bab ii tinjauan pustaka - · pdf filegrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler...

21
II-1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini membahas hal-hal apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai model-model pola tata bahasa, pengurai (parser) untuk bahasa lain, dan pembangkitan pola tata bahasa khususnya yang menggunakan pendekatan probabilistik untuk bahasa lain. Penelitian mengenai pengurai dengan metode probabilistik untuk bahasa Indonesia belum ditemukan oleh penulis. Penelitian- penelitian yang dibahas pada bab ini dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu penelitian mengenai model-model pola tata bahasa, pengurai (parser), dan pembangkitan pola tata bahasa dengan pendekatan probabilistik. Penelitian mengenai model-model pola tata bahasa perlu dibahas agar diketahui model pola tata bahasa apa saja yang telah dibuat oleh orang lain. Penelitian mengenai pengurai (parser) perlu dibahas agar diketahui model-model pengurai (parser) yang telah dikembangkan beserta keuntungan dan kelemahannya. Penelitian mengenai pembangkitan pola tata bahasa dengan pendekatan probabilistik disini agar diketahui metode-metode yang digunakan. II.1 Model-model Pola Tata Bahasa Grammar (tata bahasa) sering dianggap sebagai sebuah jalan alternatif untuk menspesifikasikan bahasa. Grammar secara teknis merupakan sebuah alat untuk merepresentasikan sebuah bahasa. Grammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri dari empat parameter (4-tuple) yaitu kumpulan simbol non-terminal, kumpulan simbol terminal, kumpulan aturan produksi, dan kumpulan simbol awal [19]. Grammar memiliki beberapa jenis. Grammar yang berbasis struktur frase (phrase structure) antara lain seperti context-free grammar (CFG) beserta turunannya dan tree-grammar, sedangkan grammar berbasis struktur kebergantungan adalah dependency grammar. Pola tata bahasa dapat dimodelkan dengan CFG. CFG juga terdiri dari empat parameter (4-tuple) yaitu kumpulan simbol non-terminal, kumpulan simbol terminal, kumpulan aturan produksi, dan kumpulan simbol

Upload: truongnga

Post on 09-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini membahas hal-hal apa saja yang pernah dilakukan sebelumnya mengenai

model-model pola tata bahasa, pengurai (parser) untuk bahasa lain, dan

pembangkitan pola tata bahasa khususnya yang menggunakan pendekatan

probabilistik untuk bahasa lain. Penelitian mengenai pengurai dengan metode

probabilistik untuk bahasa Indonesia belum ditemukan oleh penulis. Penelitian-

penelitian yang dibahas pada bab ini dibagi menjadi tiga kelompok besar yaitu

penelitian mengenai model-model pola tata bahasa, pengurai (parser), dan

pembangkitan pola tata bahasa dengan pendekatan probabilistik. Penelitian

mengenai model-model pola tata bahasa perlu dibahas agar diketahui model pola

tata bahasa apa saja yang telah dibuat oleh orang lain. Penelitian mengenai

pengurai (parser) perlu dibahas agar diketahui model-model pengurai (parser)

yang telah dikembangkan beserta keuntungan dan kelemahannya. Penelitian

mengenai pembangkitan pola tata bahasa dengan pendekatan probabilistik disini

agar diketahui metode-metode yang digunakan.

II.1 Model-model Pola Tata Bahasa

Grammar (tata bahasa) sering dianggap sebagai sebuah jalan alternatif untuk

menspesifikasikan bahasa. Grammar secara teknis merupakan sebuah alat untuk

merepresentasikan sebuah bahasa. Grammar untuk bahasa reguler atau ekspresi

reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

dari empat parameter (4-tuple) yaitu kumpulan simbol non-terminal, kumpulan

simbol terminal, kumpulan aturan produksi, dan kumpulan simbol awal [19].

Grammar memiliki beberapa jenis. Grammar yang berbasis struktur frase (phrase

structure) antara lain seperti context-free grammar (CFG) beserta turunannya dan

tree-grammar, sedangkan grammar berbasis struktur kebergantungan adalah

dependency grammar. Pola tata bahasa dapat dimodelkan dengan CFG. CFG juga

terdiri dari empat parameter (4-tuple) yaitu kumpulan simbol non-terminal,

kumpulan simbol terminal, kumpulan aturan produksi, dan kumpulan simbol

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-2

awal. Perbedaan antara regular grammar dan context-free grammar terletak pada

aturan yang diterapkan pada aturan produksinya [19].

Dalam perkembangannya, CFG dikembangkan menjadi lexicalized context-free

grammar (LCFG) untuk keperluan representasi pohon pola tata bahasa. Hal ini

karena CFG tidak dapat mengakomodasi perlunya fungsi leksikal (aturan seperti

kata benda, kata kerja, kata sifat, dan lain-lain (jenis kata)) dalam membentuk

pohon pola tata bahasa. LCFG memiliki lima parameter (5-tuple) dimana tiga

parameter sama dengan CFG yaitu kumpulan simbol non-terminal, kumpulan

simbol terminal, dan kumpulan simbol awal ditambah dengan dua buah parameter

untuk merepresentasikan aturan produksi yang merepresentasikan pohon [19].

LCFG dikembangkan menjadi Stochastic Lexicalized Context-Free Grammar

(SLCFG) oleh Yves Schabes dan Richard C. Waters (1993) [23]. SLCFG

merupakan LCFG yang menambahkan komponen probabilitas untuk mengontrol

kombinasi pohon hasil dari proses penambahan simpul atau pergantian simpul.

SLCFG memilik sebelas parameter (11-tuple). Enam parameter tambahan SLCFG

merupakan probabilitas kemungkinan pertambahan dan perubahan yang dapat

terjadi pada pohon pada aturan produksi [21]. Kesimpulan dari penelitian ini

adalah bahwa SLCFG sangat bermanfaat sebagai alat pemrosesan bahasa alami

dimana perkiraan statistik atau prediksi dibutuhkan.

Pada perkembangannya, dibuat sebuah model CFG yang menambahkan

probabilitas pada aturan produksinya yang dikenal dengan Probabilistic Context-

Free Grammar (PCFG) atau dikenal juga dengan Stochastic Context-Free

Grammar (SCFG). Model PCFG memiliki lima buah parameter (5-tuple) yaitu

kumpulan simbol non-terminal, kumpulan simbol terminal, kumpulan aturan

produksi, kumpulan simbol awal, dan kumpulan probabilistik untuk aturan

produksinya. Perbedaan PCFG dengan CFG terletak pada penambahan

probabilitas pada setiap aturan produksi pada PCFG [17]. Perhitungan probabilitas

dapat menggunakan berbagai metode misalnya dengan menggunakan bigram

(keterkaitan dua buah elemen), atau trigram (keterkaitan tiga buah elemen). PCFG

(Probabilistic Context-Free Grammar)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-3

PCFG (Probabilistic Context-Free Grammar) pada tesis ini digunakan untuk

representasi pohon. Aturan produksi pada PCFG digunakan sebagai sub pohon

(bagian-bagian yang membangun pohon). PCFG merupakan pengembangan dari

Context-Free Grammar (CFG). Sebuah CFG didefinisikan dengan empat buah

parameter (N, Σ, P, S) dimana:

N : kumpulan simbol non-terminal

Σ : kumpulan simbol terminal

P : kumpulan produksi, setiap bentuk α →β, dimana α adalah sebuah simbol

terminal dan β adalah string dari kumpulan string tak terbatas (Σ U N)*.

S : Simbol awal

Probabilistic context-free grammar menambah setiap aturan di dalam P dengan

sebuah kondisi probabilitas:

α → β [p] (II-1)

dimana [p] adalah probabilitas dari aturan produksi α → β.

Sebuah PCFG terdiri dari lima buah tuple yaitu G = (N, Σ, P, S, D), dimana D

adalah fungsi probabilitas yang dikenakan pada setiap aturan di P. Fungsi ini

merepresentasikan probabilitas p yang diberikan non-terminal α diekpansi ke β;

hal ini biasanya ditulis sebagai:

P(α→ β) atau P(α→β|α) (II-2)

Secara formal kondisi ini merupakan kondisi probabilitas yang dihasilkan dari

ekspansi di sisi kiri dari simbol non-terminal α.

Sebuah PCFG dapat digunakan untuk memperkirakan sebuah nilai probabiltas

yang berguna terkait dengan sebuah kalimat dan pohon hasil penguraian (parse-

tree). Probabilitas dari pohon hasil penguraian (parse-tree) T didefinisikan

sebagai produk probabilitas dari semua aturan r yang digunakan untuk

pembangkitan setiap simpul n dalam pohon hasil penguraian (parse-tree), S

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-4

adalah kalimat (sentence) sehingga hubungan antara pohon dan kalimat adalah

sebagai berikut:

P(T, S) = Tn

p(r(n)) (II-3)

atau

P(T,S) =

n

i 1

P(RHSi|LHSi) (II-4)

dimana n adalah jumlah aturan produksi, i adalah aturan produksi ke-i dan 1 ≤ i ≤

n, aturan produksinya adalah LHSi → RHSi [12]. Hasil dari probabilitas P(T, S)

adalah gabungan probabilitas dari hasil penguraian (parse) dan kalimat dan juga

probabilitas dari pohon P(T). Pada mulanya

P(T, S) = P(T)P(S|T) = P(T) (II-5)

karena P(S|T) bernilai 1. Setiap kalimat yang dibangkitkan pohon pola tata

bahasanya dapat diambil probabilitas pohon yang terbaik, sehingga pohon terbaik

dapat dilihat sebagai berikut:

T (S) = argmax )(ST P(T) (II-6)

Kegunaan dari PCFG untuk pemodelan bahasa adalah dapat memberikan

probabilitas pada bagian kalimat [16]. Pada tesis ini PCFG digunakan sebagai

model representasi pohon pola tata bahasa menggunakan aturan produksinya.

Glen Carroll (1995) melakukan sebuah penelitian mengenai pembelajaran tata

bahasa probabilistik untuk pemodelan bahasa [10]. Penelitian ini fokus pada

bahasa Inggris. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah PCFG

(probabilistic context-free grammar). Dalam penelitian ini PCFG didefinisikan

sebagai context-free grammar biasa dengan kumpulan distribusi probabilitas

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-5

aturan-aturan. Penelitian ini menggunakan trigram untuk menghitung probabilistik

setiap kata. Sistem yang dibangun pada penelitian ini diberi nama SINGER

(Single Reader) yang merefleksikan bahwa kalimat dibaca berdasarkan aturan.

Secara umum cara kerja sistem ini adalah sebagai berikut:

Didefinisikan aturan-aturan yang diterima. PCFG yang digunakan untuk

membangun aturan-aturan,

Melakukan perhitungan probabilitas per aturan PCFG dengan melihat

probabilitas simpul orang tua di atasnya.

Penelitian ini menghasilkan model grammar tambahan yang cukup besar. Perlu

adanya perbaikan lebih lanjut pada model grammar pada penelitian ini sehingga

performansi dan hasil dapat terus ditingkatkan kualitasnya.

Mark Johnson (1998) melakukan penelitian mengenai model PCFG (Probabilistic

Context-Free Grammar) untuk representasi pohon pola tata bahasa [16].

Penelitian ini mencoba menggunakan PCFG sebagai model pola tata bahasa

Inggris. Masukan dari sistem yang diimplementasikan adalah teks yang berisi

kumpulan kalimat. PCFG digunakan untuk membangkitkan pohon pola tata

bahasa per kalimat. Dalam penelitian ini model dengan PCFG dibandingkan

dengan beberapa model pola tata bahasa lainnya. Penulis penelitian ini

menyimpulkan bahwa perbedaan representasi pohon pola tata bahasa dengan

menggunakan PCFG dapat menimbulkan perbedaan performansi. PCFG cukup

baik digunakan sebagai representasi pohon pola tata bahasa untuk berbagai kasus

secara umum.

II.2 Penelitian mengenai Pengurai (parser)

Pengurai (parser) dalam tesis ini merupakan pengurai kalimat yang digunakan

dalam pemrosesan bahasa alami. Fungsi pengurai (parser) pada tesis ini adalah

sebagai pengurai kalimat untuk membuat pohon pola tata bahasanya dari teks

masukan yang berisi kumpulan kalimat (corpus) berbahasa Indonesia. Pengurai

(parser) pada tesis ini menggunakan aturan grammar untuk membangkitkan

pohon pola tata bahasa dari setiap kalimat, sedangkan proses penguraian (parsing)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-6

merupakan proses yang mengubah kalimat menjadi model pola tata bahasa.

Pengurai (parser) yang baik harus memenuhi hal-hal berikut:

Dapat menangani ambiguitas dari parse-tree,

Dapat menangani kalimat yang keluar dari domain,

Menggunakan sumber daya (resources) seperti grammar, atau treebank,

Efisien, terutama pada kecepatan performansi,

Dapat ditelusuri hasilnya.

Pengurai (parser) memiliki beberapa jenis. Pengurai (parser) berdasarkan jenis

hasil parser-tree adalah phrase structure parser dan depedency structure parser.

Jenis pengurai (parser) jika dilihat dari penggunaan statistik atau tidak maka ada

statistical parser dan ruled-based parser.

Parse-tree merupakan struktur pohon yang dihasilkan oleh pengurai (parser).

Parser-tree dibagi menjadi dua buah jenis yaitu stuktur frase (phrase structure)

dan struktur kebergantungan (dependency structure). Parse-tree berbasis struktur

frase merupakan parse-tree yang dibangun dengan mempertimbangkan

keterkaitan kata satu dengan lainnya yang berdekatan (frase) sedangkan parse-tree

berbasis struktur kebergantungan merupakan parse-tree yang dibangun tanpa

mempertimbangakan posisi yang berdekatan dari tiap kata, tapi berdasarkan

kombinasi dua buah kata yang ada dalam kalimat.

Algoritma yang digunakan untuk proses penguraian (parsing algorithm) banyak

digunakan adalah sebagai berikut:

Algoritma top-down;

proses penguraian diawali dari akar pohon lalu diteruskan sampai ke daun,

kelemahan dari algoritma ini adalah kurang efisien untuk pembangkitan

pohon kalimat yang tidak sesuai dengan kalimat masukan (salah

membangkitkan ketika sampai pada level tertentu),

Algoritm bottom-up

proses penguraian diawali dari daun yaitu kata-kata dari kalimat kemudian

diproses sampai ke akar daun.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-7

Algoritma kombinasi top-down dengan bottom-up;

karena masalah yang dihadapi adalah pembangkitan pohon yang kurang

efisien maka muncul algoritma kombinasi top-down dan bottom-up

dimana pohon dibangkitkan dari akar pohon, tapi dengan melihat kata-kata

(simpul daun) dari kalimat masukan (untuk filter).

Dari ketiga jenis algoritma di atas, masih ditemukan masalah yang timbul yaitu

adanya aturan produksi yang bersifat rekursif, ambiguitas, pengulangan proses

penguraian untuk sub pohon. Untuk mengatasi permasalahan yang timbul

digunakan dynamic programming. Dynamic programming membagi-bagi masalah

menjadi permasalahan yang lebih kecil untuk diselesaikan. Algoritma yang

menggunakan dynamic programming untuk proses penguraian menggunakan

CFG adalah sebagai berikut:

Algoritma Early;

menggunakan pencarian secara top-down, melakukan penelusuran dari

kanan ke kiri untuk menentukan pohon parsial,

Algoritma Cocke-Younger-Kasami (CYK);

algoritma CYK merupakan algoritma parsing yang masuk pada jenis

parsing bottom-up, algoritma CYK mengisi array probabilitas dengan

proses induksi,

Algortima Graham-Harrizon-Ruzzo (GHR);

menggunakan struktur data yang mirip dengan algoritma CYK, tapi

dengan komputasi mirip dengan algoritma Early

Salah satu penelitian mengenai pengurai dilakukan oleh Eugene Charniak.

Pengurai (parser) yang dibangun oleh Charniak (1997) [7] adalah pengurai

(parser) untuk bahasa Inggris dan menggunakan treebank (kumpulan pohon pola

tata bahasa) untuk membangun sistem pengurai (parser). Penelitian Charniak ini

sering disebut dengan parser (pengurai) menggunakan PCFG yang bersifat

leksikal (dari kamus). Algoritma yang digunakan digolongkan dengan algoritma

chart parser (pengurai) dimana setiap elemen kalimat dipilih berdasarkan chart

untuk menjadi simpul pohon. Parser (pengurai) pada penelitian ini termasuk pada

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-8

parser (pengurai) bottom-up. Setiap kata pada kalimat akan dianggap sebagai

daun pohon, dari setiap daun pohon itu akan disimpulkan apa jenis simpul orang

tuanya, demikian terus keatas sampai ditemukan kepala kalimat. Perhitungan

probabilitas setiap kata berdasarkan distribusi kata itu jika digunakan bersama

kata lain setelahnya di dalam kalimat. Dari segi performansi, parser (pengurai)

dalam penelitian ini lumayan baik.

Berikutnya Charniak melakukan penelitian mengenai parser (pengurai) dengan

Menggunakan Entropi Maksimum (2000) [8]. Ide yang digunakan pada penelitian

ini mirip dengan penggunaan algoritma pohon pengambilan keputusan (decision

tree). Algoritma parser (pengurai) yang digunakan adalah jenis top-down dimana

pada setiap simpul yang dibangkitkan dari atas ke bawah dihitung entropi

kemungkinan setiap jabatan kata dalam kalimat untuk dipilih menjadi simpul

pohon. Dari hasil kesimpulan keakurasian penelitian ini masih sekitar delapan

puluhan persen sehingga masih dibutuhkan perbaikan lebih lanjut.

Penelitian mengenai parser juga dilakukan oleh Michael Collins (1996) [11].

Penelitian ini mengenai parser (pengurai) berbasis statistik pada ketergantungan

bigram leksikal. Penelitian ini mendeskripsikan sebuah parser (pengurai) berbasis

statistik. Perhitungan probabilitas pada bigram merupakan probabilitas dari dua

buah kata yang memiliki ketergantungan dari dua buah kata. Perhitungan bigram

pada penelitian ini dihitung berdasarkan tag (jenis kata) antara dua buah kata yang

saling memiliki ketergantungan (berdekatan). Hasil perhitungan bigram akan

digunakan untuk menghitung probabilitas pohon yang dibangkitkan. Dari segi

performansi penelitian ini dianggap cukup baik karena dari eksperimen

pemrosesan 40.000 kalimat hanya memakan waktu lima belas menit. Akurasi

hasil yang dihasilkan berkisar antara delapan puluh hingga sembilan puluh persen.

Berikutnya Collins juga melakukan penelitian mengenai penguraian (parsing)

bahasa alami dengan model statistik berbasis head-driven (1999) [12]. Collins

membangun sistem penguraian (parsing) dengan membangkitkan simpul setiap

pohon menggunakan probabilitas grammar. Setiap membangkitkan simpul yang

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-9

baru maka metode head-finder akan dijalankan untuk menentukan simpul yang

baru. Metode yang digunakan adalah melakukan penelusuran untuk setiap simpul

yang akan dibangkitkan. Algoritma penguraian (parsing) yang digunakan adalah

algoritma chart. Hasil dari tesis ini dievaluasi per bagian kerja sistem, beberapa

bagian memiliki akurasi sekitar sembilan puluhan persen, tapi di lain bagian ada

yang memiliki akurasi sekitar tujuh puluhan persen. Tesis ini nantinya akan

mengambil modul-modul pada pengurai Collins dengan beberapa perubahan agar

dapat digunakan untuk bahasa Indonesia. Pengurai Collins merupakan pengurai

dengan metode statistik yang memiliki kecepatan pemrosesan yang baik dan

memiliki akurasi yang lebih baik dibandingkan pengurai dengan metode statistik

yang lainnya.

Penelitian mengenai model penguraian (parsing) menggunakan metode statistik

dengan menggunakan ruang parameter dari leksikal generatif dilakukan oleh

Daniel M. Bikel (2004) [4]. Pada penelitian ini, probabilitas yang dihitung dari

setiap kata berupa bigram, tapi menggunakan parameter-parameter tertentu yang

merupakan ekstraksi makna dan jenis kata dalam kamus dari setiap kata.

Penelitian ini merupakan pengurai (parser) untuk bahasa Inggris dan Cina. Untuk

bahasa Inggris, penelitian ini menggunakan Penn treebank untuk membangkitkan

aturan sedangkan untuk bahasa Cina menggunakan aturan-aturan yang telah

didefinisikan pada penelitian Bikel sebelumnya dengan Chiang pada tahun 2000.

Penelitian ini lebih mengarah pada pembuatan sebuah kerangka kerja (framework)

untuk mesin pengurai (parser). Hasil sistem dari penelitian ini dianggap cukup

kompleks. Beberapa parameter yang diujicobakan memberikan akurasi yang baik,

tapi beberapa parameter juga memberikan akurasi yang rendah, dari sini dapat

diambil parameter mana yang berperan baik dalam sebuah pengurai (parser).

Collins parser juga pernah digunakan untuk bahasa czech dalam penelitian yang

dilakukan oleh Michael Collins, Jan Hajic, Lance Ramshaw dan Christoph

Tillmann dengan melakukan adaptasi dengan bahasa czech dari bahasa inggris

[13]. Penelitian tersebut menggunakan Prague treebank yang merupakan treebank

berbahasa Czech. Penelitian tersebut menggunakan pengurai Collins hanya

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-10

sebatas pada model 1. Penelitian tersebut sebenarnya bertujuan sama dengan

penelitian pada tesis ini, hanya saja pada tesis ini untuk bahasa Indonesia. Oleh

karena itu perlu dilakukan adaptasi dengan bahasa Indonesia dari bahasa Inggris.

Permasalahan yang paling sering adalah bagaimana menghitung probabilitas

aturan produksi agar menghasilkan nilai akurasi yang tinggi. Secara sederhana,

probabilitas dari sebuah aturan produksi α → β dapat didefinisikan sebagai

berikut:

P( β| α) = )(

)(

jumlah

jumlah (II-7)

dimana jumlah aturan dihitung dari model tata bahasa yang dibangkitkan dari

treebank. Sebuah PCFG dapat diberi sifat leksikal dengan mengasosiasikan kata

(w) dengan sebuah part-of-speech (POS) tag t dengan setiap simbol non terminal

α di sebuah pohon. Pada Collins parser sebuah simpul pohon ditulis dengan pola

X(x) dimana x = (w, t). Misal untuk kalimat “Last week IBM bought Lotus” maka

pohonnya dapat dilihat pada Gambar II-1.

Gambar II-1 Contoh Pohon pada Collins parser

TOP

S (bought, VBD)

NP (week, NN) NP (IBM, NNP) VP (bought, VBD)

JJ (Last, JJ) NN (week, NN) NNP (IBM, NNP)

IBM Last week

VBD(bought, VBD)

bought

NP (Lotus, NNP)

NNP (Lotus, NNP)

Lotus

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-11

Maka secara sederhana perhitungan probabilitas untuk S(bought, VBD) →

NP(week, NN) NP(IBM, NNP) VP(bought, VBD) adalah

P(NP(week, NN) NP(IBM, NNP) VP(bought, VBD) | S(bought, VBD)) =

jumlah S(bought, VBD) → NP(week, NN) NP(IBM, NNP) VP(bought, VBD) jumlah S(bought, VBD) (II-8)

Namun hasil perhitungan probabilitas di atas akan menyebabkan statistik bersifat

jarang; karena yang menjadi pembilang dapat bernilai sangat kecil atau bahkan

nol dan penyebutnya bisa jadi bernilai rendah. Oleh karena itu Collins

memaparkan tiga buah model perhitungan probabilitas aturan produksi yang telah

diperkenalkan sebelumnya oleh beberapa peneliti dan melakukan beberapa

perbaikan terhadap model yang ada [12]. Pengurai Collin mengakomodasi semua

model pada aplikasi yang dibuatnya sebagai perbandingan antar model dengan

variasi kumpulan dokumen (corpus) yang digunakan.

II.2.1 Perhitungan Probabilitas Aturan Produksi

Pada disertasi Michael Collins (1999) [12] membahas tiga buah model

probabilistik untuk penguraian (parsing) yang telah diperkenalkan sebelum

Collins melakukan disertasi. Pada disertasinya, Collins melakukan beberapa

perbaikan pada ketiga model yang sudah ada itu. Collins mengimplementasikan

semua model sebagai perbandingan. Dari hasil penelitian yang dilakukan Collins,

model 2 dan model 3 masih menghasilkan beberapa kalimat yang gagal diuraikan.

Hal tersebut kemungkinan karena kurangnya kalimat pada treebank yang

menggunakan tag khusus untuk model 2 dan 3. Dalam tesis ini hanya

mengimplementasikan model 1 dari pengurai Collins karena keterbatasan

treebank.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-12

II.2.1.1 Model 1

Model 1 membagi pembuatan aturan produksi sisi kanan menjadi urutan langkah

yang sederhana. Pada PCFG yang memiliki pola standar maka aturan produksinya

memiliki pola sebagai berikut:

P(h) → Ln(ln)...L1(l1)H(h)R1(r1)...Rm(rm) (II-9)

H adalah kepala (head-child) dari anak aturan P (aturan produksi sisi kanan).

Ln(ln)...L1(l1) dan R1(r1)...Rm(rm) adalah sisi kiri dan kanan dari H. Simbol n dan m

dapat bernilai nol, dan n = m = 0 untuk aturan yang bersifat tunggal (hanya

memiliki kepala H). Pada model ini ditambahkan simbol terminasi yaitu STOP

dimana Ln+1 = Rm+1 = STOP. Sebagai contoh adalah aturan S(bought, VBD) ->

NP(week, NN) NP(IBM, NNP) VP(bought, VBD) maka:

n = 2 m = 0 P = S

H = VP L1 = NP L2 = NP

L3 = STOP R1 = STOP h = (bought, VBD)

l1 = (IBM, NNP) l2 = (week, NN)

Simbol STOP ini hanya akan masuk pada file events sebagai penanda bahwa

sebuah kalimat atau bagian kalimat telah diuraikan dengan benar, tapi tidak

dimasukkan sebagai model pola tata bahasa (grammar).

Pembangkitan aturan sisi kanan (child) dari aturan sisi kiri (parent) yang

diberikan dibagi menjadi tiga langkah berikut:

1. Membuat pilihan label kepala frase dengan probabilitas

Ph(H|P, h), (II-10)

2. Membuat sisi kiri kepala dengan probabilitas

1...1 ni

Pl(Li(li)| P, h, H) (II-11)

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-13

dimana Ln+1(ln+1) = STOP, model akan berhenti membangkitkan sisi kiri

ketika simbol STOP dibangkitkan,

3. Membuat sisi kanan kepala dengan probabilitas

1...1 ni

Pr(Ri(ri)| P, h, H) (II-12)

dimana Rm+1(rm+1) = STOP.

Sebagai contoh untuk aturan S(bought, VBD) → NP(week, NN) NP(IBM, NNP)

VP(bought, VBD) maka probabilitasnya adalah:

Ph(VP | S, bought) × Pl(NP(IBM) | S, VP, bought) × Pl(NP(week) | S, VP, bought)

× Pl(STOP | S, VP, bought) × Pr(STOP | S, V, bought) (II-13)

Collins memberikan tambahan parameter jarak pada model 1 yang secara opsional

dapat digunakan atau tidak. Jarak ditambahkan agar tidak terjadi dominasi oleh

bagian aturan (kepala, bagian kiri, atau bagian kanan). Jarak digunakan untuk

memperhatikan tata letak simbol terminal atau non-terminal pada aturan sisi

kanan. Jarak dapat dilihat pada Gambar II-2.

Gambar II-2 Parameter Jarak

P(h)

H(h) R1(r1) R2(r2) R3(r3)

h jarak

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-14

Parameter jarak dapat dimasukkan pada model dengan memodifikasi asumsi

saling lepas sehingga setiap sisi memiliki keterkaitan yang terbatas. Maka

persamaannya akan menjadi sebagai berikut:

Pl(Li(li) | H, P, h, Li(li)...Li-1(li-1)) = Pl(Li(li) | H, P, h, distancel(i-1)) (II-14)

dan

Pr(Ri(ri) | H, P, h, Ri(ri)...Ri-1(ri-1)) = Pr(Ri(ri) | H, P, h, distancer(i-1)) (II-15)

Perkiraan jarak adalah sebuah vektor yang memiliki dua elemen yaitu:

1. Banyaknya string yang digunakan (posisi string),

2. Ada atau tidaknya kata kerja yang digunakan untuk pembelajaran memilih

kata kerja yang paling banyak digunakan [12].

II.2.1.2 Model 2

Adanya pembedaan pelengkap/keterangan dan pengkategorian sub kalimat yang

menjadi pelengkap/keterangan sangat diperlukan. Namun pembedaan ini tidak

ditampilkan secara eksplisit pada pohon, hanya digunakan pada mesin pengurai

(parsing). Model ini mengakomodasi aturan-aturan pembedaan

pelengkap/keterangan pada kaidah tata bahasa yang digunakan. Untuk bahasa

Indonesia pelengkap dan keterangan bisa menjadi sebuah sub kalimat. Untuk

membedakan sub kalimat pelengkap/keterangan maka perlu adanya pembedaan

simbol non terminal untuk merepresentasikan sub kalimat dan komponen-

komponen di dalamnya. Pada pengurai Collins sebuah sub kalimat disimbolkan

dengan SBAR dan komponen-komponen di dalamnya diberi tambahan –C pada

simbol non terminalnya (hanya untuk keperluan history/events dan pemrosesan),

misalnya NP maka akan menjadi NP-C. Penambahan penanda ini dimaksudkan

agar sebuah simbol non terminal yang sudah ada di sisi kiri aturan tidak boleh

muncul lagi di sisi kanan aturan, misal S → S CC S maka kedua S tidak dapat

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-15

dianggap sebagai pelengkap/keterangan/sub kalimat dan dapat menyebabkan

perulangan tanpa henti.

Probabilitas dari model 1 dapat diubah sebagai berikut pada model 2:

1. Pilih kepala H dengan probabilitas Ph(H | P, h),

2. Pilih lingkup kategori kiri (LC) dan lingkup kategori kanan (RC) dengan

probabilitas Plc(LC | P, H, h) dan Prc(RC | P, H, h). Setiap sub kategori

adalah kumpulan aturan yang mungkin memiliki simbol non terminal yang

sama dan mespesifikasikan pelengkap.

3. Buat sisi kiri dan kanan dengan probabilitas Pi(Li(li) | H, P, h, jarak(i-1),

LC) dan Pi(Ri(ri) | H, P, h, jarak(i-1), RC).

Aturan yang ada di dalam kumpulan aturan pada langkah 2 akan dihapus begitu

diidentifikasi dan dijadikan aturan kategori pelengkap. Sebagai contoh

probabilitas dari aturan S(bought, VBD) → NP(week, NN) NP(IBM, NNP)

VP(bought, VBD) akan menjadi:

Ph(VP | S, bought) × Plc(NP-C(IBM) | S, VP, bought) × Prc({}|S, VP, bought) ×

Pl(NP-C(IBM) | S, VP, bought, {NP-C}) × Pl(NP(week) | S, VP, bought, {}) ×

Pl(STOP | S, VP, bought, {}) × Pr(STOP | S, V, bought, {}) (II-16)

Kepala akan diputuskan dari NP-C (subyek) tunggal pada bagian kiri dan tidak

ada pelengkap/keterangan pada bagian kanan. NP-C(IBM) dibangkitkan sebagai

subyek dan NP-C dihapus dari LC, kemudian NP(week) dibangkitkan.

II.2.1.3 Model 3

Model ini menghitung probabilitas dengan mempertimbangkan adanya lebih dari

satu sub kalimat dalam sebuah kalimat. Dalam bahasa Indonesia, pengkategorian

sub kalimat juga perlu dilakukan pada kalimat majemuk yang dipisahkan oleh

kata penghubung atau tanda koma. Permasalahan yang timbul adalah tidak semua

tanda koma memisahkan sub kalimat dan tidak semua kata hubung memisahkan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-16

dua buah kalimat. Oleh karena itu, jika yang dipisahkan oleh koma atau kata

hubung hanya terdiri dari satu kata maka tidak dianggap sebagai sebuah sub

kalimat pada bagian yang memiliki satu kata.

Kalimat yang di dalamnya terdapat sekurang-kurangnya dua kalimat dasar dan

masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat tunggal disebut kalimat majemuk

setara (koordinatif). Kalimat yang terdiri atas dua kalimat dasar dimana jika

kalimat dasar pertama ditiadakan, maka kalimat yang kedua masih bisa berdiri

sendiri sebagai kalimat mandiri. Demikian pula sebaliknya. Keduanya mempunyai

kedudukan yang sama. Itulah sebabnya kalimat itu disebut kalimat majemuk

setara [24]. Kalimat yang mengandung satu kalimat dasar yang merupakan inti

(utama) dan satu atau beberapa kalimat dasar yang berfungsi sebagai pengisi salah

satu unsur kalimat inti itu misalnya keterangan, subyek, atau obyek dapat disebut

sebagai kalimat majemuk bertingkat jika diantara kedua unsur itu digunakan

konjungtor. Konjungtor inilah yang membedakan kalimat majemuk bertingkat

dari kalimat majemuk setara. Kalimat majemuk bertingkat juga dapat berupa

kalimat tunggal yang mengalami perluasan sekurang-kurangnya pada salah satu

unsurnya misalnya pada unsur keterangan, subyek atau obyek. Elemen yang

berperan memperluas salah satu unsur kalimat ini merupakan anak kalimat dan

diawali oleh konjungtor yang atau kata penunjuk itu [24].

Model ini juga dapat digunakan untuk penanganan wh-movement dimana sebuah

kalimat dipisahkan oleh kata tanya, misal dalam bahasa Inggris sebagai berikut:

They didn't know which model that we had discussed

atau misal dalam bahasa Indonesia sebagai berikut:

Mereka tidak tahu model mana yang sedang kita diskusikan.

Model ini juga digunakan untuk menangani kalimat tanya sebagai salah satu

bagian dari wh-movement misal,

What does she believe?

maka kalimat di atas memiliki inti she believe dengan penambahan kata tanya

what.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-17

Pengurai Collins menambahkan sebuah simbol TRACE yang merupakan tanda

berhenti melakukan pembagian sub pohon. Sebuah SBAR akan diberi penanda

+gap untuk menandakan orang tua dari TRACE (hanya akan disimpan sebagai

history agar kalimat diuraikan dengan benar). Misal untuk contoh kalimat “The

Store that IBM bought last week” maka pohon pola tata bahasanya akan mejadi

seperti pada Gambar II-3.

Gambar II-3 Pohon Model 3

Probabilitas untuk aturan VP(bought)(+gap) → VB(bought) TRACE NP(week)

adalah:

Ph(VB | VP, bought) × Pg(Right | VP, bought, VB) × Plc({}|VP, bought, VB) ×

Prc({NP-C}|VP, bought, VB) × Pr(TRACE | VP, bought, VB, {NP-C, +gap}) ×

Pr(NP(week) | VP, bought, VB, {}) × Pl(STOP | VP, bought, VB, {}) × Pr(STOP |

VP, bought, VB, {}) (II-17)

NP(Store)

NP(Store) SBAR(that)(+gap)

The store WHNP(that) S(bought)(+gap)

NP-C(IBM) VP(bought)(+gap)

TRACEVBD NP(week)

WDT

that

IBM

bought last week

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-18

II.2.2 Perhitungan Probabilitas Setiap Pohon

Sebuah kalimat sangat dimungkinkan memiliki model pola tata bahasa lebih dari

satu dan hal ini menyebabkan terjadinya ambigu. Oleh karena itu setiap model

pohon pola tata bahasa harus dihitung probabilitasnya untuk memilih pohon mana

yang terbaik. Sama dengan hasil penelitian yang dilakukan Daniel Jurafsky dan

James H. Martin, pada pengurai Collins pohon yang terbaik diambil dari

perhitungan berikut:

T (S) = argmax )(ST P(T) (II-18)

dimana

P(T) = P(T)P(S|T) = P(T, S) (II-19)

dan

P(T, S) = Tn

p(r(n)) (II-20)

p(r(n)) adalah nilai probabilitas yang didapatkan dari model probabilitas pengurai

Collins [12].

II.3 Penelitian Mengenai Pembangkitan Pola Tata Bahasa dengan

Pendekatan Probabilistik (Probabilistic Parsing)

Penelitian mengenai teknik pembangkitan pola tata bahasa untuk ekstraksi relasi

pada bahasa Malaysia dilakukan oleh Mohd Juzaiddin Ab Aziz dkk (2006) [3].

Penelitian ini membahas mengenai pembangkitan pola tata bahasa melayu

Malaysia dari kalimat masukan berbahasa melayu Malaysia. Pada awalnya pola

tata bahasa didefinisikan dengan menggunakan aturan produksi CFG (Context-

Free Grammar). Pohon pola tata bahasa dibangkitkan dari kalimat masukan

berdasarkan aturan produksi CFG yang telah didefinisikan sebelumnya.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-19

Permasalahan yang timbul adalah ambiguitas pohon yang dibangkitkan karena

pada penelitian ini tidak melibatkan komponen probabilitas. Keakurasian dalam

penelitian ini mencapai sekitar delapan puluhan persen. Jabatan kata bahasa

melayu Malaysia memiliki perbedaan dengan bahasa Indonesia. Beberapa arti

kata dalam bahasa melayu Malaysia juga berbeda dengan bahasa Indonesia

sehingga jabatan kata dalam kalimat pun menjadi berbeda. Oleh karena itu bahasa

melayu Malaysia tidak sama dengan bahasa Indonesia walaupun dikatakan

sebagai bahasa yang serumpun.

Penguraian (parsing) probabilistik adalah penguraian elemen pada pemrosesan

bahasa alami dengan menggunakan pendekatan probabilistik. Penelitian mengenai

penguraian (parsing) probabilistik dilakukan oleh Daniel Jurafsky dan James H.

Martin (2000) [17]. Penelitian ini juga menggunakan PCFG. Aturan produksi

PCFG didefinisikan terlebih dahulu. Setiap kalimat yang masuk ke sistem akan

dihitung probabilitas katanya berdasarkan distribusi kata. Nilai probabilitas ini

nanti digunakan untuk menghitung probabilitas pohon yang dibangkitkan

sehingga dapat dipilih pohon yang terbaik. Penelitian ini menggunakan algoritma

CYK (Cocke, Younger, Kasami). Algoritma CYK merupakan algoitma yang

efisien ketika digunakan untuk memproses struktur leksikal bahasa. Algoritma

CYK merupakan algoritma parsing yang masuk pada jenis parsing bottom-up.

Hasil penelitian ini cukup baik dan masih memerlukan perbaikan di masa

mendatang untuk mengurangi kesalahan yang ditimbulkan misal jika pemilihan

pohon dengan probabilitas menghasilkan nilai probabilitas yang sama untuk dua

atau lebih pohon, harus didefinisikan justifikasi lebih lanjut.

Penelitian yang dilakukan Ramon Lefuel dan Brian J. Ross (2004)

menggabungkan penguraian (parsing) probabilistik dengan algoritma genetik

[18]. Algoritma genetik digunakan untuk membangkitkan pohon pola tata bahasa

dari kalimat masukan. Model yang digunakan pada penelitian ini adalah PCFG.

Kromoson dalam penelitian ini merepresentasikan parse-tree. Fungsi fitness yang

digunakan adalah perhitungan probabilitas setiap parse-tree. Penelitian ini

membuktikan bahwa algoritma genetik juga dapat digunakan untuk melakukan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-20

penguraian (parsing) probabilistik pada kalimat walaupun dari segi performansi

dianggap masih kurang efisien.

Penelitian yang sama dengan tesis ini juga pernah dilakukan oleh Ria Hari

Gusmita dan Ruli Manurung (2008) [14]. Penelitian tersebut menggunakan

perangkat PC-PATR. Penelitian tersebut juga melakukan adaptasi terhadap file

masukan perangkat PC-PATR agar dapat digunakan untuk bahasa Indonesia. PC-

PATR adalah perangkat membangkitkan pohon pola tata bahasa berdasarkan

aturan-aturan yang didefinisikan (rule based). PC-PATR dibuat untuk bahasa

Inggris. Kalimat berbahasa Indonesia yang berhasil diuraikan dari penelitian ini

adalah sekitar 58%.

II.4 Rangkuman Tinjauan Pustaka

Berbagai penelitian mengenai pemodelan pohon pola tata bahasa, parser

(pengurai), dan parsing probabilistik telah banyak dilakukan. Dalam bab ini

penulis hanya membahas penelitian-penelitian yang sekiranya dapat menjadi

acuan dalam tesis ini. Penelitian yang dibahas mengenai model pola tata bahasa

diawali dengan penelitian dari Yves Schabes dan Richard C. Waters (1993) [23].

Penelitian tersebut membahas Stochastic Lexicalized Contex-Free Grammar

(SLCFG) yang juga dikenal dengan Probabilistic Lexicalized Context-Free

Grammar (PLCFG). PLCFG merupakan model turunan PCFG. Glen Carrol

(1995) [10] melakukan penelitian mengenai pembelajaran tata bahasa

probabilistik untuk pemodelan bahasa dimana digunakan treebank untuk

membangkitkan aturan dan akan ditambah dengan aturan-aturan baru hasil dari

pembelajaran yang dilakukannya. Mark Johnson (1998) [16] mencoba membuat

model pola tata bahasa dengan menggunakan PCFG dan melakukan evaluasi

dengan model-model pohon pola tata bahasa yang telah ada saat itu.

Penelitian mengenai pengurai (parser) yang dibahas pada tesis ini dimulai dengan

penelitian yang dilakukan Eugene Charniak (1997) [7] yang membangkitkan pola

tata bahasa dengan model PCFG dan kamus leksikal. Charniak juga melakukan

penelitian mengenai sistem pengurai (parser) yang menggunakan perhitungan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA -  · PDF fileGrammar untuk bahasa reguler atau ekspresi reguler disebut dengan regular grammar [19]. Sebuah regular grammar terdiri

II-21

entropi (2000) [8]. Penelitian selanjutnya yang dibahas adalah penelitian dari

Michael Collins (1996) [11] yang membuat sistem pengurai (parser) berbasis

statistik dengan menghitung ketergantungan kata menggunakan metode bigram.

Collins (1999) [12] juga melakukan penelitian membuat sebuah pengurai (parser)

berbasis head-driven. Daniel M. Bikel (2004) [4] melakukan penelitian mengenai

sebuah kerangka kerja pengurai (parser framework) yang menggunakan

parameter-parameter leksikal. Michael Collins juga melakukan penelitian

menggunakan pengurai hasil disertasinya [12] untuk bahasa Czech [13]. Tesis ini

juga melakukan adaptasi bahasa Indonesia untuk pengurai Collins seperti halnya

pengurai Collins untuk bahasa Czech.

Penelitian mengenai pembangkitan pola tata bahasa yang dibahas pada tesis ini

dimulai dengan penelitian mengenai pembangkitan pola tata bahasa yang

dilakukan oleh Ab Aziz dan kawan-kawan (2006) [3] untuk bahasa Malaysia.

Penelitian mengenai pembangkitan pola tata bahasa dengan pendekatan

probabilistik dilakukan oleh Daniel Jurafsky dan James H. Martin (2000) [17]

dimana penguraian (parsing) probabilistik digunakan untuk menangani

ambiguitas pohon-pohon yang dibangkitkan. Penelitian tersebut menggunakan

tata bahasa Inggris. Penelitian mengenai parsing probabilistik juga dilakukan oleh

Ramon Lefuel dan Brian J. Ross (2004) [18]. Penelitian tersebut menggunakan

algoritma genetik untuk penguraian (parsing) probabilistik pada kalimat.

Penelitian mengenai pengurai menggunakan metode statistik juga pernah

dilakukan oleh Ria Hari Gusmita dan Ruli Manurung (2008) [14]. Penelitian ini

menggunakan perangkat PC-PATR dengan mengadaptasi kumpulan file

masukannya. Kalimat berbahasa Indonesia yang berhasil diuraikan dari penelitian

ini adalah sekitar 58%.