bab ii zamilan akper pemkab muna

38
BAB II TINJUAUN TEORITIS A. Konsep Dasar Medis 1. Pengertian Appendicitis adalah peradangan appendiks yang relative sering di jumpai yang dapat timbul tanpa sebab yang jelas, atau timbul setelah obstruksi appendiks oleh tinja, atau akibat terpuntirnya apendiks atau pembuluh darahnya (Corwin, 2001). Appendicitis adalah peradangan yang menyebar ke permukaan peritoneum parietal yang sakitnya menetap, lebih hebat dan bertambah berat bila bergerak (Doenges, 2000). Appendicitis adalah perasaan sakit yang secara mendadak pada daerah kwadran kanan bawah yang disertai mual, muntah ( Brunner dan Suddarth, 2002). 9

Upload: operator-warnet-vast-raha

Post on 13-Feb-2017

798 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

BAB II

TINJUAUN TEORITIS

A. Konsep Dasar Medis

1. Pengertian

Appendicitis adalah peradangan appendiks yang relative sering di

jumpai yang dapat timbul tanpa sebab yang jelas, atau timbul setelah obstruksi

appendiks oleh tinja, atau akibat terpuntirnya apendiks atau pembuluh

darahnya (Corwin, 2001).

Appendicitis adalah peradangan yang menyebar ke permukaan

peritoneum parietal yang sakitnya menetap, lebih hebat dan bertambah berat

bila bergerak (Doenges, 2000).

Appendicitis adalah perasaan sakit yang secara mendadak pada daerah

kwadran kanan bawah yang disertai mual, muntah ( Brunner dan Suddarth,

2002).

Dari beberapa definisi di atas dapat di simpulkan bahwa appendikscitis

adalah peradangan pada appendiks yang sertai dengan gejala mual, munta

serta nyeri perut kanan bawah.

2. Anatomi Dan Fisiologi Appendicitis

Appendicitis merupakan organ yang kecil dan vestigial (organ yang

tidak berfungsi) yang melekat sepertiga jari.

9

Page 2: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

a. Letak appendiks.

Appendiks terletak di ujung sackum kira-kira 2 cm di bawah anterior ileo

saekum, bermuara di bagian posterior dan medial dari saekum. Pada

pertemuan ketiga taenia yaitu: taenia anterior, medial dan posterior. Secara

klienik appendiks terletak pada daerah Mc. Burney yaitu daerah 1/3

tengah garis yang menghubungkan sias kanan dengan pusat.

b. Ukuran dan isi appendiks.

1) Panjang appendiks rata-rata 6 – 9 cm.

2) Lebar 0,3 – 0,7 cm.

3) Isi 0,1 cc, cairan bersifat basa mengandung amilase, erepsin dan

musin.

c. Posisi appendiks.

1) Laterosekal: di lateral kolon asendens.

2) Di daerah inguinal: membelok ke arah di dinding abdomen.

3) Pelvis minor.

d. Macam-macam appendicitis.

1) Appendicitis acut, dibagi atas:

a) Appendicitis acut fokalis atau segmentalis, yaitu setelah sembuh

akan timbul striktur local.

b) Appendicitis purulenta difusi, yaitu sudah bertumpuk nanah.

10

Page 3: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

2) Appendicitis kronis, dibagi atas:

a) Appendicitis kronis fokalis atau parsial, setelah sembuh akan

timbul striktur local.

b) Appendicitis kronis obliteritiva yaitu appendiks miring, biasanya

ditemukan pada usia tua.

3. Etiologi

Appendicitis belum ada penyebab yang pasti atau spesifik tetapi ada

faktor predisposisi yaitu:

a. Menurut kapita selekta kedokteran bahwa faktor yang tersering adalah

obstruksi lumen. Pada umumnya obstruksi ini terjadi oleh karena :

1) Hiperplasia dari folikel limpoid, ini merupakan penyebab yang

terbanyak.

2) Adanya faecolit dalam lumen appendiks.

3) Adanya benda asing yang keras seperti biji-bijian.

4) Striktura lumen karena fibrosa akibat peradangan sebelumnya.

b. Infeksi kuman dari kolon yang paling sering adalah E. Coli dan

Streptokokus.

c. Faktor sex

Laki-laki lebih banyak dari wanita. Yang terbanyak pada umur 15 – 30

tahun (remaja dan dewasa). Ini disebabklan oleh karena peningkatan

jaringan limpoid pada masa tersebut.

11

Page 4: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

d. Tergantung pada bentuk appendiks.

1) Appendiks yang terlalu panjang.

2) Messo appendiks yang pendek.

3) Penonjolan jaringan limpoid dalam lumen apendiks.

4) Kelainan katup di pangkal apendiks.

4. Patofisiologi

Appendicitis merupakan suatu peradangan apendiks yang mengenai

semua lapisan dinding organ tersebut. Keadaan yang sering menunjukkan

appendicitis adalah obstruksi lumen, biasanya oleh fecalit (faeces keras).

Penyumbatan pengeluaran secret mucus mengakibatkan

pembengkakan, infeksi, peningkatan intra luminal dapat menyebabkan oklusi

(penyumbatan) dari arteri appendikularis. Bila keadaan ini berlangsung terus

biasanya mengakibatkan nekrosis dan perforasi.

Pada kasus appendicitis akut gejala-gejala permulaannya adalah: sakit

atau perasaan yang tidak enak sekitar umbilicus diikuti anoreksia, mual dan

muntah.

Gejala umumnya lebih dari satu atau dua hari, dalam beberapa jam

rasa sakit bergeser ke kuadran kanan bawah dan mungkin terdapat nyeri tekan

sekitar Mc. Burney, kemudian mungkin terdapat spasme otot dan nyeri lepas.

Biasanya ditemukan demam ringan dan lekositosis.

12

Page 5: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

5. Manifestasi Klinik

a. Keluhan utama pada appendicitis adalah rasa sakit. Rasa sakit di perut

yang berlangsung lebih dari 6 jam harus dipertimbangkan dengan

seksama. Rasa sakit ini disebabkan oleh karena penyumbatan appendiks

dan sifatnya sama dengan rasa sakit yang disebabkan oleh obstruksi usus.

Pada mulanya rasa sakit hilang timbul seperti kolik, oleh karena

persarafan dari appendiks dan usus halus sama. Penderita merasa kalau

flatus atau buang air besar akan mengurangi rasa sakit.

Manifestasi dari nyeri:

1) Permulaan rasa sakit terasa di epigastrium atau sekitar umbilicus.

2) Timbul rasa nyeri local pada daerah Mc. Burney. Peradangan ini akan

menembus sampai ke serosa dan peradangan serosa akan menjalar ke

peritoneum parietale setempat.

3) Setiap gerakan akan menimbulkan nyeri, rasa sakit hebat dan nyeri

berubah menjadi tajam dan terus menerus.

4) Bila terjadi perforasi rasa sakit sekonyong-konyong hilang, tapi hanya

sebentar saja kemudian disusul oleh rasa sakit yang hebat pada seluruh

perut karena terjadi peritonitis.

b. Anoreksia hampir selalu terjadi.

c. Muntah merupakan hal yang karakteristik, muntah ini terjadi setelah rasa

sakit.

d. Biasanya konstipasi.

13

Page 6: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

e. Sering terjadi diare terutama pada anak-anak dan terutama pada klien yang

appendiksnya terletak pada dekat rectum.

6. Pemeriksaan Diagnostik

Untuk menegakkan diagnosa pada appendicitis didasarkan atas

anamnese ditambah dengan pemeriksaan laboratorium serta pemeriksaan

penunjang lainnya.

a. Gejala appendicitis ditegakkan dengan anamnese, ada 4 hal yang penting

adalah:

1) Nyeri mula-mula di epigastrium (nyeri visceral) yang beberapa waktu

kemudian menjalar ke perut kanan bawah.

2) Muntah oleh karena nyeri viseral.

3) Panas (karena kuman yang menetap di dinding usus).

4) Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita

nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri.

b. Pemeriksaan yang lain

1) Lokalisasi.

Jika sudah terjadi perforasi, nyeri akan terjadi pada seluruh perut,

tetapi paling terasa nyeri pada daerah titik Mc. Burney. Jika sudah

infiltrat, local infeksi juga terjadi jika orang dapat menahan sakit, dan

kita akan merasakan seperti ada tumor di titik Mc. Burney.

14

Page 7: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

2) Test rectal.

Pada pemeriksaan rectal toucher akan teraba benjolan dan penderita

merasa nyeri pada daerah prolitotomi.

c. Pemeriksaan laboratorium

1) Lekosit meningkat sebagai respon fisiologis untuk melindungi tubuh

terhadap mikroorganisme yang menyerang. Pada appendicitis akut dan

perforasi akan terjadi lekositosis yang lebih tinggi lagi.

2) Hb (hemoglobin) nampak normal.

3) Laju endap darah (LED) meningkat pada keadaan appendicitis

infiltrat.

4) Urine rutin penting untuk melihat apa ada infeksi pada ginjal.

d. Pemeriksaan radiology.

Pada foto tidak dapat menolong untuk menegakkan diagnosa appendicitis

acut, kecuali bila terjadi peritonitis, tapi kadang kala dapat ditemukan

gambaran sebagai berikut:

1) Adanya sedikit fluid level disebabkan karena adanya udara dan cairan.

2) Kadang ada fecolit (sumbatan).

3) Pada keadaan perforasi ditemukan adanya udara bebas dalam

diafragma

15

Page 8: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

B. Tinjauan Teoritis Asuhan Keperawatan Pre Dan Post Operatif

Appendiktomi

1. Asuhan Keperawatan Pre Operatif.

Sebelum operasi dilakukan klien perlu dipersiapkan secara fisik

maupun psikis, disamping itu juga klien perlu diberikan pengetahuan tentang

peistiwa yang akan dialami setelah dioperasi dan diberikan latihan-latihan

fisik (pernafasan dalam, gerakan kaki dan duduk) untuk digunakan dalam

periode post operatif. Hal ini penting oleh karena banyak klien merasa cemas

atau khawatir bila akan dioperasi dan juga terhadap penerimaan anastesi.

Untuk melengkapi hal tersebut, maka perawat di dalam melakukan asuhan

keperawatan harus menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pengkajian Pre Operatif.

1) Identitas klien

Nama, umur, jenis kelamin, status perkawinan, agama, suku/bangsa,

pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat, dan nomor register.

2) Identitas penanggung

3) Riwayat kesehatan sekarang.

a) Keluhan utama

Klien akan mendapatkan nyeri di sekitar epigastrium menjalar ke

perut kanan bawah.

b) Timbul keluhan

16

Page 9: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Nyeri perut kanan bawah mungkin beberapa jam kemudian setelah

nyeri di pusat atau di epigastrium dirasakan dalam beberapa waktu

lalu.

c) Sifat keluhan

Nyeri dirasakan terus-menerus, dapat hilang atau timbul nyeri

dalam waktu yang lama.

d) Keluhan yang menyertai

Biasanya klien mengeluh rasa mual dan muntah, panas.

4) Riwayat kesehatan masa lalu

Biasanya berhubungan dengan masalah kesehatan klien sekarang

5) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum

Klien tampak sakit ringan/sedang/berat.

b) Berat badan

Sebagai indicator untuk menentukan pemberian obat.

c) Sirkulasi

Klien mungkin takikardia.

d) Respirasi

Takipnoe, pernapasan dangkal.

e) Aktivitas/istirahat

Malaise.

17

Page 10: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

f) Eliminasi

Konstipasi pada awitan awal, diare kadang-kadang. Distensi

abdomen, nyeri tekan/nyeri lepas, kekakuan, penurunan atau tidak

ada bising usus.

g) Nyeri/kenyamanan

Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilicus, yang meningkat

berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney, meningkat karena

berjalan, bersin, batuk, atau napas dalam.

Nyeri pada kuadran kanan bawah karena posisi ekskresi kaki

kanan/posisi duduk tegak.

h) Keamanan

Demam, biasanya rendah.

i) Data psikologis

- Klien nampak gelisah.

- Ada perubahan denyut nadi dan pernapasan.

- Ada perasaan takut.

- Penampilan yang tidak tenang.

6) Diagnosa Keperawatan

a) Resiko berkurangnya volume cairan berhubungan dengan adanya

rasa mual dan muntah.

b) Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan tubuh.

18

Page 11: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

c) Nyeri berhubungan dengan distensi jaringan intestinal.

d) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan

dengan informasi kurang.

b. Perencanaan.

Rencana tujuan dan intervensi disesuaikan dengan diagnosis dan

prioritas masalah keperawatan.

1) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan adanya rasa

mual dan muntah, ditandai dengan :

- Kadang-kadang diare.

- Distensi abdomen.

- Tegang.

- Nafsu makan berkurang.

- Ada rasa mual dan muntah.

Tujuan : Mempertahankan keseimbangan volume cairan dengan

kriteria :

- Klien tidak diare.

- Nafsu makan baik.

- Klien tidak mual dan muntah.

Intervensi :

a) Monitor tanda-tanda vital.

Rasional :

Merupakan indicator secara dini tentang hypovolemia.

19

Page 12: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

b) Monitor intake dan out put dan konsentrasi urine.

Rasional :

Menurunnya out put dan konsentrasi urine akan meningkatkan

kepekaan/endapan sebagai salah satu kesan adanya dehidrasi dan

membutuhkan peningkatan cairan.

c) Beri cairan sedikit demi sedikit tapi sering.

Rasional :

Untuk meminimalkan hilangnya cairan.

2) Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya

pertahanan tubuh, ditandai dengan :

- Suhu tubuh di atas normal.

- Frekuensi pernapasan meningkat.

- Distensi abdomen.

- Nyeri tekan daerah titik Mc. Burney

- Leuco > 10.000/mm3

Tujuan : Tidak akan terjadi infeksi dengan kriteria :

- Tidak ada tanda-tanda infeksi post operatif (tidak lagi

panas, kemerahan).

Intervensi :

a) Bersihkan lapangan operasi dari beberapa organisme yang

mungkin ada melalui prinsip-prinsip pencukuran.

Rasional :

20

Page 13: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Pengukuran dengan arah yang berlawanan tumbuhnya rambut akan

mencapai ke dasar rambut, sehingga benar-benar bersih dapat

terhindar dari pertumbuhan mikro organisme.

b) Beri obat pencahar sehari sebelum operasi dan dengan melakukan

klisma.

Rasional :

Obat pencahar dapat merangsang peristaltic usus sehingga bab

dapat lancar. Sedangkan klisma dapat merangsang peristaltic yang

lebih tinggi, sehingga dapat mengakibatkan ruptura apendiks.

c. Anjurkan klien mandi dengan sempurna.

Rasional :

Kulit yang bersih mempunyai arti yang besar terhadap timbulnya

mikro organisme.

d) HE tentang pentingnya kebersihan diri klien.

Rasional :

Dengan pemahaman klien, klien dapat bekerja sama dalam

pelaksaan tindakan.

3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan distensi jaringan

intestinal, ditandai dengan :

- Pernapasan tachipnea.

- Sirkulasi tachicardia.

- Sakit di daerah epigastrum menjalar ke daerah Mc. Burney

21

Page 14: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

- Gelisah.

- Klien mengeluh rasa sakit pada perut bagian kanan bawah.

Tujuan : Rasa nyeri akan teratasi dengan kriteria :

- Pernapasan normal.

- Sirkulasi normal.

Intervensi :

a) Kaji tingkat nyeri, lokasi dan karasteristik nyeri.

Rasional :

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan

indiaktor secara dini untuk dapat memberikan tindakan

selanjutnya.

b) Anjurkan pernapasan dalam.

Rasional :

Pernapasan yang dalam dapat menghirup O2 secara adekuat

sehingga otot-otot menjadi relaksasi sehingga dapat mengurangi

rasa nyeri.

c) Lakukan gate control.

Rasional :

Dengan gate control saraf yang berdiameter besar merangsang

saraf yang berdiameter kecil sehingga rangsangan nyeri tidak

diteruskan ke hypothalamus.

22

Page 15: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

d) Beri analgetik.

Rasional :

Sebagai profilaksis untuk dapat menghilangkan rasa nyeri (apabila

sudah mengetahui gejala pasti).

4) Kurangnya pengetahuan tentang proses penyakitnya berhubungan

dengan informasi kurang.

- Gelisah.

- Wajah murung.

- Klien sering menanyakan tentang penyakitnya.

- Klien mengeluh rasa sakit.

- Klien mengeluh sulit tidur

Tujuan : Klien akan memahami manfaat perawatan post operatif dan

pengobatannya.

Intervensi :

a) Jelaskan pada klien tentang latihan-latihan yang akan digunakan

setelah operasi.

Rasional :

Klien dapat memahami dan dapat merencanakan serta dapat

melaksanakan setelah operasi, sehingga dapat mengembalikan

fungsi-fungsi optimal alat-alat tubuh.

b) Menganjurkan aktivitas yang progresif dan sabar menghadapi

periode istirahat setelah operasi.

23

Page 16: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Rasional :

Mencegah luka baring dan dapat mempercepat penyembuhan.

c) Disukusikan kebersihan insisi yang meliputi pergantian verband,

pembatasan mandi, dan penyembuhan latihan.

Rasional :

Mengerti dan mau bekerja sama melalui teraupeutik dapat

mempercepat proses penyembuhan.

c. Pelaksanaan.

Pelaksanaan merupakan pengelolaan yang berupa perwujudan dari

asuhan keperawatan yang meliputi tindakan-tindakan yang telah di

rencanakan, melaksanakan hasil kolaborasi, yang dilaksanakan

berdasarkan pertimbangan rasional perawat (Hidayat, 2001).

Pada tahap ini perawat menggunakan segala kemampuan yang

dimiliki dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien baik

secara umum maupun secara khusus pada klien post apendektomi.

Pada pelaksanaan ini perawat melakukan fungsinya secara

independen, interdependen dan dependen. Pada fungsi independen adalah

mencakup dari semua kegiatan yang diprakarsai oleh perawat itu sendiri

sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimilikinya

Pada fungsi interdependen adalah dimana fungsi yang dilakukan dengan

bekerja sama dengan profesi/disiplin ilmu yang lain dalam keperawatan

24

Page 17: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

maupun pelayanan kesehatan, sedangkan fungsi dependen adalah fungsi

yang dilaksanakan oleh perawat berdasarkan atas pesan orang lain.

d. Evaluasi.

Untuk mengetahui pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan

yang telah dilakukan pada klien perlu dilakukan evaluasi dengan

mengajukan pertanyaan sebagai berikut :

1) Apakah klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan dalam

tubuh?.

2) Apakah klien dapat terhidar dari bahaya infeksi?.

3) Apakah rasa nyeri akan dapat teratasi?.

4) Apakah klien sudah mendapat informasi tentang perawatan dan

pengobatannya.

2. Asuhan Keperawatan Post Operasi Appendektomi.

Sebelum dioperasi klien diantar ke kamar operasi dengan pakaian

khusus dari bangsal. Di ruang tunggu kamar operasi, pakaian diganti dengan

pakaian khusus beserta tudung kepala di kamar operasi, di samping itu juga

kita harus menyiapkan segalanya untuk dapat menyambut nanti setelah keluar

dari kamar operasi.

Hal ini tergantung dari kebiasaan rumah sakit itu sendiri, pada rumah

sakit yang sudah lengkap klien yang selesai dioperasi langsung dibawa ke

ruangan RR (recovery room), hingga klien sadar dari pembiusan.

25

Page 18: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Pada rumah sakit yang tidak mempunyai ruangan RR klien tersebut di

terima di bangsal/ruangan yang harus dilengkapi dengan fasilitas oksigen,

tempat tidur yang khusus yang mempunyai penghalang serta berbagai macam

daftar khusus untuk menuntut segala sesuatu yang diperlukan untuk klien.

Langkah asuhan keperawatannya sebagai berikut :

a. Pengkajian Data Post Operatif

Data yang mungkin penulis dapatkan pada klien apendicitis meliputi :

1) Identitas klien

Nama, suku/bangsa, umur, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, alamat,

dan nomor registerasi.

2) Riwayat kesehatan

a) Riwayat keluhan utama :

Klien : biasanya ada rasa mual, muntah, nadi cepat, nyeri pada

daerah yang dioperasi.

b) Timbulnya keluhan :

Seperempat jam setelah selesai dioperasi.

c) Sifat keluhan :

Sejak mulai sadar klien merasa nyeri yang menetap pada daerah

yang dioperasi.

d) Keluhan lain yang menyertai :

Klien merasa mual, muntah, dan sakit kepala/pusing.

26

Page 19: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

3) Riwayat kesehatan masa lalu

Sakit perut bagian kanan bawah.

4) Pemeriksaan fisik

a) Keadaan umum : Klien nampak sakit sedang.

b) Sirkulasi : Mungkin menunjukkan pernapasan

bradicardi.

c) Respirasi : Mungkin klien nampak tachipnea karena

ada rasa mual dan muntah.

d) Abdomen : Mungkin distensi abdomen dari nyeri tekan

pada daerah insisi.

e) Ekstreimtas : Mungkin ada cyanosis.

5) Pola kehidupan sehari-hari

a) Nutrisi : Ada rasa mual dan muntah, klien belum bisa

makan, mungkin turgor kulit jelek.

b) Eliminasi

- BAB : Klien belum bab, mungkin belum flatus.

- BAK : Mungkin ada gangguan pola bak

c) Hygiene : Daerah incisi operasi nampak tertutup rapat

(luka masih steril).

d) Kenyamanan : Klien nampak meringis.

6) Data psikologis

- Klien nampak gelisah.

27

Page 20: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Diagnosa keperawatan dan prioritas masalah :

a) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, insisi

bedah.

b) Resiko menurunnya volume cairan berhubungan dengan mual,

muntah, dan puasa.

c) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan

pembedahan.

d) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya

informasi.

b. Perencanaan

1) Resiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasive, insisi bedah

ditandai dengan :

- Adanya luka operasi.

- Terpasang kateter.

- Terpasang infus.

Tujuan : Klien akan terhidar dari infeksi dengan kriteria : tidak

nampak adanya tanda-tanda infeksi.

Intervensi :

a) Observasi tanda-tanda vital.

Rasional :

Sebagai indicator dalam mengetahui tanda-tanda infeksi dan

memudahkan dalam memberikan tindakan.

28

Page 21: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

b) Berikan tindakan aseptik dan antiseptik.

Rasional :

Dapat terhindar dari mikroorganisme penyebab infeksi.

c) Perhatikan self care klien serta lingkungannya.

Rasional :

Mencegah timbulnya mikroorganisme.

d) Ganti balutan tiap hari secara aseptic.

Rasional :

Tidak memberikan kesempatan untuk berkembang biaknya

mikroorganisme.

e) Kolaborasi medis untuk pemberian antibiotika.

Rasional :

Golongan obat antibiotika dapat membunuh mikroorganisme

penyebab infeksi.

2) Resiko menurunnya volume cairan berhubunan dengan mual, muntah,

dan puasa, ditandai dengan :

- Bibir kering.

- Mulut pecah-pecah.

- Tekanan darah menurun.

- Nadi cepat.

- Mual dan muntah.

- Keringat dingin.

29

Page 22: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

- Rasa haus.

Tujuan : Klien akan mempertahankan keseimbangan cairan tubuh

dengan kriteria :

- Tekanan darah normal.

- Bibir tidak kering.

- Nadi normal.

- Klien tidak mengeluh haus.

- Intake dan out put seimbang.

Intervensi :

a) Catat intake dan out put.

Rasional :

Untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh yang

dibutuhkan untuk metabolisme perhari.

b) Monitor turgor kulit.

Rasional :

Untuk mengetahui cairan interstitial kurang/hilang dapat

menyebabkan hilangnya elastisitas kulit.

c) Observasi temperatur dan membran mukosa.

Rasional :

Membran mukosa yang kering merupakan indicator dari dehidrasi.

d) Monitoring pengeluaran urine.

Rasional :

30

Page 23: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Berkurangnya jumlah urine sebagai indicator berkurangnya cairan

di dalam tubuh.

3) Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan tindakan

pembedahan, ditandai dengan :

- Klien mengeluh nyeri pada titik Mc. Burney.

- Ekspresi wajah meringis.

- Ada luka incisi.

Tujuan : Klien akan merasa nyeri berkurang, dengan kriteria :

- Klien tidak mengeluh nyeri.

- Ekspresi wajah ceria.

- Luka incisi cepat sembuh

Intervensi :

a) Kaji tingkat nyeri.

Rasional :

Untuk mengetahui sejauh mana tingkat nyeri dan merupakan

indicator secara dini untuk memberikan tindakan selanjutnya.

b) Ajarkan tehnik relaksasi.

Rasional :

Dengan tehnik relaksasi suplay O2 lebih adekuat sehingga tidak

terjadi metabolisme anaerob.

c) Lakukan tehnik gate control.

Rasional :

31

Page 24: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

Dengan tehnik gate control dapat menghambat nyeri, sehingga

nyeri tidak dipersepsikan.

d) Kolaborasi medis untuk pemberian analgetika.

Rasional :

Golongan obat analgetika dapat menghambat nyeri sehingga tidak

sampai ke otak, dan nyeri tidak dipersepsikan.

4) Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi,

ditandai dengan :

- Klien merasa takut.

- Klien merasa cemas.

Tujuan : Klien akan memahami/mengetahui tentang proses

penyakitnya, dengan kriteria :

- Klien tidak merasa takut dan cemas.

Intervensi :

a) Kaji tingkat kecemasan klien.

Rasional :

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat kecemasan yang dialami

klien, dan memudahkan dalam memberikan intervensi selanjutnya.

b) Berikan penjelasan klien dan keluarga tentang proses penyakitnya.

Rasional :

Agar klien dan keluarga mengerti tentang proses penyakitnya

sehingga cemas berkurang.

32

Page 25: Bab ii zamilan Akper pemkab muna

c) Berikan support kepada klien dan keluarga.

Rasional :

Agar klien mempunyai semangat dalam menjalani proses

pengobatan.

c. Pelaksanaan

Pelaksanaan adalah pemberian asuhan keperawatan secara nyata

berupa serangkaian kegiatan yang sistimatis berdasarkan perencanaan

untuk mencapai hasil yang optimal.

Pada tahap ini perawat menggunakan segala kemampuan yang

dimilikinya dalam melaksanakan tindakan keperawatan terhadap klien

baik secara umum maupun secara khusus pada klien post apendektomi,

sebagaimana perawat melaksanakan fungsinya sebagai independen,

interdependen, dan dependen.

d. Evaluasi

Untuk mengetahui pencapaian tujuan dalam asuhan keperawatan

yang telah dilakukan pada klien perlu dilakukan evaluasi dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut :

1) Apakah klien dapat mempertahankan keseimbangan cairan tubuh?.

2) Apakah rasa nyeri teratasi?

3) Apakah klien terhindar dari bahaya infeksi?.

4) Apakah klien mengerti tentang proses penyakitnya ?.

33