bab ii tinjauan umum 2.1. gambaran umum proyek mahasiswa/bab 2... · -baseball - balap sepeda ......
TRANSCRIPT
II - 7
BAB II
TINJAUAN UMUM
2.1. GAMBARAN UMUM PROYEK
v Judul : Gelanggang Olahraga dan Fasilitas
Perbelanjaan
v Tema : Integrasi fungsi
v Lokasi : Ragunan, Pasar Minggu
v Luas Lahan : + 50.000 m2
v Sifat Proyek : Fiktif
v Radius pelayanan : Berskala Regional, terutama Jakarta
Selatan
v Fungsi : Menampung, kegiatan olahraga
didalam Gelanggang Olahraga dan
adanya sarana perbelanjaan sebagai
sarana pendukung.
1. Fasilitas yang direncanakan
Sarana Olahraga Utama : - Area Bola Basket
- Area Bola Volley
- Area Bulu Tangkis
- Sepak Bola (Indoor)
Sarana Olahraga Rekreasi : - Kolam Renang
- Billyard
- Fitness
- Tennis
- Squash
- Mini Golf
II - 8
Fasilitas Penunjang OR. : - Ruang Multifungsi
- Ruang Ganti
- Ruang Latihan
- Ruang Sauna / Massage
- Ruang Pengelola
- Ruang Informasi dan Reception
- Ruang P3K
- Toilet
- Kantin
- M/E
- Musholla
- Gudang
Fasilitas Perbelanjaan OR. : - Pertokoan
- Supermarket
- R. Terbuka / Plaza
- Food Court
- ATM & Telepon
- Pos & Giro
II - 9
2.2 TINJAUAN GELANGGANG OLAHRAGA
2.2.1 Pengertian
Judul dari proyek yang direncanakan mengandung pengertian
sebagai berikut:
Gelaggang adalah:
• Ruang/lapangan tempat berolahraga, bertinju, menyabung ayam,
berpacu kuda, tempat pertandingan, dsb1.
• Mengandung makna ruang atau lapangan tempat olahraga atau
lingkungan yang mengelilingi kegiatan olahraga.
Olahraga adalah:
• Olahraga, terdiri dari kata olah dapat diartikan mengolah meraju,
mengurus, memasak, membina bakat atau potensi yang ada didalam
diri seseorang. Sedangkan raga artinya badan termasuk jiwa/roh yang
meliputi didalam tubuh2.
• Kegiatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan secara teratur
mengenai waktu, alat dan tempat, secara spontan dan swadaya serta
mencakup segala aktivitas manusia untuk memperkuat daya tahan
tubuh3.
• Suatu gerakan yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas manusia
Indonesia yang sehat jasmani, mental, dan rohani, juga ditujukan untuk
menciptakan sumber daya manusia yang disiplin dan sportifitas yang
tinggi, serta membina dan meningkatkan prestasi sebagai kebanggaan
nasional4.
• Kegiatan atau melatih gerak badan untuk melenturkan otot-otot yang
tegang dan menguatkan otot yang lemah, agar tubuh tetap sehat
jasmani maupun rohani.
1 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta2 Aip, Drs, Buku Pengetahuan Olahraga Untuk SLTA, Jakarta, 19733 Dinas Olahraga DKI Jakarta, 19954 Garis-garis Besar Haluan Negara
II - 10
Jadi pengertian Gelanggang Olahraga adalah:
Merupakan suatu wadah yang menampung kegiatan olahraga
Sedangkan pengertian fasilitas perbelanjaan adalah :
Fasilitas adalah segala yang memudahkan (untuk bertempat tinggal,
berpergian, dan sebagainya)5
Perbelanjaan adalah berasal dari kata ‘belanja’ yang artinya uang yang
dipakai untuk keperluan sehari-hari, uang yang dipakai untuk suatu
ongkos, biaya dan juga berarti biaya-biaya yang dikeluarkan.6
Jadi pengertian Fasilitas Perbelanjaan adalah :
Tempat yang digunakan untuk orang berbelanjaan / mengeluarkan biaya /
uang untuk keperluan sehari-hari.
2.2.2. Klasifikasi Kegiatan Olahraga
Agak sulit untuk membagi-bagi dalam golongan-golongan tertentu,
karena dalam olahraga, sangat banyak kegiatan-kegiatan dan gerakan-
gerakan yang dilakukan di masyarakat. Untuk itu coba diadakan
pendekatan-pendekatan dengan menggolongkannya berdasarkan beberapa
sudut pandang.7
A. Ditinjau dari tujuan khusus serta jangkauan utamanya, dibagi atas:
a. Olahraga Pendidikan
Olahraga pendidikan, bersifat permasalahan terutama dikalangan
pelajar dan mahasiswa dan bertujuan untuk mendidik melalui
pemeliharaan kesegaraan jasmani, pemupuk sifat olahragawan dan
apresiasi terhadap olahraga sebagai kehidupan sehari-hari.
b. Olahraga Prestasi
Olahraga prestasi adalah olahraga yang bertujuan membina kegiatan
olahraga jenis-jenis tertentu secara itensif dan tekan untuk memperoleh
tingkat kemahiran dan prestasi yang tinggi.
5 Poerwardarminta, W.J.S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, PN Balai Pustaka 19766 Ibid, Hal. 1117 BAPPENAS, Rancangan REVELITA III 1979/1980-1983/1984.
II - 11
c. Olahraga Rekreasi
Olahraga rekreasi adalah olahraga bertujuan mengajak berbagai
kalangan masyarakat untuk melakukan olahraga kegemarannya
masing-masing agar memperoleh rasa senang dan sehat jasmani dan
rohani, kepuasan sosial serta memulihkan kesegaran jasmani.
d. Olahraga Massal
Olahraga massal adalah olahraga yang bertujuan menjangkau seluruh
lapisan masyarakat dengan mengajak melakukan senam pagi, gerak
jalan, olahraga tradisional dan olahraga lain untuk membina ketahanan
nasional dan memupuk kemampuan fungsional manusiawi.
e. Olahraga Khusus
Olahraga khusus adalah olahraga yang mencakup olahraga jenis
tertentu yang sesuai bagi seorang cacat jasmani yang bertujuan
penguasaan dan kemahiran jenis-jenis olahraga tertentu serta
mencakup pula kegiatan olahraga yang betujuan penyembuhan dalam
arti pemulihan kesehatan dan kesegaran dan ketahanan sebagian atau
seluruh jasmani seseorang yang melakukannya sebagai terapi olahraga
atau seluruh jenis-jenis tertentu.
B. Berdasarkan “Big Muscle Activity”, dibagi atas:
Atletik dan Non atletik (lari, lompat, lempar, renang dan senam).
C. Berdasarkan ruang, out door (luar ruangan) dan indoor (dalam ruangan)
D. Berdasarkan arena atau lapangannya:
- Lapangan rumput/ tidak diperkeras, seperti sepak bola, dsb.
- Lapangan diperkeras, seperti basket, dsb.
- Es, seperti ski.
- Udara seperti gliding, parachuting, dsb.
- Air/perairan seperti dayung, layer, dsb.
2.2.3. Prasarana Olahraga
A. Prasarana olahraga ruang terbuka, cabang olahraga yang mencakup
didalamnya antara lain:
II - 12
- Atletik - Renang
- Sepak Bola - Olahraga Air
- Panahan - Olahraga Dirgantara
- Baseball - Balap Sepeda
B. Prasarana olahraga ruang terbuka/tertutup, cabang olahraga yang tercakup
didalamnya antara lain:
- Bulutangkis - Sepak Takraw
- Volley - Menembak
- Basket - Tennis
C. Prasarana olahraga ruang tertutup, cabang olahraga yang tercakup
didalamnya antara lain:
- Anggar - Billiard
- Angkat Besi - Tennis Meja
- Senam - Catur
2.2.4. Pengguna Gelanggang Olahraga
Pengguna Fasilitas Olahraga (umum)
Gelanggang Olahraga sebagai fasilitas umum yang direncanakan ini
akan melayani masyarakat yang secara garis besar dapat dibagi
menjadi dua tipe berdasarkan sifat kegiatan olahraga yang
berlangsung, yaitu :
- Umum (non-prestasi)
Masyarakat yang menggunakan fasilitas olahraga untuk rekreasi
(dilakukan pada waktu umum).
- Khusus (prestasi)
Orang tertentu yang menggunakan fasilitas ketika diadakannya
suatu kegiatan olahraga tertentu.
Panitia Penyelenggara
Panitia penyelenggara adalah sekelompok orang yang menjadi anggota
panitia dalam suatu kegiatan olahraga tertentu. Mereka bertugas untuk
II - 13
menyelenggarakan, mengatur, menata dan bertanggung-jawab atas
kelancaran dan keamanan jalannya kegiatan olahraga.
Pengelola
Mengingat biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan dan perawatan
bangunan ini cukup besar, maka diperlukan pengelola bangunan/
gedung, dimana mereka bertugas merawat dan mengelola gedung, baik
secara fisik maupun administrasi (pendaftaran pemakai, manajemen
keuangan, pengurus izin).
2.2.5. Waktu Kegiatan Olahraga dan Rekreasi
Pemanfaatan waktu dalam kehidupan sehari-hari dapat dibedakan :
- Existence Time
Waktu yang diperlukan manusia bagi dirinya untuk pemuasan kebutuhan
hidup primer seperti sandang, pangan dan papan.
- Subitence Time
Waktu yang diperlukan manusia bagi dirinya untuk tahap tetap hidup
dan berkarya serta berkreasi seperti bekerja, belajar, dan lain-lain.
- Leisure Time
Waktu yang diperlukan manusia bagi dirinya untuk melepaskan diri dari
kegiatan rutinitasnya menurut apa yang disukainya guna menyembuhkan
kesegaran dan kebugaran tubuhnya.
Dari ketiga pemanfaatan waktu diatas, pada umumnya olahraga dan
rekreasi termasuk ke dalam pemanfaatan waktu, Leisure time. Karena
sering dilakukan pada waktu senggang.
2.2.6 Klasifikasi Sarana Olahraga Tertutup2.2.6.1. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Skala Pelayanan
Fasilitas olahraga skala pelayanan, terbagi atas:
A. Skala Nasional, fasilitas olahraga ini menampung atau melayani
kegiatan-kegiatan diantaranya kompetisi utama, pertandingan, latihan
dan mengajar dengan standard internasional seperti PON, Sea Games
dan sejenisnya.
II - 14
Contoh: - Gedung Istora Senayan, Jakarta
- Stadion Tennis Indoor Senayan, Jakarta
B. Skala Regional, fasilitas olahraga yang melayani satu atau beberapa
daerah dengan populasi 200.000 – 350.000 penduduk dan merupakan
fasilitas pelengkap disuatu daerah atau wilayah.
Cotoh: - Gedung Olahraga Penjaringan
- Gedung Olahraga Bulungan
- Gedung Olahraga Grogol
C. Skala Lingkungan, fasilitas olahraga yang melayani satu lingkungan,
dalam hal ini lingkungan pemukiman dengan populasi 2000 – 10.000
penduduk, dan biasanya disediakan dalam satu kompleks perumahan
sebagai salah satu sarana pelengkap.
Contoh: - Sport Club Mega Kebon Jeruk di perumahan Mega Kebon
Jeruk
- Sunter Sport Club di perumahan Sunter.
D. Skala Sekolah, fasilitas olahraga yang melayani kegiatan olahraga
disuatu sekolah, biasanya berbentuk aula serbaguna dan dapat berbentuk
lapangan terbuka serta digunakan hanya untuk latihan olahraga standard
saja.
E. Skala Khusus, fasilitas olahraga yang menangani jenis olahraga yang
bersifat komersil atau diperuntukan penyandang cacat, biasanya dibentuk
oleh pihak swasta.
2.2.6.2. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Skala Pelayanan.
Dikaitkan Dengan Tipe Bangunan Olahraga8
1. Gedung Olahraga Tipe A
Gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah
Propinsi/ Daerah Tingkat I.
8 Standard Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga, Kantor Menpora, 1997
II - 15
2. Gedung Olahraga Tipe B
Gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah
Kabupaten/ Kotamadya.
3. Gedung Olahraga Tipe C
Gedung olahraga yang dalam penggunaannya melayani wilayah
Kecamatan.
2.2.6.3. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Type Bangunan
Fasilitas olahraga berdasarkan type bangunan, terdiri dari9:
A. Type A, untuk Pemda (U.P.T)
Menyediakan CabangOlahraga
Ukuran Minimal HallKapasitasPenonton
- 1 lapangan basket
- 1 lapangan volley
- 1 lapangan tennis
- 4 lapangan bulutangkis
50 m x 30 m (belum termasuk
daerah bebas) dengan ketinggian
langit-langit 12,5 m.
3.000 – 5.000 org
B. Type B, untuk Walikota (Gelanggang Olahraga)
Menyediakan CabangOlahraga
Ukuran Minimal HallKapasitasPenonton
- 1 lapangan basket
- 1 lapangan volley
- 3 lapangan bulutangkis
32 m x 22 m (sudah termasuk
daerah bebas) dengan ketinggian
langit-langit 12,5 m.
1.000 – 3.000 org
C. Type C, untuk Kecamatan (Balai Rakyat)
Menyediakan CabangOlahraga
Ukuran Minimal HallKapasitasPenonton
- 1 lapangan volley
- 1 lapangan bulutangkis
24 m x 16 m dengan ketinggian
langit-langit 9 m.
Max. 1.000 org
9 Standard Tata Cara Perencanaan Teknik Bangunan Gedung Olahraga, Kantor Menpora, 1997
II - 16
D. Type D, Kelurahan (Sarana Krida Karang Taruna)
Menyediakan CabangOlahraga
Ukuran Minimal HallKapasitasPenonton
- 1 lapangan bulutangkis 24 m x 16 m dengan ketinggian
langit-langit 9 m.
< 1.000 org
2.2.6.4. Klasifikasi Sarana Olahraga Berdasarkan Standard Wilayah
Klasifikasi dan jenis sarana olahraga yang dapat dipergunakan sesuai
standard wilayah, prestasi nasional maupun internasional, oleh KONI
PUSAT diberikan saran mengenai Pembangunan Fasilitas Olahraga
secara garis besar:
a. Untuk tingkat Wilayah ;
Terdiri ; - Gelanggang olahraga/ stadion
- Lapangan olahraga
- Kolam renang
- Gedung serbaguna
- Fasilitas penunjang lainnya
Pengawas : Langsung ditangani oleh Walikota wilayah setempat
Pelayanan : Mulai dari masyarakat sampai atlet
b. Untuk tingkat Wilayah ;
Terdiri ; - Gelanggang olahraga
- Stadion (minimal lapangan hijau)
- Kolam renang
- Gedung konferensi
Pengawas : Dinas olahraga wilayah
Pelayanan : Terutama para pelajar dan mahasiswa disamping
masyarakat umum
c. Untuk tujuan fasilitas olahraga
Dimaksudkan ; - Melayani kebutuhan mayarakat
- Memberikan pembinaan/ pemassalan
olahraga,
- Memberikan semangat berolahraga
II - 17
2.2.7. Bangunan Olahraga Sebagai Bangunan Yang Multifungsi10
Suatu arena harus merupakan suatu bangunan yang multi-fungsi,
dapat menampung berbagai macam alternatif kegiatan dan bersifat
fleksibel. Proses ganti antar kegiatan, sebagai permisalan, diusahakan
suatu penggunaan biaya pada level yang minimum untuk membantu
menciptakan viabilitas ekonomi; set-up dan break-down adalah suatu hal
yang merugikan, baik waktu maupun ruang. Keputusan terhadap
rancangan mempunyai implikasi yang patut dipertimbangkan untuk
manajemen arena yang berkelanjutan, dan manajemen yang
berkemampuan serta pengaruh harus disertakan pada tahap desain.11
Pada tahap perencanaan sudah sehausnya termasuk didalamnya
suatu analisa terhadap keinginan dan kelayakan serta viabilitas finansial
dari fasilitas olahraga yang direncanakan. Ini dapat dihasilkan melalui
penelitian terhadap pasar secara kompeten. Kegiatan olahraga hanya
merupakan salah satu bagian dari program suatu bangunan olahraga dan
saran diperlukan terhadap kemungkinan bangunan olahraga sebagai
bangunan multi-fungsi atas dasar keuntungan yang dihasilkan. Alternatif-
alternatif kegiatan pada bangunan olahraga yang perlu dipertimbangkan,
yaitu:
- Entertainment (including contest)
- Exshibitions
- Conferences and conventions
- Community recreation programmers
- Social event
2.2.8. Karakteristik Bangunan dan Lingkungan Fasilitas Olahraga
Menurut Lewis Keeble ada beberapa prinsip utama untuk
menentukan suatu lokasi perencanaan fasilitas olahraga, yaitu:
10 Sport Council, Arenas, A planning, design and Management Guide, 1989, Hal.1311 Sport Council, Arenas, A planning, design and Management Guide, 1989, Conclusion, Hal.16
II - 18
- Berada pada lokasi yang mudah dicapai.
- Suatu lokasi yang berada didalam wilayah kota. Hal ini disebabkan
kegiatan olahraga merupakan bagian penting dalam kehiupan sehari-hari.
- Memanfaatkan efek topografi lahan yang kurang diminati oleh kegiatan
kota lain.
- Dengan kehadiran lokasi fasilitas olahraga tersebut menambah keindahan
dan daya tarik suatu kota.
- Fasilitas olahraga tersebut, bukan sebagai penggangu melainkan bersifat
komplementer atau sebagai nilai tambah dalam suatu kota.
- Mengupayakan agar fasilitas olahraga didalam kota tersebut dapat
menunjang ekonomi kota atau minimal lokasi disekitar tapak.
- Perlu memperhatikan dampak negatif dan banyaknya jumlah penonton
terhadap kemacetan lalu lintas dan mungkin adanya perusakan terhadap
lingkungan sekitarnya.
2.3. PERKEMBANGAN OLAHRAGA DI INDONESIA
Di Indonesia olahraga sudah dikenal sejak jaman nenek moyang
yaitu yang dikenal dengan sebutan olahraga tradisional. Olahraga
tradisional ini biasanya dilakukan dan dipertandingkan pada waktu
perayaan-perayaan adat dan merupakan salah satu mata acara dalam
perayaan tersebut. Olahraga modern dikenal di Indonesia sejak jaman
penjajahan, dapat diterima oleh masyarakat dan berkembang pada saat ini.
Perkembangan olahraga modern di Indonesia:
o Jaman penjajahan, pada masa penjajahan Belanda, sedangkan bangsa
Indonesia tidak diperbolehkan memakai fasilitas-fasilitas tersebut.
Sedangkan pada masa penjajahan Jepang kegiatan olahraga mulai
ditingkatkan mulai dari pelajar, mahasiswa dan pegawai diharuskan
melakukan gerak badan setiap pagi, dan diajarkan bela diri dan atletik
(untuk kepentingan bangsa Jepang dalam memenangkan peperangan).
Pada bulan Oktober 1942 sempat diadakan pekan olahraga ISI (Ikatan
Sport Indonesia).
II - 19
o Jaman Kemerdekaan, setelah merdeka Indonesia berusaha membangun
bidang olahraga dan memajukannya serta menyelenggarakan
pertandingan-pertandingan. Sehingga berkembang pada saat ini, dan
Indonesia mengikuti kegiatan-kegiatan olahraga seperti: Olympiade, Asian
Games, SEA Games, dll.
Dimana perkembangan olahraga merupakan bagian dari
keseluruhan pembangunan nasional. Yang bertujuan menjadikan manusia
Indonesia yang utuh dan membangun fisik yang sehat dan dapat
membentuk sumber daya manusia yang memahami pentingnya sportifitas,
disiplin, kualitas, kompentitif dan berjiwa nasionalis.
2.4. RENCANA DAN KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH
2.4.1 Rencana dan Kebijaksanaan Pengadaan Fasilitas Umum di DKI
Jakarta
Ø Tujuan dan Sasaran
Tujuan pengembangan fasilitas umum adalah terwujudnya
pelayanan kebutuhan masyarakat baik fisik, sosial, mental maupun
spiritual yang memadai dan terjangkau oleh kemampuan masyarakat.
Sasarannya adalah pemenuhan fasilitas umum secara bertahap baik dari
segi jumlah maupun kuantitas.
Ø Kebutuhan Fasilitas Umum
Perkiraan fasilitas umum di DKI Jakarta 2005 tersaji pada tabel di
halaman berikut:
KekuranganNo Jenis Fasilitas Jml sekarang KebutuhanUnit Luas Ha
1 Pendidikan 4.101 8.763 4.662 1.4002 Kesehatan 1.165 1.603 438 170
3 Olahraga/ RekreasiSeni Budaya
682 2.072 1.390 355
4 Kesejahteraan Sosial 112 664 552 20
5 Perkantoran/ Adm.Pemerintahan
188 994 806 110
6 Pasar 312 664 352 155Total Fasilitas Umum 6.560 14.760 8.200 2.210
Sumber: Dinas Tata Kota Jakarta 1980
II - 20
Ø Kebijaksanaan Pengembangan Fasilitas Umum
Kebijaksanaan pokok pengembangan fasilitas umum adalah
sebagai berikut:
1. Penyediaan fasilitas umum akan disebarkan pada sentra-sentra primer,
sekunder, tersier dan lokal serta pada lingkungan pemukiman, sesuai
dengan kebutuhan dan fungsinya.
2. Standar luas lahan dan konstruksi bangunan fasilitas umum untuk
setiap Wilayah Pengembangan berbeda, sesuai dengan kepadatan
penduduk dan kondisi fisik lingkungannya.
3. Pengadaan lahan dan pembiayaan pembangunan fasilitas umum dapat
dilakukan dari berbagai sumber masyarakat, pemerintah pusat,
pemerintah daerah atau campuran antara ketiganya.
Ø Langkah-langkah
Langkah-langkah utama yang perlu dilakukan dalam rangka
pengembangan fasilitas umum adalah sebagai berikut :
1. Menyusun pedoman lebih terperinci pembangunan fasilitas umum
untuk setiap wilayah pengembangan dan pedoman umum untuk
setiap jenis sentra.
2. Menetapkan standard luas lahan, struktur dan konstruksi bangunan
umum.
Tabel statika kebutuhan fasilitas umum pada masing-masing Wilayah Pengembangan
Kekurangan/ KebutuahanWilayah pengembangan (WP) Unit Luas HaBarat LautTimur LautUtaraPusatTimurBaratSelatanTanjung Priok
180 5081.0021.2412.1062.007 942 344
41131219329573562264 91
Total 8.200 2.210Sumber: Rencana Bagian Wilayah Kota DKI Jakarta 2005, Dinas Tata Kota
II - 21
3. Menyediakan lahan untuk fasilitas umum bagi daerah-daerah yang
akan dikembangkan secara pesat, khususnya di WP Barat dan WP
Timur.
2.4.2. Kebijaksanaan Prasarana dan sarana olahraga DKI Jakarta
§ Pembangunan prasarana dan sarana olahraga berpedoman pada azas
manfaat dan prioritas, serta mengikut-sertakan partisipasi masyarakat.
Dalam membangun prasarana olahraga berpedoman pada pemanfaatan
lahan sesuai RUTR.
§ Pembangunan prasarana dan sarana olahraga tidak lepas dari pola
pembinaan olahraga, yang terdiri dari permasalahan, pembibitan,
peningkatan prestasi dan tenaga pembinanya.
§ Untuk permasalahan dan pembibitan, kebijaksanaan pengadaan
prasarana dan sarana dengan ciri standar (termasuk laboratorium
olahraga serta prasarana dan sarana sekolah).
§ Untuk upaya penyediaan tenaga pembina, maka kebijaksanaan yang
berkaiatan dengan prasarana dan sarana adalah diupayakan dengan ciri
standard.
2.5. KONDISI KOTA JAKARTA
2.5.1. Potensi Strategis Fasilitas Olahraga di Jakarta
Jakarta adalah salah satu kota dengan laju pertumbuhan penduduk
paling menakjubkan di dunia. Bila pada awal 1940-an penduduknya baru
540.000 jiwa, Mei lalu dalam pencatatan penduduk menjelang pemilu
jumlah warga Jakarta telah mencapai 9.851.000 jiwa.
Data dari Dinas Kependudukan DKI menyebutkan penduduk
Jakarta bertambah dengan 1.000 jiwa setiap harinya, atau sekitar empat
persen setahun. Jika diasumsikan tingkat laju pertumbuhan ini terus
bertahan hingga tahun 2020, pada saat ini Jakarta akan berpenduduk di
atas 20 juata jiwa.
Pertumbuhan dan arah perkembangan fisik kota Jakarta selama
hampir 20 tahun tidak sepenuhnya mengikuti pola pertahapan
II - 22
perkembangan fisik sebagaimana ditetapkan dalam Rencana Induk 1965 –
1985, melainkan banyak ditentukan oleh pola kemudahan-kemudahan
prasarana yang ada.
Pertumbuhan jumlah penduduk yang belum diimbangi dengan
peningkatan sosial ekonominya, mengakibatkan tumbuhnya konsentrasi-
konsentrasi pemukiman yang padat tanpa didukung oleh prasaran dan
sarana memadai.
Fasilitas umum yang terbangun di Jakarta belum menunjukkan
pola penyebaran yang merata dan berjenjang (hirarkis) serta belum
menggambarkan suatu kesatuan yang mencerminkan pusat-pusat
pelayanan, terutama di daerah-daerah pemukiman yang telah berkembang.
Tabel statitik jumlah fasilitas umum pada masing-masing Wilayah Pengembangan
WilayahPengembangan
Pendidikan KesehatanSosial/
OlahragaKesejahteraan
Rakyat
Rata-rataPerwilayahan
pengembanganWP – BLWP – TLWP – UWP – TWP – BWP – PWP – S
55,071,662,480,977,382,0
-
35,543,062,474,158,360,398,0
58,065,167,051,851,479,751,7
11,021,037,934,826,532,787,3
39,946,957,463,753,463,7
-RATA-RATA DKI JAKARTA 75,3 55,0 65,8
Sumber: Dinas Tata Kota Jakarta 1980
Jumlah penduduk dalam angka yang besar dan berpartisipasi
masyarakat yang aktif dalam ke-olahraga-an, merupakan faktor yang
sangat potensial bagi perkembangan olahraga di Jakarta, jika ini dapat
dimanfaatkan secara baik bagi pemerintah dan pihak-pihak yang berkaitan.
2.6 PERUNTUKAN WILAYAH KOTA JAKARTA
Berdasarkan rencana induk DKI Jakarta, secara garis besar wilayah
Jakarta dibagi dalam sembilan wilayah pengembangan:
II - 23
1. Barat Laut (WP-BL)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, sebagian wilayah Jakarta
Pusat. Pembangunan prasarana dan air minum di wilayah ini sangat
mahal.
2. Tanjung Priok (WP-TP)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, cenderung berkembang pesat
sebagai daerah hunian. Kondisi lingkungan masih kurang memuaskan.
3. Barat (WP-B)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Barat, sebagian wilayah Jakarta
Selatan. Merupakan wilayah strategis pengembangan jangka panjang.
4. Timur (WP-T)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Timur, dengan kondisi tanah yang
baik untuk pengembangan kota.
5. Selatan (WP-S)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Selatan dan sebagian Jakarta Timur.
Merupakan daerah resapan air dan telah dilakukan pengendalian
terhadap penggunaan ruang terbuka hijau.
6. Utara (WP-U)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, Jakarta Pusat dan Jakarta
Barat. Sebagian besar merupakan wilayah pusat perdagangan dan jasa
yang semakin meningkat. Memiliki jaringan lalu-lintas yang padat.
7. Timur Laut (WP-TL)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Timur, serta
relatif kurang berkembang.
8. Pusat (WP-P)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Pusat, sebagian Jakarta Selatan.
Lingkungannya baik, memiliki potensi pengembangan cukup besar.
9. Pulau Seribu (WP-PS)
Meliputi sebagian wilayah Jakarta Utara, dimana merupakan daerah
taman nasional laut yang perlu dijaga dan dilestarikan.