bab ii tinjauan pustaka a. sediaan farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 bab ii.pdf ·...

27
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasi Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan). 1. Pengertian kosmetik Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Tranggono dan Latifah, 2007:6). 2. Manfaat kosmetik Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang sehat adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan organ tubuh yang paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh. Dengan demikian pesmakaian kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit, rias atau dekoratif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh (Wasitaatmadja, 1997:63). 3. Penggolongan Kosmetik a. Penggolongan kosmetik menurut bahan penyusun (Tranggono dan latifah 2007:6) sebagai berikut: 1) Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern. 2) Kosmetik tradisional betul-betul tradisional, misalnya mangir,lulur, yang dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun- temurun. b. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit (Tranggono dan latifah 2007:6) sebagai berikut : 1) Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic) Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk di dalamnya :

Upload: others

Post on 13-Feb-2020

52 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Sediaan Farmasi

Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik

(Undang-undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan).

1. Pengertian kosmetik

Kosmetik adalah bahan atau sediaan yang dimaksudkan untuk digunakan

pada bagian luar tubuh manusia (epidermis, rambut, kuku, bibir dan organ

genital bagian luar) atau gigi dan membran mukosa mulut terutama untuk

membersihkan, mewangikan, mengubah penampilan dan/atau memperbaiki

bau badan atau melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik

(Tranggono dan Latifah, 2007:6).

2. Manfaat kosmetik

Bila dasar kecantikan adalah kesehatan, maka penampilan kulit yang

sehat adalah bagian yang langsung dapat kita lihat, karena kulit merupakan

organ tubuh yang paling luar dan berfungsi sebagai pembungkus tubuh.

Dengan demikian pesmakaian kosmetika yang tepat untuk perawatan kulit,

rias atau dekoratif akan sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh

(Wasitaatmadja, 1997:63).

3. Penggolongan Kosmetik

a. Penggolongan kosmetik menurut bahan penyusun (Tranggono dan latifah

2007:6) sebagai berikut:

1) Kosmetik modern, diramu dari bahan kimia dan diolah secara modern.

2) Kosmetik tradisional betul-betul tradisional, misalnya mangir,lulur, yang

dibuat dari bahan alam dan diolah menurut resep dan cara yang turun-

temurun.

b. Penggolongan kosmetik menurut kegunaannya bagi kulit (Tranggono dan

latifah 2007:6) sebagai berikut :

1) Kosmetik perawatan kulit (skin care cosmetic)

Jenis ini perlu untuk merawat kebersihan dan kesehatan kulit. Termasuk

di dalamnya :

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

7

a) Kosmetik untuk membersihkan kulit (cleanser): sabun, penyegar kulit

(freshener).

b) Kosmetik untuk melembabkan kulit (moisturizer):misalnya, moisturizing

cream, night cream, anti-wrinkle cream, lip balm.

c) Kosmetik pelindung kulit, misalnya sunscreen cream dan sunscreen

foundation, sun block cream / lotion.

d) Kosmetik untuk menipiskan atau mengampelas kulit (peeling),misalnya

scrub cream.

2) Kosmetik riasan (dekoratif atau make-up)

Kosmetik dekoratif semata-mata hanya melekat pada alat tubuh yang

dirias dan tidak bermasud untuk diserap ke dalam kulit serta mengubah secara

permanen kekurangan (cacat) yang ada. Kosmetik dekoratif terdiri atas bahan

aktif berupa zat warna dalam berbagai bahan dasar (bedak, minyak, krim)

dengan pelengkap bahan pembuat stabil dan parfum. Berdasarkan bagian

tubuh yang dirias, kosmetik dekoratif dapat dibagi menjadi:

a) Kosmetik rias kulit (wajah)

b) Kosmetik rias bibir

c) Kosmetik rias rambut

d) Kosmetik rias mata

e) Kosmetik rias kuku.

B. Kosmetik Pelembab

1. Pengertian kosmetik pelembab

Kosmetika pelembab perlu dikenakan terutama pada kulit kering atau

kulit normal yang cenderung kering terutama jika si pemakai akan lama di

dalam lingkungan yang mengeringkan kulit, misalnya ruangan ber-AC.

Menurut (Tranggono dan Latifah, 2007:75) kosmetika pelembab dibedakan

atas dua tipe yaitu:

a. Kosmetika yang didasarkan pada lemak

Kosmetika yang didasarkan pada lemak akan membentuk lapisan lemak

dipermukaan kulit untuk mencegah penguapan air kulit dan menyebabkan

kulit menjadi lembab dan lembut

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

8

b. Kosmetika yang didasarkan pada gliserol atau humektan sejenis

Kosmetika yang didasarkan pada gliserol atau humektan sejenis akan

membentuk lapisan yang bersifat higroskopis yang akan menyerap uap air dari

udara dan mempertahankannya di permukaan kulit. Preparat ini membuat kulit

nampak lebih halus dan mencegah dehidrasi lapisan stratum corneum kulit.

2. Bahan dasar kosmetika pelembab

Umumnya kosmetik pelembab terdiri dari berbagai minyak nabati, hewan

maupun sintesis yang dapat membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk

melenturkan lapisan kulit yang kering dan kasar, dan mengurangi penguapan

air dari sel kulit namun tidak dapat mengganti seluruh fungsi dan kegunaan

minyak kulit semula (Wasitaatmadja, 1997:111).

Dasar pelembab kulit memberikan efek emolien yakni mencegah

kekeringan dan kerusakan kulit akibat sinar matahari atau kulit menua,

sekaligus membuat kulit terlihat bersinar (Wasitaatmadja, 1997:112). Emolien

didefinisikan sebagai zat yang dioleskan pada kulit untuk menghilangkan

gejala kekeringan. Kekeringan dapat terjadi pada semua kelompok usia dari

anak kecil ke orang tua ketika musim dingin kulit dapat menjadi kasar

(Balsam, 1972 dalam Hasan 2018:9).

C. Bibir

Bibir adalah bagian wajah yang sensitif. Tidak seperti kulit yang memiliki

melanin sebagai pelindung dari sinar matahari, bibir tidak memiliki pelindung.

Oleh karena itu, saat udara terlalu panas atau terlalu dingin, bibir bisa menjadi

kering dan pecah-pecah. Selain tidak enak dipandang, bibir yang pecah-pecah

juga menimbulkan rasa nyeri dan tidak nyaman (Muliyawan dan Suriana,

2013:149).

1. Anatomi dan Fisiologi Kulit Bibir

Kulit bibir mengandung sel melanin yang sangat sedikit, pembuluh

darah lebih jelas terlihat melalui kulit bibir yang memberi warna bibir

kemerahan yang indah. Lapisan korneum pada kulit biasanya memiliki 15

sampai 16 lapisan untuk tujuan perlindungan. Lapisan korneum pada bibir

mengandung sekitar 3 sampai 4 lapisan dan sangat tipis dibanding kulit

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

9

wajah biasa. Kulit bibir tidak memiliki folikel rambut dan tidak ada

kelenjar keringat yang berfungsi untuk melindungi bibir dari lingkungan

luar (Kadu, 2014:1-2).

Gambar 2.1 Struktur Kulit Bibir (Satheesh, 2011:1)

2. Sifat Bibir

Bibir merupakan kulit yang memiliki ciri tersendiri, karena lapisan sangat

tipit. Stratum germinativum tumbuh dengan kuat dan korium mengandung

papila dengan aliran darah yang banyak tepat di bawah permukaan kulit bibir

setelah dalam terdapat kelenjar liur, sehingga bibir akan nampak selalu basah

(Depkes RI, 1985:195).

Sangat jarang terdapat kelenjar lemak pada bibir menyebabkan bibir

hamper bebas lemak, sehingga dalam cuaca yang dingin dan kering lapisan

sangat akan cendrung mongering, pecah-pecah, yang memungkinkan zat yang

melekat padanya mudah berpenetrasi ke stratum germinativum, dan aliran

darah lebih banyak mengaliri di daerah permukaan kulit lainya. Karena itu

hendaknya berhati-hati dalam memilih bahan yang digunakan untuk sediaan

pewarna bibir, terutama dalam hal memilih lemak, pigmen, dan zat yang

digunakan untuk maksud pembuatan sediaan tersebut. (Depkes RI, 1985:196).

3. Bibir Kering

Bibir kering dan pecah-pecah merupakan gangguan yang umum terjadi

pada bibir. Penyebab umum terjadinya bibir kering dan pecah-pecah yaitu

kerusakan sel keratin karena sinar matahari dan dehidrasi. Sel keratin

merupakan sel yang melindungi lapisan luar pada bibir. Paparan sinar

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

10

matahari menyebabkan pecahnya lapisan permukaan sel keratin. Sel keratin

yang pecah akan rusak. Sel yang rusak akan terjadi secara terus menerus

sampai sel tersebut terkelupas dan tumbuh sel yang baru (Jacobsen, dkk

2011:14).

Gambar 2.2 Bibir Kering (Jacobsen, dkk 2011:15)

Selain itu, penyebab bibir kering dan pecah-pecah adalah dehidrasi. Air

merupakan material yang sangat penting terhadap kelembaban kulit.

Dehidrasi terjadi karena asupan cairan yang tidak cukup atau kehilangan

cairan yang berlebihan disebabkan oleh pengaruh lingkungan (Jacobsen, dkk

2011:15).

D. Lip Balm

1. Pengertian Lip Balm

Lip balm merupakan sediaan kosmetik dengan komponen utama seperti

lilin, lemak dan minyak dari ekstrak alami atau yang disintesis dengan tujuan

untuk mencegah terjadinya kekeringan dengan meningkatkan kelembaban

bibir dan melindungi pengaruh buruk lingkungan pada bibir (Kwunsiriwong,

2016:2).

Aplikasi lip balm tidak memberikan efek warna seperti lipstik. Lip balm

hanya memberikan sedikit kesan basah dan cerah pada bibir. Lip Balm

memang dirancang untuk melindungi dan menjaga kelembaban bibir.

Kandungan yang terdapat dalam lip balm adalah zat pelembab dan vitamin

untuk bibir (Muliyawan dan Suriana, 2013:146).

Bibir kering

dan

pecah-pecah

Bibir kering

dan

pecah-pecah

hingga

berdarah

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

11

Saat lip balm dioleskan ke bibir, ia bertindak sebagai sealant mencegah

hilangnya kelembaban melalui penguapan. Perlindungan ini

memungkinkan bibir untuk rehidrasi melalui akumulasi kelembaban pada

antarmuka lip balm-stratum corneum (Madans dkk, 2012:3).

2. Manfaat Penggunaan Lip Balm

a. Lip balm memberikan nutrisi yang dibutuhkan agar bibir tetap lembut dan

sehat

b. Lip balm dapat digunakan oleh laki-laki maupun perempuan

c. Produk lip balm membantu melindungi bibir dari keadaan luka, kering, pecah-

pecah dan cuaca dingin dan kering

d. Kontak produk dengan kulit tidak akan menyebabkan gesekan atau

kekeringan, dan harus memungkinkan pembentukan lapisan homogen di atas

bibir untuk melindungi lendir labial yang rentan terhadap faktor lingkungan

seperti radiasi UV, kekeringan dan polusi

e. Penggunaan kosmetik bibir alami untuk memperbaiki penampilan wajah dan

kondisi kulit bibir (Fernandes dkk., 2013:294).

3. Komponen Lip Balm

Lip balm merupakan pelembab bibir yang dikemas dalam bentuk semi

padat (semi solid) yang di bentuk dari bahan utama minyak, lemak, dan lilin

(Kadu,2014:3).

Adapun komponen utama dalam lip balm terdiri dari:

a. Lilin

Secara kimia, wax (lilin) adalah campuran hidrokarbon dan asam lemak yang

kompleks dikombinasikan dengan ester. Lilin lebih keras, kurang berminyak

dan lebih rapuh daripada lemak. Lilin sangat tahan terhadap kelembaban,

oksidasi dan bakteri. Ada empat kategori dari lilin sebagai berikut: (a) Lilin

hewani, contohmya yaitu lilin lebah, lanolin, Spermaceti; (B) Lilin nabati,

contohnya yaitu carnauba, candelilla, jojoba; (C) Lilin mineral, contohnya

yaitu ozokerite, parafin, mikrokristalin, ceresin; (D) Lilin sintetis, contohnya

yaitu polyethylene, carbowax, acrawax, stearon. Lilin yang paling banyak

digunakan untuk kosmetik adalah lilin lebah (beeswax), carnauba dan

candelilla wax. Secara fisik, lilin ditandai dengan titik leleh tinggi (50 -

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

12

100oC). Lilin yang paling banyak digunakan adalah beeswax yang merupakan

emolien yang bagus dan pengental. Dua wax alami lainnya sering digunakan

dalam kosmetik adalah lilin carnauba dan candelilla. Keduanya lebih keras

dan memiliki titik leleh yang lebih tinggi membuat mereka lebih stabil (Kadu

dkk, 2014:3).

b. Lemak

Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang berfungsi

untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang lembut,

mengurangi efek berkeringat dan pecah pada lip balm. Fungsi yang lain dalam

proses pembuatan lip balm adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase

minyak dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak

padat yang biasa digunakan dalam basis lip balm adalah lemak coklat, lanolin,

lesitin, minyak terhidrogenisasi dan lain-lain (Kadu dkk, 2014:4).

c. Minyak

Asam lemak dapat berupa asam lemak jenuh atau tidak jenuh yang

menentukan stabilitas dari minyak. Minyak dengan asam lemak jenuh tingkat

tinggi (laurat, miristat, palmitat dan asam stearat) termasuk minyak kelapa,

minyak biji kapas, dan minyak kelapa sawit. Minyak dengan tingkat asam

lemak tak jenuh yang tinggi (asam oleat, arakidonat, linoleat) misalnya

minyak canola, minyak zaitun, minyak jagung, minyak almond, minyak jarak

dan minyak alpukat. Minyak dengan asam lemak jenuh lebih stabil dan tidak

menjadi anyir secepat minyak tak jenuh. Namun, minyak dengan asam lemak

tidak jenuh lebih halus, lebih mahal, kurang berminyak, dan mudah diserap

oleh kulit (Kadu dkk, 2014:4).

d. Zat Tambahan Dalam Lip Balm

Zat tambahan dalam lip balm adalah zat yang ditambahkan dalam formula lip

balm untuk menghasilkan lip balm yang baik, yaitu dengan cara menutupi

kekurangan yang ada tetapi dengan syarat zat tersebut harus inert, tidak toksik,

tidak menimbulkan alergi, stabil dan dapat bercampur dengan bahan lain

dalam formula lip balm. Zat tambahan yang digunakan yaitu pengawet dan

humektan.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

13

1) Pengawet

Kemungkinan bakteri atau jamur untuk tumbuh didalam sediaan lip balm

sebenarnya sangat kecil karena lip balm tidak mengandung air. Akan tetapi

ketika lip balm diaplikasikan pada bibir kemungkinan terjadi kontaminasi

pada permukaan lip balm sehingga terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Oleh

karena itu perlu ditambahkan pengawet di dalam formula lip balm. Pengawet

yang sering digunakan yaitu metil paraben dan propil paraben (Butler, 2000

dalam Syakdiah, 2018:13).

2) Humektan

Humektan adalah material water soluble dengan kemampuan absorbsi air

yang tinggi. Humektan dapat menggerakkan air dari atmosfer. Humektan yang

baik memiliki kemampuan untuk meningkatkan absorbsi air dari lingkungan

untuk hidrasi kulit. Contoh humektan adalah gliserin, sorbitol, dan propilen

glikol (Butler, 2000 dalam Syakdiah, 2018:13).

e. Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lip balm

Formula dasar yang dipilih pada pembuatan lip balm dalam penelitian ini

dengan komposisi sebagai berikut:

1) Formula pelembab bibir

R/ Beeswax white 33

Cetyl alcohol 12

Sesame oil 20

Castor oil 29

Perfume oil 2

Tetrabromflurescein 4

Prosedur : Larutkan tetrabrom dalam castor oil. Lelehkan beeswax white, cetyl

alcohol, sesame oil bersama-sama. Setelah leleh campuran keduanya, lalu

tambahkan parfume oil.(A Formulary of Cosmetic Preparation, page 223).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

14

2) Formula pelembab bibir

R/ Lanolin, beeswax, 95,0

jojoba oil 95,0

Benzofenon 0,10

Parfum, antioksidan secukupnya

(Wasitaatmaja, 1997:126)

3) Formula pelembab bibir

R/ Gliserin 5

Cera flava 10

Nipagin 0,18

Lanolin 15

Oleum cacao ad 100

Prosedur : Lelehkan lemak coklat pada suhu (31-34∙C), lelehkan cera flava

pada suhu (62-64∙C) lalu campurkan pada lelehan basis lemak coklat,

masukan nipagin, lanolin, dan gliserin lalu aduk kemudian masukan ke dalam

wadah (Syakdiah, 2018:17).

4) Formula pelembab bibir

R/ Rose Base Oil 2539 55.4g

Emery 1723 10.8g

Rosswax 2641 29.3g

SDA Alcohol #40 2.0g

Solar Chem O 1.5g

Propylene Glycol 1.0g

Parfum q.s

Prosedur : Lelehkan semua bahan dlam bejana stainles steel, campur bahan

secaraa menyeluruh tambahkan parfum dan masukkan dalam wadah

(Ernest,1992 dalam Hasan,2018:11).

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

15

5) Formula pelembab bibir

R/ gliserin 5

Cera alba 5

Cera flava 6

Nipagin 0,18

Nipasol 0,02

BHT 0,05

PEG 4000:400 Ad 100

(Ratih dkk, 2014:2)

f. Formula dan Komponen Lip balm yang digunakan

1) Formula pelembab bibir

R/ Gliserin 5

Cera flava 10

Nipagin 0,18

Lanolin 15

Oleum cacao ad 100

Prosedur : Lelehkan lemak coklat pada suhu (31-34∙C), lelehkan cera flava

pada suhu (62-64∙C) lalu campurkan pada lelehan basis lemak coklat,

masukan nipagin, lanolin, dan gliserin lalu aduk kemudian masukan ke dalam

wadah (Syakdiah, 2018:17).

Tabel.2.1 Fungsi komponen Lib balm

No. Fungsi Komposisi

1 Humektan Gliserin

2 Pengeras Cera flava

3 Zat pengawet Nipagin

4 Pelumas Lanolin

5 Basis Oleum cacao

(Rowe dkk, 2009:53,200. Depkes, 1995:57,551)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

16

2) Gliserin

Pemeriannya yaitu cairan jernih seperti sirup, tidak berwarna, rasa manis,

hanya boleh berbau khas lemah (tajam atau tidak enak), higroskopis dan netral

terhadap lakmus. Kelarutannya yaitu dapat bercampur dengan air dan etanol,

praktis tidak larut dalam kloroform, eter, minyak lemak dan minyak menguap

(Depkes, 1995:413).

Gliserin digunakan secara luas pada formulasi farmasetikal meliputi sediaan

oral, telinga, mata, topikal dan parenteral. Pada sediaan topikal dan kosmetik,

gliserin digunakan sebagai humektan dan emolien (Rowe dkk, 2009:200).

3) Cera flava

Cera flava atau lilin kuning adalah hasil pemurnian malam dari sarang

madu lebah Apis mellifera Linne. Pemeriannya yaitu padatan berwarna kuning

sampai coklat keabuan, berbau enak seperti madu, agak rapuh bila dingin dan

patah membentuk granul, patahan non-hablur, menjadi lunak oleh suhu tangan

(Depkes, 1995:186).

Cera Flava digunakan pada produk makanan dan kosmetik. Cera flava

umumnya digunakan pada sediaan topikal dengan konsentrasi 5-20% sebagai

bahan pengeras. Cera flava dianggap sebagai bahan yang tidak toksik dan

tidak mengiritasi baik pada sediaan topikal maupun sediaan oral (Rowe dkk,

2009:53).

4) Nipagin

Nipagin atau metil paraben memiliki pemerian yaitu hablur kecil, tidak

berwarna, tidak berbau atau berbau khas lemah, mempunyai sedikit rasa

terbakar. Kelarutannya yaitu sukar larut dalam air dan benzen, mudah larut

dalam etanol dan dalam eter, larut dalam minyak, propilen glikol, dan dalam

gliserol. Suhu leburnya antara 125-128 °C. Khasiatnya adalah sebagai zat

tambahan (zat pengawet) (Depkes, 1995:551).

5) Lanolin

Lanolin atau lemak bulu domba adalah zat serupa lemak yang

dimurnikan, diperoleh dari bulu domba Ovis aries Linne yang dibersihkan dan

dihilangkan warna dan baunya. Pemeriannya yaitu massa seperti lemak,

lengket, warna kuning dan bau khas (Depkes, 1995:57).

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

17

6) Oleum cacao

Oleum cacao atau lemak coklat merupakan lemak coklat padat yang

diperoleh dengan pemerasan panas biji Theobroma cacao L. yang telah

dikupas dan dipanggang. Pemeriannya yaitu lemak padat, putih kekuningan,

bau khas aromatik, rasa khas lemak dan agak rapuh. Suhu lebur yaitu 31-34°C

(Depkes, 1979:45).

g. Prosedur Pembuatan Sediaan

Basis sediaan dalam penelitian ini yaitu lemak coklat dilelehkan di atas

penangas air pada suhu lelehnya yaitu sekitar 31-34oC. Lemak coklat

dimasukkan ke cawan penguap sambil diaduk sampai seluruh lemak coklat

meleleh sempurna. Cera flava dilelehkan pada suhu lelehnya yaitu sekitar 62-

64oC, kemudian dimasukkan ke dalam lelehan basis tersebut. Nipagin, lanolin

dan gliserin dimasukan ke dalam lelehan basis sambil terus diaduk. Minyak

buah merah dimasukkan terakhir sambil diaduk. Setelah itu dimasukkan ke

dalam wadah lip balm lalu dibiarkan pada suhu ruangan sampai membeku

(Ratih dkk, 2014:2).

E. Tumbuhan Lidah Buaya

Gambar 2.3. Tanaman Lidah Buaya

https://faktualnews.co/2018/07/24/manfaat-lidah-buaya-untuk-

kecantikan/90005/

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

18

Tumbuhan lidah buaya (Aloe vera L.) telah dikenal masyarakat sejak

berabad-abad lamanya. Tumbuhan ini dapat hidup di daerah panas atau dingin,

baik di daratan rendah atau pegunungan. Tumbuhan lidah buaya juga mudah

sekali tumbuh, tidak memerlukan perawatan khusus (Soviati,2008:1)

Klasifikasi Lidah Buaya (Aloe vera L.) (Depkes RI, 2008:85)

Kingdom : Plantae

Divisi : Angiospermae

Bangsa : Monocotyledoneae

Family : Liliales

Ordo : Liliaceae

Marga : Aloe

Spesies : Aloe vera Linn.

Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan jenis tumbuhan yang biasa

digunakan sebagai penyubur rambut, penyembuh luka, dan perawatan kulit.

Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku, industri farmasi dan kosmetik,

serta sebagai bahan baku obat tradisional, makanan, dan minuman kesehatan

(Natsir, 2013:10).

1. Morfologi Tumbuhan Lidah Buaya

a. Batang

Batang merupakan salah satu bagian dari tumbuhan. Selain sebagai tempat

pelekatan daun, bunga dan buah, batang juga berfungsi sebagai jalan

pengangkutan air dan zat-zat mineral yang terlarut didalamnya. Batang lidah

buaya berukuran pendek dan tidak terlihat karena tertutup oleh daun-daun

yang rapat dan sebagian terbenam juga di tanah. Lidah buaya yang

bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak

daun. Batang lidah buaya juga dapat distek untuk proses perbiakan tanamaan

(Arifin,2015;6-7).

b. Daun

Daun tanaman lidah buaya berbentuk pita dengan helaian yang memanjang.

Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karna di dalam daun

banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan . Bentuk daunya

menyerupai pedang dengan ujung meruncing , permukaan daun dilapisi lilin,

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

19

dengan duri lemas diujungnya. Panjang duan lidah buaya dapat mencapai

50-70 cm, dengan berat 0,5 kg-1kg. daun melingkar rapat disekelilingi

batang bersaf-saf. Ciri-ciri daun tanaman lidah buaya :

1) Berdaging tebal dan tidak bertulang

2) Berwarna hijau keabu-abuan dan mempunyai lapisan lilin dipermukaanya

3) Bersifat sukulen, yakni mengandung air, getah, atau lendir yang

mendominasi daun, rata dibagian atas dan membuat (cembung) dibagian

bawah. (Arifin, 2015:7).

c. Bunga

Bunga lidah buaya berwarna kuning atau kemerahaan berupa pipa yang

mengumpulkan, keluar dari ketiak daun. Bunga ini berukuran kecil,

tersusun dalam rangkaian, dan panjang bunga bisa mencapai 1 meter. Bunga

biasanya muncul bila lidah buaya ditanam dipegunungan, sedangkan di

dataran rendah, tanaman lidah buaya jarang berbunga (Soviati,2008:10).

d. Akar

Akar tanaman lidah buaya berbentuk serabut. Akar serabut tanaman ini

cukup pendek dan tumbuh disekitar permukaaan tanah. Panjang akar

berkisar antara 50cm-100cm. karena letaknya dipermukaan tanah, pada

musim kemarau , embun yang menempel dapat dihisap langsung oleh

akar tanaman. Oleh karena sifatnya ini, untuk dapat tumbuh subuh dan

sehat, tanaman lidah buaya menghendaki tanah yang gembur di bagian

atasnya(Soviati,2008:11).

2. kegunaan Tumbuhan Lidah Buaya

a. Melindungi kulit dari dehidrasi

Kandungan lignin yang ada dalam gel (lendir) tumbuhan lidah buaya mampu

melindungi kulit dari dehidrasi dan menjaga kelembabanya (Soviati, 2008:56).

b. Antibakteri alami

Aloin dan aloe-emodin adalah antrakuinon utama pada tanaman lidah buaya.

Memiliki sruktur polifenol, yang dapat menghambat sintesis protein sel

bakteri, sehingga memiliki aktivitas sebagai antibakteri yang kuat (Fani dan

Kohanteb, 2012:19).

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

20

c. Antiseptik

Saponin yang terdapat dalam lidah buaya adalah zat sabun yang memiliki sifat

pembersih dan antiseptic (Fani dan Kohanteb, 2012:19).

d. Memperbaiki system pencernaan

Menurut seorang pakar dari IPB, Ir. Sutrisno Koswara, mengkonsumsi lidah

buaya dapat membantu memperlancar system pencernaan, ini disebabkan

manfaat dari zat aloemoedin dan aloebarbadiod, senyawa yang termasuk

golongan antrakuinin (Soviati, 2008:56)

3. Kandungan

Tabel.2.2 Kandungan gel lidah buaya (Aloe vera.L)

Zat Kegunaan

Vitamin B1, B2,

Niasinamida, B6,

cholin, asam folat

Bahan penting untuk menjalankan fungsi tubuh secara

normal dan sehat.

Asam amino Bahan untuk pertumbuhan dan perbaikan dan untuk sintesa

bahan lain.

Enzim oksidase,

amylase, katalase,

lipase, protease

Mengatur proses kimia dalam tubuh dan menyembuhkan

luka dalam dan luar.

Selulosa, glukosa,

mannose,

aldopentosa,

ramnosa

Mengatur proses kimia dalam tubuh dan menyembuhkan

luka dalam dan luar

Lignin Mempunyai kemampuan penyerapan yang tinggi, sehingga

memudahkan peresapan gel ke kulit atau mukosa dan

kandungan lignin yang ada dalam gel lidah buaya mampu

melindungi kulit dari dehidrasi dan menjaga kelembabanya.

Saponin Mempunyai kemampuan membersihkan dan bersifat

antiseptik, bahan pencuci yang sangat baik.

Sumber : (Furnawanthi, 2003 dalam melliawati, 2018:3)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

21

Senyawa yang berfungsi sebagai pelembab bibir yaitu: Lignin

Lignin merupakan polimer senyawa fenolik organik aromatic alam paling

banyak ditemukan pada tumbuhan pembuluh. Lignin bersama dengan selulosa

dan hemiselulosa. Diketahui merupakan komponen utama dinding sel serat

semua spesies kayu dan tumbuhan rumput dalam dunia tumbuhan (Kar,

ashutosh 2002:69). Struktur kimia lignin sangat kompleks dan tidak berpola

sama. Gugus aromatic di temukan pada lignin, yang saling dihubungkan

dengan rantai alifatik, yang terdiri dari 2-3 karbon. Proses pirolisis lignin

meghasilkan senyawa kimia aromatis berupa fenol, terutama kresol (Depkes,

RI,1995).

Gambar 2.4 Struktur lignin dari softwood (Perez et al, 2002:55)

Lignin tidak larut dalam air dan asam mineral kuat, larut dalam pelarut

organik seperti etanol, dan larut dalam alkali encer(Surest dan Satriawan,

2010:2). Sifat fisik lignin yaitu tidak dapat mencair, tetapi akan melunak dan

menjadi hangus bila di panaskan, sehingga senyawa lignin tidak tahan pada

suhu tinggi(Sjostrom, 1995 dalam Budiyanto,2018:14)

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

22

F. Ekstraksi

Proses Penarikan Kandungan Bahan Alam

1. Pengertian Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat

yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam tanaman

obat tersebut. Ekstrak merupakan proses pemisahaan zat dari campuranya

dengan menggunakan pelarut tertentu (Marjoni, 2016:15).

Ekstrak adalah suatu produk hasil pengembalian zat aktif melalui proses

ekstraksi menggunakan pelarut, dimana pelarut yang digunakan diuapkan

kembali sehingga zat aktif ekstrak menjadi pekat (Marjoni, 2016:23).

Metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut dibagi menjadi 2 cara yaitu

cara dingin dan cara panas.

a. Cara dingin

1) Maserasi

Maserasi berasal dari kata “macerate” artinya melunakkan. Maserasi

adalah cara penarikan simplisia dengan merendam simplisia tersebut dalam

cairan penyari pada suhu biasa atau pemanasaan. Cairan penyari yang

direkomendasikan adalah etanol atau campuran etanol-air. Keuntungan dari

maserasi adalah pengerjaanya mudah dan peralatanya murah dan sederhana.

Sedangkan kekuranganya antara lain waktu yang di perlukan untuk

mengekstraksi baham cukup lama, penyari kurang sempurna, pelarut yang

digunakan jumlahnya banyak jika harus dilakukan remaserasi (Badan POM,

2013:10)

Kecuali dinyatakan lain, maserasi dilakukan dengan cara dimasukan

sepuluh bagian simplisia atau campuran simplisia dengan derajat halus yang

cocok, tutup, biarkan selama 5 hari terlindungi dari cahaya sambil sering

diaduk, serkai, peras, cuci ampas dengan cairan penyari secukupnya hingga di

peroleh 100 bagian. Pindahakan dalam bejana tertutup dan biarkan di tempat

sejuk terlindungi dari cahaya matahari selama 2 hari, lalu endap tuangkan atau

saring kemudian diuapkan pada tekanan rendah pada suhu tidak lebih dari 50c

hingga konsistensi yang dikehendaki (Anief, 2010:169).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

23

2) Perkolasi

Perkolasi umumnya digunakan untuk mengekstraksi serbuk kering

terutama simplisia yang keras seperti kulit, batang, kulit buah, biji, kayu dan

akar. Penyari yang digunakan umumnya adalah etanol atau campuran etanol

air. Dibandingkan dengan metode maserasi, metode ini tidak memerlukan

tahapan penyaringan perkolat, hanya kerugiannya adalah waktu yang

dibutuhkan lebih lama dan jumlah penyari yang digunakan lebih banyak

(Badan POM, 2013:11).

b. Cara Panas (Depkes RI, 2000:11)

1) Refluks

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relative konstan

dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses

pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi

sempurna.

2) Sokhlet

Sokhlet adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang

umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinum

dengan jumlah pelarut relative konstan dengan adanya pendingin balik.

3) Digesti

Digesti adalah metode ekstraksi dengan menggunakan pemanasan pada

suhu 40-50c. Metode ini digunakan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan

terhadap pemanasan (Badan POM, 2013:12).

4) Infundasi

Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah

tercemar oleh bakteri dan jamur sehingga sari yang di peroleh dengan cara ini

harus segera diproses sebelum 24 jam (Badan POM, 2013:9). Untuk infusa

dipanaskan selama 10 menit pada uhu 90 c dan untuk dekokta suhu yang sama

selama 30 menit (Badan POM, 2013:10).

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

24

2. Ekstraksi daun lidah buaya (Aloe vera Linn.)

a. Ekstrak Kental Daun Lidah Buaya

Ekstrak kental daun lidah buaya (Aloe vera L.) adalah ekstrak yang dibuat dari

daging daun lidah buaya (Aloe vera L.) (Kemenkes RI, 2010:60). Pembuatan

ekstrak kental daun lidah buaya :

Potong pada pangkal dan ujung daun lidah buaya yang telah dicuci. Kupas

kulit, iris daging daun, masukan 1 bagian irisan daging daun kedalam

maserator, tambahkan 10 bagian etanol P . Rendam selam 6 jam pertama

sambal sesekali diaduk, diamkan hingga 24 jam, pisahkan maserat dngan cara

penyaringan. Ulangi proses penyarian sekurang-kurangnya 2 kali dengan jenis

dan jumlah pelarut yang sama. Kumpulkan semua maserat, uapkan dengan

penguap vakum atau penguap tekanan rendah hingga diperoleh ektrak kental.

Gunakan etanol P sebagai pelarut (Kemenkes RI, 2010:60).

b. Ekstraksi Kering Getah Daun Lidah Buaya

Ekstrak kering getah daun lidah buaya adalah ekstrak yang dibuat dari getah

daun lidah buaya (Aloe vera L.) (Kemenkes RI, 2010:62). Pembuatan ektraks

kering getah daun lidah buaya :

Ambil daun lidah buaya serta pangkalnya, timbang sekitar 30 kg, iris

pangkalnya secara melintang dalam keadaan segar, tamping getah yang keluar

dibawahnya dengan wadah nirkarat. Biarkan getah menetes selama 6 jam.

Potong kembali secara melintang selebar 3-4 cm, jika tetesan berhenti. Getah

akan mengering dan disebut jadam. Rendam jadam dengan etanol P selama 8

jam untuk menghilangkan kontaminan jamur dan bakteri, keringkan dengan

tangas air. Ekstrak kering siap untuk berbagai uji. Gunakan etanol P sebagai

pelarut (Kemenkes RI, 2010:62).

G. Evaluasi sediaan

Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan

lip balm. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan

organoleptis yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk,

warna dan bau dari sediaan, pemeriksaan homogenitas, suhu lebur, uji pH,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

25

uji stabilitas sediaan, uji iritasi, dan uji efektivitas sediaan terhadap kulit

dengan menggunakan alat moisture checker serta uji kesukaan sediaan

(Ratih dkk, 2014:3-5).

1. Pemeriksaan Homogenitas Sediaan

Masing-masing sediaan diperiksa homogenitasnya dengan cara

mengoleskan sejumlah tertentu sediaan pada kaca yang transparan dengan

luas tertentu (2,5 x 2,5cm). Sediaan harus menunjukkan susunan yang

homogen dan tidak terlihat adanya butir-butir kasar (Ditjen POM, 1979

dalam Jasmarita, 2017:26).

2. Suhu Lebur Sediaan

Suhu lebur lip balm yang ideal sesungguhnya diatur hingga suhu yang

mendekati suhu bibir, bervariasi antara 36-380C.Tetapi karena harus

memperhatikan faktor ketahanan terhadap suhu cuaca sekelilingnya, terutama

suhu daerah tropis, suhu lebur lip balm dibuat tinggi, yaitu berkisar antara 50-

700C (SNI,1998:3)

Metode pengamatan suhu lebur lip balm yang digunakan dalam penelitian

adalah dengan cara memasukkan sebanyak 1 gram lip balm ke dalam oven

dengan suhu awal 500C selama 15 menit, diamati apakah melebur atau tidak,

setelah itu suhu dinaikkan 10C setiap 15 menit dan diamati pada suhu berapa

lip balm mulai melebur (Linda, 2012:40)

3. Uji pH Sediaan

Hendaknya pH kosmetik diusahakan sama atau sedekat mungkin dengan

pH fisiologi “mantel asam” kulit, yaitu antara 4,5-6,5. Kosmetik demikian

disebut kosmetik dengan “pH-balanced”. Semakin alkalis atau semakin asam

bahan yang mengenai kulit, semakin sulit untuk menetralisirnya dan kulit akan

menjadi lelah karenanya. Kulit dapat menjadi kering, pecah-pecah, sensitif

dan mudah terkena infeksi (Tranggono dan Latifah, 2007:21)

Penentuan pH sediaan dilakukan dengan menggunakan alat pH meter

dengan cara:

Alat terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan larutan dapar standar

netral (pH 7,01) dan larutan dapar asam (pH 4,01) hingga alat menunjukkan

harga pH tersebut. Kemudian elektroda dicuci dengan akuades, lalu

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

26

dikeringkan dengan tisu. Sampel dibuat dalam konsentrasi 1% yaitu

ditimbang 1 g sediaan dan dilarutkan dalam 100 ml akuades, lalu

dipanaskan. Setelah suhu larutan normal, elektroda dicelupkan dalam

larutan tersebut. Dibiarkan alat menunjukkan harga pH sampai konstan.

Angka yang ditunjukkan pH meter merupakan pH sediaan (Rawlins, 2003

dalam Linda, 2012:41).

4. Uji Stabilitas Sediaan

Sediaan lip balm yang telah jadi, dievaluasi selama 28 hari yang

meliputi pengamatan organoleptis (warna, bau, bentuk) apakah terjadi

perubahan selama penyimpanan pada suhu kamar (Ratih dkk, 2014:4).

5. Uji Iritasi Sediaan

Uji iritasi dilakukan terhadap sediaan lip balm yang mengandung

minyak buah merah dengan maksud untuk mengetahui bahwa lip balm

yang dibuat dapat menimbulkan iritasi pada bibir atau tidak. Iritasi dapat

dibagi menjadi 2 kategori yaitu iritasi primer yang akan segera timbul

sesaat setelah terjadi pelkatan atau penyentuhan pada kulit, dan iritasi

sekunder yang reaksinya baru timbul beberapa jam setelah penyentuhan

atau pelekatan pada kulit (Depkes RI, 1985 dalam Syakdiah, 2018:20).

Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka

(open patch) pada bagian lengan bawah bagian dalam terhadap 10 panelis

yang bersedia dan menulis surat pernyataan. Contoh surat pernyataan dapat

dilihat pada lampiran 13. Uji tempel terbuka dilakukan dengan

mengoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu

(2,5x2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini

dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua hari berturut-turut (Tranggono

dan Latifah, 2007:167).

Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema, papula, vesikula atau

edema. Menurut (Tranggono dan Latifah, 2007:167).Terdapat tanda-tanda

untuk mencatat reaksi uji tempel yang dapat dilihat pada klasifikasi berikut.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

27

Klasifikasi :

- : Tidak ada reaksi

+ : Eritema

++ : Eritema dan papula

+++ :Eritema, papula dan vesikula

++++ :Edema dan vesikula

6. Uji Kesukaan (Hedonic Test) Sediaan

Uji kesukaan dilakukan secara visual terhadap 20 orang panelis. Setiap

panelis diminta untuk mengoleskan formula sediaan yang dibuat pada kulit

pergelangan tangan panelis. Kemudian, panelis memilih variasi formula mana

yang paling disukai. Panelis menuliskan 1 bila tidak suka, 2 bila netral, 3 bila

suka. Parameter pengamatan pada uji kesukaan adalah kemudahan

pengolesan, aroma, homogenitas, dan kelembaban yang dirasakan pada kulit.

Kemudian dihitung persentase kesukaan terhadap masing-masing sediaan

(Setyaningsih, dkk 2010:59).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

28

H. Kerangka Teori

Gambar. 2.5. Kerangka Teori

Sediaan Farmasi

Obat Kosmetik Obat Tradisional

Dekoratif/

riasan

Perawatan /

skin care

Wajah Bibir Badan

Lip balm

Formula pelembab bibir Lip blam

(Komponen buah merah

pada penelitian Syakdiah,

2018:17)

R/ Gliserin 5

Cera flava 10

Nipagin 0,18

Lanolin 15

Oleum cacao ad 100

Formulasi dengan bahan

alam

Formulasi Sediaan Ekstrak

Daun Lidah Buaya

Konsentrasi F0(0%), F1(6%),

F2 (8%)dan F3(10%).

Evaluasi Sediaan :

Homogenitas (Ditjen POM,1979)

Suhu Lebur (SNI,1998:3)

Uji pH (Tranggono dan Latifah, 2007)

Uji Stabilitas(Ratih dkk,2014)

Uji Kesukaan(Setyaningsih, dkk

2010:59).

Uji Iritasi(Ditjen POM,1985)

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

29

I. Kerangka Konsep

Gambar . 2.6. Kerang Konsep

Formulasi Sediaan Lip blam dengan

variasi konsentrasi ekstrak lidah

buaya sebagai pelembab bibir

F0 :Ekstrak Lidah Buaya 0%

F1: Ekstrak Lidah Buaya 6%

F2: Ekstrak Lidah Buaya 8%

F3 :Ekstrak Lidah Buaya 10%

Evaluasi sediaan

1. Homogenitas (Ditjen

POM,1979)

2. Suhu Lebur (SNI,1998:3)

3. Uji pH (Tranggono dan

Latifah, 2007)

4. Uji Stabilitas

(Ratih dkk,2014)

5. Uji Kesukaan

(Setyaningsih, dkk 2010:59).

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

30

J. Definisi Operational

Tabel .2.4 Definisi Operasional Penelitian No. Variable

Penelitian

Definisi Cara Ukur Alat ukur Hasil ukur skala

1

Formulasi

sediaan lipblam

menggunakan

ekstrak gel lidah

buaya

Pembuatan

formulasi

sediaan

lipblam

menggunakan

ekstrak gel

lidah buaya

dengan fariasi

konsentrasi

(0%,6%,8%

dan 10%)

sebagaai

pelembab bibir

/ emolien

Menimbang

ekstrak gel

lidah buaya

fariasi

konsentrasi

sebagai

pelembab

bibir atau

emolien

(F0,F1,F2,

dan F3)

Neraca

analitik

4 formulasi

lipblam hasil

modifikasi

formula dasar

Rasio

2 Homogenitas Penampilan

susunan

partikel

sediaan

lipblam

dengan

konsentrasi

0%, 6%, 8%

dan

10%diamati

pada kaca

objek

terdispersi

secara merata

atau tidak

Observasi

terhadap

sediaan Lip

balm yang

dioleskan

diatas kaca

objek oleh

peneliti

dengan

melihat tidak

adanya butir-

butir kasar.

Checklist 1=Homogen

2=Tidak

homogen

Ordinal

3 Uji suhu lebur

Besarnya nilai

titik lebur

sediaan

lipblam

dengan

konsentrasi

0%, 6%, 8%

dan 10%

Pengukuran

Oven

Nilai suhu

(dalam angka)

Interval

4 pH Besarnya nilai

keasaman-

basaan

terhadap

lipblam

dengan

konsentrasi

0%, 6%, 8%

dan 10%

Pengukuran pH meter Nilai pH meter

(Dalam angka)

Rasio

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

31

5 Uji stabilitas

a. Bau

b. Bentuk

c. Warna

Penampilan

aroma melalui

indra

penciuman

terhadap bau

yang terlihat

oleh peneliti

dari sediaan

lip balm

dengan

konsentrasi

0%, 6%, 8%

dan

10%selama 4

minggu.

Penampilan

unsur rupa

sediaan dari

peneliti yang

menunjukan

bentuk

sediaan

lipbalm

dengan

konsentrasi

0%, 6%, 8%

dan

10%selama

4minggu

penyimpanan.

Penampilan

terhadap

warna sediaan

lipbalm

dengan

konsentrasi

0%, 6%, 8%

dan 10%

selama

4 minggu

penyimpan

an

Observasi

Observasi

Observasi

Checklist

Checklist

Checklist

1=terjadi

perubahan

2=tidak terjadi

perubahan

- =

1=terjadi

perubahan

2=tidak terjadi

perubahan

1=terjadi

perubahan

2=tidak terjadi

perubahan

Ordinal

Ordinal

Ordinal

6

Uji kesukaan Penilaian

terhadap

tingkatan

suka atau

tidaknya

sediaan

lipblam

dengan

konsentras

i 0%, 6%,

8% dan

10%

Observasi

yang

dilakukan

oleh panelis

checklist 1= tidak suka

2= netral

3= suka

Ordinal

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sediaan Farmasirepository.poltekkes-tjk.ac.id/735/3/6 BAB II.pdf · Sediaan farmasi adalah obat,bahan obat,obat tradisional dan kosmetik (Undang-undang

32