bab ii tinjauan pustaka a. tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/ajeng tyas wijayanti bab ii.pdf · 1....

32
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidur 1. Definisi Tidur adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan kesadaran, berkurangnya aktivitas otot rangka dan penurunan metabolisme tubuh (Harkreader et al, 2007). Tidur adalah waktu dimana terjadinya penurunan status kesadaran yang terjadi pada periode waktu tertentu, terjadi secara berulang, dan merupakan proses fisiologis tubuh yang normal (Potter dan Perry, 2010). Tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua orang dimana individu akan mengalami perubahan status kesadaran yang didalamnya persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya (Kozier et al, 2010). Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang- ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang berbeda (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Kesimpulan yang dapat diambil peneliti yaitu, tidur merupakan suatu keadaan dimana terjadi penurunan statatus kesadaran yang terjadi secara berulang dan normal dialami oleh semua orang. 2. Fisiologis tidur Fisiologis tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: tranminh

Post on 05-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tidur

1. Definisi

Tidur adalah suatu keadaan yang ditandai dengan penurunan

kesadaran, berkurangnya aktivitas otot rangka dan penurunan metabolisme

tubuh (Harkreader et al, 2007). Tidur adalah waktu dimana terjadinya

penurunan status kesadaran yang terjadi pada periode waktu tertentu, terjadi

secara berulang, dan merupakan proses fisiologis tubuh yang normal (Potter

dan Perry, 2010).

Tidur merupakan sebuah proses biologis yang umum pada semua

orang dimana individu akan mengalami perubahan status kesadaran yang

didalamnya persepsi dan reaksi individu terhadap lingkungannya (Kozier et

al, 2010). Tidur adalah suatu keadaan relatif tanpa sadar yang penuh

ketenangan tanpa kegiatan yang merupakan urutan siklus yang berulang-

ulang dan masing-masing menyatakan fase kegiatan otak dan badaniah yang

berbeda (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

Kesimpulan yang dapat diambil peneliti yaitu, tidur merupakan suatu

keadaan dimana terjadi penurunan statatus kesadaran yang terjadi secara

berulang dan normal dialami oleh semua orang.

2. Fisiologis tidur

Fisiologis tidur merupakan pengaturan kegiatan tidur yang melibatkan

hubungan mekanisme serebral secara bergantian agar mengaktifkan dan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

13

menekan pusat otak untuk dapat tidur dan bangun (Potter & Perry, 2010).

Pengaturan mekanisme tidur dan bangun tersebut dipengaruhi oleh sistem

aktivasi retikuler yang selanjutnya disingkat SAR. Sistem Aktivasi Retikuler

(SAR) berlokasi di batang otak teratas, dipercayai terdiri dari sel khusus

yang mempertahankan kewaspadaan dan terjaga. Bila aktivasi SAR

meningkat, oraang tersebut dalam skeadaan sadar. Bila aktivasi SAR

menurun, orang tersebut dalam kedaan tidur. Aktivitas SAR sangat

dipengaruhi oleh aktifitas neurotransmiter. Aktivitas SAR juga dipengaruhi

oleh beberapa hormon seperti ACTH, TSH, dan LH (Triyono dalam

Rodiyati, 2011).

Mekanisme serebral secara bergantian mengaktifkan dan menekan

pusat otak agar dapat tertidur dan bangun. Aktivasi tidur diatur oleh sistem

pengaktivasi retikularis yang merupakan sitem yang mengatur seluruh

tingkatan kegiatan susunan saraf pusat termasuk pengaturan kewaspadaan

dan tidur. Pengaturan aktivitas kewaspadaan dan tidur terletak dalam

mesensefalon dan bagian atas pons. Selain itu, reticular activating system

(RAS) dapat memberikan rangsangan visual, pendengaran, nyeri, dan

perabaan juga dapat menerima stimulasi dari korteks serebri termasuk

rangsangan emosi dan proses pikir (Hidayat, 2008).

Reticular activating sistem (RAS) di bagian batang otak

mempertahankan kewaspadaan dan kesadaran serta memberikan stimulus

visual, auditori, nyeri, dan sensorik raba. Pada keadaan sadar

mengakibatkan neuron-neuron dalam RAS melepaskan katekolamin,

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

14

misalnya norepinefrin untuk tetap siaga, Mencoba untuk tidur menutup mata

dan berusaha dalam posisi rileks dengan ruangan gelap dan tenang aktivitas

RAS menurun, pada saat itu bulbar synchronizing regional (BSR)

mengeluarkan serum serotonin (Tarwoto dan Wartonah, 2010).

3. Jenis dan Tahapan tidur

Dalam prosesnya, tidur dibagi kedalam dua jenis. Pertama, jenis tidur

yang disebabkan oleh menurunnya kegiatan dalam sistem pengaktivasi

reticularis, disebut dengan tidur gelombang lambat (slow wave sleep) karena

gelombang otak bergerak sangat lambat, atau disebut juga tidur non rapid

aye movement (NREM). Kedua, jenis tidur yang disebabkan oleh

penyaluran abnormal dari isyarat-isyarat dalam otak meskipun kegiatan otak

mungkin tidak tertekan secara berarti, disebut dengan jenis tidur paradox,

atau disebut juga dengan rapid eye movement (REM) (Hidayat, 2008).

a. Tidur Non Rapid Eye Movement (NREM)

Tidur NREM atau tidur gelombang lambat dikenal dengan tidur

yang dalam, istirahat penuh, atau juga dikenal tidur yang nyenyak. Pada

tidur jenis ini, gelombang otak bergerak lebih lambat, sehingga

menyebabkan tidur tanpa mimpi. Tidur gelombang lambat disebut juga

tidur gelombang delta, dengan ciri-ciri; betul-betul istirahat penuh,

tekanan darah menurun, frekuensi nafas menurun, pergerakan bola mata

melambat, mimpi berkurang, dan metabolisme menurun.

1) NREM tahap 1. Tahap ini merupakan tahap antara bangun dan tahap

awal tidur dengan ciri sebagai berikut; rileks, masih sadar dengan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

15

lingkungan, merasa mengantuk, bola mata bergerak dari samping

kesamping, frekuensi nadi dan nafas sedikit menurun, dapat bangun

segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit. Memasuki tahap

ini, gambaran EEG memperlihatkan gelombang beta yang

berfrekuensi tinggi dan bervoltase rendah (Hidayat, 2008)

2) Tahap 2. Tahap 2 merupakan tahap tidur ringan dan proses tubuh terus

menurun dengan cirri sebagai berikut: mata pada umumnya menetap,

denyut jantung dan frekuensi nafas menurun, temperatur tubuh

menurun, metabolisme menurun, berlangsung pendek dan berakhir

10-15 menit dan gambaran EEG memperlihatkan istirahat tenang pada

gelombang alfa (Hidayat, 2008).

3) Tahap 3. Tahap 3 merupakan tahap tidur dengan cirri denyut nadi dan

frekuensi nafas dan proses tubuh lainnya lambat, disebabkan oleh

adanya dominasi sistem saraf parasimpatis, sulit untuk bangun dan

gambaran EEG memperlihatkan tidur ringan karena terjadi

perlambatan gelombang alfa ke jenis teta atau delta yang bervoltase

rendah (Hidayat, 2008).

4) Tahap 4. Tahap 4 merupakan tahap tidur dalam dengan ciri kecepatan

jantung dan pernafasan menurun, jarang bergerak dan sulit

dibangunkan, gerak bola mata cepat, sekresi lambung menurun, tonus

otot menurun dan gambaran EEG memperlihatkan tidur nyenyak

karena gelombang lambat dengan gelombang delta bervoltase tinggi

dengan kecepatan 1-2 per detik (Hidayat, 2008).

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

16

b. Tidur Rapid Eye Movement (REM).

Tidur ini berlangsung pada tidur malam yang terjadi selama 5-20

menit, rata-rata timbul 90 menit. Periode pertama terjadi selama 80-100

menit, akan tetapi apabila kondisi sangat lelah, maka awal tidur sangat

cepat bahkan jenis tidur ini tidak ada. Ciri-ciri tidur REM adalah sebagai

berikut (Hidayat, 2008): 1) Biasanya disertai dengan mimpi yang aktif. 2)

Lebih sulit dibangunkan daripada selama tidur nyenyak gelombang

lambat. 3) Tonus otot selama tidur nyenyak sangat tertekan,

menunjukkan inhibisi kuat proyeksi spinal atas sistem pengaktivasi

retikularis. 4) Frekuensi jantung dan pernafasan menjadi tidak teratur. 5)

Pada otot perifer terjadi beberapa gerakan otot yang tidak teratur. 6) Mata

cepat tertutup dan terbuka, nadi cepat dan irregular, tekanan darah

meningkat ataua berfluktuasi, sekresi gaster meningkat, dan metabolisme

meningkat. 7) Tidur ini penting untuk keseimbangan mental, emosi, juga

berperan dalam belajar, memori, dan adaptasi

4. Fungsi tidur

Fungsi tidur ada lima menurut Harkreader, et al (2007), antara lain:

a. Sebagai penyimpan energi dan pemulihan, energi tinggi yang digunakan

selama beraktivitas di siang hari diseimbangkan dengan penurunan

energi di malam hari. Otot skelet berelaksasi secara progresif, dan tidak

adanya kontraksi otot, menyimpan energi kimia untuk proses seluler.

Laju metabolisme menurun 5-25% selama tidur, hal ini menunjukkan

bahwa tubuh berusaha untuk menyimpan energi.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

17

b. NINDS (2005) berpendapat bahwa aktivitas pada bagian otak yang

mengatur emosi, proses membuat keputusan, dan interaksi sosial

menurun secara drastis selama tidur dalam, sehingga dapat membantu

seseorang untuk mempertahankan emosional, dan fungsi sosial secara

optimal ketika terbangun.

c. Tidur memberikan waktu kepada neuron untuk beristirahat dan

memulihkan diri. Tidur juga penting bagi sistem syaraf untuk bekerja

dengan baik. Seseorang yang hanya tidur sebentar saat terbangun masih

mengantuk dan tidak mampu berkonsentrasi di keesokan harinya dan

mengalami gangguan memori, penampilan fisik serta berkurangnya

kemampuan untuk berhitung. Untuk itu, tidur REM terlihat penting untuk

pemulihan kognitif, membantu penyimpanan memori dan pembelajaran.

Selama tidur, otak menyaring informasi yang disimpan tentang aktivitas

hari tersebut.

d. Ficca dan Salzarulo (2004) memberikan hipotesis bahwa tidur NREM

dan REM membantu dalam proses memori saat orang tertidur. Deprivasi

tidur merupakan hasil dari seseorang yang tidak mendapatkan waktu

tidur yang cukup. Selama tidur dalam (NREM tahap 4), tubuh

melepaskan hormon pertumbuhan manusia untuk memperbaiki dan

memperbaiki sel epitel dan khusus untuk sel otak. Tidur NREM menjadi

sangat penting khususnya pada anak-anak. Tidur juga memiliki peran

untuk memulihkan penyakit, mengontrol nyeri, mengurangi kelelahan,

meningkatkan sirkulasi darah ke otak, meningkatkan sintesis protein,

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

18

menyeimbangkan mekanisme melawan penyakit pada sistem imun,

membantu tubuh melakukan detoksifikasi alami untuk membuang racun

dalam tubuh, meningkatkan perbaikan dan pertumbuhan sel,

meningkatkan penyembuhan dan menurunkan ketegangan (Potter &

Perry, 2010).

e. Tidur memberikan pengaruh fisiologis pada sistem saraf dan struktur

tubuh lain. Tidur memulihkan tingkat aktivitas normal dan keseimbangan

normal nrmal di antara bagian sistem saraf. Tidur juga penting untuk

sintesis protein, yang memungkinkan terjadinya proses perbaikan. Peran

tidur dalam kesejahteraan psikologis paling terlihat dengan

memburuknya fungsi mental akibat tidak tidur (Kozier et al, 2010).

B. Kualitas Tidur

1. Definisi kualitas tidur

Kualitas tidur adalah karakter tidur yang penting yang diperlihatkan

oleh individu. Kualitas tidur merupakan perilaku individu mengenai

kenyenyakan tidur, persepsi tentang pergerakan selama dan pengkajian

umum dari kualitas tidur. Kualitas tidur yang baik diperlihatkan dengan

mudahnya seseorang memulai tidur pada jam tidur, mempertahankan tidur,

menginisiasi untuk tidur kembali setelah terbangun di malam hari, dan

peralihan dari tidur dan bangun di pagi hari dengan mudah (Le Bourgeosis

et al, 2005). Kualitas tidur adalah kemampuan setiap orang untuk

mempertahankan keadaan tidur dan untuk mendapatkan tahap tidur Rapid

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

19

Eye Movement (REM) dan Non Rapid Eye Movement (NREM) yang pantas

(Kozier et al, 2010).

Menurut Stamburg & Olsen (1997) dalam Syarif (2005), beberapa

variabel dan parameter yang berhubungan dengan tidur adalah waktu yang

dihabiskan ditempat tidur, kuantitas tidur atau total waktu yang dibutuhkan

untuk tidur, waktu atau persentase yang dihabiskan pada tahapan-tahapan

tidur, waktu yang diperlukan untuk tertidur, kesulitan atau kemudahan

dalam tertidur, kebiasaan tidur, penggunaan obat-obat untuk tidur,

kepuasaan terhadap tidur, kemudahan atau kesulitan untuk terbangun di pagi

hari, rasa segar saat bangun dari tidur, kecapekan dan rasa berenergi saat

beraktivitas. Persepsi mengenai kualitas tidur ini sangat bervariasi dan

individual dapat dikaji dengan cara subjektif yaitu hasil dari ungkapan

individu terhadap apa yang dirasakan sebelum dan sesudah tidur.

2. Faktor yang mempengaruhi kualitas tidur

Potter & Perry (2010) menyatakan bahwa kualiatas tidur individu

dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi

kualitas tidur antara lain :

a. Penyakit

Setiap penyakit yang menyebabkan nyeri, ketidaknyamanan fisik

atau masalah suasana hati seperti kecemasan atau depresi dapat

mempengaruhi tidur. Penyakit juga memaksa klien untuk tidur dalam

posisi yang tidak bisa seperti ketika tangan atau lengan diimobilisasi

pada traksi yang pada akhirnya mengganggu tidur.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

20

b. Stress emosional

Kecemasan tentang masalah pribadi dapat mempengaruhi situasi

tidur. Stres menyebabkan seseorang menjadi tegang dan seringkali

mengarah frustasi apabila tidak tdur. Kemudian seseorang tersebut

mencoba untuk tidur, namun selama siklus tidurnya klien sering

terbangun atau terlalu banyak tidur (hipersomnia). Stress yang berlanjut

dapat mempengaruhi kebiasaan tidur yang buruk.

c. Obat-obatan

Obat tidur seringkali membawa efek samping. Dewasa muda dan

dewasa tengah dapat mengalami ketergantungan obat tidur untuk

mengatasi stresor. Lansia seringkali menggunakan variasi obat untuk

mengontrol dan mengatasi sakit kroniknya, dan beberapa obat dapat

mengganggu tidur.

Dari daftar obat di PDR 1990, dengan 584 obat resep atau obat

bebas menuliskan mengantuk sebagai salah satu efek samping, 486

menulis insomnia, 281 menyebabkan kelelahan. Lansia seringkali

menggunakan variasi obat untuk mengontrol penyakit kroniknya (Potter

dan Perry, 2010). Beberapa jenis obat yang dapat menimbulkan

gangguan tidur antara lain: diuretik menyebabkan insomnia, antidepresan

menyupresi REM, kafein meningkatkan saraf simpatis, beta-bloker

menimbulkan insomnia dan Narkotika menyupresi REM (Tarwoto dan

Wartonah, 2010).

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

21

d. Lingkungan

Lingkungan tempat orang tidur berpengaruh pada kemampuan

untuk tertidur. Ventilasi yang baik memberikan kenyamanan untuk tidur

tenang. Ukuran, kekerasan dan posisi tempat tidur mempengaruhi

kualitas tidur. Tingkat cahaya, suhu dan suara dapat mempengaruhi

kemampuan untuk tidur. Ada sebagian individu yang menyukai tidur

dengan lampu yang dimatikan, remang-remang atau tetap menyala. Suhu

yang panas atau dingin bisa menyebabkan individu gelisah. Beberapa

orang menyukai kondisi tenang untuk tidur dan ada yang menyukai suara

untuk membantu tidurnya seperti dengan musik lembut.

Ukuran, kekerasan, dan posisi mempengaruhi kualitas tidur. Tidur

tanpa ketenangan adanya suara keras atau tingkat kebisingan yang tinggi,

tingkat cahaya yang tinggi dan suhu ruangan yang tidak nyaman dapat

mempengaruhi kemampuan untuk tidur. Suara juga mempengaruhi tidur,

Webster dan Thompson (1986) menyatakan tingkat suara yang

diperlukan untuk membangunkan orang tergantung pada tahap tidur

(Potter dan Perry, 2010).

e. Asupan Makanan

Makan besar, berat, dan atau berbumbu pada makan malam dapat

menyebabkan tidak dapat dicerna yang akhirnya mengganggu tidur.

Kafein dan alkohol yang dikonsumsi pada malam hari mempunyai efek

produksi-insomia sehingga mengurangi atau menghindari zat tersebut

secara drastis adalah strategi penting yang digunakan untuk

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

22

meningkatkan tidur. Alergi makanan juga dapat menyembuhkan

insomnia.

f. Aktivitas Fisik dan kelelahan

Seseorang yang kelelahan menengah biassanya memeperoleh tidur

yang baik, khususnya jika kelelahan tersebut hasil dari kerja atau latihan

yang menyenangkan.

3. Pengukuran kualitas Tidur

Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI) adalah suatu metode penilaian

yang berbentuk kuesioner yang digunakan untuk mengukur kualitas tidur

dan gangguan tidur orang dewasa dalam interval satu bulan. PSQI

dikembangkan untuk beberapa tujuan, seperti untuk memberikan ukuran

yang valid dan memiliki nilai kualitas tidur yang terstandar, untuk

membedakan antara orang dengan tidur yang baik atau memiliki gangguan

tidur, dan untuk memudahkan peneliti untuk menafsirkan dan penilaian

klinis yang berguna untuk menentukan kualitas tidur seseorang. Ketentuan

kuisioner PSQI:

a. PSQI terdiri dari 19 kuesioner tersebut tidak diikutkan dalam perhitungan

dan hanya digunakan untuk informasi medis saja.

b. Sembilan belas kuesioner yang berkaitan untuk penilaian individu

tersebut diberikan mampu menilai varietas yang sangat luas berkaitan

dengan kualitas tidur seseorang termasuk estimasi dari durasi tidur,

latensi tidur, frekuensi tidur serta tingkat keparahan permasalahan tidur

seseorang.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

23

c. Sembilan belas item ini akan digrupkan kedalam 7 komponen skor,

antara lain : kualitas tidur, latensi tidur, durasi tidur, efisiensi kebiasaan

tidur, gangguan tidur, penggunaan obat tidur, disfungsi tidur di siang hari

d. Tiap itemnya dibobotkan dengan bobot seimbang dalam rentang skala 0-

3. Ketujuh komponen tersebut pada akhirnya akan dijumlahkan sehingga

didapatkan skor global PSQI yang memiliki rentang skor 0-21.

C. Perawat

Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan professional yang

merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada

ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan biopsikososial dan spiritual

yang komprehensif, ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat

baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia

(Hidayat, 2008).

Asuhan keperawatan dilakukan dilakukan dalam upaya peningkatan

kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

pemeliharaan kesehatan dengan penekanan pada upaya pelayanan kesehatan

utama (primary health care) untuk memungkinkan setiap orang mencapai

kemampuan hidup sehat dan produktif. Kegiatan ini dilakukan sesuai

dengan wewenang tanggung jawab serta etika profesi keperawatan, yang

memungkinkan setiap penduduk / orang mencapai kemampuan hidup sehat

dan produktif. Rangkaian kegiatan praktik keperawatan yang diberikan pada

klien pada berbagai tatanan pelayanan kesehatan dalam menggunakan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

24

proses keperawatan, berpedoman pada standar keperawatan, dilandasi etika

dan etiket keperawatan disekolah secara profesional dalam kontek

kebutuhan asuhan keperawatan (Gaffar, 2009).

Menurut Undang-undang RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan,

perawat adalah mereka yang memiliki keahlian dan kualifikasi yang diberi

kewenangan berdasarkan pendidikannya setelah melalui proses registrasi

dan pemberian izin dari pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-

undangan. Ellis dan Hartley (1984) menjelaskan pengertian perawat yaitu

seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dan

melindungi seseorang karena sakit, cedera dan proses penuaan (Gaffar,

2009).

Organisasi Keperawatan Sedunia yaitu International Council of

Nurses atau ICN (1972) merumuskan fungsi unik perawat yaitu melakukan

pengkajian dari individu sehat maupun sakit dimana segala aktivitas yang

dilakukan berguna untuk kesehatan atau pemulihan kesehatan berdasarkan

pengetahuan yang dimiliki. Aktivitas ini dilakukan dengan berbagai cara

untuk mengembalikan kemandirian pasien secepat mungkin (Gaffar, 2009).

Perawat dalam melaksanakan tugas perawatan harus selalu

mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien serta tidak mengabaikan

dirinya. Menurut Abraham Maslow, bahwa kebutuhan dasar manusia yang

nomor dua adalah kebutuhan rasa aman tersebut terhadap pasien yang

dirawatnya. Lingkungan tempat perawatan pasien yang tertib dan aman

akan membantu mempercepat penyembuhan pasien, untuk itu bila

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

25

melaksanakan tugas harus memperhatikan prinsip keamanan keselamatan

dan kesehatan kerja (Tarigan dalam Sriyati, 2008).

D. Tekanan Darah

1. Definisi

Tekanan darah adalah kekuatan lateral pada dinding arteri oleh darah

yang didorong dengan tekanan dari jantung (Potter dan Perry, 2010).

Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri.

Tekanan puncakterjadi saat ventrikel berkontraksi dan disebut tekanan

sistolik. Tekanan diastolik adalah tekanan terendah yang terjadi saat jantung

beristirahat. Tekanan darah biasanya digambarkan sebagai rasio tekanan

sistolik terhadap tekanan diastolik, dengan nilai dewasa normalnya berkisar

dari 100/60 sampai 140/90. Rata-rata tekanan darah normal biasanya 120/80

(Smeltzer & Bare, 2012)

2. Faktor Yang Mempengaruhi Tekanan Darah

Tekanan darah tidak konstan namun dipengaruhi oleh banyak faktor

secara kontinu sepanjang hari. Tidak ada pengukuran tekanan darah yang

dapat secara adekuat menunjukan tekanan darah klien. Meskipun saat dalam

kondisi yang paling baik, tekanan darah berubah dari satu denyut jantung ke

denyut lainnya.

a. Usia

Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang kehidupan.

Meningkat masa anak-anak. Tingkat tekanan darah anak-anak atau

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

26

remaja dikaji dengan memperhitungkan ukuran tubuh atau usia. Tekanan

darah dewasa cenderung meningkat seiring dengan pertambahan usia.

Lansia tekanan sistoliknya meningkat sehubungan dengan penurunan

elastisitas pembuluh darah.

Tabel 2.1 Tekanan Darah Normal Rata - Rata

Usia Tekanan darah mmHg

Bayi baru lahir ( 3000 gr )

1 bulan

1 tahun

6 tahun

10 – 13 tahun

14- 17 tahun

Dewasa tengah

Lansia

40 ( rerata )

85/54

9565

105/65

110/65

120/75

120/80

140/90

(Sumber : Potter dan Perry, 2005 dalam Hamarno, R, 2010 )

b. Stres

Ansietas, takut, nyeri dan stres emosi mengakibatkan stimulasi simpatik

yang meningkat frekuensi darah, curah jantung dan tahanan vaskuler

perifer. Efek stimulasi simpatik meningkatkan tekanan darah. Stres

adalah segala situasi dimana tuntutan non spesifik mengharuskan

seseorang individu untuk berespon atau melakukan tindakan (Potter dan

Perry, 2010).

c. Ras

Frekuensi hipertensi (tekanan darah tinggi) pada orang Afrika Amerika

lebih tinggi dari pada orang Eropa Amerika. Kematian yang dihubungkan

dengan hipertensi juga lebih banyak orang Afrika Amerika.

Kecenderungan populasi ini terhadap hipertensi diyakini berhubungan

dengan genetik dan lingkungan.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

27

d. Jenis Kelamin

Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah

pada anak laki-laki atau perempuan. Setelah punertas, pria cenderung

memiliki bacaan tekanan darah yang lebih tinggi. Setelah menopause,

wanita cenderung memiliki tekanan darah yang lebih tinggi daripada pria

pada usia tersebut.

E. Hipertensi

1. Definisi Hipertensi

Hipertensi atau yang lebih dikenal dengan sebutan penyakit darah

tinggi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah seseorang berada diatas

batas normal atau optimal yaitu 120 mmHg untuk sistolik dan 80 mmHg

untuk diastolik. Penyakit ini dikategorikan sebagai the silent disease karena

penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum

memeriksakan tekanan darahnya. Hipertensi yang terjadi dalam jangka

waktu lama dan terus menerus bisa memicu stroke, serangan jantung, gagal

jantung dan merupakan penyebab utama gagal ginjal kronik (Baradero et al,

2008).

Hipertensi adalah tekanan darah dimana sistolik lebih besar dari 140

mmHg dan diastolik lebih besar dari 90 mmHg (Casey dan Benson, 2006).

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana tekanan darah meningkat melebihi

batas normal. Penyebab tekanan darah meningkat adalah peningkatan

kecepatan denyut jantung, peningkatan resistensi (tahanan) dari pembuluh

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

28

darah tepi dan peningkatan volume aliran darah darah (Hani et al, 2010).

Hipertensi (tekanan darah tinggi) didefinisikan sebagai peningkatan

dari tekanan darah sistolik pada tingkat 140 mmHg atau lebih tinggi dan

tekana darah diastolik pada tingkat 90 mmHg atau lebih tinggi yang

didasarkan dari rata-rata 2 atau lebih pengukuran dalam waktu yang berkala

(LeMone & Burke, 2008).

Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal

adalah kurang dari 130/85 mmHg, sedangkan bila lebih dari 140/90 mmHg

dinyatakan sebagai hipertensi. Batasan tersebut diperuntukkan bagi individu

dewasa di atas 18 tahun.

2. Patofisiologi Hipertensi

Patofisiologi pasti yang menyokong hipertensi primer belum

ditetapkan. Banyak faktor yang menghasilkan perubahan tekanan vakuler

perifer, jumlah nadi atau volume sekuncup yang mempengaruhi tekanan

darah arterial sistemik. Empat sistem kontrol yang berperan besar dalam

mempertahankan tekanan darah yaitu :

a. Sistem baroreseptor arteri dan kemoreseptor.

Baroreseptor dan kemoreseptor arteri bekerja untuk mengontrol tekanan

darah. Baroreseptor memonitor tingkat tekanan darah dan melakukan

perlawanan bila terjadi peningkatan dengan cara vasodilatasi dan

menurunkan kecepatan nadi melalui saraf vagus. Kemoreseptor peka

terhadap perubahan konsentrasi oksigen, karbondioksida dan ion

hidrogen dalam darah. Peran baroreseptor dan kemoreseptor dalam

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

29

hipertensi belum dapat dipahami dengan baik. Reseptor yang teregang

mungkin menjadi tidak peka menyebabkan harus terus menerus untuk

disetel sehingga meningkatkan tekanan yang berkelanjutan. Autoregulasi

kemoreseptor mungkin menyebabkan perubahan volume darah dan

rangsangan berlebihan simpatik terjadi.

b. Regulasi volume cairan tubuh

Perubahan volume cairan mempengaruhi tekanan arteri sistemik. Ketidak

normalan transport sodium dalam tubulus ginjal mungkin menyebabkan

hipertensi primer. Peningkatan sodium dan cairan berlebih, volume darah

total meningkat sehingga menyebabkan tekanan darah meningkat.

c. Sistem renin – angiotensin tubuh

Renin adalah enzim yang dihasilkan oleh ginjal untuk merubah

angiotensinogen menjadi angiotensin I. Angiotensin I kemudian dirubah

oleh converting enzyme yang dikeluarkan oleh paru menjadi angiotensin

II. Angiotensin II sebagai vasokonstriktor dan merangsang pengeluaran

aldosteron.

d. Autoregulasi vaskuler

Hipertensi juga dapat terjadi karena kirangnya zat vasodilator seperti

prostaglandin, ketidaknormalan kongenital dalam tahanan pembuluh

darah atau gangguan sekresi neuroendokrin.

3. Tanda Gejala

a. Hipertensi primer

Hipertensi primer atau idiopatik yang berarti hipertensi yang tidak jelas

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

30

etiologinya. Hipertensi esensial bersifat multifaktor, antara lain faktor

genetik dan faktor lingkungan. Faktor keturunan bersifat poligenik dan

terlihat dari adanya riwayat penyakit kardiovaskuler dalam keluarga.

Faktor predisposisi genetik ini dapat berupa sensitivitas terhadap natrium,

kepekaan terhadap stress, peningkatan reaktivitas vaskuler, dan resistensi

urin. Pada faktor lingkungan ada 3 hal yang dapat menyebabkan

hipertensi, yaitu konsumsi garam (natrium) berlebihan, stress psikis dan

obesitas. Awitan hipertensi esensial biasanya terjadi antara usia 20

sampai 50 tahun (Casey dan Benson, 2006).

b. Hipertensi sekunder

Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang dapat diketahui penyebabnya,

seperti penyakit ginjal (hipertensi renal), penyakit endokrin (hipertensi

endokrin) dan obat. Sekitar 20 % populasi dewasa mengalami hipertensi,

90 % diantaranya menderita hipertensi esensial dan 5 – 8 % diantaranya

tergolong hipertensi sekunder.

4. Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi

Menurut Black & Hawk (2005) dan LeMone & Burke (2008) faktor risiko

terjadinya hipertensi adalah :

a. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi

1) Riwayat Keluarga

Hipertensi dihasilkan dari banyak gen dan faktor dalam seseorang

dalam suatu keluarga yang menderita hipertensi. Faktor genetik

membuat keluarga menderita hipertensi berkaitan dengan peningkatan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

31

jumlah sodium di intraseluler dan penurunan ratio potassium dan

sodium. Klien dengan kedua orangtuanya menderita hipertensi lebih

besar resikonya terjadi pada usia lebih muda.

2) Usia

Hipertensi primer muncul antara usia 30 - 50 tahun. Angka kejadian

meningkat pada usia 50 - 60 tahun dari pada usia 60 tahun lebih. Studi

epidemiologi, prognosis lebih buruk bila klien menderita hipertensi

usia muda.

3) Jenis Kelamin

Secara umum angka kejadian hipertensi lebih tinggi laki-laki dari pada

wanita sampai usia 55 tahun. Antara usia 55 – 74 tahun resikonya

hampir sama, setelah usia 74 tahun wanita lebih besar resikonya.

4) Etnik

Angka kematian pada hipertensi orang dewasa, berturut-turut terjadi

paling rendah pada wanita kulit putih yaitu 4,7 %, pria kulit putih 6,3

%, pria kulit hitam 22,5 %, dan yang paling tinggi adalah wanita kulit

hitam yaitu 29,3 %. Alasan peningkatan pada kulit hitam itu tidak

jelas tetapi peningkata ini didukung oleh tanda jumlah renin yang

lebih rendah, sensitivitas vasopresin lebih tinggi, pemasukan garam

lebih tinggi dan stres lingkungan yang lebiih tinggi.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

32

b. Faktor yang dapat dimodifikasi

1) Stres

Faktor lingkungan atau kejadian, tipe personal dan fenomena fisik

dapat menyebabkan stres. Stres meningkatkan tahanan vaskuler

perifer dan kardiak output dan merangsang aktifitas sistem saraf

simpatik, selanjutnya hipertensi dapat terjadi. Pada hipertensi primer

peran stres belum jelas, tetapi bila sering dan berkelanjutan dapat

menyebabkan hipertropi otot halus vaskuler atau mempengaruhi jalur

koordinasi pusat di otak.

2) Kegemukan

Kegemukan terutama pada bagian tubuh atas dimana terjadi

peningkatan jumlah lemak di pinggang, abdomen dapat dihubungkan

dengan perkembangan hipertensi. Seseorang yang kelebihan berat

badan pada daerah pantat, pinggul dan paha beresiko lebih rendah

untuk terjadi hipertensi sekunder.

3) Zat makanan

Mengkonsumsi tinggi sodium dapat menjadi faktor penting terjadinya

hipertensi primer. Diet tinggi garam mungkin merangsang

pengeluaran hormon natriuretik yang mungkin secara tidak langsung

meningkatkan tekanan darah. Muatan sodium juga merangsang

mekanisme vasopresor dalam sistem saraf pusat. Studi juga

menunjukan bahwa diet rendah kalsium, kalium, dan magnesium

berkontribusi terhadap hipertensi.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

33

4) Penyalahgunaan zat

Merokok, pengkonsumsi alkohol berat, penggunaan obat terlarang

merupakan faktor terjadinya hipertensi. Nikotin dan obat-obatan

seperti kokain dapat menyebabkan tekanan darah meningkat segera

dan menjadi ketergantungan sehingga dapat menyebabkan terjadinya

hipertensi di lain waktu. Angka kejadian hipertensi lebih tinggi pada

klien yang minum lebih dari 30 cc etanol setiap hari. Dampak kafein

masih kontroversial, kafein meningkatkan tekanan darah akut tetapi

tidak menghasilkan efek berkepanjangan.

5. Klasifikasi Hipertensi

Klasifikasi tekanan darah untuk dewasa menurut Program Pendidikan

Tekanan Darah Tinggi Nasional tahun 2003, laporan ketujuh menurut JNC

(The Joint National Committee) seperti pada tabel di bawah ini (Black &

Hawk, 2005)

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Dewasa

Klasifikasi tekanan

darah

Sistolik Diastolik

Normal

Normal tinggi

Hipertensi tingkat 1

Hipertensi tingkat 2

Hipertensi tingkat 3

Hipertensi tingkat 4

Dibawah 130 mmHg

130 - 139 mmHg

140 – 159 mmHg

160 – 179 mmHg

180 – 209 mmHg

210 mmHg atau lebih

Dibawah 85 mmHg

85 – 89 mmHg

90 – 99 mmHg

100 - 109 mmHg

110 – 119 mmHg

120 mmHg atau lebih

(Sumber : Triyanto, 2014)

6. Manifestasi Klinik

Pada tahap awal perkembangan hipertensi, tidak ada manifestasi

klinik yang dirasakan oleh klien. Kadang – kadang tekanan darah akan naik

dan jika tidak dilakukan pemeriksaan dengan rutin klien tidak sadar tekanan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

34

darahnya meningkat. Jika ini tidak terdiagnose maka tekanan darah akan

meningkat terun dan muncul manifestasi klinik. Klien akan melaporkan

keluhan seperti nyeri kepala yang menetap, kelelahan, pusing, berdebar –

debar, penglihatan kabur atau epistaksis (Black & Hawk, 2005). Penyakit

arteri koronaria seperti angina pectoris dan infark miokard juga dapat terjadi

sebagai konsekuensi adanya hipertensi. Hipertropi ventrikel kiri juga dapat

terjadi sebagai akibat peningkatan kerja ventrikel melawan tekanan sistemik

yang meningkat. Gagal jantung kerusakan ginjal dan gangguan vaskuler di

otak juga dapat ditemukan (Smeltzer & Bare, 2012).

7. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi akan menimbulkan komplikasi atau kerusakan pada berbagai

organ sasaran, yaitu pembuluh darah otak, mata, jantung, dan ginjal

(Sustrani, Alam & Hadibroto, 2015) sebagai berikut :

a. Komplikasi pada otak

Tekanan darah yang terus menerus tinggi menyebabkan kerusakan pada

dinding pembuluh darah yang disebut disfungsin endotel. Hal ini memicu

pembentukan plak aterosklerosis dan trombosis (pembekuan darah yang

berlebihan). Akibatnya, pembuluh darah tersumbat dan jika penyumbatan

terjadi pada pembuluh darah otak dapat menyebabkan stroke.

b. Komplikasi pada mata

Komplikasi pada mata dapat menyebabkan retinopati hipertensi dan

dapat menimbulkan kebutaan.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

35

c. Komplikasi pada jantung

1) Penyakit Jantung Koroner (PJK)

Selain pada otak, penyumbatan pembuluh darah juga dapat terjadi

pada pembuluh koroner dan dapat menyebabkan PJK dan kerusakan

otot jantung (infark jantung).

2) Gagal jantung

Pada penderita hipertensi, beban kerja jantung akan meningkat, otot

jantung akan menyesuaikan sehingga terjadi pembesaran jantung dan

semakin lama otot jantung akan mengendor dan berkurang

elastisitasnya, yang disebut dekompensasi. Akibatnya, jantung tidak

mampu lagi memompa dan menampung darah dari paru sehingga

banyak cairan tertahan di paru maupun jaringan tubuh lain yang dapat

menyebabkan sesak nafas atau edema. Kondisi seperti ini disebut

gagal jantung.

d. Komplikasi pada ginjal

Hipertensi dapat menyebabkan pembuluh darah pada ginjal mengkerut

(vasokonstriksi) sehingga aliran nutrisi ke ginjal terganggu dan

mengakibatkan kerusakan sel-sel ginjal yang pada akhirnya terjadi

gangguan fungsi ginjal.

8. Penatalaksanaan

a. Modifikasi gaya hidup

Fakta penelitian yang kuat menyatakan bahwa modifikasi gaya hidup

efektif menurunkan tekanan darah dan resiko yang minimal. Menurut

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

36

JNC 7, modifikasi gaya hidup di sarankan untuk dijadikan terapi secara

definitif digaris pertama sekurang kurangnya 6-12 bulan setelah

diagnosis awal.

b. Penurunan berat badan

Turunkan berat badan ke normal (IMT 18,5-24,9 kg), menurunkan berat

badan bisa merendahkan tekanan darah sistolik 5-20 mmHg per 10 kg

penurunan berat badan (Karyawan, 2009). Kelebihan berat badan, yang

ditunjukan dengan IMT bila melebihi 27 kg, berhubungan kuat dengan

peningkatan tekanan darah (Black & Hawk, 2005).

c. Pembatasan sodium

Kira – kira 40 % orang dengan hipertensi peka terhadap sodium. Diet

garam < 100 mmol/hari (2,4 gr atau 6 gr) bisa menurunkan tekanan darah

sistolik 2-8 mmHg. Pembatsan sedang pemasukan sodium (6 gr garam)

dapat digunakan untuk menurunkan tekanan darah pada beberapa kasus

hipertensi tingkat 1.

d. Modifikasi diet lemak

Modifikasi masukan diet lemak dapat menurunkan lemak jenuh dan

meningkatkan lemak tak jenuh sehingga membeirikan dampak penurunan

tekanan darah tetapi juga menurunkan tingkat kolesterol. Ditambah lagi

rekomendasi DASH (Dietary Approaches to Stop Hypertension) diet

yang dianjurkan adalah kaya buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-

kacangan, dan makanan rendah lemak.

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

37

e. Latihan

Rutin olahraga minimal 30 menit per hari bisa menurunkan tekanan

darah sistolik 4-9 mmHg. Tekanan darah dapat diturunkan dengan

aktifitas sedang seperti berjalan cepat 30-45 menit sesering mungkin

dalam satu minggu.

f. Pembatasan alkohol

Konsumsi lebih dari 30 cc alkohol per hari meningkatkan kejadian

hipertensi, kadang-kadang sulit disembuhkan dan terapi anti hipertensi

yang jelek. Menghindari alkohol bisa menurunkan tekanan darah sistolik

2-4 mmHg.

g. Pembatasan kafein

Meskipun minum kafein yang cepat dapat meningkatkan tekanan darah,

minum yang terus menerus tidak memberikan efek terhadap peningkatan

tekanan darah. Bagaimanapun juga pembatasan kafein tidak begitu

penting kecuali memberikan respon yang berlebihan kepada jantung.

h. Teknik relaksasi

Berbagai terapi relaksasi seperti relaksasi otot progresif, meditasi

transcendental, yoga, biofeedback dan psikoterapi dapat menurunkan

tekanan darah pada klien hipertensi.

i. Larangan merokok

Meskipun merokok tidak berhubungan statistik terhadap perkembangan

hipertensi, nikotin dapat meningkatkan jumlah nadi dan menghasilkan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

38

vasokonstriksi perifer yang mana tekanan darah dapat meningkat dalam

waktu pendek atau setelah merokok.

j. Suplemem kalium, kalsium, magnesium, serat dan vitamin C

Rasio yang tinggi dari netrium dan kalium dapat dipertanggungjawabkan

terjadinya perkembangan hipertensi. Mengkonsumsi makanan yang

mengandung kalium, kalsium, magnesium, serat dan vitamin C mungkin

membantu dalam menurunkan tekanan darah. Pola makan sehat dapat

menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.

k. Intervensi farmakologi

Obat anti hipertensi dapat diklasifikasikan dalam beberpa katagori yaitu

diuretik, antagonis adrenergic alfa dan beta (beta blocker), vasodilator,

kalsium antagonis, ACE inhibitor dan angiotensin reseptor bloker. Jika

terapi dipilih dengan hati-hati, lebih dari setengah kasus hipertensi ringan

dapat dikontrol dengan saru atau dua obat. Banyak klien membutuhkan

dua atau tiga obat untuk menurunkan tekanan darah.

F. Hubungan Kualitas Tidur Dengan Tekanan Darah

Hipertensi dapat merusak sel-sel yang melapisi dinding dalam arteri,

sehingga tidak lagi halus. Biasanya lemak gemar menumpuk pada dinding

arteri yang rusak ini, sehingga menimbulkan plak dan mengeraskan dinding

arteri, ini dikenal dengan sebutan arterioskeloris. Kejadian ini menyebabkan

terhambatnya suplai darah ke organ-organ tubuh seperti ke jantung, ginjal,

otak, tangan dan kaki. Selanjutnya dapat menyebabkan angina (nyeri dada),

serangan jantung, gagal jantung, gagal ginjal, stroke, sumbatan pada tangan

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

39

dan kaki (penyakit arteri perifer), dan aneurisme (Sihombing, 2008).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tekanan darah yaitu faktor umur,

jenis kelamin, genetik, nutrisi, obesitas, olah raga, stres, merokok dan kualitas

tidur (Susilo & Wulandari, 2011). Dari beberapa faktor yang mempengaruhi

tekanan darah, tidur merupakan suatu fenomena dasar yang penting bagi

kehidupan, kurang lebih sepertiga dari kehidupan manusia dijalankan dengan

tidur. Tidur adalah fenomena alami, tidur menjadi kebutuhan hidup manusia.

Tidur merupakan bagian hidup manusia yang memiliki porsi banyak, rata-rata

hampir seperempat hingga sepertiga waktu digunakan untuk tidur. Tidur

merupakan proses yang diperlukan oleh manusia untuk pembentukan sel-sel

tubuh yang baru, perbaikan sel-sel tubuh yang rusak (Natural Healing

Mechanism), memberi waktu organ tubuh untuk beristirahat maupun untuk

menjaga keseimbangan metabolisme dan biokimiawi tubuh (Noviani et al,

2011).

Tidur dapat mempengaruhi fungsi sistem saraf otonom simpatis maupun

parasimpatis yang dapat menjejaskan tekanan darah. Pada waktu tidur yang

normal, akan terjadi penurunan tekanan darah relatif sekitar 10-20 persen jika

dibandingkan dengan saat kita berada keadaan sadar (Calhoun dan Harding,

2010). Walaupun mekanismenya belum jelas secara pasti, tetapi berdasarkan

penelitian yang diteliti pada journal of the American Heart Association,

ditemukan bahwa penurunan durasi tidur akan mengakibatkan gangguan

endokrin dan metabolik yang sangat berpengaruh dalam mengatur regulasi

tekanan darah sehingga terjadi gangguan dalam meningkatkan resiko terjadinya

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

40

hipertensi. Selain itu, juga dilaporkan bahwa durasi tidur yang rendah dapat

menyebabkan terjadinya hipertensi, tetapi efisiensi tidur yang rendah

dilaporkan menyebabkan hipertensi dibandingkan dengan durasi tidur yang

rendah (Javaheri et al, 2012).

Menurut Calhoun & Harding (2010), apabila tidur mengalami gangguan

dan tidak terjadi penurunan tekanan darah saat tidur, maka akan meningkatkan

risiko terjadinya hipertensi yang berujung kepada penyakit kardiovaskular.

Setiap 5% penurunan normal yang seharusnya terjadi dan tidak dialami oleh

seseorang, maka kemungkinan 20% akan terjadi peningkatan tekanan darah.

Selain itu salah satu faktor dari kualitas tidur yang buruk yaitu kebiasaan durasi

tidur yang pendek juga dihubungkan dengan peningkatan tekanan darah.

Kebutuhan waktu tidur bagi setiap orang adalah berlainan, tergantung pada

kebiasaan yang dibawa selama perkembangannya menjelang dewasa, aktivitas

pekerjaan, usia dan kondisi kesehatan. Kurang tidur yang berkepanjangan

dapat mengganggu kesehatan fisik dan psikis. Dari segi fisik, kurang tidur akan

menyebabkan muka pucat, mata sembab, badan lemas dan daya tahan tubuh

menurun sehingga mudah terserang penyakit. Adapun dari segi psikis, kurang

tidur akan menyebabkan timbulnya perubahan suasana kejiwaan, sehingga

penderita akan menjadi lesu, lamban menghadapi rangsangan dan sulit

berkonsentrasi (Endang, 2007 dalam Komalasari, 2012).

Ketidakcukupan kualitas dan kuantitas tidur dapat merusak memori dan

kemampuan kognitif. Bila hal ini berlanjut hingga bertahun-tahun, akan

berdampak pada tekanan darah tinggi, serangan jantung, stroke, hingga

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

41

masalah psikologis seperti depresi dan gangguan perasaan lain. Apabila hal ini

berlangsung dalam waktu yang lama, akan menyebabkan individu tersebut

mengalami kurang tidur yang mengakibatkan peningkatan risiko penyakit yang

dideritanya (Potter & Perry, 2010).

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

42

G. Kerangka Teori

Kerangka teori atau kerangka pikir adalah kesimpulan dari Tinjauan

Pustaka yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau

berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan (Suparyanto, 2009)

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Potter and Perry (2010), Maryam (2008), Susilo & Wulandari (2011)

Faktor yang mempengaruhi

Tekanan Darah:

a. Faktor umur

b. Jenis kelamin

c. Genetic

d. Nutrisi

e. Obesitas

f. Olahraga

g. Stress

h. Merokok

i. Kualitas tidur

Faktor yang mempengaruhi

tidur:

a. Faktor dari dalam (intrinsik)

yaitu: kecemasan, motivasi

dan umur.

b. Faktor dari luar (ekstrinsik)

yaitu: gaya hidup, aktivitas,

penggunaan obat-obatan,

gangguan medis umum dan

lingkungan)

Kualitas Tidur

1. Kualitas

tidur baik

2. Kualitas

tidur buruk

1. Rendah

2. Normal

3. Tinggi

Tekanan Darah

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tidurrepository.ump.ac.id/4048/3/AJENG TYAS WIJAYANTI BAB II.pdf · 1. Definisi Tidur adalah suatu ... segera selama tahap ini berlangsung selama 5 menit

43

H. Kerangka Konsep

Kerangka konsep atau kerangka berfikir merupakan dasar pemikiran

pada penelitian yang dirumuskan dari fakta-fakta, observasi dan tinjauan

pustaka. Kerangka konsep menurut teori, dalil atau konsep-konsep yang akan

dijadikan dasar untuk melakukan penelitian (Saryono, 2009)

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

Ket:

I. Hipotesis

Hipotesis dalam suatu penelitian berarti jawaban sementara penelitian,

patokan duga, atau dalil sementara, yang kebenarannya akan dibuktikan dalam

penelitian tersebut. Setelah melalui pembuktian, maka hipotesis dapat benar

atau salah, bisa diterima bisa ditolak (Notoatmodjo, 2010). Adapun hipotesis

dalam penelitian ini adalah ada hubungan antara kualitas tidur dengan tekanan

darah perawat kelas III di RSUD dr. R. Goetoeng Taroenadibrata Purbalingga

Tahun 2017.

Kualitas Tidur Tekanan Darah

= diteliti

Hubungan Antara Kualitas Tidur..., Ajeng Tyas Wijayanti, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017