bab ii tinjauan pustaka ii.1 kebakaran ii.1.1 definisi...

25
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi Kebakaran Untuk memperoleh gambaran mengenai Alat Pemadam Api Ringan maka perlu dipahami definisi dari kabakaran itu sendiri, karena seperti yang sudah dijelaskan bahwa APAR ini berfungsi untuk memadamkan kebakaran yang masih kecil. Adapun definisi kebakaran antara lain: Menurut Perda DKI No.3 tahun 1992 Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa atau kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan keselamatan jiwa maupun harta benda. Menurut NFPA Secara umum kebakaran didefinisikan sebagai : suatu peristiwa oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu ; bahan bakar yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energy atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera bahkan kematian. Menurut David A Cooling Kebakaran adalah sebuah reaksi kimia dimana bahan bakar di oksidasi sangat cepat dan menghasilkan panas Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan dimana unsur-unsur yang membentuknya terdiri dari bahan bakar, oksigen dan sumber panas yang membentuk suatu reaksi oksidasi dan menimbulkan kerugian materiil dan moril. Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Upload: nguyennhu

Post on 30-Jan-2018

214 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

8  

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1 Kebakaran

II.1.1 Definisi Kebakaran

Untuk memperoleh gambaran mengenai Alat Pemadam Api Ringan maka

perlu dipahami definisi dari kabakaran itu sendiri, karena seperti yang sudah

dijelaskan bahwa APAR ini berfungsi untuk memadamkan kebakaran yang

masih kecil. Adapun definisi kebakaran antara lain:

• Menurut Perda DKI No.3 tahun 1992

Definisi kebakaran secara umum adalah suatu peristiwa atau

kejadian timbulnya api yang tidak terkendali yang dapat membahayakan

keselamatan jiwa maupun harta benda.

• Menurut NFPA

Secara umum kebakaran didefinisikan sebagai : suatu peristiwa

oksidasi yang melibatkan tiga unsur yang harus ada, yaitu ; bahan bakar

yang mudah terbakar, oksigen yang ada dalam udara, dan sumber energy

atau panas yang berakibat menimbulkan kerugian harta benda, cidera

bahkan kematian.

• Menurut David A Cooling

Kebakaran adalah sebuah reaksi kimia dimana bahan bakar di

oksidasi sangat cepat dan menghasilkan panas

Berdasarkan definisi-definisi tersebut maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa kebakaran merupakan kejadian timbulnya api yang tidak diinginkan

dimana unsur-unsur yang membentuknya terdiri dari bahan bakar, oksigen dan

sumber panas yang membentuk suatu reaksi oksidasi dan menimbulkan kerugian

materiil dan moril.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

9  

II.1.2 Unsur-Unsur Terjadinya Kebakaran

Berdasarkan definisi kebakaran diatas, maka suatu kebakaran terjadi

ketika material atau benda yang mudah terbakar dengan cukup oksigen atau bahan

yang mudah teroksidasi bertemu dengan sumber panas dan menghasilkan reaksi

kimia. Untuk membentuk suatu kebakaran maka diperlukan adanya unsur-unsur

yang satu sama lain saling mempengaruhi, tanpa adanya salah satu unsur

pembentuknya maka kebakaran tidak akan terjadi.

II.1.2.1 Panas

Panas adalah bentuk energi yang bisa digambarkan sebagai suatu kondisi

“zat dalam gerak” yang disebabkan oleh gerakan molekul. Setiap zat

mengandung beberapa panas, tanpa memperhatikan berapa rendah suhu, karena

molekul bergerak secara terus menerus. Bila badan suatu zat terpanasi, maka

kecepatan molekul tersebut bertambah dan dengan demikian suhu juga

bertambah. Segala sesuatu yang membentuk molekul dari suatu bahan dalam

gerakan yang lebih cepat menghasilkan panas dalam bahan tersebut. Lima

kategori umum energi panas adalah sebagai berikut : kimia, listrik, mekanik,

nuklir, surya.

II.1.2.2 Bahan Bakar

Bahan bakar adalah materi atau zat yang seluruhnya atau sebagian

mengalami perubahan kimia dan fisik apabila terbakar. Dapat berbentuk padat,

cair, atau gas.

Sifat-sifat benda yang terbakar sangat dipengaruhi oleh :

• Titik nyala (Flash Point) merupakan temperature minimum dari cairan

dimana dapat memberikan uap yang cukup dan bercampur dengan udara

dan membentuk campuran yang dapat terbakar dekat permukaan cairan

• dan akan menyala sekejap bila diberi sumber penyalaan karena tidak

cukup banyak uap yang dihasilkan.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

10  

• Batas daerah terbakar (Flammability Limits) merupakan campuran uap

bahan bakar di udara hanya akan menyala dan terbakar dengan baik pada

derah konsentrasi tertentu

• Suhu penyalaan sendiri (Auto Ignition Temperature) merupakan suhu zat

dimana dapat menyala dengan sendirinya tanpa adanya panas dari luar

II.1.2.3 Oksigen

Udara adalah sumber utama oksigen. Unsur gas pembakaran yang

dapat menimbulkan nyala api dalam batas antara 13-21 %

II.1.3 Klasifikasi Kebakaran

II.1.3.1 Kategori Kebakaran

Kategori kebakaran adalah penggolongan kebakaran berdasarkan jenis

bahan yang terbakar. Dengan adanya kategori tersebut, akan lebih mudah dalam

pemilihan media pemadaman yang dipergunakan untuk memadamkan kebakaran.

• Kategori Kebakaran Berdasarkan Per-04/MEN/1980

1. Kelas A- Kebakaran bahan padat kecuali logam

2. Kelas B- Kebakaran bahan cair atau gas yang mudah terbakar

3. Kelas C- Kebakaran instalasi listrik bertegangan

4. Kelas D- Kebakaran Logam

• Klasifikasi kebakaran menurut NFPA 1 dibagi dalam 4 kelas, yaitu :

1. Kelas A

yaitu kebakaran pada material yang mudah terbakar, misalnya

kebakaran kertas, kayu, plastic, karet, busa dan lain-lain

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

11  

2. Kelas B

yaitu kebakaran bahan cair yang mudah menimbulkan nyala api

(flammable) dan cairan yang mudah terbakar (combustible) misal

kebakaran bensin, solven, cat, alcohol, aspal, gemuk, minyak, gas

LPG, dan gas yang mudah terbakar.

3. Kelas C

yaitu kebakaran listrik yang bertegangan

4. Kelas D

yaitu kebakaran logam, misalnya magnesium, titanium, sodium,

lithium, potassium, dll.

5. Kelas K

Kebakaran pada peralatan memasak dimana termasuk medianya

seperti minyak sayur-sayuran dan hewan, dan lemak.

Berdasarkan kategori-kategori tersebut maka dapat diambil kesimpulan

bahwa kategori kebakaran:

1. Kelas A – Kebakaran yang terjadi pada bahan padat bukan logam

seperti kayu, kertas, plastik, dll

2. Kelas B – Kebakaran yang terjadi pada bahan cair dan gas seperti

bensin, minyak tanah, elpiji, solar dan lain-lain

3. Kelas C – Kebakaran pada peralatan listrik bertegangan

4. Kelas D – Kebakaran yang terjadi pada bahan logam.

II.1.3.2 Klasifikasi Tingkat Potensi Bahaya Kebakaran

Klasifikasi tingkat potensi bahaya kebakaran adalah pengelompokan atas

hunian untuk disesuaikan dengan fasilitas penanggulangan kebakaran yang

diperhitungkan

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

12  

• Dalam SNI 03-3987-1995, klasifikasi bahaya kebakaran digolongkan

dalam 4 golongan, yaitu:

1. Bahaya Kebakaran Ringan

Bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat hanya sedikit

barang-barang jenis A yang dapat terbakar, termasuk perlengkapan,

dekorasi dan semua isinya. Tempat yang mengandung bahaya ini

meliputi bangunan perumahan (hunian), pendidikan (ruang kelas),

kebudayaan, kesehatan dan keagamaan.

Kebakaran berdasarkan perhitungan bahwa barang-barang

dalam ruangan bersifat tidak mudah terbakar, atau api tidak mudah

menjalar. Di sini juga termasuk barang-barang jenis B yang

ditempatkan pada ruang tertutup dan tersimpan aman.

2. Bahaya Kebakaran Menegah

Bahaya kebakaran pada tempat dimana terletak barang-barang

jenis A yang mudah terbakar dan jenis B yang dapat terbakar dalam

jumlah lebih banyak dari pada yang terdapat di tempat yang

mengandung bahaya kebakaran ringan. Tempat ini meliputi bangunan

perkantoran, rekreasi, umum, pendidikan (ruang praktikum).

3. Bahaya Kebakaran Tinggi

Bahaya kebakaran pada tempat di mana terdapat barang-barang

jenis A yang mudah terbakar dan jenis B yang dapat terbakar, yang

jumlahnya lebih banyak dari yang diperkirakan dari jumlah yang

terdapat pada bahaya kebakaran menengah. Tempat ini meliputi

bangunan transportasi (terminal), perniagaan (tempat pameran hasil

produksi, show room), pertokoan, pasar raya, gudang.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

13  

• Sedangkan NFPA-10 menetapkan klasifikasi tingkat potensi bahaya

kebakaran terdiri dari:

1. Bahaya ringan

Bahaya ringan ditetapkan apabila benda padat dan bahan cair

yang mudah terbakar memiliki jumlah sedikit. Contoh yang termasuk

bahaya ringan adalah kantor, kelas, tempat ibadah, tempat perakitan,

lobi hotel.

2. Bahaya sedang

Bahaya sedang ditetapkan apabila benda padat dan bahan cair

yang mudah terbakar memiliki jumlah yang lebih dari klasifikasi

bahaya ringan. Contoh yang termasuk bahaya sedang adalah area

makan, gudang, pabrik lampu, pameran kendaraan, tempat parkir.

3. Bahaya tinggi

Bahaya tinggi ditetapkan apabila benda padat dan bahan cair

yang mudah terbakar yang sedang digunakan, yang masih tersimpan,

dan/atau sisa prosuk melebihi kapasitas. Contoh yang termasuk bahaya

tinggi adalah bengkel, hangar, penggergajian kayu, pengecatan.

II.1.4 Pencegahan Kebakaran

Kebakaran dapat dilakukan pemadaman dengan menghilangkan unsur-

unsur yang dapat menyebabkan kebakaran terjadi. Seperti yang dijelaskan

sebelumnya bahwa unsur-unsur tersebut adalah sumber panas, oksigen, dan

bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi secara kimia dan dapat

menyebabkan kebakaran. Oleh karena itu, teori pemadaman api itu sendiri adalah

dengan menghilangkan unsur dan terjadilah pemutusan reaksi sehingga

kebakaran yang terjadi tidak semakin membesar. Dalam buku dasar-dasar

penanggulangan kebakaran dijelaskan bahwa teknik-teknik pemadaman antara

lain :

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

14  

• Cooling/Pendinginan

Suatu kebakaran dapat dipadamkan dengan menghilangkan panas serta

mendinginkan permukaan dan bahan yang terbakar dengan bahan semprotan air

sampai menmencapai suhu dibawah titik nyalanya. Atau dengan kata lain

mengurangi/ menurunkan panas sampai benda yang terbakar mencapai suhu

dibawah titik nyalanya (flash point). Pendinginan permukaan yang terbakar

tersebut akan menghentikan proses terbentuknya uap.

• Smothering/Penyelimutan

Kebakaran dapat juga dipadamkan dengan menghilangkan unsur oksigen

atau udara. Menyelimuti bagian yang terbakar dengan karbondioksida atau busa

akan menghentikan suplai udara. Biasa juga dikenal dengan sistem pemadaman

isolasi/lokalisasi yaitu memutuskan hubungan udara luar dengan benda yang

terbakar, agar perbandingan udara dengan bahan bakar tersebut berkurang.

• Memisahkan bahan yang terbakar (starvation)

Suatu bahan yang terbakar dapat dipisahkan dengan jalan menutup aliran

yang menuju ke tempat kebakaran atau menghentikan supplai bahan bakar yang

dapat terbakar. Yaitu mengurangi atau mengambil jumlah bahan-bahan yang

terbakar menutupi aliran bahan yang terbakar.

• Memutus Rantai Reaksi

Pemutusan rantai reaksi pembakaran dapat juga dilakukan secara fisik,

kimia atau kombinasi fisik-kimia. Secara fisik nyala api dapat dipadamkan

dengan peledakan bahan peledak ditengah-tengah kebakaran. Secara kimia

pemadaman nyala api dapat dilakukan dengan pemakaian bahan-bahan yang

dapat menyerap hidroksit (OH) dari rangkaian reaksi pembakaran. Bahan-bahan

tersebut dapat dibedakan menjadi 3 kelompok, yaitu :

- logam alkali berupa tepung kimia kering (dry chemical).

- Ammonia berupa tepung kimia kering

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

15  

- Halogen yeng berupa gas dan cairan

II.2 Alat Pemadam Api Ringan

II.2.1 Definisi dan Bagian APAR

Adapun definisi Alat Pemadam Api Ringan adalah sebagai berikut :

• Menurut (PER.04/MEN/1980).

Alat pemadam api ringan adalah alat yang ringan serta mudah dilayani

oleh satu orang untuk memadamkan api pada mula terjadinya kebakaran

• Menurut SNI 03-3987-1995

APAR adalah pemadam api ringan yang ringan, mudah

dibawa/dipindahkan dan dilayani oleh satu orang dan alat tersebut hanya

digunakan untuk memadamkan api pada mula terjadi kebakaran pada saat api

belum terlalu besar.

Berdasarkan definsi-definsi di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Alat

Pemadam Api Ringan adalah salah satu alat pemadam api yang mudah

dibawa/dipendahkan dan dapat dioperasikan oleh satu orang untuk memadamkan

api pada mula terjadinya kebakaran dan sangat efektif digunakan pada kebakaran

yang baru mulai.

II.2.2 Cara Bekerja APAR

Seperti yang dijelaskan sebelumnya bahwa kebakaran terjadi

dikarenakan adanya tiga unsur yaitu panas, udara dan bahan bakar dengan

terjadinya reaksi kimia. Oleh karena itu, untuk memadamkan kebakaran maka

harus dilakukan pemutusan reaksi tersebut. Pada APAR pemadaman api

tersebut juga prosesnya sama, yaitu menghilangkan salah satu unsur untuk

terjadinya kebakaran. Proses tersebut dapat dilakukan dengan menghilangkan

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

16  

panas dari pembakaran bahan bakar, menghilangkan atau memindahkan oksigen

atau dengan memberhentikan reaksi kimia.

Mengingat kemampuan daya padam dari APAR sangat terbatas, maka

penggunaanya pada tahap awal saja, yaitu pada 5 menit pertama terjadinya

kebakaran. Namun demikian tindakan pemadaman pada tahap 5 menit pertama

sangatlah menentukan. Mengenai cara penggunaan APAR adalah dimulai dari

pangkal api yang paling tipis, yaitu dibelakang arah angin atau disamping

kiri/kanan api (dasar-dasar penanggulangan kebakaran). Adapun cara kerjanya

adalah ketika handle dari APAR ditekan, ada tekanan ke dalam tabung yang

memaksa agent (bahan pemadam) yang ada di dalam tabung melewat pipa

pemindah dan keluar melalui mulut pancar dan memadamkan api

(www.osha.gov).

II.2.3 Sistem Penilaian APAR

APAR digolongkan menurut maksud penggunaannya dalam 4 kelas,

yaitu kelas api A, B, C, dan D. Sebagai tambahan pada bentuk penggolongan,

maka alat pemadam kelas A dan kelas B mendapatkan penilaian angka. System

penilaian angka didasarkan pada tes yang dilakkan oleh Underwriter’s

Laboratories dan Underwiter laboratories of Canada (ULC). Tes-tes tersebut

digunakan untuk menentukan potensi memadamkan untuk setiap ukuran dan

jenis alat pemadam. Alat pemadam api kelas C hanya mendapatkan penilaian

huruf, karena pada intinya api kelas C merupakan api kelas A dan kelas B yang

melibatkan peralatan tenaga listrik. Alat pemadam api kelas D juga tidak

mempunyai suatu penilaian angka. Penilaian huruf ganda atau angka huruf

digunakan pada alat pemadam kebakaran yang efektif digunakan pada lebih dari

1 kelas api.

Kemampuan pemadam APAR dinyatakan berdasarkan klasifikasi yang

dimiliki, dinyatakan dengan symbol “huruf”, dan rating yang dimiliki dinyatakan

dengan symbol “bilangan”.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

17  

Contoh : 40-A

Angka 40 : Bilangan untuk menyatakan rating APAR

Huruf A : menyatakan klasifikasi APAR

II.2.3.1 Penilaian APAR kelas A

Rating kelas A bervariasi mulai dari 1-A APAR yang berisi air: 1.25 galon

dan mampu memadamkan kebakaran-kebakaran kelas A dengan ukuran tertentu.

APAR yang memiliki rating 2-A akan berisi media pemadam yang setara dengan

2.5 galon dan mampu memadamkan dua kali APAR rating 1-A kelas yang sama.

APAR kelas A dinilai mulai dari 1-A sampai dengan 40-A. untuk 1-A dibutuhkan

1 ¼ gallon (5liter) air.

II.2.3.2 Penilaian APAR kelas B

Alat pemadam yang cocok untuk digunakan pada api kelas B digolongkan

dengan penilaian angka berkisar mulai dari 1-B sampai dengan 640-B. Penilaian

didasarkan pada perkiraan meter persegi wilayah suatu kebakaran cairan yang

mudah terbakar yang dapat dipadamkan oleh operator tidak ahli.

II.2.3.3 Penilaian APAR kelas C dan D

Kelas C dan D belum mempunyai standart rating. Hanya media pemadam

harus diuji penghantaran listrik untuk kelas C dan cairan untuk kelas D, karena

jika kebakaran kelas D adalah metal jika dipakai sifat cairan maka akan terurai H2

san O2 sehingga dapat menimbulkan ledakan.

II.2.3.4 Penilaian APAR berganda

Alat-alat pemadam yang cocok digunakan lebih dari 1 kelas api harus

diberi tanda dengan simbol-simbol ganda A, B, dan atau C. ketiga kombinasi yang

paling umum adalah kelas A-B-C, kelas A-B dan kelas B-C. Tidak ada alat

pemadam dengan penilaian kelas A-C.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

18  

II.2.4 Klasifikasi APAR

Berdasarkan fasenya media pemadaman dibagi menjadi 3 golongan besar

(dasar-dasar penanggulangan kebakaran), yaitu:

1. Media Pemadaman Jenis Padat

Misalnya Pasir, tanah atau lumpur; karung atau kain basah; selimut api

(Fire Blanket), tepung kimia (Dry Chemical Powder)

2. Media Pemadaman Jenis Cair

Misalnya air, busa, soda, cairan mudah menguap (Hallon)

3. Media Pemadaman Jenis Gas

Misalnya karbondioksida, nitrogen, argon

Berdasarkan OSHA CFR 1910.157(c)(3) dijelaskan bahwa media

pemadaman APAR tidak boleh berasal dari bahan Carbontetraklorida atau

chlorobromethana. Hal ini dikarenakan bahan tersebut bersifat toksik dan dapat

menyebabkan kanker.

• Air pressurized water extinguishers ( Jenis cairan )

Air merupakan bahan pemadam api yang umum digunakan, sifatnya

dalam memadamkan kebakaran adalah dengan menyedot kuantitas panas

yang besar (training penanggunlangan kebakaran). APAR yang berisikan air

ini sangat cocok digunakan untuk kebakaran-kebakaran tipe A, yaitu

kebakaran bahan padat bukan logam, contohnya kayu, kertas, karton/kardus,

kain, kulit, plastik. Sistem kerja dari APAR yang berisikan air ini adalah

dengan menghilangkan unsur panas dari segitiga api, yaitu mendinginkan

permukaan dari bahan bakar tersebut (www.osha.gov). APAR jenis ini tidak

boleh digunakan pada kebakaran pada cairan mudah terbakar dan juga

kebakaran pada elektrik, dikarenakan air merupakan penghasil panas yang

baik sehingga api akan semakin membesar.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

19  

• CO2 (carbon dioxide) extinguisher

APAR ini berisikan bahan karbondioksida (CO2) yang merupakan gas

tidak mudah terbakar pada tekanan sangat rendah. Api dipadamkan dengan

menggantikan oksigen atau dengan kata lain mengisolasi oksigen yang

merupakan salah satu element dari segitiga api. CO2 mempunyai pengaruh

pendinginan yang efektif dan memadamkan api dengan mengurangi kadarnya

oksigen dari udara. (www.osha.gov)

APAR tipe ini sangat cocok digunakan untuk kebakaran tipe B dan C,

yaitu kebakaran bahan cair atau gas mudah terbakar dan kebakaran instalasi

listrik bertegangan. APAR ini jangan digunakan pada kebakaran tipe A

dikarenakan api semakin membesar jika karbon dioksida sudah habis. Selain

itu, jangan menggunakan APAR ini pada ruangan tertutup ketika masih ada

orang tanpa menggunakan alat pelindung pernafasan yang baik (dasar-dasar

penanggulangan kebakaran).

• Dry chemical extinguishers ( Tepung kering )

APAR jenis ini dikenal dengan nama tepung kering. APAR ini

memadamkan api dengan menutup bahan bakar dengan lapisan dari bubuk

dari dry chemical tersebut, yaitu memisahkan bahan bakar dari oksigen.

Bubuk tersebut juga menghentikan reaksi kimia, dimana meningkatkan

keefektifan dari pemadaman api ini. (www.osha.gov)

Secara umum, cara kerja tepung kimia memadamkan api adalah

sebagai berikut (Buku dasar-dasar penanggulangan kebakaran) :

a. Secara Fisis

Yaitu memutuskan hubungan udara luar dengan benda yang terbakar

(Smothering) atau penyelimutan bahan bakar sehingga tidak terjadi

penyempurnaan antara oksigen dengan uap bahan bakar (isolasi)

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

20  

b. Secara Kimiawi

Yaitu memutuskan rantai reaksi pembakaran, dimana partikel-partikel

tepung kimia tersebut akan menyerap radikal hidroksil dari api.

Berdasarkan klasifikasi kebakaran yang dapat dipadamkan dibagi

sebagai berikut (Buku dasar-dasar penanggulangan kebakaran) :

1. Tepung Kimia Regulur

Tepung ini sangat efisien untuk memadamkan api dari kelas

kebakaran B dan C. Adapun bahan dasarnya adalah :

o Sodium Bikarbonat?baking Soda (NaHCl3)

o Potasium bikarbonat (KHCO3)

o Potasium Karbonat

o Potasium Clorida

2. Tepung Kimia Multipurpose

Biasa digunakan dengan istilah tepung kimia serbaguna, dengan

kemampuannya dapat memadamkan api dari kelas kebakaran A, B dan

C. Adapun bahan dasarnya adalah

o Kalium Sulfat

o Monoammonium Fosfat

Tepung kimia multipurpose ini dipergunakan untuk pemadaman

karena mempunyai sifat-sifat : dapat menyerap panas sekaligus

mendinginkan, dapat menahan radiasi panas, bukan penghantar listrik,

mempunyai daya lekat yang baik dan menghalangi terjadinya oksidasi

pada bahan bakar.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

21  

II.2.5 Pengelolaan APAR

II.2.5.1 Pemilihan APAR

Pemilihan APAR ditentukan oleh karakteristik bahaya kebakaran yang

akan diantisipasi. Oleh karena itu, untuk menentukan APAR yang akan

digunakan maka harus ditentukan terlebih dahulu klasifikasi bahaya kebakaran

yang mungkin terjadi. Berdasarkan NFPA 10 dijelaskan tipe APAR yang baik

digunakan berdasarkan klasifikasi bahaya kebakaran, yaitu :

Tipe APAR yang cocok digunakan untuk Kelas A

o Air

o Halon

o Multipurpose dry chemical

o Wet Chemical

APAR yang digunakan untuk kelas B

o Aqueous film-forming foam (AFFF)

o Film-forming fluoroprotein foam (FFFP)

o Carbon dioxide

o Dry chemical type

o Halogenated agent type

APAR yang digunakan untuk kelas C

Untuk kebakaran kelas C, maka lebih baik digunakan APAR berbahan Halon.

APAR yang digunakan untuk kelas D

Bahan pemadan untuk bahaya kebakaran kelas D seharusnya menggunakan

bahan pemadam spesifik untuk logam.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

22  

II.2.5.2 Pemasangan APAR

Berdasarkan Permen 04/1980 tentang syarat-syarat pemasangan dan

pemeliharaan APAR dijelaskan bahwa :

1. Setiap satu atau kelompok alat pemadam api ringan harus ditempatkan pada

posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil serta

dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan.

2. Tinggi pemberian tanda pemasangan adalah 125cm dari dasar lantai tepat

diatas satu atau kelompok alat pemadam bersangkutan

3. Pemasangan dan penempatan jenis APAR harus sesuai dengan jenis dan

penggolongan kebakaran.

4. Jarak antara APAR satu dengan APAR yang laiinya tidak boleh melebihi 15

meter, kecuali ditetapkan lain oleh pegawai pengawas atau ahli keselamatan

kerja

5. Dilarang memasang dan menggunakan APAR yang didapati sudah

berlubang-lubang atau cacat karena karat.

6. Setiap APAR harus ditempatkan (dipasang) menggantung pada dinding

dengan penguatan sengkang atau dengan konstruksi penguatan lainnya dan

ditempatkan pada lemari (box) yang tidak dikunci.

7. Pemasangan APAR dengan bagian paling atas berada pada ketinggian 1.2 m

dari lantai kecuali jenis CO2 dan tepung kering dapat ditempatkan lebih

rendah dengan syarat jarak antara dasar APAR tidak kurang 15 cm dari

permukaan lantai.

8. APAR tidak boleh dipasang pada ruangan atau tempat dimana suhu melebihi

49 C atau turun sampai minus 44 C kecuali APAR tersebut dibuat khusus

untuk suhu diluar batas tersebut.

9. Semua tabung APAR sebaiknya berwarna merah.

10.

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

23  

Sedangkan berdasarkan NFPA 10 penempatan APAR yaitu :

1. Di tempat yang mudah dilihat

2. Bebas dari barang-barang atau peralatan yang disimpan

3. Dekat dengan jalan, pintu masuk dan keluar

4. Dapat dibaca dengan mudah

5. Bebas dari kemungkinan adanya kerusakan fisik

6. Dipasang dengan basis lantai per lantai

Tabel II.1 Pemempatan APAR untuk kelas A

Bahaya Ringan Bahaya Sedang

Bahaya Tinggi

Minimum Tipe pemadam

2-A 2-A 4-A

Maksimum luas area per unit APAR

278.7 m2 139.35 m2 92.9 m

Jarak antar APAR 22.7 m 22.7 m 22.7 m

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa penempatan APAR yang baik adalah sebagai berikut:

- APAR harus berada pada posisi yang mudah dilihat, mudah dicapai dan

dijangkau seperti misalnya jalan dekat dengan pintu keluar, dll.

- Penempatan APAR tidak boleh terhalangi oleh barang apapun atau

peralatan yang disimpan

- Setiap APAR harus diberi tanda pemasangan dengan ketentuan ukuran-

ukuran yang telah ditentukan berdasarkan PER.04/MEN/1980, yaitu

berbentuk segitiga sama sisi dengan ukuran 35 cmx 35 cm, dengan dasar

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

24  

berwarna merah dan tulisan berwarna putih dengan tinggi huruf 3cm dan

tinggi tanda panah 7.5cm.

- Jarak antara satu APAR dengan APAR lainnya tergantung dari potensi

bahaya kebakaranya, biasanya jarak yang dipakai kurang lebih 15 meter.

- Setiap APAR harus digantung dengan menggunakan penguat sekang atau

dapat juga diletakan pada lemari box yang dengan syarat lemari tersebut

tidak terkunci, apabila terkunci maka setidaknya harus ada palu pemukul

kaca yang diletakan di samping APAR tersebut, dan tembus pandang

(kaca).

- Jarak antara lantai dengan bagian paling atas dari APAR tidak boleh

melebihi 1.5 m (untuk berat APAR kurang dari 20 kg) dan 1.2 m (untuk

berat APAR lebih dari 20 kg). (SNI 03-3987-1995)

II.2.5.3 Inspeksi APAR

Inspeksi adalah suatu pemeriksaan cepat dari APAR yang memastikan

bahwa APAR dapat beroperasi dengan baik. Hal ini dilakukan dengan memeriksa

bahwa APAR berada pada tempat yang telah ditentukan (yakinkan bahwa APAR

tidak dipindahkan) dan APAR tidak dalam kondisi cacat atau rusak. Inspeksi atau

pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa: pemadam berada ditempatnya,

segelnya belum dibuka, tidak ada kerusakan fisik yang tampak oleh mata, dan

tidak ada kondisi yang dapat merintangi jalannya operasi.

Berdasarkan NFPA-10, APAR sebaiknya dilakukan inspeksi dengan

interval sebulan sekali. Alat-alat pemadam api harus diperiksa secara teratur

untuk meyakinkan bahwa alat-alat tersebut bisa didapat dengan mudah dan

dioperasikan. NFPA 10 juga menjelaskan bahwa pelaksanaan inspeksi sebaikya

dilakukan pengecekan sebagai berikut:

APAR berada tepat pada lokasi yang sudah di tentukan

APAR yang telah ditempatkan tersebut tidak ada benda ataupun yang

menghalangi untuk dijangkau atau APAR tersebut mudah dilihat

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

25  

Petunjuk penggunaan dapat dibaca dengan jelas serta menghadap ke luar

Pastikan kunci pengaman dan segel penyongkel tidak rusak

Periksa apakah ada kerusakan fisik, korosif, dan bocor.

Pastikan berat APAR, Yakinkan bahwa alat pemadam berisi penuh

pengantar dan/ atau diberikan tekanan penuh dengan memeriksa meteran

tekanan, menimbang alat pemadam tersebut. Bila ternyata alat pemadam

beratnya berkurang 10 %, maka alat tersebut harus disingkirkan atau diganti.

Periksa pipa semprot atau tojolan penghalang, periksa retakan-retakan dan

kotoran atau tumpukan lemak,

Periksa apakah instruksi pengoperasian pada alat pemadam mudah dibaca

Perbaikan

Bila hasil pemeriksaan menunjukan adanya kelainan atau bila

pemadamanya rusak, tekanannya lemah, bocor, isinya terlalu banyak atau sedikit,

atau tampak berkarat, APAR harus menjalani pemeliharaan (perbaikan)

Pencatatan

o Setiap petugas yang melakukan inspeksi harus mencatat semua APAR yang

telah diinspeksi, termasuk penemuan-penemuan yang tidak sesuai untuk

dilakukan tindakan perbaikan.

o Minimal setiap bulan, tanggal inspeksi yang telah dilakukan dan pekerja yang

melakukan inspeksi tersebut dicatat.

o Pencatatan seharusnya di letakan pada APAR, dan selain itu harus dicatat

secara permanen dalam suatu file atau sistem elektronik

II.2.5.4 Penggunaan APAR

Dalam buku encyclopaedia of occupational health and safety menjelaskan

bahwa penghuni bangunan seharusnya tidak menggunakan Alat Pemadam Api

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

26  

Ringan kecuali jika mereka telah dilatih dalam menggunakannya. Dalam

menggunakan APAR, yang perlu diperhatikan adalah PASS

- PULL Buka pin pengaman

- AIM Arahkan selang ke arah api

- SQUEEZE Tekan handle

- SWEEP kibas-kibaskan ke arah api

II.3 Event Tree Analysis

Event Tree Analysis merupakan suatu prosedur deduktif yang

menggambarkan semua kemungkinan konsekuensi atau dampak yang dihasilkan

dari accidental event (suatu penyimpangan signifikan yang mengawali

konsekuensi yang tidak diinginkan). Event tree ini dapat digunakan untuk

mengidentifikasi kemungkinan dampak dari kegagalan sistem, karena dapat

mengurutkan peristiwa termasuk sukses atau gagalnya komponen sistem.

(Rausand, 2005).

Event Tree Anlysis ini digunakan untuk menganalis skenario dari

pengendalian, sistem atau prosedur yang telah dilakukan untuk merespon

initializing event. Event trees dapat digunakan untuk mengetahui konsekuensi

yang dapat ditimbulkan dan dari hasil penilaiannya maka dapat ditentukan

pengendalian yang harus dilakukan. (Green, 1999).

Event Tree Analysis secara khusus digunakan untuk menganalisis

berfungsinya suatu peralatan untuk pencegahan (Protective devices), system

emergency response. ETA ini digunakan untuk mengevaluasi operating

procedure, keputusan managemen. ETA ini biasanya digunakan pada tahap

design maupun pada tahap pengoperasian bahkan dapat juga digunakan

mengevaluasi atau mengetes suatu system proteksi. (Clemens, 1998)

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

27  

Jadi dapat dikatakan bahwa Event Tree Analysis merupakan salah satu

Safety System risk management yang dapat digunakan untuk mengetahui

konsekuensi atau dampak yang akan ditimbulkan apabila suatu system

pencegahan atau keselamatan mengalami kegagalan. Dari hasil tersebut maka

dapat diketahui pengendalian yang harus dilakukan berdasarkan nilai dari setiap

komponen-komponen tersebut yang mengalami kegagalan.

Hal-hal yang perlu diketahui dalam menggunakan metode event tree

analysis (Rausand, 2005) antara lain:

1. Identifikasi peristiwa accident yang mungkin terjadi yang dapat

menimbulkan konsekuensi yang tidak diinginkan

2. Identifikasi barrier (pengendalian) yang didesign

3. Buat pohon kejadian

4. Tentukan dampak yang mungkin terjadi dari urutan kejadian

5. Tentukan frekuensi accidental event dan probabilitas dari setiap

cabang yang diidentifikasi

6. Hitung probabilitas dari masing-masing cabang untuk mengetahui

skenario konsekuensi.

Keuntungan menggunakan metode Event Tree Analysis (NIOSH

instructional module):

1. Mampu menilai kegagalan sistem yang ada

2. Dapat mengetahui fungsi gagal atau suksesnya secara bersama-sama

3. Kegagalan dari suatu sistem dapat diketahui dan diantisipasi

4. Dari hasil analisis tersebut akan diketahui skenario konsekuensi yang

mungkin timbul

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

28  

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

III.1 Kerangka Konsep

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Pemilihan dan Pemasangan APAR

- Jenis dan Kapasitas APAR

- Penempatan APAR

- Jarak jangkau APAR

- Tanda Pemasangan

Penggunaan APAR

‐ Cara Penggunaan

‐ Pengetahuan Penggunaan

Inspeksi dan Pemeliharaan APAR

- Frekuensi

- Prosedur pelaksanaan

- Pencatatan

Analisis Kegagalan Sistem APAR menggunakan Event Tree Analysis

EVALUASI

Kegagalan Sistem APAR

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

29  

III.2 Definisi Operasional

Variabel Sub variabel Definisi Operasional Cara Ukur Hasil Pengukuran Pemilihan dan Pemasangan APAR

APAR yang digunakan serta cara – cara pemasangan yang telah dilakukan

Persentase kesesuaian dari masing-masing subvariabel

  Jenis dan Kapasitas APAR

APAR yang tersedia yang dapat dilihat dari APAR yang terisi dengan baik, bahan tidak menggunakan Carbontetraklorida atau chlorobromethana, sesuai dengan tipe kebakaran, dan kapasitas yang sesuai dengan pengklasifikasian kebakaran

‐ Observasi ‐ Sesuai ‐ Tidak Sesuai

  Penempatan APAR Peletakan APAR yang mudah dilihat, mudah terjangkau, diletakan jauh dari kemungkinan adanya cidera fisik, dan terpasang meggantung dengan penguat sengkang atau dalam kotak box yang tidak terkunci dan tertutup dengan kaca transparan.

‐ Observasi ‐ Wawancara

‐ Sesuai ‐ Tidak Sesuai

  Jarak jangkau APAR

Jarak penempatan APAR yang dapat terjangkau dalam setiap ukuran yang telah ditentukan diantaranya adalah jarak antar APAR, ukuran puncak

‐ Observasi ‐ Wawancara‐ Pita ukur

‐ Sesuai ‐ Tidak Sesuai

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

30  

APAR ke permukaan lantai, serta jumlah APAR yang dihitung berdasarkan luas..

  Tanda Pemasangan Tanda untuk menyatakan alat pemadam api ringan yang dipasang pada dinding, yang dilihat dari cara pemasangan, bentuk dan ukurannya.

‐ Observasi ‐ Pita Ukur

‐ Sesuai ‐ Tidak sesuai

Inpeksi dan Pemeriksaan APAR

Suatu pemeriksaan cepat dari APAR yang memastikan bahwa APAR dapat beroperasi dengan baik dan dilakukan erbaikan secara langsung

Persentase kesesuaian dari masing-masing subvariabel

  Frekuensi Seberapa sering pelaksanaan inspeksi APAR dilakukan

‐ Wawancara ‐ Sesuai : Bila Inspeksi dilakukan secara rutin sebulan sekali

‐ Tidak Sesuai : Bila inspeksi dilakukan lebih dari sebulan sekali

  Prosedur Tata cara pelaksanaan inspeksi yang dilakukan, dengan cara meneliti bahwa alat-alat pemadam tersebut berada pada

‐ Wawancara ‐ Sesuai : Bila prosedur yang dilakukan telah

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

31  

tempat yang ditentukan, tidak pernah digerakkan atau dirusakan dan tidak ditemukan kerusakan fisik atau kondisi yang dapat menghalangi pengoperasian.

memenuhi 75% dari peraturan yang ada

‐ Tidak Sesuai : Bila prosedur belum memenuhi 25% dari peraturan yang ada  

  Pencatatan

Pencatatan yang dilakukan pada saat melakukan inspeksi dan pengisian kembali yang terdiri dari tanggal inspeksi, orang yang melakukan inspeksi, penyimpanan dan tindakan perbaikan yang dilakukan bila ditemukan kejanggalan

‐ Wawancara ‐ Sesuai ‐ Tidak Sesuai  

Penggunaan APAR Seberapa besar pekerja dapat menggunakan APAR pada saat terjadinya kebakaran

Persentase kesesuaian dari masing-masing subvariabel

   Petunjuk

penggunaan APAR Petunjuk penggunaan APAR yang tertera pada APAR yang mudah dibaca mudah dimengerti, dan tidak terdapat hal-hal yang dapat merusak petunjuk penggunaan tersebut

‐ Observasi ‐ Sesuai ‐ Tidak sesuai

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1 Kebakaran II.1.1 Definisi ...lib.ui.ac.id/file?file=digital/126431-S-5629-Evaluasi dan-Literatur... · bahan bakar. Unsur-unsur tersebut akan bereaksi

32  

  Pengetahuan

penggunaan APAR Pengetahuan mengenai penggunaan APAR yang terdiri dari penah atau tidak dilakukan pelatihan, arah angin, jarak penyemprotan, arah penyemprotan, indikator APAR dan langkah-langkah dalam menggunakan APAR.

‐ Wawancara ‐ Sesuai ‐ Tidak Sesuai :

Evaluasi dan..., Windy Noermala Prawira, FKM UI, 2009