repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 bab ii.docx · web view1)...

31
BAB II LANDASAN TEORI A. Problem Possing 1. Pengertian model pembelajaran problem possing Problem possing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan peserta didik menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi pertanyaan- pertanyaan yang sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal tersebut. 1 Problem possing berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari kata problem dan pose. Problem diartikan sebagai soal, masalah, atau persoalan dan pose diartikan sebagai mengajukan (pengajuan). Istilah lain yang digunakan untuk problem possing yaitu pembentukan soal, pembuatan soal, 1 I Wayan Guntara, I Nyoman Murda, and Ni Wayan Rati, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SD Negeri Kalibukbuk Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar , FIP Universitas Pendidikan Ganesha e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha’, 2014.

Upload: others

Post on 30-Oct-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Problem Possing

1. Pengertian model pembelajaran problem possing

Problem possing merupakan model pembelajaran yang mengharuskan

peserta didik menyusun pertanyaan sendiri atau memecah suatu soal menjadi

pertanyaan-pertanyaan yang sederhana yang mengacu pada penyelesaian soal

tersebut.1 Problem possing berasal dari bahasa inggris, yang terdiri dari kata

problem dan pose. Problem diartikan sebagai soal, masalah, atau persoalan

dan pose diartikan sebagai mengajukan (pengajuan). Istilah lain yang

digunakan untuk problem possing yaitu pembentukan soal, pembuatan soal,

dan pengajuan soal.2 Pembelajaran dengan problem possing adalah suatu

pembelajaran dengan cara peserta didik diminta untuk merumuskan,

membentuk dan mengajukan pertanyaan atau soal dari situasi yang digunakan

dari situasi yang disediakan, situasi dapat berupa gambar, cerita, atau

1 I Wayan Guntara, I Nyoman Murda, and Ni Wayan Rati, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Matematika Di SD Negeri Kalibukbuk Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar , FIP Universitas Pendidikan Ganesha e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha’, 2014.

2 Sofiana Rahmiatun Hatmawati, Joni Rokhmat, and Kosim Kosim, ‘Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing Dengan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016’, Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 2.1 (2017), 23

Page 2: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

11

informasi lain yang berkaitan dengan materi pelajaran, dan selanjutnya peserta

didik sendiri yang harus mendesain cara penyelesaiannya.3

Model pembelajaran problem possing mulai dikembangkan ditahun

1998 oleh Lyn D. English, dan awal mulanya diterapkan pada mata pelajaran

matematika. Selanjutnya model ini dikembangkan pula pada mata pelajaran

yang lain.4 Model pembelajaran problem possing dapat dikembangkan dengan

memberikan suatu masalah yang belum terpecahkan dan meminta peserta

didik untuk menyelesaikannya.

2. Tahapan-tahapan Kegiatan Model Pembelajaran Problem Posing

Tabel 2. Tahapan-tahapan Kegiatan Model Pembelajaran Problem Possing5

Kegiatan Pendidik Kegiatan Peserta DidikMenginformasikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi dasar

Menginformasikan tentang kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran yang digunakan, dalam hal ini model pembelajaran problem possing

Mendengarkan dan memperhatikan informasi tentang tujuan pembelajaran

Mendengarkan dan memperhatikan informasi yang diberikan oleh pendidik

Pembagian kelompok peserta didikMembagi peserta didik menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 5-6 orang

Memberikan sedikit penjelasan tentang materi yang akan dipelajari yaitu materi Pemanasan Global

Peserta didik membuat kelompok beranggotakan 5-6 orang

Memperhatikan penjelasan dari pendidik

Pemberian contoh pembuatan soal oleh pendidikMemberikan contoh pembuatan soal kepada siswa

Meminta peserta didik agar melakukan dan memperhatikan gambar dengan

Memperhatikan contoh pembuatan soal dari pendidik

Peserta didik melakukan dan memperhatikan gambar dengan cermat

3 Ibid,h. 234 I M Astra and M Jannah, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-

Solution Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Karakter Siswa SMA’, 8 (2012), 135–43.5 Hatmawati, Rokhmat, and Kosim. ‘Penerapan Model Pembelajaran Problem Posing

Dengan Metode Eksperimen Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 19 Mataram Tahun Pelajaran 2015/2016’, Jurnal Pendidikan Fisika Dan Teknologi, 2.1 (2017), 2

Page 3: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

12

cermat agar peserta didik dapat menemukan masalah yang akan diajukan dan juga dapat menjawabnya

Pembuatan Soal Oleh Peserta Didik Bersama KelompoknyaMeminta peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk membuat pertanyaan (pengajuan masalah)

Pendidik membimbing Peserta didik bersama kelompoknya untuk membuat pertanyaan

Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk membuat pertanyaan (pengajuan masalah)

Peserta didik memperhatikan bimbingan dari pendidik

Penyelesaian soal oleh peserta didik bersama kelompoknyaPendidik meminta peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan pertanyaan yang telah dibuatnya

pendidik membimbing peserta didik untuk menjawab pertanyaan yang telah dibuatnya

Pendidik meminta peserta didik agar menyampaikan hasil diskusi bersama kelompoknya didepan kelas untuk ditanggapi dan dikritisi oleh kelompok lain

Meminta masing-masing kelompok peserta didik mempresentasikan dan mempertanggungjawabkan hasil diskusi kelompoknya

Pendidik memberikan penguatan dan penjelasan tentang hasil presentasi dari kelompok peserta didik

Pendidik membimbing dan mengarahkan peserta didik untuk membuat kesimpulan berdasarkan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan

Peserta didik berdiskusi bersama kelompoknya untuk menyelesaikan pertanyaan yang telah dibuatnya

Peserta didik memperhatikan bimbingan dari pendidik

Peserta didik menyampaikan hasil diskusi yang dilakukan bersama kelompoknya di depan kelas

Peserta didik dari masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya

Peserta didik memperhatikan penguatan dan penjelasan dari pendidik

Peserta didik bersama kelompoknya membuat kesimpulan

Adapun kelebihan dalam menggunakan model pembelajaran problem possing

adalah sebagai berikut :

1. Mendidik murid berfikir kritis

2. Peserta didik aktif dalam pembelajaran

Page 4: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

13

3. Perbedaan pendapat antara peserta didik dapat diketahui sehingga mudah

dapat diarahkan pada diskusi yang sehat

4. Belajar menganalisis suatu masalah

5. Mendidik anak percaya pada diri sendiri.6

Berdasarkan pendapat para ahli, problem possing adalah bentuk model

pembelajaran yang menekankan pada pengajuan soal atau perumusan masalah oleh

peserta didik dan disertai jawaban dari permasalahan tersebut.

Keterlibatan peserta didik untuk turut belajar dengan cara menerapkan model

pembelajaran problem possing merupakan salah satu indikator keefektifan belajar.

Peserta didik tidak hanya menerima materi dari guru, melainkan siswa juga berusaha

menggali dan mengembangkan sendiri. Hasil belajar tidak hanya menghasilkan nilai

tetapi dapat meningkatan pengetahuan dan konsep fisika. Kemampuan siswa untuk

mengerjakan soal-soal sejenis uraian perlu dilatih, agar penerapan model

pembelajaran problem possing dapat optimal. Kemampuan tersebut akan tampak

dengan jelas bila siswa mampu mengajukan soal-soal secara mandiri maupun

berkelompok. Kemampuan siswa untuk me-ngerjakan soal tersebut dapat dideteksi

lewat kemampuannya untuk menjelaskan penyelesaian soal latihan. Penerapan model

pembelajaran problem posing dapat melatih siswa belajar kreatif, disiplin, dan

meningkatkan konsep fisika.

Menurut Silver (1994) telah mengklasifikasikan problem posing seperti:

6 Elmisari Hasibuan,, “Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Terhadap Hasil Belajar Kognitif, “ (Universitas Pasir Pengaraian, 2016)’,

Page 5: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

14

(1) Pre-Solution

Sebelum penyelesaian masalah, dimana beberapa masalah dihasilkan secara teliti dari

stimulus yang disajikan seperti sebuah gambar, kisah atau cerita, diagram, paparan

dan lain-lain.

(2) During (within-solution)

Selama penyelesaian masalah ketika siswa secara sengaja merubah suatu hasil dan

kondisi dari permasalahan.

(3) After Problem Posing (post-solution).

Setelah penyelesaian masalah, ketika pengalaman dari konteks penyelesaian masalah

diterapkan pada situasi yang baru.

Model pembelajaran problem posing dapat dikembangkan dengan memberikan

suatu masalah yang belum terpecahkan dan meminta siswa untuk menyelesaikannya

(Silver,1994) menjelaskan bahwa pengajuan soal mandiri dapat diaplikasikan dalam 3

bentuk aktivitas kognitif matematika yakni sebagai berikut:

(1) Problem Posing tipe Pre-Solution Posing

Siswa membuat pertanyaan dan jawaban berdasarkan pernyataan yang dibuat

oleh guru. Jadi, yang diketahui pada soal itu dibuat guru , sedangkan siswa membuat

pertanyaan dan jawabannya sendiri.

(2) Problem Posing tipe Within Solution Posing

Siswa memecahkan pertanyaan tunggal dari guru menjadi sub-sub pertanyaan

yang relevan dengan pertanyaan guru.

Page 6: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

15

(3) Problem Posing tipe Post Solution Posing

Siswa membuat soal yang sejenis dan menantang seperti yang dicontohkan oleh

guru. Jika guru dan siswa siap maka siswa dapat diminta untuk mengajukan soal yang

menantang dan variatif pada pokok bahasan yang diterangkan guru. Siswa harus bisa

menemukan jawabannya. Tetapi ingat, jika siswa gagal menemukan jawabannya

maka guru merupakan narasumber utama bagi siswanya, sehingga guru harus benar-

benar menguasai materi.

Problem posing tipe pre-solution posing merupakan salah satu model

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses kegiatan belajar

mengajar. Model pembelajaran ini mewajibkan siswa membuat pertanyaan dan

jawaban sendiri berdasarkan soal yang diberikan guru. 7

B. Kemampuan Berpikir Kreatif

Secara umum berpikir merupakan suatu proses kognitif, suatu aktifitas mental

untuk memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola prilaku

yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir melalui hubungan kompleks

yang dikembangkan melalui kegiatan berpikir.8

1. Pengertian kemampuan berpikir kreatif

Berpikir kreatif merupakan suatu kebiasaan dari pikiran yang dilatih

dengan memperhatikan intuisi, menghidupkan imajinasi, mengungkapkan

7 I M Astra and M Jannah, ‘Pengaruh Model Pembelajaran Problem Posing Tipe Pre-Solution Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika Dan Karakter Siswa SMA’, 8 (2012), 136.

8 Yulvinamaesari, dkk. “Analisis Kemampuan Berfikir Kreatif Mahasiswa Fisika Ditinjau Dari Perbedaan Multipple Inteleggence.” (Jurnal Dinamika, 2017)

Page 7: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

16

kemungkinan-kemungkinan baru, membuat sudut pandang yang menakjubkan

dan membangkitkan ide-ide yang tidak terduga.9

2. Indikator-Indikator Berpikir Kreatif

Munandar mengemukakan bahwa terdapat empat komponen kemampuan

berpikir kreatif, yaitu :

1. Fluency (Berpikir lancar) yaitu ketika peserta didik mampu

menjawab pertanyaan dengan memikirkan suatu cara untuk

menyelesaikan permasalahan dengan cepat.

2. Flexibility (Berpikir luwes) yaitu ketika peserta didik mampu

menyelesaikan dari berbagai sudut pandang serta memikirkan

lebih dari satu ide untuk menyelesaikan masalah tersebut.

3. Orisinalitas (Berpikir orisinil) yaitu ketika peserta didik mampu

memikirkan gagasan untuk suatu masalah.

4. Elaborasi (Berpikir merinci) yaitu ketika peserta didik mampu

menjabarkan sebuah hal sederhana menjadi definisi yang lebih

luas.10

Tabel 3. Indikator Berpikir Kreatif Peserta Didik11

No.

Aspek kemampuan berpikir kreatif

Indikator kemampuan berpikir kreatif

1. Berpikir lancar(fluency)

1. Mencetuskan banyak gagasan, jawaban, dan penyelesaian masalah.

2. Memberikan banyak cara atau saran untuk melakukan berbagai hal.

3. Memberikan lebih dari satu jawaban.2. Berpikir luwes 1. Menghasilkan jawaban, gagasan atau

9 Jayanti Putri Purwaningrum, ‘Kreatif Matematis Melalui Discovery Learning’, 149.10 Utami Munadar, Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat (jakarta: Rineka Cipta,

2009).Cet, III, h.1011 Ibid

Page 8: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

17

(fleksibility) pertanyaan yang bervariasi.2. Dapat melihat suatu masalah dari sudut

pandang yang berbeda-beda.3. Mencari banyak alternatif atau arah yang

berbeda-beda.4. Mampu mengubah cara pendekatan atas

pemikiran.3. Berpikir orisinil

(originality)1. Mampu melahirkan ungkapan yang baku dan

unik.2. Memikirkan cara-cara yang tak lazim untuk

mengungkapkan diri.3. Mampu membuat kombinasi yang tak lazim

dari bagian-bagian atau unsur-unsur.4. Berpikir elaborasi

(elaboration)1. Mampu memperkaya atau mengembangkan

suatu produk atau gagasan.2. Menambahkan atau memperinci detail-detail

dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

3. Ciri-ciri kemampuan berpikir kreatif

Biasa nya anak yang kreatif memiliki ciri-ciri selalu ingin tahu, percaya

diri, mandiri, berani mengambil resiko tetapi dengan perhitungan spontanitas,

kepetualangan yang luar biasa sering tampak pada orang kreatif. Mempunyai

rasa humor yang tinggi, dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang,

memiliki kemampuan bermain dengan ide, konsep, atau kemungkinan-

kemungkinan yang dihayalkan, mempunyai keterampilan anallitis yang kuat,

mampu membaca tata letak, pandai bersosialisasi. Selain itu anak kreatif

memiliki karakteristik negatif merupakan dapat mendominasi diskusi, suka

ribut, menggunakan humor untuk memanipulasi sesuatu, melanggar aturan,

keras kepala, menarik diri, egosentris, kurang sopan dan tidak sabar untuk

maju ketingkat selanjutnya.12

12 Hamzah & Masri Kuadrat, Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2010), Cet. II, h. 9-10

Page 9: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

18

C. Pemanasan Global

1. Efek Rumah Kaca

Di atmosfer Bumi terdapat banyak gas-gas rumah kaca alami. Siklus air,

karbon dioksida (CO2), dan metana adalah beberapa bagian penting yang ada

di dalamnya. Tanpa adanya gas-gas rumah kaca tersebut, kehidupan di Bumi

tidak akan terjadi. Seperti halnya planet Mars, Bumi juga akan menjadi sangat

dingin apabila tidak terdapat gasgas rumah kaca di atmosfernya. Sebaliknya,

jika jumlah gas-gas rumah kaca terus bertambah di atmosfer, maka suhu Bumi

akan terus meningkat. Coba pikirkan, manakah yang akan kamu pilih?

Meskipun CO2, siklus air, dan gas-gas rumah kaca lainnya di atmosfer adalah

transparan untuk radiasi cahaya Matahari, namun gas-gas tersebut masih

mampu menangkap dan menyerap radiasi cahaya yang memancar ke Bumi

dalam jumlah banyak. Radiasi yang terserap sebagian juga akan direfleksikan

kembali oleh Bumi. Pada keadaan normal, jumlah radiasi panas yang diserap

dengan yang direfleksikan kembali sama. Saat ini semakin tingginya polusi

udara menyebabkan efek rumah kaca berubah. Sering kita dengarkan istilah

efek rumah kaca, sebenarnya apakah efek rumah kaca tersebut? Efek rumah

kaca adalah proses pemanasan alami yang terjadi ketika gas-gas rumah kaca

di atmosfer Bumi memerangkap radiasi panas Prosesnya, yaitu ketika radiasi

sinar Matahari mengenai permukaan Bumi, maka akan menyebabkan Bumi

menjadi panas. Radiasi panas Bumi akan dipancarkan lagi ke atmosfer. Panas

yang kembali dipantulkan oleh Bumi terhalang oleh polutan udara sehingga

terperangkap dan dipantulkan kembali ke Bumi. Proses ini akan menahan

Page 10: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

19

beberapa panas yang terperangkap kemudian menyebabkan suhu Bumi

meningkat. Akibatnya, Bumi tetap menjadi hangat dan suhunya semakin

meningkat.

Gas rumah kaca tersebut membiarkan cahaya Matahari masuk ke dalam Bumi,

akan tetapi gas tersebut memantulkannya kembali ke permukaan Bumi.

Dengan demikian, kondisi di Bumi tetap hangat. Seperti halnya rumah yang

dindingdindingnya terbuat dari kaca. Sebagai gambarannya, lihatlah Gambar 1

berikut ini.

Sumber: https://truthmove.orgGambar 1. The Greenhouse effect (Efek dri rumah kaca)

Radiasi Matahari melewati atmosfer yang jelas Kebanyakan radiasi yang

diserap oleh permukaan Bumi dan menghangatkan Radiasi inframerah

dipancarkan dari permukaan Bumi Beberapa radiasi inframerah melewati

atmosfer, dan beberapa diserap dan dipancarkan kembali ke semua arah oleh

molekul gas rumah kaca. Efek dari ini adalah untuk menghangatkan

Page 11: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

20

permukaan Bumi dan atmosfer yang lebih rendah. Beberapa radiasi Matahari

tercermin dari Bumi dan atmosfer.

Para ilmuwan telah mempelajari efek rumah kaca sejak tahun 1824. Joseph

Fourier menyatakan bahwa Bumi akan jauh lebih dingin jika tidak memiliki

atmosfer. Adanya gas-gas rumah kaca inilah yang membuat iklim Bumi layak

huni. Tanpa adanya efek rumah kaca, permukaan Bumi akan berubah sekitar

60 oF atau 15,6 oC lebih dingin.

2. Pengertian Pemanasan Global

Aktivitas manusia selalu menghasilkan berbagai zat sisa buangan yang

salah satunya berupa gas. Sebagian besar orang berpikir bahwa atmosfer dapat

menyerap gas-gas buangan tersebut secara tidak terbatas dan tidak

menimbulkan dampak buruk bagi kehidupan.

Pemanasan global adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan

peningkatan suhu rata-rata atmosfer Bumi dan lautan secara bertahap, serta

sebuah perubahan yang diyakini secara permanen mengubah iklim Bumi.

Akan tetapi, saat ini diketahui bahwa banyaknya gas-gas buangan tersebut

dapat menyebabkan perubahan mendasar di atmosfer dan juga kondisi

kehidupan di Bumi.

Berbagai aktivitas manusia seperti penggunaan bahan bakar fosil, penebangan

dan pembakaran hutan untuk pengalihfungsian menjadi lahan pertanian,

pemukiman dan industri akan menyumbangkan CO2 ke atmosfer dalam

jumlah yang banyak. Lebih dari beberapa periode, CO2 di atmosfer meningkat

sekitar 20%. Meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca seperi CO2 akan

Page 12: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

21

memengaruhi kadar panas di Bumi. Banyak dari radiasi Matahari yang

menyinari permukaan Bumi, kemudian direfleksikan kembali ke angkasa.

Meningkatnya kadar CO2 di atmosfer selama 150 tahun terakhir membuat para

ilmuwan prihatin karena hal tersebut berkaitan erat dengan meningkatnya

suhu global. Lebih dari satu abad, ilmuwan telah mempelajari bagaimana gas-

gas rumah kaca menghangatkan Bumi dan bagaimana pembakaran bahan

bakar fosil berkontribusi terhadap pemanasan suhu Bumi.

Sumber: https://segitiga8.files. wordpress.comGambar 2. Ilustrasi pemanasan global

Sebagian besar ilmuwan meyakini bahwa pemanasan global telah dimulai dan

akan meningkat cepat di abad ini. Lebih dari 100 tahun yang lalu, temperatur

rata-rata suhu di permukaan Bumi meningkat sekitar 0,6 oC. Peningkatan

temperatur inilah yang disebut dengan pemanasan global. Pemanasan global

adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan peningkatan suhu rata-

rata atmosfer Bumi dan lautan secara bertahap, serta sebuah perubahan yang

diyakini secara permanen mengubah iklim Bumi.

Page 13: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

22

3. Penyebab Pemanasan Global

Segala bentuk aktivitas manusia selalu berdampak bagi lingkungan,

baik itu membawa dampak positif ataupun dampak negatif. Begitu pula

dengan kondisi atmosfer Bumi saat ini yang mengalami perubahan akibat

aktivitas manusia. Pembakaran bahan bakar fosil dan penebangan hutan dapat

meningkatkan kadar CO2 di atmosfer. Dikarenakan CO2 adalah salah satu gas

rumah kaca, maka meningkatnya kadar CO2 di atmosfer akan berkontribusi

terjadinya pemanasan global. Oleh karena itu, setiap tahun kadar CO2 di

atmosfer terus menerus meningkat.

Sumber:Gambar 3. Penyebab terjadinya pemanasan global

Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya pemanasan global di

antaranya, adalah sebagai berikut:

Page 14: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

23

1) Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran bahan bakar fosil sebagai

pembangkit tenaga listrik.

2) Emisi CO2 yang berasal dari pembakaran gasoline sebagai bahan bakar alat

transportasi.

3) Emisi metana dari hewan, lahan pertanian, dan dari dasar laut Arktik.

4) Deforestation (penebangan liar) yang disertai dengan pembakaran lahan

hutan.

5) Penggunaan chlorofluorocarbons (CFCs) dalam refrigator (pendingin).

6) Meningkatnya penggunaan pupuk kimia dalam pertanian.

4. Dampak Pemanasan Global

Seperti yang telah dinyatakan sebelumnya bahwa aktivitas manusia telah

mengubah kealamian dari gas rumah kaca di atmosfer. Konsekuensi dari

perubahan gas rumah kaca di atmosfer sulit diprediksi, tetapi beberapa

dampak yang telah nampak, yaitu sebagai berikut:

1) Temperatur Bumi menjadi semakin tinggi, di beberapa wilayah mungkin

temperaturnya menjadi lebih tinggi dan di wilayah lainnya mungkin tidak.

2) Tingginya temperatur Bumi dapat menyebabkan lebih banyak penguapan

dan curah hujan secara keseluruhan, tetapi masingmasing wilayah akan

bervariasi, beberapa menjadi basah dan bagian lainnya kering.

3) Mencairnya glasier yang menyebabkan kadar air laut meningkat. Begitu

pula dengan daratan pantai yang landai, lama kelamaan akan mengalami

peningkatan akibat penggenangan air.

Page 15: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

24

4) Hilangnya terumbu karang. Sebuah laporan tentang terumbu karang yang

dinyatakan bahwa dalam kondisi terburuk, populasi karang akan hilang

pada tahun 2100 karena meningkatnya suhu dan pengasaman laut.

Sebagaimana diketahui bahwa banyak spesies lain yang hidupnya

bergantung pada terumbu karang.

5) Kepunahan spesies yang semakin meluas. Menurut penelitian yang

dipublikasikan dalam majalah Nature, peningkatan suhu dapat

menyebabkan kepunahan lebih dari satu juta spesies. Sampai saat ini

hilangnya spesies semakin meluas dan daftar spesies yang terancam

punah terus berkembang dan bertambah.

6) Kegagalan panen besar-besaran. Menurut penelitian terbaru, terdapat 90%

kemungkinan bahwa 3 miliar orang di seluruh dunia harus memilih antara

pergi bersama keluarganya ke tempat yang beriklim baik atau kelaparan

akibat perubahan iklim dalam kurun waktu 100 tahun.

7) Penipisan lapisan ozon. Lapisan ozon adalah salah satu lapisan atmosfer

yang berada di dalam lapisan stratosfer, yaitu sekitar 17-25 km di atas

permukaan Bumi. Lapisan inilah yang melindungi Bumi dari bahaya

radiasi sinar ultra violet (UV).

5. Usaha-usaha Menanggulangi Pemanasan Global

Penyebab terbesar pemanasan global adalah karbon dioksida (CO2)

yang dilepaskan ketika bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara yang

dibakar untuk menghasilkan energi. Besarnya penggunaan bahan bakar fosil

untuk aktivitas manusia akan menyumbangkan peningkatan CO2 di udara.

Page 16: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

25

Kerusakan lapisan ozon adalah salah satu contoh dampak dari aktivitas

manusia yang mengganggu keseimbangan ekosistem dan biosfer. Kondisi

tingginya gas polutan di udara menyebabkan terjadinya pemanasan global.

Beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk menanggulangi pemanasan

global, di antaranya sebagai berikut.

1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara,

gasoline, kayu, dan bahan bakar organik lainnya.

2) Meningkatkan efisiensi bahan bakar kendaraan.

3) Mengurangi deforestation.

4) Mengurangi penggunaan produk-produk yang mengandung

chlorofluorocarbons (CFCs) dengan menggunakan produk-produk yang

ramah lingkungan.

5) mendukung dan turut serta pada kegiatan penghijauan

D. Penelitian yang Relevan

Beberapa penelitian yang relevan dengan model pembelajaran problem

posing dan berpikir kreatif peserta didik yaitu:

1. Penelitian ini yang dilakukan oleh Subagiya (2017) bahwa dari 240

pertanyaan yang diberikan oleh peserta didik, hanya 35% yang masuk

akal dan cukup masalah matematika. Dari 35% pertanyaan tersebut

menunjukkan bahwa 75% peserta didik ditingkat pemahaman

berdasarkan Bloom taksonomi. Dari 75% peserta didik yang merespon

tersebut menunjukkan bahwa mereka senang terhadap materi yang

Page 17: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

26

menggunakan pendekatan problem possing matematika berbasis

komputer.13

2. Penelitian ini dilakukan oleh Muhammad Win Afgani, dkk (2016) bahwa

(1) peningkatan kemampuan berpikir kreatif peserta didik yang diajar

menggunakan pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended

lebih baik daripada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (2)

peningkatan kemandirian belajar peserta didik yang diajar menggunakan

pembelajaran matematika dengan pendekatan Open-Ended lebih baik dari

pada yang diajar dengan pembelajaran konvensional, (3) tidak terdapat

interaksi antara pendekatan pembelajaran dengan kemampuan awal

matematika peserta didik terhadap peningkatan kemampuan berpikir

kreatif peserta didik, dan (4) tidak terdapat interaksi antara pendekatan

pembelajaran dengan kemampuan awal matematika peserta didik

terhadap peningkatan kemandirian belajar peserta didik. Berdasarkan

temuan penelitian pendekatan Open-Ended dapat direkomendasikan

menjadi salah satu pendekatan pembelajaran yang digunakan di sekolah

utamanya untuk mencapai kompetensi berfikir kreatif dan kemandirian

belajar.14

3. Penelitian ini dilakukan oleh Suriyani, dkk (2015) adalah (1) Orientasi,

(2) Pembekalan materi, (3) Penyajian dan pengerjaan soal open ended, (4)

13 Muhammad Win Afgani, dkk. “ Pembelajaran Matematika Menggunakan Pendekatan Problem Posing Berbasis Komputer Pada Siswa SMA Kelas X”. (Jurnal Ilmiah Program Studi Matematika STKIP Siliwangi Bandung. 2016)

14 Suriyani, dkk. “Peningkatan Kemampuan Berfikir Kreatif dan Kemandirian Belajar Siswa MTs Negeri 2 Medan Melalui Pembelajaran Matematika Dengan Pendekatan Open-Ended”. (Jurnal Tabularasa PPS Unimed, 2015)

Page 18: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

27

Presentasi, (5) Kesimpulan. Kemampuan berfikir kreatif matematis

peserta didik meliputi: (a) fluency, kemampuan peserta didik lancar dalam

memberikan jawaban benar, (b) flexibility, kemampuan peserta didik

dalam menggunakan berbagai cara penyelesaian masalah, (c) novelty,

kemampuan peserta didik dalam memberikan jawaban yang baru dan

berbeda dengan peserta didik lain. Penelitian ini hasilnya, bahwa peserta

didik mempunyai kemampuan berfikir kreatif matematis.15

4. Penelitian ini dilakukan oleh Firdaus, dkk (2016) bahwa kemampuan

berpikir kreatif dan pemecahan masalah peserta didik setelah penerapan

model Project based learning lebih baik dari sebelum penerapan. Selain

itu, terdapat hubungan antara kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan

masalah peserta didik yang belajar melalui penerapan model project

based learning. Hubungan kemampuan berpikir kreatif dan pemecahan

masalah berada pada kategori cukup.16

5. Perbedaan dengan penelitian dari peneliti yaitu Kemampuan berpikir

kreatif matematis peserta didik meliputi: Aspek orisinil, lancar, luwes,

dan merinci.

E. Kerangka Berpikir15 Firdaus, dkk. “ Meningkatkan Kemampuan Berfikir Kreatif Matematis Siswa SMA Melalui

Pembelajaran Open Ended Pada Materi SPLDV”. (Jurnal Pendidikan, 2016)16 Rahmazatullaili, dkk. “ Kemampuan Berpikir Kreatif dan Pemecahan Masalah Siswa

Melalui Penerapan Model Project Based Learning”. (Jurnal Tadris Matematika, 2017)

Page 19: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

28

Berdasarkan latar belakang masalah serta mengacu pada kajian teori yang

telah peneliti kemukakan dapat disusun suatu kerangka pikir guna

menghasilkan hipotesis. Adapun kerangka berpikir yang peneliti akan

paparkan sebagai berikut:

Model Problem Possing Model Konvensional

Gambar 4.Bagan Kerangka Berpikir

Variabel dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel bebas : Pengaruh Model problem possing2. Variabel terikat : Kemampuan Berpikir Kreatif

F. Hipotesis

Proses Pembelajaran

Materi Pembelajaran

Kelas KontrolKelas Eksperimen

TesTes

Ada perbedaan kemampuan berpikir kreatif, dimana pembelajaran fisika dengan menggunakan model problem possing lebih berpengaruh dibandingkan model konvensional

Page 20: repository.radenintan.ac.idrepository.radenintan.ac.id/6223/6/13 BAB II.docx · Web view1) Menggunakan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan batu bara, gasoline, kayu, dan bahan

29

1. Hipotesis Peneliti

Hipotesis peneliti merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu

masalah yang sedang dikaji.17 Hipotesis dalam penelitian ini adalah model

pembelajaran problem posing berpengaruh terhadap kemampuan berpikir

kreatif peserta didik.

2. Hipotesis Statistik

Hipotesis nol (null hypotheses) disingkat Ho atau hipotesis statistic.

Ho : 𝛍1 = 𝛍2, tidak terdapat pengaruh model pembelajaran problem posing

Hipotesis kerja atau disebut juga hipotesis alternative,

disingkat Ha.

H1 : 𝛍1≠𝛍2, Terdapat pengaruh pembelajaran problem posing terhadap

kemampuan berpikir kreatif peserta didik.

17 Sofiyan Siregar,” Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi Perbandingan Perhitungan Manual dan SPSS,” (Jakarta: Prenada Media Group,2013),h. 38