bab ii tinjauan umum tentang pajak hotel sebagai … ii.pdf · istilah kontraprestasi negara perlu...

34
31 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI PAJAK DAERAH 2.1. Tinjauan Umum Tentang Pajak Sebelum membahas mengenai pengertian pajak hotel, terlebih dahulu dijelaskan pengertian pajak. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dan terutang oleh wajib pajak dengan tidak mendapat kontra prestasi secara langsung yang hasilnya digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan. 1 Sementara itu undang-undang perpajakan sendiri tidak memberikan definisi pajak sampai dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Adapun definisi pajak menurut Undang-Undang tersebut, yaitu “pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” 2 Berbagai definisi pajak yang dijabarkan para sarjana ahli di bidang perpajakan, antara lain: 1. PJA. Adriani memberikan definisi pajak adalah iuran pada Negara yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk 1 Marihot P. Siahaan, 2004, Utang Pajak, Pemenuhan Kewajiban dan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta (Selanjutnya disebut Marihot P. Siahaan I), h. 5 2 Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Upload: trinhbao

Post on 10-Jul-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

31  

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI PAJAK DAERAH

2.1. Tinjauan Umum Tentang Pajak

Sebelum membahas mengenai pengertian pajak hotel, terlebih dahulu dijelaskan

pengertian pajak. Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh Negara

berdasarkan undang-undang yang dapat dipaksakan dan terutang oleh wajib pajak

dengan tidak mendapat kontra prestasi secara langsung yang hasilnya digunakan

untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan.1 Sementara itu

undang-undang perpajakan sendiri tidak memberikan definisi pajak sampai dengan

dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007. Adapun definisi pajak

menurut Undang-Undang tersebut, yaitu “pajak adalah kontribusi wajib kepada

Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa

berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung

dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”2

Berbagai definisi pajak yang dijabarkan para sarjana ahli di bidang perpajakan, antara

lain:

1. PJA. Adriani memberikan definisi pajak adalah iuran pada Negara yang terutang

oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan dengan tidak dapat

prestasi kembali, yang langsung dapat ditunjuk, dan yang gunanya adalah untuk                                                              1 Marihot P. Siahaan, 2004, Utang Pajak, Pemenuhan Kewajiban dan Penagihan Pajak dengan Surat Paksa, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta (Selanjutnya disebut Marihot P. Siahaan I), h. 5                 2Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

32  

  

membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubungan dengan tugas

pemerintah”.3

2. MJH. Smeeths memberikan definisi pajak adalah prestasi pemerintah yang

terutang melalui norma-norma umum, dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya

kontra prestasi yang dapat ditunjukkan dalam hal individual, maksudnya adalah

membiayai pengeluaran pemerintah.4

Definisi yang diberikan PJA. Adriani dan MJH. Smeeths dilihat dari fungsi

pajak, pajak lebih ke fungsi budgeter atau mengisi kas Negara untuk membiayai

pengeluaran pemerintah.

3. Soemohamidjojo memberikan definisi pajak sebagai iuran wajib, berupa uang atau

barang, yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna

menutup biaya barang dan jasa yang dikeluarkan dalam mencapai kesejahtraan

umum.5

4. H. Rochmat Soemitro menguraikan pajak sebagai gejala sosial, artinya pajak

hanya ada dalam masyarakat dan sudah ada sejak masyarakat itu ada..6

5. Suparman Sumadwijaya memberikan definisi pajak adalah iuran wajib berupa

barang yang dipungut penguasa berdasarkan perundang-undangan atau norma

                                                             3 H. Bohari, 2012, Pengantar Hukum Pajak-Ed. Revisi-9, Rajawali Pers, Jakarta, h. 23

4 Ibid, h.24 5 Josef Riwu Kaho, 2005, Prospek Otonomi Daerah di Negara Republik Indonesia, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 144   6 Rochmat Soemitro, 1986, Asas dan Dasar Perpajakan I, PT. Eresco, Bandung, (Selanjutnya disebut Rochmat Soemitro I), h. 41

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

33  

  

hukum untuk menutup biaya-biaya yang digunakan untuk menyelenggarakan

kesejahteraan umum.7

6. Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., dan Brock Horace R., memberikan

definisi pajak sebagai suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor

pemerintah, bukan akibat dari adanya pelanggaran hukum, dilaksanakan

berdasarkan ketentuan yang ditetapkan, tanpa mendapatkan imbalan langsung

yang proporsional, agar tugas pemerintah dapat terselenggara.8

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan terdapat dua hal penting dalam

definisi pajak antara lain:

a. Iuran yang dapat dipaksakan, artinya rakyat atau badan hukum harus

membayar iuran tersebut. Tidak dibayarnya iuran tersebut akan berakibat

sanksi atau tindakan hukum oleh pemerintah berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

b. Tanpa jasa timbal/kontra prestasi/imbalan langsung, yang mengandung

arti bahwa wajib pajak yang membayar iuran kepada pemerintah tidak

mendapat atau ditujukkannya imbalan secara langsung oleh pemerintah

atas apa yang dibayarkannya.

7. N.J. Feldmann memberikan definisi pajak adalah prestasi yang dipakasakan

sepihak dan terutang kepada penguasa atas dasar norma-norma yang diterapkan

                                                             7 Sutedi, 2013, Hukum Pajak, -Cet.2, Sinar Grafika, Jakarta, h. 3 8 Mohammad Zain, 2003, Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta, h. 12  

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

34  

  

secara umum, tanpa adanya kontraprestasi, dan digunakan untuk pemenuhan

pembiayaan pengeluaran pemerintah.9

Para sarjana tersebut diatas banyak menyebutkan istilah iuran wajib dengan

harapan bahwa pemungutan pajak berdasarkan kerja sama wajib pajak bukan karena

paksaan. Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi

dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan keamanan yang telah diberikan

Negara kepada masyarakat sebagai pembayar pajak.

Dengan melihat definisi pakar atau sarjana tersebut dapat diuraikan 5 (lima)

unsur pokok dalam definisi pajak, yaitu:

1. Bahwa pajak merupakan iuran pada Negara yang terutang oleh orang

pribadi atau badan.

2. Pajak dipungut berdasarkan norma hukum. Pemungutan pajak dapat

dilaksanakan oleh Negara apabila telah diatur dengan perundang-

undangan atau peraturan yang dibuat pemerintah dan berlaku umum.

3. Bahwa pemungutan atau perpindahan iuran itu sifatnya wajib dan apabila

tidak dilakasanakan maka dapat dipaksakan karena telah didasarkan pada

Undang-undang atau peraturan.

4. Bahwa pemungutan pajak tidak memberikan kontraprestasi yang langsung

kepada individual yang membayar pajak. Kontraprestasi diberikan Negara

kepada masyarakat umum dalam bentuk penyediaan fasilitas umum

                                                             9 Ibid

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

35  

  

seperti jembatan, jalan raya, keamanan, kesehatan, penerangan dan

pengairan yang secara langsung dapat dinikmati secara bersama-sama atau

kolektif.

5. Bahwa pajak digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara seperti

macam-macam kontraprestasi oleh Negara seperti tersebut diatas.10

2.1.1 Tinjauan Umum Tentang Pajak Daerah

Berlakunya Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah membuat hubungan fungsi pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

dilaksanakan dengan sistem otonomi, yang meliputi desentralisasi, dekonsentrasi, dan

tugas pembantuan tanpa ada saling membawahi.11 Otonomi daerah membagi urusan

pemerintahan menjadi tiga, yakni urusan pemerintah yang dikelola oleh pemerintah

pusat (pemerintah), urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah provinsi,

dan urusan pemerintah yang dilaksanakan oleh pemerintah kabupaten/kota. Sebagai

daerah otonom pemerintah kabupaten/kota berhak membuat Peraturan Daerah untuk

menyelenggarakan urusan otonomi daerah termasuk dalam bidang keuangan meliputi

pajak.

Berdasarkan kewenangan pemungutan pajak dapat dibedakan yaitu pajak

pusat dan pajak daerah. Penerimaan daerah dalam pelaksanaan desentralisasi terdiri

                                                                              10 Amin Widjaja Tunggal, 1991, Pelaksanaan Pajak Penghasilan Perorangan, Rineka Cipta, Jakarta, h. 15

11 H. Siswanto Sunarno, 2012, Hukum Pemerintahan Daerah Di Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, h.5

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

36  

  

atas pendapatan daerah dan pembiayaan. Pendapatan Kabupaten Badung bersumber

dari:

a. pendapatan asli daerah yang terdiri dari pendapatan pajak daerah,

retribusi daerah, hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-

lain pendapatan asli daerah yang sah.

b. Dana perimbangan yang terdiri dari bagi hasil pajak/bagi hasil bukan

pajak, dana alokasi umum, dana alokasi khusus.

c. Lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari dana bagi hasil pajak

dari provinsi atau pemerintah daerah lainnya, dana penyesuaian dan

otonomi khusus, bantuan keuangan dari provinsi atau pemerintah daerah

lainnya, dana insentif daerah.

Berdasarkan hal diatas pajak merupakan sumber keuangan pokok bagi daerah.

Menurut A. Siagian pajak daerah adalah pajak Negara yang diserahkan kepada daerah

dan dinyatakan sebagai pajak daerah berdasar Undang-Undang.12 Kriteria atau ciri

yang menyertai pajak daerah adalah sebagai berikut:

a. Pajak daerah berasal dari pajak Negara yang diserahkan pada daerah sebagai

pajak daerah berdasarkan Undang-Undang.

b. Pemungutan pajak daerah didasarkan pada Undang-Undang atau peraturan hukum

lainnya.

                                                             12A. Siagian, 1985, Pajak Daerah Sebagai Sumber Keuangan Daerah, Institut Ilmu Pemerintah, Jakarta, h. 64.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

37  

  

c. Hasil pemungutan pajak daerah dipergunakan untuk membiayai penyelenggaraan

urusan rumah tangga daerah atau membiayai pengeluaran daerah sebagai badan

hukum publik.

d. Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah berdasarkan pengaturan yang

dilaksanakan oleh daerah itu sendiri.13

Pasal 1 angka 10 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 memberikan

definisi,“Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak adalah kontribusi wajib kepada

daerah yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasar

Undang-Undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan

untuk keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.”

Beberapa pengertian atau istilah yang terkait pajak daerah antara lain14:

1. Daerah otonom selanjutnya disebut daerah, adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas daerah yang berwenang mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat

dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Pajak daerah yang selanjutnya disebut pajak, adalah iuran wajib yang dilakukan

oleh orang pribadi atau badan kepada daerah tanpa imbalan langsung yang

seimbang yang dapat dipaksakan berdasarkan berdasarkan peraturan perundang-

undangan yang berlaku untuk membiayai pembangunan daerah dan

penyelenggaraan pemerintahan daerah.

                                                             13K.J. Davey, 1988, Pembiayaan Pemerintahan Daerah, UI-Press, Universitas Indonesia, h. 39  14 Mardiasmo, 2009, Perpajakan Edisi Revisi 2009 – Ed.XVI. Andi, Yogyakarta, h. 12.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

38  

  

3. Subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang dapat dikenakan pajak daerah.

4. Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menurut ketentuan peraturan

perundang-undangan perpajakan daerah diwajibkan untuk melakukan

pemungutan atau pemotongan pajak tertentu serta melakukan pembayaran pajak

yang terutang.

Pasal 2 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 membagi jenis pajak

provinsi terdiri atas:

a. Pajak kendaraan bermotor

b. Bea balik nama kendaraan bermotor

c. Pajak bahan bakar kendaraan bermotor

d. Pajak air permukaan

e. Pajak rokok

Pasal 2 ayat (2) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 membagi jenis pajak

kabupaten/kota terdiri atas:

a. Pajak Hotel

b. Pajak Restoran

c. Pajak Hiburan

d. Pajak Reklame

e. Pajak Penerangan

f. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

g. Pajak Parkir

h. Pajak Air Tanah

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

39  

  

i. Pajak Sarang Burung Walet

j. Pajak Bumi dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan

k. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan

Pajak kabupaten/kota ditetapkan dalam bentuk Peraturan Daerah. Melihat

definisi pajak daerah berdasarkan Undang-Undang, dapat dijabarkan unsur pokok

dalam definisi pajak daerah yaitu:

1. Penagihannya dilakukan oleh pejabat pajak yang memiliki kewenangan

mengelola pajak didaerah.

2. Obyek pajak daerah hanya sebatas yang tercantum pada Pasal 2 Undang-

Undang Nomor 28 Tahun 2009. Pajak pusat seperti pajak penghasilan, pajak

pertambahan nilai barang dan jasa, pajak penjualan atas barang mewah, bea

materai, bea masuk, dan cukai tidak dapat digunakan oleh daerah.

3. Pembedaan tersebut diatas untuk mencegah pajak ganda yang dapat

merugikan wajib pajak.

Penggolongan pajak daerah yang terdiri dari pajak provinsi dan pajak

kabupaten/kota sudah bersifat final sesuai dengan Undang-Undang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah. Undang-Undang tersebut tidak memperbolehkan daerah memungut

pajak selain jenis pajak daerah yang telah ditentukan, namun jika daerah

mengupayakan pajak daerah yang tidak sesuai atau tidak dikenal dalam Undang-

Undang tersebut berarti daerah melakukan perbuatan hukum yang tidak sah dan

peraturan daerah yang dibuat batal demi hukum.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

40  

  

2.1.2 Sistem Pemungutan Pajak

Sistem pemungutan pajak dibagi menjadi 3 (tiga):

1. Self Assesment System

Wajib pajak menentukan sendiri besaran pajak yang terutang sesuai dengan

ketentuan Undang-Undang perpajakan yang berlaku. Hal ini sesuai dengan dikatakan

John Hutagaul bahwa,15

“since the income tax law of 1983 was enacted, there are some basic principles which were followed under taxation in indonesia. On of the basic principles is self assesment, which meant that the taxpayer is given the trust and responsibility to compute, pay and report their tax obligation. In relation to the implimentation of self assesment, the tax officials should establiesh and supervise the accomplishment of the principle”. Ciri-ciri sistem pemungutan pajak dengan sistem ini antara lain adanya

kepastian hukum, perhitungannya sederhana dan mudah dimengerti oleh wajib pajak,

lebih mencerminkan asas keadilan dan merata, pelaksanaannya mudah, memperkecil

adanya kemungkinan ketidakmampuan wajib pajak untuk membayar pajak akibat

perhitungan yang terlalu besar.16

Self assessment system memerlukan biaya pemungutan yang lebih kecil

dibandingkan dengan sistem official assessment. Wajib pajak juga diberi kepercayaan

untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang terutang,

Menurut Carl S. Shoup sistem ini adalah tipe ke-6 dari tipe adminsitrasi perpajakan

                                                                          15 PM John L. Hutagaol, 2003, Manual for Taxation of Expatriates Working in Indonesia, Direktorat Jendral Pajak, Jakarta, h.15  

16 Indra Ismawan, 2001, Memahami Reformasi Perpajakan 2000, PT Elex Media Komputindo, Jakarta, h. 11

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

41  

  

yang selanjutnya mengungkapkan pula bahwa tipe administrasi perpajakan banyak

ditentukan oleh bentuk kerja sama atau tingkat partisipasi wajib pajak atau

pemotong/pemungut pajak. Sistem ini memberikan wajib pajak beban yang berat,

karena harus memberikan laporan informasi yang relevan dalam surat

pemberitahuannya, menghitung dasar pengenaan pajaknya, mengkalkulasi jumlah

pajak yang terutang dan melunasi pajak yang terutang atau mengangsur jumlah pajak

yang terutang. Disatu sisi wajib pajak memperoleh pula kesempatan yang luas untuk

melakukan penyelundupan dengan cara memberi informasi yang palsu atau menunda

pembayaran. Terbuka juga peluang dengan cara melakukan kolusi dengan petugas

penetapan, pemeriksa dan penagih pajak dari jajaran instansi pajak.

Ciri dan corak tersendiri dari sistem pemungutan pajak self assessment system

adalah17:

- Tanggung jawab atas kewajiban pelaksanaan pajak berada pada anggota

masyarakat wajib pajak. Pemerintah dalam hal ini aparat perpajakan sesuai

dengan fungsinya berkewajiban melakukan pengawasan pembinaan, penelitian

terhadap pelaksanaan kewajiban perpajakan wajib pajak

- Pemungutan pajak merupakan bentuk dari pengabdian dan peran serta wajib pajak

untuk secara bersama-sama melaksanakan kewajiban perpajakan untuk

pembiayaan Negara dan pembangunan nasional.

                                                             17 Mohammad Zain, Op. Cit, h. 111

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

42  

  

- Diharapkan pelaksanaan administrasi perpajakan ini dapat dilaksanakan dengan

lebih rapi, terkendali, mudah, dan sederhana untuk dipahami oleh anggota

masyarakat wajib pajak. Hal tersebut berdasar pada diberikannya kepercayaan

kepada anggota wajib pajak untuk dapat melaksanakan kegotongroyongan

nasional melalui sistem menghitung, memperhitungkan, dan membayar sendiri

pajak yang terutang.

2. Official Assesment System

Sistem ini memberikan aparatur perpajakan inisiatif untuk menghitung dan

memungut pajak. Berhasil atau tidaknya pemungutan pajak akan tergantung pada

aparatur perpajakan.18 Penerapan sistem ini akan berhasil apabila didukung kuantitas

dan kualitas sumber daya manusia perpajakan yang mencukupi, aparatur perpajakan

yang terlatih, aparatur perpajakan yang berintegritas, serta didukung perangkat keras

dan lunak yang sanggup memperkirakan jumlah pajak dengan akurat dan cepat.

3. With Holding System

Withholding tax system adalah sistem pemungutan pajak yang memberikan

wewenang kepada pihak ketiga untuk memungut atau memotong besarnya pajak yang

terutang oleh wajib pajak.19 Pihak ketiga selanjutnya menyetorkan kepada fiskus.

                                                             18 Siti Resmi, 2003, Perpajakan: Teori dan Kasus, Salemba Empat, Jakarta, h. 10 19 Thomas Sumarsan, 2011, 99 Solusi Perpajakan untuk Anda, PT Indeks Permata Puri Media, Jakarta, h. 6

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

43  

  

Wajib pajak dan fiskus tidak aktif, dikarenakan fiskus hanya mengawasi saja

pelaksanaan pemotongan oleh pihak ketiga.20

Pemungutan pajak hendaknya tidak menimbulkan perlawanan atau hambatan

dalam pemungutannya, maka pemungutan pajak harus dilakukan dengan syarat

sebagai berikut21:

1. Pemungutan pajak harus memenuhi syarat keadilan dalam perundang-

undangan dan adil dalam pelaksanaannya. Adil dalam perundang-

undangan seperti mengenakan pajak secara umum dan merata. Adil dalam

pelaksanaannya dengan memberikan hak bagi wajib pajak untuk

mengajukan keberatan, penundaan dalam pembayaran dan mengajukan

banding kepada Majelis Pertimbangan Pajak.

2. Pemungutan pajak di Indonesia harus berdasarkan Peraturan Perundang-

Undang.

3. Pemungutan pajak di Indonesia harus memenuhi syarat ekonomis, artinya

tidak mengganggu kelancaran kegiatan produksi maupun perdagangan

sehingga tidak berdampak pada kelesuan perekonomian masyarakat.

4. Pemungutan pajak harus memenuhi syarat efisien sehingga biaya

pemungutannya lebih rendah dari pada hasil pemungutannya.

                                                             20 Wirawan B. Ilyas & Richard Burton, 2007 , Hukum Pajak, Salemba Empat, Jakarta, h. 22 21 Mardiasmo, Op.Cit, h. 2. 

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

44  

  

5. Mendorong masyarakat dalam memudahkan memenuhi kewajiban

perpajakannya harus menggunakan sistem pemungutan pajak yang

sederhana.

2.1.3. Teori-Teori Yang Mendukung Pemungutan Pajak

1. Teori wajib bayar pajak mutlak, pendukung teori ini ditokohi antara lain oleh

W.J Polak, Cort Van Der Linden, W.H. Van Den Berg. Teori ini dilandasi

oleh asas Negara, bahwa Negara mempunyai hak mutlak, Negara tidak

memungut berdasarkan apa yang diserahkan rakyat untuk kepentingannya,

melainkan berdasarkan hak sendiri dari Negara. Negara selaku organisasi dari

masyarakat mempunyai tugas untuk menyelenggarakan kesejahteraan dengan

memperhatikan syarat-syarat keadilan berhak memungut pajak dari orang atau

badan yang ada didalam wilayah Negara.22

2. Teori pembangunan, dana yang terkumpul dari pajak guna pembangunan yang

membuat rakyat menjadi adil, makmur, sejahtera.23

3. Asas administrasi kepastian perpajakan, pemungutan pajak dilakukan secara

pasti atau harus jelas disebutkan siapa apa yang dikenakan pajak, berapa

besarannya, bagaimana prosedur pembayarannya, bukti pembayarannya, dan

sanksi jika terlambat membayarnya.24 Asas ini sama dengan asas kepastian

                                                             22 Chidir Ali, 1993, Hukum Pajak Elementer, PT. Eresco, Bandung, h.113.           23 Adrian Sutedi, 2008, Hukum Pajak dan Retribusi Daerah, Ghalia Indonesia, Bogor Selatan, (Selanjutnya disebut Adrian Sutedi II), h. 34. 24 Bohari, Op.Cit., h. 43 .

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

45  

  

atau certainty yang menekankan kepastian hukum mengenai subyek dan

obyek pajak.

4. Asas yuridis, pemungutan pajak harus berdasar Undang-undang25. Hukum

pajak haruslah memberi jaminan hukum terhadap Negara dan rakyatnya.

Setiap pemungutan pajak yang dilakukan oleh fiskus haruslah berdasarkan

Undang-Undang sehingga tidak terjadi kerugian pada Negara dan wajib pajak.

Sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 23 A Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa pajak dan pungutan lain yang bersifat

memaksa untuk keperluan negara diatur dengan undang-undang sebagai

konsekuensi Negara hukum. Pidato Willian Pitt dan Karl of Chatham di

Inggris mengatakan “no taxation without representation”.26

Pemerintah Kabupaten Badung yang merupakan bagian dari Negara Republik

Indonesia didalam menjalankan pungutan pajak harus didasarkan pada Peraturan

Perundang-Undangan. Begitu juga dengan pajak hotel, yang merupakan pendapatan

pajak daerah di Kabupaten Badung dipungut berdasarkan Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah(Lembaran Negara Republik Indonesia

2004 Nomor 125), Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

(Lembaran Negara Nomor 4138) dan Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 15

                                                             25Djoko Muljono, Op. Cit , h. 18.            26 Muhammad Djafar Saidi, 2008, Perlindungan Hukum Wajib Pajak dalam Penyelesaian Sengketa Pajak, Rajawali Pers, Jakarta (Selanjutnya disebut Muhammad Djafar Saidi II), h. 2-3. 

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

46  

  

Tahun 2011 tentang Pajak Hotel, Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2012 tentang

Tata Cara Pemungutan Pajak, Pajak Parkir, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak

Hiburan dan Pajak PeneranganJalan, Peraturan Bupati Badung Nomor 34 Tahun 2012

Tentang Tata Cara Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administratif dan

Penghapusan atau Pembatalan Ketetapan Pajak Daerah, Peraturan Bupati Badung No

28 Tahun 2013 Tentang Penentuan Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan

Penyetoran Pajak Daerah

2.1.4 Fungsi Pajak

Mengenai fungsi pajak dapatlah dibedakan dalam tiga hal:

1. Fungsi budgetair

Fungsi budgetair terjadi apabila negara yang masih mengandalkan pungutan

pajak sebagai sumber pendapatan atau penerimaan yang digunakan untuk mengisi kas

Negara atau fisikal untuk menutupi anggaran belanja pemerintah. Fungsi pajak ini

sudah terjadi sejak abad lampau. Perbedaannya pada zaman lampau pajak semata-

mata dipandang sebagai alat pengisi kas Negara tanpa memandang apakah pajak itu

adil atau tidak bagi masyarakat.27

2. Fungsi regulerend

Sejarah perkembangan pajak pada abad ke-19 telah mengenal fungsi

regulerend atau mengatur adalah fungsi pajak yang tidak dimiliki oleh fungsi

retribusi. Berdasarkan fungsi ini pemerintah pusat dan pemerintah daerah dapat

                                                             27 Chidir Ali, Op. Cit, h.134

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

47  

  

mengatur kehidupan masyarakat untuk membentuk kemakmuran masyarakat melalui

pajak.28

Pajak disamping digunakan untuk mengisi kas Negara atau tujuan fisikal,

pajak harus pula dapat meratakan pendapatan nasional, dan menjaga keamanan

Negara. Dalam fungsi mengatur ini adakalanya pemerintah melakukan pemungutan

pajak dengan tarif yang tinggi atau sama sekali dengan tarif nol persen. Pemerintah

menggunakan pajak sebagai alat untuk mencapai tujuan tertentu baik dalam bidang

politik, ekonomi, kultural dan sosial.29

3. Fungsi Investasi

Fungsi investasi yang terdapat dalam pajak karena wajib pajak telah

menyisihkan sebagian penghasilan atau kekayaan untuk kepentingan Negara maupun

daerah. Pajak yang dibayar merupakan peran serta wajib pajak menanamkan modal

agar dapat memberantas kemiskinan.30

2.2. Penentuan Wajib Pajak Hotel

2.2.1. Subjek Pajak, Pengukuhan Wajib Pajak, Dan Kewajiban Wajib Pajak Hotel

Subjek pajak hotel adalah konsumen yang menikmati dan membayar

pelayanan yang diberikan pengusaha hotel. Pengusaha hotel disebut sebagai wajib

pajak hotel karena sebagai orang pribadi atau badan yang mengusahakan hotel dan

                                                             28 Ibid, h.136-137. 29 H. Bohari, Op. Cit, h. 135   30 M. Djafar Saidi, 2011, Pembaharuan Hukum Pajak, Rajawali Pers, Jakarta (Selanjutnya disebut M. Djafar Saidi III), h. 39

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

48  

  

diberi kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen atau subjek pajak serta

melakukan kewajiban perpajakan lainnya. Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten

Badung melalui bidang pendaftaran dan pendataan mendaftarkan dan mendata wajib

pajak yang memiliki objek pajak hotel di wilayah Kabupaten Badung. Dengan

mempersiapkan formulir pendaftaran wajib pajak daerah badan atau pemilik usaha.

Wajib pajak wajib mengisi formulir tersebut dengan lengkap dan benar untuk

disampaikan ke Dispenda.31 Wajib pajak yang telah mendaftarkan dan melaporkan

usahanya akan diterbitkan nomor pokok wajib pajak (selanjutnya disingkat

NPWPD)32. NPWPD ini tidak menentukan mulai terutangnya pajak hotel, tetapi

sebagai sarana administratif untuk pengawasan oleh Dinas Pendapatan Daerah

Kabupaten.

Wajib pajak hotel dalam melakukan tugas sebagai pemungut pajak hotel dari

subjek pajak berdasarkan pada dasar hukum yang jelas sehingga masyarakat dan para

pihak yang terkait harus mematuhi. Dasar hukum pemungutan pajak hotel disuatu

kabupaten di Kabupaten Badung adalah sebagaimana dibawah ini:

1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah.

                                                             31 Pasal 2 Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2012 32 Pasal 3 Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2012

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

49  

  

3. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 15 Tahun 2011 tentang

Pajak Hotel.

4. Peraturan Bupati Badung Nomor 21 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pemungutan Pajak Parkir, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan dan

Pajak Penerangan Jalan

5. Peraturan Bupati Badung Nomor 28 Tahun 2013 tentang Penentuan

Tanggal Jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak Daerah

6. Peraturan Bupati Badung Nomor 34 Tahun 2012 tentang Tata Cara

Pengurangan atau Penghapusan Sanksi Administratif dan Pengurangan

atau Pembatalan Ketetapan Pajak Daerah.

Pajak Hotel dapat dikenakan dikabupaten/kota apabila pemerintah daerah

telah terlebih dulu menerbitkan peraturan daerah tentang pajak hotel sebagai landasan

hukum pengenaan atau pemungutan pajak hotel dikabupaten/kota yang bersangkutan.

Dalam pemungutan pajak hotel terdapat beberapa terminologi yang harus diketahui,

antara lain33:

1. Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan untuk orang atau

sekelompok orang menginap, memperoleh pelayan dan fasilitas lainnya

dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu

dimiliki dan dikelola oleh pihak yang sama, kecuali oleh pertokoan dan

perkantoran.

                                                             33 Marihot Pahala Siahaan, 2010, Pajak daerah dan Retribusi Daerah-Ed. Revisi-Cet. 2, Rajawali Pers, Jakarta (Selanjutnya disebut Marihot P. Siahaan II), h. 300

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

50  

  

2. Rumah penginapan adalah penginapan dalam bentuk klasifikasi apa pun

beserta fasilitasnya yang digunakan untuk menginap dan disewakan untuk

umum.

3. Pembayaran adalah jumlah yang diterima pemilik hotel sebagai imbalan

atas pelayan atau penyerahan barang.

4. Pengusaha hotel adalah orang pribadi atau badan dalam bentuk apapun

yang dalam lingkungan pekerjaan atau perusahaannya melakukan usaha

dibidang jasa penginapan.

5. Bon penjualan (bill) adalah bukti pembayaran yang sekaligus sebagai

bukti pungutan pajak yang dibuat oleh wajib pajak atas jasa pemakaian

kamar beserta fasilitas lainnya yang dibebankan kepada subjek pajak.

2.2.2. Pajak Hotel Sebagai Pajak Obyektif

Pajak objektif adalah suatu jenis pajak yang saat timbulnya kewajiban pajak

ditentukan oleh faktor objektif, yang disebut taatbestand. Istilah tersebut mengacu

kepada keadaan, peristiwa atau perbuatan hukum yang dapat dikenakan pajak yang

juga disebut dengan objek pajak.34 P.J Andiani sebagai pelopor teori materiil

menyatakan utang pajak timbul bukan karena ketetapan dari aparatur pajak melainkan

karena sudah ditetapkan dalam perundang-undangan. Utang pajak timbul karena telah

memenuhi syarat tatbestand yang terdiri dari peristiwa, keadaan, perbuatan-perbuatan

tertentu sehingga tidak memerlukan campur tangan pejabat pajak untuk menerbitkan

                                                             34 http://www.pajak.go.id/content/mengenal-lebih-dekat-pajak-pertambahan-nilai diakses pada tanggal 4 Juni 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

51  

  

surat ketetapan pajak. Keberadaan surat ketetapan pajak yang diterbitkan oleh

aparatur pajak hanya untuk melakukan penagihan pajak dan tidak menimbulkan utang

pajak. Surat ketetapan pajak tersebut berfungsi memberitahukan besarnya pajak yang

terutang dan menetapkan besarnya utang pajak sehingga sifatnya hanya deklaratur.35

Di Indonesia ajaran materiil ini dianut oleh pajak-pajak dengan sistem pemungutan

self assessment system seperti pajak hotel di Kabupaten Badung yang diatur

berdasarkan Perda Nomor 15 Tahun 2011, karena pada sistem ini wajib pajak yang

aktif memenuhi kewajibannya tanpa menunggu surat ketetapan pajak.

Subjek pajak dalam pengertian pajak objektif adalah konsumen yaitu selaku

pihak yang memikul beban pajak. Dalam pajak objektif kondisi subjektif konsumen

tidak dipertimbangkan untuk menentukan suatu peristiwa hukum terutang atau

diwajibkan membayar pajak. Siapapun konsumennya sepanjang peristiwa hukum

tersebut merupakan objek pajak maka terhadap konsumen tersebut diwajibkan

membayar pajak yang sama.

Pajak hotel sebagai pajak objektif dapat diartikan sebagai kewajiban

membayar pajak oleh konsumen yang terdiri atas orang pribadi atau badan, dan tidak

berkorelasi dengan tingkat penghasilan tertentu. Siapapun yang mengonsumsi barang

atau jasa yang termasuk objek pajak hotel, akan diperlakukan sama dan wajib

membayar pajak hotel atas jasa penunjang dan jasa pelayanan yang disediakan hotel

yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada subjek pajak.

                                                             35 Muhammad Djafar Saidi, 2007, Pembaharuan Hukum Pajak, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, (Selanjutnya disebut Muhammad Djafar Saidi II), h. 156-163

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

52  

  

Hal tersebut berbeda dengan pajak subjektif, yang kondisi subjektif pihak

yang memikul beban pajak menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan pajak

terutang. Untuk menetapkan pajaknya harus ditemukan alasan-alasan yang obyektif

yang berhubungan erat dengan keadaan materialnya yang disebut gaya pikul.Sebagai

contoh adalah pajak pendapatan, yang sasarannya adalah pendapatan seseorang.

Hubungan antara pajak dan wajib pajak (subjek) adalah langsung oleh karena

besarnya pajak pendapatan yang harus dibayar tergantung kepada besarnya gaya

pikulnya, jadi pada pajak subjektif keadaan subjek pajak mempengaruhi besarnya

gaya pikul.36

2.2.3. Objek Pajak Dan Tarif Pajak Hotel

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Pasal 1 angka

20 dan 21 dapat disimpulkan, pajak hotel adalah pajak atas pelayanan yang

disediakan oleh penyedia fasilitas jasa penginapan atau peristirahatan termasuk jasa

terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang mencakup juga motel, losmen, gubuk

wisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan, dan sejenisnya, serta

rumah kos dengan jumlah kamar lebih dari sepuluh.

Pasal 3 Peraturan Daerah Kabupaten Badung tentang Pajak Hotel, obyek

pajak adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel dengan pembayaran jasa

pelayanan dan jasa penunjang sebagai kelengkapan hotel yang sifatnya memberikan

kemudahan dan kenyamanan, termasuk fasilitas olahraga dan hiburan. Jasa penunjang

                                                                           36 R. Santoso Brotodihardjo, 2003, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Edisi 4, Refika Aditama, Bandung, h. 76

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

53  

  

sebagai kelengkapan hotel antara lain fasilitas telefon, facsimile, teleks, internet, foto

kopi, pelayanan cuci, setrika, transportasi, dan fasilitas sejenis lainnya yang

disediakan oleh hotel.

Wajib pajak menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah berakhirnya

masa pajak dengan menggunakan surat pemberitahuan pajak daerah (selanjutnya

disingkat SPTPD) dan dilampirkan dokumen atau keterangan pendukungnya37.

Besarnya tarif pajak hotel di Kabupaten Badung adalah 10% (sepuluh persen) dari

jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar oleh konsumen atau subjek pajak.38

2.3. Tata Cara Pemungutan Dan Penyetoran Pajak Oleh Wajib Pajak

2.3.1. Masa Pajak, Saat Terutang Pajak, dan Wilayah Pemungutan Pajak Hotel

Masa pajak adalah jangka waktu yang menjadi dasar bagi wajib pajak untuk

menghitung, menyetor, dan melaporkan pajak yang terutang yang lamanya satu bulan

kalender. Pasal 2 huruf d Perbup Badung Nomor 28 Tahun 2013 mengatur penentuan

tanggal jatuh tempo pembayaran dan penyetoran pajak hotel adalah 20 (dua puluh)

hari kalender setelah berakhir masa pajak. Pajak hotel yang terutang harus dibayar

oleh wajib pajak pada suatu saat dalam masa pajak. Saat pajak terutang dalam masa

pajak ditentukan menurut keadaan, yaitu pada saat terjadinya pelayanan atau

pembayaran jasa penginapan di hotel. Terkait dengan kewenangan pemerintah

kabupaten yang hanya terbatas atas setiap hotel yang berlokasi dan terdaftar dalam

                                                             37 Pasal 6 ayat (2) Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2012 38 Pasal 6 Perda Nomor 15 Tahun 2011

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

54  

  

lingkup wilayah administrasinya maka pajak hotel dipungut diwilayah kabupaten

tempat hotel itu berlokasi dan beroperasional.

Wajib pajak yang memungut pajak dari subjek pajak wajib menggunakan bon

penjualan atau nota pesananan (bill). Bon penjualan harus mencantumkan nama dan

alamat usaha, dicetak dengan diberi nomor seri sebagai nomor urut. Dalam bon

penjualan sekurang-kurangnya mencantumkan jenis kamar yang ditempati, lama

menginap, fasilitas hotel yang digunakan. Bon penjualan yang diterbitkan wajib pajak

harus diserahkan kepada konsumen sebagai subjek pajak sebagai bukti pemungutan

pajak dan untuk memasyaratkan kesadaran pajak hotel. Salinan nota pesanan yang

sudah digunakan harus disimpan oleh wajib pajak sebagai bukti dalam pembuatan

SPTPD.

2.3.2. Pelaporan Pajak Dan Surat Pemberitahuan Pajak Daerah (SPTPD)

Wajib pajak yang telah memilki NPWPD wajib melaporkan kepada Bupati

tentang perhitungan dan pembayaran pajak hotel yang terutang dengan cara mengisi

SPTPD. SPTPD yang diisi wajib pajak harus disampaikan selambat-lambatnya 20

(dua puluh hari) setelah berakhirnya masa pajak dengan dilampirkan dokumen-

dokumen pendukung yang harus dicantumkan dan atau dilampirkan pada SPTPD39.

Wajib pajak yang tidak menyampaikan SPTPD dalam waktu yang ditentukan akan

                                                             39 Pasal 6 Ayat (2) Peraturan Bupati Nomor 21 Tahun 2012

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

55  

  

dikenakan sanksi 2% (dua persen) sebulan sesuai dengan Peraturan Daerah

Kabupaten Badung.40

2.3.3. Cara Pemungutan Dan Penetapan Pajak Hotel

Kegiatan penghitungan besaran pajak yang terutang, pengawasan penyetoran

pajak, dan proses penagihan pajak adalah proses pemungutan pajak hotel yang tidak

dapat diserahkan kepada pihak ketiga. Beberapa kerjasama yang dapat dilakukan

dengan pihak ketiga seperti pencetakan formulir perpajakan, penghimpunan data

obyek dan subjek pajak, pengiriman surat kepada wajib pajak.

Pemungutan pajak hotel berdasarkan Undang-Undang Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah menggunakan sistem self assessment yaitu wajib pajak diberikan

kepercayaan untuk menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan

sendiri pajak yang terutang. Dengan sistem ini petugas Dispenda yang ditunjuk oleh

Bupati menjadi fiskus, akan melaksanakan pengawasan pemenuhan kewajiban pajak

oleh wajib pajak.

2.4. Pengawasan Oleh Fiskus (Dinas Pendapatan Daerah)

2.4.1. Ketetapan Pajak

Terhadap wajib pajak hotel yang dikenakan sistem self assessment, penerbitan

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar (selanjutnya disingkat SKPDKB) dan

Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan (selanjutnya disingkat

SKPDKBT), dan Surat Ketetapan Pajak Daerah Nihil (selanjutnya disingkat SKPDN)

                                                                          40 Lampiran Surat Teguran Untuk Menyampaikan SPTPD dalam Lampiran Peraturan Bupati Badung Nomor 21 Tahun 2012

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

56  

  

dalam waktu lima tahun setelah terutangnya pajak dapat diterbitkan oleh Bupati.

Penerbitan surat-surat diatas kepada wajib pajak untuk memberikan kepastian hukum

terhadap perhitungan dan pembayaran pajak yang dilaporkan oleh wajib pajak dalam

SPTPD telah memenuhi ketentuan pajak daerah atau tidak.

2.4.2. Surat Tagihan Pajak Daerah

Surat tagihan pajak adalah surat untuk melakukan melakukan tagihan pajak

dan/atau sanksi administrasi berupa bunga dan/atau denda.41 Surat tagihan pajak

daerah (selanjutnya disingkat STPD) dapat diterbitkan Bupati jika pajak hotel dalam

tahun berjalan yang terutang tidak atau kurang dibayar, hasil penelitian STPD

terdapat kesalahan penulisan atau salah hitung, dan ketika wajib pajak dikenakan

sanksi administrasi berupa bunga. Sanksi administrasi berupa bunga dikenakan

kepada wajib pajak yang tidak atau kurang membayar pajak yang terutang.

Keterlambatan atau tidak menyampaikan SPTPD yang merupakan ketentuan formal

akan dikenakan sanksi berupa denda. Terhadap STPD ini wajib pajak harus melunasi

paling lama 30 (tiga puluh) hari sejak STPD ini diterbitkan, dan apabila tidak atau

kurang bayar pada jangka waktu tersebut akan dikenakan sanksi administrative

sebesar 2% (dua persen).42

Dispenda Kabupaten Badung telah mempunyai sistem informasi dan

pelaporan SPTPD online (e-SPTPD) untuk pelaporan SPTPD melalui

                                                             41 Pasal 1 Angka 20 Undang-Undang No 28 Tahun 2007             42 Lampiran Surat Tagihan Pajak Daerah dalam Lampiran Peraturan Bupati Badung Nomor 21 Tahun 2012

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

57  

  

web http://www.sptpd.dispenda.badungkab.go.id/login.php. Untuk menggunakan

SPTPD online wajib pajak harus mengisi formulir registrasi user SPTPD online agar

mendapatkan user dan password untuk masuk ke aplikasi SPTPD online.43

2.4.3. Pembayaran Pajak Hotel

Pajak Hotel yang terutang harus dilunasi dalam jangka waktu paling lama 20

(dua puluh hari) setelah berakhirnya masa pajak dan pembayarannya dilakukan

sekaligus atau lunas. Wajib pajak yang diterbitkan SKPDKB, SKPDKBT, STPD,

surat keputusan pembetulan, surat keputusan keberatan, dan putusan banding yang

menyebabkan jumlah pajak yang harus dibayar bertambah, pajak hotel harus dilunasi

paling lambat 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal diterbitkan.44

Dalam keadaan tertentu sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Badung

tentang Pajak Hotel, Bupati dapat memberikan persetujuan wajib pajak untuk

mengangsur atau menunda pembayaran pajak dengan dikenakan denda 2% (dua

persen). Ketentuan atau persyaratan untuk dapat mengangsur atau menunda

pembayaran pajak hotel diatur dengan Peraturan Bupati.

2.4.4. Penagihan Pajak Hotel

Pajak hotel yang terutang setelah jatuh tempo, Bupati atau pejabat yang

ditunjuk dapat melakukan tindakan penagihan pajak. Penagihan pajak dilakukan

terhadap pajak terutang dalam SKPDKB, SKPDKBT, STPD, surat keputusan

pembetulan, surat keputusan keberatan, putusan banding yang mengakibatkan pajak

                                                             43 http://dispenda.badungkab.go.id/sptpd-online/ diakses tanggal 1 Maret 2015             44 Pasal 13 ayat (1) Peraturan Bupati Badung No 21 Tahun 2012

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

58  

  

yang harus dibayar bertambah. Sebagai tindakan awal penagihan pajak dikeluarkan

surat teguran 7 (tujuh) hari kerja sejak jatuh tempo pembayaran.45

2.4.5. Penyitaan dan Pelelangan

Penyitaan menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2000

tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 1997 tentang Penagihan Pajak

Dengan Surat Paksa adalah tindakan juru sita pajak untuk menguasai barang

penanggung pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi utang pajak menurut

peraturan perundang-undangan. Wajib pajak yang tidak melunasi sesuai dengan

waktu yang diatur dalam surat teguran maka setelah lewat 21 (dua puluh satu) hari

akan dikeluarkan surat paksa yang memberikan waktu kepada wajib pajak 2x24 (dua

dikali dua puluh empat) jam setelah surat paksa diterima wajib pajak untuk

melakukan pelunasan.46 Jika jangka waktu tersebut terlampaui maka Bupati atau

pejabat yang ditunjuk mengajukan permintaan kepada Kantor Pelayanan Kekayaan

Negara dan Lelang (selanjutnya disingkat KPKNL) untuk melaksanakan lelang.

KPKNL menentukan tanggal, jam dan tempat lelang dan juru sita memberitahukan

secara tertulis dengan segera kepada wajib pajak.47

Penyitaan dilaksanakan terhadap barang milik wajib pajak atau penanggung

pajak yang meliputi barang bergerak maupun barang tidak bergerak. Penyitaan

dilakukan sampai barang yang disita diperkirakan memiliki nilai cukup untuk                                                                           45 Pasal 17 Ayat (2) Perbup Badung Nomor 21 Tahun 2012 46 Pasal 18 dan Pasal 19 Perbup Badung No 21 Tahun 2012 47 Pasal 20 dan Pasal 21 Perbup Badung No 21 Tahun 2012

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

59  

  

melunasi utang pajak dan biaya penagihan pajak. Pengajuan keberatan oleh wajib

pajak tidak mengakibatkan penundaan pelaksanaan penyitaan.

2.4.6. Keberatan

Mengajukan keberatan adalah salah satu hak wajib pajak. Keberatan diatur

dalam Undang-Undang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sebagai bentuk

keseimbangan antara kewenangan fiskus untuk menetapkan pajak dan hak wajib

pajak untuk melakukan perlawanan hukum apabila ada kesalahan penetapan pajak

yang dilakukan oleh fiskus. Wajib pajak hanya dapat mengajukan keberatan kepada

Bupati atau pejabat yang ditunjuk. atas suatu:

- SKPD

- SKPDKB

- SKPDKBT

- SKPDLB

- SKPDN48

Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia disertai dengan

alasan yang jelas dengan disertai bukti atau data bahwa jumlah pajak yang terutang

atau lebih bayar yang ditetapkan fiskus adalah tidak benar. Keberatan dapat diajukan

apabila wajib pajak telah membayar paling sedikit sejumlah yang disetujui wajib

pajak.49

                                                                          48 Pasal 49 Ayat (1) Perbup Badung No 21 Tahun 2012                             49 Pasal 49 Ayat (2) Perbup Badung No 21 Tahun 2012 

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

60  

  

Dalam hal wajib pajak mengajukan keberatan atas ketetapan pajak secara

jabatan, wajib pajak harus dapat membuktikan ketidak benaran ketetapan pajak

tersebut. Hal tersebut berkaitan dengan surat ketetapan pajak yang diterbitkan

dikarenakan wajib pajak tidak menyampaikan SPTPD meskipun telah ditegur secara

tertulis dan akan berimplikasi pada kemungkinan penetapan pajak yang kurang

akurat. Wajib pajak yang tidak dapat membuktikan kebenaran surat ketetapan pajak

secara jabatan, maka keberatannya ditolak.

Kepala daerah atau pejabat yang ditunjuk dalam waktu 12 (dua belas) bulan

sejak tanggal surat keberatan diterima harus memberikan keputusan atas keberatan

yang diajukan. Keputusan kepala daerah terhadap atas keberatan dapat menerima

seluruhnya atau sebagian, menolak, atau menambah besarnya pajak yang terutang.

2.4.7. Banding

Wajib pajak yang tidak puas atas keputusan keberatan yang dikeluarkan

kepala daerah memiliki hak untuk megajukan banding sebagai bentuk hak melakukan

perlawanan hukum kepada lembaga independen berupa peradilan pajak. Wajib pajak

hanya dapat mengajukan permohonan banding kepada Pengadilan Pajak terhadap

keputusan mengenai keberatannya yang ditetapkan kepala daerah.

Permohonan banding diajukan secara tertulis dengan bahasa Indonesia,

dengan alasan yang jelas dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak keputusan

keberatan diterima dan dilampiri salinan dari surat keputusan keberatan

tersebut.Terhadap satu keputusan banding diajukan satu surat permohonan banding.

Dalam hal banding diajukan terhadap jumlah pajak yang terutang, banding hanya

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

61  

  

dapat diajukan apabila jumlah pajak yang terutang dimaksud telah dibayar sebesar

50% (lima puluh persen). Jumlah pajak yang terutang termasuk sanksi administrasi.

Putusan pengadilan pajak atas permohonan banding yang diajukan wajb pajak

diambil paling lama dua belas bulan sejak surat banding diterima. Seperti halnya

keberatan hak banding merupakan hak wajib pajak yang harus digunakan secara

selektif karena mengandung konsekuensi hukum. Sebelum mengajukan banding

wajib pajak diharapkan melakukan perhitungan pajak dan meyakini kebenaran

perhitungan pajaknya karena dalam hal banding ditolak atau dikabulkan sebagian

wajib pajak dikenakan sanksi administrasi berupa denda sebesar seratus persen dari

jumlah pajak berdasarkan putusan banding dikurang dengan jumlah pembayaran

pajak yang telah dibayar sebelum mengajukan keberatan.

2.4.8. Pembetulan, Pembatalan, Pengurangan Ketetapan, Dan Penghapusan Atau

Pengurangan Sanksi Administratif

Bupati dapat membetulkan SKPDKB, SKPDKBT, atau STPD, SKPDN atau

SKPDLB yang dalam penerbitannya terdapat kesalahan tulis dan atau kesalahan

hitung dan atau kekeliruan penerapan peraturan perundang-undangan perpajakan

daerah atas permohonan wajib pajak. Selain itu Bupati juga dapat mengurangkan atau

menghapuskan sanksi administratif, mengurangkan atau membatalkan STPD,

membatalkan hasil pemeriksaan atau ketetapan pajak yang dilaksanakan atau

diterbitkan tidak sesuai dengan cara yang ditentukan, mengurangkan ketetapan Pajak

terutang berdasarkan pertimbangan kemampuan membayar Wajib Pajak atau kondisi

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

62  

  

tertentu objek pajak, dan mengurangkan atau membatalkan SKPDKB, SKPDKBT,

atau STPD, SKPDN, atau SKPDLB yang tidak benar.50

2.4.9. Penyidikan Pajak Hotel

Penyidik tindak pidana dibidang perpajakan daerah dilakukan oleh penyidik

pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah daerah kabupaten. Penyidikan tindak

pidana dibidang pajak hotel dilaksanakan menurut ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Hukum Acara Pidana. Penyidik yang memiliki wewenang khusus

tersebut diatas memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil

penyidikannya kepada penuntut umum melalui penyidik pejabat Polisi Negara

Republik Indonesia.

Dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 pada pasal 6 ayat (1)

ditentukan “penyidik adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu yang diberi

wewenang khusus oleh Undang-Undang. Wewenang penyidik di bidang perpajakan

meliputi:

a. Melakukan penelitian atas kebenaran laporan atau keterangan

berkenaan dengan tindak pidana di bidang perpajakan

b. Melakukan penelitian terhadap orang yang diduga melakukan tindak

pidana perpajakan.

c. Meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan

sehubungan dengan peristiwa tindak pidana di bidang perpajakan

                                                                          50 Pasal 23 ayat (1)(2) Perda No 15 Tahun 2011

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

63  

  

d. Melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan dan dokumen-

dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap bahan yang dapat

dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana di bidang perpajakan

e. Meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas penyidikan di

bidang perpajakan.

2.4.10. Ketentuan Pidana

Ancaman hukuman pidana tidak saja terdapat dalam KUHP, tetapi banyak

juga tercantum dalam undang-undang di luar KUHP. Hal ini disebabkan antara lain,

karena:

a. Pada banyak peraturan hukum yang berupa undang-undang dilapangan

hukum administrasi Negara, perlu dikaitkan dengan sanksi-sanksi pidana

untuk mengawasi peraturan-peraturan itu agar ditaati.

b. Adanya perubahan sosial secara cepat, sehingga perubahan-perubahan itu

perlu disertai dan diikuti peraturan-peraturan hukum dengan sanksi pidana

c. Kehidupan modern semakin kompleks, sehingga disamping adanya

peraturan pidana berupa unifikasi yang bertahan lama (KUHP) diperlukan

pula peraturan-peraturan pidana yang bersifat temporer

Pajak termasuk hukum publik dan ini adalah sebagian dari tata tertib hukum

yang mengatur hubungan hukum antara penguasa dengan rakyat/warganya mengenai

hak dan kewajiban. Hukum pajak berkaitan dengan hukum pidana dapat dilihat pada

pasal 103 KUHP. Perkataan Undang-Undang lain pada pasal 103 KUHP,

menunjukkan juga ketentuan termasuk ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PAJAK HOTEL SEBAGAI … II.pdf · Istilah kontraprestasi Negara perlu memungut pajak sebagai kontraprestasi dalam bentuk fasilitas umum, penyelenggaraan

64  

  

Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Undang-Undang Nomor 6

Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Perpajakan dapat dipidana sesuai dengan

KUH Pidana. Ancaman Pidana terhadap tindak pidana dalam Undang-Undang

Nomor 28 Tahun 2007 pada pasal 38, 39, 40, 41.

Wajib pajak hotel di Kabupaten Badung yang karena kealpaannya atau

sengaja tidak menyampaikan, mengisi atau melampirkan dengan tidak benar atau

tidak lengkap dapat dipidana dengan pidana kurungan atau denda sesuai dengan Pasal

25 Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 15 Tahun 2011 tentang Pajak Hotel.