bab ii tinjauan pustaka a. taman kanak-kanak 1. sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/ayu rahmawati...

23
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah Taman Kanak-kanak Sejarah munculnya Taman Kanak-kanak dimulai pada tahun 1840-an. Berangkat dari keprihatinan seorang tokoh bernama Friedrich Froebel akan kualitas pendidikan bagi anak-anak kecil menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara harfiah berarti “taman bagi anak-anak”. Pendiri Taman kanak- Kanak mengerti bahwa anak-anak ibarat tanaman yang tumbuh dan memerlukan pengasuhan serta pemeliharaan yang baik (Santrock 2002, dalam Maizida, 2007). Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Indria yaitu sarana pendidikaan untuk anak prasekolah. Bersama dengan berdirinya Taman Indria, berdiri pula Taman Kanak-kanak dengan nama Bustanul Athfal yang disponsori oleh organisasi- organisasi Islam. Pada tahun 1941, sekolah-sekolah Froebel dilanjutkan dengan nama Taman Kanak-kanak (Patmonodewo, 2003). Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72 Tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah, Bab 1 Ayat (2) dinyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Taman Kanak-kanak 11 Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Upload: truongquynh

Post on 07-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Taman Kanak-kanak

1. Sejarah Taman Kanak-kanak

Sejarah munculnya Taman Kanak-kanak dimulai pada

tahun 1840-an. Berangkat dari keprihatinan seorang tokoh bernama

Friedrich Froebel akan kualitas pendidikan bagi anak-anak kecil

menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

harfiah berarti “taman bagi anak-anak”. Pendiri Taman kanak-

Kanak mengerti bahwa anak-anak ibarat tanaman yang tumbuh dan

memerlukan pengasuhan serta pemeliharaan yang baik (Santrock

2002, dalam Maizida, 2007).

Pada tahun 1922 Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman

Indria yaitu sarana pendidikaan untuk anak prasekolah. Bersama

dengan berdirinya Taman Indria, berdiri pula Taman Kanak-kanak

dengan nama Bustanul Athfal yang disponsori oleh organisasi-

organisasi Islam. Pada tahun 1941, sekolah-sekolah Froebel

dilanjutkan dengan nama Taman Kanak-kanak (Patmonodewo,

2003).

Dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.72

Tahun 1990 tentang pendidikan prasekolah, Bab 1 Ayat (2)

dinyatakan bahwa yang dimaksudkan dengan Taman Kanak-kanak

11

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

12

adalah salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang menyediakan

program pendidikan dini bagi anak usia empat tahun sampai

memasuki pendidikan dasar.

2. Tujuan Taman Kanak-kanak

Program kegiatan belajar Taman Kanak-kanak yaitu

membantu meletakkan dasar kearah perkembangan sikap,

pengetahuan, keterampilan dan daya cipta yang diperlukan oleh

anak didik dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan

untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

3. Ruang Lingkup Taman Kanak-kanak

Untuk menyederhanakan lingkup program dan menghindari

tumpang tindih serta untuk memudahkan guru menyusun program

pembelajaran yang sesuai dengan pengalaman mereka, maka isi

program itu dipadukan dalam program kegiatan belajar yang utuh

yang mencakup :

a. Program kegiatan belajar (PKB) dalam rangka pembentukan

perilaku melalui pembiasaan yang terwujud dalam kegiatan

sehari-hari di Taman Kanak-kanak yang mencakup

pengembangan moral pancasila, disiplin, perasaan/emosi,

agama dan kemampuan bermasyarakat.

b. Program kegiatan belajar dalam rangka pengembangan

kemampuan dasar melalui kagiatan yang dipersiapkan oleh

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

13

guru meliputi pengembangan kemampuan berbahasa, daya

pikir, daya cipta keterampilan dan jasmani.

4. Taman Kanak - kanak Reguler (Half Day)

Menurut Nawawi (dalam Rahmawati, 2001), pendidikan

reguler adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara

sengaja, berencana, terarah dan sistematis. Sekolah reguler dimulai

pukul 07.30 dan berakhir pukul 10.00. Sekolah reguler atau half

day school menawarkan kelebihan yaitu tidak adanya metode

pembelajaran yang beragam yang membuat anak merasa ringan

dalam memperoleh pelajaran, sehingga tidak merasa bosan atau

lelah ketika pulang sekolah. Selain itu sekolah reguler juga

mempunyai kelemahan yaitu waktu efektif yang hanya selama 3

jam tidak ada aktivitas diluar jam belajar dan bermain, dan

menyebabkan kurangnya waktu bermain dengan teman sebaya

disekolah dan komunikasi terbuka dengan guru (Herdiana, 2007).

5. Taman Kanak - kanak Full Day

a) Pengertian Full Day School

Full day school adalah kata dalam bahasa inggris yang

terdiri dari tiga suku kata yaitu kata Full, Day, dan School.

Kata Full artinya penuh, Day artinya hari, dan School artinya

sekolah. Menurut Kasubdit DEPDIKNAS, Sediono. Konsep

Full Day School mangadopsi konsep Joy Full Learning-nya

Jepang (anak belajar sehari penuh).

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

14

Sekolah full day merupakan model sekolah umum yang

memadukan sistem pengajaran secara intensif yaitu dengan

memberi tambahan waktu khusus untuk pendalaman anak. Jam

tambahan tersebut dialokasikan pada jam setelah sholat dhuhur

sampai ashar, sehingga praktis sekolah model ini masuk pukul

07.30 pulang pukul 14.30. sekolah model ini sangat diminati

kalangan masyarakat modern yang mempunyai kesibukan di

luar rumah sangat tinggi.

Taman Kanak-kanak full day sebagai sistem pendidikan

terpadu yang menawarkan keuntungan bagi anak didiknya.

Anak mendapatkan metode pembelajaran yang bervariasi dari

pada reguler (Herdiana, 2007). Adanya aktivitas penuh

membuat waktu tidak terbatas bagi anak didik. Artinya ada

aktivitas lain diluar kelas yang merupakan sisi kehidupan anak

sehari-hari untuk berinteraksi dengan teman sebaya.

b) Tujuan Full Day School

Pada sistem pendidikan full day school sebagian besar

waktu peserta didik banyak dihabiskan di lingkungan sekolah

dengan tujuan untuk mengkondisikan peserta didik dengan

pembiasaan positif secara terkontrol. Ada beberapa hal yang

melatar belakangi munculnya full day school, antara lain :

1) Jumlah orang tua tunggal meningkat dan banyaknya

aktivitas orang tua.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

15

2) Perubahan sosial budaya yang terjadi di masyarakat, dari

masyarakat agraris menuju ke masyarakat industri.

3) Perubagahan sosial budaya mempengaruhi pola pikir dan

cara pandang masyarakat.

c) Keuntungan dan Kerugian Taman Kanak- kanak Full Day

1. Keuntungan

a. Adanya metode belajar yang bervariasi

b. Adanya waktu berinteraksi dengan teman sebaya di

sekolah.

2. Kerugian

a. Stimulasi pendidikan sekolah yang beragam dan

mendominasi waktu berinteraksi dengan teman sebaya

dirumah.

b. Kehilangan waktu dirumah dan belajar tentang hidup

bersama keluarga.

c. Waktu berkomunikasi, bercanda, serta mempelajari

semua hal dari orang tua semakin kecil.

B. Perkembangan Sosial

1. Pengertian Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan

dalam hubungan sosial. Anak harus belajar tentang cara

menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh

anak melalui berbagai kesempatan atau pengalaman bergaul

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

16

dengan lingkungan sosialnya, baik keluarga, teman bermainnya

dan orang dewasa. Apabila lingkungan sosial tersebut menfasilitasi

atau memberikan peluang terhadap perkembangan anak secara

positif, maka anak akan mencapai perkembangan sosial secara

matang. Namun apabila lingkungan sosial kurang kondusif, seperti

perlakuan orang tua yang acuh tak acuh, tidak memberikan

bimbingan, pengajaran terhadap anak dalam menerapkan

tatakrama, norma-norma, anak cenderung menampilkan perilaku

maladjustment, seperti: a) bersifat minder; b) senang menyendiri;

c) bersifat egois; d) senang mendominasi orang lain; e) kurang

memiliki perasaan tenggang rasa, dan f) kurang mempedulikan

norma dalam berperilaku (Yusuf, 2011).

Perkembangan sosial adalah kemampuan berperilaku yang

sesuai dengan tuntutan sosial. Menjadi orang yang mampu

bermasyarakat (sozialized) memerlukan tiga proses. Masing

masing proses terpisah dan sangat berbeda satu sama lain, tetapi

saling berkaitan, sehingga kegagalan dalam satu proses akan

menurunkan kadar sosialisasi individu (Hurlock, 2005).

Teori perkembangan sosial yang dikemukakan oleh Erik

Erikson yaitu perkembangan sosial manusia sebagai satu ciri

perkembangan yang terdiri dari lima tahapan dan setiap tahapan

mengandung kecenderungan atau keinginan yang berkonflik.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

17

Perkembangan sosial menurut Muhibin (dalam Nugraha

dan Rachmawati, 2005) merupakan proses pembentukan social self

(pribadi dalam masyarakat) yaitu pribadi dalam keluarga, budaya,

dan bangsa.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan (1997)

menyatakan bahwa perkembangan sosial adalah suatu proses

perubahan yang berlangsung terus menerus menuju pendewasaan

yang memerlukan adanya komunikasi dengan masyarakat.

Perkembangan bagi anak sangat diperlukan karena anak

merupakan manusia yang tumbuh dan kembang yang akan hidup

ditengah masyarakat. Pada masa kanak-kanak merupakan masa

awal kehidupan sosial yang berpengaruh bagi anak, dimana anak

akan belajar mengenal dan menyukai orang lain melalui aktififtas

sosial.

Hal yang paling utama dalam proses perkembangan sosial

adalah keluarga yaitu orang tua dan saudara kandung. Anak

sebagian dari anggota keluarga, dalam pertumbuhan dan

perkembangan tidak terlepas dari lingkungan yang merawat dan

mengasuhnya (Wahini, 2002). Orang tua selalu mempunyai

pengaruh yang kuat pada anak. Setiap orang tua mempunyai gaya

tersendiri dalam hubungannya dengan anak-anaknya dan ini

mempengaruhi perkembangan sosial anak (Djiwandono, 2003).

Peran orang tua terhadap anak adalah mengajarkan cara

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

18

beradaptasi dengan lingkungan. Hambatan perkembangan sosial

membuat anak mengalami kecemasan, sulit berinteraksi dengan

orang yang baru dikenal, bisa juga jadi pemalu (Harlimsyah, 2007).

Sebaliknya orang tua yang protektif, akan menjadikan anak sulit

berpisah dengan orang tua, sulit mengajarkan sesuatu sendiri

karena tidak diberi kesempatan.

2. Proses Sosialisasi

Hurlock (2005) mengemukakan proses-proses dalam

perkembangan sosialisasi, antara lain :

1) Belajar berperilaku yang dapat diterima secara sosial

Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para

anggotanya tentang perilaku yang dapat diterima untuk dapat

bermasyarakat anak tidak hanya harus mengetahui perilaku

yang dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan

perilaku dengan patokan yang dapat diterima.

2) Memainkan peran sosial yang diterima

Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan

yang telah ditentukan dengan seksama oleh para anggotanya

dan dituntut untuk dipatuhi. Sebagai contoh, ada peran yang

telah disetujui bersama bagi orang tua dan anak serta bagi guru

dan murid.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

19

3) Perkembangan sikap sosial

Untuk bermasyarakat atau bergaul dengan baik anak-

anak harus menyukai orang dan aktivitas sosial. Jika mereka

dapat melakukannya mereka akan berhasil dalam penyesuaian

sosial yang baik dan diterima sebagai anggota kelompok sosial

tempat mereka menggabungkan diri.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan

sosial anak menurut Hurlock (2005), yaitu :

a. Faktor Keluarga

1) Hubungan antar orang tua, antar saudara, anak dengan

orang tua.

Hubungan anak dengan orang tua ataupun saudara

mempunyai pengaruh yang sangat kuat, akan terjalin rasa

kasih sayang, dimana anak akan lebih terbuka dalam

melakukan interaksi karena terjalinnya hubungan yang baik

yang ditunjang oleh komunikasi yang tepat. Peran orang tua

yang membimbing anak mengenal lingkungan sekitar

tempat tinggal.

2) Posisi anak dalam keluarga (sulung/tengah/bungsu/tunggal)

Posisi anak dalam keluarga berpengaruh pada anak.

Anak yang lebih tua, atau yang jarak umurnya dengan

saudaranya terlalu jauh, atau satu-satunya anak yang jenis

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

20

kelaminnya lain dari saudaranya cenderung lebih banyak

menyendiri ketika berada bersama anak-anak lain. Misal

anak tunggal yang sering mendapatkan perhatian yang lebih

dari semestinya, akibatnya mereka mengharapkan

perlakuan yang sama dari orang luar dan cepat marah jika

tidak mendapatkannya. Jika hal ini terjadi berpengaruh

pada kemandirian dan sosialisasi anak.

3) Jumlah keluarga

Jumlah anggota yang besar berbeda dengan jumlah

anggota yang sedikit. Dalam suatu keluarga mempunyai

anggota keluarga yang sedikit, maka perhatian, waktu dan

kasih sayang lebih tercurahkan dimana bentuk aktifitas

dapat ditemani atau dibantu. Hal ini berbeda dengan anak

dengan keluarga yang besar.

4) Perlakuan orang tua atau saudara terhadap anak

Perlakuan orang tua terhadap anak mencerminkan

perilaku sosial dan sikap anak, anak yang merasa ditolak

oleh orang tua atau saudara mungkin menganut sikap

kesyahidan diluar rumah dan membawa sikap ini sampai

dewasa, anak semacam ini mungkin suka menyendiri.

Sebaliknya penerimaan dan sikap orang tua yang penuh

cinta kasih mendorong anak memiliki rasa kebersamaan.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

21

5) Harapan orang tua

Setiap orang tua memiliki harapan pada anak yang

lebih baik dan terarah dalam masa depannya. Harapan

orang tau adalah mempunyai anak memiliki perkembangan

sesuai dengan pertumbuhannya.

b. Faktor di Luar Keluarga

1) Hubungan teman sebaya

Jika hubungan mereka dengan teman sabaya diluar

rumah menyenangkan, mereka akan menikmati hubungan

sosial dan ingin mengulanginya. Sebaliknya hubungan

diluar rumah tidak menyenangkan atau menakutkan anak-

anak akan menghindar dan kembali ke lingkungan

keluarga.

4. Ciri-ciri Perkembangan Sosial Anak Prasekolah

Menurut Piaget (1998) mengatakan bahwa ciri-ciri

perkembangan sosial anak prasekolah adalah:

a. Usia 4 tahun

Perkembangan sosial anak usia 4 tahun yang seharusnya yaitu :

1) Sangat antusias

2) Lebih menyukai bekerja dengan 2 atau 3 teman yang

dipilih

3) Suka memakai baju orang tua

4) Dapat membereskan alat permainannya

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

22

5) Tidak menyukai bila dipegang tangannya

6) Menarik perhatian karena dipuji

b. Usia 5 tahun

Perkembangan sosial anak usia 5 tahun yang seharusnya yaitu :

1) Senang dirumah dekat dengan ibu

2) Suka membantu, ingin disuruh dan patuh

3) Senang pergi ke sekolah

4) Gembira bila berangkat dan pulang sekolah

5) Bermain dengan 2 atau 5 orang

6) Kadang-kadang malu dan sukar bicara

7) Bekerja terpacu oleh kompetensi dengan anak lain

c. Usia 6 tahun

Perkembangan sosial anak usia 6 tahun yang seharusnya yaitu :

1) Menjadi pusatnya sendiri

2) Mulai lepas dari ibu

3) Antusiasme yang impulsif dan kegembiraan yang meluap-

luap menular keteman

4) Sangat mementingkan diri sendiri, mau yang paling benar,

mau menang, dan mau yang nomer satu

5) Menyukai pekerjaannya dan selalu ingin membawa pulang

6) Ada kecenderungan berlari lepas di halaman sekolah

7) Dapat menjadi faktor pengganggu di kelas

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

23

C. Karakteristik Fase Perkembangan Anak Prasekolah

Anak usia prasekolah merupakan fase perkembangan individu

sekitar 2-6 tahun, ketika anak mulai memiliki keadaan tentang dirinya

sebagai pria atau wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet

training) dan mengenal beberapa hal yang dianggap berbahaya

(mencelakakan dirinya).

1. Perkembangan Fisik

Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan

perkembangan berikutnya. Proporsi tubuh dapat berubah secara

dramatis, seperti pada usia tiga tahun, rata-rata tingginya sekitar

80-90 cm dan beratnya sekitar 10-13 kg, sedangkan pada usia

lima tahun.

2. Perkembangan Intelektual

Menurut Piaget, perkembangan kognitif pada usia ini

berada pada periode profesional, yaitu tahap di mana anak belum

mampu menguasai operasi mental secara logis. Yang dimaksud

dengan operasi di sini adalah kegiatan-kegiatan yang diselesaikan

secara mental bukan fisik.

Keterbatasan yang menandai atas yang menjadi

karaketristik periode profesional ini adalah sebagai berikut :

a. Egosentrisme, yaitu maksudnya bukan “Selfishness” (egois)

atau arogan (sombong), namun merujuk kepada :

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

24

1). Diferensiasi diri, lingkungan orang lain yang tidak

sempurna.

2). Kecenderungan untuk mempersepsi, memahami dan

menafsirkan.

b. Kaku dalam berpikir (Rigidit of thought)

Salah satu karakteristik berpikir profesional adalah kaku

(Frozen).

c. Semilogical reasoning

Anak mencoba untuk menjelaskan peristiwa-peristiwa

alam yang misterius, yang dialaminya dalam kehidupan

sehari-hari.

3. Perkembangan Emosional

Beberapa jenis emosi yang berkembangan pada masa

anak, di antaranya: takut, cemas, cemburu, kegembiraan, kasih

sayang, hobi dan ingin tahu (Curiosity).

4. Perkembangan Bahasa

Perkembangan bahasa anak usia prasekolah dapat di

klarifikasikan dalam dua tahap, yaitu :

a. Masa ketiga (2,0-2,6 tahun) bercirikan :

1) Anak sudah mulai bisa menyusun kalimat tunggal yang

sempurna.

2) Anak sudah mampu memahami tentang perbandingan.

3) Anak sudah menanyakan nama dan tempat.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

25

4) Anak sudah banyak menggunakan kata-kata yang

berawalan dan kalimatnya.

b. Masa keempat (2,6-6,0 tahun) bercirikan :

1) Anak sudah dapat menggunakan kalimat majemuk beserta

anak kalimatnya.

2) Tingkat berfikir anak sudah mulai maju.

5. Perkembangan Sosial

Tanda-tanda perkembangan sosial pada tahap ini adalah :

a) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik dilingkungan

keluarga maupun dalam lingkungan bermain.

b) Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.

c) Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.

d) Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman

sebayanya.

6. Perkembangan Bermain

Secara psikologi, bermain mempunyai nilai-nilai yang sangat

berharga bagi anak, yaitu :

a) Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga.

b) Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung

jawab dan kooperatif (mau bekerja sama).

c) Anak dapat mengembangkan daya fantasi atau kreativitas.

d) Anak dapat mengenal aturan atau norma yang berlaku.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

26

7. Perkembangan Kepribadian

Pada masa ini, berkembang kesadaran dan kemampuan untuk

memenuhi tuntunan dan tanggung jawab.

8. Perkembangan Moral

Melalui pengalaman berinteraksi dengan orang lain, anak

belajar memahami tentang kegiatan atau perilaku mana yang baik,

boleh, diterima, disetujui atau buruk, tidak boleh ditolak, tidak

disetujui.

9. Perkembangan kesadaran beragama

Kesadaran beragama pada usia ini, ditandai dengan ciri-ciri

sebagai berikut:

a) Sikap keagamaannya bersifat menerima.

b) Pandangan ketuhanannya bersifat dipersonifikasi.

c) Penghayatan secara rohaniah masih belum mendalam.

d) Hal ketuhanan dipahamkan secara Ideosyncritic (menurut

khayalan pribadinya ).

D. Pengukuran Perkembangan Sosial

Perkembangan sosial anak berupa belajar secara bertahap

untuk meningkatkan kemampuan untuk mandiri, bekerja sama dengan

orang lain dan bertanggung jawab terhadap kelompoknya. Suatu skala

pengukuran yang baik untuk perkembangan sosial anak dengan

menggunakan alat untuk mengumpulkan data dengan skala maturitas

sosial dan Vineland (Vineland Social Maturity Scale), yaitu sebuah tes

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

27

yang digunakan untuk mengukur dan mengungkapkan derajat tingkat

kematangan anak. Tes ini diberikan kepada anak usia 0-12 tahun

dengan tujuan untuk mencari kemasakan atau kematangan sosial anak.

Dimana alat tes ini mengkategorikan kemampuan motorik dan

perkembangan sosial anak dari lahir sampai dewasa. Pada tes ini

diperlukan jawaban atau informasi yang dapat dipercaya dari orang

tua anak, mengenai perkembanagan anaknya mulai dari tahun-tahun

pertama sampai pada tes dilakukan. Kualitas hasil pemeriksaan

tergantung pada kemampuan penguji dan ayah atau ibu yang memberi

jawaban. Kegunaan skala ini adalah tes yang digunakan untuk

mengukur dan mengungkapkan derajat atau tingkat kematangan sosial

anak (Soetjiningsih, 2002). Dalam tes ini terdapat poin-poin yang

dapat mengungkapkan kematangan sosial yang dimiliki anak. Skala

maturitas sosial dari Vineland ini dibagi menjadi 8 kategori

perkembangan (Doll dalam Trisnawati, 2013) yaitu :

1. Self-help general (SHG)

Self help general adalah kemampuan dan keinginan anak untuk

melakukan segala sesuatu sendiri. Kemampuan ini menjadikan

anak dapat menolong dirinya sendiri dalam melakukan aktivitas

sehari-hari sesuai tahap perkembangannya. Kemampuan anak

usia prasekolah adalah sebagai berikut :

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

28

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun sesuai perkembangannya anak

mampu pergi tidur sendiri, mencuci muka dan tangan tanpa

dibantu serta mengeringkannya sendiri

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun sesuai perkembangannya anak

mampu pergi tidur sendiri tanpa bantuan dan anak menggosok

gigi tanpa bantuan (Sholihah dalam Trisnawati, 2011).

2. Self-help eating (SHE)

Self-help eating merupakan kamampuan menolong diri sendiri

anak dalam hal makan yakni anak mampu untuk makan sendiri.

Kemampuan anak usia prasekolah dalam self-help eating adalah

sebagai berikut :

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu mengambil makanan sendiri tanpa bantua, anak dapat

memakai sendok atau garpu saat makan, dan anak mampu

memotong makanan sendiri.

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu mengambil makanan sendiri dengan baik dan mampu

melayani dirinya sendiri saat makan.

3. Self-help dressing (SHD)

Self-help dressing adalah kemampuan anak menolong dirinya

sendiri dalam hal berpakaian yaitu mampu berpakaian sendiri.

Kemampuan anak usia prasekolah adalah sebagai berikut:

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

29

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu memakai pakaian sendiri.

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak

membuka pakaian sendiritanpa bantuan termasuk baju yang

harus ditarik ke atas (Wong, 2008).

4. Self-help direction (SD)

Kemampuan anak dalam mengarahkan, memimpin dirinya

sendiri, dan bertanggung jawab penuh konsekuensi dari setiap

perilakunya.

Kemampuan self help direction anak usia prasekolah adalah

sebagai berikut:

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak

dapat disuruh membeli sesuatu dan anak mengetahui jadwal

makan dan belajar yang teratur.

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu belanja kecil-kecilan (Sholihah dalam Trisnawati,

2011).

5. Occupation (O)

Merupakan kemampuan untuk melakukan pekerjaan untuk

dirinya sendiri untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Kemampuan occupation anak usia prasekolah yaitu:

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

30

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, perkembangannya yang sesuai

anak mampu menyisir rambut secara sederhana dan

menggunakan pensil atau kapur untuk menggambar.

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, perkembangan yang sesuai

anak mampu menggunakan pisau untuk memotong dan anak

dapat menggunakan pensil untuk menulis satu huruf atau lebih

(Sholihah dalam Trisnawati, 2011).

6. Communication (C)

Merupakan kemampuan anak dalam berkomunikasi seperti

berbicara, tertawa dan membaca untuk mengekspresikan sesuatu

hal yang sedang dirasakan dan juga untuk melakukan hubungan

sosial dengan orang lain.

Kemampuan komunikasi yang dapat dilakukan oleh anak usia

prasekolah yaitu:

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu menyampaikan pesan sederhana kepada orang lain dan

anak dapat mengutarakan keinginannya.

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu mengutarakan keinginannya dan mengungkapkan

perasaannya (Sholihah dalam Trisnawati, 2011).

7. Locomotion (L)

Locomotion adalah kemampuan dalam bergerak untuk melakukan

yang anak inginkan. Kemampuan bergerak ini murapakan salah

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

31

satu aktivitas motorik yang dilakukan anak, dengan adanya

aktivitas motorik yang baik maka semakin baik pula kemampuan

bergerak dan kemampuan berpindah yang anak dapat lakukan.

Kemampuan anak usia prasekolah dalam locomotion yaitu:

a. Anak usia prasekolah 4-5 tahun, perkembangannya yang sesuai

anak mampu menaiki dan menuruni tangga tanpa bantuan serta

anak pergi ke tetangga dekat tanpa diantar orang tua.

b. Anak usia prasekolah 5-6 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu mengikuti permainan yang beresiko seperti melompat,

mendorong, dan jungkir balik (Sholihah dalam Trisnawati,

2011).

8. Socialization (S)

Merupakan kemampuan anak dalam berteman, terlibat dalam

permainan dan berkompetisi dengan tujuan memperoleh kepuasan

diri dalam hubungan sosial tersebut. Kemampuan socialization

anak usia prasekolah yaitu;

a. Anak usia prasekolah 4-6 tahun, sesuai perkembangannya anak

mampu mengikuti permainan yang bersifat lomba dan anak

mampu bermain kartu atau ular tangga (Soetjiningsih, 2002).

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

32

Perkembangan sosial

anak

E. Kerangka Teori

Faktor keluarga :

a. Hubungan orang tua dengan saudara

b. Posisi anak dalam keluarga

c. Jumlah keluarga

d. Perlakuan orang tua / saudara

e. Harapan orang tua

Gambar 2.1.Kerangka Teori

Sumber : Djiwandono (2003), Hurlock (2005)

F. Kerangka Konsep

Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dapat dibentuk

kerangka konsep penelitian sebagai berikut :

Anak TK full day

Gambar 2.2.Kerangka Konsep

Proses sosialisasi Faktor diluar keluarga :

- Hubungan dengan teman

sebaya

Sistem pendidikan

TK :

a. Half day

b. Full day Perkembangan sosial

Anak TK half day

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Taman Kanak-kanak 1. Sejarah ...repository.ump.ac.id/2620/3/Ayu Rahmawati Utami BAB II.pdf · menuntunnya ke arah pendidikan Taman Kanak-kanak yang secara

33

G. Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas

pertanyaan peneliti, yang harus diuji kebenarannya secara empiris

(Nursalam, 2003).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha = Ada perbedaan perkembangan sosial anak prasekolah yang

mengikuti TK half day dan TK full day di Kecamatan Sokaraja.

Perbedaan Perkembangan Sosial..., Ayu Rahmawati Utami, S1 Keperawatan UMP, 2015