bab ii tinjauan pustaka - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/8333/3/trias yuniarti bab...
TRANSCRIPT
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Gangguan Mental Organik
1. Definisi
Gangguan mental organik (GMO) adalah suatu gangguan mental
yang secara patologi bisa dijelaskan, misalnya : tumor otak, penyakit
serebrovaskuler, atau intoksikasi obat. (Prabowo, E. 2014).
Gangguan mental organik merupakan gangguan jiwa yang psikotik
atau non-psikotik yang disebabkan oleh gangguan fungsi jaringan otak.
(Maramis, W.F., & Albert, A.M. 2014). Gangguan fungsi jaringan otak
ini dapat disebabkan oleh penyakit badaniah yang terutama mengenai
otak atau yang terutama diluar otak. Bila bagian otak yang terganggu itu
luas, maka gangguan dasar mengenai fungsi mental sama saja, tidak
tergantung pada penyakit yang menyebabkannya bila hanya bagian otak
dengan fungsi tertentu saja yang terganggu, maka lokasi inilah yang
menentukan gejala dan sindroma, bukan penyakit yang menyebabkannya.
Pembagian menjadi psikotik dan tidak psikotik lebih menunjukan kepada
berat gangguan otak pada suatu penyakit tertentu dari pada pembagian
akut dan menahun.
2. Etiologi
Etiologi primer berasal dari suatu penyakit di otak dan suatu cedera
atau rudapaksa otak atau dapat dikatakan disfungsi otak. Sedangkan
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
13
etiologi sekunder berasal dari penyakit sistemik yang menyerang otak
sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh.
Istilah organik merupakan sindrom yang diklasifikasikan dapat
berkaitan dengan gangguan/penyakit sistemik/ otak yang secara bebas
dapat didiagnosis sedangkan istilah simtomatik untuk gangguan mental
organik yang pengaruhnya terhadap otak merupakan akibat sekunder dari
gangguan/ penyakit ekstra serebral sistemik seperti zat toksik
berpengaruh pada otak bisa bersifat sesaat/ jangka panjang. (Anisa, I.
2017).
3. Jenis-jenis Gangguan Mental Organik
a. Delirium
Delirium adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya
gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan
pada fungsi kognitif. Delirium merupakan sindrom klinis akut dan
sejenak dengan ciri penurunan taraf kesadaran, gangguan kognitif,
gangguan persepsi, termasuk halusinasi dan ilusi, khas adalah visual
juga di pancaindera lain, dan gangguan perilaku, seperti agitasi.
Gangguan ini berlangsung pendek dan berjam-jam hingga berhari,
taraf hebatnya berfluktuasi, hebat dimalam hari, kegelapan membuat
halusinasi visual dan gangguan perilaku meningkat. Biasanya
reversibel. Penyebabnya termasuk penyakit fisik, intoxikasi obat (zat).
Diagnosis biasanya klinis dengan laboratorium dan pemeriksaan
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
14
pencitraan (imaging) untuk menemukan penyebabnya. Terapinya ialah
memperbaiki penyebabnya dan tindakan supportif.
Delirium bisa timbul pada segala umur, tetapi sering pada usia
lanjut. Sedikitnya 10% dari pasien lanjut usia yang di rawat inap
menderita delirium 15-50% mengalami delirium sesaat pada masa
perawatan rumah sakit. Delirium juga sering dijumpai pada panti
asuhan. Bila delirium terjadi pada orang muda biasanya karena
penggunaan obat atau penyakit yang berbahaya mengancam jiwanya.
1) Etiologi delirium
Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya
mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat
kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab utama dapat berasal dari
penyakit susunan saraf pusat seperti (sebagai contoh epilepsi),
penyakit sistemik, dan intoksikasi atau reaksi putus obat maupun
zat toksik. Penyebab delirium terbanyak terletak diluar sistem
pusat, misalnya gagal ginjal, dan hati. Neurotransmiter yang
dianggap berperan adalah asetilkolin, serotonin, serta glutamat area
yang terutama terkena adalah formasio retukalaris.
Penyebab delirium dibagi menjadi :
a) Penyebab Intrakranial yaitu epilepsi atau keadaan pasca kejang,
trauma otak (terutama gegar otak), infeksi (meningitis,
ensetalitis), neoplasma, gangguan vaskuler.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
15
b) Penyebab Ekstrakranial
(1). Obat-obatan (ditelan atau diputus) seperti (1) obat
antikolinergik, (antikonvulsan, obat antihipertensi, obat
antiparkinson, obat antipsikotik, cimetidine, klonidine,
disulfiram, insulin, opiat, fensiklidine, fenitoin, ranitidine,
sedatif (termasuk alkohol), dan hipnotik, steroid). (2) Racun,
Karbon monoksida, logam berat, dan racun industri lain. (3)
Disfungsi endokrin atau hipofungsi atau hiperfungsi
(hipofisis, pankreas, adrenal, paratiroid, dan tiroid). (4)
Penyakit organ non endokrin yaitu hati (ensefalopati
hepatik), ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik),
paru-paru (narkosis karbondioksida, hipoksia), sistem
kardiovaskuler (gagal jantung, aritmia, hipotensi). (5)
Penyakit defisiensi diantaranya defisiensi tiamin, asam
nikotinik, B12 atau asam folat. (6) Infeksi sistemik dengan
demam dan sepsis yaitu ketidakseimbangan elektrolit dengan
penyebab apapun keadaan pasca operatif. (7) Trauma (kepala
atau seluruh tubuh). (8) Karbohidrat : hiperglikemi.
2) Patogenesis Delirium
Walaupun patogenesis delirium belum diketahui secara pasti,
beberapa teori yang diungkapkan oleh beberapa pakar tetap penting
untuk diperhatikan. Perubahan Electro Encephalo Graphic (EEG)
(-8 kali per detik, lebih lambat dari sistem saraf pusat normal)
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
16
sering terjadi pada delirium yang terkait dengan disfungsi korteks,
hal ini disebabkan karena EEG mengukur aktivitas listrik dikorteks.
Struktur subkorteks (formasiretikuler, thalamus) mengendalikan
aktivitas listrik dikorteks mengindikasikan adanya defisiensi
substrat tertentu, umumnya karena paparan abnormal glukosa dan
oksigen dalam kadar tertentu. Sayangnya tidak semua pasien
dengan delirium menunjukan adanya perlambatan EEG, dan bukti
adanya defisiensi substrat tertentu tidak dapat ditemukan pada
sebagian besar kasus. Ketidakseimbangan cairan dan elektrolit
mengganggu kemampuan sel saraf untuk menginisiasi aktivitas
listrik. Menurunnya aktivitas listrik antar sel saraf akan
menyebabkan melambatnya gelombang EEG.
3) Faktor predisposisi terjadinya delirium antara lain :
a) Usia
b) Kerusakan otak
c) Riwayat delirium
d) Ketergantungan alkohol
e) Diabetes
f) Kanker
g) Gangguan pancaindera
h) Malnutrisi
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
17
4) Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk delirium karena kondisi medis umum :
a) Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran
terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk
memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian.
b) Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat
(biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi
selama perjalanan hari).
c) Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi,
gangguan bahasa) atau perkembangan gangguan persepsi yang
tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada
sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang timbul.
d) Terdapat bukti-bukti dari riwayat penyakit, penyakit fisik, atau
temuan laboratorium bahwa gangguan adalah disebabkan oleh
akibat fisiologis langsung dan kondisi medis umum.
5) Gambaran Klinis
a) Kesadaran (Arousal)
Dua pola umum kelainan kesadaran telah ditemukan pada pasien
dengan delirium, satu pola ditandai oleh hiperaktivitas yang
berhubungan dengan peningkatan kesiagaan. Pasien dengan
delirium yang berhubungan dengan putus zat seringkali
mempunyai delirium hiperaktif, yang juga dapat disertai dengan
tanda otonomik, seperti kemerahan kulit, pucat berkeringat,
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
18
takikardi, pupil berdilatasi, mual, muntah dan hipertermia.
Pasien dengan gejala hipoaktif kadang-kadang diklasifikasikan
sebagai depresi, katatonik atau mengalami demensia.
b) Orientasi
Orientasi terhadap waktu, tempat dan orang harus diuji pada
seorang pasien dengan delirium. Orientasi terhadap waktu
seringkali hilang bahkan pada kasus delirium yang ringan.
Orientasi terhadap tempat dan kemampuan untuk mengenali
orang lain (sebagai contohnya dokter, anggota keluarga)
mungkin juga terganggu pada kasus yang berat pasien delirium
jarang kehilangan orientasi terhadap dirinya sendiri.
c) Bahasa dan Kognisi
Pasien dengan delirium seringkali mempunyai kelainan dalam
bahasa. Kelainan dapat berupa bicara yang melantur, tidak
relevan, atau membingungkan (inkoheren) dan ganggun
kemampuan untuk mengerti pembicaraan fungsi kognitif lainnya
yang mungkin terganggu pada pasien delirium adalah fungsi
ingatan dan kognitif umum kemampuan untuk menyusun,
mempertahankan dan mengingat kenangan mungkin terganggu,
walaupun ingatan kenangan yang jauh mungkin dipertahankan.
Disamping penurunan perhatian, paien mungkin mempunyai
penurunan kognitif yang dramatis suatu gejala hipoaktif
delirium yang karakteristik. Pasien delirium juga mempunyai
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
19
gangguan kemampuan memecahkan masalah dan mungkin
mempunyai waham yang tidak sistematik, kadang-kadang
paranoid.
d) Persepsi
Pasien dengan delirium seringkali mempunyai ketidakmampuan
umum untuk membedakan stimuli sensorik dan untuk
mengintegrasikan persepsi sekarang dengan pengalaman masa
lalu mereka. Halusinasi relatif sering pada pasien delirium.
Halusinasi paling sering adalah visual atau auditoris walaupun
halusinasi dapat taktil atau olfaktoris. Ilusi visual atau auditoris
adalah sering pada delirum.
e) Suasana perasaan
Pasien dengan delirium mempunyai kelainan dalam pengaturan
suasana gejala yang paling sering adalah kemarahan, kegusaran
dan rasa takut yang tidak beralasan. Kelainan suasana perasaan
lain adalah apatis, depresi, dan euforia.
f) Gejala Penyerta : gangguan tidur bangun
Tidur pada pasien delirium secara karakteristik adalah terganggu
adalah sedikit mengantuk selama siang hari dan dapat
ditemukan tidur sekejap ditempat tidurnya atau di ruang
keluarga. Seringkali keseluruhan siklus tidur-bangun pasien
dengan delirium semata-mata terbalik. Pasien seringkali
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
20
mengalami eksaserbasi gejala delirum tepat sebelum tidur,
situasi klinis yang dikenal luas sebagai sundowing.
g) Gejala Neurologis
Gejala neurologis yang menyertai, termasuk disfagia, tremor,
asteriksis, inkoordinasi, dan inkontinensia urin.
6) Pengobatan
Tujuan utama adalah mengobati gangguan dasar yang
menyebabkan delirium. Tujuan pengobatan yang penting lainnya
adalah memberikan bantuan fisik, sensorik, dan lingkungan. Dua
gejala utama dari delirium yang mungkin memerlukan pengobatan
farmakologis adalah psikosis dan insomnia obat yang terpilih untuk
psikosis adalah haloperidol (Haldol), suatu obat antipsikotik
golongan butirofenon, dosis awal antara 2-10 mg IM, diulang
dalam satu jam jika pasien tetap teragitasi, segera pasien tenang,
medikasi oral dalam cairan konsentrat atau bentuk tablet dapat
dimulai, dosis oral +1,5 lebih tinggi dibandngkan dosis parenteral
dosis harian efektif total haloperidol 5-50 mg untuk sebagian besar
pasien delirium. Droperidol (Inapsine) adalah suatu butirofenon
yang tersedia sebagai suatu formula intravena alternatif monitoring
EKG sangat penting pada pengobatan ini. Insomnia diobati dengan
golongan benzodiazepin dengan waktu paruh pendek, contohnya
hidroksizine (vistaril) dosis 25-100 mg.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
21
b. Demensia
Merupakan suatu gangguan organik yang biasanya diakibatkan
oleh proses degeneratif yang progresif yang mengenai fungsi kognitif.
Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan
fungsi kognitif (biasanya tanpa gangguan kesadaran) yang
mempengaruhi kepribadian pasien.
Sebuah sindrom yang ditandai dengan berbagai gangguan fungsi
kognitif tanpa adanya gangguan pada kesadaran. Gangguan pada
fungsi kognitif itu dapat berupa gangguan pada intelegensi secara
umum, ingatan, belajar, orientasi, bahasa, konsentrasi, perhatian dan
juga kemampuan sosial. Gangguannya pun dapat berupa progresif,
statis, permanen dan juga reversible jika diberikan pengobatan tepat
pada waktunya.
Penyebab dari gangguan mental ini adalah 75% demensia
Alzheimer serta demesia vaskuler, sisanya dikarenakan oleh penyakit
Hungtington, Pick, serta trauma kepala. Gambaran ini awalnya adalah
berupa gangguan daya ingat yang baru, selanjutnya ingatan yang
sudah lama pun juga akan mengalami gangguan pula. Selain itu
ditemukan juga gangguan bahasa serta gangguan orientasi di masalah
ini.
Bila salah satu keluarga kita mengalami gangguan mental ini, maka
mungkin kita akan sangat terganggu jika ia mengalami perubahan
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
22
kepribadian menjadi lebih introvert, gampang marah, serta sering
mengalami halusinasi.
1) Etiologi Demensia meliputi : penyakit alzheimer, demensia
vaskuler, infeksi, gangguan nutrisional, gangguan metabolik,
gangguan peradangan kronis, obat dan toksin (termasuk demensia
alkoholik kronis), massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses
otak, anoksia, trauma (sedera kepala, demensia pugilistika (punch-
drunk syndrome)), hidrosefalus tekanan normal.
2) Klasifikasi Demensia menurut umur yaitu demensia senilis (>65th
),
demensia prasenilis (<65th
). Menurut perjalanan penyakit yaitu
reversibel, ireversibel (Normal pressure hydrocephalus, subdural,
hematoma, defisiensi vit.B , hipotiroidisma. Menurut kerusakan
struktur otak yaitu tipe alzheimer, Tipe Non Alzheimer, Demensia
Vaskuler, Demesia Jisim Lewy (Lewy Body Dementia), Demensia
Lobus Frontal – Temporal, Demensia Terkait Dengan SIDA (HIV-
AIDS), Mobus Parkinson, Morbus Hungtington, Morbus Pick,
Morbus Jakob-Creutzfeldt, Sindrom Gertsmann-Strauslerr-
Scheinker, Prion Disease, Palsi Supranuklear Progresif, Multiple
Sklerosis, Neurosifilis, Tipe Campuran. Menurut sifat klinis yaitu
demensia proprius dan pseudo-demensia.
3) Tanda dan gejalanya meliputi seluruh jajaran fungsi otak rusak,
awalnya gangguan daya ingat jangka pendek, gangguan
kepribadian perilaku, mood swings, defisit neurologik motor &
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
23
fokal, mudah tersinggung, bermusuhan, agitasi, dan kejang,
gangguan psikotik : halusinasi, ilusi, waham dan paronia, agnosia,
apraxia, afasi, ADL ( Activities of Daily Living ) susah, Kesulitan
mengatur penggunaan keuangan, tidak bisa pulang bila bepergian,
lupa meletakkan barang penting, sulit mandi, makan, toileting,
berpakaian, pasien bisa berjalan jauh dari rumah, dan tak bisa
pulang, mudah terjatuh, keseimbangan buruk, akhirnya lumpuh,
inkontinensia urine, & alvi, tak dapat makan dan menelan, koma
dan kematian
4) Epidemiologi
Demensia sebenarnya adalah penyakit penuaan. Dan semua
pasien demensia, 50-60% menderita demensia tipe Alzheimer yang
merupakan tipe demensia yang paling sering. Kira-kira 5% dari
semua orang yang mencapai usia 65 tahun menderita demensia
tipe Alzheimer, dibandingkan 15-25% dan semua orang yang
berusia 85 tahun atau lebih. Tipe dimensia yang paling sering
kedua adalah dimensia vaskuler yaitu demensia yang secara
kausatif berhubungan dengan penyakit serebrovaskuler, berkisar
antara 15-30% dari semua kasus demensia, sering pada usia 60-70
tahun terutama pada laki-laki. Hipertensi merupakan faktor
predisposisi terhadap penyakit demensia vaskuler.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
24
5) Diagnosis
Kriteria diagnostik untuk demensia tipe alzheimer :
Pekembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan baik:
a) Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari
informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah
dipelajari sebelumnya).
b) Satu ( atau lebih ) gangguan kognitif berikut : afasia (gangguan
bahasa), apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan
aktivitas motorik walaupun fungsi motorik adalah utuh), agnosia
(kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda
walaupun fungsi sensorik adalah utuh), gangguan dalam fungsi
eksekutif (yaitu merencanakan, mengorganisasi, mengurutkan
dan abstrak), defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan
delirium
6) Gambaran Klinis
a) Gangguan daya ingat
Gangguan ingatan biasanya merupakan ciri yang awal dan
menonjol pada demensia, khususnya pada demensia yang
mengenai korteks, seperti demensia tipe alzheimer. Pada awal
perjalanan demensia, gangguam daya ingat adalah ringan dan
paling jelas untuk peristiwa yang baru terjadi.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
25
b) Orientasi
Karena daya ingat adalah penting untuk orientasi terhadap
orang, waktu, dan tempat, orientasi dapat terganggu secara
progresif selama perjalanan penyakit demensia. Sebagai
contohnya, pasien dengan demensia mungkin lupa bagaimana
kembali keruangannya setelah pergi kekamar mandi. Tetapi
tidak masalah bagaimana beratnya disorientasi, pasien tidak
menunjukan gangguan pada tingkat kesadaran.
c) Gangguan bahasa
Proses demensia yang mengenai korteks, terutama demensia tipe
Alzheimer, dan demensia vaskuler, dapat mempengaruhi
kemampuan berbahasa pasien. Kesulitan berbahasa ditandai oleh
cara berkata yang samar-samar, stereotipik tidak tepat, atau
berputar-putar.
d) Perubahan kepribadian
Perubahan kepribadian merupakan gambaran yang paling
mengganggu bagi keluarga pasien yang terkena. Pasien
demensia mempunyai waham paranoid. Gangguan frontal dan
temporal kemungkinan mengalami perubahan kepribadian yang
jelas, mudah marah dan meledak-ledak.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
26
e) Psikosis
Diperkirakan 20-30% pasien demensia tipe Alzheimer, memiliki
halusinasi, dan 30-40% memiliki waham, terutama pada sifat
paranoid atau persekutorik dan tidak sistemik.
f) Gangguan lain
(1). Psikiatrik
Pasien demensia juga menunjukan tertawa atau menangis
patologis yaitu, emosi yang ektrim tanpa provokasi yang
terlihat.
(2). Neurologis
Disamping afasia apraksia, dan afmosia pada pasien
demensia adalah sering. Tanda neurologis lain adalah
kejang pada demensia tipe Alzheimer dan demensia
vaskuler.
Pasien demensia vaskuler mempunyai gejala neurologis
tambahan seperti nyeri kepala, pusing, pingsan, kelemahan,
tanda neurologis fokal, dan gangguan tidur. Palsi
serebrobulbar, disartria, dan disfagia lebih sering daripada
demensia vaskuler.
(3). Reaksi yang katastropik
Ditandai oleh agitasi sekunder karena kesadaran subyektif,
tentang defisit intelektualnya dibawah keadaan yang
menegangkan, pasien biasanya berusaha untuk
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
27
mengkompensasi defek tersebut dengan menggunakan
strategi untuk mmenghindari terlihatnya kegagalan dalam
daya intelektual, seperti mengubah subjek, membuat
lelucon, atau mengalihkan pewawancara dengan cara lain.
(4). Sindroma sundowner
Ditandai oleh mengantuk, konfusi, ataksia, dan terjatuh
secara tidak disengaja. Keadaan ini sering terjadi pada
pasien lanjut usia yang mengalami sedasi berat dan pada
pasien demensia yang bereaksi secara menyimpang bahkan
terhadap dosis kecil obat psikoaktif.
g) Pengobatan
Pendekatan pengobatan umum adalah untuk memberikan
perawatan medis suportif, bantuan emosional untuk pasien dan
keluarganya, dan pengobatan farmakologis untuk gejala spesifik
(perilaku yang mengganggu). Pendekatan farmakologis dengan
obat yang mempunyai aktivitas antikolinergik yang tinggi harus
dihindari. Walaupun thioridazine (Mellaril), yang mempunyai
aktivitas antikolinergik yang tinggi, merupakan obat yang
efektif dalam mengontrol perilaku pasien demensia jika
diberikan dalam dosis kecil. Benzodiazepim kerja singkat dalam
dosis kecil adalah medikasi anxiolitik dan sedatif yang lebih
disukai untuk pasien demensia. Zolpidem (ambient) dapat
digunakan untuk tujuan sedatif. Tetrahidroaminokridin (tacrine)
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
28
sebagai suatu pegobatan untuk penyakit alzheimer, obat ini
merupakan inhibitor aktivitas antikolinesterase dengan lama
kerja yang agak panjang.
c. Gangguan Amnestik
Gangguan amnestik ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu
gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial atau pekerjaan. Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat
dibuat jika mempunyai tanda lain dari gangguan kognitif, seperti yang
terlihat pada demensia, atau jika mempunyai gangguan perhatian
(attention) atau keasadaran, seperti yang terlihat pada delirium.
1) Etiologi Gangguan Amnestik
a) Kondisi medis sistemik yaitu defisiensi tiamin (sindroma
korsakoff), hipoglikemia.
b) Kondisi otak primer yaitu kejang, trauma kepala (tertutup dan
tembus), tumor serebrovaskuler (terutama thalamik dan lobus
temporalis), prosedur bedah pada otak, ensefalitis karena
herpes simpleks, hipoksia (terutama usaha pencekikan yang
tidak mematikan dan keracunan karbonmonoksida), amnesia
global transien, terapi elektrokonvulsif, sklerosis multipel.
c) Penyebab berhubungan dengan zat diantaranya gangguan
penggunaan alkohol, neurotoksin, benzodiazepin (dan
sedatif-hipnotik lain), banyak preparat yang dijual bebas.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
29
2) Diagnosis
Kriteria diagnosis untuk gangguan amnestik karena kondisi medis
umum:
a) Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang
dimanifestasikan oleh gangguan kemampuan untuk
mempelajari informasi baru atau ketidakmampuan untuk
mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya.
b) Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam
fungsi sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan
bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya.
c) Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama
perjalanan suatu delirum atau suatu demensia.
d) Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau
temuan laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis
langsung, dari kondisi medis umum (termasuk trauma fisik).
3) Gambaran Klinis
Pusat gejala dan gangguan amnestik adalah perkembangan
gangguan daya ingat yang ditandai oleh gangguan pada
kemampuan untuk mempelajari informasi baru (amnesia
anterograd) dan ketidakmampuan untuk mengingat pengetahuan
yang sebelumnya diingat (amnesia retrogad). Periode waktu
dimana pasien terjadi amnesia kemungkinan dimulai langsung
pada saat trauma atau beberapa saat sebelum trauma. Ingatan
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
30
tentang waktu saat gangguan fisik mungkin juga hilang. Daya
ingat jangka pendek (short-term memory) dan daya ingat baru
saja (recent memory) biasanya terganggu. Daya ingat jangka jauh
(remote post memory) untuk informasi atau yang dipelajari secara
mendalam (overlearned) seperti pengalaman maka anak-anak
adalah baik, tetapi untuk daya ingat peristiwa yang kurang lama
(lewat dari 10 tahun) adalah terganggu.
4) Pengobatan
Pendekatan utama adalah mengobati penyebab dasar dari
gangguan dasar amnestik setelah resolusi episode amnestik, suatu
jenis psikoterapi (sebagai contohnya, kognitif psikodinamika, atau
suportif dapat membantu pasien menerima pengalaman amnestik
kedalam kehidupannya.
d. Gangguan Mental Organik Lain
1) Epilepsi
Suatu kejang (seizure) adalah suatu gangguan patologis
paroksismal sementara dalam gangguan patologis proksimal
sementara dalam fungsi cerebral yang disebabkan oleh pelepasan
neuron yang spontan dan luas pasien dikatakan menderita epilepsi
jika mereka mempunyai keadaan kronis yang ditandai dengan
kejang yang rekuren.
Epilepsi merupakan suatu gejala akibat lepasnya aktivitas
elektrik yang periodik dan eksesif dari neuron serebrum yang dapat
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
31
menimbulkan hilangnya kesadaran, gerakan involunter, fenomena
sensorik abnormal, kenaikan aktifitas, otonom dan berbagai
gangguan psikis.
a) Etiologi
Penyebab epilepsi umunya dibagi menjadi dua:
(1). Idiopatik (primer/essensial)
Pada jenis ini, tidak dapat diketemukan adanya suatu
lesi organik di otak. Tidak dimulai dengan serangan fokal.
Gangguan bersifat fungsional didaerah dasar otak yang
mempuyai kemampuan mengontrol aktifitas korteks.
(2). Simptomatik akibat kelainan otak
Serangan epilepsi merupakan gejala dari suatu
penyakit organik otak. Misalnya karena adanya demam,
penyakit otak degeneratif difus, infark, encephalitis, abses,
tumor serebrum, jaringan parut setelah jaringan kepala,
anoksia, toksemia, hipoglikemia, hipokalasemia, atau gejala
putus obat.
Timbulnya serangan kejang adalah kemungkinan
adanya ketidakseimbangan antara asetilkolin, dan GABA
(asam gama amino butirat , merupakan neurotransmitter
sel-sel otak. Asetilkolin menyebabkan depolarisasi, yang
dalam jumlah berlebihan menimbulkan kejang. Sedang
GABA menimbulkan hiperpolarisasi, yang sebaliknya
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
32
akan merendahkan eksibilitas dan menekan timbulnya
kejang. Berbagai kondisi yang mengganggu metabolisme
otak seperti penyakit metabolik, racun, beberapa obat, dan
putus obat, dapat menimbulkan pengaruh yang sama.
2) Absences (Petit Mal)
Suatu tipe kejang umum yang sulit di diagnosis bagi dokter
psikiatrik adalah absence atau kejang petitmal. Sifat epileptik dari
episode mungkin berjalan tanpa diketahui, karena manifestasi
motorik atau sensorik karakteristik dari epilepsi tidak ada atau
sangat ringan sehingga tidak membangkitkan kecurigaan dokter.
Epilepsi petitmal biasanya mulai dari masa anak-anak mulai dari
umur 5-7th
dan menghilang pada saat pubertas.
4. Ciri-Ciri Gangguan Mental Organik
Berikut ini adalah ciri-ciri umum gangguan mental organik
menurut (Nevid, J. S. & Rathus, S. A. 2007) :
a. Penurunan fungsi intelektual dan ingatan.
b. Gangguan dalam berbicara dan berbahasa.
c. Disorientasi ruang, waktu, dan orang.
d. Adanya gangguan motorik.
e. Mengalami gangguan dalam membuat keputusan.
f. Emosi dan perasaan menjadi tidak stabil.
g. Kepribadian yang berubah dan menyimpang.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
33
B. Karakteristik Pasien Gangguan Mental Organik:
1. Karakteristik Demografi
Demografi berasal dari kata Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat
atau penduduk dan graphein yang berarti menggambar atau menulis. Oleh
karena itu, demografi dapat diartikan sebagai tulisan atau gambaran
tentang penduduk, terutama tentang kelahiran, perkawinan, kematian, dan
migrasi.
Beberapa faktor demografi yang berpengaruh pada pasien gangguan
mental organik antara lain:
a. Kelompok Umur
Umur atau usia adalah individu menghitung mulai dari usia sejak
lahir sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat
kematangan dan kekuatan seseorang lebih matang dalam berfikir dan
bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang yang lebih
dewasa dipercayai dari sebelum tinggi dewasanya.
Usia 20-30 tahun merupakan usia yang reproduktif bagi seseorang
untuk dapat memotivasi diri memperoleh pengetahuan yang sebanyak-
banyaknya. Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat
dilahirkan sampai berulang tahun, jadi semakin matang usia
seseorang, maka akan memahami suatu masalah akan lebih mudah
dan dapat menambah pengetahuan semakin banyak umur atau
semakin tua seseorang maka akan mempunyai kesempatan dan waktu
yang lebih lama dalam mendapatkan informasi dan pengetahuan.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
34
Usia 31-50 tahun sudah bisa dipastikan bahwa tugas perkembangan
di masa dewasa menengah adalah peralihan. (Muzzakiyah, N. 2016)
Dewasa muda memiliki peran-peran baru, seperti peran suami-istri,
pekerjaan, orang tua, dan juga perkembangan diri yang menuntut
individu untuk mampu mengambil sikap, keinginan dan nilai sesuai
dengan tujuan individu tersebut. Beban tanggung jawab yang besar
dapat menjadi sumber stressor bagi individu yang tidak bisa
beradaptasi sehingga individu tersebut akan mudah sakit misalnya
gangguan psikologis. (Rosalia, I. 2016)
b. Jenis kelamin
Jenis kelamin adalah perbedaan bentuk, sifat, dan fungsi biologi
laki-laki dan perempuan yang menentukan perbedaan peran mereka
dalam menyelenggarakan upaya meneruskan garis keturunan. Para
ahli psikologi membedakan pria dan wanita dari otaknya. Otak
manusia terdiri dari dua bagian, yaitu sisi yang kanan dengan sisi yang
kiri. Setiap sisi bertanggung jawab untuk fungsi yang berbeda. Dalam
otak wanita, lebih banyak serat penghubung dan serat ini lebih besar
dibanding yang terdapat pada otak pria. Hal ini membuat wanita
memiliki kecenderungan lebih besar untuk menggunakan kedua sisi
otak secara bersamaan. Sehingga wanita lebih pandai berbicara, open
minded juga lebih pandai menjalin hubungan atau berinteraksi dengan
individu lain. Tetapi, wanita cenderung menggunakan emosi ketika
memproses informasi dan saat berkomunikasi.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
35
Sebaliknya, pria memiliki kecenderungan lebih banyak
menggunakan logika dan pemikiran rasional. Pria juga cenderung
mempunyai koordinasi mata-tangan yang lebih baik, hal ini sangat
membantu di saat berolahraga dan melakukan kegiatan mekanis
ataupun membaca peta. Jika pria sedang melakukan satu aktifitas,
maka pria tidak akan bisa konsentrasi terhadap hal lainnya. Berbeda
dengan wanita, mereka bisa mencampur semua pikirannya dalam satu
waktu, sehingga emosi, logika, percintaan, dan komunikasi bercampur
menjadi satu.
c. Tingkat Pendidikan
Menurut Muhibbin, S. (2002) pendidikan adalah tahapan kegiatan
yang bersifat kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang
dipergunakan untuk menyempurnakan perkembangan individu dalam
menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya. Tingkat
pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlihat dalam
suatu pengambilan keputusan. Tingkat pendidikan dapat dibedakan
menjadi tiga tingkatan, yaitu (UU RI tentang Sisdiknas No.20 Tahun
2003) :
1) Rendah, artinya individu memiliki tingkat pendidikan dasar (SD).
2) Sedang atau menengah, artinya individu memiliki tingkat
pendidikan menengah (SLTP dan SLTA).
3) Tinggi, artinya individu memiliki tingkat pendidikan tinggi (S1
keatas).
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
36
d. Pekerjaan
Pekerjaan yaitu sebuah aktifitas antar manusia untuk saling
memenuhi kebutuhan dengan tujuan tertentu, dalam hal ini
pendapatan atau penghasilan. Penghasilan tersebut yang nantinya akan
digunakan sebagai pemenuhan kebutuhan, baik ekonomi, psikis
maupun biologis. Pekerjaan dan stress hampir semua orang di dalam
kehidupan mereka mengalami stres sehubungan dengan pekerjaan
mereka. Faktor-faktor yang dapat membuat pekerjaan itu stressful,
antara lain :
1) Tuntutan pekerjaan dapat menimbulkan stress dalam 2 cara, yaitu
pekerjaan terlaku banyak dan jenis pekerjan itu sendiri sudah lebih
stresful daripada jenis pekerjaan lain.
2) Pekerjaan-pekerjaan yang menuntut tanggung jawab bagi
kehidupan.
Menurut Sarafino, stres kerja dapat disebabkan karena lingkungan
fisik yang terlalu menekan, kurangnya kontrol yang dirasakan,
kurangnya hubungan interpersonal, hingga kurangnya pengakuan
terhadap kemajuan kerja. Sementara itu, Sutherland dan Cooper
menyatakan bahwa sumber stres yang berasal darininteraksi sosial
dengan pekerjaan, meliputi stressor yang ada di dalam pekerjaan itu
sendiri, konflik peran, masalah dalam hubungan dengan orang lain,
perkembangan karir, iklim dan struktur organisasi, hingga adanya
konflik antara tuntutan kerja dengan tuntutan keluarga.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
37
2. Karakteristik Klinikal
a. Lama Rawat
Lama rawat adalah istilah yang berarti proses perawatan pasien
oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, dimana
pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit.
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
38
38
C. Kerangka Teori
Bagan 2.1 Kerangka Teori
Modifikasi Sumber : Maramis, W.F., & Albert, A. M. (2009). Novitayani,S.(2016), Anisa,I. (2017), Wayan, N. (2017).
Etiologi primer : langsung pada otak
- Rudapaksa
- Infeksi
- Gangguan vaskuler
- Tumor
sumber : Anisa, I. (2017)
Etiologi sekunder : Tidak langsung,
melalui gangguan sistemik
- Gangguan metabolit
- Gangguan toxin
- Gangguan Hypoxia
Sumber : Anisa, I. (2017)
Faktor
Predisposisi
Faktor Presipitasi
Faktor Lain
Gangguan Mental organik
- Definisi
- Etiologi
- Jenis gangguan mental organik
- Ciri-ciri gangguan mental organik
Sumber : Maramis, W.F., & Albert, A.
M. (2014).
Dampak
Penatalaksanaan
GMO
Farmakologi
Non
Farmakologi
Karakteristik :
a. Data Demografi : b. Data Klinikal :
- Umur - Lama rawat
- Jenis kelamin - Penyebab GMO
- Pendidikan - Riwayat gangguan jiwa
- Pekerjaan sebelumnya
- Riwayat penggunaan obat
- Riwayat penyakit/ gangguan sistemik
Sumber : Novitayani,S. (2016), Wayan, N. (2017).
0
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018
39
39
D. Kerangka Konsep
Kerangka konsep merupakan model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana peneliti menyusun teori/ menghubungkan secara logis beberapa
faktor yang dianggap penting untuk masalah (Notoatmodjo, 2010). Kerangka
konsep dalam penelitian adalah:
Karakteristik Gangguan Mental organik
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan
5. Lama Rawat
6. Penyebab Gangguan Mental Organik
7. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya
Gambar 2.2 Kerangka Konsep
Gangguan
Mental
Organik
GAMBARAN KARATERISTIK PASIEN..., Triyas Yuniarti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2018