bab ii tinjauan pustaka a. pola makan - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/3856/3/nurul fatah...
TRANSCRIPT
8
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pola Makan
1. Pengertian
Pola makan adalah cara yang ditempuh seseorang atau sekelompok
untuk memilih makanan dan mengkonsumsi setiap hari yang diperoleh
melalui suatu pendataan setiap hari yang disebut serve diet (Santoso &
Ranti, 2004). Pola makan adalah berbagai informasi yang memberikan
gambaran mengenai jumlah dan jenis bahan makanan yang dimakan setiap
hari oleh seseorang dan merupakan ciri khas untuk suatu masyarakat
tertentu. Menu seimbang merupakan menu yang terdiri dari beraneka ragam
makanan dalam jumlah dan porsi yang sesuai, sehingga memenuhi
kebutuhan gizi seseorang guna memelihara dan memperbaiki sel-sel tubuh
dan proses kehidupan serta pertumbuhan dan perkembangan (Almatsier,
2006).
Pola makan yang salah akan menimbulkan dampak buruk meskipun
makanan itu merupakan makanan sehat. Tubuh minimal membutuhkan zat
gizi yang terdiri atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineral.
Setiap makanan mengandung zat gizi tertentu yang berbeda kadarnya
dengan makanan lain, sedangkan tubuh membutuhkan serangkaian zat gizi
dalam kadar tertentu. Kadar gizi pada makanan harus seimbang atau sesuai
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
9
dengan gizi yang dibutuhkan tubuh. Gizi yang masuk dalam tubuh tidak
boleh kurang atau berlebih.
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pola makan pada anak Sekolah Dasar
a. Peran keluarga
Peranan keluarga amat sangat penting bagi anak sekolah, bahkan
pada pemilihan bahan makanan sekalipun. Makan bersama keluarga
dengan suasana yang akrab dapat meningkatkan nafsu makan (Widodo,
2009).
b. Teman Sebaya
Tidak heran jika asupan makanan akan banyak dipengaruhi oleh
kebiasaan makan teman-teman atau sekelompoknya. Apa yang diterima
oleh kelompok (berupa figur idola, makanan, minuman) juga dengan
mudah akan diterimanya. Demikian pula halnya dengan pemilihan bahan
makanan. Untuk itu perlu diciptakan dalam kelompok itu suatu kondisi
supaya mereka mendapatkan informasi yang baik dan benar mengenai
kebutuhan dan kecukupan gizinya sehingga mereka tidak perlu
membenci makanan yang bergizi.
c. Media Masa
Media masa lebih banyak berperan disini adalah media televisi,
koran dan majalah. Disatu sisi banyak sekali iklan makanan yang kurang
memperhatikan perilaku yang baik terhadap pola makan. Oleh sebab itu,
informasi tersebut harus pula ditunjang dengan informasi ilmiah yang
benar mengenai kesehatan dan gizi (Judiono, 2003).
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
10
3. Kebutuhan Nutrisi
Kebutuhan individu bervariasi sesuai dengan perbedaan genetik dan
metabolik. Namun, untuk bayi dan anak, tujuan dasar adalah pertumbuhan
yang memuaskan dan mencegah defisiensi. Nutrisi yang baik membantu
mencegah penyakit akut dan kronis dan mengembangkan kemampuan fisik
dan mental ; nutrisi juga harus memberikan cadangan untuk stres.
Dewan Makanan dan Nutrisi (NAS-NRC, 1989) telah
mengidentifikasi cadangan diet yang sesuai untuk sejumlah bahan yang
mencegah keadaan defisiensi pada kebanyakan orang. Karena beberapa
bahan pokok tetap tidak dapat diidentifikasi, diet yang divariasi mungkin
merupakan satu-satunya cara yang bijaksana yang dapat diberikan pada
mereka sesudah masa bayi awal. Hanya air susu ibu yang tampak
menyediakan semua bahan pokok untuk waktu yang lama. Walaupun
beberapa makanan pokok harus dimasukkan pada diet harian, yang lain
disimpan oleh tubuh dan mungkin disediakan secara periodik.
Walaupun setiap diet yang menghasilkan nutrisi baik sangat
bervariasi, kelebihan nutrien atau kalori ringan mungkin tidak diinginkan
sama seperti defisiensi ringan. Karena diet berpengaruh pada segi-segi
proses penuaan, misalnya, atherosklerosis dan umur panjang tetap tidak
dimengerti dengan sempurna, menghindari kalori dan masukan lemak
berlebihan tampak bijaksana pada semua umur.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
11
4. Fungsi Nutrisi dalam Tubuh
Tubuh kita terbentuk dari zat-zat yang berasal dari makanan. Oleh
karena itu kita memerlukan masukan makanan yaitu untuk memperoleh zat-
zat yang diperlukan tubuh. Zat-zat ini disebut nutrisi yang berfungsi
membentuk dan memelihara jaringan tubuh, memperoleh tenaga, mengatur
pekerjaan di dalam tubuh, dan melindungi tubuh terhadap serangan
penyakit. Dengan demikian, fungsi utama nutrisi adalah memberikan energi
bagi aktivitas tubuh, membentuk struktur kerangka dan jaringan tubuh serta
mengatur berbagai proses kimiawi tubuh.
Untuk pertumbuhan tubuh diperlukan zat yang disebut protein,
mineral dan juga air. Tenaga yang diperlukan untuk bekerja dan untuk
menjalankan aktivitas di dalam tubuh yaitu pencernaan makanan,
pernapasan dan peredaran darah diperoleh dari zat hidrat arang, lemak dan
protein. Protein digunakan untuk menghasilkan tenaga terutama bila jumlah
hidrat arang dan lemak tidak cukup. Zat-zat yang berfungsi memelihara,
mengatur kerja di dalam tubuh dan melindungi diri kita terhadap serangan
penyakit adalah mineral dan vitamin.
Anak-anak sekolah berada dalam masa pertumbuhan dan umumnya
mereka banyak, bermain dan belajar. Agar dapat tumbuh dengan baik,
mereka memerlukan bahan makanan mengandung protein dalam jumlah
cukup. Dalam sehari diperlukan 1-1,5 gram protein per kg berat badan.
Kalau mungkin, sumber protein yang mereka makan hendaknya berupa
bahan makanan hewani seperti ikan, telur, daging. Dan akan lebih baik
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
12
membiasakan dan mengusahakan agar mereka dapat minum susu sedikitnya
segelas sehari.
5. Prinsip-prinsip Nutrisi
Tubuh memerlukan bahan bakar untuk menyediakan energi untuk
fungsi organ dan pergerakan badan, untuk mempertahankan suhu tubuh, dan
untuk menyediakan material mentah untuk fungsi enzim, pertumbuhan,
penempatan kembali dan perbaikan sel. Metabolisme mengacu pada semua
reaksi biokimia dalam sel tubuh. Proses metabolik dapat menjadi anabolik
(membangun) atau katabolik (merusak). Makanan dimakan, dicerna, dan
diserap untuk menghasilkan energi yang diperlukan untuk reaksi ini.
Kebutuhan energi individu dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Kebutuhan energi seseorang ketika istirahat disebut laju metabolisme basal
(basal metabolic rate, BMR) adalah energi yang diperlukan pada tingkat
terendah fungsi selular. Persamaan umumnya digunakan untuk
memperkirakan penggunaan energi basal (basal energy expenditure, BBE)
pada orang dewasa dan anak yang berusia lebih dari 6 tahun ketika istirahat.
Sejumlah faktor, seperti aktivitas, penyakit, cedera, demam, infeksi,
pemasukan makanan, dan kelaparan dapat mengakibatkan BEE. Kebutuhan
energi untuk anak yang berusia di bawah enam tahun dihitung berdasarkan
berat badan dan usia. Kebutuhan energi juga dapat diperkirakan dengan
mengukur konsumsi oksigen dan produksi karbon dioksida dengan alat-alat
pedati pengukur metabolisme.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
13
Pada umumnya, ketika kebutuhan energi dipenuhi lengkap oleh
asupan kalori dan makanan, maka berat badan tidak berubah. Jika
pemasukan kalori melebihi kebutuhan energi, maka berat seseorang akan
menambah. Ketika pemasukan kalori gagal untuk memenuhi kebutuhan
energi, maka seseorang akan kehilangan berat badan.
Nutrien merupakan elemen penting untuk proses dan fungsi tubuh.
Enam kategori zat makanan adalah air, karbohidrat, protein, lemak, vitamin,
dan mineral. Kebutuhan energi dipenuhi dengan metabolisme karbohidrat,
protein, dan lemak. Air adalah komponen tubuh yang vital dan bertindak
sebagai penghancur zat makanan. Vitamin dan mineral tidak menyediakan
energi, tetapi penting untuk proses metabolisme dan keseimbangan asam-
basa.
Makanan kadang-kadang digambarkan menurut kepadatan nutrien,
proporsi nutrien penting untuk jumlah kalori. Makanan dengan kepadatan
nutrien tinggi, seperti buah-buahan dan sayur-sayuran, menyediakan
sejumlah besar nutrien yang berhubungan dengan kalori. Makanan dengan
kepadatan nutrien rendah, seperti gula dan alkohol, tinggi kalorinya tapi
berzat gizi rendah.
6. Kebutuhan Nutrisi pada Anak Usia Sekolah
Kebutuhan nutrisi pada setiap anak berbeda, mengingat kebutuhan
untuk pertumbuhan dan perkembangan sel atau organ pada anak berbeda,
dan perbedaan ini yang menyebabkan jumlah dan komponen zat gizi
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
14
berlainan. Secara umum kebutuhan nutrisi pada anak dapat dikelompokan
berdasarkan usia anak, mulai umur 0-4 bulan, 4-6 bulan, 6-9 bulan, 9-12
bulan, usia todller atau prasekolah, usia seolah dan usia remaja.
Pada usia sekolah ini kebiasaan makan pada anak tergantung pada
kehidupan sosial di sekolah, kadang-kadang anak malas makan di rumah
karena kondisi yang tidak di sukai, pada usia ini kemampuan makan dengan
menggunakan sendok, piring, garpu sudah baik. Pada usia sekolah tata cara
dalam makan seperti makan dengan duduk, mencucui tangan sebelum
makan, tidak mengisi mulut secara penuh dan mengambil makanan secara
bersamaan dan lain-lain kebiasaan tersebut harus dilakukan. Kadang-kadang
usia sekolah juga malas untuk makan akibat stres atau sakit sehingga perlu
pemantauan, dan anak sekolah cenderung suka makan secara bersamaan
dengan teman sekolahnya.
Anak sekolah mempunyai lingkungan sosial yang lebih luas selain
lingkungan keluarganya, yaitu lingkungan sekolah tempat anak belajar
mengembangkan kemampuan kognitif, interaksi sosial, nilai moral dan
budaya dari lingkungan kelompok teman sekolah dan guru. Bahkan bermain
dengan teman sekolah dirasakan anak sebagai sesuatu yang lebih
menyenangkan daripada bermain di lingkungan rumah. Pertumbuhan anak
tidak banyak mengalami perubahan yang berarti sehingga kebutuhan kalori
anak usia sekolah adalah 85 kkal per kg berat badan.
Beberapa karakteristik yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan
nutrisi yang perlu diperhatikan pada anak usia sekolah adalah anak dapat
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
15
mengatur pola makannya sendiri, adanya pengaruh teman atau jajanan
lingkungan sekolah dan di lingkungan luar rumah serta adanya reklame atau
iklan makanan tertentu di televisi yang dapat memengaruhi pola makan atau
keinginannya untuk mencoba makanan yang belum dikenalnya, kebiasaan
menyukai satu makanan tertentu berangsur-angsur hilang, dan pengaruh
aktivitas bermain dapat menyebabkan keinginan yang lebih besar pada
aktivitas bermain daripada makan.
Anjuran untuk orang tua dalam kaitannya dengan karakteristik
tersebut adalah motivasi orang tua untuk membiasakan anak dengan pola
makan yang baik, motivasi anak untuk tetap menyukai jenis makanan baru,
jelaskan pada anak bahwa waktu makan bersama keluarga adalah lebih baik
daripada bermain karena saat itu dapat menjadi kesempatan bagi anak untuk
berkonsultasi dengan orang tua dan bagi orang tua untuk mengetahui
pengalaman yang diperoleh anak di sekolah dan di lingkungan, dan fasilitasi
orang tua untuk tidak membiasakan anak mendapat jajan di sekolah ataupun
di lingkunagan luar rumah karena belum tentu sehat dan hal itu bukan pola
kebiasaan yang baik bagi anak. Anjurkan untuk selalu menyediakan
makanan kecil untuk dibawa ke sekolah maupun disediakan di rumah.
Anak-anak usia sekolah, 6 hingga 12 tahun, berkembang pada rata-
rata yang rendah dan terus-menerus, dengan penurunan bertahap dalam
kebutuhan energi per unit berat badan. Anak usia sekolah mencapai 3
hingga 5 kg dalam berat badan dan 6 cm dalam tinggi badan per tahun
hingga pubertas.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
16
Nafsu makan anak-anak usia sekolah lebih besar daripada mereka
yang lebih muda, dan asupan makanan lebih bervariasi. Asupan yang
direkomendasi termasuk dua porsi dari kelompok susu, 60 hingga 90 g
kelompok makanan daging, empat porsi atau lebih dari kelompok buah dan
sayuran (dengan sumber vitamin C sehari dan sumber vitamin A setiap hari
yang lain), tiga hingga empat porsi dari seluruh padi-padian dan roti yang
diperkarya gizinya dan sereal,dan 1 hingga 2 sendok teh margarin atau
mentega.
Walaupun nafsu makan lebih baik dan makanan yang dimakan lebih
bervariasi, diet anak usia sekolah harus hati-hati dikaji untuk kecukupan
protein, vitamin A dan C. Asupan susu biasanya melebihi rekomendasi.
Kendati demikian, anak usia sekolah seringkali gagal untuk makan sarapan
yang tepat dan memilih sarapan di sekolah yang tidak diawasi ; sebagai
hasil, susu dapat memberikan sumber nutrien yang baik. Lemak, gula dan
garam yang tinggi akibat terlalu bebas asupan makanan kudapan.
Kebutuhan nutrisi merupakan kebutuhan yang sangat penting dalam
membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak,
mengingat manfaat nutrisi dalam tubuh dapat membantu proses
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta mencegah terjadinya berbagai
macam penyakit akibat kurang nutrisi dalam tubuh seperti kurangnya energi
dan protein, anemia, defisiensi yodium, defesiensi seng (Zn), defisiensi
vitamin A, defisiensi thiamin, defisiensi kalium dan lain-lain yang dapat
menghambat proses tumbuh kembang anak. Terpenuhinya kebutuhan nutrisi
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
17
pada bayi dan anak diharapkan anak dapat tumbuh dengan cepat sesuai
dengan usia tumbuh kembang dan dapat meningkatkan kualitas hidup serta
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.
Selain kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktifitas sehari-
hari karena nutrisi juga sebagai sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai
organ dalam tubuh, dan juga sebagai sumber zat pembangun dan pengatur
dalam tubuh. Sebagai sumber tenaga nutrisi dapat diperoleh dari karbohidrat
sebanyak 50-55%, lemak sebanyak 30-35% dan protein sebanyak 15%.
Pemenuhan kebutuhan nutrisi pada anak haruslah seimbang di antara zat
gizi lain, mengingat banyak sekali ditemukan berbagai masalah dalam
pemenuhan kebutuhan nutrisi yang tidak seimbang seperti tidak suka
makan, tidak mau atau tidak mampu untuk makan padahal yang tidak
disukai makanan tersebut mengandung zat gizi yang seimbang, sehingga
harapan dalam pemenuhan gizi harus selaras, serasi dan seimbang tidak
terlaksana, di samping itu pada anak sakit dapat dijumpai masalah masukan
nutrisi yang kurang sedangkan kebutuhan dalam tubuh semakin meningkat
sehingga akan membutuhkan makanan tambahan seperti kalori vitamin, dan
mineral (Behrman, dkk, 1996 dalam Hidayat. 2005).
Upaya perbaikan pemenuhan kebutuhan nutrisi dalam rangka
membantu proses fisiologis dalam tubuh untuk proses tumbuh kembang
anak dan membantu aktivitas serta memelihara kesehatan salah satu bagian
dari upaya pemulihan kondisi anak. Dengan harapan anak akan menjadi
puas dan orang tua dapat membantu proses edukatif, kemudian juga dapat
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
18
membina kebiasaan waktu makan, meningkatkan selera makan, memilih
kemampuan dan kebiasaan yang baik, memilih jenis makanan, menentukan
jumlah makanan dan mendidik dalam berperilaku makan. Dalam proses
pemenuhan tersebut akan dipengaruhi oleh berbagai faktor di antara usia,
status nutrisi itu sendiri dan keadaan penyakit yang diderita anak sehingga
faktor tersebut harus mendapat perhatian dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi pada bayi dan anak (Pudjiadi, 2001).
7. Komponen Zat Gizi
Zat gizi merupakan komponen yang penting dalam nutrisi mengingat
zat gizi tersebut dapat memberikan fungsi tersendiri pada nutrisi, kebutuhan
nutrisi tidak akan berfungsi secara optimal kalau tidak mengandung
beberapa zat gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, demikian juga zat
gizi yang cukup pada kebutuhan nutrisi akan memberikan nilai yang
optimal. Ada beberapa komponen zat gizi yang dibutuhkan pada nutrisi bayi
dan anak yang jumlahnya sangat berbeda untuk setiap umur, secara umum
zat gizi dibagi menjadi dua golongan yaitu golongan makro dan golongan
mikro: untuk zat gizi golongan makro terdiri dari kalori dan air, untuk kalori
berasal dari karbohidrat, protein, dan lemak, air sedangkan kelompok zat
gizi mikro terdiri dari vitamin dan mineral.
a. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang tersedia dengan
mudah disetiap makanan, karbohidrat harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sebab kekurangan karbohidrat sekitar 15% dari kalori yang ada
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
19
maka dapat menyebabkan terjadi kelaparan dan berat badan menurun
demikian sebaliknya apabila jumlah kalori yang tersedia atau berasal dari
karbohidrat dengan jumlah yang tinggi dapat menyebabkan terjadi
peningkatan berat badan (obesitas). Dalam mendapatkan jumlah
karbohidrat yang cukup maka dapat didapatkan dari susu, padi-padian,
buah-buahan, sukrosa, sirup, tepung, dan sayur-sayuran.
b. Lemak
Lemak merupakan zat gizi yang berperan dalam pengangkut
vitamin A, D, E, K yang larut dalam lemak. Komponen lemak terdiri dari
lemak alamiah sekitar 98% di antaranya trigliserida dan gliserol
sedangkan 2% nya adalah asam lemak bebas di antaranya monogliserida,
digleserida dan fosfolipid termasuk lestinin, sefalin, sfingomielin dan
serebrosid. Lemak ini merupakan sumber yang kaya akan energi, sebagai
pelindung organ tubuh seperti pembuluh darah, saraf, organ, dan lain-lain
terhadap suhu tubuh, dapat membantu rasa kenyang (penundaan
pengosongan lambung), komponen lemak dalam tubuh harus tersedia
dalam jumlah yang cukup sebab kekurangan lemak akan menyebabkan
terjadinya perubahan kulit khususnya asam linoleat yang rendah, berat
badan kurang, akan tetapi apabila jumlah lemak yang banyak akan
menyebabkan terjadi hiperlipidemia, hiperkolesterol atau dapat
menyebabkan penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain, dan untuk
mendapat jumlah lemak yang cukup dapat diperoleh dari susu, mentega,
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
20
kuning telur, daging, ikan, keju, kacang-kacangan, dan minyak sayur
(Solihin Pudjiadi, 2001).
Tabel 2.1. Kebutuhan Energi perhari
Umur Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Energi (Kkal)
0-6 bulan 5,5 60 560 7-12 bulan 8,5 71 800 1-3 tahun 12 89 1220 4-6 tahun 18 108 1720 7-9 tahun 23,5 120 1860 Laki-laki
10-12 tahun 30 135 1950 13-15 tahun 40 152 2200 16-19 tahun 53 160 2360 Perempuan 10-12 tahun 32 139 1750 13-15 tahun 42 153 1900 16-19 tahun 46 154 1850
(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip dari
Solohin Pudjiadi, 2001)
c. Protein
Protein merupakan zat gizi dasar yang berguna dalam
pembentukkan protoplasma sel, selain itu tersedianya protein dalam
jumlah yang cukup penting untuk pertumbuhan dan perbaikan sel
jaringan dan sebagai larutan untuk keseimbangan osmotik. Protein ini
terdiri dari dua puluh enam asam amini di antaranya sembilan asam
amino esensial diantaranya theronin, valin, leusin, isoleusin, lisin,
triptofan, fenilalanin, metionin dan histidin, selebihnya asam amino
nonesensial. Jumlah protein dalam tubuh tersebut harus tersedia dalam
jumlah yang cukup apabila jumlahnya berlebih atau tinggi dapat
memperburuk insufiensi ginjal demikian juga apabila jumlahnya
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
21
kurang maka dapat menyebabakan, kelemahan, odem, dapat
kwashiokor apabila kekurangan protein saja tetapi jika kekurangan
protein dan kalori menyebabakan marasmus. Komponen zat gizi
protein dapat diperoleh dari susu, telur, daging, ikan, unggas, keju,
kedele, kacang, buncis, dan padi-padian (Pudjiadi, 2001).
Tabel 2.2. Kebutuhan Protein Per Hari
Umur Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Protein (gr)
0-6 bulan 5,5 60 12 7-12 bulan 8,5 71 15 1-3 tahun 12 89 23 4-6 tahun 18 108 32 7-9 tahun 23,5 120 36 Laki-laki
10-12 tahun 30 135 45 13-15 tahun 40 152 57 16-19 tahun 53 160 62 Perempuan 10-12 tahun 32 139 49 13-15 tahun 42 153 47 16-19 tahun 46 154 47
(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip
dari Solohin Pudjiadi, 2001)
Tabel 2.3. Kebutuhan Cairan Anak
Umur Rata-rata berat badan
Jumlah air dalam 24 jam (ml)
Jumlah air per kilogram berat
badan dalam 24 jam (ml)
6 tahun 20,0 1800-2000 90-100 10 tahun 28,7 2000-2500 70-85 14 tahun 45,0 2200-2700 50-60 18 tahun 54,0 2200-2700 40-50
(Sumber: Behrman, RE dkk, (1996).
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
22
d. Air
Air merupakan nutrisi yang sangat penting, mengingat kebutuhan
air pada bayi relatif tinggi 75-80% dari berat badan dibandingkan dengan
orang dewasa yang hanya 55-60%. Air bagi tubuh dapat berfungsi
sebagai pelarut untuk pertukaran seluler, sebagai medium untuk ion,
transpot nutrien dan produk buangan dan pengaturan suhu tubuh. Sumber
zat air dapat diperoleh dari air dan semua makanan.
e. Vitamin
Vitamin merupakan senyawa kebutuhan organik yang digunakan
untuk mengkatalisator metabolisme sel yang dapat berguna untuk
pertumbuhan dan perkembangan serta dapat mempertahankan organisme.
Tabel 2.4. Kebutuhan Vitamin Perhari
Umur Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Vit. A (RE)
Tiamin (mg)
Riboflavin (mg)
Niasin (mg)
B12 (mg)
Vit.C (mg)
0-6 bulan 5,5 60 350 0,3 0,3 2,5 0,1 25 7-12 bulan 8,5 71 350 0,4 0,4 3,8 0,1 25 1-3 tahun 12 89 350 0,5 0,6 5,4 0,5 25 4-6 tahun 18 108 360 0,7 0,9 7,6 0,7 25 7-9 tahun 23,5 120 407 0,7 0,9 8,1 0,9 25 Laki-laki
10-12 tahun 30 135 450 0,8 1,0 8,6 1,0 30 13-15 tahun 40 152 600 0,9 1,1 9,7 1,0 40 16-19 tahun 53 160 600 1,0 1,2 10,0 1,0 40 Perempuan 10-12 tahun 32 139 500 0,7 0,9 7,7 1,0 30 13-15 tahun 42 153 500 0,8 1,0 8,4 1,0 30 16-19 tahun 46 154 500 0,8 0,9 8,1 1,0 30
(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip dari
Solohin Pudjiadi, 2001)
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
23
f. Mineral
Mineral merupakan komponen zat gizi yang tersedia dalam
kelompok mikro, yang terdiri dari kalsium, klorida, kobalt, tembaga,
fluorin, jodium, besi, magnesium, mangan, fosfor, kalium, natrium,
sulfur, dan seng dan harus tersedia dalam jumlah yang cukup.
Tabel 2.5. Kebutuhan Mineral Per Hari
Umur Berat badan (kg)
Tinggi badan (cm)
Kalsium (mg)
Fosfor (mg)
Besi (mg)
Seng (mg)
Iodium (mg)
0-6 bulan 5,5 60 600 200 3 3 50 7-12 bulan 8,5 71 400 250 5 5 70 1-3 tahun 12 89 500 250 8 10 70 4-6 tahun 18 108 500 350 9 10 100 7-9 tahun 23,5 120 500 400 10 10 120 Laki-laki
10-12 tahun 30 135 700 500 14 15 150 13-15 tahun 40 152 700 500 17 15 150 16-19 tahun 53 160 600 500 23 15 150 Perempuan 10-12 tahun 32 139 700 450 14 15 150 13-15 tahun 42 153 700 450 19 15 150 16-19 tahun 46 154 800 450 25 15 150
(Sumber: Widya Karya Nasional Panganan dan Gizi, 1988, dikutip dari Solohin Pudjiadi, 2001)
B. Pertumbuhan
1. Pengertian
Whaley dan Wong (2000) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu
peningkatan jumlah dan ukuran, sedangkan perkembangan menitikberatkan
pada perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah
ke tingkat yang paling tinggi dan komplek melalui proses maturasi dan
pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada
kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel
tubuh yang dituju, sedangkan perkembangan menitikberatkan pada
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
24
perubahan yang terjadi secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke
tingkat yang paling tinggi dan kompleks melalui proses maturasi dan
pembelajaran. Jadi, pertumbuhan berhubungan dengan perubahan pada
kuantitas yang maknanya terjadi perubahan pada jumlah dan ukuran sel
tubuh yang ditujukan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat seluruh
bagian tubuh.
Marlow (1998) mengemukakan pertumbuhan sebagai suatu
peningkatan ukuran tubuh yang dapat diukur dengan meter atau sentimeter
untuk tinggi badan dan kilogram atau gram untuk berat badan. Pertumbuhan
ini dihasilkan oleh adanya pembelahan sel dan sintesis protein dan setiap
anak mempunyai potensi gen yang berbeda untuk tumbuh.
Melihat uraian kedua pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa
pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu, yaitu
secara bertahap anak-anak akan semakin bertambah berat dan tinggi. Jadi,
pertumbuhan berkaitan dengan kuantitas individu fisik anak .
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
Setiap individu berbeda dalam proses pertumbuhan dan
perkembangannya karena pertumbuhan dan perkembangan anak
dipengaruhi oleh beberapa faktor baik secara herediter maupun lingkungan
(Wong, 2000). Faktor tersebut adalah herediter, lingkungan dan internal.
a. Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan (herediter)
Faktor pertumbuhan yang dapat diturunkan adalah jenis kelamin,
ras, dan kebangsaan (Marlow, 1998). Jenis kelamin ditentukan sejak awal
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
25
dalam kandungan (fase konsepsi) dan setelah lahir, anak laki-laki
cenderung lebih tinggi dan berat daripada anak perempuan dan hal ini
bertahan sampai usia tertentu karena anak perempuan biasanya lebih
awal mengalami masa pubertas sehingga kebanyakan pada usia tersebut,
anak perempuan lebih tinggi dan besar. Akan tetapi, begitu anak laki-laki
memasuki masa pubertas, mereka akan berubah lebih tinggi dan besar
daripada anak perempuan.
Ras atau suku bangsa dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak. Beberapa suku bangsa menunjukkan karakteristik
yang khas, misalnya Suku Asmat di Irian Jaya secara turun-temurun
berkulit hitam. Demikian juga kebangsaan tertentu menunjukkan
karakteristik tertentu seperti bangsa Asia cenderung pendek dan kecil,
sedangkan bangsa Eropa dan Amerika cenderung tinggi dan besar.
b. Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak adalah lingkungan pranatal, lingkungan eksternal,
dan lingkungan internal anak.
1. Lingkungan pranatal
Lingkungan di dalam uterus sangat besar pengaruhnya terhadap
perkembangan fetus, terutama karena ada selaput yang menyelimuti
dan melindungi fetus dari lingkungan luar. Beberapa kondisi
lingkungan dalam uterus yang dapat mengganggu pertumbuhan dan
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
26
perkembangan janin adalah gangguan nutrisi ibu kurang mendapat
gizi adekuat baik secara kualitas maupun kuantitas, gangguan
endokrin pada ibu seperti menderita diabetes melitus, ibu yang
mendapat terapi sitostatika atau yang mengalami infeksi rubela,
toksoplasmosis, sifilis dan herpes. Intinya, yang dialami oleh ibu akan
berdampak pada kondisi pertumbuhan dan perkembangan fetus.
2. Pengaruh budaya lingkungan
Budaya keluarga atau masyarakat akan mempengaruhi mereka
mempersiapkan dan memahami kesehatan serta berperilaku hidup
sehat. Pola perilaku ibu yang sedang hamil dipengaruhi oleh budaya
yang dianutnya, misalnya adanya beberapa larangan untuk makan
tertentu padahal zat gizi tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin.
Begitu juga keyakinan untuk melahirkan dengan meminta pertolongan
petugas kesehatan di sarana kesehatan atau tetap memilih dukun
beranak, dilandasi oleh nilai budaya yang dimiliki. Setelah anak lahir,
dia dibesarkan dengan pola asuh keluarga yang juga dilandasi oleh
nilai budaya yang ada di masyarakat. Anak yang dibesarkan di
lingkungan petani di pedesaan akan mempunyai pola kebiasaan atau
norma perilaku yang berbeda dengan mereka yang dibesarkan di kota
besar seperti metropolitan Jakarta.
3. Status sosial dan ekonomi keluarga
Anak yang berada dan dibesarkan dalam lingkungan keluarga
yang sosial ekonominya rendah, bahkan punya banyak keterbatasan
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
27
untuk memberi makanan bergizi, membayar biaya pendidikan dan
memenuhi kebutuhan primer lainnya, tentunya keluarganya akan
mendapat kesulitan untuk membantu anak mencapai tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak yang optimal sesuai dengan
tahapan usianya. Keluarga dengan latar belakang pendidikan rendah
juga seringkali tidak dapat, tidak mau, atau tidak meyakini pentingnya
penggunaan fasilitas kesehatan yang dapat menunjang pertumbuhan
dan perkembangan anaknya, misalnya pentingnya imunisasi untuk
anak atau penggunaan sarana kesehatan untuk berobat sehingga pada
akhirnya mereka masih menggunakan praktik pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, yaitu pergi ke dukun yang praktik pertolongannya
belum dapat dibuktikan hasilnya secara ilmiah untuk mempertahankan
kesehatan anak.
4. Nutrisi
Telah dibuktikan bahwa untuk bertumbuh dan berkembang,
anak membutuhkan zat gizi yang esensial mencakup protein, lemak,
karbohidrat, mineral, vitamin, dan air yang harus dikonsumsi secara
seimbang, dengan jumlah yang sesuai kebutuhan pada tahap usianya.
Khusus selama periode pertumbuhan dan perkembangan yang cepat
seperti masa pranatal, usia bayi, atau remaja akan membutuhkan lebih
banyak kalori dan protein. Anak dapat mengalami hambatan
pertumbuhan dan perkembangan hanya karena kurang adekuatnya
asupan zat gizi tersebut.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
28
Asupan nutrisi yang berlebihan juga dapat menimbulkan
dampak yang buruk pula bagi kesehatan anak, misalnya terjadi
penumpukan kadar lemak yang berlebihan dalam sel/jaringan, bahkan
pada pembuluh darah sehingga bila anak sakit, pertumbuhan dan
perkembangannya juga terganggu.
Penyebab status nutrisi kurang pada anak yaitu asupan nutrisi
yang tidak adekuat baik secara kuantitatif maupun kualitatif,
hiperaktivitas fisik atau istirahat yang kurang adekuat, adanya
penyakit yang menyebabkan peningkatan kebutuhan nutrisi dan stres
emosi yang dapat menurunkan nafsu makan atau absorpsi makanan
yang tidak adekuat.
5. Iklim dan cuaca
Iklim tertentu dapat mempengaruhi status kesehatan anak,
seperti pada musim penghujan yang dapat menimbulkan bahaya banjir
pada daerah tertentu, akan menyebabkan sulitnya transportasi
sehingga sulit mendapatkan bahan makanan, bahkan timbul berbagai
penyakit menular, seperti diare dan penyakit kulit, yang dapat
mengancam semua orang termasuk bayi dan anak-anak. Terlebih lagi
pada bayi dan anak-anak yang sangat rentan terhadap penyakit
menular, apabila daya tahan tubuh sedang menurun yang juga akibat
tidak adekuatnya status nutrisi, mereka akan dengan mudah terjangkit
penyakit menular tersebut. Pada beberapa tempat endemis untuk
terjadi wabah demam berdarah, terjadinya perubahan cuaca akan
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
29
berakibat atas meningkatnya angka kejadian demam berdarah.
Demikian juga dimusim kemarau ketika sulit mendapatkan air bersih,
angka kejadian seperti diare akan meningkat. Oleh karena itu,
masyarakat harus mempunyai kemampuan untuk mengantisipasi
kejadian tersebut dan melakukan tindakan pencegahan. Status
kesehatan anak tentunya akan berdampak pada proses pertumbuhan
dan perkembangan.
6. Olahraga/latihan fisik
Olahraga atau latihan fisik berdampak pada pertumbuhan fisik
maupun perkembangan psikososial anak. Secara fisik, manfaat
olahraga atau latihan fisik yang teratur dapat meningkatkan sirkulasi
darah sehingga akan meningkatkan suplai oksigen ke seluruh tubuh.
Selain itu, olahraga akan meningkatkan aktivitas fisik dan
menstimulasi perkembangan otot dan pertumbuhan sel. Pada saat
olahraga, anak juga akan berinteraksi dengan teman sepermainan dan
mengenal aturan yang berlaku serta belajar menaatinya untuk tujuan
bersama, misalnya sepak bola yang dilakukan sekelompok anak
sekolah. Aktivitas fisik dari sepak bola akan membantu pertumbuhan
sel, selain itu kepada anak juga dapat ditanamkan aturan permainan
yang harus diikuti bersama dan interaksi sosial yang dijalankan
membantu mereka memiliki kemampuan untuk berkomunikasi dengan
teman sesama.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
30
7. Posisi anak dalam keluarga
Posisi anak sebagai anak tunggal, anak sulung, anak tengah, atau
anak bungsu akan mempengaruhi pola anak tersebut diasuh dan
dididik dalam keluarga. Anak tunggal tidak mempunyai teman bicara
dan beraktivitas kecuali dengan orang tuanya. Oleh karena itu,
kemampuan intelektual anak tunggal akan lebih cepat berkembang
dan mengembangkan harga diri yang positif karena secara terus-
menerus berinteraksi dengan orang dewasa, yaitu orang tuanya dan
mendapatkan stimulasi secara psikososial. Akan tetapi, biasanya
mereka akan lebih tergantung dan kurang mandiri. Perkembangan
motorik lebih lambat karena tidak ada stimulan untuk melakukan
aktivitas fisik yang biasanya dilakukan oleh saudara kandungnya.
Anak pertama biasanya mendapat perhatian penuh karena belum
ada saudara yang lain. Segala kebutuhan dipenuhi, tetapi di lain pihak
biasanya oarang tua dengan anak pertama belum memiliki banyak
pengalaman dalam mengasuh anak dan cenderung terlalu melindungi
sehingga seringkali anak tumbuh menjadi anak yang perfeksionis dan
cenderung pencemas.
Anak tengah berada di antara anak tertua dan anak bungsu.
Orang tua biasanya sudah lebih percaya diri merawat anak, bahkan
cenderung agak kurang peduli. Anak mempunyai kesempatan untuk
belajar berkomunikasi dan lebih mampu beradaptasi di antara anak
terbesar dan anak terkecil. Hal tersebut sering kali membuat anak
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
31
lebih mandiri, tetapi biasanya kurang maksimal dalam pencapaian
prestasi dibanding anak pertama.
Sesuai dengan posisinya, anak terkecil adalah yang termuda
usianya dalam keluarga dan biasanya mendapat perhatian penuh dari
seluruh anggota keluarga sehingga membuat anak mempunyai
kepribadian yang hangat, ramah, dan penuh perhatian pada orang lain.
Walaupun demikian, semua uraian di atas hanyalah satu tinjauan dari
lingkungan anak karena ada faktor lain yang dapat memengaruhi
proses pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu faktor internal.
c. Faktor internal
Berikut ini akan diuraikan faktor internal yang dapat memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak.
1. Kecerdasan
Kecerdasan dimiliki anak sejak dilahirkan. Anak yang
dilahirkan dengan tingkat kecerdasan yang rendah tidak akan
mencapai prestasi yang cemerlang walaupun stimulus yang diberikan
lingkungan demikian tinggi. Sementara anak yang dilahirkan dengan
tingkat kecerdasan tinggi dapat didorong oleh stimulus lingkungan
untuk berpartisipasi secara cemerlang.
2. Pengaruh hormonal
Ada tiga hormonal utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak, yaitu hormon somatotropik, hormon tiroid, dan
hormon gonadotropin. Hormon somatotropik (growth hormone)
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
32
terutama digunakan selama masa kanak-kanak yang memengaruhi
pertumbuhan tinggi badan karena menstimulasi terjadinya proliferasi
sel kartilago dan sistem skeletal. Apabila kelebihan, hal ini akan
menyebabkan gigantisme, yaitu anak tumbuh sangat tinggi dan besar
dan apabila kekurangan, menyebabkan dwarfism atau kerdil. Hormon
tiroid menstimulasi metabolisme tubuh, sedangkan hormon
gonadotropik menstimulasi pertumbuhan sel interstisial dari testis
untuk memproduksi testosteron, dan ovarium untuk memproduksi
estrogen. Selanjutnya, testosteron akan menstimulasi perkembangan
karakteristik seks sekunder anak laki-laki, yaitu menghasilkan
spermatozoa, sedangkan estrogen akan menstimulasi perkembangan
karakteristik seks sekunder anak perempuan, yaitu menghasilkan
ovum.
3. Pengaruh emosi
Orang tua terutama ibu adalah orang terdekat tempat anak
belajar untuk bertumbuh dan berkembang. Anak belajar dari orang
tua untuk dapat memenuhi kebutuhan dasarnya sendiri. Dengan
demikian, apabila orang tua memberi contoh perilaku emosional,
seperti melempar sandal atau sepatu bekas dipakai, membentak saat
anak rewel, marah saat jengkel, anak akan belajar menirukan perilaku
orang tua tersebut. Anak belajar mengekspresikan perasaan dan
emosinya dengan meniru perilaku orang tuanya. Apabila pola seperti
ini diabaikan, anak akan mengembangakan perilaku emosional seperti
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
33
di atas ini dibiarkan, anak akan mengembangkan perilaku emosional
seperti di atas karena maturasi atau pematangan kepribadian diperoleh
anak melalui proses belajar dari lingkungan keluarganya. Oleh karena
itu, orang tua harus berhati-hati dalam bersikap apabila orang tua
senang membentak, anak akan belajar untuk bicara kasar pada orang
lain. Apabila orang tua suka memukul saat marah dan jengkel, anak
akan belajar bersikap kasar pada orang lain. Orang tua adalah model
peran bagi anak.
C. Anak Usia Sekolah
1. Pengertian
Anak usia antara 6-12 tahun, periode yang kadang-kadang disebut
sebagai masa kanak-kanak pertengahan atau masa laten, mempunyai
tantangan baru. Kekuatan kognitif untuk memikirkan banyak faktor secara
stimulasi memberikan kemampuan pada anak usia sekolah untuk
mengevaluasi diri sendiri dan merasakan evaluasi teman-temannya. Sebagai
akibatnya penghargaan diri menjadi masalah sentral. Tidak seperti bayi dan
anak prasekolah, anak-anak usia sekolah dinilai menurut kemampuannya
untuk menghasilkan hasil yang bernilai sosial seperti niali-nilai atau
pekerjaan yang baik. Karenanya, Erikson mengidentivikasi masalah sentral
psikososial pada masa ini sebagai kritis antara keaktifan dan inferioritas.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
34
Anak usia sekolah menurut WHO (World Health Organization) yaitu
golongan anak yang berusia antara anak 7-15 tahun, sedangkan di Indonesia
lazimnya anak yang berusia 7-12 tahun.
Anak usia sekolah merupakan periode anak periode ini dimulai pada
usia 6 tahun sampai 11 tahun atau 12 tahun, dengan pertumbuhan anak laki-
laki sedikit lebih meningkat dari pada perempuan, dan perkembangan
motorik lebih sempurna (Supartini, 2004).
2. Karakteristik
Anak usia sekolah merupakan golongan yang mempunyai karakteristik
mulai mencoba mengembangkan kemandirian dan menentukan batasan-
batasan norma. Disinilah variasi individu mulai lebih mudah dikenali seperti
pertumbuhan dan perkembangannya, pola aktivitas, kebutuhan gizi,
perkembangan kepribadian, serta asupan makanan (Yatim, 2005). Ada
beberapa karakteristik lain anak usia ini adalah sebagai berikut:
- Anak banyak menghabiskan waktu di luar rumah
- Aktivitas fisik anak semakin meningkat
- Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya
Anak akan banyak berada di luar rumah untuk jangka waktu antara 4-5
jam. Aktivitas fisik semakin meningkat seperti pergi dan pulang sekolah,
bermain dengan teman, akan meningkatkan kebutuhan energi. Apabila anak
tidak memperoleh energi sesuai kebutuhannya maka akan terjadi
pengambilan cadangan lemak untuk memenuhi kebutuhan energi, sehingga
akan menjadi lebih kurus dari sebelumnya (Khomsan, 2010).
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
35
Pada usia ini anak akan mencari jati dirinya dan akan sangat mudah
terpengaruh lingkungan sekitarnya, terutama teman sebaya yang
pengaruhnya sangat kuat seperti anak akan merubah perilaku dan kebiasaan
temannya, termasuk perubahan kebiasaan makan. Peranan orangtua sangat
penting dalam mengatur aktivitas anaknya sehari misalnya pola makan,
tidur dan aktivitas bermain anak.
Ciri – Ciri Anak Usia Sekolah menurut Supartini (2004), yaitu :
a. Perkembangan psikoseksual
Pada perkembangan psikoseksual anak usia sekolah dapat
dikatakan fase laten, yaitu menggunakan energi fisik dan psikologis yang
merupakan media untuk mengeksplorasi pengetahuan dan
pengalamannya melalui aktivitas fisik maupun sosial.
b. Perkembangan psikososial
Pada anak usia sekolah tergolong fase industry versus inferiority,
yaitu anak akan belajar untuk bekerja sama dan bersaing dengan anak
lainnya melalui kegiatan yang dilakukan baik dalam kegiatan akademik
maupun dalam pergaulan melalui permainan yang dilakukan bersama.
c. Perkembangan kognitif
Pada usia ini perkembangan pada tahap concrete operational,
pemikiran meningkat atau bertambah logis dan konheren. Kemampuan
berfikir anak sudah rasional, imajinatif, dan dapat menggali objek atau
situasi lebih banyak untuk memecahkan masalah.
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
36
3. Ciri-ciri Tumbuh Kembang Anak
a. Kembang adalah proses yang terus-menerus sampai maturasi atau
dewasa, dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungan.
b. Dalam periode tertentu terdapat adanya masa perlambatan, serta laju
tumbuh kembang yang berlainan diantara organ-organ.
c. Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda
antara anak satu dengan lainnya.
d. Perkembangan erat hubungannya dengan maturasi system susunan
syaraf.
e. Aktifitas seluruh tubuh diganti respon individu yang khas.
f. Arah perkembangan anak adalah cephalocaudal.
g. Refleks primitif seperti reflex memegang dan berjalan akan menghilang
sebelum gerakan volunteer tercapai.
4. Tumbuh Kembang Masa Sekolah
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa sekolah akan mengalami
proses percepatan pada umur 10-12 tahun, penambahan berat badan per
tahun angka dapat 2,5 kg dan ukuran panjang tingi badan sampai 5 cm
pertahunnya. Pada usia sekolah ini secara umum aktivitas fisik pada anak
akan semakin tinggi dan memperkuat kemampuan motoriknya.
Pertumbuhan jaringan limfatik pada usia ini akan semakin besar bahkan
melebihi jumlahnya orang dewasa. Kemampuan kemandirian anak akan
semakin dirasakan dimana lingkungan luar rumah dalam hal ini adalah
sekolah cukup besar, sehingga beberapa masalah sudah mampu diatasi
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
37
dengan sendirinya dan anak sudah mampu menunjukkan penyesuaian diri
dengan lingkungan yang ada, rasa tanggung jawab dan percaya diri dalam
tugas sudah mulai terwujud sehingga dalam menghadapi kegagalan maka
anak sering kali dijumpai reaksi kemarahan atau kegelisahan, perkembangan
kognitif, psikososial, interpersonal, psikoseksual, moral, dan spiritual sudah
mulai menunjukkan kematangan pada masa ini. Secara khusus
perkembangan pada masa ini anak banyak mengembangan kemampuan
interaksi sosial, belajar tentang nilai moral dan budaya dari lingkungan
keluarganya dan mulai mencoba mengambil bagian dari kelompok untuk
berperan, terjadi perkembangan menulis serta berhitung, belajar menghargai
di sekolah.
5. Penilaian Pertumbuhan Fisik Anak
Penilaian tumbuh kembang perlu dilakukan untuk menentukan apakah
tumbuh kembang seorang anak berjalan normal atau tidak, baik dilihat dari
segi medis maupun statistik. Anak yang sehat akan menunjukkan tumbuh
kembang yang optimal, apabila diberikan lingkungan bio-fisiko-psikososial
yang adekuat.
Proses tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan
mulai dari konsepsi sampai dewasa, yang mengikuti pola tertentu yang khas
untuk setiap anak. Proses tersebut merupakan proses interaksi yang terus
menerus serta rumit antara faktor genetik dan faktor lingkungan bio-fisiko-
psikososial tersebut. Untuk mengetahui tumbuh kembang anak, terutama
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
38
pertumbuhan fisiknya digunakan parameter-parameter tertentu. Berikut ini
adalah alat ukur status pertumbuhan anak :
a. Menggunakan Mean dan Standar Deviasi (SD)
Mean adalah nilai rata-rata ukuran anak yang dianggap normal,
dengan cara ini seorang anak dapat ditentukan posisinya, yaitu:
- Mean ± 1 SD mencakup 66,6%
- Mean ± 2 SD mencakup 95%
- Mean ± 3 SD mencakup 97,7%
Standar deviasi unit (SD)
Standar deviasi unit disebut juga Z skor. WHO menyarankan
menggunakan cara ini untuk meneliti dan untuk memantau
pertumbuhan (Supariasa, 2001). Rumus menghitung Z skor adalah Z
rujukanbakusimpangannilairujukanmediannilaisubjekindividunilaiskor
⋅⋅⋅⋅⋅−⋅⋅
=
b. Indeks Masa Tubuh (IMT)
Pengukuran status gizi anak sekolah dapat dilakukan dengan
indeks antropometri dan menggunakan indeks massa tubuh (IMT)
anak sekolah, dengan rumus: IMT = BB (Kg) : TB2 (m).
Batas ambang IMT Indonesia (Depkes, 2003)
Laki-laki: - Kurus <18 Kg/m2
-Normal 18-25 Kg/m2
-Kegemukan tingkat ringan >25-27 Kg/m2
-Kegemukan tingkat berat >27 Kg/m2
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
39
Perempuan:- Kurus <17 Kg/m2
-Normal 17-23 Kg/m2
-Kegemukan tingkat ringan >23-27 Kg/m2
-Kegemukan tingkat berat >27 Kg/m2
Klasifikasi IMT menurut Kemenkes RI 2010 untuk anak usia 5-18
tahun adalah:
- Z-skor ≥ +2 :Obesitas
- +1 ≤ Z-skor < +2 :Gemuk
- -2 ≤ Z-skor < +1 :Normal
- -3 ≤ Z-skor <-2 : Kurus
- Z-skor <-3 :Sangat kurus
c. Berat Badan terhadap Umur (BB/U)
< -3 SD Gizi buruk
-3 SD s/d < -2 SD Gizi kurang
-2 SD s/d + 2 SD Gizi baik
> + 2 SD Gizi lebih
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
40
D. Kerangka Teori Penelitian
Gambar 2.1: Kerangka Teori Penelitian Keterangan: : yang diteliti Nutrisi Pola Makan
Pertumbuhan Anak
Usia Sekolah
Faktor Lingkungan
Faktor Herediter
1.Ras
2.Kelamin
3.Kebangsaan
Faktor Internal
Kecerdasaan
Pengaruh hormonal
Pengaruh emosi
Lingkungan Pranatal
Pengaruh budaya lingkungan
Status sosial &ekonomi keluarga
Nutrisi
Iklim & cuaca
Olahraga/latihan fisik
Posisi anak dalam keluarga
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017
41
E. Kerangka Konsep Penelitian
Variabel bebas Variabel terikat
Gambar 2.2: Kerangka Konsep Penelitian
F. Hipotesis
Hipotesis adalah sebuah pernyataan tentang pengaruh yang diharapkan
anatara variabel yang dapat diuji secara empiris. Hipotesis adalah suatu
kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari suatu penelitian. Biasanya
hipotesis terdiri dari pernyataan terhadap ada atau tidaknya hubungan antara
variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat (Notoatmodjo, 2010).
Hipotesis dari penelitian ini adalah: “Ada hubungan pola makan terhadap
pertumbuhan anak usia sekolah”.
Pola makan Pertumbuhan
anak usia sekolah
Hubungan Pola Makan..., Nurul Fatah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2017