bab ii to manage yang berarti mengatur atau accomplish...
TRANSCRIPT
6
BAB II
LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS
2.1 Pengertian Manajemen
Manajemen berasal dari kata to manage yang berarti mengatur atau
mengelola. Ada beberapa pendapat mengenai pengertian manajemen, Koontz,
(Sri Wiludjeng SP 2007 : 2) menyatakan pengertian manajemen sebagai berikut :
“ Management is the process of designing and maintaining an
environment in which individuals, working together in groups, efficiently
accomplish selected aims ’’
“Manajemen adalah proses merancang dan memelihara suatu lingkungan
di mana individu, bekerja bersama di dalam kelompok, yang secara efisien
memenuhi tujuan terpilih”
Sedangkan Musselman, (Sri Wiludjeng SP 2007 : 3) mengatakan bahwa :
“ Management is the process of planning, Organizing, directing and
controlling the activities of an enterprise to achieve specific objectives”
" Manajemen adalah proses perencanaan, pengaturan, mengarahkan dan
mengendalikan aktivitas dari suatu perusahaan untuk mencapai sasaran
khusus"
7
Menurut Marry Parker Follet, (Sri Wiludjeng SP 2007 :3), pengertian
manajemen :
“Management is the art of getting thing though people ’’
“ Manajemen adalah seni untuk mendapatkan barang meskipun orang”
Lebih lanjut James AF Stoner (Sri Wiludjeng SP 2007: 3) menyatakan
sebagai berikut :
“ Manajement is the process of planning, organizing, leading and
controling the effect of organization members and the use of other
organizational members and use of other organizational gool ’’
“ Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengawasan usaha – usaha para anggota organisasi dan mencapai
tujuan organisasi tujuan organisasi yang telah di tetapkan”
Menurut Stephen P. Robbins dan Mary Coulter (2007 :8), pengertian
manajemen adalah proses pengoordinasian kegiatan-kegiatan pekerjaan sehingga
pekerjaan tersebut terselesaikan secara efisien dan efektif dengan dan melalui
orang lain.
Dari kelima definisi diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen
mengandung unsur sebagai berikut :
1. Manajemen sebagai proses.
2. Manajemen sebagai seni.
8
3. Manajemen terdiri dari individu – individu/ orang –orang yang melakukan
aktivitas.
4. Manajemen menggunakan berbagai sumber-sumber dan faktor produksi yang
tersedia dengan cara efektif dan efisien.
5. Adanya tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Manajemen sebagai proses, karena dalam manajemen terdapat adanya
kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan, misalnya kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan. Dengan kata lain satu sama
lainnya tidak dapat dipisahkan atau dengan kata lain saling terkait (terpadu),
sehingga akan membentuk suatu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
2.2 Pengertian Manajemen Operasional
Fungsi produksi atau operasi dalam setiap organisasi sering dikaitkan
dengan kegiatan dalam menghasilkan produk yang didalamnya terdapat suatu
proses transformasi input menjadi output. Proses penghasilan barang dan jasa
tersebut melibatkan kegiatan manajemen yang dilakukan oleh manajer operasi
diantaranya yaitu :
1. Kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan oleh perusahaan-
perusahaan manufaktur yang berbentuk tulang belakang masyarakat
pelanggan melalui berbagai macam produksi.
2. Kegiatan-kegiatan manajemen produksi dan operasi tidak hanya
menyangkut pemprosesan input (bahan) menjadi output yang berupa
9
barang atau jasa tetapi juga menyangkut tentang bagaimana mengatur
kombinasi factor-faktor produksi guna meningkatkan kegunaan mutu
barang atau jasa secara efisien melalui skill (yang dimiliki untuk orang
yang nantinya disebut manajer).
Dalam bukunya yang berjudul “Manajemen Operasi” (2009 :4) Jay Heizer
& Barry Render menjelaskan bahwa Manajemen Operasi adalah serangkaian
aktivitas yang menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa dengan
mengubah input menjadi output.
Selanjutnya menurut Prawirosentono (2007 : 1) manajemen operasi adalah
suatu disiplin ilmu dan profesi yang mempelajari secara praktis tentang proses
perencanaan, mendesain produk, system produksi untuk mencapai tujuan
organisasi.
Berdasarkan definisi manajemen operasi oleh para ahli diatas, dapat
disimpulkan bahwa manajemen operasional adalah kegiatan yang berhubungan
dengan perencanaan, pengkoordinasian, penggerakan dan pengendalian aktivitas
organisasi atau perusahaan bisnis atau jasa yang berhubungan dengan proses
pengolahan input menjadi output dengan nilai tambah yang besar.
2.3 Pengertian Pemeliharaan (Maintenance)
Untuk mendapat pengertian yang konkrit maka sangatlah perlu
memberikan batasan mengenai pemeliharaan.
10
Pemeliharaan (maintenance) adalah kegiatan untuk memelihara atau
menjaga fasilitas atau peralatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau
penyesuaian/penggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan
operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan, maka
fasilitas dapat digunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu yang
direncanakan tercapai (Assauri, 2008 : 134)
Pemeliharaan (maintenance) adalah sebuah operasi atau aktivitas yang harus
dilakukan secara berkala dengan tujuan untuk mempercepat pergantian kerusakan
peralatan dengan resources yang ada. Pemeliharaan juga ditujukan untuk
mengembalikan suatu system pada kondisinya agar dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, memperpanjang usia kegunaan mesin, dan menekan failure sekecil
mungkin (Utami, 2008)
Dari beberapa pengertian tersebut di atas dapatlah diambil suatu
kesimpulan bahwa pemeliharaan adalah suatu aktivitas untuk
memelihara/menjaga agar peralatan atau fasilitas yang diperlukan dapat sesuai
dengan yang direncanakan serta mempercepat penggantian kerusakan peralatan
dengan resources yang ada dan menekan kegagalan sekecil mungkin pada mesin.
2.3.1 Fungsi Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan fungsi yang penting dalam suatu perusahaan
untuk menjamin kelancaran proses produksi. Maka dapat dikatakan bahwa lancar
tidaknya proses produksi secara langsung dipengaruhi oleh baik buruknya mesin
11
atau peralatan lainnya. Dengan demikian kedudukan pemeliharaan tidak bisa
dianggap ringan.
Peranan bagian pemeliharaan tidak hanya menjaga agar pabrik tetap dapat
bekerja dan produk dapat diproduksi dan diserahkan kepada langganan tepat pada
waktunya, tetapi untuk menjaga agar perusahaan dapat bekerja secara efisien
dengan menekan/mengurangi kemacetan-kemacetan menjadi sekecil mungkin.
Sedangkan kegunaan pemeliharaan adalah sebagai berikut:
1. Waktu operasi yang maksimal
2. Pemakaian daya yang rendah dan waktu operasi yang murah
3. Operasi yang aman
4. Kendala operasi atau untuk menghindari penghentian mesin karena kerusakan
atau kecelakaan.
5. Umur yang lebih panjang
6. Operasi yang memuaskan melalui penjadwalan perawatan yang tepat,
pemeriksaan berkala, penghematan tenaga kerja dan penghematan penggunaan
bahan dan energi.
Dari keterangan dan pendapat di atas, maka dapat diketahui fungsi dan
kegunaan pemeliharaan. Pemeriharaan mempunyai fungsi yang sangat
menentukan dalam kegiatan produksi dari suatu perusahaan yang menyangkut
kelancaran atau kemacetan produksi, hasil produksi dan efisien produksi.
Beberapa keuntungan yang diperoleh dengan adanya pemeliharaan yang
baik antara lain:
12
a. Mesin atau peralatan produksi yang ada di dalam perusahaan yang
bersangkutan akan dapat dipergunakan di dalam jangka waktu yang relatif
panjang.
b. Proses produksi dengan peralatan tersebut dapat berjalan dengan lancar (selama
tidak ada sebab-sebab lain) oleh karena dengan adanya pemeliharaan yang baik
maka peralatan produksi ini juga berjalan dengan baik dan jarang timbul segala
kemacetan peralatan fasilitas produksi.
c. Dapat menghindarkan diri atau paling tidak menekan sekecil mungkin dari
adanya kemungkinan dari adanya kemungkinan kerusakan-kerusakan yang
berat dari peralatan atau fasilitas-fasilitas produksi. Hal ini dikarenakan setiap
adanya kerusakan segera diperbaiki sehingga tidak menimbulkan kerusakan
yang berat.
d. Oleh karena mesin-mesin, peralatan atau fasilitas produksi dapat berjalan
dengan baik dan stabil, maka pengendalian kualitas proses akan berjalan
dengan baik sehingga kualitas produksi akhir dapat dipertahankan dalam
tingkat yang tinggi.
e. Dengan dapat dihindarkan kerusakan total dan peralatan produksi maka berarti
perusahaan tidak menekan biaya pemeliharaan, oleh karena
penggantian/perbaikan kecil-kecilan ini biayanya lebih murah daripada
kerusakan fatal.
f. Apabila peralatan berjalan dengan baik maka penyerapan bahan baku juga
berjalan dengan lancar dan normal. Hal ini berarti dengan adanya
13
pemeliharaan yang baik maka penyimpangan penyerapan bahan baku dapat
ditekan seminimal mungkin.
g. Dengan adanya kelancaran penggunaan mesin dan peralatan produksi yang ada
di dalam perusahaan, maka pembebanan mesin dan peralatan produksi yang
ada akan semakin berkurang . Hal ini disebabkan karena perencanaan beban
bagi masing-masing mesin dan peralatan produksi yang ada dalam perusahaan
dapat direalisasikan dengan sebaik-baiknya. Asyari (2007).
2.3.2 Tujuan Pemeliharaan
Dengan adanya kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitas atau peralatan
perusahaan dapat dipergunakan untuk kegiatan produksi sesuai dengan rencana,
dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitas/peralatan perusahaan tersebut
dipergunakan selama proses produksi. Oleh karena itu, suatu kalimat yang perlu
diketahui oleh orang pemeliharaan dan bagian lainnya bagi suatu perusahaan
adalah pemeliharaan (maintenance) murah sedangkan perbaikan (repair) mahal.
Menurut Asyari (2007), dalam bukunya manajemen pemeliharaan mesin
Tujuan pemeliharaan yang utama dapat didefenisikan sebagai berikut:
a. Untuk memperpanjang kegunaan asset,
b. Untuk menjamin ketersediaan optimum peralatan yang dipasang untuk produksi
dan mendapatkan laba investasi maksimum yang mungkin,
c. Untuk menjamin kesiapan operasional dari seluruh peralatan yang diperlukan
dalam keadaan darurat setiap waktu,
d. Untuk menjamin keselamatan orang yang menggunakan sarana tersebut.
14
Dari pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
maintenance adalah memperpanjang kegunaan asset dan menjamin ketersediaan
optimum peralatan, kesiapan operasional dari keseluruhan peralatan yang
diperlukan dalam keadaan darurat dan keselamatan orang yang menggunakan
sarana tersebut.
2.3.3 Prinsip-prinsip Kegiatan Pemeliharaan (Maintenance)
Proses pemeliharaan untuk mesin atau peralatan dilaksanakan sesuai
dengan petunjuk-petunjuk dari perusahaan dimana mesin atau peralatan tersebut
dibuat.
Secara garis besar dan prinsip-prinsip kegiatan pemeliharaan dapat
digolongkan dalam 5 tugas pokok sebagai berikut: (Sofjan Assauri , 2008 : 145)
1. Menambah jumlah peralatan-peralatan dan perbaikan para pekerja bagian
pemeliharaan, sehingga dapatlah diharapkan rata-rata waktu kerusakan
dari mesin akan dapat dikurangi. Hal ini karena para pekerja bagian
pemeliharaan tidak begitu sibuk pada waktu kerusakan terjadi dimana
adanya suatu worker order yang telah disusun lebih dulu.
2. Menggunakan suatu prefentive maintenance, karena dengan cara ini kita
dapat mengganti alat-alat atau parts yang sudah dalam keadaan kritis
sebelum rusak. Dan prefentive maintenance ini hendaknya dilakukan pada
shift kedua atau ketiga sehingga tidak akan mengganggu normal
production schedule.
15
3. Diadakannya cadangan didalam suatu system produksi pada tingkat-
tingkat yang kritis, sehingga kita mempunyai suatu tempat yang paralel
apabila terjadi suatu kerusakan yang mendadak. Dengan adanya cadangan
ini, tentu saja akan berarti adanya kelebihan kapasitas terutama untuk
tingkat kritis tersebut, sehingga jika beberapa mesin mengalami kerusakan,
perusahaan dapat berjalan lancer tanpa menimbulkan adanya kerugian
karena mesin-mesin menganggur.
4. Menjadikan para pekerja dalam bidang pemeliharaan ini sebagai suatu
komponen dari mesin-mesin yang ada, dan untuk menjadikan mesin
tersebut sebagai suatu komponen dari system produksi secara keseluruhan.
Usaha ini dapat dilakukan dengan mengadakan perbaikan-perbaikan
didalam suatu engineering.
5. Mengadakan percobaan untuk menghubungkan tingkat-tingkat system
produksi lebih cermat dengan cara mengadakan suatu persediaan
cadangan.
2.4 Dimensi Pemeliharaan (Maintenance)
Kegiatan pemeliharaan (maintenance) produksi pada perusahaan adalah
untuk menunjang operasi produksi suatu perusahaan, baik perusahaan manufaktur
maupun perusahaan jasa.
Sofjan Assauri dalam buku Manajemen Produksi dan Operasi (2008 : 134)
mengemukakan kriteria tersebut dalam dua macam dimensi pemeliharaan. Kedua
16
dimensi tersebut adalah Planned Maintenance (pemeliharaan yang terencana), dan
Unplanned Maintenance (pemeliharaan yang tidak terencana).
a. Planned Maintenance (pemeliharaan yang terencana), adalah kegiatan
perawatan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan ini mengacu pada
rangkaian proses produksi.
Planned Maintenance terdiri dari :
1. (Preventive maintenance), pemeliharaan pencegahan adalah pemeliharaan
yang dilaksanakan dalam periode waktu yang tetap atau dengan kriteria
tertentu pada berbagai tahap proses produksi.
2. (Corrective maintenance), pemeliharaan kerusakan adalah pemeliharaan
yang dilaksanakan karena adanya hasil produksi (setengah jadi maupun
barang jadi) tidak sesuai dengan rencana, baik mutu, biaya, maupun
ketepatan waktunya.
3. Breakdown maintenance adalah pekerjaan perawatan yang direncanakan
untuk memperbaiki mesin setelah terjadi kerusakan atau kemacetan pada
mesin dan untuk memperbaikinya harus disiapkan suku cadang, material,
peralatan, dan tenaga kerja.
4. Emergency maintenance adalah pekerjaan perbaikan yang dilaksanakan
secara darurat untuk menanggulangi kemacetan proses produksi yang
terjadi supaya tidak terlalu lama berhenti. Pekerjaan ini sifatnya sementara
sampai selesainya penggantian komponen yang menyebabkan kemacetan
tersebut.
17
5. Predictive maintenance adalah pekerjaan perawatan yang dilakukan
dengan memprediksikan kapan mesin tersebut harus segera dilaksanakan
berdasarkan kebiasaan, ciri-ciri atau tanda-tanda mesin bila akan
mengalami kerusakan sehingga kerusakan yang lebih fatal bias diicegah.
6. Overhaul maintenance adalah kegiatan perawatan berupa koreksi atau
perbaikan besar, dan dilaksanakan secara terjadwal dalam interval waktu
tertentu. Overhaul bertujuan mengembalikan performa peralatan produksi
sehingga mendekati performa awal agar dapat diperoleh produk yang
berkualitas baik.
7. Productive maintenance adalah perawatan yang bertujuan untuk
meningkatkan pemeliharaan pada mesin. Sasaran Productive maintenance
adalah profitable preventive maintenance dengan tidak hanya mencegah
breakdown dan defect tetapi juga bekerja dengan efisien.
8. Total Productive maintenance adalah perawatan yang dilakukan dengan
melibatkan dukungan dari semua pihak untuk memperoleh nilai
produktivitas yang optimal.
b. Unplanned maintenance (pemeliharaan yang tidak terencana), adalah
pemeliharaan yang dilakukan karena adanya indikasi atau petunjuk bahwa adanya
tahap kegiatan proses produksi yang secara tiba-tiba memberikan hasil yang tidak
layak. Dalam hal ini perlu dilakukan kegiatan pemeliharaan atas mesin secara
tidak terencana.
18
2.5 Pelaksanaan Kegiatan Pemeliharaan (Maintenance)
Pelaksanaan kegiatan maintenance perusahaan kadang-kadang berbeda
dengan perusahaan lainnya. Pelaksanaan kebijaksanaan dari kegiatan maintenance
biasanya ditentukan oleh pimpinan puncak perusahaan.
a. Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan.
b. Harus ada planning dan scheduling
c. Harus ada surat perintah yang tertulis
d. Harus ada persediaan alat-alat/spare parts
e. Harus ada catatan
f. Harus ada laporan, pengawasan dan analisa
Assauri (2008)
Dari keenam prasyarat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan
Yaitu merupakan data keseluruhan mengenai mesin dan peralatan seperti
nomor, jenis, umur dan tahun pembuatan, keadaan atau kondisinya. Pembebanan
dalam operasi produksi direncanakan per jam atau kapasitas dan bagaimana
operator menjalankan mesin tersebut, berapa jumlah maintenance crew dan
sebagainya.
b. Planning dan Scheduling
Dalam hal ini disusun perencanaan dan jadwal maintenance untuk jangka
pendek dan jangka panjang seperti preventive maintenance maupun reparasi
19
kerusakan. Perlu pula direncanakan banyaknya tenaga maintenance yang harus
ada agar pekerjaan maintenance dapat berjalan efektif dan efisien.
c. Surat perintah yang tertulis
Surat perintah ini haruslah memberitahukan atau menyatakan tentang:
1) Apa yang dikerjakan
2) Siapa yang mengerjakan dan yang bertanggung jawab
3) Dimana dikerjakan, apakah ke luar atau di dalam pabrik.
4) Berapa tenaga dan bahan/alat-alat yang dibutuhkan dan macamnya.
5) Waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan pekerjaan tersebut dan waktu
selesainya.
d. Persediaan alat-alat/ spare parts
Dalam hal ini, oleh karena pelaksanaan kegiatan maintenance dibutuhkan
adanya spare parts(alat-alat) dan material, maka spare part dan material ini harus
disediakan dan diawasi. Maka manajer bagian maintenance harus selalu berusaha
agar spare part dan material tetap ada pada saat dibutuhkan.
e. Catatan
Yaitu berupa catatan tentang kegiatan maintenance yang dilakukan dan
apa yang perlu untuk kegiatan maintenance tersebut. Jadi perlu adanya
catatan/gambaran yang menunjukkan jumlah dan macam serta letak
peralatan/mesin serta catatan tentang inspeksi serta biaya maintenance. Di
samping itu pula perlu dibuat catatan mengenai jam produksi, waktu berhenti dan
jumlah produksi.
20
f. Laporan, pengawasan dan analisa
Laporan yang dimaksud disini adalah laporan tentang pembetulan yang
telah diadakan serta pengawasannya.Di samping itu juga perlu dilakukannya
penganalisaan tentang kegagalan yang pernah terjadi. Analisa ini penting untuk
dapat digunakan dalam pengambilan keputusan akan kegiatan atau kebijaksanaan
maintenance.
2.6 Konsep Kepuasan Pelanggan
Di dalam suatu proses keputusan, pelanggan tidak hanya berhenti hanya
sampai proses konsumsi. Pelangganakan melakukan proses konsumsi.
Pelangganakan melakukan proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah di
lakukannya. Hasil dari proses evaluasi terhadap konsumsi yang telah di
lakukannya adalah pelangganakan puas atau tidak puas terhadap konsumsi produk
atau jasa yang telah di lakukannya. Setelah mengkonsumsi suatu produk atau jasa,
pelangganakan memiliki perasaan puas atau tidak puas terhadap produk atau jasa
yang di konsumsinya. Kepuasan akan mendorong pelanggan membeli dan
mengkonsumsi ulang produk atau jasa tersebut (Sumarwan, dikutip oleh Dinarty
SH Manurung, 2009).
Kata kepuasan (satisfaction) berasal dari bahasa latin ”satis” (artinya
cukup baik, memadai) dan ”facio” (melakukan atau membuat). Kepuasan dapat
diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat sesuatu memadai.
Pelanggan memberikan respon tertentu sebagai hasil evaluasinya terhadap
21
kesenjangan antara harapannya dengan kinerja produk Giesel dan Cote (dikutip
oleh Dinarty SH Manurung, 2009).
Sedangkan Mowen &Minor (dikutip oleh Dinarty SH Manurung, 2009)
menyatakan bahwa kepuasan pelanggan merupakan keseluruhan sikap yang
ditunjukkan pelanggan atas barang atau jasa setelah mereka memperoleh dan
menggunakannya.Ini merupakan penilaian evaluatif pasca pemilihan yang
disebabkan oleh seleksi pembelian khusus dan pengalaman menggunakan barang
atau jasa tersebut. Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan
pelanggan merupakan sikap, penilaian dan respon emotional yang ditunjukkan
oleh pelanggan setelah proses pembelian/konsumsi yang berasal dari
perbandingan kesannya terhadap kinerja aktual terhadap suatu produk dan
harapannya dan evaluasi terhadap pengalaman mengkonsumsi suatu produk atau
jasa.
Wilkie (dikutip oleh Dinarty SH Manurung, 2009) membagi kepuasan
pelanggan kedalam 5 elemen, yaitu:
1. Expectations
Pemahaman mengenai kepuasan pelanggan dibangun selama fase prapembelian
melalui proses pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pelanggan. Sebelum
melakukan pembelian, pelanggan mengembangkan expectation (pengharapan)
atau keyakinan mengenai apa yang mereka harapkan dari suatu produk ketika
mereka menggunakan suatu produk tersebut. Pengharapan ini akan dilanjutkan
kepada fase pasca pembelian, ketika mereka secara aktif mengkonsumsi kembali
produk tersebut.
22
2. Performance
Selama mengkonsumsi suatu produk, pelanggan menyadari kegunaan produk
aktual dan menerima kinerja produk tersebut sebagai dimensi yang penting bagi
pelanggan.
3. Comparison
Setelah mengkonsumsi, terdapat adanya harapan prapembelian dan persepsi
kinerja aktual yang pada akhirnya pelangganakan membandingkan keduanya.
4. Confirmation/disconfirmation
Hasil dari perbandingan tersebut akan menghasilkan confirmation of expectation,
yaitu ketika harapan dan kinerja berada pada level yang sama atau akan
menghasilkan disconfirmation of expectation, yaitu jika kinerja aktual lebih baik
atau kurang dari level yang diharapkan.
5. Discrepancy
Jika level kinerja tidak sama, discrepancy mengindikasikan bagaimana perbedaan
antara level kinerja dengan harapan. Untuk negative disconfirmations, yaitu ketika
kinerja aktual berada dibawah level harapan, kesenjangan yang lebih luas lagi
akan mengakibatkan tingginya level ketidakpuasan. Berdasarkan uraian diatas,
dapat disimpulkan bahwa terdapat lima elemen kepuasan pelanggan, yaitu
expectations, performance, comparison, confirmation/disconfirmation dan
discrepancy.
Arnould, Price & Zinkhan (dikutip oleh Dinarty SH Manurung, 2009) menyatakan
bahwa tipe-tipe kepuasan pelanggan terdiri dari:
23
1. Kepuasan sebagai contentment
Contentment merupakan respon yang pasif. Pada tipe ini, ketika pelanggan
ditanya seberapa puas mereka terhadap suatu produk atau jasa, mereka biasanya
tidak begitu memikirkannya atau mereka tidak begitu terlibat didalamnya. Respon
kepuasan dapat juga dihubungkan dengan keterlibatan yang lebih tinggi pada
suatu produk atau jasa yang selalu stabil disetiap waktu.
2. Kepuasan sebagai pleasure
Pada tipe ini pelanggan terlibat secara aktif dalam proses penampilan barang atau
jasa, dimana tipe ini berlawanan dengan tipe contentment.
3. Kepuasan sebagai delight
Terkadang, penampilan produk atau jasa menyebabkan timbulnya
kesenangan dan kejutan yang disebut dengan delight. Pada tipe ini, delight respon
merupakan respon positif dari suatu kejadian atau hasil dimana pelanggan tidak
mengharapkannya.
4. Kepuasan sebagai ambivalence
Pada tipe ini merupakan respon untuk menunjukkan, menolong pelanggan
menginterpretasikan harapan dan hasil dan mengatur asimilasi dan efek yang
berlawanan menjadi hal yang penting.
Pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan sangat penting
bagi setiap perusahaan. Hal ini dikarenakan langkah tersebut dapat memberikan
umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi
strategi peningkatan kepuasan pelanggan.
24
Ada beberapa metode yang bisa dipergunakan setiap perusahaan untuk
mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan pesaing. Kotler
dan Keller (2009 : 179) mengidentifikasikan tiga metode untuk mengukur
kepuasan pelanggan yaitu:
1. Survei berkala
2. Lost customer analysis
3. Ghost shopping
Untuk lebih jelasnya ketiga metode di atas diuraikan sebagai berikut:
1. Survei berkala
Survei berkala dapat menelusuri kepuasan pelanggan secara langsung.
Para responden juga dapat diberi pertanyaan tambahan untuk mengukur
maksud pembelian ulang dan kemungkinan atau keinginan untuk
merekomendasikan perusahaan dan mereka kepada orang lain.
2. Lost customer analysis
Angka kehilangan pelanggan dan mengontak pelanggan yang telah
berhenti membeli atau yang sudah beralih ke pemasok lain untuk mempelajari
mengapa ini bisa terjadi.
3. Ghost shopping
Ghost shopping sebagai pembelanja potensial dan melaporkan tentang
hal-hal kuat dan lemah yang dialami dalam membeli produk perusahaan dan
produk pesaing.
Kepuasan pelanggan ditentukan oleh persepsi pelanggan atas performance
produk atau jasa dalam memenuhi harapan pelanggan. Pelanggan merasa puas
25
apabila harapannya terpenuhi atau akan sangat puas jika harapan pelanggan
terlampui. Pertanyaan yang fundamental adalah apa sebenarnya yang membuat
pelanggan puas.
2.6.1 Faktor Pendorong Kepuasan Pelanggan
Menurut Handi Irawan (2004 : 37) ada lima faktor pendorong utama
kepuasan pelanggan, yaitu :
1. Kualitas produk
Pelanggan puas kalau setelah membeli dan menggunakan produk tersebut,
ternyata kualitas produknya baik. Kualitas produk ini adalah dimensi yang
global dan paling tidak ada 6 elemen dari kualitas produk, yaitu performance,
durability, feature, reliability, consistency, dan design.
Pelanggan akan puas terhadap televisi yang dibeli apakah menghasilkan
gambar dan suara yang baik, awet, atau tidak cepat rusak, memiliki banyak
fasilitas, tidak ada gangguan, dan desainnya menawan. Pelanggan puas dengan
motor yang dibeli apabila mesinnya dapat dihandalkan, akselerasinya baik,
tidak ada cacat, awet dan lain-lain.
2. Harga
Untuk pelanggan yang sensitif, biasanya harga murah adalah sumber kepuasan
yang penting karena mereka akan mendapatkan value for money yang tinggi.
Komponen harga ini relatif tidak penting bagi mereka yang tidak sensitif
terhadap harga. Untuk industri ritel, komponen harga ini sungguh penting dan
kontribusinya terhadap kepuasan relatif besar. Kualitas produk dan harga
26
seringkali tidak mampu menciptakan keunggulan bersaing dalam hal kepuasan
pelanggan. Kedua aspek ini relatif mudah ditiru. Dengan teknologi yang
hampir standar, setiap perusahaan biasanya mempunyai kemampuan untuk
menciptakan kualitas produk yang hampir sama dengan pesaing. Oleh karena
itu, banyak perusahaan yang lebih mengandalkan faktor ketiga yaitu service
quality.
3. Service quality
Service quality sangat bergantung pada tiga hal, yaitu sistem, teknologi dan
manusia. Faktor manusia ini memegang kontribusi sekitar 70%. Tidak
mengherankan, kepuasan terhadap kualitas pelayanan biasanya sulit ditiru.
Pembentukan attitude dan perilaku yang seiring dengan keinginan perusahaan
menciptakan, bukanlah pekerjaan mudah. Pembenahan harus dilakukan mulai
dari proses rekruitmen, training, budaya kerja dan hasilnya baru terlihat
setelah 3 tahun.
4. Emotional factor
Untuk beberapa produk yang berhubungan dengan gaya hidup, seperti mobil,
kosmetik, pakaian, faktor kepuasan pelanggan yang keempat, yaitu emotional
factor relatif tinggi. Kepuasan pelanggan dapat timbul pada saat mengendarai
mobil yang memiliki brand image yang baik. Banyak jam tangan yang
berharga Rp. 200.000,00 mempunyai kualitas produk yang sama baiknya
dengan yang berharga Rp. 10 juta. Walau demikian, pelanggan yang
menggunakan jam tangan seharga Rp. 10 juta bisa lebih puas karena
emotional value yang diberikan oleh brand dari produk tersebut. Rasa bangga,
27
rasa percaya diri, simbol sukses, bagian dari kelompok orang penting dan
sebagainya adalah contoh-contoh emotional value yang mendasari kepuasan
pelanggan.
5. Biaya dan kemudahan
Faktor yang kelima adalah berhubungan dengan biaya dan kemudahan untuk
mendapat produk atau jasa tersebut. Pelanggan akan semakin puas apabila
relatif mudah, nyaman dan efisien dalam mendapatkan produk atau pelayanan.
Banyak nasabah mungkin tidak puas dengan pelayanan di cabang-cabang
BCA karena seringkali antrian yang panjang. Tetapi, tingkat kepuasan
terhadap BCA secara keseluruhan relatif tinggi karena persepsi terhadap total
value yang diberikan BCA relatif lebih tinggi dibandingkan dengan pelayanan
bank-bank pesaing.
2.6.2 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Menurut Tjiptono (2000,366) ada beberapa konsep inti mengenai objek
pengukuran sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan keseluruhan (overall customer satisfaction)
Cara yang paling sederhana dalam mengukur kepuasan pelanggan adalah
langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas dengan produk
atau jasa tertentu. Ada dua proses pengukurannya, yaitu mengukur tingkat
kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa perusahaan bersangkutan
28
dan menilai serta membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan
keseluruhan produk atau jasa pesaing.
2. Harapan
Dalam konsep ini, kepuasan pelanggan diukur berdasarkan kesesuaian atau
ketidaksesuaian antara harapan pelanggan dengan kinerja actual
perusahaan.
3. Kemudahan
Faktor kemudahan yang dimaksudkan adalah kemudahan pelanggan dalam
mendapatkan produk atau jasa tersebut. Pelanggan akan semakin puas
apabila relative mudah dijangkau, nyaman, dan efisien dalam
mendapatkan produk maupun layanan.
2.7 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan jurnal Handayani (2004) dari dari Universitas Merdeka
Malang dengan judul Pengaruh Pelaksanaan Maintenance Terhadap Kelancaran
Proses Produksi pada CV. Indonesia Meubel Mojokerto. Penelitian yang bertujuan
untuk menguji pengaruh pelaksanaan perbaikan mesin dan penggantian komponen
mesin secara bersama-sama terhadap kelancaran proses produksi dan mengetahui
variable mana yang mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap kelancaran
proses produksi. Dari hasil penelitian diperoleh hasil Uji F dengan tingkat
kepercayaan 95% (a = 5%) dan df = 2 ; 4 diperoleh nilai Ftabel = 6.94 sedangkan
nilai Fhitung = 513.471 sehingga dapat dikatakan Fhitung lebih besar dari Ftabel
sehingga Ho ditolak atau Ha diterima. Sehingga hipotesis I yang menyatakan
29
bahwa diduga variabel perbaikan (X1), dan penggantian komponen mesin (X2)
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap kelancaran proses produksi
(Y), dapat diterima atau dibuktikan secara statistik. Berdasarkan pengujian yang
dilakukan dengan analisis uji t atau pengujian secara parsial menunjukkan bahwa
variabel perbaikan mesin (X1) mempunyai pengaruh yang paling dominan
terhadap kelancaran proses produksi yang ditunjukkan dengan nilai koefisien
regresi (X1) sebesar 81,72 lebih besar dari koefisien regresi (X2) sebesar 21,10.
Dengan demikian hipotesis II yang menyebutkan variabel perbaikan mesin (X1)
mempunyai pengaruh paling dominan terhadap kelancaran proses produksi dapat
diterima.
30
2.8 Kerangka Pemikiran
H1
H3
H2
Dimensi Pemeliharaan (X1)
Pelaksanaan Kegiatan
Pemeliharaan (X2)
Kepuasan Pelanggan (Y)
1.Preventive Maintenance
2.Corrective Maintenance
3.Breakdown Maintenance
4.Emergency Maintenance
5.Predictive Maintenance
6.Overhaul Maintenance
7.Productive Maintenance
8.Total Productive Maintenance
9.Unplanned Maintenance
1.Overal Customer Satisfaction
2.Harapan
3.Kemudahan
1.Data mengenai mesin dan peralatan
2.Planning dan Schedulling
3.Surat perintah yang tertulis
4.Persediaan alat-alat/spare parts
5.Catatan
6.Laporan,pengawasan dan analisa
31
2.9 Hipotesis
Beberapa hipotesis dari penelitian ini adalah :
T-1 : Untuk mengetahui Berapa besar pengaruh variabel dimensi
pemeliharaan (X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada PT. Asiapacific
True Trust.
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable dimensi
pemeliharaan (X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara variable dimensi pemeliharaan
(X1) terhadap kepuasan pelanggan (Y).
T-2 : Untuk mengetahui Berapa besar pengaruh variabel pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada PT.
Asiapacific True Trust.
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variable pelaksanaan
kegiatan pemeliharaan (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan kegiatan
pemeliharaan (X2) terhadap kepuasan pelanggan (Y).
T-3 : Untuk mengetahui Berapa besar pengaruh variabel dimensi
pemeliharaan (X1) dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan (X2) secara
32
bersama-sama (simultan) terhadap kepuasan pelanggan (Y) pada PT.
Asiapacific True Trust.
Hipotesis :
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara dimensi pemeliharaan
(X1) dan pelaksanaan kegiatan pemeliharaan (X2) secara bersama-sama
(simultan) terhadap kepuasan pelanggan (Y).
H1 : Ada pengaruh yang signifikan antara dimensi pemeliharaan (X1) dan
pelaksanaan kegiatan pemeliharaan (X2) secara bersama-sama (simultan)
terhadap kepuasan pelanggan (Y).