bab ii tps

22
11 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Pembelajaran Biologi Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata biosyang berarti kehidupan dan logosyang berarti ilmu. Jadi biologi adalah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan. 1 Guru perlu menyadari benar hakikat pembelajaran biologi, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lahir dan berkembang melalui observasi dan eksperimen. 2 IPA adalah dasar dari teknologi, adapun teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung pembangunan. Teknologi dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga IPA dapat dimanfaatkan pada semua segi kehidupan. 3 Jadi, Biologi merupakan ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Dengan berkembangnya ilmu dan teknologi maka biologi sebagai ilmu yang semakin berkembang. Adapun hakikat biologi meliputi empat unsur utama yaitu: 1. Sikap berupa rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. 1 Winatasasmita Djamhur, Biologi Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 2. 2 Musahir, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi , (Jakarta: CV. Irfan Putra, 2003), h. 1. 3 Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2001), h. 117.

Upload: yunny-anaidsorrageris

Post on 23-Jul-2015

136 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Bab ii tps

11

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Hakikat Pembelajaran Biologi

Biologi berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata “bios” yang berarti

kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu. Jadi biologi adalah ilmu yang

mempelajari tentang kehidupan.1 Guru perlu menyadari benar hakikat

pembelajaran biologi, yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang lahir dan

berkembang melalui observasi dan eksperimen.2 IPA adalah dasar dari teknologi,

adapun teknologi itu sendiri merupakan tulang punggung pembangunan.

Teknologi dimanfaatkan hampir pada semua bidang, sehingga IPA dapat

dimanfaatkan pada semua segi kehidupan.3 Jadi, Biologi merupakan ilmu yang

mempelajari segala sesuatu tentang makhluk hidup. Dengan berkembangnya

ilmu dan teknologi maka biologi sebagai ilmu yang semakin berkembang.

Adapun hakikat biologi meliputi empat unsur utama yaitu:

1. Sikap berupa rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, mahluk

hidup, serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru

yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar.

1 Winatasasmita Djamhur, Biologi Umum, (Jakarta: Universitas Terbuka, 1999), h. 2. 2 Musahir, Panduan Pengajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran

Biologi, (Jakarta: CV. Irfan Putra, 2003), h. 1. 3 Udin S. Winataputra, Strategi Belajar Mengajar IPA, (Jakarta: Universitas Terbuka,

2001), h. 117.

Page 2: Bab ii tps

12

2. Proses berupa prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah.

3. Produk berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum.

4. Aplikasi berupa penerapan metode ilmiah dan konsep IPA dalam

kehidupan sehari-hari.4

Keempat unsur di atas, belajar biologi dapat membantu peserta didik

memahami alam dan gejalanya, karena itu belajar biologi banyak berkaitan

dengan penelitian. Selama proses pencarian ini peserta didik dapat

menumbuhkan sikap ilmiah dan nilai positif lainnya. Pembelajaran Biologi

mempunyai karakteristik tersendiri dibandingkan dengan ilmu-ilmu alam

lainnya, belajar biologi berarti upaya untuk mengenal proses kehidupan nyata di

lingkungan. Berupaya mengenali diri sendiri sebagai makhluk individu maupun

sosial. Sehingga dengan belajar biologi diharapkan dapat bermanfaat untuk

meningkatkan kualitas dan lulusan hidup manusia dengan lingkungan. Biologi

merupakan wahana untuk meningkatkan kemampuan, keterampilan, sikap, nilai,

dan tanggung jawab kepada lingkungan, masyarakat, bangsa serta negara, yang

beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.5

Dapat dikatakan bahwa pembelajaran biologi berkaitan erat dengan cara

mencari tahu atau proses penemuan untuk memahami diri sendiri dan alam

secara sistematis yang harus disajikan melalui kegiatan pengamatan/eksperimen,

mendiskusikan hasilnya, dan menarik kesimpulan. Sehingga dengan

pembelajaran biologi dapat tertanamkan kesadaran terhadap keteraturan alam,

4 Depdikbud, Perangkat Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP

SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA, (Balitbang: Depdiknas, 2006), h. 4. 5 Dasim Budiamansyah, Model Pembelajaran Berbasis Portofolio Biologi,

(Bandung: Genesindo, 2003), h. 1.

Page 3: Bab ii tps

13

dan menguasai sains dan teknologi untuk meningkatkan mutu kehidupan serta

melanjutkan pendidikan.

B. Metode Pembelajaran

a. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode berasal dari bahasa inggris method yang berarti cara.

Metode adalah cara yang teratur dan terfikir baik-baik untuk mencapai

maksud, cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksaan suatu

kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan.6 Metode berarti

cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai suatu tujuan

tertentu.

Metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi

pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum. Pemilihan suatu

metode dalam mengajar harus disesuikan dengan materi pelajaran yang

akan disampaikan. Apabila terjadi kesalahan dalam pemilihan metode

belajar yang digunakan oleh guru maka akan berakibat pada proses

belajar mengajar dan secara langsung akan mempengaruhi hasil

belajar.7

Terdapat sepuluh metode mengajar yang dapat diguru, yaitu:

metode ceramah, tanya jawab, diskusi, kerja kelompok, pemberian

tugas, demonstrasi, eksperimen, simulasi, inkuiri dan metode

pengajaran unit/pembelajaran terpadu. Pengembangan metode belajar

sangat diperlukan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Bentuk

pengembangan dari metode belajar yang ada salah satunya adalah

6 Tim, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), h. 580. 7 O. Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran , (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), h. 26.

Page 4: Bab ii tps

14

metode pembelajaran kooperatif yang merupakan pengembangan

teknik belajar bersama dan saling membantu di antara siswa. Siswa

dituntut untuk aktif dan bekerjasama untuk menyelesaikan suatu

masalah yang ada.8

b. Pembelajaran Kooperetif

Pembelajaran kooperatif merupakan teknik kelas praktis yang

dapat digunakan setiap guru untuk membantu siswanya belajar setiap

mata pelajaran, mulai dari keterampilan dasar sampai pemecahan

masalah yang kompleks. Tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah

untuk mengubah seorang guru dari seorang pengajar menjadi seorang

yang memfasilitasi dalam pembelajaran. Seorang guru dalam

pembelajran kooperatif menjadi fasititas bagi siswa untuk

mengembangkan potensi, daya nalar dan kemampuan siswa sehingga

proses belajar mengajar dikelas berpusat pada siswa.9

Pembelajaran kooperatif (Cooperatif Learning) adalah

pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok

kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar

untuk mencapai tujuan belajar. Pembelajaran kooperatif sangat efektif

untuk diterapkan di dalam kelas karena setiap siswa mempunyai

perbedaan sehingga dengan pembelajaran kooperatif siswa dapat

saling asah, asih dan asuh (saling mencerdaskan) karena siswa tidak

hanya belajar dari guru, tetapi juga dari sesama teman. Pembelajaran

kooperatif ini mempunyai elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-

8 Sumantri, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung: CV Maulana, 2001), h. 115-116. 9 M. Nur, Pembelajaran Kooperatif, (Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah

UNESA, 2005), h. 1-2.

Page 5: Bab ii tps

15

elemen itu adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka,

akuntabilitas individu dan keterampilan untuk menjaga hubungan

antarpribadi atau keterampilan sosial.10 Pembelajaran kooperatif

merupakan salah satu revolusi dalam pembelajaran di kelas.

“Pembelajaran kooperatif merujuk pada beragai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari

materi pelajaran. Dalam kelas kooperatif, para siswa diharapkan dapat saling membantu, saling mendiskusikan dan berargumetasi,

untuk mengasah pengetahuan yang mereka kuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing”. 11

Model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar

kelompok. Ada prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang

membedakannya dengan pembelajaran biasa. Untuk mencapai hasil

yang maksimal, terdapat lima prinsip pembelajaran kooperatif yang

harus diterapkan yaitu: saling ketergantungan positif, tanggung jawab

perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi

proses kelompok. Saling ketergantungan positif merupakan upaya untuk

menciptakan kelompok kerja yang efektif dan saling bekerjasama serta

menciptakan suasana yang mendorong agar siswa merasa saling

membutuhkan. Tanggung jawab perseorangan dalam pembelajaran

kooperatif sangat diperlukan dari setiap anggota kelompok untuk

mencapai kesuksesan bersama. Setiap kelompok harus diberi kesempatan

untuk bertemu muka dan berdiskusi, sehingga mengenal dan menerima

satu sama lain dalam kegiatan tatap muka dan interaksi terjadi bukan

hanya dilakukan oleh guru tapi dengan teman sesamanya antar pribadi.

10 Nurhadi, Kurikulum 2004, (Jakarta Grasindo, 2005) h. 112. 11 E. Slavin, Cooperative Learning, (Jakarta: Nus Media, 2008) , h. 4.

Page 6: Bab ii tps

16

Komunikasi antar anggota memberikan dampak agar setiap anggota

kelompok mempunyai keahlian mendengarkan dan berbicara. Evaluasi

proses kerja kelompok mempunyai tujuan agar kerja kelompok

kedepannya lebih efektif dan efisien. Sesuai dengan hasil penelitian yang

dilakukan Garfield tahun 2008 menyatakan bahwa metode Think-Pair-

Share, adalah :

Finally, student’s achievement learning is often higher in small-group activities because studens feel moer positive about being able to complete a task with others then be working individually.

Working together towards a mutual goal also research in emotional bonding where group members develops positive

feeling toward to group commitment toward working together. This increase in fee may also to improved students attitides toward the sbject and the courses.12

Hasil belajar siswa sering lebih baik pada aktivitas kelompok kecil

karena siswa memiliki perasaan yang positif untuk menyelesaikan

tugas dengan teman yang lain dibanding dengan bekerja secara

individu. Belajar bersama mempercepat pencapaian tujuan bersama

dengan mengembangkan perasaan yang positif untuk kelompok dan

komitmen kerjasama. Peningkatan perasaan positif ini dapat memiliki

peranan penting untuk meningkatkan sikap positif siswa guna mengerti

pokok persoalan dan materi pelajaran.

Siswa dalam pembelajaran kooperatif mempunyai tanggung jawab

untuk tugasnya apabila dilakukan dengan menganut unsur-unsur

tersebut dengan sempurna serta berpeluang mempunyai pengetahuan

lain melalui kelompok yang berbeda. Metode yang termasuk

12 Anita Lie, Mempraktekkan Cooperative Learning di Ruang Kelas, (Jakarta: Gramedia,

2008), h. 31-35.

Page 7: Bab ii tps

17

pembelajaran kooperatif adalah : metode Student Team Achievement

Division (STAD), metode Jigsaw, metode Group Investigation (GI),

metode struktual (Think-Pair-Share dan Numbered Head Together).13

C. Metode Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share

1. Pengertian Metode Think-Pair-Share

Metode pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode

sangat sederhana tetapi sangat bermafaat. Metode Pembelajaran ini

menempatkan pendidik sebagai fasilitator bukan sebagai pemberi

informasi. Pembelajaran Think-Pair-Share merupakan metode

pembelajaran kooperatif. Pendekatan ini memberikan penekanan pada

penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa. Lie menyatakan bahwa ”teknik bertukar pasangan

ini memberi siswa kesempatan untuk bekerja sama dengan orang

lain. Teknik ini biasa digunakan pada mata pelajaran dan untuk

semua tingkat usia anak didik”.14

Metode Think-Pair-Share menekankan pada struktur

khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola-pola interaksi

siswa. Struktur ini menghendaki agar siswa kerja sama, saling

melengkapi dan saling bergantung dalam kelompok-kelompok kecil

secara kooperatif. Metode Think-Pair-Share merupakan salah satu

metode dengan memiliki struktur yang bertujuan untuk meningkatkan

penguasaan akademik.15

13Nurhadi, Op. Cit,. h. 116-121. 14 Anita Lie, Op. Cit,. h. 56. 15 Nurhadi, Op. Cit,. h. 196.

Page 8: Bab ii tps

18

2. Tahap Pelaksanaan Metode Pembelajaran Think-Pair-Share

Metode Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-langkah

yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih

banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama

lain. Sebagai contoh, guru baru saja menyajikan suatu topik atau

siswa baru saja selesai membaca suatu tugas. Selanjutnya, guru

meminta siswa untuk memikirkan permasalahan yang ada topik atau

bacaan tersebut dengan serius. Tahap-tahap dalam pembelajaran Think-

Pair-Share adalah thinking (berpikir), pairing (berpasangan), dan

sharing (berbagi).16

Berfikir (thinking) merupakan tahapan dimana guru

memberikan pertanyaan atau isu yang berhubungan dengan pelajaran,

kemudian siswa diminta untuk memikirkan jawaban dari pertanyaan

atau isu secara mandiri. Biasanya guru memberikan waktu satu menit

untuk siswa berfikir mandiri. Berpasangan (Pairing) merupakan

tahapan dimana guru meminta siswa untuk berpasangan dengan siswa

yang lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkan pada langkah

pertama. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat dapat menghasilkan

jawaban bersama jika pertanyaan telah diajukan atau penyampaian

ide bersama jika suatu pertanyaan khusus telah diidentifikasi.

Biasanya guru memberikan waktu 4-5 menit untuk berpasangan.

Berbagi (Sharing) merupakan tahapan dimana guru meminta pasangan-

pasangan siswa tersebut untuk berbagi atau bekerjasama dengan kelas

16 Ibid, 120.

Page 9: Bab ii tps

19

secara keseluruhan mengenai apa yang telah didiskusikan. Langkah ini

dilakukan dengan cara bergantian pasangan demi pasangan dan

dilanjutkan sampai beberapa siswa telah mendapatkan kesempatan untuk

melaporkan, paling tidak sekitar seperempat pasangan, tetapi

disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Pada langkah ini akan menjadi

efektif apabila guru berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke

pasangan yang lain. 17

3. Kelebihan dan kekurangan Metode Pembelajaran Think-Pair-

Share

Tidak ada metode belajar yang sempurna yang dapat

dilakukan dalam proses belajar mengajar. Suatu metode belajar

pasti mempunyai kelebihan maupun kekurangan. Kelebihan dari

metode belajar dapat tercapai apabila ada tanggung jawab individual

dari setiap anggota kelompok, artinya keberhasilan kelompok

ditentukan oleh hasil belajar individual setiap anggota kelompok.

Selain itu diperlukan adanya pengakuan kepada kelompok yang

kinerjanya baik sehingga anggota kelompok tersebut dapat melihat

bahwa kerja sama untuk saling membantu teman dalam satu kelompok

sangat penting. Kelemahan yang ada diharapkan dapat diminimalisir

dengan peran guru yang senantiasa meningkatkan motivasi siswa

yang lemah agar dapat berperan aktif, meningkatkan tanggung

jawab siswa untuk belajar bersama, dan membantu siswa yang

mengalami kesulitan.

17 Ibid 120.

Page 10: Bab ii tps

20

Kelebihan dan kekurangan kelompok berpasangan adalah

sebagai berikut :

1) Kelebihan

a. Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.

b. Cocok digunakan untuk tugas yang sederhana.

c. Memberikan lebih banyak kesempatan untuk kontribusi

masing-masing anggota kelompok.

d. Interaksi antar pasangan lebih mudah.

e. Lebih mudah dan cepat dalam membentuk kelompoknya.

2) Kekurangan

a. Lebih banyak kelompok yang akan melapor dan perlu

dimonitor.

b. Lebih sedikit ide yang muncul.

c. Jika ada masalah tidak ada penengah.18

D. Hasil Belajar

1. Pengertian Hasil Belajar

Pengertian kata hasil menurut W. J. S. Poerwadarminta yaitu

“sesuatu yang diadakan, dibuat, dijadikan, dan sebagainya oleh

usaha”.19 Sedangkan arti kata belajar menurut Sally Wehmeier dapat

dijelaskan sebagai berukut :” learning is knowledge that you get from

18 Anita Lie, Op,. Cit. h. 86. 19 W. J. S. Poerwadinata, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2006),

h. 408.

Page 11: Bab ii tps

21

reading and studying”.20 Artinya : belajar adalah pengetahuan yang kamu

dapat dari membaca dan belajar. Dan syariat Islam menyatakan bahwa

belajar adalah suatu kewajiban bagi seluruh umat-Nya yang ditentukan

pada posisi pertama. Hal ini terkandung dalam surat Al-Alaq 1-5

yang berbunyi sebagai berikut :

Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia

mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.21

Berdasarkan definisi tentang pengertian belajar di atas, dapat

disimpulkan bahwa belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari

pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang

menyangkut aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Hasil belajar menurut Nana Sudjana adalah kemampuan-

kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik setelah menerima

pengalaman dari proses belajarnya.22 Saat daya serap terhadap bahan

pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tertinggi, baik individu

ataupun kelompok dan perilaku yang digariskan dalam tujuan

pengajaran/intruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh peserta didik,

20 Sally Wehmeier, Oxford Advenced Learner’s Dictionary, (Oxford: University Press,

2000), h. 731. 21 H.J Muhammad Tohar, Op., Cit. h. 598. 22 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar mengajar, (Bandung : RosdaKarya, 1999),

h. 22.

Page 12: Bab ii tps

22

baik secara individual ataupun kelompok menjadi petunjuk bahwa

suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil.23

Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

pendidikan banyak bergantung kepada proses belajar yang dialami

oleh peserta didik.24 Untuk menyatakan bahwa suatu proses belajar

mengajar dapat dikatakan berhasil, setiap guru memiliki pandangan

masing-masing sejalan dengan filsafatnya. Namun, untuk

menyamakan persepsi sebaiknya berpedoman pada kurikulum yang

berlaku saat ini yang telah disempurnakan antara lain suatu proses

belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil

apabila Tujuan Intruksional Khusus (TIK)-nya dapat tercapai.25 Jadi,

hasil belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang diperoleh

peserta didik setelah melalui usaha dalam proses belajar.

2. Macam-Macam Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dilihat dari kemampuan-kemampuan yang

dimiliki peserta didik setelah menerima pengalaman belajarnya.

Benjamin S. Bloom berpendapat bahwa hasil belajar dapat

dikelompokkan ke dalam dua macam, yaitu pengetahuan dan

keterampilan.26 Sedangkan menurut Ward Kingsley dalam Nana

23 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rieneka

Cipta,

2006), h. 106. 24 Slameto, Blajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhi nya (Jakarta: Rieneka Cipta,

2002), h. 1

25 Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Op. Cit. h. 105.

26 Asep Jihad, Abdul Haris, Evaluasi Pembelajaran, (Yogyakarta: Multi Presindo, 2012),

h. 180.

Page 13: Bab ii tps

23

Sudjana ada tiga macam hasil belajar, yaitu : a) Keterampilan dan

kebiasaan, b) Pengetahuan dan pengertian, dan c) Sikap dan cita-

cita.27

Sesuai dengan taksonomi tujuan pembelajaran, hasil belajar

dibedakan dalam tiga aspek, yaitu hasil belajar aspek kognitif, afektif,

dan psikomotor.28 Uraian dari ketiga aspek tersebut, yaitu :

a. Aspek kognitif

Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan

dengan berfikir, mengetahui, dan memecahkan masalah, seperti

pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintesis, analisis dan

pengetahuan evaluatif. Anderson & Krathwolh dalam Jamil

membedakan aspek kognitif dalam dua dimensi, yaitu : the

knowledge dimension (dimensi pengetahuan) dan the cognitive

process dimension (dimensi proses kognitif). Revisi Krathwohl

ini sering digunakan dalam merumuskan tujuan belajar yang sering

di kenal dengan istilah C1 - C6.

1) The Knowledge Dimension (Dimensi Pengetahuan)

a) Factual Knowledge (Pengetahuan Fakta)

b) Conceptual Knowledge (Pengetahuan Tentang Konsep)

c) Procedural Knowledge (Pengetahuan Tentang Prosedur)

d) Metacognitive Knowledge (Pengetahuan Metakognitif)

2) The Cognitive Process Dimension (Dimensi Proses

Kognitif)

27 Nana Sudjana, Loc. Cit. 28 Jamil Suprihatiningrum, Op. Cit. h. 38.

Page 14: Bab ii tps

24

a) Remember (Mengingat)

b) Understand (Memahami)

c) Apply (Menerapkan)

d) Analyze (Menganalisis)

e) Evaluate (Mengevaluasi)

f) Create (Menciptakan)29

b. Aspek Afektif

Dimensi afektif adalah kemampuan yang berhubungan

dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi. Tingkatan afektif ini

meliputi:

1) Kemauan menerima, yakni keinginan memperhatikan suatu

gejala atau rancangan tertentu.

2) Kemauan menaggapi, yakni keinginan yang menunjuk pada

partisipasi aktif dalam kegiatan tertentu, seperti menyelesaikan

tugas dan manaati peraturan.

3) Penerapan Karya, yakni penerimaan terhadap berbagai sistem

nilai yang berbeda-beda berdasarkan pada satu sistem nilai yang

lebih tinggi.

4) Ketekunan dan ketelitian, pada taraf ini individu yang telah

memiliki sistem nilai selalu menyelaraskan perilakunya sesuai

dengan sistem nilai yang dipegangnya.30

29Ibid, 39-40 30 Ahmad Widodo, Taksonomi Bloom dan Pengembangan Butir Soal, (Buletin Puspendik,

2006), h. 37-38.

Page 15: Bab ii tps

25

c. Aspek Psikomotor

Menurut klasifikasi Simpon dalam Jamil, ranah psikomotor

mencakup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang

bersifat manual atau motorik. Domain ini juga mempunyai

berbagai tingkatan, urutan tingkatan dari yang paling sederhana

sampai ke yang paling kompleks, sebagai berikut (1) perception

(persepsi), (2) set (kesiapan), (3) guided response (gerakan

terbimbing), (4) mechanical response (gerakan yang terbiasa), (5)

complex response (gerakan yang kompleks), (6) adjustment

(penyesuaian pada gerakan), (7) creativity (kreativitas).31

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Belajar adalah serangkaian kegiatan atau perbuatan yang

berhubungan dengan banyak faktor. Ada beberapa faktor yang

mempengaruhi proses belajar, baik faktor yang datang dari dalam

individu yang belajar (internal) maupun faktor yang berasal dari luar

(eksternal) atau bisa saja gabungan dari kedua faktor tersebut.

Banyak faktor dari dalam peserta didik yang ikut menentukan

aktivitas belajarnya adalah tanggapan dari berbagai situasi belajar

yang diciptakan guru, yang mana situasi belajar guru tersebut

tergantung pada cara mengajar atau strategi pembelajaran yang

dilaksanakan.

31 Jamil Suprihatiningrum, Op. Cit. h. 46.

Page 16: Bab ii tps

26

E. Materi Pencemaran Lingkungan dan Upaya Mengatasinya

Pencemaran lingkungan adalah peristiwa masuknya zat-zat atau

komponen lain yang merugikan ke dalam lingkungan. Sesuatu yang

menyebabkan polusi disebut polutan. Polutan dapat berasal dari bahan

organik maupun bahan anorganik, dapat berasal dari zat berbentuk padat,

cair maupun gas. Lingkungan alami adalah lingkungan atau ekosistem yang

keadaannya seimbang. Sebaliknya, lingkungan tercemar adalah lingkungan

atau ekosistem yang keadaannya menjadi tidak murni lagi.

Berdasarkan sifat zat pencemar (polutan), pencemaran lingkungan

dapat dibedakan menjadi beberapa jenis. Pencemaran berdasar zat pencemar

yaitu pencemaran kimiawi, pencemaran fisika dan pencemaran biologis.

a. Pencemaran kimiawi

Pencemaran yang terjadi karena bahan-bahan kimia. Pencemaran ini

dapat disebabkan oleh benda yang mengandung unsur kimiawi seperti

sabun, air raksa, pupuk.

b. Pencemaran fisika

Pencemaran yang terjadi karena bahan-bahan fisik. Pencemaran ini

dapat disebabkan oleh sampah fisik seperti kaleng bekas, plastic bekas

yang tidak terpakai.

c. Pencemaran bioligis

Pencemaran yang terjadi karena senyawa biologi yang mampu

menimbulkan pencemaran. Pencemaran ini dapat disebabkan oleh

bakteri.

Page 17: Bab ii tps

27

Berdasarkan lingkungan yang terkena pencemaran maka pencemaran

lingkungan dibedakan menjadi:

a. Pencemaran air

Pencemaran air adalah peristiwa masuknya zat atau komponen

lainnya ke dalam lingkungan perairan sehingga kualitas air terganggu.

Sumber-sumber pencemaran air terutama berasal dari limbah industri,

limbah pertanian dan limbah rumah tangga.

b. Pencemaran udara

Pencemaran udara adalah peristiwa masuknya zat, energi atau komponen

lainnya ke dalam lingkungan udara. Akibatnya kualitas udara

menurun sehingga menggannggu kehidupan manusia atau makhluk hidup

lainnya. Pencemaran udara umumnya terjadi dikota-kota besar dan daerah

industri (pabrik). Pencemaran udara utamanya disebabkan oleh bahan

bakar dari kendaraan bermotor dan gas buangan pabrik.

c. Pencemaran tanah

Pencemaran tanah adalah peristiwa masuknya zat atau komponen

lain ke dalam suatu areal tanah. Pencemaran tanah antara lain dapata

diakibatkan oleh pemakaian pestisida yang berlebihan, buangan bahan

kimia limbah industri, penambangan dan hujan asam.

d. Pencemaran suara

e. Pencemaran suara adalah masuknya suara atau bunyi yang tidak

diinginkan ke pemukiman penduduk. Sumber pencemaran suara antara

lain adalah suara lau lintas jalan raya, pesawat terbang, mesin pabrik dan

lain-lain.

Page 18: Bab ii tps

28

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dan mencegah

pencemaran dan kerusakan lingkungan antar lain:

a. Mencegah limbah pertanian agar tidak mengalir ke sungai.

b. Membuat lubang tempat pembuangan sampah selanjutnya ditimbun

dengan tanah.

c. Membuat tempat pembuangan limbah yang jauh dari sumber air dan lain-

lain.

d. Mencegah penebangan hutan untuk digunakan sebagai lahan pertanian.

e. Mencegah terjadinya kebakaran hutan.

f. Mencegah pembakaran bahan-bahan beracun di udara terbuka.

g. Tidak membangun pabrik di dekat pemukiman penduduk.

h. Tidak membangun bandara di dekat pemukiman penduduk

i. Tidak membunyikan televisi, tape atau radio terlalu keras.

Penebangan hutan tanpa perhitungan atau secara liar menyebabkan

perubahan lingkungan dengan berbagai dampak yang buruk. Penggundulan hutan

dapat menyebabkan erosi, menurunkan kesuburan tanah, menurunkan

persediaan air tanah, menyebabkan banjir, dan menurunkan ketersediaan sumber

daya alam hayati.

F. Kajian Penelitian yang Relevan

Untuk membuat skripsi ini, penulis mencoba menggali informasi

terhadap skripsi atau karya ilmiah lain yang relevan dengan permasalahan

yang sedang digarap oleh peneliti sebagai bahan pertimbangan untuk

membandingkan masalah-masalah yang diteliti baik dalam segi metode dan

Page 19: Bab ii tps

29

objek penelitian. Pertama, skripsi “Penerapan Pembelajaran Kooperatif

Think-Pair-Share untuk Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII

A SMPN 3 Kranganyar Tahun Ajaran 2007/208”.32 Skripsi ini membahas

secara panjang lebar tentang pengaruh penerapan model pembelajaran

kooperatif Think-Pair-Share terhadap hasil belajar biologi. Kajian yang

dilakukan menghasilkan kesimpulan ada pengaruh positif terhadap hasil

belajar biologi peserta didik.

Kedua, jurnal “Pengaruh Model Pembelajaran Think Pair Share

Terhadap Hasil Belajar IPA Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Kritis

Siswa”.33 Dalam jurnal ini membahas bagaimana prestasi belajar peserta

didik terhadap pelajaran Matematika. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan

meningkatnya prestasi belajar peserta didik terhadap pelajaran Matematika.

Ketiga, jurnal “Penerapan Pendekatan Struktural Think Pair Share

(TPS) untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa Kelas 7

SLTPN 20 Pekanbaru Pada Pokok Bahasan Keanekaragaman Hewan T.A

2004/2005”.34 Jurnal ini membahas bagaimana hasil belajar peserta didik

setelah diterapkan model Think Pair Share. Penelitian ini menghasilkan

kesimpulan adanya perbedaan sangat nyata pada hasil belajar siswa yang

dibelajarkan dengan model pembelajaran TPS dengan model pembelajaran

langsung.

32 Givastutik, “Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think-Pair-Share untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMPN 3 Kranganyar Tahun Ajaran

2007/2008” (Skripsi Program Strata 1 Fakultas Keuruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas

Maret, Surakarta, 2009). 33 L. Surayya, I W. Subagia, I N. Tika, Loc. Cit. 34 Rosmaini S, Evi Surya Wati, dan Mariani N.L, Loc. Cit.

Page 20: Bab ii tps

30

Sedangkan pada penulisan skripsi ini, penulis lebih menitikberatkan

pada kajian “Penerapan Pembelajaran Think-Pair-Share Untuk Meningkatkan

Hasil Belajar Biologi Siswa Kelas VII A SMP 1 Swadhipa Natar Tahun

Pelajaran 2013/2014”. Penelitian ini dilakukan untuk menumbuhkan

semangat belajar dan meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama pada

mata pelajaran biologi melalui pembelajaran TPS sehingga pembelajaran

biologi yang ada di kelas lebih aktif dan bermakna bagi peserta didik dan

tidak monoton yang hasil akhirnya akan berpengaruh pada kemampuan

kognitif, afektif, dan psikomotorik serta keberhasilan peserta didik dalam

belajar. Melalui penelitian tindakan kelas yang dilakukan oleh peneliti

diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif dalam pemecahan masalah

yang ada dalam proses pembelajaran biologi dan sebagai masukan baru bagi

pendidik agar menjadi lebih kreatif, dan inovatif dalam menyampaikan

materi-materi kepada peserta didik.

G. Kerangka Berfikir

Diperlukan variasi-variasi dalam proses pembelajaran di kelas, salah

satunya yang diteliti oleh penulis adalah penerapan model pembelajaran

TPS. Penerapan model pembelajaran ini sangat baik diterapkan karena

dapat meningkatkan kemampuan berpikir atau menganalisis suatu masalah

yang dihadapkan oleh peserta didik sebagai subjek belajar. Metode

pembelajaran TPS ini akan diterapkan pada kelas VII A SMP 1

Swadipha Natar dalam menyampaikan materi Pencemaran dan Kerusakan

Lingkungan. Metode pembelajaran ini akan memberikan penekanan pada

Page 21: Bab ii tps

31

penggunaan struktur tertentu yang dirancang untuk mempengaruhi pola

interaksi siswa. Pembelajaran Think-Pair-Share memiliki langkah-

langkah yang diterapkan secara eksplisit untuk memberi waktu kepada

siswa untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.

Penerapan pembelajaran Think-Pair-Share ini siswa diharapkan mampu

berpikir logis, kritis dan sistematis, selain itu juga siswa diharapkan lebih

memahami keterkaitan antar topik dalam biologi serta manfaat

pengetahuan biologi bagi bidang lain. Metode Think-Pair-Share ini

memberikan kesempatan siswa dapat belajar dengan teman sebaya yang

akan melatih keaktifan dan kerjasama dalam belajar. Keaktifan dan

kerjasama siswa tersebut dalam memecahkan masalah biologi.

Pembelajaran kooperatif tipe Think-Pair-Share ini diharapkan

memberikan keberartian pengalaman belajar pada siswa dan

berimplikasi positif terhadap hasil belajar siswa. Hubungan siswa, metode

pembelajaran dan hasil belajar ditunjukkan dengan ilustrasi kerangka

pemikiran. Skema ilustrasi kerangka pemikiran dapat dilihat pada

Gambar 1.

Page 22: Bab ii tps

32

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran

INPUT

TR

AN

SF

OR

MA

SI

OU

TP

UT

HASIL BELAJAR

KURANG

OPTIMAL

SISWA KURANG AKTIF

KBM BERPUSAT PADA

GURU

METODE

KONVENSIONAL

HASIL BELAJAR

MENINGKAT

SISWA AKTIF KBM

BERPUSAT PADA

SISWA

METODE COOPERATIF

TIPE THINK PAIR SHARE