bab ii tinjauan pustaka a. pola makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/nurul fatah...

34
8 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan 1. Pengertian Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh melalui suatu pendataan setiap hari yang disebut serve diet (Santoso & Ranti, 2004). Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu masyarakat tertentu. Menu seimbang merupakan menu yang terdiri dari beraneka ragam makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai, sehingga memenuhi kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan memperbaiki sel-sel tubuh dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier, 2006). Pola makan yang salah akan menimbulkan dampak buruk meskipun makanan itu merupakan makanan sehat. Tubuh minimal membutuhkan zat gizi yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral. Setiap makanan mengandung zat gizi tertentu yang berbeda kadarnya dengan makanan lain, sedangkan tubuh membutuhkan serangkaian zat gizi dalam kadar tertentu. Kadar gizi pada makanan harus seimbang atau sesuai Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Upload: trinhnhi

Post on 29-Jun-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

8

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pola Makan

1. Pengertian

Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok

untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

melalui suatu pendataan setiap hari yang disebut serve diet (Santoso &

Ranti, 2004). Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan

gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap

hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu masyarakat

tertentu. Menu seimbang merupakan menu yang terdiri dari beraneka ragam

makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai, sehingga memenuhi

kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan memperbaiki sel-sel tubuh

dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier,

2006).

Pola makan yang salah akan menimbulkan dampak buruk meskipun

makanan itu merupakan makanan sehat. Tubuh minimal membutuhkan zat

gizi yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.

Setiap makanan mengandung zat gizi tertentu yang berbeda kadarnya

dengan makanan lain, sedangkan tubuh membutuhkan serangkaian zat gizi

dalam kadar tertentu. Kadar gizi pada makanan harus seimbang atau sesuai

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

9

dengan gizi yang dibutuhkan tubuh. Gizi yang masuk dalam tubuh tidak

boleh kurang atau berlebih.

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola makan pada anak Sekolah Dasar

a. Peran keluarga

Peranan keluarga amat sangat penting bagi anak sekolah, bahkan

pada pemilihan bahan makanan sekalipun. Makan bersama keluarga

dengan suasana yang akrab dapat meningkatkan nafsu makan (Widodo,

2009).

b. Teman Sebaya

Tidak heran jika asupan makanan akan banyak dipengaruhi oleh

kebiasaan makan teman-teman atau sekelompoknya. Apa yang diterima

oleh kelompok (berupa figur idola, makanan, minuman) juga dengan

mudah akan diterimanya. Demikian pula halnya dengan pemilihan bahan

makanan. Untuk itu perlu diciptakan dalam kelompok itu suatu kondisi

supaya mereka mendapatkan informasi yang baik dan benar mengenai

kebutuhan dan kecukupan gizinya sehingga mereka tidak perlu

membenci makanan yang bergizi.

c. Media Masa

Media masa lebih banyak berperan disini adalah media televisi,

koran dan majalah. Disatu sisi banyak sekali iklan makanan yang kurang

memperhatikan perilaku yang baik terhadap pola makan. Oleh sebab itu,

informasi tersebut harus pula ditunjang dengan informasi ilmiah yang

benar mengenai kesehatan dan gizi (Judiono, 2003).

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

10

3. Kebutuhan Nutrisi

Kebutuhan individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetik dan

metabolik. Namun, untuk bayi dan anak, tujuan dasar adalah pertumbuhan

yang memuaskan dan mencegah defisiensi. Nutrisi yang baik membantu

mencegah penyakit akut dan kronis dan mengembangkan kemampuan fisik

dan mental ; nutrisi juga harus memberikan cadangan untuk stres.

Dewan Makanan dan Nutrisi (NAS-NRC, 1989) telah

mengidentifikasi cadangan diet yang sesuai untuk sejumlah bahan yang

mencegah keadaan defisiensi pada kebanyakan orang. Karena beberapa

bahan pokok tetap tidak dapat diidentifikasi, diet yang divariasi mungkin

merupakan satu-satunya cara yang bijaksana yang dapat diberikan pada

mereka sesudah masa bayi awal. Hanya air susu ibu yang tampak

menyediakan semua bahan pokok untuk waktu yang lama. Walaupun

beberapa makanan pokok harus dimasukkan pada diet harian, yang lain

disimpan oleh tubuh dan mungkin disediakan secara periodik.

Walaupun setiap diet yang menghasilkan nutrisi baik sangat

bervariasi, kelebihan nutrien atau kalori ringan mungkin tidak diinginkan

sama seperti defisiensi ringan. Karena diet berpengaruh pada segi-segi

proses penuaan, misalnya, atherosklerosis dan umur panjang tetap tidak

dimengerti dengan sempurna, menghindari kalori dan masukan lemak

berlebihan tampak bijaksana pada semua umur.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

11

4. Fungsi Nutrisi dalam Tubuh

Tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh

karena itu kita memerlukan masukan makanan yaitu untuk memperoleh zat-

zat yang diperlukan tubuh. Zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi

membentuk dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur

pekerjaan di dalam tubuh, dan melindungi tubuh terhadap serangan

penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah memberikan energi

bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta

mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.

Untuk pertumbuhan tubuh diperlukan zat yang disebut protein,

mineral dan juga air. Tenaga yang diperlukan untuk bekerja dan untuk

menjalankan aktivitas di dalam tubuh yaitu pencernaan makanan,

pernapasan dan peredaran darah diperoleh dari zat hidrat arang, lemak dan

protein. Protein digunakan untuk menghasilkan tenaga terutama bila jumlah

hidrat arang dan lemak tidak cukup. Zat-zat yang berfungsi memelihara,

mengatur kerja di dalam tubuh dan melindungi diri kita terhadap serangan

penyakit adalah mineral dan vitamin.

Anak-anak sekolah berada dalam masa pertumbuhan dan umumnya

mereka banyak, bermain dan belajar. Agar dapat tumbuh dengan baik,

mereka memerlukan bahan makanan mengandung protein dalam jumlah

cukup. Dalam sehari diperlukan 1-1,5 gram protein per kg berat badan.

Kalau mungkin, sumber protein yang mereka makan hendaknya berupa

bahan makanan hewani seperti ikan, telur, daging. Dan akan lebih baik

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

12

membiasakan dan mengusahakan agar mereka dapat minum susu sedikitnya

segelas sehari.

5. Prinsip-prinsip Nutrisi

Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk

fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan

untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan,

penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua

reaksi biokimia dalam sel tubuh. Proses metabolik dapat menjadi anabolik

(membangun) atau katabolik (merusak). Makanan dimakan, dicerna, dan

diserap untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk reaksi ini.

Kebutuhan energi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor.

Kebutuhan energi seseorang ketika istirahat disebut laju metabolisme basal

(basal metabolic rate, BMR) adalah energi yang diperlukan pada tingkat

terendah fungsi selular. Persamaan umumnya digunakan untuk

memperkirakan penggunaan energi basal (basal energy expenditure, BBE)

pada orang dewasa dan anak yang berusia lebih dari 6 tahun ketika istirahat.

Sejumlah faktor, seperti aktivitas, penyakit, cedera, demam, infeksi,

pemasukan makanan, dan kelaparan dapat mengakibatkan BEE. Kebutuhan

energi untuk anak yang berusia di bawah enam tahun dihitung berdasarkan

berat badan dan usia. Kebutuhan energi juga dapat diperkirakan dengan

mengukur konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida dengan alat-alat

pedati pengukur metabolisme.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

13

Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh

asupan kalori dan makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika

pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan

menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan

energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.

Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.

Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,

dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat,

protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak

sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan

energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam-

basa.

Makanan kadang-kadang digambarkan menurut kepadatan nutrien,

proporsi nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan

nutrien tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, menyediakan

sejumlah besar nutrien yang berhubungan dengan kalori. Makanan dengan

kepadatan nutrien rendah, seperti gula dan alkohol, tinggi kalorinya tapi

berzat gizi rendah.

6. Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah

Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan

untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda,

dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

14

berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokan

berdasarkan usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12

bulan, usia todller atau prasekolah, usia seolah dan usia remaja.

Pada usia sekolah ini kebiasaan makan pada anak tergantung pada

kehidupan sosial di sekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah

karena kondisi yang tidak di sukai, pada usia ini kemampuan makan dengan

menggunakan sendok, piring, garpu sudah baik. Pada usia sekolah tata cara

dalam makan seperti makan dengan duduk, mencucui tangan sebelum

makan, tidak mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara

bersamaan dan lain-lain kebiasaan tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang

usia sekolah juga malas untuk makan akibat stres atau sakit sehingga perlu

pemantauan, dan anak sekolah cenderung suka makan secara bersamaan

dengan teman sekolahnya.

Anak sekolah mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas selain

lingkungan keluarganya, yaitu lingkungan sekolah tempat anak belajar

mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi sosial, nilai moral dan

budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan bermain

dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih

menyenangkan daripada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak

tidak banyak mengalami perubahan yang berarti sehingga kebutuhan kalori

anak usia sekolah adalah 85 kkal per kg berat badan.

Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan

nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah anak dapat

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

15

mengatur pola makannya sendiri, adanya pengaruh teman atau jajanan

lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau

iklan makanan tertentu di televisi yang dapat memengaruhi pola makan atau

keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya, kebiasaan

menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang, dan pengaruh

aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginan yang lebih besar pada

aktivitas bermain daripada makan.

Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik

tersebut adalah motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola

makan yang baik, motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan baru,

jelaskan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik

daripada bermain karena saat itu dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk

berkonsultasi dengan orang tua dan bagi orang tua untuk mengetahui

pengalaman yang diperoleh anak di sekolah dan di lingkungan, dan fasilitasi

orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat jajan di sekolah ataupun

di lingkunagan luar rumah karena belum tentu sehat dan hal itu bukan pola

kebiasaan yang baik bagi anak. Anjurkan untuk selalu menyediakan

makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun disediakan di rumah.

Anak-anak usia sekolah, 6 hingga 12 tahun, berkembang pada rata-

rata yang rendah dan terus-menerus, dengan penurunan bertahap dalam

kebutuhan energi per unit berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3

hingga 5 kg dalam berat badan dan 6 cm dalam tinggi badan per tahun

hingga pubertas.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

16

Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar daripada mereka

yang lebih muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan yang

direkomendasi termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 g

kelompok makanan daging, empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan

sayuran (dengan sumber vitamin C sehari dan sumber vitamin A setiap hari

yang lain), tiga hingga empat porsi dari seluruh padi-padian dan roti yang

diperkarya gizinya dan sereal,dan 1 hingga 2 sendok teh margarin atau

mentega.

Walaupun nafsu makan lebih baik dan makanan yang dimakan lebih

bervariasi, diet anak usia sekolah harus hati-hati dikaji untuk kecukupan

protein, vitamin A dan C. Asupan susu biasanya melebihi rekomendasi.

Kendati demikian, anak usia sekolah seringkali gagal untuk makan sarapan

yang tepat dan memilih sarapan di sekolah yang tidak diawasi ; sebagai

hasil, susu dapat memberikan sumber nutrien yang baik. Lemak, gula dan

garam yang tinggi akibat terlalu bebas asupan makanan kudapan.

Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam

membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak,

mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses

pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai

macam penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kurangnya energi

dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defisiensi

vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat

menghambat proses tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

17

pada bayi dan anak diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai

dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta

mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.

Selain kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehari-

hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai

organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur

dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat

sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%.

Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang di antara zat

gizi lain, mengingat banyak sekali ditemukan berbagai masalah dalam

pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka

makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak

disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga

harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak

terlaksana, di samping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan

nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat

sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori vitamin, dan

mineral (Behrman, dkk, 1996 dalam Hidayat. 2005).

Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka

membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang

anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan salah satu bagian

dari upaya pemulihan kondisi anak. Dengan harapan anak akan menjadi

puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif, kemudian juga dapat

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

18

membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memilih

kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan

jumlah makanan dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses

pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di antara usia,

status nutrisi itu sendiri dan keadaan penyakit yang diderita anak sehingga

faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pemenuhan kebutuhan

nutrisi pada bayi dan anak (Pudjiadi, 2001).

7. Komponen Zat Gizi

Zat gizi merupakan komponen yang penting dalam nutrisi mengingat

zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan

nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung

beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat

gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang

optimal. Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi

dan anak yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum

zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan

mikro: untuk zat gizi golongan makro terdiri dari kalori dan air, untuk kalori

berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak, air sedangkan kelompok zat

gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.

a. Karbohidrat

Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan

mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang

cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

19

maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun

demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari

karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi

peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah

karbohidrat yang cukup maka dapat didapatkan dari susu, padi-padian,

buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.

b. Lemak

Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut

vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari

lemak alamiah sekitar 98% di antaranya trigliserida dan gliserol

sedangkan 2% nya adalah asam lemak bebas di antaranya monogliserida,

digleserida dan fosfolipid termasuk lestinin, sefalin, sfingomielin dan

serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai

pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ, dan lain-lain

terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan

pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia

dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan

terjadinya perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah, berat

badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang banyak akan

menyebabkan terjadi hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat

menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain, dan untuk

mendapat jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega,

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

20

kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur

(Solihin Pudjiadi, 2001).

Tabel 2.1. Kebutuhan Energi perhari

Umur Berat badan (kg)

Tinggi badan (cm)

Energi (Kkal)

0-6 bulan 5,5 60 560 7-12 bulan 8,5 71 800 1-3 tahun 12 89 1220 4-6 tahun 18 108 1720 7-9 tahun 23,5 120 1860 Laki-laki

10-12 tahun 30 135 1950 13-15 tahun 40 152 2200 16-19 tahun 53 160 2360 Perempuan 10-12 tahun 32 139 1750 13-15 tahun 42 153 1900 16-19 tahun 46 154 1850

(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip dari

Solohin Pudjiadi, 2001)

c. Protein

Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam

pembentukkan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam

jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel

jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini

terdiri dari dua puluh enam asam amini di antaranya sembilan asam

amino esensial diantaranya theronin, valin, leusin, isoleusin, lisin,

triptofan, fenilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam amino

nonesensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam

jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat

memperburuk insufiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

21

kurang maka dapat menyebabakan, kelemahan, odem, dapat

kwashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan

protein dan kalori menyebabakan marasmus. Komponen zat gizi

protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju,

kedele, kacang, buncis, dan padi-padian (Pudjiadi, 2001).

Tabel 2.2. Kebutuhan Protein Per Hari

Umur Berat badan (kg)

Tinggi badan (cm)

Protein (gr)

0-6 bulan 5,5 60 12 7-12 bulan 8,5 71 15 1-3 tahun 12 89 23 4-6 tahun 18 108 32 7-9 tahun 23,5 120 36 Laki-laki

10-12 tahun 30 135 45 13-15 tahun 40 152 57 16-19 tahun 53 160 62 Perempuan 10-12 tahun 32 139 49 13-15 tahun 42 153 47 16-19 tahun 46 154 47

(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip

dari Solohin Pudjiadi, 2001)

Tabel 2.3. Kebutuhan Cairan Anak

Umur Rata-rata berat badan

Jumlah air dalam 24 jam (ml)

Jumlah air per kilogram berat

badan dalam 24 jam (ml)

6 tahun 20,0 1800-2000 90-100 10 tahun 28,7 2000-2500 70-85 14 tahun 45,0 2200-2700 50-60 18 tahun 54,0 2200-2700 40-50

(Sumber: Behrman, RE dkk, (1996).

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

22

d. Air

Air merupakan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan

air pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan

orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi

sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium untuk ion,

transpot nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber

zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.

e. Vitamin

Vitamin merupakan senyawa kebutuhan organik yang digunakan

untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk

pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme.

Tabel 2.4. Kebutuhan Vitamin Perhari

Umur Berat badan (kg)

Tinggi badan (cm)

Vit. A (RE)

Tiamin (mg)

Riboflavin (mg)

Niasin (mg)

B12 (mg)

Vit.C (mg)

0-6 bulan 5,5 60 350 0,3 0,3 2,5 0,1 25 7-12 bulan 8,5 71 350 0,4 0,4 3,8 0,1 25 1-3 tahun 12 89 350 0,5 0,6 5,4 0,5 25 4-6 tahun 18 108 360 0,7 0,9 7,6 0,7 25 7-9 tahun 23,5 120 407 0,7 0,9 8,1 0,9 25 Laki-laki

10-12 tahun 30 135 450 0,8 1,0 8,6 1,0 30 13-15 tahun 40 152 600 0,9 1,1 9,7 1,0 40 16-19 tahun 53 160 600 1,0 1,2 10,0 1,0 40 Perempuan 10-12 tahun 32 139 500 0,7 0,9 7,7 1,0 30 13-15 tahun 42 153 500 0,8 1,0 8,4 1,0 30 16-19 tahun 46 154 500 0,8 0,9 8,1 1,0 30

(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip dari

Solohin Pudjiadi, 2001)

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

23

f. Mineral

Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam

kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, kobalt, tembaga,

fluorin, jodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium,

sulfur, dan seng dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup.

Tabel 2.5. Kebutuhan Mineral Per Hari

Umur Berat badan (kg)

Tinggi badan (cm)

Kalsium (mg)

Fosfor (mg)

Besi (mg)

Seng (mg)

Iodium (mg)

0-6 bulan 5,5 60 600 200 3 3 50 7-12 bulan 8,5 71 400 250 5 5 70 1-3 tahun 12 89 500 250 8 10 70 4-6 tahun 18 108 500 350 9 10 100 7-9 tahun 23,5 120 500 400 10 10 120 Laki-laki

10-12 tahun 30 135 700 500 14 15 150 13-15 tahun 40 152 700 500 17 15 150 16-19 tahun 53 160 600 500 23 15 150 Perempuan 10-12 tahun 32 139 700 450 14 15 150 13-15 tahun 42 153 700 450 19 15 150 16-19 tahun 46 154 800 450 25 15 150

(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solohin Pudjiadi, 2001)

B. Pertumbuhan

1. Pengertian

Whaley dan Wong (2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu

peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan

pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah

ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan

pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada

kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel

tubuh yang dituju, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

24

perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke

tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan

pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada

kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel

tubuh yang ditujukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh

bagian tubuh.

Marlow (1998) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu

peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter

untuk tinggi badan dan kilogram atau gram untuk berat badan. Pertumbuhan

ini dihasilkan oleh adanya pembelahan sel dan sintesis protein dan setiap

anak mempunyai potensi gen yang berbeda untuk tumbuh.

Melihat uraian kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa

pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu

secara bertahap anak-anak akan semakin bertambah berat dan tinggi. Jadi,

pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas individu fisik anak .

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak

Setiap individu berbeda dalam proses pertumbuhan dan

perkembangannya karena pertumbuhan dan perkembangan anak

dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara herediter maupun lingkungan

(Wong, 2000). Faktor tersebut adalah herediter, lingkungan dan internal.

a. Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter)

Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan adalah jenis kelamin,

ras, dan kebangsaan (Marlow, 1998). Jenis kelamin ditentukan sejak awal

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

25

dalam kandungan (fase konsepsi) dan setelah lahir, anak laki-laki

cenderung lebih tinggi dan berat daripada anak perempuan dan hal ini

bertahan sampai usia tertentu karena anak perempuan biasanya lebih

awal mengalami masa pubertas sehingga kebanyakan pada usia tersebut,

anak perempuan lebih tinggi dan besar. Akan tetapi, begitu anak laki-laki

memasuki masa pubertas, mereka akan berubah lebih tinggi dan besar

daripada anak perempuan.

Ras atau suku bangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Beberapa suku bangsa menunjukkan karakteristik

yang khas, misalnya Suku Asmat di Irian Jaya secara turun-temurun

berkulit hitam. Demikian juga kebangsaan tertentu menunjukkan

karakteristik tertentu seperti bangsa Asia cenderung pendek dan kecil,

sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung tinggi dan besar.

b. Faktor Lingkungan

Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak adalah lingkungan pranatal, lingkungan eksternal,

dan lingkungan internal anak.

1. Lingkungan pranatal

Lingkungan di dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap

perkembangan fetus, terutama karena ada selaput yang menyelimuti

dan melindungi fetus dari lingkungan luar. Beberapa kondisi

lingkungan dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

26

perkembangan janin adalah gangguan nutrisi ibu kurang mendapat

gizi adekuat baik secara kualitas maupun kuantitas, gangguan

endokrin pada ibu seperti menderita diabetes melitus, ibu yang

mendapat terapi sitostatika atau yang mengalami infeksi rubela,

toksoplasmosis, sifilis dan herpes. Intinya, yang dialami oleh ibu akan

berdampak pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.

2. Pengaruh budaya lingkungan

Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi mereka

mempersiapkan dan memahami kesehatan serta berperilaku hidup

sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil dipengaruhi oleh budaya

yang dianutnya, misalnya adanya beberapa larangan untuk makan

tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin.

Begitu juga keyakinan untuk melahirkan dengan meminta pertolongan

petugas kesehatan di sarana kesehatan atau tetap memilih dukun

beranak, dilandasi oleh nilai budaya yang dimiliki. Setelah anak lahir,

dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang juga dilandasi oleh

nilai budaya yang ada di masyarakat. Anak yang dibesarkan di

lingkungan petani di pedesaan akan mempunyai pola kebiasaan atau

norma perilaku yang berbeda dengan mereka yang dibesarkan di kota

besar seperti metropolitan Jakarta.

3. Status sosial dan ekonomi keluarga

Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga

yang sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

27

untuk memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan dan

memenuhi kebutuhan primer lainnya, tentunya keluarganya akan

mendapat kesulitan untuk membantu anak mencapai tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sesuai dengan

tahapan usianya. Keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah

juga seringkali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya

penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang pertumbuhan

dan perkembangan anaknya, misalnya pentingnya imunisasi untuk

anak atau penggunaan sarana kesehatan untuk berobat sehingga pada

akhirnya mereka masih menggunakan praktik pemeliharaan kesehatan

secara tradisional, yaitu pergi ke dukun yang praktik pertolongannya

belum dapat dibuktikan hasilnya secara ilmiah untuk mempertahankan

kesehatan anak.

4. Nutrisi

Telah dibuktikan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang,

anak membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak,

karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara

seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahap usianya.

Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat

seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih

banyak kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan

pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya

asupan zat gizi tersebut.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

28

Asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat menimbulkan

dampak yang buruk pula bagi kesehatan anak, misalnya terjadi

penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan, bahkan

pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan dan

perkembangannya juga terganggu.

Penyebab status nutrisi kurang pada anak yaitu asupan nutrisi

yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif,

hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat, adanya

penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi dan stres

emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau absorpsi makanan

yang tidak adekuat.

5. Iklim dan cuaca

Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak,

seperti pada musim penghujan yang dapat menimbulkan bahaya banjir

pada daerah tertentu, akan menyebabkan sulitnya transportasi

sehingga sulit mendapatkan bahan makanan, bahkan timbul berbagai

penyakit menular, seperti diare dan penyakit kulit, yang dapat

mengancam semua orang termasuk bayi dan anak-anak. Terlebih lagi

pada bayi dan anak-anak yang sangat rentan terhadap penyakit

menular, apabila daya tahan tubuh sedang menurun yang juga akibat

tidak adekuatnya status nutrisi, mereka akan dengan mudah terjangkit

penyakit menular tersebut. Pada beberapa tempat endemis untuk

terjadi wabah demam berdarah, terjadinya perubahan cuaca akan

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

29

berakibat atas meningkatnya angka kejadian demam berdarah.

Demikian juga dimusim kemarau ketika sulit mendapatkan air bersih,

angka kejadian seperti diare akan meningkat. Oleh karena itu,

masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi

kejadian tersebut dan melakukan tindakan pencegahan. Status

kesehatan anak tentunya akan berdampak pada proses pertumbuhan

dan perkembangan.

6. Olahraga/latihan fisik

Olahraga atau latihan fisik berdampak pada pertumbuhan fisik

maupun perkembangan psikososial anak. Secara fisik, manfaat

olahraga atau latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi

darah sehingga akan meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh.

Selain itu, olahraga akan meningkatkan aktivitas fisik dan

menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Pada saat

olahraga, anak juga akan berinteraksi dengan teman sepermainan dan

mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya untuk tujuan

bersama, misalnya sepak bola yang dilakukan sekelompok anak

sekolah. Aktivitas fisik dari sepak bola akan membantu pertumbuhan

sel, selain itu kepada anak juga dapat ditanamkan aturan permainan

yang harus diikuti bersama dan interaksi sosial yang dijalankan

membantu mereka memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan

teman sesama.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

30

7. Posisi anak dalam keluarga

Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, atau

anak bungsu akan mempengaruhi pola anak tersebut diasuh dan

dididik dalam keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara

dan beraktivitas kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu,

kemampuan intelektual anak tunggal akan lebih cepat berkembang

dan mengembangkan harga diri yang positif karena secara terus-

menerus berinteraksi dengan orang dewasa, yaitu orang tuanya dan

mendapatkan stimulasi secara psikososial. Akan tetapi, biasanya

mereka akan lebih tergantung dan kurang mandiri. Perkembangan

motorik lebih lambat karena tidak ada stimulan untuk melakukan

aktivitas fisik yang biasanya dilakukan oleh saudara kandungnya.

Anak pertama biasanya mendapat perhatian penuh karena belum

ada saudara yang lain. Segala kebutuhan dipenuhi, tetapi di lain pihak

biasanya oarang tua dengan anak pertama belum memiliki banyak

pengalaman dalam mengasuh anak dan cenderung terlalu melindungi

sehingga seringkali anak tumbuh menjadi anak yang perfeksionis dan

cenderung pencemas.

Anak tengah berada di antara anak tertua dan anak bungsu.

Orang tua biasanya sudah lebih percaya diri merawat anak, bahkan

cenderung agak kurang peduli. Anak mempunyai kesempatan untuk

belajar berkomunikasi dan lebih mampu beradaptasi di antara anak

terbesar dan anak terkecil. Hal tersebut sering kali membuat anak

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

31

lebih mandiri, tetapi biasanya kurang maksimal dalam pencapaian

prestasi dibanding anak pertama.

Sesuai dengan posisinya, anak terkecil adalah yang termuda

usianya dalam keluarga dan biasanya mendapat perhatian penuh dari

seluruh anggota keluarga sehingga membuat anak mempunyai

kepribadian yang hangat, ramah, dan penuh perhatian pada orang lain.

Walaupun demikian, semua uraian di atas hanyalah satu tinjauan dari

lingkungan anak karena ada faktor lain yang dapat memengaruhi

proses pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu faktor internal.

c. Faktor internal

Berikut ini akan diuraikan faktor internal yang dapat memengaruhi

pertumbuhan dan perkembangan anak.

1. Kecerdasan

Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan. Anak yang

dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan

mencapai prestasi yang cemerlang walaupun stimulus yang diberikan

lingkungan demikian tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan

tingkat kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan

untuk berpartisipasi secara cemerlang.

2. Pengaruh hormonal

Ada tiga hormonal utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak, yaitu hormon somatotropik, hormon tiroid, dan

hormon gonadotropin. Hormon somatotropik (growth hormone)

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

32

terutama digunakan selama masa kanak-kanak yang memengaruhi

pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi

sel kartilago dan sistem skeletal. Apabila kelebihan, hal ini akan

menyebabkan gigantisme, yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar

dan apabila kekurangan, menyebabkan dwarfism atau kerdil. Hormon

tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan hormon

gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis

untuk memproduksi testosteron, dan ovarium untuk memproduksi

estrogen. Selanjutnya, testosteron akan menstimulasi perkembangan

karakteristik seks sekunder anak laki-laki, yaitu menghasilkan

spermatozoa, sedangkan estrogen akan menstimulasi perkembangan

karakteristik seks sekunder anak perempuan, yaitu menghasilkan

ovum.

3. Pengaruh emosi

Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak

belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Anak belajar dari orang

tua untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan

demikian, apabila orang tua memberi contoh perilaku emosional,

seperti melempar sandal atau sepatu bekas dipakai, membentak saat

anak rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar menirukan perilaku

orang tua tersebut. Anak belajar mengekspresikan perasaan dan

emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Apabila pola seperti

ini diabaikan, anak akan mengembangakan perilaku emosional seperti

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

33

di atas ini dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku emosional

seperti di atas karena maturasi atau pematangan kepribadian diperoleh

anak melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena

itu, orang tua harus berhati-hati dalam bersikap apabila orang tua

senang membentak, anak akan belajar untuk bicara kasar pada orang

lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel, anak

akan belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah model

peran bagi anak.

C. Anak Usia Sekolah

1. Pengertian

Anak usia antara 6-12 tahun, periode yang kadang-kadang disebut

sebagai masa kanak-kanak pertengahan atau masa laten, mempunyai

tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara

stimulasi memberikan kemampuan pada anak usia sekolah untuk

mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi teman-temannya. Sebagai

akibatnya penghargaan diri menjadi masalah sentral. Tidak seperti bayi dan

anak prasekolah, anak-anak usia sekolah dinilai menurut kemampuannya

untuk menghasilkan hasil yang bernilai sosial seperti niali-nilai atau

pekerjaan yang baik. Karenanya, Erikson mengidentivikasi masalah sentral

psikososial pada masa ini sebagai kritis antara keaktifan dan inferioritas.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

34

Anak usia sekolah menurut WHO (World Health Organization) yaitu

golongan anak yang berusia antara anak 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia

lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.

Anak usia sekolah merupakan periode anak periode ini dimulai pada

usia 6 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun, dengan pertumbuhan anak laki-

laki sedikit lebih meningkat dari pada perempuan, dan perkembangan

motorik lebih sempurna (Supartini, 2004).

2. Karakteristik

Anak usia sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik

mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-

batasan norma. Disinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti

pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan gizi,

perkembangan kepribadian, serta asupan makanan (Yatim, 2005). Ada

beberapa karakteristik lain anak usia ini adalah sebagai berikut:

- Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah

- Aktivitas fisik anak semakin meningkat

- Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya

Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5

jam. Aktivitas fisik semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah,

bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak

tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi

pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga

akan menjadi lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

35

Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya dan akan sangat mudah

terpengaruh lingkungan sekitarnya, terutama teman sebaya yang

pengaruhnya sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan

temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan. Peranan orangtua sangat

penting dalam mengatur aktivitas anaknya sehari misalnya pola makan,

tidur dan aktivitas bermain anak.

Ciri – Ciri Anak Usia Sekolah menurut Supartini (2004), yaitu :

a. Perkembangan psikoseksual

Pada perkembangan psikoseksual anak usia sekolah dapat

dikatakan fase laten, yaitu menggunakan energi fisik dan psikologis yang

merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan

pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosial.

b. Perkembangan psikososial

Pada anak usia sekolah tergolong fase industry versus inferiority,

yaitu anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan anak

lainnya melalui kegiatan yang dilakukan baik dalam kegiatan akademik

maupun dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukan bersama.

c. Perkembangan kognitif

Pada usia ini perkembangan pada tahap concrete operational,

pemikiran meningkat atau bertambah logis dan konheren. Kemampuan

berfikir anak sudah rasional, imajinatif, dan dapat menggali objek atau

situasi lebih banyak untuk memecahkan masalah.

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

36

3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak

a. Kembang adalah proses yang terus-menerus sampai maturasi atau

dewasa, dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.

b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa perlambatan, serta laju

tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.

c. Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda

antara anak satu dengan lainnya.

d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system susunan

syaraf.

e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.

f. Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal.

g. Refleks primitif seperti reflex memegang dan berjalan akan menghilang

sebelum gerakan volunteer tercapai.

4. Tumbuh Kembang Masa Sekolah

Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami

proses percepatan pada umur 10-12 tahun, penambahan berat badan per

tahun angka dapat 2,5 kg dan ukuran panjang tingi badan sampai 5 cm

pertahunnya. Pada usia sekolah ini secara umum aktivitas fisik pada anak

akan semakin tinggi dan memperkuat kemampuan motoriknya.

Pertumbuhan jaringan limfatik pada usia ini akan semakin besar bahkan

melebihi jumlahnya orang dewasa. Kemampuan kemandirian anak akan

semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah dalam hal ini adalah

sekolah cukup besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

37

dengan sendirinya dan anak sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri

dengan lingkungan yang ada, rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam

tugas sudah mulai terwujud sehingga dalam menghadapi kegagalan maka

anak sering kali dijumpai reaksi kemarahan atau kegelisahan, perkembangan

kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan spiritual sudah

mulai menunjukkan kematangan pada masa ini. Secara khusus

perkembangan pada masa ini anak banyak mengembangan kemampuan

interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan

keluarganya dan mulai mencoba mengambil bagian dari kelompok untuk

berperan, terjadi perkembangan menulis serta berhitung, belajar menghargai

di sekolah.

5. Penilaian Pertumbuhan Fisik Anak

Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah

tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari

segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh

kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial

yang adekuat.

Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan

mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas

untuk setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus

menerus serta rumit antara faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-

psikososial tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

38

pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter tertentu. Berikut ini

adalah alat ukur status pertumbuhan anak :

a. Menggunakan Mean dan Standar Deviasi (SD)

Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal,

dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu:

- Mean ± 1 SD mencakup 66,6%

- Mean ± 2 SD mencakup 95%

- Mean ± 3 SD mencakup 97,7%

Standar deviasi unit (SD)

Standar deviasi unit disebut juga Z skor. WHO menyarankan

menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau

pertumbuhan (Supariasa, 2001). Rumus menghitung Z skor adalah Z

rujukanbakusimpangannilairujukanmediannilaisubjekindividunilaiskor

⋅⋅⋅⋅⋅−⋅⋅

=

b. Indeks Masa Tubuh (IMT)

Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan

indeks antropometri dan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)

anak sekolah, dengan rumus: IMT = BB (Kg) : TB2 (m).

Batas ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003)

Laki-laki: - Kurus <18 Kg/m2

-Normal 18-25 Kg/m2

-Kegemukan tingkat ringan >25-27 Kg/m2

-Kegemukan tingkat berat >27 Kg/m2

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

39

Perempuan:- Kurus <17 Kg/m2

-Normal 17-23 Kg/m2

-Kegemukan tingkat ringan >23-27 Kg/m2

-Kegemukan tingkat berat >27 Kg/m2

Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 5-18

tahun adalah:

- Z-skor ≥ +2 :Obesitas

- +1 ≤ Z-skor < +2 :Gemuk

- -2 ≤ Z-skor < +1 :Normal

- -3 ≤ Z-skor <-2 : Kurus

- Z-skor <-3 :Sangat kurus

c. Berat Badan terhadap Umur (BB/U)

< -3 SD Gizi buruk

-3 SD s/d < -2 SD Gizi kurang

-2 SD s/d + 2 SD Gizi baik

> + 2 SD Gizi lebih

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

40

D. Kerangka Teori Penelitian

Gambar 2.1: Kerangka Teori Penelitian Keterangan: : yang diteliti Nutrisi Pola Makan

Pertumbuhan Anak

Usia Sekolah

Faktor Lingkungan

Faktor Herediter

1.Ras

2.Kelamin

3.Kebangsaan

Faktor Internal

Kecerdasaan

Pengaruh hormonal

Pengaruh emosi

Lingkungan Pranatal

Pengaruh budaya lingkungan

Status sosial &ekonomi keluarga

Nutrisi

Iklim & cuaca

Olahraga/latihan fisik

Posisi anak dalam keluarga

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/Nurul Fatah BAB II.pdf · untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh

41

E. Kerangka Konsep Penelitian

Variabel bebas Variabel terikat

Gambar 2.2: Kerangka Konsep Penelitian

F. Hipotesis

Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang pengaruh yang diharapkan

anatara variabel yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis adalah suatu

kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Biasanya

hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya hubungan antara

variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010).

Hipotesis dari penelitian ini adalah: “Ada hubungan pola makan terhadap

pertumbuhan anak usia sekolah”.

Pola makan Pertumbuhan

anak usia sekolah

Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017