bab iirepository.unpas.ac.id/32174/1/bab ii.doc · web viewbahkan, yang terbaik adalah apabila...

43
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi Berhubungan dengan teknologi yang semakin canggih di dalam dunia usaha, setiap perusahaan selalu bersaing untuk mendapatkan jalan keluar dalam proses produksinya yang secara efektif dan efisien. Guna mendukung tujuan proses produksi di dalam perusahaan tersebut diperlukan suatu proses transformasi yang dapat merubah input menjadi output, yang memiliki nilai tambah dan dapat menghasilkan keluaran secara optimal yang sering disebut manajemen produksi dan operasi. Pengertian dari manajemen produksi dan operasi menurut Sukanto Reksohadiprojo (1995;3) adalah sebagai berikut : “Kegiatan yang bertalian dengan penciptaan barang- barang dan jasa-jasa melalui pengubahan / faktor produksi menjadi keluaran / hasil produksi, kegiatan mana memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan agar tujuan-tujuan dapat dicapai secara efektif”. 15

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Manajemen Produksi dan Operasi

Berhubungan dengan teknologi yang semakin canggih di dalam dunia

usaha, setiap perusahaan selalu bersaing untuk mendapatkan jalan keluar dalam

proses produksinya yang secara efektif dan efisien. Guna mendukung tujuan

proses produksi di dalam perusahaan tersebut diperlukan suatu proses

transformasi yang dapat merubah input menjadi output, yang memiliki nilai

tambah dan dapat menghasilkan keluaran secara optimal yang sering disebut

manajemen produksi dan operasi.

Pengertian dari manajemen produksi dan operasi menurut Sukanto

Reksohadiprojo (1995;3) adalah sebagai berikut :

“Kegiatan yang bertalian dengan penciptaan barang-barang dan jasa-jasa melalui pengubahan / faktor produksi menjadi keluaran / hasil produksi, kegiatan mana memerlukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pengkoordinasian dan pengawasan agar tujuan-tujuan dapat dicapai secara efektif”.

Menurut T. Hani Handoko (1993;3), mengemukakan pengertian

manajemen produksi sebagai berikut :

“Manajemen produksi dan operasi adalah usaha-usaha pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya ( atau lebih sering disebut Faktor Produksi ) tenaga kerja, mesin-mesin, bahan mentah, dan sebagainya dalam proses tranformasi bahan mentah dan tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa”.

Menurut Sofjan Assauri (2004;12). Manajemen Produksi dan Operasi

didefinisikan sebagai berikut :

“Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan untuk mengatur dan mengkoordinasikan penggunaan sumber daya manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan efisien, untuk mencipatakan dan menambah kegunaan (utility) sesuatu barang atau jasa”.

15

Page 2: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Berdasarkan tiga teori di tersebut menunjukan bahwa kegiatan produksi

dan operasi merupakan segala sumber daya masukan perusahaan diintegrasikan

untuk menghasilkan keluaran yang memiliki nilai tambah. Produk yang dihasilkan

dapat berupa barang akhir, barang setengah jadi, atau jasa. Bagi perusahaan yang

berorientasikan laba, produk ini selanjutnya dijual untuk memperoleh keuntungan

dan sumber dana yang baru bagi kegiatan operasi berikutnya, sementara bagi

perusahaan atau organisasi nirlaba, produk ini diberikan kepada masyarakat atau

pengguna tertentu untuk memenuhi misi tertentu.

B. Ruang Lingkup Manajemen Operasi dan Produksi

Manajemen produksi dan operasi merupakan kegiatan yang mencakup

bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan penetapan keputusan

saat sebelum dimulainya kegiatan produksi dan operasi, keputusan jangka

panjang, keputusan jangka pendek serta keputusan-keputusan pada waktu

menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan pengoperasiannya.

Ruang lingkup manajemen produksi dan operasi mencakup perancangan

atau penyiapan sistem produksi dan operasi, serta pengoperasian dari sistem

produksi dan operasi.

Pembahasan dalam perancangan atau desain dari sistem produksi dan

operasi menurut Sofjan Assuri (2004;17-18), meliputi :

1. Seleksi dan Rancangan atau Desain Hasil Produksi ( Produk)Kegiatan produksi dan operasi harus dapat menghasilkan produk, berupa

barang atau jasa, secara efektik dan efisien, serta dengan mutu atau kualitas yang baik. Oleh karena itu setiap kegiatan produksi dan operasi harus dimulai dari penyeleksian dan perancangan produk yang akan dihasilkan. Kegiatan ini harus diawali dengan kegiatan-kegiatan penelitian atau riset, serta usaha-usaha pengembangan produk yang sudah ada. Dengan hasil riset dan pengembangan produk ini, maka diseleksi dan diputuskan produk apa yang akan dihasilkan dan bagaimana desain dari produk itu, yang menggambarkan pula spesefikasi dari produk tersebut. Untuk peneyelesaian dan perancangan produk, perlu

16

Page 3: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

diterapkan konsep-konsep standardisasi, simplifikasi dan spesialisasi. Akhirnya dalam pembahasan ini perlu dikaji hubungan timbal balik yang erat antara seleksi produk dan rancangan produk dengan kapasitas produksi dan operasi.

2. Seleksi dan Perancangan Proses dan PeralatanSetelah produk didesain, maka kegiatan yang harus dilakukan untuk

merealisasikan menghasilkannya adalah menentukan jenis proses yang akan dipergunakan serta peralatannya. Dalam hal ini kegiatan harus dimulai dari penyeleksian dan pemilihan akan jenis proses yang akan dipergunakan, yang tidak terlepas dengan produk yang akan dihasilkan. Kegiatan selanjutnya adalah menentukan teknologi dan peralatan yang akan dipilih dalam pelaksanaan kegiatan produksi tersebut. Penyelesaian dan penentuan peralatan yang akan dipilih, tidak hanya mencakup mesin dan peralatan tetapi juga mencakup bangunan dan lingkungan kerja.

3. Pemilihan Lokasi dan Site Perusahaan dan Unit ProduksiKelancaran produksi dan operasi perusahaan sangat dipengaruhi oleh

kelancaran mendapatkan sumber-sumber bahan dan masukan (inputs), serta ditentukan pula oleh kelancaran dan biaya penyampaian atau supply produk yang dihasilkan berupa barang jadi atau jasa ke pasar. Oleh karena itu untuk menjamin kelancaran, maka sangat penting peranan dari pemilihan lokasi dan site perusahaandan unit produksinya. Dalam pemilihan lokasi dan site tersebut, perlu memperhatikan faktor jarak, kelancaran dan biaya pengangkutan dari sumber-sumber bahan dan masukan (inputs), serta biaya pengangkutan dari barang jadi ke pasar.

4. Rancangan Tata-letak ( lay-out) dan Arus Kerja atau Proses.Kelancaran dalam proses produksi dan operasi ditentukan pula oleh salah

satu faktor yang terpenting didalam perusahaan atau unit produksi, yaitu rancangan tata-letak (lay-out) dan arus kerja atau proses. Rancangan tata-letak harus mempertimbangkan berbagai faktor antara lain adalah kelancaran arus kerja, optimalisasi dari waktu pergerakan dalam proses, kemungkinan kerusakan yang terjadi karena pergerakan dalam proses akan minimalisasi biaya yang timbul dari pergerakan dalam proses atau material handling.

5. Rancangan Tugas Pekerjaan Rancangan tugas dan pekerjaan merupakan bagian yang integral dari

rancangan sisitem. Dalam melaksanakan fungsi produksi dan operasi, maka organisasi kerja harus disusun, karena organisasi kerja sebagai dasar pelaksanaan tugas pekerjaan, merupakan alat atau wadah kegiatan yang hendaknya dapat membantu pencapaian tujuan perusahaan atau unit produksi dan opersi tersebut. Rancangan tugas pekerjaan harus merupakan suatu kesatuan dari human engineering, dalam rangka untuk menghasilkan rancangan kerja yang optimal. Di samping itu dalam penyusunan rancangan tugas pekerjaan harus pula memperhatikan kelengkapan tugas pekerjaan yang terkait dengan variabel tugas dalam struktur teknologi, dan mutu atau kualitas suasana kerja yang ditentukan oleh variabel manusianya.

6. Strategi Produksi dan Operasi Serta Pemilihan Kapasitas.Sebenarnya rancangan sistem produksi dan operasi harus disusun dengan

landasan strategi produksi dan operasi yang disiapkan terlebih dahulu. Dalam strategi produksi dan operasi harus terdapat pernyataan tentang maksud dan tujuan dari produksi dan operasi, serta misi dan kebijakan-kebijakan dasar atau kunci untuk lima bidang, yaitu proses, kapasitas, persediaan, tenaga kerja dan mutu atau kualitas. Semua hal tersebut merupakan landasan bagi penyusunan strategi produksi dan operasi. Berdasarkan strategi dan operasi, maka ditentukannlah pemilihan kapasitas yang akan dijalankan dalam bidang produksi dan operasi.”

17

Page 4: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Jadi Manajemen Operasi dan Produksi merupakan kegiatan yang

mencakup bidang yang cukup luas, dimulai dari penganalisisan dan penetapan

keputusan saat sebelum dimulainya kegiatan operasi dan produksi, yang

umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka panjang, serta keputusan-

keputusan pada waktu menyiapkan dan melaksanakan kegiatan produksi dan

pengoperasiannya, yang umumnya bersifat keputusan-keputusan jangka pendek.

Sedangkan pembahasan dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi

menurut Sofjan Assauri (2004;18-19), mencakup :

1. Penyusunan Rencana Produksi dan OperasiKegiatan pengoperasian sistem produksi dan operasi harus dimulai

dengan penyusunan rencana produksi dan operasi. Dalam rencana produksi dan operasi harus tercakup penetapan target produksi, scheduling, routing, dispatching, dab follow- up. Perencanaan kegiatan produksi dan operasi merupakan kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi.

2. Perencanaan dan Pengendalian Persediaan dan Pengadaan BahanKelancaran kegiatan produksi dan operasi sangat ditentukan oleh

kelancaran tersedianya bahan atau masukan yang dibutuhkan bagi produksi dan operasi tersebut. Kelancaran tersedianya bahan atau masukan bagi produksi dan operasiditentukan oleh baik tidaknya pengadaan bahan serta rencana dan pengendalian persediaan yang dilakukan. Dalm hal ini perlu diketahui maksud dan tujuan diadakannya persediaan, model-model perencanaan dan pengendalian persediaan, pengadaan dan pembelian bahan, Perencanaan Kebutuhan Bahan (Material Requirment Planning) dan Perencanaan Kebutuhan Distribusi (Distribution Requirement Planning).

3. Pemeliharaan atau Perawatan ( Maintenance) Mesin dan PeralatanMesin dan peralatan yang digunakan dalam proses produksi dan

operasi harus selalu terjamin tetap tersedia untuk dapat digunakan, sehingga dibutuhkan kegiatan pemeliharaan atau perawatan. Dalam pembahasan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan ini akan dicakup tentang penting dan peranan dari kegiatan pemeliharaan atau perawatan mesin dan peralatan, macam-macam kegiatan pemeliharaan atau perawatan, syarat-syarat bagi terlaksananya kegiatan pemeliharaan atau perawatan yang efektif dan efisien, serta proses pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dan perawatan mesin dan peralatan.

4. Pengendalian MutuTerjaminnya hasil atau keluaran dari proses produksi dan operasi

menenukan keberhasilan dari pengoperasian sistem produksi dan operasi. Dalam rangka ini maka perlu dipelajari kegiatan pengendalian mutu yang harus dilakukan agar keluaran dapat terjamin mutunya. Pembahasan yang tercakup dalam pengendalian mutu antara lain adalah maksud dan tujuan dari kegiatan pengendalian mutu, proses kegiatan perencanaan dan pengendalian mutu, peran pengendalian proses dan produk dalam pengendalian mutu, teknik dan peralatan pengendalian mutu, serta pengendalian mutu secara statistik (Statistical Quality Control).

18

Page 5: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

5. Manajemen Tenaga Kerja ( Sumber Daya manusia )Pelaksanaan pengoperasian sistem produksi dan operasi ditentukan

oleh kemampuan dan keterampilan para tenaga kerja atau sumber daya manusianya. Dalam pembahasan manajemen tenaga kerja atau sumber daya manusia akan mencakup pengelolaan tenaga kerja dalam produksi dan operasi, desain tugas dan pekerjaan, dan pengukuran kerja ( Work Measurement).”

Jadi cakupan atau kajian dari manajemen operasi dan produksi

dimulai dari penyusunan rencana produksi dan operasi yang merupakan

kegiatan awal dalam pengoperasian sistem produksi dan operasi. Kemudian

pada perencanaan dan pengendalian persediaan dan pengadaan bahan baku.

Sampai dengan manajemen tenaga kerja ( Sumber Daya Manusia ). Yang

dimana keseluruhannya saling menunjang dalam pengoperasian sistem

produksi dan operasi.

Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan

(Input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (Out Put) dalam jumlah,

kualitas waktu, dan tempat tertentu sesuai dengan permintaan konsumen.

Organisasi / perusahaan yang sukses hendaknya mempunyai sistem

pelaporan memberikan informasi umpan balik (Feed Back) agar manajer

dapat mengetahui apakah kegiatan-kegiatannya dapat memenuhi kebutuhan

konsumen atau tidak.

Menurut T. Hani Handoko (1994:4), secara umum ruang lingkup

manajemen produksi dan operasi di gambarkan sebagai berikut :

19

Page 6: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Gambar 2.1Ruang Lingkup Manajemen Produksi dan Operasi

Permintaan barang dan

jasa

MASUKAN ( INPUT )

Manusia :

Kemampuan intelektual dan pshikis

Dana dari :

Modal sendiri, Kredit, Laba, Donasi ( gereja, organisasi swasta ), Pajak

( Organisasi Masyarakat ) dll.

Bahan baku :

Air, Udara, Bahan-bahan kimiawi, minyak, listrik, besi, dll.

PROSES TRANSFORMASI MELALUI

Fasilitas : Mesin :Pabrik KomputerRumah sakit Truck dan MobilRestoran Garis PerakitanSekolah Mesin TikBangunan Kantor Mesin TenunUnit Pemadam Mesin Giling KebakaranGerja dan Mesjid Dll.Dll.

Proses :Proses pelebuyranOperasi pencangkokan jantungTaktik memadamkan apiProses pemotongan,PembentukanFinishingPengajaranAnalisis matematikDll.

KELUARAN INPUT (OUTPUT)

Barang-barang :MobilPermainanVideoSepedaBuku teksKomputer miniEnergiDll.

Jasa-jasa :Perawatan kesehatanPerlindungan polisi;Bantuan pinjaman;Asurani; konsultasi; dll.

Fungsi-fungsi ManajemenPerncanaan,

Pengorganisasian,Pengarahan, pengawasan

LINGKUNGAN EKSTERNPemerintah, teknologi, iklim, konsumen, organisasi, buruh, hubungan internasional dll.

Sumber : T. Hani Handoko “Dasar-dasar Manajemen Produksi & Operasi

Jadi manajemen operasi juga merupakan suatu sistem yang produkstif

yaitu, suatu proses perubahan masukan (input) menjadi barang atau jasa oleh

teknologi yang merupakan metode atau cara tertentu yang digunakan untuk proses

transformasi. Yang dimulai dengan permintaan barang dan jasa oleh konsumen

kemudian menjadi masukan ( Input ) yang melalui proses transformasi menjadi

keluaran berupa barang jadi ( Out put ).

C. Kerangka Keputusan Manajemen Produksi dan Operasi

Manajer operasi bertanggung jawab atas keputusan yang mengikat sistem

transformasi, kerangka keputusan ini mengatakan bahwa operasi-operasi

20

Page 7: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

mempunyai 5 (lima) tanggung jawab keputusan utama. Menurut T. Hani

Handoko (1994:25) adalah sebagai berikut :

1. ProsesKeputusan ini dinamakan untuk merancang proses produksi secara fisik yang mencakup seleksi tipe proses, pemilikan teknologi, analisis aliran proses, penentuan lokasi fasilitas dan layout, serta pemeliharaan mesin dan penanganan bahan baku.

2. KapasitasKeputusan kapasitas ditujukan pada penyedia volume ukuran yang optimal bagi organisasi, keputusan ini menyangkut perencanaan kapasitas jangka panjang, jangka pendek, peramalan, perencanaan fasilitas, perencanaan agregat, penjadwalan dan keputusan perncanaan lainnya.

3. Persediaan Keputusan ini menyangkut apa yang dipesan, berapa banyak dan kapan memesannya, sistem dipakai untuk pengendalian persediaan, mengatur bahan-bahan mulai dari pembelian, proses pembuatan sampai barang jadi.

4. Tenaga KerjaManusia adalah hal yang sangat penting dalam operasi, keputusan ini menyangkut seleksi, rekrut, pelatihan, PHK dan lain-lain, yang biasanya bekerja sama dengan manajemen personalia.

5. MutuBertanggung jawab atas mutu barang/jasa yang dihasilkan biasanya berhubungan dengan penetapan standar, desain peralatan, pengawasan dan lain-laqin.

Melalui ruang lingkup manajemen operasional tersebut, terlihat bahwa

pemeliharaan terletak pada tahap proses dari lima tanggung jawab keputusan

utama. Hal ini menunjukan betapa pentingnya pemeliharaan, denga demikian

kedudukan pemeliharaan sangat diperlukan dalam suatu industri, perlu

mendapatkan perhatian yang serius, karena akan berpengaruh terhadap

kontinuitas proses produksi dan proses produksi.

Jadi pemeliharaan mempunyai bagian yang sangat menetukan dalam

aktivitas-aktivitas perusahaan yang menyangkut kontinuitas dan kelambatran

operasional. Kegiatan pemeliharaan harus benar-benar dapat memperkecil

21

Page 8: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

kemacetan, gangguan dan kerusakan selama mesin dioperasikan sehingga

kontinuitas proses produksi tidak terganggu, karena terganggunya mesin akan

mengakibatkan timbulnya biaya atau kerugian yang lebih besar.

D. Pemeliharan

1. Pengertian Pemeliharaan

Perusahaan yang berorientasi laba sering mengejar target produksi dengan

kuantitas besar, ini dilakukan secara terus-menerus sehingga mengabaikan kondisi

umur mesinjuga kapasitas jam kerja mesin yang semestinya. Pembebanan yang

berlebihan terhadap mesin tersebut akan mengakibatkan timbulnya kerusakan dan

kemacetan seperti ausnya komponen-komponen gesekan, longgarnya baut karena

getaran mesin selama proses produksi dan lain sebagainya yang semua itu akan

mengganggu proses produksi.

Secara logika kita mengetahui bahwa setiap benda yang dibuat pasti akan

mengalami kerusakan, tetapi semua itu dapat diperkecil atau dikurangi efeknya

dengan melakukan aktivitas yang dikenal dengan pemeliharaan dengan begitu

dapat memperpanjang umur dan kondisi mesin dapat bekerja sebagai mana

mestinya.

Adapun pengertian pemeliharaan menurut Sofjan Assauri (2004;95)

adalah sebagai berikut :

“Pemeliharaan adalah suatu kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitas/peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”.

Menurut AS. Corder (1992;4) mengemukakan bahwa :

22

Page 9: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

“Pemeliharaan adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaiki sampai suatu kondisi yang bisa diterima.”

Menurut Sukanto Reksohadiprodjo (1995;345) mengemukakan sebaagai

berikut :

“Pemeliharaan adalah setiap aktivitas yang dirancang bangun sedemikian rupa sehingga sarana dan aktiva lain dalam kondisi yang dapat menunjang tujuan organisasi.”

Berdasarkan definisi diatas, menunjukan bahwa pemeliharaan adalah

kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk memelihara, memperbaiki serta menjaga

mesin dan peralatan produksi agar selalu berada dalam kondisi operasi yang siap

dipakai, sehingga kontinuitas proses produksi dapat berjalan sesuai dengan apa

yang direncanakan dan keuntungan yang diharapkan dapat tercapai, kegiatan-

kegiatan pemeliharaan tersebut dapat berupa pemeliharaan, pencegahan sebelum

terjadi kerusakan, ataupun penggantian pengguanaan bagian mesin yang rusak.

2. Maksud dan Tujuan Pemeliharaan

Salah satu maksud utama diadakannya pemeliharaan menurut T. Hani

Handoko (1994;165), adalah sebagai berikut :

“Untuk memelihara reliabilitas sistem pengoperasian pada tingkat yang dapat diterima dan tetap memaksimalkan laba atau meminimumkan biaya”.

Maksudnya adalah jika pemeliharaan dijalankan dengan benar, maka

dapat memelihara agar proses produksi tetap berjalan, serta dapat menekan biaya

pemeliharaan yang seminimal mungkin agar dapat meraih keuntungan atau laba

yang maksimal.

Tujuan pemeliharaan menurut Sofjan Assauri (2004;95-96) adalah

sebagai berikut :

23

Page 10: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang diluar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tesebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan maintenance secara efektif dan efisien keseluruhannya.

5. Menghindari kegiatan maintenance yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu per-usahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

Sedangkan tujuan pemeliharaan menurut AS. Corder (1992;3) adalah

sebagai berikut :

1. Untuk memperpanjang usia kegunaan asset ( yaitu setiap bagian dari suatu tempat kerja, bangunan dan isinya ). Hal ini terutama penting di negara-negara maju kadang-kadang lebih menguntungkan untuk ‘mengganti’ daripada ‘memelihara’.

2. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi (atau jasa) dan mendapatkan laba investasi ( return of investment ) maksimum yang mungkin.

3. Untuk menjamin kesiapan opersional dari seluruh peralatan yang diperlukan dalam keadaan darurat setiap wakt, misalnya unit cadangan, unit pemadam kebakaran dan penyelamat, dan sebagainya.

4. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan saran tersebut.

Jadi tujuan utama dari pemeliharaan secara umum untuk memelihara dan

menjaga fasilitas atau peralatan produksi serta mengadakan perbaikan,

penggantian spare part yang diperkirakan, agar mesin dan peralatan berada dalam

kondisi yang siap pakai sehingga kontinuitas proses produksi dapat berjalan

lancar sesuai yang diharapkan perusahaan.

Syarat-syarat yang diperlukan agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan

secara efisien, menurut Sofjan Assauri (2004;102) adalah sebagai berikut :

1. Harus ada data mengenai mesin danh peralatan yang dimiliki perusahaan.

2. Harus ada planning dan scheduling.

24

Page 11: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

3. Harus ada surat perintah ( work orders ) yang tertulis.4. Harus ada persediaan alat-alat / spare part ( stores control ).5. Harus ada catatan ( records ).6. Harus ada laporan, pengawasan dan anilisis ( reports, control and

analysis ).

Jadi pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dari peralatan di suatu perusahaan

tergantung dari kebijaksanaan perusahaan itu sendiri, yang kadang-kadang

berbeda dengan kebijaksanaan perusahaan lainnya. Kebijaksanaan bagian

pemeliharaan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi perusahaan. Walaupun

kebijaksanaan telah ditentukan, tetapi di dalam pelaksanaan kebijaksanaan

tersebut manajer bagian pemeliharaan harus memperhatikan enam persyaratan di

atas agar kegiatan pemeliharaan dapat berjalan secara efisien.

3. Jenis-jenis dan Klasifikasi Jenis Pemeliharaan

a. Jenis-jenis Pemeliharaan

Pelaksanaan pemeliharaan terdapat banyak jenis-jenis pemeliharaan yang

dapat digunakan, seperti menurut AS. Corder (1992;124) mengemukakan bahwa

jenis-jenis pemeliharaan terdiri dari :

1. Planned Maintenance (Pemeliharaan Terencana)Yaitu pemeliharaan pemeliharaan yang di organisasikan dan dilakukan dengan pemikiran kemasa depan, pengendalian dan pencatatan sesuai dengan rencana yang telah ditentukan sebelumnya oleh perusahaan.

2. Unplanned Maintenance (Pemeliharaan Tidak Terencana)Hanya satu bentuk pemeliharaan tak terencana, yaitu pemeliharaan darurat (emergency maintenance) yaitu pekerjaan yang terpaksa dilakukan karena terjadinya suatu kemacetan atau kerusakan yang tidak terduga.

3. Preventive Maintenance (Pemeliharaan Pencegahan) Pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya atau terhadap kriteria lain yang diuraikan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

4. Corrective / Breakdown Maintenance (Pemeliharaan Setelah Kerusakan Terjadi)Pemeliharaan yang dilakukan untuk memperbaiki suatu bagian (termasuk penyetelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi suatu kondisi yang bisa diterima.

5. Running Maintenance (Pemeliharaan Berjalan)Pemeliharaan yang dapat dilakukan selama mesin dipakai/beroperasi.

25

Page 12: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

6. Shutdown Maintenance (Pemeliharaan Berhenti)Pemeliharaan yang hanya dapat dilakukan selama mesin berhenti.

7. OverhaulPemeliharaan dan perbaikan menyeluruh dari suatu mesin atau alat termasuk bagian-bagiannya sampai suatu kondisi yang bisa diterima.

Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini

Gambar 2.2Hubungan Antara Berbagai Bentuk Pemeliharaan

Pemeliharaan

Pemeiliharaan Terencana

Pemeliharaan Tak Terencana

Pemeliharaan Pencegahan

Pemeliharaan Korektif

Pemeliharaan Darurat

Pemeriksaan termasuk

penyetelan dan

pelumasan

Penggantian komponen minor, yaitu pekerjaan

yang timbul langsung dari pemeriksaan

Reparasi minor yang

tidak ditentukan

waktu pemeriksaan

Overhaul terencana

Lihat, rasakan, dengar

Pemeliharaan waktu berhenti

Pemeliharaan

Waktu berjalanSumber : Kusnul Hadi “Teknik Manajemen Pemeliharaan” (1992;4)

Jadi pada intinya seluruh jenis kegiatan pemeliharaan bertujuan untuk

mencegah dan atau memperbaiki mesin-mesin produksi yang didalam kegiatan

tersebut termasuk didalamnya pencatatan, penyetelan dan reparasi mesin-mesin

produksi.

b. Klasifikasi Jenis Pemeliharaan ( Maintenance )

Klasifikasi pemeliharaan menurut AS. Corder (1992;3) adalah sebagai

berikut :

“Pemeliharaan yang dilaksanakan oleh perusahaan dapat dibedakan menjadi dua bagian besar yaitu terencana dan tidak terencana. Bentuk

26

Page 13: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

pemeliharaan tak terencana hanya ada satu yaitu pemeliharaan darurat yang didefinisikan sebagai pemeliharaan dimana perlu segera dilaksanakan tindakan untuk mencegah akibat yang serius misalnya hilangnya produksi, kerusakan besar pada peralatan atau untuk keselamatan pekerja. Sedangkan pemeliharaan terencana dibagi menjadi dua aktivitas utama yaitu : pencegahan dan korektif dimana pemeliharaan yang dilakukan pada selang waktu yang ditentukan sebelumnya, atau terhadap kriteria lain yang diuraikan dan dimaksudkan untuk mengurangi kemungkinan bagian-bagian lain tidak memenuhi kondisi yang bisa diterima. Sedangkan pemeliharaan korektif yaitu sebagai kegiatan pemeliharaan yang dilakukan untuk Memperbaiki suatu bagian (termasuk penyatelan dan reparasi) yang telah terhenti untuk memenuhi kondisi yang bisa diterima.”

Pendapat dari Sukanto Reksohadiprodjo mengenai pemeliharaan

pencegahan ( Preventive Maintenance ) (1995;345) mengemukakan bahwa :

“Preventive Maintenance adalah pemeliharaan pencegahan yang merupakan kegiatan pemeriksaan rutin dan pelayanan yang dirancang bangun untuk melihat secara dini kondisi kegagalan potensial dan melakukan penyesuaian-penyesuaian atau perbaikan-perbaikan yang dapat menghindari persoalan besar operasi”.

Jadi preventive maintenance merupakan pemeliharaan yang dilakukan

untuk mencegah kerusakan-kerusakan yang tidak terduga dan menemukan

keadaan yang menyebabkan fasilitas produksi mengalami kerusakan pada waktu

digunakan, dengan demikian semua fasilitas produksi yang mendapat preventive

maintenance akan terjamin kontinuitas produksinya dan selalu diusahakan dalam

kondisi yang siap dipergunakan untuk setiap proses produksi setiap saat.

Pendapat dari Sofjan Assauri (2004;96) mengemukakan bahwa didalam

pemeliharaan preventive maintenace yang dibedakan menjadi dua bagian, sebagai

berikut :

a. Routine MaintenanceRoutine maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan yang dilakukan secara rutin, misalnya setiap hari.Contoh : - Pembersihan fasilitas/peralatan, pelumasan atau pengecekan

oli.- Membersihkan perlatan atau fasilitas produksi dari segala

kotoran dan sisa produksi.- Pengecekan kondisi mesin mengenai bunyi, panas dan

penggerakan mesin saat beropersi.

27

Page 14: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

- Memberikan pelumas pada komponen yang bergerak seperti roda gigi atau poros yang berputar sehingga tidak aus atau macet.

- Melakukan pengecekan arus listrik sehingga tidak menyebabkan konslet, hubungan arus pendek atau menyetrum operator yang menjalankannya.

b. Periodic MaintenancePeriodic maintenance adalah kegiatan pemeliharaan dan perawatan secara periodik atau dalam jangka waktu tertentu, misalnya seminggu sekali, sebulan sekali atau setahun sekali, daapat pula dilakukan dengan memakai lamanya jam kerja mesin atau fasilitas produksinya tersebut sebagai jadwal kegiatan, misalnya setiap perseratus jam kerja mesin.Contoh :- Membongkar mesin untuk dibersihkan secara keseluruhan

(total) sampai kedalam mesin dan diperiksa apabila menemukan indikasi yang ganjil maka dapat diperbaiki sehingga kerusakan dapat ditanggulangi lebih awal.

- Melakukan penyetelan ulang untuk menghindari bagian yang kendor yang dapat mengakibatkan mesin tidak bekerja secara optimal bahkan mengakibatkan kerusakan mesin.

Jadi kegiatan periodic maintenance jauh lebih berat daripada kegiatan

routine maintenance. Sebagai contoh dari kegiatan periodic maintenance adalah

pembongkaran carburator ataupun pembongkaran alat-alat di bagian sistem aliran

bensin, penyetelan katup-katup pemasukan dan pembuangan cylinder mesin dan

pembongkaran mesin tersebut untuk penggantian pelor roda ( bearing ), serta

service dan overhaul besar ataupun kecil.

Contoh dari kegiatan routine maintenance adalah pembersihan fasilitas /

peralatan, pelumasan ( lubrication ) atau pengecekan olinya, serta pengecekan isi

bahan bakarnya dan mungkin termasuk pemanasan ( warming up ) dari mesin-

mesin selama beberapa menit sebelum dipakai beroperasi sepanjang hari.

Kemudian ada langkah atau tindakan-tindakan dalam preventive

maintenance yang sering disebut “FITCAL” menurut Kusnul Hadi (1992;5)

adalah sebagai berikut :

a. Fell (Merasakan)Suatu tindakan yang dilakukan dengan jalan melihat, mendengar, meraba, dan mencium pada mesin yang sedang dijalankan,

28

Page 15: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

kemungkinan adanya kelainan-kelainan sebagi gejala atau terjadi kerusakan.

b. Inspection (Memeriksa) Tindakan yang dilakukan dengan jalan mengawasi dan mengamati dari keadaan mesin-mesin yang sedang bekerja. Bentuk penanggulangannya atau hasil pemeriksaan dapat berupa tindakan pengencangan, pembongkaran atau penggantian.

c. Tighten (mengencangkan)Suatu tindakan yang dilaukakan bilamana tampak bagian-bagian mesin yang longgar akibat getaran-getaran pada waktu mesin sedang beroperasi atau pemasangan bagian-bagian yang kurang teliti atau kencang oleh para petugas terdahulu.

d. Clean (Membersihkan)suatu tindakan yyang dilakukan dalam usaha membersihkan bagian-bagian yang terkena debu, paasir, dan kotoran lainnya, juga mengenai hal pengecatan dimasukan dalam tindakan kebersihan.

e. Adjustment (Penyesuaian)Suatu tindakan yang dilakukan apabila ada bagian-bagian mesin atau alat yang beroperasi tidak dalam keadaan stabil atau normal.

f. Lubrication (Melumasi)suatu tindakan yang dilakukan dalam usaha untuk mencegah gesekan antara dua logam, dan diharapkan berubah menjadi gesekan flusida.

Jadi semua kegiatan tersebut dimaksudkan sebelum terjadi kerusakan,

yang pada umumnya merupakan tindakan preventive maintenance ( pemeliharaan

pencegahan ) yang diterapkan pada mesin atau perlatan yang mempunyai

distribusi waktu kerusakan dengan variabilitas yang kecil, artinya kapan

kerusakan umunya terjadi diketahui dengan pasti.

Tujuan yang ingin dicapai dengan dilaksanakan preventive maintenance

menurut Kusnul Hadi dalam bukunya (1992;6) adalah sebagai berikut :

1. Mengurangi frekuensi kerusakan dan lamanya waktu kerusakan mesin.2. Memperpanjang umur peralatan yang dimiliki perusahaan3. Menjadikan lingkungan kerja yang aman.4. meningkatkan kualitas produksinya yang dihasilkan.

Jadi kegiatan preventive maintenance mengurangi kerusakan pada mesin

produksi yang secara langsung dapat memperpanjang umur dari mesin tersebut,

serta mencipatakan linkungan kerja yang aman dengan tujuan untuk

menghasilkan kualitas produksi yang optimal.

29

Page 16: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Sedangkan pengertian Breakdown Maintenance, menurut AS Corder

yang diterjemahkan oleh Kusnul Hadi dalam buku Teknik Manajemen

Pemeliharaan (1992:4) adalah :

Breakdown Maintenance is the repaire, often of and emergency nature and at cost premium, of facility and equipment that have been until they fall to operate.

Artinya: Breakdown maintenance perbaikan atau reparasi yang sering terjadi sifatnya darurat dan biaya tinggi dari fasilitasnya dan peralatan yang mengalami kegagalan operasi yang setelah digunanakan.

Teori tersebut di atas bahwa kegiatan breakdown maintenance adalah

kegiatan pemeliharaan atau perbaikan yang dilakukan setelah fasilitas-fasilitas

dan peralatan tersebut terhenti/rusak sehingga tidak dapat berfungsi dengan baik.

Menurut Sofjan Assauri (2004;97) Breakdown maintenance dilaksanakan

dengan tujuan :

1. Mengupayakan agar perlatan rusak segera dapata beroperasi.2. Mengendalikan biaya montir, termasuk biaya kerja normal dan

biaya kerja lembur.3. Mengendalikan biaya operasi.4. Mengendalikan biaya investasi dalam suku cadang yang diperlukan

saat perlatan dan fasilitas diperbaiki.5. Mengendalikan tugas perbaikan yang sesuai untuk setiap

kerusakan.

Tujuan breakdown maintenance adalah untuk dapat meminimalkan waktu

terhenti operasi perusahaan, mengendalikan biaya- biaya pemeliharaan dan

oparasi, mengendalikan kegiatan pemeliharaan yang bertujuan langsung pada

mesin produksi akibat kerusakan yang terjadi pada mesin produksi yang dimilki.

Kualitas Produk

1. Pengertian Kualitas Produk

Definisi kualitas menurut Perbendaharaan istilah ISO 8402 dan dari

Standar Nasional Indonesia ( SNI 19-8402-1991 ), yang dikutip oleh Dorothea

Wahyu Ariani (2003;8) adalah sebagai berikut :

30

Page 17: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

“Kualitas adalah keseluruhan ciri dan karakteristik produk atau jasa yang kemampuannya dapat memuaskan kebutuhan, baik yang dinyatakan secara tegas maupun tersamar. Istilah kebutuhan diartikan sebagai spesifikasi yang tercantum dalam kontrak maupun kriteria-kriteria yang harus didefinisikan terlebih dahulu”.

Sedangkan menurut Dorothea Wahyu Ariani, (2003;13) mengemukakan

definisi kualitas sebagai berikut:

“Kualitas adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa dalam tujuannya untuk memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan”.

Jadi kualitas adalah keseluruhan karakteristik produk atau jasa yang dapat

memuaskan kebutuhan dan harapan konsumen.

Pengertian Mutu menurut Suyadi Prawirosentono, dalam bukunya

Manajemen Mutu Terpadu (2001;6), adalah :

“Mutu suatu produk adalah keadaan fisik, fungsi, dan sifat suatu produk bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan kebutuhan konsumen dengan memuaskan sesuai nilai uang yang telah deikeluarkan”.

Jadi mutu suatu produk adalah segala keadaan fisik, fungsi, dan sifat

yang ada pada produk yang bersangkutan yang dapat memenuhi selera dan

kebutuhan konsomen.

Pengertian Kualitas Produk menurut Philip Kotler, yang diterjamahkan

oleh Fandy Tjiptono (1997;23) adalah sebagai berikut :

“Kualitas Produk adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan hasil yang ditawarkan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya berwujud fisik dan menghasilkan kepemilikan sesuatu yang memenuhi atau melebihi harapan”.

Menurut Feigenbaum, yang diterjemaahkan oleh Dorothea Wahyu Ariani

(2002;8) mengemukakan definisi kualitas produk sebagai berikut :

“Kualitas produk merupakan keseluruhan karakterisitik produk yang meliputi marketing, engineering, manufacture, dan maintenance, dimana produk tersebut dalam pemakainnya akan sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan”.

31

Page 18: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Berdasarkan definisi diatas tersebut dapat disimpulkan bahwa kualitas

produk dalam arti luas adalah sarana pemuas kebutuhan yang berbentuk benda

fisik, pelayanan jasa lembaga dan gagasan-gagasan dimana bentuk-bentuk produk

tersebut mempunyai atribut yang ditawarkan pada konsumen dan karakteristiknya

dapat memenuhi kebutuhan dan harapan pelanggan.

2. Dimensi Kualitas Produk

Faktor-faktor yang menentukan kualitas produk menurut Garvin yang

dikutip oleh Dorothea Wahyu Ariani (2003;14) adalah :

1. Performance ( Kinerja )Yaitu kesesuaian produk dengan fungsi utama produk itu sendiri atau karakteristik operasi dari suatu produk.

2. Feature ( Keistimewaan )Yaitu ciri khas produk yang membedakan dari produk lain yang merupakan karakteristik pelengkap dan mampu menimbulkan kesan yang baik bagi pelanggan.

3. Reliability ( Kepercayaan )Yaitu kepercayaan pelanggan terhadap produk karena kehandalannya atau karena kemungkinan rusaknya rendah.

4. Conformace Yaitu kesesuaian produk dengan syarat atau ukuran tertentu atau sejauhmana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

5. Durability ( Waktu )Yaitu tingkat keawetan produk atau lama umur produk.

6. ServiceabilityYaitu kemudahan produk itu bila akan diperbaiki atau kemudahan memperoleh komponen produk tersebut.

7. AestheticYaitu keindahan atau daya tarik produk tersebut.

8. PerceptionYaitu fanatisme konsumen akan merek suatu produk tertentu karena citra atau reputasi produk itu sendiri.

Jadi kualitas pada industri manufaktur selain harus menekankan pada

produk yang dihasilkan, juga perlu diperhatikan kualitas pada proses produksi.

Bahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk

akhir, melainkan proses produksinya atau produk yang masih ada dalam proses

(work in process), sehingga bila diketahui ada cacat atau kesalahan masih dapat

diperbaiki. Dengan demikian, produk akhir yang dihasilkan adalah produk yang

32

Page 19: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

bebas cacat dan tidak ada lagi pemborosan yangharus dibayar mahal karena

produk tersebut harus dibuang atau dilakukan pengerjaan ulang.

3. Klasifikasi Produk dan Kategori Penawaran Produk

a. Klasifikasi Produk

Pada umumnya produk dapat diklasifikasikan dengan berbagai cara salah

satu cara yang banyak digunakan adalah klasifikasi berdasarkan daya tahan atau

berwujud atau tidaknya suatu produk.

Definisi produk menurut Yohanes Lemarto dalam bukunya Prinsip-

Prinsip Pemasaran, (1994:222) mengemukakan :

“Produk adalah sekumpulan atribut yang nyata ( tangible ) dan tidak nyata (intangible) di dalamnya sudah tercakup warna, harga, kemasan, prestise pabrik, prestise pengecer, dan pelayanan dari pabrik serta pengecer yang mungkin diterima oleh pemebeli sebagai sesuatu yang bisa memuaskan keinginannya”.

Menurut Fandy Tjiptono (1996;5) produk dibagi menjadi tiga kelompok

adalah sebagai berikut :

1. Barang Tidak Tahan Lama ( Nondurable Goods )Barang tidak tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya habis dikonsumsi dalam satu atau beberapa pemakaian. Atau dengan kata lain umur ekonomisnya kurang satu tahun. Contohnya : sabun, garam, gula, kapur tulis dan sebagainya.

2. Barang Tahan Lama ( Durable Goods )Barang tahan lama adalah barang berwujud yang biasanya bisa bertahan lama dan memiliki umur ekonomis lebih dari satu tahun. Contohnya : mobil, motor.

3. Jasa ( Service )Merupakan aktifitas, manfaat atau kepuasan yang ditawarkan untuk dijual. Contohnya : bengkel reparasi, salon kecantikan, kursus keterampilan, hotel, rumah sakit dan sebagainya.

Jadi produk dapat dibedakan kedalam 3 kelompok yang diantaranya

barang yang tidak tahan lama atau habis apabila dipakai, barang tahan lama atau

barang sekunder, serta produk jasa yang diberikan kepada konsumen.

33

Page 20: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

b. Kategori Penawaran Produk

Kategori penawaran produk menurut David W. Creaven (1998) yang

diterjemahkan oleh Eddy Herjanto (1999;14) penawaran produk dikategorikan

menjadi empat, yaitu :

1. Benda MurniDalam hal ini penawarannya terdiri atas benda murni, seperti : Sabun, garam, dan sejenisnya. Penawaran produk ini tidak disertai jasa pengiriman.

2. Benda Inti dan Jasa PengirimProduk yang ditawarkan berupa benda inti yang disertai dengan satu atau lebih jasa pengiring untuk meningkatkan kegunaannya.

3. Jasa Inti Yang Disertai Dengan Tambahan Aneka Benda Atau JasaPenawarnnya terdiri atas yang disertai dengan aneka jasa atau aneka penunjang.

4. Jasa MurniPenawarannya termasuk jasa inti disertai jasa penunjang.

Kategori penawaran produk ada yang ditawarkan hanya berupa benda murni

saja tanpa jasa tambahan, dan ada juga yang ditawarkan dengan jasa tambahan

seperti pengiriman atau jasa perbaikan.

4. Tingkatan Produk

Tingkatan produk menurut Philip Kotler (1997;52) yang dialih bahasakan

oleh Hendra Teguh dan Ronni sebagai berikut :

1. Manfaat IntiYaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya dibeli pelanggan.

2. Produk Dasar ( Basic Produc )Pada tingkat produk ini, pemasaran harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.

3. Produk Yang DiharapkanSuatu set atribut dan kondisi yang biasanya diharapkan dan disetujui pembeli ketika mereka membeli produk itu.

5. Produk Yang Tingkatan ( Augmented Produc )Yaitu produk yang memenuhi keinginan pelanggan dan melampui harapan mereka.

6. Produk Potensial ( Potencial Produc )Yaitu mencakup semua peningkatan dan transformasi yang akhirnya akan dialami produk itu dimasa depan.

34

Page 21: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Jadi untuk merencanakan penawaran pasar, pemasaran berpikir lima produk

tiap tingkat untuk menambahkan lebih banyak nilai pelanggan dan membentuk

suatu hirarki nilai pelanggan.

5. Hirarki Produk

Tiap produk berkaitan dengan produk-produk lain tertentu. Hirarki

produk terlentang dari produk dasar sampai dengan produk khusus yang

memuaskan kebutuhan konsumen.

Kita dapat mendefinisikan tujuh tingkat hirarki produk menurut Philip

Kotler (1997;54) yang dialih bahasakan oleh Hendra Teguh sebagai

berikut :

1. Kebutuhan KeluargaYaitu kebutuhan yang mendasari keberadaan suatu kelompok produk.

2. Produk keluargaYaitu semua kelas produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan inti dengan efektifitas memadai.

3. Kelas ProdukYaitu sekelompok produk diakui mempunyai kesamaan fungsional.

4. Lini ProdukYaitu sekelompok produk dalam suatu kelas produk yang berkaitan erat karena mereka melaksanakan suatu fungsi yang serupa, dijual kepada kelompok pelanggan yang sama, dipasarkan melalui saluran distribusi yang sama, atau berada dalam rentan harga tertentu.

5. Jenis ProdukYaitu suatu kelompok produk dalam suatu lini produk yang sama memiliki dari berbagai kemungkinan bentuk produk tersebut.

6. MerekYaitu nama diasosiasikan dengan suatu atau beberapa produk dalam hal ini produk yang digunakan untuk mengidentifikasi sumber atau karakteristik produk tersebut.

7. Unit ProdukYaitu suatu unit tersendiri dalam suatu merek atau lini produk yang dapat dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau atribut lain.

35

Page 22: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Jadi pada perusahaan manufaktur dalam menghasilkan produknya

harus dapat memenuhi ke-tujuh tingkat hirarki produk yang telah dijabarkan

di atas oleh Philip Kotler, guna menciptakan produk yang baik dan tidak

salah sasaran pemasaran.

F. Hubungan Permeliharaan Mesin dengan Kualitas Produk

Kerusakan-kerusakan yang dialami oleh mesin akan menimbulkan

kontinuitas proses produksi terganggu, yang mengakibatkan perusahaan

menderita kerugian, antara lain terhambatnya proses produksi,

meningkatkan biaya produksi, penurunan kualitas, resiko kecelakaan yang

membahayakan pekerja, waktu penyelesaian order terhambat yang

mengakibatkan kepercayaan pelanggan menurun.

Menurut Sofjan Assauri (2004:95) tujuan utama fungsi pemeliharaan

adalah sebagai berikut :

1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi.

2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu.

3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut.

4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya.

5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja.

6. Mengadakan suatu kerja sama yang erat dengan fungsi-fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan yang sebaik mungkin dan total biaya yang terendah.

36

Page 23: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Konsumen

Jadi dapatlah dilihat pada poin dua bahwa tujuan utama fungsi

pemeliharaan adalah untuk menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk

memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan

produksi yang tidak terganggu. Dengan kata lain supaya dapat menjaga

kualitas produk yang dihasilkan oleh mesin yang dipelihara.

1. Faktor-faktor Penentu Kualitas Produk

a) Desain Proses Produksi

Mutu produk pun merupakan tanggung jawab seluruh lini organisasi. Selain

unsur manusia, unsur apalagi yang terdapat dalam organisasi. Organisasi ini yang

membuat nilai tambah dari input melalui proses pengulahan sehingga menjadi out

put. Bila hal itu digambarkan akan berbentuk seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 2.3Proses Kerja dan Metode Pengawasan

Proses Kerja

Input Tugas Nilai

Tambah

Hasil(Out Put)

Metode Pengawasan

Proses Pengawasan Inspeksi

Sumber : Suyadi Prawirosentono “Manajemen Mutu Terpadu” (2001;11)

b) Unsur Dasar Yang Mempengaruhi Hasil

Menurut pendapat Suyadi Prawirosentono (2001;12) ada enam unsur dasar yang

mempengaruhi hasil (Out Put ) sebagai berikut :

1. ManusiaSumber daya manusia adalah unsur utama yang memungkinkan terjadinya proses penambahan nilai. Kemampuan mereka untuk melakukan suatu tugas

37

Page 24: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

adalah kemampuan, pengalaman, pelatihan dan potensi kreativitas yang beragam, sehingga diperoleh suatu hasil.

2. MetodeHal ini meliputi prosedur kerja dimana setiap orang harus melaksanakan kerja sesuai dengan tugas yang dibebankan pada masing-masing individu. Metode ini harus merupakan prosedur kerja terbaik agar setiap orang dapat melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien. Walaupun seseorang dapat saja menginterprestasikan tugas-tugasnya secara berbeda satu sama lain asalkan saja pekerjaan tersebut dapat dilaksanakan sesuai rencana.

3. MesinMesin atau peralatan yang digunakan dalam proses penambahan nilai menjadi out put. Dengan memakai mesin sebagai alat pendukung pembuatan suatu produk, memungkinkan berbagai variasi dalam bentuk jumlah, dan kecepatan proses penyelesaian kerja.

4. Bahan BakuBaahan baku yang diproses produksi agar menghasilkan nilai tambah menjadi out put, jenisnya sangat beragam. Keragaman bahan baku yang digunakan akan mempengaruhi nilai out put yang beragam pula. Bahkan perbedaan bahan baku mungkin dapat pula menyebabkan proses pengerjaannya.

5. UkuranDalam setiap tahap proses produksi harus ada ukuran sebagai standar penilaian, agar setiap tahap proses produksi dapat dinilai kinerjanya. Kemampuan dari standar ukuran tersebut merupakan faktor penting untuk mengukur kinerja seluruh tahapan proses produksi, dengan tujuan agar hasil out put yang diperoleh sesuai dengan rencana.

6 LingkunaganLingkungan dimana proses produksi berada sangat mempengaruhi hasil atau kinerja proses produksi. Bila lingkungan kerja berubah, maka kinerja pun akan berubah pula. Bahkan faktor lingkungan eksternal pun dapat mempengaruhi kelima unsur tersebut di atas sehingga dapt menimbulkan variasi tugas pekerjaan.

Hal tersebut digambarkan pada gambar 2.4:

Gambar 2.4Kombinasi Unsur-Unsur Yang Membentuk Suatu Proses Kerja

Input

Ukuran Mesin Manusia

Out Put

Lingkungan Bahan Baku Metode

Sumber : Suyadi Prawirosentono “Manajemen Mutu Terpadu”(2001;13)

Untuk menciptakan atau menghasilkan output yang diinginkan harus

ada perpaduan atau kerjasama yang baik antara ke-enam unsur dasar

38

Page 25: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

tersebut. Jika ada salah satu yang pincang atau tidak berjalan dan berfungsi

semestinya (Mall Function), akan berpengaruh besar pada produk out put

yang dihasilkan.

G. Alat Dan Teknik Perbaikan Kualitas Produk

1. Flowchart

Flowchart adalah gambaran skematik atau diagram yang

menunjukan seluruh langkah dalam suatu proses dan menunjukan

bagaimana langkah itu saling berinteraksi satu sama lain.

Flowchart dalam proses produksi atau operasional pada suatu

organisasi atau perusahaan tersebut digunakan untuk berbagai tujuan, antara

lain :

a. Memberikan pengertian dan petunujuk tentang jalannya

proses produksi atau operasional pada suatu organisasi atau

perusahaan.

b. Membandingkan proses sesungguhnya yang dirasakan para

pelanggan baik pelanggan internalmaupun eksternal dengan proses

ideal yang diinginkan pelanggan tersebut.

c. Mengetahui langkah-langkah yang duplikatif dan langkah-

langkah yang tidak perlu.

d. Mengetahui dimana atau dalam bagian proses yang mana

pengukurun dapat dilakukan.

e. Menggambarkan sisitem total.

39

Page 26: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Mulai

Apabila digambarkan, maka secara umum gambaran mengenai

flowchart ini dapat dilihat pada gambar 2.5

Gambar 2.5 Flowchart

Tidak

Ya

Sumber : Dorothea Wahyu Ariani “Manajemen Kualitas” (2002;172)

40

Kegiatan

Kegiatan

Keputusan

Selesai

Page 27: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Gambar di atas menunjukan bagaimana urutan atau rangkaian

kegiatan yang terjadi selama proses produksi atau operasi dalam suatu

organisasi atau perusahaan. Urutan atau rangkaian proses inilah yang

nantinya dapat digunakan untuk membantu mendeteksi kesalahan yang

disebabkan oleh proses produksi atau operasi.

2. Cause and effect Diagram

Cause and effect diagram digunakan untuk menganalisis persoalan

dan faktor-faktoryang menimbulkan persoalan tersebut. Dengan demikian

diagram tersebut, dapat digunakan untuk menjelaskan sebab-sebabsuatu

persoalan.

Diagram tersebut juga disebut Fishbone Diagram karena berbentuk

seperti kerangka ikan.

Cause and effect diagram dapat dipergunakan untuk hal-hal sebagi

berikut:

a. Untuk menyimpulkan sebab-sebab variasi dalam proses.

b. Untuk mengidentifikasi kategori dan subkategori sebab-sebab yang

mempengaruhi suatu karakteristik kualitas tertentu.

c. Untuk memberikan petunjuk mengenai macam-macam data-data

yang perlu dikumpulkan.

Contoh dari cause and effect diagram ini dapat dilihat pada gambar

2.6 tentang keterlambatan penerbangan pesawat.

Gambar 2.6Cause and Effect Diagram

Lain – lain alat/mesin orang

41

Page 28: BAB IIrepository.unpas.ac.id/32174/1/BAB II.doc · Web viewBahkan, yang terbaik adalah apabila perhatian pada kualitas bukan pada produk akhir, melainkan proses produksinya atau produk

Cuaca Pesawat lambat Keterlambatan awak

Keterlambatan datangnya penumpang Kegagalan Mekanik

Keterlambatan bahan bakar Keterlambatan prosedur check in

Keterlambatan bagasi Pengumuman kedatangan buruk

Bahan Prosedur

Sumber : Dorothea Wahyu Ariani “Manajemen Kualitas”(2002;173)

Jadi cause and effect diagram berguna dalam tahap perencanaan ( plan)

dari plan-do-check-action cycle karena dapat membantu mengidentifikasi sebab-

sebab proses yang mempunyai peranan bagi timbulnya efek yang dikehendaki

oleh pelanggan. Diagram sebab-akibat ini juga dapat diterapkan pada organisasi

atau perusahaan, baik manufaktur maupun jasa.

Pada akhir bab ini peneliti mengetahui bahwa dengan melakukan

pemeliharaan yang baik dapat memperkecil kerusakan-kerusakan mesin yang

terjadi sehingga dapat mempertahankan kontinuitas proses produksi dimana mesin

bekerja dengan optimal, waktu penyelesaian tepat, mutu produk baik, kerusakan

yang tidak diharapkan dapat dihindari, serta fasilitas-fasilitas pemeliharaan dapat

bekerja sesuai dengan yang diharapkan selain itu pelanggan puas terhadap

kualitas produk yang dihasilkan.

42

Keterlambatan penerbangan

pesawat