bab ii uraian teoritis ii.1. pengertian berita

24
BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik, berita adalah apa yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan televisi. Berita menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan. Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing. Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa belum ada definisi berita secara universal. Untuk memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang sedang kita pantau dan bagaimana menyajikannya, reporter pencari berita harus mempunyai definisi sendiri mengenai lingkup pekerjaannya. Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna (signifikan), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka. Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur yang : a. Baru dan penting, b. Bermakna dan berpengaruh, c. Menyangkut hidup orang banyak, d. Relevan dan menarik. Universitas Sumatera Utara

Upload: others

Post on 12-Feb-2022

19 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

BAB II

URAIAN TEORITIS

II.1. Pengertian Berita

Secara sosiologis, berita adalah semua hal yang terjadi di dunia. Dalam gambaran

yang sederhana, seperti dilukiskan dengan baik oleh para pakar jurnalistik, berita adalah apa

yang ditulis surat kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan televisi. Berita

menampilkan fakta, tetapi tidak setiap fakta merupakan berita. Berita biasanya menyangkut

orang-orang, tetapi tidak setiap orang bisa dijadikan berita. Berita merupakan sejumlah

peristiwa yang terjadi di dunia, tetapi hanya sebagian kecil saja yang dilaporkan.

Banyak orang mendefinisikan berita sesuai dengan sudut pandangnya masing-masing.

Dengan kata lain, dapat dikatakan bahwa belum ada definisi berita secara universal. Untuk

memperkuat penyajian atas peristiwa apa yang sedang kita pantau dan bagaimana

menyajikannya, reporter pencari berita harus mempunyai definisi sendiri mengenai lingkup

pekerjaannya.

Dalam buku Here’s the News yang dihimpun oleh Paul De Maeseneer, berita

didefinisikan sebagai informasi baru tentang kejadian yang baru, penting, dan bermakna

(signifikan), yang berpengaruh pada para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati

oleh mereka. Definisi berita tersebut mengandung unsur-unsur yang :

a. Baru dan penting,

b. Bermakna dan berpengaruh,

c. Menyangkut hidup orang banyak,

d. Relevan dan menarik.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

Definisi lain dari berita, menurut Doug Newson dan James A. Wollert dalam Media

Writing : News for the Mass Media (1985:11) mengemukakan dalam definisi sederhana,

berita adalah apa saja yang ingin dan perlu diketahui orang atau lebih luas lagi oleh

masyarakat (dalam Sumadiria, 2005:64). Dengan melaporkan berita, media massa

memberikan informasi kepada masyarakat mengenai apa yang mereka butuhkan.

Batasan-batasan yang diberikan oleh tokoh-tokoh lain mengenai berita, yang dikutip

Assegaff, 1983 (dalam Mondry, 2008:132-133) antara lain sebagai berikut :

a. M. Lyle Spencer, dalam buku News Writing menyebutkan, berita merupakan

kenyataan atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian besar pembaca.

b. Williard C. Bleyer, dalam buku Newspaper Writing and Editing mengemukakan,

berita adalah sesuatu yang termasa yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam

surat kabar karena dia dapat menarik minat atau mempunyai makna bagi pembaca

surat kabar, atau karena dia dapat menarik para pembaca untuk membaca berita

tersebut.

c. William S. Maulsby dalam buku Getting in News menulis, berita dapat didefinisikan

sebagai suatu penuturan secara benar dan tidak memihak dari fakta-fakta yang

mempunyai arti penting dan baru terjadi, yang menarik perhatian para pembaca surat

kabar yang memuat berita tersebut.

d. Eric C. Hepwood menulis, berita adalah laporan pertama dari kejadian yang penting

dan dapat menarik perhatian umum.

Setelah merujuk kepada beberapa definisi diatas, meskipun berbeda-beda namun

terdapat persamaan yang mengikat pada berita, meliputi : menarik perhatian, luar biasa dan

termasa (baru). Karena itu, bisa disimpulkan bahwa berita adalah laporan tercepat mengenai

fakta atau ide terbaru yang benar, menarik dan atau penting bagi sebagian besar khalayak,

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

melalui media berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media online internet

(Sumadiria, 2005:65).

Dengan kata lain, berita bukan hanya menunjuk pada pers atau media massa dalam arti

sempit dan tradisional, melainkan juga pada radio, televisi, film, dan internet atau media

massa dalam arti luas dan modern. Berita pada awalnya, memang hanya milik surat kabar.

Tetapi sekarang, berita juga telah menjadi ‘darah-daging’ radio, televisi dan internet. Tak ada

media tanpa berita, sebagaimana halnya tak ada berita tanpa media. Berita telah tampil

sebagai kebutuhan dasar (basic need) masyarakat modern di seluruh dunia.

Berita dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori, yaitu berita berat (Hard News)

dan berita ringan (Soft News). Selain itu, berita juga dapat dibedakan menurut lokasi

peristiwanya, di tempat terbuka atau di tempat tertutup. Sedangkan berdasarkan sifatnya,

berita bisa dipilah menjadi berita diduga dan berita tak diduga. Selebihnya, berita juga bisa

dilihat menurut materi isinya yang beraneka macam.

Berita berat, sesuai dengan namanya, menunjuk pada peristiwa yang mengguncangkan

dan menyita perhatian seperti kebakaran, genpa bumi, kerusuhan. Sedangkan berita ringan,

menunjukkan pada peristiwa yang lebih bertumpu pada unsur-unsur ketertarikan manusiawi,

seperti pesta pernikahan bintang film atau seminar sehari tentang perilaku seks bebas di

kalangan remaja.

Berdasarkan sifatnya, berita terbagi atas berita diduga dan berita tak terduga. Berita

diduga adalah peristiwa yang direncanakan atau sudah diketahui sebelumnya, seperti

lokakarya, pemilihan umum, peringatan hari-hari bersejarah. Proses penanganan berita yang

sifatnya diduga disebut Making News. Artinya kita berupaya untuk menciptakan dan

merekayasa berita. Proses penciptaan atau perekayasaan berita itu dilakukan melalui tahapan

perencanaan di ruang rapat redaksi, diusulkan dalam rapat proyeksi, dikonsultasikan dengan

pemimpin redaksi, dilanjutkan dengan observasi, serta ditegaskan dalam interaksi dan

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

konfirmasi dilapangan. Semuanya melalui prosedur manajemen peliputan yang baku, jelas,

terstruktur dan terukur. Orang yang meliputnya disebut sebagai reporter (pelapor).

Berita tak terduga adalah peristiwa yang sifatnya tiba-tiba tidak direncanakan, tidak

diketahui sebelumnya, seperti kereta api terguling, gedung perkantoran terbakar, bus tabrakan,

kapal tenggelam, pesawat dibajak, anak-anak sekolah disandera atau terjadi ledakan bom di

pusat keramaian. Proses penanganan berita yang sifatnya tidak diketahui dan tidak

direncanakan sebelumnya, atau yang sifatnya tiba-tiba itu disebut Hunting News. Orangnya

disebut sebagai hunter (pemburu).

Pengetahuan dan pemahaman tentang klasifikasi berita sangat penting bagi setiap

reporter, editor, dan bahkan para perencana dan konsultan media (media planer) sebagai salah

satu pijakan dasar dalam proses perencanaan (planning), peliputan (getting), penulisan

(writing), dan pelaporan serta pemuatan, penyiaran, atau penayangan berita (reporting and

publishing). Pada akhirnya, tahapan-tahapan pekerjaan jurnalistik itu sangat diperlukan dalam

kerangka pembentukan, penetapan dan pengembangan manajemen media massa secara

profesional dan visioner.

II.2. Nilai Berita

Nilai berita (News Value) merupakan acuan yang dapat digunakan oleh para jurnalis,

yakni para reporter dan editor, untuk memutuskan fakta yang pantas dijadikan berita dan

memilih mana yang lebih baik. Kriteria mengenai nilai berita merupakan patokan berarti bagi

reporter. Dengan kriteria tersebut, seorang reporter dapat dengan mudah mendeteksi mana

peristiwa yang harus diliput dan dilaporkan, dan mana peristiwa yang tak perlu diliput dan

harus dilupakan. Kriteria nilai berita juga sangat penting bagi para editor dalam

mempertimbangkan dan memutuskan, mana berita terpenting dan terbaik untuk dimuat,

disiarkan, atau ditayangkan melalui medianya kepada masyarakat luas.

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

Kriteria umum nilai berita, menurut Brian S. Brooks, George Kennedy, Darly R.

Moen, dan Don Ranly dalam News Reporting and Editing (1980:6-17), menunjukkan kepada

sembilan hal mengenai nilai berita. Beberapa pakar lain menyebutkan, ketertarikan manusiawi

(human interest) dan seks (sex) dalam segala dimensi dan manifestasinya, juga termasuk ke

dalam kriteria umum nilai berita yang harus diperhatikan dengan seksama oleh para reporter

dan editor media massa. (Sumadiria, 2005:80)

Sejumlah faktor yang membuat sebuah kejadian memiliki nilai berita, adalah :

1. Keluarbiasaan (unusualness)

Dalam pandangan jurnalistik, berita bukanlah suatu peristiwa biasa. Berita adalah

suatu peristiwa luar biasa (news is unusual). Untuk menunjukkan berita bukanlah suatu

peristiwa biasa, Lord Northchliffe, pujangga dan editor di Inggeris abad 18, menyatakan

dalam sebuah ungkapan yang kemudian sangat populer dan kerap dikutip oleh para teoritis

dan praktisi jurnalistik.

Lord menegaskan (Mot, 1958 dalam Sumadiria, 2005:81), apabila ada orang digigit

anjing maka itu bukanlah berita, tetapi sebaliknya apabila orang menggigit anjing maka itulah

berita. Prinsip seperti itu hingga kini masih berlaku dan dijadikan acuan para reporter dan

editor dimana pun.

2. Kebaruan (newness)

Suatu berita akan menarik perhatian bila informasi yang dijadikan berita itu

merupakan sesuatu yang baru. Semua media akan berusaha memberitakan informasi tersebut

secepatnya, sesuai dengan periodesasinya.

Namun demikian, satu hal yang perlu diketahui tentang barunya suatu informasi, yaitu

selain peristiwanya yang baru, suatu berita yang sudah lama terjadi, tetapi kemudian

ditemukan sesuatu yang baru dari peristiwa itu, dapat juga dikatakan berita tersebut menjadi

baru lagi.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

3. Akibat (impact)

Berita adalah segala sesuatu yang berdampak luas. Suatu peristiwa tidak jarang

menimbulkan dampak besar dalam kehidupan masyarakat. Kenaikan harga bahan minyak

(BBM), tarif angkutan umum, tarif telepon, bunga kredit pemilikan rumah (KPR),

bagaimanapun sangat berpengaruh terhadap anggaran keuangan semua lapisan masyarakat

dan keluarga. Apa saja yang menimbulkan akibat sangat berarti bagi masyarakat, itulah berita.

Semakin besar dampak sosial, budaya, ekonomi atau politik yang ditimbulkannya, maka

semakin besar nilai berita yang dikandungnya.

Dampak suatu pemberitaan bergantung pada beberapa hal, yakni seberapa banyak

khalayak yang terpengaruh, pmberitaan itu langsung mengena kepada khalayak atau tidak,

dan segera tidaknya efek berita itu menyentuh khalayak media surat kabar, radio, atau televisi

yang melaporkannya.

4. Aktual (timeliness)

Berita adalah peristiwa yang sedang atau baru terjadi. Secara sederhana aktual berarti

menunjuk pada peristiwa yang baru atau yang sedang terjadi. Sesuai dengan definisi

jurnalistik, media massa haruslah memuat atau menyiarkan berita-berita aktual yang sangat

dibutuhkan oleh masyarakat.

Dalam memperoleh dan menyajikan berita-berita atau laporan peristiwa yang aktual

ini, media massa mengerahkan semua sumber daya yang dimilikinya mulai dari wartawan

sampai kepada daya dukung peralatan paling modern dan canggih untuk menjangkau nara

sumber dan melaporkannya pada masyarakat seluas dan secepat mungkin. Aktualitas adalah

salah satu ciri utama media massa. Kebaruan atau aktualitas itu terbagi dalam tiga kategori,

yaitu : aktualitas kalender, aktualitas waktu dan aktualitas masalah.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

5. Kedekatan (proximity)

Berita adalah kedekatan, yang mengandung dua arti yaitu kedekatan geogarfis dan

kedekatan psikologis. Kedekatan geografis menunjuk pada suatu peristiwa atau berita yang

terjadi di sekitar tempat tinggal kita. Semakin dekat suatu peristiwa yang terjadi dengan

domisili kita, maka semakin terusik dan semakin tertarik kita untuk menyimak dan

mengikutinya. Sedangkan kedekatan psikologis lebih banyak ditentukan oleh tingkat

keterikatan pikiran, perasaan, atau kejiwaan seseorang dengan suatu objek peristiwa atau

berita.

6. Informasi (information)

Menurut Wilbur Schramm, informasi adalah segala yang bisa menghilangkan

ketidakpastian. Tidak setiap informasi mengandung dan memiliki nilai berita. Setiap

informasi yang tidak memiliki nilai berita, menurut pandangan jurnalistik tidak layak untuk

dimuat, disiarkan atau ditayangkan media massa. Hanya informasi yang memiliki nilai berita

atau memberi banyak manfaat kepada publik yang patut mendapat perhatian media.

7. Konflik (conflict)

Berita adalah konflik atau segala sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan

dimensi pertentangan. Konflik atau pertentangan merupakan sumber berita yang tak pernah

kering dan tak akan pernah habis. Selama orang menyukai dan menganggap penting olah

raga, perbedaan pendapat dihalalkan, demokrasi dijadikan acuan, kebenaran masih

diperdebatkan, peperangan masih terus berkecambuk di berbagai belahan bumi, dan

perdamaian masih sebatas angan-angan, selama itu pula konflik masih akan tetap menghiasi

halaman surat kabar, mengganggu pendengaran karena disiarkan radio dan menusuk mata

karena selalu ditayangkan di televisi.

Ketika terjadi perselisihan antara dua individu yang makin menajam dan tersebar luas,

serta banyak orang yang menganggap perselisihan tersebut dianggap penting untuk diketahui,

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

maka perselisihan yang semula urusan individual, berubah menjadi masalah sosial. Disanalah

letak nilai berita konflik. Tiap orang secara naluriah, menyukai konflik sejauh konflik itu tak

menyangkut dirinya dan tidak mengganggu kepentingannya. Berita konflik, berita tentang

pertentangan dua belah pihak atau lebih, menimbulkan dua sisi reaksi dan akibat yang

berlawanan. Ada pihak yang setuju (pro) dan ada juga pihak yang kontra.

8. Orang Penting (news maker, prominence)

Berita adalah tentang orang-orang penting, orang-orang ternama, pesohor, selebriti,

publik figur. Orang-orang penting, orang-orang terkemuka, dimana pun selalu membuat

berita. Jangakan ucapan dan tingkah lakunya, namanya saja sudah membuat berita. Teori

jurnalistik menegaskan, nama menciptakan berita (names makes news).

Di Indonesia, apa saja yang dikatakan dan dilakukan bintang film, bintang sinetron,

penyanyi, penari, pembawa acara, pejabat, dan bahkan para koruptor sekalipun, selalu dikutip

pers. Kehidupan para publik figur memang dijadikan ladang emas bagi pers dan media massa

terutama televisi. Mereka menabur perkataan dan mengukuhkan perbuatan, sedangkan pers

melaporkan dan menyebarluaskannya. Semua dikemas lewat sajian acara paduan informasi

dan hiburan (information dan entertainment), maka jadilah infotainment. Masyarakat kita

sangat menyukai acara-acara ringan semacam ini.

9. Kejutan (suprising)

Kejutan adalah sesuatu yang datangnya tiba-tiba di luar dugaan, tidak direncanakan, di

luar perhitungan, tidak diketahui sebelumnya. Kejutan bisa menunjuk pada ucapan dan

perbuatan manusia. Bisa juga menyangkut binatang dan perubahan yang terjadi pada

lingkungan alam, benda-benda mati. Semuanya bisa mengundang dan menciptakan informasi

serta tindakan yang mengejutkan, mengguncang dunia, seakan langit akan runtuh, bukit akan

terbelah dan laut akan musnah.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

10. Ketertarikan Manusiawi (human interest)

Kadang-kadang suatu peristiwa tak menimbulkan efek berarti pada seseorang,

sekelompok orang, atau bahkan lebih jauh lagi pada suatu masyarakat tetapi telah

menimbulkan getaran pada suasana hati, suasana kejiwaan, dan alam perasaannya. Peristiwa

tersebut tidak menguncangkan, tidak mendorong aparat keamanan siap-siaga atau segera

merapatkan barisan dan tak menimbulkan perubahan pada agenda sosial-ekonomi masyarakat.

Hanya karena naluri, nurani dan suasana hati kita merasa terusik, maka peristiwa itu tetap

mengandung nilai berita. Para praktisi jurnalistik mengelompokkan kisah-kisah human

interest ke dalam berita ringan, berita lunak (soft news).

11. Seks (sex)

Berita adalah seks; seks adalah berita. Sepanjang sejarah peradaban manusia, segala

hal yang berkaitan dengan perempuan pasti menarik dan menjadi sumber berita. Seks

memang identik dengan perempuan. Perempuan identik dengan seks. Dua sisi mata uang yang

tak terpisahkan, selalu menyatu. Tak ada berita tanpa perempuan, sama halnya dengan tak ada

perempuan tanpa berita. Di berbagai belahan dunia, perempuan dengan segala aktifitasnya

selalu layak muat, layak siar, layak tayang.

Segala macam berita tentang perempuan, tentang seks, selalu banyak peminatnya.

Selalu dinanti dan bahkan dicari. Seks bisa menunjuk pada keindahan anatomi perempuan,

seks bisa menyentuh masalah poligami. Seks begitu akrab dengan dunia perselingkuhan para

petinggi negara hingga selebriti. Dalam hal-hal khusus, seks juga kerap disandingkan dengan

kekuasaan. Seks juga sumber bencana bagi kedudukan dan jabatan seseorang.

II.3. Syarat Berita

Wartawan atau reporter tugasnya sama, mencari informasi yang menarik dan akhirnya

dapat ditulis menjadi sebuah berita. Tidak mungkin bagus tulisan seorang wartawan atau

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

sebuah reportase yang disampaikan reporter bila dia tidak mengerti sama sekali tentang

persoalan yang diinformasikannya. Ada beberapa prinsip dasar yang harus diketahui oleh

wartawan atau reporter dalam menulis berita, salah satunya adalah syarat berita. Dapat

diketahui bahwa syarat berita harus :

1. Fakta

Berita merupakan fakta, bukan karangan (fiksi) atau dibuat-buat. Ada beberapa faktor

yang menjadikan berita tersebut fakta, yaitu kejadian nyata, pendapat (opini)

narasumber dan pernyataan sumber berita.

Opini atau pendapat pribadi wartawan atau reporter yang dicampuradukkan dalam

pemberitaaan yang ditayangkan bukan merupakan suatu fakta dan bukan karya

jurnalistik.

2. Obyektif

Sesuai dengan keadaan sebenarnya, tidak boleh dibumbui sehingga merugikan pihak

yang diberitakan. Reporter atau wartawan dituntut adil, jujur dan tidak memihak,

apalagi tidak jujur secara yuridis merupakan sebuah Pelanggaran Kode Etik

Jurnalistik.

3. Berimbang

Berita biasanya dianggap berimbang apabila wartawan atau reporter memberi

informasi kepada pembacanya, pendengarnya atau pemirsanya tentang semua detail

penting dari suatu kejadian dengan cara yang tepat. Porsi harus sama, tidak memihak

atau tidak berat sebelah. Reporter harus mengabdi pada kebenaran ilmu atau

kebenaran berita itu sendiri dan bukan mengabdi pada sumber berita (check, re-check

and balance) yang perlu didukung dengan langkah konfirmasi dari pihak-pihak yang

terkait dalam pemberitaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

4. Lengkap

Berita yang lengkap adalah berita yang memuat jawaban atas pertanyaan who, what,

why, when, where, dan how. Terkait dengan rumus umum penulisan berita yakni

5W+1H :

1. What : Peristiwa apa yang terjadi (unsur peristiwa)

2. When : Kapan peristiwa terjadi (unsur waktu)

3. Where : Dimana peristiwa terjadi (unsur tempat)

4. Who : Siapa yang terlibat dalam kejadian (unsur orang/manusia)

5. Why : Mengapa peristiwa terjadi (unsur latar belakang/sebab)

6. How : Bagaimana peristiwa terjadi (unsur kronologis peristiwa)

5. Akurat

Tepat, benar dan tidak terdapat kesalahan. Akurasi sangat berpengaruh pada penilaian

kredibilitas media maupun reporter itu sendiri. Akurasi berarti ketepatan bukan hanya

pada detail spesifik tetapi juga kesan umum, cara detail disajikan dan cara

penekannya.

Ada juga pendapat dari James B. Roston dalam bukunya “Your Newspaper”

menyebutkan, bahwa berita itu haruslah benar, lengkap, tidak berat sebelah dan aktuil. Hal itu

berbeda dengan pendapat lainnya, baik F. Fraser Bond maupun Grant Milnor Hyde. Malahan

Mitchell V. Charnley mengatakan, bahwa kebenaran dari suatu berita adalah untuk menjamin

kepercayaan pembaca (the accuracy of news is in effect taken for guaranted by news

consumer). Mengenai lengkap atau “balance” dalam berita tidak lain adalah agar pembaca

memperoleh gambaran sebenarnya dari peristiwa itu. Tentang objektifitas atau tidak berat

sebelah dalam pemberitaan merupakan satu hal paling penting dalam jurnalistik modern

(dalam Danan Djaja, 1985:90).

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

II.4. Televisi Sebagai Media Penyiaran

II.4.1. Sejarah Televisi

Prinsip televisi ditemukan oleh Paul Nipkow dari Jerman pada tahun 1884, namun

baru tahun 1928 Vladimir Zworkyn (Amerikat Serikat) menemukan tabung kamera atau

iconoscope yang bisa menangkap dan mengirim gambar ke kotak bernama televisi.

Iconoscope bekerja mengubah gambar dari bentuk gambar optis ke dalam sinyal elektronis

untuk selanjutnya diperkuat dan ditumpangkan ke dalam gelombang radio. Zworkyn dengan

bantuan Philo Farnsworth berhasil menciptakan pesawat televisi pertama yang dipertunjukkan

kepada umum pada pertemuan World’s Fair pada tahun 1939.

Perang dunia ke-2 sempat menghentikan perkembangan televisi. Namun setelah

perang usai, teknologi baru yang telah disempurnakan selama perang, berhasil mendorong

kemajuan televisi. Kamera televisi baru tidak lagi membutuhkan terlalu banyak cahaya

sehingga para pengisi acara di studio tidak lagi kepanasan. Selain itu, layar televisi sudah

menjadi lebih besar, terdapat lebih banyak program yang tersedia dan sejumlah stasiun

televisi lokal mulai membentuk jaringan. Masa depan televisi mulai terlihat menjanjikan.

Pesawat televisi berwarna mulai diperkenalkan kepada publik pada tahun 1950-an.

Siaran televisi berwarna dilaksanakan pertama kali oleh stasiun televisi NBC pada tahun 1960

dengan menayangkan program siaran berwarna selama tiga jam setiap harinya.

II.4.2. Televisi Sebagai Media Penyiaran

Pada tahun 1952, muncul gagasan untuk mendirikan stasiun televisi di Indonesia.

Meskipun jumlah pesawat televisi saat itu masih belum banyak namun sepuluh tahun

kemudian yaitu pada tahun 1962 berhasil didirikannya Televisi Republik Indonesia (TVRI).

Ada tiga pemikiran yang menjadi dasar berdirinya TVRI. Pertama, secara politis akan

menguntungkan pemerintah dalam hal kampanye pemilu. Kedua, dapat membentuk rasa

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

persatuan bangsa Indonesia. Ketiga, bangsa Indonesia akan mendapatkan prestise sebagai

bangsa yang modern dengan adanya stasiun televisi.

Kemudian pemerintahan orde lama pun berakhir dan digantikan oleh pemerintahan

orde baru. Pada pemerintahan ini TVRI memiliki tiga tujuan utama yaitu memajukan kesatuan

dan persatuan nasional, memajukan stabilitas nasional dan memajukan stabilitas politik. Sejak

pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun penonton televisi di Indonesia

hanya dapat menonton satu saluran televisi. Barulah pada tahun 1989, pemerintah

memberikan izin operasi kepada kelompok usaha Bimantara untuk membuka stasiun televisi

RCTI yang merupakan televisi swasta pertama di Indonesia, disusul kemudian dengan

hadirnya SCTV, Indosiar, ANTV dan TPI.

Media penyiaran sebagai salah satu bentuk media massa memiliki ciri dan sifat yang

berbeda dengan media massa lainnya, bahkan di antara sesama media penyiaran, misalnya

antara radio dan televisi, terdapat berbagai perbedaan sifat. Media massa televisi meskipun

sama dengan radio dan film sebagai media massa elektronik, tetapi mempunyai ciri dan sifat

yang berbeda, terlebih lagi dengan media massa cetak seperti surat kabar dan majalah. Media

cetak dapat dibaca kapan saja tetapi televisi hanya dapat dilihat sekilas dan tidak dapat

diulang.

Televisi dapat dikelompokkan sebagai media yang menguasai ruang tetapi tidak

menguasai waktu, sedangkan media cetak menguasai waktu tetapi tidak menguasai ruang.

Artinya, siaran dari suatu media televisi dapat diterima dimana saja dalam jangkauan

pancarannya (menguasai ruang) tetapi siarannya tidak dapat dilihat kembali (tidak menguasai

waktu). Media cetak untuk sampai kepada pembacanya memerlukan waktu (tidak menguasai

ruang) tetapi dapat dibaca kapan saja dan dapat diulang-ulang (menguasai waktu). Karena

perbedaan sifat inilah yang menyebabkan adanya jurnalistik televisi, jurnalistik radio dan juga

jurnalistik cetak, namun semuanya tetap tunduk pada ilmu induknya, yaitu ilmu komunikasi.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

Siaran televisi sesuai dengan sifatnya yang dapat diikuti secara audio dan visual (suara

dan gambar) secara bersamaan oleh semua lapisan masyarakat, maka siaran televisi tidak

dapat memuaskan semua lapisan masyarakat. Siaran televisi dapat membuat kagum dan

memukau sebagian penontonnya, tetapi sebaliknya siaran televisi dapat membuat jengkel dan

rasa tidak puas bagi penonton lainnya. Suatu program mungkin disukai oleh kelompok

masyarakat terdidik, namum program itu akan ditinggalkan kelompok masyarakat lainnya.

Perkembangan media komunikasi modern dewasa ini telah memungkinkan orang di

seluruh dunia untuk dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya

berbagai media (channel) yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian pesan. Media

penyiaran, yaitu radio dan televisi merupakan salah satu bentuk media massa yang efisien

dalam mencapai audiennya dalam jumlah yang sangat banyak. Karenanya media penyiaran

memegang peranan yang sangat penting dalam ilmu komunikasi pada umumnya dan

khususnya ilmu komunikasi massa.

Kemampuan media penyiaran untuk menyampaikan pesan kepada khalayak luas

menjadikan media penyiaran sebagai objek penelitian penting dalam ilmu komunikasi massa,

di samping ilmu komunikasi lainnya, yaitu ilmu komunikasi antarpribadi, komunikasi

kelompok, dan komunikasi organisasi.

Media penyiaran merupakan organisasi yang menyebarkan informasi berupa produk

budaya atau pesan yang mempengaruhi dan mencerminkan budaya dalam masyarakat. Oleh

karena itu, seperti politik atau ekonomi, media massa khususnya media penyiaran merupakan

suatu sistem tersendiri yang merupakan bagian dari sistem kemasyarakatan yang lebih luas.

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

II.5. Terorisme

II.5.1. Sejarah Terorisme

Sejarah tentang Terorisme berkembang sejak berabad lampau, ditandai dengan bentuk

kejahatan murni berupa pembunuhan dan ancaman yang bertujuan untuk mencapai tujuan

tertentu. Perkembangannya bermula dalam bentuk fanatisme aliran kepercayaan yang

kemudian berubah menjadi pembunuhan, baik yang dilakukan secara perorangan maupun

oleh suatu kelompok terhadap penguasa yang dianggap sebagai tiran. Pembunuhan terhadap

individu ini sudah dapat dikatakan sebagai bentuk murni dari Terorisme dengan mengacu

pada sejarah Terorisme modern.

Meski istilah Teror dan Terorisme baru mulai populer abad ke-18, namun fenomena

yang ditujukannya bukanlah baru. Menurut Grant Wardlaw dalam buku Political Terrorism

(1982), manifestasi Terorisme sistematis muncul sebelum Revolusi Perancis, tetapi baru

mencolok sejak paruh kedua abad ke-19. Dalam suplemen kamus yang dikeluarkan Akademi

Perancis tahun 1798, terorisme lebih diartikan sebagai sistem rezim teror. (sumber :

http://id.wikipedia.org)

Terorisme muncul pada akhir abad 19 dan menjelang terjadinya Perang Dunia-I,

terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Pada pertengahan abad ke-19, Terorisme mulai

banyak dilakukan di Eropa Barat, Rusia dan Amerika. Mereka percaya bahwa Terorisme

adalah cara yang paling efektif untuk melakukan revolusi politik maupun sosial, dengan cara

membunuh orang-orang yang berpengaruh. Sejarah mencatat pada tahun 1890-an aksi

terorisme Armenia melawan pemerintah Turki, yang berakhir dengan bencana pembunuhan

masal terhadap warga Armenia pada Perang Dunia I. Pada dekade tersebut, aksi Terorisme

diidentikkan sebagai bagian dari gerakan sayap kiri yang berbasiskan ideologi.

Bentuk pertama Terorisme, terjadi sebelum Perang Dunia II, Terorisme dilakukan

dengan cara pembunuhan politik terhadap pejabat pemerintah. Bentuk kedua Terorisme

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

dimulai di Aljazair di tahun 50-an, dilakukan oleh FLN (Front de Liberation Nationale) yang

mempopulerkan “serangan yang bersifat acak” terhadap masyarakat sipil yang tidak berdosa.

Hal ini dilakukan untuk melawan apa yang disebut sebagai Terorisme negara oleh Algerian

Nationalist. Pembunuhan dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan keadilan. Bentuk

ketiga Terorisme muncul pada tahun 60-an dan terkenal dengan istilah “Terorisme Media”,

berupa serangan acak terhadap siapa saja untuk tujuan publisitas. Bentuk ketiga ini

berkembang melalui tiga sumber, yaitu:

1. Kecenderungan sejarah yang semakin menentang kolonialisme dan tumbuhnya

gerakan-gerakan demokrasi serta HAM.

2. Pergeseran ideologis yang mencakup kebangkitan fundamentalis agama, radikalis

setelah era perang Vietnam dan munculnya ide perang gerilya kota.

3. Kemajuan teknologi, penemuan senjata canggih dan peningkatan lalu lintas.

Namun Terorisme bentuk ini dianggap kurang efektif dalam masyarakat yang ketika

itu sebagian besar buta huruf dan apatis. Seruan atau perjuangan melalui tulisan mempunyai

dampak yang sangat kecil. Akan lebih efektif menerapkan “the philosophy of the bomb” yang

bersifat eksplosif dan sulit diabaikan. Pasca Perang Dunia II, dunia tidak pernah mengenal

"damai". Berbagai pergolakan berkembang dan berlangsung secara berkelanjutan.

Konfrontasi negara adikuasa yang meluas menjadi konflik Timur - Barat dan menyeret

beberapa negara Dunia Ketiga ke dalamnya menyebabkan timbulnya konflik Utara - Selatan.

Perjuangan melawan penjajah, pergolakan rasial, konflik regional yang menarik campur

tangan pihak ketiga, pergolakan dalam negeri di sekian banyak negara Dunia Ketiga,

membuat dunia labil dan bergejolak. Ketidakstabilan dunia dan rasa frustasi dari banyak

Negara Berkembang dalam perjuangan menuntut hak-hak yang dianggap fundamental dan

sah, membuka peluang muncul dan meluasnya Terorisme. Fenomena Terorisme meningkat

sejak permulaan dasa warsa 70-an. Terorisme dan Teror telah berkembang dalam sengketa

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

ideologi, fanatisme agama, perjuangan kemerdekaan, pemberontakan, gerilya, bahkan juga

oleh pemerintah sebagai cara dan sarana menegakkan kekuasaannya.

Di Indonesia, terorisme pun sudah dikenal di awal kemerdekaan RI. Setidaknya,

radikalisme gerakan Darul Islam dan Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di bawah pimpinan

Kartosuwiryo, menjadi embrio bagi berkembangnya kelompok-kelompok radikal yang

menerapkan teror sebagai metode perjuangan.

II.5.2. Definisi Terorisme

Kata teror berasal dari bahasa latin yaitu terrere yang kurang lebih diartikan sebagai

kegiatan atau tindakan yang dapat membuat pihak lain ketakutan (Ezzat A. Fattah, 1997

dalam Hakim, 2004:9).

Di masa Revolusi Perancis, sekitar tahun 1794, juga dikenal kata Le Terreur yang

berasal dari bahasa Perancis. Kata tersebut pada awalnya dipergunakan untuk menyebut

tindak kekerasan yang dilakukan rezim hasil Revolusi Perancis terhadap para pembangkang

yang diposisikan sebagai musuh negara. Teror yang dikembangkan oleh pemerintahan pasca

Revolusi Perancis adalah dengan cara menghukum mati para pegiat anti-pemerintah, dengan

memenggal kepala korban di bawah tiang penggal guillotin. Sejak itulah kata teror masuk

dalam khasanah bahasa-bahasa di Eropa.

Definisi terorisme sendiri sampai saat ini masih menimbulkan silang pendapat.

Kompleksitas masalah yang terkait dengan tindakan terorisme, mengakibatkan pengertian

terorisme itu sendiri masih diinterpretasikan dan dipahami secara berbeda-beda. Walter

Laqueur (1999), mengkaji setidaknya lebih dari seratus definisi terorisme. Kajian Laqueur

menyimpulkan ada unsur-unsur yang signifikan dari definisi terorisme yang dirumuskan

berbagai kalangan, yaitu terorisme memiliki ciri utama digunakannya ancaman kekerasan dan

tindak kekerasan. Selain itu, terorisme umumnya didorong oleh motivasi politik, dan dapat

juga karena adanya fanatisme keagamaan.

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

Dalam konteks Indonesia, bisa saja gerakan-gerakan perlawanan yang menuntut

kemerdekaan di Aceh dan Papua, seperti Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dan Organisasi

Papua Merdeka (OPM), atau gerakan Darul Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/TII) di awal

kemerdekaan, dapat dikategorikan sebagai terorisme. Karena faktanya menunjukkan gerakan-

gerakan itu menggunakan metoda teror yang berupa ancaman kekerasan dan tindak

kekerasan, sebagaimana didiskripsikan oleh Laqueur.

Silang pendapat mengenai definisi terorisme, sejatinya telah mendorong badan dunia

seperti Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) untuk berusaha merumuskan pengertian terorisme.

Pada tahun 1972, PBB membentuk Ad Hoc Committee on Terorism. Namun, setelah tujuh

tahun komite Ad Hoc PBB yangg menangani terorisme ini bersidang, akhirnya juga gagal

merumuskan definisi terorisme. Pangkal utama tidak disepakatinya definisi terorisme karena

beragam dan berbedanya pandangan negara-negara anggota PBB di satu sisi, dan

bervariasinya pendapat para pakar hukum internasional mengenai terorisme.

Di Indonesia sendiri, sejak aksi-aksi teror merebak pasca pemerintahan Orde Baru

dengan klimaks peristiwa pemboman di Bali, pengertian terorisme ramai diperdebatkan

publik. Adalah Ustadz Abu Bakar Ba’asyir yang disangkakan sebagai teroris, karena disebut-

sebut sebagai tokoh Jamaah Islamiyah dan memiliki hubungan dengan Umar Al-Faruq,

memiliki persepsi sendiri mengenai terorisme. Jamaah Islamiyah (JI) adalah kelompok Islam

yang oleh pemerintah Malaysia dan Singapura diberi label “radikal”, dan ditenggarai sebagai

jaringan Al Qaeda di Asia Tenggara. Sedangkan Umar Al-Faruq adalah orang yang

diidentifikasi oleh CIA salah satu pimpinan Al Qaeda di Asia tenggara.

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

Stimulus

Respon

Organisme :

- Perhatian - Pengertian - Penerimaan

II.6. Teori S-O-R

Pada awalnya model ini dikenal sebagai model Stimulus – Respon, akan tetapi

kemudian De Fleur menambahkan organisme dalam bagiannya hingga menjadi model S-O-R

(Stimulus-Organisme-Respon).

Teori ini dilandasi oleh suatu tanggapan bahwa organisme menghasilkan perilaku

tertentu jika ada kondisi stimulus tertentu pula. Efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus

terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan memperkirakan

kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan. Elemen-elemen utama dari teori ini adalah :

a. Pesan (Stimulus)

b. Penerima (Organisme)

c. Efek (Respon)

Model ini dirumuskan sebagai berikut :

Dapat dilihat pada gambar diatas bahwa respon ataupun perubahan sikap bergantung

pada proses terhadap individu. Stimulus yang merupakan pesan yang disampaikan kepada

organisme dapat berdampak diterima atau ditolak. Komunikasi yang terjadi dapat berjalan

apabila organisme memberikan perhatian terhadap stimulus yang disampaikan kepadanya,

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

sampai pada proses organisme tersebut memikirkannya hingga timbul pengertian dan

penerimaan atau mungkin sebaliknya.

II.7. Sikap

II.7.1. Pengertian Sikap

Sikap adalah pandangan atau perasaan yang disertai kecenderungan untuk bertindak

terhadap objek tertentu. Sikap senantiasa diarahkan kepada sesuatu, artinya tidak ada sikap

tanpa objek. Sikap diarahkan kepada benda-benda, orang, peristiwa, pemandangan, lembaga,

norma dan lain-lain. Manusia tidak dilahirkan dengan sikap tertentu. Sikap dibentuk

sepanjang perkembangannya. Peranan sikap di dalam kehidupan manusia sangat besar sebab

jika sudah terbentuk pada manusia ia akan turut menentukan cara manusia bertingkah laku

terhadap objek-objek sikapnya. Sikap individual dimiliki oleh seseorang, bukan pada

sekelompok orang.

Masalah sikap merupakan masalah yang urgen dalam bidang Psikologi Sosial.

Beberapa ahli mengemukakan pengertian tentang sikap, diantaranya (Azwar, 1988 dalam

Dayakisni, 2003:95) :

1. Thurstone

Berpandangan bahwa sikap merupakan suatu tingkatan afek, baik itu bersifat positif

maupun negatif dalam hubungannya dengan obyek-obyek psikologis.

2. Kimball Young (1945)

Menyatakan bahwa sikap merupakan suatu predisposisi mental untuk melakukan suatu

tindakan.

3. Fishbein & Ajzen (1975)

Menyebutkan bahwa sikap sebagai predisposisi yang dipelajari untuk merespon secara

konsisten dalam cara tertentu berkenaan dengan obyek tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

4. Sherif & Sherif (1956)

Sikap menentukan keajegan dan kekhasan perilaku seseorang dalam hubungannya

dengan stimulus manusia atau kejadian-kejadian tertentu. Sikap merupakan suatu

keadaan yang memungkinkan timbulnya suatu perbuatan atau tingkah laku.

Dari pengertian-pengertian yang dikemukakan beberapa ahli tersebut dapat ditemukan

unsur yang hampir sama pada sikap, yaitu sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak

dan untuk bereaksi terhadap rangsang. Oleh karena itu, manifestasi sikap tidak dapat langsung

dilihat, akan tetapi harus ditafsirkan terlebih dahulu sebagai tingkah laku yang masih tertutup.

II.7.2. Komponen Sikap

Ada tiga komponen yang secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (total

attitude) yaitu :

1. Komponen Kognitif (keyakinan)

Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang dimiliki

seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk

suatu keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut.

2. Komponen Afektif (perasaan)

Yaitu yang berhubungan dengan rasa senang dan tidak senang. Jadi sifatnya evaluatif

yang berhubungan erat dengan nilai-nilai kebudayaan atau sistem nilai yang

dimilikinya.

3. Komponen Konatif (perilaku)

Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan

obyek sikapnya.

Dengan demikian sikap seseorang pada suatu obyek sikap merupakan manifestasi dari

konstelasi ketiga komponen tersebut yang saling berinteraksi untuk memahami, merasakan,

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

dan berperilaku terhadap obyek sikap. Ketiga komponen itu saling konsisten satu dengan yang

lainnya.

Disamping pendapat tersebut diatas, ada pendapat lain yang mengatakan bahwa sikap

melibatkan satu komponen yaitu komponen afek seperti yang dikemukan Thrustone.

Komponen afek atau perasaan tersebut memiliki dua sifat, yaitu positif atau negatif. Individu

yang mempunyai perasaan positif terhadap suatu obyek psikologis dikatakan menyukai obyek

tersebut atau mempunyai sikap yang favorable (perasaan mendukung atau memihak) terhadap

obyek itu. Sedangkan individu yang mempunyai perasaan negatif terhadap suatu obyek

psikologis dikatakan mempunyai sikap yang unfavorable (perasaan tidak mendukung atau

tidak memihak) terhadap obyek tersebut. Dalam sikap yang positif reaksi seseorang

cenderung untuk mendekati atau menyenangi obyek tersebut, sedangkan dalam sikap yang

negatif orang cenderung untuk menjauhi atau menghindari obyek tersebut.

II.7.3. Karakteristik Sikap

Menurut Brigham, 1991 (dalam Dayakisni, 2003:97) ada beberapa ciri sifat

(karakteristik) dasar dari sikap, yaitu :

1. Sikap disimpulkan dari cara-cara individu bertingkah laku;

2. Sikap ditujukan mengarah kepada obyek psikologis atau kategori, dalam hal ini skema

yang dimiliki orang menentukan bagaimana mereka mengkategorisasikan target object

dimana sikap diarahkan;

3. Sikap dipelajari;

4. Sikap mempengaruhi perilaku. Mengukuhi suatu sikap yang mengarah pada suatu

obyek memberikan satu alasan untuk berperilaku mengarah pada obyek itu dengan

suatu cara tertentu.

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

II.7.4. Fungsi Sikap

Menurut Kartz (1960 dalam Dayakisni, 2003:97) ada empat fungsi sikap, yaitu :

1. Utilitarian function yaitu sikap memungkinkan seseorang untuk memperoleh atau

memaksimalkan ganjaran (reward) atau persetujuan dan meminimalkan hukuman.

Dengan kata lain, sikap dapat berfungsi sebagai penyesuaian sosial.

2. Knowledge function yaitu sikap membantu dalam memahami lingkungan (sebagai

skema) dengan melengkapi ringkasan evaluasi tentang obyek dan kelompok obyek

atau segala sesuatu yang dijumpai di dunia ini.

3. Value-expressive function yaitu sikap kadang-kadang mengkomunikasikan nilai dan

identitas yang dimiliki seseorang terhadap orang lain.

4. Ego defensive function yaitu sikap melindungi diri, menutupi kesalahan, agresi dan

sebagainya dalam rangka mempertahankan diri.

II.7.5. Pembentukan dan Perubahan Sikap

Pada dasarnya sikap bukan merupakan suatu pembawaan, melainkan hasil interaksi

antara individu dengan lingkungan sehingga sikap bersifat dinamis. Faktor pengalaman besar

peranannya dalam pembentukan sikap.

Sikap dapat pula dinyatakan sebagai hasil belajar, karenanya sikap dapat mengalami

perubahan. Sebagai hasil dari dari belajar, sikap tidaklah terbentuk dengan sendirinya karena

pembentukan sikap senantiasa akan berlangsung dalam interaksi manusia berkenaan dengan

obyek tertentu.

Lebih tegas, menurut Bimo Walgito (1980 dalam Dayakisni, 2003:98) bahwa

pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan oleh dua faktor, yaitu :

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Pengertian Berita

1. Faktor Internal (individu itu sendiri), yaitu cara individu dalam menanggapi dunia

luarnya dengan selektif sehingga tidak semua yang datang akan diterima atau ditolak.

2. Faktor Eksternal, yaitu keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan

stimulus untuk membentuk atau mengubah sikap.

Universitas Sumatera Utara