bab iii - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/bab 3.pdfbarat jawa timur, lahirlah kota...

48
BAB III PTRIARKHI DALAM PONDOK PESANTREN DI KABUPATEN KEDIRI A. Pondok Pesanten Lirboyo Kediri 1. Sejarah Latar Belakang Pondok Pesantren Lirboyo Kediri Seiring dengan berdirinya kerajaan Kadiri di wilayah selatan bagian barat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". Nama Kota Kediri yang terbelah menjadi dua bagian oleh sungai Brantas itu, konon berasal dari kata ‘kedi’ yang artinya mandul atau wanita yang tidak datang bulan. Sedang menurut kamus Jawa Kuno karangan Wayowasita, ‘kedi’ berarti orang kebiri, bidan, atau dukun 1 . Konon, sejarah masuknya agama Islam di Kota yang memiliki luas 63,40 Km 2 itu, dibawa oleh orang-orang Arab, disamping para pedagang Islam yang bukan Arab. Untuk memastikan tahunnya, sangat sukar. Tapi jika berpedoman pada nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik (tertulis tahun 1419 M.), dapat diambil kesimpulan sekitar tahun itulah Islam masuk di Kediri, karena memang di daerah muara sungai Brantas terjadi perkembangan agama Islam. Hingga kini pun kiai-kiai pondok pesantren yang berada di Desa Banjarmelati, Kediri, masih dianggap banyak orang sebagai keturunan Sunan Ampel dan Sunan Giri 2 . 1 Asep Bahtiar dkk, Pesantren Lirboyo, Sejarah, Peristiwa,Fenomena dan Legenda (Kediri: BPKP2L(Badan Pembina Pondok Pesantren Lirboyo, 2010), 3. 2 Ibid, 14-15.

Upload: trinhnhi

Post on 02-Mar-2019

296 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

115

BAB III

PTRIARKHI DALAM PONDOK PESANTREN

DI KABUPATEN KEDIRI

A. Pondok Pesanten Lirboyo Kediri

1. Sejarah Latar Belakang Pondok Pesantren Lirboyo Kediri

Seiring dengan berdirinya kerajaan Kadiri di wilayah selatan bagian

barat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi".

Nama Kota Kediri yang terbelah menjadi dua bagian oleh sungai Brantas

itu, konon berasal dari kata ‘kedi’ yang artinya mandul atau wanita yang

tidak datang bulan. Sedang menurut kamus Jawa Kuno karangan

Wayowasita, ‘kedi’ berarti orang kebiri, bidan, atau dukun1.

Konon, sejarah masuknya agama Islam di Kota yang memiliki luas

63,40 Km 2 itu, dibawa oleh orang-orang Arab, disamping para pedagang

Islam yang bukan Arab. Untuk memastikan tahunnya, sangat sukar. Tapi

jika berpedoman pada nisan makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik

(tertulis tahun 1419 M.), dapat diambil kesimpulan sekitar tahun itulah

Islam masuk di Kediri, karena memang di daerah muara sungai Brantas

terjadi perkembangan agama Islam. Hingga kini pun kiai-kiai pondok

pesantren yang berada di Desa Banjarmelati, Kediri, masih dianggap

banyak orang sebagai keturunan Sunan Ampel dan Sunan Giri2.

1 Asep Bahtiar dkk, Pesantren Lirboyo, Sejarah, Peristiwa,Fenomena dan Legenda (Kediri: BPKP2L(Badan Pembina Pondok Pesantren Lirboyo, 2010), 3. 2 Ibid, 14-15.

Page 2: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

116

Masjid tertua kota ini dibangun sekitar tahun 1800 M. Dalam cerita

rakyat Kediri yang telah dibenarkannya hingga kini, disebutkan bahwa

pendiri masjid yang hanya berjarak lima meter dari sungai Brantas itu

adalah seorang muballigh Islam bernama kiai Ali asal dari desa Srigading,

Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu kiai Abdulloh Mursyad,

beliau adalah salah seorang keturunan Sunan Giri. Makam beliau berada di

desa Bakalan, Grogol, Kabupaten dan biasa disebut Setono Landean.

Sebelum mendirikan masjid beliau terlebih dahulu menyusuri sungai

Brantas dengan perahu guna mencari tanah yang cocok untuk mendirikan

masjid. Ketika sampai di selatan jembatan Kotamadya Kediri, di situlah

beliau menemukan tanah yang berbau harum bagai bunga melati3.

Lirboyo adalah pesantren yang dibangun oleh keturunan kiai Ali

yang dirintis oleh menantu beliau pada tahun 1910 M., KH. Abdul Karim.

Mbah Manab (sebutan Kiai Abdul Karim sebelum menunaikan ibadah

haji) adalah seseorang 'alim yang berasal dari Magelang, Jawa Tengah.

Beliau dinikahkan dengan putri Kiai Sholeh yang bernama Nyai Khodijah

(Dlomroh). Lirboyo adalah nama sebuah desa yang terletak di Kecamatan

Mojoroto Kotamadya Kediri Jawa Timur. Di desa inilah berdiri hunian

atau pondokan para santri yang dikenal dengan sebutan Pondok Pesantren

Lirboyo. Pondok pesantren Lirboyo didirikan pada tahun 1910 Masehi

oleh Kiai Sholeh, seorang yang Alim dari desa Banjarmelati dan dirintis

3 Ibid, 26-27.

Page 3: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

117

oleh salah satu menantunya yang bernama KH. Abdul Karim, seorang

yang Alim berasal dari Magelang Jawa Tengah.

Lirboyo sendiri adalah sebuah nama yang diambil dari dua kata yaitu

“Lir” yang artinya selamat dan “Boyo” yang artinya bahaya. Penamaan

tersebut tidak terlepas dari kondisi dan situasi Lirboyo pada saat itu,

penduduk merasa dihantui dengan perasaan cemas dan gelisah akan aksi

rampok, maker dan segala tindak-tanduk kriminalitas tingkat tinggi4

Perpindahan KH. Abdul Karim ke desa Lirboyo dilatarbelakangi atas

dorongan dari mertuanya sendiri yang pada waktu itu menjadi seorang

da’i, karena Kiai Sholeh berharap dengan menetapnya KH. Abdul Karim

di Lirboyo agama Islam lebih tersebar dimana-mana. Disamping itu, juga

atas permohonan kepala desa Lirboyo kepada Kiai Sholeh untuk berkenan

menempatkan salah seorang menantunya (Kiai Abdul Karim) di desa

Lirboyo. Dengan hal ini diharapkan Lirboyo yang semula rawan kejahatan

menjadi sebuah desa yang aman dan tentram5.

Di samping mendirikan pesantren, KH. Abdul karim juga punya

andil besar dalam menyebarkan Islam di daerah Lirboyo dan sekitar yang

pada waktu itu para penduduk masih banyak yang menganut agama

Hindu-Budha, dan dalam istilah Jawa popular dengan sebutan “engkik”,

sebuah nama yang digunakan untuk mewakili agama kepercayaan di tanah

Jawa.6 Meski saat itu perubahan sosial yang sejalan belum nampak dengan

4 Ibid, 38. 5 Ibid, 38. 6 Budaya kepercayaan orang Jawa kususnya yang tinggal di daerah pedesaan sangat percaya dengan dunia gaib dan mitos. Dengan adanya pandangan seperti itu orang jawa memiliki ritus

Page 4: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

118

perkembangan tekhnologi maupun piranti- piranti modern serta kemajuan

aspek lainnya, stabilitas pranataan dan perkembangan masyarakat Lirboyo

cukup signifikan setelah hadirnya KH. Abdul karim yang muncul di sana

sebagai tokoh sentral religius yang amat memukau. Ditambah dengan

keberadaan adik iparnya KH. Ya’kub Sholeh yang membantu mengurangi

tindak kejahatan kriminal dengan de facto maupun de jure. Situasi

kehidupan masyarakat yang semula mengalami dekadensi moral i mencuri,

berjudi, mabuk dan lain sebagainya, lambat laun berubah menjadi kawasan

aman, tentram, damai, meskipun kadang masih muncul kejahatan kecil

yang mengganggu kondisi stabilitas ketentraman desa Lirboyo7.

Dengan ketekunan dan kesabaran para pendirinya akhirnya Lirboyo

menjadi salah satu pondok terbesar di Indonesia. Begitu juga tidak bisa

dipunkiri, bahwa pondok pesantren Lirboyo memiliki andil yang sangat

besar dalam penyebaran agama islam dan berbagai macam disiplin

keilmuannya di penjuru Nusantara ini. Dalam perjalanannya yang panjang

banyak di antara alumni pondok tersebut yang menjadi tokoh agama

ataupun tokoh nusantara8.

Tahun demi tahun, Lirboyo semakin dikenal masyarakat luas dan

bertambah banyaklah santri yang berdatangan. Hal tersebut mengharuskan

religius yang sangat sentral bagi jawa (kejawen) seperti sesajen, selametan, sesembahan, dan sebagainya. 7 Asep Bahtiar dkk, Pesantren Lirboyo, 183. 8 Sampai usia ke-seratus tahunnya, Lirboyo telah banyak mencetak tokoh. KH. Abdurrohman Wahid (Gus Dur), KH. Maimun Zubair (Sarang), KH. Ahsin Sakho (Cirebon), KH. Mustofa Bisri (Gus Mus), KH. Said Aqil Siradj (Cirebon), KH. Muhaimin Iskandar (Semarang), KH. Nur Muhammad Iskandar (Jakarta), KH. Anwar Iskandar (Kediri), Fadholi El-Muhir (pendiri Forum Betawi Rembug, Jakarta) dan lainnya.

Page 5: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

119

adanya fasilitas guna menunjang proses belajar mengajar para santri.

Sekitar tahun 1913 H. Muncullah gagasan untuk mendirikan masjid guna

memaksimalkan kegiatan santri. Masjid pun akhirnya berdiri dengan amat

sederhana. Karena bangunan yang apa adanya ini, masjid Lirboyo pernah

porak-poranda disapu angin beliung. Pada tanggal 15 Rabi’ul Awwal 1347

H. / 1928 M. Lirboyo memiliki masjid yang lebih permanen, lebih megah

dengan mustika yang menjulang tinggi. Lebih dari itu, untuk mengenang

kembali masa keemasan Islam pada abad pertengahan, pintu yang semula

hanya satu ditambah lagi menjadi sembilan, mirip kejayaan daulat

Fatimiyyah. Di masjid inilah, kegiatan para santri dipusatkan9.

Hingga saat ini pondok pesantren Lirboyo telah berkembang pesat

dengan dibangunnya beberapa cabang pesantren oleh keluarga besar Kiai

Lirboyo (dzurriyah). Pesantren Lirboyo, terdiri atas pesantren induk dan

pesantren unit. Secara umum, pesantren unit tumbuh dan berkembang

sejalan dengan bertambahnya ‘gus’ atau putra kiai.

2. Kepemimpinan Pondok Pesantren Lirboyo

Pondok pesantren Lirboyo memang dikenal kental dalam

mempertahankan tradisi salafinya dalam medernitas keilmuan yang kian

berkembang. Namun hal tersebut justru menjadikan pesantren ini semakin

menutup ruang gerak santrinya dalam mengembangkan pengetahuannya

terutama dalam mengritisi budaya-budaya patriarkhi yang tumbuh subur di

kalangan pesantren. Jika kita melihat realitas yang terjadi di dalam

9 Asep Bahtiar dkk, Pesantren Lirboyo, 140-142.

Page 6: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

120

pesantren, maka nampak jelas tidak ada peran signifikan dan posisi

strategis bagi nyai maupun santri putri dalam berbagai aktifitas yang

terjadi di pesantren. Posisi-posisi kepemimpinan lembaga umumnya

dipegang dan di bawah kendali kiai dan santri putra yang dianggap senior.

Para nyai dan santriwati hanya menjadi bawahan yang harus menjalankan

peraturan dan sistem yang dikembangkan oleh para pemimpinnya. Peta

structural kepemimpinan pondok pesantren Lirboyo tersusun sebagaimana

berikut:

Stuktur Badan Pembina Kesejahteraan Pesantren Lirboyo Kota

Kediri Jawa Timur Tahun 2012/2013

No Jabatan Nama

1. Ketua KH. Idris Marzuqi

2. Wakil Ketua KH. Anwar Manshur

3. Sekretaris KH. Abdul Aziz Manshur

4. Anggota

KH. Abdullah Kafabihi Mahrus

5. KH. Thohir Marzuqi

6. K. Rofi’i Ya’qub

7. KH. Maftuh Basthul Birri

8. KH. Nur Hamid Zainuri

9. KH. A. Mahin Thoha

10. KH. Bahrul Ulum Marzuqi

11. KH. Hasan Zamzami Mahrus

12. KH. An’im F. Mahrus

Page 7: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

121

13.

KH. Atho’illah S. Anwar

14. KH. Nur Hamid Zainuri

15. K. Nurul Huda Ahmad

16. Agus Zainal Abidin

17. K. Abdul Kholiq Ridhwan

18. KH. Nur Muhammad Ya’kub10

Dari keseluruhan posisi kepemimpinan pondok pesantren Lirboyo

hanya diisi oleh kalangan laki-laki pesantren (para Kiai dan Gus). Setiap

tahunnya struktur kepemimpinan tersebut dibentuk, namun mulai dari awal

berdirinya sampai saat ini tidak pernah satupun kalangan perempuan

mengisi posisi kepemimpinan tersebut.

Menurut Nyai Hj. Azza Kaffa Bih, tentang keanggotaan pimpinan

lembaga dan peserta musyawarah dari golongan perempuan (nyai) sudah

pernah diusulkan, akan tetapi ditolak oleh mayoritas kiai.11 Mengenai hal

tersebut suami beliau yakni KH. Kaffa Bih memberikan penjelasan

sebagaimana berikut:

“Memang para lelaki (kiai) yang menjadi pimpinan dan anggota musyawarah keluarga, kita tidak melibatkan perempuan (nyai) karena di samping laki-laki wawasannya lebih luas juga karena biar tidak terjadi fitnah. Sebagaimana yang diketahui, bahwa musyawarah lembaga kadang terdapat hal-hal yang tidak untuk konsumsi publik, di sinilah kadang kelemahan perempuan yang kadang kurang bisa menjaga rahasia tersebut”12.

10 Team Redaksi, Ketetapan Badan Pembina Kesejahteraan Pondok Pesantren Lirboyo Periode: 1433-1434 H/ 2012-2013 M (Kediri: PP. Lirboyo, 2012). 6 11 Nyai Hj. Azza Kaffa Bih, Wawancara, Kediri, 5, Desember 2013. 12 KH. Abdullah Kaffa Bihi Mahrus, Wawancara, Kediri, 5, Desember 2013.

Page 8: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

122

Bangunan sosio-kultural kepemimpinan pesantren dengan

menempatkan superioritas kiai dalam berbagai hal, akan semakin

memberikan peluang terjadinya prilaku-prilaku individual kiai yang

merugikan nyai, seperti peluang berpoligami dan lainnya. Namun di sisi

yang lain, dengan keberadaan kiai yang dihormati dan disegani baik dalam

posisi pimpinan atau seorang suami, akan memudahkan terselenggaranya

roda organisasi pesantren secara dinamis, karena dapat dibayangkan ketika

antara suami (kiai) dan istri (nyai) sama-sama mempunyai wewenang

untuk menetapkan dan memutuskan kebijakannya, maka yang terjadi

adalah kompetisi mewujudkan popularitasnya masing-masing di depan

para santri dan masyarakat bila terdapat perpedaan pandangan atau

pendapat. Inilah yang justru akan menjatuhkan martabat (muru’ah)

keluarga pengasuh pesantren.

Penciptaan konstruksi sejarah patriarkhi dalam lingkup pesantren

Lirboyo sebenarnya merupakan gagasan-gagasan yang berakar dari

pemahaman individu atas sebuah realitas kemanusiaan yang turun temurun

dan hal tersebut sangat bertentangan dengan gagasan kemanusiaan dan

misi agama. Pembatasan, pemarjinalan dan pendeskriditan perempuan

telah mengabaikan syari’at Islam yang senantiasa mengumandangkan

kesetaraan, keadilan dan kepedulian terhadap sesama manusia tanpa

memandang jenis kelamin, warna kulit, suku ataupun bangsa.

Page 9: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

123

3. Kurikulum Pondok Pesantren Lirboyo.

Sistem pendidikan di Pondok Pesantren Lirboyo diawal berdirinya

menggunakan metode salafi, sebuah metode dengan format pengajian

weton, sorogan (santri membaca dan mengulas pelajaran langsung

dihadapan kiai) dan bandongan (santri menyimak dan memaknai kitab

sesuai dengan makna yang dibacakan oleh kiai). Seiring dengan

perkembangan pesantren Lirboyo dan grafik statistik santri yang terus

meningkat setiap tahunnya, sementara metode belajar pada saat itu masih

kurang maksimal dalam mengakomodir santri dan kompleksitas materi

yang harus dipelajari, mengharuskan Lirboyo untuk menerapkan sistem

klasikal13.

Atas inspirasi KH. Abdul Wahab pada tahun 1925 untuk merintis

sistem pendidikan klasikal dan mendapatkan restu KH. Abdul Karim

dengan dawuh, “Santri kang durung biso moco lan nulis kudu sekolah”

(Santri yang belum bisa membaca dan menulis harus sekolah), maka

berdirilah Madrasah Hidayatul Mubtadiin (madrasah diniyah Lirboyo).14

Pada tahun 1947 madrasah diniyah Lirboyo merombak sistem

pendidikannya. Untuk tingkat Sifir diganti dengan tingkat Ibtidaiyah (4

tahun) dan tingkat Ibtidaiyah menjadi tingkat Tsanawiyah (4 tahun). Di

tahun ini pula timbul gagasan dari KH. Zamroji (yang pada waktu itu

menjadi guru kelas terakhir tingkat Tsanawiyah) untuk mendirikan

tingkatan Mu’allimin (setingkat Aliyah), KH. Abdul Karim menyetujui 13 Team Redaksi, Madrasah Hidayatul Mubtadi-ien, http://www.lirboyo.net (situs resmi MADRASAH DINIYAH LIRBOYO Lirboyo), (13 12 2013). 14 Ibid, (13 12 2013).

Page 10: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

124

gagasan tersebut. Sedangkan materi yang diajarkan pada tingkatan

Mu’allimin tersebut adalah Fath} al-Wahha>b, Uqu>d al-Juma>n, Jam’u al-

Jawa>mi’, dan lainnya15.

Sebagai respon pendidikan luar pondok pesantren, pada tahun 1977-

1978 M. Sidang panitia kecil yang dipimpin oleh KH. Ilham Nadzir yang

dihadiri oleh PP. Lirboyo menetapkan; jenjang tingkat Ibtidaiyah menjadi

6 tahun dan untuk tingkat Mu’allimin dirubah menjadi tingkat Aliyah.

Sejak itu, jenjang pendidikan Madrasah yang ada di bawah naungan

Ponpes Lirboyo adalah tingkat Ibtidaiyah (6 tahun), Tsanawiyah (3 tahun),

dan Aliyah (3 tahun). Sedangkan untuk materi pelajaran tingkat Aliyah,

Sidang panitia kecil madrasah diniyah Lirboyo yang dipimpin oleh KH.

Ilham Nadzir pada tahun 1983 M., menetapkan kurikulum untuk tingkat

Aliyah adalah al-Ja>mi’ al-Shaghi>r, al-Mahally>, , Uqu>d al-Juma>n, Jam’u al-

Jawa>mi’,dan lain-lain. Karena agenda pendidikan di madrasah diniyah

Lirboyo menggunakan kalender Hijriyah, maka waktu penerimaan siswa

baru tidak sama dengan pendidikan nasional yang menggunakan tahun

Masehi. Untuk mengantisipasi siswa yang daftar terlambat karena

perbedaan kalender tersebut, maka tanggal 25 Juli 1989 madrasah diniyah

Lirboyo membuka tingkatan I’da>diyah atau Sekolah Persiapan (SP)16.

Tingkatan SP ini terdiri dari dua kelas, SP I dan II. SP I (dengan

materi pelajaran ‘Awa>mil al-Jurja>ni, Tanwi>r al-Hija> dan lainnya)

dilaksanakan pagi hari dan diproyeksikan untuk siswa yang akan masuk di

15 ibid 16 Ibid.

Page 11: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

125

kelas II atau III Ibtidaiyah. Sedangkan SP II (dengan materi pelajaran al-

Ajuru>miyah, Qa>’idah S}arfi>>yah, al-Amthilah at-Tas}ri>fiy>ah dan lainnya)

dilaksanakan pagi hari atau malam hari dengan mempertimbangkan kelas

dan gedung yang tersedia. SP II ini diproyeksikan untuk siswa yang akan

masuk di kelas IV Ibtidaiyah. Akan tetapi pada perkembangan selanjutnya,

di kelas ini banyak siswa yang karena pernah belajar di pesantren lain dan

ingin meneruskan pendidikannya di madrasah diniyah Lirboyo, akhirnya

masuk ke kelas I Tsanawiyah atau Aliyah melalui tes17.

Sedangkan materi ujian yang harus dijalani siswa yang ingin masuk

kelas I Tsanawiyah diantaranya adalah: Fikih (membaca kitab Fath} al-

Qari>b), ujian bab shalat dan mufasshala>t mulai surat an-Na>s sampai surat

as-Syamsi, serta hafalan nadzam Alfi>y>ah ibn Ma>lik 350 bait. Untuk yang

ingin masuk tingkat I Aliyah harus menjalani tes dengan materi antara

lain: Fikih (membaca kitab Fath} al-mu’i>n), ujian bab shalat dan

mufasshala>t mulai surat an-Nas sampai surat al-‘Ala>, serta hafalan nadzam

‘Uqu>d al-juma>n sebanyak 350 bait18.

Untuk menunjang pelajaran di kelas, madrasah diniyah Lirboyo

mengadakan kegiatan ekstrakurikuler berupa Muha>fad}ah (hafalan)

mingguan, tamri>n (ulangan) tiap malam Senin, musyawarah kitab Fath} al-

mu’i>>n, Fath} al-Qari>b, al-Mah}ally>.

Fenomena pesantren sekarang seperti Lirboyo yang mengadopsi

pengetahuan umum untuk para santrinya, tetapi masih tetap

17 Ibid. 18 Ibid.

Page 12: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

126

mempertahankan pengajaran kitab-kitab klasik merupakan upaya untuk

meneruskan tujuan utama lembaga pendidikan tersebut, yaitu pendidikan

calon ulama yang setia kepada paham Islam tradisional19. Senada dengan

penjelasan tersebut KH. Idris Marzuqi menjelaskan bahwa bagaimanapun

perkembangan pendidikan dan majunya sebuah kebudayaan, mustahil jika

pesantren salaf meninggalkan ciri khasnya, yaitu melestarikan pengajaran

kitab kuning warisan para leluhur pendahulunya20.

Sebagaimana yang diketahui, bahwa kandungan kitab-kitab kuning

klasik karangan ulama’ terdahulu yang dikaji di pesantren Lirboyo syarat

akan nuansa patriarkhi, terutama kitab fiqih dan tafsir. Diakui ataupun

tidak, sebenarnya banyak dari kalangan pesantren yang sadar mengetahui

hal tersebut, namun hampir tidak ada yang melakukan kajian kritis tentang

isi kitab tersebut.

Dilestarikannya kitab-kitab yang bernuansa patriarkhi dan tidak ada

usaha evaluasi dari muatan kitab tersebut, memiliki dampak positif pada

praktik patriarkhi kepemimpinan pesantren Lirboyo.

4. Ar-Risalah: Pondok Pesantren Salaf Terpadu di Tengah Maenstreem

Kepemimpinan Patriarkhi Pesantren Lirboyo.

Di tengah-tengah tradisionalisme pesantren yang sangat kuat di

pesantren Lirboyo, muncul lembaga baru yang merupakan salah satu anak

lembaga pesantren Lirboyo yaitu pesantren salaf terpadu Ar-Risalah.

19 Imam Bawani, Tradisionalisme dalam Pendidikan Islam (Surabaya: al-Ikhlas, 1998), 95-96. 20 KH. Idris Marzuqi, Wawancara, Kediri, 4, Desember 2013.

Page 13: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

127

Pesantren tersebut menjelma sebagai pesantren yang semi moderen dengan

mengadopsi kurikulum ilmu umum dan mengkolaborasikan dengan ilmu

agama.

Dalam proses operasional pembelajarannya pun pesantren terpadu

Ar-Risalah sudah menerapkan model pembelajaran berbasis IT dengan

dipandu oleh guru-guru profesional. Dalam pengelolaan lembaga, Ar-

Risalah juga menerapkan sistem audit seluruh elemen sehingga semua

bentuk kegiatan serta pelaporannya sangat transparan. Hal inilah yang

menjadikan pondok tersebut memperoleh banyak prestasi dan apresiasi

baik dari dalam maupun luar negeri.

Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah didirikan oleh KH.

M. Ma’roef Zainuddin beserta istrinya nyai Hj. Aina ‘Ainaul Mardliyyah

Anwar pada tahun 1426 H., tepatnya pada bulan Syawwal atau bulan

Februari 1995. Secara geografis, pondok pesantren ini terletak di Desa

Lirboyo Kecamatan Mojoroto Kota Kediri Jawa Timur, menempati satu

komplek dengan Pondok Pesantren Lirboyo. Perkembangan yang relatif

cepat pada lembaga yang baru ini ditindaklanjuti dengan pendirian

Yayasan Pendidikan Ar-Risalah yang akta notarisnya diterbitkan pada

tahun 1995. Satu tahun kemudian, pendidikan formal tingkat Sekolah

Dasar dimulai tahun pelajaran 1996-1997. Pada tahun pelajaran 1997–

1998 mulai diadakan pembenahan pengelolaan pendidikan dengan

pemilahan lokasi dan lembaga pengelola. Sesuai dengan namanya, Pondok

Pesantren Salafiy Terpadu Ar-Risalah mengelola tiga macam pendidikan

Page 14: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

128

yang berbeda. Hal ini dimaksudkan agar ketiganya bisa saling menambah

dan melengkapi, yakni Pendidikan al-Qur’an, Pendidikan Diniyyah,

Pendidikan Umum, dan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wadah

pengembangan minat dan bakat santri21.

a. Pendidikan al-Qur’an

Pendidikan al-Qur’an Pondok Pesantren Salafiy Terpadu Ar-

Risalah dilaksanakan pada waktu pagi setelah salat Shubuh (05.00–

06.30 WIB). Pendidikan al-Qur’an terdiri dari 3 tingkatan meliputi

Ibtidaiyyah, Tsanawiyyah dan Aliyyah. Untuk tingkat Ibtidaiyyah,

materi pelajaran meliputi hafalan Juz ‘amma, surat al-Waqi>’ah, surat-

Ya>sin, surat al-Mulk, Surat Ass-ajdah, Surat ad-Dukha>n, surat al-

Kahfi, penambahan ilmu tajwid dan masalah ‘ubu>diyyah22.

Untuk tingkatan Tsanawiyah meliputi: al-Qur’an bi an-Nadha>r 30

juz serta pemahaman bacaan– bacaan ghari>b (asing) yang ada didalam

al-Qur’an. Untuk tingakat Aliyah meliputi: tahfi>dz al-Qur’an serta

pendidikan ‘Ulu>m al-Qur’an. Pendidikan al-Qur’an menggunakan

standart Tajwid Rasm ‘Uthmani>y dengan buku pegangan standar

pondok pesantren Ar-Risalah. Pengajaran dilakukan dengan sistem

sorogan dan tadarusan. Setiap santri secara rutin mengkhatamkan al-

Qur’an setiap dua bulan sekali untuk tingkat bi an-nadzha>r dan satu

bulan sekali untuk tingkat bi al-ghai>b. Bagi santri baru yang belum

mampu membaca al-Qur’an dikelompokkan dan dikelola dalam kelas

21 Team Ar-Risalah, http://arrisalah.org, 23/02/2014 22 Ibid.

Page 15: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

129

i’da>diyah ( persiapan ) dengan materi tila>wati , juz ‘amma, surat al-

mulk, surat al-wa>qi’ah dan surat ya>sin serta ilmu tajwid selanjutnya

memasuki jenjang sesuai dengan kemampuannya23.

b. Pendidikan Diniyah

Pendidikan agama dengan referensi al-kutub as-salafi>yyah

(kitab-kitab kuno) dikelola di bawah naungan Lembaga Pendidikan

Diniyah, meliputi tingkat Iibtida’iyah, Tsanawiyah, dan Aliyah.

Pendidikan diniyah dilakukan pada pukul 14.30-17.30 WIB.

Bimbingan belajar diniyah dilakukan di malam hari pada pukul 18.30-

19.30 WIB dengan sistem belajar kelompok yang dipandu oleh

sebagian santri yang memiliki kemampuan pemahaman yang baik

dengan tetap dalam pantauan seorang ustadz .Kegiatan belajar

menekankan kemampuan siswa untuk belajar dengan aktif dan

menjalankan sistem diskusi serta musyawarah. Kurikulum pendidikan

menyesuaikan pondok pesantren dengan mengikuti standar pondok

Lirboyo. Kurikulum pendidikan tersebut meliputi ilmu tauhid, hadith,

al-Qur’an, fiqh, akhlaq, nahwu sharf, balaghah, dan ilmu mantiq.

Kitab yang menjadi pegangan adalah kitab karangan para ulama salaf,

disertai dengan referensi dari berbagai kitab karangan para intelektual

modern. Sebagai media pemahaman kitab salafi, disediakan

23 Ibid.

Page 16: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

130

perpustakan dan pembelajaran komputerisasi al-kutub as-sala>fi>yyah

24.

Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan kitab kuning,

dibentuk kelompok kajian kitab kuning yang diselenggarakan setiap

kamis malam yang dikelola oleh lembaga ekstrakurikuler. Santri yang

telah mampu membaca dengan baik berusaha memecahkan

permasalahan yang diberikan oleh guru pembimbing dan

dimusyawarahkan dengan santri-santri yang lain dalam forum kajian

kitab kuning. Santri-santri dibina dengan praktik ‘Amali>yh ‘ubu>di>yah

sebagai penguasaan pemahaman kitab kuning dalam kehidupan di

masyarakat. Aktivitas santri di bawah penguasaan pengurus pondok

selalu dicerminkan pada pembentukan jiwa akhla>q al-kari>mah.

Sebagai wujud kesuksesan pada lembaga diniyah ini. Pada tahun

2006 menorehkan prestasi yang patut untuk di banggakan, yakni

dengan sukses mengantarkan lima delegasi dalam musa>baqah qira>’ah

al-kutub tingkat nasional tahun 2006. Disamping itu, keberhasilan

pada MQK Nasional tersebut dapat dijadikan sebuah motivasi pada

lembaga Diniyah ini, untuk bisa menjadi lebih baik di tahun

berikutnya. Pondok pesantren salafiy terpadu Ar-Risalah menerapkan

kedisiplinan yang ketat dengan memanfaatkan waktu sepenuhnya

24 Ibid.

Page 17: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

131

untuk pembinaan santri, selalu bersahabat dengan ilmu, menekuni dan

menjadikannya sesuatu yang dirasa sangat berharga25.

c. Pendidikan Umum

Di bawah naungan Lembaga Pendidikan Umum Pondok

Pesantren untuk semua tingkat Pendidikan Umum tingkat SD, SMP,

dan SMA, kurikulum pendidikan sesuai dengan Dinas Pendidikan

Nasional, dengan menambah bahasa Arab untuk semua tingkatan,

bahasa Jepang untuk tingkat SMP dan bahasa Mandarin untuk tingkat

SMA. Pendidikan umum merupakan pengembangan pengetahuan

santri dalam penguasaan ilmu agama serta menjadi jembatan untuk

kesinambungan intelektual mengenal lingkungan hidup serta

merupakan lahan implementasi kepribadian yang dijiwai akhla>q al

kari>mah untuk hidup bersama dengan masyarakat modern. Waktu

sekolah umum diselenggarakan pada pagi hari pukul 07.30 hingga

pukul 12.15 wib dengan pembagian kelas kecil yaitu maksimal 20

siswa setiap kelas dan diharapkan para guru mampu mengoptimalkan

pengajarannya. Pendidikan umum mulai SD sampai dengan SMA

sudah terakreditasi dengan status terakreditasi A untuk tingkat SMP

dan tingkat SMA.

Pada UNAS tahun Ajaran 2005 – 2006 SMP Ar-Risalah bisa

menyandang nama sebagai SMP terbaik se- Kota Kediri dengan

menghantarkan siswa-siswinya lulus 100 % dan mendapatkan nilai

25 Ibid.

Page 18: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

132

rata-rata terbaik se-Kota Kediri. Seiring dengan kemajuan dan

perkembangan yang pesat pada SMP Ar-Risalah, SMA ikut

melangkah setapak demi setapak untuk mengantarkan siswa dan

siswinya untuk bisa menjadi yang terbaik. Pada tahun 2007 SMA Ar-

Risalah mengirimkan salah satu siswanya untuk studi ke negara

Amerika Serikat selama satu tahun sebagai salah satu program yang

diselenggarakan oleh pemerintah Amerika. Sebagai upaya dalam

meningkatakan kualitas pendidikan selalu ditingkatkan dengan

mendatangkan guru dari luar negeri, diantaranya pada tahun ajaran

2004-2006 Ar-Risalah mendapatkan guru bantu dari negara Australia

sebagai program pengembangan Bahasa Inggris selama dua tahun26.

Tahun Ajaran 2006 – 2007 merupakan yang kedua kalinya Ar-

Risalah mendapatkan guru bantu dari China, sedangkan untuk yang

pertama kalinya pada tahun ajaran 2004-2005, disamping upaya

peningkatan pada pengembangan bahasa Inggris dan bahasa

Mandarin, juga diselenggarakan pengembangan bahasa Arab sebagai

wujudnya yakni diadakan kerja sama dengan Lembaga Pendidikan

Bahasa Arab Sunan Ampel Surabaya. Pondok Pesantren Ar-Risalah

selalu memacu dan memotivasi anak didikanya untuk selalu semangat

di dalam belajar, baik pendidikan agama maupun pendidikan umum.

Ar-Risalah telah menjalin kerjasama dengan Departemen

Agama berkaitan dengan beasiswa untuk para santri agar dapat

26 Ibid.

Page 19: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

133

melanjutkan jenjang pendidikannya keperguruan tinggi negeri favorit.

Tidak cukup sampai disitu, berkaitan dengan beasiswa studi ke luar

negeri, Ar-Risalah pada tahun 2008 berusaha untuk dapat membawa

anak didiknya belajar ke negeri Arab, khususnya Mesir dan Yaman.

Para santri dibina dengan mengembangakan bakat dan minatnya,

mengoptimalkan segala potensi diri yang dimiliki untuk mampu

bersaing memposisikan diri di tengah masyarakat modern.

Dengan pendidikan umum ini para santri dibawa pada

kemampuan produktif dan aktif sehingga memiliki mental

mengembankan diri dan mandiri. Sarana pendidikan dilengkapi

dengan laboratorium bahasa, komputer, IPA , IPS, ruang multimedia

serta ruang english center. Disamping pendidikan di kelas para siswa

melakukan kegiatan belajar dan mengajar dengan disertai praktik, agar

proses pengajaran tidak hanya didapati di dalam kelas melainkan juga

didapatkan dari luar kelas. Sejak tahun ajaran 2007-2008 sistem

pengajaran di SMA Ar-Risalah sudah berbasis TI&K. Guru dan siswa

menggunakan media laptop agar mempercepat proses kegiatan belajar

mengajar27.

d. Pendidikan Ekstrakurikuler

Departemen Apresiasi Dan Kesenian mengelola kegiatan

Ekstrakurikuler secara menyeluruh dengan beralokasikan waktu pada

malam Jumat dan Jumat pagi. Kegiatan meliputi kelompok Jam’i>yyah

27 Ibid.

Page 20: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

134

Barzanji> Mana>qib, Tahli>l, Bah}th al-Masa>il, Kursus Bahasa Arab,

Inggris, Mandarin, Jepang, kaligrafi Arab, shalawat rebana, nasyi>d,

dan drum band. Kegiatan asrama dikelola oleh organisasai pondok

pesantren dan pengurus asrama meliputi : koperasi, bimbingan belajar,

jam’i>yah, pengajian sistim bandongan. Kepengurusan asrama

ditangani oleh para santri di bawah pengawasan pengurus pondok

sebagai media pelatihan kepemimpinan kepada anak didik28.

e. Organisasi

Organisasi Siswa Intra Sekolah ( OSIS ) di bawah naungan

lembaga pendidikan SMP dan SMA mengelola kegiatan kesenian,

bahasa, dan jurnalistik, dengan menerbitkan buletin untuk tingkat

SMA dan majalah dinding untuk tingkat SMP. Para santri yang telah

berpotensi dalam bidang tertentu, dijadikan pembimbing bagi siswa

pemula. Para santri Ar-Risalah banyak mendapatkan sarana

pengembangan kemampuan dalam wadah Yayasan Pendidikan Ar-

Risalah29.

B. Pondok Pesanten Darussalam Sumbersari Kediri

1. Sejarah Latar Belakang Pondok Pesantren Darussalam Sumbersari

Kediri

Kampung Sumbersari adalah sebuah perkampungan kecil yang

berjarak 40 km. arah timur kota Kediri Jatim. Awal mulanya kampung

tersebut dirintis oleh seorang Kiai yang bernama K. Nur Aliman sekitar

28 Ibid 29 Ibid.

Page 21: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

135

tahun 1946, kemudian diteruskan oleh K. Iskandar dan K. Abdurrahman.

Beberapa waktu setelah itu, tepat tanggal 13 Maret 1949 datanglah K.

Imam Faqih Asy’ari bersama sang istri, Nyai Munifah Faqih bersama 12

santri dari Pondok Pesantren Jombangan Pare Kediri, untuk nasyru al‘ilmi

wa al-di>ni>y (menyebarkan ilmu dan agama) dengan mendirikan Lembaga

Pendidikan dan Pengajaran Pondok Pesantren Darussalam (Ma’had Islamy

Darussalam yang disingkat “MAHISD”) 30.

Setelah itu, tepatnya pada tahun 1958 berdirilah sistem pendidikan

klasikal Madrasah Islamiyah Darussalamah yang disingkat “MIDA”.

Pondok dan madrasah Darussalamah terus berkembang pesat di tengah-

tengah masyarakat. Hingga saat ini, pondok tersebut terus berkembang

seiring tumbuh dewasanya para putra dan putri pendirinya. Sebagaimana

perkembangan pondok-pondok salaf yang lainnya, pondok Darussalam

Sumbersari juga berkembang dengan berdirinya beberapa cabang atau

komplek, yaitu:

1. Madrasah Islamiyah Darussalamah PP. Darussalam putra.

2. Madrasah Islamiyah Darussalamah PP. Darussalam putrid.

3. PP. Darul Qur-an putrid.

4. PP.Darul Hidayah (Anak-anak putri).

5. PP. Ma’hadus Sibyan (Anak-anak putra)31.

30 Team Redaksi, profil pondok pesantren Darussalam (Kediri: PP. Darussalam Sumbersari,

2012) 31 Ibid.

Page 22: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

136

2. Kepemimpinan Pondok Pesantren Darussalam Sumbersari

Untuk mengetahui gambaran kepemimpinan pondok pesantren

Darussalam, maka bisa dilihat pada peta struktur kepemimpinan pesantren

tersebut sebagaimana berikut:

Stuktur Pimpinan Yayasan Pendidikan Islam Pondok Pesantren

Darussalam Sumbersari Kediri Tahun 2012/2013

No Jabatan Nama

1. Ketua KH. A. Zaenuri Faqih

2.

Angota

KH. Asyrofi Abi Yusa’

3. KH. Abi Musa Asy’ari

4. KH. Solehan

5. KH. Hadlirin Abd Rohman

6. KH. Zaini Kudhori.

7. KH. Khozin.

8. Ny. Hj. Aminatussa’diyah32.

Dari gambaran struktur kepemimpinan pondok pesantren

Darussalam Sumbersari memang tidak seperti yang terjadi di pondok

pesantren Lirboyo yang secara keseluruhan menempatkan posisi laki-laki

pada struktur kepemimpinan pesantren. Pondok pesantren Darussalam

Sumbersari masih memberi kesempatan kepada aktor perempuan (nyai)

dalam turut serta memimpin pesantren.

32 Ibid.

Page 23: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

137

Namun demikian, posisi nyai masih tetap di bawah kiai dalam

penetapan kebijakan, bahkan tidak jarang ketika diadakan rapat yayasan

hanya melibatkan para laki-laki (kiai). Meskipun di situ hadir nyai,

mereka harus duduk di balik tabir dan tidak bisa menyalurkan

pendapatnya. Dengan kata lain mereka hanya sebagai “pelengkap” dalam

struktur kepemimpinan pesantren.

KH. Zainuri Fakih sebagai ketua dewan pengasuh pesantren

memberikan penjelasan sebagai berikut:

“Dalam hal musyawarah pengambilan keputusan rapat yang terjadi di pesantren Darussalam Sumbersari Kediri, para Kiai masih tetap menjadi aktor utama dan Nyai hanya diberi hak suara tanpa bisa mengambil suatu kebijaksanaan. Menurut KH. Zaenuri Faqih, hal tersebut sudah merupakan tradisi turun temurun dan harus dilestarikan, karena Kiai adalah laki-laki yang jelas secara keilmuan dan wawasan lebih luas dari perempuan”.33

Kebijakan di atas, secara keseluruhan hanya membatasi laki-laki

sebagai aktor pemegang kendali pesantren. Keberadaaan Nyai, para putri

Kiai (Neng), dan santri putri hanyalah pelengkap dalam urusan roda

kepemimpinan pesantren, bahkan seperti sudah menjadi aturan bulat

bahwa warisan kepemimpinan pesantren selalu jatuh pada anak laki-laki

atau menantu laki-laki.

Disamping itu, pergantian kepemimpinanan ini bernuansa

membangun Dinasti Keluarga “Dynasty of Family”. Cara praktis seperti ini

yang sering dilakukan pesantren untuk mempertahankan tradisi-tradisi

33 KH. Zaenuri Faqih, Wawancara, Kediri, 10, Desember 2013.

Page 24: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

138

pesantren supaya tidak punah34. Secara faktual, dinasti pesantren tidak

hanya dilihat dari proses regenerasi atau pergantian kiai, tetapi lebih dari

itu, dinasti pesantren dapat dianalisis dari proses pendistribusian

keturunannya. Di salah satu pesantren seorang kiai sepuh (tua) akan

menyuruh keturunannya untuk membentuk pesantren baru melalui

perkawinan yang pada hakikatnya bertujuan untuk mempertahankan dan

menguatkan tradisi pesantren lama.

Namun seperti yang terjadi pada pesantren pada umumnya,

peralihan kepemimpinan pesantren Darussalam tidak dilandaskan pada

kualitas individu calon pemimpin, namun justru lebih dinilai dari sudut

pandang gender. Kalangan perempuan pesantren meskipun misalnya

mempunyai kemampuan serta integritas leadership yang tinggi dan

mengalahkan laki-laki, dalam praktiknya tetap yang dipiliih adalah laki-

laki. Lebih ironis lagi, dalam proses penetapan kebijakan serta strategi

pengelolaan lembaga tidak melibatkan aktor perempuan yang sebelumnya

memiliki kemampuan lebih dibanding laki-laki.

3. Kurikulum Pembelajaran

Selain dari relitas kepemimpina pesantren, tradisi patriarkhi dalam

pesantren juga bisa diidentifikasi melalui praktik keseharian kalangan

pesantren yang salah satunya adalah penetapan kurikulum serta proses

pembelajarannya. Kurikulum pembelajaran pondok pesantren Darussalam

Sumbersari Kediri tersusun sebagaimana tabel berikut:

34 Ibid, 61-62.

Page 25: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

139

TAMAN KANAK-KANAK ISTI’DADIYAH

NO Pelajaran Pelajaran Jam

1 PPKn. Aqidatul ‘Awam 1 Jam

2 Tarikh Islam B. Arab 1 Jam

3 Kemampuan berbahasa Hidayatul Mustafid & Al Qur’an 2 Jam

4 Perasaan & Kemasyarakatan Matan Al Jurumiyah 3 Jam

5 Kesadaran Lingkungan Shorof Isthilahi 3 Jam

6 Daya cipta Q. Shorof Isthilahi 2 Jam

7 Daya fikir I’lal Isthilahi 1 Jam

8 Pengetahuan Jasmani & Rokhani Q. I’lal Istilah 1 Jam

9 Mengaji Yanbua Mabadi Fiqih III 2 Jam

10 Tahajji 1 Jam

11 Fasholatan 1 Jam

12 Khulashoh Juz I 1 Jam

13 Al Akhlaq Lilbanin-nat Juz I 2 Jam

14 Qiroatul Kitab 1 Jam

15 Muhafadhoh 1 Jam

16 B. Indo./IPS/MMK 1 Jam

24

Ibtidaiyah

Kelas I (satu) Kelas II (dua) Kelas III (tiga)

No Pelajaran Jam Pelajaran Jam Pelajaran Jam

1 Sullamud Diyanah 1 Jam Aqidatul Awam 1 Jam Aqidatul ‘Awam 1 Jam

2 Fasholatan 1 Jam AlQur’an 1 Jam Al Qur an 1 Jam

3 Fiqh Jawan 1 Jam Tanwirul Qori’ 1 Jam Hidayatussibyan 1 Jam

4 Tahajji 1 Jam Ala La & 1 Jam Muhafadloh 1 Jam

Page 26: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

140

Muhafadhoh

5 Qiroatul Ushriyah 1 Jam Mabadi Fiqh I 1 Jam Mabadi Fiqih II 1 Jam

6 Imla’ I 1 Jam Tarikh Nabi 1 Jam Almathlab 1 Jam

7 Sirotun Nabi 1 Jam Imla’ II 1 Jam Tareh Nabi 1 Jam

8 Tahsinul Khot 1 Jam Tahsinul Khot II 1 Jam Imla’ III/ Tah.Khot

1 Jam

9 Bahasa Arab 1 Jam Bhs. Arab 1 Jam Bahasa Arab 1 Jam

10 PPKn.&B.Ind 1 Jam PPkn & Bhs.Indonesia

1 Jam Berhitung &IPA 1 Jam

11 Berhitung 1 Jam Berhitung 1 Jam IPS & B. Daerah 1 Jam

12 B. Daerah / B.Inggris

1 Jam B. Inggris & B. Daerah

1 Jam B.Ind, B.Ing & PPKn

1 Jam

12 12 12

Kelas IV (empat) Kelas V (lima) Kelas VI (enam) No Pelajaran Jam Pelajaran Jam Pelajaran Jam 1 Syu’abul Iman 1

Jam Khoridatul Bahiyah

1 Jam

Bad’ul Amal 1 Jam

2 Al Qur an 1 Jam

Hidayatul Mustafid. & Al Qur an

1 Jam

Jazariyah &Al Qur an 2

Jam 3 Tuhfatul Athfal 1

Jam Al Jurumiyah 1

Jam Abi Syuja’ 2

Jam 4 Khulashoh I 1

Jam Shorof Isthilahi 2

Jam Al Amrithi 6

Jam 5 Syabrowi 1

Jam Q. Shorof Isthilahi

1 Jam

Shorof Lughowi 2 Jam

6 Akhlaq lilbaninnat I

1 Jam

Akhlaqul Banin/nat II

1 Jam

Q. Shorof Lughowi

2 Jam

7 Mabadi Fiqih III 1 Jam

Muhafadhoh 1 Jam

Arba’in Nawawi 1 Jam

8 Imlak IV 1 Jam

Mabadi Fiqih IV

1 Jam

Taisirul Kholaq 1 Jam

9 Muhafadloh 1 Jam

I’lal Isthilahi & Q. I’lal

1 Jam

I’lal 1 Jam

10 Bahasa Arab 1 Bahasa Arab 1 Bahasa Arab 1

Page 27: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

141

Jam Jam Jam 11 B.Indonesia, IPS

& PPKn 1

Jam Bhs. Indo/IPS/MMT

1 Jam Muhafadloh 1

Jam 12 MMT, IPA &

Bhs. Daerah 1

Jam Khulashoh N. Y. II

1 Jam

13 Qiroatul Kitab 1 Jam

14 MMT, IPA 1 Jam

15 B.Indo.&PKn 1 Jam

12 12 24

Tsanawiyah

Kelas I (satu) Kelas II (dua) Kelas III (tiga)

No Pelajaran Jam Pelajaran Jam Pelajaran Jam

1 Ta’lim Muta’alim 1 Jam Tahliyah 1 Jam Uddatul Faridl 2 Jam

2 Sanusiyah 1 Jam Tijan Durori 1 Jam Jauharotut Tauchid 2 Jam

3 B. Inggris 1 Jam B. Inggris 1 Jam Adabusyar’iyah 1 Jam

4 MMT & IPA 1 Jam B. Indonesia & IPA

1 Jam ‘Arudl 1 Jam

5 B. Indonesia & IPS

1 Jam MMT & IPS 1 Jam B. Inggris 1 Jam

6 Bulughul Marom 1 Jam Bulughul Marom 1 Jam B. Indonesia & IPS

1 Jam

7 Khulashoh N. Y. III

1 Jam Alfiyah Ibni Malik

8 Jam MMT & IPA 1 Jam

8 Fathul Qorib 4 Jam Fathul Qorib 4 Jam Mustholahul Hadits

1 Jam

9 Alfiyah Ibni Malik 8 Jam Qowaidul I’rob 2 Jam Jawahirul Bukhori 1 Jam

10 Al Maqsud 2 Jam Al I’rob 1 Jam Al Jauhar Al Maknun

6 Jam

p11 Q. Kitab 1 Jam Muhafadhoh 1 Jam Fathul Qorib 4 Jam

12 Muhafadhoh 1 Jam Bahasa Arab 1 Jam Bhs. Arab 1 Jam

13 Bahasa Arab 1 Jam Q. Kitab 1 Jam Muhafadhoh 1 Jam

14 Q. Kitab 1 Jam

Page 28: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

142

24 24 24

Aliyah

Kelas I (satu) Kelas II (dua) Kelas III (tiga)

No Pelajaran Jam Pelajaran Jam Pelajaran Jam

1 Husunul Hamidiyah I

2 Jam Husunul Hamidiyah II 2 Jam Addasuqi 1 Jam

2 Attajridussorih 2 Jam Attajridussorih 2 Jam Attajridusshorih 2 Jam

3 Bahasa Arab 1 Jam Tafsir Jalalain 2 Jam Tafsir Jalalain juz 3 1 Jam

4 Tashiluturuqot 2 Jam Addurus Alfalakiyah & MMT

2 Jam Durrotussaniyah & Hisab

3 Jam

5 PPKn. IPS & Bhs. Ind

1 Jam Sulamul Munauroq 2 Jam ‘Idhotunnasyi’in 2 Jam

6 Bhs. Inggris 1 Jam Bahasa Arab 1 Jam Assullam 1 Jam

7 Tafsir Jalalain 2 Jam PPKn. Bhs. Indo & IPS

1 Jam B.Indo,PPKn,Dikdaktik & Ilmu Ekonomi

2 Jam

8 Uqudul Juman I 6 Jam Bahasa Inggris 1 Jam Bahasa Inggris 1 Jam

9 Fathul Mu’in 5 Jam Uqudul Juman II 4 Jam Bahasa Arab 1 Jam

10 Muhafadhoh 1 Jam Fathul Mu’in 4 Jam Tafsir Jalalain 2 Jam

11 Q. Kitab 1 Jam Alfaroid Albahiyah 3 Jam Alfaroid Albahiyah 3 Jam

12 Fathul Mu’in 5 Jam

24 24 2435

Meskipun dalam kurikulum pembelajaran sudah lebih maju dari pada

Lirboyo dengan mulai dikenalkannya materi umum pada santri, materi-materi

35 Team Redaksi, profil pondok pesantren Darussalam (Kediri: PP. Darussalam Sumbersari, 2012)

Page 29: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

143

tersebut hanya berupa pada materi umum inti seperti matematika dan bahas

Inggris dan masih memperioritaskan kajian kitab kuning sebagai materi utama.

Dalam konteks penerapan kitab kuning sebagai kurikulum pembelajaran di

dalam pondok pesantren Darussalam Sumbersari Kediri, salah satunya telah

memunculkan pemahaman dan sikap konservatif, deskriminatif, dan apologetic

pimpinan pesantren atas isu-isu gender yang sudah gencar didiskusikan oleh

kalangan pesantren sendiri. Penanaman pemahaman atas relasi antara laki-laki

dan perempuan melalui kitab kuning sudah terkonstruk rapi dalam paradigma

komunitas pesantren.

Naifnya, mayoritas pengasuh pondok pesantren Darussalam Sumbersari

Kediri sebagai pemegang kendali otoritas pesantren cenderung memilih

tertutup dan mengamini karya-karya misioginistik tersebut dari pada

mengadakan kajian secara mendalam baik secara filosofis, teologis maupun

historis. Bahkan tidak jarang di antara pengasuh yang mengharamkan berfikir

kritis-transformatif terutama bagi komunitas pesantren, karena hal tersebut

dianggap sebagai budaya barat yang akan merusak tatanan keislaman yang

telah mapan. Jika keadaan ini terus berlangsung tanpa ada usaha menuju

perubahan yang lebih baik, maka selamanya dapat dipastikan pesantren akan

menjadi salah satu lembaga pendidikan Islam yang menjadi pelopor

tumbuhnya budaya patriarkhi di kalangan masyarakat dan tentunya sangat

menciderai citra Islam sebagai agama yang menjunjung tinggi asas kesetaraan

(musa>wah) dan keadilan (‘ada>lah).

Page 30: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

144

Dalam proses pembelajarannya, pondok pesantren Darussalam Sumbersari

juga menetapkan kebijakan bahwa pengajar pondok untuk kelas ibtida’iyah

terdiri dari laki-laki dan perempuan, namun untuk tingkat tsanawiyah ke atas

guru atau ustadz harus dari laki-laki baik untuk kelas khusus laki-laki ataupun

perempuan. Menegenai hal tersebut KH. Zaenuri Faqih memberikan

penjelasan:

“Untuk guru tingkat tsanawiyah memang tenaga professional yang kita punyai hanya laki-laki, kita hampir tidak menjumpai guru perempuan yang fak(professional di bidangnya), hal tersebut dikarenakan mayoritas santri putri yang senior harus keluar dari pesantren untuk menikah”36. Masih menurut beliau, selain faktor usia belajar santri hal tersebut juga dipengaruhi oleh kemampuan laki-laki yang jauh di atas perempuan, karena agama sendiri yang memberikan “Nash” tentang itu, jadi sebagai perempuan tidak boleh iri hati terhadap apa yang telah dikodratkan oleh tuhan37. Jika hal demikian dibiarkan terus menerus tanpa membuka adanya kritik

dan saran dari berbagai kalangan, maka dapat dipastikan budaya patriarkhi

akan semakin kokoh dan tak tergoyahkan di lembaga pendidikan Islam pondok

pesantren secara luas.

C. Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar Kediri

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Al-Ishlah Bandar

Studi situasi dan kondisi menjelang lahirnya pondok pesantren Al-

Ishlah, sangatlah penting mendapatkan porsi pembahsan tersendiri. Sudah

barang tentu esensi dari pembahasan ini adalah rekaman aneka peristiwa

yang mengantarkan lahirnya pondok pesantren Al-Ishlah. Ternyata kondisi

36 KH. Zaenuri Faqih, Wawancara, Kediri, 10, Desember 2013. 37 Ibid.

Page 31: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

145

sosio-kultural dan lingkungan yang berkembang waktu itu merupakan

faktor utama yang mendorong KH. Thoha Mu’in untuk mendirikan

pondok pesantren Al-Ishlah38.

Namun peristiwa kami rekam secara sekilas, untuk dapat

dijadaikan pijakan untuk menyusun sejarah berdirinya pondok pesantren

Al-Ishlah. Al-Ishlah didirikan satu tahun menjelang pemilihan umum

pertama tahun 1955, tepatnya pada tanggal 17 oktober 1954. Saat itu

situasi sedang dimanfaatkan oleh para politisi dan gembong-gembong

partai untuk mengadakan persaingan mencari pengaruh dan perebutan

kekuasaan yang saling menjatuhkan. Kondisi masyarakat Indonesia yang

sangat plural, banyak suku, ras dan agama berkembang dengan pesat

sangat rentan terhadap konflik. Hal ini tentunya dapat berdampak negatif

terhadap kondisi umat Islam, karena Islam sebagai agama yang banyak

dianut oleh sebagian besar masyarakat Indonesia ternyata juga terdapat

beragam madzbah yang berbeda-beda dan mempunyai basis masa yang

tidak sedikit jumlahnya. Hal ini tentunya menjadi ladang subur untuk

memperoleh dukungan massa yang sebesar-besarnya, jangan sampai

keutuhan umat Islam ini dimanfatkan pihak ketiga untuk kepentingan

kelompok atau golongan tertentu dengan aksi dukung mendukung yang

rawan terhadap konflik39.

Melihat kenyataan yang demikian ini, sebagai upaya untuk

menghindari perpecahan umat maka beliau memilih Al-Ishlah sebagai

38 Team Redaksi, Profil al-Ishlah (Kediri: PP. Al-Ishlah, 2000) 39 Ibid

Page 32: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

146

nama pondok pesantren yang didirikannya sebagai simbol perdamaian

umat. Beliau berharap dengan nama Al-Ishlah santri-santrinya mampu

menginternalisasikan nilai-nilai perdamaian untuk membangun umat yang

rukun dan damai tanpa memihak satu kelompok manapun40.

2. Kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Ishlah

Sebagaimana pembahasan pada pondok-pondok sebelumnya, untuk

mengetahui bagaimana realitas patriarkhi dalam pesantren Al-Ishlah

dimulai dari paparan sistem kepemimpinan pesantren yang sedang

berlangsung. Struktur kepemimpinan pesantren Al-Ishlah dipaparkan

sebagai berikut:

Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Putra Al-Ishlah

1. K. Fuaddudin Thoha : Ketua

2. KH. Zubaduzzaman : Sekretaris

3. A. Fauzi Muallaa : Bendahara

4. A. Azharul Ma’ali : Anggota

5. H.A. Qowimuddin Thoha : Anggota

6. A. Faruk Zakiyunnuha : Anggota

7. A. Rodliyulloh Elbana : Anggota

8. H.A. Ahsinil Umam : Anggota41

Dewan Penasehat Pondok Pesantren Putra Al-Ishlah

1. K. Fuaddudin Thoha

2. KH. Zubaduzzaman

40 Ibid 41 Ibid

Page 33: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

147

3. H.A. Rofi’uddin Romli42

Dewan Pengasuh Pondok Pesantren Putri Al-Ishlah

1. K. Fuaddudin Thoha : Ketua

2. KH. Zubaduzzaman : Sekretaris

3. Hj. Faridatul Aliyyah : Bendahara

4. A. Fauzi Mualla : Anggota

5. Hj. Uria Rita : Anggota

6. A. Azharul Ma’ali : Anggota

7. H.A. Qowimuddin Thoha : Anggota

8. A. Faruk Zakiyunnuha : Anggota

9. A. Rodliyulloh Elbana : Anggota

10. H.A. Ahsinil Umam : Anggota

11. Ning Arinal Husna : Anggota43

Dewan Penasehat Pondok Pesantren Putri Al-Ishlah

1. K. Fuaddudin Thoha

2. KH. Zubaduzzaman

3. Hj. Faridatul Aliyyah

4. Hj. Uria Rita

5. Hj. Lilik Muhibbah

6. Nawaning44

Dari paparan data struktur kepemimpinan pesantren di atas, nampak

jelas pemberdayaan kalangan perempuan yang melebihi pesantren 42 Ibid 43 Ibid 44 Ibid

Page 34: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

148

Darussalam. Pesantren Al-Ishlah telah memberikan cukup ruang bagi

kalangan perempuan pesantren untuk turut serta dalam mengelola dan

mengembangkan pesantren. Dari situ, kalangan perempuan pesantren

memiliki mementum dalam mengaktualisasikan serta mengembangkan

kemampuannya dalam segi keilmuan dan pengalaman penting lainnya.

Pembagian kerja yang positif dalam kepemimpinan pesantren Al-

Ishlah antara laki-laki dan perempuan menjadikannya sebagai percontohan

dari upaya penegakan gender di dalam lingkup kepemimpinan pesantren.

Lebih dari itu, para pemangku pesantren juga memberikan kebebasan

kepada seluruh elemen pesantren tanpa terkecuali untuk berkiprah dalam

wilayah eksternal pesantren seperti kegiatan politik dan organisasi

kemasyarakatan.

Salah satu bentuk kongrit dari emansipasi perempuan pesantren yang

memiliki kebebasan dalam mengekspresikan keilmuannya dan

mendedikasikan diri dalam wilayah yang lebih luas muncul dari diri nyai

Luluk Muhibbah adalah. Ia turut serta dalam dunia politik praktis dan saat

ini menjabat sebagai wakil Wali Kota Kediri. Penempatan posisi yang

berbeda antara menjadi Bu Nyai dalam pesantren dan wakil Wali Kota

dalam wilayah yang lebih luas menjadikan beliau semakin lebih fleksibel

dan akuntabel dalam menjalankan roda kepemimpinan.

Apa yang sedang dialami oleh Nyai Luluk Muhibbah memberikan

bukti kepada seluruh pesantren pada umumnya bahwa perempuan

sebenarnya juga mampu melakukan apa yang dianggap hanya bisa

Page 35: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

149

dilakukan oleh laki-laki. Hal ini juga menunjukkan bahwa perempuan

pesantren sesungguhnya juga bisa berbuat lebih jauh melampaui

ekspektasi yang disandarkan padanya sebagai perempuan pesantren oleh

masyarakat umum.

Walaupun pesantren Al-Ishlah telah memberikan ruang yang lebar

bagi kalangan perempuan pesantren untuk bisa mengaktualisasikan diri

dalam bentuk kegiatan positif, hanya saja dalam internal pelaksanaan

kepemimpinan lembaga masih saja menempatkan laki-laki padi posisi

hierarki tertinggi. Hal tersebut nampak pada peta kepemimpinan pesantren

secara keseluruhan, di mana seluruh kepemimpinan baik pesantren putra

maupun putri selalu diketuai oleh laki-laki. Dari realitas tersebut dapat

disimpulkan bahwa seperti apapun produktifitasnya para pemimpin

pesantren baik laki-laki (kiai) maupun perempuan (nyai) dalam usaha

mengembangkan pesantren, keputusannya tetap milik mutlak ketuanya

(kiai).

Dari seluruh penjelasn tentang sistem dan pola kepemimpinan

pesantren Al-Ishlah tersebut di atas, meskipun dalam penyelenggaraan

roda kepemimpinan sudah memberikan posisi yang lebar kepada para

aktor perempuan (nyai), masih terdapat cela akan terjadinya praktik

patriarkhi dalam kepemimpinannya jika penentu kebijakan tetap hanya di

bawah kekuasaan kiai.

3. Kurikulum Pembelajaran

Page 36: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

150

Mayoritas pondok pesantren di Indonesia, terutama pesantren salaf

seperti Al-Ishlah kurikulum pendidikannya lebih di dominasi oleh

pengetahuan-pengetahuan yang berorientasi pada penguasaaan keilmuan

Islam, seperti: bahasa Arab ilmu nahwu, shraf, ilmu fiqih, ushu>l al-fiqh,

ulum al-Qur’an, kajian kitab tafsir, hadith, ilmu hadith, disamping itu juga

mengkaji ilmu kalam (tauhid), mantiq (logika), ta>rikh nabi, tasawuf dan

akhlaq.

Berdasarkan kurikulum tersebut, maka Al-islah menentukan kitab-

kitab yang dikaji oleh para santri, antara lain45:

No Bidang Kajian Nama Kitab

1. Nahwu/Sharf al-juru>mi>yyah, al-imri>thiy>, alfi>yah ibn

ma>lik, ibn ‘aqi>l, jawa>hir al- maknu>n,

amthilaty> tas}ri>fi>yah, qawa>’id al-

sharfiy>yah,al-maqs}u>d,dan sebagainya.

2 Fiqh Maba>di’ al-fiqhiy>yah, al-sulam at-

tawfi>q, fath} al-qari>b, fath} al-mu’i>n,

al-iqna>’,dan sebagainya.

3. Ushu>l al-fiqh Maba>di’ ul awwa>liy>yah, as-sulam

4. Hadist Arba’i>n nawa>wi>, bulu>gh al –mara>m,

riya>dh as-sha>lihi>n, adzka>r an-nawa>wi,

abi> jamrah, jawa>hir al bukha>ri>, tanqi>h}

al-qau>l, dan sebagainya.

45 Ibid.

Page 37: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

151

5. Tauhid Da>su>ki>, jauhar at-tawhi>d, kifayah al-

‘awa>m, hida>yah as-s}ibya>n, dan

sebagainya.

6. Tasawuf Kifa>yah al-atkiya>’, al-h}ikam, nas}aih}

al-’iba>d, minha>j al-‘abidi>n, dan

sebagainya.

7. Tafsir Tafsi>r jala>lai>n, tafsi>r mara>kh lubai>d

(tafsir muni>r)

8. Akhlaq ala>-la>, ta’li>m al-muta’allim, taisi>r al-

khala>q, was}a>yah al- a>ba>’ li al-abna>’,

dan sebagainya.

9. Tajwid Hida>yah as-s}ibya>n, tuh}fah al- at}fa>l,

dan sebagainya.

Hanya yang menjadi bacaan rutin (wiridan) KH. Thoha Mu’id

setiap hari antara lain: setiap ba’da subuh beliau membaca kitab al-awra>d

li ina>rah al-aqba>d dan al-Qur’an bersama para santri (dikhatamkan setiap

tahun sekali dan di ulangi kembali dari awal), tafsi>r jala>lai>n, tafsir muni>r,

alfi>yah ibn ma>lik dan ibn aqi>l, fath} al-qari>b, fath} al-mu’i>n, al-h}ika>mi46.

semua materi pembelajaran tersebut adalah sebagian dari kitab yang

masuk dalam daftar kurikulum pondok pesantren Al-Islah

46 Ibid.

Page 38: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

152

Metode pembelajaran di pondok pesantren Al-Islah pernah

mengalami beberapa perubahan, karena mengikuti tuntutan perkembangan

zaman di bidang pendidikan dan pengajaran. Sejak berdirinya (1954)

hingga pada tahun 1966 Al-Islah hanya menerapkan sistem pendidikan

yang berorientasi pada kiai centered system (kiai menjadi satu-satunya

nara sumber dari materi pendidikan yang diberikan) dengan menggunakan

metode wetonan, bandongan (halaqah) yang sebenarnya merupakan

gambaran pendidikan pesantren yang menempatkan Kiai sebagai pusat

sistem.

Kiai aktif membaca, memberikan ceramah atau memberikan

penjelasan maksud dalam kitab yang diajarkan, sementara para santri

secara pasif mengikuti pembelajaran dengan mendengarkan ceramah

sambil duduk di sekeliling ataupun di hadapan kiai yang sedang

menerangan pelajaran47.

Metode weton sendiri adalah sitem belajar mengajar konvensional

yang berlaku dalam sistem pengajaran dan pendidikan di pondok

pesantren Al-Ishlah, yaitu sang kiai menyampaikan materi pelajaran

dengan membaca teks (kitab kuning) baris demi baris, menerjemahkan,

dan kalau dipandang perlu memberikan penjelasan. Sedangkan santri

memberikan catatan kecil yang berkaitan dengan makna pada kitab yang

sedang dikaji atau yang sering dikenal dengan ngesahi (memberikan

makna perhuruf pada kitab kuning, biasanya menggunkan Arab pegon).

47 Ibid.

Page 39: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

153

Kata weton berasal dari bahasa Jawa yang berarti waktu, karena pada

dasarnya kegiatan pengajian seperti ini dilakukan pada waktu-waktu

tertentu, seperti setelah shoalat wajib. Akan tetapi setiap daerah

mempunyai istilah yang berbeda-beda dalam menyebut metode ini, di

Jawa Barat menggunakan istilah bandongan, sedangkan di Sumatra

terkenal dengan halaqah. Keduanya mempunyai maksud yang sama yaitu

metode pengajian di mana para santri duduk melingkar di sekeliling kiai

untuk mengikuti pengajian yang disampaiakan oleh kiai48.

Selanjutnya adalah metode sorogan. Sorogan sendiri berasal dari

kata “sorog” yang berarti mengajukan. Sorogan merupakan salah satu

sistem belajar mengajar konvensional yang berlaku di pesantren.

Caranya,seorang santri menyodorkan sebuah kitab dihadapan kiai atau

pembantu Kiai, kemudian Kiai memberikan tuntunan bagaimana cara

membacanya, menghafalkannya dan bila telah meningkat termasuk

tentang terjemahan dan tafsirnya secara lebih mendalam, santri di

instruksikan untuk mempelajari suatu naskah atau literatur secara mandiri,

kemudian ia harus mempresentasikannya di hadapan sang Kiai49.

Seiring dengan perkembangan metode pembelajaran di dunia

pendidikan, maka Al-Islah pun berusaha untuk menyesuaikan diri. Salah

satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengembangkan metode

pembelajarannya, seperti menggunkan metode syawir

(musyawarah/diskusi) praktikum (ibadah dan mu’amalah), belajar

48 Ibid. 49 Ibid.

Page 40: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

154

kelompok dan lain-lain. Di samping itu, pondok pesantren Al-Islah juga

menerapkan sistem pengajian kilatan (pengajian yang dilaksanakan dalam

waktu yang cukup singkat) yang dilaksanakan setiap tanggal 1-20 bulan

Ramadhan50

Dari penjelasan mengenai kurikulum pembelajaran serta proses

pembelajaran yang terjadi di pesantren Al-Ishlah tersebut di atas, dapat

ditarik kesimpulan bahwa, meskipun pesantren tersebut sudah mulai

menerapkan metode pembelajaran baru dengan muatan materi pada

kurikulum yang masih mengandalkan kitab kuning sebagai pegangan

utama dan sistem tradisional yang juga masih dilestarikan (sorogan,

bondongan, wetonan), maka pondok pesantren Al-Ishlah masih hampir

mirip dengan pondok-pondok lain yang dalam implikasi pembelajarannya

memungkinkan terjadinya pemahaman serta konstruk patriarkhi terutama

bagi pembacanya. Namun demikian, secara keseluruhan tentang

transformasi kepemimpinan, kurikulum serta proses pembelajaran yang

terjadi di dalam lingkup pesantren patut mendapatkan apresiasi dari

masyarakat, khususnya bagi kalangan perempuan pesantren yang

menginginkan adanya perubahan maenstrem subordinasi bagi mereka.

D. Pondok Pesantren Al-Hikmah Purwoasri Kediri

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok Pesantren Al-Hikmah Purwoasri

Kediri sebagai salah satu kota yang terletak di wilayah Propinsi Jawa

Timur telah lama dikenal sebagai salah satu kawah candradimuka dan

50 Ibid.

Page 41: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

155

pencetak kader-kader handal dalam bidang ilmu keagamaan, khususnya

agama Islam. Sebutan ini tentunya tidak lepas dari banyaknya pesantren

yang tersebar di daerah ini, baik di wilayah Kota, Kabupaten, bahkan di

pedesaannya. Dari sekian banyak pesantrenyang ada di Kediri, pesantren

al-Hikmah adalah salah satunya. Pesantren tersebut didirikan oleh KH.

Badrus Sholeh Arif atau yan lebih dikenal denan gus Sholeh51.

KH. Badrus Sholeh lahir pada tahun 1917 di desa Banyakan

Kabupaten Kediri. Beliau adalah putra dari pasangan Kiai Muhammad

Arif bin Hasan Alwi dan Nyai Sriatun. Beliau menikah dengan Hj. Azizah

Badriyah binti KH. Ihsan desa Banaran Kertosono. Dari pernikahan

tersebut beliau dikaruniai 8 (delapan) anak yaitu KH. Zaimuddin, KH,

Abdul Wahid, Nyai Hj. Nur Chalidah, KH. Abdul Nashir, KH. Ahmad

Da’in Arif, KH. M. Yahya, KH. Nasrul Islami dan KH. Fathul Karim52.

Pondok pesantren al-Hikmah ini didirikan oleh KH. Badrus Sholeh

Arif pada awal-awal kemerdekaan Indonesia pada tahun 1948. Pada masa

penjajahan tentara Jepang di Indonesia beliau turut serta berperang demi

merebut kemerdekaan, dengan gigih berani beliau mengangkat senjata

dengan prinsip menegakkan kebenaran di Bumi Nusantara.

Pesantren al-Hikmah mulai bersinar dan berkembang pada tahun

1959 dengan didirikannya Kulliyatul Mu’alimin. Namun lembaga

pendidikan ini tidak berlansung mulus kerena pada saat itu muncul sebuah

gerakan pemberontakan PKI yang meluas di Indonesia termasuk di Kediri.

51 Team redaksi, Profil Pondok Pesantren al-hikmah (Kediri: PP. Al-Hikmah, 2000) 52 Ibid

Page 42: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

156

Kemudian pada tahun 1964 tepatnya pada tanggal 7 Agustus, atas inisiatif

lurah dan dewan pengajar, maka dibentuklah sebuah yayasan pendidikan

Islam al-Hikmah yang nantinya dari yayasan ini muncul beberapa model

pendidikan mulai dari pendidikan usia dini hinga perguruan tinggi53.

Pada tanggal 14 April 1967 pendidikan Mu’allimin dirubah menjadi

pendidikan Guru Agama Islam Negeri (PGAN) yang diresmikan langsung

oleh Menteri Agama RI yaitu KH. Ahmad Dahlan. Selanjutnya pada tahun

1970 KH. Badrus Sholeh Arif mendirikan Madrasah Islamiyah al-Hikmah

dengan jenjang pendidikan ibtida’iyah, tsanawiyah, dan aliyah. Kemudian

pada tahun 1976 didirikan sebuah Perguruan Tinggi al-Hikmah dengan

SK. Menteri Agama RI no.kep/D.Y/204/7654.

Meskipun beberapa kali telah mengalami perubahan administrasi

kelembagaan, hingga sampai sekarang pondok pesantren al-Hikmah terus

mengalami peningkatan dalam kuantitas santri maupun lembaganya.

Sebagai pondok induk al-Hikmah memiliki 6 cabang pesantren dibawah

naungan lembaga.

2. Kepemimpinan Pondok Pesantren Al-Hikmah

Sebagaimana pondok pesantren salaf pada umumnya, pondok

pesantren Al-Hikmah dalam kepemimpinannya juga masih menerapkan

sistem kepemimpinan patriarkhi. Realita tersebut bisa dinilai dari

penempatan posisi laki-laki pada keseluruhan struktur kepemimpinan

53 Ibid. 54 Ibid.

Page 43: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

157

lembaga dan hanya menempatkan satu aktor perempuan yang sebenarnya

jauh dari cukup jika mengacu pada usaha penegakan kesepadanan gender.

Gambaran tentang struktur kepemimpinan lembaga tersebut

dipaparkan sebagai berikut:

Dewan Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah

1. H. Abdul Hafid Izzudin

2. H. Amanu Yahya

Dewan Pengawas Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah

1. Drs. H. Akhwan Mukarrom

2. Drs. H. Sudjak

Dewan Pengasuh Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah

Ketua : KH. Zaimmudin Badrus

Wakil Ketua : KH. Abdul Wahid Badrus

Sekretaris : KH. Ahmad Da’in Arif Badrus

Wakil Sekretaris : Nyai Hj. Noer Chalida Badrus

Bendahara : KH. Abdul Nashir Badrus

Wakil Bendahara : KH. M. Yahya Badrus55

Dengan kondisi struktur kepemimpinan seperti ini bisa dipastikan

terdapat kesenjangan yang nyata antara laki-laki dan perempuan dalam

penyaluran kreatifitas ide maupun penentuan kebijakan lembaga. Dengan

dominasi laki-laki atas perempuan dalam peran dan posisi kepemimpinan

55 Ibid.

Page 44: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

158

dapat dipastikan memberikan dampak subordinasi tersendiri bagi kalangan

perempuan.

Meskipun demikian, kondisi yang terjadi di lapangan tidak

menghalangi beberapa aktor dari kalangan perempuan pesantren Al-

Hikmah untuk dapat merebut dan mendapatkan haknya. Di antara mereka

ada yang memilih berdikari di luar pesantren untuk mengembangkan dan

mengaktualisasikan diri baik sebagai da’i ataupun akademisi bahkan

politisi.

3. Kurikulum Pembelajaran

Tidak jauh berbeda dengan pesantren salaf pada umumnya, dalam

penetapan kurikulum pembelajaran, pondok pesantren Al-Hikmah

Purwoasri masih mempertahankan kitab-kitab kuning karangan ulama’

klasik sebagai muatan materi utama. Pemberian materi-materi tersebut

ditetapkan secara sistematis mulai dari jenjang yang paling bawah hingga

jenjang teratas.

Secara garis besar, materi-materi tersebut terdapat pada rincian

kitab-kitab yang diajarkan sebagai berikut:

a. Ilmu Alat : Juru>mi>yyah, Amthi>lah at-tas}ri>fiyyah, al-I’la>l, al-‘Imri>t}i>y,

qawa>’id al-I’ra>b, Mutammimah, al-maqs}u>d li as-s}arf, alfi>yah ibn

ma>lik.

b. Ilmu kalam: Jauhar al-maknu>n, H}ujjah ahlu as-sunnah

c. Ilmu fiqih: Fas}alatan fi> al-fiqh, Safi>nah as-s}ala>h fi> fiqh, maba>di’ al-

fiqhi>yyah, Safi>nah an-naja>h}, riya>dh al-badi>’ah, dhurar al-bahi>yah fi>

Page 45: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

159

al-fiqh, at-taqri>b, minha>j al-qawi>m, Fath} al-mu’i>n, al iqna>’, Fath} al-

wahha>b, al far>aidh al-bahi>yah, Sullam at-tawfi>q.

d. Ilmu tajwid: Syifa>’ al-jina>n, Tuh}fah al-at}fa>l, Jazari>yah, Fath} al –

manna>n.

e. Ilmu h}adith dan mus}t}ala>h} al-h}adi>th: bulu>gh al-mara>m, Jawa>hir al-

bukha>ri, Arba’i>n nawa>wi>, S}ah}i>h} muslim.

f. lmu tauhid (Keesaan) dan akhlaq (tasawuf): Aqi>dah al-‘awa>m,

Was}a>ya al-a>ba>’ li al-abna>’, Jawa>hir al-kala>mi>yyah, Nas}a>ih} al‘iba>d

Tambi>h al-gha>fili>n, Bida>yah al-hida>yah Ta’li>m al-muta’allim.

g. Ilmu tafsir: al-ibri>z, al-jala>lai>n

h. Lain-lain: al-khat, ‘iddah al-fari>d, Khula>s}ah nu>r al-yaqi>n56.

Kurikulum tersebut di atas hampir tidak ada yang berbeda dari

kurikulum yang diterapkan oleh pendok-pondok pesantren pada

pembahasan sebelumnya, maka juga tidak jauh berbeda pula implikasi

yang akan ditimbulkannya, yakni penguatan terhadap tradisi patriarkhi

dalam pesantren Al-Hikmah.

Dalam proses pembelajaran yang berlangsung dalam pesantren Al-

Hikmah dan juga tiga pesantren sebelumnya (pesantren Lirboyo,

Darussalam Sumbersari dan Al-Ishlah Bandar) diadakan diskusi rutin

mingguan maupun bulanan dalam kegiatan bah}th al-Masa>’il. Namun

demikian, dalam penggalian hukum yang diadakan melalui musyawarah,

santri hanya diperkenankan menggunakan kitab-kitab kuning sebagai

56 Ibid.

Page 46: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

160

referensi atas permasalahan kekinian yang terjadi tanpa boleh

menggunakan nalar kritis subjektif, lebih-lebih menggunakan kaedah atau

dasar-dasar filsafat. Dengan demikian dipastikan telah terjadi usaha

penyesuaian hukum hasil ijtihad ulama’ klasik dengan problem kekinian,

di mana jarak antara penggalian hukum serta penetapannya saat itu sangat

jauh dari sekarang.

Dari penjelasan di atas dapat dibayangkan, bahwa penafsiran

ulama’ zaman dulu yang berjarak ribuan tahun dari sekarang, dengan

kondisi kultur serta budaya yang berbeda, dengan kondisi zaman yang

berbeda pula, harus disesuaikan dengan problem-problem kekinian.

Penggalian hukum dengan menggunakan mara>ji’ (referensi) kitab kuning

klasik justru akan menjerumuskan pada stagnasi keilmuan pesantren itu

sendiri, begitu juga validasi hukum yang ditetapkan juga terbuka lebar

untuk dipertanyakan lagi.

Kajian filologis yang dilakukan oleh pesantren Al-Hikmah begitu

juga umumnya pondok pesantren salaf lainnya dalam bah}th al-masa>’il

masih serba kurang lengkap, karena hanya menyentuh aspek-aspek yang

dangkal dan diarahkan pada usaha pemahaman harfiah atas teks kitab

kuning, tanpa mengaitkannya dengan konteks sosial saat khazanah itu

dilahirkan. Untuk itu, tidak terlalu asing bila khazanah ilmu-ilmu

Page 47: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

161

keislaman yang mereka tangkap dengan kerangka tersebut menelorkan

pemahaman parsial yang reduksionistik.57

Kesenjangan interpretatif antara teks dan konteks akhirnya

mengundang timbulnya penafsiran-penafsiran keagamaan yang keras dan

rigid,58 bahkan akan memungkinkan terjadinya intellectual suicide atau

taqdi>s al-afka>r ad-di>ni>yyah . Dalam penafsiran demikian, biasanya

perkembangan sosial diakomodasikan dengan cara-cara artifisial dan

bahkan kadang terkesan apologetik. Penanganan atas masalah baru biasa

dilakukan lewat penyelesaian formalistik-dangkal tanpa meninjau lebih

dalam sampai pada akar kontekstual dari masalah tersebut. Pemisahan

antara teks dan konteks itu lalu berlanjut dengan munculnya anggapan

bahwa teks adalah entitas mandiri yang mengandung kecukupan dalam

dirinya (self sufficient). Padahal, sebuah teks pada hakikatnya sarat dengan

muatan spasiotemporal yang jarang dipertimbangkan.

Dengan demikian, teks diasumsikan sebagai produk dalam ruang

kosong. Artinya, kitab kuning sebagai wujud dari tradisi keilmuan Islam

klasik dan pesantren pada umumnya dianggap sebagai “produk jadi”,

“produk instan”, atau “produk siap pakai”, sehingga generasi yang datang

belakangan meskipun wilayah pengalaman keberagamaan mereka jauh

57 Saefuddin Zuhri,”Pendidikan Pesantren di Persimpangan Jalan,” dalam Pesantren Masa Depan, Wacana Pemberdayaan dan Transformasi Pesantren, ed. Marzuki Wahid, et.al (Bandung: Pustaka Hidayah, 1999), 204. 58 Lebih-lebih, adanya inklinasi personal dari sang kiai dalam memberikan interpretasi dan stressing terhadap suatu masalah, sehingga menjadi wajar, bilamana santri memahami Islam dengan prespektif halal-haram, atau sahbatal. Lihat Maksun, “Tradisi Studi Fiqh di Pesantren” dalam Epistemologi Syara’ Mencari Format Baru FiqhIndonesia, ed. Anang Haris Himawan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2000). 169.

Page 48: BAB III - digilib.uinsby.ac.iddigilib.uinsby.ac.id/1215/6/Bab 3.pdfbarat Jawa Timur, lahirlah Kota Kediri dengan slogan "Kediri Bersemi". ... Kalangbret Tulungagung Jatim. Konon, cucu

162

lebih kompleks dari pada generasi sebelumnya tidak merasa perlu untuk

meninjau kembali rumusan-rumusan yang telah ada sebelumnya. Bentuk

piramida pemikiran Islam dalam pesantren yang meliputi kalam, fiqh dan

tasawuf adalah bentuk bangunan yang “paten” dan tidak dapat dirubah dan

didiskusikan (ghai>r qabi>l li al-taghyi>r wa al-niqa>sh).59

Penciptaan konstruksi sejarah patriarkhis dalam lingkup pesantren

sebenarnya merupakan gagasan-gagasan yang berakar dari pemahaman

individu atas sebuah realitas kemanusiaan yang turun temurun, hal tersebut

sangat bertentangan dengan gagasan kemanusiaan dan misi agama.

Pembatasan, pemarjinalan dan pendeskriditan perempuan telah

mengabaikan syari’at Islam yang senantiasa mengumandangkan

kesetaraan, keadilan dan kepedulian terhadap sesama manusia tanpa

memandang jenis kelamin, warna kulit, suku ataupun bangsa.

59 Amin Abdullah, Falsafah Kalam di Era Postmodernisme (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,1997), 31.