawai tersebut,

sehingga bagi hasil dari PPh pun dapat lebih optimal.

Gambaran Anggaran dan Realisasi Bagi Hasil Pajak serta

kontribusinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 176

Tabel 3.105

Target dan Realisasi Bagi Hasil Pajak Menurut Jenis Pendapatan

Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%)

Kontri-

busi

(%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real

x100)

1 Bagi Hasil dari Pajak

Bumi dan Bangunan

26.000.000.000,00 28.711.947.425,00 110,43 84,56

2 Bagi Hasil dari (PPh)

Pasal 25 dan 29

dan PPh Pasal 21

7.000.000.000,00 5.241.580.854,00 74,88 15,44

Jumlah 33.000.000.000,00 33.953.528.279,00 102,89 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

a) Pajak Bumi dan Bangunan; bagi hasil pajak tersebut pada

tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp 26.000.000.000,00

dan terealisasi sebesar Rp 28.711.947.425,00 (110,43%)

atau terjadi penurunan sebesar Rp.2.488.754.797,00

atau 7,98% dibanding tahun 2013 yang sebesar

Rp.31.200.702.222,00.

b) Pajak Penghasilan Orang Pribadi termasuk PPh Pasal 21;

pada tahun 2014 dianggarkan sebesar

Rp.7.000.000.000,00 dan terealisasi sebesar

Rp.5.241.580.854,00 (74,88%) atau turun sebesar

Rp.1.089.979.185,00 (17,22%) dibanding tahun 2013

yang terealisasi sebesar Rp 6.331.560.039,00.

2) Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Tahun Anggaran

2014 yang direncanakan sebesar Rp 89.242.293.804,85

hanya dapat terealisasi sebesar Rp 69.647.457.627,00 atau

78,04 %. Terjadi kenaikan dibanding tahun 2013, yaitu

sebesar Rp.17.285.319.495,00 (33,01%) dari semula

Rp.52.362.138.132,00.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 177

Meningkat atau menurunnya bagi hasil pajak dan bagi hasil

sumber daya alam ini sangat bergantung pada kebijakan

pemerintah pusat, perekonomian Indonesia bahkan

perekonomian global, sehingga terjadi realisasi yang sangat

fluktuatif dan sulit untuk diprediksikan. Untuk bagi hasil SDA

dari royalti timah, masih ada potensi penerimaan bagi

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dari kurang bayar royalti

yang belum dibagikan oleh pemerintah pusat akibat tidak

adanya data sumber daerah ataupun wilayah timah yang

diekspor ke luar negeri. Kemudian perubahan Undang-Undang

Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diharapkan

persentase pembagian untuk daerah penghasil terutama

timah dapat meningkat. Sementara bagi hasil minyak,

pemerintah Kabupaten Bangka Barat hanya mendapatkan

pembagian dari sumber migas yang masuk wilayah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung, Pemerintah Kabupaten Bangka

Barat bukan daerah penghasil migas. Menurunnya bagi hasi

SDA dari kehutanan, dikarenakan semakin tahun tidak ada

lagi izin yang diberikan terhadap perusahaan atas izin

pengusahaan hutan oleh pemerintah pusat. Gambaran

Anggaran dan Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya

Alam serta kontribusinya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Tabel 3.106

Target dan Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam Menurut

Jenis Pendapatan Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real x100)

1 Bagi Hasil dari Sumber Daya Hutan 500.000.000,00 13.791.818,00 2,76 0,02

2 Bagi Hasil dari Pungutan

Pengusahaan Perikanan

402.414.468,00 383.182.410,00 95,22 0,55

3 Bagi Hasil Sektor Pertambangan

Minyak Bumi

2.961.613.345,00 3.885.136.079,00 131,18 5,58

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 178

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real x100)

4 Bagi Hasil Dari Pertambangan

Umum (Royalties dan Iuran

Tetap/landrent )

85.378.265.991,85 65.365.347.320,00 76,56 93,85

Jumlah 89.242.293.804,85 69.647.457.627,00 78,04 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

a) Bagi Hasil dari Sumber Daya Hutan pada tahun 2014

dianggarkan sebesar Rp 500.000.000,00 dan terealisasi

sebesar Rp 13.791.818,00 (2,76%).

b) Bagi Hasil dari Pungutan Pengusahaan Perikanan pada

tahun 2014 dianggarkan sebesar Rp 402.414.468,00 dan

terealisasi sebesar Rp.383.182.410,00 (95,22%).

Realisasi Pungutan tersebut turun sebesar

Rp.35.773.537,00 (10,30%) dari Tahun 2013 yang

sebesar Rp 347.408.873,00.

c) Sektor Pertambangan Minyak dan Gas Bumi pada tahun

2014 dianggarkan sebesar Rp 2.961.613.345,00 dan

terealisasi sebesar Rp 3.885.136.079,00 (131,18%).

Dibanding tahun 2013, maka terjadi kenaikan sebesar

Rp.1.829.479.769,00 (89,00%) dari sebesar

Rp.2.055.656.310,00.

d) Bagi Hasil dari Pertambangan umum pada tahun 2014

dianggarkan sebesar Rp 85.378.265.991,85 dan

terealisasi sebesar Rp 65.365.347.320,00 (76,56%) atau

naik sebesar Rp 15.436.426.612,00 (30,92%) dari

realisasi Tahun 2013 yang sebesar

Rp.49.928.920.708,00.

3) Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum merupakan kontributor terbesar terhadap

kelompok Pendapatan Dana Perimbangan. Penerimaan pada

Tahun Anggaran 2014 untuk pos ini direncanakan sebesar

Rp.413.680.194.000,00 dan terealisasi sebesar

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 179

Rp 413.680.194.000,00 (100%). Terjadi peningkatan sebesar

Rp 55.528.503.000,00 (15,50%) dibandingkan tahun 2013

yang sebesar Rp 358.151.691.000,00. Pembagian DAU dari

Pemerintah Pusat sangat tergantung dari penerimaan Negara

dimana jumlah DAU yang dibagikan keseluruh daerah adalah

26 % dari penerimaan Negara dan juga sangat berpengaruh

terhadap jumlah daerah otonom sebagai pembagi.

Peningkatan DAU tahun 2014 dibanding tahun 2013 lebih

untuk mengakomodir kenaikan gaji PNS dan jumlah PNS serta

peningkatan jumlah penduduk.

4) Dana Alokasi Khusus (DAK)

Penerimaan pada pos ini di Tahun Anggaran 2014

direncanakan sebesar Rp 41.455.370.000,00 dan terealisasi

sebesar Rp 31.091.528.000,00 (75,00%). Realisasi DAK

pemerintah Kabupaten Bangka Barat tidak 100% dikarena

beberapa kegiatan DAK tidak jalan seperti di Dinas Perikanan

dan Kelautan, Dinas Kehutanan, Dinas Pendidikan, Pemuda

Dan Olahraga serta Badan Lingkungan Hidup, sehingga 25 %

tahap ketiga tidak dapat di mintakan ke Pemerintah Pusat oleh

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat. Dibandingkan tahun

2013, penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) meningkat

sebesar Rp 6.502.263.000,00 atau 26,44% dari

Rp.24.589.265.000,00.

Meningkat atau menurunnya Dana Alokasi Umum (DAU) sangat

tergantung pada penerimaan Negara dan perhitungan

kapasitas fiskal sedangkan Dana Alokasi Khusus (DAK) sangat

bergantung pada kebijakan pemerintah pusat.

b. Transfer Pemerintah Provinsi

1) Bagi Hasil Pajak/Bantuan Keuangan dari Provinsi

Penerimaan dari pos ini terdiri dari :

i) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 180

a) Bagi Hasil Pajak dari Penerimaan PKB pada Tahun

Anggaran 2014 direncanakan sebesar

Rp.8.000.000.000,00 dan terealisasi sebesar

Rp.5.656.990.217,84 (70,71%). Terjadi penurunan

dibanding tahun 2013, yaitu sebesar

Rp.166.794.978,88 (2,86%) dari semula

Rp 5.823.785.196,72;

b) Pembagian Penerimaan BBN KB pada tahun 2012

direncanakan sebesar Rp 6.500.000.000,00 dan

terealisir sebesar Rp 5.191.604.366,69 atau 79,87 %.

Realisasi tersebut turun sebesar Rp 348.504.428,95

atau 6,29% dibanding realisasi tahun 2013 yang

sebesar Rp 5.540.108.795,64;

c) Pembagian penerimaan PBB KB pada tahun 2014

direncanakan sebesar Rp 14.000.000.000,00 dan

terealisasi sebesar Rp 13.557.264.132,08 atau

96,84%. Realisasi tersebut naik sebesar

Rp.2.006.206.902,15 atau 13,37 % dibanding realisasi

tahun 2013 yang sebesar Rp 11.551.057.229,93;

d) Pembagian Penerimaan Pajak Pengambilan Air

Permukaan Tanah (PPAPT) pada tahun 2014

direncanakan sebesar Rp 200.000.000,00 dan

terealisasi sebesar Rp 218.181.925,28 (109,09%).

Realisasi tersebut naik sebesar Rp 29.058.095,51 atau

15,36% dibanding tahun 2013 yang sebesar

Rp.189.123.829,77;

e) Pembagian Penerimaan Pajak Rokok pada tahun 2014

direncanakan sebesar Rp 5.031.682.303,79,00 dan

realisasi sebesar Rp 3.385.183.274,95 atau 67,28%.

Penerimaan Pajak Rokok ini merupakan komponen

pendapatan yang baru ada ditahun 2014 yang

sebelumnya belum ada berdasarkan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 181

Secara keseluruhan, penerimaan Bagi Hasil Pajak Dari

Provinsi pada tahun 2014 yang dianggarkan sebesar

Rp.33.731.682.303,79 dapat terealisasi sebesar

Rp.28.009.223.916,84 (83,04%). Realisasi tersebut

mengalami peningkatan sebesar Rp 4.905.148.864,78

atau 21,23% dibanding tahun 2013 yang terealisasi

sebesar Rp 23.104.075.052,06. Penurunan PKB dan BBN

KB ini lebih disebabkan karena lesunya perekonomian di

Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, sehingga pembelian

akan kendaraan menurun dibanding tahun-tahun

sebelumnya. Sementara Pajak Rokok merupakan

pendapatan Kabupaten Bangka Barat untuk tahun

pertama. Tidak tercapainya target Pajak Rokok lebih

disebabkan karena belum dibaginya Pajak Rokok triwulan

IV oleh Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung,

yang baru akan dibagikan pada tahun 2015. Pendapatan

Pajak Rokok ini, berdasarkan peraturan perundang-

undangan harus digunakan untuk bidang kesehatan.

Tabel 3.107

Target dan Realisasi Bagi Hasil Bukan Pajak dari Provinsi

Menurut Jenis Pendapatan

Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real

x100)

1 Bagi Hasil Pajak dari

Penerimaan PKB

8.000.000.000,00 5.656.990.217,84 70,71 20,20

2 Pembagian Penerimaan

BBN KB

6.500.000.000,00 5.191.604.366,69 79,87 18,54

3 Pembagian penerimaan

PBB KB

14.000.000.000,00 13.557.264.132,08 96,84 48,40

4 Pembagian Penerimaan

PPAPT

200.000.000,00 218.181.925,28 109,09 0,78

5 Pembagian Penerimaan

Pajak Rokok

5.031.682.303,79 3.385.183.274,95 67,28 12,09

Jumlah 33.731.682.303,79 28.009.223.916,84 83,04 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 182

a) Bantuan Keuangan dari Provinsi

Bantuan Biaya Pembangunan yang merupakan Bantuan

Keuangan dari Provinsi ini direncanakan sebesar

Rp 30.968.860.000,00 dan terealisasi sebesar

Rp 27.815.664.700,00 (89,82%). Bantuan keuangan

provinsi ini, diminta oleh pemerintah Kabupaten Bangka

Barat kepada Pemerintah Provinsi berdasarkan realisasi riil

dana yang terpakai. Sehingga tidak dapat terealisasi penuh

100%, terutama karena selisih pagu dengan harga kontrak

dari proyek selain itu dana dari sektor pendidikan yang

sifatnya untuk kesejahteraan guru tidak dapat

direlaisasikan 100% karena perhitungan jumlah penerima

yang kurang tepat. Realisasi Bantuan Keuangan Provinsi

tersebut mengalami peningkatan sebesar

Rp.10.225.720.700,00 atau 58,13% dibanding dengan

tahun 2013 yang terealisasi sebesar

Rp.17.589.944.000,00.

A. 3. Permasahan dan Solusi

Permasalahan utama dalam peningkatan pendapatan daerah terutama

Pendapatan Asli Daerah adalah bagaimana memaksimalkan potensi yang

ada. Potensi yang ada tersebut tentunya juga harus didukung dengan

perangkat hukum dan SDM yang berkualitas. Pemerintah pada saatnya nanti

harus lebih mengedepankan pertumbuhan untuk meningkatkan Pendapatan

Asli Daerah selain harus menaikkan tarif. Selain itu pemanfaatan kekayaan

daerah perlu dipikirkan dalam usaha peningkatan Pendapatan Asli Daerah di

kemudian hari.

Pemerintah Kabupaten Bangka Barat sesuai dengan aturan yang ada

berpeluang untuk meningkatkan PAD dengan didaerahkannya PBB dan

BPHTB. Kesempatan ini merupakan peluang sekaligus tantangan. Penyiapan

infrastruktur baik sarana prasarana, SDM yang berkualitas maupun

perangkat hukum, harus disusun dengan kajian mendalam agar dapat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 183

dengan optimal meningkatkan PAD, sehingga perangkat hukum yang disusun

tidak menjadi kontradiktif dalam usaha peningkatan PAD. Penyesuaian NJOP

mendekati harga pasar dan pendataan kembali obyek pajak untuk menjaring

obyek pajak baru merupakan usaha yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan PAD dari PBB P2 dan BPHTB, selain kerjasama yang dijalin

dengan pihak-pihak seperti notaris serta pemeriksaan lapangan atas

transaksi obyek pajak yang dilakukan masyarakat.

Ini merupakan tantangan bagi pemerintah kabupaten Bangka Barat

untuk mengoptimalkan potensi yang ada agar pengalihan pajak pusat

kepajak daerah ini tidak merugikan. Yang perlu dicermati adalah perangkat

hukum yang disusun harus mampu mengoptimalkan pendapatan BPHTB

tersebut. Demikian juga nantinya dengan Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan (PBB P2) pada tahun 2014 dan tahun-tahu yang

akan datang, selain sarana prasarana dan SDM, perangkat hukum yang

disusun pun perlu dikaji dengan mendalam agar dapat optimal. Sudah

seharusnya Pemerintah Kabupaten Bangka Barat menyiapkan hal itu semua

mengingat potensi yang cukup besar, dan sekaligus potensi kehilangan

pendapatan apabila ternyata pemerintah kabupaten tidak dapat

mengantisipasi dengan baik yang mengakibatkan pendapatan pajak daerah

dari PBB P2 akan lebih sedikit dari pada bagi hasil PBB P2 apabila menjadi

pajak pusat.

Pemanfaatan kekayaan daerah pun perlu juga dijadikan alternatif

dalam peningkatan PAD, namun tentunya juga harus didahului dengan

perangkat hukum dan kajian-kajian akademis sehingga potensi yang ada

tersebut dapat dimanfaatkan secara optimal.

Secara umum permasalahan yang ada dalam pengelolaan pendapatan

daerah lebih kompleks dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya,

namun bukan berarti tidak melakukan sesuatu untuk mengatasi

permasalahan tersebut tetapi dibutuhkan suatu komitmen dari pengambil

keputusan dan butuh waktu untuk melakukan perubahan-perubahan, yaitu:

1. Perangkat hukum yang belum mengatur secara optimal sehingga

pendapatan pun tidak optimal.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 184

2. Ada beberapa kebijakan yang dituangkan dalam peraturan, kontradiktif

dalam peningkatan PAD.

3. Pola pikir pihak yang berkaitan dengan pendapatan baik dari pegawai

maupun wajib pajak yang belum memahami secara keseluruhan hakikat

dari PAD itu sendiri, sehingga ada potensi penyimpangan baik dari petugas

ataupun wajib pajak dan adanya juga potensi tidak optimalnya

pemungutan pajak dan retribus.

4. SDM dibidang pendapatan yang masih terbatas baik jumlah personil

maupun keahlian dan pemahaman.

5. Persiapan administrasi terutama pemahaman akuntansi pada pegawai

dengan semakin kompleksnya permasalahan pendapatan, khususnya

terkait dengan piutang dan potensi piutang pada PBB P2.

6. Terbatasnya sumber pendapatan terutama Pendapatan Asli Daerah.

7. Sentralisasi bidang pendapatan yang masih tinggi oleh Pemerintah Pusat.

8. Belum dihitungnya potensi terutama Pendapatan Asli Daerah di Kabupaten

Bangka Barat.

9. Kesadaran dari wajib pajak daerah maupun wajib retribusi daerah dalam

membayar kewajibannya.

10. Penggunaan sistem dalam pengelolaan pendapatan yang belum optimal.

Dalam mengatasi beberapa permasalahan dalam pengelolaan pendapatan

daerah tersebut, Kabupaten Bangka Barat melalui Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset telah melakukan beberapa hal seperti :

1. Peningkatan SDM melalui keahlian dengan mengirim pegawai untuk

mengikuti pendidikan yang terkait dengan pendapatan.

2. Mengajukan penambahan pegawai.

3. Melakukan intensifikasi pendapatan terutama Pendapatan Asli Daerah.

4. Mengadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk menumbuhkan

kesadaran dalam membayar pajak dan retribusi daerah.

5. Terus melakukan langkah-langkah sesuai peraturan perundang-undangan

dalam hal pengoptimalan PBB dan BPHTB setelah menjadi pajak daerah.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 185

Selain itu permasalahan yang dihadapi Dalam pengelolaan Pendapatan

Daerah yang ada pada Kabupaten Bangka Barat beberapa tahun yang lalu

sebagian telah terpecahkan, misalnya dengan penggunaan aplikasi dalam

pengelolaan pendapatan, sistem dan prosedur yang telah jelas dalam

pengelolaan pendapatan, pembagian tugas pada bidang pendapatan yang

jelas serta dasar hukum yang telah memadai walaupun belum optimal.

Namun ada juga permasalahan yang belum juga dituntaskan seperti

penghitungan potensi pendapatan.

B. Pengelolaan Belanja Daerah

Pengelolaan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat sebagai bagian dari

Pengelolaan Keuangan Daerah Pada Tahun 2014, tetap berpedoman dan

mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2007 tentang Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59

Tahun 2007 dan terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21

Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah serta

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 55 Tahun 2008 tentang Tata Cara

Penatausahaan dan Penyusunan Laporan Pertanggungjawaban Bendahara serta

Penyampaiannya. Selain itu dalam hal akuntansi, berpedomankan kepada

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintah. Peraturan-peraturan tersebut dijabarkan lagi secara teknis kedalam

peraturan-peraturan lain seperti Peraturan Bupati ataupun Keputusan Bupati.

Penerapan Peraturan Menteri Dalam Negeri tersebut oleh Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) dilakukan dengan menekankas asas otonomi pengelolaan

keuangan oleh SKPD, dengan tujuan untuk menjadikan Satuan Kerja Perangkat

Daerah lebih mandiri dan mampu dalam melaksanakan pengelolaan keuangan

SKPD.

B. 1. Kebijakan Umum Keuangan Daerah

Kebijakan Umum Keuangan Daerah Kabupaten Bangka Barat yang

tertuang dalam Kebijakan Umum APBD (KUA) Kabupaten Bangka Barat

Tahun 2014 yang terdiri atas 3 (tiga) kebijakan yaitu Kebijakan Pendapatan,

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 186

Kebijakan Belanja dan kebijakan Pembiayaan. Berkaitan dengan fungsi

pemerintah yang bertugas memfasilitasi, membuat regulasi dan

menyediakan barang dan jasa yang sifatnya publik. Kebijakan-kebijakan

dibidang belanja daerah secara umum masih sama dengan kebijakan pada

tahun sebelumnya, yaitu diarahkan kepada hal-hal sebagai berikut :

1. Seluruh SKPD diarahkan untuk menggunakan anggaran yang telah

diamanatkan dengan lebih efisien dan efektif, dan

mempertanggungjawabkannya melalui hasil (output) yang lebih terukur

dan berkesinambungan (sustainable).

2. Mengarahkan kegiatan-kegiatan SKPD supaya lebih fokus terkait dengan

visi dan misi yang telah digariskan dalam RPJMD dan juga upaya

pengurangan kemiskinan, pembangunan infrastruktur dan perbaikan

kualitas lingkungan hidup.

3. Mengupayakan agar seluruh kegiatan yang dilakukan oleh setiap SKPD

ada interkoneksinya, sehingga kegiatan yang satu dengan yang lainnya

bersifat melengkapi dan bersinergi satu sama lain dan bermuara pada

satu tujuan yang telah ditetapkan.

4. Mengarahkan kepada seluruh SKPD agar dapat memisahkan kegiatan

yang merupakan urusan pemerintah (public domain) dan urusan individu

(private domain), sehingga kegiatan yang dilakukan lebih bermanfaat dan

berdampak lebih luas.

5. Mengkaji kembali efektivitas bentuk-bentuk bantuan (finansial maupun

barang) yang selama ini dilakukan oleh pemerintah, dan

mengembangkan bentuk intervensi yang lebih signifikan terhadap

pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan tidak menciptakan

ketergantungan masyarakat kepada pemerintah.

6. Prioritas belanja daerah diarahkan untuk menyediakan barang dan jasa

yang tidak dapat disediakan oleh masyarakat, terutama yang berkaitan

erat dengan upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan

peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM).

7. Untuk mendorong pasrtisipasi masyarakat, pemerintah menyerahkan

pengelolaan kegiatan yang berskala kecil kepada masyarakat

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 187

(swakelola), misalnya rehabilitasi sarana desa melalui tugas alokasi dana

desa ataupun dana sharing PNPM.

8. Alokasi Dana Desa (ADD) diarahkan untuk dipergunakan secara efektif

dan efisien untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang merupakan

kewenangan/urusan desa dan di bantuan untuk desa mandiri agar desa

program desa mandiri tersebut berhasil guna.

9. Belanja daerah diprioritaskan dalam rangka pelaksanaan urusan

pemerintahan yang menjadi kewenangan, yaitu urusan wajib dan urusan

pilihan yang ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-undangan.

10. Belanja daerah dalam rangka penyelenggaraan urusan wajib digunakan

untuk melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat

dalam upaya memenuhi kewajiban daerah yang diwujudkan dalam

bentuk peningkatan pelayanan dasar, pendidikan, kesehatan, fasilitas

sosial dan fasilitas umum yang layak serta mengembangkan sistem

jaminan sosial.

11. Belanja daerah disusun berdasarkan pendekatan prestasi kerja yang

berorientasi pada pencapaian hasil dari input yang direncanakan. Hal

tersebut bertujuan untuk meningkatkan akuntabilitas perencanaan

anggaran serta memperjelas efektivitas dan efisiensi penggunaan

anggaran.

12. Pemberian bantuan, pinjaman kepada nelayan maupun petani sawit

untuk lebih meningkatkan produksi yang akhirnya dapat meningkatkan

taraf hidup.

13. Penyusunan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang efektivitas

pelaksanaan tugas dan fungsi Satuan Kerja Perangkat Daerah dalam

rangka melaksanakan urusan pemerintahan daerah yang menjadi

tanggungjawabnya.

14. Penggunaan dana perimbangan diprioritaskan untuk kebutuhan sebagai

berikut :

a. Penerimaan dana bagi hasil pajak agar diprioritaskan untuk mendanai

perbaikan lingkungan pemukiman di perkotaan dan di pedesaan,

pembangunan irigasi, jaringan dan jembatan.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 188

b. Penerimaan dana bagi hasil sumber daya alam agar diutamakan

pengalokasiannya untuk mendanai pelestarian lingkungan areal

pertambangan, perbaikan dan penyediaan fasilitas umum dan

fasilitas sosial, fasilitas pelayanan kesehatan dan pendidikan untuk

tercapainya standar pelayanan minimal yang ditetapkan peraturan

perundang-undangan.

c. Dana Alokasi Umum agar diprioritaskan penggunaannya untuk

mendanai gaji dan tunjangan pegawai, kesejahteraan pegawai,

kegiatan operasi dan pemeliharaan serta pembangunan fisik sarana

dan prasarana dalam rangka peningkatan pelayanan dasar dan

pelayanan umum yang dibutuhkan masyarakat.

d. Dana Alokasi Khusus digunakan berdasarkan pedoman yang

ditetapkan oleh pemerintah.

Anggaran belanja pada Tahun Anggaran 2014 tetap lebih menekankan

pada pelayanan publik yang tercermin dari lebih besarnya total belanja

langsung dari pada total belanja tidak langsung terutama untuk bidang

pendidikan yang mencapai sekitar 30,68% dari total anggaran dan bidang

kesehatan yang mencapai sekitar 12,31% dari total anggaran. Pembelanjaan

kegiatan-kegiatan untuk kepentingan publik dan bantuan-bantuan sosial

yang dititikberatkan pada bidang pendidikan maupun kesehatan tersebut

lebih diarahkan untuk peningkatan sarana dan prasarana pada bidang

pendidikan dan keserahan, program Jaminan Kesehatan Rakyat, bantuan

operasional sekolah, bantuan untuk siswa keluarga kurang mampu, siswa

dan guru berprestasi, bantuan untuk keluarga miskin selain hibah kepada

organinasi-organisasi yang mendukung program pemerintah. Pemerintah

Daerah juga secara konsisten terus berupaya untuk meningkatkan kualitas

sumber daya manusia aparatur melalui program pendidikan pasca sarjana.

Selain itu, pemerintah daerah juga tetap menitikberatkan pembangunan

melalui APBD kepada urusan pilihan yaitu bidang pertanian, kehutanan,

pertambangan, perikanan dan kelautan serta industri, perdagangan dan

UMKM. Program pinjaman dana bergulir dengan sistem chaneling pada BPR

Syariah Babel yang dikeluarkan melalui pengeluran pembiayaan pada

SKPKD yang dikucurkan bagi nelayan dalam hal alat tangkap ikan melalui

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 189

program pada Dinas Kelautan dan Perikanan yang dianggarkan melalui

pembiayaan pada SKPKD.

Pada tahun 2014, Pemerintah Daerah juga meneruskan kebijakan

dalam penyertaan modal, terutama penyertaan modal ke Bank

Pembangunan Daerah Sumatera Selatan Bangka Belitung (BPDSSBabel) dan

Bank Syari’ah Bangka Belitung serta PDAM Tirta Sejiran Setason, sedangan

BUMD Bangka Barat Sejahtera untuk tahun 2014 tidak di kucurkan.

Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kebijakan pemerintah daerah

dalam penyediaan sarana prasarana akan sangat mempengaruhi neraca

pemerintah daerah dengan meningkatnya jumlah aset yang dimiliki melalui

pembangunan infrastruktur dan belanja modal, namun dilain sisi juga terjadi

penghapusan aset ataupun penjualan kekayaan daerah, terutama untuk

barang-barang yang telah rusak. Aktivitas investasi tercermin dari arus kas

keluar yang digunakan untuk belanja modal/pembangunan. Sedangkan

pengaruh penyertaan modal adalah pada meningkatnya investasi jangka

panjang. Penyertaaan modal pemerintah daerah yang juga akan berpengaruh

pada neraca dari sisi Ekuitas Dana Investasi untuk diinvestasikan dalam

investasi jangka panjang, serta pengaruh pada arus kas yaitu akan

bertambahnya arus kas keluar dalam penyertaan modal serta arus kas

masuk dalam pendapatan lain-lain.

Secara umum, kebijakan keuangan Pemerintah Kabupaten Bangka

Barat pada neraca menyebabkan meningkatnya aset lancar untuk Kas

Pemerintah Daerah. Pencapaian prinsip efektivitas dan efisiensi pengelolaan

keuangan daerah ataupun kurang terencananya dengan baik perencanaan

program dan kegiatan SKPD, tercermin dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SILPA) Tahun 2014 yang mencapai Rp 48.384.439.324,71 atau terjadi

penurunan Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SILPA) sebesar 13,97%

dibandingkan tahun SILPA Tahun 2013, yaitu sebesar

Rp.56.238.620.777,86. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun 2014 yang

menurun tersebut karena :

a. kelebihan/over target dari beberapa jenis pendapatan;

b. penghematan dari belanja;

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 190

c. adanya kegiatan–kegiatan yang tidak dapat direalisasikan;

Penambahan Belanja Modal Daerah terutama pada Tahun Anggaran 2014

juga menyebabkan meningkatnya Aset Tetap dan Ekuitas Dana Investasi

Pemerintah Daerah. Dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (P-APBD) Tahun Anggaran 2014, setiap Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) merupakan satuan entitas akuntasi. Hal tersebut berarti

bahwa Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) tersebut bertanggung jawab

terhadap anggarannya masing-masing termasuk dalam pencatatan

akuntansinya. Realisasi dari anggaran tersebut disusun dalam Laporan

Realisasi Anggaran yang harus dilaporkan secara fungsional kepada

Bendahara Umum Daerah/Pejabat Pengelola Keuangan Daerah, yaitu Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA) dan secara

administratif harus dilaporkan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah

(SKPD), yaitu Pejabat Pengguna Anggaran masing-masing Satuan Kerja

Perangkat Daerah.

Laporan keuangan yang disusun oleh Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA) merupakan entitas pelaporan yang

menyajikan laporan keuangan yang terdiri dari laporan realisasi anggaran,

neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan sesuai dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan (SAP). Laporan keuangan inilah yang kemudian akan diaudit

oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Pengelolaan belanja ini mencakup

seluruh transaksi keuangan yang dikelola oleh setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) dan dikoordinir oleh Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA) yang mengemban fungsi

sebagai Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Untuk tahun

2014 ini Pemerintah Kabupaten Bangka Barat dihadapi dengan usaha untuk

mempertahankan opini BPK Wajar Tanpa Pengecualian terhadap Laporan

Keuangan Tahun 2013. Ini tentu menjadi kewajiban bersama dalam usaha

untuk mempertahankan apa yang telah didapat pada tahun 2013.

Dana belanja yang dikelola adalah yang berasal dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Bangka Barat Tahun Anggaran

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 191

2014 sebesar Rp 777.069.402.746,50. Jumlah Satuan Kerja Perangkat

Daerah (SKPD) di Kabupaten Bangka Barat sebanyak 32 (tiga puluh dua)

yang terdiri dari 2 (dua) sekretariat, 1 (satu) inspektorat, 6 (enam) badan, 12

(dua belas) dinas, 10 (sepuluh) kantor (termasuk kantor kecamatan), dan 1

(satu) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) yang juga telah berstatus Badan

Layanan Umum Daerah (BLUD).

Pengelolaan belanja daerah yang dimulai dari penyusunan anggaran

pendapatan dan belanja daerah, perubahan anggaran pendapatan dan

belanja daerah, laporan semester, laporan prognosis realisasi anggaran,

laporan realisasi anggaran, neraca hingga catatan atas laporan keuangan

disusun secara otonomi oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sebagai

entitas akuntansi yang kemudian diverifikasi dan dikompilasi oleh Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) sebagai entitas

pelaporan menjadi Laporan Keuangan Kabupaten Bangka Barat. Sedangkan

Laporan Arus Kas disusun secara sentralistik oleh Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA). Pengelolaan Belanja

Daerah tersebut tetap berpedoman pada aturan yang berlaku. Kebijakan

akuntasi yang diterapkan dalam Pengelolan Belanja Daerah secara umum

telah sesuai dengan ketentuan Standar Akuntansi Pemerintah (SAP)

walaupun masih terdapat beberapa kebijakan yang belum sepenuhnya

mengikuti Standar Akuntansi Pemerintah. Diantaranya adalah pemberlakuan

penyusutan terhadap aset karena Laporan Keuangan Kabupaten Bangka

Barat belum dilakukan penyusutan.

B. 2. Target dan Realisasi Belanja

Dalam Peraturan Daerah Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah (APBD) Tahun Anggaran 2014, total anggaran belanja daerah

sebesar Rp 777.069.402.746,50 dan terealisasi sebesar

Rp.676.949.715.258,63 (87,12%), yang dialokasikan sebesar 39,13% untuk

belanja tidak langsung dan 60,87% untuk belanja langsung, untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 192

Tabel 3.108

Target dan Realisasi Belanja Daerah

Tahun Anggaran 2014

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-busi

(%)

1 2 3 4 5 (4/3x

100)

6 (4/Tot

Real x100)

2 BELANJA DAERAH

2.1. Belanja Tidak Langsung 304.087.357.801,00 270.019.302.738,58 88,80 39,89

2.1.1. Belanja Pegawai 256.767.007.171,00 223.989.411.641,58 87,23 33,09

2.1.2. Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.3. Belanja Subsidi 0,00 0,00 0,00 0,00

2.1.4. Belanja Hibah 11.277.150.000,00 11.187.150.000,00 99,20 1,65

2.1.5. Belanja Bantuan Sosial 2.248.640.000,00 1.714.640.000,00 76,25 0,25

2.1.6. Belanja Bagi Hasil kepada

Propinsi/ Kabupaten/ Kota

dan Pemdes

2.210.300.000,00 2.210.294.745,00 100,00 0,33

2.1.7. Belanja Bantuan Keuangan

kepada Propinsi/Kabupaten/

Kota dan Pemdes

28.034.260.630,00 27.998.424.352,00 99,87 4,14

2.1.8. Belanja Tidak Terduga 3.550.000.000,00 2.919.382.000,00 82,24 0,43

2.2. Belanja Langsung 472.982.044.945,50 406.930.412.520,05 86,04 60,11

2.2.1. Belanja Pegawai 50.390.143.500,00 47.400.992.776,00 94,07 7,00

2.2.2. Belanja Barang dan Jasa 218.226.837.368,50 183.941.791.146,05 84,29 27,17

2.2.3. Belanja Modal 204.365.064.077,00 175.587.628.598,00 85,92 25,94

Total Belanja 777.069.402.746,50 676.949.715.258,63 87,12 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Realisasi Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung tersebut

disajikan berdasarkan realisasi Surat Pertanggungjawaban (SPJ) yang

disampaikan oleh setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang telah

diverifikasi oleh Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah (PPK-SKPD). Surat

Pertanggungjawaban (SPJ) tersebut diverifikasi kembali oleh Bidang Keuangan

Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA) sebelum

diterbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) oleh Kuasa Bendahara

Umum Daerah (BUD). Realisasi Belanja Tidak Terduga lebih disebabkan karena

untuk penanggulangan bencana yang terjadi seperti banjir dan puting beliung,

selain itu pembangunan jembatan yang roboh akibat banjir yang tersebar

dibeberapa tempat. Penggunaan Belanja Tidak Terduga ini telah melalui

prosedur seperti penetapan oleh Keputusan Bupati dan juga pemberitahuan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 193

kepada DPRD, sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Untuk Bantuan

Sosial yang tidak terealisasi adalah Bantuan Sosial yang tidak terencana,

selain itu Bansos untuk UMKM dari program SATAM EMAS yang tidak

terealisasi sebesar kurang lebih Rp 2 juta rupiah. Untuk belanja hibah, hibah

kepada KONI terutama yang terkait dengan Pekan Olahraga Daerah, dicairkan

sesuai dengan kebutuhan, sehingga tidak tercairkan 100 % seperti yang telah

dianggarkan.

Total Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) Belanja yang diterbitkan

pada Tahun Anggaran 2014 sebesar Rp 691.850.657.143,28. Masih terdapat

sisa Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan (UYHD) yang merupakan sisa

kas dari kegiatan–kegiatan yang dilaksanakan oleh setiap Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD). Total sisa anggaran kegiatan-kegiatan pada Tahun

Anggaran 2014 sebesar Rp 8.480.020.034,65 dan yang telah dikembalikan

ke kas daerah pada tahun 2014 sebesar Rp 8.429.510.654,65. Sedangkan

yang akan masih dikembalikan pada tahun 2015 sebesar Rp 50.509.380,00.

B. 2.1. Belanja Tidak Langsung

Sebagaimana telah ditetapkan dalam Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan ( P-APBD ) Tahun Anggaran

2014 bahwa jumlah Belanja Tidak Langsung Daerah dianggarkan

sebesar Rp.304.087.357.801,00. Dalam pelaksanaannya,

penganggaran diusahakan semaksimal mungkin untuk mempedomani

ketentuan–ketentuan yang berlaku dan berpegang teguh pada garis

kebijaksanaan anggaran seperti yang tertuang dalam Kebijakan Umum

Anggaran (KUA) Tahun Anggaran 2014 dan Perubahan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah ( P-APBD ) Tahun Anggaran 2014. Dari

rencana pengeluaran sebesar Rp 304.087.357.801,00 telah terealisasi

sebesar Rp 270.019.302.738,58,00 (88,80%). Secara keseluruhan

realisasi Belanja Tidak Langsung adalah 88,80 %. Realisasi ini sudah

mendekati asumsi penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Bahwa penyerapan dari Belanja Tidak Langsung terutama

Belanja Pegawai yang terdiri dari Gaji PNS, TPP, Uang Makan,

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 194

Tunjangan Profesi Guru dan Tunjangan Penghasilan Guru Non

Sertifikasi sebesar kurang lebih 90 %. Anggaran dan realisasi belanja

tidak langsung pada setiap SKPD dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.109

Target dan Realisasi Belanja Tidak Langsung Tahun Anggaran 2014

Menurut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

No. SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga

157.416.944.561,58 130.858.881.992,00 83,13 48,46

2 Dinas Kesehatan 23.317.290.000,00 22.524.078.418,00 96,60 8,34

3 Rumah Sakit Umum Daerah 9.700.000.000,00 9.463.638.589,00 97,56 3,50

4 Dinas Pekerjaan Umum 2.800.000.000,00 2.635.602.031,00 94,13 0,98

5 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

2.130.000.000,00 1.959.343.754,00 91,99 0,73

6 Dinas Perhubungan, Pariwisata,

Kebudayaan dan Informatika

2.604.865.512,00 2.489.418.415,00 95,57 0,92

7 Badan Lingkungan Hidup Daerah 1.646.313.523,00 1.538.452.354,00 93,45 0,57

8 Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

1.721.663.171,00 1.598.061.605,00 92,82 0,59

9 Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Daerah

2.112.578.492,00 1.992.300.803,00 94,31 0,74

10 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

2.199.429.304,00 2.067.088.791,00 93,98 0,77

11

Kantor Penanggulangan

Bencana, Kesatuan Bangsa dan

Politik

931.804.901,00 812.845.622,00 87,23 0,30

12 Kantor Satpol PP 1.339.098.978,00 1.213.562.603,00 90,63 0,45

13 DPRD 4.215.973.694,00 4.019.212.543,00 95,33 1,49

14 Kepala Daerah & Wakil Kepala

Daerah

477.317.240,00 459.925.399,00 96,36 0,17

15 Sekretariat Daerah 7.737.721.900,00 7.212.356.675,00 93,21 2,67

16 Sekretariat DPRD 1.820.004.764,00 1.666.565.396,00 91,57 0,62

17 Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan

1.020.303.578,00 921.446.022,25 90,31 0,34

19 Kecamatan Simpang Teritip 1.566.608.750,00 1.459.297.321,00 93,15 0,54

20 Kecamatan Jebus 1.169.936.912,00 1.060.903.206,00 90,68 0,39

21 Kecamatan Kelapa 2.169.870.863,82 2.030.591.580,00 93,58 0,75

22 Kecamatan Tempilang 1.357.390.000,00 1.234.163.979,00 90,92 0,46

23 Kecamatan Parittiga 1.532.699.500,00 1.419.413.227,00 92,61 0,53

24 Kecamatan Muntok 1.903.568.784,00 1.778.540.645,00 93,43 0,66

25 Inspektorat Kabupaten 2.296.735.215,00 2.118.393.515,00 92,23 0,78

26 Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset

52.154.157.800,00 50.252.925.271,33 96,35 18,61

27 Badan Kepegawaian, Pendidikan

dan Pelatihan Daerah

1.935.661.452,00 1.798.215.763,00 92,90 0,67

28 Badan Pemberdayaan 1.605.455.710,00 1.468.447.489,00 91,47 0,54

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 195

No. SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

Masyarakat, Perempuan dan

Pemerintahan Desa

29 Kantor Arsip dan Perpusatakaan

Daerah

777.299.370,00 677.526.642,00 87,16 0,25

30

Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Peternakan

3.118.985.215,00 2.867.595.252,00 91,94 1,06

31 Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksanaan Penyuluhan

2.028.474.408,60 1.795.377.212,00 88,51 0,66

32 Dinas Kehutanan 2.031.855.787,00 1.854.426.591,00 91,27 0,69

33 Dinas Energi dan Sumberdaya

Mineral

1.653.728.500,00 1.497.980.272,00 90,58 0,55

34 Dinas Kelautan dan Perikanan 1.951.894.740,00 1.794.005.395,00 91,91 0,66

35 Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan UKM

1.641.725.274,00 1.478.718.366,00 90,07 0,55

Total Belanja Tidak Langsung 304.087.357.801,00 270.019.302.738,58 88,80 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

B. 2.2. Belanja Langsung

Bagian Belanja Langsung seperti tercantum dalam Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah ( P-APBD ) Tahun Anggaran

2014 dianggarkan sebesar Rp 472.982.044.945,50 dan terealisasi

sebesar Rp 406.930.412.520,05 atau 86,04%. Anggaran dan realisasi

belanja langsung pada setiap SKPD dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.110

Target dan Realisasi Belanja Langsung Tahun Anggaran 2014

Menurut Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

No. SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

1 Dinas Pendidikan, Pemuda dan

Olahraga

80.955.870.070,00 70.930.076.356,00 87,62 17,00

2 Dinas Kesehatan 43.744.797.000,00 40.620.300.163,05 92,86 9,73

3 Rumah Sakit Umum Daerah 18.918.360.342,50 18.538.964.056,00 97,99 4,44

4 Dinas Pekerjaan Umum 143.080.138.000,00 123.271.843.158,00 86,16 29,54

5 Badan Perencanaan

Pembangunan Daerah

6.460.797.500,00 5.894.255.503,00 91,23 1,41

6 Dinas Perhubungan, Pariwisata,

Kebudayaan dan Informatika

14.630.607.000,00 11.545.164.601,00 78,91 2,77

7 Badan Lingkungan Hidup

Daerah

12.751.270.500,00 11.408.100.412,00 89,47 2,73

8 Dinas Kependudukan dan

Pencatatan Sipil

1.817.934.000,00 1.766.408.899,00 97,17 0,42

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 196

No. SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

9 Badan Kependudukan dan

Keluarga Berencana Daerah

2.928.467.250,00 2.813.118.432,00 96,06 0,69

10 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan

Transmigrasi

6.779.654.500,00 6.061.617.145,00 89,41 1,49

11

Kantor Penanggulangan

Bencana, Kesatuan Bangsa dan

Politik

2.185.398.100,00 2.101.927.339,00 96,18 0,52

12 Kantor Satpol PP dan

Perlindungan Masyarakat

4.751.753.800,00 4.477.381.739,00 94,23 1,10

13 DPRD 0,00 0,00 0,00 0,00

14 Kepala Daerah & Wakil Kepala

Daerah

0,00 0,00 0,00 0,00

15 Sekretariat Daerah 28.332.130.800,00 25.172.928.411,00 88,85 6,19

16 Sekretariat DPRD 23.802.050.100,00 17.351.097.591,00 72,90 4,26

17 Kantor Penanaman Modal dan

Pelayanan Perizinan

2.206.574.000,00 1.902.338.519,00 86,21 0,47

18 Kecamatan Muntok 4.167.766.000,00 3.683.287.056,00 88,38 0,91

19 Kecamatan Simpang Teritip 1.824.432.750,00 1.495.505.234,00 81,97 0,37

20 Kecamatan Jebus 2.015.749.760,00 1.342.408.815,00 66,60 0,33

21 Kecamatan Kelapa 2.240.191.896,00 2.203.498.700,00 98,36 0,54

22 Kecamatan Tempilang 1.605.411.300,00 1.459.584.514,00 90,92 0,36

23 Kecamatan Parittiga 1.996.522.800,00 1.457.153.750,00 72,98 0,36

24 Inspektorat Kabupaten 3.059.537.650,00 2.946.436.869,00 96,30 0,72

25 Dinas Pendapatan, Pengelolaan

Keuangan dan Aset

7.128.005.240,00 6.173.386.427,00 86,61 1,52

26

Badan Kepegawaian,

Pendidikan dan Pelatihan

Daerah

11.875.400.960,00 9.860.016.628,00 83,03 2,42

27

Badan Pemberdayaan

Masyarakat, Perempuan dan

Pemerintahan Desa

4.457.765.100,00 4.150.742.468,00 93,11 1,02

28 Kantor Arsip dan Perpusatakaan

Daerah

1.816.585.900,00 1.747.097.083,00 96,17 0,43

29 Dinas Pertanian, Perkebunan

dan Peternakan

8.990.338.388,00 7.494.119.017,00 83,36 1,84

30 Badan Ketahanan Pangan dan

Pelaksanaan Penyuluhan

3.056.474.000,00 2.815.431.458,00 92,11 0,69

31 Dinas Kehutanan 4.085.438.500,00 1.819.410.306,00 44,53 0,45

32 Dinas Energi dan Sumberdaya

Mineral

5.766.037.200,00 2.959.586.347,00 51,33 0,73

33 Dinas Kelautan dan Perikanan 9.531.451.164,00 5.811.900.348,00 60,98 1,43

34

Dinas Perindustrian,

Perdagangan, Koperasi dan

UKM

6.019.133.375,00 5.655.325.176,00 93,96 1,39

Total Belanja Langsung 472.982.044.945,50 406.930.412.520,05 86,04 100,00

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 197

Secara umum, realisasi Belanja Langsung sebesar 86,04 %,

dimana yang terendah adalah Dinas Kehutanan dimana program DAK

tahun 2014 sebesar kurang lebih Rp 1,8 milyar tidak dapat terlaksana.

Berikutnya adalah Dinas ESDM yang hanya terealisasi sebesar 51,33 %,

sebagai akibat kegiatan jaringan listrik di menumbing sebesar kurang

lebih Rp 3 milyar tidak terlaksana. Dinas Kelautan dan Perikanan hanya

terealisasi sebesar 60,98 %, dikarenakan pembangunan Jetty sebesar

kurang lebih Rp 3 milyar yang didanai dari DAK tidak terlaksana.

Realisasi keseluruhan Belanja Langsung yang sebesar 86,04 % tidak

sesuai dengan asumsi sewaktu penyusunan APBD Tahun 2014 dimana

diasumsikan Belanja Langsung akan terserap sebesar kurang lebih 92

%. Hal ini lebih disebabkan karena tidak terlaksananya beberapa

kegiatan, terutama yang didanai dari DAK.

B.3 Pengelolaan Pembiayaan Daerah

Bagian Pembiayaan Daerah seperti yang tercantum dalam Perubahan

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan ( P-APBD ) Tahun Anggaran

2014 meliputi jenis-jenis belanja sebagai berikut :

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Sebelumnya. SiLPA Tahun

2014 dianggarkan sebesar Rp 56.238.620.777,86 dan terealisasi sebesar

Rp 56.238.620.777,86 (100%).

2. Penerimaan kembali pinjaman daerah dianggarkan sebesar

Rp.2.000.000.000,00 terealisasi sebesar Rp 3.817.764.779,45,00

(190,89%) yang merupakan pengembalian dari pinjaman daerah berupa dana

perkuatan modal di Disperindagkop dan UKM dan pinjaman kepada kelompok

nelayan dan KKSR.

3. Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah telah dianggarkan

sebesar Rp 7.302.500.000,00 dan terealisasi sebesar Rp 6.302.500.000

(86,31%). Penyertaan modal yang tidak terealisasi adalah sebesar

Rp.1.000.000.000,00 ke BUMD Bangka Barat Sejahtera. Sementara untuk

Bank Sumsel Babel sebesar Rp 3.300.000.000,00, untuk BPR Syariah Babel

sebesar Rp 502.500.000,00 dan kepada PDAM Sejiran Setason sebesar

Rp.2.000.000.000,00 terealisasi sepenuhnya.

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 198

4. Pemberian pinjaman daerah Tahun 2014 dianggarkan sebesar

Rp 850.000.000,00 dan terealisasi sebesar Rp 825.000.000,00 atau 97,06%

yang terdiri dari pinjaman untuk nelayan.

Untuk lebih jelasnya anggaran dan realisasi pembiayaan dapat dilihat pada

tabel berikut:

Tabel 3.111

Anggaran dan Realisasi Pembiayaan

Tahun Anggaran 2014

No. SKPD Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) (%) Kontri-

busi (%)

A Penerimaan Daerah 58.238.620.777,86 60.056.385.557,31 103,12 100,00

1

Penggunaan Sisa Lebih

Perhitungan Anggaran Tahun

Anggaran Sebelumnya

56.238.620.777,86 56.238.620.777,86 100,00 93,64

2 Pencairan Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00

3 Hasil Penjualan Kekayaan

Daerah yang dipisahkan

0,00 0,00 0,00 0,00

4 Penerimaan Pinjaman Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00

5 Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman

2.000.000.000,00 3.817.764.779,45 190,89 6,36

B Pengeluaran Daerah 8.152.500.000,00 7.127.500.000,00 87,43 100,00

1 Penyertaan Modal (Investasi)

Pemerintah Daerah

7.302.500.000,00 6.302.500.000,00 86,31 88,43

2 Pemberian Pinjaman Daerah 850.000.000,00 825.000.000,00 97,06 11,57

Total Pembiayaan 50.086.120.777,86 52.928.885.557,31 105,68 57,61

Sumber : Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset

B.4. Permasalahan dan Solusi

Seperti halnya pada pendapatan, pengelolaan keuangan daerah dalam hal

belanja pun mengalami pasang surut. Beberapa permasalah pada tahun-tahun

sebelumnya dapat diatasi seperti penggunaan aplikasi dalam pengelolaan

keuangan daerah, sistem dan prosedur penatausahan yang jelas, model dan

kebijakan akuntansi yang lebih jelas dan produk-produk hukum yang lebih

memadai. Namun Dalam pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah pada tahun

2014 masih terdapat beberapa permasalahan-permasalahan yang secara umum

tidak jauh berbeda dengan permasalah pada tahun sebelumnya seperti :

a. Masih terbatasnya kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pada masing–

masing Satuan Kerja Perangkat Daerah, sehingga penerapan peraturan

perundang-undangan dalam pengelolaan keuangan daerah masih belum

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 199

optimal, terutama kesiapan SDM dalam menghadapi penerapan sistem akural

basis pada akuntansi pengelolaan keuangan di tahun 2015.

b. Masih kurangnya kesadaran dari pimpinan SKPD untuk menerapkan

administrasi dan akuntansi SKPD yang memadai, terbuka, bertanggungjawab

dan akuntabel.

c. Kurangnya matangnya perencanaan yang disusun oleh SKPD sehingga bias

dari tujuan pada visi dan misi yang telah digariskan dalam RPJMD.

d. Kurang sinkronnya perencana, pelaksana dilapangan dan pelaporan untuk

program kegiatan yang disusun oleh SKPD.

e. Kurangnya tenaga-tenaga bersertifikat ahli pengadaan yang akhirnya

mempengaruhi pelaksanaan kegiatan dan juga akhirnya mengganggu

pengelolaan keuangan di SKPD.

f. Masih kurangnya pemahaman Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)

terhadap peraturan perundang-undangan dalam hal pengelolaan keuangan

daerah. Hal tersebut mengakibatkan ketergantungan SKPD kepada Dinas

Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA) terhadap SKPD

masih tinggi, walaupun tingkat ketergantungan tersebut semakin berkurang

setiap tahunnya, namun tetap membutuhkan waktu untuk meminimalkan

ketergantungan tersebut.

g. Otonomi dalam pengelolaan keuangan belum sepenuhnya dilimpahkan

kepada daerah. Hal tersebut dapat dilihat dari kebijakan keuangan daerah

yang harus mengacu pada kebijakan pusat walaupun secara notabene

berbeda ruang lingkup sosial kultural masyarakat serta keadaan alamnya.

h. Belum maksimalnya sistem pengelolaan keuangan daerah berbasis aplikasi

sehingga pengelolaan keuangan masih sangat dimungkinkan terjadinya

human error.

Solusi yang diambil dari permasalahan yang ada masih terus dilakukan seperti

pada tahun-tahun sebelumnya, diantaranya adalah :

a. Pemerintah Kabupaten Bangka Barat harus terus memberikan pelatihan-

pelatihan Pengelolaan Keuangan Daerah dan memberikan bantuan

peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, pelatihan dan

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 200

bimbingan teknis dengan memperhatikan kondisi organisasi maupun aparatur

yang ada di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangka Barat, terutama dalam

menghadapai akuntansi akrual basis pada tahun 2015.

b. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan Daerah dan Aset (DPPKA) sebagai

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah harus tanggap dan memberikan

sosialisasi kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terhadap aturan–

aturan terbaru dengan melakukan assistensi yakni terjun langsung ke Satuan

Kerja Perangkat Daerah (SKPD) serta evaluasi dan rekonsiliasi dalam hal

pengelolaan keuangan.

c. Meningkatkan koordinasi antara DPPKA dengan SKPD dalam hal pengelolaan

keuangan daerah.

d. Meningkatkan konsultasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat terutama

dalam hal pemahaman peraturan perundang-undangan yang tentu harus

memperhatikan kondisi di Kabupaten Bangka Barat dalam penerapannya yang

kemudian dijabarkan dalam peraturan ataupun keputusan kepala daerah yang

lebih bersifat teknis.

e. Mengoptimalkan sistem informasi manajemen pengelolaan keuangan daerah

yang memiliki standarisasi nasional dalam melaksanakan pengelolaan

keuangan daerah.

f. Melakukan kerjasama dengan pihak-pihak yang kompeten seperti Kanwil

Perbendaharaan dan BPKP Perwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3.4.2 CAPAIAN KINERJA KEUANGAN SASARAN STRATEGIS

Pencapaian kinerja sasaran pada tahun 2014 didukung oleh program dan

kegiatan yang dilaksanakan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014. Program-program strategis yang menunjang

pencapaian target indikator dari sasaran strategis pembangunan tahun anggaran

2014 antara lain :

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 201

Tabel 3.112

Capaian Kinerja Keuangan Program per Sasaran Strategis Tahun Anggaran 2014

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

1 Meningkatnya kualitas

dan aksesibilitas

pelayanan kesehatan

masyarakat

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

4.734.092.000,00 4.407.689.500,00

Program Peningkatan

Kapasitas Sumber Daya

Aparatur

292.015.000,00 276.302.600,00

Program Obat dan Perbekalan

Kesehatan

2.780.645.000,00 2.507.276.644,00

Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

24.561.017.500,00 23.115.894.775,21

Program Promosi Kesehatan

dan Pemberdayaan

Masyarakat

486.499.000,00 471.302.000,00

Program Perbaikan Gizi

Masyarakat

1.049.000.000,00 958.373.192,84

Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit

menular

908.151.500,00 685.431.640,00

Program pelayanan

kesehatan penduduk miskin

121.618.000,00 63.281.300,00

Program pengadaan,

peningkatan dan perbaikan

sarana dan prasarana

puskesmas/ puskesmas

pembantu dan jaringannya

8.318.882.500,00 7.920.786.550,00

Program kemitraan

peningkatan pelayanan

kesehatan

3.413.181.500,00 3.222.590.100,00

Program peningkatan

pelayanan kesehatan anak

76.026.000,00 71.934.100,00

Program pengawasan dan

pengendalian kesehatan

makanan

34.860.000,00 33.417.500,00

Program peningkatan

keselamatan ibu melahirkan

dan anak

43.267.000,00 33.539.800,00

Program Kebijakan dan

Manajemen Pembangunan

Kesehatan

638.712.000,00 549.947.250,00

Program Pengendalian

Penyakit tidak menular

23.350.000,00 12.938.000,00

Program Pengawasan

Tempat-tempat Umum (TTU)

dan Tempat Pengolahan

Makanan (TPM)

17.196.000,00 15.930.500,00

Program standarisasi

pelayanan kesehatan

10.390.000,00 6.456.800,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 202

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

Program pengadaan,

peningkatan sarana dan

prasarana rumah sakit/rumah

sakit jiwa/rumah sakit paru-

paru/rumah sakit mata

8.343.859.900,00 8.159.143.387,00

Program pemeliharaan

sarana dan prasarana rumah

sakit/rumah sakit jiwa/rumah

sakit paru-paru/ rumah sakit

mata

184.993.502,50 184.529.800,00

2 Meningkatknya kualitas

dan aksesibilitas

pelayanan pendidikan,

pemuda dan olahraga

Program Pelayanan

Administrasi Perkantoran

3.688.540.000,00 3.576.825.000,00

Program Pendidikan Anak

Usia Dini

3.144.067.770,00 2.815.611.050,00

Program Wajib Belajar

Pendidikan Dasar Sembilan

Tahun

32.409.713.300,00 30.277.723.300,00

Program Pendidikan

Menengah

11.694.724.500,00 10.945.835.000,00

Program Pendidikan Non

Formal

507.450.000,00 479.936.500,00

Program Pendidikan Luar

Biasa

624.000.000,00 361.500.000,00

Program Peningkatan Mutu

Pendidik dan Tenaga

Kependidikan

8.654.026.750,00 6.583.127.250,00

Program Manajemen

Pelayanan Pendidikan

1.040.337.750,00 1.004.484.350,00

Program penyediaan Dana

Alokasi Khusus (DAK), dana

APBN dan block grant

15.382.198.100,00 11.357.135.986,00

Program peningkatan peran

serta kepemudaan

357.112.000,00 314.993.900,00

Program Pembinaan dan

Pemasyarakatan Olah Raga

1.631.537.500,00 1.485.861.300,00

Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Olah Raga

451.180.000,00 435.392.000,00

Program Pengembangan

Budaya Baca dan Pembinaan

746.335.000,00 721.867.300,00

3 Meningkatnya

produktivitas

pertambangan

Program pembinaan dan

pengawasan bidang

pertambangan

220.932.000,00 209.437.000,00

Program Pengawasan dan

penertiban kegiatan rakyat

yang berpotensi merusak

lingkungan

103.275.000,00 89.870.000,00

Penelitian dan

Pengembangan bidang ESDM

227.360.000,00 197.988.000,00

Program Pembinaan dan

Peningkatan Sumber Daya

Mineral dan Energi

25.000.000,00 21.666.400,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 203

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

4 Meningkatnya

produktivitas perkebunan

dan pertanian rakyat

Program Peningkatan

Kesejahteraan Petani

1.323.950.000,00 1.116.148.210,00

Program peningkatan

pemasaran hasil produksi

pertanian/ perkebunan

3.956.985.000,00 3.363.451.000,00

Program Pengembangan dan

Pengelolaan Jaringan Irigasi,

Rawa dan Jaringan Pengairan

Lainnya

4.012.920.000,00 3.371.443.200,00

Program peningkatan

penerapan teknologi

pertanian/perkebunan

697.674.000,00 653.937.000,00

Program peningkatan

produksi

pertanian/perkebunan

892.292.500,00 816.312.200,00

5 Meningkatnya

produktivitas kelautan

dan perikanan

Program pengembangan

budidaya perikanan

643.003.250,00 607.779.180,00

Program pengembangan

perikanan tangkap

401.220.000,00 355.686.500,00

Program Peningkatan Sarana

dan Prasarana Perikanan dan

Kelautan

6.814.903.914,00 3.414.932.700,00

Program Pengembangan

Ekonomi masyrakat pesisir

332.210.000,00 295.948.000,00

6 Berkembangnya destinasi

wisata dan keragaman

budaya

Program Pengembangan Nilai

Budaya

672.000.000,00 547.335.500,00

Program Pengembangan

Pemasaran Pariwisata

767.525.000,00 674.715.700,00

Program Pengelolaan

Kekayaan Budaya

586.350.000,00 480.664.500,00

Program Pengembangan

Destinasi Pariwisata

5.721.915.000,00 4.219.967.623,00

Program Pengelolaan

Keragaman Budaya

377.650.000,00 356.504.000,00

Program Pengembangan

Kemitraan

149.000.000,00 142.718.698,00

Program pengembangan

kerjasama pengelolaan

kekayaan budaya

194.800.000,00

38.320.000,00

7 Meningkatnya

pertumbuhan industri

dan perdagangan

Program Perlindungan

Konsumen dan Pengamanan

Perdagangan

482.913.000,00 455.145.000,00

Program Pengembangan

Industri Kecil dan Menengah

241.390.500,00 234.451.700,00

Program Peningkatan dan

Pengembangan Ekspor

130.311.000,00 97.808.800,00

Program Pembinaan

Pedagang Kaki Lima dan

Asongan

28.257.000,00 11.560.000,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 204

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

Program Peningkatan

Kemampuan Teknologi

Industri

421.705.500,00 402.325.500,00

Program Peningkatan

Efesiensi Perdagangan

1.747.352.000,00 1.693.997.400,00

8 Meningkatnya ketahanan

pangan utama daerah

Program Peningkatan

Ketahanan Pangan

654.591.000,00 589.348.700,00

Program pencegahan dan

penanggulangan penyakit

ternak

102.410.500,00 101.100.000,00

Program peningkatan

produksi hasil peternakan

141.801.000,00 140.702.198,00

Program peningkatan

penerapan teknologi

peternakan

506.700.388,00 490.697.100,00

Program pemberdayaan

penyuluh

pertanian/perkebunan

lapangan

968.977.000,00 916.055.000,00

Program Pengembangan

Jaringan Irigasi Pertanian

349.100.000,00 0,00

9 Meningkatnya fungsi

serta daya dukung hutan

dan lingkungan

Program Pengembangan

Kinerja Pengelolaan

Persampahan

8.222.157.000,00 7.646.694.720,00

Program Pengendalian

Pencemaran dan Perusakan

Lingkungan Hidup

1.628.200.000,00 1.093.281.270,00

Program Perlindungan dan

Konservasi Sumber Daya

Alam

337.994.000,00 295.797.600,00

Program Peningkatan Kualitas

dan Akses Informasi Sumber

Daya Alam dan Lingkungan

Hidup

254.000.000,00 226.474.900,00

Penyusunan Kebijakan

Pengendalian Pencemaran

dan Perusakan Lingkungan

Hidup

148.000.000,00 88.750.400,00

Program pengelolaan ruang

terbuka hijau (RTH)

540.632.000,00 502.891.500,00

Program Pemanfaatan

Potensi Sumber Daya Hutan

610.920.000,00 554.860.290,00

Program rehabilitasi hutan

dan lahan

2.233.024.500,00 81.687.200,00

Program Pengembangan,

Pengelolaan dan Konservasi

Sungai, Danau, dan Sumber

Air Lainnya

75.000.000,00 72.710.000,00

Perlindungan dan konservasi

sumber daya hutan

97.545.000,00 84.845.000,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 205

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

Program Pengembangan

Sarana dan Prasaran

Penyuluhan Kehutanan

66.380.000,00 60.037.600,00

10 Meningkatnya Kualitas

SDM Aparatur

Program peningkatan

kapasitas sumberdaya

aparatur

3.348.765.460,00 2.596.463.679,00

Program pembinaan dan

pengembangan aparatur

5.627.641.500,00 4.575.561.037,00

11 Meningkatnya tata kelola

pemerintahan yang

akuntabel

Program Pengembangan

Komunikasi, Informasi dan

Media Massa

168.157.900,00 166.803.500,00

Program pengkajian dan

penelitian bidang informasi

dan komunikasi

584.750.000,00 560.503.200,00

Program Fasilitas

Peningkatan SDM bidang

Komunikasi dan Informasi

196.000.000,00 169.291.100,00

Program kerjasama informasi

dengan mas media

1.015.674.000,00 980.726.600,00

Program peningkatan

profesionalisme tenaga

pemeriksa dan aparatur

pengawasan

150.280.000,00 141.713.250,00

Program perbaikan sistem

administrasi kearsipan

69.550.000,00 66.680.000,00

Program penyelamatan dan

pelestarian dokumen/arsip

daerah

163.221.000,00 163.177.107,00

Program pemeliharaan

rutin/berkala sarana dan

prasarana kearsipan

99.994.900,00 91.819.900,00

Program peningkatan

kapasitas lembaga perwakilan

rakyat daerah

18.194.777.800,00 12.679.108.174,00

Program peningkatan

pengembangan sistem

pelaporan capaian kinerja dan

keuangan

222.183.500,00 202.008.534,00

Program kerjasama

pembangunan

1.020.000.000,00 797.361.550,00

Program perencanaan

pembangunan daerah

547.700.000,00 520.443.100,00

Program perencanaan sosial

dan budaya

591.800.000,00 536.196.400,00

Program penyempurnaan

kualitas pelayanan

982.578.500,00 976.566.400,00

Program Penataan

Kelembagaan dan

Ketatalaksanaan

160.000.000,00 153.963.800,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 206

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

Program Pelaksanaan Hari-

Hari Besar Nasional

345.000.000,00 320.925.000,00

Program peningkatan

pelayanan kedinasan kepala

daerah/wakil kepala daerah

560.666.000,00 506.224.465,00

Program penataan

penguasaan, pemilikan,

penggunaan dan

pemanfaatan tanah

1.449.771.250,00 229.570.418,00

Program penyelesaian

konflik-konflik pertanahan

15.686.000,00 0

Program peningkatan

kualitas pelayanan informasi

458.479.000,00 422.577.750,00

Program peningkatan sistem

pengawasan internal dan

pengendalian pelaksanaan

kebijakan KDH

1.839.894.750,00 1.800.447.900,00

Program perencanaan

pembangunan daerah

1.434.099.500,00 1.368.000.487,00

Program perencanaan

pembangunan ekonomi

505.000.000,00 499.853.090,00

Program Penataan Peraturan

Perundang-Undangan

836.770.450,00 750.868.771,00

Program Penataan Wilayah

dan Kelembagaan

318.075.000,00 202.687.000,00

Program Sarana Informasi

Pembangunan Daerah

126.800.000,00 124.545.800,00

Program

peningkatan/perkuatan

hubungan dan layanan

kemasyarakatan oleh

KDH/WKDH

1.104.475.000,00 966.620.000,00

Program Pengembangan data

dan Informasi

245.000.000,00 215.288.300,00

Program Fasilitas

Pindah/Purna Tugas PNS

12.265.000,00 10.565.000,00

Program Unit Layanan

Pengadaan dan Layanan

Penadaan Secara Elektronik

1.908.594.000,00 1.873.248.522,00

Program

Pertanggungjawaban

Penyelenggaraan Pemerintah

Daerah

270.408.000,00 255.449.900,00

12 Meningkatnya

penerimaan dan kualitas

pengelolaan keuangan

daerah

Program peningkatan dan

pengembangan pengelolaan

keuangan daerah

4.947.684.790,00 4.121.832.745,00

13 Meningkatnya kualitas

pelayanan perizinan dan

administrasi publik

Peningkatan pelayanan

publik dalam bidang

kependudukan

344.310.000,00 332.190.800,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 207

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

Program Pembinaan dan

peningkatan kesadaran

Masyarakat

92.713.000,00 71.726.500,00

Program Peningkatan dan

Pengembangan Pengelolaan

Perizinan

294.074.000,00 248.529.400,00

14 Terciptanya keamanan

dan kenyamanan dalam

kehidupan

bermasyarakat

Program peningkatan

keamanan dan kenyamanan

lingkungan

623.385.500,00 506.094.100,00

Program pemeliharaan

kantrantibmas dan

pencegahan tindak kriminal

1.219.690.000,00 1.132.276.300,00

Program pengembangan

wawasan kebangsaan

1.040.979.500,00 1.023.473.300,00

Program kemitraan

pengembangan wawasan

kebangsaaan

489.994.000,00 476.673.000,00

Program pendidikan politik

masyarakat

200.450.000,00 184.489.750,00

Program Peningkatan

Kesetaraan Kesejahteraan

89.960.000,00 84.880.000,00

15 Meningkatnya

penanganan

pengaduan/laporan

korban kekerasan

terhadap perempuan dan

anak

Program Penguatan

Kelembagaan

Pengarusutamaan Gender

dan Anak

999.426.000,00 962.989.152,00

Program Kualitas Hidup dan

Perlindungan Perempuan

204.500.000,00 185.948.300,00

Program peningkatan peran

serta dan kesetaraan jender

dalam pembangunan

151.630.000,00 140.115.000,00

16 Terpenuhinya pelayanan

dasar Keluarga

berencana

Program Keluarga Berencana 469.310.000,00 454.125.700,00

Program Kesehatan

Reproduksi Remaja

39.062.500,00 32.917.500,00

Program pelayanan

kontrasepsi

57.000.000,00 55.671.400,00

Program pembinaan peran

serta masyarakat dalam

pelayanan KB/KR yang

mandiri

93.900.000,00 93.900.000,00

Program peningkatan sarana

pengasuh dan pembinaan

tumbuh kembang anak

133.657.500,00 131.252.500,00

Program Peningkatan Daya

Jangkau dan Kualitas

Pelayanan Tenaga Lini

Lapangan

766.448.250,00 721.984.850,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 208

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

17 Meningkatnya

kesejahteraan sosial

masyarakat

Program Pemberdayaan Fakir

Miskin, Komunitas Adat

Terpencil (KAT) dan

Penyandang Masalah

Kesejahteraan Sosial (PMKS)

Lainnya

1.954.360.000,00 1.780.697.650,00

Program Pelayanan dan

Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

2.142.057.000,00 1.813.475.259,00

Program Pembinaan Para

Penyandang Cacat dan Eks

Trauma

49.050.000,00 49.050.000,00

Program pembinaan eks

penyandang penyakit sosial

(eks narapidana, PSK,

narkoba dan penyakit sosial

lainnya)

49.700.000,00 46.070.000,00

Program Peningkatan

Kelembagaan Masyarakat

Pedesaan

220.140.000,00 211.360.150,00

18 Tersedianya SDM yang

mampu mengelola SDA

Program Perlindungan dan

Pengembangan Lembaga

Ketenagakerjaan

335.135.000,00 193.010.000,00

Program Peningkatan

Kualitas dan Produktivitas

Tenaga Kerja

369.930.000,00 357.995.000,00

19 Meningkatnya peluang

investasi dan usaha

ekonomi kerakyatan

Program penciptaan iklim

Usaha Kecil Menengah yang

konduksif

162.523.000,00 155.595.800,00

Program Pengembangan

Sistem Pendukung Usaha

Bagi Usaha Mikro Kecil

Menengah

170.054.250,00 147.102.550,00

Program Peningkatan

Kualitas Kelembagaan

Koperasi

620.948.500,00 590.694.800,00

Program Peningkatan

Promosi dan Kerjasama

Investasi

860.513.000,00 747.823.600,00

Program Peningkatan Iklim

Investasi dan Realisasi

Investasi

44.851.000,00 36.507.510,00

Program Pembinaan dan

Pengembangan BUMD

39.000.000,00 31.960.000,00

Program Pengembangan

Kewirausahaan dan

Keunggulan Kompetitif Usaha

Kecil Menengah

228.711.000,00 193.221.200,00

20 Meningkatnya

ketersediaan energi listrik

Program pembinaan dan

pengembangan bidang

ketenagalistrikan

4.176.126.500,00 1.493.267.897,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 209

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

21 Meningkatnya pelayanan

air bersih dan sanitasi

Program Lingkungan Sehat

Perumahan

2.100.000.000,00 1.965.428.000,00

Program perencanaan

pengembangan kota-kota

menengah dan besar

485.000.000,00 482.139.567,00

Program pengembangan

lingkungan sehat

206.006.000,00 194.781.800,00

22 Lancarnya aksesibilitas

dan konektifitas dalam

dan antar daerah

Program pembangunan jalan

dan jembatan

75.039.240.000,00 62.528.184.538,00

Program pembangunan

saluran drainase/gorong-

gorong

7.131.330.000,00 6.718.793.000,00

Program Pembangunan

turap/talud/bronjong

2.975.320.000,00 2.249.393.500,00

Program

rehabilitasi/pemeliharaan

jalan dan jembatan

32.193.245.000,00 30.258.747.600,00

Program Pemeliharaan Rutin

Jalan Dalam Kabupaten

1.481.500.000,00 1.461.189.750,00

Program Pengendalian Banjir 6.104.090.000,00 5.657.895.000,00

Program Pembangunan /

Rehabilitasi Sarana &

Prasarana Fasilitas Umum

5.525.520.000,00 3.389.899.945,00

23 Terciptanya penataan

ruang yang berkualitas

dan mampu mendukung

perencanaan dan

pembangunan daerah

Program Perencanaan Tata

Ruang

699.750.000,00 668.023.362,00

Program Penetapan dan

Penegasan Batas Wilayah

486.085.000,00 139.391.400,00

24 Meningkatnya kualitas

pelayanan perhubungan

Program Pembangunan

Prasarana dan Fasilitas

Perhubungan

662.260.000,00 6.950.000,00

Program Rehabilitasi dan

Pemeliharaan Prasarana dan

Fasilitas LLAJ

166.110.000,00 148.680.000,00

Program peningkatan

pelayanan angkutan

334.531.000,00 304.891.000,00

Program pengendalian dan

pengamanan lalu lintas

1.199.976.000,00 1.174.269.900,00

25 Meningkatnya peran

serta tokoh agama dan

masyarakat dalam

pembangunan dan

kehidupan keagamaan

Program pembinaan

kehidupan beragama

2.911.943.500,00 2.778.710.500,00

Program Pembinaan dan

Pengembangan Sumber Daya

Manusia

3.813.270.000,00 3.439.247.948,00

26 Terfasilitasinya

pembentukan desa

mandiri

Program Pengembangan

Wilayah Transmigrasi

305.465.000,00 301.987.200,00

Program pembangunan

infrastruktur perdesaaan

3.648.925.000,00 3.028.641.950,00

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014

III - 210

NO. SASARAN PROGRAM ANGGARAN REALISASI

1 2 3 4 5

Program Peningkatan

Keberdayaan Masyarakat

Perdesaan

318.909.150,00 318.137.950,00

Program fasilitasi

pemberdayaan adat dan

sosial budaya masyarakat

63.160.000,00 60.464.600,00

Program pengembangan

lembaga ekonomi pedesaan

74.247.500,00 72.287.300,00

Program peningkatan

partisipasi masyarakat dalam

membangun desa

6.684.023.900,00 4.990.347.940,00

Program peningkatan

kapasitas aparatur

pemerintah desa

84.000.000,00 83.600.000,00

Program pembinaan dan

fasilitasi pengelolaan

keuangan desa

83.000.000,00 83.000.000,00

Program Nasional

Pembangunan Masyarakat

361.875.800,00 331.071.800,00

Program Perencanaan

Pembangunan Desa

301.880.000,00 299.762.000,00

Program Desa Mandiri 298.360.000,00 255.111.800,00

Program Peningkatan Peran

Perempuan di Pedesaan

35.000.000,00 35.000.000,00