bab ii tinjauan pustaka perilaku pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... ·...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertian Pengertian perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan (Kamus Bahasa Indonesia ). Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi, yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu (Sunaryo, 2004). Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat adanya rangsangan (stimulus) baik dari dalam dirinya sendiri (internal) maupun dari luar individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku individu mencakup perilaku yang tampak (overt behaviour) dan perilaku yang tidak tampak (inert behavior atau covert behavior) (Sunaryo, 2004). Menurut Skinner, dalam Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Upload: others

Post on 19-Nov-2020

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perilaku

Pengertian

Pengertian perilaku adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap

rangsangan atau lingkungan (Kamus Bahasa Indonesia). Perilaku baru

terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi,

yang disebut rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan menghasilkan

perilaku tertentu (Sunaryo, 2004).

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri

yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan,

berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan

sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang

diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar

(Notoatmodjo, 2003).

Perilaku individu tidak timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai

akibat adanya rangsangan (stimulus) baik dari dalam dirinya sendiri

(internal) maupun dari luar individu (eksternal). Pada hakekatnya perilaku

individu mencakup perilaku yang tampak (overt behaviour) dan perilaku

yang tidak tampak (inert behavior atau covert behavior) (Sunaryo, 2004).

Menurut Skinner, dalam Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa

perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

Organisme – Respon.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

Dilihat dari bentuk respons terhadap stimulus ini, maka perilaku

dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

Perilaku tertutup (covert behavior)

Perilaku tertutup adalah respons seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk terselubung atau tertutup (covert). Respon atau reaksi

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan

nyata atau terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas

dalam bentuk tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati

atau dilihat oleh orang lain.

Dalam Purwanto (1999), perilaku yang tampak adalah perilaku

yang dapat diketahui oleh orang lain tanpa menggunakan alat

sedangkan bantu, sedangkan perilaku yang tidak tampak adalah

perilaku yang hanya dapat dimengerti dengan menggunakan alat atau

metode tertentu, misalnya berpikir, sedih, berkhayal, bermimpi, takut

(Sunaryo, 2004). Menurut Sarwono (1983) ciri-ciri perilaku manusia

yang membedakan dari makhluk lain adalah kepekaan sosial,

kelangsungan perilaku, orientasi pada tugas, usaha dan perjuangan,

serta keunikan dari setiap individu (Sunaryo, 2004).

Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu

respon seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan

dengan sakit atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan

minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat

diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :

Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

3

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan

bilamana sakit.

Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau

sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking

behavior).

Perilaku yang menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat

menderita penyakit dan atau kecelakaan.

Perilaku kesehatan lingkungan

Seseorang berespon terhadap lingkungannya, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan sebagainya

Tiap individu adalah unik, dimana mengandung arti bahwa

manusia yang satu berbeda dengan manusia yang lain dan tidak ada dua

manusia yang sama persis di muka bumi ini, walaupun ia dilahirkan

kembar. Manusia mempunyai ciri-ciri, sifat, watak, tabiat, kepribadian,

dan motivasi tersendiri yang membedakannya dari manusia lainnya

(Sunaryo, 2004).

Perbedaan pengalaman yang dialami individu pada masa silam dan

cita-citanya kelak dikemudian hari, menentukan perilaku individu di masa

kini yang berbeda-beda pula (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999). Perilaku

manusia terbentuk karena adanya kebutuhan. Menurut Maslow, manusia

memiliki 5 kebutuhan dasar, yaitu: kebutuhan fisiologis/biologis,

kebutuhan rasa aman, kebutuhan mencintai dan dicintai, kebutuhan harga

diri, dan kebutuhan aktualisasi diri (Sunaryo, 2004). Tingkat dan jenis

kebutuhan tersebut satu dan lainnya tidak dapat dipisahkan karena

merupakan satu kesatuan atau rangkaian walaupun pada hakikatnya

kebutuhan fisiologis merupakan faktor yang dominan untuk kelangsungan

hidup manusia. Perilaku manusia dalam memenuhi kebutuhan adalah

secara simultan (Sunaryo, 2004).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

Terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi perilaku manusia

yaitu: faktor predisposisi (predisposing factor), faktor pemungkin

(enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor) (Notoatmodjo,

2003; Green, 2000).

Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yaitu:

Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi melalui

proses sensori khususnya mata dan telinga terhadap obyek tertentu.

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya perilaku terbuka (overt behavior). Perilaku yang

didasari pengetahuan umumnya bersifat langgeng (Sunaryo, 2004;

Notoatmodjo, 2003). Tingkat pengetahuan mencakup di dalam

domain kognitif yang mempunyai enam tingkatan, yaitu :

Tahu ( know )

Tahu diartikan mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya termasuk mengingat kembali (recall) terhadap

suatu spesifik dari seluruh beban yang dipelajari.

Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai kemampuan menjelaskan secara

benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasi

materi tersebut secara benar.

Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

sebenarnya.

Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi

atau suatu objek di dalam struktur organisasi dan masih ada

kaitannya satu sama yang lain.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

5

Sintesis(Synthesis)

Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk

meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis itu

suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari

formulasi- formulasi yang ada.

Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan pengetahuan untuk melakukan

penilaian terhadap suatu materi objek. Penilaian-penilaian itu,

didasarkan atas suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau

menggunakan kriteria yang tersedia.

Sikap

Sikap merupakan respon tertutup individu terhadap suatu stimulus

atau obyek, baik yang bersifat dari dalam maupun luar, sehingga

gejalanya tidak dapat dilihat secara langsung, tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup tersebut.

Sikap yang realitas menunjukkan adanya kesesuaian respon

terhadap stimulus tertentu (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999).

Tingkatan respon adalah menerima (receiving), merespon

(responding), menghargai (valuing), dan bertanggung jawab

(responsible) (Sunaryo, 2004; Purwanto, 1999 ).

Kepercayaan

Keyakinan seseorang terhadap satu hal tertentu akan

mempengaruhi perilaku individu dalam menghadapi suatu penyakit

yang mempengaruhi kesehatannya (Green, 2000)

Nilai-nilai

Norma yang berlaku akan membentuk perilaku yang sesuai dengan

nilai-nilai atau norma yang telah melekat pada diri seseorang

(Green, 2000).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

Persepsi

Persepsi merupakan proses pengorganisasian, pengejawantahan

terhadap suatu rangsang yang diterima oleh individu sehingga

merupakan sesuatu yang mempunyai arti dan menyeluruh dalam

diri individu. Individu yang mempunyai persepsi yang baik tentang

sesuatu cenderung akan berperilaku sesuai dengan persepsi yang

dimilikinya (Sunaryo, 2004; Notoatmodjo, 2003).

Faktor-faktor pendukung (enabling factors)

Faktor pendukung merupakan faktor pemungkin. Faktor ini

dapat menjadi penghambat atau mempermudah niat suatu perubahan

perilaku dan perubahan lingkungan yang baik (Green, 2000). Faktor

pendukung (enabling factor) mencakup ketersediaan sarana dan

prasarana atau fasilitas. Sarana dan fasilitas ini pada hakekatnya

mendukung atau memungkinkan terwujudnya suatu perilaku, sehingga

disebut sebagai faktor pendukung atau faktor pemungkin (Khairudin,

2010).

Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors)

Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) merupakan

penguat terhadap timbulnya sikap dan niat untuk melakukan sesuatu

atau berperilaku. Suatu pujian, sanjungan dan penilaian yang baik akan

memotivasi, sebaliknya hukuman dan pandangan negatif seseorang

akan menjadi hambatan proses terbentuknya perilaku.

Hal lain yang paling berpengaruh terhadap perubahan perilaku

perawat adalah motivasi. Motivasi merupakan dorongan yang timbul

pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan

suatu tindakan dengan tujuan tertentu (Kamus Bahasa Indonesia).

Sedangkan menurut Sunaryo (2004) motivasi adalah dorongan

penggerak untuk mencapai tujuan tertentu, baik disadari maupun tidak

disadari. Motivasi dapat timbul dari dalam diri individu atau datang

dari lingkungan. Motivasi yang terbaik adalah motivasi yang datang

dari dalam diri individu sendiri (motivasi intrinsik), bukan pengaruh

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

7

lingkungan (motivasi ekstrinsik).

Menurut (Sunaryo, 2004) untuk meningkatkan motivasi

berperilaku dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; 1). Memberi

hadiah dalam bentuk penghargaan, pujian, piagam, hadiah, promosi

pendidikan dan jabatan, 2). Kompetisi atau persaingan ketat, 3).

Memperjelas tujuan atau menciptakan tujuan antara, dan 4). Memberi

informasi keberhasilan kegiatan yang telah dilakukan, untuk

mendorong agar lebih berhasil. Sehingga diharapkan individu akan

lebih termotivasi untuk berperilaku sesuai dengan yang diharapkan.

Beberapa unsur-unsur tentang motivasi (Sunaryo, 2004), yaitu;

Motivasi merupakan suatu tenaga dinamis manusia dan munculnya

merupakan rangsangan dari dalam atau luar. 2). Motivasi seringkali

ditandai dengan perilaku yang penuh emosi. 3).Motivasi merupakan

reaksi pilihan dari beberapa alternative pencapaian tujuan. 4). Motivasi

berhubungan erat dengan kebutuhan dalam diri manusia

Menurut Walgito (2004), faktor-faktor yang mempengaruhi

motivasi manusia berasal dari internal dan eksternal. Faktor internal

terdiri dari; jenis kelamin, sifat fisik, sifat kepribadian dan intelegensi,

sedangkan faktor eksternal yang mencakup program kesehatan,

peraturan, undang-undang, kebijakan-kebijakan, dan perilaku serta

sikap petugas kesehatan yang lain. Perilaku seseorang sangat erat

kaitannya dengan profesi yang dijalani, tidak terkecuali dengan profesi

sebagai seorang perawat ( Khairudin, 2010) .

Perawat

Pengertian

Menurut Undang-Undang Kesehatan No.23 tahun 1992,

menyebutkan bahwa perawat adalah orang yang memiliki kemampuan dan

kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang

dimilikinya yang diperoleh melalui pendidikan keperawatan. Dalam

Priharjo (2008) pengertian seorang perawat adalah orang yang mengasuh,

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

merawat dan melindungi, yang merawat orang sakit, luka dan usia lanjut

(Elis dan Hartley, 1980). Sedangkan pengertian tenaga perawatan dalam

SK Menkes No. 674/Menkes/SK/IV/2000, tentang registrasi dan praktik

keperawatan adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik

didalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku.

Pengertian keperawatan sesuai hasil Lokakarya Nasional (1983)

adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian

integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang

komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik

sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

(Kusnanto, 2003). Pelayanan keperawatan berupa bantuan yang diberikan

karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan serta

kurangnya kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan

sehari-hari secara mandiri.

Hasil Konsorsium Ilmu Kesehatan-Kelompok Kerja Keperawatan,

(1992), menyepakati pengertian asuhan keperawatan (nursing care) adalah

suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik keperawatan yang

berlangsung diberikan kepada klien/pasien, pada berbagai tatanan

pelayanan kesehatan, dengan menggunakan metodologi proses

keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik dan

etika keperawatan, dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab

keperawatan (Kusnanto, 2003).

Sedangkan praktik keperawatan adalah tindakan mandiri perawat

professional melalui kerjasama berbentuk kolaborasi dengan pasien dan

tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai

lingkup wewenang dan tanggung jawabnya. Praktik keperawatan sebagai

tindakan keperawatan professional menggunakan pengetahuan teoritik

yang mantap dan kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisika,

biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu keperawatan sebagai landasan untuk

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

9

melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun perencanaan, melaksanakan

asuhan keperawatan dan evaluasi hasil-hasil tindakan keperawatan serta

mengadakan penyesuaian rencana keperawtan untuk menentukan tindakan

selanjutnya

Keperawatan sebagai profesi yang dalam menentukan tindakannya

didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas

dalam keahliannya, selain itu sebagai profesi keperawatan mempunyai

otonomi dalam kewenangan dan tanggung jawab dalam tindakannya serta

adanya kode etik dalam bekerja kemudian juga berorientasi pada

pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan kepada individu,

kelompok, atau masyarakat (Hidayat, 2004).

Bentuk asuhan keperawatan ini sendiri merupakan suatu proses

dalam praktik keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada

berbagai tatanan pelayanan kesehatan, dengan menggunakan metodologi

proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etik

keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan.

Penggolongan tenaga keperawatan di Indonesia dikenal

berdasarkan kategori pendidikan keperawatan di Indonesia yaitu: Sekolah

Perawat Kesehatan yang lulusannya disebut perawat kesehatan (tenaga

keperawatan dasar) dengan masa pendidikan tiga tahun setelah tamat

SMP; Diploma tiga keperawatan yang diselenggarakan oleh akademi

keperawatan atau pendidikan ahli madya keperawatan (perawat

professional pemula) dengan masa pendidikan tiga tahun setelah SMA dan

program strata satu keperawatan di Universitas yang lulusannya disebut

sarjana keperawatan (Priharjo, 2008).

Profil seorang perawat professional adalah gambaran dan

penampilan menyeluruh dimana dalam melakukan aktifitas keperawatan

sesuai dengan kode etik keperawatan, dimana aktifitas keperawatan

meliputi peran dan fungsi pemberi asuhan keperawatan, praktik

keperawatan, pengelolaan institusi keperawatan, pendidikan dalam

keperawatan (Swansburg, 2001).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

Peran dan Fungsi

Peran fungsi perawat merupakan tingkah laku yang diharapkan

oleh orang lain terhadap seseorang sesuai dengan kedudukan dalam

system, dimana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari profesi

perawat maupun dari luar profesi keperawatan yang bersifat konstan.

Kusnanto (2003) menyebutkan bahwa fungsi seorang perawat

adalah suatu pekerjaan yang haru s dilaksanakan sesuai dengan perannya,

fungsi dapat berubah dari suatu keadaan ke keadaan yang lain. Ruang

lingkup dan fungsi perawat semakin berkembang, dengan fokus manusia

tetap sebagai fokus pelayanan. Secara garis besar fungsi perawat terbagi

menjadi 3, yaitu; fungsi keperawatan mandiri, fungsi ketergantungan dan

fungsi kolaboratif.

Menurut Asmadi (2008) peran diartikan sebagai seperangkat

perilaku yang diharapakan oleh individu sesuai dengan status sosialnya.

Peran menggambarkan otoritas seseorang yang diatur dalam sebuah aturan

yang berlaku dengan jelas, bisa jadi ada kesamaan peran antar dua atau

lebih profesi, namun tetap berbeda dalam ruang lingkup dan

kewenangannya.

Peran utama seorang perawat adalah sebagai pelaksana, pengelola,

pendidik dan peneliti.

Pelaksana layanan keperawatan ( care provider )

Perawat memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan langsung

kepada klien ( indvidu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan

kewenangannya. Perawat bertugas untuk; memberi kenyamanan dan

rasa aman bagi klien, melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap

terlaksana dengan seimbang, memfasilitasi klien dengan anggota tim

kesehatan lain, dan berusaha mengembalikan status kesehatan klien.

Pengelola ( manager )

Perawat mempunyai peran dan tanggung jawab dalam mengelola

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

11

layanan keperawatan disemua tatanan layanan kesehatan ( rumah

sakit, puskesmas dan sebagainya) maupun tatanan pendidikan yang

berada dalam tangggung jawabnya sesuai dengan konsep manajemen

keperawatan. Manajemen keperawatan diartikan sebagai prose

pelaksanaan layanan keperawatan melalui upaya staf keperawatan

dalam memberikan asuhan keperawatan, pengobatan, dan rasa aman

kepada pasien, keluarga dan masyarakat ( Gillies, 1985, Asmadi,

2008). Perannya adalah planning, organizing, actuating, staffing

directing dan controlling.

Pendidik dalam keperawatan (Educator)

Perawat juga berperan dalam mendidik individu, keluarga,

masyarakat serta tenaga keperawatan dan tenaga kesehatan lainnya.

Untuk menjadi pendidik yang baik, perawat harus memiliki wawasan

ilmu pengetahuan yang luas, kemampuan komunikasi yang baik dan

efektif, pemahaman psikologis dan kemampuan menjadi model

/contoh dalam perilaku professional.

Peneliti dan pengembang ilmu keperawatan (Researcher)

Praktik berdasarkan riset merupakan hal yang harus dipenuhi jika

profesi keperawatan ingin menjalankan kewajibannya pada

masyarakat dalam memberikan perawatan yang efektif dan efisien

( Asmadi, 2008, Patricia dan Arthur, 2002). Seorang perawat juga

dituntut mampu untuk melakukan riset keperawatan untuk

mengembangkan profesinya.

Tindakan Pencegahan Universal

Pengertian

Universal Precautions adalah tindakan pengendalian infeksi

sederhana yang digunakan oleh seluruh petugas kesehatan, unutk semua

pasien, setiap saat, pada semua tempat pelayanan dalam rangka

mengurangi risiko penyebaran infeksi (Nursalam, 2007 ).

Tindakan pencegahan universal atau Universal Precaution

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

merupakan upaya pengendalian infeksi yang harus konsisten diterapkan

kepada semua pasien, setiap waktu, untuk mengurangi resiko infeksi pada

pasien maupun pada petugas kesehatan yang ditularkan melalui darah dan

cairan tubuh lainnya yang mengandung darah (Smeltzer, dkk 2009).

Yang termasuk Standar precautions adalah kebersihan tangan,

kebersihan diri petugas kesehatan dan pasien, penanganan linen dan

peralatan perawatan pasien dengan tepat, pengontrolan lingkungan,

penanganan benda-benda tajam, dan penempatan pasien selama dalam

fasilitas kesehatan, serta penggunaan alat pelindung diri (Personal

Protective Equipments), seperti sarung tangan, apron dan masker

(Smeltzer, dkk 2009).

Tujuan penggunaan Universal Precautions

Penggunaan Universal Precaution bertujuan untuk;

Mengendalikan infeksi secara konsisten,

Memastikan standar adekuat bagi mereka yang tidak di diagnosis atau

tidak terlihat seperti berisiko,

Mengurangi risiko bagi petugas kesehatan dan pasien.

Asumsi bahwa risiko atau infeksi berbahaya.

Tindakan Pencegahan Universal di Rumah Sakit / klinik

Dibawah ini petunjuk umum untuk pencegahan perpindahan

infeksi selama merawat semua pasien, tanpa mempedulikan status infeksi

pasien, diketahui atau tidak. Alat pelindung harus selalu dipakai setiap saat

untuk mencegah kontaminasi kulit dan membrane mukosa dengan darah,

cairan tubuh yang tercampur darah atau cairan tubuh lainnya ( CSF, cairan

synovial, cairan pleura, cairan peritoneal, cairan pericardial, air ketuban,

semen dan sekresi vagina). Penggunaan alat pelindung juga harus

disesuaikan dengan prosedur yang akan dilakukan dan tipe paparan yang

mungkin terjadi (Smeltzer, dkk 2009).

Tindakan pencegahan universal atau standard precautions meliputi hal-hal

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

13

sebagai berikut (Smeltzer, dkk 2009) :

Cuci Tangan

Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, segera sebelum dan

sesudah melakukan tindakan atau perawatan.

Cuci tangan setelah menyentuh darah, cairan tubuh yang mengandung

darah, sekresi, ekskresi, dan benda-benda tajam yang

terkontaminasi, baik memakai sarung tangan atau tidak.

Cuci tangan juga harus dilakukan segera setelah sarung tangan dilepas.

Sarung tangan

Penggunaan sarung tangan jika ada potensi tangan atau kulit akan

kontak dengan darah, material infeksi lainnya, atau peralatan yang

terkontaminasi dengan material tersebut.

Sarung tangan bersih, non steril dapat digunakan untuk melindungi

tangan perawat.

Ganti sarung tangan sesudah kontak dengan material yang

mengandung mikroorganisme konsentrasi tinggi bahkan saat

bekerja dengan pasien yang sama.

Lepas sarung tangan segera setelah selesai tindakan, sebelum

menyentuh lingkungan dan peralatan yang tidak terkontaminasi,

serta sebelum merawat pasien lainnya..

Pelindung muka ( face shield, masker, pelindung mata)

Harus dipakai selama tindakan yang kemungkinan besar ada potensi

percikan darah atau cairan tubuh lainnya untuk melindungi paparan

terhadap membran mukosa mulut, hidung, dan mata.

Hindari injuri/kecelakaan

Dapat disebabkan oleh jarum, pisau bedah, instrument labor, dan lain _

lain saat melakukan tindakan, membersihkan instrument,

menangani instrument tajam, pembuangan jarum atau pippets dan

aktifitas serupa lainnya. Jarum bekas pakai spuit sekali pakai, pisau

bedah, pipettes dan benda tajam lainnya dibuang ke container yang

tahan tusukan diberi tanda biohazard sebelum dibuang. Gunakan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

sistim “tanpa jarum” dengan benar jika memungkinkan.

Jangan pernah menutup kembali jarum bekas pakai

Gunakan teknik satu tangan skoop atau alat mekanik yang khusus

untuk memegang tutup jarum.

Jangan lepas jarum bekas pakai dari spuit sekali pakai menggunakan

tangan dan jangan di bengkokkan, dipatahkan. Ataupun tindakan

manipulasi lainnya pakai tangan.

Buang spuit dan jarum sekali pakai, pisau bedah dan benda tajam

lainnya ke dalam sharps container.

Gunakan container tahan tusukan untuk transportasi dan sterilasi

peralatan spuit dan jarum reusable.

Pengelolaan dan pembuangan alat benda tajam secara hati-hati. Alat

benda tajam sekali pakai (disposable) dipisahkan dalam wadah

khusus untuk insenerasi. Bila tidak ada insenerator, dilakukan

dekontaminasi dengan larutan chlorine 0,5% kemudian

dimasukkan dalam wadah plastik yang tahan tusukan misalnya

kaleng untuk dikubur dan kapurisasi.

Pengelolaan alat kesehatan untuk merawat pasien.

Penanganan alat kotor bekas pakai terkena darah, cairan tubuh, sekresi

dan eksekresi dengan benar untuk mencegah paparan terhadap kulit

dan membrane mukosa, kontaminasi pakaian, serta perpindahan

mikroorganisme ke pasien lain dan lingkungan.

Pastikan alat reuseable tidak digunakan ke pasien lain sebelum

dibersihkan dan diproses secara benar.

Pastikan bahwa alat sekali pakai di buang secara tepat

Gunakan mouthpieces, bag resusitasi atau peralatan ventilasi lainnya

sebagai alternativ metode resusitasi mulut ke mulut.

Penanganan, transportasi, dan pemrosesan linen kotor bekas pakai

terkena darah, cairan tubuh, sekresi, dan eksekresi dengan benar

untuk mencegah paparan terhadap kulit dan membrane mukosa,

kontaminasi pakaian, serta perpindahan mikroorganisme ke pasien

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

15

lain dan lingkungan.

Pengelolaan linen yang tercemar dengan benar. Linen yang basah dan

tercemar oleh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi, harus dikelola

secara hati-hati dengan mencegah pemaparan kulit dan membran

mukosa serta kontaminasi pakaian

Dekontaminasi dan desinfeksi dilakukan di ruang perawatan dengan

menggunakan cairan desinfektan chlorine 0,5%, glutaraldehyde

2%, presept atau desinfektan oleh bagian sterilisasi dengan mesin

autoclave.

Pakaian Pelindung tubuh

Pakaian pelindung tubuh seperti jas/gaun laboratorium harus

digunakan ketika ada potensi untuk percikan darah atau cairan

tubuh.

Pakai jas/gaun yang bersih, nonsteril untuk melindungi dan mencegah

pakaian seragam kotor selama tindakan dan aktifitas perawatan

pasien yang kemungkinan besar ada percikan darah atau cairan

tubuh lainnya untuk melindungi paparan terhadap membran

mukosa mulut, hidung, dan mata.

Lepas jas/gaun yang kotor segera, untuk menghindari kontak dengan

pakain bersih, dan segera cuci tangan untuk mencegah pemindahan

mikroorganisme ke pasien lain atau lingkungan.

Kontrol lingkungan

Pastikan fasilitas kesehatan mempunyai peralatan yang cukup untuk

perawatan rutin, kebersihan dan desinfeksi bagi permukaan

lingkungan, tempat tidur, rel tempat tidur, dan peralatan lain yang

biasa di sentuh.

Pastikan juga bahwa prosedur tersebut dilakukan oleh petugas

kesehatan.

Advokasi untuk pembelian dan penggunaan peralatan yang teraman.

Alat Pelindung Pribadi

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

Alat pelindung pribadi merupakan alat yang digunakan untuk

melindungi kulit dan selaput lendir petugas dari resiko paparan darah,

semua jenis cairan tubuh, sekret, dan selaput lendir pasien.

Secara umum alat pelindung diri untuk petugas kesehatan meliputi:

Sarung tangan, digunakan untuk melindungi tangan dari kontak dengan

darah, semua jenis cairan tubuh, sekresi, ekskresi, kulit yang tidak

utuh, selaput lendir pasien, dan benda yang terkontaminasi. Setelah

digunakan, sarung tangan harus segera dilepaskan sebelum menyentuh

benda-benda yang tidak terkontaminasi dan sebelum menyentuh pasien

lainnya.

Pakaian kerja petugas, dapat berupa seragam kerja, jas, dan celemek atau

apron. Jenis bahan dapat berupa bahan tembus cairan dan bahan tidak

tembus cairan. Tujuannya untuk melindungi petugas dari kemungkinan

genangan atau percikan darah maupun cairan tubuh lainyang dapat

mencemari baju seragam.

Masker dan kaca mata atau pelindung wajah (google), tujuannya

melindungi membran mukosa mata, hidung dan mulut, selama

melakukan tindakan perawatan pasien yang memungkinkan terjadi

percikan darah atau cairan tubuh lain.

Sepatu tertutup, dipakai pada saat memasuki daerah tertentu

Sedangkan untuk perawat yang bertugas di ambulans, selain

peralatan tersebut diatas, mereka mempunyai alat pelindung diri tambahan,

yang digunakan pada situasi tertentu, misalnya tindakan rescue /

penyelamatan, saat bekerja di daerah industri / konstruksi, dan lain – lain.

Alat pelindung pribadi tambahan yang biasa digunakan oleh perawat yang

bertugas di ambulans adalah sebagai berikut; pakaian khusus anti tusukan,

sarung tangan anti tusukan, kaca mata khusus, safety helmets, serta sepatu

booth steel toes dan insoles (Stoy, dkk 2005).

Tabel 2.1. Rekomendasi Pemakaian Alat Pelindung Diri terhadap Kuman

Patogen terbawa darah di Pre Hospital Setting.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

17

Aktivitas

Alat Pelindung Diri

Sarung

Tangan

Jas / Gaun Masker Kaca Mata

Mengontrol perdarahan menyembur.

Mengontrol perdarahan sedikit.

Menolong persalinan

Intubasi ETT

Suction hidung/mulut, pembersihan

jalan nafas manual.

Pengelolaan instrument

terkontaminasi mikrobakteri

Mengukur tekanan darah

Mengukur suhu tubuh

Memberi suntikan

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Ya

Tidak

Ya

Tidak

Tidak

Tidak,

kecuali kalo

ada percikan

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak,

kecuali kalo

ada percikan

Tidak,

kecuali kalo

ada percikan

Tidak

Tidak

Tidak

Ya

Tidak

Ya

Ya

Tidak,

kecuali kalo

ada percikan

Tidak,

kecuali kalo

ada percikan

Tidak

Tidak

Tidak

( Dari CDC Guidelines for Prevention of Transmission of HIV and Hepatitis B to HCW.

MMWR 1989; 38 (no-6:35), dari Stoy, 2005. dkk)

Beberapa hal yang dapat menurunkan resiko penularan di tempat

kerja, semua petugas kesehatan harus selalu waspada dan menghindari

terjadinya kecelakaan kerja. Menurut Wahyono (2004) dalam Khairudin

(2007), untuk menurunkan resiko penularan di tempat kerja dapat

dilakukan dengan:

Memahami dan selalu menerapkan tindakan pencegahan universal setiap

saat kepada semua pasien, di semua tempat pelayanan kesehatan atau

ruang perawatan, tanpa memandang status infeksi pasiennya.

Menghindari transfusi, suntikan, jahitan, dan tindakan invasive lain yang

tidak perlu, seperti misalnya episiotomy dan tindakan operatif lain

yang tidak jelas indikasinya.

Mengupayakan ketersediaan sarana agar dapat selalu menerapkan

pengendalian infeksi secara standar, meskipun dalam keterbatasan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

sumber daya.

Menilai dan menekan resiko melalui pengawasan yang teratur di sarana

pelayanan kesehatan.

Penelitian Terkait

Penelitian terkait tentang universal precaution penelitian deskriftif

yang dilakukan oleh Khoirudin (2010) di kamar bedah RSUP Dr. Karyadi

Semarang, dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan perawat

tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik

sebanyak 17 orang 42,5%). Sikap perawat terhadap penerapan prosedur

tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup baik sebanyak 18 orang

(45,0%).

Ketersediaan sarana alat pelindung pribadi selama melakukan tindakan

pembedahan sebagian besar mendukung perilaku perawat, yaitu memiliki 8

macam alat pelindung pribadi (3 macam alat pelindung pribadi standar dan 5

macam alat pelindung pribadi khusus) sebanyak 25 orang (62,5%). Motivasi

perawat tentang prosedur tindakan pencegahan universal sebagian besar cukup

sebanyak 18 orang (45,0%). Perilaku perawat dalam menjalankan prosedur

tindakan pencegahan universal sebagian besar tidak baik sebanyak 24 orang

(60%).

Kerangka Teori

Bagan 2.1 Perilaku perawat dalam menerapkan prosedur tindakan pencegahan

universal di pusat layanan kesehatan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

19

Kerangka Konsep

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

Hipotesis

Hipotesis nol (Ho)

Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat, sikap perawat,

motivasi perawat dan ketersediaan sarana terhadap perilaku perawat

Indonesia dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di

pusat layanan kesehatan.

Hipotesis alternatif ( Ha)

Ada hubungan antara tingkat pengetahuan perawat tentang prosedur

tindakan pencegahan universal terhadap perilaku perawat Indonesia

dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di pusat

layanan kesehatan.

Ada hubungan antara sikap perawat terhadap penerapan prosedur tindakan

pencegahan universal dengan perilaku perawat Indonesia dalam

menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di pusat layanan

kesehatan.

Ada hubungan antara ketersediaan sarana / fasilitas standard precaution

dan alat pelindung pribadi dan selama melakukan tindakan

keperawatan (sarung tangan, masker, kacamata pelindung

wajah/goggle, sepatu booth, celemek kedap air/skort) dengan perilaku

perawat Indonesia dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan

universal di lingkungan kerja.

Ada hubungan antara motivasi perawat terhadap penerapan prosedur

tindakan pencegahan universal dengan perilaku perawat Indonesia

dalam menjalankan prosedur tindakan pencegahan universal di

lingkungan kerja

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Perilaku Pengertiandigilib.unimus.ac.id/files//disk1/141/jtptunimus... · sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia

21