bab ii tinjauan pustaka a. tinjauan umum tentang...

29
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Pedagang Pasar Tradisional 1. Pengertian Pasar Tradisional Pasar tradisonal merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai dengan adanya transasi secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar. Banguanan pasar biasanya terdiri atas kios-kios atau gerai, akses lebih luas bagi para produsen dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Kebanyakan pasar tradisional menjual kebutuhan sehari-hari seperti bahan makanan, ikan buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain, barang-barang elektronik, dan jasa, serta menjual kue-kue. 12 Pedangan diartikan sebagai orang yang melakukan perdagangan, memperjual belikan barang yang tidak diproduksi sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan dan kenyamanan sehingga yang disebut dengan pedagang pasar tradisional adalah para pedagang atau penjual yang ada disekitar pasar, ada pedagang kaki lima, pedagang buah-buahan dan lain-lain, pedagang pasar tradisional yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini yang kurang lebih sudah berdiri sejak 30 tahun, seperti halnnya pasar-pasar 12 Hermanto Malano, 2011. Selamatkan Pasar Tradisional, Jakarta. Penerbit GRAMEDIA. (hal 1)

Upload: buianh

Post on 28-Mar-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Pedagang Pasar Tradisional

1. Pengertian Pasar Tradisional

Pasar tradisonal merupakan tempat bertemunya penjual dan

pembeli serta ditandai dengan adanya transasi secara langsung dan

biasanya ada proses tawar menawar. Banguanan pasar biasanya terdiri

atas kios-kios atau gerai, akses lebih luas bagi para produsen dan

dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola

pasar. Kebanyakan pasar tradisional menjual kebutuhan sehari-hari

seperti bahan makanan, ikan buah, sayur-sayuran, telur, daging, kain,

barang-barang elektronik, dan jasa, serta menjual kue-kue.12

Pedangan diartikan sebagai orang yang melakukan

perdagangan, memperjual belikan barang yang tidak diproduksi

sendiri, untuk memperoleh suatu keuntungan dan kenyamanan

sehingga yang disebut dengan pedagang pasar tradisional adalah para

pedagang atau penjual yang ada disekitar pasar, ada pedagang kaki

lima, pedagang buah-buahan dan lain-lain, pedagang pasar tradisional

yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini yang kurang

lebih sudah berdiri sejak 30 tahun, seperti halnnya pasar-pasar

12 Hermanto Malano, 2011. Selamatkan Pasar Tradisional, Jakarta. Penerbit GRAMEDIA. (hal 1)

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

22

tradisional lainnya, dipasar tersebut banyak para pedagang yang

menjula barang dagangannya kepada konsumen (masyrakat).13

Lebih jelasnya pasar tradisional yang penulis maksud adalah

semua pedagang yang ada didaerah kedungkandang atau orang dan

masyarakat yang mempunyai toko dan warung untuk diperdagnagkan

pada konsumen.14

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2012 Tentang Perlindungan

Dan Pemberdayaan Pasar Tradisional Serta Penataan Dan

Pengendalian Pusat Pembelanjaan Dan Toko Modern pasal 1 ayat (10)

“Pasar Tradisional Adalah Pasar Yang Dibangun Dan Dikelola Baik

Secara Mandiri Oleh Pemerintah, Pemerintah Daerah, Pihak Swasta

Maupun Badan Usaha Milik Daerah/Perusahaan Daerah Atau Dalam

Bentuk Kerjasama Antara Pemerintah Daerah Dengan Pihak Swasta,

Berupa Tempat Usaha Dalam Bentuk Took, Kios, Los, Dan Tenda

Yang Dimiliki/Disewa Oleh Pedagang Kecil Atau Menengah,

Kelompok Masyarakat Atau Koperasi, Dengan Proses Transaksi Usaha

Dilakukan Melalui Proses Tawar-Menawar”.15

Pasar merupakan system, institusi, prosedur, hubungan social

dan infrastruktur dimana usaha menjual barang, jasa dan tenaga kerja

untuk orang-orang dengan imbalan uang. Barang dan jasa yang dijual

13 13 Cerita dibalik kesemrawutan pasar kebalen. http://lilipun.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 29 November 2010, pukul 14.00 WIB 14 Pasar merupakan kegiatan penjual. http://lilipun.blogspot.co.id/. Diakses tanggal 8 januari 2010, pukul 9.30 WIB 15 Ibid. (hal 5)

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

23

menggunakan alat pembayaran yang sah seperti uang flat. Kegiatan ini

merupakan bagian dari perekonomian ini adalah pengaturan yang

memungkinkan pembeli dan penjual untuk item pertukaran.16 Pasar

yang menyediakan barang atau jasa untuk keperluan usaha atau untuk

membuat barang/jasa lain dan/atau untuk diperdagangkan kembali

disebut pasar industry atau industrial market, sedangkn pasar yang

mengedarkan produk konsumen yang terdiri dari barang atau jasa yang

lazimnya digunakan untuk kehidupan hidup perorangan , keluarga,

atau rumahtangganya atau tidak untuk komersil disebut pasar

konsumen.17

Menurut Kolter pasar konsumen diartikan diartikan sebgaai

paasr yang terdiri dari pribadi-pribadi atau rumah tangga yang member

atau mendapatkan barang atau jasa untuk keperluan konsumen sendiri

termasuk pasar tradisional yang merupakan tempat bertemunya penjual

dan pembeli serta ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli

secara langsung dan biasanya ada proses tawar menawar, bangunan

biaanya terdiri dari kios-kios atau gerai-gerai, los dan dasaran terbuka

yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar.

Dalam ilmu ekonomi mainstream, konsep pasar adalah setiap

struktur yang memungkinkan pembeli dan penjual untuk menukar jenis

barang, jasa dan informasi. Pertukaran barang atau jasa untuk uang

16 Suherman Rosyidi, Pengantar Teori Ekonomi, Jakarta: Raja Garafindo Persada, 2003, hlm. 67 17 Az. Nasution, Konsumen dan Hukum Tinjauan Sosial, Ekonomi dan Hukum pada

Perlindungan Konsumen Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1995. hlm. 19-20

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

24

adalah transaksi pasar peserta terdiri dari semua pembeli dan penjual

yang baik yang memengaruhi harganya. Dengan demikian penjual

melihat pasar sebagai tempat atau lingkungan yang harus mereka

manfaatkan untuk menyerap habis seluruh persediaan produknya, baik

yang mereka buat maupun yang mereka perdagangkan.18

Pasar terbagi atas 2 jenis, yaitu pasar tradisional dan pasar

modern, konsep dari kedua pasar ini hampir sama yang membedakan

hanyalah kelebihan dan keuntungan dari kedua jenis pasar ini. Hal-hal

yang membedakan pasar tradisional dan pasar modern adalah:19

a. Harga Barang. Barang-barang yang dijual di pasar tradisional dan

pasar modern memiliki perbedaan harga yang cukup signifikan.

Harga suatu barang di pasar tradisional bahkan bisa sepertiga dari

harga barang yang sama yang dijual di supermarket, terutama

untuk produk-produk segar seperti sayur-mayur serta bumbu-

bumbu dapur seperti bawang merah, bawang putih, jahe, lengkuas,

merica, cabai merah, cabai rawit, dan lain sebagainya.

b. Tawar menawar. Berbelanja di pasar tradisional memungkinkan

pembeli untuk menawar harga barang-barang hingga mencapai

kesepakatan dengan pedagang. Jika cukup pintar menawar, anda

bisa mendapatkan barang dengan harga yang jauh lebih murah.

Sedangkan di pasar modern, pembeli tidak mungkin melakukan

18 Az. Nasution, Op, cit, hlm. 28 19 Pasar tradisional ditengah kepungan pasar modern. https://supriatna14.wordpress.com. Diakses Tanggal 3 september 2007. Pukul 10:08 WIB

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

25

tawar menawar karena semua barang telah dipatok dengan harga

pas.

c. Diskon. Untuk urusan diskon, sejumlah supermarket memang

sering memberikan berbagai penawaran yang menggiurkan. Akan

tetapi, perlu diperhatikan apakah hal tersebut merupakan rayuan

terselubung agar pembeli bersikap lebih konsumtif. Tidak jarang,

orang menjadi lapar mata ketika berbelanja di supermarket dan

tergoda membeli barang-barang yang tidak mereka butuhkan.

d. Kenyamanan berbelanja. Untuk urusan kenyamanan, berbelanja di

pasar modern memang jauh lebih nyaman ketimbang berbelanja di

pasar tradisional. Berbagai supermarket memiliki area yang lebih

luas, bersih, rapi, dan dilengkapi dengan pendingin ruangan.

Sedangkan pasar tradisional menempati area yang lebih sempit,

sumpek, sesak, dan tak jarang mengeluarkan bau kurang sedap

e. Kesegaran produk. Untuk produk-produk segar seperti daging,

ikan, sayur-mayur, telur, dan lain sebagainya, pasar tradisional

biasanya menyajikan produk yang jauh lebih segar ketimbang

supermarket, karena belum ditambahkan zat pengawet.

Pasar tradisional merupakan salah satu sektor penting yang

mendukung perekonomian rakyat. Di dalamnya, kepentingan rakyat

kecil hingga kalangan menengah ke atas diwadahi. Pasar tradisional

merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta ditandai

dengan adanya transaksi penjual dan pembeli secara langsung.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

26

Pasar tradisonal adalah tempat berjualan yang tradisional (turun

temurun), tempat bertemunya penjual dan pembeli dimana barang-

barang yang diperjual belikan tergantung kepada permintaan pembeli

(konsumen), harga yang ditetapkan merupakan harga yang disepakati

melalui suatu proses tawar menawar, pedagang selaku produsen

menawarkan harga sedikit diatas harga standar. Pada umumnya pasar

tradisional merupakan tempat penjualan bahan-bahan kebutuhan pokok

(sembako). Biasanya pasar tradisional beraktifitas dalam batas-batas

waktu tertentu, seperti pasar pagi, pasar sore, pasar pekan dan lain

sebagainya. Pasar tradisional biasanya dikelola oleh pemerintah

maupun swasta, fasilitas yang tersedia biasanya merupakan bangsal-

bangsal, loods-loods, gudang, toko-toko, stand-stand/kios-kios, toilet

umum pada sekitar pasar tradisional. Pada pasar tradisional proses jual

beli terjadi secara manusiawi dan komunikasi dengan nilai-nilai

kekeluargaan yang tinggi.

B. Pengaturan Mengenai Kedudukan Hukum Pedagang Pasar

Tradisional

Sektor perdagangan adalah sektor yang sangat terbuka dalam arti

tidak ada halangan bagi seseorang untuk keluar mauk sektor ini.

Perkembangan kegiatan perdagangan melibatkan peran serta masyarakat

sebagai konsumen, badan-badan usaha sebagai produsen barang dan jasa

maupun pedagang yang berfungsi sebagai penjual kepada konsumen.

Khusus untuk usaha kecil dan menengah maka sektor ini membentang

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

27

diantara transaksi komoditi tradisional sampai transaksi perdagangan

komoditas modern. Untuk memperlancar transaksi kedua pelaku yang

terlibat tersebut diperlukan sarana tempat penjualan barang yang

mencerminkan keinginan dan aspirasi pihak-pihak yang terlibat.

Pasar tradisional yang merupakan bentuk tempat pembelajaran

sejak dulukala merupakan bentuk tempat pembelajaran sejak dulu kala

merupakan bentuk tempat pelayanan ekonomi dan social. Pasar yang

menampung sejumlah besar pedagang barang-barang keperluan sehari-hari

ini diwarnai oleh suasana dan corak kegiatan yang relative monoton.lebih

lanjut hasil penelitian rina indiastuti (1992) menunjukkna bahwa

keberadaan pasar tradisional tampaknya masih mempunyai pangsa pasar

yang cukup besar artinya masih banyak anggota masyarakat yang bersikap

ekonomis untuk mendapat barang dengan harga murah dan memperoleh

kepuasan maksimum.

Pemberdayaan pasar tradisional, dalam penentuan pasar ada

beberapa kriteria pasar yang harus diukur untuk mempermudah penetapan

pasar sasaran, yaitu:

1. Pasar potensial adalah sekumpulan konsumen yang menyatakan

tingkat minat yang memadai terhadap penawaran pasar.

2. Pasar tersedia adalah sekumpulan konsumen yang mempunyai minat,

pendapatan, akses dan kualifikasi untuk penawaran pasar tertentu.

3. Pasar sasaran adalah bagian dari pasar tersedia yang akan dimasuki

perusahaan berdasar oleh kesiapan dan kebijakan perusahaan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

28

Penyelenggaraan parlinsungan, pemberdayaan pasar tradisonal dan

penataan pasar modern, dilaksanakan berdasarkan atas asas Undang-

undang Nomor 3 tahun 2008 tentang Perlindungan , Pemberdayaan Pasar

Tradisional Dan Penataan Pasar Modern :

1. Kemanusiaan

2. Keadilan

3. Kesamaan kedudukan

4. Kemitraan

5. Ketertiban dan kepastian hukum

6. Kelestarian lingkungan

7. Kejujuran usaha

8. Persaingan sehat.

Pemerintah dan pemerintah daerah baik secara sendiri-sendiri maupun

bersama-sama sesuai dengan bidang tugas masing-masing melakukan

pembinaan dan pengawasan pasar tradisional, pusat pembelanjaan dan

toko modern. Dalam rangka pembinaan pasar tradisional, pemerintah

daerah :

1. Mengupayakan sumber-sumber alternative pendanaan untuk

pemberdayaan pasar tradisional sesuai ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2. Meningkatkan kompetensi perdagangan dan pengelola pasar

tradisional.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

29

3. Memperioritaskna kesempatan memperoleh tempat usaha basi

pedagang pasar tradisional yang telah ada sebelum dilakukan renovasi

atau relokasi pasar tradisional.

4. Mengevaluasi pengeloaan pasar tradisional.20

Bentuk-bentuk kebijakan pemerintah dalam menjaga eksistensi pasar

tradisional. Realisasi kebijakan dipengaruhi oleh bagian terpenting dari

instrument pemerintah. Dalam hal ini tercakup dalam badan hukum dan

implementasi teknis dari kebijakan itu sendiri. Bahwa hal yang terpenting

dari terealisasinya kebijakan itu karena ada factor pendukung internal

maupun eksternal. Difaktor internal kita ketahuai yang mengatur dari

segala aspek regulasi itu adalah aturan hukum mulai dari pusat hingga

daerah , sedangkan factor eksternal adalah mereka yang berkecimpung

langsung dengan kondisi dilapangan. Semisal, pelaku pasar, lurah pasar,

maupun dinas terkait.21

Kedudukan konsumen di pasar tradisional merupakan Setiap orang

pada suatu waktu dalam posisi tunggal/sendiri maupun berkelompok

bersama orang lain dalam keadaan apapun pasti menjadi konsumen untuk

suatu produk barang atau jasa tertentu. Keadaan yang universal ini pada

beberapa sisi menunjukkan adanya berbagai kelemahan pada konsumen

sehingga konsumen tidak mempunyai kedudukan yang “aman”. Oleh

karena itu, secara mendasar konsumen juga membutuhkan perlindungan

20 Ainur rofiq adnan. 2007. Konsep Pengentasan Kemiskinan Dalam Pandangan Yusuf

Quardhawi. Jurnal populis, vol 5:1 (januari-juni, 2007), hlm.72. 21 Pemberdayaan Pasar Tradisional Pada Aras Local. http://dudukinspiratif.blogspot.co.id/. Diakses Tanggal 01 Januari 2016, Pukul 03.21 Wib

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

30

hukum yang sifatnya universal. Mengingat lemahnya kedudukan

konsumen pada umumnya dibandingkan dengan kedudukan produsen yang

relatif lebih kuat dalam banyak hal, maka pembahasan perlindungan

konsumen akan selalu terasa aktual dan selalu penting untuk dikaji ulang.22

Menjamurnya pasar modern (dalam hal ini supermarket atau pasar

swalayan) dibeberapa kota besar telah banyak mengabaikan hak-hak

konsumen yang dilindungi Undang-Undang yakni Undang-Undang No. 8

Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, dimana dalam hal ini pelaku

usaha di pasar modern sering membuat kebijakan sendiri. Seperti terlihat

dalam menetapkan harga yang tertera pada label suatu produk atau barang

yang tidak berdasarkan nilai mata uang yang belaku lagi.

Perbedaan konsumen di pasar tradisional dan pasar modern adalah

sebagai berikut:

Pasar Modern yaitu pasar yang penjual dan pembeli tidak bertransaksi

secara langsung, melainkan pembeli melihat lebel harga yang tercantum

dalam harga (barcode) dan pelayanannya dilakukan secara mandiri

(swalayan) atau dilayani oleh pramuniaga. Barang-barang yang dijual di

pasar modern, selain bahan makanan juga terdapat barang lain yang

merupakan jenis barang yang dapat bertahan lama. Beberapa jenis pasar

modern antara lain hipermart, supermarket, mall dll. Sedangkan Pasar

Tradisional merupakan warisan dari nenek moyang, diaman pasar

22 Sri Redjeki Hartono, Perlindungan Konsumen di Indonesia, (Tinjauan Makro), Mimbar Hukum Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, Edisi Khusus No. 39/X/2001, hlm. 147, (dikutip dari Buku, Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen, (Kajian Teoritis dan Perkembangan Pemikiran), (Bandung: Nusa Media, 2008), hlm.19

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

31

tradisional merupakan perkembangan dari adanya barter (tukar-menukar

barang) pada zaman dahulu. Dari pasar tradisional, terjadi interaksi social

yang intens antar komponen pasar, yaitu pedagang dan penjual. Maupun

pengelola pasar itu sendiri. Bentuk interaksi social inipun bermacam-

macam, mulai dari proses tawar-menawar barang antara penjual dan

pembeli, kemudian tukar-menukar uang untuk kembali antar sesame

penjual dll, yang menyebabkan hubungan atau jaringan social satu sama

lain menjadi erat. Penjual melayani sendiri pembeli yang membeli barang

dengannya, mendengarkan keluhan, dapat mengatasi keluhan dan

memberikan solusinya. Sehingga tak jarang pula antar penjual dan penjual,

serta menjual dan pembeli terjalin hubungan yang intim, dan dapat

membentuk sebuah paguyuban, dan kekeluargaan. Akan tetapi kini pasar

tradisional mulai termarginalkan dari tumbuhnya mall, supermarket dll.

Berkembangnya mall dan lain-lain tidak lepas dari adanya dampak

globalisasi dinegara timur seperti Indonesia.23 Berdasarkan gambaran

diatas mengenai Pasar Modern dan Pasar Tradisional, apabila terjadi suatu

hal yang merugikan konsumen seperti penjualan daging “oplosan”(daging

sapi yang dicampur dengan daging sapid an dijadikan makanan siap saji

terutama bakso) maka upaya yang dilakukan oleh instansi terkait adalah

sebagai berikut :

23 Pasar Tradisional VS Pasar Modern. https://sasianagilar.wordpress.com. Diakses tanggal 2 desember 2015, pada pukul 11.55 WIB

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

32

Upaya yang dilakukan Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag)

Kota Malang mulai memperketat Pengawasan penjualan daging di

sejumlah Pasar Tradisional, setelah Polres menangkap seorang pedagang

yang membawa daging celeng hutan dan diedarkan di pasar Kota Malang

tersebut. Kepala Dinas Pengawas Pasar Kota Malang telah melakukan

pengecekan/ pembuktian bahwa adanya daging oplosan di Pasar

Tradisional Kota Malang secara rutin ke pedagang daging. Hal ini

dilakukan dengan cara melakukan pengecekan secara berkala, upaya yang

dilakukan oleh Pengawas Pasar adalah sebagai berikut:

1. Bentuk Pengawasan

a. Berkala ( Rutin dan diadakan dan terjadwal sesuai kesepakatan

belah pihak )

Membuat Tim yang isisnya adalah sebagai berikut:

1. Dinas Pertanian

2. Dinas keasehatan

3. Porli ( Kepolisian )

4. SATPOL PP ( Satuan Polisi Pamong Praja )

5. LPKSM ( Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya

Masyarakat )

6. Bagian Perekonomian

7. Kantor Ketahanan Pangan

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

33

b. Rutin

Pengawas secara Rutin adalah tidak membuat tim hanya intern

dari seksi PerlindunganKonsumen dan Polri. Apabila tidak ada

penyidik. Maka, PPNS ( Petugas Pegawai Negeri Sipil ) yang

mengemban tugas dalam Pengawasan perearan daging celeng

tersebt sesuai dengan UUPK ( Undang-undang

PerlindunganKonsumen No 08 Tahun 1999 ), jika diasumsikan

adanya TP ( Tindak Pidana ) maka langsung diproses sesuai dengan

perundang-undangan yang berlaku.

1. Melakukan pemberkasan terhadap TP ( Tindak Pidana )

2. Menindaklanjuti ke kejaksaan

a. Prefentif ( Pembinaan )

b. Represif ( langsung diadakan sidang )

3. Peran DISPERINDAG ( Dinas Perindustrian, Perdaganagan dan

Pasar ) hanya sebagai saksi ahli ( gugatan sampai Mediasi)

sebagai pendampingan.

Selain DISPERINDAG ( Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar )

lembaga lainnya yang menangani kasus yang serupa guna untuk

melindungi Konsumen terhadap perilaku pelaku usaha yang tidak

beretikad baik adalah LPKSM ( Lembaga PerlindunganKonsumen

Swadaya Masyarakat ) dan tugas LPKSM adalah sebagai berikut:

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

34

1. Menyebarluaskan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran tas

hak, kewajiban serta kehati-hatian Konsumen dalam mengkonsumsi

barang /atau jasa;

2. Melakukan Pengawasan bersama pemerintahserta instansi terkait dan

masyarakat terhadap pelaksanaan PerlindunganKonsumen.

3. Menerima pengaduan Konsumen serta memperjuangkan haknya.

Peranan instansi terkait seperti LPKSM dan DISPERINDAG

adalah untuk mengantisipasi adanya penjualan daging celeng ataupun yang

dicampur dengan daging sapi “oplosan”. Apabila terdapat peredaran

daging celeng di Pasar Kota Malang, Dinas Perijinan Kota Malang akan

mencabut ijin usaha, karena tidak sesuai dengan peraturan pendaftaran

mendirikan usaha. Dan akan dikenakan sangsi baik tertulis maupun sangsi

administrasi sesuai hokum yang berlaku. Sedangkan Lembaga

PerlindunganKonsumen Swadaya masyarakat apabila Konsumen melapor

adanya peredaran daging celeng di Pasar maka lembaga tersebut akan

segera melakukan Pengawasan/ survey yang bertujuan untuk melakukan

penyelidikan terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha

melalui barang dan /atau jasa, dan segera melapor ke polisi setempat, agar

cepat diproses sesuai prosedur kepolisian.24

Undang- Undang PerlindunganKonsumen ( UUPK ) merupakan

salah satu tujuan yaitu untuk menumbuhkan kesadaran pelaku usaha

mengenai pentingnya PerlindunganKonsumen sehingga tumbuh sikap 24 Hasil wawancara survey di Kantor Lembaga PerlindunganKonsumen Swadaya Masyarakat Kota Malang

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

35

yang jujur dan bertanggung jawab. Sedangkan PerlindunganKonsumen

adalah factor strategis bangsa dan negara indonesia dalam upaya

meningkatkan perekonomian dalam arti daya saing perdaganagan yang

kuat, sehat dan efisien.

Undang-Undang Perlindungan konsumen menjamin adanya

kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada konsumen”.25

Konsumen dilindungi dari setiap tindakan produsen barang atau jasa,

importer, distributor penjual dan setiap pihak yang berada dalam jalur

perdagangan barang atau jasa ini, yang pada umumnya disebut dengan

nama pelaku usaha.26

C. Standart Perdagangan Daging/Aturan Mengenai Perdagangan

Daging Sapi di Pasar Tradisional

1. Pengaturan Distribusi Dan Pemasaran Daging Sapi

a. Pengaturan distribusi dan pemasaran daging sapi

Kegiatan ini ditargetkan untuk menjamin ketersediaan sapi dalam

negeri dan menjaga stabilitas harga sapi, melalui kegiatan operasioanl

sebagai berikut :

1. Penentapan pengeluaran dan pemasukan sapi untuk kkeperluan

bibit maupum pengemnbangan sapi antar wilayah oleh pemerintah

daerah melalui koordinasi dengan pemerintah pusat.

2. Penyusunan regulasi setingkat peraturan mentri tentang

perindustrian dan pemasaran sapi. 25 Lihat Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pasal 1 angka 1 26 Achmad Saerozi, “Perlindungan Hukum di Indonesia”, http://achmadsaerozi.wordpress .com. diakses tanggal 29 Februari 2016

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

36

3. Pengawasan dan pemantauan kegiatan perdagangan sapi potong

abtar wilayah, serta pendistribusian dan pemasarannya.

4. Revitalisasi system karantina hewan terkait dengan perdagangan

sapi bibit dan sapi bakalan antar wilayah.

5. Pengaturan distribusi dan pemasaran sapi didalam negeri.

2. Pengaturan Distribusi Dan Pemasaaran Daging Di Dalam Negeri

Kegiatan operasional ini bertujuan menjamin ketersediaan daging

didalam negeri dan menjaga stabilitas harga daging, melalui kegiatan

operasioanal:

1. Peningkatan pengawasan dan pemantauan distribusi daging impor

2. Pengendalian distribusi daging impor berdasarkan kelengkapan

fasilitas rantai daging dari importir sampai ke ritel.

3. Kontribusi Terhadap Penambahan Populasi

1. Kegiatan-kegiatan yang berkontribusi terhadap penambahan

populasi ternak adalah kegiatan optimalisasi akseptor IB dan

intensifikasi kawin alam. Selain kegiatan tersebut terdapat kegiatan

SMD, pola integrasi tanaman ternak, kawasan pola padang

penggembalaan, Pembibitan Pola Insitu dan exsitu dan penambahan

jumlah bibit sapi.

2. Dari kegiatan-kegiatan yang menambah populasi tersebut

optimalisasi akseptor IB dan INKA memiliki kontribusi terbesar

sedangkan kegiatan kegiatan yang lain merupakan kegiatan untuk

menambah populasi ternak tetapi tidak sebesar bobot optimalisasi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

37

akseptor IB dan intensifikasi kawin alam. Berdasarkan pembobotan

tersebut setelah dilakukan pasangan perbandingan bijaksana maka

diperoleh kontribusi penambahan populasi baik secara nasional

maupun propinsi.

4. Kontribusi terhadap penambahan produksi daging

Kegiatan-kegiatan operasional yang berkontribusi terhadap

penambahan produksi daging adalah kegiatan pengembangan usaha

pembiakan dan penggemukan sapi lokal, pengembangan pupuk

organic dan biogas, pemberdayaan dan peningkatan kualitas RPH,

optimalisasi IB dan INKA, penyediaan dan pengembangan pakan

dan air, penaggulangan gangguan reproduksi dan peningkatan

pelayanan kesehatan hewan, penyelamatan sapi betina produktif,

penguatan wilayah sumber bibit dan kelembagaan usaha perbibitan,

pengembangan pembibitan sapi potong melalui VBC, penyediaan

bibit melalui subsidi bunga (KUPS), pengaturan stock sapi bakalan

dan daging sapi, pengaturan distribusi dan pemasaran sapi dan

daging di dalam negeri. Kontribusi penambahan produksi daging

dari setiap propinsi.27

D. Tinjauan Umum Tentang Perlindungan Konsumen

1. Pengertian Konsumen

Menurut Az. Nasution, S.H : Istilah konsumen berasal dari kata

alih bahasa dari kata consumer ( inggris-indonesia), atau 27 Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/permentan/OT.140/2/2010 Tentang Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi 2014

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

38

consument/konsument (belanda). Pengertian dari consumer atau

consument itu tergantung dalam posisi mana ia berada. Secara harfiah

arti kata consumer itu adalah “( lawan dari produsen) setiap orang

yang menggunan barang”. Tujuan pengguna abarang atau jasa itu nanti

menentukan termasuk konsuen kelompok mana pengguna tersebut.

Begitu pula kamus bahasa inggris-indonesia memeberi arti kata

consumer sebagai pemakai atau konsumen.28

Pengertian “Konsumen” di Amerika Serikat dan MEE, kata

“konsumen” yang berasal dari consumer sebenarnya berarti

“pemakai”. Namun, diAmerika Serikat kata ini dapat diartikan lebih

luas lagi sebagai “korban pemakai produk yang cacat”, baik korban

tersebut pembeli, karena perlindungan hukum dapat dinikmati pula

bahkan oleh korban yang bukan pemakai.29

Selanjutnya istilah konsumen digunakan dalam buku ini, oleh

krena istilah ini telah memasyarakat di Indonesia, seperti halnya istilah

consumer dalam masyarakat internasional.

Berdasarkan hal diatas, beberapa batasan tentang konsumen

adalah sebagai berikut:

1. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa

digunakan untuk tujuan tertentu.

28 Az. Nasution, 2001. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar, Jakarta Pusat. Penerbit DIADIT MEDIA, hal. 3 29 Agus Brotosusilo, Makalah “Aspek-aspek perlindungan terhadap konsumen dalam system hukum diindonesia”, dalam percakapan tentang pendidikan konsumen dan kurikulum fakultas hukum, Edikator yusuf Shofie, (Jakarta: YLKI-USAID, 1998), Hlm. 46.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

39

2. Konsumen antara, adalah setiap orang yang mendapatkan barang

dan/jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang atau jasa

lain atau untuk diperdagangkan (tujuan komersial)

3. Konsumen akhir adalah setiap orang alami yang mendapatkan dan

menggunakan barang dan/ jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan

hidupnya pribadi, keluarga dan atau rumah tangga dan tidak untuk

diperdagangkan kembali (non-komersial).

Penjelasannya adalah sebagai berikut :

Orang, kecuali disebut khusus, dalam batasan ini terdiri dari

orang alami atau orang yang diciptakan oleh hukum (perusahaan

dengan bentuk PT atau sejenis, baik private atau public).30 Pengertian

konsumen menurut UU No.8 Tahun 1999 tentang Hukum

Perlindungan Konsumen dalam pasal 1 ayat (2) yakmi: Konsumen

adal setiap orang pemakai barang dan/jasa yang tersedia dalam

masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain,

maupun makhluk lain dan tidak untuk diperdagangkan.

2. Hak dan Kewajiban Konsumen

Istilah perlindungan konsumen yang berkaitan dengan

perlindungan hukum.31 Oleh karena itu, perlindungan konsumen

mengandung aspek hukum. Adapun materi yang mendapat

perlindungan itu bukan sekedar fisik, melainkan haknya yang bersifat

abstrak. Dengan kata lain, perlindungan konsumen sesungguhnya 30 Az. Nasution, Op.cit. hal 3 31 Celina tri siwi kristiyanti. 2008. Hukum Perlindungan Konsumen. Jakarta, penerbit sinar grafika, hal 30

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

40

identik dengan perlindungan yang diberikan hukum tentang hak-hak

konsumen. Secara umum dikenal ada 4 (empat) hak dasar konsumen,

yaitu :

1. Hak untuk mendapatkan keamanan (the right to safety)

2. Hak untuk mendapatkan informasi (the right to be informed)

3. Hak untuk memilih (the right to choose)

4. Hak untuk didengar (the right to be heard)

Empat hak dasar ini diakui secara internasional. Dalam

perkembangannya, organisasi-organisasi konsumen yang tergabung

dalam the internasional organization of consumer union (IOCU)

menambahkan lagi beberapa hak, seperti hak mendapatkan

pendidikan konsumen, hak mendapatkan ganti kerugian, dan hak

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat. Akhirnya, jika

semua hak-hak yang disebutkan disusun kembali secara sistematis

(mulai dari yang diasumsikan paling mendasar), akan diperoleh

urutan sebagai berikut:

a. Hak Konsumen Mendapat Keamanan

Konsumen berhak mendapat keamanan dari barang dan jasa yang

ditawarkan kepadanya. Produk barang dan jasa itu tidak boleh

membahayakan jika dikonsumsi sehingga konsumen tidak

dirugikan baik secara jasmani dan rohani.

Hak untuk memperoleh keamanan ini penting ditempatkan pada

kedudukan utama karena berabad-abad berkembang suatu falsafah

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

41

berfikir bahwa konsumen (terutama pembeli) adalah pihak yang

wajib berhati-hati, bukan pelaku usaha.32

b. Hak Untuk Mendapatkan Informasi Yang Benar

Setiap produk yang diperkenalkan kepada konsumen harus disertai

informasi yang benar. Informasi ini diperlukan agar konsumen

tidak sampai mempunyaigambaran yang keliru atas produk barang

dan jasa.informasi ini dapat disampaikan dengan berbagai cara,

seperti lisan kepada konsumen, melalui iklan diberbagai media,

atau mencantumkan dalam kemasan produk (barang).

Jika dikaitkan dengan hak konsumen atas keamanan, maka setiap

produk yang mengandung resiko terhadap keamanan konsumen,

wajib disertai informasi berupa petunjuk pemakaian yang jelas.

Hak untuk mendapatkan informasi yang benar menurut prof. Hans

W. Micklitz, seorang ahli hukum konsumen dari jerman

menyatakan bahwa secara garis besar dapat dibedakan menjadi 2

tipe yaitu sebagai berikut:

1. Konsumen yang terinformasi

a. Memiliki tingkat pendidikan tertentu

b. Memountai sumber daya ekonomi yang cukup, sehingga

dapat berperan dalam ekonomi pasar, dan

c. Lancer berkomunikasi.33

32 Ibid. hal 30

33 Ibid. hal 33

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

42

Dengan memiliki tiga potensi, konsuemn jenis ini mampu

bertanggung jawab dan relative tidak memerlukan

perlindungan.

2. Konsumen yang tidak terinformasi

a. Kurang berpendidikan

b. Termasuk kategori kelas menengah ke bawah

c. Tidak lancar berkomunikasi.

Konsumen jenis ini perlu dilindungi, dan khususnya menjadi

tanggung jawabnegara untuk memeberikan perlindungan.

c. Hak Untuk Didengar

Hak yang erat kaitannya dengan hak untuk mendapatkan informasi

adalah hak untuk didengar. Ini disebabkan oleh informasi yang

diberikan pihak yang berkepentingan atau berkompeten sering

tidak cukup memuaskan konsumen. Untuk itu konsumen berhak

mengajukan permintaan informasi lebih lanjut.34

d. Hak Untuk Memilih

Dalam menkonsumsi suatu produk, konsumen berhak menentukan

pilihannya. Ia tidak boleh mendapat tekanan dari pihak luar

sehingga ia tidak lagi bebas untuk memebeli atau tidak membeli.

Seandainya ia jadi membeli, ia juga bebas menentukan produk

mana yang akan dibeli.

34 Ibid. hal 35

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

43

Hak untuk memilih ini erat kaitannya dengan situasi pasar. Jika

seseorang atau suatu golongan diberikan hak monopoli untuk

memproduksi dan memasarkan barang atau jasa, maka besar

kemungkinan konsumen kehilangan hak untuk memilih produk

yang satu dengan produk yang lain.35

e. Hak Untuk Mendapatkan Produk Barang dan/ atau Jasa

Sesuai dengan Nilai Tukar yang Diberikan

Dengan hak ini berarti konsumen harus dilindungi dari permainan

harga yang tidak wajar. Dengan kata lain, kuantitas dan kualitas

barang dan/atau jasa yang dikonsumsi harus sesui dengan nilai

uang yang dibayar sebagai penggantinya. Namun dalam

ketakbebasan pasar, pelaku usaha dapat saja mendikte pasar

dengan menaikkan harga, dan konsumen menjadi korban dari

ketiadaan pilihan.

Konsumen dihadapkan pada kondisi: take it or leave it. Jika setuju

silakan beli, jika tidak silahkan mencari tempat yang lain (padahal

ditempat lain pun pasar sudah dikuasainya). Dalam situasi

demikian, biasanya konsumen terpaksa mencari produk alternative

(bila masih ada), yang boleh jadi kualitasnya malahan lebih buruk.

Akibat tidak berimbangnya posisi tawar-menawar antar pelaku

usaha dan konsumen, maka pihak pertama dapat saja

membebankan biaya –biaya tertentu yang sewajarnya tidak

35 Ibid. hal 36

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

44

ditanggung konsumen. Praktik yang tidak terpuji ini lazim dikenal

dengan istilah externalities.36

f. Hak Untuk Mendapat Ganti Kerugian

Jika konsumen merasakan, kuantitas dan kualitas barang dan/atau

jasa yang dikonsumsinyatidak sesuai dengan nilai tukar yang

diberikannya, ia berhak mendapat ganti kerugian yang pantas. Jenis

dan jumblah ganti kerugian itu, tentu saja harus sesuai dengan

ketentuan yang berlaku atas kesepakatan masing-masing pihak. 37

g. Hak Untuk Mendapatkan Penyelesaian Hukum

Hak untuk mendapatkan ganti kerugian harus ditempatkan lebih

tinggi dari pada hak pelaku usaha (produsen/penyalur usaha) untuk

membuat kalusul eksonerasi secara sepihak. Jika pemerintah yang

diajukan konsumen dirasakan tidak mendapat tanggapan yang

lauak dari pihak-pihak terkait dalam hubungan hukum dengannya,

dengan kata lain, konsumen berhak menuntut pertanggungjawaban

hukum dari pihak-pihak yang dipandang merugikan karena

mengkonsumsi produk itu.38

h. Hak Untuk mendapatkan Lingkungan Hidup Yang Baik dan

Sehat

Hak konsumen atas lingkungan yang baik dan sehat merupakan

hak yang diterima sebagai salah satu hak dasar konsumen oleh

berbagai dasar oerganisasi konsumen didunia. Lingkungan hidup 36 Ibid. hal 37

37 Ibid. hal 37

38 Ibid. hal 38

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

45

yang baik sehat berarti sangat luas, dan setiap makhluk hidup

adalah konsumen atas lingkunagn hidupnya. Lingkungan hidup

meliputi lingkungan hidup dalam arti fisik dan lingkungan

nonfisik.39

i. Hak Untuk Dilindungi Dari Akibat Negative Persaingan

Curang

Persaingan curang atau dalam Undang-Undang No. 5 tahun 1999

disebut dengan “persaingan usaha tidak sehat”. Dapat terjadi jika

seorang pengusaha berusaha menarik langganan atau klien

pengusaha lain untuk memajukan usahanya atau memperluas

penjualan atau pemasaranya dengan menggunakan alat atau sarana

yang bertentangan dengan iktikad bail dan jujur dalam pergaulan

perekonomian.

Walaupun persaingan antara pelaku usaha , namun dampak

persainagn itu selalu dirasakan oleh konsumen. Jika persaingan

sehat, konsumen memperoleh keuntungan. Sebaliknya jika

persaingan curang konsumen pula yang dirugikan. Kerugian itu

boleh jadi tidak dirasakan dalam jangka pendek tetapi cepat atau

lambat pasti terjadi.

Hak konsumen untuk dihindari dari akibat negative persaingan

curang dapat dikatakan sebagai upaya pre-emptive yang harus

dilakukan, khususnya oleh pemerintah guna mencegah munculnya

39 Ibid. hal 39

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

46

akibat-akibat langsung yang merugikan konsumen. Itulah sebabnya

gerakan konsumen sudah selayaknya menaruh perhatian terhadap

keberadaan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

hak ini, seperti yang ada saat ini, yaitu UU No. 5 Thaun 1999

tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak

Sehat.40

j. Hak Untuk Mendapatkan Pendidikan Konsumen

Masalah perlindungan konsumen diindonesia termasuk diindonesia

termasuk masalh yang baru. Oleh karena itu, wajar bila masih

banyak konsumen yang belum menyadari hak-haknya. Kesadaran

akan hak tidak dapat dimungkiri sejalan dengan kesadaran hukum.

Makin tinggi tingkat kesadaran hukum. Makin tinggi tingkat

kesadaran hukum masyarakat, makin tinggi penghormatannya pada

hak-hak dirinya dan orang lain. Upaya pendidikan konsumen tidak

selalu harus melewati jenjang pendidikan formal, tetapi dapat

melewati media massa dan kegiatan lembaga swadaya

masyarakat.41

Adapun Mengenai Kewajiban Konsumen dijelaskan dalam

pasal 5, yakni sebagai berikut :

a. Membaca atau mengikuti petunjuk informasi dan prosedur

pemakaian atau pemanfaatan barang dan/atau jasa, demi

keamanan dan keselamatan.

40 Ibid. hal 39

41 Ibid. hal 40

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

47

b. Beretikad baik dalam melakukan transaksi pembelian barang

dan/atau jasa.

c. Membayar sesuai dengan nilai tukar yang disepakati.

d. Mengikuti upaya penyelesaian hukum sengketa perlindungan

konsumen secara patut.42

E. Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM)

Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat sangat

berperan aktif dalam perlindungan konsumen, demi menjaga kecurangan-

kecurangan yang dilakukan oleh pelaku usaha yang tidak baik yang dapat

merugikan konsumen dalah hal peredaran daging sapi yang dioplos

dengan daging celeng dan dijadikan makanan layak saji khususnya bakso,

Problematika yang muncul dengan kehadiran LPKSM adalah kelanjutan

dari fungsi serupa yang selama ini yelah dijalankan oleh lembaga-lembaga

konsumen sebelum berlakunya UUPK. Ada pandangan kehadiran LPKSM

merupakan bentuk intervensi Negara terhadap kebebasan berserikat dan

berkumpul dari kelompok masyarakat, namun disisi lain, ia diperlukan

untuk memberikan jaminan accountability lembaga-lembaga konsumen

tersebut, sehingga kehadiran LPKSM ini betul-betul dirasakan manfaatnya

oleh masyarakat.

Hal ini disebabkan oleh masih banyak produk tidak bermutu dan

palsu yang beredar bebas di masyarakat , apalagi, masyarakat pedesaan

yang belum memahami efek atau indikasi dari produk barang yang

42 Ibid. hal 41

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

48

digunakan, misalkan makanan kaleng, minuman botol, obat-obatan, dan

masih banyak lagi. Ketidaktahuan masyarakat dapat memberi peluang

pelaku usaha atau penjual untuk membodohi masyarakat dengan produk

yang tidak memenuhi standard.

Berkaitan dengan implementasi perlindungan konsumen, undang-

undang No.8 tahun 1999 tentang perlindungan konsumen mengatur tugas

dan wewenang LPKSM sebagaimana tertuang dalam pasal 44, yakni

sebagai berikut:

1. Pemerintah mengakui lembaga perlindungan konsumen swadaya

masyarakat yang memenuhi syarat.

2. Lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat memiliki

kesempatan untuk berperan aktif dalam mewujudkan perlindungan

konsumen.

3. Tugas lembaga perlindungan konsumen swadaya masyarakat meliputi

kegiatan sebagai berikut:

a. Menyebarkan informasi dalam rangka meningkatkan kesadaran

atas hak dan kewajiban dan kehati-hatian konsumen dalam

mengkonsumsi barang dan/atau jasa.

b. Memberi nasihat kepada konsumen yang memerlukan

c. Bekerja sama dengan isntansi dalam upaya mewujudkan

perlindungan konsumen.

d. Membantu konsumen dalam memperjuangkan haknya, termasuk

menerima keluhan atau pengaduan konsumen.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang …eprints.umm.ac.id/36244/3/jiptummpp-gdl-rahmawati2-47438-3-babii.pdf · yang ada di daerah pasar kedungkandang Kota Malang ini

49

e. Melakukan pengawasan bersama pemerintah dan masyarakat

terhadap pelaksanaan perlindungan konsumen.43

43 Ibid. hal 120