bab iii ajaran spiritual kenal gesang di paguyuban...

48
45 BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN NOORMANTO TEGALSARI SEMARANG A. Gambaran Umum Paguyuban Noormanto 1. Tinjauan Historis Penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ada sejak 1963, pada waktu itu ajaran yang dirintis Ki Noormanto ini belum merupakan sebuah organisasi yang diakui pemerintah dan masih bersifat perseorangan. Ajaran ini sempat menjadi anggota BKKI (Badan Kongres Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr. Wongsonegoro, juga telah mengikuti kongres di Mangkunegaran tepatnya di rumah Bapak Mr. Wongsonegoro di Solo dan Kongres yang diselenggarakan di Ponorogo (Jawa Timur). Tidak sampai disitu saja perjuangan para sesepuh dan warga Noormanto dalam mengikuti aktifitas kegiatan Aliran Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum paguyuban ini menjadi sebuah organisasi, ajaran ini juga pernah mengikuti Musyawarah Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa se-Jawa Tengah yang diselenggarakan oleh pemerintah, di Kodim Semarang yang dipimpin oleh Bapak Drs. Toeloes Koesoemaboedaja dan hasilnya terbentuklah SKK Tingkat I Jawa Tengah lengkap dengan pengurusnya dan sebagai Ketua Umumya adalah Bapak drs. Toelos Koesoemaboedaja sendiri. 1 Setelah mengikuti berbagai Kongres dan Musyawarah yang telah diselenggarakan, maka ajaran ini dipercaya masuk kategori dalam Aliran Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan diakui 1 Dokumentasi Yayasan “Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Paguyuban Noormanto”, Inventarisasi Fomulir A – A 1 – A 2 , 1981, hlm. 3

Upload: hoangthuan

Post on 03-Mar-2019

334 views

Category:

Documents


25 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

45

BAB III

AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG

DI PAGUYUBAN NOORMANTO

TEGALSARI SEMARANG

A. Gambaran Umum Paguyuban Noormanto

1. Tinjauan Historis

Penghayat kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, ada sejak

1963, pada waktu itu ajaran yang dirintis Ki Noormanto ini belum

merupakan sebuah organisasi yang diakui pemerintah dan masih bersifat

perseorangan. Ajaran ini sempat menjadi anggota BKKI (Badan Kongres

Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr.

Wongsonegoro, juga telah mengikuti kongres di Mangkunegaran tepatnya

di rumah Bapak Mr. Wongsonegoro di Solo dan Kongres yang

diselenggarakan di Ponorogo (Jawa Timur).

Tidak sampai disitu saja perjuangan para sesepuh dan warga

Noormanto dalam mengikuti aktifitas kegiatan Aliran Penghayat

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Sebelum paguyuban ini

menjadi sebuah organisasi, ajaran ini juga pernah mengikuti Musyawarah

Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa se-Jawa Tengah yang

diselenggarakan oleh pemerintah, di Kodim Semarang yang dipimpin oleh

Bapak Drs. Toeloes Koesoemaboedaja dan hasilnya terbentuklah SKK

Tingkat I Jawa Tengah lengkap dengan pengurusnya dan sebagai Ketua

Umumya adalah Bapak drs. Toelos Koesoemaboedaja sendiri.1

Setelah mengikuti berbagai Kongres dan Musyawarah yang telah

diselenggarakan, maka ajaran ini dipercaya masuk kategori dalam Aliran

Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan diakui

1 Dokumentasi Yayasan “Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Paguyuban Noormanto”, Inventarisasi Fomulir A – A1 – A2, 1981, hlm. 3

Page 2: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

46

keberadaannya. Hingga akhirnya Aliran Penghayat Kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa yang dirintis oleh Ki Noormanto masuk menjadi

anggota SKK (Sekretariat Kerjasama Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa) pada tanggal 17 Pebruari 1972 No. 10/72 berdasarkan Surat

Keterangan DPD SKK Dati I Jawa Tengah Nomor : A 04/SKK/IV/1979,

juga masih bersifat perseorangan.

Sebagai kelanjutan dari kegiatan Kepercayaan terhadap Tuhan

Yang Maha Esa ini, Ki Noormanto mengajukan rekomendasi kepada

pemerintah agar aliran kerpercayaan ini diakui sebagai salah satu

organisasi yang resmi di bawah perlindungan pemerintah. Dan diberi nama

“Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, “Paguyuban

Noormanto” (PKPN).

Atas hasil musyawarah para sesepuh dan warga Noormanto,

Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, “Paguyuban

Noormanto” (PKPN) resmi berdiri menjadi sebuah lembaga atau

organisasi, pada tanggal 02 Juli 1980 dengan SK 046/HPK/I/VII/1980

hingga sekarang. Di atas tanah seluas 547 m2 dengan luas gedung 220 m2.2

Menurut sejarahnya diberi nama “Paguyuban Noormanto”, karena

pada saat itu pendiri Paguyuban ini adalah Ki Noormanto sendiri, yang

didukung oleh gurunya Ki Saimo dan anggota-anggota tua lainnya.

Paguyuban yang diketuai oleh Ki Noormanto ini bertanggung jawab untuk

memelihara, membina, dan mengkoordinasi para warga serta kegiatan-

kegiatan kerohanian maupun kemasyarakatan yang ada di Semarang dan

yang tersebar di beberapa daerah lain.3

Sampai saat ini Paguyuban Noormanto yang terletak di Jl.

Tegalsari No. 155 Semarang dijadikan sebagai wadah kegiatan pembinaan,

2 Hasil Observasi yang dilakukan pada tanggal 20 Mei 2006 3 Drs. Sigit Widodo dan Wahono, Ajaran Organisasi Penghayat Kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, Paguyuban Noormanto, Departemen Pendidikan Nasional, Bagian Proyek Pembinaan dan Pengembangan Budaya Spiritual, Jakarta, 2000, hlm. 7

Page 3: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

47

dan pengembangan ajaran, peningkatan spiritual, serta mewadahi kegiatan

sosial, sebagai perwujudan bentuk penghayatan nyata pada masyarakat.

2. Letak Geografis

Pusat Paguyuban “Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, Paguyuban Noormanto” terletak di perkampungan Tegalsari

Semarang dan beralamat Jl. Tegalsari No. 155 Semarang yang menempati

tanah seluas 547 m2, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut ;

Sebelah Utara : Jl. Tegalsari IV

Sebelah Timur : Rumah Penduduk

Sebelah Selatan : Rumah Penduduk

Sebelah Barat : Jl. Tegalsari Raya

Guna mendapatkan gambaran lebih jelas mengenai letak geografis

“Penghayat Kepercayaan Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Paguyuban Noormanto” (PKPN) dapat dilihat pada lampiran yang telah

terlampir.

3. Sarana Prasarana

Sebagai salah satu Paguyuban di bawah naungan Pemerintah,

Yayasan ini memiliki gedung sederhana sebagai aktifitas paguyuban.

Gedung yang memiliki ukuran luas 220 m2 yang berdiri di atas tanah

ukuran seluas 547 m2 yang merupakan hak milik Ki Noormanto.4

Gedung dengan panjang 15 m2 dan lebar 8 m2 ini sebagai sarana

untuk pertemuan rutin Paguyuban, dan dalam gedung ini dilengkapi

dengan 5 Ruang Kamar Tamu, 1 Ruang Pertemuan, ditambah bagian

depan ada Pendopo. Agar lebih jelas untuk mendapatkan gambaran

gedung bisa dilihat pada halaman lampiran.

4 Wawancara dengan Bapak Nur Edi Bintaro, Tegalsari Semarang, selaku Sesepuh

(Ketua) Paguyuban sekaligus putra dari Bapak Noormanto, tanggal 26 Mei 2006

Page 4: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

48

Gedung ini memiliki daya tampung ± 85-100 orang. Semua

kegiatan yang berkaitan dengan Paguyuban, gedung ini sebagai pusatnya.

Kegiatan tersebut diantaranya ;

• Ritual keselamatan

• Acara ulang tahun “Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa,

Paguyuban Noormanto” (PKPN) tiap tanggal 08 Agustus.

• Rutinitas pertemuan Jum’at Kliwon

• Rutinitas Peringatan 1 Syura dan lain-lain.

4. Struktur organisasi

Demi kelancaran mekanisme kerja di suatu lembaga perlu adanya

suatu pembagian kerja, sehingga semua tugas yang telah ditetapkan dapat

terselesaikan dengan baik, mempermudah dalam managemen serta

mengontrol pada pembinaan sampai tujuan.

Adapun struktur organisasi Penghayat Kepercayaan Kepercayaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Paguyuban Noormanto” (PKPN) adalah

sebagaimana terlampir.

5. Anggota

Sebagai salah satu Paguyuban yang telah terdaftar pada instansi

pemerintah, Paguyuban ini mempunyai ± 2642 anggota yang telah masuk

dalam daftar instansi pada tahun 1981 dan hingga sekarang mencapai ±

5500 anggota. Dimana ajaran ini hanya terdapat di Semarang dan ajaran

ini telah tersebar di kota maupun di desa yang berada di Jawa Tengah dan

sekitarnya dan sebagai pusat kegiatan ajaran penghayatan tersebut adalah

di Semarang, tepatnya di Tegalsari Semarang.

Page 5: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

49

B. Ajaran Spiritual Kenal Gesang di Paguyuban Noormanto

1. Sejarah dan Perkembangan Ajaran “Kenal Gesang”

a. Riwayat Hidup Penerima Ajaran “Kenal Gesang”

Di dalam Paguyuban Noormanto, kali pertama penerima ajaran

adalah seorang pertapa yang bernama Ki Saimo Mangayubagia.

Pemuda Saimo ini dilahirkan di kota Malang Jawa Timur pada tanggal

19 Januari 1901 tepatnya pukul 06.00.5 Semenjak usia 9 tahun

hidupnya mengalami penderitaan, hingga akhirnya ia harus berpisah

dengan keluarganya (pada usia 12 tahun), sejak itulah ia hidup tanpa

belaian dan kasih sayang seorang Ibu dan Bapak.

Pada saat itu di daerah tempat tinggal Ki Saimo, terjadi

pagebluk (wabah penyakit). Pada usia 14 tahun pindah ke Banyuwangi

(Blambangan), Ki Saimo hidup di tengah-tengah keadaan masyarakat

yang menyedihkan, Ki Saimo memutuskan untuk meninggalkan

kampung halaman, menuju kota Banyuwangi. Ki Saimo ini tidak

memiliki rasa malas bahkan sebaliknya, ia sangat giat dalam hal

pekerjaan.6

Disamping itu Ki Saimo juga giat dalam menimba ilmu dari

para tokoh yang dipandang “mumpuni”. Selama tiga tahun ia telah

mendapat beberapa guru yang dipandang “mumpuni” yang

mengajarkan ilmu di bidang spiritual kepada Ki Saimo. Ki Saimo

nampaknya sangat berbakat sekali dalam mempelajari ilmu spiritual.

Di daerah Banyuwangi, Madura, Ponorogo, tempat inilah ia dalam

menimba ilmu. Ki Saimo akhirnya menetap di Banyuwangi sampai

saat berkeluarga.

5 Wawancara dengan Bapak C. Marianto, pada tanggal 31 Mei 2006 6 Wawancara dengan Bapak Prayit, pada tanggal 03 Februari 2006

Page 6: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

50

Semakin kuat dan semakin berkembang ilmu yang telah

dipelajari tersebut, akhirnya pada usia 18 tahun ini nampaklah

kemampuan-kemampuan kekuatan supranatural yang timbul pada

dirinya, Ki Saimo mulai menjadi seorang yang linuwih.

Dengan kelebihan-kelebihan yang dimilikinya Ki Saimo sangat

disegani oleh masyarakat, bahkan banyak orang yang datang minta

pertolongan baik dalam hal spiritual maupun dalam hal pengobatan-

pengobatan penyakit.

Suasana saat itu Ki Saimo pada posisi terjepit, dan lagi

terancam hidupnya. Hal ini dikarenakan pemerintah telah mencurigai

Ki Saimo sebagai mata-mata penjajah, dengan anggapan pemerintah

bahwa dirinya yang pernah menjadi tentara KNIL, maupun tentara

Jepang, begitu juga sebaliknya penjajah juga mencurigai Ki Saimo

sebagai mata-mata dari pemerintahnya sendiri.

Karena kecurigaan pemerintah dan tekanan-tekanan hidup

terhadap Ki Saimo, akhirnya Ki Saimo meninggalkan desa dan pergi

ke “alas purwa” (hutan purwa) yang berada di Banyuwangi. Dengan

tujuan yang tidak jelas, Ki Saimo melakukan “tapa”. Kebetulan di

dalam hutan itu terdapat gua, disanalah Ki Saimo melakukan aktifitas

pertapanya per”tapa”nya, dengan memohon petunjuk terhadap Tuhan

Yang Maha Esa. Waktu terus berjalan, cukup lama dalam pertapaan,

tiba datang sosok dayang,7 (penunggu alas purwa/makhluk halus) dan

menghampiri Ki Saimo yang sedang melakukan aktifitas

ber”tapa”nya. Saat itulah terjadi percakapan antara Ki Saimo dan

dayang “alas purwo” tersebut.

7 Menurut cerita yang telah penulis dapat dan di copy, tujuan kedatangan dayang ini

bermaksud untuk memenuhi permintaan dari kedua anak si dayang yang ingin sekali memiliki Ki Saimo menjadi suami bagi mereka berdua. Maka sang ayah (dayang) berusaha untuk memenuhi pemintaan mereka, akhirnya danyang pun pergi untuk menemui Ki Saimo. Wawancara dengan Bapak Prayit selaku sesepuh dari Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, Paguyuban Noormanto (Kenal Gesang), pada tanggal 12 Februari 2006.

Page 7: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

51

Dalam percakapan tersebut kurang lebih sebagai berikut ;

Dayang : Gus (Ki Saimo)….opo kowe gelem tak pek mantu ? iki

lo aku duwe anak wadon loro ayu-ayu.

Ki Saimo : Yo aku gelem-gelem wae, mung aku njaluk pitukon !

Dayang : opo pitukonmu ?

Ki Saimo : Pitukonku, opo seng tak karepke neng ngarepku kudu

teko, aku kudu iso urip bebarengan karo bangsaku.

Dari percakapan tersebut tampaknya sang dayang sepakat

dengan apa yang menjadi permintaan Ki Saimo. Selanjutnya

penduduk yang di dekat hutan banyak yang kesurupan secara

bergantian. Secara kebetulan ada seorang penduduk yang sebelumnya

mencari kayu di hutan mengetahui ada seorang pertapa.

Dalam kondisi panik dan bingung itu, sempat mengalami habis

pikir. Kemudian setelah diingat-ingat sama siapa saya harus minta

tolong, akhirnya ia teringat keberadaan orang tua yang sedang

“pertapa” (Ki Saimo) di tengah Gua “alas purwo” yang sempat dilihat

sebelumnya dan ia minta tolong pada sang “pertapa” tersebut. Orang

itu berkata ; “Pak kulo bade nyuwun tulong, konco kulo kesurupan

kejang-kejang”. Ki Saimo menjawab ; “Lha opo kowe percoyo karo

aku ?”, kembali orang itu menjawab ; “pitadhos pak”, Ki Saimo pun

berkata kepadanya ; lha nek kowe percoyo karo aku, kae lho kancamu

wis waras, rono-rono !!!”, Dengan mengucapkan terima kasih lalu

orang itu kembali ke tempat dimana saudaranya kesurupan ternyata

sudah sembuh, peristiwa tersebut terjadi berulang kali.

Semenjak itulah sang Pertapa (Ki Saimo) di Gua Alas Purwo

itu kondang. Permintaan tolong para penduduk kepada Ki Saimo

ternyata makin lama makin bertambah banyak. Hingga Ki Saimo tidak

kekurangan dalam masalah sandang dan pangan (pakaian dan

Page 8: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

52

sembilan bahan pokok) karena semua hasil pemberian dari para

penduduk desa yang meminta tolong kepadanya.8

Yang terakhir adalah istrinya Pak Lurah Blambangan

Bayuwangi mengalami kesurupan, kemudian Pak Lurah memberikan

amanat kepada seorang petugas supaya dimintakan tolong kepada sang

“pertapa” untuk menyembuhkan istrinya. Sampailah utusan tersebut

di tempat Ki Saimo dimana ia ber-tapa. Teknis dalam penyembuhan

Ki Saimo tidak pernah beda dengan teknik-teknik yang pernah

digunakan untuk meyembuhkan pada pasien-pasien yang lain. Dengan

ucapan ; “lha opo kowe percoyo karo aku ?”, lha nek kowe percoyo

karo aku, kae lho kancamu wis waras, rono-rono mulih !!!”. Besar

permintaan pak lurah, akhirnya Ki Saimo diperbolehkan keluar dari

Gua Alas Purwo untuk hidup bersama dan diterima di keluarga Pak

Lurah Banyuwangi sebagia rasa terima kasihnya kepada Ki Saimo.

Semenjak itulah, Ki Saimo kembali bermasyarakat dengan bangsanya

sendiri.9

Pada waktu bertapa, banyak sekali terjadi hal-hal ghoib yang

dialami Ki Saimo. Bahkan setelah kepulangannya di desa

Banyuwangi, peristiwa-peristiwa ghoib terus ia alami. Salah satu dari

peristiwa ghoib tersebut yang menjadi asal-usul turunnya ajaran budi

luhur (bahasa Gesang atau “Urip”).

Setelah usia genap 40 tahun suatu hari Ki Saimo istirahat dan

menikmati suasana desa Banyuwangi. Kemudian sore hari ± pukul

14.00 ia keluar rumah untuk bergabung dengan warga desa yang

sedang berkumpul di teras rumah warga desa setempat. Disanalah Ki

8 Wawancara dengan Bapak Prayit pada tanggal 16 April 2006 9 Menurut cerita salah seorang kadang, kisah pejalanan ini dialami oleh Ki Saimo sekitar

bulan Agustus tahun 1941, dan akhirnya Ki Saimo memenuhi perjanjian yang telah disepakati dengan si dayang. Menikahlah Ki Saimo dengan kedua putrinya si dayang (penguasa Alas Purwo), kisah ini diceritakan oleh Bapak Prayit selaku sesepuh dari Paguyuban Noormanto (kenal urip), pada tanggal 3 Februari 2006.

Page 9: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

53

Saimo menceritakan banyak hal peristiwa yang pernah ia alami,10

dalam masa pertapaan yang pernah dilakukan. Tiba-tiba ditengah-

tengah cerita tersebut mendadak Ki Saimo tak sadarkan diri/tak

bernyawa lagi. Waktu terus berjalan sampai akhirnya malampun tiba,

para tetangga berdatangan dengan maksud untuk beta’ziah. Pagi pun

menjelang, rumah Ki Saimo penuh dengan warga tetangga yang

bermalaman di sana sembari menemani jasad Ki Saimo yang telah

diduga benar-benar sudah mati atau tak bernyawa lagi itu.

Layaknya orang yang sudah meninggal dunia, akhirnya jasad

Ki Saimo akan segera dimandikan, perlengkapan pun telah siap.

Petugas yang akan memandikan jasad Ki Saimo siap mengangkat dari

tempat tidurnya. Namun pada saat jasad Ki Saimo diangkat, tiba-tiba

bicaralah jasad Ki Saimo kepada petugas, bahkan ucapan itu didengar

warga yang berada di dekat tempat tidur Ki Saimo, demikian Ki

Saimo dalam bicaranya ; “aku ora opo-opo…, yen kowe tresno aku, yo

tunggonono lan nengno wae ojo tok ganggu !!!”. “Aku tidak apa-

apa…, jika kamu cinta sama saya, ya temani saya dan biarkan saja

jangan di ganggu”.

Waktu terus berjalan, hari terus berganti, namun jasad Ki

Saimo tak kunjung bangun dari tempat tidurnya. Saat itu warga dalam

keadaan panik, karena melihat jasad Ki Saimo yang tak kunjung sadar

dari ketidaksadarannya itu. Di sinilah warga mulai bingung, dan

mereka tetap menyatakan bahwa Ki Saimo telah mati. Atas

kesepakatan penduduk warga, maka jasad Ki Saimo akan segera

dimandikan untuk kali keduanya, petugaspun siap mengangkat jasad

Ki Saimo. Tetapi petugas yang memandikan jasad Ki Saimo setiap

kali akan mengangkat, tiba-tiba jasad Ki Saimo kembali sadar, dan

10 Ketika dia menceritakan pengalaman peristiwa yang baru di alami sebelum

kepulangannya di desa, yaitu cerita peristiwa tentang “Pohon Beringin yang rindang berwarna putih” terletak di atas Gua Alas Purwo, yang katanya itu diyakini sebagai wahyu atau petunjuk Tuhan diperuntukkan Ki Saimo

Page 10: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

54

mengucapkan apa yang pernah diucapkan pada kali petama ketika

jasad Ki Saimo setiap akan dimandikan.

Semenjak itulah jasadnya baru dibiarkan tetap dalam keadaan

berbaring di tempat tidurnya, dan warga tetap menjaga jasad Ki

Saimo. Selama 40 hari lamanya, Ki Saimo tak sadarkan diri, genap 40

hari, akhirnya Ki Saimo terbangun juga dari kematiannya. Warga pun

menyambut sadarnya Ki Saimo dengan riang, karena telah lama

melihat jasad Ki Saimo berbaring di tempat tidur tanpa ada gerak

sedikitpun.

Dari terjadinya peristiwa itulah, Ki Saimo mendapatkan

Bahasa Asing (Bahasa Ruh) yang tidak dapat diterjemahkan oleh akal

pikir manusia. Beraneka ragam bahasa di seluruh dunia dapat secara

otomatis muncul dari dalam lubuk jiwa yang terdalam (ruh).

Setelah Ki Saimo mendapatkan dan bisa bicara ruh, para warga

tetangga yang setia menemani Ki Saimo pada waktu kematiannya

selama 40 hari itu, sebagai rasa terima kasihnya kepada warga,11

mereka pun diberi pengertian dan dikenalkan

”urip”nya (hidupnya).

Pada tanggal 08 Agustus 1941 pukul 02.00 dini hari12 itulah

turun ajaran Ketuhanan Yang Maha Esa, setelah manusia dikenalkan

hidupnya sendiri-sendiri. Dan manusia dapat melakukan sembahyang

kepada Tuhan melalui bahasa ruh. Menurut ajaran yang telah diterima

Ki Saimo, bahwa sejak tanggal 08 Agustus 1941 Adam telah terbebas

dari hukuman Tuhan.

11 “Kanggo roso panarimoku mring panjengan kabeh sing nunggoni aku kanti roso

tresno, keno siji soho siji aku tuntun kenale uripmu dewe-dewe”. Artinya sebagai rasa terima kasihku kepada kalian semua menugguku dengan rasa senang dan cinta, marilah satu persatu saya tuntun mengenal hidupmu sendiri-sendiri. Dari cerita yang telah dipaprkan Bapak Prayit.

12 Wawancara dengan bapak Nur Edi Bintaro pada tanggal 26 Mei 2006

Page 11: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

55

Kemudian setelah mereka sudah mengenal hidupnya, Ki Saimo

bercerita tentang pengalamannya saat meninggal dunia yang telah di

alami selama 40 hari di alam ghoib sana. Ki Saimo tersiksa dan

merasakan sakit yang luar biasa dalam ceritanya ; “lidahku ditarik

pakai catut sampai panjang terus disikat dan disiram air sampai bersih,

setelah itu lidahku distempel pakai huruf “hu”. Kedua Mata saya

dicongkel disikat disiram air sampai bersih. Kemudian kedua telinga

saya juga dibersihkan dari segala kotoran pakai korok besi.13

Kemudian dadaku dibelah kepalaku dibelah diambil hati dan otakku

untuk dibersihkan. Dan lagi tanganku, kakiku, yang semua

dibersihkan pakai sikat kawat dan disiram pakai air sampai bersih.

Kata Ki Saimo itu yang dinamakan “sewu loro dadi siji” seribu sakit jadi satu, yang kesemuanya itu ada artinya. Lidah ditarik panjang dibersihkan dan distempel dengan huruf “hu”, agar semua yang dibicarakan maupun dimakan dan diminum lewat mulut agar yang baik-baik dan dalam bicara yang mengandung makna (yang benar) tidak boleh bicara kotor. Kemudian kedua bola mata dikeluarkan dan dibersihkan dengan maksud agar dipergunakan melihat yang baik-baik. Kemudian telinganya dibersihkan dengan maksud untuk mendengarkan pembicaraan-pembicaraan yang baik-baik dan positif. Kemudian sampai dada, otak, tangan serta kaki, juga dibersihkan semua dengan maksud agar dipergunakan dengan sebaik-baknya.

Dari peristiwa ini merupakan pengalaman-pengalaman

serentetan turunnya ajaran Noormanto – yang sering disebut dengan

“Kenal urip” atau “Kenal Gesang”– yang hingga saat ini tetap eksis

keberadaannya. Bahkan pengikut ajaran ini semakin bertambah

banyak, mulai dari masyarakat ekonomi dibawah rata-rata sampai

kalangan elite.

13 Bapak Nur Edi Bintaro pada tanggal 29 Mei 2006

Page 12: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

56

b. Proses Penerimaan Ajaran “Kenal Gesang”

Menurut penjelasan sesepuh Paguyuban Noormanto (Kenal

Gesang), bahwa ajaran Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa

itu yang diyakini sampai sekarang, kali pertama diterima oleh Ki

Saimo. Ajaran “Budi Luhur” ini telah disebarkan Ki Saimo, sejak kali

pertama ia dapatkan pada tahun 1941. Dengan dilandasi rasa ingin ikut

melestarikan ajaran-ajaran “luhur” yang diterima Ki Saimo,

masyarakatpun mencoba untuk mengikuti jejak beliau. Dengan

mempelajari dan mengamalkan ajaran, mereka berharap dapat

mencapai kesempurnaan dalam hidupnya yang hakiki.

Untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia, menurut ajaran

Paguyuban Noormanto, dapat dilakukan melalui tiga hal ;

1) Berusaha atau laku

Maksud dari berusaha atau laku menurut Paguyuban ini

adalah “topo ngrame” (berjiwa besar). Dimana manusia harus

bermasyarakat untuk menjalin adanya hidup damai, bersikap adil

terhadap sesama umat tanpa membedakan status sosial, dan

kerukunan yang harus tetap dijaga seutuhnya.14

2) Memohon atau berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa

Agar manusia selamat dan sempurna hidupnya, manusia

harus berdo’a antar “hidupnya sendiri” (ruhani) dengan yang

“Maha Hidup” (Tuhan), melalui bahasa hidup yang secara otomatis

keluar dengan sendirinya tanpa mengenal waktu yang ditentukan.

Karena menurut ajaran ini, “urip” tidak pernah tidur,

bahkan posisi “urip” selalu mengawasi (momong) gerak dan

prilaku rogo (jasmani) manusia. Maka, setelah manusia memiliki

dan mengenal “urip”-nya sendiri, implikasinya ia akan selalu

14 Wawancara dengan Bapak C. Marianto, tanggal 22 Mei 2006

Page 13: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

57

terjaga dan “urip”-pun akan memberi tutur kepadanya, ketika

manusia itu khilaf. Dengan mengingat dan memohon kepada yang

“Maha Hidup” melalui bahasa “urip” rogo tersebut akan terkendali

tingkah lakunya.

3) Pasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa

Pasrah diri kepada Tuhan Yang Maha Esa di dalam ajaran

“Kenal Gesang” ini maksudnya adalah antara “Ruh Suci” dan

“rogo” (jasmani atau tubuh) manusia harus menyatu demi

kesempurnaan manusia dengan melepas dari segala godaan “hawa

nafsu” yang menuju satu titik fokus yaitu Tuhan.15 Pasrah ini

sebagai bentuk rasa syukur terhadap Tuhan yang telah memberikan

berbagai fasilitas dalam diri manusia.

Berlandaskan percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mereka

sadar bahwa, manusia adalah sebagai ciptaan-Nya. Hal itu dilandasi

atas kesadaran pribadi warga Paguyuban Noormanto. Menurut

Paguyuban ini, manusia diciptakan Tuhan terdiri dari dua dimensi

yaitu “jasmani” dan “ruhani”. Oleh karena itu, manusia dianjurkan

untuk mengenal “urip”-nya (hidupnya) masing-masing sebagai sarana

untuk mendapatkan sesuatu atau semua cita-cita yang diharapkan

manusia yaitu kesempurnaan hidup.

Menurut ajaran “Kenal Gesang” manusia perlu mengenal

hidup memiliki tujuan sebagai berikut ;

1) Untuk memohon atau berdo’a kepada Tuhan Yang Maha Esa,

dengan maksud mendapatkan “keselamatan”.

2) Untuk menghidupkan “ruhani” atau “Ruh Suci”

3) Untuk meggali kekuatan dalamnya sendiri

4) Untuk menemukan sumbernya rasa.

15 Wawancara dengan Bapak. Mubaedi, 23 Mei 2006

Page 14: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

58

Oleh Ki Saimo ajaran hidup kali pertama diterima dalam

bentuk dawuh atau wisik yang sering disebut wahyu (bahasa Jawa).

Setelah Ki Saimo, selaku penerima ajaran pertama yang masih bersifat

perorangan. Baru kemudian sejak tahun 1963, Ki Noormanto

menerima ajaran dari Ki Saimo, selanjutnya terus berkembang dan

meningkat kemampuannya. Ki Noormanto menerima ajaran di

Semarang setelah mendapatkan bimbingan dari Ki Saimo.

Ki Noormanto menerima ajaran tersebut ketika kondisi warga

masyarakat serba sulit dan memprihatinkan. Melalui ajaran-ajaran

yang telah diterima dari Ki Saimo, Ki Noormanto mampu

mengkondisikan keadaan memprihatinkan yang telah dialami

keluarga, sanak sahabat, bahkan warga masyarakat setempat menjadi

lebih baik. Hari terus berganti, perasaan gundah, takut, sedih, sedikit

demi sedikit semakin berkurang berkat pertolongan Ki Noormanto.

Hingga akhirnya kondisi masyarakat menjadi lebih baik dari yang

sebelumnya. Ternyata apa yang telah diajarkan oleh Ki Noormanto

mampu merubah hidupnya semakin tertata.

Menurut sesepuh “Paguyuban Noormanto” atau yang sering

disebut “Kenal Gesang” atau “Kenal Urip” menyatakan bahwa, isi

dari ajaran yang diterima oleh “Ki Noormanto” merupakan tuntutan

supaya manusia menyembah atau sembahyang,16 kepada Tuhan Yang

Maha Esa dengan melalui bahasa “ruhani” atau dalam Paguyuban

Noormanto sering disebut bahasa “urip” (bahasa hidup) atau bahasa

“ruh suci”.

Bahasa-bahasa yang keluar dari lisannya merupakan “pitutur luhur” –ucapan yang memiliki makna tinggi yang dapat menyentuh qalbu sehingga hal itu dapat mengakibatkan perubahan pada akhlak dalam diri manusia seutuhnya– terhadap diri pribadi maupun “kadang-kadang” (saudara-saudara “urip”) yang sudah mengenal

16 Wawancara dengan Bapak Soebari, tanggal 15 April 2006

Page 15: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

59

hidupnya sendiri-sendiri. Indikatornya, mereka atau diri sendiri setelah mempraktekkan bahasa “urip” antara urip dengan urip, perorangan maupun bersama, mereka dapat merasakan sesuatu yang keluar itu sebagai pitutur luhur baginya walaupun manusia tidak dapat memaknai bahasa yang keluar tersebut,17 secara otomatis bisa mengeluarkan air mata (menangis) apabila terdapat kesalahan pada diri orang tersebut.

Mayoritas sesepuh “Kenal Gesang” mengatakan bahwa, semua manusia itu dapat berbicara dengan melalui bahasa ruhani. Setelah manusia dikenalkan oleh perantara pengenal hidup, selanjutnya ruh diberi kesempatan untuk berbicara melalui lisan. Pernyataan ini sangat kuat berdasarkan sesugguhnya manusia hidup di bumi bersumber dari “plethian” (percikan) “Nur Ilahi”. Menurut mereka “ruh” yang berada di dalam tubuh manusia adalah sebagai mediator untuk berhubungan antara “ruh” percikan dengan “Ruh Suci” dan “Ruh Suci” dalam ajaran “Kenal Gesang” sering disebut dengan “Guru Sejati”.

Dalam pada itu ajaran ini memiliki makna ikut melestarikan kehidupan manusia. Artinya manusia itu dapat menjalani hidup sesuai dengan jalur Tuhan, sehingga berguna untuk menjadikan dirinya “secara keseluruhan” (utuh atau insan kamil18) yang berbudi pekerti

17 Bahasa ini menurut mereka adalah, kalimat-kalimat “Rahasia Ilahi” disebut juga wahyu

(Bahasa Jawa) yang setiap-saat setiap waktu menuntun hambanya agar selalu eling (ingat) kepada-Nya bagi mereka yang sudah dikenalkan “urip”-nya. Sebagaimana ketika kita sudah dapat berdo’a secara otomatis tadi kita dapat membenarkan pitutur luhur yang berbunyi ; “BISO MOCO PAPAN TANPO TULIS, TULIS TANPO PAPAN”. Yang artinya lisan kita bisa mengucap atau membaca tanpa tulis, tulis tanpa papan. Ini memiliki makna manusia dapat membaca tanpa harus tau tulisan dan seolah tulisan itu ada tapi tanpa memakai papan, inilah yang dimaksud kalimat “Rahasia Ilahi”. Bahkan menurut mayoritas mereka mengatakan bahwa, di dunia aja kita bisa berkomunikasi dengan Tuhan (Allah SWT) apalagi ketika kita di akhirat kelak. Oleh karena itu, orang yang sudah mendalami secara mendalam dalam ajaran ini, “dunia ya surga, surga ya dunia”. Dalam buku Inventarisasi sebagai pedoman “Paguyuban Noormanto”.

18 Insan Kamil disebut juga Manusia Paripurna, ia adalah wakil Allah SWT, melaluinya, Allah SWT merenungkan dan memikirkan kesempurnaan yang berasal dari nama-Nya sendiri. Manusia paripurna mengaktualisasikan bentuk ilahi. Dalam mengemban amanat, ia telh memnuhi raison d’etre-nya melalui manusia paripurna inilah Allah SWT masuk ke duani. Insan kamil adalah salah satu nama yang diberikan pada Barzakh Tertinggi. Raga dan ruh manusia adalah sebagai penggerak sekaligus pengendali. Demikian kosmos, ruh-nya adalah manusia paripurna. Tanpanya, kosmos bagaikan tubuh yang tercampakkan. Lihat Amatullah Amstrong, Khasanah Istilah Sufi ; Kunci Memasuki Dunia Tasawuf, terj : M.S. Nashrullah dan Ahmad Baiqui, Anggota IKAPI, Bandung, hlm. 110

Page 16: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

60

luhur, serta mampu mengaktualisasikan dirinya dihadapan Tuhan sebagai abdi yang memiliki “Jiwa Besar”.

Kembali kepada pokok persoalan mengenai tentang

penerimaan ajaran. Ajaran Kenal Gesang ini diterima oleh Ki

Noormanto langsung dari Ki Saimo. Ki Noormanto banyak melakukan

laku broto karena melihat kehidupan masyarakat yang membuat rasa

keprihatinannya beliau. Dengan banyaknya melakukan laku broto

tersebut menjadikan Ki Noormanto bertemu dengan Ki Saimo, dengan

berbagai persoalan yang dihadapi telah diceritakan oleh Ki Noormanto

kepada Ki Saimo. Akhirnya Ki Saimo membantu untuk memecahkan

permasalahan kehidupan dengan memberikan ajaran kerohanian

kepada Ki Noormanto. Ternyata setelah ajaran yang di dapat dari Ki

Saimo itu di hayati oleh Ki Noormanto dapat membuahkan hasil.

Kemudian Ki Noormanto mencoba untuk mengajarkan ajaran tersebut

kepada warga masyarakat Semarang setempat. Sehingga hal itu dapat

memberi ketentraman jiwa bagi mereka. Tentu saja hal ini banyak

penganut dan diminati bahkan mereka mendukung datangnya ajaran

baru yang instan dan spontan dalam mempelajarinya.

2. Pokok Ajaran Spiritual “Kenal Gesang”

a. Ajaran Tentang Tuhan Yang Maha Esa

Menurut ajaran Paguyuban Noormanto di dalam memahami

ajaran tentang Tuhan yang maha esa akan diurai ke dalam beberapa

hal pokok ajaran, yaitu antara lain tentang keberadaan Tuhan,

kedudukan Tuhan, sifat-sifat Tuhan, kekuasaan Tuhan dan sebutan-

sebutan Tuhan.

1) Keberadaan Tuhan

Menurut ajaran Paguyuban Noormanto, Tuhan itu ada dan

keberadaannya diyakini kebenarannya. Sebab Tuhan adalah

sumber dari segala sumber jagad raya. Tuhan adalah pencipta

Page 17: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

61

jagad raya ini dan segala apa yang ada di dalamnya (isi). Tuhan

Yang Maha Esa adalah zat hidup yang menggerakkan dan

mengatur seluruh alam dan isinya.

Bukti yang memberikan keyakinan pada kadang Paguyuban

Noormanto, atas keberadaan Tuhan Yang Maha Esa, hal ini terlihat

adanya kehidupan di dunia ini. Dunia sudah sedemikian adanya

sejak dulu sampai sekarang. Kehidupan itu ada pada diri manusia,

ada pada hewan, ada pada tumbuh-tumbuhan, kehidupan itu semua

dipelihara oleh Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena alam seisinya

ini ada dalam kekuasaan Tuhan.

2) Kedudukan Tuhan

Menurut ajaran Paguyuban Noormanto atau “Kenal

Gesang”, mengajarkan bahwa kedudukan Tuhan Yang Maha Esa

ini, ada dalam diri manusia. Sebab hidup manusia itu adalah

percikan “Nur Ilahi” (Sinar Tuhan).

Menurutnya “Nur Ilahi” ini bersemayam di hati manusia,

Qalbun (hati) merupakan wadah yang suci, dimana ia sebagai

bagian vital dari tubuh yang terletak di sebelah kiri bawah dada dan

berbentuk kerucut.. sehubungan dengan struktur dan lapisan-

lapisannya, hati berbeda dengan semua bagian tubuh lainnya. Ia

mengandung banyak fungsi, diantaranya memproduksi sel darah

dan membersihkan atau menyaring racun yang mungkin masuk ke

tubuh.19

3) Sifat-sifat Tuhan

Menurut ajaran Paguyuban Noormanto, Tuhan mempunyai

sifat-sifat “Maha Segala Maha”, maka tidak dapat dijelaskan secara

19 Fathullah Gulen, Kunci-Kunci Rahasia Sufi, terj : Tri Wibowo Budi Santoso, PT. Raja

Grafindo Persada, Jakarta, 2001, hlm. 53

Page 18: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

62

satu-persatu. Tuhan Maha Suci, Maha Halus, Maha Penuntun,

Maha Pencipta, dan masih banyak Maha-Maha yang lain.

Dalam kehidupan kadang Paguyuban Noormanto,

dianjurkan dan diharapkan agar di dalam mempraktekkan “urip”

(hidup) harus menjalankan sifat-sifat Tuhan antara lain ; sifat

Tuhan Maha Kasih, diharapkan agar para kadang Paguyuban

Noormanto dapat belajar untuk mengasihi sesama hidup. Tuhan

Maha Adil, maka kadang diharapkan untuk dapat bersifat adil

terhadap sesama. Tuhan mempunyai sifat Maha Pengampun, maka

diharapkan kadang Noormanto diharapkan untuk belajar bersifat

pengampun terhadap kekeliruan/kesalahan/kekhilafan terhadap

semua makhluk.

Menurut keyakinan dan ajaran paguyuban noormanto,

bahwa manusia tidak memiliki sifat-sifat Tuhan. Oleh karena itu,

manusia yang hanya dekat dengan Tuhan saja yang dapat

mendekati sifat-sifat Tuhan tersebut. Itupun masih pada batas-batas

tertentu, karena manusia adalah berkat ciptaan Tuhan. Keberadaan

manusia itu sangat terbatas dan berbeda dengan keberadaan Tuhan.

Oleh karena itu, manusia tidak mungkin dapat menyamai Sang

Penciptanya.

4) Kekuasaan Tuhan

Menurut ajaran “Kenal Gesang” Tuhan itu maha kuasa,

kekuasaan Tuhan tak terbatas karena dengan sifat Maha-nya.

Menurut ajaran ini kekuasaan Tuhan yang dapat kita rasakan

adalah kekuasaan Tuhan terhadap alam dan seluruh isinya. Alam

dan seisinya ini diatur oleh kekuasaan Tuhan, termasuk di

dalamnya setiap kehidupan manusia. Segala kebutuhan manusia

telah tersedia, semua ini terjadi atas kuasa Tuhan.

Page 19: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

63

Bahkan menurut kekuasaan kadang-kadang “Kenal

Gesang”, segala peristiwa alam yang terjadi merupakan salah satu

wujud kekuasaan Tuhan. Misalnya ; gunung meletus, bencana

banjir, gempa bumi, Tsunami, angin kencang, wabah penyakit dan

lain sebagainya. Hal ini terjadi atas kekuasaan Tuhan

menggerakkan kekuatan alam.

Dijelaskan pula dalam ajaran “Kenal Gesang”, bahwa

Tuhan mempunyai kekuasaan mengatur kehidupan manusia.

Tingkah laku manusia itu ada dalam kekuasaan Tuhan. Misalnya

manusia akan berbuat baik atau jahat dapat terlaksana atau tidak,

sangat ditentukan oleh kekuasaan Tuhan, dan tergantung dari

rencana dan kehendak Tuhan. Suatu contoh ; kalau kadang-

kadang Paguyuban “Kenal Gesang” telah diatur Tuhan untuk

menolong atau menyembuhkan orang sakit. Datanglah orang sakit

kepada kadang-kadang tersebut dan kadang tersebut akan dapat

menolongnya. Karena kekuasaan Tuhan yang mengatur, maka

antara yang minta pertolongan dan yang menolong sudah diatur.

Mereka saling berhubungan rasa, sehingga seperti ada yang

menggerakkan untuk bertemu. Keduanya diatur oleh Tuhan untuk

bertemu dan berbuat sesuatu sehingga berguna. Melalui

“wejangan” serta sarana yang diberikan, sihingga orang yang

sakit/susah dapat disembuhkan dan timbul rasa gembira yang

tumbuh dalam hidupnya dan seterusnya. Telah ditegaskan bahwa

Tuhan Yang Maha Adil, maka barang siapa yang menanam pasti

akan memetik buahnya.

5) Sebutan Tuhan dalam “Kenal Gesang”

Dalam ajaran “Kenal Gesang” tidak mengenal sebutan-

sebutan lain tentang Tuhan kecuali “Tuhan Yang Maha Esa”

adalah Maha di atas segala-galanya.

Page 20: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

64

b. Ajaran tentang Alam Semesta

Menurut ajaran “Kenal Gesang”, mengenai ajaran tentang

alam semesta ini akan diurai ke dalam empat hal pokok yaitu ; asal

usul alam, kekuatan alam semesta, hubungan alam dengan manusia,

alam nyata dan alam lain.

1) Asal Usul Alam

Menurut keyakinan kadang atau warga “Kenal Gesang”,

bahwa asal mula terjadinya alam semesta itu ada karena sabda

Tuhan. Alam adalah sesuatu yang ada dalam hidupnya, yang akan

di dalam keberadaannya dan wujud serta sifatny digunakan untuk

kepentingan manusia. Menurut keyakinan mereka, Tuhan

menyabda terjadilah alam semesta karena Adam telah jatuh ke

dalam larangan Tuhan. Demikian dijelaskan ; “Hai adam karena

engkau sanggup memikul amanat Tuhan, sedangkan hewa dan

sebagainya, tidak sanggup memikulnya, maka engakulah kujadikan

makhluk tertinggi di dunia ini”. Bahkan dunia dan seisinya ini

kucupta agar dunia seisinya ini dapat berguna bagimu dan dapat

dipergunakan keturunanmu.

Menurut keyakinan mereka bahwa, kekuasaan Tuhan itu

apriori (tak terbatas), ini dapat kita lihat bahwa ikan, bintang

air/laut itu tidak bisa habis, dan keberadaannya sepanjang masa.

Misalnya timur tidak ada batas yang jelas paling Timur,

demikian juga Utara, Barat, maupun Selatan tidak ada batas. Itu

semua menunjukkan bahwa alam tidak memiliki batas-batas yang

pasti.

Tuhan itu Maha Kuasa dan alam yang diciptakan Tuhan

menurut keyakinan mereka, akan ada akhirnya. Akan tetapi

manusia tidak tahu kapan itu terjadi. Berakhirnya alam semesta

Page 21: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

65

hanya Tuhan yang tahu kapan akan terjadi, sangat tergantung dari

Tuhan kapan menghendaki.

2) Kekuatan-Kekuatan Alam Semesta

Menurut ajaran “Kenal Gesang”, bahwa alam semesta

yang ada ini memiliki kekuatan. Telah terbukti dengan adanya

kekuatan alam semesta yaitu mampu memberikan kehidupan bagi

makhluk Tuhan. Jika alam semesta ini tidak memiliki kekuatan

maka, di alam semesta ini tidak ada kehidupan. Jika tidak ada

kehidupan, maka yang akan terjadi keadaan alam semesta pasti

akan saling bertabrakan dengan planet lain sehingga

mengakibatnya kehancuran bagi alam itu sendiri.

Telah dicontohkan ; “Karena ada daya tarik bumi, maka

yang terjadi air laut tidak tumpah ke “jagad raya”. Contoh lain ;

Gunung meletus itu merupakan kekuatan-kekuatan alam seperti

kekuatan Tuhan. Kekuata alam ini mempunyai hubungan yang erat

sekali dengan kuasa Tuhan, sebab bila Tuhan tidak menghendaki

adanya kekuatan-kekuatan alam, maka hancurlah alam semesta dan

seisinya.

3) Hubungan Alam dengan Manusia

Menurut ajaran “Kenal Gesang” manusia dan alam semesta

mempunyai hubungan erat. Keduanya saling terkait tidak bisa

dipisahkan. Dengan kata lain keduanya erat sekali hubungannya,

karena manusia membutuhkan alam untuk pemenuhan kebutuhan

kehidupan. Sedangkan alam juga membutuhkan manusia untuk

mengelola, mengolah. Antara manusia dan alam saling tergantung

untuk menjaga kelestarian hidup sehingga terjagalah kelestarian

alam dan isinya.

Menurut ajaran Paguyuban Noormanto bahwa alam

semesta serta isinya, baik hewan, tumbuh-tumbuhan dan

Page 22: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

66

sebagainya, mempunyai manfaat yang besar sekali bagi kehidupan

manusia.

Menurut keyakinan para kadang Noormanto atau “Kenal

Gesang” manusia tanpa alam semesta, yang terdiri dari air, udara,

hewan, tumbuh-tumbuhan dan sebagainya, manusia tidak dapat

hidup. Tumbuh-tumbuhan akan memenuhi kebutuhan hidup

manusia, baik untuk kebutuhan bahan makan, peneduh, bahkan

pohon-pohon sebagai kelengkapan sarana hidup manusia.

Sedangkan hewan, dapat bermanfaat, bagi petani baik tenaga dan

sebagainya, sedangkan bintang-bintang secara ekosistem memberi

manfaat dalam kehidupan manusia, tumbuh-tumbuhan, dan hewan-

hewan itu sendiri.

Dari berbagai fasilitas yang ada dari isi alam semesta itu

semua, menurut ajaran “Kenal Gesang” sangat erat hubunganya.

Karena keduanya saling memberikan keuntungan. Alam tanpa

manusia bagaikan malam tanpa siang, sebaliknya manusia tanpa

alam bagaikan ikan tanpa air.

4) Alam Ghoib

Menurut ajaran “Kenal Gesang”, dijelaskan bahwa

disamping alam nyata terdapat pula alam ghoib. Alam ghoib

merupakan alam yang kasat mata tidak bisa disaksikan oleh mata

telanjang. Menurut ajaran tersebut, alam ghoib itu diyakini sebagai

tempat-tempat makhluk-maklum halus, jin, syaitan, dan lain-lain.

Sedangkan alam baka diyakini sebagai alam kelanggengan (abadi).

Alam kelanggengan ini merupakan tempat manusia setelah mati.

Manusia yang dapat masuk ke dalam kelanggengan ini, adalah

manusia mati sebagaimana mestinya atau layaknya manusia.

Menurut para sesepuh menyakini juga bahwa, makhluk

yang eksistensinya di alam ghoib, mustahil dapat disaksikan oleh

Page 23: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

67

mata. Apabila seseorang itu bisa menyaksikan alam ghoib itu

hanya sebagai khayalan (takhayul) belaka.

c. Ajaran tentang Manusia

Menurut ajaran “Kenal Gesang”, ajaran tentang manusia ini

meliputi ; asal-usul manusia, struktur manusia, dan sifat manusia.

1) Asal-usul Manusia

Menurut ajaran ini, manusia kali pertama yang diciptakan

oleh Tuhan adalah “Adam” dan “Hawa”. Sedangkan proses

terjadinya manusia menurut ajaran ini sebagaimana telah dijelaskan

oleh sesepuh Paguyuban.

Pada dasarnya pertama manusia diciptakan melalui Tuhan

dari benih atau “air cinta kasih orang tua” yang berada dalam

wadag (tempat) badan kandungan ibu. Kemudian “air cinta kasih

orang tua” ini di dalam kandungan berkembang menjadi segumpal

daging yang selanjutnya akan berkembang menjadi janin. Pada saat

berbentuk janin inilah tertancaplah “ruh”, “ruh suci” atau pun

disebutjuga sinar Tuhan (Nur Ilahi) yang memasuki sang janin

yang disebut sukmo (nyawa) dan akhirnya menjadi seorang bayi

yang lahir dari rahim ibunya.

2) Struktur Manusia

Sebagaimana ajaran tentang penciptaan manusia telah

dikemukakan bahwa manusia berasal dari Tuhan. Inti manusia

dalam ajaran ini dibagi menjadi dua unsur yaitu jiwa dan raga

/“jasmani” dan “ruhani” (ruh, sukma, hidup, jiwa, gesang) atau

sering disebut material dan spiritual. Menurut keyakinan para

kadang Noormanto atau “Kenal Gesang”, manusia secara material

berasal dari anasir (unsur) tanah, angin, air, dan api. Hal ini

didasari dengan keyataan manusia secara jasmani, dengan susunan

tubuh manusia terdiri dari ; wulu (bulu), kulit, otot, rah (darah),

Page 24: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

68

daging, balung, (tulang), dan sumsum.20 Dari ketujuh unsur yang

berada pada tubuh manusia itu tidak dapat dipisahkan satu dengan

yang lain. Unsur material pada diri manusia adalah badan kasar

atau wadag yang bisa dilihat oleh mata telanjang dan sifat

sementara dapat dirasakan serta merasakan secara nyata.

Menurut ajaran ini badan wadag manusia dilengkapi

dengan panca indra. Panca indra ini menyertai manusia hidup,

untuk dapat merasakan dan menambah keyakinan atau percaya diri

terhadap keagungan Tuhan. Menurut keyakinan kadang

Noormanto, manusia selain terdiri dari unsur material juga dari

unsur spiritual. Yang dimaksud unsur spiritual dalam ajaran ini

adalah roh, sukma, hidup, jiwa, dan gesang, yang keberadaannya

tidak dapat disaksikan oleh mata telanjang, akan tetapi dapat

dirasakan. Unsur spiritual ini berfungsi untuk menghidupkan unsur

material, sehingga dengan kesatuan unsur material dan spiritual,

maka terdapatlah manusia hidup. Diantara keduanya tidak bisa

dipisahkan, jika terpisah maka berakhirlah manusia hidup.

Menurut ajaran ini, unsur spiritual yang ada pada diri

manusia, berasal dari “Nur Ilahi” (sinar Tuhan) dan keadaannya

sehakekat dengan Tuhan. Dan sebagai isi “ruhani” dalam ajaran ini

terdiri dari ; pangucap (pengucapan), pangroso (perasaan),

panggondho (penciuman), pandhulu (penglihatan), dan pangrungu

(pendengaran). Isi atau Inti manusia ini terbungkus badan wadag

sebagai “pakainnya”, lengkap dengan segala pirantinya (alat-alat

indera).21 Nur Ilahi itu terdapat dalam diri manusia pada saat masih

dalam kandungan berupa janin. Hal ini terjadi karena Tuhan Maha

20 Dokumen Yayasan, op.cit., hlm. 6 21 Drs. H. Ridin Sofwan, Menguak Seluk Beluk Aliran Kebatinan ; Kepercayaan

Terhadap Tuhan Yang Maha Esa, CV. Aneka Ilmu, Semarang, 1999, hlm. 76

Page 25: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

69

Pencipta dan Maha Hidup, maka sebelum manusia terbentuk di

dalam kandungan dan lahir, maka masuklah Nur Ilahi.

Dalam ajaran ini Nur ini disebut “ruh bersama” yang

berkembang di dalam kandunga ibu, memberikan wujud

kehidupan. Di dalam kenyataan manusia “urip” (hidup) menurut

ajaran “Kenal Gesang” ini, bahwa di dalam unsur spiritual dikenal

pula adanya “sedulur papat limo pancer”.22 Sebagai Pengertian

sedulur papat limo pancer dan hubungan antara unsur spiritual dan

unsur material ini sangat erat sekali.

Sedulur papat limo pancer dalam ajaran ini diyakini

keberadaannya. Sedulur papat limo pancer itu adalah ke empat

hawa nafsu manusia yang sama ingin menguasai “urip” (hidup)

manusia itu sendiri. Hidup ruhani kita memiliki sedulur papat limo

pancer, yang terdiri dari ;

a. Keinginan menuju ke arah kebaikan

b. Keinginan makan dan minum.

c. Keinginan keduniawian.

d. Keinginan marah

Keempat keinginan itulah yang disebut sedulur papat.

Sedangkan pancer yaitu “urip”-nya (hidupnya) sendiri. Menurut

ajaran ini, manusia itu sangat perlu mengenal hidupnya, karena

dengan mengenal hidup, keinginan ke arah kebaikan agar selalu

memimpin dalam tubuh kita setiap saat secara terus menerus secara

kesinambungan.

Menurut keyakinan ajaran “Kenal Gesang” ini, bahwa

manusia juga memiliki saudara tua dan saudara muda yang setia

menjaga raga atau momong rogo. Kedua saudara tersebut bersifat

22 Dokumen Pribadi Keping CD, disampaikan pada tanggal 8 Agustus 2005 dalam acara

ulang tahun PKPN. Penjelasan inipun disampaikan setiap pertemuan dengan para kadang atau warga agar selalu mengingat akan adanya musuh dalam diri manusia yaitu sedulur papat.

Page 26: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

70

halus dan mereka menyebutnya dengan “kakang kawah adi ari-

ari”.

Selanjutnya, unsur material dan spiritual dalam diri

manusia menurut ajaran ini jelas memiliki hubungan yang sangat

erat sekali. Karena manusia unsur tersebut merupakan sarana untuk

dapat mencapai tujuan hidup yang sempurna, sehingga manusia itu

harus dapat menjaga keseimbangan di dalam hubungan antara

kedua unsur tersebut.

3) Sifat Manusia

Menurut ajaran “Kenal Gesang”, pada dasarnya manusia

memiliki sifat dasar yang berbeda-beda. Adapun yang mendasari

sifat dasar yang berbeda itu adalah karena adanya karakter manusia

yang telah dipengaruhi oleh sedulur papat yang ada pada hidup

manusia. Menurut ajaran ini, bahwa keempat sifat manusia yang

berbeda-beda itu tidak terbawa sejak lahir, melainkan karena

aktifitas manusia pada lingkungannya. Sebab pada dasarnya

manusia yang terlahir di dunia ini adalah “suci” tanpa tergores dan

tercampuri dosa apapun.

Setelah bayi itu lahir di dunia bahkan tumbuh dan

berkembang barulah sifat-sifat muncul dan menyertainya. Sehingga

mengakibatkan sifat-sifat manusia yang berbeda itu akan

dipengaruhi oleh keinginan-keinginan manusia yang dimotori oleh

nafsu yang ada dalam diri manusia. Keempat nafsu tersebut, yakni

;

a) Nafsu Mutmainnah, sumber segala yang menuju ke arah

kebaikan dan sumber semangat mencari Allah SWT.

b) Nafsu Sufiyah, mendorong manusia terhadap keinginan-

keinginan keduniawian.

c) Nafsu Aluamah, mendorong manusia untuk memenuhi

keinginan-keinginan makan dan minum.

Page 27: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

71

d) Nafsu Amarah, yang medorong manusia memenuhi keinginan

marah. Manusia yang dikendalikan oleh sifat ini cenderung

atau akan cepat sekali marah, emosi, dan brangasan. Nafsu ini

dilambangkan dengan warna “merah”.

Keempat nafsu tersebut saling berusaha mempengaruhi

hidup manusia. Apabila salah satu nafsu menguasai manusia secara

kuat, maka akan terjadi ketidakseimbangan dalam hidup. Ketika

manusia itu tidak seimbang hidupnya, maka mengakibatkan prilaku

manusia tersebut akan menimbulkan pengaruh terhadap dirinya

maupun orang lain.

Menurut ajaran ini, agar nafsu-nafsu terkendali, manusia

harus melakukan latihan untuk mengenal “urip”-nya (hidupnya)

sendiri.

Manusia dapat mengevaluasi hidupnya baik atau tidak,

tergantung bagaimana manusia itu mengendalikan sifat-sifatnya.

Karena pada dasarnya nafsu itu semua baik, tapi juga sebaliknya

bisa jadi nafsu itu semua jelek. Oleh karena itu, pengendaliannya

hanya dapat dilakukan setelah kita memahami “hidup diri

pribadinya”.

Menurut ajaran Noormanto untuk mengendalikan diri dan

mengenal hidup, hati nurani manusia memiliki peran yang sangat

penting, karena dengan menggunakan hati nurani, maka manusia

akan terkontrol prilaku hidupnya.

Dengan melalui aktifnya hati nurani dalam diri manusia,

maka hal tersebut akan dapat mencegah nafsu yang kerjanya

berlebihan, sehingga akan tercapailah hidup dalam diri manusia

tersebut yang seimbang dan terkendali.

Sifat manusia itu terbatas berbeda halnya dengan eksistensi

Tuhan, Dia memiliki sifat-sifat sempurna dan apriori. Manusia

Page 28: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

72

untuk dapat mendekati sifat-sifat Tuhan, harus melalui cara-cara,

menjalani perintahnya dan mencontoh apa yang dimiliki oleh sifat-

sifat Tuhan, seperti halnya terdapat pada 99 (sembilan puluh

sembilan) sifat Tuhan yakni “asmaul khusna” (nama-nama baik

bagi Allah SWT).23

d. Ajaran tentang Kehidupan di Dunia dan Kehidupan setelah Mati

1) Ajaran tentang Kehidupan di Dunia

Ajaran ini menegaskan bahwa, manusia hidup di dunia itu

bertujuan untuk mencapai kesempurnaan, untuk mencapai

keseimbangan antara jasmani dan ruhani. Untuk mencapai hal

tersebut, maka manusia harus mengerjakan suatu aktifitas dengan

hati senang dan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.

Oleh karena itu, di dalam melaksanakan kehidupan sehari-

hari manusia dituntut agar selalu eling (ingat) serta mengendalikan

nafsu yang ada pada dirinya. Untuk menuju dan mencapai tingkat

spiritual warga Noormanto menganjurkan agar supaya selalu

mengamalkan ajaran paguyuban. Pengamalan itu dilakukan baik

terhadap Tuhan Yang Maha Esa maupun kepada sesama

masyarakat, alam semesta.

Menurut kadang-kadang sesepuh Paguyuban Noormanto

menyadari bahwa, semua yang ada di alam semesta ini merupakan

milik sekaligus ciptaan Tuhan. Oleh karena itu, wajib bagi manusia

untuk menjaga dan melestarikan hidupnya.

2) Ajaran tentang setelah Kematian

a. Kematian Manusia

Ajaran ini meyakini bahwa, manusia setelah melewati

kematian di dunia dan selanjutnya akan mengalami kehidupan

23 Bisa dilihat pada Sulaiman al-Kumayi, 99 Kecerdasan, buku I dan buku II.

Page 29: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

73

di alam lain. Setiap manusia akan mengalami kematian, lebih

lanjut ditegaskan bahwa, kematian manusia di dunia ini

merupakam awal kehidupan abadi. Bersamaan dengan hal

tersebut di atas, mati dibedakan ke dalam tiga jenis ;

(1) Mati wajar

(2) Mati sempurna

(3) Mati sengsara.

Mati sengsara mengandung pengertian bahwa,

kematian manusia yang bukan kehendak Tuhan, melainkan

matinya disengaja oleh manusia itu sendiri, misal bunuh diri,

kecelakaan, dan lain-lain.

b. Kehidupan setelah Mati

Dalam ajaran ini meyakini bahwa, setelah manusia itu

mati selanjutnya akan ada kehidupan kembali. Dan kehidupan

baru ini sangat ditentukan oleh buah budi atau perbuatan-

perbuatan yang dilakukan apakah sesuai dengan “dawuh”

(tutur kata) dari Tuhan Yang Maha Esa yang tertuang dalam

ajaran atau sejauh mana manusia itu mengenali “urip”-nya

(hidupnya) sendiri yang berada di dalam dirinya. Itulah yang

akan menentukan tempat kehidupan setelah manusia mati.

Menurut ajarannya, manusia setelah mati akan

meninggalkan kehidupan duniawi. Tubuh manusia yang

merupakan usur-unsur material dari yang berupa angin, bumi,

air, dan api akan kembali ke asalnya yaitu tanah. Sedangkan

unsur spiritual manusia sebagai tempat kemabali adalah alam

kelanggengan, dengan mempertanggung jawabkan amal

perbuatan semasa hidup di dunia. Dalam kelanggengan ini

manusia akan menjalani hidup yang abadi.

Page 30: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

74

e. Ajaran tentang Budi Luhur

Dalam masalah “Budi Luhur”, Paguyuban Noormanto

megajarkan ajaran budi luhur dapat dilihat dalam beberapa hal yakni ;

tujuan hidup manusia, tugas dan kewajiban manusia, pengalaman

ajaran dalam kehidupan.

1) Tujuan Hidup Manusia

Wajib sekali bagi para kadang “Kenal Gesang” memahami

tentang apa tujuan hidup manusia. Disadari bahwa “urip” adalah

suatu anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Dalam hal ini warga

“Kenal Gesang” berkaitan dengan tujuan hidup manusia

ditunjukkan dengan beberapa tujuan yaitu ;

a. Melaksanakan amanat Tuhan yaitu mempunyai keturunan

Sebagai makhluk Tuhan yang bersifat genetik, dalam

ajaran “Kenal Gesang” menganjurkan agar para kadang untuk

menikah. Dengan diadakannya pernikahan, maka keturunan

manusia akan tetap terjaga. Dalam rangka melaksnakan

amanat Tuhan, secara otomatis mereka telah melestarikan

kehidupan di alam ini.

Disamping tujuan mendapatkan keturunan ini, secara

tidak langsung tradisi-tradisi ajaran leluluhur yang telah

membawa mereka dalam kehidupan yang seimbang dan

sempurna akan tetap berkembang. Sebagai ajaran yang bersifat

spritual, ajaran “Kenal Gesang” memberikan bimbingan luhur

terhadap keturunan-keturunan mereka yang akan tumbuh

menjadi generasi penerus yang akan datang.

b. Menjalankan apa yang diperintahkan dan apa yang dilarang

berkaitan dengan kehidupan di alam kelanggengan kelak

Page 31: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

75

Menurut ajaran ini, bahwa tujuan hidup manusia di

dunia, sangat erat kaitannya dengan tujuan hidup di alam

semesta atau dunia ini. Sebab kehidupan di alam langgeng

nanti sangat ditentukan oleh kehidupan di dunia. Oleh karena

itu, tujuan hidup manusia di dunia adalah untuk mencapai

keseimbangan antara kepentingan jasmani dan ruhani.

Disamping itu manusia bertujuan untuk dapat mencapai

kesempurnaan, agar dapat hidup di alam kelanggengan.

Menurut ajaran ini, yang dimaksud kesempurnaan

hidup di dunia yaitu apabila manusia mampu mengendalikan

hawa nafsu dan bisa menggunakan hati nurani yang ada pada

dirinya serta mencontoh sifat-sifat Tuhan sebagai landasan

prilaku kehidupan sehari hari.

2) Tugas dan Kewajiban Manusia

Ajaran ini menegaskan bahwa tugas dan kewajiban

manusia meliputi ; tugas dan kewajiban terhadap Tuhan Yang

Maha Esa, tugas dan kewajiban terhadap diri sendiri, tugas dan

kewajiban manusia terhadap sesama.

a. Tugas dan Kewajiban Manusia terhadap Tuhan Yang Maha

Esa

Seperti halnya yang sudah diterangkan dalam item

tujuan hidup manusia, dalam ajaran ini tugas dan kewajiban

manusia terhadap Tuhan Yang Maha Esa yaitu ;

(1) Meneruskan keturunan

Manusia berkewajiban meneruskan keturunan,

karena manusia adalah ciptaan Tuhan dan secara

kodratnya manusia akan berkembang dan lahir, tumbuh

berkembang dewasa akhirnya berumah tangga dan

memberikan keturunan.

Page 32: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

76

(2) Kewajiban untuk manembah

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan manusia

diwajibkan untuk menyembah kepada Tuhannya.

Mengingat hal tersebut, Tuhan adalah sumber dari segala

kehidupan. Sebagai sang pencipta manusia, maka wajiblah

ia untuk manembah sebagai tanda ketaatan kepada-Nya.

(3) Mencontoh dan melaksanakan sifat-sifat Tuhan serta

meyakini segala larangan-Nya

Melalui kewajiban-kewajiban tersebut di atas

dalam item ketiga ini kadang “Kenal Gesang” diharapkan

untuk dapat menghayati guna mencapai kesempurnaan

hidup. Seperti halnya mereka harus menjalankan sifat-sifat

Tuhan yang akan membawa hidup mereka dalam tatanan

yang lebih tinggi.

Manusia dianjurkan untuk bersifat adil terhadap

sesama, belas kasihan. Mengingat akan hal itu sangat

urgen sebagai dasar dari sebuah prilaku yang terpuji, maka

manusia diwajibkan untuk mencontoh dan menjalankan

sifat-sifat Tuhan tersebut.

Di dalam kehidupan warga Paguyuban “Kenal

Gesang” selalu diajarkan untuk manembah kepada Tuhan.

Di dalam praktek sehari-hari seperti menekung, eling,

percaya serta mituhu. Mengingat manusia itu sebagai

makhluk ciptaan-Nya, sudah selayaknya manusia harus

menyembah, tunduk ingat, dan percaya tanpa adanya rasa

skeptis terhadap-Nya.

Dalam manembah kepada Tuhan, manusia dituntut

untuk dapat hening dan meneng. Pada saat manusia

menghadap Tuhan diharapkan harus dalam keadaan bersih

Page 33: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

77

dari pengaruh duniawi yang berupa akal pikiran,

keinginan, kekecewaan, gundah, dan sebagainya, yang

sifatnya kebutuhan duniawi. Karena menghadap pada

Tuhan, artinya manusia itu manembah kepada Yang Maha

Suci, maka kita harus lepas dari kebutuhan-kebutuhan

tersebut.

Sebagai ajaran yang berkeyakinan kepada Tuhan

Yang Maha Esa, dalam ajaran “Kenal Gesang” ini

memiliki beberapa wewarah yang harus dilakukan oleh

para kadang-kadang sebagai konsep manembah kepada

Tuhan dan wewarah ini wajib dijadikan pegangan baginya.

Wewarah-wewarah tersebut antara lain ;24

a) Wajib sembahyang sehari semalam paling sedikit ½

jam.

b) Harus berbakti kepada bapak, ibu, mertua, penuntun,

perantara, yang nuntun pengertian serta nusa dan

bangsa.

c) Tidak boleh menyakiti orang lain, melainkan untuk

menyenangkan hati orang lain.

d) Tidak dengki, meri, jahil, menakil, panas hati dan iri

hati.

e) Wani ngalah tembung seklimah dengan siapapun.

f) Budi luhur, jiwa besar, sopan santun dengan siapapun.

g) Belajar menjadi sifat bumi.

h) Belajar menjalankan sifat-sifat Tuhan.

i) Sepi ing pamrih rame ing gawe mamayu-hayuning

bawana. 25

24 Buku Inventarisasi Paguyuban, op.cit., hlm. 9 25 Sepi ing pamrih rame ing gawe, Yakni suatu pemahaman yang diperoleh dari

kesadaran atas kesatuan manusia dengan rasa kosmis atau dengan alam kodrat sebagai akibat tapa dan semadi, dan karenanya manusia tidak mencari untung kecil untuk dirinya sendiri, melainkan

Page 34: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

78

j) Senang beramal kepada sesama.

b. Tugas dan Kewajiban manusia terhadap Alam

Dalam ajaran ini, sesuai dengan statusnya, manusia

hendaknya pasrah pejah gesang dhumateng ingkang Moho

Kuwaos. Artinya berserah diri mati dan hidupnya kepada

Tuhan Yang Maha Kuasa. Hal ini dimaksudkan agar manusia

ingat pada Tuhan, bahwa Tuhan Sang Pencipta alam semesta

serta isinya.

Ajaran ini menjelaskan bahwa, alam ciptaan Tuhan

Yang Maha Esa ini hanya diperuntukkan manusia, sebagai

pelengkap serta fasilitas dalam kelangsungan hidup sehari-

hari. Oleh karena itu sebagai rasa syukur dan berterima kasih

kepada Tuhan Yang Maha Esa perlu memanfaatkan fasilitas

alam semesta ini dengan sebaik-baiknya serta wajib untuk

menjaga dan melestarikannya agar tidak cepat rusak.

Sangat disadari dalam paguyuban ini, bahwa alam

semesta ini diciptakan dan diberikan untuk memenuhi

kebutuhan manusia, beserta keturunannya. Baik itu kekayaan

alam yang ada di laut, bahkan di udara perlu dijaga

keberadaannya.

c. Tugas dan Kewajiban Manusia terhadap diri sendiri

Menurut ajaran ini tugas dan kewajiban manusia

terhadap diri sendiri meliputi ;

1) Harus manembah pada Tuhan

Sebagai citpaan yang sempurna, manusia wajib

untuk manembah kepada Tuhan. Mengingat akan dua untuk meningkatkan mutu hidup seluruhnya, sedangkan memayu-hayuning bawana, maksud dari kalimat tersebut membawa pengertian bahwa bawana (alam) hendaklah dihadapi sedemikian rupa sehingga menjadikan selama sejahtera bagi penghuninya, yakni manusia dan makhluk-makhluk lainnya. Lihat Drs. H. Ridin Sofwan, op.cit., hlm. 65-66

Page 35: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

79

dimensi jasmani dan ruhani yang berada dalam diri

manusia. Sebagai salah satu cintanya manusia terhadap diri

sendiri manusia memiliki kewajiban untuk memberikan

menu terhadap keduanya.

Mengingat jasmani sifatnya material dan tampak,

maka menu yang paling utama adalah olah raga, cukup

dalam memenuhi kebutuhan perut (tidak boleh berlebihan)

dan lain-lain agar kesehatan tetap terjaga. Dengan sehatnya

badan manusia, maka manusia itu akan tetap semangat

untuk menjalankan aktifitas kehidupan.

Sedangkan ruhani merupakan sifat halus yang

sangat dekat dengan Tuhan, maka menu yang cocok untuk

ruhani adalah eling (dzikir), manembah (sembahyang),

dan lain-lain. Sehingga bisa menyelamatkan hidupnya di

kasunyatan dan alam setelah mati.

2) Harus eling lan percoyo marang Tuhan

Maksudnya disini, adalah manusia harus selalu

ingat dan percaya bahwa kekuasaan Tuhan di atas

segalanya dan kita sebagai makhluk ciptaan-Nya pasti

akan kembali kepada-Nya. Maka sikap eling percoyo

merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi

untuk lebih dekat dengan Tuhan.

3) Sepi ing pamrih rame ing gawe

Menurut ajaran ini, manusia hidup itu tidak sendiri,

melainkan bermasyarakat. Dalam bemasyarakat manusia

harus saling menjalin keharmonisan, serta mejaga

kelestarian dan kebersamaan dalam gotongo-royong

sebagia dasar kerukunan hidup. Sepi ing pamrih rame ing

gawe merupakan salah satunya dari ajaran ini, dengan

Page 36: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

80

ditegakkannya kerukunan maka terciptalah masyarakat

yang harmonis.

d. Tugas dan Kewajiban Manusia terhadap Sesama

Paguyuban Noormanto mengajarkan, bahwa selain

tugas-tugas yang terdapat pada item sebelumnya, ajaran ini

juga mengajarkan kepada manusia tentang tugas dan

kewajiban terhadap sesama. Hal ini meliputi tugas dan

kewajiban terhadap keluarga, masyarakat, dan terhadap bangsa

dan negara.

1) Tugas dan kewajiban terhadap keluarga

Menurut ajaran ini, keluarga terdiri dari beberapa

anggota keluarga yakni ; orang tua, anak, saudara,

menantu, mertua, dan sebagainya. Dalm kehidupan sehari-

hari masing-masing anggota keluarga mempunyai

kewajiban-kewajiban sebagai berikut ;

a) Seorang anak wajib menghormati orang tua dan

berlaku sopan terhadap orang tua, saudara dan seisi

rumah, termasuk orang lain. Karena orang tualah yang

melindungi dan mendidik anak.

b) Orang tua berkewajiban mendidik, memelihara,

mengajarkan budi pekerti luhur. Agar supaya anak

dapat hidup dan begaul di tengah masyarakat dengan

layak.

c) Saudara tua wajib menghormati dan memberi

pengarahan kepada saudara yang lebih muda.

d) Seorang menantu wajib menghormati, menghargai,

sopan dan tidak boleh berani terhadap mertua.

e) Seorang mertua terhadap menantu, wajib memberikan

wawasan yang luas dan berlaku adil.

Page 37: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

81

f) Saudara muda wajib menghormati kepada saudara itu,

dan tidak boleh berani.

2) Tugas dan kewajiban terhadap masyarakat

Menurut ajaran Paguyuban ini, di dalam kehidupan

bermasyarakat, manusia mepunyai kewajiban yang harus

dilakukan yaitu ; membina kerukunan, saling tolong-

menolong saling menghormati, ikut menciptakan

ketentraman.

Untuk mewujudkan kerukunan, ketentraman

tersebut Paguyuban Noormanto mewajibkan warganya

untuk saling asah, asuh, dan asih. Hal ini erat sekali

hubungannya guna mewujudkan pergaulan dalam

masyarakat yang saling menghormat, di antara satu dengan

lainnya. Selain itu melalu saling asah, asuh dan asih ini

dapat menambah wawasan lebih luas.

Dalam ajarannya dijelaskan bahwa di dalam

kehidupan bermasyarakat para kadang dianjurkan agar

supaya kalau kita ingin melatih diri kita, untuk menjadi

sempurna, maka janganlah kita memiliki harapan imbalan-

imbalan apabila kita melakukan perbuatan menolong orang

lain, bahkan dalam mengerjakan sesuatu kerjakanlah

dengan hati senang, ikhlas tanpa mengharapkan imbalan.

Dijelaskan lebih lanjut, gotong-royong antar warga

masyarakat sangat perlu, karena dengan gotong-royong

bisa memperingan sebuah aktifitas dalam masyarakat.

Misalnya mendirikan rumah, mendidikan gedung sekolah,

mendirikan balai desa, dan lain sebagainya.

Dari penjelasan di atas pada intinya warga

Paguyuban dalam melaksanakan tugas, setiap warga

Page 38: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

82

dituntut untuk mengutamakan sikap sepi ing pamrih rame

ing gawe. Begitu juga dengan menyelesaikan tugas dan

persoalan, setiap warga agar memiliki sikap asah, asih dan

asuh.

Ajaran ini menerangkan bahwa dalam diri manusia

terdapat sifat-sifat yang kurang baik, yang sering

mempengaruhi seseorang. Watak-watak tersebut antara

lain ;

a) Watak angkara murka, watak inilah yang akan

menimbulkan pertengkararan. Karena segala sesuatu

ingin dikuasai dan dimiliki.

b) Sifat dengki, dengan sifat dengki ini manusia akan

dapat menimbulkan kebencian terhadap sesama.

c) Sifat sombong atau angkuh, dengan watak ini manusia

akan tampak sangat menjauh dari semua orang-orang

yang dilihatnya rendah dan tak penting dihadapannya.

Dirinya merasa lebih memiliki status yang lebih tinggi

dihadapan semua orang.

3) Tugas dan kewajiban terhadap bangsa dan negara

Alam semesta yang telah dihamparkan semua ini

adalah milik Tuhan tanpa terkecuali. Oleh karena itu, agar

manusia dicintai Tuhan maka manusia harus mencintai pula

apa yang dimiliki-Nya. Artinya kita harus mencintai,

memelihara dan menjaga kelestarian, serta keselamatan.

Hal ini dapat dilakukan dengan mencintai diri sendiri,

mencintai keluaga, mencintai masyarakat, bangsa dan

negara, sampai meningkat pada cinta terhadap dunia.

Berlandaskan hal tersebut di atas setiap warga

Noormanto berkewajiban untuk mewujudkan tata, tentram,

kerto rahardjo. Hal ini diawali dengan pembinaan budi

Page 39: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

83

pekerti dalam upaya membentuk kepribadian manusia

seutuhnya yang dipimpin oleh guru pribadinya. Melalui

pembinaan keluaga, dimaksudkan dapat mewujudkan

keluarga yang sejahtera., harmonis sehingga ikut

mewujudkan keluarga, masyarakat yang tentram sehingga,

alam ikut tentaram bisa seluruh keluarga dan masyarakat

tentram.

Ajaran ini menuturkan bahwa pada prinsipnya ajran

neng dan ning ini ikut mewujudkan tata titi, tentram tata

rahardjo. Maka dengan sendirinya manusia akan tumbuh

prinsip atau pakarti ; “sepi ing pamrih rame ing gawe”. Dan

hal tersebut akan melahirkan dampak ; hayuning diri

(keselamatan diri sendiri), hayuning keluarga (keselamatan

keluarga), hayuning bebrayan (keselamatan masyarakat),

hayuning negoro (keselamatan negara), dan hayuning jagad

raya (selamat dan indahnya negara).

Oleh karena ini, warga Paguyuban ini, sebagai waga

negara bersedia membela kelestaria negara, karena negara

Indonesia ini menjadi bagian dari ciptaan Tuhan.

Dijelaskan pula bahwa wujud dan tujuan

pengalaman ajaran ini adalah untuk menjadikan keluarga

yang harmonis dan sejatera. Menurut ajaran paguyuban

noormanto, berbakti kepada orang tua atau yang dituakan,

ini terwujud dalam melaksanakan peraturan bagi semua

kadang yang mengenal hidup yakni ;

a) Tidak berani dengan orang tua, meskipun dalam

keadaan benar, walau dicaci maki oleh oleh orang tua

agar tetap berkata “mohon maaf dan mohon restu”,

sebab ayah dan ibu adalah sebagai perantara hidup di

dunia. Menurut ajaran ini mejelaskan bahwa ayah dan

Page 40: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

84

ibu mertua statusnya sama dengan ayah ibu sendiri.

Mertualah yang telah memelihara, membiayai sang

istri/suami sampai dewasa. Oleh karena itu sikap kita

terhadap mertua harus sama pula sebagaimana kita

santun terhadap orang tua sendiri.

b) Dengan orang yang telah mengenalkan hidup kita, kita

harus berbakti kepadanya.

Dalam ajaran ini terdapat ajaran tentang

pengamalan di bidang sosial masyarakat, melakukan

teposliro, saling menghargai, berusaha memahami

pendapat orang lain, gotong royong dan tolong menolong

maksud dan tujuan di dalam mengamalkan ajaran budi

luhur tersebut adalah untuk menjalin kerukunan di dalam

kehidupan bermasyarakat.

Dijelaskan bahwa pengamalan budi luhur yang

diajarkan oleh Paguyuban Noormanto, bahwa manusia

harus mengingat dunia dan seisinya adalah milik Tuhan.

Bertitik tolak dari keyakinan tersebut maka diajarkan pula

agar manusia dicintai Tuhan, maka manusia itu harus

mencintai apa yang telah dimiliki oleh Tuhan.

Menurut ajarannya, penghayatan mencintai miliki

Tuhan dapat diawali dari mencintai masyarakat, mencintai

bangsa dan negara, bahkan mencintai dunia.

Berdasarkan ajaran dan keyakinan terbsebut, maka

secara tidak langsung warga Paguyuban Noormanto telah

berpartisipasi dalam usaha menanamkan dan

menumbuhkan rasa cinta terhadap tanah air, bangsa dan

negara.

Page 41: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

85

Dalam pelaksanaan pengamalan dan penghayatan

di paguyuban ini tidak ada sesanti-sesanti khusus, seperti

dijelaskan di atas bahwa pengamalan ajaran dan perilaku

yang berdasar pada ajaran budi luhur ini menjadi

kewajiban setiap warga atau kadang Paguyuban.

Hal ini untuk dilaksanakan atau diamalkan dalam

kehidupan masyarakat sehari-hari dan ikut serta dalam

pembentukan kepribadian masyarakat/bangsa. Pengamalan

ajaran budi luhur ini wajib dilakukan oleh setiap warga

maupun anggota pengurus tanpa terkecuali.

3. Prilaku Spiritual dalam Ajaran Kenal Gesang Paguyuban Noormanto

a. Penghayatan Kepada Tuhan Yang Maha Esa

Dalam ajaran Paguyuban Noormanto atau “Kenal Gesang”, di

dalam penghayatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, disajikan dalam

beberapa hal yakni ;

1) Nama penghayatan

Sesuai dengan ajarannya Penghayat Kepercayaan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa, warga Noormanto wajib melakukan

hubungan langsung dengan Tuhan melalui laku manembah, seperti

;

(a) Mengenal hidupnya, sebab hidup itu percikan “Nur Ilahi” (Nur

Allah), karena Dia adalah sebagai Tuhan Yang Maha Hidup.

(b) Manembah minimal ½ dalam sehari satu malam dengan

bahasa ruhani, manembah semacam ini dalam ajaran “Kenal

Gesang” disebut sembahyang.

Dalam pelaksanaan penghayatan atau manembah dalam

ajaran ini tidak terikat oleh kelompok atau pun perorangan, karena

Page 42: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

86

manembah menurut ajaran ini dapat dilakukan bersama atau

sendiri.

Dalam pelaksanaan penghayatan dapat ditingkatkan sesuai

dengan tingkat kemampuan dan keyakinan yakni ;

(a) Bagi orang yang pertama kali, perlu dibuka dulu oleh sesepuh

melalui selamatan. Menurutnya selamatan dianut sebagai

naluri nenek moyang pada jaman Majapahit.26 Pada tingkat

awal atau kali pertama mengenal hidup, yaitu perkenalan

antara badan kasar rogo, dengan sukma. Pada tingkat ini

pengikut dapat tuntunan dasar hidup 1%-10%.

(b) Tingkat ke 2 ini dapat tuntunan dasar hidup 10%-25%.

(c) Tingkat ke 3 ini dapat tuntunan dasar hidup 25%-40%.

(d) Tingkat ke 4 ini dapat tuntunan dasar hidup 40%-50%.

(e) Tingkat ke 5 ini dapat tuntunan dasar hidup 50%-70%.

(f) Tingkat ke 6 ini dapat tuntunan dasar hidup 70%-85%.

(g) Tingkat ke 7 ini dapat tuntunan dasar hidup 85%-100%.

Pada tingkatan atau tataran ke 7, manusia baru bisa

mendapatkan Guru Pribadi yang asli.

Menurut ajaran ini, setelah seorang pengikut sampai

tataran terakhir jangan sampai lupa pada tuntunan selanjutnya.

Karena tujuan mengenal hidup adalah untuk menyeimbangkan

hidup kita, oleh karena itu dalam menjalankan ajaran ini kita harus

bisa menyeimbangkan antara Akal 50% dan Guru Sejati 50%.

Dengan tuntunan Guru Sejati inilah menolong untuk mencapai

hidup di tingkat sempurna.

2) Waktu dan tempat

Berdasarkan ajaran Paguyuban Noormanto, di dalam

melakukan penghayatan setiap warga atau kadang paguyuban

26 Buku Inventarisasi Paguyuban, op.cit., hlm. 8

Page 43: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

87

dapat melakukannya setiap saat, bahkan waktunyapun tidsak

ditentukan malam, sore, atau pun siang. Pelaksanaan penghayatan

sangat tergantung pada pelaku itu sendiri. Pada dasarnya

penghayatan kepada Tuhan Yang Maha Esa, dapat dilakukan

kapan saja, setiap saat atau sewaktu-waktu, tetapi pelaksanaan

diwajibkan ½ jam dalam sehari semalam setiap harinya. Bagi

warga Paguyuban Noormanto, yang melaksanakan penghayatan

tidak dibatasi dengan pantangan-pantangan di saat tertentu (misal

pada saat wanita datang bulan dan sebagainya). Yang paling urgen

dalam manembah kepada Tuhan Yang Maha Esa diawali dengan

pengenadalian diri melalui pengenalan hidup terlebih dulu,

sehingga terpisah dari kepentingan duniawi.

Dalam ajaran ini mengajarkan bahwa pelaksanaan

penghayatan secara bebas tidak terikat disalah satu tempat, namun

penghayatan dapat dilakukan dimana saja. Maksudnya bebas

disini, asal tempat itu bersih dan layak untuk dijadikan tempat

penghayatan. Misalnya di luar rumah, di dalam rumah, di dalam

kamar dan tergantung situasi dan kondisi yang memungkinkan.

3) Arah dan sikap

Dalam melaksanakan penghayatan Tuhan Yang Maha Esa

tidak ditentukan ke mana arahnya. Penghayatan dapat

dilaksanakan ke segala arah. Demikian juga di dalam

melaksanakan penghayatan tidak ditentukan sikap manembah,

tetapi dapat dilakukan secara bebas. Karena Tuhan adalah Maha

Pengasih dan Maha Pengampun. Berdasarkan alasan, bahwa

Tuhan pada dasarnya berada di antara kita, oleh sebab itu dalam

ajaran ini tidak ada ketentuan manusia bersikap secara tertentu di

dalam manembah.

Page 44: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

88

4) Do’a

Dalam melakukan manembah, menurut ajaran ini, di dalam

berhubungan dengan Tuhan, mereka menggunakan bahsa ruh yang

keluar dari hati yang terdalam, yang kemudian mengeluarkan

suara melalui lisan. Do’a dalam bahasa ruh ini, bisa didengarkan

oleh siapa saja yang mendengarkan, bahkan yang melakukan do’a

pun dalam keadaan sadar, tapi do’a yang muncul ini tidak bisa

diterjemahkan oleh akal manusia.

Oleh karena itu, sering menjadi orang lain tidak bisa

memahami bahasa ruh tersebut, kecuali orang atau warga

paguyuban yang bisa mengerti tentang maksud bahasa tersebut.

Itupun warga yang sudah mencapai tingkat spiritual yang lebih

tinggi seperti apa yang telah dijelaskan di atas mengenai

tingkatan-tingkatan dalam ajaran “Kenal Gesang”.

Dalam ajaran ini menuturkan bahwa, dalam mencapai

tingkat spiritual tidak perlu mesu rogo lagi seperti halnya dengan

cara bertapa, berpuasa, bersemedi, dan lain-lain. Dengan alasan

karena manusia itu sudah pernah bertapa di kandungan ibu (di

dalam gua garbo) selama 9 bulan 10 hari.

b. Amalan lain dalam mencapai spiritual

Dalam Paguyuban Noormanto, selain Penghayatan terhadap

Tuhan Yang Maha Esa sebagai jalan menuju tingkat spiritual,

paguyuban ini juga memiliki langkah-langkah lain sebagai penunjang,

penunjang tersebut diantaranya ;

1) Sembahyang/manembah ½ jam sehari semalam.

2) Membesarkan amal segala amal pada masyarakat luas, umumya,

yakni ;

(a) Amal tutur yang menuju keselamatan.

(b) Amal harta benda

Page 45: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

89

(c) Amal tenaga

(d) Amal pikiran dan lain-lain.

4. Sosialisasi Ajaran “Kenal Gesang” dan Masyarakat

Sosialisasi ajaran “Kenal Gesang” dapat dilakukan secara terbuka

bagi siapa saja yang tertarik mengikuti ajaran. Namun hal ini tergantung

pada niat dan tujuan individu para kadang. Tidak dipaksakan, maksudnya

tidak setiap orang memiliki kadar kemampuan dan kekhususan yang sama.

Pada dasarnya siapa saja yang masuk atau yang mengikuti ajaran “Kenal

Gesang” dengan dorongan rasa memerlukan, akhirnya ajaran tersebut

dapat diketahui yang seterusnya dapat merasakan manfaatnya dalam

kehidupan.

Setiap kadang atau orang yang ingin mengikuti ajaran “Kenal

Gesang”, diawali dengan tradisi selamatan, kemudian dikenalkan dengan

hidupnya sendiri oleh sesepuh Paguyuban. Selamatan ini merupakan dasar

awal untuk ikut mendalami dan menghayati ajaran kenal gesang ini,

merupakan peletakan dasar untuk membebaskan diri kuasa roh-roh jahat,

agar tidak menghalangi di dalam pengenalan hidupnya sendiri. Para

kadang yang datang dan kemudian mendalami ajaran-ajaran kenal gesang

tersebut, didorong oleh dorongan ghoib atau “kecocokan rasa” yang

bersangkutan. Misalnya mereka yang sedang dalam kesulitan hidupnya,

kemudian memperoleh pertolongan.

Menurut cerita sesepuh paguyuban ; ada dari salah satu daerah

yang dalam keadaan kesulitan, secara kebetulan orang tersebut seperti ada

yang menunjukkan datang ke sesepuh Paguyuban “Kenal Gesang”, dan

akhirnya mendapat jalan keluar kesulitan hidupnya. Karena tertariknya

warga masyarakat dengan ajaran tersebut, terus menerus warga

masyarakat berdatangan, untuk ikut mendalami ajaran tersebut. Warga

masyarakat yang ikut ajaran ini selain didorong oleh rasa ingin tahu

mereka juga ingin membuktikan tentang manfaat ajaran “kenal gesang”

tersebut.

Page 46: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

90

Bahkan menurut keterangan salah seorang sesepuh, banyak hal

kesulitan tidak hanya pengobatan, tetapi jenis-jenis kesulitan yang lain,

misalnya ; hidupnya tidak tentram, keamanan batin terganggu dan

sebagainya. Melalui latar belakang masyarakat yang mendapat kesulitan

itu, kemudian mereka mencapai kesempurnaan hidupnya setelah

mendapatkan tuntunan dari sesepuh.

Pada masa awal lahir, tumbuh dan tersebarnya ajaran “Paguyuban

Noormanto”, diawali oleh Ki Saimo selaku penerima ajaran yang kali

pertama. Kemudian dari Ki Saimo diturunkan kepada Ki Noormanto dan 5

orang temannya. Beberapa pewaris ajaran ini yang langsung dari Ki

Saimo ini, mereka terus mendalami ajaran sampai pada tataran atau

tingkatan yang mumpuni atau sempurna di dalam bidang spiritual dan

bidang pelayanan masing-masing. Sesuai bakat dan kemampuan para

pengikut dan tokoh (sesepuh) tersebut, tersebarlah ajaran “Kenal Gesang”

ke beberapa daerah di Jawa Tengah dan bahkan sampai ke Lampung.

Menurut keterangan sesepuh paguyuban, pada tahun 1963

terhitung ada 76 orang yang mengikuti dan mendalami ajaran “Kenal

Gesang”. Selaras dengan bejalannya waktu, semakin bertambah pula

jumlah kadang-kadang Paguyuban Noormanto ini sampai sekarang.

Menurut Paguyuban Noormanto atau “Kenal Gesang”, secara

alami dan otomatis, bahkan siapa saja warga “Kenal Gesang” yang telah

menerima ajaran dan menghayatinya siap, berarti siap untuk melanjutkan

tugas menjadi sesepuh di dalam meneruskan ajaran “Kenal Gesang”

tersebut.

Dalam upaya pelestarian, penyerahan tanggung jawab sesepuh ini

sangat tergantung kemampuan penghayatan ajaran. Ki noormanto dipilih

dan diangkat menjadi sesepuh (ketua) Paguyuban atas persetujuan dalam

pertemuan agung Paguyuban Noormanto atau “Kenal Gesang”. Dalam

pertemuan ini biasanya diikuti oleh semua kadang Paguyuban “Kenal

Gesang”. Seperti halnya kenyataan pada Paguyuban ini, sejak

Page 47: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

91

dikukuhkannya Ki Noormanto menjadi sesepuh atau penanggung jawab

Paguyuban, hingga saat ini baru sekali terjadi pergantian. Pergantian

sesepuh dilakukan karena Ki Noormanto meninggal dunia. Pada

prinsipnya yang diangkat menjadi sesepuh atau ketua, didasari pada

kemampuan spiritual, serta dukungan atau pengesahan para kadang.

Tetapi tidak lepas disadari pula bahwa semuanya didasarkan atas wisik

atau wahyu “Guru Pribadi”.

5. Respon Masyarakat terhadap Ajaran “Kenal Gesang”

Ajaran Kenal Gesang merupakan suatu ajaran yang menjembatani

hubungan antara manusia dengan Tuhannya secara langsung melalui

bahasa ruh. Bahkan dalam dunia tasawuf pun manusia itu sangat

membutuhkan hubungan tersebut. Dengan berhubungan antara manusia

dan Tuhan-Nya akan mendapatkan kesempurnaan dalam hidup.

Sebagai salah satu ajaran yang mengajarkan tentang ke-Tuhan-an

Yang Maha Esa, masyarakat pun tidak merasa bertolak belakang dengan

adanya ajaran Kenal Gesang. Karena mengingat adanya keterbatasan

masyarakat untuk mencari hidup yang hakiki.27

Dengan mengenal ajaran Kenal Gesang yang ada di Paguyuban

Noormanto, masyarakat merasa mendapatkan lebih dalam kehidupan yang

murni dan hakiki. Karena pokok ajaran Kenal Gesang adalah mengkaji

tentang hakikat kehidupan manusia.

Dengan mengenal ajaran Kenal Gesang, Masyarakat pun dapat

merasakan hidup dengan penuh keserasian dan keharmonisan dengan

manusia lainnya,28 tidak boleh tidak manusia itu harus membatasi cintanya

pada dirinya sendiri dan egoismenya sebagai penolakannya manusia dapat

menyeimbangkan cintanya itu dengan cinta kasih sayang pada orang lain,

27 Wawancara dengan Bapak Soebari pada tanggal 25 Mei 2006 28 Wawancara dengan Ibu Rokhayati pada tanggal 16 Juni 2006

Page 48: BAB III AJARAN SPIRITUAL KENAL GESANG DI PAGUYUBAN ...library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/28/jtptiain-gdl-s1... · Kebatinan Indonesia) Pusat yang dipimpin oleh Bapak Mr

92

bekerja sama dengan dan memberi isyarat tentang kecintaan manusia pada

dirinya sendiri.

Ajaran yang telah diajarkan dalam Paguyuban ini merupakan

langkah awal manusia untuk mengenal jati diri pada masing-masing

individu. Dan langkah awal itu yang pada akhirnya manusia akan

mempunyai budi luhur tinggi.