bab ii.doc
TRANSCRIPT
BAB II
TINJAUAN TEORI
1.2 Konsep Dasar Kontrasepsi Progestin
1.2.1 Pengertian
Kontrasepsi suntik depo provera merupakan kontrasepsi yang harus mengandung
progestin, yang paling banyak diteliti (Pedoman Klinis Kontrasepsi, 2003). Depo Provera /
Depo Medroxy progesteron asetat adalah suatu sintesa progestin yang mempunyai efek
seperti progesteron asli dari tubuh wanita (Teknik KB, 1980).
1.2.3 Profil
- Sangat efektif
- Aman
- Dapat dipakai oleh semua perempuan dalam usia reproduksi
- Kembalinya kesuburan lebih lambat, rata-rata 4 bulan
- Cocok untuk masa laktasi karena tidak menekan produksi ASI
1.2.4 Jenis
Tersedia 2 jenis kontrasepsi suntikan yang hanya mengandung progestin yaitu :
- Depo Medroxy Progestern Asetat (DMPA), mengandung 150
1.2.5 Cara Kerja
- Mencegah ovulasi
- Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
- Menjadikan selaput lendir rahim tipis atropi
- Menghambat transportasi gamet oleh tuba
1.2.6 Keuntungan
- Sangat efektif
- Pencegahan kehamilan jangka panjang
- Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
- Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap suatu penyakit
jantung dan gangguan pembekuan darah
- Tidak berpengaruh terhadap ASI
- Sedikit efek samping
- Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
- Dapat digunakan oleh perempuan > 35 tahun sampai perimenopause
- Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
- Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara
- Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
- Menurunkan krisis anemia bulan sabit (Sickle cell)
1.2.7 Kerugian
- Sering ditemukan gangguan haid seperti
Siklus haid yang memendek dan memanjang
Perdarahan yang banyak atau sedikit
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting)
Tidak haid sama sekali
- Klien tergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan (harus kembali untuk suntikan
berikutnya)
- Tidak bisa dihentikan sewaktu-waktu
- Permasalahan BB merupakan efek samping tersering
- Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual Hepatitis B
virus atau infeksi virus HIV
- Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan / kelainan organ
genetalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat sutikan dari deponya (tempat
suntikan)
- Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
- Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan sedikit kepadatan tulang (densitas)
- Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan embosi (jarang), sakit kepala, nervositas, jerawat
1.2.8 Yang Dapat Mengggunakan Suntikan Progestin
- Usia reproduksi
- Nulipara dan yang telah memiliki anak
- Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi
- Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
- Setelah melahirkan dan tidak menyusui
- Setelah abortus atau keguguran
- Telah banyak anak, tetapi belum menghendaki tubektomi
- Perokok
- Tekanan darah 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
bulan sabit
- Menggunakan obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(rifampisin)
- Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung estrogen
- Anemia defisiensi besi
- Mendekati usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi
1.2.9 Yang Tidak Boleh Menggunakan
- Hamil atau dicurigai hamil resiko cacat pada janin 7 per 100.000 kelahiran
- Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
- Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid terutama amenorhea
- Menderita kanker payudara atau riwayat kanker payudara
- Diabetes mellitus disertai komplikasi
1.2.10 Waktu Penggunaan
- Setiap saat selama siklus haid, asal ibu tersebut tidak hamil
- Mulai dari pertama sampai hari ke 7 siklus haid
- Pada ibu yang tidak haid, injeksi pertama dapat diberikan setiap saat asalkan saja ibu
tersebut tidak hamil. Selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan
seksual
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi hormonal lain, dan ingin mengganti dengan
kontrasepsi suntikan. Bila ibu telah menggunakan kontrasepi hormonal, dan ibu tersebut
tidak hamil Suntikan pertama dapat diberikan, tidak perlu menunggu sampai haid
berikutnya datang.
- Bila ibu sedang menggunakan jenis kontrasepsi lain dan ingin menggantinya dengan jenis
kontrasepsi suntikan yang lain lagi, kontraspesi suntikan yang akan diberikan dimulai
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan yang sebelumnya.
- Ibu yang menggunakan kontrasepsi non hormonal, dan ingin menggantinya dengan
kontrasepsi hormonal, suntikan pertama kontrasepsi hormonal yang akan diberikan dapat
segera diberikan, asal saja ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tidak perlu
menunggu haid berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke 7 ibu tersebut selama 7 hari
suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
- Ibu ingin menggantikan AKDR dengan kontrasepsi hormonal suntikan pertama dapat
diberikan pada hari ke 1 sampai ke 7 siklus haid atau dapat diberikan setiap saat setelah
hari ke 7 siklus haid asal saja yakin ibu tersebut tidak hamil.
- Ibu tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, suntikan pertama dapat diberikan
setiap saat, asal saja ibu tersebut tidak hamil dan selama 7 hari setelah suntikan tidak boleh
melakukan hubungan seksual.
- Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskuler
dalam di daerah pantat. Apabila suntikan diberikan terlalu dangkal, penyerapan
kontrasepsi suntikan akan lambat, dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan
90 hari. Pemberian kontrasepsi suntikan noristerat untuk 3 injeksi berikutnya diberikan
setiap 8 minggu. Mulai dengan injeksi kelima diberikan tiap 12 minggu.
- Bersihkan kulit yang akan di suntik dengan kapas alkohol yang dibasahi oleh etil / iso
propil alkohol 60-90 %. Biarkan kulit kering sebelum di suntik setelah kulit kering baru
di suntik.
- Kocok dengan baik, dan hindarkan terjadinya gelembung-gelembung udara. Kontrasepsi
suntik tidak perludi dinginkan. Bila terdapat endapan putih pada dasar ampul, upayakan
menghilangkannya dengan menghangatkan.
1.2.11 Petunjuk bagi klien
Klien harus kembali ketempat pelayanan kesehatan atau klinik untuk mendapatkan
suntikan kembali setiap 12 minggu untuk DMPA atau setiap 8 minggu untuk noristerat.
1.2.12 Informasi umum
- Pemberian kontrasepsi suntikan sering menimbulkan gangguan haid (ameno arhoca).
Gangguan haid ini biasanya bersifat sementara dan sedikit sekali mengganggu kesehatan.
- Dapat terjadi efek samping seperti peningkatan berat badan, sakit kepala dan nyeri
payudara. Efek-efek samping ini jarang, tidak berbahaya dan cepat hilang.
- Karena terlambat kembalinya kesuburan, penjelasan perlu diberikan pada ibu usia muda
yang ingin menunda kehamilan, atau bagi ibu yang merencanakan kehamilan, berikutnya
dalam waktu dekat.
- Setelah suntikan dihentikan, haid tidak segera datang. Haid baru datang kebali pada
umumnya setelah 6 bulan. Selama tidak haid tersebut dapat saja terjadi kehamilan. Bila
setelah 3-6 bulan tidak juga haid. Klien harus kembali ke dokter atau tempat pelayanan
kesehatan untuk dicari penyebab tidak haid tersebut.
- Bila klien tidak dapat kembali pada jadwal yang telah ditentukan, suntikan dapat
diberikan 2 minggu sebelum jadwal. Dapat juga suntikan diberikan 2 minggu setelah
jadwal yang ditetapkan, asal saja tidak terjadi kehamilan. Klien tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari, atau menggunakan metode kontrasepsi
lainnya selama 7 hari. Bila perlu gunakan kondar
- Bila klien, misalnya sedang menggunakan salah satu kontrasepsi suntikan dan kemudian
meminta untuk digantikan dengan kontrasepsi suntikan yang lain, sebaliknya jangan
dilakukan. Andaikan terpaksa juga dilakukan Kontrasepsi yang akan diberikan tersebut
diinjeksi sesuai dengan jadwal suntikan dari kontrasepsi hormonal yang sebelumnya.
- Bila klien lupa jadwal suntikan, suntikan dapat segera diberikan asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hamil.
1.2.13 Penanganan gangguan haid
a. Amenorea
- Tidak perlu dilakukan apapun, cukup konseling saja
- Bila klien tidak dapat menerima kelainan haid tersebut suntikan jangan dilanjutkan.
Anjurkan pemakaian jenis kontrasepsi yang lain
b. Perdarahan
- Perdarahan ringan atau spotting sering dijumpai tetapi tidak berbahaya
- Bila perdarahan / spotting terus berlanjut atau setelah tidak haid, namun kemudian terjadi
perdarahan, maka perlu dicari penyebab perdarahan tersebut. Obatilah penyebab
perdarahan tersebut dengan cara yang sesuai. Bila tidak ditemukan penyebab terjadinya
perdarahan, tanyakan apakah klien ingin tetap melanjutkan suntikan dan bila tidak
suntikan jangan dilanjutkan lagi dan carikan kontrasepsi jenis lain.
- Bila ditemukan penyakit radang panggul atau penyakit akibat hubungan seksual klien
perlu diberi pengobatan yang sesuai dan suntikan dapat dilanjutkan.
- Perdarahan banyak atau memanjang (lebih dari 8 hari atau 2x lebih banyak dari
perdarahan yang biasanya dialami pada siklus haid normal). Jelaskan bahwa perdarahan
tersebut bisa ditemukan pada bulan pertama suntikan.
- Bila gangguan tersebut menetap, perlu dicari penyebabnya dan bila ditemukan kelainan
ginekologik, klien perlu diobati atau dirujuk.
- Bila perdarahan yang terjadi mengancam kesehatan klien atau klien tidak dapat menerima
perdarahan yang terjadi suntikan jangan di lanjutkan lagi. Pilihkan jenis kontrasepsi yang
lain. Untuk mencegah anemia perlu diberikan preparat besi atau makanan yang banyak
mengandung zat besi.
1.2.14 Efek samping dan penanganan
a. Amenorea (tidak terjadi perdarahan / spotting)
- Bila tidak hamil, pengobatan apapun tidak perlu, jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim. Nasehati untuk kembali ke klinik
- Bila telah terjadi kehamilan, rujuk klien. Hentikan penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon
progestin tidak akan menimbulkan kelainan pada janin
- Bila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera
- Jangan berikan tetapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak akan
berhasil. Tunggu 3-6 bulan kemudian. Bila tidak terjadi perdarahan juga rujuk ke klinik.
b. Perdarahan / Perdarahan bercak (Spotting)
- Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah
serius dan biasanya tidak memerlukan pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima
perdarahan tersebut dan ingin melakukan suntikan maka dapat disarankan 2 pilihan
pengobatan.
- 1 Siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 mg etinilestrodiol), ibu profen (sampai 800 mg,
2x/hr untuk 5 hari), atau obat sejenis lain. Jelaskan bahwa pemberian pil kontrasepsi
kombinasi dapat terjadi perdarahan. Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian
suntikan ditangani dengan pemberian 2 tablet pil kokntrasepsi kombinasi/hari selama 3-7
hari dilanjutkan dengan 1 siklus pil kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 kg. Etinil
estradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14-21 hari.
c. Meningkatnya / menurunnya berat badan
- Informasikan bahwa kenaikan / penurunan berat badan sebanyak 1-2 kg dapat saja terjadi.
Perhatikan diet klien bila perubahan berat badan telalu mencolok. Bila berat badan
berlebihan, hentikan suntikan dan anjurkan metode kontrasepsi lain.