bab iii 3.1 setting dan subjek...
TRANSCRIPT
29
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Setting dan Subjek Penelitian
3.1.1 Setting penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren, Kecamatan
Pedan, Kabupaten Klaten. Pada semester II tahun pelajaran 2011/2012. Lokasi
penelitian di desa Ngaren, Kecamatan Pedan, Kabupaten Klaten. SD berada didekat
kantor kelurahan desa setempat. Kondisi ruang belajar 8 x 7 meter dengan ventilasi,
penerangan, dan pertukaran udara yang cukup. Sedangkan kondisi siswa sangat
heterogen, baik ditinjau dari faktor sosial ekonomi, tingkat pendidikan orang tua, dan
kecerdasan siswa maupun lingkungan masyarakat.
3.1.2 Jadwal penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester 2 tahun pelajaran 2011/2012 selama 3
bulan, mulai bulan Februari sampai bulan April 2012. Dalam waktu 3 bulan tersebut
peneliti mulai dari perbaikan proposal penelitian sampai melaporkan hasil penelitian.
Waktu yang demikian singkat peneliti pergunakan dengan sebaik-baiknya mengingat
peneliti juga harus melaksanakan tugas kuliah sebagai mahasiswa.
3.1.3 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD negeri 2 Ngaren Kecamatan
Pedan Kabupaten Klaten yang berjumlah 17 siswa, terdiri atas 5 siswa laki-laki dan
12 siswa perempuan.
3.2 Pendekatan dan Jenis Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif
artinya penelitian yang menggunakan ukuran dengan angka-angka hasil perhitungan
sebagai tolak ukur keberhasilannya.
Sedangkan jenis penelitian ini adalah termasuk Penelitian Tindakan Kelas
atau PTK. Disebut PTK karena penelitian ini dilakukan oleh guru dan mahasiswa
(kolaborasi) di dalam kelas yang sedang berlangsung kegiatan belajar dan mengajar,
atau dalam proses pembelajaran. PTK timbul atau dilaksanakan karena ada
30
kesenjangan/ perbedaan antara harapan dan kenyataan, sehingga setelah PTK ini
dilaksanakan diharapkan terjadi keadaan yang ideal.
Desain penelitian yang dilakukan diadaptasi dari model penelitian tindakan
kelas (Action Classroom Research) menurut Kemmis & Taggart (Kasbollah, 1998:
113) yaitu berbentuk spiral dari satu siklus ke siklus yang berikutnya. Prosedur
pelaksanaannya yaitu melalui empat tahap meliputi (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan
Tindakan, (3) Observasi, dan (4) Refleksi.
Gambar Model penelitian proses menurut Kemmis dan Mc Taggart
Alur penelitian tindakan kelas seperti yang tertera pada bagan berikut:
Bagan Kerangka Berpikir PTK
KondisiAwal
Tindakan
Gurumenggunakan metodekonvensional yaitumetode ceramah (blmmenggunakan mediapower point)
Diduga hasil belajarmatematika siswa kelas IIImeningkat denganmenggunakan media powerpoint
SiswaSiswa menjadi pasif,cepat bosan, diam,tidak memperhatikanpelajaran dan Hasilnilai siswa rendah
KondisiAkhir
Siklus IIMenggunakanmedia power pointdalam PBM
Siklus IMemanfaatkanmedia secara
klasikal
PembelajaranmatematikaMenggunakan mediapower point
31
3.3 Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajarai sehingga diperoleh informasi tentang hal
tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008:60).
Dalam penelitian ini ada dua variabel yang terdiri dari variabel bebas dan variabel
terikat.Variabel-variabel tersebut antara lain:
1. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi
sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.Variabel bebas dalam
penelitian ini adalah penggunaan media power point.
2. Variabel Terikat (Dependen)
Variabel terikat adalah variabel yang tergantung pada variabel bebas. Dalam
penelitian ini variabel terikatnya adalah hasil belajar matematika.. Hasil belajar
adalah besarnya skor dari tes yang telah dikerjakan di setiap akhir kegiatan
pembelajaran.
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Perencanaan Tindakan
1) Permintaan izin
Permintaan izin di SD N 2 Ngaren kepada Kepala Sekolah dan guru kelas III
SD tersebut.
2) Observasi dan wawancara
Kegiatan observasi dan wawancara dilakukan untuk mendapatkan gambaran
awal tentang SDN 2 Ngaren secara keseluruhan dan keadaan proses belajar
mengajar pada mata pelajaran matematika di kelas III, terutama pada
pembelajaran matematika.
3) Menyusun rencana penelitian
Pada tahap ini peneliti menyusun serangkaian kegiatan secara menyeluruh yang
berupa siklus tindakan kelas.
32
4) Menyusun lembar observasi untuk setiap tahapan penelitian.
3.4.2 Siklus Tindakan
Penelitian Tindakan Kelas yang dikembangkan oleh Kemmis & Mc Taggart
(Kasbollah, 1998: 113). Dalam perencanaan Kemmis dan Mc Taggart menggunakan
sistem spiral yang dimulai dengan perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
1) Siklus 1
a. Perencanaan
Peneliti mengidentifikasi data baik dari dokumentasi maupun dari
observasi serta wawancara dengan guru kelas maupun kepala sekolah.
a) Menentukan kelas penelitian, waktu penelitian, dan guru kolaborator
b) Peneliti menentukan pokok bahasan yang akan dibelajari ( Standar
Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator)
c) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata
pelajaran matematika dengan Kompetensi Dasar pecahan sederhana
dengan menerapkan media power point dalam pembelajaran (RPP
terlampir).
d) Membuat pedoman observasi untuk mengetahui aktivitas guru dan
aktivitas siswa selama pembelajaran
e) Menyusun alat evaluasi untuk mengetahui perkembangan hasil belajar
matematika siswa
f) Menyampaikan rencana kegiatan pelaksanaan pembelajaran kepada guru
matematika kelas tiga atau guru kolaborator SD Negeri 2 Ngaren
b. Tindakan/ Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan merupakan penerapan kegiatan pembelajaran yang
telah dirancang sebelumnya dalam perencanaan. Yaitu:
Pertemuan I
Kegiatan awal
a) Berdoa bersama diteruskan dengan presensi kehadiran siswa.
33
b) Apersepsi :
Dengan menunjukan satu buah gambar animasi dan bertanya :“ gambar
apakah ini? Ada berapa apel yang ibu miliki? Jika ibu bagi kepada kedua
keponakan ibu agar setiap anak mendapatkan bagian yang sama, apa yang
harus ibu lakukan?”
c) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
Kegiatan inti
a) Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang bilangan pecahan
sederhana dengan media power point menggunakan gambar apel.
b) Siswa diminta untuk membaca pecahan pada gambar media power point
sebagai contoh.
c) Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru tentang bagian-
bagian dari pecahan.
d) Siswa diminta memperhatikan contoh yang diberikan oleh guru
bagaimana cara menentukan nilai pecahan sederhana melalui gambar
yang diarsir dengan benar, dengan penggunaan animasi didalam power
point.
e) Salah satu siswa meminta untuk mengerjakan soal latihan didepan kelas.
f) Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil soal latihan yang
dikerjakan siswa.
g) Guru membenarkan jika jawaban siswa salah dan menjelaskan cara
menentukan nilai pecahan dengan menggunkan gambar yang diarsir
melalui media power point.
h) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan
soal lembar kerja kelompok.
i) Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok secra bergantian.
j) Siswa dengan bimbingan guru membahas hasil kerja kelompok siswa.
Kemudian guru membenarkan jika ada jawaban yang masih salah.
34
Kegiatan akhir
a) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
b) Guru memberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran
yang telah berlangsung.
c) Siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah
dilaksanakan
d) Tindak lanjut. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
Pertemuan II
Kegiatan awal
a) Guru memberi salam, berdoa, dan presensi.
b) Motivasi siswa : Mengajak siswa melakukan brain game
c) Apersepsi : mengingat pertemuan pertama tentang nilai pecahan melalui
gambar yang diarsir “ Pada pertemuan pertama kemarin apa yang kita
pelajari?”
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
Kegiatan inti
a) Siswa mengamati beberapa nilai pecahan yang ditunjukan guru.
b) Dengan tanya jawab guru menggali pengetahuan awal siswa.
c) “ siapa yang dapat membaca nilai pecahan yang ibu miliki?”
d) Siswa dan guru membenarkan jawaban siswa jika salah
e) Siswa diminta memperhatikan penjelasan dari guru bagaimana membaca
dan menulis lambang pecahan yang disampaikan melalui media power
point.
f) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan
soal lembar kerja kelompok.
g) Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok secra bergantian.
35
h) Siswa bersama dengan guru membahas hasil kerja kelompok siswa.
Kemudian membenarkan jika ada jawaban yang masih salah.
Kegiatan akhir
a) Siswa diberikan kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
b) Guru meberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang
telah berlangsung
c) Siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah
dilaksanakan
d) Tindak lanjut. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
Pertemuan III
Kegiatan awal
a) Guru memberi salam, berdoa, dan presensi.
b) Motivasi : Mengajak siswa melakukan brain game
c) Apersepsi :
Guru bercerita kepada siswa:
“ Anak-anak ibu memiliki satu batang tebu. Akan ibu bagikan kepada
ketiga keponakan ibu yang bernama doni,Anton dan Dinda. Doni ibu beri
2 bagian Anton 3 bagian dan Dinda satu bagian.” Bagai mana cara
membaginya?
d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari
Kegiatan inti
a) Dengan tanya jawab guru menjelaskan tentang bilangan pecahan
sederhana pada garis bilangan serta menetukan bilangan dan menuliskan
pecahanya dengan media power point.
b) Siswa diminta untuk menentukan bilangan dan menuliskan pecahan
menggunakan garis bilangan pada gambar media power point sebagai
contoh.
36
c) Siswa diminta untuk memperhatikan penjelasan guru cara
menggambarkan garis bilangan setelah itu memasukan bilangan pecahan
dalam garis bilangan.
d) Siswa diminta untuk memperhatikan guru saat memberi contoh cara
menentukan nilai pecahan sederhana pada garis bilangan dengan benar,
yang disampaikan melalui media power point.
e) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok. Setiap kelompok diberikan
soal lembar kerja kelompok.
f) Setiap perwakilan kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok secra bergantian.
g) Siswa bersama denagn guru membahas hasil kerja kelompok siswa.
Kemudian membenarkan jika ada jawaban yang masih salah.
Kegiatan akhir
a) Siswa diberi kesempatan untuk menanyakan materi yang belum
dipahami.
b) Guru meberikan penguatan dengan mengulas kembali pembelajaran yang
telah berlangsung.
c) Siswa bersama dengan guru merangkum pembelajaran yang telah
dilaksanakan
d) Tindak lanjut. Dengan memberikan pekerjaan rumah kepada siswa.
e) Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa (post tes).
c. Pengamatan (observasi)
Pada tahap ini hal yang penting yaitu melakukan pengamatan terhadap
pelaksanaan tindakan kelas dengan lembar observasi yang telah dipersiapkan.
Observasi pelaksanaan pembelajaran dilakukan oleh peneliti untuk mengamati guru
yang menjadi kolaborasi saat melakukan kegiatan pembelajaran. Hasil pengamatan
dimasukkan dalam lembar observasi sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan
proses pembelajaran selanjutnya.
37
d. Refleksi
Peneliti dan guru kelas mendiskusikan hasil proses pembelajaran yang telah
dilaksanakan. Peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan dampak dari
tindakan sehingga peneliti bersama dengan guru kolaborator dapat melakukan revisi
perbaikan terhadap rencana awal. Dari observasi, guru dapat melihat gambaran umum
tentang kegiatan yang telah dilakukan. Keseluruhan data yang diperoleh dari siklus
ini akan dijadikan pedoman dalam merencanakan siklus selanjutnya.
2) Siklus II
Siklus II dirancang apabila Siklus I belum berhasil. Kegiatan yang dilakukan
pada Siklus II merupakan penyempurnaan dari kelemahan atau kekurangan pada
Siklus sebelumnya.
3.5 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data
a. Tes
Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar
mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap siklus (post tes) dengan
memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan
data alat yang digunakan berupa soal test sesuai dengan materi.
b. Observasi atau Pengamatan
Dalam penelitian ini peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan
instrumen observasi terhadap kegiatan mengajar guru dengan menggunakan
media power point dan kegiatan siswa dalam proses pembelajaran.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun
dan menganalisis dokumen-dokumen baik dokumen tertulis, gambar maupun
elektronik, peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal
38
tentang nama siswa, no induk, nilai hasil ulangan kelas III SD Negeri 2 Ngaren
khususnya pada mata pelajaran Matematika semester II tahun 2011/2012.
3.5.2 Instrumen Pengumpulan Data
a. Butir soal tes
Dalam pengumpulan data alat yang digunakan peneliti berupa soal tes isian
singkat tentang pecahan sederhana. Hal ini digunakan untuk mengetahui sejauh
mana keberhasilan hasil belajar matematika pokok bahasan pederhana dalam
proses belajar mengajar. (kisi-kisi instrument test terlampir)
b. Lembar observasi atau pengamatan
Lembar observasi guru digunakan untuk mengamati kegiatan mengajar guru,
apakah sudah menggunakan media Power point dengan baik. Lembar observasi
saat proses pembelajaran berlangsung sampai akhir pembelajaran digunakan
untuk mengetahui sikap dan ketrampilan dalam mengikuti pembelajaran.
Lembar observasi diadaptasi dari panduan Pemantapan Praktik Lapangan
PGSD UKSW 2008. (kisi-kisi lembar observasi dan lembar observasi
terlampir)
c. Dokumentasi
Peneliti menggunakan metode ini untuk memperoleh data awal tentang nama
siswa, no induk, foto kegiatan belajar mengajar, dan nilai hasil ulangan kelas
III SD Negeri 2 Ngaren khususnya pada mata pelajaran Matematika semester II
tahun 2011/2012, serta Foto-foto penelitian.
3.6 Uji Validitas dan Reliabelitas Instrumen
3.6.1 Validitas Tes
Setelah menyusun instrument selanjutnya peneliti melakukan (try out). Uji
coba ini dilakukuan untuk mengetahui apakah instrumen atau alat ukur yang telah
disusun benar-benar merupakan instrumen yang baik dan memadai. Karena baik dan
buruknya instrumen akan berpengaruh terhadap data yang akan diperoleh sehingga
39
sangat menentukan kualitas hasil penelitian. Uji coba akan dilaksanakan pada kelas
SD lain yang tidak digunakan untuk penelitian.
Menurut (Sugiyono, 2008:188) menyatakan bahwa, suatu item instrument
penelitian dianggap valid jika memiliki koefisien corrected item to total correlation ≥
0,3. Validitas dihitung dengan menggunakan penghitungan SPSS 16.0 for Windows.
3.6.2 Reliabelitas
Kemudian untuk mengetahui tingkat reliabilitas instrument atau tingkat
keajegan jawaban siswa terhadap pernyataan-pernyataan dalam item instrumen
digunakan metode Alpha (Cronbach’s). Besarnya koefisien alpha merupakan tolok
ukur dari tingkat reliabelitasnya. Tahapan uji validitad dan reliabilitas ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS 16 for windows.
Uji reliabelitas penelitian adalah dengan menggunakan teknik Alpha yang
dikembangkan oleh George dan Mallery dalam Mawardi (2005:62) untuk
menentukan tingkat reliabelitas menggunakan kriteria sebagai berikut :
α ≤ 0,7 : tidak dapat diterima
0,7 < α ≤ 0,8 : dapat diterima
0,8 < α ≤ 0,9 : reliabelitas bagus
α > 0,9 : reliabelitas memuaskan
Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 1 dengan
menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan
rentang koefisien validitas yang dikemukakan oleh Sugiyono, maka nomor item 17,
18,19,20,21 dinyatakan tidak valid karena hanya mempunyai koefisien korelasi ≤ 0,3.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 25 item yang diuji validitasnya ada
20 item yang valid dan 5 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi item
yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya.
Adapun hasil uji tingkat reliabilitasnya dapat dilihat pada lampiran.
Berdasarkan pada penghitungan tingkat reliabilitas dapat dibaca bahwa Cronbach`s
40
Alpha sebesar 0,844 dari 25 item yang diuji. Menurut George dan Mallery (Prosedur
Penulisan Skripsi S1 PGSD), Cronbach`s Alpha 0,844 termasuk memiliki tingkat
reliabilitas yang bagus. Ini berarti bahwa instrumen reliabel sudah dapat digunakan
untuk penelitian.
Hasil penghitungan validitas item pada instrumen soal tes siklus 2 dengan
menggunakan SPSS 16.0 for Windows dapat dilihat pada lampiran. berdasarkan
rentang koefisien validitas yang dikemukakan oleh Sugiyono, maka nomor item
5,13,15,17,21 dinyatakan tidak valid karena hanya mempunyai koefisien korelasi ≤
0,3. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dari 25 item yang diuji validitasnya
ada 20 item yang valid dan 5 item yang tidak valid. Instrumen soal setelah dikurangi
item yang tidak valid diuji tingkat reliabilitasnya. Adapun hasil uji tingkat
reliabilitasnya dapat dilihat pada lampiran. Berdasarkan pada penghitungan tingkat
reliabilitas dapat dibaca bahwa Cronbach`s Alpha sebesar 0,918 dari 25 item yang
diuji. Menurut George dan Mallery dalam Mawardi (2005: 65), Cronbach`s Alpha
0,918 termasuk memiliki tingkat reliabilitas yang memuaskan. Ini berarti bahwa
instrumen reliabel sudah dapat digunakan untuk penelitian.
3.7 Uji Taraf Kesukaran
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik,
disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari
tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-
soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Persoalan yang
penting dalam melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi
dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. (Nana Sudjana, 2011: 137)
Untuk menentukan indeks kesukaran digunakan rumus sebagai berikut :
I =
Keterangan :
I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
41
B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan.
Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. (Nana Sudjana, 2011: 137).
Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut :
I = 0,00 – 0,30 = soal kategori sukar
I = 0,31 – 0,70 = soal kategori sedang
I = 0,71 – 1,00 = soal kategori mudah
Tabel 3.1
Taraf Kesukaran Soal Siklus I
Indeks kesukaran Item Soal
Mudah 1,2,3,4,5,6,7,8,9,16,19,20Sedang 10,11, 13,14,15 ,18Sukar 12,17
Hasil taraf kesukaran siklus I untuk soal isian singkat dari 20 soal yang valid
terdapat 13 soal mempunyai taraf kesukaran mudah, 6 soal mempunyai taraf kesuran
sedang dan 2 soal mempunyai taraf kesuran sukar.
Tabel 3.2
Taraf Kesukaran Soal Siklus II
Indeks kesukaran Item Soal
Mudah 3,12Sedang 2,4,5,6,7,9,10,11,13,114,15,16,
17,18,19,20Sukar 1,8
Hasil taraf kesukaran siklus II untuk soal isian singkat dari 20 soal yang valid
terdapat 2 soal mempunyai taraf kesukaran mudah, 16 soal mempunyai taraf kesuran
sedang dan 2 soal mempunyai taraf kesuran sukar.
42
3.8 Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar
yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan hasil tes belajar matematika siswa. Dalam
pembelajaran diharapkan kenaikan hasil tes belajar siswa sebanyak 80% siswa
mendapat nilai > 65 dengan KKM 65.
Untuk menghitung prosentase ketuntasan belajar digunakan rumus sebagai
berikut:
P = ∑ siswa yang tuntas belajar X 100%
∑ siswa
Keterangan :
P : prosentase ketuntasan belajar
∑ : jumlah
3.9 Analisis Data
Data-data yang berupa angka (data kuantitatif) dari hasil belajar pada kondisi
awal, siklus I, dan siklus II dianalisis menggunakan teknik deskriptif komparatif
dilanjutkan dengan refleksi. Analisis dengan teknik deskriptif komparatif adalah
dengan cara membandingkan data hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal
dengan data hasil belajar matematika siswa pada siklus I, data hasil belajar
matematika siswa pada siklus I dibandingkan dengan data hasil belajar matematika
siswa pada siklus II, dan data hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal
dibandingkan dengan data hasil belajar matematika siswa pada siklus akhir (siklus II).
Dari perbandingan data tadi, dapat dilihat perubahan atau kemajuan kualitas
pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan hasil belajar matematika yang
diperlihatkan oleh peserta didik sebagai hasil pembelajaran yang dilakukan.